ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA...

77
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTA DARI TANAH PERSAWAHAN KAMPUNG SAMPORA, CIBINONG, BOGOR WULAN EMBUN SARI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Transcript of ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA...

Page 1: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTA

DARI TANAH PERSAWAHAN KAMPUNG SAMPORA,

CIBINONG, BOGOR

WULAN EMBUN SARI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTA DARI

TANAH PERSAWAHAN KAMPUNG SAMPORA, CIBINONG, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

WULAN EMBUN SARI

105095003148

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 3: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Isolasi dan Identifikasi Mikroalga Cyanophyta dari Tanah

Persawahan Kampung Sampora, Cibinong, Bogor” yang ditulis oleh Wulan

Embun Sari, NIM 105095003148 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2011. Skripsi ini telah dierima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Biologi.

Menyetujui,

Penguji 1, Penguji 2,

Dini Fardila, M.Si NIP.19800330 20090 1 2009

Pembimbing 1, Pembimbing 2, Priyanti, M.Si NIP.19750526 200012 2 001

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis NIP. 19680117 200112 1 001

Page 4: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN KEASLIAN SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.

Jakarta, 23 Agustus 2011

Wulan Embun Sari 105095003148

Page 5: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

ABSTRAK Wulan Embun Sari. Isolasi dan Identifikasi Mikroalga Cyanophyta dari Tanah Persawahan Kampung Sampora, Cibinong, Bogor. Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Cyanophyta hadir berlimpah di sawah dan penting dalam membantu menjaga kesuburan padi melalui fiksasi nitrogen. Sebagian besar genus Cyanophyta yang ada di sawah adalah bentuk filamen heterokis. Sebanyak 144 sampel tanah diisolasi dari sawah Kampung Sampora, Cibinong, Bogor pada berbagai umur penanaman padi, yaitu padi dengan umur tanam 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. Sampel diambil secara purposive sampling, dan sampel analisis menggunakan metode kualitatif. Sampel tanah dikeringkan dan ditumbuhkan di laboratorium menggunakan dua media, BBM dan BG-11. Proses pertumbuhan dilakukan dalam 2 tahap, masing-masing tahap membutuhkan waktu tumbuh selama 3 bulan. Sampel tanah yang telah ditumbuhi oleh mikroalga ditandai dengan adanya perubahan warna dari cokelat menjadi hijau. Sampel yang telah tumbuh kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan dipisahkan ke dalam cawan petri yang berbeda. Cyanophyta lalu diidentifikasi dan diklasifikasi menurut karakteristik morfologinya dengan menggunakan mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan adanya 4 ordo Cyanophyta, yaitu Chroococcales, Oscillatoriales, Nostocales, dan Stigonematales. Genus dari Nostocales dan Stigonematales merupakan Cyanophyta yang memiliki heterokis dan berperan sebagai biofertilizer. Kata kunci : Cyanophyta, sawah, fiksasi nitrogen, heterokis, biofertilizer

Page 6: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

ABSTRACT

Wulan Embun Sari. Isolation and Identification of Cyanophyta Microalgae from Rice Field Soils in Kampung Sampora, Cibinong, Bogor. Undergraduate Thesis. Biology Study Program. Faculty of Science and Technology. Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. 2011. Cyanophyta is abundant in the rice fields and important to capture nitrogen from the air in fixation process. Most of Cyanophyta existed in the rice fields are in the form heterocystous of filament. 144 soil samples were isolated from the rice fields of Sampora Village, Cibinong, Bogor in various age of paddy cultivation, namely 1 month, 2 months, and 3 months. Samples were taken by using purposive sampling, and analyzed using qualitative methods. Soil samples were dried and growth in the laboratory in two medium (BBM and BG-11). The growth process was carried out in 2 stages, each stage took 3 months of period. The soil samples overgrown with microalgae characterized by a changing in color from brown to green. The samples were grown and then observed under microscope and separated into different petri dish. Cyanophyta then identified and classified based on morphological characters. The result shown 4 ordo Cyanophyta namely Chroococcales, Oscillatoriales, Nostocales, and Stigonematales. Genus of Cyanophyta Nostocales and Stigonematales is a genus that has heterocyst and can be use as biofertilizer. Keywords : Cyanophyta, rice fields, nitrogen fixation, heterocyst, biofertilizer

Page 7: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi. Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. Yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. Akan Kami bacakan (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa, kecuali apa yang dikehendaki Allah.

Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan apa yang tersembunyi. (QS. Al-A’la: 1-7)

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang tua & suami ku tercinta;

terimakasih atas kepercayaan, dukungan dan cinta kalian.

Page 8: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah

memberikan nikmat, rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul mulia, Muhammad SAW yang diutus Allah

sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam, beserta keluarganya, para sahabatnya,

dan orang-orang yang tegak di atas din-Nya hingga akhir zaman.

Skripsi berjudul “Isolasi dan Identifikasi Mikroalga Cyanophyta dari

Tanah Persawahan Kampung Sampora, Cibinong, Bogor” disusun untuk

memenuhi syarat dalam meraih gelar S.Si.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang tulus dan tak terhingga kepada :

1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh stafnya.

2. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Ketua Program Studi Biologi

FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dasumiati, M.Si selaku pembimbing I dan Priyanti, M.Si selaku pembimbing

II atas kesabarannya dalam membimbing.

4. Megga R. Pikoli, M. Si dan Dini Fardila, M. Si selaku penguji dalam sidang

munaqosyah.

Page 9: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

ii

5. Paskal Sukandar, M.Si dan Fahma Wijayanti, M.Si selaku penguji dalam

seminar proposal dan seminar hasil yang telah memberikan saran dan

kritiknya.

6. Megga R. Pikoli selaku Kabid Laboratorium Biologi (PLT UIN) dan staf-staf

laboran; Mba Puji, Mba Ida, dan Kak Bahri yang telah membantu penulis

selama penelitian.

7. Mama, Papa, kakak, adik, dan suami tercinta yang selalu memberikan

motivasi, doa yang tulus, serta dukungan moril dan materil.

8. Dini Damayanti, S.Si yang telah banyak membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan khususnya Biologi angkatan 2005 (BioMa),

Zahara, Diah, Nelly, Eci, Dita, Mia, dan Peni serta semua pihak yang tak

lelah memberikan semangat, tausiyah dan saran kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki

keterbatasan baik dari segi materi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik serta saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2011

Penulis

Page 10: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1

1.2 Perumusan Masalah …………………………………………….. 2

1.3 Hipotesis ………………………………………………………... 2

1.4 Tujuan …………………………………………………………... 3

1.5 Manfaat …………………………………………………………. 3

1.6 Kerangka Berpikir ………………………………………………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Cyanophyta …………………………………………… 4

2.2 Sistematika Cyanophyta ……………………………………….... 6

2.3 Distribusi Cyanophyta ……………..…………………………… 7

2.4 Kemampuan Fiksasi Nitrogen (N) oleh Cyanophyta ...…………. 7

2.5 Potensi Cyanophyta sebagai Biofertilizer ………………………. 8

2.6 Isolasi dan Identifikasi Cyanophyta ..…………………………… 10

2.7 Persawahan Kampung Sampora ………………………………… 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat ……………………………………………… 13

3.2 Bahan dan Alat …………………………………………………. 13

3.3 Cara Kerja ………………………………………………………. 14

Page 11: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

iv

3.3.1 Penentuan Titik Sampling …………………………………… 14

3.3.2 Isolasi Sampel Tanah …………………................................... 14

3.3.3 Pengayaan Mikroalga Tanah Di Laboratorium ..…………….. 15

3.3.4 Identifikasi Cyanophyta …...………………………………… 16

3.4 Analisis Data …………………………………………………… 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Cyanophyta ..…………………………………. 18

4.2 Deskripsi Genus Cyanophyta .….……………………………….. 23

4.3 Heterokis Cyanophyta …………..………………………………. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 44

5.2 Saran ……………………………………………………………. 45

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 46

LAMPIRAN ……………….……………………………………………… 49

Page 12: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Genus Cyanophyta pada Sampel Permukaan Tanah …………… 18

Tabel 2. Genus Cyanophyta pada Sampel Dalam Tanah ………………… 19

Page 13: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Aliran Kerangka Berpikir ……………………………………… 3

Gambar 2. Sel Heterokis dan Sel Akinet ………………………………….. 6

Gambar 3. Persawahan Penduduk Kampung Sampora …………………… 12

Gambar 4. Aphanocapsa dan Navicula ………………..…………………... 24

Gambar 5. Aphanothece ………………………….………………………... 25

Gambar 6. Gloeocapsa ……………………………………………………. 26

Gambar 7. Chamaesiphon …………………………………………….…… 27

Gambar 8. Chroococcus …..………………………………………………. 28

Gambar 9. Pleurocapsa …..……………………………………………….. 29

Gambar 10. Oscillatoria ….………………………………………………… 31

Gambar 11. Sel hormogonium dan Sel Nekridium ..………………………… 32

Gambar 12. Arthrospira yang Tumbuh Berpilin dan Melingkar …..……….. 33

Gambar 13. Microcoleus …..……………………………………………….. 34

Gambar 14. Scytonema …..…..……………………………………………... 35

Gambar 15. Percabangan Scytonema ………..……..………………………. 36

Gambar 16. Anabaena…...…………………………………………………. 38

Gambar 17. Nostoc ………………………………………………………….. 39

Gambar 18. Calothrix …..………...………………………………………… 40

Gambar 19. Fischerella ….…………………………………………………. 41

Page 14: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian ………………………………………... 49

Lampiran 2. Komposisi Bahan-bahan Kimia yang Digunakan Sebagai

Medium Pengayaan dan Pertumbuhan Mikroalga …………... 50

Lampiran 3. Data Faktor-faktor Lingkungan pada Titik-titik Pengambilan

Sampel ……………………………………………………….. 52

Lampiran 4. Data Cyanophyta Hasil Pengayaan ………………………….. 55

Lampiran 5. Sampel Tanah yang Ditumbuhi Mikroalga namun Tidak

Terdapat Cyanophyta ……………...………………………… 59

Lampiran 6. Denah Pengambilan Sampel Tanah …………………………. 60

Lampiran 7. Lokasi Titik Pengambilan Sampel …………………………... 61

Lampiran 8. Proses Pengayaan Sampel Tanah di Laboratorium ………….. 62

Lampiran 9. Hasil Pengayaan Sampel Tanah dengan Medium Pertumbuhan 63

Page 15: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman hayati memiliki potensi yang besar bagi kelangsungan

hidup manusia serta menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu

keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan oleh manusia adalah dari kelompok

mikroalga. Mikroalga dapat ditemukan di perairan, tanah maupun udara. Sesuai

dengan habitatnya, berbagai jenis mikroalga memiliki karakteristik dan aktivitas

yang berbeda (Ichimura, 1997). Mikroalga tanah memiliki sifat dan karakteristik

khas, seperti kemampuannya untuk memfiksasi nitrogen dan mampu bertahan

dalam kondisi kritis (Coleman, 2001). Mikroalga yang mampu memfiksasi N

dapat dimanfaatkan di bidang pertanian sebagai biofertilizer atau pupuk hayati.

Hal ini menyebabkan mikroalga mampu meningkatkan produksi pertanian bahkan

beberapa negara telah menggunakan mikroalga tanah untuk menggemburkan

tanah (Metting, 1981).

Cyanophyta dapat tumbuh dengan baik di persawahan, baik di air maupun

di tanahnya, karena persawahan menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh

mikroalga untuk hidup tanpa mengganggu tanaman yang tumbuh di sana. Saat ini

persawahan umumnya menggunakan pupuk kimia dan pestisida, penggunaan

bahan-bahan kimia tersebut dalam jangka panjang merupakan ancaman bagi

penurunan keragaman hayati termasuk mikroalga tanah, mengurangi kesuburan

tanah dan memberikan masalah bagi lingkungan (Nugraheni & Winata, 2003).

Page 16: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

2

Dalam lingkungan alaminya Cyanophyta membutuhkan zat hara dari tanah

berupa makronutrien dan mikronutrien. Dalam skala laboratorium, medium yang

sering digunakan untuk pertumbuhan Cyanophyta adalah BBM (Basal Bold

Medium) dan BG-11 (Blue Green Medium) karena kedua medium tersebut

memiliki komponen unsur-unsur hara (bahan kimia) yang dibutuhkan Cyanophyta

untuk dapat tumbuh, terutama unsur nitrogen (N) (Watanabe & Nozaki, 1994).

Kampung Sampora merupakan kawasan pedesaan yang masih memiliki

areal persawahan yang subur dan kehidupan penduduknya bergantung pada

aktivitas pertanian tersebut. Sistem pertanian yang dijalankan oleh masyarakat

Sampora umumnya adalah sawah tadah hujan selain itu mereka juga jarang sekali

memakai pupuk kimia tetapi memakai kompos. Hal tersebut diduga merupakan

tempat yang baik untuk ditemukannya beranekaragam mikroalga.

Keanekaragaman jenis mikroalga di daerah persawahan Kampung Sampora belum

ada yang meneliti sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut untuk

mendapatkan jenis-jenis mikroalga yang berfungsi sebagai biofertilizer.

1.1 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu berapa genus mikroalga

khususnya Cyanophyta hasil isolasi tanah persawahan Kampung Sampora.

1.3 Hipotesis

Diperoleh berbagai genus mikroalga khususnya Cyanophyta dari isolasi

tanah persawahan Kampung Sampora.

Page 17: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

3

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

genus-genus mikroalga Cyanophyta dari tanah persawahan di Kampung Sampora

dan juga genus Cyanophyta yang berpotensi sebagai biofertilizer.

1.5 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

mikroalga khususnya Cyanophyta yang hidup di tanah persawahan. Selanjutnya

beberapa genus yang diperoleh ini dapat dikembangkan untuk memproduksi

biofertilizer.

1.6 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Berpikir

Keanekaragaman hayati

Mikroalga Cyanophyta yang berpotensi sebagai biofertilizer di tanah persawahan

Isolasi Cyanophyta dari tanah persawahan

Identifikasi genus Cyanophyta

Cyanophyta pemfiksasi nitrogen (N)

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia di persawahan

- Menurunkan keanekaragaman hayati - Menurunkan kesuburan tanah - Memberikan masalah bagi lingkungan

Persawahan Kampung Sampora masih relatif subur Diduga kaya akan Cyanophyta

Page 18: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Cyanophyta

Cyanophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Cyano” atau “Kyanỏs” yang

artinya biru sedangkan “Phyta” artinya tumbuhan. Cyanophyta dikenal juga

dengan Cyanobacteri, alga hijau-biru, atau Cyanophytes. Cyanophyta merupakan

mikroalga prokariotik yang mendominasi kehidupan di bumi selama lebih dari 1,5

juta tahun (Graham & Wilcox, 2000). Nama Cyanophyta didasarkan atas pigmen-

pigmen yang terdapat di dalam sel Cyanophyta, yaitu klorofil-a, dan sejumlah

pigmen seperti b-karotin, xantofil dan fikobilin. Pigmen fikobilin yang paling

dikenal pada Cyanophyta adalah pigmen biru c-fikosianin dan pigmen merah c-

fikoeritrin. Dua pigmen unik Cyanophyta ini tidak ditemukan pada anggota alga

lain (Vashista, 1999). Perbandingan macam-macam zat warna tersebut amat labil,

oleh sebab itu warna alga tidak tetap (Tjitrosoepomo, 1998). Perubahan zat warna

itu kemungkinan berhubungan dengan proses metabolisme Cyanophyta seperti

jumlah sinar UV yang diterima, warna pigmen selubung (sheath) atau pertukaran

gas di dalam sel (Graham & Wilcox, 2000).

Cyanophyta merupakan mikroalga bersel tunggal atau berbentuk benang

dengan struktur tubuh yang masih sederhana dan bersifat autotrof. Dinding selnya

mengandung pektin, hemiselulosa dan selulosa yang kadang-kadang berupa

lendir, oleh sebab itu Cyanophyta juga sering disebut sebagai alga lendir

(Myxophyceae). Pada jenis-jenis yang berbentuk benang kadangkala terlihat dapat

Page 19: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

5

melakukan gerakan seperti meluncur pada alas yang basah, tetapi sebenarnya

Cyanophyta tidak dapat bergerak. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya bulu

cambuk yang menyebabkannya bergerak (Tjitrosoepomo, 1998).

Cyanophyta memiliki kemampuan untuk berfotosintesis sehingga alga ini

dianggap sebagai salah satu pelopor dari kehidupan yang penting di dunia ini.

Cyanophyta mempunyai sifat-sifat yang khas, yang tidak dimiliki oleh tumbuhan

lainnya, yaitu tahan kekeringan, tahan panas di dalam air, beberapa jenis dapat

mengikat molekul N2 dari udara jika dalam tanah tidak ada nitrat, dapat tumbuh di

lingkungan toksik, dan dapat tumbuh di perairan dengan salinitas tinggi

(Thajuddin & Subramanian, 1992). Berdasarkan sifat-sifatnya tersebut di atas,

Cyanophyta dapat dikatakan sebagai organisme yang sangat penting dalam

memfiksasi nitrogen dari udara, memperkaya tanah, dan menghasilkan senyawa-

senyawa yang berguna bagi dunia kesehatan, seperti Spirulina sp. (Graham &

Wilcox, 2000).

Cyanophyta memiliki karakter morfologi yang sangat beragam, meliputi

berbagai macam bentuk talus, yaitu uniseluler, koloni, filamen yang tidak

bercabang, atau filamen yang bercabang (Vashishta, 1999). Cyanophyta baik

yang uniseluler maupun yang berfilamen kadang-kadang membentuk struktur

yang dapat dikenali dengan mata telanjang, tetapi biasanya memerlukan

mikroskop untuk mengidentifikasi. Cyanophyta berukuran mulai dari 0,6 µm

sampai 30 µm. Filamen Cyanophyta memiliki kisaran diameter tubuh mulai dari

0,4 µm sampai 45 µm bahkan ada yang melebihi 100 µm. Talus Cyanophyta, baik

yang berbentuk uniseluler maupun filamen, diselubungi oleh suatu selubung

Page 20: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

gelatin (sheath) yang memiliki ukuran bervariasi. Sejumlah sifat morfologi sel

dan filamen Cyanophyta

karakteristik dari sel filamen dikenal sebagai heterokis, yaitu sel yang

terdiferensiasi dari sel vegetatif dan merupakan situs fiksasi nitrogen (Gambar 2).

Pada beberapa genera seperti

sepanjang filamen. Berbeda dengan

yaitu pada salah satu ujung filamen (Whitton dkk., 2002).

2.2 Sistematika Cyanophyta

Divisi Cyanophyta

menjadi 4 ordo, yaitu

Stigonematales. Ordo Chroococcales

Ordo Oscillatoriales memiliki 6 famili, 16 genus dan 139 spesies. Ordo

Nostocales memiliki 7 famili, 16 genus dan 109 spesies. Ordo

memiliki 3 famili, 6 genus dan 15 spesies (Whitton dkk., 2002).

Gambar 2. Sel heterokis (h)(Sumber:

yang memiliki ukuran bervariasi. Sejumlah sifat morfologi sel

Cyanophyta penting dalam identifikasi. Salah satu bentuk

karakteristik dari sel filamen dikenal sebagai heterokis, yaitu sel yang

terdiferensiasi dari sel vegetatif dan merupakan situs fiksasi nitrogen (Gambar 2).

Pada beberapa genera seperti Anabaena, heterokisnya berkembang secara teratur

sepanjang filamen. Berbeda dengan Calothrix yang hanya memiliki satu heterokis

yaitu pada salah satu ujung filamen (Whitton dkk., 2002).

Cyanophyta

Cyanophyta masuk ke dalam kelas Cyanophyceae yang terbagi

menjadi 4 ordo, yaitu Chroococcales, Oscillatoriales, Nostocales

Chroococcales memiliki 12 famili, 35 genus dan 98 spesies.

memiliki 6 famili, 16 genus dan 139 spesies. Ordo

memiliki 7 famili, 16 genus dan 109 spesies. Ordo Stigonematales

memiliki 3 famili, 6 genus dan 15 spesies (Whitton dkk., 2002).

Gambar 2. Sel heterokis (h) dan sel akinet (a). (Sumber: http://www.ibvf.csic.es)

6

yang memiliki ukuran bervariasi. Sejumlah sifat morfologi sel

alam identifikasi. Salah satu bentuk

karakteristik dari sel filamen dikenal sebagai heterokis, yaitu sel yang

terdiferensiasi dari sel vegetatif dan merupakan situs fiksasi nitrogen (Gambar 2).

, heterokisnya berkembang secara teratur

yang hanya memiliki satu heterokis

yang terbagi

Nostocales, dan

memiliki 12 famili, 35 genus dan 98 spesies.

memiliki 6 famili, 16 genus dan 139 spesies. Ordo

Stigonematales

Page 21: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

7

2.3 Distribusi Cyanophyta

Cyanophyta dapat ditemukan pada berbagai kondisi lingkungan baik akuatik

maupun terestrial seperti laut, lumpur, rawa, air tawar, payau, tanah, dan

bebatuan. Pada umumnya Cyanophyta banyak ditemukan pada perairan tawar

dengan pH netral. Meskipun begitu, ada pula Cyanophyta yang hidup pada

lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas, gunung berapi, kutub utara,

perairan dengan salinitas yang tinggi dan gurun. Oleh karena itu Cyanophyta

dikenal sebagai organisme yang kosmopolit (Graham & Wilcox, 2000).

Beberapa penelitian menunjun suhu optimal untuk pertumbuhan Cyanophyta

yaitu 15-35 °C, namun beberapa spesies Cyanophyta pernah ditemukan dapat

bertahan hidup hingga suhu 72 °C di dalam kolam air panas di Taman Nasional

Yellowstone (USA). Cyanophyta juga ditemukan pada saat musim dingin dimana

suhu udara mencapai suhu 0 °C sampai -60 °C (Whitton dkk., 2002).

2.4 Kemampuan Fiksasi Nitrogen (N) oleh Cyanophyta

Kemampuan memfiksasi nitrogen pada alga diketahui hanya pada

Cyanophyta dan khususnya pada kelompok Cyanophyta yang memiliki sel

heterokis. Heterokis merupakan sel yang khas pada Cyanophyta dan terdapat pada

Cyanophyta dengan bentuk filamen kecuali Oscillatoriaceae. Mereka terbentuk

dari perkembangan sel-sel vegetatif dan ditandai oleh kutub nodul, dinding sel

tebal, dan isi yang homogen apabila diamati di bawah mikroskop cahaya

(Nagasathya & Thajuddin, 2008). Jumlah heterokis dapat bertambah ketika

nitrogen dalam lingkungan terbatas. Heterokis terletak di bagian terminal atau

Page 22: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

8

interkalar pada trikom (sel terminal yang berbentuk seperti rambut) dan letaknya

dapat pula merata di antara sel-sel vegetatif (Prihantini dkk., 2008).

Faktor-faktor yang mengendalikan pembentukkan heterokis antara lain

kemungkinan disebabkan rendahnya intensitas cahaya, bertambahnya jumlah

fosfat, dan konsentrasi nitrogen dalam medium. Selain itu diferensiasi heterokis

dapat pula dihambat oleh adanya sumber-sumber gabungan nitrogen (nitrat dan

ammonium nitrogen) (Vashishta, 1999).

Beberapa anggota dari Cyanophyta telah menunjukkan kemampuannya

mengikat nitrogen udara dimana kondisi terbaik dilakukan oleh Cyanophyta

umumnya pada pH 7,0-8,5. Pada tanaman padi sawah yang tergenang air,

Cyanophyta membantu mempertahankan jumlah nitrogen dalam tanah dengan

menggunakan nitrogen bebas dari udara (Hardjowigeno, 2007).

2.5 Potensi Cyanophyta Sebagai Biofertilizer

Tuntutan pengadaan bahan pangan semakin besar karena jumlah penduduk

yang selalu meningkat. Salah satu bahan pangan yang terpenting di Indonesia

adalah beras. Budidaya padi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan

pangan tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan oleh para petani untuk

meningkatkan produksi padi adalah dengan penggunaan pestisida dan pupuk

kimia.

Menurut Swaminathan (2003), pada umumnya penggunaan pupuk kimia

meningkatkan unsur-unsur garam tanah, yaitu Na+, Mg2+, dan Ca2+. Peningkatan

kadar garam dalam tanah pada akhirnya akan menurunkan produktivitas

Page 23: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

9

pertanian. Menurut Roger dkk (1994), penggunaan pestisida yang berlebihan

dapat menimbulkan efek berupa kerusakan lingkungan, ketidakseimbangan pada

populasi organisme di tanah persawahan, dan perubahan efisiensi mikroorganisme

dalam merombak bahan-bahan kimia di dalam pestisida.

Cyanophyta adalah salah satu organisme yang berguna bagi manusia.

Cyanophyta memiliki kemampuan sebagai biofertilizer untuk memerangi polusi

tanah (Thajuddin & Subramanian, 2005). Kesuburan tanah sawah pada negara

tropis disebabkan oleh adanya aktifitas Cyanophyta yang memfiksasi nitrogen

sehingga Cyanophyta dan padi membentuk hubungan simbiosis (Chapman &

Margulis, 1998).

Semua Cyanophyta menggunakan nitrat, nitrit dan ammonium sebagai

sumber pertumbuhan tanaman. Menurut Jeong-Dong & Lee (2006), Cyanophyta

dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer karena memiliki potensi untuk

memproduksi senyawa antimikroba. Berdasarkan penelitian di Iran, sawah

merupakan tempat dengan kondisi yang menguntungkan untuk fiksasi nitrogen

biologis dan perkembangan Cyanophyta (Soltani dkk., 2007). Berbagai

Cyanophyta yang memiliki heterokis dapat memperbaiki nitrogen atmosfer.

Beberapa spesies yang non-heterokis juga dapat memperbaiki nitrogen atmosfer

di bawah kondisi mikroaerofilik (Thajuddin & Subramanian, 2005). Untuk itu,

penggunaan biofertilizer diharapkan dapat mengurangi pemakaian pestisida dan

pupuk kimia. Melalui penggunaan biofertilizer, tanaman dapat tumbuh sehat

sekaligus meningkatkan kelestarian dan kesehatan tanah.

Page 24: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

10

2.6 Isolasi dan Identifikasi Cyanophyta

Pertumbuhan suatu jenis mikroalga sangat erat kaitannya dengan

ketersediaan hara makro dan mikro serta kondisi lingkungan. Faktor-faktor

lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuan mikroalga antara lain cahaya,

suhu dan pH air (Isnansetyo & Kurniastuty, 1995).

Upaya untuk mengisolasi mikroalga baik pada habitat akuatik maupun

terestial perlu memperhatikan musim karena beberapa mikroalga yang hidup

bebas dapat bercampur dengan lumpur. Jika kondisi musim kurang baik

pengambilan, sampel menjadi kurang optimal. Mikroalga tanah dapat dilihat

dengan mata telanjang karena biasanya mereka membentuk lapisan kehijauan

seperti lendir pada permukaan tanah. Hal tersebut memudahkan pengambilan

sampel. Pengambilan sampel mikroalga tanah dilakukan dari permukaan tanah

hingga kedalaman 5 cm karena kemungkinan mikroalga juga terdapat pada

lapisan bawah tanah (Whitton dkk., 2002).

Karakter morfologi adalah karakter yang paling mudah digunakan untuk

mengidentifikasi Cyanophyta. Beberapa karakter morfologi yang perlu

diperhatikan dalam mengidentifikasi Cyanophyta adalah : 1) bentuk talus, dapat

berupa uniseluler, koloni, filamen (bercabang atau tidak bercabang) (Whitton

dkk., 2002); 2) ukuran panjang dan lebar talus; 3) keberadaan selubung gelatin; 4)

bentuk ujung trikom; 5) septa pada filamen bergranula atau tidak; 6) keberadaan

dinding pembatas pada filamen; 7) bentuk spiral pada talus; dan 8) keberadaan

spora, akinet, dan heterokis (Geitler, 1985).

Page 25: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

11

Sebagian besar Cyanophyta yang ditemukan di persawahan adalah

Anabaena, Calothrix, Fischerella, Nostoc, dan Scytonema (Whitton dkk, 2002).

Spesies pemfiksasi nitrogen dari Cyanophyta ini diunggulkan di negara-negara

tropis untuk meningkatkan kesuburan padi di sawah (Vashista, 1999).

2.7 Persawahan Kampung Sampora

Kampung Sampora terletak di daerah subur Gunung Sindur. Secara

geologis, Kampung Sampora merupakan bagian dari Kelurahan Cibinong yang

terletak di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Secara geografis wilayah

Kelurahan Cibinong terletak di 6o 29' 27.79513" lintang selatan dan 106o 50'

56.07379" bujur timur. Dari aspek aksesibilitas dan mobilitas, Kampung Sampora

dapat dikatakan sebagai kampung yang terisolasi dari pusat keramaian. Jalan yang

menjadi akses satu-satunya keluar wilayah itu tertutup oleh Cibinong Science

Center (CSC) atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong. Akses

menuju pusat pemerintahan kota Kecamatan Cibinong berjarak sekitar 4 km,

akses menuju pusat pemerintahan Kabupaten Bogor kurang lebih 4 km dan ke

ibukota Provinsi Jawa Barat 120 km (www.kotabogor.go.id).

Iklim di daerah Kampung Sampora mempunyai curah hujan yang cukup

tinggi, hal ini tidak lain dikarenakan Kampung Sampora merupakan bagian dari

Kabupaten dan Kota Bogor. Khusus untuk Kota Bogor sendiri diberi julukan

sebagai Kota Hujan di Indonesia. Kondisi iklim di Kota Bogor mempunyai suhu

rata-rata tiap bulan 26º C dengan suhu terendah 21,8º C dan suhu tertinggi 30,4º

C. Kelembaban udara 70 % serta curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 –

Page 26: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari

frekuensi rata-rata 191,2 hari hujan setahun (

turun dalam sehari lebih sering terjadi pada sore hari (pukul 12.00

2007).

Kampung Sampora

aktivitas pertanian (Gambar 3). Kawasan Gunung Sindur saat ini telah mengalami

banyak perubahan baik dari segi perekonomian maupun pembangunan, namun

bertani merupakan mata pencaharian utama masyarakat di ka

Gambar 3 (Sumber foto :

Pada umumnya jenis padi yang ditanam penduduk Kampung Sampora

adalah varietas lokal, yaitu Super, Pandan Wangi, Padi Merah, dan Bromo. Benih

padi yang didapat masyarakat Sampora mayoritas berasal dari benih padi di lahan

milik LIPI Cibinong. Hal ini dikarenakan jenis

memiliki masa panen yang lebih cepat, yaitu 3,5 bulan sehingga dalam setahun

para petani di Kampung Sampor

bulir padi yang dihasilkan lebih besar.

m dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari

rata 191,2 hari hujan setahun (www.kotabogor.go.id). Hujan yang

turun dalam sehari lebih sering terjadi pada sore hari (pukul 12.00-15.00) (Tatang,

Kampung Sampora merupakan kawasan pedesaan yang bergantung pada

aktivitas pertanian (Gambar 3). Kawasan Gunung Sindur saat ini telah mengalami

banyak perubahan baik dari segi perekonomian maupun pembangunan, namun

bertani merupakan mata pencaharian utama masyarakat di kampung ini.

3. Persawahan penduduk Kampung Sampora. (Sumber foto : Wulan, 2009)

Pada umumnya jenis padi yang ditanam penduduk Kampung Sampora

adalah varietas lokal, yaitu Super, Pandan Wangi, Padi Merah, dan Bromo. Benih

yang didapat masyarakat Sampora mayoritas berasal dari benih padi di lahan

Hal ini dikarenakan jenis-jenis benih padi tersebut

memiliki masa panen yang lebih cepat, yaitu 3,5 bulan sehingga dalam setahun

para petani di Kampung Sampora dapat panen sebanyak 3-4 kali. Selain itu bulir

bulir padi yang dihasilkan lebih besar.

12

m dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari dengan

). Hujan yang

15.00) (Tatang,

merupakan kawasan pedesaan yang bergantung pada

aktivitas pertanian (Gambar 3). Kawasan Gunung Sindur saat ini telah mengalami

banyak perubahan baik dari segi perekonomian maupun pembangunan, namun

mpung ini.

Pada umumnya jenis padi yang ditanam penduduk Kampung Sampora

adalah varietas lokal, yaitu Super, Pandan Wangi, Padi Merah, dan Bromo. Benih

yang didapat masyarakat Sampora mayoritas berasal dari benih padi di lahan

jenis benih padi tersebut

memiliki masa panen yang lebih cepat, yaitu 3,5 bulan sehingga dalam setahun

4 kali. Selain itu bulir-

Page 27: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan dari September 2009 sampai dengan Mei 2010. Isolasi

sampel tanah dilaksanakan di wilayah persawahan Kampung Sampora, Cibinong,

Bogor mulai pukul 08.30-17.00 WIB sedangkan identifikasi sampel dilakukan di

laboratorium Fisiologi Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah sampel mikroalga yang diambil dari tanah

sawah, Basal Bold Medium (BBM), Blue Green Medium (BG-11) dan A5

Solution (Lampiran 2).

Peralatan yang digunakan adalah kape, tabung plastik/kantong plastik

berkancing (sealed plastic-bag), kotak sampel, cawan petri (Normax), pipet

Pasteur (Iwaki), pipet ukur (Iwaki), mikroskop cahaya (Olympus C011), pinset,

bunsen/pembakar spiritus, lampu TL 36 W (Philips), thermometer (Boeco), pH

indikator (Merck), labu Erlenmeyer (Schott Duran), vortex (Termolyne-Maxi

Mix), timbangan analitik (Ohaus-Explorer Pro), LAFC, labu ukur (Iwaki), stirer

(Mettler Toledo), Autoklaf (Omron ALP), Objeck Glass (Menzel-Glaser), Cover

Glass (Menzel-Glaser), botol vial, aluminium foil, gunting/cutter, kapas, botol

semprot, nampan, lemari pendingin, tisu, korek api, kertas label, dan alat tulis.

Page 28: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

14

3.3 Cara Kerja

Rangkaian kerja pada penelitian ini terangkum dalam bagan alir di lampiran

1. Tahapan-tahapan kerja penelitian adalah sebagai berikut:

3.3.1 Penentuan Titik Sampling

Sampling tanah dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu

penentuan titik sampling dilakukan atas dasar kriteria yang telah ditentukan oleh

peneliti dan dianggap bahwa unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam

anggota sampel yang akan diambil sehingga memungkinkan peneliti menentukan

titik-titik pengambilan tanah sesuai dengan kondisi/medan yang ada pada saat itu

(Nasution, 2003). Penentuan titik-titik sampling didasarkan pada umur penanaman

padi. Jumlah petak sawah yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel

adalah 6 petak. Masing-masing petak diambil 4 titik sampling dengan pembagian

2 petak ditanami padi umur 1 bulan, 2 petak ditanami padi umur 2 bulan dan 2

petak ditanami padi umur 3 bulan (Lampiran 6 dan 7).

3.3.2 Isolasi Sampel Tanah

Sampel tanah diambil pada bagian permukaan tanah dengan ketebalan 0-2

cm dan bagian dalam tanah dengan ketebalan 5-10 cm. Pengambilan tanah

dilakukan dengan menggunakan kape. Jumlah sampel tanah yang diambil adalah

sebanyak 144 sampel. Sampel tanah kemudian dimasukkan ke dalam tabung

plastik atau kantung plastik berkancing (sealed plastic-bag).

Masing-masing kantung plastik berisi sampel tanah kemudian diberi label

yang berisi informasi tentang tempat dan tanggal pengambilan sampel serta diberi

kode titik sampling. Data lingkungan berupa pH tanah dan suhu juga dicatat.

Page 29: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

15

Seluruh sampel tanah yang telah ditempatkan di plastik berkancing kemudian

disimpan di dalam kotak sampel yang tertutup rapat sehingga aman dibawa ke

laboratorium.

3.3.3 Pengayaan Mikroalga Tanah di Laboratorium

Cawan petri, pipet Pateur, pipet ukur, Erlenmeyer, tabung ukur, dan tabung

reaksi yang akan digunakan dicuci, dikeringkan, dan dibungkus dengan kertas

kemudian disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu 121°C selama 15

menit dengan tekanan 2 atm. Pada suhu dan tekanan yang sama, botol vial ukuran

500 ml yang berisi akuades ditutup dengan aluminium foil serta plastik tahan

panas, diikat dengan karet kemudian disterilisasi menggunakan autoclave.

Sebelum melakukan pengayaan sampel tanah, pertama-tama dibuat medium

pertumbuhan yaitu BBM dan BG-11. Masing-masing medium terlebih dahulu

dibuat larutan stok. Larutan stok medium pertumbuhan dibuat dengan cara

melarutkan bahan kimia sesuai dengan komposisi medium yang ditetapkan

(Lampiran 2). Pembuatan medium pertumbuhan dilakukan dengan cara

menambahkan 10 ml dari setiap larutan stok ke dalam Erlenmeyer 1 liter

kemudian ditambahkan akuades steril. Larutan yang telah dihomogenkan tersebut

selanjutnya disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15

menit dengan tekanan 2 atm.

Pengayaan sampel tanah dilakukan dengan dua tahap menggunakan dua

medium pertumbuhan, yaitu BBM dan BG-11. Tahap pertama pengayaan sampel

dilakukan dari Oktober 2009 sampai Desember 2009. Tahap kedua pengayaan

sampel tanah dilakukan dari Januari 2010 sampai Maret 2010.

Page 30: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

16

Sampel tanah ditimbang sebanyak 5 g kemudian diletakkan di cawan petri

(sterilized-plate) dan dibiarkan mengering selama 3-7 hari (Lampiran 8). Setelah

kering, sampel tanah ditambahkan akuades steril atau medium inorganik

secukupnya (tidak sampai membanjiri sampel) (Lampiran 9).

Mikroalga baru tumbuh kurang lebih 2 atau 3 minggu setelah pemberian

medium namun masih berupa spora mikroalga. Pengamatan sampel mikroalga

yang telah tumbuh tersebut dilakukan setiap hari. Setelah kurang lebih 3 bulan

sampel mikroalga baru dapat diidentifikasi karena pada tahap ini sel vegetatif

masing-masing mikroalga sudah benar-benar terbentuk sehingga sudah dapat

dibedakan satu sama lain dan memudahkan identifikasi.

3.3.4 Identifikasi Cyanophyta

Identifikasi dilakukan dengan mengamati sampel alga yang telah tumbuh

setiap hari. Sel mikroalga memiliki karakteristik khas yang digunakan sebagai

pengenalan atau identifikasi jenis, yaitu meliputi bentuk talus (uniseluler, koloni,

filamen), susunan sel dalam koloni, selubung gelatin dalam filamen, percabangan

filamen, dan keberadaan akinet. Pada beberapa genus, pengukuran morfometri

(panjang dan lebar sel atau suatu ornamen) harus dilakukan (Whitton dkk, 2002).

Pada penelitian ini, identifikasi Cyanophyta dilakukan hingga tingkat genus

karena perbesaran mikroskop yang digunakan terbatas yaitu 10 x 40 dan 10 x 100

sehingga identifikasi Cyanophyta berdasarkan pada morfologi. Buku identifikasi

yang dijadikan acuan adalah Whitton dkk., (2002) dan Graham & Wilcox (2000).

Page 31: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

17

3.4 Analisis Data

Data hasil isolasi dan identifikasi dianalisis menggunakan metode kualitatif

dengan membuat deskripsi ciri-ciri Cyanophyta yang telah diamati. Hasil

deskripsi digunakan untuk menentukan nama-nama genus Cyanophyta.

Page 32: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Cyanophyta

Berdasarkan hasil pengayaan sampel (288 sampel tanah), 227 sampel

memperlihatkan pertumbuhan Cyanophyta. Tiga puluh satu sampel tidak

ditumbuhi Cyanophyta (Lampiran 5). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh

adanya kompetisi antar mikroalga pada saat tumbuh.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil identifikasi diketahui bahwa

terdapat 14 genus Cyanophyta, terdiri dari 12 famili yang ditemukan pada

berbagai umur sawah. Berikut ini adalah data genus Cyanophyta yang telah

diidentifikasi dari hasil pengayaan sampel tanah (Tabel 1 dan 2).

Tabel 1. Genus Cyanophyta pada sampel permukaan tanah

No. Genus Padi Umur 1 Bulan

Padi Umur 2 Bulan

Padi Umur 3 Bulan

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1. Aphanocapsa - - - √ - - - - - 2. Aphanothece √ - - - - - √ - - 3. Gloeocapsa √ √ √ √ - - √ - - 4. Chamaesiphon - - - - - - √ - - 5. Chroococcus - - - √ - - √ √ - 6. Pleurocapsa - - - - - - - - - 7. Oscillatoria √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8. Arthrospira √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9. Microcoleus - √ - - √ - - - - 10. Scytonema - - - √ - - √ - - 11. Anabaena √ - - - √ - - √ - 12. Nostoc √ - √ √ √ - √ √ √ 13. Calothrix - - - - √ - - √ - 14. Fischerella - - - - - - - - √

Jumlah 6 4 4 7 6 2 8 6 4

Keterangan : √ : ada - : Tidak ada

Page 33: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

19

Tabel 2. Genus Cyanophyta pada sampel dalam tanah

No. Genus Padi Umur 1 Bulan

Padi Umur 2 Bulan

Padi Umur 3 Bulan

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1. Aphanocapsa - √ - - - - - - - 2. Aphanothece √ - √ - - - - - - 3. Gloeocapsa √ - - √ √ - √ - - 4. Chamaesiphon - - - - - - - - - 5. Chroococcus - √ √ - - - √ - - 6. Pleurocapsa - √ √ - - - - √ - 7. Oscillatoria √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8. Arthrospira - √ √ - √ √ - √ - 9. Microcoleus - - - - - - - - - 10. Scytonema - √ - - - √ - √ - 11. Anabaena √ √ √ - - - √ - - 12. Nostoc √ √ √ - √ √ √ √ √ 13. Calothrix - - - - √ - - - - 14. Fischerella - - √ √ - - - - -

Jumlah 5 8 8 4 5 4 5 5 2

Keterangan : √ : ada - : Tidak ada

Berdasarkan data yang didapat, ada beberapa genus yang sering ditemukan

pada berbagai umur sawah (1, 2 dan 3 bulan), yaitu Oscillatoria dari ordo

Oscillatoriales dan Nostoc dari ordo Nostocales. Hal ini dikarenakan kedua genus

ini dapat hidup bebas di berbagai kondisi lingkungan terutama pada tanah-tanah

persawahan yang banyak mengandung mineral.

Oscillatoria merupakan genus yang mampu beradaptasi dan bertahan pada

berbagai kondisi lingkungan dikarenakan memiliki kemampuan metabolisme yang

sangat baik, yaitu mampu menyesuaikan jumlah klorofil dan pigmen lain di dalam

selnya. Nostoc mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang sangat kering

dengan cara melakukan diferensiasi sel vegetatif menjadi sel akinet yang berupa

sel berdinding tebal dan berisi cadangan makanan. Hal ini menyebabkan kedua

genus tersebut sering kali ditemukan di tanah persawahan Kampung Sampora

pada berbagai umur sawah (1, 2 dan 3 bulan).

Page 34: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

20

Chamaesiphon dan Pleurocapsa yang ditemukan di daerah persawahan

Kampung Sampora merupakan catatan terbaru bagi mikroalga tanah persawahan

karena pada penelitian-penelitian sebelumnya tidak pernah dilaporkan adanya

kedua genus tersebut. Genus Cyanophyta yang hidupnya berkoloni seperti

Merismopedia dan Microcystis atau yang berfilamen seperti Lyngbya dan

Tolypothrix yang ditemukan pada penelitian di tanah persawahan Korea yang

dilakukan oleh Jeong-Dong & Lee (2006) tidak ditemukan pada sampel tanah

Kampung Sampora.

Berdasarkan data yang didapat, pada sampel umur sawah 1 bulan ada 6 genu

yang mendominasi pada sampel permukaan pagi hari, yaitu Aphanothece,

Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Anabaena, dan Nostoc. Pada sampel

bagian dalam tanah sawah genus yang ditemukan pada pagi hari lebih sedikit,

yaitu Aphanothece, Gloeocapsa, Oscillatoria, Anabaena, dan Nostoc. Pada

sampel permukaan siang genus yang ditemukan lebih sedikit, yaitu Gloeocapsa,

Oscillatoria, Arthrospira, dan Microcoleus sedangkan pada sore hari yaitu

Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, dan Nostoc (Tabel 1 dan Lampiran 4).

Pada sampel dalam tanah siang dan sore hari genus yang ditemukan cenderung

lebih banyak, yaitu Aphanocapsa, Chroococcus, Pleurocapsa, Oscillatoria,

Arthrospira, Scytonema, Anabaena, dan Nostoc untuk sampel siang hari

sedangkan sore hari yaitu Aphanothece, Chroococcus, Pleurocapsa, Oscillatoria,

Arthrospira, Anabaena, Nostoc, dan Fischerella (Tabel 2 dan Lampiran 4 ). Hal

tersebut sangat mungkin disebabkan pada bulan pertama masa tanam, jarak

tumbuh tanaman padi masih sangat jarang, sehingga dapat dikatakan Cyanophyta

Page 35: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

21

masih mendapatkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Oleh karena

itu genus Cyanophyta yang ditemukan lebih banyak pada sampel permukaan

tanah daripada sampel dalam tanah. Sedangkan pada sampel dalam tanah di siang

hari jumlah genus Cyanophyta lebih banyak dibandingkan dengan sampel

permukaan tanah di siang hari. Hal ini kemungkinan disebabkan pada siang hari

mikroalga cenderung sensitif terhadap paparan cahaya matahari sehingga

Cyanophyta cenderung bergerak menuju ke dalam tanah. Namun berbeda dengan

kondisi pada sore hari dimana cahaya matahari sudah tidak ada sehingga

menyebabkan aktivitas dan pertumbuhan mikroalga menjadi berkurang pula.

Pada sampel tanah permukaan sawah umur 2 bulan genus yang ditemukan

lebih banyak pada pagi hari, yaitu Aphanocapsa, Gloeocapsa, Chroococcus,

Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, dan Nostoc sedangkan pada sampel dalam

tanah pagi hari genus ditemukan hanya 3, yaitu Gloeocapsa, Oscillatoria, dan

Fischerella. Pada sampel permukaan siang hari genus yang ditemukan yaitu

Oscillatoria, Arthrospira, Microcoleus, Anabaena, Nostoc, dan Calothrix. Pada

sampel permukaan sawah di sore hari hanya ditemukan 2 genus saja, yaitu

Oscillatoria dan Arthrospira (Tabel 1 dan Lampiran 4). Jika dibandingkan dengan

sampel dalam tanah sawah umur 1 bulan pada siang hari dan sore hari, sampel

dalam tanah sawah umur 2 bulan pada siang hari genus yang ditemukan lebih

sedikit, yaitu Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Nostoc, dan Calothrix. Sama

halnya dengan sampel siang hari, genus yang ditemukan pada sampel sore hari

lebih sedikit, yaitu Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, dan Nostoc (Tabel 2 dan

Lampiran 4). Perbedaan yang sangat signifikan ini kemungkinan disebabkan

Page 36: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

22

mulai merapatnya jarak tumbuh padi sehingga Cyanophyta yang berada di dalam

tanah lebih banyak bergerak ke permukaan tanah untuk mendapatkan cahaya

matahari untuk proses fotosintesis.

Pada sampel tanah permukaan sawah umur 3 bulan Cyanophyta yang

ditemukan pada pagi hari yaitu Aphanothece, Gloeocapsa, Chamaesiphon,

Chroococcus, Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, dan Nostoc. Pada sampel

dalam tanah pagi hari sebanyak 5 genus, yaitu Gloeocapsa, Chroococcus,

Oscillatoria, Anabaena, dan Nostoc. Pada sampel permukaan siang hari genus

yang ditemukan yaitu Chroococcus, Oscillatoria, Arthrospira, Microcoleus,

Anabaena, Nostoc, dan Calothrix sedangkan sore hari genus yang ditemukan yaitu

Oscillatoria, Arthrospira, Nostoc, dan Fischerella (Tabel 1 dan Lampiran 4). Pada

sampel dalam tanah siang hari genus yang ditemukan yaitu Pleurocapsa,

Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, dan Nostoc. Pada sore hari jumlah

Cyanophyta yang ditemukan sangat sedikit, yaitu Oscillatoria dan Nostoc saja.

Pada saat umur tanam padi mencapai 3 bulan, jarak tumbuh tanaman padi semakin

rapat dan bulir-bulir yang telah matang akan semakin merunduk sehingga tanah

tertutupi oleh kanopi tanaman. Keadaan demikian menyebabkan Cyanophyta lebih

sering bergerak ke permukaan tanah baik pada pagi hari, siang hari maupun sore

hari menuju sumber cahaya. Selain itu kemungkinan Cyanophyta bergerak ke

permukaan untuk melakukan fiksasi nitrogen karena pada saat padi berumur 3

bulan merupakan saat dimana padi membutuhkan ammonia dalam jumlah banyak

agar dapat tumbuh subur.

Page 37: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

23

Penelitian lain menyebutkan bahwa pertumbuhan mikroalga dan

kebutuhannya terhadap cahaya memang dipengaruhi oleh adanya kanopi tanaman

(dalam hal ini tanaman padi). Hal tersebut dikarenakan semakin rapatnya jarak

pertumbuhan tanaman padi serta kanopi tanaman yang semakin menutupi tanah

sehingga jumlah mikroalga di dalam tanah semakin menurun (Roger dkk., 1985).

Dengan demikian pada bulan pertama masa tanam padi Cyanophyta

cenderung berada di permukaan tanah di pagi hari dan berada di dalam tanah pada

siang dan sore hari. Pada bulan kedua dan ketiga masa tanam padi, Cyanophyta

cenderung berada di permukaan tanah. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan

Cyanophyta terhadap cahaya untuk berfotosintesis dan adanya kanopi tanaman

yang semakin rapat.

4.2 Deskripsi Genus Cyanophyta

Berikut deskripsi morfologi dari 14 genus Cyanophyta tersebut :

1. Aphanocapsa

Aphanocapsa diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta, kelas

Cyanophyceae, ordo Chroococcales, famili Merismopediaceae, dan genus

Aphanocapsa. Warna koloni biru kehijauan, merupakan koloni non-filamen,

bentuk koloni agak bulat dengan diameter koloni 20 µm Selubung gelatin

(mucilago) tidak berwarna/tidak jelas, koloni terdiri dari beberapa sel kecil

berbentuk bulat. Letak sel tidak beraturan, padat, tidak memiliki sel heterokis. Sel

individu sangat kecil dengan diameter antara 1,5 – 3 µm.

Page 38: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 4. (Sumber foto: 2. Apanothece

Aphanothece diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo Chroococcales

Aphanothece. Warna koloni biru kehijauan atau biru pucat, dapat pula

(sel tunggal), merupakan koloni non

dengan diameter koloni lebih dari 100 µm. M

koloni terdiri dari beberapa sel kecil berbentuk oval, elips atau seperti batang,

lurus atau sedikit melengkung dengan ujung bulat, kadang tampak terjadi

pembelahan sel.

Dari beberapa pengamatan jenis ini hidup menempel pada spesies

Cyanophyta lain (Gambar

beraturan bersama Oscillatoria

penelitian dan identifikasi yang dilakukan

A

N

Gambar 4. Aphanocapsa (A) dan Navicula (N). (Sumber foto: Wulan, 2009)

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Chroococcales, famili Synechococcaceae, dan genus

. Warna koloni biru kehijauan atau biru pucat, dapat pula

(sel tunggal), merupakan koloni non-filamen, bentuk koloni bulat atau lonjong,

meter koloni lebih dari 100 µm. Musilago tidak berwarna/tidak jelas,

koloni terdiri dari beberapa sel kecil berbentuk oval, elips atau seperti batang,

lurus atau sedikit melengkung dengan ujung bulat, kadang tampak terjadi

a pengamatan jenis ini hidup menempel pada spesies

lain (Gambar 5). Aphanothece yang ditemukan tumbuh tidak

Oscillatoria dan ciri-ciri pertumbuhan ini sama dengan hasil

penelitian dan identifikasi yang dilakukan oleh Graham dan Wilcox (2000).

24

Cyanophyta, kelas

, dan genus

. Warna koloni biru kehijauan atau biru pucat, dapat pula uniseluler

bulat atau lonjong,

usilago tidak berwarna/tidak jelas,

koloni terdiri dari beberapa sel kecil berbentuk oval, elips atau seperti batang,

lurus atau sedikit melengkung dengan ujung bulat, kadang tampak terjadi

a pengamatan jenis ini hidup menempel pada spesies

yang ditemukan tumbuh tidak

ciri pertumbuhan ini sama dengan hasil

lcox (2000).

Page 39: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 5. Aphanothecepembelahan sel pada Aphanothece

3. Gloeocapsa

Gloeocapsa diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo

Gloeocapsa. Warna koloni hijau, spesies ini merupakan koloni non

bentuk koloni tidak beraturan, diameter koloni 50 µm

Genus ini mempunyai musilago besar karena g

musilago induk tidak berwarna namun tampak jelas, begitu juga dengan musilago

sel terkadang tampak jelas sehingga terlihat jarak antar sel dalam koloni berjauhan

karena masing-masing sel diselubungi oleh musilago. Koloni terdiri

sel berbentuk bulat, oval atau elips, bentuk sel menjadi hemisperikal setiap setelah

terjadi pembelahan sel, dan diameter sel 1 µm

Aphanothece. Koloni Aphanothece menempel pada OscillatoriaAphanothece (b). (Sumber foto: Wulan, 2009)

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

, ordo Chroococcales, famili Microcystaceae, dan genus

. Warna koloni hijau, spesies ini merupakan koloni non

bentuk koloni tidak beraturan, diameter koloni 50 µm-100 µm.

Genus ini mempunyai musilago besar karena gabungan dari beberapa sel,

musilago induk tidak berwarna namun tampak jelas, begitu juga dengan musilago

sel terkadang tampak jelas sehingga terlihat jarak antar sel dalam koloni berjauhan

masing sel diselubungi oleh musilago. Koloni terdiri dari beberapa

sel berbentuk bulat, oval atau elips, bentuk sel menjadi hemisperikal setiap setelah

terjadi pembelahan sel, dan diameter sel 1 µm-3 µm (Gambar 6).

25

Oscillatoria (a) dan

Cyanophyta, kelas

, dan genus

. Warna koloni hijau, spesies ini merupakan koloni non-filamen,

abungan dari beberapa sel,

musilago induk tidak berwarna namun tampak jelas, begitu juga dengan musilago

sel terkadang tampak jelas sehingga terlihat jarak antar sel dalam koloni berjauhan

dari beberapa

sel berbentuk bulat, oval atau elips, bentuk sel menjadi hemisperikal setiap setelah

Page 40: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 6. Gloeocapsa. Dua sel dalam satu musilago yang tampak jelas (tanda panah) (a), Gloeocapsa dengan musilago induk (tanda panah) (b), sampel 2aPs1 (c), sel berbentuk hemisperikal setelah pembelahan (tanda lingkaran) (d). (Sumber foto: Wulan, 2009) 4. Chamaesiphon

Chamaesiphon

Cyanophyceae, ordo Chroococcales

Chamaesiphon. Sel menempel pada substrat (ditemukan pada

bentuk sel heteropolar, yaitu agak memanjang denga

menempel pada subsrat agak menyempit dan ujung sel membulat.

Genus ini merupakan spesies non

membulat merupakan eksospora, uniseluler, bentuk sel oval memanjang, warna

sel biru-hijau pucat, sel diselu

pada ujungnya apabila terjadi pembelahan, musilago tidak berwarna, dan panjang

. Dua sel dalam satu musilago yang tampak jelas (tanda panah) dengan musilago induk (tanda panah) (b), sampel 2aPs1 (c), sel

berbentuk hemisperikal setelah pembelahan (tanda lingkaran) (d). (Sumber foto:

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Chroococcales, famili Chamaesiphonaceae, dan genus

. Sel menempel pada substrat (ditemukan pada Oscillatoria

bentuk sel heteropolar, yaitu agak memanjang dengan bagian pangkal yang

menempel pada subsrat agak menyempit dan ujung sel membulat.

Genus ini merupakan spesies non-filamen dengan ujung sel yang

membulat merupakan eksospora, uniseluler, bentuk sel oval memanjang, warna

hijau pucat, sel diselubungi oleh musilago yang memanjang dan terbuka

pada ujungnya apabila terjadi pembelahan, musilago tidak berwarna, dan panjang

26

. Dua sel dalam satu musilago yang tampak jelas (tanda panah) dengan musilago induk (tanda panah) (b), sampel 2aPs1 (c), sel

berbentuk hemisperikal setelah pembelahan (tanda lingkaran) (d). (Sumber foto:

Cyanophyta, kelas

, dan genus

Oscillatoria),

n bagian pangkal yang

filamen dengan ujung sel yang

membulat merupakan eksospora, uniseluler, bentuk sel oval memanjang, warna

bungi oleh musilago yang memanjang dan terbuka

pada ujungnya apabila terjadi pembelahan, musilago tidak berwarna, dan panjang

Page 41: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

sel tanpa musilago yaitu 15 µm (Gambar 7). Menurut Whitton dkk (2002), sel

dewasa Chamaesiphon

terlihat dengan mata telanjang dalam satu koloni besar.

15 µm

Gambar 7. ChamaesiphoWulan, 2009) 5. Chroococcus

Chroococcus diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo Chroococcales

Chroococcus termasuk ke dalam

hijau, hijau buah zaitun, hijau

(Gambar 8b). Bentuk sel tidak teratur. Pada sampel 6aDp3 sel ada yang berbentuk

bola namun tidak bulat benar (Gambar 8e), musilago jelas dan tidak berwarna,

dalam satu koloni terdapat 2

berjauhan. Diameter sel 5 µm

sel tanpa musilago yaitu 15 µm (Gambar 7). Menurut Whitton dkk (2002), sel

pada beberapa spesies dapat berbentuk makroskopis atau

terlihat dengan mata telanjang dalam satu koloni besar.

on. Sampel 5dPp3 (a) dan sampel 6bPp3 (b). (Sumber foto:

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Chroococcales, famili Chroococcaceae, genus Chroococcus

termasuk ke dalam Cyanophyta non-filamen, uniseluler, warna sel

hijau, hijau buah zaitun, hijau-biru, atau kekuningan seperti pada sampel 2dDr1

(Gambar 8b). Bentuk sel tidak teratur. Pada sampel 6aDp3 sel ada yang berbentuk

bola namun tidak bulat benar (Gambar 8e), musilago jelas dan tidak berwarna,

dalam satu koloni terdapat 2-4 sel, jarak antar sel adalam satu koloni a

berjauhan. Diameter sel 5 µm- 10 µm.

27

sel tanpa musilago yaitu 15 µm (Gambar 7). Menurut Whitton dkk (2002), sel

uk makroskopis atau

(Sumber foto:

Cyanophyta, kelas

Chroococcus.

filamen, uniseluler, warna sel

seperti pada sampel 2dDr1

(Gambar 8b). Bentuk sel tidak teratur. Pada sampel 6aDp3 sel ada yang berbentuk

bola namun tidak bulat benar (Gambar 8e), musilago jelas dan tidak berwarna,

4 sel, jarak antar sel adalam satu koloni agak

Page 42: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 8. Chroococcus. Sampel 1bDs1 (a), sampel 2dDr1 (b), sampel 6cPs3 (c), sampel 3dPp2 (d), sampel 6aDp3 (e), dan sampel 1cDs1 (f). (Sumber foto: 6. Pleurocapsa

Pleurocapsa diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo Chroococcales

Pleurocapsa merupakan jenis uniseluler non

10 µm

5 µm

Sampel 1bDs1 (a), sampel 2dDr1 (b), sampel 6cPs3 (c), sampel 3dPp2 (d), sampel 6aDp3 (e), dan sampel 1cDs1 (f). (Sumber foto: Wulan, 2009

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Chroococcales, famili Hyellaceae, dan genus Pleurocapsa

merupakan jenis uniseluler non-filamen, dalam penelitian jenis ini

28

Sampel 1bDs1 (a), sampel 2dDr1 (b), sampel 6cPs3 (c), sampel Wulan, 2009)

Cyanophyta, kelas

Pleurocapsa.

filamen, dalam penelitian jenis ini

Page 43: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

ditemukan menempel pada

beberapa kelompok sel yang tumbuh membentuk baris yang

saling menempel. Selain itu ada pula beberapa sel yang ditemukan bercabang

(ditemukan pada sampel 1cDs1 dan 6bDs3). Ukuran sel bervariasi, agak

memanjang atau membulat dengan isi sel yang tampak jelas berupa butiran

butiran berwarna hijau

musilago berwarna kecoklatan dan sangat tipis. Lebar sel 10 µm

sedangkan diameter sel 3 µm

adalah adanya baeocytes

sel yang berada pada bagian ujung percabangan sel.

Gambar 9. Pleurocapsa. Sampel 1bDr1 (a), sampel 1cDs1 (b), dan panah) pada sampel 6bDs3 (c dan d). (Sumber foto:

ditemukan menempel pada Chlorophyta sebagai substratnya. Jenis ini terdiri dari

beberapa kelompok sel yang tumbuh membentuk baris yang tidak teratur dan

saling menempel. Selain itu ada pula beberapa sel yang ditemukan bercabang

(ditemukan pada sampel 1cDs1 dan 6bDs3). Ukuran sel bervariasi, agak

memanjang atau membulat dengan isi sel yang tampak jelas berupa butiran

butiran berwarna hijau, kekuningan, atau kemerahan. Sel diselubungi oleh

musilago berwarna kecoklatan dan sangat tipis. Lebar sel 10 µm

sedangkan diameter sel 3 µm-9 µm (Gambar 9). Ciri khas dari Pleurocapsa

baeocytes, yaitu sel yang terbentuk pada saat terjadi pembesaran

sel yang berada pada bagian ujung percabangan sel.

20 µm

. Sampel 1bDr1 (a), sampel 1cDs1 (b), dan baeocytespanah) pada sampel 6bDs3 (c dan d). (Sumber foto: Wulan, 2009)

29

sebagai substratnya. Jenis ini terdiri dari

tidak teratur dan

saling menempel. Selain itu ada pula beberapa sel yang ditemukan bercabang

(ditemukan pada sampel 1cDs1 dan 6bDs3). Ukuran sel bervariasi, agak

memanjang atau membulat dengan isi sel yang tampak jelas berupa butiran-

, kekuningan, atau kemerahan. Sel diselubungi oleh

musilago berwarna kecoklatan dan sangat tipis. Lebar sel 10 µm-20 µm

Pleurocapsa

terjadi pembesaran

baeocytes (tanda

Page 44: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

30

7. Oscillatoria

Oscillatoria diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta, kelas

Cyanophyceae, ordo Oscillatoriales, famili Oscillatoriaceae, dan genus

Oscillatoria. Oscillatoria memiliki bentuk tubuh berupa koloni filamen (trikom),

trikom lurus, berlapis-lapis, tidak bercabang, musilago tipis dan tidak berwarna.

Pada beberapa sampel ditemukan Oscillatoria dengan musilago agak tebal, hal ini

kemungkinan disebabkan kondisi lingkungan yang kurang baik sebagai tempat

tumbuhnya, karena menurut Komarek (2005), musilago pada Oscillatoria pada

umumnya sangat tipis bahkan tidak ada, namun musilago akan tampak apabila

Oscillatoria berada pada kondisi lingkungan yang ekstrim.

Warna koloni biru-hijau atau hijau, tebal trikom berbeda-beda, diameter

dapat mencapai 3 µm-10 µm, panjang trikom dapat lebih dari 100 µm, ujung

trikom membulat (pada pengamatan tidak ditemukan adanya kaliptra), tidak

memiliki sel heterokis, pada beberapa sampel ditemukan Oscillatoria dengan

vakuola gas. Hasil pengamatan beberapa jenis ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 45: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

40 µm

H

N

3 µm

Gambar 10. Oscillatoria. (a-g). Sampel 1aDr1 (a), sampel 4dPp2 (b), sampel 1aDs1 (c), formasi pembentukan hormogonium (H) dan sel nekridium (N) pada sampel 4dPs2 (d), sampel 5dPs3 (e dan f), dan vakuola gas (lingkaran) pada sampel 4cDr2 (f). (Sumber foto:

>100 µm

5 µm

3 µm g). Sampel 1aDr1 (a), sampel 4dPp2 (b), sampel 1aDs1 (c), formasi

pembentukan hormogonium (H) dan sel nekridium (N) pada sampel 4dPs2 (d), sampel 5dPs3 (e dan f), dan vakuola gas (lingkaran) pada sampel 4cDr2 (f). (Sumber foto: Wulan, 2009

31

>100 µm

5 µm

6 µm

g). Sampel 1aDr1 (a), sampel 4dPp2 (b), sampel 1aDs1 (c), formasi pembentukan hormogonium (H) dan sel nekridium (N) pada sampel 4dPs2 (d), sampel 5dPs3 (e

Wulan, 2009)

Page 46: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

8. Arthrospira

Arthrospira diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo

Arthrospira. Arthrospira

Ciri yang ditemukan selama pengamatan yaitu sel multiseluler, warna koloni biru

kehijauan, trikom spiral dan tidak bercabang dengan rasio lebar lekukan 5 µm

µm, bentuk trikom silindris, musilago tidak jelas, tidak memiliki heterokis,

diameter trikom 1 µm- 10 µm.

Beberapa Arthrospira

dengan penelitian Whitton dkk (2002) dimana

memiliki vakuola gas, sedangkan

ditemukan adanya vakuola gas. Vakuola gas kemungkinan akan dapat ditemukan

apabila peneliti juga menggunakan mikroskop elektron. Hasil pengamatan dapat

dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.

4 µm

Gambar 11 (Sumber foto:

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

, ordo Oscillatoriales, famili Phormidiaceae, dan genus

Arthrospira merupakan salah satu koloni Cyanophyta berfilamen.

Ciri yang ditemukan selama pengamatan yaitu sel multiseluler, warna koloni biru

kehijauan, trikom spiral dan tidak bercabang dengan rasio lebar lekukan 5 µm

µm, bentuk trikom silindris, musilago tidak jelas, tidak memiliki heterokis,

10 µm.

Arthrospira yang diamati tumbuh berpilin (melingkar). Berbeda

dengan penelitian Whitton dkk (2002) dimana Arthrospira yang ditemukan

memiliki vakuola gas, sedangkan Arthrospira yang diidentifikasi peneliti tidak

adanya vakuola gas. Vakuola gas kemungkinan akan dapat ditemukan

apabila peneliti juga menggunakan mikroskop elektron. Hasil pengamatan dapat

dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.

H N

4 µm

11. Sel hormogonium (H) dan sel nekridium (N). (Sumber foto: Wulan, 2009)

32

Cyanophyta, kelas

, dan genus

berfilamen.

Ciri yang ditemukan selama pengamatan yaitu sel multiseluler, warna koloni biru

kehijauan, trikom spiral dan tidak bercabang dengan rasio lebar lekukan 5 µm-20

µm, bentuk trikom silindris, musilago tidak jelas, tidak memiliki heterokis,

yang diamati tumbuh berpilin (melingkar). Berbeda

yang ditemukan

yang diidentifikasi peneliti tidak

adanya vakuola gas. Vakuola gas kemungkinan akan dapat ditemukan

apabila peneliti juga menggunakan mikroskop elektron. Hasil pengamatan dapat

Page 47: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

2 µm

Gambar 12. Arthrospira sampel 5aDs3 (b), sampel 5cPp3 (c), 2009)

9. Microcoleus

Microcoleus diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo

Microcoleus. Dari hasil pengamatan

Microcoleus pada sampel 1dPs1 dan sampel 4aPs2 merupakan koloni yang tebal

seperti tikar dengan bentuk trikom lurus, silindris, tak bercabang, masing

sel trikom dilapisi oleh musilagonya sendiri, musilago jelas namun tidak berwarna

dan tidak terlalu tebal, ti

yang tumbuh berpilin atau melingkar. Sampel 5dDs3 (a), sampel 5aDs3 (b), sampel 5cPp3 (c), dan sampel 1dPr1 (d). (Sumber foto:

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

, ordo Oscillatoriales, famili Phormidiaceae, dan genus

. Dari hasil pengamatan Microcoleus yang ditemukan lebih beragam.

pada sampel 1dPs1 dan sampel 4aPs2 merupakan koloni yang tebal

seperti tikar dengan bentuk trikom lurus, silindris, tak bercabang, masing

sel trikom dilapisi oleh musilagonya sendiri, musilago jelas namun tidak berwarna

dan tidak terlalu tebal, tidak memiliki heterokis, dinding antar trikom sempit,

33

10 µm

yang tumbuh berpilin atau melingkar. Sampel 5dDs3 (a), . (Sumber foto: Wulan,

Cyanophyta, kelas

, dan genus

yang ditemukan lebih beragam.

pada sampel 1dPs1 dan sampel 4aPs2 merupakan koloni yang tebal

seperti tikar dengan bentuk trikom lurus, silindris, tak bercabang, masing-masing

sel trikom dilapisi oleh musilagonya sendiri, musilago jelas namun tidak berwarna

dak memiliki heterokis, dinding antar trikom sempit,

Page 48: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

warna koloni hijau-biru, diameter koloni 10 µm

µm, dan ujung trikom berbentuk bulat kerucut.

Jika pada sampel 1dPs1 dan sampel 4aPs2

merupakan koloni dengan trikom lurus dan tak bercabang, lain halnya dengan

Microcoleus yang ditemukan pada sampel 4cPs2 dimana trikom ada yang

berkoloni dan ada pula yang tak berkoloni. Pada sampel ini dalam satu koloni

terdapat trikom yang bercabang, bentuk triko

sangat jelas, dan kecoklatan, warna koloni hijau gelap kecoklatan, dinding antar

trikom tidak sempit, diameter koloni 7,5 µm

µm, dan lebar jarak musilago dengan trikom 1 µm

Gambar 13. Microcoleus. (Sumber foto: Wulan, 2009

biru, diameter koloni 10 µm-20 µm, diameter trikom 3 µm

µm, dan ujung trikom berbentuk bulat kerucut.

Jika pada sampel 1dPs1 dan sampel 4aPs2 Microcoleus yang ditemukan

n koloni dengan trikom lurus dan tak bercabang, lain halnya dengan

yang ditemukan pada sampel 4cPs2 dimana trikom ada yang

berkoloni dan ada pula yang tak berkoloni. Pada sampel ini dalam satu koloni

terdapat trikom yang bercabang, bentuk trikom lurus dan silindris, musilago tebal,

sangat jelas, dan kecoklatan, warna koloni hijau gelap kecoklatan, dinding antar

trikom tidak sempit, diameter koloni 7,5 µm-18 µm, diameter trikom 1,5 µm

µm, dan lebar jarak musilago dengan trikom 1 µm-1,5 µm (Gambar 13).

Sampel 1dPs1 (a & b), sampel 4aPs2 (c), dan sampel 4cPs2 (d). Wulan, 2009)

34

20 µm, diameter trikom 3 µm-4

yang ditemukan

n koloni dengan trikom lurus dan tak bercabang, lain halnya dengan

yang ditemukan pada sampel 4cPs2 dimana trikom ada yang

berkoloni dan ada pula yang tak berkoloni. Pada sampel ini dalam satu koloni

m lurus dan silindris, musilago tebal,

sangat jelas, dan kecoklatan, warna koloni hijau gelap kecoklatan, dinding antar

18 µm, diameter trikom 1,5 µm-2,5

mbar 13).

Sampel 1dPs1 (a & b), sampel 4aPs2 (c), dan sampel 4cPs2 (d).

Page 49: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

10. Scytonema

Scytonema diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo Nostocales

Genus Scytonema merupakan

percabangan semu. Disebut percabangan semu dikarenakan cabang yang

terbentuk berasal dari pembengkokkan sel vegetatif yang telah mati dan bukan

dari sel aksis (Gambar 14 dan Gambar 15).

Scytonema yang telah diamati memilik

hijau-biru pucat. Sel heterokis tidak tampak karena kemungkinan masih

merupakan sel muda, musilago tidak jelas, ujung sel membulat, sekat antar

filamen tampak jelas, dan diameter filamen 2 µm

2 µm

Gambar 14. Scytonema. Sampel 3cPp2 (a) salah satu trikom memulai percabangan (bentuk melengkung), dan 2009)

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Nostocales, famili Scytonemataceae, dan genus Scytonema

merupakan Cyanophyta yang memiliki filamen dengan

percabangan semu. Disebut percabangan semu dikarenakan cabang yang

terbentuk berasal dari pembengkokkan sel vegetatif yang telah mati dan bukan

dari sel aksis (Gambar 14 dan Gambar 15).

yang telah diamati memiliki bentuk trikom silindris, berwarna

biru pucat. Sel heterokis tidak tampak karena kemungkinan masih

merupakan sel muda, musilago tidak jelas, ujung sel membulat, sekat antar

filamen tampak jelas, dan diameter filamen 2 µm-2,5 µm.

. Sampel 3cPp2 (a) salah satu trikom memulai percabangan (bentuk melengkung), dan double branch pada sampel 5bPp3 (b). (Sumber foto:

35

Cyanophyta, kelas

Scytonema.

yang memiliki filamen dengan

percabangan semu. Disebut percabangan semu dikarenakan cabang yang

terbentuk berasal dari pembengkokkan sel vegetatif yang telah mati dan bukan

i bentuk trikom silindris, berwarna

biru pucat. Sel heterokis tidak tampak karena kemungkinan masih

merupakan sel muda, musilago tidak jelas, ujung sel membulat, sekat antar

. Sampel 3cPp2 (a) salah satu trikom memulai percabangan pada sampel 5bPp3 (b). (Sumber foto: Wulan,

Page 50: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 15. Percabangan berkembang pada sampel 6dPs3 (a), sampel 2dDs1, 4cDr2, dan 4dDr2 (b, c, & d). (Sumber foto: 11. Anabaena

Anabaena diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo Nostocales

Anabaena merupakan

filamen dapat soliter atau berkoloni, warna koloni hijau

atau sangat tipis dan tidak berwarna, trikom keban

yang agak melengkung, agregasi antar sel vegetatif tidak kuat, sel vegetatif

berbentuk seperti tong dan beberapa agak lonjong atau silinder. Dari hasil

pengamatan diketahui bahwa diameter sel vegetatif

Percabangan Scytonema. Salah satu percabangan yang tberkembang pada sampel 6dPs3 (a), double branch telah berkembang luas pada sampel 2dDs1, 4cDr2, dan 4dDr2 (b, c, & d). (Sumber foto: Wulan, 2009)

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Nostocales, famili Nostocaceae, dan genus

merupakan Cyanophyta dengan bentuk filamen, tidak bercabang,

filamen dapat soliter atau berkoloni, warna koloni hijau-biru, musilago tidak jelas

atau sangat tipis dan tidak berwarna, trikom kebanyakan lurus atau ada beberapa

yang agak melengkung, agregasi antar sel vegetatif tidak kuat, sel vegetatif

berbentuk seperti tong dan beberapa agak lonjong atau silinder. Dari hasil

pengamatan diketahui bahwa diameter sel vegetatif Anabaena 3-4 µm dengan

36

yang telah telah berkembang luas pada

Cyanophyta, kelas

, dan genus Anabaena.

dengan bentuk filamen, tidak bercabang,

biru, musilago tidak jelas

yakan lurus atau ada beberapa

yang agak melengkung, agregasi antar sel vegetatif tidak kuat, sel vegetatif

berbentuk seperti tong dan beberapa agak lonjong atau silinder. Dari hasil

4 µm dengan

Page 51: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

37

panjang 3-4µm, sedangkan diameter sel heterokisnya 5 µm dengan panjang 5-6

µm. Sel heterokis yang ditemukan pada umumnya interkalar dengan warna hijau

kekuningan atau hijau muda transparan, selain itu pada salah satu sampel juga

ditemukan adanya akinet, yaitu sampel 2aDr1 (Gambar 16).

Beberapa ciri khas dari Anabaena yaitu letak heterokis yang selalu

interkalar, koloni tidak terikat dalam satu musilago besar, musilago yang dimiliki

oleh satu filamen sangat tipis bahkan hampir tidak terlihat, agregasi atau

pemisahan antar sel vegetatif tidak terlalu kuat atau dapat dikatakan terdapat jarak

yang sangat jelas terlihat jika diamati dengan seksama, vakuola gas tampak jelas,

bentuk filament yang tidak meruncing, dan memiliki sel akinet.

Sel akinet merupakan sel yang dibentuk pada saat Anabaena kekurangan

zat nitrogen. Sel akinet berbentuk lebih besar dan lebih lonjong daripada sel

vegetatif dan sel heterokis. Warna sel akinet lebih gelap, hijau tua atau cokelat.

Keberadaan sel akinet sangat penting untuk membedakan Anabaena dengan

Nostoc. Perbedaan tersebut terletak pada letak sel akinet. Pada Anabaena sel

akinet terletak bersebelahan dengan sel heterokis sedangkan pada Nostoc letak sel

akinet yaitu diantara sel heterokis atau mengapit sel heterokis. Walaupun begitu,

sel akinet hanya akan terbentuk apabila Anabaena atau Nostoc berada pada

kondisi ekstrim sehingga apabila sel akinet ini tidak tampak pada identifikasi,

maka alternatif lain untuk membedakan kedua genus ini yaitu dengan

memperhatikan morfologi musilago dan habitatnya.

Page 52: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 16. Anabaena. Sampel2aDr1 (b). (Sumber foto:

12. Nostoc

Nostoc diklasifikasikan ke dalam divisi

ordo Nostocales, famili

Nostoc yang ditemukan memiliki bentuk filamen, trikom mengular, tidak tumbuh

lurus dan tidak bercabang, berkoloni, berpencar

warna koloni hijau-biru atau kelabu dengan sel heterokis kuning atau seperti

zaitun, koloni berada dalam satu musilago yang besar, musilago sangat jelas

telihat, tebal dan agak keruh. Beberapa sampel menunjukkan bentuk sel yang

sangat jelas, namun ada juga beberapa sampel yang kurang jelas karena dari hasil

pengamatan diketahui bahwa sel

oleh musilago yang cukup tebal (Gambar 17).

Bentuk sel vegetatif bulat, dalam beberapa sampel cawan petri koloni

Nostoc dapat terlihat jelas walau tanpa menggunakan mikroskop. Koloni yang

tampak tersebut tebal, kelabu atau kehitaman, warna dan bentuk koloni berbeda

dengan sekelilingnya, mengkilap, dan musilago tampak seperti gel atau lendir.

Sampel 1aPp1 (a) dan sel akinet (tanda panah) pada sampel ). (Sumber foto: Wulan, 2009)

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta, kelas Cyanophyceae

, famili Nostocaceae, dan genus Nostoc. Dari hasil pengamatan

yang ditemukan memiliki bentuk filamen, trikom mengular, tidak tumbuh

lurus dan tidak bercabang, berkoloni, berpencar-pencar membentuk koloni kecil,

biru atau kelabu dengan sel heterokis kuning atau seperti

zaitun, koloni berada dalam satu musilago yang besar, musilago sangat jelas

telihat, tebal dan agak keruh. Beberapa sampel menunjukkan bentuk sel yang

sangat jelas, namun ada juga beberapa sampel yang kurang jelas karena dari hasil

ui bahwa sel Nostoc yang terbentuk masih muda dan tetutup

oleh musilago yang cukup tebal (Gambar 17).

Bentuk sel vegetatif bulat, dalam beberapa sampel cawan petri koloni

dapat terlihat jelas walau tanpa menggunakan mikroskop. Koloni yang

tersebut tebal, kelabu atau kehitaman, warna dan bentuk koloni berbeda

dengan sekelilingnya, mengkilap, dan musilago tampak seperti gel atau lendir.

38

1aPp1 (a) dan sel akinet (tanda panah) pada sampel

Cyanophyceae,

. Dari hasil pengamatan

yang ditemukan memiliki bentuk filamen, trikom mengular, tidak tumbuh

pencar membentuk koloni kecil,

biru atau kelabu dengan sel heterokis kuning atau seperti buah

zaitun, koloni berada dalam satu musilago yang besar, musilago sangat jelas

telihat, tebal dan agak keruh. Beberapa sampel menunjukkan bentuk sel yang

sangat jelas, namun ada juga beberapa sampel yang kurang jelas karena dari hasil

yang terbentuk masih muda dan tetutup

Bentuk sel vegetatif bulat, dalam beberapa sampel cawan petri koloni

dapat terlihat jelas walau tanpa menggunakan mikroskop. Koloni yang

tersebut tebal, kelabu atau kehitaman, warna dan bentuk koloni berbeda

dengan sekelilingnya, mengkilap, dan musilago tampak seperti gel atau lendir.

Page 53: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Namun hal tersebut tidak berhasil didokumentasikan karena hasil gambar kurang

jelas. Diameter sel vegetatif

heterokisnya memiliki diameter 5

Gambar 17. Nostoc. Sampel 6aPp3 (a), musilago (tanda panah) pada sampel 6cPr3 (b), sel heterokis (tanda panah) pada sampel Wulan, 2009) 13. Calothrix

Calothrix diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo Nostocales

hasil pengamatan jenis

menyerupai rambut (Gambar 18). Pada satu sampel ditemukan sel yang

Namun hal tersebut tidak berhasil didokumentasikan karena hasil gambar kurang

jelas. Diameter sel vegetatif yaitu 3-6 µm dan panjang sel 3-7 µm, sedangkan sel

heterokisnya memiliki diameter 5-9 µm dan panjang sel 5-10 µm.

Sampel 6aPp3 (a), musilago (tanda panah) pada sampel 6cPr3 (b), sel heterokis (tanda panah) pada sampel 6cDs3 (f), dan sampel 2cPp1 (d). (Sumber foto:

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

Nostocales, famili Rivulariaceae, dan genus Calothrix

hasil pengamatan jenis Calothrix yang ditemukan berbentuk filamen yang

menyerupai rambut (Gambar 18). Pada satu sampel ditemukan sel yang

39

Namun hal tersebut tidak berhasil didokumentasikan karena hasil gambar kurang

7 µm, sedangkan sel

Sampel 6aPp3 (a), musilago (tanda panah) pada sampel 6cPr3 (b), (Sumber foto:

Cyanophyta, kelas

Calothrix. Dari

yang ditemukan berbentuk filamen yang

menyerupai rambut (Gambar 18). Pada satu sampel ditemukan sel yang

Page 54: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

membentuk percabangan semu yang dapat lepas dari tri

sampel 4bPs2, soliter atau ada pula yang berkoloni, trikom lurus dengan ujung

meruncing dan dasar melebar, dan letak heterokis interkalar pada bagian dasar

trikom. Sel vegetatif berbentuk lonjong, agregasi tidak jelas, hijau biru ata

kelabu dengan musilago yang nampak jelas.

Gambar 18. Calothrix. (a), dan percabangan semu yang terputus (tanda panah) pada sampel 4bPs2 (b). (Sumber foto: Wulan, 2009

14. Fischerella

Fischerella diklasifikasikan ke dalam divisi

Cyanophyceae, ordo

Fischerella. Fischerella

filamen seperti rambut, menempel pada substrat yaitu mikroalga lain, warna sel

hijau-biru.

Sel vegetatif ada yang berbentuk bulat ada pula yang silinder dengan

musilago yang sangat tipis. Terdapat per

trikom induk, trikom cabang meruncing dengan sel basal agak melebar sehingga

seperti hutuf “T”, sedangkan heterokis dan akinetnya tidak terlihat (Gambar 19).

membentuk percabangan semu yang dapat lepas dari trikom induk seperti pada

sampel 4bPs2, soliter atau ada pula yang berkoloni, trikom lurus dengan ujung

meruncing dan dasar melebar, dan letak heterokis interkalar pada bagian dasar

trikom. Sel vegetatif berbentuk lonjong, agregasi tidak jelas, hijau biru ata

kelabu dengan musilago yang nampak jelas.

. Sel heterokis (tanda panah) Calothrix pada sampel 3aDs2 (a), dan percabangan semu yang terputus (tanda panah) pada sampel 4bPs2 (b).

Wulan, 2009)

diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta

, ordo Stigonematales, famili Fischerellaceae, dan genus

Fischerella yang ditemukan memiliki ciri-ciri berkoloni dengan

filamen seperti rambut, menempel pada substrat yaitu mikroalga lain, warna sel

Sel vegetatif ada yang berbentuk bulat ada pula yang silinder dengan

musilago yang sangat tipis. Terdapat percabangan yang tegak pada hampir setiap

trikom induk, trikom cabang meruncing dengan sel basal agak melebar sehingga

seperti hutuf “T”, sedangkan heterokis dan akinetnya tidak terlihat (Gambar 19).

40

kom induk seperti pada

sampel 4bPs2, soliter atau ada pula yang berkoloni, trikom lurus dengan ujung

meruncing dan dasar melebar, dan letak heterokis interkalar pada bagian dasar

trikom. Sel vegetatif berbentuk lonjong, agregasi tidak jelas, hijau biru atau

pada sampel 3aDs2 (a), dan percabangan semu yang terputus (tanda panah) pada sampel 4bPs2 (b).

Cyanophyta, kelas

, dan genus

ciri berkoloni dengan

filamen seperti rambut, menempel pada substrat yaitu mikroalga lain, warna sel

Sel vegetatif ada yang berbentuk bulat ada pula yang silinder dengan

cabangan yang tegak pada hampir setiap

trikom induk, trikom cabang meruncing dengan sel basal agak melebar sehingga

seperti hutuf “T”, sedangkan heterokis dan akinetnya tidak terlihat (Gambar 19).

Page 55: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Gambar 19. Fischerella.pada sampel 1aDr1 (a) dan sampel 4aDp2 (b). (Sumber foto: 4.3 Heterokis Cyanophyta Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan 5 genus

memiliki sel heterokis, yaitu

Fischerella. Dari kelima genus tersebut hanya 2 genus saja yang telah dicoba

untuk diisolasi, yaitu Anabaena

paling mudah untuk diisolasi dan cukup banyak ditemukan pada samp

itu sel heterokis pada keduanya sudah tampak jelas. Tetapi isolasi yang dilakukan

hanya sampai pada dua kali pencucian sehingga genus

belum murni dan masih terdapat mikroalga lain seperti

dikarenakan untuk mendapatkan isolat murni dibutuhkan pencucian hingga

berkali-kali dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Anabaena dan Nostoc

tanah persawahan. Pada beberapa penelitian dilaporkan bahwa kedua genus

tersebut kadang menjadi organisme yang dominan di persawahan (VenKataraman,

1993).

. Cabang yang baru tumbuh (tanda panah) dari sel basal pada sampel 1aDr1 (a) dan sampel 4aDp2 (b). (Sumber foto: Wulan, 2009

Cyanophyta

Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan 5 genus Cyanophyta

memiliki sel heterokis, yaitu Scytonema, Anabaena, Nostoc, Calothrix

. Dari kelima genus tersebut hanya 2 genus saja yang telah dicoba

Anabaena dan Nostoc. Keduanya merupakan genus yang

paling mudah untuk diisolasi dan cukup banyak ditemukan pada samp

itu sel heterokis pada keduanya sudah tampak jelas. Tetapi isolasi yang dilakukan

hanya sampai pada dua kali pencucian sehingga genus Cyanophyta yang diisolasi

belum murni dan masih terdapat mikroalga lain seperti Chlorophyta. Hal tersebut

enakan untuk mendapatkan isolat murni dibutuhkan pencucian hingga

kali dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Nostoc merupakan genus yang umumnya ditemukan pada

tanah persawahan. Pada beberapa penelitian dilaporkan bahwa kedua genus

tersebut kadang menjadi organisme yang dominan di persawahan (VenKataraman,

41

Cabang yang baru tumbuh (tanda panah) dari sel basal Wulan, 2009)

Cyanophyta yang

Calothrix, dan

. Dari kelima genus tersebut hanya 2 genus saja yang telah dicoba

. Keduanya merupakan genus yang

paling mudah untuk diisolasi dan cukup banyak ditemukan pada sampel. Selain

itu sel heterokis pada keduanya sudah tampak jelas. Tetapi isolasi yang dilakukan

yang diisolasi

. Hal tersebut

enakan untuk mendapatkan isolat murni dibutuhkan pencucian hingga

merupakan genus yang umumnya ditemukan pada

tanah persawahan. Pada beberapa penelitian dilaporkan bahwa kedua genus

tersebut kadang menjadi organisme yang dominan di persawahan (VenKataraman,

Page 56: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

42

Scytonema

Genus ini ditemukan pada sampel permukaan tanah dan sampel dalam tanah

di bulan pertama, kedua dan ketiga umur tanam padi. Sama halnya dengan

Microcoleus, Scytonema pada tanah persawahan juga berperan dalam menjaga

kesuburan dan stabilitas tanah. Ditemukannya Scytonema pada pagi, siang dan

sore hari pada sampel penelitian kemungkinan karena faktor kebutuhannya

terhadap cahaya untuk melakukan fotosintesis.

Anabaena

Dari hasil pengamatan, Anabaena ditemukan hampir pada setiap titik sampel,

yaitu pada bulan pertama, kedua dan ketiga umur tanam padi baik pada pagi, siang

maupun sore hari. Karena adanya sel heterokis pada genus ini menjadikan

Anabaena salah satu agen yang sangat penting dalam memfiksasi nitrogen dan

meningkatkan jumlah nutrisi tanah untuk pertumbuhan tanaman padi. Sehingga

dapat dikatakan keberadaan genus ini pada setiap titik sampel menunjukkan

tingginya tingkat kesuburan pada tanah persawahan Kampung Sampora.

Nostoc

Dari hasil pengamatan, Nostoc ditemukan pada setiap titik sampel. Hal ini

disebabkan kemampuannya untuk mempertahankan diri dari radiasi sinar UV dan

dapat memproduksi senyawa antimikroba sehingga genus ini dapat hidup pada

berbagai kondisi lingkungan. Sel heterokis pada Nostoc selain sebagai tempat

pemfiksasi nitrogen, juga berfungsi sebagai pusat fotosintesis. Hasil fotosintesis

Page 57: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

43

tersebut kemudian disalurkan ke sel-sel vegetatif. Berdasarkan penelitian El-

Sheekh dkk (2000), kandungan total karbohidrat dan protein yang dimiliki sel

vegetatif dan heterokis Nostoc sangat tinggi sehingga genus ini sangat baik jika

dijadikan biofertilizer.

Calothrix

Dari hasil pengamatan Calothrix ditemukan pada bulan kedua dan ketiga,

yaitu hanya di siang hari. Hal ini kemungkinan disebabkan tingginya kebutuhan

Calothrix akan cahaya untuk fotosintesis karena Calothrix merupakan

Cyanophyta yang bersifat heterotrof.

Fischerella

Dari hasil pengamatan Fischerella ditemukan pada sampel permukaan tanah

yaitu hanya di bulan ketiga di sore hari. Sedangkan pada sampel dalam tanah

Fischerella ditemukan pada bulan pertama dan kedua, masing-masing di sore dan

pagi hari. Keberadaan Fischerella pada titik-titik sampel tersebut dapat menjadi

petunjuk tingginya kadar nitrogen pada tanah. Tomaselli dan Giovannetti (1993)

mengungkapkan bahwa tanah yang diinokulasikan dengan Fischerella

menunjukkan kadar Nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang

tidak terdapat Fischerella.

Page 58: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian isolasi dan identifikasi mikroalga Cyanophyta

dari tanah persawahan Kampung Sampora, Cibinong, Bogor dapat disimpulkan

bahwa :

1. Ada 14 jenis Cyanophyta yang berhasil diidentifikasi dari hasil

pengayaan sampel tanah, yaitu Aphanocapsa, Aphanothece,

Gloeocapsa, Chamaesiphon, Chroococcus, Pleurocapsa, Oscillatoria,

Arthrospira, Microcoleus, Scytonema, Anabaena, Nostoc, Calothrix,

dan Fischerella.

2. Pada sampel permukaan tanah Cyanophyta paling banyak ditemukan

yaitu pada pagi hari di bulan ketiga umur tanam padi.

3. Pada sampel dalam tanah Cyanophyta paling banyak ditemukan yaitu

pada siang dan sore hari di bulan pertama umur tanam padi.

4. Heterokis Cyanophyta yang berpotensi sebagai biofertilizer adalah

Scytonema, Anabaena, Nostoc, Calothrix, dan Fischerella.

Page 59: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

45

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dapat disarankan untuk :

1. Dilakukan penelitian mengenai distribusi dan kelimpahan

Cyanophyta serta perbandingan jenis Cyanophyta pada tanah

persawahan.

2. Dilakukan identifikasi sampai tingkat spesies dengan

menggunakan metode molekuler.

3. Memperhatikan faktor-faktor fisik lingkungan pada saat

pengambilan sampel di lapangan.

Page 60: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

46

DAFTAR PUSTAKA

Chapman, M.J. & L. Margulis. 1998. Morphogenesis by symbiogenesis.

International Microbiol. 1: 319-326. Coleman, A.W. 2001. Biogeography and speciation in the Pandorina/Volvulina

(Chlorophyta) superclade. Journal of Phycology. 37: 836-851. El-Sheekh, M., M. Osman, M. Dyab, & M. Amer. 2006. Production and

characterization of antimicrobial active substance from the cyanobacterium Nostoc muscorum. Enviromental Toxicology and Pharmacology.

Geitler, L. 1985. Cyanophyceae. Koeltz Scientific Books. Koenigstein. Graham, L.E & L.W. Wilcox. 2000. Algae. Prentice Hall Inc. New Jersey. Hardjowigeno, H. S. 2007. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta. Ichimura, T. 1997. Natural population of the Closterium ehrenbergii

(Desmidiales, Chlorophyta) species complex in Nepal. Phycological Research. 45: 47-54.

Isnansetyo, A. & Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton Dan

Zooplankton. Kanisius. Yogyakarta. Jeong-Dong, K. & C-G. Lee. 2006. Diversity of Heterocystous Filamentous

Cyanobacteria (Blue-Green Algae) from Rice Paddy Fields and Their Differential Succeptibility to Ten Fungicides used in Korea. J. Microbiol. Biotechnol. 2(16): 240-246.

Komarek, J. 2005. The Modern Classification of Cyanoprokaryotes

(Cyanobacteria). Oceanological and Hydrobiological Studies, Supplement. 34(3): 5-17.

Metting, B. 1981. The systematic and ecology of soil algae. Journal Botanical

Review. 47: 195-321. Nagasathya, A. & N. Thajuddin. 2008. Cyanobacterial Diversity in the

Hypersaline Environment of the Saltpans of Southeastearn Coast of India. Asian Journal of Plant Science. 7(5): 473-478.

Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Page 61: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

47

Nugraheni, A. & A. Winata. 2003. Konservasi lingkungan dan plasma nutfah menurut kearifan tradisional masyarakat Kasepuhan Gunung Halimun. Jurnal Studi Indonesia. 13(2): 126-143.

Pemerintah Kota Bogor. 2010. Letak Geografis Kota Bogor.

http://kotabogor.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1118&Itemid=148. Akses 20 Juli 2010 pukul 15.55.

Prihantini, N. B., W. Wardhana, D. Hendrayanti, A. Widyawan, Y. Ariyani, & R.

Rianto. 2008. Biodiversitas Cyanobacteria dari Beberapa Situ/Danau di Kawasan Jakarta-Depok-Bogor, Indonesia. Makara, Seri Sains. 12(1): 44-54.

Roger.P.A., I.F. Grant, & P.M. Reddy. 1985. Blue-green algae in India: a trip

report. International Rice Research Institute. Manila. Dalam: Whitton, B.A. & P.A. Roger. 1989. Use of blue-green algae and Azollae in rice culture. Society for General Microbiology: Microbial inoculation of crop plants. 25: 89-100.

Roger, P.A., I. Simpson, R. Oficial, S. Ardales, & R. Jimenez. 1994. Effects of

pesticides on soil and water microflora and mesofauna in wetland ricefields: A summary of current knowledge and extrapolation to temperate environment. Australian Journal of Experimental Agriculture. 34(7): 1057-1068.

Soltani, N., R.A. Khavari-Nejad, M. Tabatabaei Yazdi, & S. Shokravi. 2007.

Growth and Some Metabolic Features of Cyanobacterium Fischerella Sp. FS18 in Different Combined Nitrogen Sources. Journal of Sciences, Islamic Republic of Iran. 18(2): 123-128.

Swaminathan, M.S. 2003. Bio-diversity: an effective safety net against

environmental pollution. Environmental Pollution. 126: 287-291. Tatang, S. 2008. Produksi Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) Di Daerah

Bercurah Hujan Tinggi Di Kabupaten Bogor. Inovasi Online. 10(20): headline.

Thajuddin, N. & G. Subramanian. 1992. Survey of Cyanobacterial Flora of the

Southern East Coast of India. Botanica Marina. 35(4): 305-314. Thajuddin, N. & G. Subramanian. 2005. Cyanobacterial diversity and potential

applications in biotechnology. Current Science. 89(1): 47-57. Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,

Bryophyta, Pteridophyta). UGM Press. Yogyakarta.

Page 62: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

48

Tomaselli, L. & L. Giovanneti. 1993. Survival of Diazotrophic Cyanobacteria in Soil. World Journal of Microbiology and Biotechnology. 9(1): 113-116.

Vashishta, B.R. 1999. Algae Part I. Eight Revised Ed. S. Chand & Company

LTD. New Delhi. VenKataraman, G.S. 1993. Blue-green algae (Cyanobacteria) Dalam: S.N. Tata,

A.M. Wadhwani and M.S. Mehdi (eds.), Biological nitrogen fixation. Indian Council of Agric.Res. New Delhi.

Watanabe, M.M. & H. Nozaki. 1994. NIES-Collection. List of strains, microalgae

and protozoa. 4th ed. The National Institute for Environmental Studies (NIES). Japan.

Watanabe, M.M., F. Kasai, M. Kawachi, & M. Erata. 2004. NIES-Collection List

of Strains. 7th ed. Microalgae and protozoa. National Institute for Environmental Studies (NIES). Japan

Whitton, B.A. 2002. Phylum Cyanophyta (Cyanobacteria). Dalam: Jhon, D.M.,

B.A. Whitton & A.J. Brook (eds.). The Freshwater Algal Flora of The British Isles: An Identification Guide to Freshwater and Terrestrial Algae. Cambridge university Press. Cambridge.

Page 63: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

49

Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian

Isolasi sampel tanah

Dicatat titik sampling, pH tanah, & suhu

- Permukaan tanah:0-2cm

- Dalam tanah:0-5 cm

Pengayaan sampel tanah

Pemberian medium tumbuh BBM & BG-11

Pemeriksaan sampel mikroalga yang tumbuh

Isolasi mikroalga Cyanophyta

Identifikasi

Pengukuran Kondisi Fisik ruang kultur

Pengukuran pH medium

Page 64: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

50

Lampiran 2. Komposisi Bahan-Bahan Kimia yang Digunakan Sebagai Medium Pengayaan dan Pertumbuhan Mikroalga Basal Bold Medium (BBM)

NaNO3 25 mg CaCl2 . H2O 2,5 mg MgSO4 . 7H2O 7,5 mg K2HPO4 10 mg KH2PO4 17,5 mg NaCl 2,5 mg KOH 3,1 mg FeSO4 . 7H2O 0,498 mg H3BO3 1,142 mg ZnSO4 . 7H2O 0,882 mg MnCl2 . 7H2O 0,144 mg MoO3 0,071 mg CuSO4 . 5H2O 0,157 mg Na2EDTA 5 mg Ca(NO3)2 . 6H2O 0,049 mg Akuades 100 ml pH = 6,6

Blue-Green Medium (BG-11)

NaNO3 1,5 g K2HPO4 0,04 g MgSO4 . 7H2O 0,075 g CaCl2 . 2H2O 0,036 g Citric acid 0,0006 g Ferric ammonium citrate 0,0006 g EDTA 0,001 g Na2CO3 0,02 g A5 Solution 1 ml Akuades 990 ml pH = 7,2 A5 Solution

Page 65: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

51

H3BO3 0,286 g MnCl2 . 4H2O 0,181 g ZnSO4 . 7H2O 0,0222 g Na2MoO4 . 2H2O 0,039 g CuSO4. 5H2O 0,0079 g Co(NO3)2 0,00494 g Akuades 100 ml *Sumber : Watanabe dkk., 2004

Page 66: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

52

Lampiran 3. Data faktor-faktor lingkungan pada titik-titik pengambilan sampel No. Sampel Waktu

(WIB) Cuaca pH Suhu (°C) Keterangan

1aPp1 08.30 Cerah 6,8 - 7 28 Tergenang air 1bPp1 08.31 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 1cPp1 08.33 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 1dPp1 08.33 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2aPp1 08.34 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2bPp1 08.34 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2cPp1 08.36 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2dPp1 08.38 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3aPp2 08.38 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3bPp2 08.41 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3cPp2 08.42 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3dPp2 08.43 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4aPp2 08.45 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4bPp2 08.46 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4cPp2 08.48 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4dPp2 08.48 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5aPp3 08.50 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5bPp3 08.52 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5cPp3 08.52 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5dPp3 08.53 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6aPp3 08.55 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6bPp3 08.57 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6cPp3 08.58 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6dPp3 09.01 Cerah 6,8 - 7 28 Tergenang air 1aDp1 08.30 Cerah 6,8 - 7 28 Tergenang air 1bDp1 08.31 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 1cDp1 08.33 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 1dDp1 08.33 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2aDp1 08.34 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2bDp1 08.34 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2cDp1 08.36 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 2dDp1 08.38 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3aDp2 08.38 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3bDp2 08.41 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3cDp2 08.42 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 3dDp2 08.43 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4aDp2 08.45 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4bDp2 08.46 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4cDp2 08.48 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 4dDp2 08.48 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5aDp3 08.50 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5bDp3 08.52 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5cDp3 08.52 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 5dDp3 08.53 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6aDp3 08.55 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6bDp3 08.57 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6cDp3 08.58 Cerah 6,8 – 7 28 Tergenang air 6dDp3 09.01 Cerah 6,8 - 7 28 Tergenang air 1aPs1 11.30 Berawan 6,8 - 7 28 Tergenang air

Page 67: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

53

No. Sampel Waktu (WIB)

Cuaca pH Suhu (°C) Keterangan

1bPs1 11.32 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 1cPs1 11.33 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 1dPs1 11.34 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 2aPs1 11.40 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 2bPs1 11.43 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 2cPs1 11.44 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 2dPs1 11.45 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 3aPs2 11.47 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 3bPs2 11.49 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 3cPs2 11.56 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 3dPs2 11.58 Berawan 6,8 – 7 28 Tergenang air 4aPs2 11.59 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4bPs2 12.05 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4cPs2 12.08 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4dPs2 12.10 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5aPs3 12.14 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5bPs3 12.15 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5cPs3 12.17 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5dPs3 12.19 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6aPs3 12.23 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6bPs3 12.25 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6cPs3 12.27 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6dPs3 12.29 Berawan 6,8 - 7 27 Tergenang air 1aDs1 11.30 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 1bDs1 11.32 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 1cDs1 11.33 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 1dDs1 11.34 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2aDs1 11.40 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2bDs1 11.43 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2cDs1 11.44 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2dDs1 11.45 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3aDs2 11.47 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3bDs2 11.49 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3cDs2 11.56 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3dDs2 11.58 Berawan 6,8 - 7 27 Tergenang air 4aDs2 11.59 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4bDs2 12.05 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4cDs2 12.08 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4dDs2 12.10 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5aDs3 12.14 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5bDs3 12.15 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5cDs3 12.17 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 5dDs3 12.19 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6aDs3 12.23 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6bDs3 12.25 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6cDs3 12.27 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 6dDs3 12.29 Berawan 6,8 - 7 27 Tergenang air 1aPr1 15.05 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 1bPr1 15.08 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 1cPr1 15.09 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 1dPr1 15.11 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air

Page 68: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

54

No. Sampel Waktu (WIB)

Cuaca pH Suhu (°C) Keterangan

2aPr1 15.13 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2bPr1 15.14 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2cPr1 15.14 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 2dPr1 15.15 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3aPr2 15.18 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3bPr2 15.19 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3cPr2 15.21 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 3dPr2 15.21 Berawan 6,8 - 7 27 Tergenang air 4aPr2 15.23 Berawan 6,8 – 7 27 Tergenang air 4bPr2 15.25 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 4cPr2 15.26 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 4dPr2 15.28 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5aPr3 15.29 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5bPr3 15.30 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5cPr3 15.32 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5dPr3 15.35 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6aPr3 15.35 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6bPr3 15.36 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6cPr3 15.38 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6dPr3 15.40 Mendung 6,8 - 7 26 Tergenang air 1aDr1 15.43 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 1bDr1 15.44 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 1cDr1 15.48 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 1dDr1 15.51 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 2aDr1 15.53 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 2bDr1 15.53 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 2cDr1 15.57 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 2dDr1 15.59 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 3aDr2 16.03 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 3bDr2 16.10 Mendung 6,8 - 7 26 Tergenang air 3cDr2 16.14 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 3dDr2 16.15 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 4aDr2 16.18 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 4bDr2 16.19 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 4cDr2 16.22 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 4dDr2 16.24 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5aDr3 16.25 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5bDr3 16.27 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5cDr3 16.29 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 5dDr3 16.30 Mendung 6,8 - 7 26 Tergenang air 6aDr3 16.32 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6bDr3 16.35 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6cDr3 16.38 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air 6dDr3 16.41 Mendung 6,8 – 7 26 Tergenang air

Page 69: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

55

Lampiran 4. Data Cyanophyta hasil pengayaan No. Titik Sampling BBM BG-11 1. 1aPp1 Oscillatoria, Anabaena, Nostoc Oscillatoria 2. 1bPp1 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Arthrospira

3. 1cPp1 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Arthrospira 4. 1dPp1 Oscillatoria Oscillatoria

5. 2aPp1 Oscillatoria, Gloeocapsa Oscillatoria, Arthrospira

6. 2bPp1 Nostoc, Oscillatoria Oscillatoria, Aphanothece

7. 2cPp1 Nostoc, Oscillatoria Oscillatoria 8. 2dPp1 Nostoc, Oscillatoria Oscillatoria 9. 3aPp2 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Chroococcus 10. 3bPp2 Oscillatoria Oscillatoria

11. 3cPp2 Oscillatoria, Nostoc, Scytonema Oscillatoria, Aphanocapsa 12. 3dPp2 Oscillatoria, Nostoc,

Chroococcus --

13. 4aPp2 Oscillatoria, Chroococcus Oscillatoria 14. 4bPp2 Oscillatoria Oscillatoria 15. 4cPp2 Oscillatoria, Gloeocapsa,

Nostoc Oscillatoria, Arthrospira

16. 4dPp2 Oscillatoria, Gloeocapsa, Chroococcus

Oscillatoria, Aphanothece

17. 5aPp3 Oscillatoria, Gloeocapsa Oscillatoria 18. 5bPp3 Oscillatoria, Arthrospira,

Nostoc Oscillatoria, Scytonema

19. 5cPp3 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira, Nostoc 20. 5dPp3 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Chamaesiphon 21. 6aPp3 Nostoc Oscillatoria

22. 6bPp3 Gloeocapsa Oscillatoria, Chamaesiphon

23. 6cPp3 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria

24. 6dPp3 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria 25. 1aDp1 Gloeocapsa Oscillatoria, Arthrospira,

Aphanothece 26. 1bDp1 -- Oscillatoria

27. 1cDp1 Oscillatoria Oscillatoria 28. 1dDp1 Oscillatoria Oscillatoria 29. 2aDp1 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

30. 2bDp1 Oscillatoria Oscillatoria

31. 2cDp1 -- -- 32. 2dDp1 -- Oscillatoria 33. 3aDp2 -- Oscillatoria 34. 3bDp2 -- --

35. 3cDp2 Oscillatoria --

36. 3dDp2 Nostoc, Oscillatoria Oscillatoria

37. 4aDp2 Nostoc Oscillatoria, Fischerella

38. 4bDp2 Oscillatoria Oscillatoria

Page 70: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

56

No. Titik Sampling BBM BG-11

39. 4cDp2 Oscillatoria, Gloeocapsa Oscillatoria, Nostoc

40. 4dDp2 Oscillatoria Oscillatoria

41. 5aDp3 Oscillatoria Oscillatoria

42. 5bDp3 -- --

43. 5cDp3 -- --

44. 5dDp3 -- --

45. 6aDp3 Oscillatoria, Nostoc, Chroococcus, Gloeocapsa

--

46. 6bDp3 Anabaena, Oscillatoria Oscillatoria

47. 6cDp3 Nostoc, Anabaena Oscillatoria

48. 6dDp3 Nostoc Oscillatoria

49. 1aPs1 -- Oscillatoria 50. 1bPs1 -- Oscillatoria

51. 1cPs1 Oscillatoria Oscillatoria 52. 1dPs1 Oscillatoria, Microcoleus Oscillatoria 53. 2aPs1 Oscillatoria, Gloeocapsa Oscillatoria

54. 2bPs1 Oscillatoria Oscillatoria

55. 2cPs1 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Arthrospira 56. 2dPs1 Oscillatoria, Arthrospira -- 57. 3aPs2 -- Oscillatoria 58. 3bPs2 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

59. 3cPs2 Oscillatoria, Arthrospira --

60. 3dPs2 Oscillatoria --

61. 4aPs2 Oscillatoria, Microcoleus Oscillatoria

62. 4bPs2 Oscillatoria, Nostoc, Calothrix, Anabaena

--

63. 4cPs2 Oscillatoria, Microcoleus Arthrospira

64. 4dPs2 Oscillatoria, Nostoc, Calothrix Oscillatoria

65. 5aPs3 Oscillatori, Nostoc Oscillatoria

66. 5bPs3 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

67. 5cPs3 Oscillatoria --

68. 5dPs3 Oscillatoria Oscillatoria

69. 6aPs3 Oscillatoria, Calothrix, Nostoc, Anabaena

Oscillatoria

70. 6bPs3 Oscillatoria Oscillatoria

71. 6cPs3 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Arthrospira, Chroococcus

Page 71: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

57

No. Titik Sampling BBM BG-11

72. 6dPs3 Nostoc Oscillatoria, Scytonema

73. 1aDs1 Oscillatoria Oscillatoria 74. 1bDs1 Oscillatoria Oscillatoria

75. 1cDs1 Oscillatoria, Nostoc, Anabaena Oscillatoria,Pleurocapsa, Chroococcus

76. 1dDs1 -- Oscillatoria, Arthrospira 77. 2aDs1 Oscillatoria Oscillatoria

78. 2bDs1 Oscillatoria Oscillatoria

79. 2cDs1 Oscillatoria Oscillatoria, Aphanocapsa 80. 2dDs1 Oscillatoria Oscillatoria, Nostoc, Scytonema 81. 3aDs2 Oscillatoria, Calothrix,

Gloeocapsa Oscillatoria

82. 3bDs2 Nostoc Oscillatoria

83. 3cDs2 Oscillatoria Oscillatoria

84. 3dDs2 -- Oscillatoria

85. 4aDs2 Oscillatoria Oscillatoria

86. 4bDs2 Oscillatoria, Calothrix Oscillatoria

87. 4cDs2 -- Oscillatoria, Arthrospira

88. 4dDs2 Oscillatoria, Calothrix Oscillatoria

89. 5aDs3 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

90. 5bDs3 -- --

91. 5cDs3 Oscillatoria --

92. 5dDs3 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

93. 6aDs3 Oscillatoria Oscillatoria

94. 6bDs3 Nostoc Oscillatoria, Scytonema, Pleurocapsa

95. 6cDs3 Nostoc Oscillatoria

96. 6dDs3 Nostoc --

97. 1aPr1 Oscillatoria, Nostoc -- 98. 1bPr1 Oscillatoria Oscillatoria

99. 1cPr1 Oscillatoria, Gloeocapsa Oscillatoria, Arthrospira 100. 1dPr1 Oscillatoria, Arthrospira Oscillatoria

101. 2aPr1 Oscillatoria. --

102. 2bPr1 Oscillatoria. --

103. 2cPr1 Oscillatoria -- 104. 2dPr1 Oscillatoria -- 105. 3aPr2 Oscillatoria --

106. 3bPr2 Oscillatoria --

107. 3cPr2 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

108. 3dPr2 Oscillatoria --

Page 72: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

58

No. Titik Sampling BBM BG-11 109. 4aPr2 Oscillatoria Oscillatoria

110. 4bPr2 Oscillatoria --

111. 4cPr2 -- Oscillatoria 112. 4dPr2 Oscillatoria Oscillatoria

113. 5aPr3 Oscillatoria Oscillatoria, Arthrospira

114. 5bPr3 Oscillatoria --

115. 5cPr3 -- --

116. 5dPr3 Nostoc Oscillatoria, Arthrospira, Fischerella

117. 6aPr3 Oscillatoria Oscillatoria

118. 6bPr3 Oscillatoria --

119. 6cPr3 Nostoc Oscillatoria

120. 6dPr3 Oscillatoria --

121. 1aDr1 Oscillatoria, Fischerella Oscillatoria, Arthrospira, Anabaena

122. 1bDr1 Oscillatoria Oscillatoria, Pleurocapsa

123. 1cDr1 Oscillatoria Aphanothece 124. 1dDr1 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria

125. 2aDr1 Oscillatoria, Arthrospira Oscillatoria, Anabaena

126. 2bDr1 Chroococcus Oscillatoria

127. 2cDr1 -- -- 128. 2dDr1 -- Oscillatoria 129. 3aDr2 Oscillatoria Nostoc

130. 3bDr2 Nostoc Oscillatoria

131. 3cDr2 Oscillatoria Oscillatoria

132. 3dDr2 Oscillatoria --

133. 4aDr2 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria, Nostoc

134. 4bDr2 -- --

135. 4cDr2 Oscillatoria, Scytonema Oscillatoria

136. 4dDr2 Oscillatoria, Scytonema, Arthrospira

Oscillatoria

137. 5aDr3 -- --

138. 5bDr3 Oscillatoria, Nostoc --

139. 5cDr3 -- --

140. 5dDr3 Oscillatoria --

141. 6aDr3 Oscillatoria, Nostoc Oscillatoria

142. 6bDr3 Oscillatoria --

143. 6cDr3 Nostoc --

144. 6dDr3 Oscillatoria --

Page 73: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

59

Lampiran 5. Sampel tanah yang ditumbuhi mikroalga namun tidak terdapat Cyanophyta

Nomor Sampel

BBM BG-11

5bDp3, 1aPs1, 1dDs1, 3dDs2, 1aPr1,

2dDr1

3cDp2, 5bDp3, 6aDp3, 2dPs1, 3cPs2,

3dPs2, 4bPs2, 5cPs3, 5cDs3, 6dDs3,

2aPr1, 2bPr1, 2cPr1, 2dPr1, 3aPr2,

3bPr2, 3dPr2, 4bPr2, 5bPr3, 6dPr3,

3dDr2, 5bDr3, 5dDr3, 6bDr3, 6cDr3

Page 74: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

60

Irigasi

Lampiran 6. Denah pengambilan sampel tanah

Titik-titik pengambilan sampel tanah pada tiap petak sawah Keterangan : Petak 1 dan 2 = Padi umur 1 bulan Petak 3 dan 4 = Padi umur 2 bulan Petak 5 dan 6 = Padi umur 3 bulan Keterangan Kode Sampling : Contoh : 1aPp1 = 1 – Petak ke-1 (petak selanjutnya 2, 3, 4, 5, dan 6) a – Titik pertama pengambilan sampel tanah pada petak sawah

(titik selanjutnya adalah b, c, dan d) P – Letak sampel tanah yang diambil (P : permukaan tanah; D :

dalam tanah) p – waktu pengambilan sampel tanah (p : pagi; s: siang; r :

sore) 1 – Umur tanam padi (1 untuk umur 1 bulan, 2 untuk umur

bulan, dan 3 untuk umur bulan)

a b

Petak 1

c d

a b

Petak 2

c d

a b

Petak 3

c d

a b

Petak 4

c d

a b

Petak 6

c d

a b

Petak 5

c d

Page 75: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Lampiran 7. Lokasi titik pengambilan sampel

Titik Pengambilan sampel. a. Padi umur 1 bulan; b. Padi umur 2 bulan; c. padi umur 3 bulan; d. Aliran irigasi sawah. (Sumber foto:

a

c

. Lokasi titik pengambilan sampel

Titik Pengambilan sampel. a. Padi umur 1 bulan; b. Padi umur 2 bulan; c. padi umur 3 bulan; d. Aliran irigasi sawah. (Sumber foto: Wulan, 2009)

b

d

61

Titik Pengambilan sampel. a. Padi umur 1 bulan; b. Padi umur 2 bulan; c. padi

Page 76: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Lampiran 8. Proses pengayaan s

Sampel tanah yang telah kering. (Sumber foto:

Pengayaan sampel tanah pada rak kultur.

Proses pengayaan sampel tanah di laboratorium

Sampel tanah yang telah kering. (Sumber foto: Wulan, 2009)

Pengayaan sampel tanah pada rak kultur. (Sumber foto: Wulan, 2009)

62

Wulan, 2009)

Page 77: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA CYANOPHYTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5023/1/WULAN... · diamati di bawah mikroskop cahaya dan Cyanophyta yang ditemukan

Lampiran 9. Hasil pengayaan sampel tanah dengan medium pertumbuhan

Sampel tanah yang telah diberi medium. a. Sampel tanah setelah 1 minggu; b. Sampel tanah setelah 2 minggu; c.(Sumber foto: Wulan, 2009

Sampel Cyanophyta yang telah diidentifikasi. a. Sampel pencucian dengan medium pertumbuhan; b. Sampel pencucian dengan medium pertumbuhan.(Sumber foto: Wulan, 2009

a

a

Hasil pengayaan sampel tanah dengan medium pertumbuhan

telah diberi medium. a. Sampel tanah setelah 1 minggu; b. Sampel tanah setelah 2 minggu; c. Sampel tanah setelah 3 minggu.

Wulan, 2009)

yang telah diidentifikasi. a. Sampel Cyanophyta dengan satu kali pencucian dengan medium pertumbuhan; b. Sampel Cyanophyta setelah dua kali

ian dengan medium pertumbuhan. Wulan, 2009)

b c

b

63

Hasil pengayaan sampel tanah dengan medium pertumbuhan

telah diberi medium. a. Sampel tanah setelah 1 minggu; b.

dengan satu kali setelah dua kali