JalanRel-2b
-
Upload
sulaiman-ali-zulfiqar -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of JalanRel-2b
Perancangan Jalan RelPerancangan Jalan Rel
JARINGAN JALAN REL DI P.JAWAJARINGAN JALAN REL DI P.JAWA
Mulai
Observasi lapanganStudi Pustaka
Dokumentasi Jalur Eksisting
Inventarisasi Data
B
Data Sekunder :1. Penghimpunan peraturan-
peraturan2. Pengumpulan data instansional 3. Pengumpulan gambar
topografi, groundkaart dan lengte profil
4. Pengumpulan data pendukung lainnya
Data Primer :1. Peninjauan
lapangan2. Dokumentasi
Kondisi Eksisting3. Interview /
wawancara
A
Identifikasi Permasalahan
C o n t o h :C o n t o h : DIAGRAM ALIR PERENCANAAN JALUR KERETA API DIAGRAM ALIR PERENCANAAN JALUR KERETA API
Desain Jalur Ganda
Cukup ?
o Faktor tekniso Faktor ekonomiso Faktor nonteknis
Analisa data:1. Analisa potensi penumpang2. Analisa kelayakan jalur
ganda3. Analisa trase
A
Ya
Tidak
Perlu penambahan Track
B
Ya
Tidak
DC
Kecepatan Rencana
Tekanan Gandar
Perhitungan Geometri RelAlinyemen HorizontalAlinyemen Vertikal
Penentuan Jalur Rencana Jalan Kereta Api
Perencanaan Konstruksi RelTipe RelBantalan RelPenambat RelSambungan Rel
Perencanaan Wesel dan Sepur di Emplasemen
Perencanaan BalasBalas AtasBalas Bawah
Perhitungan RAB
Gambar Rencana
Daftar Harga satuan
Selesai
C D
Contoh : Contoh : PETA KAPASITAS LINTASPETA KAPASITAS LINTAS
KAPASITAS LINTASKAPASITAS LINTAS
tVD
x60
x60x24C
Keterangan :C = kapasitas lintas = efisiensiD = jarak antara dua stasiunV = kecepatan yang diijinkant = fixed time (1,5 menit)
KAPASITAS LINTAS TERLAYANIKAPASITAS LINTAS TERLAYANIContoh : Realisasi persilangan dan penyusulan kereta api di DAOP V Purwokerto Stasiun lintas Prupuk – Purwokerto (data tanggal 1 s/d 7 Januari 2007).
NNoo
STASIUNSTASIUN JUMLAH JUMLAH SEPUR KASEPUR KA
TANGGALTANGGAL
JUMLAHJUMLAH RATA- RATA- RATARATA11 22 33 44 55 66 77
1 Prupuk 4 15 14 9 15 12 11 8 84 12
2 Linggapura 2 16 14 8 10 12 9 11 80 11
3 Bumiayu 3 9 8 9 10 7 12 7 62 9
4 Kretek 2 8 4 8 6 9 5 8 48 7
5 Patuguran 3 7 5 8 5 5 7 5 42 6
6 Legok 3 6 6 10 5 9 6 9 51 7
7 Karangsari 3 5 5 5 11 10 5 6 47 7
8 Karanggandul 2 7 3 4 11 12 8 7 52 7
9 Purwokerto 5 11 8 13 15 13 9 14 83 12
Jumlah 84 67 74 88 89 72 75 549 78
Sumber: GAPEKA 2006
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kapasitas lintas saat ini telah terlampaui Kapasitas lintas terpasang < kapasitas lintas terlayani 59 perjalanan KA/hari < 78 perjalanan KA/hari ............. (NOT OK!!)
PENGUMPULAN DATA-DATAPENGUMPULAN DATA-DATA
1. PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN 1. PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN PERANCANGANPERANCANGAN
• Peraturan-peraturan, meliputi:Peraturan-peraturan, meliputi:• PD 10 dan penjelasannya tahun 1986PD 10 dan penjelasannya tahun 1986• Reglemen 10 tahun 1968Reglemen 10 tahun 1968• KM 52 dan 53 tahun 2000KM 52 dan 53 tahun 2000• Lampiran II Peraturan Direktur Jendral Lampiran II Peraturan Direktur Jendral
Perkeretaapian tentang penetapan nama, nomor Perkeretaapian tentang penetapan nama, nomor dan urutan tingkat kelas kereta api pada Gapeka dan urutan tingkat kelas kereta api pada Gapeka 20072007
2.2. DATA INSTANSIONAL YANG TERKAITDATA INSTANSIONAL YANG TERKAIT
• Data kapasitas lintasData kapasitas lintas untuk identifikasi untuk identifikasi masalah.masalah.
• GapekaGapeka untuk identifikasi masalah, untuk identifikasi masalah, mengetahui jadwal perjalanan kereta api mengetahui jadwal perjalanan kereta api dan analisa operasionaldan analisa operasional
• Data jumlah penumpangData jumlah penumpang untuk analisa untuk analisa potensi penumpangpotensi penumpang
• Data lengkung dan helengData lengkung dan heleng untuk analisa untuk analisa eksistingeksisting
• Data emplasemen, weselData emplasemen, wesel untuk analisa untuk analisa eksistingeksisting
• Data tubuh ban (rel, bantalan, penambat, Data tubuh ban (rel, bantalan, penambat, dll)dll) untuk analisa eksisting untuk analisa eksisting
• Dll.Dll.
3.3. Data topografi, groundkaart, dan Data topografi, groundkaart, dan lenghte profilelenghte profile untuk mengetahui untuk mengetahui kondisi medan, analisa geometri, kondisi medan, analisa geometri, dan menghitung volume galian dan dan menghitung volume galian dan timbunan.timbunan.
4.4. Data pendukung lainnya.Data pendukung lainnya.• Data PDRBData PDRB• Data jumlah pendudukData jumlah penduduk untuk untuk
menentukan potensi penumpang.menentukan potensi penumpang.
ANALISA DATAANALISA DATA
1)1) Analisa pola Operasi Kereta ApiAnalisa pola Operasi Kereta Apia.a. Kepadatan LintasKepadatan Lintas
Adalah jumlah kereta api yang benar-Adalah jumlah kereta api yang benar-benar lewat atau yang dijalankan sesuai benar lewat atau yang dijalankan sesuai GAPEKA pada lintas (petak jalan) tertentu GAPEKA pada lintas (petak jalan) tertentu dan dalam waktu tertentu.dan dalam waktu tertentu.
b.b. Kapasitas LintasKapasitas LintasAdalah banyaknya (jumlah) kereta api Adalah banyaknya (jumlah) kereta api yang dapat lewat atau dijalankan dengan yang dapat lewat atau dijalankan dengan tertib dan aman pada suatu lintas (petak tertib dan aman pada suatu lintas (petak jalan) tertentu dan dalam waktu tertentu.jalan) tertentu dan dalam waktu tertentu.
Evaluasi kepadatan dan kapasitas lintas Evaluasi kepadatan dan kapasitas lintas berdasar notasi JNR (Japan National berdasar notasi JNR (Japan National Railways) Railways)
6,1KAxKmJumlah
100xnPersilangaJumlah
2)2) Analisa Potensi PenumpangAnalisa Potensi Penumpang
Keterangan: Y = besarnya volume penumpang yang diramal X = variabel bebas yang mempengaruhi peningkatan volume penumpang, yaitu pertumbuhan penduduk dan ekonomi r = koefisien determinasi a, b = konstanta
2i
2i
iiii2
YYn
YXYXnb.r
Y = a + b . X
22
2
XXnXYXXY
a
22 XXn
YXXYnb
DESAIN DESAIN JALUR KERETA RELJALUR KERETA RELA.A. Geometri Jalan RelGeometri Jalan Rel
Alinyemen HorisontalAlinyemen Horisontal1.1. Full Circle (FC)Full Circle (FC)
Rumus:Tc = Rc . tan ( Δ / 2 )Lc = 2 . π . Rc . Δ / 360°Ec = Tc . tan (Δ / 4 )Sta. TC = titik awal
lengkungSta. CT = TC + Lc
Keterangan: Δ = sudut luar di PI = sudut
pusat lingkaran di O Tc = panjang tangen = jarak
dari Tc ke PI Lc = panjang busur lingkaran Ec = jarak luar Rc = jari-jari lingkaran
Rumus:
Lh = Ls = 0,01 . v . h (m)
Ɵs = 28,648 Ls / Rc (derajat)
Ɵs = Ls / (2 . Rc) (rad)
Yc = Ls . θs / 3
(m)
Xc = Ls – ( Ls . θs2 )/10
(m)
k = Xc – Rc sin θs (m)
p = Yc – Rc (1 – cos θs)
(m)
Ts = (Rc + p) tan Δ/2 + k
(m)
Es = (Rc + p) sec Δ/2 - Rc
(m)
Δc = Δ - 2 θs
(derajat)
Lc = Δc / 360° . (2πRc )
(m)
....LsRc599040
lLsRc3456
lLsRc40
l1lX 66
12
44
8
22
4
i
.... 66
12
44
8
22
43
i LsRc1612800l
LsRc7040l
LsRc56l
1RcLs6l
Y
2.2. Spiral Circle Spiral (SCS)Spiral Circle Spiral (SCS)
Keterangan :• PI = titik perpotongan garis tangen utama• TS = titik perubahan dari tangen ke spiral• SC = titik perubahan dari spiral ke circle• CS = titik perubahan dari circle ke spiral• Rc = jari-jari lengkung lingkaran• l = panjang busur spiral dari TS ke suatu titik sembarang• Lh = Ls = panjang lengkung peralihan• Ts = jarak dari TS ke PI• Es = panjang eksternal total dari PI ke tengah busur lingkaran• Lc = panjang lengkung lingkaran• k = jarak dari TS ke titik proyeksi pusat lingkaran pada tangen• p = jarak dari busur lingkaran tergeser terhadap garis tangen• ∆ = sudut pertemuan antara tangen utama s = sudut spiral• Xc, Yc = koordinat SC atau CS terhadap TS – PI atau PI – TS• Xi, Yi = koordinat setiap titik pada spiral terhadap TS – PI atau PI –
TS• Sta TS = titik awal lengkung• Sta SC = TS + Ls• Sta CS = TS + Ls + Lc• Sta ST = TS + Ls + Lc + Ls
Km PLV = Km PI – XmElv PLV = Elv PI – Xm * φKm PV = Km PIElv PV = Elv PV – YmKm PTV = Km PI + XmElv PTV = Elv PI + Xm * φ
keterangan:
Xm = jarak dari awal lengkung vertikal samp titik tekuk A (m)
Ym = jarak dari titik tekuk A ke elevasi
rencana (m) R = jari-jari lengkung vertikal (m) L = panjang lengkung peralihan
(m) φ = perbedaan landai (%) g1, g2 = kelandaian 1 dan 2 (%) A = titik tekuk
R2x
Y2
2
2
dxyd
R1
1CRx
dxdy
0dxdy
2CR2x
Y
Rx
dxdy
x
Rdxdy
2R
Xm
R
R8R
R24
1Y
222
2
8R
Ym
Rx
Y2
R
21/
Rumus:φ = | g1 - g2|
; x = 0, ; maka C1 = 0
; x = 0, y = 0 , maka C2 = 0
Jadi: dan
Letak titik A (Xm,Ym)a.
;
Xm = OA = ½
b. ;
Y = Ym ; X = Xm =
Alinyemen Vertikal
B.B. Sruktur JalanSruktur Jalan Rel Rel
Klasifikasi standar jalan Klasifikasi standar jalan relrel
Kelas
jalan
Daya angkut lintas
(ton/tahun)
Kecepatan V maks (km/ja
m)
P maks ganda
r (ton)
Tipe relJenis
bantalan/ jarak
Jenis penambat
Tebal balas atas (cm)
Lebar
bahu balas (cm)
I > 20 x 106 120 18 R60 / R54Beton
600mmEG 30 50
II10 x 106 – 20 x 106 110 18 R54 / R50
Beton / kayu
600mmEG 30 50
III5 x 106 – 10 x 106 100 18
R54 / R50 / R42
Beton / kayu / baja - 600mm
EG 30 40
IV2,5 x 106 –
5 x 106 90 18R54 /
R50 / R42
Beton / kayu / baja – 600mm
EG / ET
25 40
V< 2,5 x
106 80 18 R42Kayu / baja – 600mm
ET 25 35
Sumber: PD 10 Bab I pasal 4a, hal 1-3
Catatan :• R = rel• EG = penambat elastis ganda• ET = penambat elastisitas tunggal
V rencana = V maks
c) Untuk perencanaan jari-jari lengkung lingkaran dan lengkung peralihan
i
ii
NVN
cxVrencana
.
b)b) Untuk rencana peninggianUntuk rencana peninggian
Keterangan :c = 1,25Ni = Jumlah kereta api yang lewatVi = Kecepatan operasi
V rencana = 1,25 x V maks
• Kecepatan RencanaKecepatan Rencana
a)a) Untuk perencanaan struktur jalan relUntuk perencanaan struktur jalan rel
1: 20
• R e lR e lRel berguna untuk memindahkan tekanan roda-roda kereta api ke Rel berguna untuk memindahkan tekanan roda-roda kereta api ke atas bantalan-bantalan dan juga sebagai penghantar roda-roda tadi.atas bantalan-bantalan dan juga sebagai penghantar roda-roda tadi.
Keterangan
Pd = beban dinamis roda k = modulus elastisitas jalan rel = dumping factor Ix = momen inersia rel pada sumbu x – x
E = modulus elastisitas rel = tegangan yang terjadi y = jarak tepi bawah rel ke
garis netral M1 = 0,85 Mo akibat super
posisi beberapa gandar.
x
1
IyM
Pd = P + 0,01P (V – 5)
4Pd
Mo
4
xEI4k
• PenambatPenambatPenambat rel adalah suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan Penambat rel adalah suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan sedemikian rupa sehingga kedudukan rel adalah tetap, kokoh dan tidak bergeser.sedemikian rupa sehingga kedudukan rel adalah tetap, kokoh dan tidak bergeser.
• BantalanBantalanBantalan berfungsi untuk meneruskan beban dari rel ke balas, menahan lebar Bantalan berfungsi untuk meneruskan beban dari rel ke balas, menahan lebar sepur dan stabilitas ke arah luar jalan rel.sepur dan stabilitas ke arah luar jalan rel.
a. Pembebanana. Pembebanan
4
x
xS*Pd
786,0P2Q
1
1
P = k*yo
11 kxPd
0.3918kx
π*P2kPd
yo
Q = P*S
Gambar Pembebanan merata pada tepi bawah rel
Keterangan :P = beban merata pada strukturPd = beban dinamisyo = penurunan maksimumMo = momen maksimumS = jarak bantalanQ = beban ke bantalan
- - Dimensi Bantalan dan Analisis teganganDimensi Bantalan dan Analisis tegangan
Lp*2L Panjang BantalanPanjang Bantalan
L = panjang bantalanL = jarak antara kedua sumbu vertikal relLp = panjang penyaluran
Gambar Panjang penyaluran gaya prategang
310.fcuLp
fcu = kuat tekan beton saat transfer (N/mm2) = konstanta yang tergantung jenis diameter kabel prategang di bawah ini.
Momen yang terjadi di daerah di bawah rel:Momen yang terjadi di daerah di bawah rel:
sinc2sinha2sinsinhc2sina2sinh
cosc2coshacos2coshc2cosacosh2
sinsinh4Q
M22
ccosh*ccosccos*ccosh
csinhcsinhcsincsincsincsinh
sinsinh2Q
M
Momen yang terjadi di daerah tengah bantalan:Momen yang terjadi di daerah tengah bantalan:
M = momen yang terjadiQ = beban ke bantalan
a = jarak dari sumbu vertikal rel ke ujung bantalan
c = setengah jarak antara sumbu vertikal rel
- - Analisa TeganganAnalisa Tegangan
c'f6,1tr
c'f45,0tk
Tegangan tekan ijin beton
Tegangan tarik ijin beton
WM
WePeff
APeff
We.Pi
APi
- - Perhitungan Gaya PratekanPerhitungan Gaya Pratekan
Tahapan pratekan awal
Tahapan pratekan efektif
• Tubuh Jalan Kereta ApiTubuh Jalan Kereta Api
b > ½ L + X
- Lapisan Balas AtasLapisan Balas AtasKeterangan : L = panjang bantalan (cm) X = 50 cm untuk kelas I dan II
40 cm untuk kelas III dan IV 30 cm untuk kelas V.
Keterangan :d1 = tebal lapisan balas atas (30 cm)
d2 = tebal lapisan balas bawah (15 -
50 cm)d = tebal lapisan balas1 = tekanan di bawah bantalan
t = 1,2 kg/cm2
1sinc2sina2sinsinhc2sina2sin
1cosc2coshacos21coshc2cosacosh21sinh1sin
1b2
Pd 22
1
- Lapisan Balas Bawah- Lapisan Balas Bawah
35,1
t
1 10.58
d
Pd = beban dinamiske = modulus reaksi balasb = lebar bawah bantalana = jarak dari sumbu vertikal rel ke ujung bantalanc = setengah jarak antara sumbu vertikal relk = ke.b
• Daya Dukung TanahDaya Dukung Tanah
Untuk mendapatkan tegangan yang terjadi di tanah akibat kereta Untuk mendapatkan tegangan yang terjadi di tanah akibat kereta api digunakan api digunakan “Beam on Elastic Foundation”“Beam on Elastic Foundation” dan JNR dan JNR
35,11
2 d1058
Keterangan :d = tebal balas total2 = tekanan pada permukaan badan jalan1 = tekanan tepat di bawah bantalan
= ke * yke = modulus reaksi balas y = lendutan maksimum bantalan, dengan rumus :
sinc2sinha2sinsinhc2sina2sinh
cosc2cosha2cos2coshc2cosacosh2x
sinsinh1
xk2
Pdy
22
Perhitungan daya dukung tanah:Perhitungan daya dukung tanah:
%100xdartansbeban
penetrasialatmemasukkanuntukbebanCBR
%100xdartansbeban
dartanspistonluasx)psidalam(CBR
%)100xpistonluas/()dartanSBebanxCBR(
• W e s e lW e s e lWesel merupakan pertemuan antara beberapa jalur Wesel merupakan pertemuan antara beberapa jalur (sepur), dapat berupa sepur yang bercabang atau (sepur), dapat berupa sepur yang bercabang atau persilangan antara dua sepur. Fungsi wesel adalah untuk persilangan antara dua sepur. Fungsi wesel adalah untuk mengalihkan kereta dari satu sepur ke sepur lainnyamengalihkan kereta dari satu sepur ke sepur lainnya. .
Gambar Komponen weselGambar Komponen wesel
Gambar Lidah berputar
Keterangan :t = Panjang lidah (m)B = Lebar kepala rel (m)Y = Jarak dari akar lidah ke rel
lantak (m)β = Besar sudut tumpu
sinYB
t
2.2. Panjang LidahPanjang Lidah
• Perhitungan Perhitungan WeselWesel
d)2/(tg2
)CB(P
1.1. Panjang JarumPanjang Jarum
Keterangan :P = Panjang jarum (m)B = Lebar kepala rel (m)C = Lebar kaki rel (m)d = Jarak siarα = Sudut simpang arah
(1: n)
Gambar Panjang Gambar Panjang jarumjarum
3.3. Jari-Jari Lengkung LuarJari-Jari Lengkung Luar
coscossinPsintW
Ru
Keterangan : Ru = Panjang jari-jari lengkung luar (m) W = Lebar sepur (m) t = Panjang lidah (m) P = Panjang Jarum (m)
Gambar Jari-jari lengkung luarGambar Jari-jari lengkung luar
8,7
2VR
Jari-jari lengkung luar tidak boleh kurang dari R.Jari-jari lengkung luar tidak boleh kurang dari R.
V = kecepatan ijin pada wesel (km/jam)V = kecepatan ijin pada wesel (km/jam)
C.C. Perlintasan SebidangPerlintasan SebidangPerlintasanPerlintasan sebidang merupakan perpotongan antara jalan rel dengan jalan sebidang merupakan perpotongan antara jalan rel dengan jalan raya, baik tegak lurus maupun bentuk sudut α.raya, baik tegak lurus maupun bentuk sudut α.
Untuk kejadian I, dimana :Untuk kejadian I, dimana :Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat menyeberangi perlintasan sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat menyeberangi perlintasan sebelum kereta api tiba pada perlintasan.sebelum kereta api tiba pada perlintasan.Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat dihentikan sebelum sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat dihentikan sebelum memasuki daerah perlintasan.memasuki daerah perlintasan.
Bila tidak ada rambu atau tanda yang memberi tahu bahwa K.A. akan melewatimelewati perlintasan, maka ada dua kejadian yang menentukan jarak pandangan (Penjelasan PD 10 Bab 1 pasal 6).
deD
f30Vv
tVv4667,11,1dH2
WLD2
f30Vv
tVv667,1VvVT
dT
Gambar Perlintasan sebidang kejadian IGambar Perlintasan sebidang kejadian I
KKejadian II ejadian II ::bila kendaraan jalan raya berhenti di muka lintasan, maka dT dihitung bila kendaraan jalan raya berhenti di muka lintasan, maka dT dihitung berdasarkan pada keadaan dimana kendaraan mulai bergerak, sehingga dT berdasarkan pada keadaan dimana kendaraan mulai bergerak, sehingga dT harus cukup memungkinkan kendaraan mempercepat dan meninggalkan harus cukup memungkinkan kendaraan mempercepat dan meninggalkan perlintasan sebelum kereta api tiba, meskipun kereta mulai tampak pada waktu perlintasan sebelum kereta api tiba, meskipun kereta mulai tampak pada waktu kendaraan sudah mulai bergerak.kendaraan sudah mulai bergerak.
J
VadWD2L
aV
V4667,1dTG1
GT
keterangan :dH = jarak pandang sepanjang jalan raya (kaki,
feet)dT = jarak pandang sepanjang jalan kereta api
(kaki, feet)Vv = kecepatan kendaraan (mil/jam)Vr = kecepatan kereta api (mil/jam)t = waktu reaksi, diambil sebesar 2,5 detikf = koefisien geser (dari tabel)D = jarak dari garis henti atau ujung depan
kendaraan, diambil sebesar 15 kaki (feet)de = jarak dari pengemudi ke ujung depan
kendaraan ke rel terdekat, diambil sebesar 10 kaki (feet)
L = panjang kendaraan, diambil sebesar 65 kaki (feet)
W = jarak antara rel terluar, untuk jalur tunggal sebesar 5 kaki (feet)
VG = kecepatan terbesar kendaraan dalam sisi pertama diambil sebesar 8,8 feet/detik
a1 = percepatan terbesar kendaraan dalam sisi pertama diambil sebesar 1,47 feet/detik
J = waktu reaksi, diambil sebesar 2,0 detikDa = VG 2 / 2 a1
= jarak yang ditrempuh kendaraan ketika mempercepat ke kecepatan tertinggi dalam gigi pertama
Gambar Perlintasan sebidang kejadian IIGambar Perlintasan sebidang kejadian II
Perhitungan dimensi konstruksi rel ditentukan oleh faktor-faktor :V rencana = 1,25 x Vmax
= 1,25 x 120 km/jam = 150 km/jam = 93,206 mil/jam
Tekanan gandar = 18 ton P = 9 ton = 9.000 kg
Pd = P + 0,01 P (Vrenc – 5) = 9000 + (0,01x9000(93,206–5)) = 16.938,511 kg
Dicoba jalan rel kelas I rel tipe R. 54.Cek tegangan rel tipe R. 54.
Pd = 16.938,511 kg k = 180 kg/cm E = 2,1.106 kg/cm2 Ix = 2.346 cm4 Y = 7,620 cm
22
46
4
cm/kg1325cm/kg91,11952346
6864,433165x85,0Ix
Yx1M
kgcm6864,433165Mo009776,0x4
511,16938Mo
4Pd
Mo
cm009776,02346x10.1,2x4
180
EIx4k
Panjang ℓ dapat dihitung dengan rumus:Dengan ;
r = tanα = gaya lawan bantalan persatuan panjang
Maka untuk:E = 2,1.106 kg/cm2A = 69,34 cm2α = 1,2 .10-5 ˚Cr = 450 kg/m (untuk bantalan beton)ΔT = (50 – 20)˚C
Sehingga:
m98,232
9,116x2L
m49,116450
)2050(x10.2,1x34,69x10.1,2 56
Sambungan rel untuk R. 54 menurut PD 10 menggunakan 4 baut.
Menurut PD. 10, untuk R. 54 digunakan : lubang : 24 mmTebal plat : 20 mmTinggi plat : 108,3 mm (penjelasan PD.10 hal 3-33)
Check kekuatan baut : baut : 23 mmAc : 4,15 cm2 baut : 4000 kg/cm2
Kekuatan baut (No) :No = 75% x Ac x
= 75% x 4,15 x 4000 = 12450 kgT = ½ x No
= ½ x 12450 = 6225 kgUntuk R. 54 :
Pd = 16.938,511 kgtan α = 1 : 2,75 (tabel hal 3-42, Penjelasan PD.10)α = arc tan (1/2,75)P = 2 x P1 x cos αP1 = 0,532 PP1 = P2Q = Pd/2 = 16.938,511/2 = 8.469,2555 Kg
H = Q x tan α= 8.469,2555 x 1/2,75= 3.079,729 Kg
H= T’ + T”Dengan:
T’,T” = Gaya tarik baut sebelah dalam dan luarH = Gaya lateral yang bekerja di tengah-tengah
pelat penyambung.H (a+b) = T’ x b
Dengan harga a= 5 cmb = 13 cmc = 3,5 cm
Harga a, b, c diperoleh dari gambar di depan.Sehingga : H (a+b) = T’ x b
3079,729(5+13) = T’ x 1355435,122 = T’ x 13T’ = 4.264,240 KgT’ < T = 4.264,240 Kg < 6.225
Kg.................... OkT” = H – T’T” = 3.079,729-4.264,240T” = - 1.184,511 KgT” < T = - 1.184,511 Kg < 6.225
Kg..................Ok
Cek Kekuatan Plat
Sepasang plat penyambung harus sama panjang dan mempunyai ukuran yang sama. Ssebuah plat penyambung harus kuat menahan mmen besar:
M = M1 + M2 = (Q x a) + (m x Q x h)Dengan : Q = Tekanan pada plat penyambung
a = Jarak dari tengah-tengah gaya reaksi Rm = Koefisien geser maksimal = 0,03h = Jarak vertikal garis gaya geser
Gambar 5.3. Pelat penyambungM = (Q x a) + (m x Q x h)Q = 8.469,2555 Kga = 5 cmm = 0,03h = 108,3 mm = 10,83 cm
Sehingga : M = (8.469,2555 x 5)+(0,03 x 8.469,2555 x 10,83)= 45.097,939 kgcm
σ = M / WW = 1/6 x b x h2
Dengan : σ = Tegangan yang terjadi (Kg/cm2)b = Tebal plat = 20 mm = 2 cmh = 10,8 cmW = Momen kelembaman (cm3)
Sehingga:W = 1/6 x 2 x 10,82 = 38,88 cm3σ = 4.5097,939/38,88 = 1.159,926 Kg/cm2σ < σ = 1.159,926 Kg/cm2 < 1.325
Kg/cm2 ........................... Ok
Perhitungan CelahPada sambungan rel harus ada celah untuk menampung timbulnya perubahan panjang rel akibat pemuaian. Menurut PD. 10 perpanjangan rel akibat perubahan suhu =11,397mm ≈ 12 mm
Penambat RelPenambatan rel adalah suatu komponen yang menabatkan rel pada bantalan sedemikian rupa sehingga kedudukan rel adalah tetap, kokoh, dan tidak geser.
Perhitungan penambatan rel
Cek Kekuatan, Gaya yang terjadi pada rel :F= E x A x α x ∆T
Untuk R-54 ; E = 2,1 x 106 Kg/cm2
A = 69,34 cm2α = 1,2 x 10-5 /0C∆T = (50-20) 0C
Sehingga : F = E x A x α x ∆TF = 2,1 x 106 x 69,34 x 1,2 x 10-5 x (50-20)F = 5.2421,04 Kg
Panjang rel = 250 mJarak bantalan = 600 mm = 0,6 m
Sehingga jumlah penambat tiap rel panjang adalah250/0,6 = 416,667 ≈ 416 buah
Gaya yang ditahan oleh sebuah penambatF’ = F/416 = 5.2421,04/416 = 126,012 Kg
Dalam perencanaan ini digunakan penambat elastik ganda jenis pandrol yang mempunyai gaya jepit sebesar 24,5 KN (2496 Kg) sepasang.
Jadi F’ ≤ F Penambat (masih aman)
Perhitungan jarak bantalanCara Momen
Untuk R-54q = 54,43 kg/m = 0,5443 Kg/cmPd = 16.938,511 KgIx = 2.346 cm4y = 76,20 mmσ = 1.325 Kg/cm2
Mmaks = 1/8 x q x l2 + ¼ x P x lMmaks = σ x WW = lx/y = 2.346/76,20W = 307,87 cm3Mmaks = σ x W
= 1325 x 307,87Mmaks = 407.927,75 Kgcm
Sehingga:Mmaks = 1/8 x q x l2 + ¼ x P x l407.927,75 = 1/8 x 0,5443 x l2 + ¼ x
16938,511 x l407.927,75 = 0,09071667l2 + 4234,62775 l0,09071667l2 + 4234,62775 l - 407927,75 = 0
Sehingga di dapat: l = 96,148 cm
Cara Lendutan
fmaks = P/(64 x E x Ix x µ3)¼dengan:
E = 2,1 x 106 Kg/cm2q = 54,43 kg/m = 0,5443 Kg/cmPd = 16.938,511 KgIx = 2.346 cm4µ = 180
Sehingga:fmaks = P/(64 x E x Ix x µ3)¼
= 16.938,511/(64*2,1 x 106 x 2.346 x 1.803) ¼
fmaks = 0,46fmaks = fp + fq
0,46 = 1,438 x 10-12 ℓ4 + 7,166 x 10-8 ℓ3Dengan cara coba-coba didapat ℓ = 186 cm, maka sesuai syarat dari PD. 10 diambil ℓ=60 cm.
Ix*E*384*q*5
fq4
Ix*E*48*P
fp3
2346*10*1,2*48*511,16938
2346*10*1,2*384*5443,0*5
fmaks 6
3
6
4