Isi

19
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena hal tersebut merupakan hubungan mutualisme antara alam dan kehidupannya (Balancing Ecosystem). Sumber daya alam (SDA) terbagi menjadi dua, yaitu SDA yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) dan yang dapat diperbaharui (renewable). Keanekaragaman hayati termasuk di dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Pengertian istilah sumber daya alam hayati cukup luas, yakni mencakup tumbuhan, hewan, bentang alam (landscape). Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam hayati yang berlimpah ruah sehingga dikenal sebagai negara megabiodiversity. Keanekaragaman hayatinya terbanyak kedua di seluruh dunia. Sebagian besar kehidupan sumber daya alam hayati di Indonesia berada di hutan. Wilayah hutan tropis Indonesia terluas ketiga di dunia dengan cadangan minyak, gas alam, emas, tembaga dan mineral lainnya. Luas daratan dan hutan berdasarkan Kepulauan Indonesia juga cukup besar (Tabel 1). Hasil tambang yang berasal dari hutan juga semakin meningkat dari tahun ke tahun (Tabel 2). Terumbu karang dan kehidupan laut memperkaya 17.000 kepulaunnya. Lebih dari itu, Indonesia memiliki tanah, area lautan yang luas, dan kaya dengan berjenis-jenis ekologi. Keanekaragaman hayati Indonesia menempati urutan kedua setelah Brazil. Indonesia mempunyai kira-kira 10% jenis tanaman dan bunga yang ada di dunia, 12% jenis binatang menyusui, 17% jenis burung, 25% jenis ikan, dan 10% sisa area hutan tropis (World Bank,1994). Tabel 1. Luas Daratan dan Hutan berdasarkan Kepulauan Indonesia (Dephut, 2007) Pulau Daratan ( hektar ) Hutan ( hektar ) % Hutan terhadap Daratan % terhadap Total Hutan Indonesia Sumatera 48.179.300 22.736.106 47,2 18,4 Jawa 12.749.900 3.039.979 23,8 2,5 Bali-Nusa Tenggara 7.313.500 2.692.351 36,8 2,2 Kalimantan 54.792.100 36.217.838 66,1 29,3 Sulawesi 19.180.000 11.738.280 61,2 9,5 Maluku 7.787.100 7.146.109 91,8 5,8 Papua 42.198.100 40.546.360 96,1 32,8 Indonesia 192.200.000 123.459.514 64,2 100 Tabel 2. Hasil Tambang di Indonesia dari Tahun ke tahun (BPS, 2011) Tahun Batu Bara Bauksit Nikel Emas Perak Granit Biji Besi Konsentrat Tin Konsentrat Tembaga (ton) (ton) (ton) (kg) (kg) (ton) (ton) (tonmetrik) (tonmetrik) 1999 62 108 239 1 116 323 2 798 449 127 768 361 377 8 720 155 502 198 49 708 2 645 180 2000 67 105 675 1 150 776 2 434 585 109 612 310 430 5 941 370 420 418 56 360 3 270 335 2001 71 072 961 1 237 006 2 473 825 148 528 333 561 3 976 274 440 648 69 494 2 418 110 2002 105 539 301 1 283 485 2 120 582 140 246 281 903 3 975 434 190 946 88 142 2 851 190 2003 113 525 813 1 262 705 2 499 728 138 475 272 050 3 938 915 245 911 74 316 3 238 306 2004 128 479 707 1 331 519 2 105 957 86 855 255 053 4 035 040 79 635 73 080 2 812 664 2005 149 665 233 1 441 899 3 790 896 142 894 326 993 4 302 849 87 940 78 404 3 553 808 2006 162 294 657 2 117 630 3 869 883 138 992 270 624 4 514 654 84 954 79 100 817 796 2007 188 663 068 1 251 147 7 112 870 117 854 268 967 1 793 440 84 371 64 127 796 899 2008 178 930 188 1 152 322 6 571 764 64 390 226 051 2 050 000 4 455 259 79 210 655 046 2009 228 806 887 935 211 5 819 565 140 488 359 451 4 561 059 56 602 973 347 2010 325 325 793 440 000 9 475 362 119 726 335 040 8 237 065 97 796 993 152

Transcript of Isi

Page 1: Isi

1

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena hal tersebut merupakan hubungan mutualisme antara alam dan kehidupannya (Balancing Ecosystem). Sumber daya alam (SDA) terbagi menjadi dua, yaitu SDA yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) dan yang dapat diperbaharui (renewable). Keanekaragaman hayati termasuk di dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Pengertian istilah sumber daya alam hayati cukup luas, yakni mencakup tumbuhan, hewan, bentang alam (landscape). Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam hayati yang berlimpah ruah sehingga dikenal sebagai negara megabiodiversity. Keanekaragaman hayatinya terbanyak kedua di seluruh dunia.

Sebagian besar kehidupan sumber daya alam hayati di Indonesia berada di hutan. Wilayah hutan tropis Indonesia terluas ketiga di dunia dengan cadangan minyak, gas alam, emas, tembaga dan mineral lainnya. Luas daratan dan hutan berdasarkan Kepulauan Indonesia juga cukup besar (Tabel 1). Hasil tambang yang berasal dari hutan juga semakin meningkat dari tahun ke tahun (Tabel 2). Terumbu karang dan kehidupan laut memperkaya 17.000 kepulaunnya. Lebih dari itu, Indonesia memiliki tanah, area lautan yang luas, dan kaya dengan berjenis-jenis ekologi. Keanekaragaman hayati Indonesia menempati urutan kedua setelah Brazil. Indonesia mempunyai kira-kira 10% jenis tanaman dan bunga yang ada di dunia, 12% jenis binatang menyusui, 17% jenis burung, 25% jenis ikan, dan 10% sisa area hutan tropis (World Bank,1994).

Tabel 1. Luas Daratan dan Hutan berdasarkan Kepulauan Indonesia (Dephut, 2007)

Pulau Daratan ( hektar )

Hutan ( hektar )

% Hutan terhadap Daratan

% terhadap Total Hutan

Indonesia Sumatera 48.179.300 22.736.106 47,2 18,4

Jawa 12.749.900 3.039.979 23,8 2,5 Bali-Nusa Tenggara 7.313.500 2.692.351 36,8 2,2

Kalimantan 54.792.100 36.217.838 66,1 29,3 Sulawesi 19.180.000 11.738.280 61,2 9,5 Maluku 7.787.100 7.146.109 91,8 5,8 Papua 42.198.100 40.546.360 96,1 32,8

Indonesia 192.200.000 123.459.514 64,2 100

Tabel 2. Hasil Tambang di Indonesia dari Tahun ke tahun (BPS, 2011)

Tahun Batu Bara Bauksit Nikel Emas Perak Granit Biji Besi Konsentrat

Tin Konsentrat Tembaga

(ton) (ton) (ton) (kg) (kg) (ton) (ton) (tonmetrik) (tonmetrik) 1999 62 108 239 1 116 323 2 798 449 127 768 361 377 8 720 155 502 198 49 708 2 645 180 2000 67 105 675 1 150 776 2 434 585 109 612 310 430 5 941 370 420 418 56 360 3 270 335 2001 71 072 961 1 237 006 2 473 825 148 528 333 561 3 976 274 440 648 69 494 2 418 110 2002 105 539 301 1 283 485 2 120 582 140 246 281 903 3 975 434 190 946 88 142 2 851 190 2003 113 525 813 1 262 705 2 499 728 138 475 272 050 3 938 915 245 911 74 316 3 238 306 2004 128 479 707 1 331 519 2 105 957 86 855 255 053 4 035 040 79 635 73 080 2 812 664 2005 149 665 233 1 441 899 3 790 896 142 894 326 993 4 302 849 87 940 78 404 3 553 808 2006 162 294 657 2 117 630 3 869 883 138 992 270 624 4 514 654 84 954 79 100 817 796 2007 188 663 068 1 251 147 7 112 870 117 854 268 967 1 793 440 84 371 64 127 796 899 2008 178 930 188 1 152 322 6 571 764 64 390 226 051 2 050 000 4 455 259 79 210 655 046 2009 228 806 887 935 211 5 819 565 140 488 359 451 ∞ 4 561 059 56 602 973 347 2010 325 325 793 440 000 9 475 362 119 726 335 040 8 237 065 ∞ 97 796 993 152

Page 2: Isi

2

Dari sumber di atas dapat dikatakan bahwa setiap tahun, rata-rata pendapatan hasil tambang semakin banyak. Hal tersebut diakibatkan oleh semakin banyaknya pembukaan lahan baru oleh perusahaan negeri (BUMN) maupun perusahaan swasta (BUMS). Semakin banyak pembukaan lahan baru, akan mengakibatkan semakin banyaknya pula lahan-lahan yang mengalami degradasi atau kerusakan. Hal ini dibuktikan pada (Gambar 1) dan data pada (Tabel 3) berikut ini:

Gambar 1. Kerusakan Hutan di Indonesia (Anang,2010)

Tabel 3. Laju Kerusakan Hutan di Indonesia (Harian Media Indonesia, 2007)

Tahun Laju Kerusakan ( juta hektar per tahun ) 1985 – 1998 1,6

2000 3,8 2004 2,4 2005 2,8 2006 1,9

Sejalan dengan laju kerusakan hutan yang cukup besar, sewajarnya kita melakukan usaha proteksi untuk membatasi eksploitasi yang dilakukan para perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia agar kerusakan hutan dapat ditekan dan dapat merehabilitasi hutan yang sudah di eksploitasi. Akan tetapi, kesalahan utama kebijakan dan orientasi pertambangan di Indonesia bermula dari Undang-Undang (UU) No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang diikuti penandatanganan kontrak karya (KK) generasi I antara pemerintah Indonesia dengan Freeport McMoran. Disusul dengan UU No. 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Sejak saat itu, Indonesia memilih politik hukum pertambangan yang berorientasi pada kekuatan modal besar dan eksploitatif. Dampak susulannya adalah keluarnya berbagai regulasi pemerintah yang berpihak pada kepentingan pemodal. Dari kebijakan-kebijakan pemerintah sendiri, akhirnya pemerintah terjebak dalam posisi lebih rendah dibanding posisi pemodal yang disayanginya. Akibatnya, pemerintah tidak bisa bertindak tegas terhadap perusahaan pertambangan yang seharusnya patut untuk ditindak.

Undang-undang tentang Corporate Social Resposibilty (CSR) di Indonesia diatur dalam UU Perusahaan Tambang No.40 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). CSR merupakan Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya bagi kepentingan pembangunan

Page 3: Isi

3

manusia dan lingkungan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Akan tetapi, dalam prosedur pemberian CSR oleh perusahaan selalu mengalami kendala, seperti (1) Program CSR belum tersosialisasikan dengan baik di masyarakat; (2) Masih terjadi perbedaan pandangan antara departemen hukum dan HAM dengan departemen perindustrian mengenai CSR dikalangan perusahaan dan Industri; (3) Belum adanya aturan yang jelas dalam pelaksanaan CSR dikalangan perusahaan. Oleh karena itu, kami menawarkan ide kreatif berupa gagasan inovatif yaitu dengan memanfaatkan dana CSR terintegrasi melalui Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) yang berkomitmen untuk mengembalikan alam yang telah rusak dan untuk mewujudkan ekonomi hijau yang telah dicanangkan sejak dulu oleh pemerintah.

Konsep asuransi syariah yang berasaskan tolong-menolong merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan sebuah asuransi yang berlandaskan agama, secara tidak langsung konsep perusahaan yang berwawasan lingkungan (go green) akan terbentuk dengan sendirinya karena tidak ada agama manapun yang mengajarkan untuk merusak alam, termasuk Agama Islam. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah: 1. Untuk mengetahui perlunya dana CSR yang terintegrasi melalui Asuransi

Alam Syariah (ALAMSYAH) untuk menjamin terjaganya lingkungan hutan dan lingkungan masyarakat sekitar tambang akibat eksploitasi perusahaan pertambangan.

2. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diberikan oleh dana CSR yang terintegrasi melalui Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) dalam menjamin terjaganya lingkungan hutan dan dalam menerapkan ekonomi hijau di Indonesia.

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman kepada pemerintah, masyarakat, serta perusahaan pertambangan terhadap pentingnya pemanfaatan dana CSR terintegrasi melalui Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) yang mampu mengatasi permasalahan yang sering kali dialami oleh perusahaan pertambangan terkait dengan lingkungan dan keberlangsungan hutan serta lingkungan masyarakat di sekitar areal pertambangan yang telah dieksploitasi. GAGASAN Kondisi Kekinian

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya sehingga sumber daya alam senantiasa memiliki peran ganda, yang seringkali dilematik, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi (resource based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan (life support system).

Page 4: Isi

4

Sumber daya alam sangat berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional, dan masih akan diandalkan dalam jangka menengah. Hasil hutan, laut, perikanan, pertambangan, dan pertanian memberikan kontribusi 24,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2002, dan menyerap 45 persen tenaga kerja dari total angkatan kerja yang ada (Nursanti, 2009). Kondisi alam Indonesia yang berlimpah membuat banyak industri dalam ataupun luar negeri tumbuh untuk mengolahnya. Namun di lain pihak, peran penyerapan tenaga kerja ini telah memicu pola produksi dan konsumsi yang agresif, eksploitatif, dan ekspansif sehingga fungsi lingkungan hidup semakin menurun, bahkan mengarah pada kondisi yang mengkhawatirkan, seperti (Nawir,2008) 1. Pertambangan yang merusak lingkungan

Sifat usaha pertambangan, khususnya tambang terbuka (open pit mining), selalu merubah bentang alam sehingga mempengaruhi ekosistem dan habitat aslinya. Dalam skala besar akan mengganggu keseimbangan fungsi lingkungan hidup dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Berdasarkan usaha pertambangan yang cenderung ditolak masyarakat, kondisi ini diperburuk oleh banyaknya Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) yang sangat merusak lingkungan.

2. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati Sampai saat ini 90 jenis flora dan 176 fauna di Pulau Sumatera terancam punah. Populasi orang utan di Kalimantan menyusut tajam, dari 315.000 ekor di tahun 1900 menjadi 20.000 ekor di tahun 2002. Hutan bakau di Jawa dan Kalimantan menyusut tajam, disertai rusaknya berbagai ekosistem. Gambaran tersebut menempatkan Indonesia pada posisi kritis berdasarkan Red Data Book IUCN (International Union for the Conservation of Nature). Proses land clearing pada saat operasi penambangan menghasilkan dampak lingkungan yang sangat signifikan yaitu hilangnya vegetasi alami. Apalagi kegiatan penambangan yang dilakukan di dalam kawasan hutan lindung. Hilangnya vegetasi akan berdampak pada perubahan iklim mikro, keanekaragaman hayati (biodiversity) dan habitat satwa menjadi berkurang. Tidak adanya vegetasi akan membuat lahan menjadi terbuka dan akan memperbesar erosi serta sedimentasi pada saat musim hujan.

3. Perubahan topografi Pengupasan tanah pucuk mengakibatkan perubahan topografi pada daerah tambang. Areal yang berubah umumnya lebih luas dari lubang tambang karena digunakan untuk menumpuk hasil galian (tanah pucuk dan overburden) serta pembangunan infrastruktur. Hal ini sering menjadi masalah pada perusahaan pertambangan kecil karena keterbatasan lahan (Iskandar, 2010). Seperti halnya dampak hilangnya vegetasi, perubahan topografi yang tidak teratur atau membentuk lereng yang curam akan memperbesar laju aliran permukaan dan meningkatkan erosi. Kondisi bentang alam/topografi yang membutuhkan waktu lama untuk terbentuk, dalam sekejap dapat berubah akibat aktivitas penambangan dan kondisi tersebut akan sulit dikembalikan seperti keadaan semula.

4. Kerusakan tubuh tanah Kerusakan tubuh tanah dapat terjadi pada saat pengupasan dan penimbunan kembali tanah pucuk untuk proses reklamasi. Kerusakan terjadi karena

Page 5: Isi

5

tercampurnya tubuh tanah (top soil dan sub soil) secara tidak teratur sehingga akan mengganggu kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah (Iskandar, 2010). Hal ini tentunya membuat tanah sebagai media tumbuh tidak dapat berfungsi dengan baik bagi tanaman nantinya dan tanpa adanya vegetasi penutup akan menjadikan tanah rentan terhadap erosi baik oleh hujan maupun angin. Pattimahu (2004) menambahkan bahwa terkikisnya lapisan top soil dan serasah sebagai sumber karbon untuk menyokong kelangsungan hidup mikroba tanah potensial, merupakan salah satu penyebab utama menurunnya populasi dan aktifitas mikroba tanah yang berfungsi penting dalam penyediaan unsur-unsur hara dan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan tanaman. Selain itu dengan mobilitas operasi alat berat di atas tanah mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah. Kondisi tanah yang kompak karena pemadatan menyebabkan buruknya sistem tata air (water infiltration and percolation) dan peredaran udara (aerasi) yang secara langsung dapat membawa dampak negatif terhadap fungsi dan perkembangan akar.

5. Pencemaran air semakin meningkat Limbah industri merupakan penyumbang terbesar pencemaran air. Kualitas air permukaan danau juga menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Kondisi air tanah, khususnya di perkotaan, juga mengkhawatirkan karena banyak ditemukan bakteri Escherichia coli dan logam berat yang melebihi ambang batas. Kondisi hidrologi daerah sekitar tambang terbuka mengalami perubahan akibat hilangnya vegetasi yang merupakan salah satu kunci dalam siklus hidrologi. Selain itu, pada sistem penambangan terbuka saat beroperasi, air dipompa lewat sumur-sumur bor untuk mengeringkan areal yang dieksploitasi untuk memudahkan pengambilan bahan tambang. Setelah tambang tidak beroperasi, aktivitas sumur pompa dihentikan sehingga tinggi muka air tanah (ground water table) berubah. Hal ini yang mengindikasikan pengurangan cadangan air tanah untuk keperluan lain dan berpotensi tercemarnya badan air akibat tersingkapnya batuan yang mengandung sulfida sehingga kualitasnya menjadi menurun (Ptacek, et.al, 2001).

Degradasi lahan merupakan sebuah proses yang diakibatkan oleh ulah

manusia atau alam yang berdampak negatif terhadap kapasitas lahan untuk dapat berfungsi secara efektif di dalam suatu ekosistem (Nawir, 2008). Indonesia merupakan bagian dari ekosistem tropika basah yang tergolong sangat rentan terhadap degradasi jika pengelolaannya tidak tepat. Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang potensial di Indoneisa dan tidak dapat dipisahkan dari sistem ekonomi nasional. Namun kegiatan ini mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, sebagai sumber ekonomi dan perusak lingkungan. Tanah bekas tambang menjadi tidak dapat ditanami dan dapat menimbulkan resiko bencana alam serta bentuk degradasi lingkungan lainnya (Winoto, 2010).

Untuk mengurangi dampak negatif dari lahan terdegradasi pasca tambang, maka pengembalian produktivitas lahan bekas tambang yang pada umumnya dalam kondisi rusak berat harus dilakukan upaya perbaikan lahan (reklamasi). Selain itu, reklamasi juga diperlukan seiring dengan pertambahan penduduk dan sebagai etika konservasi. Reklamasi harus sudah diperhitungkan pada lahan terdegradasi seperti dalam kegiatan pasca tambang, sehingga areal

Page 6: Isi

6

bekas penambangan tidak ditinggalkan begitu saja dalam keadaan rusak. Sebelum kegiatan revegetasi dilakukan terlebih dahulu dilakukan penataan lahan agar siap untuk ditanami (Bristol, 2011). Negara Indonesia sebagian wilayahnya telah rusak akibat penambangan, masih minim melakukan upaya reklamasi.

Gambaran mengenai konsep ideal CSR beserta aturan-aturan yang melingkupinya, tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Dalam tataran realisasi, kontroversi terpusat pada masyarakat lokal yang berada di sekitar operasional perusahaan, khususnya perusahaan ekstraktif atau pengelola Sumber Daya Alam (SDA). Perusahaan-perusahaan ekstraktif yang beroperasi di Indonesia diwajibkan untuk melakukan program CSR bagi masyarakat lokal, sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang minyak dan gas bumi mengatur realisasi pengembangan masyarakat sekitar dan jaminan hak-hak masyarakat adat (UU No. 22 tahun 2001).

Namun demikian masalahnya adalah selain implementasinya belum sepenuhnya memenuhi aturan-aturan tersebut, program-program pengembangan masyarakat atau community development (CD),belum menyentuh permasalahan mendasar yang dihadapi masyarakat. Secara umum program tersebut belum memberdayakan masyarakat sehingga mereka siap menghadapi masa pasca penambangan. Ini artinya bahwa perusahaan belum mampu merealisasi program community development dengan baik karena muara dari program community development merupakan pemberdayaan masyarakat (Ife, 2006) Solusi yang Pernah Diterapkan

Industri pertambangan memang merupakan industri yang diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyerap lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan penambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan bahan tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyerap lapangan kerja juga rawan terhadap perusakan lingkungan.

Industri pertambangan telah memiliki Corporate Social Responsibility (CSR), namun mayoritas industri tambang belum memiliki peta pemangku kepentingan, sehingga inisiatif CSR kerap salah sasaran atau menyasar sebagian saja dari seluruh pemangku kepentingan dampak lingkungan, sebagian perusahaan tambang belum dikelola dengan memadai (Jalal, 2010).

Di Indonesia, kebijakan ekonomi makro terkait dengan pengelolaan lingkungan dan konservasi alam mulai dipikirkan oleh pemerintah. Adanya undang-undang terbaru yaitu UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta penerapannya di dalam industri dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun menjadi bukti bahwa pemerintah peduli terhadap pengelolaan lingkungan. Namun undang-undang dan peraturan tersebut perlu dievaluasi efektivitasnya di lapangan terkait dengan pengelolaan lingkungan agar dalam prakteknya hal tersebut tidak hanya menjadi sebuah regulasi semata. Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup bahkan telah membetuk program yang disebut dengan PROPER sebagai bentuk penaatan lingkungan

Page 7: Isi

7

hidup perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka menilai kinerja lingkungan perusahaan dan memacu agar perusahaan semakin baik dalam usaha peduli terhadap lingkungan. Respon baik atas program PROPER sebagai penilaian kinerja lingkungan perusahaan terus meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah peserta dari tahun ke tahun dari 627 peserta di tahun 2006/2007 menjadi 750 peserta di tahun 2008/2009 (Sekjen Lingkungan Hidup, 2010).

Namun, solusi tersebut hanya terbatas pada pengawasan terhadap perusahaan saja. Hal ini dikarenakan untuk mengola lingkungan pasca penambangan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apabila perusahaan diharuskan menanggulangi kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan, maka perusahaan diharuskan untuk menyediakan dana yang cukup besar. Hal ini tentunya akan mengganggu lukuiditas perusahaan atau lebih buruk lagi apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, perusahaan tersebut akan kesulitan untuk melakukan tindakan rehabilitasi. Oleh karena itu belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka asuransi alam dapat menjadi solusi awal untuk menjawab hal tersebut. Langkah-Langkah Strategis yang harus Dilakukan

ALAMSYAH adalah suatu perusahaan yang berperan sebagai pihak penanggung (insurer atau insurador) yang melakukan aktivitas jasa pengalihan jaminan pemenuhan pertanggungan dan pendanaan yang siap untuk menunjang aktivitas resiko lingkungan pasca penambangan yang berbasis syariah. Dalam hal ini jasa asuransi lingkungan hidup dalam aktivitas pengelolaan lingkungan.

Dalam konteks ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses dan prosedur asuransi alam syariah di Indonesia dapat diterapkan, yaitu: a. Perlu adanya sumber data dan informasi yang akurat terkait dengan

keberadaan sumber daya alam yang akan diasuransikan b. Perlu menentukan pendekatan penilaian ekonomi-ekologi yang tepat dan

baku serta sesuai dengan sifat dan karakteristik sumber daya c. Perlu melakukan valuasi ekonomi sumberdaya d. Perlu disiapkan payung hukum dan perundangan yang adil dan tegas.

Oleh karena itu, asuransi syariah perlu ditindaki lebih serius. Ada beberapa alasan mengapa ALAMSYAH begitu cocok bagi perusahaan pertambangan, yaitu: 1. Perkembangan asuransi syariah ini menunjukkan respons yang positif dari

masyarakat dunia akan sistem asuransi berbasis syariah. Hal ini menunjukkan bahwa asuransi syariah dapat diterima (applicable) dan menjadi alternatif bagi sistem asuransi yang berjalan selama ini. Hal ini dilihat dari perkembangan aset asuransi yang dinyatakan cukup pesat. Dari aset $550 juta pada tahun 2000, $193 juta diantaranya berada di Asia Pasifik, meningkat menjadi $1,7 milyar. Angka ini terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah asuransi syariah di dunia. Pada tahun 2004 asetnya sudah mencapai $2 milyar.

2. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun), menurut Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau

Page 8: Isi

8

tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Maksud dari akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), perjudian, riba, penganiayaan, suap, barang haram dan maksiat.

3. Dana CSR yang terkumpul dari perusahaan tambang akan dikelola oleh perusahaan ALAMSYAH, diinvestasikan sesuai dengan syariat islam dan selanjutnya diintegrasikan dan digunakan untuk rehabilitasi lingkungan, pemanfaatan lahan pasca penambangan sebagai area wisata, dan peningkatan kesejahteraan untuk masyarakat area penambangan.

4. Untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah, dana diambil dari rekening tabarru’ (dana sosial) seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong bila ada peserta yang terkena musibah. Sedangkan dalam asuransi konvensional, dana pembayaran klaim dari rekening milik perusahaan.

5. Keuntungan investasi dibagi menjadi tiga sektor, (1) untuk kegiatan rehabilitasi dan pemanfaatan kembali lingkungan yang telah di eksploitasi untuk mewujudkan ekonomi hijau (green economic); (2) untuk pengembangan perusahaan pertambangan, disini perusahaan tambang selaku pemilik dana dapat menikmati hasil investasi untuk mengembangkan perusahaannya; (3) untuk perusahaan ALAMSYAH selaku pengelola dengan prinsip bagi hasil.

6. Apabila perusahaan pertambangan mengalami kerugian maka perusahaan asuransi alam syariah berkewajiban untuk mengembalikan lingkungan hutan yang telah digunakan oleh perusahaan pertambangan sesuai dengan perjanjian sebelumnya tanpa memberikan bantuan apapun terhadap perusahaan yang telah bangkrut.

Sistem yang digunakan dalam sistem asuransi syariah adalah sistem

takaful (tolong-menolong) yang merupakan bentuk umum dari sebuah perusahaan (ALAMSYAH). Sedangkan dalam prakteknya, perusahaan ALAMSYAH menggunakan beberapa macam sistem secara khusus, yakni dengan menggunakan akad mudharabah (bagi hasil), wakalah (penyerahan), wadiah (meletakkan), dan musyarakah (perjanjian). Dari akad tersebut, akad mudharabah merupakan akad umum dan banyak diterapkan oleh perusahaan asuransi syariah. Karena keistimewaan sistem mudharabah adalah peran ganda dari mudharib, yakni sebagai wakil (agen) sekaligus mitra.

Pada skema mudharabah (gambar 3) dijelaskan bahwa setiap CSR yang dibayar oleh peserta, akan diintegrasikan oleh perusahaan ALAMSYAH dan dimasukkan dalam rekening tabarru’ perusahaan yakni kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling tolong-menolong dan saling membantu serta dibayarkan bila peserta bangkrut dan atau perjanjian telah berakhir.

Kumpulan CSR terintegrasi dari perusahaan pertambangan ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi, akan dibagi untuk dana perwujudan ekonomi hijau, pengembangan perusahaan pertambangan, dan perusahaan ALAMSYAH menurut prinsip al-mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan (takaful) dan peserta.

Page 9: Isi

9

Akan tetapi, sistem asuransi syariah yang digunakan khusus untuk perusahaan pertambangan adalah sistem asuransi syariah yang menerapkan sistem produk saving yaitu, setiap peserta wajib memberikan dana CSRnya secara teratur kepada perusahaan. Besar CSR yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum CSR yang akan dibayarkan. Setiap CSR yang dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda, yaitu: 1. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta yang

dibayarkan bila: a. Perjanjian berakhir, b. Peserta mengundurkan diri, c. Peserta telah bangkrut.

2. Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling tolong-menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila: a. Peserta bangkrut, b. Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

Gambar 2. Mekanisme Pengelolaan dana Produk yang Mengandung Unsur Tabungan

(Syakir, 2004)

Sistem inilah sebagai implementasi dari sistem takaful dan akad mudharabah, sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur gharar dan maisir. Selanjutnya kumpulan dana peserta ini diinvestasikan sesuai dengan syariat islam. Tiap keuntungan dari hasil investasi, setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan CSR asuransi), akan dibagi menurut prinsip al- mudharabah. Presentase pembagian mudharabah dibuat dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dan peserta, misalnya dengan 70:30, 60:40, dan seterusnya. Dalam pendaftaran pendirian perusahaan pertambangan, calon investor harus melewati beberapa alur sehingga calon investor tersebut bisa berinvestasi di dalam negeri. Alur yang harus dilewati oleh calon investor hanya dimiliki oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sehingga calon investor bisa mendaftarkan diri ke dalam jasa asuransi.

70% (Contoh)

30% (Contoh)

PESERTA

PERUSAHAAN

Keuntungan Perusahaan

Biaya Operasional

Bayar pada Peserta

Investasi

Total Dana

Rekening Tabungan

Rekening Tabungan

Hasil Investasi

Rekening Khusus

Manfaat Takaful

Pada Peserta

Rekening Tabungan

Rekening Khusus

CSR Takaful

Page 10: Isi

10

Gambar 3. Alur Proses Pendaftaran Perusahaan Pertambangan (Penulis, 2012) Bagan diatas (Gambar 4) menjelaskan tentang alur-alur yang harus

dilewati calon investor untuk berinvestasi di dalam negeri. Di dalam bagan tersebut menjelaskan bagaimana BKPM sebagai instansi pemerintah bekerja sama dengan perusahaan ALAMSYAH untuk memberikan pelayanan terhadap investor yang akan membuat suatu perusahaan pertambangan di Indonesia.

Gambar 4. Alur Pemberian Dana CSR (Penulis, 2012) Gambar diatas merupakan alur CSR yang terintegrasi oleh

ALAMSYAH yang nantinya akan bermuara kepada masyarakat yang berbentuk dana social serta dana lingkungan sehingga penggunaan dana CSR semakin jelas dan nyata dirasakan oleh masyarakat.

CSR yang ditawarkan oleh perusahaan ALAMSYAH kepada perusahaan pertambangan merupakan suatu langkah jitu untuk menanggulangi kerusakan akibat dari pertambangan yang tidak berdasarkan prinsip lingkungan. CSR tersebut bisa dibrikan kepada perusahaan pertambangan dalam berbagai bentuk yaitu:

a. Pelatihan green mining terhadap perusahaan pertambangan Green mining adalah suatu bentuk usaha dimana suatu perusahaan pertambangan melakukan pertambangan yang ramah lingkungan. Jadi, selain

1. Persetujuan Pabean 2. Pembebasan Bea Masuk

Impor Mesin/peralatan

1. Perizinan Daerah (IMB,HO,dll) 2. Izin Teknis Sektor 3. Pendaftaran ISO 14000/14001

1. API-P 2. Izin Kerja Tenaga Asing 3. Pendaftaran Asuransi Alam Syariah

1. Persetujuan Pabean 2. Persetujuan Bea

Masuk Impor Bahan

USAHA IZIN USAHA (IU)

Pendaftaran

AKTA PENDIRIAN Pendaftaran

IZIN PRINSIP

PENGESAHAN BADAN HUKUM OLEH MENTERI HUKUM DAN HAM

Pendaftaran

Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH)

CSR

Keuntungan Perusahaan

dikumpulkan

CSR Terintegrasi

Lingkungan

Sosial

CSR Perusahaan A

CSR Perusahaan B

CSR Perusahaan C

Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH)

Lingkungan

Sosial

Page 11: Isi

11

melihat aspek ekonomisnya, perusahaan pertambangan juga harus melihat sisi lingkungan akibat dari pertambangan. Perusahaan ALAMSYAH memberikan pelatihan green mining kepada perusahaan pertambangan agar mereka mampu menerapkan green mining concept didalam operasionalnya.

Gambar 5. Penerapan Green Mining (http://www.minerals.co.nz)

b. Melakukan revegetasi hutan Revegetasi hutan merupakan salah satu cara untuk mengembalikan fungsi hutan seperti semula. Meskipun dalam melakukan revegetasi hutan membutuhkan waktu yang cukup lama, akan tetapi revegetasi hutan adalah salah satu hal yang penting karena mengembalikan fungsi hutan merupakan salah satu cara untuk menanggulangi bencana. Perusahaan ALAMSYAH dapat mememberikan CSR berupa revegetasi hutan kepada perusahaan pertambangan yang “bangkrut” demi mengembalikan fungsi alam kembali.

Gambar 6. Revegetasi Alam (http://www.canadiangeographic.ca/green-mining.asp)

c. Membuat sarana rekreasi bekas tambang Cara lain untuk memberikan CSR terhadap perusahaan pertambangan adalah membuat bekas tambang yang telah ditinggalkan menjadi tempat rekreasi. Cara tersebut diambil bila bekas tambang tersebut tidak memungkinkan untuk direhabilitasi atau revegetasi kembali. Membuat tempat rekreasi di bekas pertambangan adalah sebuah solusi untuk menarik perhatian wisatawan sekaligus sebagai sarana pembelajaran untuk melindungi alam dari kerusakan.

Page 12: Isi

12

Gambar 7. Perubahan Fungsi Tambang Sebagai Tempat Wisata (http://www.canadiangeographic.ca/green-mining.asp)

d. Pemberian dana bantuan terhadap masyarakat

Dana CSR yang diterima oleh masyarakat merupakan dana responsibility (tanggung jawab) dari adanya CSR yang terintegerasi oleh ALAMSYAH yang berbentuk bantuan pendidikan, infrastruktur, kesehatan, pinjaman lunak, dan lain-lain. Cara ini diambil untuk mengembalikan externality cost (biaya eksternalitas) yang merupakan biaya yang harus ditanggung masyarakat akibat pertambangan yang diterima masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.

Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan

Untuk merealisasikan Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) ini, maka diperlukan pihak-pihak yang dapat membantu dalam mengimplementasikan gagasan, pihak tersebut antara lain: 1. Pemerintah

Pemerintah yang dimaksud adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), Kementerian Kehutanan (Kemenhut), dan Kementerian Lingkungan Hidup (Kemenlh) yang merupakan penangggung jawab atas pertambangan dan eksploitasi serta memiliki peranan yang sangat vital dalam membuat, menetapkan, serta melaksanakan berbagai macam regulasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan negara melalui pertambangan yang berwawasan lingkungan. Mengingat tujuan dicetuskannya gagasan untuk mendirikan ALAMSYAH sejalan dengan visi dan misi yang diemban oleh pemerintah yakni mewujudkan terciptanya ekonomi hijau (green economy), maka dibutuhkan dukungan dan kerjasama dengan pemerintah terkait untuk mengimplementasikan gagasan ini.

2. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) BKPM mempunyai peranan yang utama dalam menerima investor yang nantinya akan berinvestasi dan mendirikan perusahan pertambangan dalam negeri. Berawal dari pendaftaran, perijinan, dan pengesahan perusahaan pertambangan tersebut dilakukan sepenuhnya oleh instansi pemerintah ini. Sehingga dengan adanya ALAMSYAH diharapkan BKPM dapat menginformasikan dan merekomendasikan kepada investor untuk mendaftarkan perusahaannya dalam ALAMSYAH.

3. Perusahaan Pertambangan Mengingat sasaran utama ALAMSYAH adalah investor atau perusahaan pertambangan, maka sangat diperlukannya partisipasi aktif dari para investor baik yang masih dalam taraf perijinan di BKPM maupun yang telah aktif berjalan di dalam negeri. Semakin banyak investor/perusahaan pertambangan

Page 13: Isi

13

yang bergabung menjadi nasabah Asuransi Alam Syariah maka peranan asuransi syariah akan mampu terimplementasi secara lebih optimal serta membantu pemerintah dalam sosialisasi go green dan anti global warming.

4. Masyarakat Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang berada di sekitar daerah pertambangan yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari aktivitas pertambangan tersebut. Masyarakat merupakan pengawas secara langsung dari aktivitas pertambangan maupun CSR yang terintegerasi dalam Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) sehingga masyarakat mampu mengukur keberhasilan dari program ini.

KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan

Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) merupakan suatu upaya guna mewujudkan ekonomi hijau dengan melakukan proteksi untuk membatasi eksploitasi, melakukan rehabilitasi dan pemanfaatan kembali hutan yang sudah dieksploitasi oleh perusahaan pertambangan di Indonesia. Sehingga kekayaan sumberdaya alam di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi tanpa merusak lingkungan.

Sistem yang digunakan dalam ALAMSYAH adalah takaful, yakni merupakan suatu konsep yang berdasarkan asas tolong-menolong. Perusahaaan pertambangan yang telah bergabung dengan ALAMSYAH ini secara langsung dapat melindungi kerusakan alam akibat eksploitasi yang telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan tersebut. Selain itu, perusahaan asuransi syariah ini juga dapat membantu perusahaan pertambangan lainnya melalui dana tabarru’ (dana kebajikan) berupa dana CSR terintegrasi yang telah disepakati sebelumnya antara perusahaan ALAMSYAH dengan perusahaan tambang yang ada.

Disamping itu, ALAMSYAH juga didukung dengan akad mudharabah, "suatu akad serikat dagang antara dua pihak, pihak pertama sebagai pemodal, sedangkan pihak kedua sebagai pelaksana usaha, dan keuntungan yang diperoleh dibagi antara mereka berdua dalam persentase yang telah disepakati antara keduanya." (Al-Aziz oleh ar-Rafi'i 6/3, Aqdul Mudharabah Fil Fiqhil Islamy, oleh Dr. Zaid bin Muhammad ar-Rummaani, hal. 14, dan Syarikah al-Mudharabah fil Fiqhil Islami, oleh Dr. Sa'ad bin Gharir as-Silmy, 37). Akad ini mengutamakan adanya aspek bagi hasil yang secara langsung sehingga menghindarkan unsur kecurangan atau adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan. Teknik Implementasi Teknik implementasi yang digunakan untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah: 1. Adanya suatu kesinergisan antar berbagai komponen yang ikut membangun

berdirinya Asuransi Alam Syariah (ALAMSYAH) yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Perusahaan Pertambangan selaku sasaran ALAMSYAH.

2. BKPM selaku intansi pemerintah yang mengurus masalah pendaftaran perusahaan pertambangan baru dapat bekerjasama dengan kementerian

Page 14: Isi

14

Energi dan Sumber Daya Alam, Kementerian Kehutanan, serta Kementerian Lingungan Hidup mampu melakukan suatu kebijakan untuk mengoptimalkan sumber daya alam di Indonesia tanpa merusak hutan serta lingkungan di sekitar hutan akibat eksploitasi.

3. Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Lingkungan Hidup sebagai otoritas tertinggi dalam perijinan pembentukan perusahaan pertambangan baru mampu memberikan instruksi kepada BKPM untuk segera bekerja sama dengan perusahaan alam syariah untuk memberikan perlindungan lebih dini terhadap lingkuan yang akan di ekploitasi nantinya oleh perusahaan pertambangan baru.

4. BKPM mensosialisasikan dan membuka peluang kerjasama seluas-luasnya demi mendukung perealisasian asuransi alam yang berbasis syariah kepada seluruh investor atau perusahaan pertambangan.

Manfaat dan Dampak Gagasan Manfaat yang nyata dari gagasan pendirian perusahaan ALAMSYAH

tentunya akan dirasakan oleh perusahaan pertambangan karena sasaran utama dari gagasan ini sendiri adalah perusahaan pertambangan. Mengacu pada konsep asuransi syariah yang menggunakan konsep takaful (tolong-menolong), akad mudhabarah (bagi hasil), mengggunakan unsur tabungan yang membebaskan dari adanya gharar (ketidakjelasan) dan maisir (perjudian), sehingga selain kesejahteraan perusahaan pertambangan yang terjamin selama melakukan proyeknya juga perusahaan tersebut akan terbebas dari rasa khawatir karena konsep yang digunakan dalam asuransi syariah jelas dan transparan.

Manfaat dari gagasan ini selain dirasakan oleh perusahaan pertambangan juga akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat. Melalui adanya ALAMSYAH yang dapat memberikan jaminan kesejateraan bagi perusahaan pertambangan akan dapat membatasi eksploitasi dan merehabilitasi hutan yang sudah dieksploitasi. Melalui hal tersebut, secara tidak langsung manfaatnya juga akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan hijau dan asri serta pembangunan berkelanjutan dengan konsep ekonomi hijau (green economy) untuk “menahan laju kemerosotan daya tampung, daya dukung, dan kelangkaan sumber daya alam, serta mengatasi bencana lingkungan”.

Selain perusahaan pertambangan dan pemerintah yang merasakan manfaat dari gagasan ini, juga masih ada pihak lain yang juga merasakan manfaat yang sama yaitu perusahaan ALAMSYAH. Melalui akad mudhabarah (bagi hasil) yang digunakan dalam asuransi syariah ini secara langsung juga dapat memberikan keuntungan yang berupa laba yang didapatkan dari kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Prediksi Keberhasilan Gagasan

Prediksi keberhasilan gagasan ini adalah seluruh perusahaan pertambangan memiliki kerjasama dengan Perusahaan ALAMSYAH yang khusus menangani asuransi syariah untuk alam dengan segala kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh asuransi syariah bila dibandingkan asuransi konvensional. Selain itu, dengan adanya program PROPER dari pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup guna memotivasi perusahaan-

Page 15: Isi

15

perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan, akan dapat memacu perusahaan pertambangan untuk mau bergabung dan bekerja sama dengan Asuransi Alam Syariah ini.

DAFTAR PUSTAKA Alayli, MA. 2005. Resource Rich Countries and Weak Institutions: The

Resource Curse Effect. Barrow, M. 2010. Natural Resources. Diakses pada: 6 Januari 2012 Birstol, PM. 2011. Leone at 50: Rich in Natural Resources but Among Poorest

Nations on Earth, What a Paradox!. Diakses pada: 6 Januari 2012. Educational Foundation. 2002. Whar role have the natural resources played in

the politics and economy of the Middle East. Diakses pada: 8 Januari 2012. Jalal. 2010. CSR di Industri Pertambangan. Diakses dari: www.csrindonesia.

com. Diakses pada: 8 Januari 2012. Nawir, A. A. 2008. Rehabilitasi Hutan di Indonesia: Akan Kemanakah Arahnya

Setelah Lebih Dari Tiga Dasawarsa. Center for International. Forestry Research (CIFOR), Bogor.

Nursanti, I dan A. M. Rohim. 2009. Pengelolaan Kesuburan Tanah Mineral

Masam untuk Pertanian. Univ. Sriwijaya. Pratanto dan Lumbantobing, S. 1997. Asuransi Lingkungan Hidup sebagai

Produk baru dalam Kegiatan Perasuransian di Indonesia. Jurnal AAMAI. Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Operasional.

Jakarta:Gema Insani Press Winoto, H. 2010. Natural resources: The curse of developing countries?.

Diakses pada: 6 Januari 2012.

Page 16: Isi

16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PENULIS 1 (Ketua Tim) Nama Lengkap : Tiarisna Hidayatun Nisa NIM : 021011022 Tempat / Tanggal Lahir : Tuban, 26 Oktober 1991 Alamat Asal : Jl. Tegal Boro Indah 11/2 Tuban Alamat Surabaya : Jl. Darmawangsa 2 no 32 Surabaya Telephone/Handphone : 08563298285 Email : [email protected] Pendidikan:

1. SD Negeri Latsari 2 Tuban (1998-2004) 2. SMP Negeri 1 Tuban (2004-2007) 3. SMA Negeri 1 Tuban (2007-2010) 4. S1 Fakultas kedokteran gigi Universitas Airlangga Surabaya

Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat:

1. Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegence) sebagai Metode Pembelajaran Anak Usia Dini untuk Meningkatkan Intelektualitas Manusia Indonesia

2. Pemanfaatan Labu Siam (Cucurbita Moscata) sebagai Inovasi Es Krim Tradisional yang Bernilai Jual Tinggi (2008)

3. Gergaji Dorong Ramah Lingkungan untuk Mempermudah Produksi Batu Kumbung di Tuban (2009)

4. Kereta Magnet (Magnev Train) sebagai Alat Transportasi Efektif dan Ramah Lingkungan (2009)

5. Dental Xylitol Lolipop (DELIPOP) sebagai permen anti gigi berlubang (2010)

6. Dental Education for comb children (DENFOCHIL) sebagai Sarana Edukasi Kesehatan Gigi untuk Anak Pesisir Kabupaten Tuban (2010)

7. Dentino and Community (DENTMUNITY) (2011)

Penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih: 1. Juara II Lomba Karya Tulis Ilmah VIII tingkat SMA se-Indonesia (2007),

diadakan oleh Magistra Utama 2. Juara I Lomba Cerdas Cermat Mata Pelajaran tingkat Kabupetan (2009),

diadakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kab. Tuban 3. Juara II (Medali Perak) Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2009,

diadakan oleh Departemen Pendidikan Nasional 4. 4th INAY’s (Indonesian Award Young Scientist) 2009, di UNPAR 5. Finalis PIMNAS 2011 di Universitas Hasanudin Makasar 6. Juara 3 Be Entrepreneurship (BEE) 2012 di BEM FMIPA UI Jakarta

Tanda tangan

Tiarisna Hidayatun Nisa

NIM.021011022

Page 17: Isi

17

PENULIS 2 (Anggota Tim) Nama Lengkap : Fitria Rahmitasari NIM : 020810145 Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 01 Mei 1990 Alamat Asal : Jl.Tuban 2/73 Surabaya Telephone/Handphone : 031-3550337 / 085732031123 Email : [email protected] Pendidikan:

1. SD Muhammadiyah 11 Surabaya 2. SMP Negeri 1 Surabaya 3. SMA Negeri 2 Surabaya 4. S1 Fakultas kedokteran gigi Universitas Airlangga Surabaya (2010-

sekarang)

Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat: 1. Ular Tangga Elementary Dental School (EDS) sebagai Media Pendidikan

Kesehatan pada Usia Dini 2. Belajar dan Bermain Bersama Wayang PETO (Paper Toys) Media

Kesehatan Gigi dan Mulut pada Balita Usia 3-5 tahun 3. Perawatan Scalling untuk Menurunkan Kadar C Reaktif Protein (CRP)

pada Penderita Aterosklerosis 4. Laser Emiting Object sebagai Alat Bantu Fokus Pemajanan Sinar-X pada

Pembuatan Radiografik Periapikal 5. Dental Xylitol Lolipop (DELIPOP) sebagai Permen Anti Gigi Berlubang 6. Dental Phantom (DENTHOM) sebagai Model Kerja Praktikum

Mahasiswa Kedokteran Gigi Seluruh Indonesia 7. Belajar dan Bermain Bersama Wayang Peto (Paper Toys) Media Edukasi

Interaktif Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Balita Usia 3-5 tahun 8. Urgensi Foto Gigi sebagai Alat Pendukung untuk Membantu Identifikasi

Korban Kecelakaan Pesawat Terbang 9. Tugas, Fungsi dan Peran serta Bank Indonesia bagi Perekonomian

Nasional dalam Mewujudkan Stabilitas Keuangan 10. Iradiasi Nuklir Bakteri Actinobacillus Actinomycetemcommitans sebagai

Recombinant Vaccine dalam Mencegah Terjadinya Periodontitis Agresif 11. Hipoglikemia sebagai Penyebab Terjadinya Perubahan Sensitivitas Rasa

Pengecap Manis 12. Learn And Play With Peto (Paper Toys) Puppet : An Interactive Education

Media Of Dental Health For Children Aged 3-5 Years Old 13. FDR (Focus Dental Rontgen) sebagai Alat Bantu Fokus Pemajanan Sinar-

X pada Pembuatan Radiografik Periapikal Penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih:

1. Kontingen Tim Pameran IPTEK PIMNAS XXII di UNIBRAW Malang 2009

2. Finalis PIMNAS XXIII di UNMAS Denpasar – PKMK 2010 3. Finalis PIMNAS XXIV di UNHAS Makasar – PKMK 2011 4. Juara 1 Lomba Inovasi Alat Nasional DN PSMKGI di FKG UNAIR 2011

Page 18: Isi

18

5. Finalis Lomba LKTI JISFO di FKG UI – Jakarta 2011 6. PKMM didanai DIKTI 2010 7. PKMT didanai DIKTI 2011 8. PKM-AI terpilih DIKTI 2011

Tanda tangan

Fitria Rahmitasari NIM.020810145

PENULIS 3 (Anggota Tim) Nama Lengkap : Muchammad Primadion Sofyan NIM : 040810016 Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 11 Juni 1990 Alamat Asal : Perum TNI AL F4/ 24 Candi Sidoarjo Alamat Surabaya : Jl. Gubeng Airlangga 9b no 30 Telephone/Handphone : 08563474407 Email : [email protected] Pendidikan:

1. SDN Sugihwaras Candi (1996-2002) 2. SMP Negeri 1 Candi (2002-2005) 3. SMA Negeri 1 Sidoarjo (2005-2008) 4. Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga (2008-sekarang)

Karya-karya ilmiah yang pernah di buat: 1. Pendirian Bank Pertanian Syariah untuk Menarik Dikeluarkannya Sukuk

Bagi Pertanian Dalam Rangka Usaha Peningkatan Kesejahteraan Petani Di Indonesia

2. Penggunaan Metode PHM (Prophet Halaqoh Method) Sebagai Salah Satu Pemecahan Masalah Facebook yang Telah Menimbulkan Dampak Negatif di Kalangan Remaja

3. Pendirian Sharia Holticultura Bank (SyaRaBa) dengan menggunakan AkaSS (Akad As Salam) sebagai perwujudan pembiayaan syariah bagi petani di Indonesia

4. Penggunaan Sel Surya dan Turbo Angin Sebagai Energi Alternatif Pengganti Kereta Rel Listrik (KRL) di Indonesia

5. Selai Jeli Toya (Jeruk Nipis, Lidah Buaya, Tomat, dan Pepaya) sebagai selai kosmetik yang bermanfaat bagi tubuh dan wajah

6. Optimalisasi KUD Karya Bakti as Capital Reinforcement and Developing Cow’s Farmer (Care Decofa) sebagai upaya peningkatan produksi susu di Desa Babadan, Kecamatan Ngancar. Kabupaten Kediri

7. “Linkage Programming” Sharia Bank as Financing Alternative for Small ad Medium Micro Enterprise

8. Metode Manajemen Waqaf Bagi Linkage Program Sebagai Pemberantas Kemiskinan Di Indonesia

9. Silence (silicon flouresence keyboard protector tuts “Glow in the Dark”)

Page 19: Isi

19

10. Bismika (Busana Muslim Kaligrafi) Sebagai Cara Baru Penyebaran Nilai-Nilai Kebaikan Dalam Berbusana Muslim

11. Sajadah “Sang Pencerah” Sebagai Penunjuk Arah Kiblat Shalat yang Mudah dan Akurat

Penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih :

1. Finalis PIMNAS XXIII UNMAS, Bali di Bidang PKM-GT 2. The Youngest Presenter International Accounting and Finance (IAFC)

2010, University Islam Teknolog of Mara (UiTM) Sabah-Malaysia 3. Juara 2 Lomba LKTEI DINAR TAZKIA 2011, STEI TAZKIA, Bogor 4. Medali Perak PIMNAS XXIV UNHAS Makassar, Sulawesi Selatan

Dibidang PKM GT, 2011 5. PKMK Didanai DIKTI 2012 6. PKMKC Didanai DIKTI 2012

Tanda tangan M. Primadion Sofyan NIM. 040810016

DOSEN PENDAMPING Nama Lengkap : Anis Irmawati,drg.,M.Kes Tempat, tanggal lahir : Surabaya,27 Mei 1974 Jurusan / Fakultas : Kedokteran Gigi Pangkat/Gol./NIP : Penata TK.I / IIId / 197405271999032000 Jabt. fungsional : Lektor Jabt. struktural : - Kesatuan/Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga Alamat Kantor : Prof.Dr.Moestopo 47 Surabaya Alamat Rumah : Jl.Taman Brantas 30 Randuagung –

Gresik Telepon : 031-3983798 / 085850130731 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan :

No. Macam Tempat Pendidikan

Tahun Bidang Gelar

1. Magister Kesehatan

PPS Unair 2004 Ilmu Kedokteran Dasar

M.Kes

2. Pend. Dokter Gigi

FKG Unair 1997 Kedokteran Gigi drg

Tanda tangan

Anis Irmawati, drg., M. Kes NIP. 197405271999032000