Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala ... · Pengurangan yang Diperbolehkan...

106
Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala amalannya, kecuali 3 hal, yaitu: Sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat Doa anak yang soleh

Transcript of Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala ... · Pengurangan yang Diperbolehkan...

Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala amalannya,

kecuali 3 hal, yaitu:

Sedekah jariyah

ilmu yang bermanfaat

Doa anak yang soleh

IAI KNOWLEDGE CENTER

CABANG SOLO

Qsftfoufe!cz;

IJI SAMAJI, SE., M.Si., Ak., CA., BKP.

IKATAN AKUNTAN INDONESIA IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

2

Pelatihan Pajak Terpadu Brevet A&B

Presented by:

Iji Samaji, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP.

Lecturer n’ Preceptor Accountant

Tax Instructor / Accounting Trainer

Registered Tax Consultants / Tax Adviser

Accounting Service & Management Advisory

Writer Instructor Lecturer

081 357 822 744

08888 299 629

0819- 13200 364

[email protected]

[email protected]

081 357 822 744

0819- 13200 364

(Home) 022-8888 6851

Flexi : 022-6156 7822

08888299629; 022-31129253

[email protected]

[email protected]

3

Cintailah Ilmu Pengetahuan,sebagaimana Kita mencintai

diri kita sendiri, karena dengan berilmu pengetahuan,Kita pasti akan selamat baik di dunia

maupun kelak di akhirat

Petuah bijak para profesional

4

Selamat Datang

Peserta Pelatihan Brevet Pajak

The Best

Teaching

5

A1

Slide 5

A1 Axioo; 17/11/2011

Brevet Pajak A & B

I

J

I

Specialist

Tax

PAJAK PENGHASILAN OP

� Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

6

Pembukuan, Pencatatan, DE

Rekonsiliasi Fiskal

7

Pembukuan, Pencatatan,

DE Rekonsiliasi Fiskal

SESI : 2

Sub pokok bahasan :1). Pembukuan/ Pencatatan Bagi WP OP

2). Pengurangan yang Diperbolehkan dan Rekonsiliasi Fiskal

8

PPh OP

9

PENGHASILAN DARI USAHA / PEKERJAAN BEBAS

PENGHASILAN NETO FISKALPENGHASILAN NETO FISKALPENGHASILAN NETO FISKALPENGHASILAN NETO FISKAL

PENGHASILAN DARI LUAR USAHA (MODAL)

PENGHASILAN DARI PEKERJAAN

10

PENGHASILAN DARI

USAHA / PEKERJAAN BEBAS

11

NORMA PENGHITUNGAN

PEMBUKUAN

Omzet < 4,8 milyarsetahun

Omzet >= 4,8 milyarsetahun

MENGHITUNG LABA NETO USAHA

Memilih

12

Penghitungan Laba Neto Usaha Fiskal

Ph Neto Usaha Fiskal =

% Norma x omset setahun

Norma

Ph Neto Usaha Fiskal :

Penjualan Neto = xxxxx

HPP = (xxxxx)

Laba Bruto Usaha = xxxxx

Biaya Administrasi&Pemasaran = (xxxxx)

Laba Neto Usaha = xxxxx

Pembukuan

13

Ketentuan – ketentuan bagi WP Orang Pribadiyang menggunakan norma :

• Peredaran usaha bruto dalam satu tahun< 4,8 milyar

• Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 bulan pertamadari tahun pajak

• Merekapitulasi Peredaran ataupenerimaanbruto tiap bulan (pencatatan)

NORMA PENGHASILAN NETTO

14

Catatan :Norma hanya untuk menghitung

penghasilan neto dari usaha/pekerjaan bebas saja;

Norma berbeda-beda tergantung jenis usaha/ pekerjaan bebas dan lokasi usaha.

NORMA PENGHASILAN NETTO

15

A. NERACA

B. LABA RUGI

C. DAFTAR PENYUSUTAN

D. REKONSILIASI FISKAL

PEMBUKUAN

16

NATURA

(bagi penerima)

OBJEK

Jika Diberikan o/ Bukan SP

Jika Diberikan o/ perusahaan (ph-nya FINAL)

BUKAN OBJEK

NATURA

17

Menghitung Pajak

• Pajak .. = …. % x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

• Tarif PPh diatur di pasal 17 UU PPh

• DPP untuk PPh meliputi : Ph bruto, atau Ph kena Pajak

; tergantung jenis objeknya

18

Tarif pph WP OP th 2009

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

sampai dengan Rp50.000.000,00 5%

di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00

15%

di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00

25%

di atas Rp500.000.000,00 30%

19

Jika Tn. Ali tahun 2013 dari kegiatan usahanya

diperoleh Ph kena pajak = 320 juta

• 5% x 50.000.000 = 2.500.000

• 15% x 200.000.000 = 30.000.000

• 25% x 70.000.000 = 17.500.000

PPh terutang Rp 50.000.000

• Keliru jika : 25% X 320.000.000 = Rp. 80.000.000

20

Coba hitung !

Jika Ph kena pajak = Rp. 500.500.500

• 5% x 50.000.000 = 2.500.000

• 15% x 200.000.000 = 30.000.000

• 25% x 250.000.000 = 62.500.000

• 30% x 500.000 = 150.000

PPh terutang = 95.150.000

21

Cara menghitung

• Penghasilan bruto = ….

• Pengurang ph bruto= …. -

• Penghasilan netto = ....

• PTKP (.../...) = .... -

• Ph kena pajak = ....(angka ratusan dibulatkan ke bawah,

angka Ph KP harus dalam ribuan penuh)

22

PENGURANG PENGHASILAN BRUTO

1. Norma (WP – Pencatatan) atau

HPP, Biaya (WP – Pembukuan)

2. Kompensasi Kerugian

3. PTKP

4. Zakat/Sumbangan Keagamaan lain

23

Pembukuan

• Penjualan = ….

• Harga Pokok Penjualan = ….. –

• Ph bruto = …..

• Biaya usaha = ….. –

• Ph netto = …..

24

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) :

1 JANUARI 2013

- Diri Pribadi WP OP Rp. 24.300.000/th

- Tambahan status kawin Rp. 2.025.000/th

- Tanggungan Rp. 2.025.000/th/jiwa

• yang menjadi tanggungan :

- anak kandung, anak tiri, anak angkat

- ayah ibu, mertua

• Maksimal tanggungan : 3 orang

• Penetapan PTKP : tanggal 1 januari

• Beberapa istilah dalam PTKP :

TK/- , K/0, K/1, K/2, K/3 , TK/1, TK/2, TK/3

PH = Pisah Harta , HB = Hidup Berpisah

• tanggungan kondisinya adalah ditanggung sepenuhnya dalam saturumah/sehari-hari.

25

Hubungan Keluarga SEDARAH dalam Garis KeturunanLurus dan/kesamping Satu Derajat

Anak

Adik kandung

Kakak kandung

Ibu Ayah

26

Hubungan Keluarga SEMENDA dalam Garis KeturunanLurus dan/kesamping Satu Derajat

Anak Tiri

Adik Ipar

Kakak Ipar

Ibu Mertua Ayah Mertua

27

• K/3

P = 24.300.000

K = 2.025.000

3T = 6.075.000 = 3 x 2.025.000

32.400.000

• TK/2

P = 24.300.000

2T = 4.050.000 = 2 X 2.025.000

28.350.000

CONTOH PENGHITUNGAN PTKP

28

Perlakuan atas PENGHASILAN yg Diterima ISTRI

Ph istri (HR)

1 sumber, blm dipot PPh

Ph istri digabung/dihitung

dgn ph suami

1 sumber, sudah dipot PPh

Ph istri hanya ditulis dlm lamp

SPT suami

Lebih dari 1 sumber

Ph istri digabung/dihitung

dgn Ph suami

29

PTKP MULAI 1 Jan 2009 sd 31 Des-2012

No Status & tanggungan Jumlah PTKP

1. TK/0 15.840.000

2. TK/1 17.160.000

3. TK/2 18.480.000

4. TK/3 19.800.000

5. K/1 18.480.000

6. K/2 19.800.000

7. K/3 21.120.000

8. K/I/1 34.320.000

9. K/I/2 35.640.000

10 K/I/3 36.960.000

11 K/0 17.160.00030

PTKP MULAI 1 Jan 2013 sd seterusnya

No Status & tanggungan Jumlah PTKP

1. TK/0 24.300.000

2. TK/1 26.325.000

3. TK/2 28.350.000

4. TK/3 30.375.000

5. K/1 28.350.000

6. K/2 30.375.000

7. K/3 32.400.000

8. K/I/1 52.650.000

9. K/I/2 54.675.000

10 K/I/3 56.700.000

11 K/0 26.325.00031

• Seorang istri yang berpenghasilan sedangkan suami belum

berpenghasilan, bgm PTKP-nya ?

• Istri yg berpenghasilan :

a. Jika suaminya juga pekerja atau pengusaha maka PTKP istri = TK/0

b. Jika suaminya tidak berpenghasilan, maka PTKP adalah

TK/jumlah Tanggungan

c. Kasus b. Jika dilengkapi surat dari pemda (minimal camat) maka statuskawin berhak ditambahkan dalam spt istri.

• Balita yang telah berpenghasilan

• PTKP untuk seorang pria yang beristri lebih dari satu ?

• Pak Ali menikah siri, anaknya dua ... Ptkp ?

BAGAIMANA PENDAPAT ANDA ?

32

Pengurang ph bruto (untuk WP OP)

Penghitungan Ph netto

PEMBUKUAN

Wajib utk WP OP dgn pered.bruto

diatas 4,8M

NORMA Penghit Ph netto

Peredaran bruto s.d 4,8M

33

34

(1) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk menentukan penghasilan neto,

dibuat dan disempurnakan terus-menerus serta diterbitkan oleh Direktur Jenderal

Pajak.

(2) Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00

(empat miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto

dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal

Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang

bersangkutan.

(3) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menghitung penghasilan

netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto wajib

menyelenggarakan pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Pasal 14 UU PPh 2009

Syarat WP OP menggunakan Norma

1. Menyelenggarakan pencatatan harian atas

peredaran usahanya

2. Menyampaikan pemberitahuan kpd KPP,

paling lambat 3 bulan pertama di awal tahun

pajak

3. Melampirkan pencatatan bulanan dalam SPT

Tahunan 1770

35

PERSENTASE NORMA

..... Dan seterusnya ...

36

Pencatatan

• Pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan

secara teratur tentang peredaran atau

penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto

sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak

yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan

obyek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang

bersifat final. (pasal 28 (9) UU KUP)

37

PENCATATAN

No Tanggal Jumlah (Rp)

1. 1/1/13 5.100.000

2. 2/1/13 4.500.000

.... ....

31 31/1/13 3.500.000

Jumlah 144.000.000

UD. PAK ALI

PEREDARAN USAHA

JANUARI 2013

UD. PAK ALI

PEREDARAN USAHA

TAHUN 2013

No Bulan Jumlah (Rp)

1. Januari 144.000.000

2. Pebruari 150.000.000

3. Maret 125.000.000

4. April 160.000.000

5. Mei 175.000.000

6. Juni 145.000.000

7. Juli 190.000.000

8. Agustus 185.000.000

9. September 205.000.000

10 Oktober 105.000.000

11. Nopember 165.000.000

12 Desember 200.000.000

Jumlah 1.999.000.00038

Norma

• Tn. Adi (dagang) omset tahun 2013 Rp. 1,2 M

• Memilih menggunakan norma , 30%

• Penghasilan netto = 30% x 1,2 M = Rp. 360 jt

• Jika menggunakan pembukuan :

• Peredaran bruto – HPP – Biaya usaha

• 1.200.000.000 – 1.000.000.000 – 100.000.000

• Penghasilan netto = Rp. 100.000.000

39

norma• Tn. Boy (K/2)

• Penghasilan bruto = 900.000.000,

• % norma = 30%, pph 25 yg sdh dibayar = 30.000.000

• Penghasilan netto = 30% x 900.000.00

• Ph netto 270.000.000

• PTKP (K/2) = 30.375.000

• Ph kena pajak 239.625.000– Tarif PPh pasal 17

– 5% x 50.000.000 = 2.500.000

– 15% x 189.625.000 = 28.443.750

• Pph terutang 30.943.750

• PPh pasal 25 30.000.000

• PPh KB/PPh pasal 29 943.750

40

CONTOH SOAL - NORMA

• TN. AGUS (K/2) MEMILIKI USAHA DAGANG, Peredaran Usaha

TH 2013 ;Rp. 800.000.000.

• Tn. AGUS Memilih Menggunakan NORMA; Kep Dirjen No.536,

% Norma Usaha ALI = 30%

• Tn. AGUS juga Menerima Bunga Deposito Rp. 2.000.000 (PPh =

40.000)

• SELAMA TH 2013, Tn. AGUS MEMBAYAR PPH 25 = Rp.

1.000.000/Bulan ..... Setahun telah dibayar penuh

• HITUNGLAH PPh KB/LB TAHUN 2009 dan hitung pula

Angsuran PPh 25 tahun 2014

41

Jawab

• Ph netto = 30% x 800.000.000 = 240.000.000

• PTKP (K/2) 30.375.000 -

• Ph kena pajak 209.625.000

• Tarif PPh ps 17 :

5% x 50.000.000 = 2.500.000

15% x 159.625.000 = 23.943.750 +

PPh terutang 26.443.750

PPh yg dipot 0

PPh yg hrs dibyr sendiri 26.443.750

PPh pasal 25 12.000.000 –

PPh KB (PPh ps 29) 14.443.750

• PPh pasal 25 = 1/12 X PPh yg hrs dibyr sendiri =

1/12 x 26.443.750 = Rp. 2.023.645 (utk tahun berikutnya)

42

• Tn. Budi (K/2) pengusaha martabak, peredaran bruto

th 2013 Rp. 180.000.000

• % norma = 30%

• Selain itu juga menerima ph lain :

1. SHU = 2.000.000

2. Keuntungan dari Penjualan motor = 5.000.000

3. Penjualan rumah = 100.000.000

• Jumlah PPh 25 selama th 2013 = Rp. 600.000

• Hitung PPh KB/LB !

43

44

Jawaban

45

• suatu proses pencatatan yang dilakukan secara

teratur untuk mengumpulkan data dan informasi

keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan

dan penyerahan barang dan jasa, yang ditutup

dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca

dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak

tersebut (pasal 1 UU KUP)

PENGURANG PENGHASILAN BRUTO : BIAYA

• BIAYA (Ketentuan FISKAL) :

1. DEDUCTIBLE EXPENSE : Kriteria 3M (pasal 6 UU PPh)

2. NON DEDUCTIBLE EXPENSE

KRITERIA-NYA :

a. Rugi usaha di luar negeri

b. Biaya utk mendapatkan Ph yg dipotong PPh Final

c. Biaya utk mendapatkan Ph yg bukan objek.

d. Biaya yg tercantum di pasal 9 (1) UU PPh

e. Biaya utk WP yg menggunakan norma

46

WP OP PENGUSAHA TERTENTU

DADANGCELL : WP OP Pengusaha Tertentu Lokasi usaha :

• 1. BEC (Pusat) ; wilayah KPP Cibeunying

• 2. ITC KOPO ; wilayah KPP Tegalega

• 3. Bandung TC ; wilayah KPP Bojonagara

KEWAJIBAN :

1. Masing2 cabang harus melaporkan usahanya - NPWP Cabang

2. Masing2 Cabang Harus Setor PPh pasal 25(7) : 0,75% DARI OMSET

(pasal 25(7) UU No.36)

SIFAT PPh pasal 25 yg telah disetor di masing-masing cabang :

1. FINAL : Jika Dadang Hanya Memperoleh SATU JENIS

Penghasilan

2. TIDAK FINAL : Jika memperoleh penghasilan LEBIH DARI SATU Jenis

Penghasilan

47

CONTOH KASUS WP OP Pengusaha tertentu

48

Tn. Yunus (K/3)

ph netto 500.000.000

ptkp (k/3) 21.120.000

ph kena pajak 478.880.000 5% x 50.000.000 2.500.000

15% x 200.000.000 30.000.000

PPh terutang 89.720.000 25% x 228.880.000 57.220.000

pph 25 12.000.000 _ jumlah pph 89.720.000

pph KB 77.720.000

Tn. Ihsan (k/2)

ph netto usaha 420.000.000 (pusat dan cabang)

royalti 10.000.000

jumlah 430.000.000

ptkp (k/2) 19.800.000

ph kena pajak 410.200.000 5% x 50.000.000 2.500.000

15% x 200.000.000 30.000.000

PPh terutang 72.550.000 25% x 160.200.000 40.050.000

pph 23 1.500.000 jumlah pph 72.550.000

pph yg hrs dibyr sendr 71.050.000

PPh 25(1) (24.000.000) pusat

PPh 25(7) (900.000) cabang:tidak final

PPh kb 46.150.000 49

SPT Tahunan WP OP

SPT Tahunan PPh OP

1770(WP OP Pengusaha,

Pekerja bebas)

1770S(Pegawai -

Gaji > 60 juta/Tahun)

1770 SS(Pegawai –

Gaji < 60 juta/Tahun)

50

51

52

WP OPMenyelenggarakan Pembukuan

PENGURANG PENGHASILAN BRUTO

&

KOMPENSASI KERUGIAN

53

02

PENGURANG PENGHASILAN – Pasal 6 UU PPh

Pengurang Penghasilan :

- biaya yg dpt dikurangkan thd penghasilan (obyek pajak)

- unt mendapatkan Penghasilan Kena Pajak � penghitungan PPh

terhutang

- Tidak semua pengeluaran / biaya dpt dikurangkan thd

penghasilan

54

02

BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh

a. biaya yg langsung / tdk langsung berkaitan dgn kegiatan usaha, a.l. :

1) biaya pembelian bahan;

2) biaya berkenaan dgn pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,

honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunj yg diberikan dlm bentuk uang;

3) bunga, sewa, dan royalti;

4) biaya perjalanan;

5) biaya pengolahan limbah;

6) premi asuransi;

7) biaya promosi dan penjualan ���� diatur dgn Peraturan Menteri

Keuangan;

8) biaya administrasi; dan

9) pajak kecuali Pajak Penghasilan.

adl biaya unt mendapatkan, menagih, & memelihara penghasilan,

termasuk :

55

02

BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh

b. penyusutan atas harta berwujud dan amortisasi atas hak dan atas biaya

lain yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun (sesuai Pasal 11 & 11A

UU PPh) � akan dijelaskan kemudian dengan lebih rinci

c. iuran kepada dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Men Keu;

d. kerugian krn penjualan atau pengalihan harta yg dimiliki dan digunakan dlm

perusahaan atau yg dimiliki unt mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan;

e. kerugian selisih kurs mata uang asing;

f. biaya penelitian & pengembangan perusahaan yg dilakukan di Indonesia;

g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

56

BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh

h. piutang yg nyata-nyata tidak dapat ditagih dgn syarat:

1) telah dibebankan sebagai biaya dlm laporan laba rugi komersial;

2) WP harus menyerahkan daftar piutang yg tdk dpt ditagih kpd DJP; dan

3) telah diserahkan penagihannya ke Pengadilan Negeri atau instansi

pemerintah yg menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis

mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan

debitur yg bersangkutan; atau telah dipublikasikan dlm penerbitan umum atau

khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah

dihapuskan untuk jml hutang tertentu;

4) syarat sbgmn dimaksud angka 3) tidak berlaku unt penghapusan piutang tak

tertagih debitur kecil sbgmn dimaksud Pasal 4 ayat (1) huruf k UU PPh;

yg pelaksanaannya diatur lebih lanjut berdsrkan Per Men Keu;

57

02

BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh

i. sumbangan dlm rangka penanggulangan bencana nasional yg

ketentuannya diatur dgn Peraturan Pemerintah;

j. sumbangan dlm rangka penelitian dan pengembangan yg dilakukan di

Indonesia yg ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yg ketentuannya diatur dengan

Peraturan Pemerintah;

l. sumbangan fasilitas pendidikan yg ketentuannya diatur dgn Peraturan

Pemerintah; dan

m. sumbangan dlm rangka pembinaan olahraga yg ketentuannya diatur

dgn Peraturan Pemerintah.

58

02

BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh

Perlakuan biaya / pengeluaran selain tersebut di atas

Dapat

dikurangkan

Tidak Dapat

Dikurangkan

Diatur lebih lanjut dalam

peraturan pelaksanaan

Rincian hardcopy

terlampir

59

02

PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh

1. Dilakukan thd pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah;

2. untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3MP);

3. mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun;

4. metode penyusutan yg diperbolehkan adalah:

a. sama besar (metode garis lurus / straight-line method);

b. menurun (metode saldo menurun / declining balance method).

Contoh metode garis lurus :

Sebuah gedung harga perolehannya Rp 100.000.000,- masa manfaat 20 tahun,

penyusutan tiap tahun sebesar Rp. 5.000.000,- (Rp 100.000.000,- : 20)

60

02

PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh

Contoh metode saldo menurun :

Sebuah mesin dibeli bln Januari 2000 dgn harga perolehan Rp 150.000.000,-

Masa manfaat mesin tsb : 4 tahun. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan

50% , maka penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut :

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku

Harga Perolehan 150,000,000.00

2000 50% 75,000,000.00 75,000,000.00

2001 50% 37,500,000.00 37,500,000.00

2002 50% 18,750,000.00 18,750,000.00

2003 Sekaligus 18,750,000.00 0.00

61

02

PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh 5. dimulai pd bulan dilakukannya pengeluaran,

kecuali untuk harta yg masih dalam proses pengerjaan � dimulai pada

bulan selesainya pengerjaan harta tsb

Contoh 1.Sebuah mesin diperoleh pd bulan Juli 2000 dgn harga perolehan Rp 100.000.000,-Masa manfaat mesin tsb : 4 tahun. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan 50%, metodepenyusutan saldo menurun, maka penghitungan penyusutannya adalah sbb :

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku

Harga Perolehan 100,000,000.00

2000 1/2 x 50% 25,000,000.00 75,000,000.00

2001 50% 37,500,000.00 37,500,000.00

2002 50% 18,750,000.00 18,750,000.00

2003 50% 9,375,000.00 9,375,000.000

2004 Sekaligus 9,375,000.00 0.00

Contoh 2.

Pengeluaran unt pembangunan gedung adalah Rp100.000.000,00. Pembangunan dimulai pada

bulan Oktober 2000 dan selesai unt digunakan pd bln Maret 2001. Penyusutan atas harga

perolehan bangunan gedung tsb dimulai pd bln Maret tahun pajak 2001.

62

02

PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh

6. WP diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta

tersebut digunakan untuk 3MP atau pada bulan harta yg bersangkutan

mulai menghasilkan � hrs dgn persetujuan Direktur Jenderal Pajak

Contoh

Tn. Zaki yg bergerak di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun

2008. Perkebunan tsb mulai menghasilkan (panen) pd tahun 2009. Dengan

persetujuan Dirjen Pajak, penyusutan traktor tsb dpt dilakukan mulai 2009.

7. Apabila WP melakukan penilaian kembali (sesuai Psl 19), maka dasar

penyusutannya adl nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva

63

02

PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh

8. Masa manfaat & tarif penyusutan ditetapkan sbb :

Kelompok Harta

Berwujud Masa Manfaat

Tarif penyusutan

Garis Lurus Saldo Menurun

I. Bukan Bangunan

• Kelompok 1

• Kelompok 2

• Kelompok 3

• Kelompok 4

4 Tahun

8 Tahun

16 Tahun

20 Tahun

25 %

12,5 %

6.25 %

5 %

50 %

25 %

12.5 %

10 %

II. Bangunan

• Permanen

• Tidak Permanen

20 Tahun

10 Tahun

5 %

10 %

64

02

PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh

9. Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta :

- nilai sisa buku� dibebankan sebagai kerugian

- harga jual atau penggantian asuransi � penghasilan

pada tahun terjadinya penarikan harta tersebut.

10. Apabila hasil penggantian asuransi jumlahnya baru dpt diketahui dgn

pasti di masa kemudian, maka dgn persetujuan Dirjen Pajak, jml

kerugian dibukukan sebagai beban masa kemudian tsb.

11. Apabila terjadi pengalihan harta yg memenuhi syarat sesuai Pasal 4 ayat

(3) huruf a dan huruf b UU PPh (bukan obyek pajak), yg berupa harta

berwujud � nilai sisa buku tidak boleh dibebankan sebagai kerugian

bagi pihak yg mengalihkan

12. Kelompok harta berwujud sesuai dgn masa manfaat diatur dengan

Peraturan Menteri Keuangan

65

02

AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh 1. Dilakukan thd pengeluaran unt pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta tak berwujud dan pengeluaran lain termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill);

2. untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3MP);

3. mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun;

4. metode penyusutan yg diperbolehkan adalah:

a. sama besar (metode garis lurus / straight-line method);

b. menurun (metode saldo menurun / declining balance method).

5. dimulai pd bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang

usaha tertentu yg diatur lebih lanjut dgn Per Men Keu

66

02

AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh

6. Masa manfaat & tarif penyusutan ditetapkan sbb :

Kelompok Harta

Tidak Berwujud

Masa Manfaat Tarif penyusutan

Garis Lurus Saldo Menurun

• Kelompok 1

• Kelompok 2

• Kelompok 3

• Kelompok 4

4 Tahun

8 Tahun

16 Tahun

20 Tahun

25 %

12,5 %

6.25 %

5 %

50 %

25 %

12.5 %

10 %

7. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain

yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan

minyak dan gas bumi dilakukan dgn menggunakan metode satuan

produksi

67

02

AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh 8. Amortisasi atas pengeluaran unt memperoleh hak penambangan selain

yang dimaksud pada angka “7” di atas, hak pengusahaan hutan, dan hak

pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yg mempunyai masa

manfaat lebih dari 1 tahun, menggunakan metode satuan produksi

paling tinggi 20% setahun.

Contoh:

Pengeluaran unt memperoleh hak pengusahaan hutan, yg mempunyai potensi

10.000.000 (sepuluh juta) ton kayu, sebesar Rp 500.000.000,- diamortisasi

sesuai dgn % satuan produksi yg direalisasikan dlm thn yg bersangkutan.

Jika dlm 1 tahun pajak ternyata jumlah produksi mencapai 3.000.000 ton yang

berarti 30% dari potensi yang tersedia,

maka walaupun jml produksi pd thn tsb mencapai 30% dari jml potensi yg

tersedia, besarnya amortisasi yg diperkenankan unt dikurangkan dari

penghasilan bruto pada tahun tsb adl 20% dari pengeluaran atau

Rp100.000.000,-

68

02

AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh 9. Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak sbgmn

dimaksud di atas, nilai sisa buku� sebagai kerugian dan

jml yg diterima sbg penggantian� penghasilan

Contoh :

Tn. Zaki memperoleh hak penambangan minyak & gas bumi di suatu lokasi Rp500 juta

Taksiran jml kandungan minyak di daerah tersebut 200 juta barel.

Setelah produksi minyak & gas bumi mencapai 100 juta barel,

Tn. Zaki menjual hak penambangan tsb kpd pihak lain dgn harga Rp300 juta.

Penghitungan penghasilan dan kerugian dari penjualan hak tsb sbb :

Harga perolehan Rp 500.000.000,-

Amortisasi yg telah dilakukan100 juta /200 juta barel (50%) Rp 250.000.000,-

Nilai buku harta Rp 250.000.000,-

Harga jual harta Rp 300.000.000,-

Dgn demikian nilai sisa buku Rp 250.000.000,00 dibebankan sebagai kerugian dan

sebesar Rp 300.000.000,00 dibukukan sebagai penghasilan

69

KOMPENSASI KERUGIAN

Apabila

Penghasilan Bruto (-)

pengurang yg diperkenankan

didapat Kerugian

Kerugian tsb dapat

dikompensasikan dengan

Penghasilan mulai tahun

pajak berikutnya

berturut-turut s/d 5 tahun.

Pasal 6 ayat (2)

70

KOMPENSASI KERUGIAN

KOMPENSASI KERUGIAN 5 (LIMA) TAHUN

CONTOH

PT. A Tahun 2009 menderita kerugian Fiskal (Rp 1.200.000.000,- )

Dalam 5 tahun berikutnya Rugi- Laba Fiskal PT. A sbb :

2010 : LABA FISKAL Rp 200.000.000.-

2011 : RUGI FISKAL Rp 300.000.000.-

2012 : LABA FISKAL N I H I L

2013 : LABA FISKAL Rp 100.000.000.-

2014 : LABA FISKAL RP 800.000.000.-

71

KOMPENSASI KERUGIAN sbb :RUGI FISKAL TAHUN 2009 (Rp 1.200.000.000.)LABA FISKAL TAHUN 2010 Rp 200.000.000.(+)

SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 1.000.000.000.) RUGI FISKAL TAHUN 2011 (Rp 300.000.000.)

SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 1.000.000.000.)LABA FISKAL TAHUN 2012 Rp N I H I L (+)

SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 1.000.000.000.)LABA FISKAL TAHUN 2013 Rp 100.000.000.(+)

SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 900.000.000)LABA FISKAL TAHUN 2014 Rp 800.000.000.(+)

SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 100.000.000.)

Rugi fiskal tahun 2009 Rp100.000.000,00 yg masih tersisa pada akhir tahun 2014 tidak

boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskal tahun 2015,

sedangkan rugi fiskal tahun 2011 Rp300.000.000,00 hanya boleh dikompensasikan dgn

laba fiskal tahun 2015 dan tahun 2016, karena jangka waktu lima tahun yang dimulai

sejak tahun 2012 berakhir pada akhir tahun 2016

72

02

BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh

a. pembagian laba dgn nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,

termasuk dividen yg dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada

pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

b. biaya yg dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

pemegang saham, sekutu, atau anggota;

c. premi asuransi kesehatan, as kecelakaan, as jiwa, as dwiguna, dan as bea

siswa, yg dibayar oleh WPOP, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan

premi ttsb dihitung sbg penghasilan WP ybs;

d. penggantian atau imbalan sehubungan dgn pekerjaan atau jasa yg

diberikan dlm bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan

makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau

imbalan dlm bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yg

berkaitan dgn pelaksanaan pekerjaan yg diatur dgn atau berdasarkan Per

Men Keu;

73

02

BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh

e. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

1) cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yg

menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan

pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;

2) cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yg

dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

3) cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;

4) cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;

5) cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan

6) cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah

industri untuk usaha pengolahan limbah industri,

yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

74

02

BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh

f. jumlah yg melebihi kewajaran yg dibayarkan kpd pemegang saham atau

kepada pihak yg mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan

sehubungan dgn pekerjaan yg dilakukan;

g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b, kecuali

sumbangan sesuai Pasal 6 UU PPh, serta zakat yg diterima oleh badan

amil zakat atau lembaga amil zakat yg dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah atau sumbangan keagamaan yg sifatnya wajib bagi pemeluk

agama yg diakui di Indonesia, yg diterima oleh lembaga keagamaan yg

dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yg ketentuannya diatur dgn

PP;

h. Pajak Penghasilan

i. biaya yg dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib

Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;

75

02

BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh

j. gaji yg dibayarkan kpd anggota persekutuan, firma, atau perseroan

komanditer yg modalnya tdk terbagi atas saham;

k. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi

pidana berupa denda yg berkenaan dgn pelaksanaan perundang-

undangan di bidang perpajakan.

l. Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tdk

dibolehkan unt dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui

penyusutan atau amortisasi sesuai Pasal 11 atau Pasal 11A UU PPh

76

Ada Pertanyaan???

77

78

A. PEMELUK AGAMA ISLAMB. MAX 2.5% DARI PENGH.NETO FISKALC. PENGHASILAN OBYEK PAJAK YG TIDAK FINALD. SURAT SETORAN ZAKAT KEPADA BADAN/

LEMBAGA AMIL ZAKAT YG DIBENTUK/DISAHKAN PEMERINTAH1. NAMA2. ALAMAT3. NPWP4. JENIS PENGHASILAN YG DIBAYAR ZAKAT5. SUBER/ JENIS PENGH & BULAN / TAHUN6. BESARNYA PENGHASILAN7. BESARNYA ZAKAT

ZAKAT

79

80

Rekonsiliasi Fiskal

Laporan Keuangan

Menurut UU PerpajakanLaporan Keuangan

Menurut SAK

Pajak Terutang (SPT)

Rekonsiliasi Fiskal

Sesuai/tidak

Pembetulan SPT

81

KOREKSI FISKAL� POSITIF� NEGATIF

PENGHASILAN NETTO KOMERSIALPENGHASILAN NETTO KOMERSIALPENGHASILAN NETTO KOMERSIALPENGHASILAN NETTO KOMERSIAL

PENGHASILAN NETTO FISKAL

82

KOREKSI FISKAL� POSITIF� NEGATIF

Penentuan Positif/ Negatif dilihatdari sisi Penghasilan

83

BIAYA (FISKAL)

BIAYA

DEDUCTIBLE EXPENSE

(biaya 3M)

NON DEDUCTIBLE

EXPENSE

Tercantum dlm

Pasal 9(1) UU PPh

Kerugian penjualan

aktiva

Dimiliki perusahaan,Tdk digunakan 3M

Biaya 3M atas Ph WP

Yg dikenakan PPh berd

Norma Penghit Ph netto

Untuk memperoleh

Ph yg bukan

Objek PPh

Rugi Usaha

dari Luar negeri

Untuk memperoleh

Ph bersifat final

84

PENYESUAIAN FISKAL

• Laporan Keuangan yang telah dibuat oleh Wajib Pajak bersifat

komersial.

• Untuk menghitung PPh harus mengikuti ketentuan

perpajakan (UU,PMK,Per Dirjen), biasa disebut ketentuan

fiskal

• Jika terdapat perbedaan penerapan maka WP harus

membuat penyesuaian shg penghitungan PPh telah sesuai

ketentuan perpajakan.

• Penyesuaian dilakukan terhadap biaya yang menurut

ketentuan fiskal tidak diperkenankan sebagai pengurang (non

deductible expense)

• Penyesuaian fiskal dibagi menjadi PF positif & negatif

85

CONTOH PENYESUAIAN FISKAL

86

PENGHASILAN NETTO DARI USAHA

(WAJIB PAJAK OP YANG MENGGUNAKAN PEMBUKUAN)

• Penghasilan usaha berdasarkan L/K Komersial

• Peredaran Usaha Rp. xxx

• Harga Pokok Penjualan xxx _

• Laba/Rugi Bruto Usaha xxx

• Jumlah Biaya Usaha xxx _

• Ph netto usaha (komersial) Rp. xxx

• Penyesuaian Fiskal Positif

– ............

– ............

• Jumlah Koreksi Positif xxx

• Penyesuaian Fiskal Negatif

– ...........

– ............

• Jumlah Koreksi Negatif (xxx)

• Ph Netto dalam negeri (Fiskal) xxx

87

PENGHITUNGAN PPH KB/LB

WP ORANG PRIBADI (I)

• Penghasilan netto dari usaha Rp. ........

• Penghasilan netto dari pekerjaan Rp. ........

• Penghasilan netto dalam negeri lainnya Rp. ........

• Penghasilan netto d. luar negeri Rp. ........ +

•• Jumlah Penghasilan netto Rp. ........

•• Zakat 2,5% dari Ph netto Rp. …… _

• (kepada BAZ/LAZ Resmi)

• Penghasilan netto setelah zakat Rp. ........

• Kompensasi Kerugian Rp. ........ _

• Penghasilan netto setelah komp Rp. ........

• PTKP ( ...../ ....) Rp. ........ _

• Penghasilan Kena Pajak Rp. ........

88

PENGHITUNGAN PPH KB/LB WP OP (II)

• Penghasilan Kena Pajak kemudian dikalikan dengan tarif PPh psl 17 : WP OP

• ( 5%, 15%, 25%, 30%) .... Maka diperoleh PPh Terutang

• PPh Terutang Rp. ......

• Kredit Pajak :

• PPh yang dipotong pihak lain

• PPh ps 21 (PPh dari pekerjaan) Rp. ...

• PPh ps 22 (impor,bendahara) Rp. ...

• PPh ps 23 (PPh dari DN lainnya) Rp. ...

• PPh ps 24 (PPh yg dipotong di LN) Rp. ... +

• Jumlah Rp. ..... _

• PPh yang harus dibayar sendiri Rp. .....

• PPh yang sudah dibayar sendiri

• PPh pasal 25 (1) Rp. ....

• PPh pasal 25 (7) Rp. ....

• STP PPh pasal 25 Rp. ....

• Fiskal Luar Negeri Rp. .... +

• Jumlah Rp. ..... _

• Jumlah PPh KB/LB Rp. ….

89

CONTOH KASUS : WP OP PEMBUKUAN

90

penghasilan netto (usaha) komersial 357.000.000 A

penyesuaian fiskal :

PF positif

- sembako 12.000.000

- sumbangan 6.000.000

- tips 2.000.000

- asuransi anak 10.000.000

30.000.000 B

PF Negatif - C

Ph netto (usaha) Fiskal 387.000.000 (A+B-C)

PTKP 19.800.000

Ph kena pajak 367.200.000

PPh terutang 61.800.000

91

92

93

Terima kasih

INGAT-INGAT :“BACA LAGI ATURAN-ATURAN

PERPAJAKANNYA”

Mfy Tqfdjbmjt Efsphfu

Mfy Hfofsbmjt

94

95

ISam KKP Iji Samaji96

Terima Kasih Atas Perhatiannya

Ikatan Konsultan Pajak – Cabang Bandung

Tim Instruktur IKPI – Cabang Bandung

Tim Instruktur IAI – Wilayah Jawa Barat

Ikatan Akuntan Indonesia – Wilayah Jawa Barat

97

Tim Instruktur IAI – Knowledge Center Cabang Solo

Ada Pertanyaan???

98

1. ……

2. ……

3. ……

4. ……

5. ……

Pertanyaan:

99

Thanks

Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak. CA., BKP.

Lecturer, Registered Tax Consultants & Tax Instructor, Accounting Trainer

100

Semoga Sukses

101

102

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

CABANG BANDUNG

Ruko Taman Mekar Agung No. 11-12

Komplek Perumahan Mekar Agung

Bandung 40237

Telp. 022-5234018

103

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

WILAYAH JAWA BARAT

Jl. Cikutra No. 204A Bandung 40125

www.iaijabar.or.id

email : [email protected]

104

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Graha Akuntan

Jl Sindanglaya 1 Menteng Jakarta 10310

www.iaiglobal.or.id

[email protected]

105