Januari-Juni 2017 · 1 . Newsletter. Januari-Juni 2017. ... Justru, beragam pendekatan yang dibawa...

38
Newsletter Januari-Juni 2017 http://www.aipssa.org

Transcript of Januari-Juni 2017 · 1 . Newsletter. Januari-Juni 2017. ... Justru, beragam pendekatan yang dibawa...

1

Newsletter Januari-Juni 2017

http://www.aipssa.org

2

Diterbitkan oleh: DEPARTEMEN MEDIA DAN INFORMASI Redaktur: Hersinta Kontributor Foto: Elis ZA, Arief Rachman

© 2017 AIPSSA Cover photo © Arief Rachman

http://www.aipssa.org https://www.facebook.com/aipssa.org

3

Dari Presiden AIPSSA 5 Kabinet 2017 6 Kolom: Menikmati Petualangan Hidup di Australia 7 Indonesia Insight: Reformasi Birokrasi untuk Pemerataan Akses Terhadap Sumber Daya

11

Kabar AIPSSA UWA 15 Kabar AIPSSA Curtin 18 Wawancara: Kanti Pertiwi, Berbagi Kisah Perjuangan Para Mama PhD Perjalanan: One Day Trip to Lancelin-Pinnacles-

20

Moore River 23 Jejaring AIPSSA: Pertemuan Kabinet AIPSSA 27 Dengan Konsulat Jenderal RI dan Garuda Indonesia Event AIPSSA: Gelaran 3MT Competition dan 27 Bedah Buku Kalender AIPSSA Graduates

31 33

Kesan: Kata Mereka 34 Networking & Partnership 36

DAFTAR ISI

Elozabeth Quay. Photo by: Arief Rachman

4

Photo by Arief Rachman

5

Dari Presiden AIPSSA AIPSSA

ekan-rekan mahasiswa dan peneliti, Salam Hangat! Newsletter AIPSSA kembali hadir. Pada Newsletter edisi perdana 2017 ini, AIPSSA menyambut baik kedatangan anggota-anggota yang baru datang di Perth. AIPSSA mengucapkan selamat memulai babak baru perjalanan intelektual dan menikmati kehidupan di Perth. Untuk anggota-anggota yang telah menunaikan masa studinya, AIPSSA juga mengucapkan selamat. Semoga ilmu yang ditimba dan pengalaman yang didapat selama berada di Perth dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi sesama.

Sebagai sebuah organisasi yang menaungi insan akademik, AIPSSA memiliki dua fungsi utama. Pertama, memberikan wadah aktualisasi diri bagi para anggotanya. Kedua, memberikan pelayanan dalam hal non-akademik guna menunjang proses studi anggotanya. Silih berganti kepengurusan AIPSSA tidak menyebabkan adanya ketidaksinambungan dalam menjalankan kedua fungsi utama tersebut. Justru, beragam pendekatan yang dibawa oleh setiap kepengurusan memberikan warna tersendiri bagi organisasi dalam melaksanakan roda aktivitasnya. Kabinet AIPSSA 2017 pun hadir dalam rangka melengkapi harmoni mozaik AIPSSA yang sudah dirintis semenjak tahun 2005, tahun dibentuknya AIPSSA.

AIPSSA di tahun ini akan terus menyelenggarakan beragam kegiatan yang telah menjadi trademark organisasi. Seperti publikasi riset anggotanya, diskusi santai terkait penelitian anggota dan diskusi formal dengan narasumber berkaliber nasional maupun internasional.

AGUNG M. DORODJATOEN

Selain itu, AIPSSA 2017 juga akan memberikan warna baru bagi organisasi melalui penyelenggaraan kompetisi presentasi riset dan perluasan jaringan kerjasama dengan pelaku bisnis yang potensial.

Semua ini dilakukan bukan saja untuk memenuhi fungsi utama AIPSSA, tapi juga untuk memberikan suasana belajar yang menyenangkan bagi para anggota AIPSSA. Sebab, permasalahan utama mahasiswa di tanah rantau adalah kerinduan akan kampung halaman dan keluarga. Kesendirian dalam studi dan riset seringkali kontraproduktif dengan hasil studi. Diharapkan dengan selingan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan AIPSSA, teman-teman mahasiswa dan peneliti dapat melepaskan penat dan berekreasi dengan keluarga dan sesama teman mahasiswa.

Dalam proses aktivitas tersebut, AIPSSA juga mengundang anggota-anggota yang ingin terlibat untuk dapat bergabung; baik bergabung ke dalam kepengurusan maupun ke dalam kepanitiaan ad hoc. AIPSSA, yang sejarahnya didirikan oleh sekelompok mahasiswa dan peneliti, selayaknya kembali ke asalnya: organisasi yang kegiatannya adalah dari, oleh dan untuk anggotanya.

Sekali lagi, selamat datang kepada teman-teman yang baru datang, dan selamat bergabung dengan AIPSSA! Tiada kesan tanpa kehadiran teman-teman.

R

Prakata

6

PRESIDEN Agung M. Dorodjatoen WAKIL PRESIDEN I Mas Pungky Hendra Wijaya WAKIL PRESIDEN III Petrus Malo Bulu

WAKIL PRESIDEN II Ary Mazharuddin Shiddiqi

SEKRETARIS JENDERAL I Noor Syaifuddin SEKRETARIS JENDERAL II Bertha Rusdi

BENDAHARA Nimas Mayang Sabrina DANA USAHA I Tri Rainny Syafarani DANA USAHA II Dina Hermawaty Tambunan

DEPARTEMEN AKADEMIK KEPALA DEPARTEMEN Ari Rakatama WAKIL I Muhammad Irdam Ferdiansyah WAKIL II Sutomo

DEPARTEMEN REKREASI KEPALA DEPARTEMEN August Daulat WAKIL Bramasto Aditomo

DEPARTEMEN KAJIAN KEPALA DEPARTEMEN Nugroho Adi Sasongko WAKIL I Yusron Sugiarto WAKIL II Sandra Lucky

DEPARTEMEN JARINGAN & KERJASAMA KEPALA DEPARTEMEN Novi Wilkinson WAKIL Rizfarendo

DEPARTEMEN ADVOKASI DAN PELAYANAN KEPALA DEPARTEMEN Aji Cahya Nusantara WAKIL Septian Wahyu Baskoro

DEPARTEMEN MEDIA DAN KOMUNIKASI KEPALA DEPARTEMEN Hersinta WAKIL I Arief Rachman WAKIL II Sigit Kurniawan

DEPARTEMEN RISET & PENGEMBANGAN KEPALA DEPARTEMEN Abi Sofyan Ghifari

KABINET 2017

Acara BBQ Meet and Greet AIPSSA, Februari 2017, Synergy Park. Dokumentasi AIPSSA.

7

Dan dalam tulisan berikut ini, saya akan coba berbagi pengalaman tersebut dengan pembaca. Beberapa waktu lalu, saat menghadiri sebuah pertemuan dengan rekan-rekan mahasiswa PhD lainnya di fakultas, salah seorang rekan sempat bertanya, apa bedanya mengikuti program PhD secara langsung (on-shore) di Australia, dengan program online yang memungkinkan mahasiswa belajar dari negara asalnya masing-masing? Pertanyaan tersebut membuat saya berpikir.

Dan setelah tinggal di Australia selama beberapa tahun, saya memperoleh jawabannya.

Menikmati Petualangan Hidup di Australia ADITYA NUGRAHA

Tulisan berikut merupakan bagian dari presentasi Aditya Nugraha di forum Endeavour Networking Event di University of Western Australia pada 15 Mei 2017, serta adaptasi dari artikel yang pernah ditulisnya di majalah Paragon, yang merupakan media untuk mahasiswa internasional dari Curtin University Student Guild. Diterjemahkan secara bebas dan diadaptasi seperlunya oleh Redaksi.

engawali studi PhD di Curtin University sejak 2014, saat ini saya memasuki tahun terakhir masa belajar di Australia. Bagi saya, pengalaman belajar dan hidup di Australia selama ini sungguh luar biasa.

KOLOM

M

Bersama teman-teman relawan di Curtin Foodbank pada tahun 2014 (Foto: dokumentasi Aditya Nugraha)

8

Plus, kita dapat memanfaatkan segala fasilitas belajar dan riset yang diperoleh sebagai mahasiswa penuh waktu, yang tak dapat diakses oleh mahasiswa yang belajar secara online. Berada di kampus juga membuka kesempatan untuk mengeksplorasi beragam bidang. Pupuk rasa ingin tahu, karena bagi saya ini merupakan hal penting untuk memperkaya cara pandang serta jejaring di luar area studi kita. Masuklah ke kelompok-kelompok yang berbeda dari kelompok yang biasanya kita ikuti. Menghadiri seminar dan diskusi publik, mengunjungi beragam fasilitas riset di luar bidang kita, bisa jadi membuat kita belajar banyak hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya.

KEMANDIRIAN DAN INTERAKSI ANTAR BUDAYA Pertama, kita memperoleh kesempatan untuk merasakan hidup - bukan hanya belajar - di tengah budaya asing, yang berbeda dengan budaya kita. Seringkali hal itu berarti kita merasakan pengalaman hidup sebagai sebagai minoritas di negara asing; satu hal yang bisa jadi belum pernah kita rasakan. Kita belajar untuk menjadi lebih toleran dan terbuka terhadap beragam budaya, kebiasaan serta pendapat. Pengalaman ini mudah-mudahan, dapat membuat kita menjadi lebih sensitif terhadap kelompok minoritas di tanah air saat kembali kelak. Kita juga dapat merasakan hidup mandiri serta rasa menjadi ‘anonim’ hingga tingkat tertentu, mengingat kita tak lagi ‘terikat’ dengan jejaring pertemanan dan keluarga, kebiasaan serta tradisi dari kampung halaman. Hal tersebut bisa jadi memunculkan kebebasan untuk mengembangkan diri sendiri sebagai sosok individu yang lepas dari tekanan sosial, yang kerap membatasi kita untuk meraih potensi dalam hidup kita. PENGALAMAN AKADEMIK SERTA BERJEJARING Kedua, belajar di negeri asing, akan memberikan pengalaman akademik yang berbeda. Hal ini dapat memperkaya pengalaman intelektual dengan membentuk pemikiran kritis kita. Kita belajar melihat gagasan serta praktik baru di bidang studi yang kita pelajari, yang bisa jadi sangat berbeda dengan pengalaman kita di Indonesia.

9

Christmas Hospitality Dinner dan Share a Meal. Mereka juga memiliki program Country Hospitality, di mana kita dapat menghabiskan waktu di akhir minggu dengan tinggal bersama host family. Kita juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan komunitas lokal dengan menjadi relawan (volunteer). Berbagai kampus di Australia juga menawarkan kesempatan menjadi relawan yang dapat membantu kita berjejaring dengan beragam komunitas lokal serta organisasi sosial. Hal ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mengenal penduduk lokal sembari melakukan hal yang bermanfaat bagi komunitas.

Ketiga, berada di Australia membuat kita dapat mengembangkan jejaring pribadi. Jejaring ini akan membuka berbagai kesempatan baru, serta menjadi hal penting bagi karier ke depannya. Atau paling tidak, membantu kita untuk mengembangkan pribadi sebagai individu. Berkenalan dengan komunitas dan penduduk lokal juga banyak membantu. Salah satu organisasi yang dapat saya rekomendasikan adalah CISWA (Council of International Students of Western Australia). Organisasi ini membantu para mahasiswa internasional untuk menjalin hubungan dengan penduduk lokal di Australia Barat

melalui berbagai program, semisal. Hal ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mengenal penduduk lokal sembari melakukan hal yang bermanfaat bagi komunitas.

Menjelajahi Cradle Mountain, Tasmania (Foto: dokumentasi Aditya Nugraha)

10

Berwisata ke Albany, salah satu kota tertua di Australia Barat (Foto: dokumentasi Aditya Nugraha)

Terakhir, menjalani hidup di Australia

berarti memberikan kesempatan untuk bertamasya serta mengunjungi berbagai tempat-tempat baru. Dengan menjelajahi tempat-tempat baru, kita akan mendapatkan perspektif serta apresiasi yang unik (berbeda) terhadap benua Kangguru ini. Selain itu, travelling juga menyegarkan pikiran serta jiwa, dan membantu kita mengatasi kebosanan serta masalah kesehatan mental. Jika gemar berjalan maupun bersepeda, Perth dan lingkungan sekitarnya memiliki banyak jalur bersepeda serta bushwalking yang seru untuk dijelajahi. Jadi jangan lupa untuk mengagendakan travelling saat berada di sini.

ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mengenal penduduk lokal

Hidup dan belajar di Australia menawarkan banyak kesempatan. Pada akhirnya, tergantung bagaimana kita dapat memanfaatkan dan memaksimalkan hal tersebut. Saya pribadi merasa bersyukur, terutama karena dukungan beasiswa (Endeavour) saya dapat mendapatkan banyak pengalaman baru, mengunjungi berbagai tempat serta memiliki banyak teman baru dalam perjalanan studi yang luar biasa ini. ADITYA NUGRAHA mahasiswa PhD bidang of Information Studies, School of Media, Culture and Creative Arts, Curtin University Penerima 2014 Endeavour Postgraduate Scholarship

11

Di satu sisi, praktik konglomerasi yang memanfaatkan kedekatan hubungan dengan pemerintah di zaman Orde Baru kini mulai bangkit kembali pasca krisis moneter, dan bahkan mulai merambah pasar internasional. Di sisi lain, keterwakilan seluruh elemen masyarakat dalam politik sebagai alat penentu relasi kuasa masih belum merata.

i tengah derasnya arus globalisasi, tantangan utama yang dihadapi pemerintah adalah mengurangi ketimpangan akses terhadap sumber daya. Bila hal tersebut tidak dilakukan, individu dengan sumber daya berlimpah akan diuntungkan secara sepihak. Dan sebagaimana lazimnya di negara berkembang, pemerintah Indonesia dinilai belum cukup optimal dalam

Reformasi Birokrasi untuk Pemerataan Akses Terhadap Sumber Daya

Agung Dorodjatoen

Para peserta diskusi Indonesia Insight yang diselenggarakan AIPSSA pada 31 Maret 2017 di University of Western Australia (Dokumentasi: AIPSSA)

INDONESIA INSIGHT

D

12

Sementara itu, program reformasi birokrasi yang diluncurkan pemerintah sejak beberapa waktu lalu baru berhasil apabila memenuhi kriteria: perbaikan kualitas produk kebijakan, peningkatan kualitas pelayanan, penghematan anggaran dan penurunan tingkat korupsi.

Padahal, keempat ciri tersebut justru tidak dapat dipenuhi apabila jumlah organisasi pemerintah terlalu banyak dan cenderung tumpang tindih, ungkap Pungky, yang juga adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Jejak rekam masa lalu Indonesia menunjukkan bahwa praktik kolusi dan korupsi tumbuh subur pada birokrasi yang tidak efisien dan tidak transparan. Narasumber kedua, Faris Alfadhat, mahasiswa doktoral bidang ilmu politik di Murdoch University, memaparkan bahwa konglomerat zaman Orde Baru yang sempat mengalami beragam kesulitan finansial akibat krisis moneter, perlahan mulai bangkit kembali.

Di tengah-tengah ketimpangan ini, pemerintah Indonesia masih disibukkan dengan upaya perampingan dan efisiensi struktur organisasi. Tumpang tindih kewenangan antar instansi menjadi problematika mewaris yang dihadapi pemerintah.

Tak bisa dihindari lagi, reformasi birokrasi yang sukses adalah kunci bagi upaya pemerataan akses pada sumber daya.

Demikian beberapa petikan hasil diskusi yang diselenggarakan oleh The Association of Indonesian Posgtraduate Students and Scholars (AIPSSA) pada hari Jumat, 31 Maret 2017 di kampus The University of Western Australia, Perth, Australia Barat. Serial diskusi Indonesia Insight tersebut mengambil tajuk Cruising Indonesian Politics and Law: A Notion for National Development.

Mengambil topik tentang politik dan hukum, Indonesia Insight menghadirkan tiga narasumber.

Narasumber pertama adalah Pungky Hendrawijaya, mahasiswa doktoral bidang hukum di Curtin University, memaparkan tentang tumpang tindih struktur organisasi pemerintahan di Indonesia. Sebagai contoh, Pungky menyoroti banyaknya jumlah Lembaga Non-Struktural (LNS), lembaga yang memiliki fungsi pelaksanaan kebijakan ataupun hanya rekomendasi kebijakan. Sempat menghapus 12 LNS, upaya perampingan organisasi terhambat dari banyaknya LNS yang pembentukannya diamanatkan Undang-Undang. Perubahan UU memerlukan proses konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga sangat memakan waktu.

Pungky Hendrawijaya, mempresentasikan hasil risetnya (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

13

Tercatat kuota 30% perempuan di legislatif belum terpenuhi, meskipun telah diamanatkan perundang-undangan. Selain itu, keterlibatan perempuan pada pemilu 2009 dan 2014 hanya berkisar di angka 17%. Beberapa faktor yang disinyalir dapat meningkatkan partisipasi politik perempuan adalah: tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja, sistem pemilu yang digunakan, penerapan demokrasi, adanya kuota perempuan dalam legislatif, dan tingkat korupsi. Meskipun sudah menerapkan kuota perempuan dalam legislatif, Indonesia masih tertinggal dalam faktor-faktor lainnya, pungkas Ella, yang juga adalah wartawati Kantor Berita ANTARA. Serial diskusi Indonesia Insight digagas sebagai wadah bertukar informasi riset yang ditekuni mahasiswa Indonesia di Perth, Australia Barat, ungkap Ary Shiddiqi, yang merupakan koordinator penyelenggara acara. Diharapkan dalam forum tersebut, ide-ide dan temuan-temuan yang diperoleh mahasiswa dapat disebarluaskan, sekaligus mendapatkan masukan dari rekan-rekan sejawatnya. Indonesia Insight kali ini juga dihadiri oleh perwakilan Konjen RI di Perth, Bramantya Widodo. Sebelumnya ini, Indonesia Insight sesi November 2016 mengambil tema tentang pembangunan berkelanjutan. Secara bergantian, diskusi tersebut akan mengambil tempat di kampus-kampus lain di Perth. AGUNG M. DORODJATOEN mahasiswa PhD bidang ekonomi geografi di The University of Western Australia. Bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Merupakan Presiden terpilih AIPSSA untuk tahun 2017

Ini dibuktikan bahwa mayoritas dari 10 peringkat teratas orang kaya versi Forbes adalah konglomerat zaman Orde Baru. Bukan hanya bangkit, bahkan beberapa pengusaha tengah merambah pasar internasional, khususnya Asia Tenggara. Hal tersebut menunjukkan bahwa manfaat dari praktik rent-seeking, melalui kedekatan pengusaha dan pemerintah di masa lalu, masih bertahan hingga saat ini. Para konglomerat tersebut melakukan ekspansi pasar melalui beberapa hal. Pertama, penguasaan atas tiga alur modal utama, yaitu produksi, distribusi dan perbankan. Kedua, memanfaatkan relasi kuasa dengan pemerintah di negara tujuan investasi untuk mempengaruhi kebijakan di tingkat nasional, bahkan regional Asia Tenggara. Proses ini pada akhirnya bertujuan untuk membungkus kebijakan pemerintah agar sesuai dengan kepentingan ekonomi pengusaha, simpul Faris, yang juga adalah dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Upaya menyeimbangkan relasi kuasa ini, melalui pemerataan akses partisipasi politik, masih belum mencapai hasil menggembirakan. Narasumber ketiga, Ella Prihatini, mahasiswi doktoral bidang politik di the University of Western Australia (UWA), mengungkapkan fakta bahwa partisipasi politik wanita di Indonesia masih cukup rendah.

14 Photo by Yusfi Ardiansyah, Stargazing, Dryandra Woodland, WA

In the afternoon. Swan River. Foto : Elis ZA

15

SILUE

Gelar Pelatihan Olah Data dan Amnesti Pajak serta Penyambutan Mahasiswa Baru

ABI SOFYAN GHIFARI

Kabar AIPSSA UWA

Para peserta workshop R menyimak penjelasan mengenai tahap-tahap pengolahan data (Dokumentasi: AIPSSA UWA)

WORKSHOP R UNTUK PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data, yang kerap menjadi bagian paling menantang dalam melakukan penelitian maupun tugas kuliah mendorong AIPSSA UWA untuk berinisiatif menyelenggarakan workshop penggunaan program R untuk pengolahan data.

R merupakan bahasa pemrograman dan peranti lunak sumber terbuka (open source) yang lazim digunakan untuk pengolahan dan analisis data, mulai dari bidang sosial-humaniora seperti kependudukan hingga sains seperti pengolahan data biologis.

Bertempat di Hemsley Learning Suite, Reid Library, University of Western Australia, workshop ini berlangsung selama dua hari pada Sabtu-Minggu, 8-9 April 2017.

Dimentori oleh tiga mahasiswa UWA asal yaitu Ary Mazharuddin Shiddiqi, Arief Rachman, dan Habib Rijzaani, pelatihan ini disambut antusias oleh para peserta yang mayoritas adalah mahasiswa doktoral ataupun master dari UWA dan Curtin University.

16

Dimentori oleh tiga mahasiswa UWA asal yaitu Ary Mazharuddin Shiddiqi, Arief Rachman, dan Habib Rijzaani, pelatihan ini disambut antusias oleh para peserta yang mayoritas adalah mahasiswa doktoral ataupun master dari UWA dan Curtin University.

Berdasarkan survey yang diadakan AIPSSA UWA setelah pelatihan usai, sebagian besar peserta cukup puas dengan pelatihan ini dan berharap diadakan sesi praktek yang lebih lama serta membahas lebih banyak contoh penerapan.

INFORMASI TERKINI MENGENAI PAJAK INDONESIA

“Orang bijak taat pajak” mungkin telah menjadi salah satu jargon yang paling kita ingat mengenai pajak dan menjadi bukti keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia (DJP RI) dari segi penyuluhan dan penyebarluasan informasi.

Meski tengah mengejar studi di negeri kangguru, mahasiswa asal Indonesia tentu tidak lepas dari kewajiban membayar dan melaporkan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagian besar wajib pajak juga sudah mafhum untuk melaporkan porsi pajak penghasilan (PPh) yang harus dibayarkan dan telah disetor setiap tahunnya tiap sebelum 31 Maret. Selain itu, langkah pemerintah Indonesia untuk menarik dana para warga negara Indonesia (WNI) yang diparkir di luar negeri melalui skema pengampunan pajak (tax amnesty)

Pada workshop yang diselenggarakan di Hemsley Learning Suite UWA pada Minggu, 26 Maret 2017, empat hari sebelum masa pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak berakhir, AIPSSA UWA mengundang dua pembicara untuk menjelaskan seluk-beluk perpajakan Indonesia.

Mereka adalah Rizal Faturrohman, seorang mahasiswa Master of Commerce UWA dan Adrianus Erwien, mahasiswa Master of Taxation Law UWA dimana keduanya bekerja di Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia (DJP RI).

Pada sesi diskusi, para peserta begitu antusias bertanya kepada para panelis mengenai seluk-beluk pelaporan pajak, terutama pajak penghasilan dan pelaporan harta kekayaan.

Narasumber memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan pengampunan pajak di Indonesia (Dokumentasi: AIPSSA UWA)

17

Berfoto bersama pada acara penyambutan mahasiswa dan keluarga baru AIPSSA UWA (Dokumentasi: AIPSSA UWA)

yang akan berkuliah dan tinggal di sekitar UWA.

Pada awal semester pertama tahun 2017, sekitar 20 orang mahasiswa pasca-sarjana (doktoral, master, maupun double degree) turut hadir di acara ini. Pada acara yang dipandu oleh Cendranata Ongkowijoyo (salah satu mahasiswa baru UWA penerima Australia Awards) sambutan disampaikan oleh Presiden AIPSSA UWA Abi Sofyan Ghifari dan ditutup oleh Lurah Warneds Noor Syaifuddin. Acara ini juga dimeriahkan dengan kuis trivia singkat untuk mahasiswa dan keluarga baru AIPSSA UWA, galeri foto, serta makan siang bersama sekaligus perkenalan, ramah-tamah, dan networking. Melalui acara penyambutan ini diharapkan ikatan kekeluargaan sesama kolega Indonesia di UWA semakin erat dan harmonis.

ABI SOFYAN GHIFARI mahasiswa Master of Biomedical Science di University of Western Australia. Kepala Departemen Research and Development AIPSSA 2017.

Perbincangan semakin hangat saat beberapa peserta menanyakan mengenai status pajak permanent resident asal Indonesia di Australia dan ketentuan terbaru mengenai nomor pokok wajib pajak (NPWP) tunggal untuk satu pasangan. Lebih lanjut, Erwien juga menyampaikan bahwa setiap wajib pajak dapat memperoleh pendampingan pajak dari narahubung yang ditetapkan oleh masing-masing Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana wajib pajak didaftarkan.

Pelatihan ini diharapkan dapat mengingatkan kembali kewajiban membayar dan melaporkan pajak kepada para peserta serta memperbaharui informasi mengenai perkembangan terkini soal pajak di Indonesia.

PENYAMBUTAN MAHASISWA DAN KELUARGA BARU AIPSSA UWA

Pada 4 Maret 2017, AIPSSA UWA bersama dengan Warga Indonesia di Nedlands (Warneds) mengadakan penyambutan mahasiswa dan keluarga baru asal Indonesia

18

SILUE

Temu Perwakilan ATN, Sharing Session Postgrad for Dummies dan BBQ bersama CIMSA HERSINTA

Kabar AIPSSA Curtin

AIPSSA Curtin menggelar acara diskusi santai “Sharing Session Postgrad for Dummies” untuk menyambut para mahasiswa Indonesia yang baru dating di semester pertama tahun 2017, pada 10 Maret lalu. Bertempat di Club Headquarter, Curtin University. Beberapa narasumber hadir mewakili dosen, yaitu Dr. Yuni Yuningsih (Head of School of Accounting, Curtin University), serta mahasiswa program program doktoral (Aditya Nugraha dan Hersinta) dan program master (Aji Nusantara) berbagi tips dan trik menjalani studi serta beradaptasi dengan kehidupan kampus.

Agenda lainnya adalah menggelar acara silaturahmi dengan CIMSA dalam bentuk acara farewell BBQ Party, yang sekaligus mengantarkan kepulangan beberapa anggota dari kedua organisasi ini, karena telah merampungkan studi mereka di Perth. Acara BBQ diselenggarakan pada 13 Mei 2017 di Scented Garden Mill Point, South Perth.

Pada 3 Juli lalu, sebagian besar anggota AIPSSA Curtin berkesempatan untuk melakukan pertemuan serta bincang santai dengan pihak ATN (Australia Technology Network) serta pihak Deputy Vice Chancellor International Curtin University. ATN merupakan jejaring 5 kampus di Australia yang terdiri dari QUT, University of Technology Sydney, RMIT University, University of South Australia dan Curtin University. Pertemuan dihadiri oleh Ibu Josephine Ratna selaku ATN Country Manager untuk Indonesia dan Assc Prof Simon Leunig sebagai DVC International Curtin University, juga para anggota AIPSSA Curtin untuk berdiskusi mengenai pengalaman studi mereka selama ini.

Sesi diskusi santai Postgrad for Dummies. Foto: dokumentasi Agung Dorodjatoen

Temu diskusi bersama perwakilan ATN dan DVCI Curtin University. Foto: Josephine Ratna, ATN

19

Kanti Pertiwi, Berbagi Kisah Perjuangan Para Mama PhD HERSINTA

saja merampungkan studinya dari University of Melbourne di bidang Organisation Studies. Saat ini, ia berdomisili di Perth dalam rangka mendampingi sang suami yang bertugas di Konsulat Jenderal RI. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana latar belakang Mbak Kanti membuat blog PhD Mama sebagai forum berbagi cerita dari para perempuan Indonesia yang menempuh studi S3 di berbagai negara?

Awalnya di tahun 2015, saya dan beberapa teman PhD perempuan di Melbourne bergabung membuat grup WA yang kami namakan Srikandi PhD. Di sana, kami berbagi banyak hal terkait riset maupun topik keseharian dari mulai urusan anak, urusan dapur, curhat seputar studi masing2 sampai soal hobi. Obrolan tersebut membuat saya tersadar kalau kami ini pada dasarnya tidak sendirian dalam berjibaku dengan studi dan tugas-tugas lain sebagai istri maupun ibu.

Saya kemudian berpikir untuk menulis sebuah artikel untuk Australia Plus terkait berbagai tantangan sebagai PhD perempuan berkeluarga, yang ternyata mendapat sambutan luar biasa di dunia maya. Setelah artikel itu terbit lalu saya terpikir lagi barangkali ada manfaatnya jika membuat blog tersendiri untuk menyemangati sesama PhD Mama

P

Wawancara Wawancara/Inspirasi?

erkenalan awal saya dengan sosok perempuan yang ramah dan cantik ini bermula di dunia maya. Saat itu, saya tergugah membaca artikel berjudul “PhD Mama di Australia dan Mitos Wanita Indonesia” yang sempat dimuat di Australia Plus (AP) serta beberapa media di Indonesia yang berada dalam jejaring AP.

Beberapa waktu setelah membaca artikel tersebut, saya kembali ‘berjumpa’ dengan Mbak Kanti –demikian saya menyapanya- lewat blog PhD Mama Indonesia, yang berisi ragam cerita perjuangan para mama asal Indonesia saat merantau ke negara asing untuk melanjutkan studi doktoral.

Baru-baru ini saya akhirnya berkesempatan mengobrol langsung dengan sang mama PhD ini, yang baru

20

memberi banyak komentar positif. Komentar dari calon mahasiswa PhD dan para pembaca pria juga ada. Dan semuanya sangat mengapresiasi perjuangan teman-teman yang diceritakan dalam blog.

Bagaimana pengalaman Mbak saat menjadi PhD Mama? Hal-hal apa yang paling berkesan, baik itu yang positif maupun dari segi kesulitan yang dihadapi?

Wah, pengalaman menjalani PhD kemarin sepertinya memang bisa dibilang merubah kehidupan dan merubah cara kita memandang hidup ya, banyak yang bilang PhD is a life-changing journey. Ya, saya kurang lebih setuju, hehe.

Banyak sekali suka dukanya, rasanya nggak akan habis kalau diurai. Yang saya syukuri sekali adalah terlepas dari beban menjalani studi sebagai perempuan berkeluarga, pembimbing saya selalu ada memberikan dukungan terbaiknya.

Blog phdmamaindonesia.com, media berbagi cerita dan informasi para mama PhD yang merantau ke berbagai penjuru dunia

di berbagai negara maupun mereka yang sedang dalam proses mempertimbangkan menempuh pendidikan S3.

Adakah kesulitan yang dihadapi dalam membuat dan merawat blog tersebut? Dan sejauh ini, bagaimana respon pembaca?

Kesulitannya nomor satu barangkali adalah karena saya sendirian, belum berani mengajak siapa-siapa. Artinya saya sendiri juga harus lebih disiplin dalam mengelola blog, hehehe. Tapi dengan kondisi sekarang alhamdulillah studi sudah rampung, saya sangat berharap blog ini bisa lebih hidup dengan mengajak teman-teman yang berkomitmen untuk menjadi kontributor. Alhamdulillah, respon juga positif, saya menerima email dari teman-teman PhD Mama yang

21

Saya sempat khawatir apakah mereka bisa menerima saat-saat di mana saya harus off sementara dari studi karena suami sedang datang berkunjung ketika kami masih menjalani LDR, saat hamil, melahirkan, atau saat anak kedua harus menjalani operasi darurat di usia 5 bulan. tapi rupanya mereka adalah orang yang sangat positif dan percaya bahwa saya pun selalu mengupayakan yang terbaik. They made everything so much easier, alhamdulillah. Melihat peran sebagai PhD Mama yang multitasking, ragam cerita apa saja yang dibagi oleh para narasumber di blog? Sejauh ini, cerita di blog diantaranya membahas tantangan studi dengan balita, berjauhan dengan anak dan suami, tantangan terkait kesehatan diri maupun keluarga, hal-hal yang sangat dekat dengan keseharian serta hal-hal yang di luar ekspektasi.

Ke depannya saya berencana membahas serba-serbi hubungan dengan supervisor, tentang kerja sambilan, dan juga mengundang kontribusi dari para suami. Ada juga topik terkait perempuan dan masyarakat, soal stigma perempuan berpendidikan tinggi misalnya, juga kontribusi PhD Mama untuk masyarakat dalam bentuk gerakan akar rumput. Ada rencana lebih lanjut untuk mengembangkan blog PhD Mama? Saat ini saya dan teman2, termasuk mbak Hersinta sendiri ya hehehe, sedang asyik menggarap buku PhD Mama. Harapannya buku ini bisa menjadi buku yang bermanfaat bagi perempuan Indonesia yang sedang atau berencana studi PhD. Tunggu tanggal terbitnya ya!

Salah satu artikel yang dipublikasikan di blog PhD Mama Indonesia

22

Kanti Pertiwi (keempat dari kiri) saat bertemu dengan Konjen RI Perth, Bapak Ade Padmo Sarwono, Prof Krishna Sen (UWA) serta para mahasiswa anggota AIPSSA di sebuah acara di Perth

Untuk bognya sendiri saya berharap bisa lebih meriah ketika nanti saya menggandeng kontributor2 baru. Ingin sekali melihat blog ini jadi rujukan pertama bagi (calon) mahasiswa PhD perempuan asal Indonesia untuk mencari informasi maupun inspirasi terkait menjalani studi PhD di luar negeri dari sudut pandang perempuan.

Terakhir, apa advis atau tips terbaik yang pernah diperoleh saat menjalani peran sebagai seorang PhD Mama?

Hmm apa ya.. salah satu power quote yang saya ingat hingga hari ini barangkali adalah yang disampaikan oleh Rumi: if you are irritated by every rub, how will you be polished?

Bahwa setiap ujian dalam hidup itu ada manfaatnya. Jadi jangan takut jika ada seribu rintangan yang menghadang di depan, insyaaAllah berguna untuk diri kita, meski sekarang kita mungkin tak mengetahuinya. Jadi, untuk para PhD Mama di mana pun berada, stay strong and carry on, you are not alone! :)

KANTI PERTIWI adalah Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan juga Honorary Fellow di Universitas Melbourne, Australia. Kanti bisa dikontak di [email protected]

23

Merujuk pada kebutuhan dasar manusia menurut teori Maslow dan Henderson, di mana mahasiswa membutuhkan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Tur kali ini tak hanya melibatkan peserta mahasiswa dari Indonesia saja, namun juga mahasiswa dari beberapa

ONE DAY TRIP TO LANCELIN-PINNACLES-MOORE RIVER

PETRUS M. BULU

ahun ini, AIPSSA melalui departemen Rekreasi melakukan kegiatan tur “bersejarah” yang ketiga kalinya ang dilangsungkan pada 15 April 2017. Kegiatan ini rutin dilakukan secara berkala, terutama mengingat bahwa mahasiswa sesungguhnya amat membutuhkan keseimbangan dalam aktivitas belajar dan rekreasi.

Perjalanan

T

Para peserta tur berfoto bersama dengan latar belakang bukit pasir di Lancelin Sand Dunes. (Dokumentasi: Diswandi)

24

Destinasi kedua adalah Pinnacles Desert dengan ribuan pilar-pilar batu pasir menjulang dari permukaan gurun. Di tempat ini pula para peserta beristirahat sejenak untuk makan siang serta mengunjungi galeri seni kecil yang terdapat di lokasi tersebut.

Tujuan terakhir sebelum kembali ke Perth adalah Moore River. Rasa lelah dari duduk beberapa jam di bis terbayarkan saat menikmati pemandangan pertemuan muara sungai dengan lepas pantai yang menakjubkan.

Tur ini melibatkan tidak kurang dari 80 peserta dengan menggunakan 2 bus sewaan dan 3 mobil pribadi, serta untuk pertama kalinya merupakan tur bersama yang digelar oleh AIPSSA dan PPI Australia Barat.

negara termasuk India, Cina, Timor Leste serta beberapa negara kawasan Timur Tengah. Berangkat pukul 7 pagi dari Murdoch University, rombongan menuju destinasi pertama yaitu Lancellin Sand Dunes. Tempat ini populer dengan destinasi bukit-bukit pasir untuk sandboarding, dan hanya berjarak waktu 90 menit dari pusat kota Perth.

Beberapa peserta tur melakukan ‘uji nyali’ dengan berseluncur menuruni bukit pasir dengan papan seluncur. Selebihnya cukup puas dengan menyemangati rekan-rekannya serta mengabadikan keindahan bukit-bukit pasir dan langit biru membentang yang menyajikan pemandangan spektakuler.

Beberapa fasilitas yang bisa dicoba di Pinnacles: rute jalan kaki sambil menikmati pemandangan gurun, serta mengunjungi galeri seni dan gift shop. (Dokumentasi: Diswandi)

25

Pinnacles Desert, salah satu destinasi wisata populer di Australia Barat (Dokumentasi: Petrus M. Bulu)

PETRUS M. BULU kandidat Doctor of Veterinary Medical Science di Murdoch University. Dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden III AIPSSA

Bermain di muara sungai, Moore River (Dokumentasi: Petrus M. Bulu)

26

The blue horizon , Swan River. Foto: Elis ZA

27

Rombongan disambut langsung oleh Konsul Jenderal RI Perth Ade Padmo Sarwono yang didampingi oleh Konsul Bidang Penerangan dan Sosial-Budaya (Pensosbud), Widya Sinedu serta wakilnya, Bramantya Dwiputra Widodo.

Pada pertemuan pertama ini, Konsul Jenderal membuka dengan menyampaikan beberapa himbauan kepada AIPSSA. Salah satunya adalah agar program-program AIPSSA dirancang sejak awal untuk setahun ke depan. Disarankan juga agar program dapat disinkronisasikan dengan pihak konsulat maupun ormas-ormas lainnya baik dari segi tema, tujuan maupun pelaksanaan program.

Pertemuan Kabinet AIPSSA 2017 dengan Konsulat Jenderal RI dan Garuda Indonesia ABI SOFYAN GHIFARI

DISKUSI PROGRAM KERJA DAN PELUANG KERJASAMA DENGAN KONJEN RI UNTUK PERTH

Di awal tahun 2017, AIPSSA menyambangi Konsulat Jenderal Republik Indonesia Perth. Kabinet AIPSSA 2017 melakukan pertemuan untuk memaparkan program kerja serta membuka peluang kerjasama.

Turut hadir pada pertemuan ini, Presiden AIPSSA 2017 Agung Mahesa Dorodjatoen, yang didampingi sebagian jajaran kabinetnya yaitu Noor Syaifuddin (Sekjen I), Ary Mazharuddin Shiddiqi (Wapres II), August Daulat (Ketua Dept. Rekreasi), Abi Sofyan Ghifari (Ketua Dept. Litbang), Aji Cahya Nusantara (Ketua Dept. Advokasi), dan Arief Rachman (Wakil Ketua I Dept. Media).

Jejaring AIPSSA

Suasana pertemuan dengan Konsulat Jenderal RI. Foto: Dokumentasi AIPSSA

28

Departemen Akademik, Irdam Ferdiansah bersama dengan delegasi PPI Australia Barat diterima oleh General Manager Garuda Indonesia Perth, Bapak Muhammad Firman dan Sales Executive Garuda Indonesia Perth, Ibu Nirma Labib.

Dalam pertemuan ini, GM Garuda Indonesia menyampaikan bahwa pihaknya bermaksud mendukung berbagai kegiatan mahasiswa serta masyarakat Indonesia di Perth, dengan menyediakan beragam promosi penjualan tiket. Pada 2017 ini, Garuda Indonesia Perth juga sedang mengajukan proposal pengaktifan kembali diskon tiket bagi pasangan dan keluarga mahasiswa Indonesia di Perth. Diskon tersebut, bersama fasilitas bagasi tambahan 10 kg untuk pasangan dan keluarga, sudah dihapuskan sejak 2016. Garuda Indonesia Perth juga berencana memperluas cakupan diskon tiket hingga kepada orangtua kandung mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Perth.

Untuk itu, Garuda Indonesia Perth bermaksud bekerjasama dengan AIPSSA untuk dapat membantu upaya promosi dari program-program tersebut. Misalnya, memperbaharui daftar keanggotaan agar terintegrasi dengan database pelanggan Garuda Indonesia Perth. Lebih lanjut, GM juga menawarkan kantor Garuda Indonesia Perth sebagai basecamp kegiatan AIPSSA, bila diperlukan. Garuda Indonesia juga dapat menawarkan bantuan tiket bagi para pihak yang diundang AIPSSA ke Perth dalam rangka kegiatan AIPSSA, dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Semua hasil diskusi tersebut dituangkan dalam butir-butir Memorandum of Understanding baru antara AIPSSA dan Garuda Indonesia Perth.

Berkaitan dengan program kerja, Presiden AIPSSA 2017 Agung Dorodjatoen memaparkan beberapa program kerja, seperti kompetisi three-minute thesis (3MT). Program ini ditujukan sebagai wadah bagi mahasiswa pascasarjana untuk menyajikan ide dan hasil penelitian mereka kepada audiens dari beragam kalangan hanya dalam waktu tiga menit. Program terbaru lain yang diusung oleh kabinet AIPSSA tahun ini adalah audiensi dengan pemerintah kota sekitar Perth mengenai peluang kerjasama dalam mengembangkan komunitas sekitar kota Perth.

Agung berpendapat selama ini AIPSSA masih berfokus utama pada pengembangan mahasiswa pascasarjana asal Indonesia, sehingga kurang menggali potensi kolaborasi dengan pemerintah kota setempat. Konsul Jenderal sangat menyambut baik rencana program-program ini dan bahkan memberi beberapa saran terkait format acara, pemilihan juri dan narasumber, serta strategi publikasi.

Lebih lanjut, Konsul Jenderal juga menaruh harapan besar kepada AIPSSA sebagai satu-satunya organisasi akademik khusus pelajar pascasarjana dan cendekia Indonesia di Western Australia untuk menjadi jembatan soliditas antar ormas Indonesia di negara bagian terluas Australia ini. Serta dapat berkontribusi lebih sering dalam hal penulisan, baik karya ilmiah seperti jurnal dan buku, maupun tulisan di media massa dan daring (online).

AIPSSA-GARUDA INDONESIA PERTH: RENCANA LANJUTAN KERJASAMA

Dalam rangka melanjutkan kerjasama yang baik dengan Garuda Indonesia, pada 14 April 2017, pengurus AIPSSA 2017 berkunjung ke kantor Garuda Indonesia di St. Georges Tce 16. Pengurus AIPSSA, diwakili oleh Presiden AIPSSA 2017 Agung Dorodjatoen; Wapres I, Mas Pungky Hendrawijaya; dan Wakil Kepala

29

Australia Barat- University of Western Australia (Sri Riyati Sugiarto, Ezmieralda Melissa & Riznaldi Akbar), Curtin University (Desideria Cempaka Wijaya Murti, Hersinta & Kristian Agung Prasetyo), Murdoch University (Linda Wijaya & Diswandi) serta Edith Cowan University (Sutomo)- pun segera dimulai.

Tiap peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan penelitiannya dalam durasi 3 menit dengan format yang menarik dan dapat dipahami oleh publik umum. “Tujuan diselenggarakannya kompetisi 3MT ini adalah untuk membuat kompetisi yang sesuai dengan visi misi AIPSSA, namun dengan format yang simpel dan menghibur, sehingga pas untuk audiens yang lebih umum. Konsep riset yang mungkin rumit, dapat diterjemahkan

Gelaran 3 MT Competition dan Bedah Buku “Gagasan Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

ada 29 April 2017, AIPSSA menggelar acara kompetisi 3 Minute Thesis (MT) sekaligus Bedah Buku "Gagasan Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia" di Ken Lecture Hall, Curtin University. Kompetisi tersebut merupakan yang pertama digelar AIPSSA, juga untuk pertama kalinya dibuat di kalangan mahasiswa Indonesia di Australia, seperti yang dikemukakan oleh Ari Rakatama, ketua panitia penyelenggara AIPSSA 3MT Competition, yang juga menjabat sebagai kepala departemen akademik AIPSSA.

Acara diawali dengan sambutan dari presiden AIPSSA, Agung M Dorodjatoen, serta dari Konjen RI untuk Perth, Bapak Ade Padmo Sarwono. Setelah itu, kompetisi 3MT yang diikuti oleh 10 mahasiswa doktoral dari 4 kampus di

HIKMAH

P

EVENT AIPSSA

Para penulis buku “Gagasan Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” berfoto bersama para reviewer buku serta Konjen RI untuk Perth

30

Buku ini merupakan buku kedua yang diluncurkan AIPSSA setelah penerbitan buku pada tahun 2015 yang berjudul "Kontribusi Untuk Bangsaku: Menyambut 70 Tahun NKRI”. Menurut Agung Dorodjatoen selaku Presiden AIPSSA, buku ini merupakan sumbangsih pemikiran dari 13 kontributor yang merupakan mahasiswa doktoral Indonesia yang menjalani studi di Perth, mengenai aspek ekonomi, lingkungan, sosial serta kelembagaan atas pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Ke-13 kontributor tersebut adalah Amalia Kusuma Wardani, Agung Mahesa Dorodjatoen, Ari Rakatama, Diswandi, Dwiko Budi Permadi, Ella Syafputri Prihatini, Gorga Parlaungan, Johan Risandi, Joni Safaat Adiansyah, Kristian Agung Prasetyo, Noor Syaifudin, Nurrohman Wijaya dan Tio Novita Efriani. Buku "Gagasan Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia" telah diterbitkan dan didistribusikan di jaringan toko buku Gramedia di Indonesia.

ke bahasa yang lebih populer dan dapat dinikmati publik. Sehingga riset yang dipaparkan diharapkan dapat menginspirasi audiens,” papar Ari.

Terpilih sebagai pemenang pertama adalah Ezmieralda Melissa (UWA) dengan penelitian yang berjudul “Tweeting the Underdogness: Political Outsider and the Narrative of Contemporary Indonesian Politics". Untuk pemenang kedua dan favorit pilihan penonton adalah Desideria Cempaka Wijaya Murti dan Hersinta, keduanya dari Curtin University. Bertindak sebagai juri adalah Dr Yuni Yuningsih (Curtin Business School), Dr Gregory Accioli (UWA) dan Dr Emielda Yusiharni (UWA).

Setelah sesi presentasi 3MT rampung, acara bedah buku "Gagasan Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia" dimulai dengan menghadirkan para reviewer, yaitu Assc Prof Hadrian G. Djajadikerta (ECU Business School) dan Novi Wilkinson (Diaspora Indonesia Network Western Australia).

Para peserta dan juri 3MT Competition, kontributor buku, panitia serta audiens berfoto bersama

31

3MT COMPETITION DAN BEDAH BUKU Kompetisi 3 Minute Thesis (MT) dan bedah buku "Gagasan Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia", 29 April 2017, Curtin University. MOU AIPSSA-GARUDA INDONESIA Penendatanganan kerjasama antara AIPSSA dan Garuda Indonesia untuk pembelian tiket dan fasilitas bagi mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan AIPSSA, April 2017, Garuda Indonesia office Perth.

INDONESIA INSIGHT AIPSSA Discussion Series “Cruising Indonesian Politics and Law: A Notion for National Development”, 31 Maret 2017, the University of Western Australia LANCELIN-PINNACLES-MOORE RIVER ONE DAY TRIP Perjalanan wisata satu hari berkerjasama dengan PPIA cabang Australia Barat, menuju tiga tempat di sekitar Turquoise Coast, Australia Barat, 15 April 2017, Lancelin, Pinnacles dan Moore River.

KALENDER AIPSSA

SELAMA SEMESTER I (JANUARI – JUNI 2017), BERBAGAI KEGIATAN TELAH DILAKSANAKAN OLEH AIPSSA. BERIKUT DAFTAR DARI AKTIFITAS TERSEBUT:

Penandatanganan MoU antara AIPSSA dengan Garuda Indonesia Perth Foto: Dokumentasi AIPSSA

32

UCAPAN SELAMAT Ucapan selamat atas kelulusan studi pengurus AIPSSA: Sutomo (ECU), Bramantyo (Curtin), dan Arief Rachman (UWA), Juni-Juli 2017, Perth PENERBITAN NEWSLETTER Penerbitan Newsletter Volume VI/2017, Juli 2017 dan Volume VII/2017, Desember 2017 PENDAFTARAN CALON PRESIDEN AIPSSA Penjaringan bakal calon Presiden AIPSSA periode 2018

DIALOG PUBLIK Diskusi menghadirkan Menteri PPN/Kepala BAPPENAS, Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, dengan tema “Growth Outlook Prospect and Key Reforms in Indonesia”. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama dengan Indonesian Diaspora Network Western Australia serta Ikatan Alumni ITB, 18 Juni 2017, the University of Western Australia AIPSSA SEMESTER 1 MEETING Pertemuan anggota kabinet AIPSSA 2017 dan evaluasi setengah tahun kepengurusan berjalan, 13 Mei 2017, Neil Hawkins Park, Joondalup.

Dialog Publik dengan Menteri PPN/Kepala BAPPENAS, Prof Bambang P. Soemantri Brodjonegoro. Dokumentasi: Arief Rachman

Meeting evaluasi AIPSSA dan pembubaran panitia 3MT dan Bedah Buku, Joondalup. Foto: Tri Rainny Syafarani

33

UWA M. IKHSAN RADJAB (Master) IRMA CALISTA SIAGIAN (Master) ARIEF RACHMAN (Master) PUTRIANA INDAH LESTARI (Master) PAULINA PURWANTI (RIRIN) (Master) SALIRA VIDYAN (Master) RIZNALDI AKBAR (Doktoral) DWI ESTI ANDRIANI (Doktoral) ECU SUTOMO (Doktoral)

GRADUATES | Januari-Juni 2017

CURTIN ASTRIDA LISTYADEWANTI (Master) BRAMANTYO (Master) RIZFARENDO (Master) ABID HALIM (Doktoral) BUDI CAHYONO (Doktoral) DEVIANI SETYORINI (Doktoral) ENDAH YANUARTI (Doktoral) JONI SAFAAT ADIANSYAH (Doktoral) SITI CHOTIJAH (Doktoral) MURDOCH LUKY SANDRA AMALIA (Master) AGUNG WARDANA (Doktoral) MANGARATUA M. SIMANJORANG (Doktoral) NENI MARIANA (Doktoral)

Para wisudawan UWA, 2017 (Foto: Arief Rachman)

34

ENDAH YANUARTI, Curtin University “Semua pengalaman saat studi di Perth betul-betul berkesan dalam hidup saya. Apalagi saya sempat melahirkan putri bungsu saya saat di tahun kedua studi. Tapi mungkin bisa dibilang yang paling berkesan adalah di tahun terakhir. Karena saat itulah saya merasakan kehidupan mahasiswa yang ‘sesungguhnya’. Saat itu, keluarga kebetulan sudah kembali ke tanah air, jadi saya bisa lebih fokus serta berinteraksi dengan beragam mahasiswa internasional di Curtin. Lima bulan terakhir studi saya merasakan intensitas yang sangat tinggi- setiap hari berada di office kampus dan hanya pulang beberapa jam untuk tidur dan mandi. Serta betapa berartinya peran supervisor yang sangat membantu proses dalam merampungkan studi. Saya juga merasa sangat terbantu dengan berdiskusi bersama mahasiswa PhD lainnya, yang latarbelakang studinya berbeda-beda, tapi kita bisa brainstorming tentang metode riset, misalnya. Untuk teman-teman yang baru mulai, enjoy the first year, setelah tahap pengumpulan data, nah siap-siap ya memulai perjuangan berikutnya!”

SUTOMO, Edith Cowan University

“Menghabiskan 6 tahun di Perth untuk melanjutkan studi S2 dan S3 banyak memberikan pengalaman berharga dalam hidup kami sekeluarga. Pernah merasakan pengalaman studi di beberapa kampus di Australia Barat seperti Murdoch, UWA dan ECU juga membuat saya lebih paham keberagaman dan budaya di tiap kampus. Meski lokasi kampus ECU di Joondalup agak jauh dari Perth CBD, namun semua terkoneksi dengan jalur transportasi publik. Untuk studi S3 faktor yang paling penting dan berpengaruh adalah peran dan hubungan dengan supervisor. Saya terkesan dengan bagaimana supervisor membimbing saya untuk publikasi jurnal, prosiding, poster dan buku. Kemampuan dalam menulis dan mem-publish ini saya rasakan penting dalam mendukung karier saya sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Berkat dukungan supervisor, saya juga berkesempatan untuk menjadi ECU SOAR Ambassador (Support, Opprtunities, Advice and Resources) yang bekerja sama dengan ECU graduate research school.

Dengan AIPSSA saya banyak berkenalan dengan teman-teman seperjuangan dan berkesempatan berkontribusi sebagai presenter di 3MT competition. Time flies, 3 setengah tahun berlalu meski rasanya seperti kemarin. So, enjoy and cherish all the little things selagi di Perth, for one day you will look back and know that they were the big things.”

Kata Mereka

KESAN

…………………………………

35

IRMA CALISTA SIAGIAN, University of Western Australia “Perth merupakan kota yang manis, baik dari tata kota, hiburan, kemudahan mencari makanan Asia serta lingkungan belajar dan bersosialisasi. Bertemu dengan mahasiswa internasional lain membuat saya merasa makin mantap untuk menjalani perkuliahan program Master of Agriculture di UWA. Cara pembelajaran yang ada juga membuat kita mengembangkan critical thinking, berbeda dengan pola pembelajaran yang saya dapatkan sebelumnya. Fasilitas seperti perpustakaan dan laboratorium yang lengkap, perkuliahan yang direkam, tutorial dan study smarter yang dimiliki UWA sangat membantu proses perkuliahan saya. Saya mengikuti beberapa kegiatan volunteer yang berhubungan dengan perkuliahan seperti Unimentor serta komunitas Soil Science Australia, untuk mengembangkan ilmu serta wawasan dengan mengikuti beberapa kegiatan seperti seminar dan fieldtrip. Selain belajar, saya juga bergabung dengan beberapa organisasi, seperti AIPSSA, LACE (Language and Cultural Exchange) dan PSA (Postgraduate Student Association) di UWA yang memberikan kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa master dan internasional lainnya, serta komunitas seperti Warneds (warga Nedlands), dan Bonapasogit (komunitas suku batak yang tinggal di Perth). Selain itu dengan banyaknya kegiatan dari KJRI Perth membuat saya merasa seperti tinggal di negara sendiri. Bagi saya Perth adalah rumah kedua. Meski jauh dari keluarga namun kekeluargaan dan persahabatan yang saya peroleh di sini membuat saya mampu dan kuat untuk menyelesaikan studi.”

…………………………………

Kata Mereka

MANGARATUA M. SIMANJORANG, Murdoch University “Rapi, teratur dan tidak ramai, itu kesan pertama saya tentang Perth. Saat studi, saya bersyukur mendapatkan supervisor yang hangat dan suportif, serta menempatkan mahasiswa bimbingan pada posisi yang sederajat. Berulangkali beliau menekankan bahwa supervisor dan mahasiswa bimbingan sama-sama saling mengisi. Masing-masing dapat belajar dari pihak lain. Nuansa keterbukaan dalam diskusi, berpendapat serta membangun jejaring merupakan hal yang sangat positif. Sehingga bisa dibilang supervisor menjadi sahabat saya dalam proses studi yang berat dan panjang ini. Di sela studi, sesekali saya dan teman-teman berwisata ke sekitar Perth untuk mengusir penat. Penataan dan pengelolaan tempat wisata menjadi lokasi indah, nyaman dan aman membuat saya kagum. Dan ini juga didukung oleh kesadaran masyarakat untuk menjaganya. Juga dari segi politik, di sini ada mekanisme yang baik untuk memperdengarkan ‘suara rakyat’. Istilah ‘suara rakyat’ itu baru bermakna bagi saya setelah sampai di tempat ini. Hal –hal seperti ini menjadi mimpi baru saya, apa yang selanjutnya harus kuperbuat untuk negaraku yang lebih baik?”

36

Promo dan diskon untuk anggota AIPSSA

• Diskon belanja di Restoran Bintang Cafe sebesar 5% dengan belanja minimum sebesar AUD $20. Alamat Restoran Bintang Cafe : U11/910 Albany Highway East Victoria Park, WA

• Diskon belanja di Restoran Batavia Corner (Soto Ambengan) sebesar 10% dengan belanja minimum sebesar AUD $15. Alamat Restoran Batavia Corner (Soto Ambengan): Shop 3, 912 Albany Highway East Victoria Park, WA

• Diskon belanja di Restoran Burger Edge Waterford sebesar 10% dengan belanja minimum sebesar AUD $10. Alamat Restoran Burger Edge Waterford: Waterford Plaza, Cnr Kent Street dan Manning Road, Karawara, WA

• Diskon belanja sebesar 15% di Warung Kedai, Alamat: Shop 15 366 Albany Highway, Victoria Park WA

• [BARU] Diskon berikut di Restauran Kampoeng Tasik, Alamat: 63 Aberdeen St., Northbridge, WA 6003 o Discount (potongan harga) untuk pembelian lunch package sebesar 15% o Discount untuk pembelian dinner package sebesar 20% (minimum pembelian $100) o Discount (potongan harga) untuk pembelian menu lain sebesar 10% o Promo paket makan siang selama 6 hari (Selasa-Minggu) seharga $50/orang; take away dan

diantar ke rumah pemesan (pemesanan minimum berlaku). Pemesanan promo ini dapat menghubungi Kepala Departemen Kerjasama AIPSSA 2017, Sdri. Novi Wilkinson ([email protected]) untuk keterangan lebih lanjut

………………………………………

37

Networking & Partnership

Consulate General of the Republic of Indonesia, Perth, Australia

EMBASSY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA IN CANBERRA

RESTAURANT

BATAVIA CORNER WARUNG KEDAI BURGER EDGE WATERFORD RESTAURAN KAMPOENG TASIK

BINTANG CAFÉ KARGOROO CARGO

………………………………………

38

http://www.aipssa.org