Isi

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Kerja praktek (KP) merupakan suatu kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan mahasiswa di suatu instansi dalam rangka menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh di perkuliahan agar mahasiswa memperoleh gambaran yang komprehensif praktek kerja pada bidang ilmu yang dipelajari. Diadakannya kegiatan ini karena sistem pembelajaran yang ada di jurusan kimia mengacu pada pendidikan yang berbasis pada lapangan atau bidang pekerjaan yang diharapkan setelah lulus, mahasiswa dapat terjun langsung ke Industri berbasis kimia atau lembaga-lembaga penelitian. Pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan kurikulum akademik yang berlaku di jurusan kimia, yang diharapkan dapat mengenal lebih jauh mengenai dunia Industri atau Instansi. 1.2 Tujuan Kerja Praktek Tujuan pelaksanaan KP adalah : a. Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh. b. Membentuk mahasiswa yang terampil, mampu bekerjasama, mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan dunia industri atau instansi atau lembaga penelitian.

description

ok

Transcript of Isi

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Kerja PraktekKerja praktek (KP) merupakan suatu kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan mahasiswa di suatu instansi dalam rangka menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh di perkuliahan agar mahasiswa memperoleh gambaran yang komprehensif praktek kerja pada bidang ilmu yang dipelajari. Diadakannya kegiatan ini karena sistem pembelajaran yang ada di jurusan kimia mengacu pada pendidikan yang berbasis pada lapangan atau bidang pekerjaan yang diharapkan setelah lulus, mahasiswa dapat terjun langsung ke Industri berbasis kimia atau lembaga-lembaga penelitian. Pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan kurikulum akademik yang berlaku di jurusan kimia, yang diharapkan dapat mengenal lebih jauh mengenai dunia Industri atau Instansi.1.2 Tujuan Kerja PraktekTujuan pelaksanaan KP adalah :

a. Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.b. Membentuk mahasiswa yang terampil, mampu bekerjasama, mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan dunia industri atau instansi atau lembaga penelitian.c. Memahami suasana dan kondisi objektif lapangan kerjad. Meningkatkan wawasan mengenai industri atau instansi atau lembaga penelitian.e. Membangun jejaring kerja dengan pihak pengguna lulusan Jurusan Kimia Unjani.f. Sebagai wahana memperolah umpan balik untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan sesuai kebutuhan dunia kerja.g. Mengetahui proses pemeriksaan larutan elektoplating dengan berbagai metode yang digunakan di Laboratorium Proses Kontrol PT. Dirgantara Indonesia (Persero).1.3 ManfaatAdapun manfaat dari Kerja Praktek adalah :

1. Mengetahui proses pemeriksaan larutan elektroplating menggunakan metode titrasi asam basa pada larutan Chromic Acid Anodizing (CAA).2. Mengetahui parameter yang terkandung dalam setiap larutan elektroplating.3. Mengetahui konsentrasi parameter yang terkandung pada setiap larutan elektroplating.BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1Sejarah singkat PT .Dirgantara IndonesiaPada awalnya untuk merencanakan serta membuat pesawat terbang di Indonesia, baru terwujud setelah proklamasi kemerdekaan yang di tunjukan untuk kelancaran pertahanan dan keamanan.Dengan di pelopori oleh pemudapemuda seperti Wiweko Supomo (mantan Direktur Utama Garuda) dan Nurtanio Pringgo Adisuryo pada tahun 1946 di Magetan, dibuatlah bengkel pesawat disebuah bengkel kecil yang dikenal dengan nama seksi percobaan yang berada di bawah penguasaan Komando Depot Perawatan mayor Udara Nurtanio, mereka mampu merencanakan serta membuat pesawat terbang yang pertama dengan nama SIKUMBANGSejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan Negara Republik Indonesia maka makin tumbuh pula kesadaran akan pentingnya penerbangan baik dalam masa damai maupun dalam keadaan perang. Untuk itu pada tanggal 16 Desember 1961 dibentuk LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Pesawat Terbang) yang ditugaskan untuk mempersiapkan pembangunan Unit Industri penerbangan yaitu membuat Pesawat Terbang dan menyediakan suku cadang.

Dengan gugurnya komandan Udara Nurtanio Pringgo Adisuryo pada tanggal 21 Maret 1966 karena kecelakaan persawat terbang yang terjadi ditengah kota Bandung, maka untuk menghoramati dan mengabdikan jasa-jasanya LAPIP dirubah menjadi LIPNUR (Lembaga Pesawat Terbang Nurtanio).

Pada masa kegiatan itu LIPNUR hanya memiliki kurang lebih 500 Personil, kemudian berdasarkan akta notaries no 15 tanggal 28 April 1976 di Jakarta didirikan sebuah perseroan PT.IPTN (PT Industri Pesawat Terbang Nusantara). Maka secara resmi PT. IPTN yang berlokasi di Kota Bandung, di mulai dengan hanya 500 karyawan pada tahun 1976, dan dan 900 karyawan pada tahun 1983 dan akhir tahun 1990 sampai tahun 1997 sudah mencapai kurang lebih 16000 karyawan, sejak tahun 2003 sampai sekarang jumlah karyawan kurang lebih 4500 orang. Hal ini penting artinya dalam hubungan keterbukaan secara luas lapangan kerja terknologi tinggi sekaligus peningkatan kemampuan sumberdaya manusia Indonesia.

Menginjak usia sepuluh tahun diselenggarakan Indonesia Air Show (IAS) 1986 yang menaruh perhatian masyarakat baik nasional maupun internasional. Tahun 1987 kerjasama timbal balik produksi dengan General Dynamic untuk pembuatan komponen pesawat tempur F-16 direalisasikan. Sementara itu sub-kontak pembuatan komponen Pesawat Terbang Boeing 767 dan 737 dimulai dengan menggunakan teknologi maju dan modern.Kini memasuki dasawarsa kedua PT.IPTN tidak hanya mempertahankan dan meningkatkan penguasaan teknologi ke tahap pengembangan teknologi, tetapi juga mulai mengarah kepada upaya industry pesawat terbang yang sesungguhnya. Hal ini di buktikan dengan dikembangkannya suatu produksi baru yaitu N-250 yang sepenuhnya hasil rancangan bangun bangsa Indonesia.Adapun jenis pesawat terbang lain yang diproduksi adalah : NC-212, NC-235, NBO-105, NSA -330, (PUMA), NAS-332 (SUPER PUMA), NBK-117, NBELL-412 .

Untuk lebih memperluas pemasaran bagi produk-produknya khususunya di wilayah Amerika sejak tahun 1992 yang lalu, PT. IPTN memiliki Branch office yang berkedudukan di Seatlle America PT. IPTN pada dasawarsa pertama dalam mewujudkan teknologi pembuatan pesawat terbang sekaligus sebagai dasar langkah lanjut yang lebih maju.

Selama 24 tahun PT. IPTN telah berkembang dengan pesat,untuk itu guna memperluas bidang usahanya di berbagai jenis bidang maka PT. IPTN di rubah menjadi PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2000 pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Dengan nama yang baru PT Dirgantara Indonesia tidak hanya khusus memproduksi pesawat terbang tetapi berbagai produk, contohnya system persenjataan didalam pesawat terbang.

2.1.1Visi Dan Misi PerusahaanA.Visi PerusahaanMenjadi perusahaan industri kelas dunia dalam industri dirgantara yang berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global dengan mengandalkan keunggulan biayaB. Misi perusahaan1. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersial serta dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya.

2. Sebagai pusat keuntungan bidang industri dirgantara terutama dalam rekayasa, rancang bangun manufaktur, produksi dan pemeliharaan untuk kepentingan komersial dan militer serta untuk aplikasi diluar industri dirgantara.

3. Mejadikan perusahaan sebagai kelas dunia di industry global yang mampu bersaing dan mampu melakukan aliansi stategi dengan industry dirgantara lainnya.

2.1.2Profil PerusahaanPT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufacturing pesawat terbang.Diawali dengan membangun dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan industri yang berdiri pada 23 Agustus 1976 ini, memproduksi helikopter dan pesawat terbang: NBO-105, Super puma NAS-332, NC-212; dan tiga tahun kemudian mengintegrasikan teknologi, PT Dirgantara Indonesia bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235.Kemudian, dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuan sebagai industri pesawat terbang, kerja sama internasional ditandatangani, antara lain dengan Boeing Company, menghasilkan komponen pesawat Boeing, dengan Bell Helicopter Textron, memproduksi NBELL-412.Selanjutnya, dengan penguasaan teknologi serta keahlian yang terus berkembang, Dirgantara Indonesia merancang bangun N250, generasi pesawat penumpang subsonic dengan daya angkut 64-68 penumpang dengan fly by wire system. Prototype pertamanya telah berhasil diterbangkan pertama kalinya, pada tanggal 10 Agustus 1995, dan telah menjalani sekitar 600 jam uji terbang. Kemudian diteruskan dengan mengembangkan N2130 pesawat jet transonic dengan inovasi baru, dalam tahap preliminary design. Namun, kedua program tersebut terhenti adanya kendala pendanaan.Pada tahun 1998, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun sebelumnya, industri ini mempersiapkan paradigma baru. Melalui paradigma ini, PT Dirgantara Indonesia lebih berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi yang telah diserap selama tiga windu, sebagai ujung tombak dalam menghasikan produk dan jasa.Kini, PT Dirgantara Indonesia telah berhasil sebagai industri manufaktur dan memiliki diversifikasi produknya, tidak hanya bidang pesawat terbang, tetapi juga dalam bidang lain, seperti teknologi infomasi, telekomunikasi, otomotif, maritim, militer otomasi dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering services.Pada awal tahun 2004, program restrukturisasi perusahaan yang mencakup reorientasi bisnis dan penataan ulang SDM digulirkan, postur karyawan menyusut dari 9.670 menjadi sekitar 3.500 orang; dan Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnisnya dari 18 menjadi 5 satuan usaha, yang meliputi :a. Aircraft

b. Aerostructure

c. Aircraft Services

d. Defence

e. Engineering ServicesDengan demikian diharapkan industri ini menjadi Institusi bisnis yang adaptif dan efisien.

C.SATUAN USAHA1.AIRCRAFTMemproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer, dan juga misi khusus.a. NC-212Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang, dengan beragam versi, dapat lepas landas dengan mendarat dalam jarak pendek, serta mampu beroprasi pada landasan rumput/tanah dll. (unpave run away)b. CN-235Pesawat angkut komuter serbaguna dengan kapasitas 35-40 penumpang ini, dapat digunakan dalam berbagai misi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek dan mampu beroprasi pada landasan rumput/tanah/es/ dll. (unpave run away)c. NBO-105Holikopter multi guna ini mampu membawa 4 penumpang, sangat baik untuk berbagai macam misi; mempunyai kemampuan hovering dan manuver dalam situasi penerbangan apapun.d. SUPER PUMA NAS-332Helikopter modern ini mampu membawa 17 penumpang, dilengkapi dengan aplikasi multi misi yang aman dan nyaman.e. NBELL 412Helikopter yang mampu membawa 13 penumpang ini, memiliki prioritas rancanan yang rendah resiko: keamanan yang tinggi, biaya perawatan dan biaya operasi yang rendah.2. AEROSTRUCTUREDidukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan tinggi dalam manufaktur dengan dilengkapi pula dengan fasilitas manufaktur dengan ketepatan tinggi (high precision), seperti : mesin-mesin canggih, bengkel sheet metal & welding/pengelasan, composite & bonding center, jig & tool shop, calibration, testing equipment & quality inspection (peralatan test & uji kualitas), pemeliharaan, disb.; bisnis Satuan Usaha Aerostructure meliputi :a. Pembuatan komponen aerostructure (Machined parts, Sub-assembly, Assembly)b. Pengembangan rekayasa (engineering package): pengembangan komponen aerostructure yang baru.

c. Perancangan dan pembuatan alat-alat (tool design & manufacturing).Memberikan program-program kontrak tambahan (subcontract programs) dan offset, untuk Boeing, Airbus Industries, BAe System, Korean Airlines Aerospace Division, Mitsubishi Heavy Industries, AC CTRM Malaysia.

3. AIRCRAFT SERVICESDengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun, Unit Usaha Aircraft Services menyediakan servis pemeliharaan pesawat dan helikopter berbagai jenis, yang meliputi: penyediaan suku cadang, pembaharuan dan modifikasi struktur pesawat, pembaharuan interior maintenance & overhaul.4. ENGINEERING SERVICESDilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi tinggi, serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standard internasional, Satuan Usaha Engineering Services siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering.5. DEFENCEBisnis utama Satuan Usaha Defence, terdiri dari : produk-produk militer, perawatan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat penyerang, produksi beragam system senjata antara lain: FFAR 2,75 rocket, SUT Torpedo, dll.D. Daftar Kerjasama PT. DIRGANTARA INDONESIA (PT. DI)Berikut ini adalah daftar kerjasama PT. DIRGANTARA INDONESIA (PT. DI) dengan dunia penerbangan internasional.1. PT DI CASA (SPANYOL) Lisensi NO-212 aviocar dan kerjasama design CN-235 (1979)

2. PT DI CASA (JERMAN) Lisensi Helicopter NBO-105 (1976)

3. PT DI Bell Textron (Amerika) Lisensi Helikopter Nbell-412 (1982)

4. PT DI Aerospatiale (Perancis) Lisensi Helicopter NSA-331 Puma dan NAS 332 Super Puma

5. PT DI Boeing (Amerika Serikat) Qualified Boeing Bidder & sub kontrak Boeing 737 dan 767 (1987)

6. PT DI FIAS (Perancis) Pembuatan fasilitas Diklat

7. PT DI General Dynamic komponen F-16 (1987)

8. PT DI FZ (Belgia) Rocket FFAR

9. PT DI Bae (Inggris) komponen Rafier (1967)

10. PT DI AEG Telefunken SUT (Surface Under Water Target torpedo)

11. PT DI General Electric (Amerika) Overhoule engine CT-7

12. PT DI GARET (Amerika) perawatan Engine TPE 33113. PT DI Turbomeca14. PT DI Alison (Amerika)15. PT DI Rolls Royce16. PT DI Ltcoming (Amerika)

17. PT DI Pratt & Whitney (Amerika) perawatan dan pembuatan part engine PT-6

18. PT DI Massier Bugati, pembuatan dan perawatan landing gear CN 235 dan N 250

19. PT DI Hugnas (Amerika) General Satelit Palapa C dan Satelit Palapa D

20. PT DI Fokker (Belanda) pembuatan komponen F - 100

21. PT DI Lucas Aerospace22. PT DI Hamilton Standard (Amerika) perancangan dan pembuatan mesin propeller23. PT DI Lockhed (Amerika)

24. PT DI Airbus (Uni Eropa)

25. PT DI NDO (Jerman) kerjasama NSI di bidang perangkat lunak

26. PT DI Dowty Aerospace (Inggris) propeller untuk N - 2502.2Kegiatan di Lini Industri Laboratorium Process Control

2.2.1 Solution Control2.2.1.1 Persiapan penentuan Conductivity, Resistivity, TDS, dan pH air Rinsing

a.Pengambilan sampel Rinsing dilakukan pada 6 titik, sampel ditampung pada botol yang sudah disediakan.

b.Siapkan alat dan bahan untuk penentuan Conductivity, Resistivity, TDS, dan pH.

c.Periksa Conductivity, Resistivity, TDS rinsing dengan menggunakan Conductivity Meter.

d.Periksa pH dengan menggunakan pH meter.

2.2.1.2Persiapan penentuan konsentrasi Turco 4215 NC-LT dalam larutan Alkaline cleaning.a.Pengambilan sampel larutan Alkaline cleaning dilakukan pada 6 titik yang berbeda, sampel ditampung pada botol yang sudah disediakan.

b.Siapkan alat dan bahan untuk analisa kadar Turco 4215 NC-LT.

c. Untuk analisa konsentrasi Turco 4215 NC-LT digunakan metode titrasi potensiometrik dan dititrasi dengan larutan baku HCl 1,0 N.2.2.1.3Persiapan penentuan konsentrasi HNO3 dan AM.CHEM Cr6+ dalam larutan Deoxidizing.

a. Pengambilan sampel larutan Deoxidizing dilakukan pada 6 titik yang berbeda, sampel ditampung dalam botol yang disediakan.

b. Siapkan alat dan bahan untuk analisa kadar HNO3.c. Untuk analisa konsentrasi HNO3 digunakan metode titrasi potensiometrik dan dititrasi dengan larutan baku NaOH 1,0 N.

d. Untuk analisa konsentrasi AM.CHEM Cr6+ digunakan metode titrasi iodometri dan ditirasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N dengan menggunakan indikator amilum.2.2.1.4Persiapan penentuan konsentrasi Alodine 1200 S dalam larutan Chemical Conversion Coating.a. Pengambilan sampel Chemical Conversion Coating dilakukan pada 6 titik yang berbeda, sampel ditampung pada botol yang telah disediakan.

b. Siapkan alat dan bahan untuk analisa kadar Alodine 1200 S.

c. Untuk analisa konsentrasi Alodine 1200 S digunakan titrasi iodometri dan ditirasi dengan menggunakan larutan baku Na2S2O3 0,1 N dengan menggunakan indikator amilum,2.2.1.5Persiapan penentuan Asam kromat bebas dan Asam kromat total dalam larutan Chromic Acid Anodize.

a. Pengambilan sampel Chromic Acid Anodize dilakukan pada 6 titik yang berbeda, sampel ditampung pada botol yang telah disediakan.

b. Siapkan alat dan bahan untuk analisa kadar Asam kromat bebas dan Asam kromat total

c. Untuk analisa konsentrasi Asam kromat bebas dan Asam kromat total digunakan titrasi volumetri dan ditirasi dengan menggunakan larutan baku NaOH 1,0 N menggunakan pH meter.2.3Prosedur

2.3.1Penentuan Conductivity, Resistivity, TDS, dan pH Rinsing

1. Reagen

a.Pengambilan sampel Rinsing dilakukan pada satu titik, sampel ditampung pada botol yang sudah disediakan.

b.Siapkan alat dan bahan untuk penentuan Conductivity, Resistivity, TDS, dan pH.

c.Periksa Conductivity, Resistivity, TDS rinsing dengan menggunakan Conductivity Meter.

d.Periksa pH dengan menggunakan pH meter.

2.3.1

Metode Pengujian Komponen Dalam Alkaline Degreasing SolutionPenentuan Turco 4215 NC-LT1. Reagen

a. Indikator Bromocresol Greenb. HCl 0,5 N

c. Buffer pH 4

d. Buffer pH 7

2. Alat

a. Pipet volum 25 mL

b. Gelas kimia 250 mLc. Buret 50 mL

d. Alat pH meter

e. Stirrer magneticf. Sampel (alkaline cleaning dural line)g. Sampel (alkaline cleaning CAA )3. Cara Kerja

a. Sampel harus dalam keadaan dingin.b. Pipet 25 mL sampel kedalam gelas kimia 250 mL.

c. Tambahkan 50 mL aquadest.

d. Tambahkan 5-8 tetes indikator Bromocresol Green.e. Standarisasikan pH meter dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4.

f. Titrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna berubah dari biru-kehijauan ke kuning dan pH 4.

g. Catat mL HCl 0,5 N yang didapat. 2.3.2Metode Pengujian Komponen Dalam Deoxidizing Solutioni. Penentuan Asam Nitrat (HNO3)

1. Reagen

a. NaOH 1,0 N

b. Buffer pH 4

c. Buffer pH 7

2. Alat

a. Pipet volum 5 mL

b. Gelas kimia 250 mL

c. Gelas ukur 100 mL

d. Alat pH meter

e. Buret 50 mL

f. Stirrer magneticg. Sampel (deoxidizing dural line) h. Sampel (deoxidizing CAA)3. Cara Kerja

a. Pipet 5 mL sampel kedalam gelas kimia 250 mL.

b. Tambahkan 100 mL aquadest.

c. Masukkan Stirrer magnetic kedalam gelas kimia.

d. Standarisasikan pH meter dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4.

e. Titrasi dengan Stirrer magnetic hingga pH 4 dengan NaOH 1,0 N.ii. Penentuan Am. Chem Cr+61. Reagen

a. KI 10%

b. HCl 1:1

c. Amilum

d. Na2S2O3 0,1 N

e. Sampel (deoxidizing dural line)

f. Sampel (deoxidizing CAA)

2. Alat

a. Pipet volum 5 mL

b. Labu Erlenmeyer 250 mL

c. Buret 50 mL

3. Cara Kerja

a. Pipet 5 mL sampel kedalam labu erlenmeyer 250 mL.

b. Tambahkan 100 mL aquadest.

c. Tambahkan 30 mL KI.

d. Tambahkan 10 mL HCl 1:1

e. Tutup labu Erlenmeyer dan biarkan selama 5 menit.

g. Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga warna berubah menjadi kuning muda.

f. Tambahkan 3 mL amilum.

g. Lanjutkan titrasi hingga warna hijau pucat menghilang.2.3.3Metode Chemical MillingA. Penentuan Kadar Na2S1. Reagen

a. Larutan KI 10%b. Larutan H2SO4 25%c. Larutan Na2S2O3 0,1Nd. Larutan K2Cr2O7 0,1Ne. Larutan indikator amylumf. Aquadesg. Pipet tetes2. Sampel a. Chemical Milling DLb. Chemical Milling CAA3. Alat

a. Pipet volum 20 mLb. Labu ukur 100 mLc. Labu erlenmeyer 250 mL bertutup kacad. Gelas kimia 100 mLe. Gelas ukur 10 mLf. Buret 50 mL4. Cara Kerja

a. Pipet 10 mL sampel kedalam labu ukur 100 mL, encerkan dengan aquadest sampai tanda batas, kocok sampai homogen.b. Pipet 10 mL larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 250 mL bertutup kaca, bilas dengan aquades secukupnya.c. Tambahkan 20 mL larutan Na2S2O3 0,1Nd. Tambahkan 10 mL larutan KI 10%, 5 mL larutan H2SO4 25%, tutup dengan segera, dan biarkan beberapa menit.e. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N dengan indikator amylum.B. Penentuan Kadar NaOH Dan Al1. Reagen

a. Larutan H2SO4 1Nb. Larutan NaOH 1Nc. Larutan indikator Bromo Phenol Blued. Larutan indikator Thymol Bluee. Aquades2. Sampela. Chemical Milling DLb. Chemical Milling CAA3. Alat

a. Pipet volum 10 mLb. Labu Ukur 100 mLc. Labu Erlenmeyer 250 mLd. Gelas kimia 100 mLe. Pipet tetesf. Buret 50 mL4. Cara KerjaKadar NaOHa. Pipet 10 mL sampel kedalam labu ukur 100 mL, encerkan dengan aquadest sampai tanda batas, kocok sampai homogen.b. Pipet 10 mL larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 250 mL.c. Titrasi dengan larutan H2SO4 1N sampai keruh.d. Catat volume H2SO4 1N yang terpakai.Kadar Al

a. Pipet maasing-masing 10 mL larutan sampel ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, tambahkan masing-masing 25 mL larutan H2SO4 1N, dan beri tanda A dan B.b. Pada labu erlenmeyer A tambahkan 3 tetes larutan indikator Thymol Blue.c. Titrasi dengan larutan NaOH 1N sampai terjadi perubahan warna dari kuning ke biru.d. Pada labu erlenmeyer B tambahkan 3 tetes larutan indikator Bromo Phenol Blue.e. Titrasi dengan larutan NaOH 1N sampai terjadi perubahan warna menjadi biru.f. Catat volume NaOH 1N yang terpakai.BAB III

HASIL DAN PEMBHASAN

3.1 Data Analisa Sampel Air RinsingTabel 3.1 Data Analisa Sampel Air Rinsing tanggal 20 Januari 2014

NONAMA SAMPELTANK NOCOND.

RESIST.TDSPhCl-F-

1Deminerailzed water kp (LKI)4,392,39E+052,155,850,510,049

2Deiozed kp II33,92,95E+0416,935,621,170,178

3Demin water organo3,532,94E+051,7066,710,960,046

4R.Alkaline clean PAAB-A-0.3.R147,96,83E+0372,97,122,90

5R.Deoxidizing PAAB-A-0.5.R60,29,81E+0351,45,956,30

6R.Phosporic acidB-A-1.7.R124,48,02E+0362,37,004,32

7R.Alkaline clean CAAC-A-0.4.R37,62,64E+0418,956,700,51

8R.Deoxidizing CAAC-A-0.6.R38,62,57E+0419,456,362,64

9R.Chromic acid anodizeC-B-0.2.R38,62,57E+0417,826,901,90

10R.Alodine CAAC-B-1.2.R36,62,78E+0417,826,900,51

11R.Alkaline clean D/LL-A-0.2.R21,74,61E+0410,807,02

12R.Deoxidizing D/LL-A-0.6.R94,31,05E+0447,75,69

13R.Chromic acid D/LL-B-3.2.R33,33,01E+0416,557,19

14R.Alodine D/LL-B-1.2.R29,43,38E+0414,797,05

15R.Chemical milling D/LL-B-4.2.R76,01,33E+0437,07,65

16R.Desmuting D/LL-B-4.4.R66,01,53E+0432,36,16

17R.Sulphuric acid D/LL-B-2.2.R17,955,59E+048,927,12

18R.Acid pickling penetranL-A-0.8.R17,575,83E+048,526,79

19R.Alkaline clean steelS-A-0.2.R36,02,78E+0417,956,700,51

20R.Passivating type IS-B-10.12.R35,62,81E+0417,816,672,34

21R.Passivating type IIS-B-10.11.R34,32,92E+0417,116,750,70

22R.Sodium dichromateS-C-10.10.R33,92,95E+0416,906,8012,31

23R.Cadmium plating CASAS-B-12.B.R34,72,87E+0417,376,850,51

24R.Cadmium plating BOMBS-B-12.A.R

25R.Hard Chrome platingS-B-3.3.R37,52,66E+0418,856,750,51

26R.Erectrolite acid dippingS-A-0.5.R30,73,24E+0415,546,7420,09

27R.Suplementary type IIS-C-1.2.R35,52,79E+0418,046,743,42

28R.Anodic DegreasingS-A-0.3.R38,22,61E+0419,196,7414,60

29R.Nikel strikeS-B-5.1.R24,04,19E+0411,886,911,79

30R.Alkaline clean TiT-A-0.4.R33,72,96E+0416,836,840,51

31R.Fluo nitric picklingS-A-10.13.R33,52,98E+0416,726,7610,73

32R.nitric picklingS-A-10.12.R35,42,82E+0417,706,710,47

33R.Fluo nitric pickling TiT-A-0.6.R168,46,04E+0382,33,777,34

34R.Sulphuric acid TiS-C-1.3.R35,72,79E+0417,866,8114,25

35R.Alkaline clean CopperC-A-0.2.R34,62,89E+0417,256,791,63

36R.Acid picling copperC-A-0.3.R33,92,96E+0416,826,670,68

37Hot water rinseS-C-0.4.R106,29,58E+0351,65,159,74

38R.Activating bathS-A-0.4.R35,42,81E+0417,786,660,66

39R.Alkaline clean anodizeL-A-6.2.R35,82,79E+0417,896,650,51

40R.Deoxidizing H/AL-A-6.4.R31,23,18E+0415,726,668,94

41R.Hard anodizeL-B-6.2.R34,22,93E+0417,056,702,64

42R.Sealing H/AL-C-6.2.R34,02,95E+0416,886,710,51

43R.Silver platingS-B-8.2.R

44R.Pickling solutionS-A-0.8.R

45R.Activating for steelS-A-0.6.R36,12,76E+0418,206,830,51

46R.Pre Nickel platingS-B-6.R

Tabel 3.2 Data Analisa Sampel Air Rinsing tanggal 27 Januari 2014

NONAMA SAMPELTANK NOCOND.RESIST.TDSpHCl-

1Deminerailzed water kp (LKI)3,362,97E+051,7115,641,02

2Deiozed kp II29,53,40E+0414,628,432,73

3Demin water organo3,922,58E+051,9315,480,51

4R.Alkaline clean PAAB-A-0.3.R37,62,65E+0418,827,832,64

5R.Deoxidizing PAAB-A-0.5.R43,12,32E+0421,67,735,04

6R.Phosporic acidB-A-1.7.R42,42,34E+0421,37,802,98

7R.Alkaline clean CAAC-A-0.4.R20,84,77E+0410,477,782,90

8R.Deoxidizing CAAC-A-0.6.R31,53,16E+0415,816,941,97

9R.Chromic acid anodizeC-B-0.2.R31,23,20E+0415,607,401,75

10R.Alodine CAAC-B-1.2.R29,33,42E+0414,567,432,19

11R.Alkaline clean D/LL-A-0.2.R30,93,21E+0415,607,172,01

12R.Deoxidizing D/LL-A-0.6.R29,33,40E+0414,697,201,92

13R.Chromic acid D/LL-B-3.2.R47,32,12E+0423,67,182,02

14R.Alodine D/LL-B-1.2.R56,21,74E+0428,88,503,11

15R.Chemical milling D/LL-B-4.2.R20,04,55E+03115,88,54,66

16R.Desmuting D/LL-B-4.4.R153,96,25E+0478,45,00,51

17R.Sulphuric acid D/LL-B-2.2.R64,11,59E+0430,95,080,99

18R.Acid pickling penetranL-A-0.8.R31,43,47E+0414,445,681,16

19R.Alkaline clean steelS-A-0.2.R30,03,37E+0414,788,332,65

20R.Passivating type IS-B-10.12.R30,013,32E+0415,018,262,51

21R.Passivating type IIS-B-10.11.R35,1286E+0417,488,282,97

22R.Sodium dichromateS-C-10.10.R33,82,97E+0416,738,502,45

23R.Cadmium plating CASAS-B-12.B.R30,73,27E+0415,218,085,78

24R.Cadmium plating BOMBS-B-12.A.R-----

25R.Hard Chrome platingS-B-3.3.R32,03,13E+0415,928,344,91

26R.Erectrolite acid dippingS-A-0.5.R23,74,23E+0411,788,462,23

27R.Suplementary type IIS-C-1.2.R35,52,83E+0417,568,503,11

28R.Anodic DegreasingS-A-0.3.R30,53,28E+0415,168,503,04

29R.Nikel strikeS-B-5.1.R30,73,28E+0415,298,182,62

30R.Alkaline clean TiT-A-0.4.R33,53,00E+0416,568,314,42

31R.Fluo nitric picklingS-A-10.13.R32,43,09E+0416,068,502,72

32R.nitric picklingS-A-10.12.R36,42,75E+0418,148,273,36

33R.Fluo nitric pickling TiT-A-0.6.R170,75,91E+0384,23,476,44

34R.Sulphuric acid TiS-C-1.3.R31,03,26E+0415,177,922,72

35R.Alkaline clean CopperC-A-0.2.R39,73,42E+0414,417,952,11

36R.Acid picling copperC-A-0.3.R32,93,07E+0416,258,462,68

37Hot water rinseS-C-0.4.R105,99,82E+0349,75,189,53

38R.Activating bathS-A-0.4.R22,54,44E+0411,248,503,32

39R.Alkaline clean anodizeL-A-6.2.R29,13,45E+0414,457,872,83

40R.Deoxidizing H/AL-A-6.4.R30,23,35E+0414,818,351,78

41R.Hard anodizeL-B-6.2.R29,43,40E+0414,657,713,01

42R.Sealing H/AL-C-6.2.R31,53,17E+0415,708,2611,88

43R.Silver platingS-B-8.2.R-----

44R.Pickling solutionS-A-0.8.R-----

45R.Activating for steelS-A-0.6.R31,73,17E+0415,756,830,51

46R.Pre Nickel platingS-B-6.R

47R.Desmuting Solution3R187,05,28E+0394,96,31

48R.Marbel1R10269,49E+025301,95

49R.Stripping Cd PlatingS-D 1.1.R122,98,13E+0361,46,8220,64

50R.Neutralizing4R88,31,09E+0446,87,7514,48

3.2 Hasil Penentuan Turco 4215 NC-LT Dalam Alkaline Degreasing SolutionTabel 3.3 Hasil penentuan Turco 4215 NC-LT Dalam Alkaline Degreasing Solution pada tanggal 21 Januari 2014No.SampelKonsentrasi HCl

( N )Volume HCl

( mL )Hasil

( g/L Turco 4215 NC-LT )

1Alkaline Cleaning CAA1,0289521,9341

2Alkaline Cleaning DL1,02896,1526,9789

Tabel 3.4 Hasil penentuan Turco 4215 NC-LT Dalam Alkaline Degreasing Solution pada tanggal 28 Januari 2014No.SampelKonsentrasi HCl

( N )Volume HCl

( mL )Hasil

( g/L Turco 4215 NC-LT )

1Alkaline Cleaning CAA1,02894,921,4954

2Alkaline Cleaning DL1,02896,327,6369

3.3 Hasil Pengujian Komponen Dalam Deoxidizing SolutionTabel 3.5 Hasil penentuan Asam Nitrat (HNO3) pada tanggal 22 Januari 2014No.SampelKonsentrasi NaOH

( N )Volume NaOH

( mL )Hasil

( g/L HNO3 )

1Deoxidizing CAA1,00278,8111,1793

2Deoxidizing DL1,002711,15140,8693

Tabel 3.6 Hasil penentuan Asam Nitrat (HNO3) pada tanggal 29 Januari 2014No.SampelKonsentrasi NaOH

( N )Volume NaOH

( mL )Hasil

( g/L HNO3 )

1Deoxidizing CAA1,00278,35112,3853

2Deoxidizing DL1,00279121,1340

A. Penentuan AM. CHEM Cr+6Tabel 3.7 Hasil Penentuan AM. CHEM Cr+6 pada Tanggal 23 Januari 2014No.SampelKonsentrasi Na2S2O3( N )Volume Na2S2O3( mL )Hasil

( g/L Cr+6 )

1Deoxidizing CAA0,101620,572,0648

2Deoxidizing DL0,101621,374,8778

Tabel 3.8 Hasil Penentuan AM. CHEM Cr+6 pada Tanggal 30 Januari 2014No.SampelKonsentrasi Na2S2O3( N )Volume Na2S2O3( mL )Hasil

( g/L Cr+6 )

1Deoxidizing CAA0,101819,4568,6844

2Deoxidizing DL0,101816,257,0609

3.4 Hasil Penentuan Chromic acid anodizeSampel : Chromic acid anodizeTabel 3.9 Penentuan asam kromat bebas dan total asam kromat pada tanggal 24 Januari 2014

No.Konsentrasi NaOH( N )Volume NaOH pH 3,2( mL)Volume NaOH pH 4,8( mL)Hasil

( g/L CrO3 )

11,002744,8Bebas :0,40

2Total :0,48

Tabel 3.10 Penentuan asam kromat bebas dan total asam kromat pada tanggal 30 Januari 2014

No.Konsentrasi NaOH( N )Volume NaOH pH 3,2( mL)Volume NaOH pH 4,8( mL)Hasil

( g/L CrO3 )

11,06823,97,65Bebas :0,4165

2Total :0,8171

Sampel : Chromic acid anodize(DL)Tabel 3.11 Penentuan asam kromat bebas dan total asam kromatNo.Konsentrasi NaOH( N )Volume NaOH pH 3,2( mL)Volume NaOH pH 4,8( mL)Hasil

( g/L CrO3 )

11,06823,54,5Bebas :0,3738

2Total :0,4807

a. Pembahasan

Kerja praktek (KP) merupakan suatu kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan mahasiswa di suatu instansi dalam rangka menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh di perkuliahan agar mahasiswa memperoleh gambaran yang komprehensif praktek kerja pada bidang ilmu yang dipelajari, karena sistem pembelajaran yang ada di jurusan kimia mengacu pada pendidikan yang berbasis pada lapangan.

Sesuai dengan tujuan sebelumnya untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, maka kegiatan KP ini dilaksanakan di Lini Industri Laboratorium Process Control PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

Banyak proses yang dilakukan di Laboratorium ini untuk mengontrol kadar logam, konsentrasi larutan maupun parameter yang terdapat dalam suatu larutan, terutama larutan elektroplating yang digunakan untuk melapisi bahan-bahan logam pesawat terbang. Hal ini dilakukan, untuk menjaga kualitas larutan yang digunakan agar tetap sesuai dengan standar yang dipakai.

Proses CAA disini meliputi proses Alkaline cleaning, Rinsing alkaline, Deoxsidizing, Rinsing dan CAA.

Pada proses alkaline cleaning merupakan tahapan pembersihan lemak yang tidak terlihat secara visual, dimana spesimen yang telah ditempatkan pada hanger dimasukan pada bak Alkaline cleaning dengan kondisi suhu antara 40-700C selama 10-15 menit.

Proses Rinsing alkaline (Rinsing I) merupakan pencucian logam menggunakan air deionisasi untuk membersihkan sisa larutan alkalin yang menempel pada logam. Setelah proses pencucian, dilakukan uji kebersihan pencucian. Pencucian dikatakan baik dengan melihat aliran air pada permukaan logam selama 30 detik pada suhu 18-320C, jika tidak ada aliran yang pecah maka pencucian dikatakan sudah baik. Tetapi jika uji kelayakan pencucian belum layak, proses pembersihan dengan alkalin dapat diulang sampai permukaan logam benar-benar layak atau tidak ada air yang pecah.Proses Deoxidizing merupakan tahapan pembersihan untuk menghilangkan lapisan oksida pada permukaan spesimen di pasang pada hanger dan dicelupkan pada bak deoxidizing dengan kondisi suhu 18-320C selama 1-10 menit.Pada proses Rinsing II, tahapan ini dilakukan dengan cara mencelupkan spesimen ke dalam bak pembilas selama 2-5 menit pada suhu 18-320C . Tujuannya untuk membilas sisa-sisa larutan Deoxidizing yang masih menempel pada permukaan spesimen.

Selanjutnya tahapan CAA (Chromic Acid Anodize) tahapan ini merupakan suatu proses reaksi oksidasi pada logam aluminium atau paduannya dengan bantuan listrik searah dan larutan elektrolit. Dimana tahapan ini menentuan asam kromat bebas dan asam kromat total untuk melakukan pelapisan komponen secara kimiawi sehingga komponen lebih tahan korosi.Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses CAA adalah sebagai berikut :

CrO3 + H2O

Al + H Al2O3