Isi

download Isi

of 16

description

berbagi

Transcript of Isi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangEpidemiologi merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat. Bisa dikatakan The master of public health is epidemiology. Masa sekarang ini, epidemiologi masih dianggap sebagai ilmu yang relatif masih baru, tetapi sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa dimana manusia mulai mengenal penyakit menular.Pengertian epidemiologi dari arti katanya yaitu epi : pada/ tentang, demos : penduduk dan logos : ilmu. Dalam arti sempit, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang epidemi. Sedangkan dalam arti luas, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang kemudian digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan. Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh para ahli epidemiologi, yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yaitu epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat kaitannya dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk tertentu. Sedangkan metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Oleh karena itu, dalam penggunaannya, epidemiologi berkaitan erat dengan disiplin ilmu yang lain, baik bidang eksakta maupun non eksakta(sosial). Sifat dasar epidemiologi yaitu lebih mengarahkan diri pada kelompok penduduk/masyarakat daripada kesehatan perorangan, serta menilai peristiwa yang ada dalam masyarakat serta kuantitatif(menggunakan rate atau semacamnya).

B. Tujuan1. Tujuan UmumPembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang epidemiologi kependudukan.

2. Tujuan khususa. Dapat mengetahui tentang pengertian epidemiologib. Dapat mengetahui tentang pengertian epidemilogi kependudukanc. Dapat mengetahui manfaat dari epidemilogi kependudukan

BAB II PEMBAHASANA. EPIDEMIOLOGI1. Pengertian EpidemiologiLast (1998)Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Mac Mahon (1970)Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

W.H. Frost (1927)Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

HIRSCH (1883)\Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan kondisi eksternal

ABDEL R OMRANEpidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

2. Tujuan EpidemiologiSecara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat; misalnya:a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalahb. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil

3. Ruang Lingkup Epidemiologi1. Subjek dan objek berupa masalah kesehatan :a. Epidemiologi dan pencegahan penyakit menularAplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam pencegahan penyakit menular misal: adanya imunisasi BCG maka penyakit campak tertanggulangib. Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak menularAplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal ini adalah mencari beberapa faktor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai penyakit tidak menular . misal: keracunan makanan dapat di cari faktor yang menjadi penyebabnya

c. Epidemiologi dalam klinikBentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khususd. Epidemiologi kependudukanMerupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan. e. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatanBentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.f. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerjaBentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.g. Epidemiologi kesehatan jiwaMerupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat. h. Epidemiologi giziDewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja. 2. Masalah kesehatan lain :a. Program KB, Perbaikan lingkungan pemukiman, pengadaan sarana pelayanan kesehatan3. Sasaran berupa populasi4. Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan manusia

4. Variabel EpidemiologiVariable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan penyakit epidemik, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang terjadi pada masyarakat. Variabel epidemiologi terdiri dari 1. Variabel waktuKejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi puncak insiden, merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain, skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :a. Variasi jangka pendek (fluktuasi)Adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang berjangka waktu relatif pendek. Contoh kejadian yang relatif pendek adalah keracunan makanan yang bersumber pada satu tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah tersebut akan selesai. b. Variasi berkala (siklis)Adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular yang endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus musiman. Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host, agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke musim kemarau. Variabel siklik dibagi menjadi dua, yaitu :1) Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)2) Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)

c. Variasi jangka panjang (secular trends)Adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat hal tersebut (misalnya : cacar dan polio).2. Variabel tempatPenyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba menjawab pertanyaan wher. Hubungan penyakit dengan tempat menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan tempat yang dihuni.Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas dan tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi (perkotaan dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan non institusi).3. Variabel orangVariabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak terhingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada. Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan), golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan lain sebagainya yang berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan makan (Sutrisna, 1994).Pentingnya variabel orang misalnya umur untuk mengetahui :a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksib. Tingkat imunisasi merekc. Aktifitas fisiologi

5. Peran Epidemiologi dalam Kesehatan1. Mengidentifikasi faktor faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan 3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut dianggap tidak berhasil, maka dapat dihentikan atau diubah dengan program lain. Misalnya program fogging untuk memberantas nyamuk dewasa dapat diganti dengan menggalakan 3M (Menguras, Menutup sumber air, mengubur setelah diketahui penyebabnya adalah perilaku penduduk.4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya menanggulanginya5. Mengarahkan intervensi yang diperlikan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.6. SurveilanceMenurut WHO, surveilance adalah kegiatan pengumpulan, perbandingan informasi, analisis, dan interpretasi data secara sistematik, berkelanjutan dan penyebaran informasi kepada yang membutuhkan sebagai dasar untuk melakukan tindakan.Ciri-ciri surveilance secara garis besar ada 5 yaitu :1. Adanya keteraturan (dalam pengumpulan data dan interpretasi data)2. Adanya upaya terus menerus3. Kesederhanaan (mudah didapat dan dikerjakan)4. Harus ada kemudahan untuk dimengerti5. Ada indikator yang dapat mengukur keberhasilan kegiatan surveilans

Kegiatan surveilance meliputi1. Pengumpulan dataData yang akan dikumpulkan dalam kegiatan surveilance berasal dari banyak sumber antara lain :a. Laporan kematianb. Laporan kesakitanc. Laporan kejadian luar biasad. Laporan dari penggunaan laboratoriume. Laporan dari penelitian epidemiologif. Laporan dari penyelidikan epidemiologi atas kejadian luar biasag. Survei- survei penyakith. Pemantauan vector dan reservoiri. Data demografikj. Data lingkungan2. Pemaparan dataData yang telah dikumpulkan secara rutin dapat dipaparkan dalam berbagai bentuk tampilan seperti tabel, grafik atau gambar. Hasil pemaparan akan memberikan informasi secara deskriptif kepada pembaca mengenai fenomena atau gamabaran.3. Analisa adataHasil pemaparan belum memberikan arti apabila belum dianalisa dan diinterpretasi. Analisa data surveilance menggunakan pendekatan deskriptif dengan determinan epidemiologi yaitu orang, tempat dan waktu. Dalam melakukan analisis data surveilance dibutuhkan data penunjang di luar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data kependudukan, adat geografis, data sosial budaya agar penariakan keputusan lebih komprehensif.4. Interpretasi dataTahapan lanjut setelah melakuakan analisi data sebelum dilakuakan penarikan suatu kesimpulan. Interpretasi adat secara sederhana diartikan sebagai menafsirkan informasi yang dikumpulkan. Penafsiran ini untuk menjawab apakah kejadian yang diamati merupakan suatu kejadian yang sesungguhnya. Untuk itu dibutuhkan banyak data untuk mendukung penarikan kesimpulan akhir.

5. DiseminasiDiseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan alanjut setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi adapat disamapaikan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja surveilens, keakuratan data dan peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di bidang kesehatan. Diseminasi juga bermanfaat untuk action pemecahan masalah.6. Evaluasi kegiatan surveilensAtribut-atribut yang digunakan untuk kegiatan evaluasi surveilens antara lain :a. Sensitivitasb. Timelinessc. Representative nessd. Predictive valuee. Accuracy and completeness of descriptive informationf. Simplicityg. Flexibilityh. Acceptability 7. Tingkat Pencegahan PenyakitDalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan perjalanan penyakit, yaitu :1. Pencegahan primerPencegahan tingkat pertama ini merupkan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus.Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan dan kebersihan lingkungan.Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan imunisasi, misalnya imunisasi terhadap difteri, pertusis, tetanus, morbili, hepatitis, sanitasi lingkungan seperti penjernihan air minum, pencegahan terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja.2. Pencegahan sekunderTingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agarsembuh, menghambat progresitifitas penyakit, menghindari komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan.Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan secara cepat dan tepat. Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara : penyaringan, pengamatan epidemiologis, survei epidemiologis dan memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan umum atau praktek dokter swasta.Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di masyarakat seperti penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi orang lain terkena penyakit tersebut. Dengan cara demikian, kita mengadakan pencegahan sekunder bagi penderita dan pencegahan primer bagi orang yang berpotensi terkena penyakit.Pencegahan sekunder banyak dilakuakan pada penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini karena kesulitan untuk mengadakan pencegahan primer.3. Pencegahan tersierPencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang cacat, membuat protesa ekstemitas akibat amputasi dan mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik.Pencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang menderita belum meninggal dunia.Budiarto, eko dan dewi anggraeni. 2002. Pengantar epidemiologi. Egc : jakarta8. Indikator Derajat KesehatanWHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada kesehatan positif dan konsep holistik yang terdiir dari 6 hal yaitu :a. Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorangb. Mengukur kemampuan fisik seseorangc. Penilaian atas kesehatan sendiird. Indeks Masa Tubuhe. Kesehatan Mental f. Kesehatan spiritual1. Indikator Sehat meliputi : input, proses dan outputa. Indikator input :Misalnya komitmen politik Alokasi sumber daya GNP dan GDP Penyebaran pendapatan Angka melek huruf orang dewasa Ketersediaan sarana kesehatan, penyebaran(3M) dan penggunaannya Tingkat pertumbuhan penduduk Kerangka organisasi dan proses manajerialb. Indikator ProsesKeterlibatan Masyarakat Tingkat Desentralisasi Bumil memeriksakan kehamilan (K1-K4) Penduduk yg tidk merokok dan tidak minum alkohol, dstc. Indikator Output Misalnya : 1) Cakupan Pelayanan Kesehatan 2) Dasar Cakupan Pelayanan Rujukan Status Gizi dan perkembangan motorik Angka kematian bayi/Ibu, Umur, Harapan hidup, dll

9. Kejadian Luar BiasaKejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu (Isna Hikmawati, 2011).Klasifikasi KLBa. Menurut penyebab1. Toksin2. Infeksi3. Toksin biologis4. Toksin kimiab. Menurut sumbernya1. Dari manusia2. Dari kegiatan manusia3. Dari binatang4. Dari udara dan air5. Dari makanan / minumanB. KEPENDUDUKANAda beberapa sumber pokok data kependudukan:1. Sensus penduduk2. Survai sampel demografi3. Sistem registrasia. Registrasi vital (catatan peristiwa-peristiwa pcnting seperti kelahiran,kematian dan perkawinan).b. Registrasi penduduk

Statistik Migrasi Internasional.Dahulu sensus sering dihubungkan dengan pemungutan pajak dan kata sensus berasal dari kata Latin censere yang berarti menaksir atau memungut pajak. Selain itu, sensus juga dihubungkan dengan kepentingan militer: orang Yunani kuno menghitung jumlah laki-laki dewasa pada masa perang dan juga pada waktu persediaan pangan berkurang. Sekarang informasi sensus bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk analisis statistik saja, sedangkan data pribadi tidak diterbitkan. Yang menganggap sensus ada hubungannya dengan pajak, relatif sedikit jumlahnya, tetapi di beberapa neqare. sensus masih diariggap mengganggu kcleluasaan pribadi.Di Amerika Serikat, suatu kemajuan penting terjadi dengan disusunnya Undang-Undang Dasar tahun 1797 yang mengharuskan negara itu melaksa-nakan sensus setiap 10 tahun. Sensus yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, biasanya 10 atau 5 tahun memudahkan perbandingan. Ciri-c.in khas sensus modem Iainnya adalahuniversaldanserentak,artinya, setiap individu dicacah pada waktu yang bersamaan.a. Survai SampeSuatu survai sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih sebagai wakil penduduk. Namun demikian, proses pemilihan ini dapat menimbulkan kesalahan sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah. Masalah lain yang timbul adalah karena suatu sampel nasional secaia relatif jumlahnya tidak besar, ada kemungkinan daerah atau unit yang kecil (misalnya suatu desa) tidak terwakili sehingga dengan sendirinya sangat sukar menentukan karakteristik daerah ini.Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan berkualrtas lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat dicurahkan untuk setiap wawancara. Sebuah Pertanyaan dalam sensus misalnya, dapat menunjukkan berapa jumlah anak ri setiap wanita. Namun demikian, untuk memperoleh perincian mengenai.b. Registrasi VitalSensus dan survai menggambarkan keadaan penduduk pada suatu waktu tertentu. Statistik vital merupakan sumber utama untuk mengetahui perubahan penduduk karena statistik ini dikumpulkan secara kontinu dalam berbagai buku registrasi yang biasanya meliputi kematian, kelahiran dan perkawinan. Catatan-catatan tentang hal ini telah disimpan oleh beberapa gereja di Eropa sejak abad ke 14, tetapi sistem pencatatan sipil yang resmi baru berkembang pada abad ke 19 dan 20. Jika registrasi dilaksanakan dengan cermot dan diwajibkan seperti di Australia dan negara-negara maju lainnya, jumlah kelahiran dan kematian dapat dianalisis bersama-sama dengan sensus terakhir dan statistik migrasi untuk memungkinkan perhitungan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, serta memperkirakan jumlah penduduk pada setiap waktu.Karena para petugas kesehatan masyarakat menekankan pentingnya mencegah penyakit dan mengurangi kematian, maka analisis hal-hal tertentu dari data registrasi (sebab kematian, umur waktu meninggal dan jenis pskerjaan almarhum/almarhumah) makin dibutuhkan. Meskipun demikian, di banyak negara berkembang, sangat banyak biaya diperlukan untuk menye-lenggarakan suatu sistem registrasi yang lengkap, sehingga dalam jangka waktu beberapa dasawarsa mendatang, buku registrasi agaknya dapat diandalkan untuk memberikan data demografi yang betul-betul dapat dipercaya.c. Buku Registrasi Pendekd. Statistik migrasi internasional.e. Membandingkan data demografi.

Fertilitas1. Berapa Perbedaan Fertilitas (Fertility Differential)Semua variabel-antara langsung mempengaruhi fertilitas, sedangkan variabel lainnya yaitu variabel pengaruh, hanya dapat mempengaruhi fertilitas secara tidak langsung. Jadi: variabel pengaruh variabel antara fertilitas.Tentu saja, Gambar 4B sangat disederhanakan. Misalnya, sikap terhadap besarnya keluarga ideal mungkin mempengaruhi fertilitas, tetapi mungkin juga sebaliknya. Variabel-pengaruh (seperti pendidikan, penghasilan dan pekerjaan), mungkin ^ljng_berkaitjm_sehingga pengaruh relatifnya terhadap fertilitas jsukar cHtentukan. Pada masa lalu para peneliti cenderung memusatkan perhatian kepada variabel-antara atau kepada variabel pengaruh. Bagaimana pun juga, Survai Fertilitas Dunia mengharapkan agar keduanya digunakan apabila akan dibuat sesuatu analisis yang tajam tentang fertilitas.

2. Fertilitas dan Status Sosial EkonomiWrong percaya bahwa norma yang menunjukkan penduduk dari golongan status ekonomi yang Iebih rendah mempunyai fertilitas yang relatif lebih tinggi, hampir dapat dikatakan sebagai suatu hukum sosial ekonomi. Ketika I survai di India dan di tempat lain menunjukkan hasil yang sebaliknya, datanya antik dengan alasan bahwa wanita-wanita dari kelas rendah cenderung lupa an jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Hull and Hull (1977) mampu menentang hukum yang terkenal itu karena datanya dianalisis menurut variabel-berpengngaruh dan juga rnenurut variabel-antara. Hasil studi mereka di sebuah desa. Tengah menunjukkan bahwa kelompok isteri yang berpenghasilan tinggi jMaporkan jumlah anak yang Iebih banyak. Apakah hal ini karena wanita yang h miskin kurang memperhatikan jumlah kelahiran? Setelah menganalisis data piaasarkan variabel-antara 3, 4, dan 7, mereka menarik kecimpulan bahwa perrbedaan-perbedaan itu memang tidak dibuat-buat. Perkawinan wanita yanglebih miskin kurang stabil, masa abstinensinya setelah bersalin lebih lama dan mereka lebih mungkin menjadi mandul.

3. Fertilitas dan PendidikanMenurut Holsinger dan Kasarda (1976: 154), meskipun kenaikan tingkat pendidikan menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah, tetapi hubungan antara kedua variabel ini belum benar-benar terbukti. Pendidikan jelas mempengaruhi usia kawin karena pelajar dan mahasiswa pada umumnya berstatus bujangan. Lagi pula, jika pendidikan meningkat, maka pemakaian alat-alal kontrasepsi juga meningkat. Hawthorn (1970: 42) menyatakan bahwa dalarr, semua masyarakat, kesadaran akan pembatasan kelahiran memang tergantung pada latar belakang daerah kota atau tempat tinggal pendidikan dan penghasiian. Pendidikan yang kuat pengaruhnya terhadap variabel-variabe! pengaruh lainnya seperti sikap terhadap bcsarnya kcluarga ideal, dan nilai anak.Menurut Bouge (1969: 676), pendidikan mcnunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap fcrtilitas daripada variabel-variabel yang lain. Muangthai meru-pakan salah satu contoh di mana kedua variabel ini mcmpunyai hubungan yang berlawanan: pada 1960, wanita yang berumur di atas 50 mempunyai rata-rata anak 5, 7 bagi yang tidak berpendidikan, 5, 2 bagi yang berpendidikan tingkat pertama dan 3, 4 bagi yang berpendidikan tingkat menengah.

4. Ferbedaan Desa KotaDi negara-negara maju, fertilitas di daerah pedesaan biasanya lebih tinggi daripada di daerah kota. Di beberapa negara seperti Polandia dan Yugoslavia, perbedaan ini justru lebih dari 30% (United Nations, 1976: 48). Di Australia pada 1911, jumlah anak bagi wanita usia 4549 tahun rata-rata adalah 4,2, sedangkan di pedesaan sebesar 4,8. Menjelang 1966, angka ini turun menjadi 2,7 di kota, dan di daerah pedesaan menjadi 3,2.

5. Agama dan FertilitasAgama tentu saja merupakan salah satu variabel pengaruh yang penting. Orang Katolik seringkali mempunyai fertilitas yang lebih tinggi daripada penganut fcjama Yahudi atau Protestan. dan kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa |:ang Islam sering mempunyai fertilitas yang lebih tinggi daripada yang bukan |iam. Masing-masing hipotesa di bawah ini mencoba menerangkan bagaimana dapat mempengaruhi perbedaan fertilitas.

6. Fertilitas Orang KatolikDoktrin Katolik Roma sebenarnya pro-natalis. karena mendukung keluarga besar dan menolak cara-cara pembatasan kclahiran yang paling efisien. Meskipun demikian, banyak orang Katolik menggunakan cara-cara tersebut dan beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik seperti Perancis, Austria dan Luzemburg, mempunyai tingkat fertilitas yang sangat rendah.7. Fertilitas kaum MusliminAda lebih dari 22 negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam dan penganut agama ini yang disebut kaum Muslimin, barangkali ber-jumlah sekitar seperlima penduduk dunia. Kirk (19b6: 567) telah mencatat bahwa fertilitas kaum Muslimin (1) pada umumnya tinggi, (2) tidak nyata menunjukkan tren penting dari waktu ke waktu. (3) umumnya lebih tinggi daripada negara-negara tetangganya yang mayoritas penduduknya beragama lain. Oleh karena itu. Kirk menarik kesimpulan bahwa hubungan antara agama dan fertilitas itu lebih erat pada kaum Muslimin dari pada agama yang lain.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanMerupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan.B. SaranBerdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka, penulis mengajukan beberapa saran yang ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang perawat. Yaitu: Perlunya mempelajari secara mendalam tentang epidemiologi kependudukan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, eko.2003. Pengantar epidemiologi.jakarta: penerbit buku kedokteran egcBustan mn ( 2002 ).Pengantar epidemiologi, jakarta, rineka ciptaNasry, nur dasar-dasar epidemiologiArsip mata kuliah fkm unhas 2006

1