Isi Proposal
-
Upload
aeny-kadir -
Category
Documents
-
view
77 -
download
4
description
Transcript of Isi Proposal
A. Judul Penelitian
Meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan
melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara.
B. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak
mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup
beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius,
lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di Taman Kanak-kanak. Keberhasilan pendidikan
sangat ditentukan oleh kinerja dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang
yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru. Dalam proses
pembelajaran, guru akan menghadapi siswa yang mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, sehingga guru dalam proses pembelajaran tidak akan lepas dengan
masalah hasil belajar siswanya, yang merupakan alat untuk mengukur sejauh
mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan.
Inti dari proses pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu menguasai
materi pelajaran secara optimal. Penguasaan tersebut dapat dilihat, sampai
sejauh mana siswa menerima pelajaran dan seberapa jauh daya serap serta
kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut. Karena hasil
1
belajar banyak tergantung pada materi pelajaran diserap oleh seorang siswa,
sehingga siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dan berguna
untuk mengembangkan kehidupannya dimasa yang akan datang. Pengembangann
moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka membina
anak agar menjadi warga Negara yang baik.
Pengembangan sosial, emosional dan kemandirian dimaksudkan untuk
membina mental anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan
dapat berintegrasi dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong
dirinya dalam rangka kecakapan hidupnya. Demikian juga kemampuan
berbahasa, bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikirannya melalui
bahasa yang sederhana secara tepat , mampu berkomunikasi secara efektif dan
membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia
Bermain bagi anak bagaikan bekerja bagi manusia dewasa. Ada anak-
anak yang bermain dengan patuh, namun ada juga yang bermain cukup
berbahaya. Peran pendidikanlah untuk mengawali bagaimana permainan dapat
menumbuh kembangkan mereka secara patut dan utuh sebagai anak manusia.
Oleh karena itu salah satu penerapan tentang kemampuan anak adalah dengan
metode bercakap-cakap, merupakan suatu metode mengajar dalam karakteristik
dan kecenderungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang
berurutan, kongkrit, dan dapat diamati, serta menyangkut hubungan antara
manusia terutama yang berkaitan dengan anak didik. Anak pada usia pra-sekolah
2
tertarik kepada cerita-cerita pendek seperti cerpen yang berkisah tentang
peristiwa yang sering dialaminya atau dekat dengan kehidupannya, terlebih lagi
cenderung akan memilih suatu permainan yang bertujuan mendorong anak untuk
tertarik dan kagum kepada ciptaan-ciptaan Tuhan”.
Dalam menunjang kemampuan penyesuaian diri seorang anak
membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan
anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang
lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Guru
yang mampu memberikan cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman
kepada anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut. Jika dikaitkan
dengan proses pembelajaran, maka metode bercakap-cakap merupakan salah satu
teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan di Taman Kanak-
kanak. Dengan teknik yang bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran akan
membantu guru dalam melaksanakan tugas secara baik. Oleh sebab itu, metode
bercakap-cakap adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak
Taman Kanak-kanak dengan mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif dan
ekspresif.
Salah satu cara untuk merangsang anak agar tertarik melakukan kegiatan
dengan metode bercakap-cakap. Penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh
tentang pelaksanaan metode bercakap-cakap yang diterapkan di Taman Kanak-
Kanak WIA Lambara penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Anak
3
Mengagumi Ciptaan-Ciptaan Tuhan Melalui Metode Bercakap-Cakap di
Kelompok B pada TK WIA Lambar”.
Berdasarkan pengalaman, pada awal masuk sekolah TK WIA Lambara
khususnya kelompok B menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam
mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan masih sangat kurang, serta tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas yang di berikan. Berdasarkan hal tersebut penulis
merasa terdorong untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal ciptaan-
ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap kelompok B pada TK WIA
Lambara.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah akan diteliti dalam
penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode bercakap-cakap
dapat meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan di
kelompok B pada TK WIA Lambara?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian tindakan ini
adalah: meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan
melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara.
4
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berarti bagi :
1. Guru
Dapat memotivasi guru dalam mengembangkan srategi pembelajaran
di Taman Kanak-Kanak, khususnya untuk meningkatkan kemampuan anak
di sekolah.
2. Siswa
Anak merasa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
memungkinkan kemampuan anak dapat meningkat setelah menggunakan
metode bercakap-cakap.
3. Sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya
memperbaiki systim pembelajaran dan meningkatkan mutu dari hasil
pembelajaran khususnya bagi kehidupan anak didik agar dapat
bersosialisasi dengan teman-teman disekolah, serta sebagai bahan informasi
atau masukan bagi guru-guru.
5
F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan
1. Pengertian Kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:13) kemampuan
memiliki kata dasar mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan
sesuatu; dapat. Sedangkan kemampuan itu sendiri artinya kesanggupan,
kecakapan, kekuatan. Menurut Robbins (dalam Damar Saputro 2010:22),
kemampuan (ability) merujuk ke suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Jadi kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu atau kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas.
Menurut Chaplin (dalam Damar Saputro 2010:21), “ability
(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan
tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. “Kemampuan
bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil
latihan atau praktek”. Robbins, (dalam Damar Saputro 2010:21).
Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang kemampuan dapat
disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang yang di
bawa sejak lahir yang diperoleh dari dari hasil latihan, atau praktek, serta
6
merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu
atau kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas.
2. Jenis-jenis Kemampuan
Kemampuan (ability) sering disamakan dengan bakat (aptitude).
William dan Micahel (dalam Suryabrata, 2004:160) menjelaskan bahwa
bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas yang
tergantung sedikit banyak dari latihan. Sedangkan Bingham (dalam
Suryabrata, 2004:161) menitik beratkan pada kemampuan individu setelah
individu tersebut mendapat latihan-latihan. Menurut Guilford (dalam
Suryabrata, 2004:163) membagi kemampuan menjadi tiga jenis yaitu:
a. Kemampuan perseptualKemampuan perseptual adalah melalui kemampuan dalam mengadakanpersepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor-faktorkepekaan indera, perhatian, kecepatan persepsi dan sebagainya.
b. Kemampuan PsikomotorKemampuan psikomotor adalah mencakup beberapa faktor antara lain: kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan dan lain-lain.
c. Kemampuan IntelektualKemampuan Intelektual adalah kecenderungan yang menekankan pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara lain:ingatan, pengenalan, evaluasi, berfikir dan lain-lain.
7
Lebih lanjut Robbins (dalam Damar Saputro 2010:22) menyatakan
bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:
1. Kemampuan intelektual (Intelectual ability)
Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental.
2. Kemampuan fisik (Physical ability)
Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina
kekuatan dan karakteristik fisik.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan (abilty) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian
yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau
praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui
tindakannya.
3. Pengertian metode bercakap-cakap bagi anak TK
Bercakap-cakap mempunyai arti saling mengkomunikasikan fikiran
dan perasaan secara visual. Hildebrand, (dalam Nuruh Hasanah, 2010).
Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan
bahasa reseptif dan ekspresif dalam satu situasi. Gordon dan Browne, (dalam
Nurul Hasanah 2010). Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi
perkembangan anak TK karena bercakap-cakap dapat meningkatkan
8
keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui peningkatan
keterampilan menyatakan perasaan atau gagasan. Oleh karena itu penggunaan
metode bercakap-cakap bagi anak TK akan membantu perkembangan
dimensi sosial, emosi, kognitif terutama bahasa.
Bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Proses dua arah dalam bercakap-cakap diperlukan keterampilan mendengar dan berbicara. Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pendengar dalam komunikasi antar pribadi. Hetherington dan Parke, (dalam Nurul Hasanah 2010).a. Mengukur pemahaman yang didengar secara pastib. Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas,
ia dapat memberitahukan kepada si pembicarac. Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan
agar dapat menerima pesan tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas di simpulkan bahwa metode becakap-
cakap mengandung arti belajar mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif
dan ekspresif. Sebagai bukti penguasaan bahasa reseptif ialah semakin
banyknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari
kegiatan bercakap-cakap. Artinya anak banyak mengenal kosa kata dari
berbagai tema yang memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan
anak. Sebagai bukti berkembangnya kemampuan berbahasa ekspresif ialah
semakin seringnya anak mengatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan
perasaan kepada orang lain secara lisan.
9
4. Fungsi kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK
Dalam bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbahasa baik reseptif
maupun ekspresif. Bahasa reseptif meliputi kemampuan mendengarkan dan
memahami bicara orang lain. Sedangkan bahasa ekspresif meliputi
kemampuan menyatakan gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain.
Menurut Bruner (dalam Nurul Hasanah, 2010) bahasa itu memegang peranan
penting yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak dan
perkembangan bahasa. Fungsi bahasa menurut Hillady (dalam Nurul
Hasanah, 2010)
a. Sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan untuk menyatakan keinginannya “saya ingin”.
b. Berfungsi mengatur, melalui bahasa anak dapat mengengalikan tingkah laku orang lain. Dinyatakan dengan “lakukan itu”.
c. Sebagai hubungan antara pribadi, bahasa dapat digunakan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial.
d. Berfungsi bagi diri sendiri, anak mengatakan pandangannya, perasaannya dan sikapnya yang unik melalui bahasa dan melalui bahasa anak membangun jati diri.
e. Berpikir heuristik, sesudah anak dapat membedakan dirinya dengan lingkungan, anak menggunakan bahasa yang dikuasainya untuk memiliki dan memahami lingkungan. Jadi bahasa mempunyai fungsi mempertanyakan atau “katakan padaku mengapa begitu”.
f. Fungsi imajinatif, dengan bahasa anak dapat menghindari diri dari kenyataan yang memasuki alam semesta yang dibangunnya sendiri. Bahasa membiarkan diri untuk berpura-pura atau berfungsi puitis.
g. Fungsi informatif, anak dapat mengkomunikasikan informasi baru kepada orang lain dengan menggunakan bahasa dalam bentuk “aku punya sesuatu untuk kuceritakan”.
10
5. Tujuan kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK
Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh anak TK dalam
kegiatan belajar dengan menggunakan metode becakap-cakap yakni
keberanian mengaktualisasikan diri dengan bahasa ekspresif, menyatakan apa
yang dilakukan sendiri/orang lain, berhubungan dengan orang, membangun
jati diri dan memperluas pengetahuan dan wawasan. Maka tujuan bercakap-
cakap dapat diarahkan pada pengembangan aspek-aspek pengembangan
kognitif, bahasa, sosial, emosi dan konsep diri.
6. Hubungan metode bercakap-cakap dengan kemampuan anak
mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan
Galih (2007:22) bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak Taman Kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama dan juga meningkatkan keterampilan mengatakan perasaan, dan mengatakan gagasan atau pendapat secara verbal, serta meningkatkan kemampuan anak dalam mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan.
Hubungan antara metode bercakap-cakap dengan kemampuan anak
mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan sangat erat, yakni melalui metode
bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
mengkomunikasikan apa saja yang merupakan ciptaan-ciptaan Tuhan, serta
meningkatkan kemampuan anak mengungkapkan perasaan, dan mengatakan
gagasan atau pendapat tentang mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan.
11
7. Hipotesis tindakan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang akan diajukan
dalam penelitian ini adalah kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan
Tuhan dapat ditingkatkan melalui metode bercakap-cakap di kelompok B TK
WIA Lambara.
12
a 1
2
3
4
0
b7
6
8
5
Keterangan:
0: Pratindakan1:Rencana siklus 12:Pelaksanaan siklus 13:Observasi siklus 14:Refleksi siklus 15:Rencana siklus 26: Pelaksanaan siklus 27:Observasi siklus 28:Refleksi siklus 2
a:Siklus 1b:Siklus 2
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
a. Desain atau Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang
mengacu pada model Kemmis dan MC Taggar yaitu rencana, tindakan,
observasi dan refleksi. Stephen Kemmis menggambarkan tahap-tahap
tersebut dalam siklus sebagai berikut : Depdiknas, (dalam Rosnani,
2008:17)
Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggar
13
b. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Wanita Islam
Lambara. Dengan Jumlah anak 18 orang yang terdiri dari 8 orang anak
laki-laki dan 10 orang anak perempuan pada tahun pelajaran 2010/2011
c. Rencana Tindakan
Rencana penelitian tindakan kelas ini pada persiapan awal penulis
merencanakan kegiatan dengan menyusun satuan kegiatan harian
(RKH), penetapan waktu, cara penyajian, media pembelajaran tentang
tema/sub tema yang di ajarkan untuk mengukur tingkat kemampuan,
pemahaman, dan partisipasi anak, mencantumkan alternatif tindakan
yang diharapkan dapat dicapai, menyusun rencana tindakan, serta
menyiapkan pedoman pengamatan tentang peningkatan kemampuan
anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-
cakap.
2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu :
1) Data tentang cara guru mengajar melalui metode bercakap-cakap
2) Data tentang kemampuan anak taman kanak-kanak mengagumi
ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap. Data
kemampuan ini terdiri dari:
a) Mengenal ciptan-ciptaan Tuhan
14
b) Keberanian anak menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan
c) Mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan
b. Teknik pengumpulan data
Untuk kepentingan pengumpulan data, maka penelitian ini
menggunakan :
1) Teknik Observasi
Penggunaan observasi dimaksudkan untuk mengadakan
pengamatan langsung terhadap subjek penelitian pada peningkatan
kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui
metode bercakap-cakap di taman kanak-kanak Wanita Islam
Lambara.
Teknik observasi terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu :
a) Pra observasi, yaitu kegiatan pengamatan awal terhadap anak
kelompok B TK WIA Lambara tentang peningkatan
kemampuan anak melalui tema/sub tema: rekreasi /kendaraan,
pesisir, dan pegunungan.
b) Pelaksanaan pengenalan tema/sub tema: rekreasi (kendaraan,
pesisir, dan pegunungan) dengan metode bercakap-cakap.
c) Pasca observasi yaitu kegiatan pengamatan akhir terhadap anak
taman kanak-kanak tentang peningkatan kemampuan anak
dalam mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode
bercakap-cakap.
15
2) Teknik Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan antara peneliti
dengan kepala sekolah, anak-anak kelompok B TK Wanita Islam
Lambara untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penulisan
penelitian tersebut.
3. Teknik Pengolahan Data
Analisis data dilakuakan oleh peneliti terhadap subyek (anak Taman
Kanak-kanak) Wanita Islam Lambara yang diteliti. Adapun kriteria dari
analisis tiap evaluasi akan diberi symbol lingkaran penuh ( ) dengan nilai
baik, lingkaran setengah ( ) dengan niali cukup, dan lingkaran kosong
( ) dengan nilai kurang.
P= fN
x 100 % (Riyanto, 1996:23)
Ketarangan :
P = Angka persentase
f = Jumlah anak yang mencapai kemampuan
N = Jumlah sampel
Perhitungan persentase tersebut digunakan pada pengolahan data
selanjutnya setelah dilaksanakan tindakan.
4. Prosedur Penelitian
a. Pra Tindakan
Adapun tahap-tahap persiapan dalam melakukan penelitian ini:
16
a. Mengadakan wawancara dan observasi dengan pihak sekolah dan
teman sejawat yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian.
b. Merancang alat evaluasi (lembar tanya jawab)
c. Menganalisis jawaban anak setelah diadakan evaluasi.
b. Pelaksanaan tindakan
Rencana kegiatan siklus I
1) Perencanaan meliputi :
a. Refleksi awal sebagai langkah identifikasi permasalahan yang
dihadapi anak pemberian tugas penetapan subjek penelitian.
b. Merumuskan rencana tindakan meliputi pembelajaran,
penyiapan instrument observasi, satuan kegiatan harian
(RKH) berdasarkan sub tema: rekreasi (kendaraan, pesisir,
dan pegunungan).
2) Pelaksanaan tindakan
Peneliti dan guru bersama anak melakukan proses
pembelajaran tentang meningkatkan kemampuan anak melalui
metode bercakap-cakap pada tema rekreasi (kendaraan, pesisir,
dan pegunungan).
3) Observasi
Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan selama
kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman sejawat
selaku pengamat langsung dan mengisi lembar observasi yang
17
telah disiapkan berupa alat untuk mengevaluasi setiap pelaksanaan
tindakan yang dilakukan oleh peneliti, evaluasi ini dilakukan dari
awal hingga akhir pembelajaran. Adapun yang mengobservasi
adalah guru (peneliti) dan yang diobservasi adalah anak didik
Taman Kanak-kanak Wanita Islam Lambara.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi
diadakan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung dengan
maksud untuk dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya.
Rencana Kegiatan Siklus II
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini, prosedur
pelaksanaannya sama dengan prosedur pada siklus I, hanya saja
mungkin berbeda dari arah rancangan pemberian tindakan yang
disediakan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I untuk lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut :
1) Perencanaan
Dalam tahap ini perencanaan sama seperti perencanaan siklus
I, namun lebih dulu diawali dengan mempelajari hasil refleksi pada
siklus I sebagai dasar untuk memberi revisi rancangan (rencana
tindakan baru) bagi tindakan yang dianggap kurang pada siklus I.
18
2) Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan yakni
meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan
melalui metode bercakap-cakap.
3) Observasi
Format observasi dan pelaksanaannya sama seperti pada siklus I.
4) Refleksi
Refleksi didasarkan pada hasil observasi siklus II, wawancara
dengan subjek peneliti dan hasil pengamatan akhir siklus II untuk
kemudian dianalisi. Refleksi yang dilakukan dalam siklus ini,
berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan
tindakan penelitian yang kemudian untuk disampaikan dalam
penyusunan laporan akhir penelitian.
19
DAFTAR PUSTAKA
Damar Saputro. 2010. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bangun Datar Sederhana Menurut Sifatnya Dengan Model Student Team Achievement Division (Stad) Pada Siswa Kelas III SDN Brongkol 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Galih M.S.R. 2007. Kemampuan Anak Dalam Menari Dengan Menggunakan Metode Meniru, Sas dan Demonstrasi Serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Nurul Hasanah, dkk. 2010. Strategi dan Metode Pengembangan Kegiatan Pembelajaran PAUD (Online) (http://zona.uimadura.ac.id/strategi-metode-pengembangan-kegiatan-pembelajaran-paud/) diakses tanggal 21 Maret 2011.
Purwodarminto. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Riyanto. Mulan. 1996, Dasar-Dasar Statistik Deskriptif. Jakarta : Universita Terbuka.
Rosnani. 2008. Implementasi Metode Pembelajaran Inquiri Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 19 Palu. Palu : Universitas Tadulako.
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.
Usman H.B. dkk. 2005, Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu : Universitas Tadulako.
20