JIWA

4
LAPORAN KASUS KASUS PSIKOTIK: GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK (F25.0) ABSTRAK Gangguan skizoafektif tipe manik adalah suatu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenia dan manik sama-sama menonjol dalam suatu episode penyakit yang sama. Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan suasana perasaan yang tidak begitu mencolok dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas. Gangguan skizoafektif tipe manik biasanya adalah psikosis yang berkembang selengkapnya dengan onset yang akut; dan walaupun perilaku terganggu secara menyeluruh namun penyembuhan secara sempurna umumnya terjadi dalam beberapa minggu. KASUS Seorang perempuan, 65 tahun, dibawa ke RSJP Prof. dr. Soeroyo Magelang oleh keluarga karena pasien teriak-teriak, berbicara dan tertawa sendiri, bernyanyi, berteriak, suka pergi-pergi dan tidak mau diam, mudah tersinggung, mudah marah, nafsu makan berkurang, dan tidur sulit. Pasien mengalami perubahan tingkah laku sejak 5 tahun

Transcript of JIWA

Page 1: JIWA

LAPORAN KASUS

KASUS PSIKOTIK: GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

(F25.0)

ABSTRAK

Gangguan skizoafektif tipe manik adalah suatu gangguan psikotik dengan

gejala-gejala skizofrenia dan manik sama-sama menonjol dalam suatu episode

penyakit yang sama. Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada

peningkatan suasana perasaan yang tidak begitu mencolok dikombinasikan dengan

iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. Dalam episode yang sama harus jelas

ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas.

Gangguan skizoafektif tipe manik biasanya adalah psikosis yang berkembang

selengkapnya dengan onset yang akut; dan walaupun perilaku terganggu secara

menyeluruh namun penyembuhan secara sempurna umumnya terjadi dalam

beberapa minggu.

KASUS

Seorang perempuan, 65 tahun, dibawa ke RSJP Prof. dr. Soeroyo Magelang

oleh keluarga karena pasien teriak-teriak, berbicara dan tertawa sendiri, bernyanyi,

berteriak, suka pergi-pergi dan tidak mau diam, mudah tersinggung, mudah marah,

nafsu makan berkurang, dan tidur sulit. Pasien mengalami perubahan tingkah laku

sejak 5 tahun lalu saat pasien dan ibunya berjualan krupuk di pasar dan dirazia oleh

Pamong Praja. Pasien tidak rutin kontrol ke dokter spesialis jiwa.

Vital sign: TD: 110/70 mmHg, N: 76 x/mnt, RR: 20 x/mnt, S: afebris.

Pemeriksaan fisik: secara umum dalam batas normal.

Pemeriksaan psikiatri: tampak perempuan sesuai umur, penampilan cukup

bersih, perawatan diri cukup,tertawa dan terlihat gembira, perilaku hiperaktif,

Page 2: JIWA

banyak bicara, mood meningkat, afek euforia, banyak mimik, halusinasi auditorik

(+), flight of idea, non-realistik.

DISKUSI

Sejak 5 tahun lalu, pasien mulai menunjukkan perubahan perilaku seperti

teriak-teriak, menyanyi, dan berbicara sendiri. Pasien sudah pernah berobat ke

dokter spsesialis jiwa, tetapi karena tidak teratur minum obat dan tidak rutin kontrol

maka gejala timbul kembali. Faktor pencetusnya adalah pasien diusir oleh Polisi

Pamong Praja saat berjualan krupuk di trotoar pasar Ambarawa bersama ibunya

dan karena adik pemilik kontrakan di Ambarawa berbicara keras kepadanya

sehingga pasien kaget. Pada pasien tidak terdapat faktor organis yang dapat

menyebabkan gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan psikiatrik didapatkan sindroma psikotik: sakit sudah lebih

dari 1 bulan, adanya hendaya/disfungsi fungsi peran (+), waktu luang (+), fungsi

sosial (+), rawat diri (+), adanya distress, adanya gangguan dalam berperilaku,

pola pikir dan perasaan. Sindrom manik: afek meningkat, mood euforia, loggorrhoe,

banyak mimik, hiperaktif. Sindrom skizofrenia: non realistik, inkoherensi, halusinasi

auditorik (+). Sehingga menurut pedoman diagnosis, pasien mengalami gangguan

skizoafektif tipe manik.

Terapi yang diberikan berupa anti-psikosis (atipikal) Risperidone 2x2mg dan

antimania Carbamazepin 2x200mg. Risperidone merupakan antagonis

monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2

dan dopaminergik D2 untuk terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada

kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan (seperti; halusinasi,

delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau dengan

gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect, menarik diri dari

lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala afektif

(seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan

skizofrenia.

Page 3: JIWA

KESIMPULAN

Gangguan skizoafektif tipe manik adalah suatu gangguan psikotik dengan

gejala-gejala skizofrenia dan manik sama-sama menonjol dalam suatu episode

penyakit yang sama (F25.0). Pada kasus ini diagnosis dapat ditegakkan

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri. Faktor pencetus gangguan jiwa

pada pasien adalah faktor lingkungan sosial. Selain diberikan terapi medikamentosa

dengan anti-psikosis dan antimania, pasien juga diberikan psikoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan dan Sadock. 2007. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis.

Edisi VII, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

2. Tomb D. 2000. Buku Saku Psikiatri. Edisi VI. Jakarta: EGC.

3. WHO. 2003. PPDGJ III, ed.I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik.

4. Kay J, Tasman A. 2006. Essentials of Psychiatry. England: John Wiley&Sons Ltd.

PENULIS

Anindita Setyoningrum (20040310155). Program Profesi Pendidikan Dokter. Bagian

Ilmu Kesehatan Jiwa. RSUD Temanggung.