ISK Infeksi Saluran Kemih 3

download ISK Infeksi Saluran Kemih 3

of 12

Transcript of ISK Infeksi Saluran Kemih 3

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    1/12

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Infeksi Saluran Kemih

    2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih

    Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan

    mikroorganisme di dalam urin. Pada kebanyakan kasus, pertumbuhan

    mikroorganisme lebih dari 100.000 per mililiter sampel urin porsi tengah, yang

    dikumpulkan secara benar dan bersih, menunjukkan adanya infeksi. Namun, pada

    beberapa keadaan mungkin tidak didapati bakteriuria yang bermakna meskipun

    benar-benar infeksi saluran kemih. Terutama pada pasien yang memberikan

    gejala, sejumlah bakteri yang lebih sedikit (10000-100000 per mililiter urin porsi

    tengah) sudah menunjukkan adanya infeksi (Stamm, 1999).

    2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih

    Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi dua kategori umum

    berdasarkan lokasi anatomi, yaitu :

    a. Infeksi saluran kemih bawahb. Infeksi saluran kemih atasPresentasi klinis infeksi saluran kemih bawah tergantung dari gender :

    a. Perempuan- Sistisis

    Sistisis adalah presentasi klinik infeksi kandung kemih disertai

    bakteriuria bermakna.

    - Sindrom uretra akut (SUA)Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistisis tanpa ditemukan

    mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistisis bakterialis.

    b.Laki-lakiPresentasi klinis infeksi saluran kemih pada laki-laki mungkin sistitis,

    prostatitis, epidimidis dan uretritis.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    2/12

    Infeksi saluran kemih atas terbagi menjadi 2, yaitu :

    a. Pielonefritis akut (PNA)Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan

    infeksi bakteri.

    b.Pielonefritis kronis (PNK)Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri

    berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks

    vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan

    jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik

    (Sukandar, 2006).

    2.1.3. Patogenesis dan Sumber Infeksi

    Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa

    saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal. Pada sebagian besar

    infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Kemudian dapat

    diikuti oleh naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur umum

    kebanyakan infeksi parenkim renal (Stamm, 1999).

    Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh spesies-

    spesies difteroid, streptokokus, laktobasilus, dan stafilokokus, tapi tidak dijumpai

    basil usus gram negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun,

    pada perempuan yang mudah mengalami sisitis, didapatkan organisme usus gram

    negatif yang biasa terdapat pada usus besar pada intortius, kulit periuretra, dan

    uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi bakteriuria.

    Pada keadaan normal, bakteri yang terdapat dalam kandung kemih dapat

    segera hilang. Sebagian karena efek pengenceran dan pembilasan ketika buang air

    kecil tapi juga akibat daya antibakteri urin dan mukosa kandung kemih. Urin

    dalam kandung kemih kebanyakan orang normal dapat menghambat atau

    membunuh bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas urin yang

    tinggi. Sekresi prostat juga mempunyai daya antibakteri. Leukosit

    polimorfonuklear dalam dinding kandung kemih tampaknya juga berperan dalam

    membersihkan bakteriuria.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    3/12

    Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih, yaitu :

    1. Jenis kelamin dan aktivitas seksualUretra perempuan tampaknya lebih cenderung didiami oleh basil gram

    negatif, karena letaknya di atas anus, ukurannya pendek (kira-kira 4 cm), dan

    berakhir dibawah labia. Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama hubungan

    seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan hal yang

    penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda. Buang

    air kecil setelah hubungan seksual terbukti menurunkan resiko sistisis, mungkin

    karena tindakan ini meningkatkan eradikasi bakteri yang masuk selama hubungan

    seksual.

    2. KehamilanKecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan

    disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan

    inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil.

    3. SumbatanAdanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau

    hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan frekuensi

    infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada sumbatan saluran

    kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.

    4. Disfungsi neurogenik kandung kemihGangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas

    korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit lain dapat

    berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali oleh

    penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh stasus urin

    dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.

    5. Refluks vesikoureteralKeadaan ini didefinisikan sebagai refluks urin dari kandung kemih ke-

    ureter dan kadang sampai pelvis renal. Hal ini terjadi selama buang air kecil atau

    dengan peningkatan tekanan pada kandung kemih. Refluks vesikoureteral terjadi

    jika gerakan retrograd zat radio opak atau radioaktif dapat ditunjukkan melalui

    sistouretrogram selama buang air kecil. Gangguan anatomis pertemuan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    4/12

    vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri dan karena itu terjadilah infeksi

    saluran kemih.

    6. Faktor virulensi bakteriFaktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu,

    begitu dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus

    urinarius. Hampir semua strainE.coli yang menyebabkan pielonefritis pada pasien

    dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus tertentu yang

    memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan glikosfingolipid yang ada

    di uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan

    penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja

    bakterisidal dari serum manusia.

    7. Faktor genetikFaktor genetik penjamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi

    urinarius. Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat

    menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik (Stamm,

    1999).

    2.1.4. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

    Komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari tipe yaitu infeksi saluran

    kemih tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated).

    1. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistisis) yaitu non-obstruksi

    dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disiase) dan

    tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.

    2. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated)- Infeksi saluran kemih selama kehamilan- Infeksi saluran kemih pada diabetes melitus (Sukandar, 2006).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    5/12

    2.1.5. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

    Sebagian kuman yang berbahaya hanya dapat hidup dalam tubuh manusia.

    Untuk melangsungkan kehidupannya, kuman tersebut harus pindah dari orang

    yang telah kena infeksi kepada orang sehat yang belum kebal terhadap kuman

    tersebut. Kuman mempunyai banyak cara atau jalan agar dapat keluar dari orang

    yang terkena infeksi untuk pindah dan masuk ke dalam seseorang yang sehat.

    Kalau kita dapat memotong atau membendung jalan ini, kita dapat mencegah

    penyakit menular. Kadang kita dapat mencegah kuman itu masuk maupun keluar

    tubuh kita. Kadang kita dapat pula mencegah kuman tersebut pindah ke orang lain

    (Irianto dan Waluyo, 2004).

    Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum, yaitu

    pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi

    kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary

    prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan

    pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi. Ketiga tingkatan pencegahan tersebut

    saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaannya sering dijumpai keadaan

    tumpang tindih (Noor, 2006).

    Beberapa pencegahan infeksi saluran kemih dan mencegah terulang

    kembali, yaitu:

    1. Jangan menunda buang air kecil, sebab menahan buang air seni merupakansebab terbesar dari infeksi saluran kemih.

    2. Perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang air seni,bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi kemungkinan

    bakteri masuk ke saluran urin dari rektum.

    3. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti, bakteri akanberkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam.

    4. Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapatmemperlancar sirkulasi udara.

    5. Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara, dandapat mendorong perkembangbiakan bakteri.

    6. Minum air yang banyak.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    6/12

    7. Gunakan air yang mengalir untuk membersihkan diri selesai berkemih.8. Buang air seni sesudah hubungan kelamin, hal ini membantu menghindari

    saluran urin dari bakteri (Schoenstadt, 2008).

    2.2. Pengetahuan

    Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam

    memahami alam dan sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan

    (sebagai hasil tahu manusia), ilmu, dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah

    hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa

    air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

    Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode

    atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang

    dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka terbentuklah

    disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi

    ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

    a. Mempunyai objek kajianb. Mempunyai metode pendekatanc. Bersifat universal (mendapat pendekatan secara umum)

    Perjalanan manusia menuju pengetahuan yang sempurna merupakan suatu

    usaha manusia yang terus-menerus, tidak mengenal lelah, dan pantang mundur

    selama berabad-abad. Ini disebabkan oleh dua dorongan manusia yang kuat.

    Pertama ialah usaha manusia untuk memperbaiki hidupnya dengan menaklukkan

    fenomena alam. Dorongan kedua ialah hasrat manusia untuk mengerti dan

    menerangkan segala sesuatu di sekelilingnya. Dengan mengumpulkan

    pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia menemukan

    jalan untuk pendekatan kebenaran.

    2.2.1.Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain KognitifDalam konferensi UNESCO di Melbourene, Australia, tahun 1998, para

    ahli pendidikan mengemukakan bahwa bidang yang pertama kali dilakukan dari

    empat bidang belajar yang penting adalah belajar untuk mengetahui ( learning to

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    7/12

    know). Untuk belajar, pertama-tama manusia membutuhkan persepsi yang terjadi

    melalui pancaindera. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus

    (rangsangan) yang diterima pancaindera, kemudian stimulus diantar ke otak yang

    selanjutnya dikode dan diartikan hingga mengakibatkan pengalaman yang

    disadari. Setelah manusia mengetahui dunia melalui persepsi, kemudian mereka

    akan bertindak (Maramis, 2006)

    Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6

    tingkatan yaitu:

    a. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

    kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

    atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

    pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

    tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan,

    mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

    b. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

    benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

    terhadap objek yang dipelajari.

    c. Aplikasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat

    diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

    dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus

    statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

    prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam

    pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    8/12

    d. Analisis (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

    objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur

    organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

    ini dpat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan

    (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

    e. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    Dengan kata lain, sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

    formulasi-formulasi yang ada.

    f. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

    atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini

    berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

    kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

    2.3. Sikap

    Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat ditafsirkan

    terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan

    konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam

    kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

    stimulus sosial.

    Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

    merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan

    reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.

    Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu

    sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    9/12

    2.3.1. Komponen Pokok SikapSikap memiliki 3 bagian pokok, yaitu:

    1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

    Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

    (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

    keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

    2.3.2. Berbagai Tingkatan SikapSeperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

    tindakan.

    1. Menerima (receiving)Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

    stimulus yang diberikan (objek).

    2. Merespon (responding)Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

    tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha

    untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

    pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

    3. Menghargai (valuving)Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu maslah

    adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

    4. Bertanggung jawab (responsible)Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

    segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    10/12

    2.4. TindakanSuatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

    Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung

    atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping

    faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support). Praktik ini mempunyai

    beberapa tingkatan, yaitu:

    1. Persepsi (perception)Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

    diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

    2. Respon terpimpin (guidedresponse)Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

    dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

    3. Mekanisme (mecanism)Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

    otomatis, atau sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai

    praktik tingkat tiga.

    4. Adopsi (adoption)Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

    dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya tanpa

    mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    11/12

    BAB 3

    KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1.Kerangka Konsep PenelitianBerdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

    penelitian ini adalah:

    3.2.Definisi Operasional dan VariabelPencegahan infeksi saluran kemih ialah segala upaya yang dilakukan

    untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih.

    a. Pengetahuan adalah kemampuan mahasiswi untuk menjawab pertanyaanmengenai pencegahan infeksi saluran klemih . Pengetahuan diukur melalui

    kuesioner. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor

    0. Total skor adalah 10. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok,

    yaitu:

    1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skorresponden > 8.

    2)

    Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skorresponden 4-8.

    3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skorresponden < 4 (Notoatmodjo, 2005).

    b. Sikap adalah pandangan mahasiswi terhadap perilaku kebersihan sebagaitindakan pencegahan infeksi saluran kemih. Sikap diukur melalui jawaban

    kuesioner yang telah diberikan. Tiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban

    Mahasiswi Pencegahan ISK

    Pengetahuan

    Sikap

    Tindakan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 ISK Infeksi Saluran Kemih 3

    12/12

    salah diberi skor 0. Total skor adalah 10. Penilaian sikap dikategorikan

    menjadi 3 kelompok, yaitu:

    1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skorresponden > 8.

    2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skorresponden 4-8.

    3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skorresponden < 4 (Notoatmodjo, 2005).

    c. Tindakan merupakan reaksi atau respons mahasiswi yang terbuka terhadapsuatu stimulus atau objek. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 1;

    dengan kriteria ; jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

    Total skor adalah 10. Penilaian tindakan dikategorikan menjadi 3 kelompok,

    yaitu:

    1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skorresponden > 8.

    2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skorresponden 4-8.

    3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skorresponden < 4 (Notoatmodjo, 2005).

    Universitas Sumatera Utara