Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS....

24
KESEHATAN INFO BPJS MEDIA INFO BPJS KESEHATAN EDISI 84 Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS PERPRES 64/2020,

Transcript of Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS....

Page 1: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

K E S E H ATA NINFOBPJS

MEDIA INFO BPJS KESEHATAN EDISI 84

Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS

PERPRES 64/2020,

Page 2: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan
Page 3: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 3

CEO Message

Fachmi IdrisDirektur Utama

Di tengah hambatan dan tantangan yang kami jumpai sepanjang perjalanan penyelenggaraan Program JKN, kami bersyukur karena kami tidak berjalan sendiri dalam penyelenggaraan

program ini. Kami sangat mengapresiasi peran serta, kontribusi dan sinergi dari berbagai pihak untuk bergotong royong menyokong penyelenggaraan Program JKN, terutama komitmen pemerintah untuk ikut berperan serta dalam mendukung program ini. Salah satu wujud komitmen kehadiran pemerintah dalam Program JKN adalah dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan pada 6 Mei. Perpres Nomor 64 Tahun 2020 ini seolah menjadi jawaban atas tantangan yang kami hadapi pada awal tahun 2020 ini pasal 34 yaitu saat Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 dinyatakan batal demi hukum oleh Mahkamah Agung. Penetapan Perpres Nomor 64 Tahun 2020 ini tentu sangat mempertimbangkan keputusan Mahkamah Agung dan pemerintah benar-benar menghormati keputusan tersebut. Adapun kehadiran Perpres Nomor 64 Tahun 2020 ini diharapkan dapat mengembalikan nilai-nilai fundamental dalam Program JKN yang hakikatnya adalah program bersama gotong royong yang saling berkontribusi satu sama lain.

Masyarakat tentu tidak perlu khawatir dengan terbitnya Perpres Nomor 64 Tahun 2020 karena melalui Perpes ini, negara ikut hadir dalam memberikan jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hadirnya pemerintah melalui Perpres ini adalah dengan memberikan subsidi kepada peserta segmen PBPU Kelas III sebesar Rp 16.500,- pada tahun 2020 sehingga peserta segmen PBPU Kelas III hanya perlu membayar Rp 25.500,-. Besaran iuran yang harus dibayar oleh peserta PBPU

Perjalanan selama lebih dari 6 (enam) tahun penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan perjalanan panjang yang dalam implementasinya tentu tidak selalu berjalan tanpa hambatan. Banyak tantangan yang harus kami hadapi untuk menjaga keberlangsungan program yang telah memberikan manfaat penjaminan biaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kelas III ini sama dengan besaran iuran pada Perpres Nomor 82 Tahun 2018. Sementara bagi peserta PBPU Kelas I, besaran iuran ditetapkan sebesar Rp 150.000,- dan iuran sebesar Rp 100.000,- bagi peserta PBPU Kelas II atau Rp 10.000,- lebih rendah dari besaran iuran pada Perpres Nomor 75 Tahun 2019 yaitu Rp 160.000,- bagi peserta PBPU Kelas I dan Rp 110.000,- bagi peserta PBPU Kelas II. Selain itu, besaran iuran Rp 42.000,- bagi peserta PBI ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

Terbitnya Perpres Nomor 64 Tahun 2020 merupakan upaya terbaik pemerintah untuk membangun ekosistem Jaminan Kesehatan Nasional sehingga rantai kesinambungan Program JKN ini tak putus di tengah jalan. Keberlangsungan Program JKN mestinya juga menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia karena terhentinya keberlanjutan program ini tentu akan sangat berdampak kepada masyarakat yang masih membutuhkan jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, terbitnya Perpres Nomor 64 Tahun 2020 ini diharapkan menjadi jawaban atas harapan berbagai pihak atas kesinambungan Program JKN-KIS sehingga program ini dapat terus memberikan manfaat pembiayaan pelayanan kesehatan secara berkualitas dan berkelanjutan kepada masyarakat.

Perpres 64 Tahun 2020: Jaga Rantai Kesinambungan agar Tak Putus di Tengah Jalan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 3

Page 4: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 844

PENGARAHFachmi Idris

PENANGGUNG JAWABMira Anggraini

PEMIMPIN UMUM Kisworowati

PENASIHAT Nasihin Masha

PEMIMPIN REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf

SEKRETARIAT Rini Rahmitasari,Ni Kadek Manipuspaka Devi

REDAKTURMedianti Ellya PermatasariWidianti Utami,Rian AbdullahAsyraf MursainaDwi AsmariyantiTati Haryati DenawatiJuliana RamdhaniAngela Dian RatnasariDarusman Tohir

EDITORDiah IsmawardaniRanggi Larissa IzzatiAlhafiz

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna,IfranMuhammad ArsyadImam Rahmat Muhtadin,Raden Paramita SucianiElmira Dwi BertiAmin Rahman Hardi

PENGEMBANGANAkhmad TasyrifanDidik DharmadiAnastasya Margaret

KILAS & PERISTIWA 5

CEO MESSAGE 3

FOKUS 6

BINCANG 10

BENEFIT 12

PELANGGAN 14

TESTIMONI 16

INSPIRASI 18

PERSEPSI 20

SEHAT & GAYA HIDUP 22

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

10 BINCANG

DAFTAR ISI

SALAM REDAKSI

Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang berlaku mulai 1 Juli 2020. Melalui Perpres 64 Tahun 2020 ini, kita dapat melihat bahwa pemerintah memiliki perhatian dan berkontribusi besar terhadap keberlangsungan Program JKN KIS.

Pemerintah memberikan subsidi iuran untuk peserta kelas 3 segmen mandiri. Kontribusi pemerintah juga hadir secara nyata dengan turut membiayai peserta segmen PBI APBN dan PBI APBD yang jumlahnya melebihi separuh dari total jumlah peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan kepatuhan pembayaran iuran (sebagai tahap awal untuk revisi PP 86/2013).

Namun apabila kita telisik lebih dalam, kehadiran Perpres 64/2020 adalah bukti concern Pemerintah dalam upaya perbaikan pengelolaan Program JKN-KIS. Perbaikan pengelolaan Program JKN-KIS tentu tidak hanya dilakukan oleh BPJS Kesehatan sendiri. Melalui Perpres 64/2020 diharapkan Ekosistem JKN yang sehat akan terwujud apabila semua pihak (stakeholder) yang ada pada cluster pelayanan, keuangan dan Pemerintah melaksanakan peran, tugas serta fungsi stakeholder sesuai dengan regulasi serta komunikasi dan koordinasi yang baik.

Semua stakeholder yang ada pada ekosistem JKN harus saling bersinergi untuk sebuah tujuan utama yaitu memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik bagi peserta JKN-KIS dan masyarakat pada umumnya. Hadirnya Perpres 64/2020 diharapkan menjadi titik balik perbaikan Program JKN-KIS untuk masa mendatang.Seiring dengan penerbitan Media Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Diharapkan melalui penerbitan Media ini informasi yang berkualias, baik, akurat dapat terus kami sajikan dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

PERPRES 64/2020 TITIK BALIK PERBAIKAN PROGRAM JKN

Penyesuaian Iuran JKN-KIS Pertimbangkan Kondisi Pandemi COVID-19

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa

Pada dasarnya ini sebagai bagian dari upaya kita untuk membangun ekosistem JKN-KIS agar dia tetap sehat dan berkesinambungan. Juga memberikan layanan yang berkualitas.

KESEHATANINFOBPJS

MEDIA BPJS KESEHATAN EDISI 84

Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS

PERPRES 64/2020,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 844

Page 5: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 5

KILAS & PERISTIWA

Jakarta

Malang

Jakarta –– BPJS Kesehatan menggandeng Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) agar pelayanan pengaduan oleh peserta dapat diberikan lebih optimal serta terukur. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan YLKI tentang Sinergi Pelaksanaan Program JKN-KIS, di Kantor Pusat BPJS Kesehatan pada Rabu (24/06).

“Di tahun 2019 angka kepuasan peserta mencapai 80,1% naik dari tahun sebelumnya sebesar 79,7%. Hasil ini salah satunya tak lepas dari komitmen dalam penanganan pengaduan peserta. Untuk lebih meningkatkan kualitas layanan pengaduan sebelumnya, kami menggandeng YLKI sebagai perwakilan dan wadah aspirasi konsumen di Indonesia,” ujar Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari.

Andayani menjelaskan,di tahun 2019 BPJS Kesehatan telah melakukan pemberian informasi dan penanganan aduan sebanyak 2,9 juta kali, melalui kanal-kanal yang telah disediakan. Dari jumlah tersebut, sebayak 301 ribu adalah penanganan pengaduan yang ditindaklanjuti oleh BPJS Kesehatan, misalnya terkait dengan aduan administrasi pelayanan, iuran, pelayanan kesehatan dan pelayanan obat. Dari 301 ribu penanganan pengaduan sebanyak 99,1% dapat diselesaikan rata-rata 1-3 hari dan sisanya maksimal kurang dari 5 hari karena membutuhkan koordinasi lebih dalam dengan pemangku kepentingan lain.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan, kehadiran Program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan adalah produk bangsa yang memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. YLKI sebagai Lembaga yang fokus pada perlindungan konsumen tentu juga memiliki tugas untuk menjaga produk yang dikonsumsi masyarakat memiliki kualitas dan kemanfaatan yang baik.

“Tugas YLKI bukan hanya sebagai tempat pengaduan, kami juga memiliki tugas untuk mengedukasi masyarakat dalam hal ini konsumen untuk paham terhadap kewajibannya, bukan hanya pada hak atas produk tersebut. Dalam konteks JKN tentu dengan segala dinamika implementasinya sendiri, kerjasama ini akan baik dalam hal memberikan edukasi pada masyarakat dan edukasi pada pembuat produk untuk memberikan pelayanan yang berdayaguna,” kata Tulus.

GANDENG YLKI, BPJS KESEHATAN OPTIMALKAN PENANGANAN ADUAN PESERTA JKN-KIS

Malang - Kota Malang telah mencapai universal health coverage (UHC) per 1 Mei 2020. Artinya, lebih dari 95 persen penduduk kota tersebut sudah terdaftar dalam kepesertaan JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan. Kepala BPJS Kesehatan Cabang Malang Dina Diana Permata mengatakan 96 persen atau 827.885 jiwa penduduk Kota Malang telah menjadi peserta JKN KIS. Sebanyak 223.051 jiwa diantaranya didaftarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menjadi peserta JKN KIS menggunakan APBD.

“Rinciannya, PBI yang didaftarkan menggunakan APBD Kota Malang itu sebanyak 223.051 jiwa, dan APBN sekitar 120 ribu,” ucap Dina, Kamis (16/7).

Capaian UHC Kota Malang ini diapresiasi oleh Dina. Ia berharap seluruh warga Kota Malang dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah. Mengingat saat ini dalam keadaan pandemi Covid-19 di mana berdampak pada perekonomian masyarakat, sehingga adanya jaminan kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Kota Malang akan sangat membantu masyarakat.

“Di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada turunnya perekonomian, maka masyarakat Kota Malang tak lagi khawatir untuk kepastian status jaminan kesehatannya karena sudah tercover kepesertaan BPJS,” katanya.

Seorang penerima peserta bantuan iuran (PBI) dari Pemkot Malang Tintung mengaku kaget saat ketua RT di tempat tinggalnya membagikan kartu JKN-KIS. Padahal, dia tak merasa mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan. Tintung bilang dia senang atas bantuan yang diberikan. Sekarang, dia tak perlu khawatir besarnya biaya saat datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan.

“Terus dapat penjelasan kalau yang bayar itu dari Wali Kota, Terima kasih. Akhirnya nggak was-was lagi kalau berobat ke rumah sakit, nggak usah mikir biaya” kata Tintung.

SELURUH WARGA KOTA MALANG KINI TELAH TERDAFTAR JADI PESERTA JKN-KIS

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 5

Page 6: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 846

FOKUS

Melalui Perpres 64 Tahun 2020, Presiden kembali menaikkan iuran program JKN-KIS setelah sebelumnya sempat dibatalkan melalui judicial review yang diajukan oleh

salah satu kelompok masyarakat. Kebijakan ini disebut-sebut tidak berpihak pada rakyat karena kenaikan iuran program JKN-KIS yang menjadi salah satu esensinya, dilakukan di tengah-tengah suasana pandemi COVID-19 yang mengakibatkan resesi ekonomi dan dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat luas. Namun benarkah demikian?

Perpres 64 Tahun 2020 diterbitkan oleh pemerintah sebagai koreksi atas Pasal 34 ayat (1) dan (2) pada Perpres 75 Tahun 2019 yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Dengan pembatalan pasal tersebut, iuran peserta program JKN-KIS segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), kembali ke besaran semula yang diatur dalam Perpres 82 Tahun 2018.

Isu mengenai BPJS Kesehatan dan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sempat ramai diperbincangkan di masyarakat setelah pemerintah secara resmi mengundangkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan pada tanggal 6 Mei 2020 lalu.

Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS

PERPRES 64/2020,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 846

Page 7: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 7

FOKUS

Selain membatalkan perubahan besaran iuran, MA juga memberikan beberapa poin rekomendasi yang harus diselesaikan oleh para pemangku kepentingan program JKN-KIS yang ditujukan untuk memperbaiki ekosistem program dan meningkatkan kualitas layanan program yang diterima masyarakat.

Hal ini lah yang mendorong Presiden Joko Widodo menerbitkan Perpres 64 Tahun 2020 yang isinya mengatur kembali beberapa aspek penyelenggaraan program, mulai dari besaran iuran, kepesertaan, ekosistem program JKN-KIS mendukung keberlangsungan program, termasuk berbagai keringanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat terkait program JKN-KIS di masa pandemic Covid-19 ini.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Tubagus Choesni menyampaikan bahwa Perpres 64 Tahun 2020 ini merupakan perbaikan kebijakan dan pengelolaan secara menyeluruh.

“Perbaikan kebijakan dan pengelolaan secara menyeluruh sifatnya sistemik. Pemerintah menginginkan kita capai UHC, agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tidak hanya kuantitas 95 persen penduduk bisa ter-cover tapi yang pasti akses berkualitas,” kata dia.

Sebagaimana perumusan Perpres 75 Tahun 2019 mengenai penyesuaian iuran yang telah melalui proses panjang, terbitnya Perpres 64 Tahun 2020 juga melewati berbagai pembahasan antar kementerian lembaga dan melibatkan ahli yang kompeten dan kredibel.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa Dasa merinci mengenai apa-apa saja yang diatur dalam Perpres 64 Tahun 2020. Namun Kunta menjelaskan tujuan utama dari terbitnya Perpres 64 Tahun 2020 adalah untuk membangun ekosistem JKN-KIS yang sehat agar program tersebut tetap berjalan secara berkelanjutan.

Salah satu poin untuk menjaga dan menjamin program JKN-KIS terus berkelanjutan adalah menyesuaikan besaran iuran yang disesuaikan dengan nilai aktuaria dan kemampuan membayar masyarakat juga negara.

“Penyesuaian iuran JKN lebih kepada agar program tetap berkesinambungan dan bisa memberi layanan tepat waktu, berkualitas, terjangkau oleh negara dan masyarakat. Meskipun ini program prioritas, tapi negara punya fiskal space, ada besaran berapa yang bisa dialokasikan untuk JKN agar masyarakat juga masih bisa menjangkau, dan tentu keadilan sosial,” kata Kunta.

Perpres 75 Tahun 2019 telah mengatur jumlah besaran iuran dari semua segmen peserta yang disesuaikan hingga diproyeksikan keuangan dana jaminan sosial kesehatan bisa surplus hingga tahun 2023. Namun dikarenakan adanya pembatalan perpres tersebut, proyeksi surplus itu bisa berubah menjadi percepatan defisit yang mengancam keberlangsungan program JKN-KIS.

Oleh karena itu pada Perpres 64 Tahun 2020 mengatur mengenai penyesuaian iuran kembali agar program JKN-KIS tetap berkelanjutan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara terus menerus.

Substansi Perpres 64/2020

Ketentuan mengenai iuran segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Pekerja Penerima Upah (PPU) pemerintah dan badan usaha tidak ada yang berubah. Artinya ketentuan iuran untuk segmen peserta tersebut tetap sama dengan Perpres 75 Tahun 2019.

Besaran iuran untuk segmen PBI yaitu Rp42 ribu yang seluruhnya ditanggung oleh pemerintah, sementara untuk segmen PPU pemerintah dan badan usaha yaitu sebesar 5% dari total peghasilan pekerja dengan proporsi 4% dibayarkan oleh pemberi kerja dan 1% dipotong langsung dari upah pekerja. Batas tertinggi penghasilan pekerja dijadikan dasar perhitungan iuran JKN-KIS adalah Rp12 juta sedangkan batas terendahnya mengacu pada UMR kabupaten/kota.

Penyesuaian iuran terjadi pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) yaitu peserta kelas 1 yang pada Perpres 75/2019 besaran iuran sebesar Rp160 ribu menjadi Rp150 ribu atau lebih rendah Rp10 ribu pada Perpres 64/2020. Peserta PBPU kelas 2 yang sebelumnya iuran sebesar Rp110 ribu menjadi Rp100 ribu atau lebih rendah Rp10 ribu.

Sedangkan untuk peserta PBPU kelas 3 yang sebelumnya Rp42 ribu berubah menjadi Rp25.500 dengan ketentuan adanya bantuan dari pemerintah untuk kelompok masyarakat ini. Pada dasarnya, iuran peserta kelas 3 tetap Rp42 ribu, namun ada porsi yang dibayar oleh masyarakat dan ada yang dibayarkan oleh pemerintah sebagai bentuk bantuan. Dengan ketentuan Perpres 64 Tahun 2020 peserta PBPU dan BP kelas 3 hanya membayar iuran Rp25.500 per bulan pada tahun 2020 sementara sisa iuran sebesar Rp16.500 dibayarkan oleh pemerintah pusat sebagai bantuan iuran. Kondisi ini karena mempertimbangkan turunnya perekonomian masyarakat sebagai imbas pandemi COVID-19.

Selanjutnya mulai tahun 2021 iuran peserta PBPU & BP kelas 3 menjadi Rp35 ribu dan selisihnya Rp7 ribu dibayarkan oleh pemerintah pusat sebagai bentuk bantuan iuran.

Apabila masyarakat yang terdaftar sebagai peserta kelas 3 PBPU tersebut itu juga masih belum mampu membayar iuran dengan besaran tersebut, pemerintah daerah bisa memberikan bantuan iuran tambahan.

Bantuan iuran dari pemerintah daerah yaitu membayarkan seluruhnya atau sebagian iuran peserta kelas 3 PBPU sebesar Rp35 ribu. Bantuan iuran dari pemerintah daerah tersebut dapat diberikan dengan catatan peserta memiliki status kepesertaan yang aktif dengan cara rutin membayar iuran.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 7

Page 8: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 848

FOKUS

Bantuan dari pemerintah tidak cukup sampai di situ. Bagi peserta kelas 3 PBPU dan BP yang merasa tidak mampu untuk membayar iuran dan dapat dibuktikan bahwa yang bersangkutan termasuk dalam kriteria fakir miskin, maka peserta tersebut bisa didaftarkan sebgai segmen PBI yang seluruh iurannya ditanggung oleh pemerintah.

Masih dalam rangka meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19, peserta yang status kepesertaan JKN-nya tidak aktif karena menunggak pembayaran iuran, bisa mengaktifkan kembali kepesertaannya dengan melunasi iuran tertunggak paling banyak selama enam bulan. Kebijakan ini berlaku sepanjang tahun 2020. Untuk peserta yang menunggak lebih dari enam bulan, diberikan kesempatan untuk melunasi sisa tunggakan hingga akhir tahun 2021.

Dalam Perpres 64 Tahun 2020 diatur bahwa besaran iuran JKN ini akan ditinjau ulang dan diusulkan paling lama dua tahun sekali. Hal lain yang turut diatur dalam regulasi tersebut antara lain penegakan kepatuhan

membayar iuran, perbaikan tata kelola sistem JKN, serta amanah kepada Kementerian Kesehatan Bersama asosiasi fasilitas Kesehatan dan organisasi profesi, untuk melakukan peninjauan manfaat sesuai kebutuhan dasar kesehatan dan kelas standar untuk rawat inap.

Secara keseluruhan, dapat dipahami bahwa kehadiran Perpres 64 Tahun 2020 justru ditujukan untuk memastkan keberlangsungan program JKN-KIS dalam jangka panjang dan membangun ekosistem yang kondusif demi terwujudnya jaminan Kesehatan yang berkualitas bagi seluruh penduduk Indonesia.

Menjaga keberlangsungan JKN

Penyesuaian iuran yang dilakukan dengan mempertimbangkan nilai aktuaria dan kemampuan masyarakat serta negara dimaksudkan agar dana jaminan sosial kesehatan tidak defisit sehingga layanan kesehatan yang berkualitas tetap dapat diakses oleh seluruh penduduk.

Page 9: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 9

FOKUS

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, mengatakan bahwa Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 yang salah satu ketentuannya mengatur tentang besaran iuran akan membuat pembiayaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tidak defisit pada tahun 2020.

Fachmi menerangkan BPJS Kesehatan menanggung tunggakan klaim ke rumah sakit untuk tahun anggaran 2019 yang dibebankan pada tahun 2020 sebesar Rp15,5 triliun. Namun kewajiban pembayaran klaim tersebut perlahan-lahan telah dilunasi oleh BPJS Kesehatan kepada rumah sakit dan bahkan sudah tidak ada tunggakan lagi per Juli 2020.

Dirut BPJS Kesehatan menerangkan apabila pemerintah tidak menerbitkan Perpres Nomor 64 Tahun 2020 yang memperbaiki struktur iuran peserta, dikhawatirkan bisa terjadi defisit keuangan pada BPJS Kesehatan yang akan berdampak pada keberlanjutan program JKN-KIS.

"Kalau tidak diperbaiki sturuktur iuran seperti sekarang, itu akan terjadi potensi defisit. Dan tentu kita tidak ingin program ini tidak berkelanjutan," jelas Fachmi.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menambahkan bahwa diterbitkannya Perpres

"Proyeksinya kalau nanti Perpres 64 ini berjalan, kita hampir pasti tidak defisit. Setidaknya bisa diseimbangkan antara cash in dan cash out," kata Fachmi.

64 Tahun 2020 bertujuan untuk kebaikan bersama. Selain itu, Perpres tersebut juga sudah mengakomodasi rekomendasi dan menghormati putusan MA atas uji materi Perpres 75 Tahun 2019.

Askolani menjelaskan bahwa tujuan diterbitkannya Perpres 64 Tahun 2020 untuk menjaga keberlanjutan program JKN-KIS dalam jangka pendek maupun jangka panjang, untuk meningkatkan kualitas pelayanan JKN di masyarakat dengan perbaikan manajemen rumah sakit dan juga BPJS Kesehatan, dan pelaksanaan penyesuaian iuran yang sesuai dengan koridor sebagaimana diamanahkan dalam undang-undang.

Page 10: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8410

BINCANG

Besaran iuran peserta Program JKN-KIS yang baru menurut Perpres 64 tahun 2020 resmi diberlakukan 1 Juli 2020. Penyesuaian iuran peserta di tengah pandemi Covid-19 ini menuai

pro dan kontra di masyarakat. Sebagian kalangan menilai penyesuaian iuran tersebut momentumnya tidak tepat lantaran pandemi Covid-19 berimbas pada ekonomi, jumlah pengangguran bertambah hingga menurunnya daya beli masyarakat.

Namun, pemerintah memastikan bahwa penyesuaian iuran sudah mempertimbangkan kondisi pandemi dengan

melibatkan para ahli di bidangnya. Pada prinsipnya, dengan penyesuaian iuran tersebut pemerintah ingin keberlangsungan Program JKN-KIS tetap terjaga untuk memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh masyarakat terutama ketika membutuhkannya. Kemudian memastikan kualitas layanan kesehatan yang diperoleh peserta makin baik.

Agar keberlangsungannya terjamin, maka pendanaan/pembiayaan juga harus terjaga. Dengan penyesuaian iuran ini dipastikan defisit dana jaminan sosial (DJS) JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan bisa ditekan. Dan

Penyesuaian Iuran JKN-KIS Pertimbangkan Kondisi Pandemi COVID-19Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa

Page 11: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 11

BINCANG

yang paling penting, penyesuaian ini sudah menghitung kemampuan peserta dalam membayar iuran, sehingga diharapkan ketetapan pemerintah ini tidak membebani masyarakat di tengah kondisi pandemi.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Bapak Kunta Wibawa Dasa, pada beberapa kesempatan dan diskusi secara virtual yang membahas mengenai Perpres 64 tahun 2020 memberikan tanggapan juga pandangan mengenai pertimbangan atau hitung-hitungan pemerintah menaikkan iuran JKN-KIS. INFO BPJS merangkumnya dalam rubrik “BINCANG” berikut :

Apa yang mendasari keputusan pemerintah menaikkan besaran iuran JKN-KIS di tengah kondisi seperti sekarang ?

Pada dasarnya ini sebagai bagian dari upaya kita untuk membangun ekosistem JKN-KIS agar dia tetap sehat dan berkesinambungan. Juga memberikan layanan yang berkualitas, terjangkau bagi negara dan masyarakat. Saat ini terjadi kesenjangan antara iuran dengan manfaat yang komprehensif, sehingga untuk kesinambungan program perlu perbaikan ekosistem dengan mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya kemampuan membayar, inflasi kesehatan, dan kebutuhan dasar kesehatan.

Kemudian yang kedua, besaran iuran ini sesuai dengan perhitungan aktuaria dan kemampuan membayar. Mengapa penting kemampuan membayar, karena berdasarkan hitungan akturia, besaran iuran untuk peserta mandiri atau pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) kelas 1 seharusnya mencapai Rp286.085, kelas 2 seharusnya Rp184.617, dan kelas 3 Rp137.221. Ini adalah murni hitungan aktuaria. Tetapi kita tidak menetapkan besaran iuran menurut hitungan aktuaria tersebut, tetapi disesuaikan dengan kemampuan peserta. Pemerintah menetapkan jauh di bawah hitungan akturia tersebut.. Kelas 1 ditetapkan hanya 150.000, kelas 2 Rp100.000, dan kelas 3 Rp42.000.

Selain itu, karena sesuai ketentuan, besaran iuran peserta ini juga harus direvisi secara berkala atau dua tahun sekali. Kalau kita lihat, iuran JKN-KIS ini terakhir naik di tahun 2016, dan untuk kelas 3 peserta mandiri bahkan belum pernah ada penyesuaian sama sekali sejak 2014.

Lalu, dengan penyesuaian iuran tersebut apa dampak yang diharapkan terhadap Program JKN-KIS ?

Kondisi DJS yang dikelola BPJS kesehatan perlu ada perbaikan, dan perlu upaya-upaya untuk mengatasi defisit. Kita berharap dengan penyesuaian ini keuangan DJS untuk tahun 2020 bisa surplus. Net surplus bisa mencapai Rp1,76 triliun karena kemarin masih ada carry over tahun 2019. Dan untuk jangka menengah kita berharap bisa surplus sampai 2023.

Kita juga berharap bisa tingkatkan kualitas layanan kesehatan termasuk memperbaiki tarif INA CBGs. Kalau kenaikkan iuran dibatalkan, maka kondisi keuangan DJS Kesehatan tahun 2020 diperkirakan akan mengalami defisit sebesar Rp6,9 triliun. Termasuk menampung carry over defisit tahun 2019 sekitar Rp15,5 triliun.

Selain itu, pemerintah juga ingin mencapai jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC) di mana seluruh rakyat Indonesia dijamin kesehatannya melalui program JKN-KIS. Sampai dengan (bulan/tahun) total kepesertaan JKN-KIS sudah mencapai 82% dari total penduduk atau sekitar 223 juta orang. Harapan pemerintah adalah 100%. Memang pertumbuhannya sekarang ini makin lama makin kecil karena semakin tinggi peserta maka semakin sedikit lagi orang yang akan masuk, sehingga sulit untuk meningkatkan kepesertaan. Tetapi harapan kita menuju ke 100%. Diperlukan upaya ekstra untuk mencapainya.

Lantas, bagaimana dengan penduduk yang tidak mampu membayar sesuai besaran iuran yang baru. Mengingat pandemi Covid-19 diketahui telah berimbas pada menurunnya daya beli masyarakat ?

Kalau kita lihat substansi Perpres 64 tahun 2020 justru pemerintah hadir lebih banyak di sini, Hampir sebagian besar Sekitar 80% dari peserta dijamin oleh pemerintah. Kalau kita lihat peserta PBI (penduduk miskin yang iurannya dijamin pemerintah) jumlahnya sudah 133,5 juta jiwa atau hampir 60% dari total peserta. PBI dari pusat 96,5 juta, dan PBI pemda lebih dari 37 juta jiwa. Besaran iuran untuk PBI adalah Rp42.000 per orang per bulan. Dengan besaran iuran itu, maka khusus untuk PBI pusat saja pemerintah tiap tahun akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp48,7 triliun untuk 96,8 juta jiwa.

Pemerintah kembali hadir dengan membayarkan iuran segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) atau peserta mandiri khusus kelas 3. Sampai dengan Bulan/Tahun, jumlah peserta kelas 3 ini sekitar 21,8 juta jiwa. Besaran iurannya sama dengan PBI Rp42.000. Menurut Perpres 64 tahun 2020, mulai 1 Juli 2020, peserta mandiri kelas 3 hanya membayar Rp25.500, sedangkan sisanya Rp16.500 dibayarkan pemerintah. Di 2021 dan tahun-tahun seterusnya, peserta mandiri hanya membayar iuran Rp 35.000, dan sisanya Rp7.000 dibayarkan pemerintah. Bantuan ini diberikan untuk peserta yang berstatus aktif.

Pemerintah juga membayarkan pekerja penerima upah (PPU) pemerintah yang jumlahnya sekitar 17,7 juta. Dari komposisi ini kelihatan bahwa sebenarnya sebagian besar atau lebih dari 80% peserta dibiayai pemerintah. Kalau pun tetap tidak ada yang tidak mampu membayar sesuai dengan menurut substansi Perpres 64 tahun 2020, maka bagi masyarakat yang memenuhi kriteria fakir miskin atau orang tidak mampu akan ditambahkan sebagai bagian dari peserta PBI, di mana iurannya sebesar Rp42.000 dibayar oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Sedangkan bagi yang tidak memenuhi kriteria fakir miskin atau orang tidak mampu menjadi peserta mandiri kelas 3.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 11

Page 12: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8412

BENEFIT

Sebagaimana dinyatakan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris bahwa tahun 2020 merupakan tahun kepuasan peserta dan peningkatan kualitas layanan. Berbagai inovasi tak

henti dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk memudahkan peserta, seperti mempersingkat prosedur dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi.

Salah satu sistem teknologi informasi yang mulai diimplementasikan dalam pelayanan kesehatan kepada peserta yaitu penggunaan teknologi biometrik sidik jari pasien sebagai pendukung dan validasi informasi data diri tiap peserta.

BPJS Kesehatan memangkas tahapan prosedur rujukan dan menyederhanakan prosedur administrasi pelayanan hemodialisis melalui penggunaan sistem sidik jari atau fingerprint. Awalnya surat rujukan harus diperbarui setiap tiga bulan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), kini tidak ada lagi prosedur surat rujukan ulang bagi pasien gagal ginjal kronis untuk mendapatkan layanan hemodialisis atau cuci darah. Hanya dengan satu sentuhan jari saja, peserta JKN cukup tempelkan jari di alat pemindai yang tersedia rumah sakit atau klinik utama yang memiliki sarana hemodialisa, lalu bisa mendapatkan pelayanan hemodialisa. Peserta JKN yang sudah melakukan perekaman sidik jari di fasilitas kesehatan (rumah sakit dan klinik utama) tempatnya

BPJS Kesehatan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pesertanya dengan berbagai inovasi yang semakin memudahkan peserta.

Mudahnya Layanan Cuci Darah,Hanya Dengan Satu Sentuhan Jari

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8412

Page 13: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 13

BENEFIT

rutin melakukan hemodialisa selanjutnya tidak perlu lagi membawa surat rujukan dari FKTP.

Implementasi prosedur baru ini sudah dilaksanakan sejak awal Januari 2020 dan secara bertahap ke depannya juga akan diterapkan untuk seluruh pelayanan di rumah sakit dan klinik utama.

Ada beberapa hal manfaat yang didapatkan dari simplifikasi pendaftaran pelayanan cuci darah dengan sistem sidik jari ini.

Pertama, dari sisi peserta yang tidak perlu lagi bolak-balik ke FKTP setiap tiga bulan sekali untuk memperpanjang surat rujukan pelayanan cuci darah. Peserta bisa langsung ke fasilitas kesehatan rumah sakit atau klinik utama yang menyediakan pelayanan hemodialisa. Selain itu pasien cuci darah pun tidak perlu antre terlalu lama di fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan hemodialisa.

Yang kedua, yaitu kemudahan dari sisi manajemen rumah sakit atau klinik utama yang tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan untuk mengecek kelengkapan administrasi. Peserta yang sudah merekam data dirinya dengan fingerprint secara otomatis sudah ter-input untuk pelayanan cuci darah.

Ketiga, perekaman sidik jari juga bisa menjadi pencegahan dalam penyalahgunaan kartu JKN-KIS agar data diri peserta tidak digunakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab. Perekaman sidik jari bertujuan untuk dapat merekam sidik jari peserta JKN-KIS sebagai data pendukung validitas kartu JKN-KIS, sekaligus juga menampilkan foto peserta secara jelas.

Memang, pada masa awal penerapan kebijakan penggunaan sidik jari ini sempat menjadi pro kontra di kalangan rumah sakit dan klinik utama dikarenakan fasilitas kesehatan yang harus menyediakan pengadaan alat pemindai sidiki jari dilakukan secara mandiri.

Namun demikian, pengadaan sarana alat pemindai sidik jari ini pun sejatinya merupakan suatu investasi dari rumah sakit dan klinik utama yang ke depannya dapat memudahkan dalam memberikan pelayanan hemodialisa bagi peserta JKN.

Simplifikasi prosedur ini menjadi bukti jika BPJS Kesehatan peka terhadap kondisi di lapangan dan sigap dalam memberikan solusi yang terbaik untuk peserta dan mitra fasilitas kesehatan.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 13

Page 14: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8414

PELA

NG

GA

N

Peserta Ingin Pindah Kelas, Begini Prosedurnya

Skema iuran yang baru untuk peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) khususnya pekerja bukan penerima upah

(PBPU) dan bukan pekerja (BP) atau peserta mandiri resmi diberlakukan pemerintah pada 1 Juli 2020.

Ini berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 tahun 2020. Menurut Pasal 34 Perpres ini, besaran iuran untuk ruang perawatan kelas I sebesar Rp150.000, kelas II sebesar Rp 100.000, dan kelas III seesar Rp 42.000 per orang per bulan. Untuk kelas III, pemerintah menetapkan kebijakan khusus yang mana di tahun 2020 peserta hanya membayar Rp25.500. Sisanya Rp16.500 dibiayai pemerintah.

Seperti sebelum-sebelumnya, penyesuaian iuran ini seringkali diikuti dengan keputusan sebagian peserta untuk pindah kelas perawatan. Ada yang memilih turun, ada pula yang memilih naik kelas. Ini hal yang wajar sebagai respons terhadap penyesuaian iuran tergantung kemampuan finansial peserta. Pemerintah dan BPJS Kesehatan mempersilahkan peserta untuk turun kelas jika merasa berat dengan besaran iuran yang baru tersebut.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8414

Page 15: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 15

PELANGGAN

1 23

45

PROSEDUR PINDAH KELAS

Perubahan kelas rawat dapat dilakukan setelah 1 tahun dan harus diikuti perubahan kelas rawat seluruh anggota keluarga.

Peserta yang melakukan perubahan kelas perawatan pada bulan berjalan, maka kelas perawatan barunya berlaku pada bulan selanjutnya.

Syarat dan dokumen yang harus dipersiapkan peserta untuk pindah kelas.a). Menunjukan Kartu Keluarga (KK)b). Menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP)c). Menunjukan Kartu BPJS Kesehatand). Mengisi FDIP yang bisa peserta peroleh di kantor BPJS Kesehatan terdekat.e). Pastikan peserta tidak ada tunggakan iuran.

Tempat layanan perubahan/pindah kelas rawat adalah sebagai berikut :

Mobile JKNBagi peserta yang memiliki smartphone, bisa mengganti kelas rawatan yang diinginkan tanpa harus datang ke kantor BPJS Kesehatan . Peserta membuka aplikasi Mobile JKN dan klik menu ubah data peserta lalu masukkan data perubahan.

BPJS Kesehatan Care Center 1500 400 Peserta menghubungi Care Center dan menyampaikan perubahan data peserta dimaksud. Layanan ini tersedia 24 jam mulai hari Senin sampai Minggu.

Mobile Customer Service (MCS). Peserta mengunjungi Mobile Customer Service (MCS) pada hari dan jam yang telah ditentukan. Peserta mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan. Layanan yang tersedia di dalam mobil ini sama dengan layanan yang ada di dalam kantor .

Mall pelayanan publikPeserta mengunjungi mall pelayanan publik, mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan.

Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten/KotaPeserta mengunjungi Kantor Cabang atau Kantor Kabupaten Kota, mengisi FDIP, mengambil nomor antrian pelayanan loket perubahan data dan menunggu antrian.

A

B

C

D

E

Bagi peserta yang belum melakukan autodebet, syarat/dokumen yang harus dipersiapkan:a) Rekening tabungan dilengkapi dengan fotokopi buku rekening ta-bungan bank BNI/BRI/Mandiri/BCA. Dapat menggunakan rekening ta-bungan Kepala Keluarga/anggota keluarga dalam Kartu Keluar-ga/penanggungb) Fotokopi Kartu Keluargac) Fotokopi KTPd) Surat kuasa autodebet pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Jika peserta yang melakukan pendaftaran autodebet ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan bukan orang yang namanya sama dengan pemilik nomor re-kening yang dipakai untuk autodebet.e) Formulir autodebet pembayaran iuran BPJS Kesehatan bermaterai Rp 6.000.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 15

Page 16: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8416

TESTIMONI

Saat diumumkan, penyesuaian besaran iuran ini direspon sangat beragam oleh masyarakat. Sebagian beranggapan penyesuaian iuran ini akan memberatkan peserta. Tetapi banyak juga

yang menilai iuran Program JKN-KIS memang sudah seharusnya disesuaikan. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir ini penyelenggaran Program JKN-KIS menghadapi tantangan berat, khususnya terkait dengan pembiayaan program yang masih terdapat gap antara biaya manfaat dan besarnya kapasitas finansial program ini.

Bagi Ratih Kusuma (38), peserta mandiri kelas 2 Program JKN-KIS asal Bekasi, penyesuaian besaran iuran ini sebetulnya hal yang wajar, apalagi sudah cukup lama tidak dilakukan penyesuaian. Bila tetap pada besaran iuran sebelumnya, ia justru khawatir dengan keberlangsungan program JKN-KIS.

Dalam Perpres 64/2020, besaran iuran JKN-KIS peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja/Mandiri per 1 Juli 2020 disesuaikan menjadi Rp 150.000 untuk kelas 1, Rp 100.000 untuk kelas 2, dan Rp 42.000 untuk kelas 3. Pemerintah juga menetapkan kebijakan khusus untuk peserta PBPU dan BP/mandiri kelas 3. Tahun 2020, iuran peserta kelas tersebut tetap dibayarkan sejumlah Rp 25.500, sedangkan sisanya sebesar Rp 16.500 akan ditanggung oleh Pemerintah.

“Kenaikannya masih terhitung wajar ya. Misalkan saja untuk iuran kelas 2 yang jadi Rp 100.000. Kalau ditotal dengan iuran suami dan anak saya, jadinya Rp 300.000 per bulan. Jumlahnya masih lebih kecil dibandingkan waktu saya ikut asuransi swasta untuk satu orang. Sementara jaminan yang diberikan BPJS Kesehatan sangat luas,” kata Ratih Kusuma kepada Info BPJS Kesehatan.

Untuk menjaga kesinambungan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 Tahun 2020 yang kembali mengatur tentang penyesuaian besaran iuran peserta Program JKN-KIS. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, besaran iuran ini memang perlu direvisi secara berkala, guna memperbaiki ekosistem program JKN-KIS agar tetap sehat.

Penyesuaian Iuran Dianggap Hal WajarJaga Kesinambungan Program,

Page 17: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 17

TESTIMONI

Dikatakan Ratih, besaran iuran kelas 3 yang sebesar Rp 25.500 karena mendapat subsidi dari Pemerintah juga sangat terjangkau, sehingga tak tepat kalau dikatakan membayar iuran JKN-KIS itu memberatkan. Keistimewaan ini juga bisa menjadi pilihan untuk peserta yang mengalami kesulitan finansial.

“Kalau dihitung-hitung, Rp 25.500 itu tidak sampai Rp 1.000 per hari kok. Sementara untuk rokok atau pulsa bisa jauh lebih besar dari itu. Jadi sebetulnya kalau diprioritaskan tidak akan terasa berat. Apalagi ini juga untuk jaminan kesehatan kita sendiri,” kata Ratih.

Sejak program JKN-KIS mulai bergulir tahun 2014, Ratih mengaku sudah terdaftar sebagai peserta. Awalnya ia menjadi peserta Pekerja Penerima upah (PPU) karena masih berstatus karyawan. Namun sejak tahun 2018 ia pindah status kepesertaan menjadi peserta Mandiri karena berhenti bekerja dan merintis usaha makanan bayi bersama suaminya.

Selama menjadi peserta JKN-KIS, Ratih merasakan banyak manfaat. Ketika terserang penyakit yang membutuhkan penanganan medis, ia tak lagi dipusingkan dengan biaya. Apalagi saat ini ia masih merintis usaha. Bila tiba-tiba ada pengeluaran yang besar, misalnya untuk perawatan di rumah sakit, kondisi keuangan keluarga bisa saja terganggu.

“Harapannya sih jangan sampai sakit ya. Tapi kalau pun sakit, sudah tidak pusing masalah uang lagi karena ada yang menjamin. Waktu melahirkan anak pertama, biaya persalinan saya juga dijamin BPJS Kesehatan. Ibu saya setiap bulan kontrol ke rumah sakit karena memang sudah berumur juga pakai JKN-KIS, jadi benar-benar sangat membantu,” kata Ratih.

Dengan adanya penyesuaian iuran ini, Ratih berharap pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan (faskes) bisa semakin baik. Ia juga berharap BPJS Kesehatan dan faskes bisa lebih mengoptimalkan platform digital yang dapat memberi kemudahan bagi peserta dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Peserta JKN-KISRatih Kusuma

Masih Terjangkau Dukungan terhadap kebijakan penyesuaian iuran ini juga disampaikan Bunyana (42), peserta mandiri kelas 3 asal Depok, Jawa Barat. Apalagi dalam Perpes 64/2020, kelas 3 yang dipilihnya mendapatkan subsidi dari pemerintah, sehingga ia hanya cukup membayar Rp 25.500.

“Waktu ada kabar iuran mau naik, sebetulnya khawatir juga. Apalagi kondisi sekarang ini kan lagi serba sulit. Penghasilan suami yang kerja di bengkel motor juga tidak menentu. Tapi kalau dilihat, jumlahnya masih terjangkau kok. Untuk tahun depan yang naik jadi Rp 35.000, nilainya juga masih wajar,” kata Bunyana.

Bila kondisi perekonomian keluarga sudah mulai membaik, Bunyana berencana untuk naik kelas perawatan menjadi kelas 2. “Kalau ada rezeki, kepinginnya sih pindah ke kelas II. Mudah-mudahan saja Covid-19 ini cepat selesai, supaya kerjaan juga bisa lancar,” ucapnya.

Peserta JKN-KISBunyana

Selama lima tahun menjadi peserta JKN-KIS, Bunyana memang belum pernah dirawat di rumah sakit. Kartu JKN-KIS hanya sesekali digunakan untuk berobat ke Puskesmas saat sakit ringan. Meski begitu, ia tetap merasa perlu menjadi peserta JKN-KIS.

“Berdoanya sih jangan sampai sakit ya. Tapi kan yang namanya musibah tidak ada yang tahu. Makanya penting sekali untuk jadi peserta JKN-KIS,” imbuhnya.

Sebagai informasi, dalam Perpes 64/2020, Pemerintah juga mengatur besaran iuran untuk peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), yaitu sebesar 5% (lima persen) dari gaji atau upah per bulan, dan dibayar dengan ketentuan 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja, dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta. Batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran peserta PPU sebesar Rp 12.000.000. Selain itu, Perpres ini juga melakukan penyesuaian iuran untuk kategori peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang menjadi Rp 42.000 per orang per bulan.

Page 18: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8418

INSP

IRA

SI

Guna meningkatkan pengetahuan peserta Program JKN-KIS terhadap prosedur pelayanan, hak dan kewajiban peserta, serta memberikan keseragaman pemahaman tentang program

dan kebijakan-kebijakan terbaru, BPJS Kesehatan aktif melaksanakan kegiatan Goes to Customer.

Tidak hanya di tempat-tempat yang mudah dijangkau, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Customer juga dilakukan hingga ke wilayah terpencil. Misalnya saja yang dilakukan BPJS Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan di Daerah Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Wilayah yang dikelilingi sungai ini jauh dari pusat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk mengaksesnya, harus menempuh perjalanan darat sekitar 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal pompon.

Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Siti Is Susiloningtyas mengungkapkan, desa ini sebetulnya merupakan wilayahnya yang padat penduduk. Namun dikarenakan akses yang sulit untuk ke pusat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, desa ini memiliki jumlah kepesertaan JKN-KIS paling sedikit di antara desa lainnya di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Melalui BPJS Kesehatan Goes to Customer, harapannya kegiatan ini bisa mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada peserta JKN-KIS yang selama ini mengalami kesulitan dalam mengakses Kantor Cabang atau Kantor Kabupaten/Kota karena lokasinya yang jauh. Kegiatan sosialisasi ini juga diapresiasi oleh Bupati Tanjung Jabung Timur Dr. Romi Haryanto. Untuk mensukseskan pelaksanaan Program JKN-KIS, Romi mengatakan salah satu kuncinya adalah dengan terus giat melakukan sosialisasi. Kegiatan ini menurutnya bukan hanya tanggung jawab BPJS Kesehatan, melainkan juga menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, petugas Puskesmas dan para tenaga medis, hingga perangkat desa.

Kegiatan serupa juga dilakukan BPJS Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah. Sosialisasi digelar di Desa Umbu Pabal, Sumba Tengah. Menurut Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah Febronia Animan, kegiatan Goes to Customer ini merupakan cara jitu dalam mengedukasi peserta dan masyarakat umum lainnya tentang program JKN-KIS, mulai dari prosedur pendaftaran, alur pelayanan peserta, hingga hak dan kewajiban peserta JKN-KIS.

“Kegiatan Goes to Customer ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang dilaksanakan secara langsung atau bertatap muka, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya JKN-KIS, serta menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

menerapkan perilaku hidup sehat. Nantinya peserta yang hadir akan menggetok-tularkan juga kepada masyarakat lainnya. Jadi tidak putus hanya di kegiatan ini saja," jelas Febronia.

Kunjungi Pasien Cuci Darah

Selain sosialisasi program, beberapa Kantor Cabang BPJS Kesehatan juga melakukan kegiatan Goes to Customer dengan mengunjungi para pasien Hemodialisa (HD) atau pasien cuci darah. Misalnya yang dilakukan BPJS Kesehatan Cabang Solok di RSUD Mohammad Natsir Kota Solok.

Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Cabang Solok Zirmen mengatakan, sebagai peserta, mereka berhak mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait program JKN-KIS. Sedangkan kewajiban BPJS Kesehatan untuk memberikan informasi tersebut kepada peserta.

Dekatkan BPJS Kesehatan dengan Peserta JKN-KISKegiatan “Goes to Customer”

Selain menjelaskan hak dan kewajiban peserta JKN-KIS, pada kegiatan ini juga disampaikan beberapa kemudahan yang bisa didapatkan peserta, khususnya peserta HD kronis yang telah mendapatkan pelayanan cuci darah rutin di rumah sakit dan sudah menggunakan finger print, mereka tidak perlu kembali ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk memperpanjang surat rujukan berikutnya. Selain itu juga adanya antrean online dan ketersediaan tempat tidur yang dapat diakses pada aplikasi Mobile JKN.

“Melalui BPJS Kesehatan Goes to Customer ini, selain menyampaikan update informasi terkait program JKN-KIS, kami juga menampung harapan atau keinginan peserta terkait pelaksanaan program ini,” ungkap Zirmen.

Page 19: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 19

PERSEPSI

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2020 telah melakukan penyesuaian iuran peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kenaikkan iuran

khusus untuk peserta segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) atau peserta mandiri resmi berlaku 1 Juli 2020.

Menurut Pasal 34 Perpres ini, besaran iuran untuk rawatan kelas 1 sebesar Rp150.000, kelas 2 sebesar Rp 100.000, dan kelas 3 sebesar Rp 42.000 per orang per bulan. Ini adalah penyesuaian besaran iuran yang kedua kalinya dilakukan pemerintah di tahun 2020. Sebelumnya, melalui Perpres 75 tahun 2019, pemerintah menetapkan iuran peserta PBPU naik menjadi Rp42.000 untuk kelas 3, Rp110.000 untuk kelas 2, dan kelas 1 sebesar Rp160.000. Besaran iuran ini mulai berlaku 1 Januari 2020.

Kenaikan iuran ini lalu dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA) pada 9 Maret 2020. MA mengabulkan gugatan penyintas gagal ginjal dan pasien hemodialisa atau cuci darah yang merasa keberatan dengan kenaikkan iuran ini. Melalui Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mereka menggugat dan meminta untuk kenaikkan iuran itu dibatalkan.

“Menyatakan Pasal 34 ayat 1 dan 2 Perpres 75 tahun 2019 tentang Perubahan Atas Perpres 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,” demikian isi amar putusan MA tersebut.

Melalui Perpres 64 tahun 2020, pemerintah kembali menaikkan iuran peserta JKN-KIS. Keputusan pemerintah ini oleh sejumlah kalangan dianggap mengabaikan putusan MA. Sebetulnya tidaklah demikian.

Setelah menerima salinan putusan MA secara resmi pada 31 Maret 2020, pemerintah melaksanakan pembatalan itu pada 1 April 2020. Dengan melaksanakan keputusan MA, maka besaran iuran peserta mandiri kembali ke semula, yaitu Rp25.500 per orang per bulan, Rp51.000 untuk kelas II, dan Rp80.000 kelas III sebagaimana diatur dalam Perpres 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Kelebihan iuran yang sudah terlanjur dibayarkan peserta untuk bulan April akan diperhitungkan pada pembayaran iuran bulan selanjutnya. Peserta membayar besaran iuran yang lama sesuai Perpres 82 tersebut selama April sampai akhir Juni. Karena terhitung 1 Juli 2020, peserta harus membayar lagi sesuai besaran iuran yang baru menurut Perpres 64 tahun 2020.

Kenaikan iuran menurut Perpres 64 ini sebetulnya tidak mengabaikan putusan MA, karena iuran kelas 3 sebesar Rp42.000 tidak dibebankan seluruhnya ke peserta. Ini sebetulnya mengakomodir keinginan penggugat dan anggota DPR RI agar tidak menaikkan iuran kelas 3 yang dianggap tidak mampu. Yang naik hanyalah kelas 2 dan kelas 1, tetapi besarannya pun jauh lebih kecil dari Perpres 75 yang dibatalkan MA.

Untuk kelas 3, Menteri Keuangan menerbitkan PMK 78 tahun 2020 yang mengatur bahwa mulai 1 Juli 2020 peserta hanya membayar Rp25.500 per orang per bulan. Sisanya Rp16.500 dibayar oleh pemerintah pusat sebagai bantuan iuran. Selisih iuran ini dibayarkan semuanya oleh pemerintah pusat untuk enam bulan ke depan (Juli-Desember). Pemerintah daerah hanya membayar Rp25.000 bagi peserta kelas 3 yang selama ini didaftarkan dan dibiayai pemerintah daerah ke Program JKN-KIS.

Di 2021, pemerintah masih akan memberikan subsidi untuk peserta kelas 3. Peserta hanya membayar Rp35.000, sedangkan selisihnya Rp7.000 dibayarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jadi ada pembagian kontribusi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Untuk penduduk miskin yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI), iurannya dibayarkan seluruhnya oleh pemerintah pusat di tahun 2020 ini. Mulai 2021 baru pemerintah daerah mulai ikut membayar sesuai kapasitas fiskalnya.

Penyesuaian iuran juga sudah memperhitungkan kemampuan peserta, sehingga diharapkan tidak jadi beban. Mengutip data DJSN, penyesuaian iuran peserta mandiri dalam Perpres 64 masih dalam batas kemampuan membayar (terjangkau).

Kelas 1, untuk peserta dengan pendapatan sedang tinggi, di mana semakin tinggi pendapatan, maka proporsi iuran terhadap pendapatan semakin kecil (regresif). Kelas 2, untuk peserta dengan pendapatan menengah di mana jumlah iuran yang dibayarkan per keluarga 5 orang masih berkisar 5% dari pendapatan. Kelas 3, untuk peserta dengan pendapatan rendah, di mana jumlah iuran yang dibayarkan disubsidi bertahap oleh pemerintah. Jadi prinsipnya, pemerintah ingin keberlangsungan JKN-KIS terjamin sekaligus layanan kesehatan pada masyarakat tetap diberikan sebagai bentuk hadirnya negara.

Perpres 64 Tahun 2020 Tak Mengabaikan Putusan MA

Page 20: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8420

SEHAT & Gaya Hidup

Diakui Darmawan Aji yang dikenal sebagai productivity coach, bagi mereka yang terbiasa ngantor, perubahan pola kerja ini tentunya mengagetkan. Rumah yang biasanya menjadi

tempat bersantai, kini berubah menjadi tempat bekerja. Sehingga wajar bila sebagian pekerja mengalami kegamangan saat diminta bekerja dari rumah. Produktivitas pun tiba-tiba menurun tajam.

Agar tetap bisa produktif meskipun bekerja dari rumah, Aji membagikan beberapa tips yang bisa diterapkan. Tentu saja penerapannya perlu disesuaikan dengan konteks pekerjaan masing-masing.

Sediakan tempat khusus

Kita perlu menciptakan tempat khusus yang didedikasikan untuk bekerja. Tak perlu ruangan khusus jika memang tak punya. Meja dan kursi khusus bekerja pun sudah memadai. Tetapi jika memungkinkan, jangan bekerja di kamar tidur

atau di ruang hiburan. Sebab nantinya otak kita akan bingung, apakah kita perlu mengaktifkan mode bekerja atau bersantai?

“Otak adalah pengenal pola. Tugasnya mengenali pola dengan memindai isyarat dari lingkungan sekitarnya. Katakanlah, kita mencoba bekerja di ruang keluarga yang difasilitasi televisi berlayar lebar dan sofa. Kita duduk di sofa, membuka laptop. Apa yang akan terjadi? Mungkin kita bisa bekerja 5-10 menit, namun godaan untuk googling film terbaru, buka sosial media, atau bahkan memungut remot TV akan sangat kuat. Kita akan kesulitan melawan lingkungan kita,” kata Aji.

Rutinitas kerja

Jangan bayangkan bekerja dari rumah bisa membuat kita bebas, tidak perlu mandi atau cukup pakai sarung dan kaos oblong. Aji mengatakan para freelancer sukses tidak melakukan hal seperti ini di waktu kerjanya. Mereka tetap

Meskipun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah mulai dilonggarkan, sebagian instansi atau perusahaan saat ini masih menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas, khususnya di lingkungan kerja.

Tetap Produktif Meskipun Bekerja dari Rumah

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8420

Page 21: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 21

SEHAT & GAYA HIDUP

mandi pagi dan memakai pakaian yang layak untuk bekerja. Meskipun tentu saja, pakaian mereka jauh lebih santai daripada mereka yang bekerja kantoran.

Jika kita terbiasa bekerja di kantor, kita perlu memulai hari kerja kita secara formal. Lakukan rutinitas yang biasa kita lakukan di hari kerja ini selama bekerja dari rumah, mulai dari mandi pagi, berpakaian yang rapi, lalu pergi menuju “dedicated space” kita sebelum jam kerja dimulai. Tentu saja, kita perlu menetapkan jam berapa kita mulai bekerja.“Mengapa ini perlu dilakukan? Untuk memberikan isyarat pada otak bahwa kita siap untuk bekerja. Saat ini dilakukan, mode otak akan mengubah dari mode bersantai menjadi mode bekerja. Secara mental, kita juga melakukan transisi dari family time ke work time,” kata Aji.

Merencanakan hari

Bekerja dari rumah berarti bekerja tanpa pengawasan melekat. Ini satu keuntungan, karena memberikan kita sedikit kebebasan dalam bekerja. Namun, di sisi lain, kita kehilangan unsur monitoring yang bisa jadi membuat kita lalai dalam bekerja. Akhirnya, kita pun menjadi kurang produktif dibandingkan saat bekerja di kantor. Karenanya, saat bekerja dari rumah, kita perlu merencanakan hari kita.

Apapun yang ingin kita lakukan, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, atur prioritas. Mana pekerjaan yang harus selesai hari ini, dan mana pekerjaan yang bisa juga diselesaikan di hari lain. Kedua, buatlah to-do list. Tuliskan apa saja yang perlu Anda tuntaskan hari ini. Pastikan to-do list Anda mudah dipahami dan bisa dikerjakan, dan jangan membuat to-do list yang tidak masuk akal. Ketiga, tetapkan jadwal. Apa yang akan Anda kerjakan, kapan Anda akan mengerjakannya, sampai kapan. Setidaknya, buat deadline di to-do list yang Anda buat.

Fokus Bekerja

Saat mulai bekerja, pastikan Anda bekerja dengan fokus tanpa gangguan. Anda akan menuntaskan lebih banyak hal saat bekerja dengan fokus daripada bekerja secara tidak fokus.

Apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu kita fokus? Aji mengingatkan, kita perlu membatasi distraksi. Matikan notifikasi chat dan sosial media agar konsentrasi kita tidak pecah. Jangan lupa untuk memberi pengertian pada anak-anak dan pasangan.

Yang juga penting adalah melakukan break terjadwal untuk memulihkan energi kita. Setelah bekerja 25 menit, lakukan jeda 5 menit. Berjalan kaki, minum kopi, menyapa anak, apapun. Ini akan mengembalikan energi dan fokus Anda. Selain itu, jeda teratur (berdiri atau berjalan kaki sejenak) dapat mengurangi risiko serangan jantung dibandingkan duduk terus menerus. Penelitian Mayo Clinic misalnya menyatakan bahwa seseorang yang bekerja sambil duduk enam jam sehari memiliki risiko tinggi penyakit jantung. Risiko ini hanya dapat dikurangi bila kita ingat untuk berdiri sejenak minimal per satu jam.

Batching

Batching adalah mengelompokkan tugas yang serupa. Saat bekerja dari rumah, Aji berpesan untuk tidak membiarkan

tugas serupa tersebar di berbagai waktu Anda. Kumpulkan jadi satu untuk membuat waktu kerja Anda lebih efektif.

Beberapa tugas atau aktivitas yang bisa kita batching antara lain menjawab chat, telepon dan berkomunikasi dengan kolega, pekerjaan administratif (membuat laporan dsb), memproses email, dan melakukan transaksi.

Kolaborasi

Bekerja dari rumah bukan berarti mengerjakan apa-apa sendiri. Kita masih bisa mendelegasikan tugas serta berkoordinasi dengan tim. Hanya bedanya, kita melakukannya secara virtual. Di sinilah pentingnya memanfaatkan teknologi. Kita bisa gunakan teknologi yang ada untuk membantu kita berkolaborasi dengan tim, misalnya melalui aplikasi meeting conference.

Tetap aktif

Berada di rumah seharian bagi sebagian orang bisa membosankan, bahkan melelahkan. Untuk membuat kita tetap produktif, kita membutuhkan energi. Salah satunya dengan berolahraga. Tetapi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, kita perlu memilih olahraga harian yang cocok.

“Berolahraga juga penting untuk menajamkan pikiran. Pikiran dan tubuh satu kesatuan, jika tubuh pasif pikiran pun akan ikut pasif. Meluangkan waktu untuk berolahraga akan membantu kita dalam menajamkan pikiran kita,” kata Aji.

Tentukan jam kerja

Jika jam mulai kerja jelas, berakhirnya pun perlu jelas. Tetapkan, kapan Anda akan mengakhiri jam kerja. Ini penting, apalagi bila kita bekerja di rumah. Alasannya sederhana: kita perlu melakukan transisi mental, dari work time ke family time.

“Saat jam berakhir, tinggalkan pekerjaan kita. Catat apa yang perlu dilakukan besok. Lalu, tinggalkan dedicated space kita. Jangan gunakan dedicated space ini untuk aktivitas lain, kecuali untuk bekerja,” pesan Aji.

Productivity CoachDarmawan Aji

INFO BPJS KESEHATANEDISI 84 21

Page 22: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8422

JAWAB

JAWAB

KO

NSU

LTA

SI

Apakah pelayanan di rumah sakit untuk KIS dari pemerintah (yang dapat gratis) dan untuk BPJS Kesehatan mandiri dibedakan?

Tidak ada perbedaan pelayanan bagi seluruh peserta JKN-KIS. Peserta JKN-KIS berhak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dengan mengacu kepada prosedur dan ketentuan yang berlaku. Apabila peserta membutuhkan informasi atau hendak melakukan pengaduan, maka dapat menghubungi petugas BPJS SATU! yang bertugas di rumah sakit tersebut.

Jika ada keluarga yang meninggal dunia, apakah iurannya harus tetap dibayar satu keluarga?IG : @ronzgraXXXX

Peserta JKN-KIS yang meninggal dunia harap segera dilaporkan oleh anggota keluarganya kepada BPJS Kesehatan untuk dinonaktifkan. Penonaktifan peserta JKN-KIS tersebut bisa dilakukan melalui kantor cabang BPJS Kesehatan dengan melampirkan data seperti salinan Kartu Keluarga (KK), kartu JKN-KIS peserta yang meninggal, akte kematian/surat keterangan kematian, dan buku tabungan bank Mandiri/BNI/BRI/BCA.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8422

Page 23: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan
Page 24: Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas Program JKN-KIS · 2020. 10. 9. · peserta JKN KIS. Hadirnya Perpres ini, memang bertujuan untuk memperbaiki struktur iuran, dan meningkatkan