ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan....

12

Transcript of ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan....

Page 1: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen
Page 2: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

i

ISSN: 2338-414X

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VI 201511 12 Juni, 2015

Ketua Editor : Dr. I Made Parwata, ST.,MTEditor Pelaksana : Ainul Ghurri, S.T., M.T., Ph.D.

Dr. Wayan Nata septiadi, ST, MTI Ketut Adi Atmika, S.T., M.T.IG Teddy Prananda Surya, S.T., M.T.I.D.G Ary Subagia, S.T,M.T, Ph.D

Penyunting Ahli : Prof.Ir.Ngakan Putu Gede Suardana,MT.,Ph.D (UNUD)Prof.I Nyoman Suprapta Winaya, ST., MASc, PhD (UNUD)Prof.Dr. ING Antara M.Eng. (UNUD)Prof.Dr. Tjok Gd. Tirta Nindhia (UNUD)Dr. Ir. I Wayan Surata, MErg (UNUD)Prof.Dr.Ing. Mulyadi Bur (Sekjen BKSTM)Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST,MT. (UNS)Prof Johny Wahyuadi M, DEA (UI)Prof. Dr-Ing. Nandy Putra, (UI)Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro (ITB)Dr Caturwati (UNTIRTA)Fauzun, ST.,MT. PhD.(UGM)

Hak Cipta @ 2014 oleh KNEP VI 2015Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.Dilarang mereproduksi dan mendistribusibagian dari publikasi ini dalam bentukmaupun media apapun tanpa seijin JurusanTeknik Mesin Universitas Udayana.

Dipublikasikan dan didistribusikan oleh Jurusan Teknik Mesin UniversitasUdayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80362, Indonesia.

Page 3: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatrahmatNya acara Konferensi Engineering Perhotelan VI (KNEP-VI) bisa terselenggara padatanggal 11-12 Juni 2015 di Universitas Udayana Bali, Kampus Sudirman.

KNEP-VI, 2015 ini diselenggarakan sebagai suatu forum untuk membirarakan,mendiskusikan serta mempresentasikan inovasi inovasi teknologi yang telah dilakukan olehberbagai kalangan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas industripariwisata, khususnya di daerah Bal, yang di kelompokkan ke dalam lima topik yakni:

1. Engineering Perhotelan : manajemen dan optimasi sistem energy, sistempengamanan, sistem air dan perpipaan.

2. Energi dan Thermofluid : perpindahan kalor, mekanika fluida, termodinamika, sistemenergy baru terbarukan, teknologi pembangkit energi, teknologi nuklir.

3. Material : teknologi pengelasan, korosi, teknologi pengecoran, polimer dan komposit,pengembangan material, nano teknologi dan nanomaterial.

4. Disain dan Manufaktur : desain dan sistem permesinan, pabrikasi, optimasipermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan.

5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemenindustri pariwisata, kebijakan energi, pengelolaan dampak lingkungan.

Adapun jumlah makalah yang dipresentasikan dalam konferensi ini berjumlah 71 makalahyang mencakup lima topik di atas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada keynote speaker, para akademisi, peneliti,praktisi dan professional di bidang perhotelan yang telah mengirimkan artikelnya, sertasemua pihak yang meliputi panitia pengarah, panitia pelaksana, scientific committee danpihak-pihak yang telah terlibat dan membantu terselenggaranya kegiatan ini dengan sukses.

Denpasar, Bali, 8 Juni 2015

Ketua Panitia KNEP VI,

Dr. I Made Parwata, ST.,MT

Page 4: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

v

Wayan Nata Septiadi, I Gede Putu Agus Suryawan, I Ketut Gede Wirawan, I Komang Jana Mujaya,Mochamad Rizal Sugiono, Putu Wardana

Grup Engineering PerhotelanEP 01Lean Maintenance di Industri Perhotelan: Sebuah Tinjauan Literatur- I Wayan Suweca 201

Grup MaterialM 01Pengaruh Perlakuan Quench Temper dan Karburisasi Terhadap Sifat Mekanik dan StrukturMikro Baja Karbon Medium Untuk Aplikasi Otomotif - Abdul Aziz

209

M 02Karburasi dengan Katalisator Serbuk Cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa) pada Baja ST37- Johannes Leonard

217

M 03Pengaruh Variasi Temperatur Perlakuan Panas Terhadap Kekuatan Mekanis pada Baja KarbonAISI1045 - La Atina, Hammada Abbas

225

M 04Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 melalui Proses Kaburasi -Abdul Hay, Arief Darmawa

231

M 05Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai Reinforcement pada Pembuatan Rem Komposit BerbahanAlami- Agus Triono

243

M 06Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Baja Karbon dan Besi Cor Berbasis Teknologi Las Gesek(Friction Welding) - Nur Husodo, Budi Luwar S, Hagi Astono P, Sri Bangun S, Rachmad Hidayat

249

M 07Pengembangan Bahan Cetakan Alternatif pada Proses Pembuatan Genta Untuk MeningkatkanSifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan Perunggu - I Made Gatot Karohika, I Nym Gde Antara

259

M 08Karakteristik Redaman Suara Komposit Polyester Berpenguat Serat Tapis Kelapa - I MadeAstika, I Gusti Komang Dwijana

265

M 09Pengujian Propagasi Gelombang Mikroelektromagnetik pada Komposit Epoxy BerpenguatSerat Ijuk- Nitya Santhiarsa, Eko Marsyahyo, Achmad Assad Sonief, Pratikto

273

M 10Sifat Kekerasan Lapisan Krom Baja St 60 pada Perlakuan Temperatur dan Tegangan denganProses Elektroplating- Ketut Suarsana

279

M 11Pack Carburizing Baja Karbon Rendah - Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made KirshnaMuku

285

M 12Kekuatan Tekan Komposit Serat Limbah Pisang dengan Matriks Epoksi sebagai Bahan SocketProsthesis- Agustinus Purna Irawan, I Wayan Sukania

291

Page 5: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VI, Universitas Udayana, 2015 265

Karakteristik Redaman Suara Komposit PolyesterBerpenguat Serat Tapis Kelapa

I Made Astika1), I Gusti Komang Dwijana1)1)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80362Email: [email protected]

AbstrakSaat ini pertumbuhan sumber-sumber bising dan intensitas bising, baik di dalam maupun diluar ruangan sudah sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiredaman suara dari komposit polyester yang diperkuat dengan serat tapis kelapa.Komposit dibuat dengan menggunakan serat tapis kelapa dengan matriks resin Unsaturated-Polyester (UPRs) jenis Yucalac 157 QBTN, campuran 1 % hardener jenis MEKPO (MethylEthyl Ketone Peroxide) dan perendaman serat dalam larutan alkali KMnO4. Metode produksiyang digunakan adalah metode pultrusion dengan orientasi serat acak. Variasi fraksi volumeserat 20, 25 dan 30%, dan apanjang seart 5, 10 dan 15 mmHz.Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat kecenderungan tertentu antara variasipanjang dan fraksi volume serat terhadap nilai koefisien serapan suara. Nilai tertinggidiperoleh pada komposit dengan komposisi panjang serat 10 mm dan fraksi volume serat 20%yaitu 0,550828 Sound Absorption Coeffitient Class D(Extremely Absorbing) 0.60 berdasarkan pada standar ISO 11654 :1997.

Kata Kunci : Komposit, tapis kelapa, redaman suara

Abstract

The purpose of this study is to investigate of sound absorption of coconut filter fibercomposites.The research material made with coconut filter fiber as reinforcement and matrix resinunsaturated polyester (UPRs) type Yukalac BQTN 157 with 1% hardener types MEKPO(Methyl Ethyl Ketone Peroxide) and fiber treatment by 0,5% KMnO4. Production methods ispoltrusion and the variations of fiber volume fraction are 20, 25 and 30% and fiber length are 5,10 and 15 mm. Testing of sound absorption frequency .The results of research show that the highest value of sound absorption coefficient is on thecomposites with composition of 10 mm fiber length and 30% fiber volume fraction, that is

orption Coefficient Class D0.60 based on ISO standard 11654:1997.

Keywords : composites, coconut filter fiber, sound absorption

1. LATAR BELAKANGPerkembangan jaman yang semakin maju menyebabkan semakin berkembangnya peralatan

yang digunakan oleh manusia seperti peralatan produksi, transportasi, komunikasi, sarana informasidan hiburan. Sebagian besar peralatan tersebut menghasilkan suara-suara yang tidak diinginkansehingga menimbulkan kebisingan. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan berbagai jenis bahanperedam suara. Disamping itu peredam suara juga dibutuhkan untuk menciptakan bangunan ataugedung dengan karakteristik akustik tertentu sehingga tercipta kenyamanan bagi penggunanya.

Jenis bahan peredam suara yang sudah ada yaitu bahan berpori, resonator dan panel. Dariketiga jenis bahan tersebut, bahan berporilah yang sering digunakan, khususnya untuk ruangan yangsempit seperti perumahan dan perkantoran. Hal ini disebabkan karena bahan berpori relatif lebihmurah dan ringan dibandingkan dengan peredam lain [1]. Material yang digunakan pada peredamsuara jenis ini adalah glasswool dan rockwool. Karena harganya mahal, berbagai bahan penggantimaterial tersebut mulai dibuat. Diantaranya adalah berbagai macam gabus maupun bahanberkomposisi serat.

Page 6: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Prosiding KNEP VI 2015 ISSN 2338-414X 266

sebagai peredam suara. Jika[2].

Pada tahun 2002 telah mengembangkan bahan peredam suara dari serat bambu yangmutunya bisa sebagus glasswool [3]. Dan pada tahun 2003 telah dikembangkan peredam suara dariserat polyester daur ulang dan melakukan penelitian tentang penggunaan jerami untuk campuranbahan bangunan yang bisa meningkatkan penyerapan bunyi [1]. Jika dilihat lebih mendalam, benda-benda disekeliling kita yang tampak kurang berguna ada yang bisa dimanfaatkan sebagai bahanperedam suara, salah satunya adalah serat tapis kelapa.

Dari permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik redamansuara pada komposit polyester dengan penguat serat tapis kelapa. Komposit ini dapat diaplikasikanseperti pada komponen alat musik tradisional dan modern, maupun sebagai panel untuk interiorruangan ataupun asesoris kendaraan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komposit

Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material,dimana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda dimana satu material sebagai pengisi(Matrik) dan lainnya sebagai fasa penguat (Reinforcement). Komposit biasanya terdiri dari dua bahandasar yaitu serat dan matrik. Serat biasanya bersifat elastis, mempunyai kekuatan tarik yang baik,namun tidak dapat digunakan pada temperatur yang tinggi sedangkan matrik biasanya bersifat ulet,lunak dan bersifat mengikat jika sudah mencapai titik bekunya. Kedua bahan yang mempunyai sifatberbeda ini digabungkan untuk mendapatkan satu bahan baru (komposit) yang mempunyai sifat yangberbeda dari sifat partikel penyusunnya [4].

Suatu material komposit merupakan suatu material yang kompleks dimana terkomposisikandari dua material atau lebih yang digabungkan/disatukan secara bersamaan pada skala makroskopikmembentuk suatu produk yang berguna, yang didesain untuk menghasilkan kualitas maupun sifatterbaik. Penguat biasanya bersifat elastis, dan mempunyai kekuatan tarik yang baik namun tidakdapat digunakan pada temperatur yang tinggi, sedangkan matrik biasanya bersifat ulet, lunak danbersifat mengikat jika sudah mencapai titik bekunya. Kedua bahan yang mempunyai sifat berbeda inidigabungkan untuk mendapatkan satu bahan baru (komposit) yang mempunyai sifat yang berbedadari sifat partikel penyusunnya [5].

Di dalam komposit dapat tebentuk interphase yaitu fase diantara fase matrik dan penguatyang dapat timbul akibat interaksi kimia antara kimia antara fase matrik dan fase penguat.

Gambar 2.1 Fase-fase dalam komposit.Sumber: [5]

Semakin berkembangnya teknologi memungkinkan komposit dapat didesain sedemikian rupa sesuaidengan karakteristik material yang diinginkan sehingga dapat dibuat menjadi lebih kuat, ringan dankaku. Dengan beberapa kelebihan tersebut, menyebabkan komposit banyak diaplikasikan dalamperalatan-peralatan teknologi tinggi di bidang industri, transportasi dan konstruksi bangunan.

2.2 Serat Tapis Kelapa

Page 7: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VI, Universitas Udayana, 2015 267

Tapis Kelapa adalah serat yang terdapat pada pangkal tangkai daun pohon kelapa yangberfungsi menutupi pelepahnya. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) banyak terdapat di daerahberiklim tropis. Pohon kelapa diperkirakan dapat ditemukan di lebih dari 80 negara. Indonesiamerupakan negara agraris yang menempati posisi ketiga setelah filipina dan india, sebagai penghasilkelapa terbesar di dunia. Pohon ini merupakan tanaman yang sangat produktif, dimana dari daunhingga akarnya dapat diolah menjadi produk teknologi maupun untuk bangunan atau keperluansehari-hari sehingga pohon kelapa dijuluki sebagai The Tree of Life (pohon kehidupan) dan AHeavenly Tree (pohon surga) [6].

Tapis kelapa awalnya digunakan oleh masyarakat tradisional sebagai saringan kawat danplastik yang memiliki kerapatan yang lebih merata tapis kelapa pun mulai ditinggalkan biasanya hanyadigunakan untuk menyaring santan. Namun sekarang hanya menjadi limbah. Serat ini tersusun daribahan yang menyerupai bahan pembentuk serabut kelapa. Walaupun jumlah yang dapat dihasilkandalam satu pohon sangat terbatas namun tapis kelapa mempunyai keunggulan yaitu seratnya sudahtersusun dengan baik secara alami. Susunan serat dari tapis kelapa menyilang antara lapisan seratatas dengan lapisan serat bagian bawah. Karena keunggulan tersebut serat tapis kelapa cocok untukdijadikan serat alternatif untuk pembuatan komposit.

Gambar 2.2 Tapis kelapa Gambar 2.3 Serat tapis kelapa

2.3 Suara (Sound)Kata suara (sound) dapat terdefinisikan berdasarkan pandangan dari segi fisisnya adalah

suatu penyimpangan tekanan (pressure), per-geseran partikel dalam suatu medium elastik yang manadalam hal ini adalah udara (air). Bunyi merupakan sensasi pendengaran yang melewati telinga dantimbul karena penyimpangan tekanan udara (air pressure deviation). Penyimpangan ini biasanyadisebabkan oleh beberapa benda yang bergetar, misalnya dawai gitar yang dipetik, atau garpu talayang dipukul.

Pada kenyataannya suara merupakan suatu getaran, sehingga demikian berhubungandengan getaran-getaran suara, yang ditimbulkan oleh apa yang dinamakan sebuah sumber suara,misalnya suara manusia, alat musik, radio dan sebagainya yang menghasilkan suara. Udara atau zat-zat lain yang berfungsi sebagai media getaran, meneruskan getaran-getaran ini dan semua ini sampaipada selaput gendang pendengaran manusia, dimana mereka menimbulkan sebuah suara.

Sewaktu udara atau zat lain melakukan getaran, bagian-bagian kecil tidak berpindah tempat,melainkan mereka bergerak ke sana ke mari mencari keseimbangan. Mereka bersentuhan denganbagian-bagian yang berada di samping mereka, yang pada gilirannya membuat gerakan-gerakanserupa dan menyentuh pula bagian-bagian kecil lainnya. Hal inilah yang dinamakan dengan lajupertumbuhan getaran.

Gambar 2.4 Garpu tala yang dipukul menghasilkan perubahan tekanan udara karena getarannya danmenghasilkan bunyi (Sumber: [2])

Rambatan gelombang bunyi disebabkan oleh lapisan perapatan dan peregangan partikel-partikel udara yang bergerak kea rah luar, yaitu karena penyimpangan tekanan. Hal ini sama sajadengan penyebaran gelombang air pada permukaan kolam dan titik dimana batu dijatuhkan pada

Page 8: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Prosiding KNEP VI 2015 ISSN 2338-414X 268

kolam tersebut. Partikel-partikel udara yang meneruskan gelombang bunyi tidak berubah posisinormalnya; mereka hanya bergetar sekitar posisi kesetimbangannya, yaitu posisi partikel bila tidakada gelombang bunyi yang diteruskan.

Kecepatan rambat gelombang bunyi pada temperatur ruang 680F (200C) adalah sekitar 1.130ft/s (344 m/s). Apabila suatu gelombang bunyi yang berupa energy mengalami penumbukkan padasuatu bahan atau material tertentu maka kemungkinan yang terjadi dari gelombang bunyi tersebutantara lain dipantulkan (deflect), diserap (absorp), disebarkan (difuse), dibelokkan (diffraction),dengung, ataupun diteruskan.

2.4 Penyerapan Bunyi (Sound Absorption)

Bahan lembut, berpori dan kain serta berbagai bahan lainnya; termasuk manusia, menyerapsebagian besar gelombang bunyi yang menumbuk kepadanya, dengan kata lain mereka adalahbahan penyerap bunyi. Dari definisi, penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatubentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan.Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedang kecepatanperambatan gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.

Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi tertentu yang dinyatakandengan suatu Koefisien Penyerapan Bunyi (coefficient of sound absorption). Koefisien penyerapanbunyi suatu permukaan adalah bagian energi bunyi datang yang diserap, atau tidak dipantulkan olehpermukaan. Satuan ini dinyatakan dalam huruf rada antara 0 sampai dengan1; misalnya pada 500 Hz bila material akustik menyerap 65% dari energi bunyi datang danmemantulkan 35% daripadanya, maka koefisien penyerapan bunyi bahan ini adalah 0,65. Koefisienpenyerapan bunyi berubah dengan sudut datang gelombang bunyi pada bahan dan denga frekuensi.Nilai koefisien penyerapan bunyi pada suatu frekuensi tertentu, dirata-rata terhadap semua sudutdatang pada suatu frekuensi tertentu (datang acak).

Penyerapan bunyi suatu permukaan (penyerapan permukaan) diukur dalam sabins,sebelumnya disebut satuan jendela terbuka (open-window units). Satu sabin menyatakan suatupermukaan seluas 1 ft2 (atau 1 m2

permukaan diperoleh dengan mengalikan luas permukaan dalam ft2 (atau m2), dengan koefisienpenyerapan bunyinya. Berdasarkan standar ISO 11654:1997 tentang rating koefisien absorbsi suarapada material untuk komponen bangunan, didapatkan suatu acuan kelas koefisien absorbsi suaraseperti berikut.

Gambar 2.5 Standar kelas koefisien absorbsi suara pada materialSumber: [7]

Adalah suatu kebiasaan standar untuk membuat daftar nilai koefisien penyerapan bunyi padawakil frekuensi standar yang meliputi bagian yang paling penting dari jangkauan audio, yaitu 125, 250,500, 1000, 2000, 4000 dan 8000 Hz atau 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096 dan 8192 Hz.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Langkah Penelitian

Page 9: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VI, Universitas Udayana, 2015 269

Gambar 3.1 Langkah Penelitian

3.2 Bahan Penelitian

1. Reinforced : Serat tapis kelapa (Cocos veridis) berukuran panjang 5, 10 dan 15 mmdengan variasi fraksi volume serat 20, 25, dan 30% untuk setiap panjangseratnya.

2. Matrik : Unsaturated Polyester Resin (UPRs) jenis Yukalac 157 BQTN dan Hardener(pengeras) Jenis metil etil keton peroxide jenis MEKPO.

3. Bahan perendaman serat : KMnO4 dan bahan lainnyaAlat Penelitian

1. Alat uji : mesin uji koefisien/angka serapan suara bahan (impedance tube standing wavemethod) dengan specifikasi :

Measuring Amplifier merk Brüel & Kjær type 2636Sine Generator merk Brüel & Kjær type 1054

2. Alat cetak, alat ukur, alat pengering, K3 dan alat bantu lainnya

Page 10: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Prosiding KNEP VI 2015 ISSN 2338-414X 270

Gambar 3.2 Alat Uji Koefisien Serapan Suara (Sumber: [8])

Keterangan :1. Standing Wave Tube2. Sine Generator3. Measuring Amplifier

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah data hasil pengujian dari 27 spesimen uji untuk input fTabel 4.1 Rata-Rata Hasil Pengujian Spesimen Uji Koefisien Penyerapan Suara ( )

Page 11: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Konferensi Nasional Engineering Perhotelan VI, Universitas Udayana, 2015 271

Gambar 3.3 Grafik koefisien serapan suara rata-rata di ti ap panjang serat dan variasi fraksi volumepada inputan frekuensinya

Dilihat dari hasil pengujian koefisien serapan suara ini, didapat hasil yang bervariasi sepertipada gambar 3.3. Pada dasarnya nilai yang didapat dari hasil pengujian tersebut bersifat identik.Dalam artian secara keseluruhan data hasil ujinya memiliki angka koefisien serapan suara yang lebihdari 0,1 ( > 0,1) . Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik dari permukaankomposit dan juga densitas dari material uji. Untuk hasil tertinggi terdapat pada inputan frekuensi1000 Hz dengan komposisi panjang serat 10 mm dengan fraksi volume 20% yaitu sebesar 0.550828.Mengacu pada standar ISO 11654 :1997 mengenai level rating koefisien absorpsi suara pada materialuntuk ruang, bahan ini diklasifikasikan sebagai taskelas adalah 0,40 0.60. [9].

5. SIMPULAN

Dari pengolahan data hasil pengukuran koefisien absorpsi suara dapat ditarik beberapakesimpulan sebagai berikut:

1. Didapatkan angka koefisien serapan suara ( ) yang bervariasi untuk masing-masingkomposisi komposit yang diuji.

2. Tidak terdapat kecenderungan tertentu antara variasi panjang serat dan fraksi volumeserat terhadap nilai koefisien serapan suara.

3. Nilai tertinggi koefisien serapan suara terdapat pada inputan frekuensi 1000 Hz yaitu padakomposisi komposit dengan panjang serat 10 mm dan fraksi volume serat 20% yaitu0,550828. Mengacu pada standar ISO 11654 :1997 mengenai level rating koefisienabsorpsi suara pada material untuk ruang, yang biasa diklasifikasikan sebagaiAbsorption Coeffitient Class D 0.60.

UCAPAN TERIMAKASIH

Tim Peneliti mengucapkan terima kasih kepada DP2M DIKTI yang telah mendanai penelitianini melalui skim Penelitian Fundamental tahun 2015 dengan Surat Perjanjian Penugasan DalamRangka Pelaksanaan Penelitian Kompetitif Nasional Tahun Anggaran 2015Nomor: 311-142/UN14.2/PNL.01.03.00/2015, tanggal 30 Maret 2015. Ungkapan terima kasih yangtulus juga kami sampaikan kepada I Putu Juniastawan Tangkas dan Arie Buche Nicholas yang telahmembantu kegiatan penelitian ini.

0,5087790,550828

0,486226

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

5 10 15mm

Koefisien Serapan Suara Rata-Rata

FV 20% Frek 250Hz

FV 25% Frek 250Hz

FV 30% Frek 250Hz

FV 20% Frek 500Hz

FV 25% Frek 500Hz

FV 30% Frek 500Hz

FV 20% Frek 1000Hz

FV 25% Frek 1000Hz

FV 30% Frek 1000Hz

Page 12: ISSN: 2338-414X - repositori.unud.ac.id filepermesinan, otomatisasi dan sistem control permesinan. 5. Industri Pariwisata Kreatif : teknologi penunjang manajemen pariwisata, manajemen

Prosiding KNEP VI 2015 ISSN 2338-414X 272

DAFTAR PUSTAKA

[1] Youneung-Lee., The Development of Sound Absorpsing material Using Natural BambooFiber , Jurnal Universitas Doshisha, Jepang, 2003

[2] Farina, Angelo, Fausti, Patrizio, Standing Wave Tube Techniques for Measuring TheNormal Incidence Absorption Coefficient : Comparison of Different ExperimentalSetups. Universitá di Parma, Italy, 2000

[3] Koizumi, T., The Development of Sound Absorpsing material Using Natural BambooFiber, Jurnal Universitas Doshisha, Jepang, 2002

[4] Gibson, R. F. Principles Of Composite Material Mechanics. Mc Graw Hill Book Co, 1994

[5] Jacobs James A Thomas F,, Engineering Materials Technology (Structures, Processing,Properties and Selection 5 ) New Jersey Columbus, Ohio, 2005

[6] Brahmakumar, M., Pavithran, C., and Pillai, R.M. Coconut fiber reinforced polyethylenecomposites such as effect of natural waxy surface layer of the fiber on fiber ormatrix interfacial bonding and strength of composites, Elsevier , Composite Scienceand Technology, 65 pp. 563-569, 2005

[7] http://www.sasint.co.uk/acoustic-comfort.php, (Diakses 3 November 2014)

[8] Anonimous, Percobaan Pengukuran Koefisien Redaman Akustik Bahan. UniversitasGajah Mada, Yoygyakarta.

[9] Seddeq, Hoda S, Factors Influencing Acoustic Performance of Sound AbsorptiveMaterials, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 3(4): 4610-4617 ISSN 1991-8178, INSInet Publication, 2009