Jenis Jenis ROM

23
Latar Belakang Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal, lengkap, dan untuk meningkatkan massa otot serta tonus otot, ROM juga memiliki klasifikasi ROM, jenis ROM, indikasi serta kontraindikasi dilaksanakan ROM dan juga prinsip dasar dilakukan ROM. Untuk dapat mengetahui hal tersebut lebih lanjut maka dapat meninjau pembahasan pada makalah ini. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini yakni untuk memenuhi tugas kelompok dalam ajaran Ilmu Keperawatan Dasar I (IKD I, dan untuk membantu memberi pengetahuan yang lebih kepada pembaca mengenai ROM (Range Of Motion) beserta latihan dasar ROM.

Transcript of Jenis Jenis ROM

Page 1: Jenis Jenis ROM

Latar Belakang

Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan

oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM) adalah

latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan

kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa

otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien

dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang

gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.

Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat memperbaiki tingkat

kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal, lengkap, dan untuk

meningkatkan massa otot serta tonus otot, ROM juga memiliki klasifikasi ROM, jenis ROM,

indikasi serta kontraindikasi dilaksanakan ROM dan juga prinsip dasar dilakukan ROM.

Untuk dapat mengetahui hal tersebut lebih lanjut maka dapat meninjau pembahasan pada

makalah ini.

1.2  Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini yakni untuk memenuhi tugas kelompok dalam

ajaran Ilmu Keperawatan Dasar I (IKD I, dan untuk membantu memberi pengetahuan yang

lebih kepada pembaca mengenai ROM (Range Of Motion) beserta latihan dasar ROM.

Page 2: Jenis Jenis ROM

BAB IIPEMBAHASAN

2.1  Pengertian ROM (Range Of Motion)

ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin

dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan

frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi

tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan

membagi tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis

horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.

Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,

gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).

Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan

eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi

(tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).

Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi

dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan

gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi

karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk

mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang

gerak pasif. Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.

Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain

dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang

terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul

sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan

terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing

persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion

(ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat

kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk

meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Page 3: Jenis Jenis ROM

2.2  Tujuan ROM (Range Of Motion)

Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1.      Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot

2.      Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan

3.      Mencegah kekakuan pada sendi

4.      Merangsangsirkulasidarah

5.      Mencegahkelainanbentuk, kekakuandankontraktur

2.3  Manfaat ROM (Range Of Motion)

Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1.      Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan

2.      Mengkaji tulang, sendi, dan otot

3.      Mencegah terjadinya kekakuan sendi

4.      Memperlancar sirkulasi darah

5.      Memperbaiki tonus otot

6.      Meningkatkan mobilisasi sendi

7.      Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

2.4  Prinsip Latihan ROM (Range Of Motion)

Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :

1.      ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari

2.      ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.

3.      Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda

vital dan lamanya tirah baring.

4.      Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku,

bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.

5.      ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di

curigai mengalami proses penyakit.

6.      Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah

di lakukan.

2.5  Jenis-jenis ROM (Range Of Motion)

Page 4: Jenis Jenis ROM

ROM dibedakan menjadi duajenis, yaitu :

a.    ROM Aktif

ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan

menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam

melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal

(klien aktif). Keuatan otot 75 %.

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara

menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi

di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

b.    ROM Pasif

ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain

(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan

rentang gerak yang normal (klienpasif). Kekuatanotot 50 %.

Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan

keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak

dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total

(suratun, dkk, 2008).

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan

persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat

dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh

persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu

melaksanakannya secara mandiri.

Page 5: Jenis Jenis ROM

2.6  Indikasi dan Sasaran ROM

1.      ROM Aktif :

1.1  Indikasi :

a.       Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas

sendinya baik dengan bantuan atau tidak.

b.      Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian

sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah jenis ROM Aktif yang

mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena

otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan).

c.       ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.

d.      ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah yang

tidak dapat bergerak.

1.2  Sasaran :

a.       Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif serupa dengan ROM

Pasif.

b.      Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari kontrol gerak

volunter.

c.       Sasaranspesifik:

         Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat

         Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi

         Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian

         Meningkatkan sirkulasi

         Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

2.      ROM Pasif

2.1  Indikasi :

a.       Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif

akan menghambat proses penyembuhan

b.      Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau

seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total

2.2  Sasaran :

a.       Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat

Page 6: Jenis Jenis ROM

b.      Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur

c.       Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot

d.      Membantu kelancaran sirkulasi

e.       Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian

f.       Menurunkan atau mencegah rasa nyeri

g.      Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi

h.      Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien

2.7  Kontraindikasi dan Hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM

Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM

a.    Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses penyembuhan

cedera.

         Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan yang bebas nyeri

selama fase awal penyembuhan akan memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan

pemulihan

         Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah, termasuk

meningkatnya rasa nyeri dan peradangan

b.    ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan (life

threatening)

         PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan AROM pada sendi

ankle dan kaki untuk meminimalisasi venous stasis dan pembentukan trombus

         Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-lain, AROM pada

ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam pengawasan yang ketat

Page 7: Jenis Jenis ROM

2.8  Keterbatasan dalam Latihan ROM

a.    ROM Aktif

           Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau meningkatkan kekuatan.

           Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali dengan menggunakan

pola gerakan.

b.    ROM Pasif

ROM Pasif tidak dapat :

         Mencegah atrofi otot

         Meningkatkan kekuatan dan daya tahan

         Membantusirkulasi

2.9  Macam-macam Gerakan ROM

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

1.      Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.

2.      Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

3.      Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

4.      Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.

5.      Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

6.      Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

7.      Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut

persendian.

8.      Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut

persendian.

9.      Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.

10.  Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.

11.  Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang

sama.

Page 8: Jenis Jenis ROM

2.10    Gerakan ROM Berdasarkan Bagian Tubuh

Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebaga berikut :

1.      Leher, Spina, Serfikal

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakan dagu menempel

ke dada,

rentang 45°

Ekstensi Mengembalikan kepala ke

posisi tegak,

rentang 45°

Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang

sejauh mungkin,

rentang 40-

45°

Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh

mungkin sejauh mungkin

kearah setiap bahu,

rentang 40-

45°

Rotasi Memutar kepala sejauh

mungkin dalam gerakan

sirkuler,

rentang 180°

2.      Bahu

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menaikan lengan dari posisi di

samping tubuh ke depan ke

posisi di atas kepala,

rentang 180°

Ekstensi Mengembalikan lengan ke

posisi di samping tubuh,

rentang 180°

Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang

tubuh, siku tetap lurus,

rentang 45-

60°

Abduksi Menaikan lengan ke posisi

samping di atas kepala dengan

telapak tangan jauh dari

kepala,

rentang 180°

Adduksi Menurunkan lengan ke

samping dan menyilang tubuh

rentang 320°

Page 9: Jenis Jenis ROM

sejauh mungkin,

Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar

bahu dengan menggerakan

lengan sampai ibu jari

menghadap ke dalam dan ke

belakang,

rentang 90°

Rotasi luar Dengan siku fleksi,

menggerakan lengan sampai

ibu jari ke atas dan samping

kepala,

rentang 90°

Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan

lingkaran penuh,

rentang 360°

3.      Siku

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakkan siku sehingga

lengan bahu bergerak ke depan

sendi bahu dan tangan sejajar

bahu,

rentang 150°

Ektensi Meluruskan siku dengan

menurunkan tangan,

rentang 150°

4.      Lengan bawah

Gerakan Penjelasan Rentang

Supinasi Memutar lengan bawah dan

tangan sehingga telapak tangan

menghadap ke atas,

rentang 70-

90°

Pronasi Memutar lengan bawah

sehingga telapak tangan

menghadap ke bawah,

rentang 70-

90°

5.      Pergelangan tangan

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakan telapak tangan rentang 80-

Page 10: Jenis Jenis ROM

ke sisi bagian dalam lengan

bawah,

90°

Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan

sehingga jari-jari, tangan,

lengan bawah berada dalam

arah yang sama,

rentang 80-

90°

Hiperekstensi Membawa permukaan tangan

dorsal ke belakang sejauh

mungkin,

rentang 89-

90°

Abduksi Menekuk pergelangan tangan

miring ke ibu jari,

rentang 30°

Adduksi Menekuk pergelangan tangan

miring ke arah lima jari,

rentang 30-

50°

6.      Jari- jari tangan

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°

Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°

Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan

ke belakang sejauh mungkin,

rentang 30-

60°

Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan

yang satu dengan yang lain,

rentang 30°

Adduksi Merapatkan kembali jari-jari

tangan,

rentang 30°

7.      Ibu jari

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang

permukaan telapak tangan,

rentang 90°

Ekstensi menggerakan ibu jari lurus

menjauh dari tangan,

rentang 90°

Abduksi Menjauhkan ibu jari ke

samping,

rentang 30°

Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan rentang 30°

Page 11: Jenis Jenis ROM

tangan,

Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke

setiap jari-jari tangan pada

tangan yang sama.

-

8.      Pinggul

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan tungkai ke depan

dan atas,

rentang 90-

120°

Ekstensi Menggerakan kembali ke

samping tungkai yang lain,

rentang 90-

120°

Hiperekste

nsi

Mengerakan tungkai ke

belakang tubuh,

rentang 30-50°

Abduksi Menggerakan tungkai ke

samping menjauhi tubuh,

rentang 30-50°

Adduksi Mengerakan tungkai kembali

ke posisi media dan melebihi

jika mungkin,

rentang 30-50°

Rotasi

dalam

Memutar kaki dan tungkai ke

arah tungkai lain, rentang 90°

Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai

menjauhi tungkai lain, rentang 90°

Sirkumduk

si

Menggerakan tungkai

melingkar-

9.      Lutut

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan tumit ke arah

belakang paha,

rentang 120-

130°

Ekstensi Mengembalikan tungkai

kelantai,

rentang 120-

130°

10.  Mata kaki

Page 12: Jenis Jenis ROM

Gerakan Penjelasan Rentang

Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga

jari-jari kaki menekuk ke

atas,

rentang 20-30°

Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga

jari-jari kaki menekuk ke

bawah,

rentang 45-50°

11.  Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Inversi Memutar telapak kaki ke

samping dalam,

rentang 10°

Eversi Memutar telapak kaki ke

samping luar,

rentang 10°

12.  Jari-Jari Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke

bawah,

rentang 30-60°

Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°

Abduksi Menggerakan jari-jari kaki

satu dengan yang lain,

rentang 15°

Adduksi Merapatkan kembali bersama-

sama,

rentang 15°

2.11 Pemeriksaan Kekuatan Otot

Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan

pengujian otot secara manual ( manual muscle testing, MMT ). Pemeriksaan ini

ditujukan untuk mengetahui kemampuan mengontraksikan kelompok otot

secara volunteer. Lansia yang tidak mampu mengontraksiakan ototnya secara

aktif dan volunteer, tidak tepat apabila diberikan MMT standar.

Page 13: Jenis Jenis ROM

Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT akan membantu

penegakan diagnosis klinis, penentuan jenis terapi, jenis alat bantu yang

diperlukan, dan prognosis. Penegakan diagnosis dimungkinkan oleh beberapa

penyakit tertentu yang hanya menyerang otot tertentu pula. Jenis terapi dan alat

bantu yang diperlukan oleh lansia juga harus mempertimbangkan kekuatan otot.

Diharapkan program terapi dan alat bantu yang dipilih tidak menyebabkan

penurunan kekuatan otot atau menambah beratnya penyakit lansia.

2.12 Proses Pelaksanaan MMT

1.     Lansia diposisikan sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai

dengan kekuatannya. Posisi yang dipilih harus memungkinkan kontraksi otot

dan gerakan mudah diobservasi.

2.     Bagian tubuh yang dites harus terbebas dari pakaian yang menghambat.

3.     Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan.

4.     Lansia mengontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen

proksimal.

5.     Selama terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi diobservasi, baik palpasi pada

tendon atau perut otot.

6.     Memberikan tahanan pada otot yang dapat bergerak dengan luas gerakan sendi

penuh dan dengan melawan gravitasi.

7.     Melakuakan pencatatan hasil MMT

2.13 Kriteria hasil pemeriksaan MMT

1.     Normal (5) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi,

dan melawan tahanan maksimal.

2.     Good (4) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi,

dan melawan tahanan sedang (moderat).

Page 14: Jenis Jenis ROM

3.     Fair (3) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan gravitasi

tanpa tahanan.

4.     Poor (2) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh tanpa melawan

gravitasi.

5.     Trace (1) tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi

6.     Zero (0) kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi

Page 15: Jenis Jenis ROM

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak

melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,

diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.

Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,

siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian

atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai

waktunya.

Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus

memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal

yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.

3.2  Saran

Berdasarkan makalah yang kami buat ini, kami dapat menyarankan ke semua Pelayan

Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui, memahamitentang ROM

beserta semua prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar mampu menjadi pertimbangan

dalam penerapannya di dunia kesehatan.