Jiwa CR Examination

30
Case Report Oleh : Ikbal Sidiq, S. Ked. (0918011049) Rahma Erlina, S. Ked. (0819011 ) Preceptor : dr. Tendry Septa, Sp. KJ (K) UNIVERSITAS LAMPUNG KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN JIWA

Transcript of Jiwa CR Examination

PRESENTASI KASUS (CASE REPORT)

Case Report

Oleh :

Ikbal Sidiq, S. Ked.(0918011049)Rahma Erlina, S. Ked.(0819011 )

Preceptor :

dr. Tendry Septa, Sp. KJ (K)

UNIVERSITAS LAMPUNGKEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNGBANDAR LAMPUNG2014

LAPORAN KASUS PASIEN RAWAT INAP MELATIPembimbing : dr. Tendry Septa, Sp. KJ (K)

Identifikasi Penderita

Nama : Ny. DPUmur: 32 tahunJenis kelamin: PerempuanAgama: IslamWarganegara: IndonesiaAlamat: Way Jepara, Lampung TimurPendidikan akhir: SMAPekerjaan: tidak bekerjaStatus perkawinan: belum menikahNomor CM: 008528Diperiksa oleh: Ikbal Sidiq dan Rahma ErlinaTanggal pemeriksaan: 28 Januari 2014Tanggal penyajian: 3 Februari 2014

Anamnesis PsikiatriKeluhan UtamaPasien berniat bunuh diri

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien sering menyakiti diri sendiri, dan menjedotkan kepala ke tembok, di rumahnya pasien sering mengamuk-ngamuk sendiri, marah-marah, dan ingin bunuh diri. Keluarga tidak tahu mengapa kondisi pasien menjadi seperti itu. Pasien hanya pernah menceritakan pasien ingin melepaskan ilmu hitamnya, dan tidak merinci kenapa karena pasien sangat tertutup dan ketakutan.

Riwayat Penyakit Dahulu Dari keterangan pasien, Pada tahun 2004 pasien mengatakan ia diajak temannya berguru untuk mendapatkan ilmu, dia sempat ke kuburan bersama temannya, dikuburan ia bertapa dan menurut pasien ia sempat mendapatkan ilmu hitam, ia mendapatkan sebuah ilmu yang masuk kedalam dirinya, namun ia merasa selalu bersalah dengan ilmunya karena ilmu yang ia dapatkan tidak sempurna dan ingin membebaskan diri dari ilmunya karena selalu membisik bisikan sesuatu kedalam dirinya maka dengan segala cara. Pasien pun sempat dibawa ke paranormal, namun karena tidak ada perubahan pasien dibawa ke RSJ karena masih sering gelisah, dan menyakiti diri. sehingga pasien dibawa ke RSJ. Setelah dibawa pulang dari RSJ Lampung, keluhan mulai membaik dan pasien dalam keadaan terkontrol.

Pasien akhirnya dirawat di RSJ Lampung. Pertama kali dirawat pada tahun 2005, sering dipulangkan rawat jalan hingga saat ini karena kondisi pasien membaik, tetapi ketika beberapa hari di rumah pasien kumat lagi dengan keluhan sama seperti sebelumnya, obat pun tidak diminum teratur.

Riwayat Penyakit Fisik & Pemakaian Obat TerlarangPasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik yang serius, riwayat trauma kepala dan penyakit otak disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat kejang dan kejang demam. Pasien tidak memiliki riwayat pemakaian obat terlarang dan alkohol.

Taraf Fungsi Penyesuaian Dalam 1 Tahun TerakhirDalam beberapa tahun terakhir ini menurut keterangan orang tua pasien, pasien lebih sering emosi apabila berkomunikasi dengan keluarga. Pasien lebih suka menyendiri dan diam bahkan pernah mencoba untuk bunuh diri tetapi dihalangi oleh keluarga pasien. Pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, dan minum sendiri.

Riwayat PramorbidRiwayat kehamilan dan persalinanPasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Pasien lahir cukup bulan dengan proses normal dan dibantu oleh seorang bidan.

Riwayat bayi dan balitaPertumbuhan dan perkembangan seperti bayi pada umumnya. Makan, minum cukup, bergerak, mulai berbicara, merangkak dan berjalan dapat dilakukan sesuai waktunya.

Riwayat anak dan remajaPertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai usia, prestasi sekolah biasa-biasa saja, jarang bergaul bersama teman-temannya, lebih suka di rumah karena dilarang ayah pasien jika sering keluar rumah.

Riwayat pendidikanPendidikan terakhir pasien sampai dengan lulus SMA. Semua jenjang pendidikan diselesaikan pasien sesuai dengan waktunya. Pasien tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Riwayat Pekerjaan Tidak bekerja

Riwayat PerkawinanBelum menikah

Riwayat KeluargaSkema pohon keluarga :

Ket : Laki-laki : Perempuan

: Pasien

Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penyakit herediter tidak ada. Tidak ada anggota keluarga pasien yang lain yang mengalami gangguan jiwa atau pernah sakit seperti pasien.

Riwayat Sosial EkonomiAyah adalah seorang pensiunan PNSKesan : Sosial ekonomi cukup.

AutoanamnesisDilakukan pada tanggal Januari 2014, pukul 14.00 WIB bertempat di Bangsal Melati RSJ Lampung.

A: Selamat siang Mbak, perkenalkan saya Ikbal dan Rahma dokter muda disini, mau ngobrol-ngobrol dengan Mbak sebentar, bisa Mbak ? (Sambil bersalaman) B: Iya bisa. A: Nama Mbak siapa ? B: D P (Benar) A: Gimana Mbak kabarnya sekarang ? B : Baik-baik saja. (Sambil senyum) A: Mbak, alamatnya dimana ? B :di Way Jepara. (Daya ingat jangka menengah cukup) A : Mbak lahir tanggal berapa ? B : 21 November 1983. (Benar, daya ingat jangka panjang baik). A: Jadi sekarang Mbak umur berapa ? B: 31 tahun jalan menuju 32 tahun bulan November nanti. A: Waktu itu kesini nya sama siapa ? Tahu Mbak mau dibawa kemana ? B: Iya tahu mau dibawa ke RSJ Lampung lagi. Saya pasrah karena sering ngamuk di rumah (Delusion of passivity). A: Sudah berapa lama disini ? B: Berapa ya ? lupa saya.. kayaknya sudah 3 hari. (Salah, seharusnya sudah 1 minggu) A: Tadi sudah makan siang belum, pake apa ? B: Iya sudah, pake tempe sama ikan tapi ikannya tidak dimakan, pake wortel juga. (Daya ingat jangka pendek baik). A: Bu, inget-inget nomor telpon ini ya 13597, bisa tolong sebutin ? B: 13597 (Remming, diucapkan lambat). A: Mbak, kalau anak-anaknya sakit parah gimana perasaannya ? B: Ya, sedih.. (Ekspresi murung sedih). A : Kalau dapat uang yang banyak senang ga ? B : Ya, senang.. (Ekspresi tetap murung sedih, afek tumpul) A : Tadi Mbak masih inget nomor telpon yang tadi , coba disebutkan lagi ? B : 37, aduh lupa, berapa ya ? 3799 bukan? (Daya ingat jangka sesaat buruk). A: Bagaimana perasaan Mbak sekarang ? B : Saya sedih, ingin cepat tamat. (Mood Hipotimia dan Delusion of passivity). A: Ingin cepat tamat maksudnya Mbak apa ya ? B : Ingin mati saja, saya pusing, lemas, letih. (Kegawatdaruratan psikiatrik: suicide). A: Mbak letih mikirin apa? B : Mikirin saya ingin melepaskan ilmu hitam saya. A: Mbak di rumah dulu masih bisa masak sama beres-beres rumah, nggak? B: Masih bisa. A: Apa Mbak pernah merasa ingin menyerah saja ya? B: Iya. Ingin ngejauh jauh dari orang, menyendiri. (Delusion of passivity) A: Apa Mbak merasa lebih baik jika Mbak mati saja? B: Nggak tahu, mati atau ga, antara dua itu, ada yang bilang boleh mati, ada yang bilang nggak boleh. A: Berapa sering Mbak muncul pikiran mau bunuh diri? B: Sekarang sudah jarang, kadang-kadang aja kalau kumat A: Bener Mbak dulu sering ngamuk marah-marah di rumah? B: Iya karena pengen kabur, pengen cari rumah Mbak tapi ga diboleh. A: Bener Mbak dulu suka kabur keluyuran keluar rumah ya ? B: Iya. Tapi saya disuruh bayangan A: Apa Mbak saat ini Cuma mikirin mau mati saja ? B: Bingung, mau curhat sama siapa kalau lagi marah, bingung. A: Dengan cara apa Mbak ingin bunuh diri ? B: membenturkan kepala, tapi belum bisa dilakukan. A: Mbak merasa ga bahwa Mbak bisa sembuh lagi dan membaik, tidak dengan bunuh diri? B: Dulu sempat baikan sekarang kayak gini lagi, susah kayaknya nggak bisa sembuh kali.. (Pesimistis) A: Kenapa, apa masa depan Mbak sudah suram, tidak ada harapan lagi? B: Pemerintah nggak boleh, jangan kiamat. Saya ingin cari seseorang, hati ini disedot sudah sendiri. Dibuang sayang, diambil orang sayang. (irrelevan positif) A: Mbak sulit tidur, nggak? Nafsu makannya lancar nggak ? B: Iya sulit tidur, tapi kalau dikasih obat tidur ya saya tidur, sulit tidur karena sering diganggu teman-teman. Makan ya kurang nafsu makan. A: Mbak pernah dengar suara-suara tapi nggak ada sumbernya nggak ? B: Sudah agak jarang, dulu iya seperti ada (Halusinasi auditorik positif). A: Mbak merasa ada kelebihan nggak yang tidak dimiliki orang lain ? Kayak punya kekuatan, kehebatan tersendiri? B : Kelebihan apa ? iya.. Saya punya ilmu hitam yang saya dapat dari kuburan, tapi saya menyesal dan jadi kayak gini. (waham kebesaran positif). A: Mbak ada pemahaman masalah agama yang sering ditentang sama orang lain nggak ? B : Nggak ada.. (Waham agama negatif). A:Mbak bisa melihat sesuatu yang nggak bisa dilihat manusia biasa nggak ? atau ada bayangan-bayangan aneh nggak ? B : Ada bayangan-bayangan, tapi nggak tahu apa..kayak bayangan hantu. (Halusinasi visual positif). A: Mbak pernah mencium bau-bauan yang aneh atau busuk nggak yang ga tahu asal nya dari mana ? B : Pernah, tapi nggak tahu apa. (Halusinasi olfactoris sulit dinilai). A:Mbak pernah ngerasa seperti ada yang jalan/merayap atau bergetar di tangan/badan Mbak nggak? B : Nggak pernah. (Halusinasi taktil negatif). A: Pernah tiba-tiba lidahnya merasakan manis atau asem padahal nggak lagi makan ? B : Nggak pernah, Cuma pernah ngerasa pahit. (Halusinasi gustatorik negatif). A: Ngerasa ada orang yang menghina atau menuduh Mbak Nggak? B : Iya ada saya sering dihina, diejek.. (Waham curiga positif) A: Ngerasa seperti dikejar-kejar sesuatu yang membuat Mbak jadi takut ? B : Nggak ada. Saya Cuma bingung pikiran stres. (waham kejar negatif) A: Mbak merasa takut dan cemas nggak sih ? B: Ada rasa takut, tapi nggak tahu apa.. Cemas iya ingin mati aja.. A: Mbak ada rasa rendah diri, merasakan paling jelek, paling miskin, tidak punya apa-apa, atau tidak bisa apa-apa ? B : Iya saya memang orang miskin, orang bodoh, memang begitu. (Waham rendah diri positif) A: Mbak pernah ngerasa bersalah atau berdosa nggak ? B : Iya merasa bersalah, karena punya ilmu hitam. (Waham berdosa positif) A: Di badannya ada yang sakit nggak ? B: nggak, Dok. (Waham hipocondri negatif) A: Sekarang mbak lagi dimana ya ? B :RS Jiwa Provinsi Lampung. (Orientasi tempat baik) A: Tau nggak kenapa Mbak dibawa kesini ? Ini orang-orang disini siapa ? B : Iya karena saya sering ngamuk di rumah dan suka kabur.. Mereka teman-teman saya nggak tahu kenapa dibawa kesini. (Orientasi situasi baik). A: Mbak punya temen nggak disini ? B: Nggak ada, sendiri saya. Saya nggak kenal. (inkoheren negatif) A: Sekarang ini pagi, siang, atau sore ya ? B : Apa ya? Tadi saya habis makan siang, berarti siang. A: Siang jam berapa Mbak? Ohya sekarang tanggal berapa ya Mbak? B: Nggak tahu saya nggak punya jam. (Orientasi waktu baik) A:Saya ini siapa ya Mbak? B:Dokter. A:Mbak sendiri siapa? B:Nama saya? D.. (Orientasi orang cukup, sambil garuk-garuk kepala) Keterangan : A (Dokter muda). B (Pasien)

Pemeriksaan FisikStatus InternusKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos MentisTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: 82 x/menitSuhu: 36,8 CPernafasan: 22 x/menitSistem Respiratorik: dalam batas normalSistem Kardiovaskuler: dalam batas normalSistem Gastrointestinal: dalam batas normalSistem Urogenital: dalam batas normalKelainan Khusus: tidak adaBerat Badan: 48 kg

Status NeurologisRangsang meningeal: tidak adaUrat saraf kepala: normalSistem motorik: normalSaraf vegetatif: normalFungsi luhur: normal

Status PsikiatrikKesan Pertama Seorang perempuan, kurang rapi, kebersihan cukup, muka murung sedih bingung.Keadaan Umum1. penampilan: Tampak seorang wanita memakai baju seragam RSJ Provinsi Lampung berwarna merah. Memakai celana pendek berwarna hitam selutut. Perawakan pendek, wajah agak tirus sesuai umur, rambut sebahu diikat rapih, kulit sawo matang, kesan rapih2. kesadaran: Compos mentis3. perilaku dan aktivitas psikomotorik: Tenang4. pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi sedang, volume rendah.5. sikap terhadap pemeriksa: KooperatifPembicaraan: kuantitas kurang, kualitas cukup

Keadaan SpesifikGangguan PersepsiHalusinasi: Ada (Halusinasi auditorik, visual)Ilusi: tidak adaGangguan Proses PikirBentuk Pikiran: RealisticKecepatan Proses pikir: Kurang

Mutu proses pikirJelas dan tajam: CukupFlight of ideas: tidak adaSirkumstansial: tidak adaretardasi: tidak adaterhambat: adameloncat-loncat: tidak adaperseverasi: tidak adaverbigerasi: tidak adaasosiasi longgar: tidak adajawaban irrelevan: adainkoheren: tidak adablocking: tidak ada

Isi Pikiranpola sentral: adafobia: adaobsesi: tidak adawaham: ada (berdosa, delusion of passivity)konfabulasi: tidak adarasa permusuhan: adarasa bersalah: adarasa rendah diri: adarasa takut: adaingin bunuh diri: adapesimistic: adahipokondri: tidak adakemiskinan isi pikiran: ada

Afek dan Reaksi Emosionalafek: tumpulhidup emosi: hypothymiapengendalian: cukupstabilitas: cukupdalam dan dangkal: dalam arus emosi: cukupempati: dapat dirasakanskala diferensiasi: sempitOrientasiwaktu: Cukuptempat: Baikorang: Cukupbenda : BaikKontak Psikis: cukupPerhatian: cukupGangguan Kecerdasan dan intelektualdaya ingat: jangka panjang baik, jangka menengah cukup, jangka pendek baik, sesaat burukdaya konsentrasi: kurangdaya nilai: cukupdaya pengertian diri: cukupKemunduran intelek: adaInisiatif: kurang

Gangguan insting dan dorongan instingtualhipobulia: adaRaptus impulsilvus: tidak adaDeviasi seksual: tidak adaStupor: tidak adaAnxietas: adaInsight: baik

Pemeriksaan TambahanBelum dilakukan EKG dan EEG.

Formulasi DiagnostikPasien bernama Ny DP berusia 32 tahun datang dengan kondisi fisik: keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 110/70 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 36,8 C, pernafasan: 22 x/menit. Pasien dibawa ke RSJ provinsi Lampung oleh keluarga pasien dengan sebab pasien ingin bunuh diri, gelisah, menyakiti diri, sering mengamuk-ngamuk tiap malam di rumah, melempar-lempar barang, gelisah, mondar-mandir sendiri, banyak diam (jarang bicara), terkadang bicara sendiri, sering kabur dan keluyuran dari rumah, serta obat tidak diminum teratur sejak kurang lebih 3 minggu sebelum dibawa ke RSJ.Riwayat perkembangan pramorbid: introvert. Status internus dan Neurologis: dalam batas normal

Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan: sikap kooperatif, roman muka hypothymia, tingkah laku hipoaktif, dan kuantitas pembicaraan kurang serta kualitas pembicaraan cukup.

Hubungan dengan realitas terganggu dalam hal :a. Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik dan visual.b. Gangguan Proses PikirKecepatan Proses pikir: Kurang

Mutu proses pikirretardasi: adaterhambat: adajawaban irrelevan: adainkoheren: ada

Isi Pikiranpola sentral: adafobia: adawaham: ada (waham berdosa, delusion of passivity)rasa permusuhan: adarasa bersalah: adarasa rendah diri: adarasa takut: adaingin bunuh diri: adapesimistic: adakemiskinan isi pikiran: ada

Afek dan Reaksi Emosionalafek: tumpulhidup emosi: hypothymiaskala diferensiasi: sempit

Orientasiwaktu: Cukuptempat: Baikorang: Cukupbenda : Baik

Gangguan kecerdasan dan intelektualdaya ingat: sesaat burukdaya konsentrasi: kurangKemunduran intelek: adaInisiatif: kurang

Gangguan insting dan dorongan instingtualhipobulia: adaAnxietas: adaInsight: baik

Diagnosis MultiaksialAksis I Sindroma Klinik : F.25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif.Diagnosis Banding : Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik. Depresi pasca-skizofrenia. Skizofrenia residual. Episode depresif berat dengan gejala psikotik.Aksis IITidak ada diagnosis aksis IIAksis III Tidak adaAksis IV Tidak adaAksis VTaraf tertinggi penyesuaian dalam satu tahun terakhir : GAF 60 51; gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

TerapiPsikofarmaka Stelazine 2 mg tab 2 x 1 Trihexipenidil 2 mg tab 2x1 Courage 20 mg tab 1x1

Psikoterapi Terapi kognitif. Terapi interpersonal. Terapi perilaku. Terapi berorientasi psiko-analitik. Terapi keluarga dan terapi pasangan. Terapi kelompok.

1. Rehabilitasi : Rehabilitasi psikososial. Rehabilitasi agama.

Usulan EEG dan EKG. Peningkatan dosis obat sampai dosis optimal. Penggantian golongan obat yang lain. Kombinasi obat.

Keterangan : Peningkatan dosis obat sampai dosis optimal, penggantian golongan obat, dan kombinasi obat dilakukan jika pada saat penggunaan obat sebelumnya tidak menunjukkan perubahan atau gejala-gejala gangguan jiwa masih ada seperti halusinasi.

Prognosis Quo ad vitam: dubia ad malam Quo ad fungtionam: dubia ad bonam Quo ad sanationam: dubia ad malam

Diskusi1. Alasan diagnosis dan alasan diagnosisSkizofreniaDefinisi :Sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir Dalam DSM IV Sekelompok ciri dari gejala positif dan negatif, ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan ataupun hub. pribadi dan gejala terus berlanjut selama paling tidak 6 bulan

Etiologi :1. Somatogenik 2. Psikogenik 3. Kombinasi :Konstitusi Skizoid Sindrom Skizofrenia Gangguan psikosomatik 4. Sosiogenik

Kriteria diagnosis menurut DSM IV :Dua atau lebih dari gejala dibawah ini, ditemukan selama periode 1 bulan :1. Waham 2. Halusinasi 3. Bicara terdisorganisasi (inkoherensi)4. Perilaku terdisorganisasi (katatonik)5. Gejala negatif : afek datar, alogia, tidak ada kemauan

Gangguan AfektifDefinisi :Sekelompok penyakit yang bervariasi berat gejala utamanya adalah perubahan mood yang secara periodik berganti-ganti. Afek dan emosi menentukan tingkat fungsi manusia. Afek dan emosi begitu keras fungsi individu terganggu, maka disebut sebagai gangguan afektif

Etiologi :1. Faktor biologis 2. Faktor genetika 3. Faktor psikososial

Gejala klinis :A. Depresi :1. sedih yang berlebihan, murung, menangis 2. konsentrasi dan perhatian berkurang 3. kepercayaan diri menurun 4. perasaan bersalah atau tidak berguna 5. lesu, pesimis 6. gangguan makan dan tidur 7. ingin mati

Manik :1. banyak bicara, hiperaktif 2. labil, berpindah-pindah 3. gangguan persepsi 4. gangguan proses pikir 5. gangguan fungsi intelektual 6. daya nilai dan tilikan kurang 7. sering berbohong dan menipu

SkizoafektifRancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif. Menurut National Comorbidity Study, pada 66 orang Skizofrenia didapati 81% gangguan afektif (59% depresi, 22% gangguan bipolar)

Definisi :Kelainan mental yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi yaitu antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif

Epidemiologi :1. Prevalensi perempuan lebih banyak dibanding pria 2. Pada usia tua skizoafektif tipe depresif 3. Pada usia muda skizoafektif tipe bipolar

Ada empat model konseptual :1. Skizoafektif = skizofrenia atau skizoafektif = gangguan Afektif 2. Skizoafektif = skizofrenia + gangguan afektif 3. Skizoafektif skizofrenia dan gangguan afektif 4. Skizoafektif adalah kelainan heterogen 5. (meliputi semua kemungkinan di atas) Pedoman diagnostik :Diagnosis dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, dalam episode yang sama.

Klasifikasi :1. Skizoafektif tipe manik a. gejala skizofrenia + manik (menonjol & episode sama)b. gejala-gejala afektif c. aktivitas yang berlebihan d. waham kebesaran, waham kejar juga mungkin ada e. gejala skizofrenia f. onset biasanya akut dan penyembuhannya dapat sempurna

2. Skizoafektif tipe depresif a. gejala skizofrenia + depresif (menonjol dan episode sama)b. gejala depresif : perilaku yang retardasi, putus asa, insomnia, perubahan nafsu makan, dll c. gejala skizofrenia : waham, halusinasi d. episode berlangsung lebih lama daripada tipe manik sebagian bisa sembuh sempurna, sebagian lagi bisa menjadi defek skizofrenia

keterangan: pasien mempunyai nafsu makan berkurang, ada waham, halusinasi, gejala skizofrenia dan depresi sehingga sesuai dengan diagnosis gangguan skizoafektif tipe depresif

2. penatalaksanaan

Penanganan : 1. Perawatan rumah sakit 2. Medikasi 3. Terapi psikososial

Farmakoterapi a. gejala manik anti manik b. gejala depresif anti depresif c. gejala psikosis anti psikosis

Bila gejala negatif > gejala positif = antipsikosis atipikal Bila gejala positif > gejala negatif = antipsikosis tipikal

Obat antipsikotik : APG 1 dan APG 2APG 1 : trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide APG 2 : clozapine, olanzapine, quetiapine dan rispendon

Prognosis :1. Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala gangguan afektifnya 2. Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya maka prognosis buruk 3. Semakin persisten gejala-gejala gangguan afektifnya, prognosis semakin baik. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik, berikut hak dan kewajibannya 2. Konseling pasien dan keluarga 3. Farmakoterapi4. Psikoterapi

Konseling pasien dan keluarga Upayakan keamanan pasien dan mereka yang merawatnya . Kurangi stress dan stimulasi agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat diatasi. Obat antipsikotik mengurangi gejala psikotik. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang. Harus diperhatikan intake dan kebutuhan pasien. Bila membahayakan rujuk ke RS. Jika mungkin pertimbangkan konsultasi untuk semua kasus baru gangguan psikotik. Pada kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik dan rujukan

Fluoxetine / Fluoksetin HCl.Diindikasikan untuk depresi. Sedangkan kontra Indikasinya hipersensitif terhadap Fluoksetin, penggunaan bersama dengan obat-obat penghambat mono amin oksidase (MAOI), gagal ginjal berat, epilepsi tidak stabil.Interaksi obat: obat-obat susunan saraf pusat aktif seperti : Litium, antidepresan, Triptofan, Karbamazepin, Flekainida, Enkainida, Diazepam, obat-obat dengan ikatan protein tinggi. Efek Sampingnya antara lain Kecemasan, kegugupan, insomnia, kelelahan, astenia (lemah/tidak bertenaga), berkeringat, gemetar, anoreksia (kehilangan nafsu makan), mual, diare, kepala terasa ringan, dispepsia, mulut kering, mengantuk. Indeks Keamanan Pada Wanita Hamil adalah C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. Kemasan berupa kaplet 20 mg x 3 x 10 butir.Dosis obat diawali dengan 20 mg/hari pada pagi hari. Maksimal : 80 mg/hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi. Dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak

PsikoterapiPsikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.Secara sistematis, penggolongannya adalah sebagai berikut : Psikoterapi individual- Terapi suportif- Sosial skill training- Terapi okupasi- Terapi kognitif dan perilaku (CBT)Dalam literatur yang lain disebutkan bahwa psikoterapi individual terdiri dari Psikoanalisis, Psikoterapi Psikoanalitik, dan Psikoterapi singkat. Dalam klasifikasi ini, terapi supportif masuk di dalam Psikoterapi Psikoanalitik. Psikoterapi kelompok Psikoterapi keluargaDalam literatur lain, psikoterapi keluarga termasuk di dalam psikoterapi kelompok. Manajemen kasus Assertive Community Treatment (ACT)

20