Isi

download Isi

of 14

description

t

Transcript of Isi

BAB 1

P E N D A H U L U A NA. Latar BelakangIbu merupakan orangtua perempuan seorang anak dan merupakan sosok yang luar biasa serta wanita yang hebat. Kehadiran jiwanya bagaikan cahaya dalam kegelapan dunia. 9 bulan 10 hari beliau berjuang antara hidup dan mati dalam melahirkan anaknya. Kasih sayangnya bagaikan mentari yang selalu menyinari dunia tanpa lelah dan henti.

Sehingga tidak ada yang meragukan pentingnya peran seorang ibu dalam pendidikan anak-anaknya. Kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar pada kepribadian atau pun tingkah laku anaknya. Perhatian dan kasih sayang tersebut akan menimbulkan perasaan diterima dalam diri seorang anak dan membangkitkan rasa percaya diri di masa-masa pertumbuhannya. Menurut Stewart dan Koch yang mengatakan bahwa pola asuh pada orangtua ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak- anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya (1983:178).Atas dasar pemikiran inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Ibu Terhadap Pola Tingkah Laku dan Prestasi Anak guna mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua terhadap prestasi anak.A. Rumusan Masalah1. Bagaimana peran ibu terhadap pola tingkah laku dan prestasi anak ?2. Apa metode pendidikan rumah yang dapat diterapkan pada anak ?

3. Bagaimana pola asuh yang baik dalam pembentukan karakter siswa ?

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Peran ibu terhadap pola tingkah laku dan prestasi anak.2. Untuk mengetahui metode pendidikan rumah yang dapat diterapkan pada anak.3. Untuk mengetahui pola asuh yang baik dalam pembentukan karakter anak

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a) Agar kita dapat mengetahui bagaimana peran ibu terhadap pola tingkah laku dan prestasi anak.b) Agar kita dapat mengetahui metode pendidikan rumah yang dapat diterapkan pada anak.c) Agar kita dapat mengetahui bagaimana pola asuh yang baik dalam pembentukan karakter anak.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Orang tua

Dengan penerapan pola asuh yang sesuai, orangtua atau dalam hal ini seorang ibu dapat mengerti dan paham akan pentingnya pola asuh bagi seorang anak dalam membantu tercapainya prestasi belajar anak.b) Bagi Guru

Pola asuh orangtua juga dapat memberi manfaat pada guru ketika anak ada di dalam pengawasan saat di sekolah. Manfaat tersebut tidak lain proses pembelajaran dapat berjalan dengan tepat waktu, mempermudah guru dalam mengawasi perkembangan prestasi belajar anak di sekolah dan guru juga dapat lebih mengenal tabiat anak didiknya

c) Bagi anak

Penerapan pola asuh orangtua yang sesuai terhadap anak dapat memberikan manfaat bagi anak. Misalnya anak akan jauh lebih mandiri saat belajar, anak juga dapat berlatih untuk bertanggung jawab atas perilaku yang akan dan telah dilakukannya, serta yang paling utama ialah anak dapat lebih bertanggung jawab dalam kemajuan prestasi di sekolah.BAB 2

LANDASAN TEORIA. Tingkah LakuTingkah laku atau perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas, antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar ( Notoatmodjo, 2003).

Dari sudut biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang bersangkutan serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung, pada dasarnya tingkah laku manusia adalah aktivitas manusia itu sendiri.

Menurut Drs. Sunaryo, M.Kes., tingkah laku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Ribert Kwick (Dalam Notoatmodjo, 2003) tingkah laku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati bahkan dipelajari

Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahkluk hidup.

Mengacu pada berbagai pengertian tersebut, maka karakter dapat dimaknai sebagai hasil atau reaksi suatu makhluk hidup terhadap lingkungannya. Tingkah laku baru akan terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yaitu rangsangan. Yang berarti bahwa rangsangan tersebut akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.B. PrestasiPrestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, yang ditunjukkan oleh nilai tes (KBBI,2008:895).

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan ( Qohar,2000).W.S Winkel (2004:162) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa/anak dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapai.

Sejalan dengan pendapat tersebut Nana Sudjana (2006:3) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria-kriteria tertentu.Sementara Nasution S. (2000:162) Berpendapat bahwa Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang memuaskan apabila seseorang belum mampu memenuhi ketiga target kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa/anak dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengalami proses belajar. Prestasi dapat diketahui apabila seseorang telah melalui tahap evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh seseorang.C. Faktor-faktor yang Dapat Memengaruhi Prestasi Anak.Pada dasarnya ada banyak faktor yang dapat memengaruhi prestasi akademik individu. Menurut Rola (2006) terdapat empat faktor yang memengaruhi prestasi anak, yaitu1. Pengaruh Keluarga dan Kebudayaan Besarnya kebebasan yang diberikan orangtua kepada anaknya, jenis pekerjaan orangtua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.2. Peranan Konsep Diri

Konsep diri merupakan bagaimana individu berfikir tentang dirinya sendiri. Apabila seorang anak percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka anak tersebut akan termotivasi untuk melakukannya sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.

3. Pengaruh dan Peran Jenis Kelamin

Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memiliki kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.4. Pengakuan dan Prestasi

Seorang anak akan berusaha bekerja lebih keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan oleh orang tua, keluarga, dan dukungan dari tempat dimana anak tersebut berada. Anak yang diberikan dorongan untuk berprestasi akan realistis dalam pencapaian tujuannya.BAB 3METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Penelitian Deskriptif Kualitatif adalah penelitian yang mengungkap fakta keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.B. Teknik Pengumpulan Data1. Observasi. Penyusun melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.2. Wawancara. Penyusun melakukan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung. C. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian saya lakukan pada tanggal 25 November s/d 5 Desember 2015 dengan melakukan observasi terhadap tingkah laku dan prestasi anak, kemudian melakukan wawancara untuk memperoleh data.BAB 4

PEMBAHASAN1. Peran Ibu Terhadap Pola Tingkah Laku dan Prestasi Anak

Apabila kita berbicara mengenai pola tingkah laku atau pun prestasi anak, tentu saja secara tidak langsung kita akan membahas tentang ibunya, karena pada dasarnya yang paling besar pengaruhnya dalam hal ini adalah seorang ibu. Di tangan ibu, keberhasilan mendidik anak, walaupun tentunya keikutsertaan bapak, tidak dapat diabaikan begitu saja.

Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama pada masa balita. Pendidikan dalam keluarga di sini meliputi pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, dan sosial. Berikut merupakan peranan ibu dalam mengembangan pola tingkah laku dan prestasi anak, antara lain: A. Sebagai motivator Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan, semua narasumber mengatakan bahwa peran ibu sebagai motivator anak memanglah sangat penting. Dalam masa pertumbuhannya seorang anak memang membutuhkan dorongan dari orang-orang terdekatnya, tidak terkecuali seorang ibu. Dorongan tersebutlah yang membuat anak akan memotivasi dirinya sendiri untuk berprestasi dalam bidangnya guna membanggakan orangtuanya.

Sejak masa kelahiran seorang anak, proses pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya lengkap maksimal. Perkembangan dari proses organ-organ ini sangat ditentukan oleh motivasi/rangsangan yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual, perhatian terhadap lingkungan sekitar juga akan berkurang.

Stimulasi Verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Ketersediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa besar motivasi/stimulasi/rangsangan yang diberikan ibu terhadap anaknya. Bentuk rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif atau bisa juga mengajak rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya. Dari sinilah sosok ibu dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dirinya dengan memperkaya sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai modal awal dalam rangka keberhasilannya sebagai pemberi motivasi dalam mengantarkan kelangsungan hidup anak yang cerdas serta sukses. Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa kunci keberhasilan seorang anak di kehidupannya sangat bergantung peran ibu dalam memotivasi dan mendorong agar anak dapat tercapai cita-citanya. Sikap ibu yang penuh dengan kasih sayang, dengan cara memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai, dan menjadi teladan yang positif bagi anaknya. Hal tersebut akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Jadi dapat dikatakan bagaimana gambaran anak akan dirinya ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dan anak sejak kecil.B. Sebagai teladan Pada masa pertumbuhannya, anak tentu akan mencontoh atau meniru hal-hal yang sering dilihat, didengar atau diberikan padanya, perilaku ini dikenal dengan imitasi. Misalnya, jika anak sering menonton film laga, besar kemungkinan bahwa anak akan mencoba berkelahi baik dirumah ataupun di sekolah.

Dalam hal ini, orangtua merupakan tokoh yang paling berpengaruh, karena orangtua adalah orang terdekat yang dimiliki oleh seorang anak. Maka dari itu orangtua harus memperlihatkan pada anak sikap yang positif, seperti membantu sesama, menghormati orang dan berbagai hal positif lainnya.

Namun terkadang orangtua tidak sadar bahwa ia telah menanamkan karakter yang tidak baik pada anak. Contohnya saat seorang ayah dan ibu bertengkar di depan anak. Hal tersebut dapat membuat anak depresi dan ia menjadi terbiasa dengan perkelahian. Berdasarkan wawancara serta observasi/pengamatan yang telah saya lakukan, saya dapat menarik suatu kesimpulan bahwa pada umumnya sikap yang ditampilkan oleh anak merupakan cerminan dari sikap orangtuanya yang diturunkan melalui pola asuh yang diberikan orangtua.Contohnya apabila seorang ibu yang memiliki hobi membaca, kemudian dia mulai mengajarkan/menanamkan kepada anaknya tentang pentingnya membaca dan pada akhirnya dengan berbagai pendekatan yang ia lakukan, anaknya pun kini memiliki hobi yang sama dengan ibunya. Atau pada kasus lain dapat diamati seperti orangtua selalu mengajarkan kepada anaknya tentang pentingnya menabung. Contoh pengaplikasian yang paling sederhana adalah orangtua menyediakan celengan untuk anaknya menabung serta memberikan iming-iming bahwa apabila tabungan anak tersebut telah mencapai nilai tertentu dan dalam waktu yang telah ditentukan, anak akan diberikan hadiah. Hal tersebut dapat dilakukan guna memberikan motivasi kepada anak agar lebih giat lagi dalam menabung.C. Sebagai sumber ilmu dan pengetahuan.

Ilmu yang diterima oleh siswa biasanya didapat dari berbagai sumber, salah satunya adalah berasal dari orangtua dalam hal ini adalah seorang ibu. Maka dari itu, hendaklah orangtua bersedia dan siap menjadi sumber ilmu bagi siswa. Dalam hal ini, orangtua tentunya harus memiliki wawasan yang cukup luas agar rasa ingin tahu anak akan suatu hal dapat terjawab. Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang saya lakukan, peran ibu sebagai sumber ilmu dan pengetahuan juga merupakan salah satu faktor penunjang prestasi anak. contohnya apabila seorang anak mengalami kesulitan dalam belajarnya di sekolah, seorang ibu harus mampu memotivasi dan membimbing anaknya agar keluar dari jurang ketidakpahaman menuju cahaya pemahaman dengan cara meluangkan waktu untuk berdiskusi atau bertukar pikiran dengan anak. Hal ini dapat diawali dengan mengikuti perkembangan belajar anak serta memberikan motivasi dan pengharapan yang positif.D. Sebagai koordinator.

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan saya dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa sikap/tingkah laku yang ditampilkan oleh anak pada dasarnya sangatlah dipengaruhi oleh lingkungannya inilah yang disebut sebagai pengendalian diri, apabila seorang anak tumbuh atau bergaul dengan orang-orang yang baik, maka kemungkinan besar dia juga dapat lebih mengontrol/mengendalikan dirinya. Nah, pengendalian diri seorang anak ini sangat berhubungan dengan peran ibu sebagai koordinator. Dalam hal ini seorang ibu harus melakukan pengawasan yang intensif agar menghindari kemungkinan terjadinya perilaku menyimpang yang akan dilakukan oleh anak. Namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin dewasa seorang anak tentunya dia bisa membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk beserta batasan-batasan serta akibat yang ditimbulkannya.2. Metode Pendidikan Rumah yang Dapat Diterapkan pada Anak Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan pada masa pembentukan karakter, setiap siswa melewati beberapa tahap, yaitu balita, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Disetiap fase perkembangannya, siswa membutuhkan metode pendidikan yang berbeda-beda. Secara umum, metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada usia TK orangtua harus memberikan semangat dengan cara belajar sambil bermain.

2. Pada usia SD cara belajar sambil bermain agak dikurangkan bermainnya.

3. Pada usia SMP/Sederajat peran orangtua dapat berupa motivasi agar dapat menumbuhkan semangat belajar pada anak dengan cara memberikan gambaran masa depan esok yang akan dihadapinya kelak.

4. Pada usia SMA/Sederajat peran orangtua harus lebih ketat mengontrol pergaulan anaknya karena pada masa SMA/Sederajat akan lebih besar adrenalin rasa ingin tahu seorang anak terhadap suatu hal. Apalagi dalam masa puber ini anak tentunya telah mengenal rasa suka terhadap lawan jenisnya yang akan berdampak pada berkurangnya kegiatan belajar anak.

5. Memasuki bangku perkuliahan biasanya paradigma seorang anak sudah mulai terbentuk untuk menghadapi masa depannya. Tentunya paradigma tersebut terbentuk dari masa kecilnya terdahulu.

Oleh karena itu, disepanjang proses pembelajaran seorang anak, orangtua khususnya seorang ibu tidak boleh menggunakan metode pembelajaran yang sama. Selain itu ibu juga harus mengetahui sejauh mana mereka dapat mengaplikasikan setiap metode yang digunakan dalam mendidik anak, karena sebuah metode jika digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama tentunya dapat membuat anak merasa bosan.3. Pola Asuh yang Baik Dalam Pembentukan Karakter Anak

Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan, saya dapat menarik simpulan bahwa keluarga adalah lingkungan yang paling utama untuk menentukan masa depan anak. Demikian pula karakter anak yang baik dimulai dari dalam keluarga. Dalam hal ini ibu merupakan peran utama, karena ibu yang melahirkan, sangat dekat dan paling sayang dengan anak. Sikap/tingkah laku yang ditampilkan seorang anak pada dasarnya juga dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orangtua. Orangtua khususnya ibu harus pandai dalam memposisikan dirinya sesuai dengan keadaan. Dengan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan anak. Misalnya dengan menganggap anak sebagai sahabat agar anak tidak terbebani ketika ingin mengungkapkan sesuatu kepada orangtuanya. Banyak anak yang memilih untuk memendam perasaannya karena dia segan/takut kepada orangtuanya. Inilah mengapa orangtua/ibu perlu untuk meluangkan sebagian waktunya untuk berinteraksi dengan anaknya.Seorang ibu rumah tangga menjalani kehidupan dengan anak-anaknya di rumah dalam waktu 24 jam sehari semalam. Waktu 24 jam itu lebih dari cukup untuk mendidik anak-anak, membiasakan karakter yang baik kepada anak-anak guna membentuk budi pekerti/akhlak mulia kepada anak-anak. Pendidikan semacam ini merupakan tanggung jawab orangtua sepenuhnya. Beberapa kebiasaan-kebiasaan yang sejatinya diberikan oleh orangtua, kepada anak-anaknya dalam rangka pendidikan karakter/budi pekerti adalah:

A. Kebiasaan mengenal tuhan dalam sebutan sederhana dalam keseharian seperti Allah, Allahu Akbar.

B. Kebiasaan sopan santun kepada orangtua, guru, anggota keluarga yang lebih tua, kepada saudara dalam rumah, dan kepada tetangga.C. Kebiasaan bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.D. Kebiasaan menabung dengan cara menyisihkan sebagian dari uang jajan yang diberikan oleh orang tua.E. Kebiasaan meminta izin bila hendak keluar rumah, pergi ke rumah teman untuk belajar, pergi ke sekolah, ke mesjid, ke rumah guru mengaji.

F. Kebiasaan mencium tangan orangtua bila hendak kepergian.G. Kebiasaan berjalan menunduk di hadapan orangtua, di hadapan guru, atau orang lain yang usianya lebih tua sebagai bentuk penghormatan.BAB 5

PENUTUPA. SIMPULAN

Penulis dapat menarik simpulan bahwa seorang ibu dapat mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berprestasi dengan cara mengontrol pola tingkah laku anak. Pada umumnya anak yang bertingkah laku baik cenderung dapat meraih prestasi dan membanggakan kedua orangtuanya.Namun apabila seorang anak selalu ditekan dalam proses belajarnya maka ia justru akan memiliki mental yang tidak sehat. Apalagi kalau dengan sederet peraturan yang mengekang mereka. Sikap yang ditampilkan oleh anak merupakan cerminan dari sikap orangtuanya yang diturunkan melalui pola asuh yang diberikan orangtua. Sebagai orangtua yang membimbing anaknya agar berprestasi dengan baik hendaknya dapat membedakan antara gengsi dan kebutuhan orang tua.

Dalam hal tersebut peran yang dijalankan ibu rumah tangga dalam mendidik anak-anaknya adalah sebagai teladan, sebagai motivator, sebagai sumber ilmu dan pengetahuan, sebagai stimulus bagi perkembangan anak dan sebagai pemenuh kebutuhan anak.B. SARAN1. Bagi seluruh ibu yang sudah memiliki anak agar dapat mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, dengan cara meluangkan waktu untuk berkumpul dan bertukar pikiran dengan anak-anak2. Dalam menunjang prestasi anak orang tua sebaiknya mengikuti perkembangan belajar anak serta memberikan motivasi dan pengharapan yang positif.DAFTAR PUSTAKADepartemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2012. Sosiologi 1. Jakarta: Esis.Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Qohar. 2000. Prestasi Belajar Akademik. Dapat dibuka pada http://www.prestasi+akademik.com/belajarnews/235/saq8/html. Rola, F. 2006. Hubungan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. Dapat dibuka pada http://www.Digitizedlibrary.usu.ac.id/Psikologi/html. Stewart & Koch. 1983. Children Development Throught Adolescence. Canada: John Wiley and Sons, Inc.Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institut pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. 9