Bisnis Ala Rosulullah saw

31
TUGAS FILSAFAT EKONOMI/MANAGEMENT SUKSES BISNIS ALA NABI MUHAMMAD SAW (Makalah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ekonomi/Management ) Dosen : Prof. DR. Sjamsuri SA. Disusun Oleh : HERY MULYANTO 1202229 1

description

Bagaimana contoh Rosulullaoh dalam berbisnis

Transcript of Bisnis Ala Rosulullah saw

Page 1: Bisnis Ala Rosulullah saw

TUGAS FILSAFAT EKONOMI/MANAGEMENT

SUKSES BISNIS ALA NABI MUHAMMAD SAW

(Makalah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Filsafat Ekonomi/Management )

Dosen : Prof. DR. Sjamsuri SA.

Disusun Oleh :

HERY MULYANTO 1202229

SEKOLAH PASCASARJANA

1

Page 2: Bisnis Ala Rosulullah saw

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN BISNIS NON-

REGULER

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat Yang

Maha Sempurna yang telah memberikan kita nikmat iman dan islam, serta berkat

rahmat, karunia dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul Sukses Bisnis ala Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu prasyarat

kelulusan mata kuliah Ilmu Filsafat Manajemen . Sholawat teriring salam tak lupa

kita haturkan dan semoga terlimpah curah kepada junjungan kita Nabi Agung,

Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya

hingga kepada kita selaku umatnya yang insyaAllah istiqomah dalam menjalankan

syariahNya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

banyak sekali kesalahan-kesalahan baik dari segi penulisan maupun materi yang

di sajikan karena keterbatasan penulis, oleh sebab itu saran dan kritik dari semua

pihak yang terkait sangat di harapkan untuk penyempurnaan lebih lanjut .

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya. Tidak lupa pula penulis haturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya ke semua pihak yang tidak dapt kami sebutkan satu persatu serta

permohonan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini

terdapat sesuatu hal yang salah dan tidak sesuai.

Bandung, Januari 2013

2

Page 3: Bisnis Ala Rosulullah saw

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIS2. 1. Perdagangan .................................................................................................3

2. 2. Konsep Perdagangan dalam Islam .........................................................3

2.3 Sifat Rosulullah SAW ...................................................................................6

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Sukses Berdagang Rasulullah SAW .......................................................9

3.2 Kiat Sukses Bisnis Rasulullah SAW .....................................................10

BAB V. KESIMPULAN.............................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Perniagaaan telah lahir sudah sejak lama . Dari dimulainya pertukaran

barang (barter) hingga manusia mengenal uang sebagai alat tukar

perdagangan antar manusia terus terjadi hingga jaman modern ini.

Maju mundunya perekonomian suatu negara ternyata tergantung kepada

jumlah pedagang (businesmen) yang berada di negara tersebut. Negara-

negara yang telah maju seperti negara –negara di benua Eropa, Amerika

Serikat, Jepang serta China mempunya 10 % dari jumlah penduduknya

3

Page 4: Bisnis Ala Rosulullah saw

merupakan pedagang. Sedangkan di Indonesia baru mencapai sekitar 2

% dari penduduk yang berjumlah sekitar 231, 83 juta yang berprofesi

sebagai pedagang yang berati hanya sekitar 4,6 juta orang. Sedangkan di

lingkungan ASEAN seperti Singapura misalnya telah mencapai 7 % dari

jumlah penduddunya (Harian Kompas 13 Februari 2010 dalam

Abdussalam : x ).

Indonesi sebagai negara yang besar penduduknya dengan hasil bumi dan

kekayaan yang terkandung didalamnya yang melimpah serta budaya

yang dapat menghasilkan barang seni yang bermutu tinggi, kenyataanya

hanya sedikit sekali yang berprofesi sebagai pedagang. Meskipun para

pebisnis di Indonesia sudah mencapai peringkat dunia dalam segi

kekayaannya, namun hal itu dirasakan tidak merata di seluruh lapisan

masyarakat. Indonesia yang sesungguhya

Rendahnya jumlah pengusaha di Indonesia seyogyanya tidak terjadi

mengingat mayoritas penduduknya beragama islam. Meskipun tidak dapat

dipungkiri bahwa mengingat kesuburan dan luasnya lahan yang belum

digarap indonesia juga seharusnya menjadi pusat agrobisnis yag handal.

Sekiranya pemeluk agama Islam di Indonesia meneladani Rasululah

Muhammad saw, niscaya sebagian besar penduduk Indonesia akan

mengikuti langkah beliau sebagai pebisnis dan pedagang yang handal.

Sebab Nabi Muhammad SAW sejak dari muda telah menjadi pedagang

yang sukses bahkan dapat disebut sebagai “ Eksportir kelas satu dan

eksekutif muda yang sukses” ( Kamaludin 2008, dalam Abdussalam : x).

Tidak sedikit para pengusaha saat ini yang telah berkecimpung dalam

dunia usaha melakukan tindakan-tidakan yang kurang terpuji. Orientasi

mereka hanya keuntungan semata dan tidak lagi mempedulikan etika,

kejujuran dalam melakukan bisnisnya. Tidak terbatas dari produk yang

diperjual belikan namun dengan tipu muslihat, cara-cara perdagangan

sampai dengan bagaimana untuk melicinkan bisnisnya begitu nyata dan

kasat mata. Betapa banyak pedagang yang melakukan penipuan bahan

baku yang dipergunakan, pencampuran bahan pengawet yang

berlebihan, samapai pada kasus dumping, suap dan sebagainya demi

tercapainya sukses di dalam bisnisnya. Bahkan perdagangan fiktifpun

4

Page 5: Bisnis Ala Rosulullah saw

telah marak dimana-mana seperti “trading” yang tidak jelas ada barangnya

atau tidak.

Di dalam ajaran Islam telah diatur bahwa perdagangan tidak semata-

mata hanya keuntungan yang dikejar namun lebih dititik-beratkan pada

ibadah kekepada Allah swt. Sebagai mana firman Allah dalam Al

Qur’an : ....padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba.... (Q.S : 2: 275). Lebih lanjut terkait bahwa perniagaan merupakan

kegiatan dalam rangka beribadah kepada Allah swt, telah ditetapkan

melalui firmannya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.” (Q.S :4:29)

1.2 Identifikasi Masalah

Berkaitan dengan hal tersebut dalam makalah ini akan dibahas

bagaimana kita dapat sukses melakukan perniagaan yang tidak hanya

untuk kepentingan dunia semata namun juga diharapkan dapat mencapai

ridho Allah swt. Lebih lanjut dalam makalah ini akan dikemukakan

bagaimana kita dapat diharapkan mencapai sukses berbisnis sebagai

mana Nabi Muhammad saw melakukan pedagangan di masa hidupnya

sebagai tauladan bagi kita semua.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Beberapa pandangan dan penjelasan yang terkait dengan perdagangan,

bisnis atau perniagaan baik secara umum maupun yaang terkait dengan

istilah perniagan dalam islam di dalam makalah ini antara lain :

2.1.Perdagangan

5

Page 6: Bisnis Ala Rosulullah saw

Perdagangan berasal dari kata dagang yang berarti : pekerjaan yang

berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh

keuntungan http://kamusbahasaindonesia.org/dagang/mirip#ixzz2K0SSLtR1

atau dengan kata lain Jual-beli atau niaga. Sedangkan perdagangan

dapat diartikan sebagai perihal perdagangan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia 2005 : 229). Orang yang melakukan perdagangan disebut

pedagang dan kata lain atau padanannya adalah “pengusaha” atau

usahawan yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menekuni

kegiatan di bidang perdagangan dengan maksud mencari keuntungan

(www.KamusBahasaIndonesia.org).

Dalam arti yang lebih luas perdagangan berkembang dengan istilah baru

yaitu bisnis yang berasal dari kata “business” yang dapat diartikan sibuk

atau kesibukan. Sibuk yang dimaksud adalah sibuk melakukan berbagai

aktifitas yang dapat menghasilkan keuntungan. Banyak definisi tentang

bisnis yang dikemukakan oleh para ahli   antara lain menurut:

a. Grifin dan Ebert (2006 : 4) : “Business in organization thats provide

gods or services in order to earn provit” dengan pengertian bahwa

bisnis dsi dalam organisasai adalah kegiatan untuk menyediakan

barang atau jasa untuk menghasilkan keuntungan.

b. Allan Afuah (2004 : “Business is the organized effort of individuals to

produce and sell for a provit, the goods and services that satisfy

societies needs. The general term business refer to all such efforts

within a society or within an industry”. Maksudnya Bisnis ialah suatu

kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan

menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang

mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam

menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.

2.2. Konsep Perdagangan dalam Islam .

6

Page 7: Bisnis Ala Rosulullah saw

Jauh sebelum ilmuwan barat seperti Frederick W Taylor (1856-1915) dan

Henry Fayol (1841-1925) mengemukakan tentang prinsip-prinsip

manajemen sebagai suatu disiplin ilmu, Nabi muhammad saw melalui

ajarannya telah mengimplementasikan prinsip-prinsip tersebut di dalam

perdagangan yang pernaha belaiau laksanakan sejak muda maupun

kehidupan sehari melalui ajarannya.

Perdagangan atau tijaroh menurut ahli fiqih sebagai bagian dari

muamalah dan mempunyai hukum mubah ( Mufti : 28). Jika ditinjau dari

pengertian tijaraoh itusendiri tidak sekedar perdagangan atau jual beli

namun telah melua hingga menyentuh elemen mikro dan makro ekonomi .

Ahli ekonomi modern seperti Adam Smith berpendapat bahwa setiap

manusia diberi kebebasan untuk mensejahterakan dirinya yang berakibat

apabila setiap manusia mempunyai keinginan yang sama yaitu

mensejahterakan dirinya maka akan sejahteralah masyarakatnya. Dalam

Islam ada nilai hidayah robbaniyah di dalamnya. Keinginan

mensejahterkan dirinya dan masyarakt telah diatur dan menyandarkan diri

dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah swt.

Di dalam ajaran Islam ada fondasi yang merupakan prasyarat pada

bidang perdagangan maupun ekonomi secara luas yang berdasarkan

syariah sebagamana yang dikemukakan oleh Mufti ( 2010 : 36) yaitu :

a. Aqidah yang merupakan fondasi utama dimana dapat diartikan

sebagai ideologi yang samawai yang datang dari Alalh yang mebantuk

paradigma bahwa Allahlah yang menciptkan selauruh alam jagad raya

ini untuk sarana hidup bagi manusia.

b. Syariah dan akhlaq sebagai fondasi pendukung utama diaman semua

stakeholder tunduk pada ketentuan hukum dan norma yang berlaku

dalam islam dalam menjalankan usahanya.

c. Ukhuwah sebagai fondasi pendukung selanjutnya yang merupakan

prinsip persaudaraan dalam berinteraksi dan saling tolong menolong

dalam mengerjakannya . Dalam ekonomi maka hal ini dimulai dari

proses ta’aruf ( saling mengenal), tafahum ( saling memahami),

7

Page 8: Bisnis Ala Rosulullah saw

ta’awun ( saling tolong menolong), takaful (saling menjamin) dan

tahaluf ( saling beraliansi).

Sedangkan prinsip –prinsip perdagangan islam maupun ekonomi secara

luas dalam islam yaitu :

a. Keadilan (‘adalah) yaitu menempatkan seuatu pada tempatnya dan

memberikan sesuatu pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu

pada sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam perdagangan

tercermin dalam larangan-larangan terhadap aktifitas yang

mengandung unsur-unsur :

Riba yaitu unsur bungan dalam segala bentuk dan jenisnya, baik

riba asiah maupun riba fadlah.

Dzilm yaitu unsur kedzaliman yang merugikan diri sendiri, orang lain

maupun lingkungan.

Maysir yaitu unsur pejudian ataupun sifat untung-untungan.

Gharar yaitu unsur ketidakjelasan

Haram yaitu sifat haram baik pad barang maupun jasa serta aktifitas

operasionalnya.

b. Kemaslahatan (maslahah), yaitu bahwa segala bentuk kebaikan dan

manfaat yang berdimensi integral duniawi dan ukhrawi, material dan

spiritual, serta individual dan kolektif. Sesuatu akan bermasalahat jika

mengandung unsur kepatuhan syariah (halal) dan bermanfaat dan

membawa kebaikan (thayyib) bagi semua aspek secara integral yang

tidak menimbulkan mudharat pada salah satu aspek.

c. Keseimbangan ( tawazun) yaitu menempatkan keseimbangan dalam

segala aspek, tekait dengan pembangunan material dan spiritual,

sektor keuangan dan sektor riil, risk dan return, bisnis dan sosial serta

pemenfaatan dan pelestarian sumber daya alam.

Dari ketiga pilar tersebut pada akhirnya menjurus kepada tujuan akhir

yaitu falah yang dapat diartikan sebagai kesuksesan hakiki berupa

8

Page 9: Bisnis Ala Rosulullah saw

kebahagiaan dalam segi material dan spiritual serta tercapainya

kesejahteraan di dunia dan akhirat. ( Mufti, 2010:38).

2.3 Sifat Rosululullah Muhammad saw.

Muhammad saw. Merupakan utusan Allah yang mempunyai sifat-sifat

yang hendaknya di jadikan suri tauladan bagi manusia sebagaimana di

firmankan oleh Allah swt dalam Al Qur’an :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik

bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan menemui Allah

dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyak” (QS Al Ahzab 33 :

21).

Tujuan Allah menjadikan Rosululloh saw. untuk menjadi suri tauladan

tersebut terkait dengan penyempurnaan akhlak manusia sebagaimna

disabdakan oleh Rosululah dalam hadistnya sebagai berikut : Inna ma

bu’itstu li utammima makaarimal Akhlak, Artinya: Sungguh tidaklah aku

diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak (manusia) (HR Bukhori).

Salah satu cara untuk meneladani sifat Rosulullah saw, adalah

mengetahui sifat utama dari diri beliau yang secaragaris besar sifat dari

belaiau adalah sebagai berikut :

1. Ash Shiddiq

memiliki pengertian bahwa Rasulullah SAW selalu benar (jujur) dalam

ucapannya. Kebenaran ucapan ini dilakukan bukan hanya setelah

beliau diangkat jadi nabi dan rasul, namun jauh sebelum itu semenjak

masa kanak-kanak beliau tidak pernah berbohong sehingga mendapat

gelar AL-AMIN. Segala sesuatu yang diucapkan oleh Rasul tidak

pernah punya tendensi pribadi atau didasari oleh interest pribadi atau

emosional pribadi, tetapi semua yang diucapkan oleh beliau didasari

atas panduan wahyu dari Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah

dalam surat An Najm ayat 4-5 bahwa tidak ada yang diucapkan oleh

9

Page 10: Bisnis Ala Rosulullah saw

Muhammad berdasarkan hawa nafsunya, tetapi apa yang diucapkan

semata-ata didasari atas wahyu dari Allah SWT.

2. Amanah / Amanat

Mempunyai pengertian bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menjaga

amanah yang diembannya. Tidak pernah menggunakan wewenang dan

otoritasnya sebagai nabi dan rasul atau sebagai pemimpin bangsa Arab

untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan keluarganya, namun

yang dilakukan beliau semata untuk kepentingan Islam dan ajaran Allah

swt. Sebagai contoh bahwa beliau sangat amanah dalam suatu riwayat

dikisahkan bahwa salah seorang sahabat beliau yang bernama Abu

Thalhah pernah memberikan sebidang tanah yang subur kepada beliau

tapi beliau tidak menggunakan tanah itu dengan seenaknya, tetapi

beliau mencari sanak saudara Abu Thalhah yang berkehidupan kurang

layak dan memberikan tanah itu untuk mereka, supaya taraf

perekonomian mereka meningkat.

3. Tabligh

Sifat ini mempunyai pengertian bahwa rasulullah selalu menyampaikan

segala sesuatu yang diwahyukan Allah kepadanya meskipun terkadang

ada ayat yang substansinya menyindir beliau seperti yang tersurat

dalam surat Abbasa, dimana Rasulullah mendapat teguran langsung

dari Allah pada saat rasulullah memalingkan mukanya dari Abdullah

Ummu Maktum yang meminta diajarkan suatu perkara sama sekali

tidak disembunyikan oleh beliau. Beliaupun tidak merasa kawatir

reputasinya akan rusak dengan sindiran Allah tersebut, justru

sebaliknya para sahabat tambah meyakini akan kerasulan beliau.

Marilah kita teladani sifat tabligh ini.

4.Fathonah (cerdas, intelek)

10

Page 11: Bisnis Ala Rosulullah saw

adalah suatu keniscayaan untuk para nabi dan rasul karena tidak

mungkin Rasulullah bisa menyampaikan wahyu yang berupa al Qur’an

yang sedemikian banyaknya hingga mencapai 6.666 ayat dan 323.670

huruf tanpa ada yang salah dan keliru satupun. Demikian juga dalam

memimpin umat islam dari sisi lahir dan batin Jika beliau tidak

mempunyai fondasi intelektual yang tinggi hal itu mustahil terjadi.

Kecerdasan Rasulullah tidak hanya intelektual semata tetapi juga

cerdas dari segi emosional dan spiritual.

Sumber : http://uripsantoso.wordpress.com/2010/08/30/meneladani-

empat-sifat-rasulullah/

III. PEMBAHASAN

3.1 Sukses Berdagang Rosulullah saw.

11

Page 12: Bisnis Ala Rosulullah saw

Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi rosul telah melakukan

kegiatan perdagangan sejak dari mudanya. Perjalanan Muhammad saw

dalam mencapai sukses dimulai sejak berusia 12 tahun dengan

membantu pamannnya kemudian dipercaya oleh pemilik modal dan

sampai kesuksesan ssebagai pebisnis terkemuka dan eksportir sukses

dalam perdagannya.

Bukan modal yang diutamakan oleh Nabi Muhammad untuk menjalankan

bisnisnya namun lebih menekankan pada kejujuran dalam menjalankan

bisnisnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Muhammad Antonio Syafii

M.ec : “Money is not number one capital in business, the number one is

trust and competent”.

Dengan berbekal kejujuran Nabi mampu untuk membangun bisnisnya

mulai dai awal kehidupannya sehingga beliau dijuluki Al amin atau orang

yang dapat dipercaya . Kepercayaan ini lah yang menajdi modal dasar

dari Rosulullah saw dalam kehidupan untuk memimpin umatnya termasuk

dalam melakukan perdagangan jauh sebelum Muhammad saw diangkat

menjadi seorang nabi dan rosul.

Kejujuran sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad saw dalam

melaksanakan bisnisnya sebagaimana sabda belliau : “ Pedagang yang

jujur dan dapat dipercaya akan bersama dengan para nabi , orang-orang

yang benar dan orang-orang yang mati syahid kelak di hari kiamat (HR.

Ibnu Majah).

Kesuksesan Nabi dalam berdagang menurut Abdussalam( 2012 : 38)

dapat ditinjau dari 4 Aspek yaitu :

1. Kepercayaan yang diberikan oleh orang lain kepada Rosulullah saw.

Hal ini terkait dengan sifat jujr dari Rosululah.saw.

2. Menjaga kejujuran dan kepercayaan yang diberikan, artinya Rosulullah

saw selalu dapat menjaga kejujuran dan kepercayaan yang diberikan

12

Page 13: Bisnis Ala Rosulullah saw

oleh orang lain, misalnya dalam mengelola barang dagangan yang

dititipkan dan dikelolanya tidak ada sedikitpun kecurangan yang terjadi.

3. Keuntungan yang diperoleh digunakan untukperjuangan di jalan allah.

4. Akhlaq mulia yang diteladankan dalam menjalan kan perdagangannya.

Kalau kita lihat saat ini banyak tipu muslihat yang dilakukan oleh para

pedagang dan pelaku bisnis bertindak tidak jujur , baik terhadap produk

yang dijual- belikan maupun tata cara jual beli . Pelanggaran tehadap jual

beli yang diharamkan oleh syariah seperti kehalalan, cara-cara penjualan

yang dilakukan yang terkadang merugikan seperti mencampur antara

produk yang baik dan buruk , barang yang halal dicampur dengan yang

haram, menambahkaan zat pengawet yang berlebihan. Demikiaan juga

penggunaan cara-cara kekerasan dalam penagihan itu semua

menunjukkan hal-ha yang bertentangan dangan apa yaang telah

dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.

3.2 Kiat Sukses Bisnis Rosulullah saw

Seperti telah dikemukakan diatas bahwa dengan sifat kejujuran aatau

amanah dari Rosuluulah merupakansalah satu pilar keteladanan belau

dalam melaksanakan bisnisnya sangaatlah dipuji, belaiu tidak pernah

mengecewakaan konsumen dan selalu jueur dalam mutu produk atau

barang dagangan yang diperjual belikan dan selalu bermurah hati dalam

menjalankan bisnisnya , artinya beliau tidak pernah menyusahkan baik

kepada pembeli penjual maupun dalam pembayarannya hal ini mengacu

kepada sabda beliau : Allah merahmati orang yang murah hati ketika

menjual, membeli dan menagih ( HR Bukhari dari Jabir bin Abdullah)

Dalam bukunya yang berjudul 14 langkah bagaimana Rasulullah saw

membangun kerajaan bisnis, Prof La Ode Kamaludin, Phd menyebutkan

kiat-kiat Rasulullah saw dalam berisnis antara lain : kejujuran dan

keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan

merupakan teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Beliau

13

Page 14: Bisnis Ala Rosulullah saw

selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar

kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah

membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi

sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik.

Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya

terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

Selanjutnya rahasia untuk sukses Nabi Muhammad saw mempunyai kunci

dalam mencapai sukses dalam melaksanakan bisnisnya anatara lain :

menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga, berpikir VISIONER,

kreatif dan siap menghadapi perubahan, pintar mempromosikan diri,

menggaji karyawan sebelum kering keringatnya, mengutamakan

sinergisme, berbisnis dengan cinta, serta pandai bersyukur dan berucap

terima kasih.

Selain memaparkan rahasia bisnis Rasulullah, Laode M. Kamaluddin.

Ph.D juga memberi penekanan khusus pada pentingnya menjaga

amanah. Sebab kesuksesan Rasulullah tak bisa lepas dari

keberhasilannya menjaga kepercayaan (amanah), ini merupakan ciri

utama dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah sehingga tidak

ada satupun orang yang berinterakasi dengan beliau kecuali

mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Dan sangat pantas jika beliau

mendapatkan gelar Al-Amiin (orang yang dapat dipercaya). Itulah modal

terbesar yang tak bisa ditawar-tawar jika kita ingin sukses dalam berbisnis

seperti Rasulullah

Selanjutnya dalam melaksanakan bisnisnya Rasululoh mempunyai etika

bisnis yang mumpuni yang dapat dijadikan sebagai contoh kongkrit bagi

pebisnis saat ini

Etika bisnis memegang peranan penting dalam membentuk pola dan

sistem transaksi bisnis, yang dijalankan seseorang. Nabi Muhammad

14

Page 15: Bisnis Ala Rosulullah saw

SAW sangatlah menjunjung tinggi etika di dalam berbisnis sehingga

menjadi hal yang disegani oleh lawan bisnisnya. Belaiau sangatlah

menekankan kepada nilai spiritual, humanisme, kejujuran keseimbangan,

dan semangatnya untuk memuaskan mitra bisnisnya. Nilai-nilai tersebut

melandasai setiap langkah dalam melaksankan bisnisnya. Implementasi

nilai –nilai tersebut didasari oleh keimanan kepada Allah swt yang

tercermin dalam :

1) Tauhid

Sistem etika Islam, yang meliputi kehidupan manusia di bumi secara

keseluruhan, selalu tercermin dalam konsep tauhid yang dalam pengertian

absolut, hanya berhubungan dengan Tuhan. Umat manusia tak lain

adalah wadah kebenaran, dan harus memantulkan cahaya kemuliaannya

dalam semua manifestasi duniawi.

Baik Tauhid rububiyyah yag merupakan keyakinan bahwa semua yang

ada dialami ini adalah memiliki dan dikuasai oleh Allah SWT maupun

Tauhid uluhiyyah yaitu aturan yang ditetapkan oleh Allah swt dalam

menjalankan kehidupan keduanya diterapkan Nabi Muhammad SAW

dalam kegiatan ekonomi. Beliau mengajarkan bahw setiap harta (aset)

dalam transaksi bisnis hakekatnya milik Allah swtsedangkan manusia

sebagai pelaku ekonomi hanya mendapatkan amanah mengelola

(istikhlaf), dan oleh karenanya seluruh aset dan anasir transaksi harus

dikelola sesuai dengan ketentuan pemilik yang hakiki, yaitu Allah swt.

Kepeloporan Nabi Muhammad saw. Dalam meninggalkan praktik riba

(usury-interest), transaksi fiktif (gharar), perjudian dan spekulasi (Maysir)

dan komoditi haram adalah wujud dari keyakinan tauhid ini.

2) Keseimbangan (Adil)

Pandangan Islam mengenai kehidupan berasal dari suatu persepsi Ilahi

mengenai keharmonisan alam. Maka dalam menjalankan bisnis harus

seimbang antara materi dan rukhani, kepentingan dunia dan akherat serta

sosial maupun lingkungan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al

Qur,an yang artinya :”Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan

15

Page 16: Bisnis Ala Rosulullah saw

yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah

berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang,

kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali

kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu

itupun dalam keadaan payah. (Q.S Al Mulk: 3-4).

3) Kehendak Bebas

Didalam filsafat sosial berkaitan dengan konsep mengenai manusia

‘bebas’ bahwa hanya Tuhanlah yang mutlak bebas, tetapi dalam batas-

batas skema penciptaan-Nya manusia juga bebas. Namun kebebasan

manusia juga diberikan oleh Tuhan. Modifikasi dan ekspansi seluas

sebesar-besarnya, bahkan transaksi bisnis dapat dilakukan dengan siapa

pun secara lintas agama. Dalam kaitan ini, kita memperoleh pelajaran

yang begitu banyak dari Nabi Muhammad Saw, termasuk skema kerja

sama bisnis yang dieksplorasi Nabi Muhammad Saw. Di luar praktek

ribawi yang dianut masyarakat masa itu. Model-model usaha tersebut

antara lain, mudharabah, musyrakah, murabahah, ‘ijarah, wakalah, salam,

istishna, dan lain-lain.

4) Pertanggungjawaban

Selanjutnya, Nabi Muhammad Saw. mewariskan pula pilar tanggung

jawab dalam kerangka dasar etika bisnisnya. Kebebasan harus diimbangi

dengan pertanggungjawaban manusia, karena setiap perbuatan di dunia

ini diyakini akan dimintakan pertanggung jawabannya. Setelah

menentukan daya pilih antara yang baik dan buruk, harus menjalani

konsekuensi logisnya. Sabagaimana firman Allah dalam Al Quranul Kariim

: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS

AI-Muddatstsir:38)

5) Hikmah

16

Page 17: Bisnis Ala Rosulullah saw

Suatu pelajaran yang bisa kita ambil bahwa dalam etika bisnis seseorang

harus mencontoh ketauladanan Nabi Muhammad saw bahwa seorang

muslim harus mempunyai tauhid yaitu menyerahkan segalanya kepada

Allah swt. Karena semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan

harus mematuhi semua aturan yang telah ditentukan oleh-Nya.

Sukses besar yang diperoleh Nabi Muhammad selama menjalankan

bisnis, tidak terlepas dari prinsip-prinsip mulia, yang selalu beliau junjung

tinggi selama bertransaksi bisnis. Nilai-nilai itu sendiri hingga kini sudah

menjadi tauladan bagi setiap pebisnis muslim, yang ingin mendapatkan

kesuksesan dan barokah dalam setiap aktifitas bisnisnya.

Lalu bagaimanakah kita selaku umatnya meneladani sikap rasululloh agar

kita dapat menjadi sukses sebagai pebisnis yang handal dan

mendapatkan barokah dari Allah swt di dunia dan di akherat. Berikut

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan bisnis yang

diridhoi oleh Allah swt :

1. Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)

Seorang muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan

dalam suasana mereka sedang sibuk dalam aktifitas bisnis mereka. Ia

hendaknya sadar penuh dan responsif terhadap prioritas-prioritas yang

telah ditentutukan oleh Sang Maha Pencipta. Kesadaran akan hal ini

hendaklah menjadi sebuah kekuatan pemicu (driving force) dalam segala

tindakan. Sebagai contoh: ia harus menghentikan aktivitas bisnisnya saat

datang panggilan shalat, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban

lainnya. Semua kegiatan bisnis hendaklah selaras dengan moralitas dan

nilai utama yang digariskan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an menegaskan bahwa

setiap tindakan dan transaksi hendaknya ditujukan untuk tujuan hidup

yang lebih mulia. Ummat muslim diperintahkan untuk mencari

kebahagiaan dunia dan akhirat dengan cara menggunakan nikmat yang

Allah karuniakan kepadanya, dengan jalan yang sebaik-baiknya.

2. Berperilaku baik dan simpatik (Shidiq)

17

Page 18: Bisnis Ala Rosulullah saw

Berperilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi dasar dan

inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang

tinggi, dan mencakup semua sisi manusia. Islam juga mengharuskan

pemeluknnya untuk berlaku sopan dalam setiap hal. Bahkan dalam

melakukan transaksi bisnis dengan orang-orang yang bodoh (sufaha’),

tetap harus berbicara dengan ucapan dan ungkapan yang baik. Kaum

Muslimin diharuskan untuk berlaku manis dan dermawan terhadap orang-

orang miskin, dan jika dengan alasan tertentu ia tidak mampu memberikan

uang kepada orang-orang itu, setidak-tidaknya memperlakukan mereka

dengan kata-kata yang baik dan sopan, dalam tingkah dan ucapannya.

3. Berlaku adil dalam berbisnis (Al-’Adl)

Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung

kezaliman, dan mewajibkan kepada setiap pelaku bisnis berpedoman

pada terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap hubungan

dan kontrak-kontrak bisnis.Oleh karena itu, Islam melarang jual beli yang

tidak jelas sifat-sifat barang yang ditransaksikan (bai’al gharar), karena

mengandung unsur ketidakjelasan yang membahayakan salah satu pihak

yang melakukan transaksi. Hal itu akan menjadi kezaliman terhadapnya.

4. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)

Sikap melayani atau to serve merupakan sikap utama dari seseorang

pebisnis dan hal ini sangat ditekankan dalam bisnis modern saat ini .

Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah

seorang yang berjiwa bisnis. Melekat dalam jiwa melayani ini adalah sikap

sopan, santun dan rendah hati, yang harus ada sejak pra penjualan

samapai dengan sesudahnya. Orang yang beriman diperintahkan untuk

bermurah hati, sopan, dan bersahabat saat berelasi dengan mitra

bisnisnya.

5. Menepati janji dan tidak curang (Wafa’)

18

Page 19: Bisnis Ala Rosulullah saw

Menapati janji atau amanah bermakna, keinginan untuk memenuhi

sesuatu sesuai dengan ketentuan. Secara umum, amanah dari Allah SWT

kepada manusia ada dua, yaitu ibadah dan khalifah. dalam kehidupan,

seorang muslim harus melaksanakan segala perintah Allah dan

meninggalkan segala larangannya. Seorang pebisnis, harus senantiasa

menjaga amanah yang diberikan kepadanya sebagai wakil dari

perusahaan dalam memasarkan serta mempromosikan produk kepada

pelanggan, serta jauh dari niat ingin memanipulasikan data dan harga

produk tersebut.

6. Jujur dan tepercaya ( Al-Amanah)

Di antara akhlak yang harus menghiasi pebisnis dalam setiap gerak

geriknya adalah kejujuran. kadang-kadang sifat jujur dianggap mudah

untuk dilaksanakan bagi orang-orang awam, manakala tidak dihadapkan

pada ujian yang berat atau tidak dihadapkan pada godaan duniawi. Di

sinilah Islam menjelaskan bahwa kejujuran yang hakiki itu terletak pada

muamalah mereka. Demikian juga dalam dunia bisnis amanh ini sangatlah

penting karena hal ini akan mejadi fondasi yang kokoh bagi hubungan

berikutnya.Jika ingin mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran seorang

sahabat, ajaklah kerjasama dalam bisnis. Di sana akan kelihatan sifat-sifat

aslinya, terutama dalam hal kejujuran.

7. Tidak suka berburuk sangka (Su-uz-zhan)

Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad

yang harus diimplementasikan dalam prilaku bisnis modern. Tidak boleh

satu pengusaha menjelekkan pengusaha yang lain, hanya bermotifkan

persaingan bisnis. Amat naif jika perilaku seperti ini terdapat pada praktisi

bisnis.Karena itu, sepatutnya akhlak para praktisi, akademisi dan para

pakar ekonomi harus menjadi teladan bagi umat.

8. Tidak melakukan sogok/suap (Risywah)

19

Page 20: Bisnis Ala Rosulullah saw

Dalam Islam, menyuap (risywah) hukumnya haram, dan menyuap

termasuk dalam kategori makan harta orang lain dengan cara batil.

memberikan sejumlah uang dengan maksud agar kita dapat

memenangkan tender suatu bisnis, atau memberikan sejumlah uang

kepada hakim atau pengusaha agar kita dapat memperoleh hukuman

yang lebih ringan atau termasuk dalam kategori suap (risywah).

Panduan serta suri tauladan tersebut di atas, merupakan beberapa kiat

yang diaplikasikan oleh Nabi Muhammad dalam menjalankan bisnisnya.

Sehingga membuat para pesaing sangat hormat kepada beliau, yang

akhirnya berubah dan menjadi mitra bisnis sejati. Mampu tidaknya kita

melaksanakan kiat-kiat tersebut, adalah tergantung dari niat. Karena niat

yang ikhlas, merupakan fondasi dari segala aktifitas manusia di bumi Allah

ini. ”.. Innamal Akmaalu Binniyyah ..” (setiap perkejaan itu didasari

dengan niat).

Dari uraian diatas diharapkan pebisnis hendaknyaa meneladani tentang

kiat-kiat nabi Muhammad SAW dalam menjalankan bisnisnya, sehingga

diharpkan dapat menjadi pebisnis yang ukses tidak saja di dunia namun

daapt dipertanggungjawabkan kelak di Yaumil akhir

Wallahu a’lam bissawab..

20

Page 21: Bisnis Ala Rosulullah saw

IV. KESIMPULAN

Dari uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Perniagaan atau bisnis merupakan salah satu tolok ukur dari kemajuan

dan kemakmuran suatu bangsa.

2. kesuksesan Bisnis Nabi Muhammad SAW memiliki rahasia-rahasia

yang bisa dicontoh oleh manusia, sebagai cikal bakal kesuksesan

dunia dan akhirat.

3. Nabi Muhammad SAW. telah menerapkan prinsip bisnis modern dalam

membangun kerajaan bisnis dengan bekerja sebagai ladang

menjemput surga, penuh kejujuran (As Siddiqh) dan kepercayaan (Al

Amin) menjadi prinsip utama dalam berbisnis, pandai dalam mengelola

bisnis (Fathonah) dan senantiasa mengedepankan barokah (Tabligh)

yang sudah semestinya diikuti oleh semua orang jika ingin

membangun kerajaan bisnis yang modern.

4. Etika Rosululllah dalam bebisnis yang meliputi ketakwaan, keadilan,

endah hati, tidak curang, kepercayaan, berbaik sangka dan tidak

melakukan suap merupakan keteladanan yang patut diikuti oleh

pevisnis saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Bisnis Ala Rosulullah saw

Abdussalam , Mokh.Syaiful Bahri , 2012, Sukses Berbisnis ala Rasulullah SAW, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Afuah, Allan N, 2004. Business Models : A Strategic Management Approach, New York : Mc Graw Hill.

Griffin, Ricky W and Ebert, Ronald J, 2006, Business, 8th Edition : New York, : Pearson Education

Griffin, Ricky W and Ebert, Ronald J, 2007, Bisnis, Edisi kedelapan : Jakarta, : Penerbit Erlangga.

Kamaludin, La Ode M, 2007, 14 langkah bagaimana Rasulullah saw membangun kerajaan bisnis, Jakarta : Republika,

Mufti, Aris. Sula, Muhammad Syakir. Amanah bagi bangsa , Konsep SistemEkonomi Syariah , Jakarta : Masyarakat Ekonomi Syariah

www.kamusbahasaindonesia.org

www.id.wikipidia

http://books.google.co.id/books?id=HpfszR_KK7UC&pg=PA166&dq=

22