Dasar Permesinan

44
DASAR PERMESINAN I. MESIN BUBUT 1.1. Pengertian Mesin Bubut Lathe Machine atau lebih dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-benda bentuk silinder, membuat ulir, membuat lubang (pengeboran) dan meratakan permukaan benda kerja yang berputar. Benda kerja diberi gerakan memutar (rotasi), sedangkan pahat bergerak horizontal sepanjang sumbu benda kerja. Benda kerja yang dihasilkan berbentuk silinder, ulir dan tirus. 1.2. Prinsip Kerja Mesin Bubut Mekanisme kerja pada mesin bubut adalah merubah energi listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukkan transmisi gerakan (line of power) pada mesin bubut. Gambar 1 Line of Power Pada Mesin Bubut Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam , yaitu:

description

Proses Produksi

Transcript of Dasar Permesinan

Page 1: Dasar Permesinan

DASAR PERMESINAN

I. MESIN BUBUT

1.1. Pengertian Mesin Bubut

Lathe Machine atau lebih dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin

perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-benda

bentuk silinder, membuat ulir, membuat lubang (pengeboran) dan meratakan permukaan

benda kerja yang berputar. Benda kerja diberi gerakan memutar (rotasi), sedangkan pahat

bergerak horizontal sepanjang sumbu benda kerja. Benda kerja yang dihasilkan berbentuk

silinder, ulir dan tirus.

1.2. Prinsip Kerja Mesin Bubut

Mekanisme kerja pada mesin bubut adalah merubah energi listrik menjadi gerakan

putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukkan transmisi gerakan (line of power)

pada mesin bubut.

Gambar 1

Line of Power Pada Mesin Bubut

Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam , yaitu:

1. Main Drive

Yaitu gerakan utama pada mesin bubut berupa putaran spindle yang berasal dari

gerakan motor listrik.

2. Feed Drive

Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja .

Page 2: Dasar Permesinan

1.3 Bagian Utama Mesin Bubut

Gambar 2. Bagian Utama Mesin Bubut

1. Gear Box dan Quick Change Gear Box

Gear Box adalah bagian dari system transmisi pada mesin bubut, berupa susunan roda

gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak dan

mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau

juga sering disebut dengan Feed Box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan

putaran dari Gear Box serta mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke

mekanisme pemakanan/Apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada

Head Stock.

2. Apron

Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage.

3. Carriage

Page 3: Dasar Permesinan

Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.

4. Chuck

Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang benda kerja agar

tidak bergoyang saat pembubutan.

5. Tailstock

Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung benda

kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada saat

pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.

6. Tool Post

Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.

7. Compound rest

Digunakan untuk menopang Tool Post pada bermacam-macam posisi.

8. CuttingTool (Pahat Bubut)

Berfungsi untuk menyayat atau memotong benda kerja sampai diameter yang

diinginkan dan digunakan juga sebagai pemotong dalam pembuatan ulir. Pahat

pemotong yang digunakan dalam mesin bubut harus memenuhi syarat: mempunyai

kekerasan yang tinggi, tahan temperature tinggi, tahan aus dan tahan rapuh.

1.4. Kontrol Utama Mesin Bubut

Mesin bubut ini mempunyai kontrol utama berupa :

1. Spindle Change Switch

2. Spindle Change Lever A

3. Spindle Change Lever B

No. 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur Kecepatan pada Speed

Gear Box).Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handel-handelnya.

4. Left and Right Hand Thread Change Lever

Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan

atau ulir kiri.

5. Pitch and Feed Selector Lever

6. Pitch and Feed Selector Lever

7. Main Switch

Saklar utama untuk menghidupkan/mematikan mesin bubut.

Page 4: Dasar Permesinan

Gambar 3. Kontrol Utama Mesin Bubut

8. Coolant Pump Switch

Adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan pompa cooling oil.

9. Spindle Forward-Stop-Reverse Lever

Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.

10. Coumpound Rest Feed Lever

Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.

11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel

Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah

longitudinal

12. Split Nut Lever

Digunakan untuk menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.

13. Saddle Lock Screw

Bagian ini berfungsi untuk mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan

stabil.

14. Longitudinal and Cross Power Feed Lever

Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat mengerakkan carriage

dalam arah longitudinal maupun melintang.

15. Tailstock Set Over Screw

Digunakan untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada

pembubutan tirus.

16. Tailstock Quill Transverse Handwheel

Digunakan untuk menggerakkan ujung dari tailstock dengan cara memutarnya.

17. Tailstock Eccentric Locking Lever

18. Tailstock Quill Clamping Lever

Page 5: Dasar Permesinan

19. Tailstock Locking Nut

No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.

20. Cross Slide Handwheel

Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.

II. MESIN MILING (Frais machine)

2.1. Pengertian Mesin Frais

Mesin Milling (Frais) adalah jenis mesin pemotong yang melakukan pemotongan

logam dengan cutting tool bergigi banyak (Multiple Tooth Cutting Tool) yang disebut milling

cutter/ pisau frais. Ada banyak jenis dari mesin milling, diantaranya mesin milling horizontal,

vertikal, universal dll dengan bentuk konstruksi dan fungsi yang berbeda. Milling cutter

dipasang pada arbor dan diputar oleh mekanisme gerak mesin dengan menggunakan motor

listrik.

2.2. Prinsip Kerja Mesin Frais

1. Main Drive

Fungsi utama dari main drive adalah untuk menggerakkan spindle yang terletak pada

arbor. Putaran dari motor listrik diteruskan ke speed gearbox dan diteruskan ke

spindle melalui mekanisme belt. Putaran spindle akan menggerakkan arbor dan

memutar milling cutter .

2. Feed Drive

Gerakan ini adalah gerakan pemakanan benda kerja terhadap milling cutter. Dengan

memutar Table Transverse Handwheel untuk menggerakkan table kearah

longitudinal, maka benda kerja akan terpotong oleh milling cutter.

2.3. Bagian Utama Mesin Frais

Pada dasarnya mesin milling mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :

1. Base

Base adalah bagian yang menahan seluruh mesin, didalamnya terdapat bagian penting

mesin seperti speed gear box dan sistem pelumas.

Page 6: Dasar Permesinan

Gambar 4. Bagian Utama Mesin Frais

2. Saddle

Saddle terletak antara knee dan table . Saddle berfungsi untuk menggerakkan benda

kerja pada table secara transversal.

3. Table

Table terletak diatas saddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat benda kerja. Table

dapat digerakkan kerarah longitudinal.

4. Knee

Knee atau lutut adalah tempat kedudukan saddle, dan knee dapat digerakkan kearah

vertikal ( naik / turun ) dengan diatur oleh poros berulir yang menopangnya.

5. Overarm

Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan pada mesin

milling horizontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor pada maksimum

panjang arbor tersebut dan mengklemnya pada posisi yang diinginkan. Overarm

terletak diatas base secara horisontal.

6. Spindle

Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan menyalurkannya ke

arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.

7. Arbor

Arbor adalah tempat kedudukan pahat / pisau frais.

8. Gear box

Page 7: Dasar Permesinan

Gear box merupakan sistem transmisi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putar

pahat.

9. Index dividing head

Merupakan alat yang digunakan untuk memutar / membagi benda kerja melalui besar

sudut tertentu,sehingga menghasilkan pemotongan dengan jarak yang sama.

2.4 Kontrol Utama Mesin Frais

Gambar 5. Kontrol Utama Mesin frais1. Variable Speed Control

Digunakan untuk mengatur kecepatan putar milling cutter.

2. Cross Feed

Digunakan untuk menggerakkan saddle ke arah melintang / transversal.

3. Vertical Feed

Digunakan untuk menggerakkan knee dalam arah vertikal.

4. Longitudinal Feed

Digunakan untuk menggerakkan table dalam arah longitudinal.

Kontrol 2, 3, 4 disebut juga dengan Table Transverse Handwheel.

Page 8: Dasar Permesinan

III. MESIN SEKRAP (mesin serut)

3.1. Pengertian Mesin Sekrap

Mesin Sekrap adalah mesin perkakas yang digunakan untuk membentuk atau

meratakan permukaan benda kerja. Mesin sekrap horizontal mempunyai gerakan lurus bolak-

balik sehingga dapat digunakan untuk pengerjaan bidang datar.

3.2. Prinsip Kerja Mesin Sekrap

Prinsip kerja dari mesin ini adalah merubah gerakan putar motor penggerak menjadi

gerakan bolak-balik pada arm. Sistem geraknya ada dua macam:

1. Main Drive

Main drive adalah gerakan untuk menjalankan proses pemotongan berupa gerakan

bolak-balik pahat yang berasal dari gerakan rocker arm. Sebuah motor listrik

memberikan gerakan putar melalui geardrive menuju roda gigi penggerak (crank

wheel ). Pada crank wheel dipasang pivot / pasak yang letaknya dapat diatur terhadap

pusat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur panjang pendeknya blok engkol yang

dihubungkan ke rocker arm. Dengan demikian gerakan putaran dari crank wheel akan

menyebabkan rocker arm ikut bergerak (berayun). Ayunan rocker arm ini

menyebakan arm ( lengan ) yang memegang pahat bergerak maju mundur.

2. Feed Drive

Mekanisme ini berfungsi menggerakkan meja untuk menghasilkan pemotongan.

Sistem ini dapat digerakkan secara manual ataupun otomatis. Hasil pemotongan secara

otomatis akan lebih halus karena pergeseran benda kerja lebih konstan.

3.3. Bagian Utama Mesin Sekrap1. Base

Adalah bagian dasar yang menopang mesin secara keseluruhan.

2. Frame

Merupakan bagian vertikal mesin yang berisi mekanisme penggerak dan pengatur

kecepatan gerak ram.

3. Ram

Bagian mesin yang bergerak horizontal bolak-balik pada proses pemakanan.

4. Tool Post

Merupakan bagian mesin yang digunakan untuk memegang pahat.

Page 9: Dasar Permesinan

Gambar 6. Bagian Utama Mesin Sekrap

5. Table

Digunakan sebagai dasar vise (ragum )

6. Vise (ragum)

Vise digunakan untuk menjepit benda kerja.

7. Motor Listrik

Digunakan sebagai penggerak utama mesin.

8. Ram Clamp

Untuk mengunci kedudukan ram terhadap link dan lever.

3.4. Kontrol Utama Mesin Sekrap

Kontrol utama mesin sekrap pada gambar 6 adalah :

A. Toolhead Slide Control

Digunakan untuk mengatur kedalaman pemakanan.

B. Ram PositioningControl

Digunakan untuk mengatur kedudukan dan langkah pahat.

C. Table Horizontal Position Handle

Handle untuk mengatur gerakan table dalam arah horisontal

D. Table Vertical Position Handle

Handle untuk mengatur gerakan table dalam arah vertikal.

E. Speed Control Lever

Pengatur kecepatan gerakan pemakanan pada arm.

Page 10: Dasar Permesinan

IV. MESIN BOR (drilling machine)

4.1. Pengertian Mesin Bor

Mesin bor Biasa digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming, dan

counterboring pada benda-benda ferrous maupun non ferrous.Benda kerja diletakkan pada

table dan jika diperlukan dapat dijepit pada ragum (vise) yang biasanya ada sebagai

perlengkapan tambahan pada mesin bor. Selanjutnya, mata bor yang mendapat daya dan

putaran dari motor listrik ditekankan pada benda kerja tersebut.

4.2. Prinsip Kerja Mesin Bor

1. Main Drive

Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin bor. Putaran pada

motor listrik di transmisikan melalui porosnya ke mekanisme pengatur putaran mesin

berupa pasangan puli bertingkat yang dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli

bertingkat, putaran diteruskan ke spindle mesin. Pada spindle terdapat tool post

sebagai pemegang mata bornya.

2. Feed Drive

Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda kerja. Gerakan ini

dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang sederhana dengan cara memutar

drilling lever sehingga mata bor bergerak ke arah benda kerja.

4.3. Bagian Utama Mesin Bor1. Motor listrik

Motor listrik berfungsi sebagai penyuplai tenaga yang dibutuhkan mesin.

2. Puli bertingkat

Merupakan bagian utama sistem transmisi pada mesin bor, berfungsi untuk mengatur

kecepatan putar dan meneruskan daya dari motor listrik.

3. Vee Belt

Digunakan untuk meneruskan daya dan putaran antara puli bertingkat satu dengan

yang lain.

4. Table

Merupakan tempat meletakkan benda kerja dan alat tambahan lain untuk menjepit

benda kerja, misal vise.

Page 11: Dasar Permesinan

4.4. Kontrol Utama Mesin Bor

Gambar 7. Bagian Utama Mesin Bor

Keterangan :

1. Hood

2. Belt Tensioning Lever

Digunakan untuk mengatur ketegangan belt, sehingga mempermudah dalam mengatur

kecepatan putar yang diinginkan.

3. Drilling Lever

Digunakan dalam proses pemakanan. Drilling Lever mengatur kedudukan mata bor

secara vertikal.

4. Drilling Depth Control

Bagian ini terdapat pada front plate. Drilling depth control digunakan untuk

mengetahui kedalaman pemakanan .

5. Driving Motor

6. Table

7. Base

8. Table Clamp

Table clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.

9. Spindle Head

10. Drilling Chart

11. Rack

12. Front Plate.

Page 12: Dasar Permesinan

V. POWER HACK SAW (GERGAJI POTONG)

5.1. Pengertian Power Hack Saw

Power hack saw adalah gergaji potong yang gerakannya mendapat daya dari motor

listrik. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong benda-benda dari logam ataupun non

logam dengan bentuk silindris maupun bentuk profil. Blade/pisau potong yang dapat diganti

sesuai keperluan merupakan keuntungan tersendiri dari mesin ini.

5.2. Prinsip Kerja Power Hack SawGerakan putar dari motor listrik,dirubah menjadi gerakan lurus bolak-balik oleh

mekanisme yang serupa dengan mesin skrap. Gerakan bolak-balik diteruskan pada frame

yang menjepit blade (pemotong). Karena pada frame terdapat pemberat, maka pada langkah

bolak- balik terjadi perubahan posisi titik berat frame yang mengakibatkan penekanan pada

benda kerja. Untuk menjaga posisi setelah penekanan, maka frame ditahan oleh sebuah

mekanisme hidrolis. Posisi frame akan terus turun ke bawah sampai panjang minimum dari

lengan hidrolis tercapai.

5.3. Bagian Utama Power Hack Saw

1. Base

Merupakan dasar dari komponen mesin

2. Frame

Berfungsi untuk memegang blade saat pemotongan.

3. Blade

Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan.

4. Speed Change Switch

Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan.

5. Pressure Release Button

Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis,sehingga frame dapat

terangkat.

Gambar 8. Bagian Utama Power Hack Saw

Page 13: Dasar Permesinan

6. Hydraulic Mechanism

Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan kedudukan

pemotongan.

7. Vise

Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar,jika diinginkan pemotongan

menyudut.

8. Vise Adjusting Handle

Merupakan handle untuk mengatur pencengkeraman vise.

9. Coolant Hose

Digunakan untuk mengeluarkan coolant / pendingin dari penampungnya.

10. Coolant Pump

Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada coolant, sehingga

dapat mencapai kedudukan beda kerja yang lebih tinggi.

11. Main Switch

Main switch adalah saklar utama yang digunakan untuk menghjidupkan / mematikan

mesin.

12. Ruler

Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong.

Page 14: Dasar Permesinan

VI. MESIN PRES

6.1. Pengertian Mesin Press

Mesin press digunakan untuk pengepresan pada proses pengerjaan dingin dan

beberapa proses pengerjaan panas. Mesin press cocok digunakan untuk produksi benda dari

logam tipis yang tidak membutuhkan ketepatan tinggi.

6.2. Bagian Utama Mesin Press

Gambar 9. Mesin Press Manual

Keterangan :1. Tuas penekan

Digunakan dalam proses penekanan dengan menggerakkan secara vertikal

bolak-balik .

2. Indikator tekanan

Menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja.

3. Kran pengatur katup tekanan

Page 15: Dasar Permesinan

Untuk mengatur posisi katup pada sistem hidrolik mesin sehingga tekanan

dapat diberikan pada benda kerja ataupun dilepas setelah proses penekanan

selesai dilakukan.

4. Lengan penekan

5. Roda pengatur lengan penekan

Digunakan untuk mengatur panjang lengan penekan yang dibutuhkan.

6. Table

7. Pengatur penekan

Untuk mengatur posisi penekan agar sesuai dengan letak benda kerjanya.

3.7. Heat Treatment

3.7.1. Dapur Listrik, Bak Quenching dan Salt Bath Oven

Dapur Listrik digunakan untuk memanaskan benda kerja pada proses heat treatment.

Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan konversi energi elemen pemanas dari energi listrik

menjadi energi panas untuk memanaskan ruang di dalam dapur tempat benda kerja diletakkan.

Suhu dalam dapur dapat diketahui melalui sensor suhu dan besarnya dapat dikontrol melaui

control panel.

Spesifikasi Mesin :

- Nama : Oven Hardening Wilmon

- Temperatur : max 1200oC.

Gambar 3.10 Oven Hardening Wilmon

(Sumber : Anonymous, Internet)

Bak Quenching digunakan sebagai media oli pendingin untuk mendinginkan

benda kerja secara cepat setelah proses pemanasan (proses quenching).

Page 16: Dasar Permesinan

Spesifikasi Bak :

- Nama : Bak Quenching

- Oli pendingin : Esso Fenso 36

Salt Bath juga digunakan untuk memanaskan benda kerja pada proses heat treatment

Tempering. Prinsip kerjanya adalah elemen pemanas memanaskan air garam yang ada dalam

bak tempat benda kerja dicelupkan.

Spesifikasi Mesin :

- Nama : Oven Tempering salt Balt Durferit AS 140

- Temperatur : max

3.7.2. Mesin Pancar Pasir (Sand Blasting Machine)

Mesin Pancar Pasir adalah mesin yang digunakan untuk membersihkan benda kerja

dari kotoran atau terak yang menempel padanya. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan

tekanan udara untuk menyeprotkan pasir melalui nosel kearah benda kerja dimana pasir

berfungsi untuk mengangkat kotoran atau terak yang menempel pada benda kerja.

Gambar 3.11 Sand Blasting Machine

(Sumber : Anonymous, Internet)

3.8. Mesin Asah dan Polish

3.8.1. Mesin Asah Luar (Cylindical Grinding Machine)

Mesin Asah Luar merupakan salah satu jenis grinding machine yang digunakan untuk

mengasah benda kerja agar diperoleh permukaan yang halus dan ukuran benda kerja yang

presisi. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan gesekan antara material yang abrasif (batu

asah) dengan benda kerja.

Page 17: Dasar Permesinan

Untuk pengasahan bundar dilakukan empat gerakan :

a. gerakan putar utama dari batu asah

b. gerakan ingsutan berputar dari benda kerja

c. gerakan penyetelan lurus dari batu asah

d. gerakan memanjang , ingsutan memanjang dapat dilakukan oleh

benda kerja atau oleh batu asah, tergantung dari mesin asah bundarnya. Gerakan ini

untuk benda kerja yang agak panjang.

Gambar 3.12 Mesin Asah Luar

(Sumber : Marsyahyo, Eko. Mesin Perkakas Pemotongan Logam. Bayumedia

Publishing,Malang 2002.)

Bahan abrasive (grinding wheel) terbagi dua kelompok, yaitu:

a. Konvensional : Aluminium okside dan silicone carbide

b. Super abrasif : Cubic Boron Nitride (CBN) dan Intan

Ukuran butir grinding wheel digolongkan menjadi :

sangat kasar 6,8,10,12 untuk pemotongan cepat, untuk meterial kekerasan rendah, untuk material dengan luasan kontak besar.

kasar 14,16,20,24

medium 30,36,46,54,60

baik 70,80,90,100,120 untuk akurasi dan kehalusan permukaan, kekerasan material tinggi, khusus untuk finishing dan luasan kontak relatif kecil

sangat baik 150,180,220,240

ukuran lantai 280,320,400,500,600

Tabel 3.1 Ukuran Butir Grinding Wheel

Page 18: Dasar Permesinan

(Sumber : Marsyahyo, Eko. Mesin Perkakas Pemotongan Logam. Bayumedia

Publishing,Malang 2002.)

3.8.2. Mesin Asah Profil

Mesin Asah profil juga termasuk grinding machine namun fungsinya ada tambahan

khusus yaitu menghasilkan bentuk profil. Prinsip kerjanya mirip dengan mesin Asah Luar,

yang membedakan adalah selama proses pengasahan, bayangan bentuk benda kerja

diproyeksikan oleh cermin dan lensa dengan pembesaran tertentu harus mengikuti profil yang

ada pada gambar bantu. Gambar bantu ini adalah gambar bentuk profil yang diperbesar,

disebut kodaktris.

Gambar 3.13 Mesin Asah Profil

(Sumber : Anonymous, Internet)

3.8.3. Mesin Polish

Mesin polish dipakai untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus dan

ukuran yang presisi. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan gesekan antara material yang

abrasif (kertas gosok / pasta polish) dengan benda kerja.

3.8.4. Mesin Hard Chrome

Elektroplating adalah proses finishing dengan tujuan melapisi logam dengan logam

lain yang memiliki kelebihan dari logam yang dilapisi (substrat). Elektroplating dilandasi oleh

bidang elektrokimia yang mengkaji perubahan energi listrik dari/ke energi kimia.

Elektroplating merupakan proses pengendapan logam pada permukaan logam yang dilapisi

akibat adanya elektrodeposisi. Reaksi elektrodeposisi pada elektroplating adalah salah satu

Page 19: Dasar Permesinan

aplikasi sel elektrolitik yang memerlukan dua buah elektroda, larutan elektrolit dan sumber

arus listrik DC.

Hard chromium plating adalah salah satu proses elektroplating yang bertujuan untuk

menghasilkan permukaan yang tahan aus, tahan korosi dan juga menambah nilai artistik suatu

benda. Prinsip kerjanya adalah menggunakan prinsip elektrolisa yaitu memanfaatkan proses

reduksi – oksidasi pada elektroda. Pada katoda berlangsung reduksi (menerima elektron), ion

positif (kation), dilarutkan akan tereduksi dan membentuk endapan yang melapisi katoda.

Mn+ + ne- →M

Pada anoda berlangsung proses oksidasi (melepaskan elektron), logam yang larut ke dalam

elektrolit akan membentuk ion positif. Sedangkan elektron menuju katoda melalui sirkuit luar.

Anion terbentuk masuk ke dalam elektrolit dan berada dalam kesetimbangan dengan kation

yang bergerak menuju anoda.

M→Mn+ + ne-

Untuk melaksanakan pelapisan krom diperlukan tiga komponen utama, yaitu :

1. Larutan Elektrolit ,H2SO4 + CrO3

Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menjadi penghantar listrik. Bila zat

( senyawa ion, basa atau asam) melarut kedalam air, ion-ion yang tidak bergerak menjadi dan

bergerak sehingga memungkinkan larutan tersebut menghantarkan listrik.

Larutan elektrolit harus mengandung bahan-bahan terlarut yang memiliki fungsi menyediakan

sumber logam yang akan diendapkan, membentuk kompleks ion logam yang akan diendapkan

dan menyediakan sarana listrik.

Terdapat dua jenis utama bak plating asam kromat, yakni ; jenis konvensional dengan

ion katalis sulfat (dapat encer atau pekat tergantung faktor macam garapan, waktu dan

ekonomi), serta bak katalis tercampur (katalis yang berkandungan fluorida/fluorosilikat).

2. Katoda (Baja yang akan dilapisi)

Pada katoda terjadi 3 reaksi : (Anton-Tanijiro, 1992;56)

Deposisi Khrom Cr2O72- + 14H+ + 12e- 2Cr + 7H2O

Pengeluaran hidrogen 2H2 + 2e- H2

Pembentukan Cr(III)Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O

3. Anoda (Timbal)

Anoda krom jauh lebih mahal dari bentuk CrO3. Oleh karena Ion khrom diberikan

oleh larutan khrom, maka diperlukan katalis, dalam percobaan ini H2SO4.

Pada anoda terjadi 3 reaksi : (Anton-Tanijiro, 1992;56)

Pengeluaran oksigen 2H2O O2 + 4H+ + 4e-

Page 20: Dasar Permesinan

Oksidasi Ion Kromat 2Cr+ + 6H2O 2CrO3 + 12H+ + 6e-

Produksi timbel Oksida Pb + 2H2O PbO2 + 4H+ + 4e-

Spesifikasi Mesin :

- Merk : Blasberg, A.Technik GmbH West Germany

- Tegangan / Arus In : 3 x 220V (AC) / 34,7A

- Tegangan / Arus Out : 0 – 10V (DC) / 1000A

Elektrolit :

- Larutan : Asam Kromat

3.9. Alat Ukur

3.9.1. Jangka Sorong

Jangka Sorong merupakan alat ukur dimensi panjang dan diameter benda kerja dengan

ketelitian yang variatif, umumnya 0,02mm dan 0,05mm. Bentuk Jangka sorong dapat dilihat

pada gambar.

Gambar 3.14 Jangka Sorong

(Sumber : www.Mitutoyo.com)

3.9.2. Micrometer Luar

Alat ini umumnya digunakan untuk mengukur diameter benda kerja walaupun dapat

juga digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang kecil. Ketelitian pengukuran alat

ini adalah 0,01mm

Gambar 3.15 Micrometer

Page 21: Dasar Permesinan

Sumber : www.Mitutoyo.com

3.9.3. Komparator

Alat ini digunakan untuk memeriksa bentuk profil benda kerja apakah sudah sesuai

dengan gambar tekniknya atau tidak. Prinsip kerjanya adalah menampilkan bayangan benda

kerja yang telah diperbesar dan diproyeksikan oleh lensa dan cermin pada layar tempat

kodaktris dipasang.

Gambar 3.16 Komparator

(Sumber : Anonymous, Internet)

3.9.4. Rockwell Hardness Tester (digital)

Alat ini digunakan untuk mengetahui nilai kekerasan benda kerja. Prinsip kerjanya

adalah melakukan penetrasi dengan kedalaman tertentu terhadap benda kerja menggunakan

indentor dan pembebanan tertentu yang hasil perhitungannya akan ditampilkan pada layar

berupa angka.

Gambar 3.17. Rockwell Hardness Tester (digital)

(Sumber : Anonymous, Internet)

3.9.5. Surface Roughness Tester (digital)

Merk : Mitotuyo

Page 22: Dasar Permesinan

Type : Surftest SJ-301

Alat ini digunakan untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan benda kerja.

Prinsip kerjanya adalah menggunakan sensor (stylus) untuk meraba permukaan benda kerja

yang setelah diolah datanya, hasilnya akan ditampilkan pada layar berupa grafik dan angka

kekasaran permukaan (Ra).

3.9.6. Dial Indicator

Alat ini digunakan untuk mengetahui tinggi rendah permukaan, kelurusan, posisi

senter pada chuck atau collet dan besar lendutan yang terjadi pada benda kerja.

Gambar 3.10 Dial Indicator

Sumber : www.Mitutoyo.com

Page 23: Dasar Permesinan

ANALISA PROSES PRODUKSI

PEN PELEKUK I

Proses produksi di PT. Pindad (Persero) dilakukan secara kontinyu untuk pembuatan

munisi yang dilakukan dengan adanya persetujuan kontrak, sedangkan order dilakukan setelah

adanya persetujuan kontrak kerja antara PT. Pindad (Persero) dengan pihak pemesan (user).

Dalam proses pembuatan Pen Pelekuk merupakan proses yang sangat kompleks mulai dari

proses engineering sampai pada proses finishing dan ini membutuhkan kinerja yang solid dari

operator mulai dari proses kerja bangku sampai pemeriksaan mutu untuk diterima atau

tidaknya produk perkakas tersebut. Dalam hal ini dilakukan pengamatan proses pembuatan

Pen Pelekuk mulai dari raw material sampai dengan produk jadi yang mana produk jadi ini

merupakan perkakas untuk proses produksi munisi di PT. Pindad (Persero).

Proses Engineering

Engineering merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan

pembuatan produk, oleh karena itu seorang engineer harus mempunyai kemampuan khusus

dalam melakuka observasi, penelitian dan melakukan percobaan-percobaan langsung untuk

mempraktikan ke bagian perkakas. Adapun sumber inspirasi berdasarkan referensi, informasi

dari pusat produksi yang merupakan pertimbangan dari kondisi pasar dan merupakan hasil

analisa engineering itu sendiri.dan informasi yang didapatkan itu berasal dari hasil survey di

lapangan dan informasi lainnya. Proses design produk dalam hal ini dilakukan oleh bagian

engineering. Engineering mendesign produk sesuai berdasarkan input yang diinginkan oleh

pemesan hingga didapatkan hasil design yang handal. Untuk melakukan tugasnya engineering

dibagi dalam beberapa bagian yaitu Design Engineering, Plan Engineering dan Service

Engineering.

PPC (Product Planning Control)

Setelah dilakukan proses engineering, maka sebelum dilakukan proses produksi

terlebih dahulu dilakukan proses perencanaan produksi oleh PPC

o Ruang Lingkup PPC

Pada umumnya ruang lingkup PPC meliputi :

o Perencanaan tenaga kerja yang diperlukan

Page 24: Dasar Permesinan

o Perencanaan jumlah dan jenis material yang digunakan

o Perencanaan mesin yang digunakan

o Perencanaan waktu yang diperlukan

o Penjadwalan proses produksi yang akan dilaksanakan

o Perkiraan biaya yang diperlukan .

o Fungsi PPC :

Dalam melaksanakan tugasnya, secara garis besar PPC berfungsi sebagai pengolah

penggunaan dengan cara sistematis, efektif, efisien dan menguntungkan sesuai

dengan manajemen yang meliputi :

o Merencanakan (Planning)

o Koordinasi (Coordination)

o Mengontrol (Controling)

o Mengarahkan (Positioning)

o Penghubung (Trouling)

o Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab PPC

a. Tugas PPC

Dalam melaksanakan tugasnya, PPC dibantu dengan pembagian tugas, wewenang

dan tanggung jawab yang telah digariskan atau ditetapkan. Hal ini dimaksudkan

dalam operasionalnya bagian PPC tidak akan menyimpang dan dapat bekerja sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun Job Instruction (perintah

pengerjaan) yang telah diterima oleh PPC baru dapat dilaksanakan pengerjaannya

bila syarat-syarat yang dikehendaki oleh PPC dapat dipenuhi, antara lain :

Scope of Work

Data spesifikasi lengkap

Drawing spesifikasi lengkap

Master Schedule yang telah diperhitungkan dengan prafabrikasi, fabrikasi

dan delivery

Budged yang rasional sesuai scope of work

Dengan kelengkapan data tersebut diharapkan PPC dapat menjalankan fingsinya

dengan benar atau lancar sesuai dengan namanya yaitu perencanaan dan

pengendalian produk.

Page 25: Dasar Permesinan

b. Wewenang

Kepala bagian PPC dengan persetujuan factory manager dalam mengendalikan

produksi, bagian PPC diberikan wewenang untuk mengubah atau menyempurnakan

sistem yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang akan datang.

c. Tanggung Jawab

Kepala bagian PPC bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi atas

kebenaran jalannya sistem PPC yang ada, yang meliputi :

Waktu, waktu operasi dan penyerahan

Bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi selalu tersedia dengan

lengkap

Peralatan, siap dipakai dan dalam keadaan baik

Proses dan prosedur kerja, tidak ada kesimpangsiuran karena adanya

koordinasi yang baik dan instruksi yang jelas

Biaya, diupayakan penghematan dan peningkatan efisiensi, efektifitas dan

produktifitas kerja

Quality Asurance (QA) dan Quality Control (QC)

Untuk mengawasi mutu produk yang telah dibuat, maka dibentuk Quality Asurance

dan Quality Control. Bagian ini berfungsi sebagai filter apakah produk yang digunakan (yang

akan dipasarkan) telah sesuai dengan pesanan atau standar yang telah ditentukan. Baagian ini

juga berfungsi untuk menjaga mutu dari produk yang telah dibuat. Kendala-kendala yang

sering dihadapi antara lain :

Penyimpangan atau kesalahan dokumen

Tidak terbukanya operator ketika melakukan kesalahan

Informasi-informasi yang kurang dan menyebabkan terjadinya kesalahan dalam

dokumen.

4. 1 Pemilihan Bahan

Sebelum melakukan proses pembuatan suatu produk (spare part), maka terlebih dahulu

harus dilakukan pemilihan bahan yang sesuai dengan pemakaian yang didasarkan catatan dari

Bagian Engineering yang dalam hal ini telah disesuaikan dengan standarisasi dari pabrik.

Untuk pembuatan Pen Pelekuk kali ini menggunakan bahan dengan spesifikasi sebagai

berikut :

Nama bahan : Thyrapid 3202

Page 26: Dasar Permesinan

Nomor standar DIN : 1.3202

Tipe SAE / AISI : T 15

Komposisi Kimia : C 1.35 Cr 4.0 W 12.0 Mo 0.9 V 3.8 Co 4.8

4. 2 Pemotongan Bahan

Untuk pemotongan bahan sebaiknya tidak terlalu banyak melebihi ukuran yang ada

pada gambar kerja agar proses permesinan lebih efisien dan untuk menghemat bahan. Proses

pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji pita dengan ukuran bahan Ø 14 x

80 mm.

4. 3 Proses Pembubutan

Sebelum proses pembubutan dimulai perlu dilakukan penyetingan benda kerja untuk

memperoleh hasil pembubutan yang maksimal. Dalam hal ini diperlukan Dial Indicator yang

berfungsi untuk mengetahui apakah benda kerja sudah dalam keadaan senter ataukah belum.

Proses pembubutan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

1) Dibubut asal rata muka dan dibor senter

2) Dibubut bertingkat Ø 12.3 x 35.2 mm

3) Dibubut bertingkat Ø 9.3 x 14.2 mm

4) Dibubut bertingkat Ø 6.3 x 3.7 mm

5) Dibubut profil radius R 1, R 1.5 dan R 0.5 mm

6) Dibor profil kedalaman 3.2 mm

7) Dibalik, dibubut Ø 11.8 x 40.3 mm

8) Dibubut rampas panjang 75.3 mm

4. 4 Proses Perlakuan Panas (Heat Treatment)

Setelah proses pembubutan benda kerja selesai, proses selanjutnya dibawa ke bagian

penyepuhan untuk dilakukan proses perlakuan panas yang berfungsi untuk mendapat nilai

kekerasan benda kerja yang diminta, yaitu HRC 62-64. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan antara lain sebagai berikut :

1) Persiapan peralatan perlakuan panas

Dalam proses perlakuan panas ada beberapa perlatan yang harus kita sediakan,

antara lain :

Dapur pemanas (furnace) yang dilengkapi dengan sistem pengendali suhu

Thermocouple phyrometer

Page 27: Dasar Permesinan

Kotak tahan api yang terbuat dari bahan thermax yang berfungsi sebagai

tempat penempatan benda kerja

Kawat beton Esser yang dipergunakan untuk mengikat benda kerja yang akan

dikenai perlakuan panas. Penggunaan kawat ini untuk mempermudah pada saat

pengambilan benda kerja

Tang potong dan tang penjepit yang berfungsi untuk mengikat dan memotong

kawat pengikat

Bak Quenchingyang berfungsi sebagai tempat penampung oli yang digunakan

pada saat pendinginan kejut (quenching)

Pengait yang berfungsi untuk mengambil benda kerja dari dalam dapur

pemanas.

Oli yang berfungsi sebagai media pendingin pada saat quenching

2) Proses stressreliving

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan dalam yang terdapat dalam

benda kerja sebagai akibat proses permesinan yang telah dilakukan sebelumnya.

Benda kerja diikat dengan menggunakan kawat beton esser terlebih dahulu sebelum

dimasukkan ke dalam furnace, kemudian benda kerja dimasukkan ke dalam dapur

pemanas (Furnace) pada suhu antara 600-700 oC dan diholding selama ±1 jam. setelah

holding selesai, furnace dimatikan dan benda kerja didinginkan di dalam furnace

sampai mencapai suhu ruang.

3) Proses hardening

Proses hardening dilakukan setelah proses stressreliving selesai. Pada proses

ini benda kerja yang telah terikat dimasukkan ke dalam kotak tahan api yang telah

diisi arang dan benda kerja harus tertimbun oleh arang tersebut, kemudian kotak tahan

api tersebut ditutup dengan rapat yang bertujuan untuk menghindari udara luar masuk

ke dalam benda kerja dan mencegah timbulnya dekarburasi dan oksidasi pada benda

kerja. Selain itu arang yang mengandung karbon ini akan dapat berdifusi dan

menyebabkan kadar karbon pada benda kerja akan meningkat sehingga nilai kekerasan

benda kerja akan meningkat. Proses pemanasan dilakukan sampai mencapai

temperatur1220-1260 oC dan diholding kurang lebih selama ±1 jam. Setelah proses

holding selesai, keluarkan benda kerja dengan bantuan pengait dan buka kotak tahan

api.

PERKIRAAN SUHU (oC) WARNA

Page 28: Dasar Permesinan

1300 Putih

1200 Kuning keputih-putihan

1100 Kuning kemerah-merahan

1000 Merah terang

900 Merah jambu

800 Merah

600 Merah gelap

500 Coklat kehitaman

Setelah warna benda kerja telah sesuai, keluarkan benda kerja dari dalam kotak

tahan api kemudian diquenching dengan menggunakan media pendingin oli (Esso

Fenso SAE-36). Mulai dari proses pengeluaran sampai quenchung harus dilakukan

dengan cepat agar temperatur austenit yang telah dicapai benda kerja tidak turun.

Setelah temperatur benda kerja mencapai suhu ruang, benda kerja dibersihkan dengan

mengunakan air dingin biasa.

4) Proses Pemeriksaan Kekerasan

Proses selanjutnya yaitu pemeriksaan kekerasan benda kerja yang dilakukan

dengan menggunakan Rockwell C Hardness Tester untuk mengetahui nilai kekerasan

benda kerja telah sesuai dengan yang diminta (HRC 62-64).

5) Proses tempering

Proses tempering ini antara lain bertujuan untuk :

Menghilangkan sisa tegangan dalam akibat proses pendinginan kejut

(quenching)

Menambah keuletan benda kerja

Menyeragamkan ukuran butiran dari benda kerja

Mendapatkan nilai kekerasan yang diminta.

Benda kerja dimasukkan ke dalam furnace atau salt bath sampai temperaur 200 oC dan diholding selama ±1 jam kemudian didinginkan di udara luar sampai

temperatur benda kerja mencapai suhu ruang. Tinggi temperatur pemanasan

disesuaikan dengan kekerasan yang diingunkan dan grafik yang terdapat dalam

katalog bahan. Setelah proses tempering selesai, dilakukan pemeriksaan kekerasan

kembali untuk mengetahui nilai kekerasan benda kerja yang telah ditempering dengan

menggunakan Rockwell C Hardness Tester.

Page 29: Dasar Permesinan

4. 5 Proses Asah

Setelah proses perlakuan panas selesai, maka dilakukan proses pengasahan pada benda

kerja. Proses pengasahan ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran benda kerja yang sesuai

dengan toleransi yang tertera pada gambar kerja. Adapun beberapa proses pengasahan yang

dilakukan pada benda kerja antara lain :

1) Asah luar

Mesin yang digunakan untuk asah luar ini adalah mesin asah OverBeck 400 R

dengan putaran batu asah 3000 rpm.

Setting benda kerja dengan menggunakan dial indikator untuk mendapatkan

posisi benda kerja yang benar-benar senter

Benda kerja diasah luar Ø 11.5-0.03 x 40+0.3 mm

Benda kerja diasah luar Ø 12-0.01 mm

Benda kerja diasah luar Ø 9 mm

2) Asah profil

Mesin yang digunakan untuk asah profil ini adalah mesin Karsten dengan

putaran batu asah 3000 rpm.

Benda kerja diasah profil R 1 mm

Benda kerja diasah profil R 1.5 mm

Benda kerja diasah profil R 0.5 mm

3) Asah rampas muka

Mesin yang digunakan untuk asah rampas muka ini adalah Karsten dengan

putaran batu asah 3000 rpm.

Benda kerja diasah rampas muka panjang 75-0.05 mm

4. 6 Proses Polish

Proses ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran benda kerja khususnya dengan

toleransi kekasaran N3 dan proses ini dilakukan hanya untuk pengerjaan kurang dari 0.003

mm. Adapun peralatan dan bahan yang harus disediakan antara lain :

Pasta Polish yang digunakan untuk membuat benda kerja mengkilap

Kertas gosok yang digunakan untuk mendapatkan tingkat kekasaran N3

Batang bambu yang digunakan sebagai alat bantu untuk memolish bagian profil

lubang atau bagian yang sempit.

Page 30: Dasar Permesinan

4. 7 Proses Hardverchrome

Proses hardverchroom merupakan proses pelapisan yang menggunakan prinsip

elektrolisis. Dalam hal ini benda kerja berfungsi sebagai katode yang mereduksi ion-ion

logam pelapis dalam media elektrolis sehingga membentuk lapisan yang menempel pada

permukaan benda kerja tersebut. Proses ini juga biasa dikenal dengan proses pelapisan

katodik. Adapun tahapan proses pelapisan hardveerchroom adalah sebagai berikut :

a) Pengecatan

Biasanya tidak semua bagian benda kerja perlu dihardverchroom. Bagian yang tidak

perlu dihardverchroom dan menyentuh media elektrolit diberi lapisan zat anti asam

supaya tidak terkontaminasi.

b) Pemasangan

Benda kerja kemudian dipasang pada perangkat pembawa satu persatu dan baut

pengikat dikeraskan. Perangkat pembawa ini berfungsi sebagai pemegang benda kerja

saat dicelupkan ke dalam media elektrolit.

c) Pembersihan

Proses pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kotoran seperti oksida, debu dan

minyak serta sisa lapisan chroom yang sangat tipis dari benda kerja. Proses ini boleh

diabaikan bila benda kerja diyakini telah bersih. Proses pembersihan ini dilakukan

pada bak pembersih elektrolit yang di dalamnya terdapat larutan pembersih Blasonit

Uni. Blasonit Uni ini berupa padatan yang terdiri dari :

HCL 10-15% yang berfungsi untuk menghilangkan karat atau pengotor oksida

Alkali Soap Cleaner yang berfungsi untuk menghilangkan lemak.

Bak pembersih elektrolit dioperasikan pada temperatur 60oC, dengan kuat arus 0.5

A/dm2. Lama waktu pembersihan antara 50-60 detik. Proses pembersihan ini

menimbulkan busa yang kemudian dapat dihilangkan proses penyemprotan oleh

pompa pembersih. Larutan dari bak pembersih harus diganti bila tidak berfungsi

dengan sempurna dan terjadi perubahan warna dari coklat menjadi kuning kehijauan.

d) Pelepasan sisa lapisan chrome

Proses ini dilakukan apabila terjadi kegagalan dalam proses hardverchroom

sebelumnya. Sebelum dilakukan proses ulang, lapisan chroom yang tidak menempel

dengan baik perlu dihilangkan terlebih dahulu. Proses ini dilakukan pada bak pelepas

(striping) yang di dalamnya terdapat larutan BN 20 130 0 sebanyak 10 kg/100 L air.

Untuk lebih mempercepat proses, konsentrasi dari larutan bisa ditingkatkan dengan

Page 31: Dasar Permesinan

perbandingan 20 kg/100 L air. Bak pelepas ini dioperasikan pada suhu 20-25 oC dan

arus yang dibutuhkan 5-10 A/ dm2. Larutan ini sudah harus diganti jika sudah tidak

berfungsi dan warnanya berubah dari bening menjadi warna kuning.

e) Pembukaan pori-pori

Proses ini dilakukan agar didapat lapisan chroom yang menempel kuat. Proses ini

dilakukan pada bak etching yang di dalamnya terdapat larutan Chrom Saur Anhydrid

BN 15 040 0 yang mana bersifat asam. Setiap 50 gram bahan ini dicampur dengan 100

L air. Pelarut yang digunakan harus bersifat aquades. Larutan ini dikatakan baik

apabila berat jenisnya mencapai 1.155 pada temperatur 55 oC. Jika berat jenisnya

turun menjadi 1.14 maka larutan tersebut harus ditambah dengan lagi garam BN 15

040 0 sebanyak 3 kg. Bak etching ini dioperasikan pada suhu 50-60 oC dengar rapat

arus 20 A/ dm2 dan lama proses etching sekitar 30 detik. Proses ini tidak boleh terlalu

lama karena bisa menyebabkan hasil hardverchrom menjadi buram dan permukaannya

kasar.

f) Pelapisan hardverchrome

Proses ini dilakukan pada bak pelapisan yang di dalamnya terdapat larutan

Panzerchrom (BN 15 200 0) yang bersifat asam. Pelapisan hardverchrom ini dalam

keadaan panas. Dalam bak ini peralatan pengaduk yang berfungsi untuk memperlancar

proses pelapisan. Larutan Panzerchrom ini terdiri atas Asan Chromat sebanyak 200

g/L Asam Sulfat yang berfungsi sebagai katalis. Konsentrasi asam sulfat yang biasa

digunakan antara lain 2.2 ;3.3 g/L. Jumlah katalis yang sedikit akan menyebabkan

proses pelapisan berjalan lambat, pelapisan tidak merata, mudah lepas dan kasar.

Larutan ini dikatakan baik apabila berat jenisnya 1.15-1.2 pada 55 oC. Penambahan

BN 20 410 0 dilakukan apabila berat jenisnya turun antara 1.13-1.15. Mengenai

pengoperasian bak pelapisan dapat dilihat pada data sebagai berikut :

Katoda : 30-50 A/dm2 (optimum pada 50-55 A/ dm2

Anoda : >50 A/dm2

Temperatur : 50-60 oC (optimum pada 55 oC)

Lama waktu daro proses ini tergantung dari ketebalan yang diinginkan. Untuk

ketebalan 0.01 diperlukan waktu sekitar 20 menit.

g) Penetralan

Page 32: Dasar Permesinan

Penetralan dilakukan pada bak penetral yang mengandung larutan BN 20 410 0

sebanyak 8 kg/100 L air. Penetralan ini tidak memerlukan aliran listrik. Fungsi dari

penetralan ini adalah untuk menetralkan dan membersihkan benda kerja dari larutan

pelapis yang bersifat asam. Larutan penetral ini perlu diganti apabila terjadi perubahan

warna hijau gelap dan banyak terdapat logam chrom.

h) Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan cara pembilasan dengan air panas pada suhu 80 oC dan

didinginkan dengan media udara.

4. 8 Pemeriksaan Mutu

Pemeriksaan mutu merupakan proses akhir yang menentukan apakah benda kerja telah

memenuhi ukuran dan toleransi yang telah ditemtukan sebelumnya. Proses pengukuran benda

kerja ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur dengan ketelitian yang lebih tinggi,

seperti micrometer 0.001 mm, stangpas atau jangka sorong 0.01 mm, profile projector,

rockwell C dan lain-lain. Untuk mengukur sebuah profil khusus biasanya digunakan alat

bantu kodaktris yang selanjutnya akan dipasang pada profile projector atau comperator.

Sedangkan untuk menguji nilai kekerasan dari benda kerja digunakan Rockwell C.