Jobtre Ika Baru Lg

download Jobtre Ika Baru Lg

of 41

Transcript of Jobtre Ika Baru Lg

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Job Training adalah aplikasi atau praktek dan pelaksanaan dari teori-tori yang dipelajari diperkuliahan secara faktual dimana pada kegiatan ini, mahasiswa akan memperoleh hal yang dapat dijadikan sebagai suatu pengalaman kerja (simulasi kerja) sebelum menjalani kegiatan / aktifitas kerja yang sebenarnya, serta mahasiswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang diterima dari hasil job training tersebut. Job Training merupakan salah satu prasyarat mata kuliah yang wajib ditempuh dalam Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (UNPAD) jurusan Hubungan Masyarakat, tentunya setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak akademis. Ilmu dikatakan bermanfaat jika telah diterapkan dan berguna bagi dunia kerja dan masyarakat luas. Pelaksanaan Job Training Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD jurusan Humas dapat dilakukan di instansi-instansi yang memiliki sistem kerja Kehumasan dan memiliki bagianbagian atau biro-biro khusus mengenai keinformasian, yang mengenai komunikasi organisasi secara internal dan eksternal. Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan

di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun

1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia. Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut.Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang

menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter. Restrukturisasi perbankan tersebut dilakukan melalui upaya memulihkan kepercayaan masyarakat, program rekapitalisasi, program restrukturisasi kredit, penyempurnaan ketentuan perbankan, dan peningkatan fungsi pengawasan bank. Public Relations adalah sebuah profesi yang menjalankan komunikasi dengan berbagai macam arah dan bentuk. Profesi ini memiliki peranan yang amat penting dalam keberlangsungan suatu organisasi atau perusahaan. Bank Indonesia terdiri dari berbagai divisi di dalamnya yang terbagi ke dalam direktoratdirektorat yang berbeda, seperti direktorat perbankan maupun inflasi, dan di dalam Bank Indonesia itu sendiri terdapat divisi humas yang disebut sebagai Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat yang di dalamnya berfungsi merancang strategi-strategi yang bersifat kehumasan mengenai Bank Indonesia. Sejalan dengan keinginan untuk membentuk lulusan yang profesional, maka Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran menjadikan Job Training sebagai salah satu syarat yang harus diikuti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarjana. Dengan Job Training di perusahaanperusahaan yang

terkait dengan dunia komunikasi, diharapkan mahasiswa Ilmu Komunikasi lebih mengenal dunia kerjanya sekaligus belajar menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah.

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas dan dengan didorong oleh minat, keingintahuan, serta latar belakang pendidikan saya, maka penulis memilih Bank Indonesiasebagai tempat pelaksanaan job training di karenakan penulis ingin mengetahui bagaimana Bank Indonesia menjalankan fungsi-fungsi kehumasan di bidang perbankan. Dengan demikian Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat (DPSHM) bagian internal di Bank Indonesia adalah

bidang yang saya anggap cukup relevan untuk pelaksanaan Job Training ini. Oleh karena itu penulis membuat judul laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah Kegiatan bidang Internal Tim Riset dan Analisis Kehumasan di Bank Indonesia Jakarta Pusat 1.2 Maksud dan Tujuan Dilaksanakannya Job Training1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai seluk beluk dunia humas

khususnya di bidang internal dan dapat mengetahui dengan langsung bagaimana prosesnya.2. Mempelajari, mengetahui, memahami dan mendeskripsikan tugas, tanggung jawab, dan

fungsi Humas di dalam struktur organisasi khususnya di Bank Indonesia.3. Menjabarkan aktivitas yang di lakukan oleh Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat (DPSHM) dalam menjalankan fungsi kehumasan.

4. Memperkenalkan mahasiswa dalam dunia kerja yang spesifik dan memberikan bekal kepada mahasiswa dalam memasuki dunia kerja yang nyata.5. Mempraktekan teori-teori yang berhubungan dengan kehumasan yang selama ini di dapat

di bangku perkuliahan.

6. Untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

1.3 Kegunaan Penulisan Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun diferensiasi untuk laporan serupa bagi ilmu komunikasi khususnya bidang kajian hubungan masyarakat di bidang internal khususnya yang berkaitan dengan kegiatan media monitoring, dimana kegiatan tersebut merupakan cerminan kegiatan yang dilakukan seorang humas, yakni mengamati setiap perkembangan pemberitaanyang diterbitkan oleh media tentang Bank Indonesia, baik itu berita negative maupun berita positif.

1.4 Metode Pengumpulan Data dan Pendekatan Kegiatan Dalam melaksanakan kegiatan Job Training pada unit Public and Marketing Communication (PMC) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah: 1. Observasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap halhal yang dipelajari selama praktek.

2.

Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang mengetahui terhadap hal-hal yang dipelajari selama Job Training.

3.

Studi Kepustakaan

Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca atau mempelajari referensi-referensi yang berhubungan dengan masalah yang menjadi topik dalam Job Training ini. Sedangkan pendekatan kegiatan yang dilakukan oleh penulis terbagi menjadi tiga tahap yaitu pendekatan observasi, pendekatan training dan pendekatan praktek langsung. Namun pada prakteknya, pembimbing lapangan memberikan pembinaan, bimbingan dan arahan dimana penulis mempelajari berbagai macam ilmu dan mendapatkan berbagai macam informasi.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Job Training dimulai pada tanggal 1 Desember 2010 samapai dengan tanggal 31 Desember 2010. Kerja praktek dilaksanakan selama lima hari seminggu setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada pukul 07.15-16.15 WIB dan waktu istirahat terhitung dari pukul 12.00-13.00 WIB. Kegiatan Job Training dilakukan di Bank Indonesia JL. MH. Thamrin 2 Jakarta 10110 Jakarta Pusat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Humas

2.1.1. Pengertian Humas / Public Relations Public Relations (PR) atau Humas menyangkut dan berhubungan penting dengan kemajuan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Public Relations berhubungan langsung dan menyangkut seluruh komunikasi yang berlangsung pada suatu organisasi. Komunikasi yang dilakukan Public Relations mencakup publik internal dan publik eksternal. Public Relations banyak dipraktekan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dikutip oleh effendy dalam bukunya Human Ralations dan Public Relations, definisi Public Relations menurut L. Ror Blementhal dalam bukunya The Practice of Public Relations adalah : Public Relations adalah seni membina pribadi seseorang hingga taraf yang

memungkinkan ia mampu menhadapi keadaan darurat dalam kehidupan saharihari, termasuk bidang psikologis. Seni melaksanakan tugass yang sama untuk bisnis, lembaga, pemerintah dan lain-lain, baik yang menimbulkan maupun yang tidak, termasuk Public Relations (1993:94).

Dari pengertian diatas makan dapat dikatakan bahwa Public Relations hanyalah terdapat dalam suatu organisasi, dimana organisasi tersebut jelas strukturnya dan jelas pula adanya pemimpin dan yang dipimpin. Dengan adanya Public Relations dapat mengefektifkan dan

mengefisienkan upaya pencapaian tujuan organisasi. Definisi lain mengenai Public Relations menurut Jefkins dalam bukunya Public Relations edisi ke-empat, adalah sebagai berikut : Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suattu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berdasarkan pada saling pengertian.(1992:9)

Dengan definisi di atas, maka hal yang terpenting disini adalah komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations dalam sebuah organisasi tersebut sasarannya mencakup ublic internal dan publik eksternal, dimana komunikasi tesebut sudah terencana. Organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dan tidak terbatas pada saling pengertian saja melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian tersebuut. Tujuan khusus itu adalah penaggulangan masalahmasalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya saja pengubahan sikap yang negatif menjadi positif. Menurut Pernyataan Meksiko (The Mexian Statment) 1978, yang dikutip Jefkins pada bukunya Public Relations edisi ke-empat adalah sebagi berikut : Public Relations adalah seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemugkinan konsekuensi darinya, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi atau kepentingan khalayaknya.(1992:9)

Dengan melihat definisi di atas, maka seorang Public Relations

haruslah mampu

menganalisis kecenderungan yang menisyaratkan bahwa Public Relations diwajibkan untuk menerapkan teknik-teknik sebelum merancanakan suatu program, dimana teknik-teknik tersebut menonjolkan tanggung jawab organisasi atas kepentingan publik atau kepentingan masyarkat luas. Definisi lainnya menurut Effendy dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, adalah sebagai berikut : Public Relations adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik

secaratimbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama. (2002:23)

Dengan demikian maka Public Relations dalam prosesnya melakukan komunikasi dua arah timbal balik (Two Way Traffic Reciprocal Communication). Komunikasi ini berbentuk penyampaian dan penyebaran informasi baik ke publik internal maupun publik eksternal yang menimbulkan timbal balik dari apa yang dilakukan oleh Public Relations ,dimana opini publik dan tanggapan dari publik tersebut merupakan efek dari komunikasi yang dilakukan Public Relations. Opini yang diharapkan tentu saja opini publik yang menyenangkan, apabila terjadi kebalikannya, maka Public Relations harus berusaha agar yang negatif menjadi positif. Dengan tujuan manajemen dapat tercapai.

2.1.2. Fungsi dan Tujuan Public Relations

Fungsi dari Public Relations menurut Canfield dalam bukunya Public Relations Principles and Problems, yang dikutip oleh Effendy pada bukunya Human Relations dan Public Relations adalah sebagai berikut : 1. Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the publics interest) 2. Memelihara komunikasi yang baik (maintain good communications) 3. Menitikberatkan morak dan tingkah laku yang baik (and stress good morals and manners).(1993:137)

Effendy dalam bukunya Ilmu Teori dan Prkatek mengatakan bahwa terdapat tiga fungsi pemratekan Public Relations ,yaitu : 1.To ascertain and evaluate public opinion as relates to his organization

(mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya) 2.To consel executive on ways of dealing with public opinion as it exist (menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pandapat umum yang timbul) 3.To use communications ti influence public opinion (menggunakan komuunikasi untuk mempengaruhi pandapat umum).(1994:134)

Ciri hakiki dari Public Relations adalah melakukan komunikasi timbal balik. Public Relations harus peka terhadap pendapat umum. Jika ternyata negatif, maka Public Relations harus segera melakukan perbaikan hhingga tuntas sehingga pendapat umum menjadi positif

dalam arti kata pendapat umum menjadi favourable bagi organisasi. Jika tidak ditangani secara cepat, maka hasil yang didapatkan akan merugikan organisasi. Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations menguraikan peran utama dari Public Relations ,yaitu : 1.Sebagai communicator atau pengghubung antara organisasinya atau lembaga yang diwakili dengan publiknya 2.Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 3.Peranan back up management ,yaitu sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. 4.Membentuk cororate image, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. (2002:10 2.2. Sekilas Tentang Media Internal

2.2.1. Definisi Media Internal Media internal adalah publikasi menggunakan media yang secara khusus dibuat oleh organisasi untuk kalangan lingkungan dalam (internal). Media ini biasanya memiliki format sebagai majalah, tabloid, dan lainnya. Bentuk yang digunakan untuk media internal tergantung dari besar-kecilnya organisasi dan anggaran yang tersedia. Media internal adalah salah satu alat Public Relations untuk hubungannya dengan publik internal untuk pemenuhan fungsi dan tugas utama Public Relations sebagai informator, netralisator, dan motivator. Media internal adalah media komunikasi yang digunakan di dalam struktur organisasi untuk mempermudah anggotanya dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi.

2.2.2.

Manfaat Media Internal Media internal yang dibuat tentunya harus memiliki banyak manfaat bagi yang membaca

dan melihatnya, berikut ini adalah manfaat dari media internal, yaitu : 1. Sebagai media penyebarluasan informasi tentang operasional perusahaan,

mensosialisasikan kebijakan perusahaan dan mengangkat isyu umum masalah-masalah perusahaan. 2. Saat dimanfaatkan dengan baik, media internal mampu mendekatkan karyawan dan perusahaan. Pengukuran keberhasilan media internal adalah saat karyawan merasa menjadi bagian dari organisasi melalui media internal.3. Dapat membantu saling pengertian antar karyawan.

4. Menanamkan budaya organisasi, mempertahankan dan mensosialisasikan perubahan.

2.2.3. Bentuk-Bentuk Media Internal

Menurut Frank Jenkins setidaknya ada lima bentuk media internal secara cetak, antara lain:1. Bulletin, biasanya digunakan sebagai komunikasi reguler antara karyawan dan atasannya. 2. Newsletter, berisi pokok-pokok berita untuk pembaca yang sibuk. 3. Majalah , berisi karangan khas, tulisan artikel, gambar atau foto, dan biasanya terbit

secara berkala.4. Tabloid atau koran tabloid, mirip surat kabar umum dengan pokok-pokok penting, artikel

pendek, dan ilustrasi.

5. Majalah dinding, media komunikasi yang ada di titik-titik tertentu lokasi suatu organisasi.

Formatnya biasanya berisi poster-poster kecil.

2.2.4. Aspek-Aspek Penyusunan Media Internal

Penyusunan

media internal jangan lupa terhadap aspek-aspek yang harus ada di

dalamnya, hal ini penting untuk menunjukkan identitas media internal itu sendiri. Setidaknya dalam media internal, harus memperhatikan aspek-aspek penyusunan, sebagai berikut :1. Informasi, disajikan untuk menambah pengetahuan (baru) bagi pembacanya, seperti

berita tentang perkawinan, kelahiran, kesejahteraan karyawan, pertemuan, dan lain sebagainya.2. Pendidikan, isinya dapat memperkenalkan pada pembacanya tentang cara baru

melakukan kegiatan atau cara-cara mengatasi masalah.3. Rekreasi, dibutuhkan sebagai media informasi yang dikandung memiliki ganjaran

psikologis, seperti anekdot, sentilan, cerita bersambung, sehingga tidak membosankan untuk selalu diikuti.

2.2.5. Hal Penting Pemilihan Media Internal Membuat media internal tidaklah mudah, jangan sampai media internal dibuat hanya untuk kepentingan pihak tertentu saja atau yang lebih sadisnya lagi hanya melihat dari sisi formalitas keharusan bagi sebuah perusahaan. Hal ini sangatlah mengecewakan jika ditik dari hal tersebut, maka sebab itu, perlu diperhatikan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan pemilihan media internal, antara lain :

1. Seberapa sering media internal dapat dibuat sesuai dengan jumlah dana. Termasuk

menimbang perlu/ tidaknya menggali sumber pendanaan dari majalah internal seperti penempatan iklan, kemungkinan harus membeli hak cipta untuk pemuatan foto-foto.2. Sejauh mana relevansinya dengan pencapaian tujuan dan target sasaran yang dituju. 3. Sejauh mana nilai jurnal tersebut dalam menunjang upaya pencapaian tujuan-tujuan

public relations. 4. Sumber daya yang diperlukan dalam membuat media internal. 5. Kebijakan redaksi, gaya penulisan terkait dengan target sasaran, dan proses percetakan.

2.2.6. Internal Public Relations Internal Public Relations, yang akan dibahas dalam bagian ini adalah mengenai hubungan dengan publik internal. Yang termasuk pada publik internal adalah khalayak/publik yang menjadi bagian dari kegiatan perusahaan. Dalam hal ini, jenis publiknya tergantung dari jenis, sifat, atau karekter dari perusahaannya.

Berikut ini adalah yang menggambarkan hubungan antara perusahaan dengan publik internalnya, antara lain :a. Publik pegawai (employee public) jenis hubungannya employee relations. b. Publik manajer (manager public) jenis hubungannnya manager relations. c. Publik pemegang saham (stockholder public) jenis hubungannya stockholder relations. d. Publik buruh (labour public) jenis hubungannya labour relations.

Hubungan dengan public internal sangatlah penting, tujuan dari semua itu adalah untuk menciptakan hubungan baik yang harmonis, dalam rangka memperoleh kesediaan kerja sama (cooperation) di antara orang-orang yang menjadi bagian dari perusahaan serta memungkinkan orang-orang tersebut untuk ikut berpartisipasi lebih tinggi dengan mendapatkan kepuasan dari hasilnya.

2.2.7. Model Komunikasi Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dalam melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komponen.

2.2.8. Model Lasswell Salah satu Model Komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell ( Forsdale 1981 ), seorang ahli ilmu politik dari Yale University :

Dia menggunakan lima pernyataan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi , yaitu who ( siapa ), say what ( mengatakan apa ) ,in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN3.1 Profil Bank Indonesia Bank Indonesia adalah Bank sentral Republik Indonesia dan merupakan badan hukum yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum. Bank Indonesiasebagai badan hukum publik berwenang menetapkan peraturan hukum pelaksana Undang-Undang yang mengikat seluruh masyarakat luas, sesuai tugas dan wewenangnya. Selain itu, Bank Indonesia juga sebagai badan hukum perdata yang dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Tujuan Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah tersebut mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, dan kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian

3.2 Logo Bank Indonesia

3.3 Misi, Visi, dan Nilai-nilai Strategis Bank IndonesiaVisi: Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara

nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

Misi: Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

3.4 Pengaturan dan Pengawasan Bank Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan, mengeluarkan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan fungsi pengawasan, serta mengenakan sanksi terhadap bank. Fungsi pengawasan dilakukan melalui pemeriksaan berkala dan sewaktu-waktu, maupun dengan analisis laporan yang disampaikan oleh masing-masing bank. Upaya Restrukturisasi Perbankan Untuk mengembalikan fungsi intermed perbankan, BankIndonesia telah menetapkan berbagai langkah restrukturisasi yang menyeluruh dan terpadu. Programprogram restrukturisasi tersebut mencakup program pemulihan kepercayaan masyarakat,

rekapitalisasi,restrukturisasi kredit, penyempurnaan ketentuan perbankan, serta penyempurnaan fungsi pengawasan bank. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

3.5 Perjalanan Sejarah Bank Indonesia 1828: De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang 1953: Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. 1968: Undang-Undang Bank Sentral mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat 1999: Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. 2004: Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan focus pada aspek

penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance 2008: Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PerPPU) No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

3.6 Dewan Gubernur Bank Indonesia Sesuai Undang-Undang Bank Indonesia, pimpinan Bank Indonesia adalah Dewan Gubernur yang terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan empat hingga tujuh orang Deputi Gubernur, yang menjabat selama lima tahun dan dapat diangkat kembali pada jabatan yang sama untuk satu periode berikutnya. Dewan Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui mekanisme fit and proper test. Khusus Deputi Gubernur, pengusulan nama calon oleh Presiden didasarkan pada rekomendasi Gubernur.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) RDG merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dalam menetapkan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia yang bersifat prinsipil dan strategis. Pengambilan keputusan dalam RDG dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. Apabila mufakat tidak

tercapai, Gubernur

berwenang menetapkan keputusan akhir. Undang-Undang Bank

Indonesia mensyaratkan jumlah minimal RDG yaitu sekali sebulan untuk RDG Bulanan dan sekali seminggu untuk RDG Mingguan. Salah satu keputusan penting yang dihasilkan RDG Bulanan adalah penetapan BI rate. Keputusan ini segera dipublikasikan di media massa dan website Bank Indonesia

3.7 Organisasi Bank Indonesia Organisasi Bank Indonesia dikelompokkan dalam tiga bidang utama yang menggambarkan tugas-tugas pokoknya, yaitu Moneter, Perbankan, dan Sistem Pembayaran. Disamping itu, terdapat pula fungsi manajemen intern sebagai unit pendukung strategis (strategic support) untuk menjamin agar pelaksanaan tugas ketiga bidang utama dapat berjalan lancar, efektif, dan efisien. Dalam pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia memiliki jaringan kantor di seluruh wilayah Indonesia yang disebut dengan Kantor Bank Indonesia (KBI) dan beberapa perwakilan di luar negeri yang disebut dengan Kantor Perwakilan (KPw). Struktur organisasi Bank Indonesia tersebut terus mengalami penyempurnaan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam dinamika perekonomian nasional dan

internasional. Ke depan arsitektur organisasi Bank Indonesia diarahkan pada dua fokus tugas utama, yaitu Stabilitas Moneter dan Stabilitas Sistem Keuangan.

3.8 Hubungan Bank Indonesia Dengan Pemangku Kepentingan Menyadari pentingnya dukungan para pemangku kepentingan dalam keberhasilan pencapaian tujuannya, Bank Indonesia terus membina hubungan dengan lembaga tinggi negara, pemerintah, dunia usaha dan perbankan, media massa, akademisi, serta lembaga

internasional, dan masyarakat pada umumnya. Hal ini ditujukan agar pemangku kepentingan memahami pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia serta dapat bekerja sama dengan Bank Indonesia guna menciptakan sinergi bagi kepentingan pemangku kepentingan maupun Bank Indonesia. Bank Indonesia juga menyadari pentingnya pembangunan berkelanjutan bagi pencapaian cita-cita perekonomian nasional. Karena itu, Bank Indonesia aktif melakukan kegiatan kepedulian sosial bagi masyarakat, khususnya di bidang yang penting bagi kesinambungan pembangunan nasional, yaitu bidang edukasi, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi (melalui dukungan terhadap internediasi perbankan). Transparansi dan Akuntabilitas Transparency and Accountability Bank Indonesia terus berupaya mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas baik dalam pelaksanaan tugas pokok maupun pengelolaan sumber daya. Dalam rangka transparansi publik, BankIndonesia menyediakan website www.bi.go.id dan menyelenggarakan konferensi pers atau mengirimkan siaran pers ke media massa. Masih dalam rangka transparansi, Bank Indonesia terus meningkatkan interaksi dan keterbukaan dengan pihak eksternal manakala mencari masukan untuk menetapkan kebijakan-kebijakannya. Bank Indonesia juga menerima kunjungan dari berbagai instansi dalam rangka diskusi mengenai kondisi perkenonomian terkini dan kebijakan Bank Indonesia. Gerainfo, Museum Bank Indonesia, dan Perpustakaan Bank Indonesia juga senantiasa terbuka melayani masyarakat yang ingin mencari informasi mengenai Bank Indonesia dan tugas-tugasnyaDalam rangka akuntabilitas, Dewan Gubernursenantiasa menempatkan forum rapat dengan DPR-RI sebagai sarana untuk memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia serta menerima masukan dari para wakil rakyat. Bank Indonesia juga menyampaikan laporan kepada DPR-RI yang menjelaskan pelaksanaan tugas dan wewenang

Bank Indonesia serta rencana kebijakan, sasaran, dan langkah-langkah pelaksanaan tugas di tahun mendatang. Pada gilirannya, laporan dimaksud akan menjadi bahan pertimbangan DPR-RI dalam menilai kinerja Bank Indonesia dan Dewan Gubernur. Dalam rangka informasi, laporan yang sama juga disampaikan kepada Pemerintah dan dipublikasikan di media massa serta Berita Negara. Guna membantu DPR-RI dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu terhadap Bank Indonesia, UU Bank Indonesia telah menetapkan pembentuan Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI). BSBI beranggotakan lima orang yang dipiliholeh DPR-RI dan diangkat oleh Presiden untuk masa jabatan tiga tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Tugas BSBI mencakup telaahan atas Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia, anggaran operasional dan anggaran investasi, serta prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional di luar kebijakan moneter dan pengelolaan aset Bank Indonesia. BSBI menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada DPR-RI secara triwulanan atau setiap waktu diminta oleh DPRRI. Sementara itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban anggaran, Bank Indonesia mengumumkan laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia yang telah diaudit Badan Pemeriksa Keuangan-RI serta Neraca Keuangan Mingguan dalam Berita Negara RI dan dipublikasikan di website Bank Indonesia.

Hubungan Kerjasama Internasional yang Dilakukan BI BI menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga internasional yang diperlukan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun Pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan. Keanggotaan Bank Indonesia di lembaga dan forum internasional atas nama Bank Indonesia sendiri a.l.:

1.The South East Asian Central Banks Research and Training Centre (SEACEN Centre). 2.The South East Asian, New Zealand, and Australia Forum of Banking Supervision (SEANZA). 3.The Executive' Meeting of East Asian and Pacific Central Banks (EMEAP). 4.ASEAN Central Bank Forum (ACBF). 5.Bank for International Settlement (BIS).

Keanggotaan Bank Indonesia mewakili pemerintah Republik Indonesia antara lain: 1.Association of South East Asian Nations (ASEAN). 2.ASEAN+3 (ASEAN + Cina, Jepang dan Korea). 3.Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). 4.Manila Framework Group (MFG). 5.Asia-Europe Meeting (ASEM). 6.Islamic Development Bank (IDB). 7.International Monetary Fund (IMF). 8.World Bank termasuk keanggotaan di Intenational Bank of Reconstruction and Development (IBRD), International Development Association (IDA) dan International Finance Cooperatioan (IFC), serta Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). 9.World Trade Organization (WTO). 10. Intergovernmental Group of 20 (G20) 11. Intergovernmental Group of 15 (G15, observer). 12. Intergovernmental Group of 24 (G24, observer).

Hubungan BI dengan Pemerintah Bank Indonesia menjalin hubungan dengan Pemerintah, baik dalam rangka koordinasi kebijakan maupun hubungan kerja operasional. Untuk koordinasi kebijakan, Bank Indonesia dan Pemerintah mengarahkan agar kebijakan yang menjadi kewenangan masing-masing dapat saling sinergis dalam rangka mencapai sasaran ekonomi makro. Dalam menetapkan sasaran laju inflasi, memelihara Stabilitas Sistem Keuangan, menerbitkan Surat Utang

Negara (SUN), atau penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), misalnya Pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Selain itu, BI juga menyampaikan laporan triwulanan dan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenangnya sebagai informasi bagi Pemerintah. Di lain pihak, Pemerintah juga dapat menghadiri Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Dalam hubungan kerja operasional, Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas Pemerintah menatausahakan seluruh rekening pemerintah, dan membantu Pemerintah dalam urusan pinjaman luar negeri.

BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN4.1 Kegiatan Pelaksanaan Job Training dimulai pada tanggal 1 Desember 2010 samapai dengan tanggal 31 Desember 2010. Kerja praktek dilaksanakan selama lima hari seminggu setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada pukul 07.15-16.15 WIB dan waktu istirahat terhitung dari pukul 12.00-13.00 WIB. Penulis melakukan kegiatan Job Training sesuai dengan tugas yang diberikan oleh unit Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat. Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh penulis dalam bidang Hubungan Masyarakat yakni dalam bidang internal yang dilakukan pada unit tersebut, tidak keseluruhan kegiatan Hubungan Masyarakat dapat dikerjakan oleh peserta Job Training, pekerjaan disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki oleh peserta dan tugas yang diberikan oleh pimpinan unit tersebut. Dalam pelaksanannya dari berbagai kegiatan ada yang dikategorikan sebagai kegiatan rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari serta ada juga kegiatan tidak rutin, yaitu kegiatan yang tidak setiap hari dilakukan, kegiatan tidak rutin ini dilakukan sesuai dengan kondisi yang terjadi.

4.2. Gambaran Kegiatan Umum Job Training Adapun kegiatan Job Training di unit Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat bidang internal Bank Indonesia sebagai berikut : 1. Melakukan Media Monitoring dari berbagai media di bulan Desember 2010

2. Membantu melakukan penomoran,mengurutkan dan membuat daftar isi folder dan order dokumen/arsip yang berkaitan dengan aktivitas CSR mengenai surat tolak,surat keluar, dan surat masuk untuk Bank Indonesia 3. Membantu dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat (DPSHM) 4. Melakukan penomoran dan pengurutan nomor seri Perangko Emas yang dimiliki oleh Bank Indonesia untuk data arsip. 5. Membantu setiap kunjungan di bulan Desember 2010. Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia merupakan sebuah biro yang berada dibawah Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat. Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada anggota Dewan Gubernur serta memimpin Biro Perencanaan Strategis, Biro Hubungan Masyarakat, Tim Manajemen Risiko Bank Indonesia, dan Bagian Administrasi. Sesuai dengan Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 7/1/PDG/2005 tentang Organisasi Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, maka terdapat berbagai pertimbangan-pertimbangan dibentuknya Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, yaitu;a. Bahwa dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan internal dan eksternal Bank

Indonesia; diperlukan peningkatan kinerja, reputasi, dan citra positif Bank Indonesia yang didukung dengan efektivitas pelaksanaad good governance b. Bahwa dalam rangka meningkatkan kineja, reputasi, dan citra positif Bank Indonesia; diperlukan fungsi perencanaan strategis dan manajemen kinerja, penyediaan informasi

strategis, asistensi Dewan Gubernur dan kehumasan yang didukung dengan manajemen risiko c. Bahwa selama ini fungsi sebagaimana dinmaksud dalam huruf b dilaksanakan oleh Biro Gubernur d. Bahwa untuk menjaga kesinambungan integrasi dan implementasi Transformasi Bank Indonesia sesuai dengan Arah Strategis Bank Indonesia, maka fungsi pengelolaan Program Transformasi berupa pengendalian Program Transformasi termasuk Inisiatif manajemen risiko perlu dialihkan kepada Biro Gubernur e. Bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam huruf d, maka organisasi Biro Gubernur perlu dilakukan penyesuaian menjadi Organisasi Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat f. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu ditetapkan Organisasi Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat dalam Peraturan Dean Gubernur Bank Indonesia

4.3 Kegiatan dan Pembahasan Umum Pelaksanaan Job Training di Bank Indonesia Ada beberapa kegiatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan kegiatan Job Training pada Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia. Meskipun penulis ditempatkan pada Tim Riset dan Analisis Kehumasan Bank Indonesia, namun pada praktiknya penulis bekerja hampir di semua tim yang ada pada Brio Humas Bank Indonesia. Divisi Loan Administration unit dokumen memiliki misi sebagai berikut: a) Mendukung pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat.

b) Meminimalisir resiko kerugian atas penyediaan fasilitas kredit kepada masyarakat dengan melakukan administrasi dokumen secara tertib, efisien dan efektif.. c) Meningkatkan profesionalisme pelayanan kepada masyarakat. d) Memenuhi kelengkapan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pemberian kredit.

Adapun pada Divisi Loan Administration ini, unit dokumen memiliki peranan dan fungsi sebagai berikut: a) Melaksanakan proses administrasi dokumen kredit yang dimulai sejak tanggal akad kredit sampai dengan kredit dilunasi seluruhnya dan dokumen pokok diserahkan kepada debitur b) Melakukan penyimpanan dokumen pokok dalam amplop tertutup per masing-masing debitur untuk kemudian dimasukkan ke dalam lemari khusus tempat penyimapanan dokumen di ruang penyimpanan dokumen yang sangat rahasia c) Mengisi amplop dokumen pokok dengan informasi nomor debitur, nama debitur, jenisjenis dokumen, nomor dokumen dan tanggal penerimaan. d) Menyusun dokumen pokok berdasarkan nomor debitur dari nomor yang terendah sampai dengan nomor yang tertinggi. e) Melakukan registrasi dokumen pokok ke dalam SIBS (Silverlake Integrated Banking System) termasuk update dokumen pokok. f) Melayani penyerahan dan peminjaman dokumen pokok. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan Job training pada Loan Administration Unit Dokumen. Deskripsi kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengisian File Dokumen Pokok

Merupakan kegiatan untuk memasukan keterangan berupa data atau informasi mengenai debitur yang ditulis pada halaman luar amplop penyimpanan dokumen pokok yang berisi no debitur, nama debitur, instansi debitur, alamat instansi tanggal realisasi, nama developer, nama lokasi/alamat agunan, blok/kapling, nomor perjanjian kredit serta pengisian nomor-nomor surat berharga milik debitur seperti Surat Kuasa Menjual, Akta Jual Beli, Sertifikat, Surat Izin Mendirikan Bangunan, SKMHT hingga Polis AJK.

b. Register Pengambilan Dokumen Merupakan kegiatan dimana setelah diambilnya dokumen yang diminta oleh staf Loan Service maka dilakukan pengisian pada buku registrasi pengambilan dokumen. Tujuannnya adalah untuk meminimalisir kemungkinan timbulnya masalah di kemudian hari, baik mengenai keberadaan surat-surat berharga maupun klaim yang menyatakan bahwa debitur belum menerima dokumen tersebut.

c. Update Dokumen Pokok Merupakan kegiatan pengisian data untuk memperbaharui status penjaminan dokumen pokok milik debitur yang lunas ataupun untuk mengecek bilamana adanya suatu data yang akan diperlukan. Update dokumen pokok ini biasanya dilakukan setelah adanya debitur yang melakukan pelunasan kredit, dimana nantinya status di dalam master data dokumen milik debitur semua keterangan Received (R) diubah menjadi Whole (W), adapun status Hold (H) untuk menunjukkan bahwa dokumen tersebut sedang ditahan dengan alasan tertentu.

d. Penyortiran Sertifikat, IMB, AJB dan Surat Berharga lainnya Pada kegiatan ini, penulis diberi tugas untuk melakukan penyortiran terkait surat-surat berharga yang baru diterima berdasarkan nomor debitur dan jenis kredit yang diambil oleh debitur. Adapun tujuannya adalah untuk memudahkan di dalam memasukkan surat-surat tersebut ke dalam file dokumen pokok.

e. Pengarsipan Akta Jual Beli Pada kegiatan ini, penulis ditugaskan untuk mengumpulkan sejumlah Akta Jual Beli (AJB) milik debitur untuk disatukan ke dalam satu box penyimpanan, dimana sebelumnya telah dimasukkan datanya ke dalam master data kumpulan AJB milik debitur di dalam program yang telah dibuat staf unit dokumen yang berisi kolom nama developer, nama penjual, nama pembeli, blok/kapling, tanggal. Adapun maksud dari dilakukannya pengarsipan ini baik secara komputerisasi maupun pengemasan ke dalam satu tempat ialah untuk mengurangi resiko hilangnya surat berharga tersebut. Selain itu pula, bilamana sewaktu-waktu dibutuhkan adanya AJB tersebut, maka dengan dilakukannya pengarsipan tadi akan mudah di dalam mengecek keberadaan surat berharga AJB tersebut.

f. Pengarsipan Izin Mendirikan Bangunan Secara umum sama halnya dengan proses pengarsipan, pada kegiatan ini pun penulis ditugaskan untuk mengumpulkan sejumlah surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) milik debitur

untuk disatukan ke dalam satu box penyimpanan, dimana sebelumnya telah dimasukkan datanya ke dalam master data kumpulan IMB milik debitur di dalam program yang telah dibuat staf unit dokumen dengan rincian kolom yang tersedia meliputi nomor debitur/nama developer, nomor IMB, lokasi, kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kotamadya. Adapun maksud dari dilakukannya pengarsipan ini baik secara komputerisasi maupun pengemasan ke dalam satu tempat ialah untuk mengurangi resiko hilangnya surat berharga tersebut. Selain itu pula, bilamana sewaktu-waktu dibutuhkan adanya IMB tersebut, maka dengan dilakukannya pengarsipan tadi akan mudah di dalam mengecek keberadaan surat berharga IMB tersebut.

g. Melayani Peminjaman Dokumen Pokok Dalam kegiatan ini, penulis berperan dalam melayani peminjaman dokumen pokok. Dimana seringkali adanya permintaan debitur yang ingin atau membutuhkan keberadaan dokumen milik mereka yang akan dipergunakan sebagaimana mestinya oleh para debitur tersebut.

h. Melayani Peminjaman Dosir Pengajuan Dalam kegiatan ini, penulis berperan dalam melayani peminjaman dokumen pokok. Dimana seringkali adanya permintaan debitur yang ingin atau membutuhkan keberadaan dokumen milik mereka yang akan dipergunakan sebagaimana mestinya oleh para debitur tersebut.

i. Operator Operator merupakan kegiatan menerima dan menjawab telepon masuk untuk kepentingan permintaan pengadaan file dokumen pokok untuk penyelesain administrasi kredit para debitur, dimana biasanya staf loan service menghubungi unit dokumen perihal peminjaman maupun penyerahan dokumen pokok milik debitur. Tidak menutup kemungkinan pula bagi divisi lainnya seperti loan recovery yang mana seringkali membutuhkan file dokumen pokok milik debitur terkait adanya masalah-masalah yang menyangkut keberadaan surat-surat berharga milik debitur maupun keabsahannya di dalam penjaminan kredit. Secara prosedural kegiatan ini sangat sistematis dan terorganisir dengan rapi, dimana staf loan service menelepon staf unit dokumen untuk menyiapkan file dokumen sesuai dengan nomor debitur yang dibutuhkan, sehingga kemudian staf dokumen mencari dan memasukkan datanya ke dalam berita acara penyerahan dokumen.

j.

Pencetakan Update Status pada Continous Form Mencetak laporan pengambilan dokumen pokok pelunasan merupakan kegiatan rutin

yang dilakukan penulis, manakala pada hari tersebut ada nasabah atau debitur yang melakukan pelunasan kredit. Maksud dari pencetakan laporan tersebut adalah untuk memudahkan di dalam proses pengecekan inquiry document tracking untuk memantau bilamana ditemukan adanya selisih nominal di dalam Sertifikat dan IMB milik debitur.

k. Pengambilan Dokumen Yang Lunas Kredit Dalam kegiatan ini, penulis berperan dalam melayani pengambilan dokumen yang lunas kredit sesuai dengan permintan staf loan service yang menanangai pelayanan kredit bagi

nasabah. Dengan membawa nomor debitur yang sebelumnya telah dicatat melalui line telepon ataupun diberikan secara langsung oleh staf Loan Service yang bersangkutan, penulis mencarinya di ruang penyimpanan file dokumen pokok, setelah ditemukan untuk kemudian diberikan sebelumnya diisi berita acara penyerahan dokumen tersebut, yang dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan ataupun kesalahan yang berkaitan dengan keberadaan dokumen nantinya.

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan job training yang dilakukan oleh penulis selama kurang lebih satu bulan lamanya di Bank Indonesia Jakarta Pusat di bagian Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat bidang Internal khususnya Tim Riset dan Analisis Kehumasan Bank Indonesia yakni tugas yang dilakukan di bidang internal tersebut sangat mencerminkan kegiatan kehumasan. Seperti kegiatan rutin yang saya kerjakan setiap harinya yaitu melakukan media monitoring dari berbagai media yang memberitakan mengenai pemberitaan berkaitan dengan masalah Bank Indonesia maupun berkaitan dengan kegiatan perekonomian. Disini berita-berita di analisis lalu diberi nilai, untuk berita-berita yang nilainya tinggi maka berita tersebut akan di kliping dan diberikan kepada setiap orang di bagian kehumasan. Lalu dari berita yang di kliping tersebut maka akan di buat laporan pemberitaan yang di presentasikan setiap hari jumat, dalam rapat tersebut akan dibahas apabila berita terkait Bank Indonesia menyoroti perhatian yang cukup besar. Kegiatan di kehumasan juga seperti pembuatan newsletter, house journal ,serta mengurus web internal Bank Indonesia. Fungsi humas di Bank Indonesia sangat berjalan dengan sangat baik. Setiap pemberitaan yang masuk baik negative dan positif akan selalu di tanggapi secara langsung yakni dengan konfirmasi oleh kepala biro humas itu sendiri yaitu bapak Difi A Johansyah.

5.2 Inovasi Berdasarkan pada pengalaman mengikuti job training di Bank Indonesia divisi Direktorat Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat inovasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia yaitu

mengenai perbankan syariah yang belakangan ini banyak diberitakan bahwa perbankan syariah juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Bank Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan ke-23 Dewan Direktur Pasar Keuangan Syariah Internasional (23rd Internasional Islamic Financial Market (IIFM) Board of Director Meeting) pada Senin, 13 Desember 2010 di Jakarta. Pertemuan juga dirangkaikan dengan seminar dengan tema Sukuk, Hedging and Liquidity Management in Islamic Finance yang berlangsung pada, 13-14 Desember 2010. Seminar ini adalah bagian dari upaya mendiseminasikan standar yang diterbitkan IIFM. "Bagi Indonesia, pertemuan dan seminar ini menjadi salah satu momentum menjaga dan meningkatkan pekembangan perbankan syariah, guna mendorong inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan hedging and liquidity management di sektor keuangan dan perdagangan internasional", jelas Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, yang juga Anggota Dewan Direktur IIFM. Bank Indonesia mendorong perbankan syariah di tanah air melakukan inovasi produk dengan standar internasional. Hal ini sesuai dengan rumusan strategi pengembangan perbankan syariah, berupa penguasaan pasar domestik dengan kualitas layanan berstandar internasional. Cakupan layanan berstandar internasional tersebut meliputi kualitas produk, sumber daya manusia, fasilitas layanan dan teknologi, serta perluasan jaringan pelayanan. Dengan strategi ini perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang telah sangat baik, dapat terus dipacu. Dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia mencapai di atas 33% per tahun. Sampai dengan Oktober 2010, total aset perbankan syariah telah mencapai Rp.86 triliun. Secara kelembagaan, saat ini jumlah bank syariah telah mencapai 11 bank umum syariah (BUS), 23 unit usaha syariah (UUS), dan 146 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan

total jaringan kantor mencapai 1.625 kantor yang tersebar di 89 kabupaten/kota di 33 provinsi. "Kami optimistis tingkat pertumbuhan yang tinggi ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin bertambahnya jumlah bank syariah di Indonesia", tambah Halim Alamsyah. Dalam kerangka mendorong perkembangan bank syariah tersebut, Bank Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam aktifitas IIFM, bahkan menjadi salah satu pendiri, serta duduk sebagai salah satu anggota Dewan Direktur. IIFM yang berkantor pusat di Bahrain merupakan lembaga internasional dengan fungsi melakukan standarisasi produk, dokumentasi dan proses terkait pasar keuangan dan pasar uang berbasis syariah. IIFM diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam bentuk: (i) memenuhi kebutuhan standarisasi keuangan syariah, (ii) menyediakan pijakan universal bagi pelaku pasar melalui kelompok kerja global untuk mengembangkan pasar modal dan pasar uang syariah, serta (iii) melakukan harmonisasi dalam dokumentasi, produk dan proses keuangan syariah.

DAFTAR PUSTAKAwww.wikipedia.com www.google.com www.bi.go.id Mulyana, Dedy.2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Anggoro, Linggar.2008. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Laporan Hasil Kegiatan JobtrainingKegiatan bidang Internal Tim Riset dan Analisis

Kehumasan di Bank Indonesia Jakarta Pusat

Ika Rahmawati 210110077096 Hubungan Masyarakat

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN MANAJEMEN KOMUNIKASI JATINANGOR 2010