IT 23_IBR Rehabilitasi Medik PPOK
-
Upload
utari-mudhia-arisa-putri -
Category
Documents
-
view
52 -
download
3
Transcript of IT 23_IBR Rehabilitasi Medik PPOK
PPOKdr. Ibrahim Master Click to editBernawi subtitle style
5/22/12
DEFINISI
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversible / reversible parsial PPOK terdiri dari bronchitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Bronchitis Kronik Kelainan saluran napas yang ditandai 5/22/12
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Etiologi Tidak jelas
Faktor Risiko
Merokok (terpenting) Polusi Udara Hiperaktive bronkus
Riwayat infeksi saluran napas bawah 5/22/12 berulang
Bronkitis kronis
PATOFISIOLOGI
Pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metapalsia sel globel, gerakan silia abnormal, inflamasi, hipertrofi otot polos saluran napas serta 5/22/12 distorsi akibat
Pelebaran rongga udara distal bronkulus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Secara anatomik ibedakan 3 jenis emfisema:
Emfisema
Emfisema sentriasiar, dimulai dari bronkiolus repiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenai lobus atas paru, sering akibat kebiasaan merokok lama Emfisema panasinar
KRITERIA DIAGNOSISB.
Pemeriksaan penunjanga.
A.
Gambaran Klinisa.
Pemeriksaan rutin :
Anamnessis :
Keluhan Riwayat penyakit FacKtor risikob.
Faal paru (spirometri dan uji bronkodilator) Darah rutin : Hb, Ht, leukosit Foto toraks PA dan lateral
b.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan khusus :
Faal paru : DLCO, Raw Uji provokasi bronkus Analisis gas darah CT-Scan resolusi tinggi Elektrokardiografi
5/22/12
KLASIFIKASI PPOKKlasifikasi penyakit Gejala Spirometri RINGAN-
-
Tidak ada gejala waktu istirahat / aktivitas VEP > 80% prediksi Tidak ada gejala waktu istirahat tetapiVEP < 75% gejala ringan bila akivitas sedangKVP (jalan cepat, naik tangga)
SEDANG
-
-
Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi gejala ringan bila akivitas ringanVEP 30 80% prediksi (missal : berpakaian) VEP < 75% Gejala ringan pada istirahat KVP Gejala sedang pada waktu istirahat Gejala berat pada waktu istirahat tanda-tanda korpulmonal
BERAT
-
VEP < 30% prediksi VEP < 75%
5/22/12
GAMBARAN KLINIS
Blue blotter : gambaran khas pada bronkilis kronik. Penderita tampak gemuk sianosis, edema tungkai dengan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer. Pink pulfer : gambaran khas pada emfisema penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursedip Pernapasan pursedip spontan : 5/22/12 bernapas dengan mulut mencucu
PEMERIKSAAN IKFR
ANAMNESIS Sesak napas / napas pendek (shortness of breath) Batuk dengan / tanpa dahak Dahak sulit dikeluarkan / di batukkan Terbangun 5/22/12
PEMERIKSAAN Frekuensi pernapasan, skala Borg FISIK unuk sesak napas, frekuensi nadi
(reguler/irregular), tensi, tinggi badan, berat badan (hitung BMI) JVP
Retraksi Suprasternal, interkostal dan kontraksi otot abdominal, ekspirasi memanjang Spasme otot-otot napas sekunder, upper rapezius dan oraks bagian atas Perubahan postur : kinopsis, kiposkolosis, barrel chest Pergerakan napas (simetris/asimetris), ekspansi toraks (aas, tengah dan bawah), pernapasan paradoksal
PEMERIKSAAN IKFR
PEMERIKSAAN FUNGSIONAL Uji latih :
Standar Pemeriksaan :
Uji jalan 6 menit (boleh sambil istirahat, dihitung total jarak) Sepeda statiK (incremental / steady state)
Pemeriksaan faal paru Skala Borg untu sesak nafas dan kelelahan otot tungkal bawah Uji latih dengan / aau tanpa alat
5/22/12 Treadmill
DIAGNOSIS
Impairment
Faktor Lokal : Penururnan fungsi paru akibat obstruksi jalan nafas, kerusakan dinding alveoli dan penurunan fungsi pompa ventilasi Faktor Sistemik : penurunan fungasi otot akibat kerusakan atau arofi dan ganggguan metabolisme otot
5/22/12
Disability
PROGNOSIS
Prognosis penyakit : progresif lambat Prognosis harapan hidup : dipengaruhi paparan dengan factor resiko (terutama merokok) Prognosis fungsional dipengaruhi oleh :
sering / idaknya eksasebasi akut
kepatuhan pemakaian medikamentosa 5/22/12 yang adekuat
PRINSIP PENGELOLAAN
Penatalaksanaan (di rumah sakit)
FASE AKUT
Tujuan :
mengatasi sesak nafas membantu ekspektorasi dahak bila perlu mencegah sindroma dekondisi
medikamentosa untuk menatasi sesak : oksigen (bila perlu), bronkodilator, steroid, mukolitik dan antibiotika (bila perlu) diberikan secara oral, parenteral atau inhalasi. edukasi untuk mengurangi posisi sesak (waktu berbaring, duduk,
5/22/12
FASE PEMULIHAN
PRINSIP PENGELOLAAN
Tujuan : mencegah dan mengurangi frekuensi eksaserbasi, memperbiki pola nafas, meningkatkan toleransi laihan, meningkatkan kemampuan AKS / aktivitas kerja.
Penatalaksanaan (di rumah sakit, rawa jalan, home program) :
Edukasi :
program berhenti merokok Penggunaan obat dan tujuan / manfaat latihan Strategi pernapasan optimal Teknik konservasi energi dan
5/22/12
Program latihan :
Latihan relaksasi pernapasan (PLB dan inspirasi dalam sesuai toleransi) dan relaksasi Jacobson Terapi fisik dada :
Kelenturan otot leher / bahu dan mobilitas dinding dada serta koreksi posttur (bila perlu) Latihan pernapasan dalam dan torakal/ diafragma, latihan pernapasan segmental Postural drainage, vibrasi, huffing / coughing efektif (bila perlu) Latihan kombinasi : active cycle breathing technique
Latihan rekondisi :5/22/12
Rekondisi kardiorespirasi : jalan, sepada satic,
PRINSIP PENGELOLAAN
Penatalaksanaan (rawat jalan, home program, latihan kelompok di masyarakat)
FASE LANJUT
Tujuan :
Edukasi :
mencegah eksaserbasi akut mempertahanka n kapasias fungsi / latihan optimal
Pemakaian obat, control factor resiko, program latihan yang kontinyu, erutama latihan rekondisi melanjutkan latihan pada fase pemulihan
mempertahanka n kapasias AKS / aktivitas kerja / 5/22/12
Untuk latihan rekondisi : meningkatkan intensitas, mempertahankan ferkuensi dan durasi latihan
PRINSIP PENGELOLAAN
Spirometri : TINDAK setiap bulan, bila LANJUT/EVALUAS Sistem stabil setiap 3 I Rujukan bila bulan, atau Spesialis paru eksaserbasi bila akut. eksaserbasi
5/22/12
Kemampuan Spesialis jantung fungsional : bila ada tandadengan kor latih, tanda uji bila stabil selam pulmonale
akut
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK di Indonesia, PDPI, 2001 Ranawati A : Konsep penanganan PPOK secara komprehensif, pada pelatihan Rehabilitasi Medik kardioperspirasi, 21-24 Agustus 2001, RS Persahabatan, Jakarta Ratnawai A : Masalah dan 5/22/12 penanganan Rehabilitasi Medik pada