JIWA
Transcript of JIWA
LAPORAN KASUS
KASUS PSIKOTIK: GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
(F25.0)
ABSTRAK
Gangguan skizoafektif tipe manik adalah suatu gangguan psikotik dengan
gejala-gejala skizofrenia dan manik sama-sama menonjol dalam suatu episode
penyakit yang sama. Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan suasana perasaan yang tidak begitu mencolok dikombinasikan dengan
iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. Dalam episode yang sama harus jelas
ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas.
Gangguan skizoafektif tipe manik biasanya adalah psikosis yang berkembang
selengkapnya dengan onset yang akut; dan walaupun perilaku terganggu secara
menyeluruh namun penyembuhan secara sempurna umumnya terjadi dalam
beberapa minggu.
KASUS
Seorang perempuan, 65 tahun, dibawa ke RSJP Prof. dr. Soeroyo Magelang
oleh keluarga karena pasien teriak-teriak, berbicara dan tertawa sendiri, bernyanyi,
berteriak, suka pergi-pergi dan tidak mau diam, mudah tersinggung, mudah marah,
nafsu makan berkurang, dan tidur sulit. Pasien mengalami perubahan tingkah laku
sejak 5 tahun lalu saat pasien dan ibunya berjualan krupuk di pasar dan dirazia oleh
Pamong Praja. Pasien tidak rutin kontrol ke dokter spesialis jiwa.
Vital sign: TD: 110/70 mmHg, N: 76 x/mnt, RR: 20 x/mnt, S: afebris.
Pemeriksaan fisik: secara umum dalam batas normal.
Pemeriksaan psikiatri: tampak perempuan sesuai umur, penampilan cukup
bersih, perawatan diri cukup,tertawa dan terlihat gembira, perilaku hiperaktif,
banyak bicara, mood meningkat, afek euforia, banyak mimik, halusinasi auditorik
(+), flight of idea, non-realistik.
DISKUSI
Sejak 5 tahun lalu, pasien mulai menunjukkan perubahan perilaku seperti
teriak-teriak, menyanyi, dan berbicara sendiri. Pasien sudah pernah berobat ke
dokter spsesialis jiwa, tetapi karena tidak teratur minum obat dan tidak rutin kontrol
maka gejala timbul kembali. Faktor pencetusnya adalah pasien diusir oleh Polisi
Pamong Praja saat berjualan krupuk di trotoar pasar Ambarawa bersama ibunya
dan karena adik pemilik kontrakan di Ambarawa berbicara keras kepadanya
sehingga pasien kaget. Pada pasien tidak terdapat faktor organis yang dapat
menyebabkan gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan psikiatrik didapatkan sindroma psikotik: sakit sudah lebih
dari 1 bulan, adanya hendaya/disfungsi fungsi peran (+), waktu luang (+), fungsi
sosial (+), rawat diri (+), adanya distress, adanya gangguan dalam berperilaku,
pola pikir dan perasaan. Sindrom manik: afek meningkat, mood euforia, loggorrhoe,
banyak mimik, hiperaktif. Sindrom skizofrenia: non realistik, inkoherensi, halusinasi
auditorik (+). Sehingga menurut pedoman diagnosis, pasien mengalami gangguan
skizoafektif tipe manik.
Terapi yang diberikan berupa anti-psikosis (atipikal) Risperidone 2x2mg dan
antimania Carbamazepin 2x200mg. Risperidone merupakan antagonis
monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2
dan dopaminergik D2 untuk terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada
kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan (seperti; halusinasi,
delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau dengan
gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect, menarik diri dari
lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala afektif
(seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan
skizofrenia.
KESIMPULAN
Gangguan skizoafektif tipe manik adalah suatu gangguan psikotik dengan
gejala-gejala skizofrenia dan manik sama-sama menonjol dalam suatu episode
penyakit yang sama (F25.0). Pada kasus ini diagnosis dapat ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri. Faktor pencetus gangguan jiwa
pada pasien adalah faktor lingkungan sosial. Selain diberikan terapi medikamentosa
dengan anti-psikosis dan antimania, pasien juga diberikan psikoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. 2007. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis.
Edisi VII, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
2. Tomb D. 2000. Buku Saku Psikiatri. Edisi VI. Jakarta: EGC.
3. WHO. 2003. PPDGJ III, ed.I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik.
4. Kay J, Tasman A. 2006. Essentials of Psychiatry. England: John Wiley&Sons Ltd.
PENULIS
Anindita Setyoningrum (20040310155). Program Profesi Pendidikan Dokter. Bagian
Ilmu Kesehatan Jiwa. RSUD Temanggung.