JEMBATAN MEASTONE ALA ECI.doc
-
Upload
herman-santoso-pakpahan -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of JEMBATAN MEASTONE ALA ECI.doc
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umurnnya, suatu rangkaian listrik terdiri dari banyak rangkaian tertutup
yang mempunyai banyak simpul dengan satu atau lebih sumber. Besaran yang
diketahui pada umumnya berupa tegangan pada sumber tegangan atau arus dari
sumber arusnya. besaran yang tidak dikctahui meliputi arus yang mengalir dalam sum
ber tegangan, tegangan pada sumber anus, dan tegangan, serta anus dalam unsur-
unsur rangkaianriya.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan besaran yang tidak diketahui itu
terdiri dari tiga kategori hukum Kirchhoff untuk anus, hukum Kirchhoff untuk
tegangan, dan hubungan volt-ampere dalarn unsur rangkaian itu. Jumlah persamaan
bebas haruslah sama dengan jurnlah besaran yang tidak diketahui. Persamaan bebas
yang tersedia itu adalah sebagai berikut:
1. Jumlah persamaan bebas untuk hubungan volt-ampere unsun sama dengan jumlah
unsur dalam rangkaian.
2. Jumlah pensamaan bebas menurut hukum anus Kirchhoff sama dengan jumlah
simpul dalam rangkaian dikunang satu.
3. Jumlah persamaan bebas menurut hukum tegangan Kirchhoff sama dengan
jumlah rangkaian tertutup bebas
Rangkaian tertutup bebas adalah nangkaian yang persamaannya menurut
hukum tegangan Kirchhoffmengandung paling sedikit salah satu tegangannya yang
tidak termasuk dalam persamaan yang lain (Mismail,19995).
Metode penggunaan langsung ini meliputi penentuan variabel anus dan
tegangan yang sesuai, penulisan ketiga jenis pcrsamaan di atas, dan penyelesaian
persamaan itu untuk besaran yang dicari. Penentuan variabel yang tidak diketahui
dapat dilakukan secara sebarang, tetapi dengan cara yang tersusun dan rapi dapat
mempermudah dan mcnyederhanakan penyelesaiannya. Tcgangan dan arus pada
resistor,pada induktor dan pada kapasitor, sehingga hubungan volt-ampere dalam
unsur rangkaian selalu positif. Ada dua bcnLuk rangkaian yang dapat membantu
mcmpcrmudah penentuan variabel ini Yang satu adalah bagian rangkaian seri seperti
yang diperlihatkan pada gambar diatas. Anus yang mengalir dalam masing-masing
unsur atau sumber yang dihubungkan secara bcruru tan itu sama, sesuai dengan
hukum Kirchhoff untuk anus, sehingga hanva ada anus tunggal i yang mengalir dalam
rangkaian tersebut (Renreng, 11985).
Bcntuk rangkaian yang kedua adalah bagian rangkaian paralel, seperti yang
tam pak pada gambar dibawah. Dalam bentuk ini variabel tegangan tunggal terpasang
Untuk scmua unsur dan sumbernya.
Suatu rangkaian dengan sebuah rangkaian tertutup yang terdiri dari scbuah
sumber tegangan bebas dengan tiga unsur berupa resistor ditunjukkan pada gambardi
bawah. Unsur itu dihubungkan secara seri dan dalam rangkaian itu jelas bahwa
menurut hukurn Kirchhoffarus scmua unsur dalam rangkaian itu akan mengalirkan
arus yang sama sebesar i ampere.
Penerapan hukum tegangan Kirchhoff, persamaan pada rangkaian
dalam gambar aibawah akan membcrikan suatu aturan scdcrhana untuk berbagai
rangkaian seri Dengan menggunakan aturan yang discbutkan sebelum ini untuk
tegangan naik dan tegangan jatuh, dapatlah ditulis
— iR1 — iR2 — IR3 = 0
Dengan mengaturnya kembali didapatkan V = i(Rj +R2+ R3)
Arus i dapat dikeluarkan dari dalam tanda-kurung pada ruas kanan karena nilainya
sama untuk setiap resistansi. Akibatnya, besaran dalam tanda-kurung dapat
digantikan oleh suatu resistansi setara
R5 = Rj + R2 + R3 Dengan demikian persamaan dapat disedcrhanakan menjadi v=iR5
dengan rl Rs menyatakan resistansi setara seri dari rangkaian itu. Selanjutnya, dari
analisis ini bentuk rangkaian aslinya, gambar diatas dapat digantikan oleh suatu
rangkaian setara seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas.Secara umum, jika
terdapat n buah resistor yang dihubungkan seri dalam suatu rabgkaian maka
resistensi setara serinya diperoich dengan menjumlahkan masing-masing resistansi
dalam ran gkaian itu. Secara matematika, ditulis
Rs = Ri+ R2 +.......+ Rn =∑R
Unsur rangkaian jugadijumpai dalam hubungan pararel. Resisitansi R1 dan R2, R3
tersusun dalam hubungan pararel. Kembali dengan pertolongan analisis rangkaian
kombinasi pararelketiga resistor itu dapat diwakili oleh suatu besaran setaranya.
Hukum arus Kirchoff menyhatakan bahwa arus yang memasuki sebuah simpul ssam
dengan arus yang meninggalkannya. Dalam bentuk persamaan diperoleh
i = i1 + i2 +i3
dan menurut hukum Ohm yang berhubungan dengan masing-masing resistor dapat
digambarkan sebagi berikut
,Ada bentuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dcngan
hanya mcnggunakan kombinasi seri-paralel. Konfigurasi semacam itu scring dapat
ditangani dengan mcnggunakan transformasi V — . Transformasi ini
memungkinkan tiga resistor yang dihuhungkan dalam bentuk Y digantikan oleh tiga
resistor lain dalam bentuk dan sebaliknya Rangkaian pada gambar dibawah adalah
rangkaian V dan tersebut (Sutrisno,1983).
Jika kedua rangkaian itu harus setara maka resistansi antara set iap pasangan
kutubnya arus.slah sama, baik untuk bentuk V maupun . Tiga pcrsamaan serentak
dapat ditulis untuk menyatakan kesetaraan kctiga pasang resistansi kutub tersebut.
Untuk pasangan kutubx dan v. resistensi setara adalah Rc dalam hubungan paralel
dengan kombinasi seri Ra dan Rb dan resistansi setara
untuk bentuk V pada pasaflgafl kutub tersebut adalah kombinasi seri R1 dan R2.
Dua persamaan pasangan kutub serupa dapat pula ditulis untuk kedua
pasangan kutub lainnya.Ketiga persamaan tersebut dapat diselesaikan secara serentak
untuk nilai Ra, Rb dan Rc atau untuk nilai V R1 R2, dan R3. Hasilnya adalah
R1 = RbRc Ra ÷ Rb +Rc
R2= RaRc
Ra + Rb +Rc
BaRbR3=
atau Ra + Rb + R3
RIR2 + R2R3 + R3RIRa =
R1
RIR2 + R2R3 + R3RIRb =
R2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
1. Termostat/NTC
2. Steam Generator, berfungsi untuk tempat menampung air yang akan
dihubungkan dengan listrik
3. Potensiometer, berfungsi untuk mengukur ggl suatu sumber tanpa mengambil
arus dari sumber itu
4. 1 powersiometer
5. Termometer, berfungsi untuk mengukur suhu termometer kopel yang memiliki
skala terkecil 1C
6. Multimeter analog
7. 1 Set kabel penghubung
3.2 Prosedur Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti gambar 1, tetapi jangan dihubungkan dahulu
dengan sumber tegangannya.
2. Mengisi steam generator dengan air panas dan mengatur potensiometer
sehingga nilai tegangan VA = VB
3. Menaaikan suhu sampai 75 C kemudian menurunkaan suhu setiap 5 C
4. Mencatat suhunya dan nilai tegangan serta hambatan pada multimeter
5. Mengulangi langkah tiga sebanyak 4 kali
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil percobaan
Kalibrasi I PTC Kalibrasi II PTC
Suhu awal 26,5 OC Suhu awal 29,4 OC
Suhu (OC)
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
Hambatan
37.5
40.4
44.8
52.9
65.3
88.9
146.1
341.8
0.818
2.638
0.479
Suhu Hambatan
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
64
55,9
53,8
55,6
61,0
71,9
88,8
131,4
246,4
0,46
1,265
Suhu awal 27,8 Kalibrasi III Suhu oC hambatan
30
35
40
45
50
55
60
65
70
41,6
42,1
46,4
53,7
68,7
96,9
161,8
0,394
0,862
75
80
1,745
0,413
Tegangan sumber A = 86,8mV
Tegangan sumber B = 0,692V
Suhu (oC) V1 V2 V335
40
45
50
55
60
65
70
75
80
0,69
0,68
0,68
0,68
0,68
0,670
0,662
0,63
0,56
94,3
0,55
0,65
0,68
0,68
0,68
0,67
0,66
0,62
0,55
0,38
0,67
0,68
0,68
0,68
0,68
0,68
0,66
0,64
0,56
0,404
B. Pembahasan
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, di dapatkan hasil
yang bervariasi. Hasil percoban kalibrasi PTC yang pertama dengan suhu awal 26,5 0C dan penggunaan suhu yang berurut-turut mulia dari 30,35,40,45, 50, 55, 60, 65,
70, 75, dan 80 di peroleh hambatan yang bervariasi yaitu 37,5; 40,4; 44,8; 52,; 65,3;
88,9; 146,1; 341,8; 0,818, 2,635; 0,479. Dilihat dari data hasil tesebut dapat kita
ketahui bahwa semakin tinggi suhu yang di berikan, maka semakin tinggi hambatan
yang di dapat. Akan tetapi, pada data hasul tersebut tidak demikian. Hal yang
memungkinkan terjadinya ketidak akuraratan data hasil tersebut dalah ke kurang
telitian prak tikan dalam mengamati dan melakukan percobaan, dan tidak
maksimumnya alat – alat yang di gunakan pada saat praktikum.
Pada percobaan kalibrasi ke dua dengan suhu awal 29,4 0C dan dengan
penggunaan suhu yang berturut turut mulai dari 30-80 0C, didapatkan hambatan 64;
55,9; 53,8; 55,6; 61; 71,9; 88,8; 131,4; 246,4; 0,46; 1,265. Nilai hambatan tertinggi
ada pada suhu 70 OC dengan nilai hambatan 246,4. Pada kalibrasi ke tiga dengan
urutan dan suhu yang sama dengan percobaan – percobaan sebelumnya di peroleh
hambatan tertinggi 161,8 Ohm pada suhu 60oC.Dan hambatan tererndah adalah 0,394
Ohm pada suhu 650C. Seharusnya semakin tinggi suhu yang di berikan maka semakin
hambatan yang dihasilkan semakin tinggi. Ketidak maksimumman kondisi alat yang
digunakan dan ketidak telitian praktikan merupakan beberapa kemungkinan
terjadinya ketidak sesuaian praktikum dengan teori.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan percobaan pada percobaan ini maka dapat kita
simpulkan sebagai berikut :
1. Suhu sangat mempoengaruhi besar kecilnya hambatan yang di hasilkan.
2. Semakin tinggi suhu yang di berikan maka semakin besar pula hambatan yang
di dapat.
3. Selain suhu pada alat pengukur suhu, suhu ruangan pun sangat mempengaruhi
hambatan yang terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangkaian jembatan wheatston memilki kaitan dengan hukum
kirchoff.Dimana didalam nya terdapat variabel variabelrangkaian, tegangan, dan arus
serta di uraikan tentang unsur rangkaian.Jembatan whestone merupakan rangkaian
yang digunakan untuk mengukur daya hambat dengan cepat dan sebagai salah satu
alat yang digunakan untuk menentukan rangkaian arus searah.
Galvanometer merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus.
Selain jembatan wheatstone alat lain yang digunakan adalah ampere meter dan
voltmeter, ohmmeter, potensiometer, rangkaian R-C dan pengganti arus. Jembatan
wheastone sangat berkaitan dengan hukum kircoff, oleh karena itu pada materi ini di
masukan beberapa materi tentang hukum kircoff. Jembatan whestone merupakan
modifikasi dari rangkaian – rangkaian hukum kircoff.
Rangkaian jembatan wheatstone berhubungan dengan Hukum kirchoff 1 : jumlah
arus menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya.
Hukum kirchoff II : dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (e) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari rangkaian jembatan wheatston sebagai pengukur hambatan.
2. Mengukur besar hambatan.
3. Membuktikam hukum hubungan seri dan paralel.
Menentukan koefisien hambatan jenis.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
Nama : Nenci Ratna Dewanti
Nim : J1C106035
Kelompok : V(Lima)
Judul Praktikum : Jembatan Wheatstone
Tanggal Praktikum : 23 Maret 2007
Fakultas : MIPA
Prodi : Biologi
Asisten : Muhamad Saukani
NILAI
Banjarbaru, 23 Maret 2007
NILAI
( Muhamad Saukani )