ISI

40
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan lingkungan dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan perkembangan kehidupan manusia khususnya di bidang teknologi dan industri. Dari semua aktifitas ini menimbulkan dampak pencemaran lingkungan berupa bahan padat dan cair yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup. Berdasarkan Undang- Undang Lingkungan Hidup pencemaran merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya. Penerbitan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup serta Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, diharapkan semua masalah yang ada dapat diminimalisasikan sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. 1

Transcript of ISI

Page 1: ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan lingkungan dari tahun ke tahun semakin meningkat,

seiring dengan perkembangan kehidupan manusia khususnya di bidang teknologi dan

industri. Dari semua aktifitas ini menimbulkan dampak pencemaran lingkungan

berupa bahan padat dan cair yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup.

Berdasarkan Undang-Undang Lingkungan Hidup pencemaran merupakan masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam

lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh

proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan

peruntukannya.

Penerbitan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan

lingkungan hidup serta Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, diharapkan semua masalah yang ada dapat

diminimalisasikan sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jurusan Kimia

dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia terhadap kepedulian lingkungan

hidup mempunyai program mata kuliah Analisis Pencemar Lingkungan untuk

memberi bekal pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam analisis berbagai

polutan di lingkungan. Sehubungan dengan itu, mahasiswa FMIPA Universitas

Jember jurusan Kimia diarahkan untuk melakukan praktikum di instansi yang

berhubungan dengan jurusan Kimia yaitu analisis laboratorium. Salah satu instansi

tersebut adalah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan

Penyakit Menular (BBTKL & PPM) Surabaya.

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit

Menular (BBTKL & PPM) Surabaya ini mempunyai tugas dan fungsi antara lain

1

Page 2: ISI

pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL). Instansi ini

mempunyai beberapa pelayanan instalansi laboratorium misalnya pengambilan

contoh uji dan pemerikasaan contoh uji. Pemeriksaan contoh uji meliputi

pemeriksaan contoh uji kimia fisika air, pemeriksaan contoh uji biologi lingkungan,

pemeriksaan contoh uji padatan, pemeriksaan contoh uji udara, pemeriksaan contoh

uji etimologi dan vector serta pemeriksaan uji kalibrasi alat.

Untuk itu, praktikum ini difokuskan pada analisa yang dilakukan di beberapa

laboratorium yang terdapat di BBTKL-PPM yakni Laboratorium Kimia, Biologi

Lingkungan, Padat-Cair, PAKMK dan Udara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah sebagai

berikut :

1. Parameter apa yang digunakan sebagai acuan pemantauan kualitas air, tanah

dan udara?

2. Laboratorium apa saja yang tersedia di BBTKL dan PPM Surabaya?

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui parameter kualitas air, tanah dan udara;

2. Memahami, mempelajari, dan mengenal kegiatan yang dilakukan di

Laboratorium BBTKL dan PPM Surabaya .

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah :

1. Menambah wawasan tentang berbagai parameter polutan air, tanah dan

udara di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan

Penyakit Menular (BBTKL & PPM) Surabaya;

2

Page 3: ISI

2. Menambah wawasan para mahasiswa dalam kegiatan yang dilakukan Balai

Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantsan Penyakit Menular

(BBTKL & PPM) Surabaya.

3

Page 4: ISI

BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Analisis Pencemar Lingkungan dilakukan pada tanggal 16

Desember 2010 di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan

Penyakit Menular (BBTKL & PPM) Surabaya.

2.2 Bidang dan Jenis Kegiatan

Bidang kegiatan praktikum yang dilakukan meliputi bidang dasar, yaitu kimia

analitik dan bidang terapan, yaitu kimia lingkungan dan analisis pencemaran

lingkungan.

2.3 Teknik Kegiatan

Teknik kegiatan dari praktikum di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL & PPM) Surabaya adalah :

a. Observasi dan Interview

Observasi dan interview dilakukan selama kegiatan praktikum guna melihat

dan mengetahui proses, prosedur, peraturan, teknik dan alat-alat yang

digunakan selama kegiatan analisa berlangsung.

b. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan dilakukan satu minggu setelah kunjungan dan praktikum

selesai dilaksanakan.

4

Page 5: ISI

BAB 3. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Berdirinya BBTKL dan PPM Surabaya

A. Zaman Belanda

Pada sekitar awal tahun1890, Dients Voor de Volks Gezondheid mempunyai

bagian yang disebut Technische Gezondheid. Pada bagian ini mempunyai tugas

antara lain:

1. Melakukan pembangunan penyediaan air minum dari beraneka sumber air.

2. Mengadakan pengawasan kualitas produksi minuman.

Kemudian pada tahun 1920, Dients Voor de Volks Gezondheid mendirikan

suatu lembaga baru yang mempunyai nama Proefstation Voor Rivier Water Zuivering

Voor Drink Water di Manggarai, Jakarta di bawah pimpinan Prof. Dr. Ir. C. P. Mom.

Proefstation Voor Rivier Water Zuivering Voor Drink Water ini mempunyai tugas

melaksanakan penyelidikan di lapangan, pengolahan-pengolahan, pencarian sumber-

sumber air dan rancangan konstruksi dalam menunjang Technische Gezondheid.

Oleh karena itu Prof. Dr. Ir. C. P. Mom diangkat menjadi guru besar di

Technische Hoogescool di Bandung, maka Proefstation Voor Rivier Water Zuivering

Voor Drink Water dipindah dari Manggarai, Jakarta ke Bandung (di dalam kampus).

Nama Proefstation Voor Rivier Water Zuivering Voor Drink Water kemudian diganti

dan berkembang menjadi Laboratorium Voor Technische Hygene & Drinkwater

Voorziening van de Dienzider Volksgezon-dheid.

B. Zaman Jepang

Pada tahun 1942 – 1945, yaitu pada pendudukan Jepang, laboratorium ini

dipimpin oleh Ir. Yuan dan bernaung di bawah kementerian pengajaran Jepang.

C. Setelah Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, laboratorium ini diberi nama Laboratorium

Kesehatan Teknik yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT), Bandung

(sekarang ITB). Kemudian pada saat ibu kota Republik Indonesia dipindah ke

5

Page 6: ISI

Yogyakarta, Laboratorium Kesehatan Teknik juga dipindah ke Yogyakarta, yaitu

pada bulan Mei 1946.

Pada tahun 1949, Laboratorium Kesehatan teknik diubah menjadi Lembaga

Ilmu Kesehatan Teknik dan ditempatkan di bawah naungan Departemen Kesehatan

(Sekretaris Jenderal). Dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

143/MenKes/SK/IV/78, tahun 1978, Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik di Yogyakarta

tersebut diubah menjadi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL). BTKL adalah

unit pelaksana teknis dibidang pelayanan kesehatan di lingkungan Departemen

Kesehatan, di bawah Dirjen Pelayanan Kesehatan.

Pada tahun 1981, dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan

pelayanan pemeriksaan spesimen kesehatan lingkungan, telah dibentuk dua BTKL

lagi, yaitu di Jakarta dan Surabaya, tetapi masih dalam bentuk BTKL POS.

Pada tahun 1983, dengan Surat Menteri Kesehatan Nomor :

475/MenKes/XI/1983 tanggal 22 November 1983, kedua BTKL tersebut diusulkan

kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Namun demikian, karena satu dan

lain hal proses pelembagaan tersebut ditunda.

Pada tahun 1984, sesuai SK MENKES No. 558/1984 dilakukan pengalihan

dari Dirjen Pelayanan Kesehatan ke Dirjen PPM & PLP.

Pada tahun 1990, dibentuk dua BTKL lagi, yaitu di Medan dan Ujung

Pandang. Kedua BTKL ini belum sempat diusulkan pelembagaannya, bahkan

diitegrasikan dengan Balai Laboratorium Kesehatan. Namun demikian, dengan

meningkatnya kebutuhan kedua BTKL ini direncanakan untuk dihidupkan kembali.

Pada tahun 1993, sesuai dengan SK MENKES No. 1023/1993, BTKL POS

Jakarta dan Surabaya resmi menjadi BTKL Jakarta dan Surabaya.

BBTKL dan PPM Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang

teknik kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular di lingkungan

Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL)

yang mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan

6

Page 7: ISI

teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan,

pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), di bidang pemberantasan penyakit

menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.

3.2 Visi dan Misi

Visi : Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

Misi :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani (pro rakyat).

b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan (responsif).

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik (efisien).

3.3 Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Pelayanan

a. Pelaksanaan Surveilance Epidemiologi

b. Pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

c. Pelaksanaan Laboratorium Rujukan

d. Pelaksanaan pengembangan teknologi tepat guna

e. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi

f. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan

penanggulangan KLB / wabah dan bencana

g. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

h. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit.

i. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKL & PPM

j. Meningkatkan kemampuan respon cepat dan penanggulangan pencemaran

lingkungan / KLB / wabah / bencana, kesehatan matra

k. Mencegah dan menangkal penyakit

7

Page 8: ISI

l. Meningkatkan kemampuan laboratorium rujukan, uji kendali mutu dan

kalibrasi

m. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia di bidang Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

n. Wilayah pelayanan BBTKL & PPM meliputi propinsi Jawa Timur, Bali, NTB

dan NTT

3.4 Fasilitas dan Instalasi Laboratorium

BBTKL dan PPM Surabaya mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap

dalam kegiatannya, yaitu :

a. Luas bangunan (tiga lantai) = 2.495,29 m2

b. Luas tanah = 1.500,00 m2 ditambah dengan tahun 2008–2011 akan ada

rencana pembangunan gedung baru 5 lantai secara bertahap ± 4.000 m2

c. Perpustakaan yang lengkap

d. Kendaraan operasional

- Roda 2 = 7 buah

- Roda 4 = 7 buah

- Roda 6 = 1 buah

- Kendaraan khusus PTM dan kesehatan matra, ransus yang dilengkapi

alat pemeriksaan = 1 unit

- Kendaraan pejabat negara = 1 unit

e. Listrik = 236 kVa

f. Telpon = 3 line 031–3540189, 3540191 dan fax 031–3528847

g. Website = www.btklsby.go.id , email: [email protected]

h. Peralatan yang dimiliki antara lain :

1) Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), fungsi : untuk memeriksa

fungsi logam berat. Jumlah : 3 unit

8

Page 9: ISI

2) Gas Chromatograph dan GCD ( Gas Chromatograph Detector), fungsi :

untuk memeriksa pestisida organoklorin / organophospat / karbamat

(kualitatif)

3) GC MS (Gas Chromatograph Mass Spectrophotometer), fungsi : untuk

memeriksa pestisida organoklorin / organophospat / karbamat (sampai ke

berat molekul)

4) TOC (Total Organik Carbon), fungsi : untuk mengukur total organik

karbon dalam sampel

5) Spectrophotometer, fungsi : untuk pemeriksaan parameter anorganik.

Jumlah : 12 unit

6) Bio Oxidation, fungsi : untuk pengolahan limbah cair dengan lumpur aktif

7) Prototipe, fungsi : pengelolaan limbah cair, baik secara kimia maupun

biologi

8) Indoor Air Pollution Control Equipment, fungsi : alat pengukur kualitas

udara ruangan, baik biologi maupun kimia

9) Ambient Air Pollution Equipment (Stationary & Mobile), fungsi : untuk

mengukur kualitas udara ambient, baik sesaat maupun kontinyu, yang

bekerja secara otomatis dan komputerize

10) Alat pengukur gas emisi dan getaran. Jumlah : 1 unit

Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan pelayanan

laboratorium kesehatan serta penunjang administrasi yang dipimpin oleh seorang

kepala dalam jabatan non struktural dimana dalam melaksanakan tugas dibantu oleh

kelompok jabatan fungsional dan beberapa penanggung jawab ruangan dalam jabatan

non struktural yang ditunjuk oleh kepala instalasi terkait. Jenis layanan disesuaikan

dengan kebutuhan dan pengembangan pelayanan. Perubahan jumlah dan instalasi

ditetapkan oleh kepala BBTKL & PPM setelah mendapat persetujuan tertulis dari

Direktur Jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

Instalasi yang dimiliki oleh BBTKL & PPM Surabaya :

Instalasi Laboratorium Biologi Lingkungan

9

Page 10: ISI

Instalasi Laboratorium Biomaker

Instalasi Laboratorium Entomologi

Instalasi Laboratorium Kimia Fisika Padat Cair

Instalasi Laboratorium Kimia Fisika

Instalasi Laboratorium Media dan Reagensia

Instalasi Laboratorium PAKMK

Instalasi Laboratorium Serologi Virologi

Instalasi Laboratorium Udara

Instalasi Teknologi Tepat Guna

Instalasi Diklat

Instalasi Kejadian Luar Biasa dan Kesehatan Matra

Instalasi Sarana dan Prasarana

Instalasi Teknologi Informasi dan Perpustakaan

Instalasi Pelayanan Teknik

Instalasi Jejaring Kemitraan

3.5 Dasar Hukum dan Sertifikasi

a. Kep. MenKes No. 1023 / MENKES / SK / 1993 tanggal 22 Nopember 1993

tentang perubahan BTKL Surabaya dan Jakarta menjadi BTKL Surabaya dan

Jakarta

b. Kep. MenKes No. 1095 / MENKES / SK / IX / 1999 tanggal 14 september

1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja BTKL

c. Kep. MenKes No. 267 / MENKES / SK / III /2004 tanggal 8 Maret 2004

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular

d. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188 / 21 / KPTS / 013 / 2005 tanggal

28 Januari 205 tentang Penunjukan Laboratorium BBTKL PPM sebagai

Laboratorium Lingkungan di Jawa Timur

10

Page 11: ISI

e. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) No. Akreditasi

LP-241-IDN tanggal 28 Januari 2005 (38 parameter)

3.6 Struktur Organisasi

3.7 Pelayanan Instalansi Laboratorium

a. Pengambilan Contoh Uji

Pengambilan dan pemeriksaan contoh uji limgkungan (air, tanah, udara,

sludge, sayur, buah, ikan, pestisida, limbah B3, makanan, minuman) dan spesimen

Biomaker (darah, urine, rambut, kuku) untuk dianalisa secara fisika, kimia dan

11

KEPALA

INSTALASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN PROGRAM DAN LAPORAN

BIDANG SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

BIDANG ANALISA DAMPAK KESEHATAN

LINGKUNGAN

BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN LABORATORIUM

SEKSI TEKNOLOGI PEMBERANTASAN PENYAKIT

MENULAR

SEKSI LINGKUNGAN FISIK DAN KIMIA

SEKSI ADVOKASI KEJADIAN LUAR BIASA

SEKSI LINGKUNGAN BIOLOGI

SEKSI PENGKAJIAN DAN DISEMINASI

SEKSI TEKNOLOGI LABORATORIUM

Page 12: ISI

biologi di fasilitas kesehatan, lingkungan industri dan masyarakat umum, untuk

memenuhi standarisasi pengelolaan lingkungan hidup dan kesehatan.

b. Analisis dalam laboratorium

Laboratorium Fisik – Kimia Air

Tujuan:

1. Memeriksa dan melakukan uji sampel air di laboratorium air

2. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil

3. Membuat rencana kegiatan analisa dan uji sampel

4. Membuat rencana pembuatan reagensia

Jenis sampel yang diuji: air minum, badan air, air bersih, air limbah

(berasal dari industri, rumah sakit, perhotelan, drainase dan limbah domestik).

Selain itu memeriksa segala jenis air, baik air limbah maupun air bersih atau air

minum, yang mencakup :

Parameter fisika : rasa, bau, warna, daya hantar listrik, zat padat tersuspensi,

temperatur dan jumlah padatan terlarut

Parameter kimia : pH, Fe, Mn, Ba, Cu, Zn, Cr, Cd, Hg, Pb, Sn, As, Se, Ni,

Co,CN, H2S, FeSO4, Cl2, NH3, N, NO3, NO2, BOD, COD,

DO, detergen, fenol, minyak, lemak, CaCO3, zat organik dan

pestisida serta perameter permintaan lainnya.

Baku mutu:

- Permenkes no. 492 tahun 2010

- Permenkes no. 416 tahun 1990

- SK gubernur no. 45 tahun 2002

Alat yang digunakan di Laboratorium Fisika-Kimia Air adalah Atomic

absorption Spectrophotometer (AAS) dan terdapat tiga AAS di BTKL Surabaya

yaitu AAS yang menggunakan gas pembakar elektrotermal, AAS yang

menggunakan tungku grafit, dan AAS yang digunakan untuk analisa logam Hg.

Selain itu terdapat pula peralatan seperti spektrofotometer, turbidimeter, buret

digital, waterbath, COD reaktor, pH meter, TDS meter, desikator, destilator, UV-

12

Page 13: ISI

Vis NIR spektrophotometer, furnace, oven, oil content analizer, mercury

vaporizer unit, hot plate, flame photometer, GC-MS, Gas Cromatography

Detector (GCD), Total Organic Compound (TOC), dan neraca analitik.

Laboratorium Biologi Lingkungan

Memeriksa segala jenis air, makanan, minuman, swab alat, swab

dubur, bakteri udara, plankton, benthos, parasit dalam tanah dan flora – fauna.

Parameter yang diperiksa meliputi : kuman aerob dan anaerob, kuman

panthogen E. Coli, Salmonella, Cholerae, jamur, khamir, identifikasi flora –

fauna. Alat yang digunakan di Laboratorium Biologi Lingkungan diantaranya

mikroskop, sentrifugal, autoklaf, microwave, laminar air flow, colony counter.

Pemeriksaan Contoh Uji BiologiNo

Contoh yg diuji

Parameter Identitas Metode Pengujian

1. Air Minum PH,Cl2,MPNColiform Standart Methode,SK GUB Jatim,Permenkes

2. Air Bersih PH,MPNColiform Sda3. Air Kolam

RenangPH,Cl2,MPN Coliform Sda

4. Air Badan Air

PH,MPNColiform Sda

5. Air Limbah RS

PH,Cl2,MPNColiform,MPNColitinja ,Salmonella,VibrioCholera,E.Coli Pathogen

Sda

6. Air Limbah Hotel

PH,Cl2,MPNColiform,MPNColitinja ,Salmonella,VibrioCholera,E.Coli Pathogen

Sda

7. Makanan E.Coli,ALT,Jamur,MPNColiform Sda8. Minuman,dl

lE.Coli,ALT,Jamur,MPNColiform Sda

13

Page 14: ISI

Laboratorium Fisika, Udara, Gas dan Radiasi

Jenis Kegiatan:

Kegiatannya dilakukan dengan berkoordinasi dengan BATAN (Badan

Tenaga Nuklir Nasional). Data yang legal masih belum diperbolehkan

dilakukan analisa. Untuk sampel gas yang dianalisa ialah kelembaban udara,

suhu, partikulat debu dll. Alat yang telah dikembangkan oleh BTKL Surabaya

sebagai sensor polusi udara ialah ISPU (Indeks Standart Pencemaran Udara).

Kualitas udara disampaikan ke masyarakat dalam bentuk indeks standar

pencemar udara atau disingkat ISPU. ISPU adalah laporan kualitas udara

kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya

kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah

menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU ini

mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan,

tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika. Berdasarkan Keputusan Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor

KEP-107/Kabapedal/11/1997, penyampaian ISPU kepada masyarakat dapat

dilakukan melalui media massa dan elektronika serta papan peraga di tempat-

tempat umum. ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: CO,

SO2, NO2, Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10).

Memeriksa udara ambient, udara emisi, udara ruangan, dan

pemantauan lingkungan dengan parameter : suhu, kelembaban, SO2, CO,

NOx, O3, Pb, H2S, NH3, HC, debu, kebisingan, getaran, kecepatan angin, arah

angin, tekanan, debu jatuhan dan bekteri ruang.

Alat yang digunakan di Laboratorium Fisika, Udara, Gas dan Radiasi

diantaranya adalah spektrophotometer, Indoor Air Pollution Control

Equipment, oven, hot plate, refrigerator, Sound Level Meter (SLV), dan

Ambient Air Pollution Equipment (Stationary & Mobile).

14

Page 15: ISI

Pemeriksaan Contoh Uji Udara

No

Contoh yg diuji

Parameter Identitas Metode Pengujian

1. Udara Ambient

Kebisingan,Suhu,Kelembaban,CO,NoX,NO2 Kec Angin,SO2,AmoniaNH3,Pb,PM10,H2S Debu,Hidrokarbon,debu Jatuhan

Standart Methode,SK GUB Jatim,Permenkes

2. Udara Emisi

Co,NOx sda

3. Udara Ruangan,dll

sda

Laboratorium Padat Cair

Memeriksa semua jenis padatan, baik tanah, sludge, leachite, tanaman,

buah dan sayuran dengan parameter pH, Hg, As, Cd, Pb, Cu, Ni, Fe, Zn, Co,

Cr, Al, Mg, Mn, Na, KTK, K, SiO3, N, C-Organik, P, S, PO4, NH3, pestisida,

tekstur tanah, uji TCLP dan perameter-parameter permintaan serta untuk

sampel semipadat. Peralatan yang tersedia di Laboratorium Padat Cair

diantaranya adalah spektrophotometer, flame photometer, waterbath,

microwave, hot plate, sentrifuse, destilator, dan neraca analitik.

Pemeriksaan Contoh Uji Padat Cair

No

Contoh yg diuji

Parameter Identitas Metode Pengujian

1. Padatan(Tanah/Lumpur)

PH,KadarAir,Pb,Cd,Cu,Zn,Fe,Cr,Ni

AOAC,Pharmacope,ASTM

2. TCLP Pb,Cd,Cu,Zn,Cr,Ni AOAC,Pharmacope,ASTM

3. Sayur&uah-buahan

PH,Kadarair,Pb,Cd,Cu,Zn,Fe,Cr,Ni

AOAC,Pharmacope,ASTM

4 B3,Biomarker Arsen,dll

Laboratorium Pengendalian Alat, Kendali Mutu dan Kalibrasi (PAKMK)

15

Page 16: ISI

Mengkalibrasi semua peralatan, bahan-bahan dan metode yang

digunakan di BBTKL & PPM Surabaya untuk menjamin kualitas dari

pemeriksaan yang dilakukan, serta dapat melayani uji kalibrasi umum untuk

alat spectrophotometer, volumetric, timbangan analitik, pH meter,

soudlevelmeter, HVS, flowmeter, thermometer dan TDS-DHL (conductivity).

c. Contoh Kegiatan

Kajian hubungan penyakit ISPA dengan udara ambient dan udara ruang (Kab.

/ Kota sewilayah kerja)

Kajian hubungan penyakit diare dengan kualitas air bersih (Kab. / Kota

sewilayah kerja)

Kajian dalam pengendalian penyakit dan pencemaran :

1. Kajian efektifitas kemampuan incinerator pengolah B3

2. Kajian efektifitas kemampuan filter AMUI

3. Kajian ADKL untuk mencegah wabah pes

4. Kajian pengaruh pencemaran udara terhadapa anak sekolah

5. Kajian pengaruh pencemaran merkuri terhadap pengrajin emas

6. Kajian hygiene sanitasi RS dalam upaya pencegah infeksi nosokomial

7. Kajian bionomic vector DBD dan malaria

8. Survei microfilaria di Kabupaten Kediri dan Lamongan

9. Kajian eksistensi lingkungan perumahan penderita TBC

10. Kajian kandungan Pb dalam darah petugas tol

Penanganan bencana dan kewaspadaan dini :

1. Banjir dan longsor di Jember, Trenggalek, Kediri, Malang Selatan, Blitar

2. Penelusuran kasus polio di Madura, Bondowoso, Jember, Situbondo

3. Kewaspadaan dini di Kaltim, Kalteng dan Kalbar pada penambang emas

rakyat

4. Monitoring kualitas lingkungan di PT. Newmont NTB

Kegiatan teknologi tepat guna

16

Page 17: ISI

1. Pembuatan incinerator

2. Pembuatan filter air bersih

3. Pembuatan prototif pengolahan limbah tahu, restoran / hotel,

electroplating, penurunan Fe-Mn

4. Pembuatan mesin penghancur sampah

5. Pembuatan alat sterilisator menggunakan ultraviolet pada air minum isi

ulang

6. Uji efektifitas malathion

7. Pembuatan biogas dari tinja

Pengembangan GIS untuk pemetaan penyakit

Uji petik kualitas air PDAM (Kab. / Kota sewilayah kerja)

Monitoring kualitas air-lumpur Bengawan Solo dan Kali Surabaya

Jejaring kemitraan dengan DinKes Kab. / Kota sewilayah kerja

Pengembangan kerjasama program BB / BTKL & PPM se-Indonesia

d. Media Informasi

Dalam mempresentasikan dan mempromosikan kegiatan yang akan dan telah

dilakukan, BBTKL & PPM Surabaya memeliki media informasi, yaitu :

METRO (Media Teropong) BBTKL & PPM Surabaya terbit setiap bulan

dengan nomor ISSN : 1858–3784 (Vol. 02)

BHM (Buletin Human Media) Media Informasi Kegiatan Penelitian, Kajian,

Evaluasi BBTKL & PPM Surabaya dan Mitra Kerja terbit setiap tiga bulan

sekali dengan nomor ISSN : 1907–6215 (Vol. 01)

17

Page 18: ISI

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

BBTKL & PPM Surabaya merupakan unit pelaksana teknis bidang teknik

kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular di lingkungan

Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL)

yang mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan

teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan,

pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan

penanggulangan kejadian luar biasa (KLB), di bidang pemberantasan penyakit

menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.

4.2 Saran

Untuk pengembangan studi lebih lanjut, diharapkan adanya keterlibatan

mahasiswa dalam setiap uji yang dilaksanakan di masing-masing laboratorium.

Sehingga mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui tentang teori dan fungsi alat,

namun juga mengetahui dengan detail dan teliti bagaimana cara menganalisa polutan

dalam lingkungan juga setiap kegiatan yang dilaksanakan pada tiap-tiap laboratorium.

Hal ini guna menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman mahasiswa dalam

teknik analisis terutama dalam analisis polutan di lingkungan.

18

Page 19: ISI

DAFTAR PUSTAKA

Achmad,Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Alfiah, Tati. 2009. Pencemaran Udara, (Online),

(http://openpdf.com/ebook/partikulat-pdf.html). [ 23 September 2010].

Anomim. 1997. Prosedur Kerja Laboratorium Kimia Fisika Padat Cair. Surabaya :

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan.

Anonim. 2008. Dekomposisi Zat Organik. 14 Agustus 2010.

Anonim. 2009. Hubungan Antara Total Suspended Solid dengan Turbidity dan

Dissolved Oxygen. http://thorik.staff.uii.ac.id/09/08/23hub-antara-total-

suspended-solid-dengan-turbidity-dan-dissolved-oxygen [10 Agustus 2010].

Anonim. 2010. Parameter Pencemaran Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.

A.S. Wasilah, dkk, 2002. Kimia Lingkungan, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Kastiyowati, I. 2004. Dampak dan Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara.

Puslitbang Tek Balitbang Dephan.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan

Kualitas Air.

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah

Cair bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur.

Mahida, U.N. 1981. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta :

CV. Rajawali.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 2 kelas III

19

Page 20: ISI

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang : Syarat-

Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Prabu. 2008. Partikulat. http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/13/partikulat-pm .

[29 September 2010].

Sarjoni. 1996. Kamus Kimia. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudarmaji. 2004. Pengantar Kimia Lingkungan. Yokyakarta: Andi

Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta : UGM Press.

Sugiarto, Bambang. 1997. Kimia Anorganik I. Surabaya : IKIP Press.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta : PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit

Andi.

Warlina, Lina. 2004. Pencemaran Air : Sumber, Dampak, dan Penanggulangannya.

Bogor : Institut Pertanian Bogor

20

Page 21: ISI

Lampiran

FOTO KEGIATAN

Contoh hasil pengukuran sampel Contoh pembacaan uji logam berat Zn dengan AAS dengan Spektrofotometer

Analisa zat organik Sound Level Meter (SLM)

21

Page 22: ISI

Total Suspended Partikulat (TSP)

pm 10 Air Sampler Division

22

Page 23: ISI

colony counter mikroskop

Laminar air flow

23

Page 24: ISI

Atomic absorption Spectrophotometer (AAS)

Diskusi dengan Ka. Ins. Lab Kimia Fisika mengenai AAS

24

Page 25: ISI

Speed wave

BBTKL dan PPM Surabaya

25

Page 26: ISI

Peserta praktikum di depan Ins.Lab Udara dan Radiasi BBKL dan PPM Surabaya

26