Isi

38
BAB I PENDAHULUAN A. Kasus Tn.D berusia 65 tahun, mengeluh 3 hari pandangan kabur dan merasakan nyeri hebat pada mata sebelah kiri, warna-warna di sekeliling cahaya, mata merah disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah sudah beberapa kali. Pada pemeriksaan bola mata dengan menggunakan tonometri didapatkan peningkatan tekanan bola mata 22 mmHg, funduskopi ditemukan cekungan pupil lebihh lebar dan dalam, lapang pandang menyempit, dan terdapat depresi pada bagian nasal. Pasien mendapatkan terapi oleh dokter yaitu timolol 0,25% tetes setiap 12 jam. B. Cara Belajar 1. Menerapkan metode SEVEN JUMP. 2. Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan pertanyaan praktik. 3. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber-sumber belajar dan alternatif jawaban. 4. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman. 1

Transcript of Isi

BAB IPENDAHULUAN

A. Kasus Tn.D berusia 65 tahun, mengeluh 3 hari pandangan kabur dan merasakan nyeri hebat pada mata sebelah kiri, warna-warna di sekeliling cahaya, mata merah disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah sudah beberapa kali. Pada pemeriksaan bola mata dengan menggunakan tonometri didapatkan peningkatan tekanan bola mata 22 mmHg, funduskopi ditemukan cekungan pupil lebihh lebar dan dalam, lapang pandang menyempit, dan terdapat depresi pada bagian nasal. Pasien mendapatkan terapi oleh dokter yaitu timolol 0,25% tetes setiap 12 jam.

B. Cara Belajar1. Menerapkan metode SEVEN JUMP.2. Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan pertanyaan praktik.3. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber-sumber belajar dan alternatif jawaban.4. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman.5. Lecture dan atau hand-out.

BAB IIISI

A. Jump 1 (Kata kunci)Kata kunci :1. Usia 65 tahun2. Funduskopi : Funduskopi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan adanya miopi, hipermetropi, emetropi, pengamatan retina, dan pengamatan pupil.3. Tonometri : Tonometri adalah alat untuk mengukurtekanan bola mata/ tekanan intra okular (TIO).4. Timolol 0,25% : Timolol adalah obat yang jika berikan di mata, mengurangi tekanan intraokular normal dan meningkat (TIO).5. Pandangan kabur selama 3 hari 6. Nyeri hebat7. Mata merah8. Sakit kepala9. Mual dan muntah10. Depresi pada bagian nasal : Terjadi tekanan pada nasal.11. Cekung pupil lebih lebar dan dalam12. Lapang pandang menyempit : Lapangan pandang mata adalah luas lapangan penglihatan seorang individu.Terdapat tiga jenis lapangan pandang; lapangan makular yaitu lapangan pandangyang paling jelas dilihat oleh kedua mata, lapangan binokular yang dilihat olehkedua mata secara umumnya dan lapangan monokular yaitu kawasan yang bisadilihat oleh salah satu mata saja.13. Tekanan bola mata 22 mmHg

B. Jump 2 (Identifikasi masalah)1. Pasien mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kanan2. Pandangan pasien kabur3. Pasien melihat ada warna-warna disekeliling cahaya4. Mata pasien merah5. Pasien mengalami sakit kepala, mual dan muntah-muntah6. Bola mata pasien mengalami peningkatan tekanan 22mmHg7. Funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam8. Lapang pandsang menyempit9. Terdapat depresi pada bagian nasal10. Pasien mendapatkan terapi oleh dokter yaitu timolol 0,25% tetes setiap 12 jam

C. Jump 3 (Analisis masalah)1. Mengapa pandangan Tn.D yang berusia 65 tahun kabur ?a. karena jaringan otot dan bagian-bagian mata lainnya pada lansia mengalami penururnan fungsib. Faktor lingkunganc. Pola hidup sehari-hari

2. Apa penyebab nyeri hebat pada mata sebelah kiri Tn.D ?a. Skelera pada mata mengalami infeksi yang disebabkan virus,bakteri,debu dan benda asing lainnyab. Pecahnya pembuluh darah di mata

3. Mengapa Tn.D diberikan terapi Timolol 0,25% setiap 12 jam sekali oleh dokter ?a. Untuk meringankan rasa nyeri dan warna kemerahan di matab. Membantu macrofag untuk membersihkan pembuluh darah yang mati di mata4. Mengapa bagian nasal Tn.D mengalami depresi ?a. Terjadi sumbatan pada nasalb. Terjadi gangguan fungsi saraf mata

5. Mengapa Tn.D mengalami sakit kepala, mual dan muntah ?a. Adanya gangguan pada sistem pencernaanb. Gangguan pada saraf mata

6. Mengapa tekanan bola mata Tn.D sebesar 22 mmHg ?a. Karena mata mengalami infeksi

7. Mengapa cekungan pupil bola mata sebelah kiri Tn.D melebar dan lapang pandang menyempit ?a. Karena mata mengalami pembengkakan

8. Mengapa mata Tn.D merah ?a. Karena mata Tn.D mengalami iritasi

9. Berapa normalnya tekanan bola mata pada manusia ?a. 10 20 mmHgb. 15 20 mmHg (dengan tonometer Schiotz)

10. Apa itu Funduskopi ?a. Suatu alat untuk mengetahui cekungan pupil

11. Apa kandungan dan fungsi timolol ?a. Fungsi timolol adalah untuk mengobati hipertensi dengan melawan zat kimia tubuh yang menyusutkan pembuluh darahb. Kandungan -

12. Mengapa pemeriksaan bola mata Tn.D mengggunakan Tonometri ?a. Karena tonometri adalah salah satu alat untuk memeriksa mata

13. Mengapa hanya mata sebelah kiri yang mengalami gangguan ?a. karena hanyakarena hanya mata sebelah kiri yang terinfeksi

14. Apa itu Tonometri ?a. Terapi yang digunakan untuk mengukur tekanan bola mata

D. Jump 4 (Kerangka konsep)-E. Jump 5 (Tujuan minimal)1. Mengidentifikasi pengertian penyakit atau gangguan kesehatan pada sistem persepsi sensori.2. Menjelaskan clinical pathway dari manifestasi klinis yang ada pada gangguan sistem persepsi sensori.3. Mengidentifiikasi proses timbulnya komplikasi yang dapat terjadi pada sistem persepsi sensori.4. Menjelaskan berbagai pemeriksaan fisik yang diperlukan dan penunjang.5. Menjelaskan pengkajian keperawatan yang spesifik dan diperlukan klien.6. Menyebutkan diagnosis keperawatan yang mungkin dialami klien.7. Menjelaskan perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.8. Menjelaskan tindakan keperawatan yang harus dilakukan .9. Menjelaskan terapi yang diberikan untuk mengatasi gangguan sistem persepsi sensori dan implikasi keperawatannya.10. Merumuskan berbagai pendidikan kesehatan pada klien dalam rangka kepulangan klien.

F. Jump 6 (Pertanyaan teoritis)1. Jelaskan definisi Glaukoma !Jawab : Glaukoma merupakan kelompok penyakit kerusakan saraf optic (neuropati optic) yang biasanya disebabkan karena terjadi peningkatan tekanan pada papil saraf optic, sehingga merusak saraf optic tersebut tersebut.

2. Jelaskan klasifikasi Glaukoma !Jawab : a. Glaukoma primer1) Glaukoma sudut terbuka.Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.

2) Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit) Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.

b. Glaukoma sekunderDapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma . Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab, seperti :1) Perubahan lensa2) Kelainan uvea3) Trauma bedah

c. Glaukoma kongenital1) Primer atau infantile2) Menyertai kelainan kongenital lainnya

d. Glaukoma absolutMerupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.

3. Jelaskan etiologi Glaukoma !Glaucoma timbul akibat penambahan tekanan dalam mata, yang dapat akut maupun kronik. Glaucoma disebabkan adanya cairan dalam bilik anterior yang belum sempat disalurkan keluar, sehingga tekanan yang ditimbulkannya dapat menimbulkan tekanan pada saraf optic.Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.

4. Sebutkan manifestasi klinis Glaukoma !Jawab : a. Mata berairb. Peka terhadap cahaya c. Mata merah d. Kornea tampak kabur e. Kornea membesar f. Nyeri pada bagian mata g. Ketajaman visual berkurang h. Hilangnya pengelihatan sisi samping (perifer). i. Sakit kepala j. Pengelihatan kabur k. Melihat pelangi bila melihat sumber cahaya terang (misalnya lampu)

5. Sebutkan komplikasi Galukoma !Jawab :Jika tidak diobati, bola mata akan membesar dan hampir dapat dipastikan akan terjadi kebutaan

6. Jelaskan factor pencetus terjadinya Glaukoma !Jawab :Peningkatan tahanan tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan kortikostroid jangka lama, tumor intraokuler, uveitis akibat penyakit seperti herpes simplex atau herpes zoster, atau penyumbatan jaring-jaring trabekula oleh material lensa, bahan viskoelastik (digunakan pada pembedahan katarak), darah atau pigmen.Peningkatan tekanan episkleral akibat keadaan seperti luka bakar kimia, tumor retrobulbar, penyakit tiroid, fistula ateiovenosa, jugularis superior vena kava atau sumbatan vena pulmonal juga dapat mengakibatkan peningkatan TIO

7. Sebutkan factor pendukung terjadinya Glaukoma !Jawab :a. Riwayat glaukoma di dalam keluarga.b. Tekanan bola mata tinggic. Miopia (rabun jauh)d. Diabetes (kencing manis)e. Hipertensi (tekanan darah tinggi)f. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)g. Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnyah. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama

8. Sebutkan diagnose banding Glaukoma !Jawab :a. Glaukoma fakomorfik 1) Katarak imatur atau matur 2) Sudut bilik mata depan tertutup

b. Glaukoma sekunder karena uveitis: Sinekia posterior total, iris bombans, sudut tertutup atau dapat juga berupa miosis dengan sudut terbuka.

c. Glaukoma neovaskularNeovaskularisasi pada iris.

d. Glaukoma primer sudut tertutup akut1) Lensa jernih, bilik mata depan tertutup.2) Penatalaksanaan Gloukoma Fakolitik

9. Jelaskan penatalaksaan keperawatan (Nanda NIC NOC) secara umum tanpa operasi !Jawab : ASUHAN KEPERAWATANPADA Tn.D DENGAN GLAUKOMA

A. PENGKAJIAN1. Identitas PasienNama: Tn.DUmur: 65 tahunPekerjaan: -Status: -Alamat: -Diagnosa Medis: Glaukoma

2. Penanggung JawabNama: -Umur: -Sebagai : -Pekerjaan: -Alamat: -

B. RIWAYAT KESEHATAN1. Keluhan utama :Tn. D mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kiri.

2. Penyakit sekarang :Pandangan kabur, warna-warni di sekeliling cahaya, mata merah, disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

3. Penyakit dahulu : -4. Penyakit keluargan : -

C. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan umum :Pada pemeriksaan bola mata dengan menggunakan tonometri didapatkan peningkatan tekanan bola mata sebesar 22 mmHg, funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam, lapang pandang menyempit, dan terdapat depresi pada bagian nasal.

2. Anamnesa: Klien mengatakan mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kiri.

D. TERAPI FARMAKOLOGI (OBAT-OBATAN) Pasien mendapatkan terapi dokter yaitu timolol 0.25 % tetes setiap 12 jam.

E. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan glaukoma :a. Nyeri akut b.d agen injuri biologisb. Gangguan persepsi sensori : visual b.d. perubahan sensori motorikc. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntahd. Risiko cidera b.d. gangguan visuale. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan pembatasan secara kognitif. NoDIAGNOSAINTERVENSI

NOCNIC

1Nyeri akut b.d agen injuri biologis

Pemberian Analgesik : Penggunaan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.Penatalaksanaan nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.

Minta pasien untuk menilai nyeri / ketidaknyamanan pada skala 0 sampai 10 (0 = tidak ada nyeri / ketidaknyamanan, 10 = nyeri yang sangat) Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang konsisten dengan usia dan tingkat perkembangan pasien. Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurangan nyeri tidak dapat dicapai.Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.Tingkatkan Kenyamanan : Perasaan secara fisik dan psikologis.Perilaku Mengendalikan Nyeri : Tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatanPasien akan menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan nonanalgesik secara tepat.

2

Gangguan persepsi sensori : visual b.d. perubahan sensori motorik

Pencegahan deteriorisasi visual yang lebih berat.

Kriteria Hasil : Keluarga mampu memahami kondisi yang terjadi.

a. Memberikan reorientasi pada keluarga secara berkala terhadap realitas dan lingkungan b. Memberikan penjelasan dan pemahaman untuk tindakan proteksi terhadap pasien.

3Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntahZat gizi yang dapat memenuhi kebutuhan metabolik.Asupan makanan dan cairan.Nilai gizi.

Kriteria Evaluasi :

1. indikator asupan makanan dan cairan.

2. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan.

3. Melaporkan keadekuatan tingkat energi.

Pengelolaan gangguan makan : pencegahan dan penanganan pembatasan diet yang berat.Pengelolaan nutrisi dengan bantuan asupan makanan dan cairan yang seimbang.Memfasilitasi pencapaian BB yang ideal.

Aktivitas Keperawatan :1. Pantau nilai laboratorium (transferin, albumin, dan elektrolit).2. Memotivasi pasien mengubah kebiasaan makan.3. Ketahui makanan kesukaan pasien.

4Risiko cidera b.d. gangguan visualRisiko cidera menurun. Kriteria Hasil : Pengendalian risko yang ditunjukkan dengan :a. Pantau faktor risiko perilaku anak dan lingkungan.b. b. Mengembangkan dan mengikuti strategi pengendalian risiko.c. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi risiko.

a. Pencegahan jatuh atau trauma lain pada anak.

b. Pemantauan terhadap anak.

c. Berikan materi dan pendidikan yang berhubungan dengan strategi dan tindakan untuk mencegah cidera.

5Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan pembatasan secara kognitif.Pengajaraan, Proses Penyakit : membantu pasien dalam memahami informasi yang berhubungan dengan proses timbulnya penyakit secara khusus.Pengajaraan, Individu : perencanaan, implementasi, dan evaluasi penyusunan program pengajaran yang dirancang untuk kebutuhan khusus.Pengajaraan, Pengobatan yang Dianjurkan : menyiapkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang dianjurkan dan memantau efeknya.Aktivitas keperawatan :-cek keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien memahami penanganan yang dianjurkan.-pengajaran: individu (NIC): Lakukan penilaian tingkat pengetahuan pasien dan pahami isinya (misalnya, pengetahuan atau prosedur/penanganan yang dianjurkan)Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus (misalnya tingkat perkembangan, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, keadaan emosional, dan adaptasi terhadap sakit)

Pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan : peningkatan pemahaman dan informasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang proses penyakitnya.

Menunjukkan Pengajaraan : proses penyakit, dibuktikan dengan indikator berikut (nilainya 1-5: tidak ada, terbatas, cukup, banyak, atau luas)-Memahami proses pengobatan yang dianjurkan.-Memahami proses penyakit.

10. Jelaskan pendidikan kesehatan pada pasien Glaukoma !Jawab :Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi (pengobatan untuk glaucoma sudut tertutup, biasanya dilakukan dengan laser) untuk mencegah serangan akut.Sebagian obat-obatan glaukoma dapat berinteraksi kedalam tubuh, sehingga obat-obatan tertentu merupakan kontra indikasi (tidak boleh). Contoh penyakit yang mungkin terkena efek obat glaukoma tertentu yaitu penyakit asma, penyakit gangguan irama jantung dan alergi terhadap sulfa. Keadaan umum lain yang harus diperhatikan adalah kehamilan. Penting bagi pasien untuk memberitahukan penyakit-penyakit yang diderita dan keadaan umum tubuh (misalnya kehamilan) kedokter yang bersangkutan, sehingga dokter dapat memilih terapi/pengobatan yang sesuai.

11. Apa peran perawat pada kasus Glaukoma ?Jawab :1) PEMBERI ASUHAN KEPERAWATANSebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks. 2) PEMBUAT KEPUTUSAN KLINISMembuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).

3) PELINDUNG DAN ADVOKAT KLIENSebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas.Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4) MANAGER KASUSDalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.

5) REHABILITATORRehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. 6) PEMBERI KENYAMANAN Merawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7) KOMUNIKATOR Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas. 8) PENYULUH Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.

9) KOLABORATOR Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

10) EDUKATOR Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

11) KONSULTAN Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 12) PEMBAHARU Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

G. Jump 7 (Penguatan hasil belajar)Dilakukan sintesis informasi baru, menguji dan mengevaluasi bersama tutor untuk permasalahan yang sedang dikemukakan.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanDari hasil diskusi kelompok kami dapat disimpulkan bahwa penyakit yang di derita Tn. D adalah penyakit Glaukoma.Glaukoma merupakan kelompok penyakit kerusakan saraf optic (neuropati optic) yang biasanya disebabkan karena terjadi peningkatan tekanan pada papil saraf optic, sehingga merusak saraf optic tersebut tersebut. Pada kasus ini di dapatkan peran perawat sebagai berikut : Pemberi asuhan keperawatan, Pembuat keputusan klinis, Pelindung dan advokat klien, Manager kasus, Rehabilitator, Pemberi kenyamanan, Komunikator, Penyuluh, Kolaborator, Educator, Konsultan, Pembaharu.

B. SaranOrang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi (pengobatan untuk glaucoma sudut tertutup, biasanya dilakukan dengan laser) untuk mencegah serangan akut.

DAFTAR PUSTAKA

Watson R. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10. Jakarta : EGC, 2002.

Ilyas, sidarta. 2009. Dasar-Dasar Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.

Priharjo Robert. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC, 2006.

Pearce C. Evelyn. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Edisi 40. Jakarta : Gramedia pustaka utama, 2013.

Wilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC ; alih bahasa, Estu Wahyuningsih. Edisi 9. Jakarta : EGC, 2011.

James Bruce, Chris Chew, Anthony Bron. Lecture notes on Ophthalmogy. Edisi 9. Jakarta : Erlangga. 2005

1