Isi Proposal

31
A. Judul Penelitian Meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan- ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara. B. Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di Taman Kanak-kanak. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang yang belajar disebut 1

description

djnf

Transcript of Isi Proposal

A. Judul Penelitian

Meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan

melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara.

B. Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup

beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius,

lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam

keseluruhan proses pendidikan di Taman Kanak-kanak. Keberhasilan pendidikan

sangat ditentukan oleh kinerja dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran

merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang

yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru. Dalam proses

pembelajaran, guru akan menghadapi siswa yang mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda, sehingga guru dalam proses pembelajaran tidak akan lepas dengan

masalah hasil belajar siswanya, yang merupakan alat untuk mengukur sejauh

mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan.

Inti dari proses pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu menguasai

materi pelajaran secara optimal. Penguasaan tersebut dapat dilihat, sampai

sejauh mana siswa menerima pelajaran dan seberapa jauh daya serap serta

kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut. Karena hasil

1

belajar banyak tergantung pada materi pelajaran diserap oleh seorang siswa,

sehingga siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dan berguna

untuk mengembangkan kehidupannya dimasa yang akan datang. Pengembangann

moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka membina

anak agar menjadi warga Negara yang baik.

Pengembangan sosial, emosional dan kemandirian dimaksudkan untuk

membina mental anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan

dapat berintegrasi dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong

dirinya dalam rangka kecakapan hidupnya. Demikian juga kemampuan

berbahasa, bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikirannya melalui

bahasa yang sederhana secara tepat , mampu berkomunikasi secara efektif dan

membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia

Bermain bagi anak bagaikan bekerja bagi manusia dewasa. Ada anak-

anak yang bermain dengan patuh, namun ada juga yang bermain cukup

berbahaya. Peran pendidikanlah untuk mengawali bagaimana permainan dapat

menumbuh kembangkan mereka secara patut dan utuh sebagai anak manusia.

Oleh karena itu salah satu penerapan tentang kemampuan anak adalah dengan

metode bercakap-cakap, merupakan suatu metode mengajar dalam karakteristik

dan kecenderungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang

berurutan, kongkrit, dan dapat diamati, serta menyangkut hubungan antara

manusia terutama yang berkaitan dengan anak didik. Anak pada usia pra-sekolah

2

tertarik kepada cerita-cerita pendek seperti cerpen yang berkisah tentang

peristiwa yang sering  dialaminya atau dekat dengan kehidupannya, terlebih lagi

cenderung akan memilih suatu permainan yang bertujuan mendorong anak untuk

tertarik dan kagum kepada ciptaan-ciptaan Tuhan”.

Dalam menunjang kemampuan penyesuaian diri seorang anak

membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan

anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang

lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Guru

yang mampu memberikan cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman

kepada anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut. Jika dikaitkan

dengan proses pembelajaran, maka metode bercakap-cakap merupakan salah satu

teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan di Taman Kanak-

kanak. Dengan teknik yang bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran akan

membantu guru dalam melaksanakan tugas secara baik. Oleh sebab itu, metode

bercakap-cakap adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak

Taman Kanak-kanak dengan mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif dan

ekspresif.

Salah satu cara untuk merangsang anak agar tertarik melakukan kegiatan

dengan metode bercakap-cakap. Penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh

tentang pelaksanaan metode bercakap-cakap yang diterapkan di Taman Kanak-

Kanak WIA Lambara penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Anak

3

Mengagumi Ciptaan-Ciptaan Tuhan Melalui Metode Bercakap-Cakap di

Kelompok B pada TK WIA Lambar”.

Berdasarkan pengalaman, pada awal masuk sekolah TK WIA Lambara

khususnya kelompok B menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam

mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan masih sangat kurang, serta tanggung jawab

dalam mengerjakan tugas yang di berikan. Berdasarkan hal tersebut penulis

merasa terdorong untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal ciptaan-

ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap kelompok B pada TK WIA

Lambara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah akan diteliti dalam

penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode bercakap-cakap

dapat meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan di

kelompok B pada TK WIA Lambara?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian tindakan ini

adalah: meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan

melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara.

4

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berarti bagi :

1. Guru

Dapat memotivasi guru dalam mengembangkan srategi pembelajaran

di Taman Kanak-Kanak, khususnya untuk meningkatkan kemampuan anak

di sekolah.

2. Siswa

Anak merasa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga

memungkinkan kemampuan anak dapat meningkat setelah menggunakan

metode bercakap-cakap.

3. Sekolah

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya

memperbaiki systim pembelajaran dan meningkatkan mutu dari hasil

pembelajaran khususnya bagi kehidupan anak didik agar dapat

bersosialisasi dengan teman-teman disekolah, serta sebagai bahan informasi

atau masukan bagi guru-guru.

5

F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan

1. Pengertian Kemampuan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:13) kemampuan

memiliki kata dasar mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan

sesuatu; dapat. Sedangkan kemampuan itu sendiri artinya kesanggupan,

kecakapan, kekuatan. Menurut Robbins (dalam Damar Saputro 2010:22),

kemampuan (ability) merujuk ke suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Jadi kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu atau kapasitas

seorang individu untuk melakukan beragam tugas.

Menurut Chaplin (dalam Damar Saputro 2010:21), “ability

(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan

tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. “Kemampuan

bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil

latihan atau praktek”. Robbins, (dalam Damar Saputro 2010:21).

Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang kemampuan dapat

disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang yang di

bawa sejak lahir yang diperoleh dari dari hasil latihan, atau praktek, serta

6

merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu

atau kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas.

2. Jenis-jenis Kemampuan

Kemampuan (ability) sering disamakan dengan bakat (aptitude).

William dan Micahel (dalam Suryabrata, 2004:160) menjelaskan bahwa

bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas yang

tergantung sedikit banyak dari latihan. Sedangkan Bingham (dalam

Suryabrata, 2004:161) menitik beratkan pada kemampuan individu setelah

individu tersebut mendapat latihan-latihan. Menurut Guilford (dalam

Suryabrata, 2004:163) membagi kemampuan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Kemampuan perseptualKemampuan perseptual adalah melalui kemampuan dalam mengadakanpersepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor-faktorkepekaan indera, perhatian, kecepatan persepsi dan sebagainya.

b. Kemampuan PsikomotorKemampuan psikomotor adalah mencakup beberapa faktor antara lain: kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan dan lain-lain.

c. Kemampuan IntelektualKemampuan Intelektual adalah kecenderungan yang menekankan pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara lain:ingatan, pengenalan, evaluasi, berfikir dan lain-lain.

7

Lebih lanjut Robbins (dalam Damar Saputro 2010:22) menyatakan

bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:

1. Kemampuan intelektual (Intelectual ability)

Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental.

2. Kemampuan fisik (Physical ability)

Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina

kekuatan dan karakteristik fisik.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan (abilty) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian

yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau

praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui

tindakannya.

3. Pengertian metode bercakap-cakap bagi anak TK

Bercakap-cakap mempunyai arti saling mengkomunikasikan fikiran

dan perasaan secara visual. Hildebrand, (dalam Nuruh Hasanah, 2010).

Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan

bahasa reseptif dan ekspresif dalam satu situasi. Gordon dan Browne, (dalam

Nurul Hasanah 2010). Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi

perkembangan anak TK karena bercakap-cakap dapat meningkatkan

8

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui peningkatan

keterampilan menyatakan perasaan atau gagasan. Oleh karena itu penggunaan

metode bercakap-cakap bagi anak TK akan membantu perkembangan

dimensi sosial, emosi, kognitif terutama bahasa.

Bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Proses dua arah dalam bercakap-cakap diperlukan keterampilan mendengar dan berbicara. Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pendengar dalam komunikasi antar pribadi. Hetherington dan Parke, (dalam Nurul Hasanah 2010).a. Mengukur pemahaman yang didengar secara pastib. Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas,

ia dapat memberitahukan kepada si pembicarac. Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan

agar dapat menerima pesan tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas di simpulkan bahwa metode becakap-

cakap mengandung arti belajar mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif

dan ekspresif. Sebagai bukti penguasaan bahasa reseptif ialah semakin

banyknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari

kegiatan bercakap-cakap. Artinya anak banyak mengenal kosa kata dari

berbagai tema yang memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan

anak. Sebagai bukti berkembangnya kemampuan berbahasa ekspresif ialah

semakin seringnya anak mengatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan

perasaan kepada orang lain secara lisan.

9

4. Fungsi kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK

Dalam bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbahasa baik reseptif

maupun ekspresif. Bahasa reseptif meliputi kemampuan mendengarkan dan

memahami bicara orang lain. Sedangkan bahasa ekspresif meliputi

kemampuan menyatakan gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain.

Menurut Bruner (dalam Nurul Hasanah, 2010) bahasa itu memegang peranan

penting yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak dan

perkembangan bahasa. Fungsi bahasa menurut Hillady (dalam Nurul

Hasanah, 2010)

a. Sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan untuk menyatakan keinginannya “saya ingin”.

b. Berfungsi mengatur, melalui bahasa anak dapat mengengalikan tingkah laku orang lain. Dinyatakan dengan “lakukan itu”.

c. Sebagai hubungan antara pribadi, bahasa dapat digunakan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial.

d. Berfungsi bagi diri sendiri, anak mengatakan pandangannya, perasaannya dan sikapnya yang unik melalui bahasa dan melalui bahasa anak membangun jati diri.

e. Berpikir heuristik, sesudah anak dapat membedakan dirinya dengan lingkungan, anak menggunakan bahasa yang dikuasainya untuk memiliki dan memahami lingkungan. Jadi bahasa mempunyai fungsi mempertanyakan atau “katakan padaku mengapa begitu”.

f. Fungsi imajinatif, dengan bahasa anak dapat menghindari diri dari kenyataan yang memasuki alam semesta yang dibangunnya sendiri. Bahasa membiarkan diri untuk berpura-pura atau berfungsi puitis.

g. Fungsi informatif, anak dapat mengkomunikasikan informasi baru kepada orang lain dengan menggunakan bahasa dalam bentuk “aku punya sesuatu untuk kuceritakan”.

10

5. Tujuan kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK

Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh anak TK dalam

kegiatan belajar dengan menggunakan metode becakap-cakap yakni

keberanian mengaktualisasikan diri dengan bahasa ekspresif, menyatakan apa

yang dilakukan sendiri/orang lain, berhubungan dengan orang, membangun

jati diri dan memperluas pengetahuan dan wawasan. Maka tujuan bercakap-

cakap dapat diarahkan pada pengembangan aspek-aspek pengembangan

kognitif, bahasa, sosial, emosi dan konsep diri.

6. Hubungan metode bercakap-cakap dengan kemampuan anak

mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan

Galih (2007:22) bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak Taman Kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama dan juga meningkatkan keterampilan mengatakan perasaan, dan mengatakan gagasan atau pendapat secara verbal, serta meningkatkan kemampuan anak dalam mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan.

Hubungan antara metode bercakap-cakap dengan kemampuan anak

mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan sangat erat, yakni melalui metode

bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan anak dalam

mengkomunikasikan apa saja yang merupakan ciptaan-ciptaan Tuhan, serta

meningkatkan kemampuan anak mengungkapkan perasaan, dan mengatakan

gagasan atau pendapat tentang mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan.

11

7. Hipotesis tindakan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang akan diajukan

dalam penelitian ini adalah kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan

Tuhan dapat ditingkatkan melalui metode bercakap-cakap di kelompok B TK

WIA Lambara.

12

a 1

2

3

4

0

b7

6

8

5

Keterangan:

0: Pratindakan1:Rencana siklus 12:Pelaksanaan siklus 13:Observasi siklus 14:Refleksi siklus 15:Rencana siklus 26: Pelaksanaan siklus 27:Observasi siklus 28:Refleksi siklus 2

a:Siklus 1b:Siklus 2

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

a. Desain atau Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang

mengacu pada model Kemmis dan MC Taggar yaitu rencana, tindakan,

observasi dan refleksi. Stephen Kemmis menggambarkan tahap-tahap

tersebut dalam siklus sebagai berikut : Depdiknas, (dalam Rosnani,

2008:17)

Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggar

13

b. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Wanita Islam

Lambara. Dengan Jumlah anak 18 orang yang terdiri dari 8 orang anak

laki-laki dan 10 orang anak perempuan pada tahun pelajaran 2010/2011

c. Rencana Tindakan

Rencana penelitian tindakan kelas ini pada persiapan awal penulis

merencanakan kegiatan dengan menyusun satuan kegiatan harian

(RKH), penetapan waktu, cara penyajian, media pembelajaran tentang

tema/sub tema yang di ajarkan untuk mengukur tingkat kemampuan,

pemahaman, dan partisipasi anak, mencantumkan alternatif tindakan

yang diharapkan dapat dicapai, menyusun rencana tindakan, serta

menyiapkan pedoman pengamatan tentang peningkatan kemampuan

anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-

cakap.

2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Data penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu :

1) Data tentang cara guru mengajar melalui metode bercakap-cakap

2) Data tentang kemampuan anak taman kanak-kanak mengagumi

ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap. Data

kemampuan ini terdiri dari:

a) Mengenal ciptan-ciptaan Tuhan

14

b) Keberanian anak menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan

c) Mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan

b. Teknik pengumpulan data

Untuk kepentingan pengumpulan data, maka penelitian ini

menggunakan :

1) Teknik Observasi

Penggunaan observasi dimaksudkan untuk mengadakan

pengamatan langsung terhadap subjek penelitian pada peningkatan

kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui

metode bercakap-cakap di taman kanak-kanak Wanita Islam

Lambara.

Teknik observasi terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu :

a) Pra observasi, yaitu kegiatan pengamatan awal terhadap anak

kelompok B TK WIA Lambara tentang peningkatan

kemampuan anak melalui tema/sub tema: rekreasi /kendaraan,

pesisir, dan pegunungan.

b) Pelaksanaan pengenalan tema/sub tema: rekreasi (kendaraan,

pesisir, dan pegunungan) dengan metode bercakap-cakap.

c) Pasca observasi yaitu kegiatan pengamatan akhir terhadap anak

taman kanak-kanak tentang peningkatan kemampuan anak

dalam mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode

bercakap-cakap.

15

2) Teknik Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan antara peneliti

dengan kepala sekolah, anak-anak kelompok B TK Wanita Islam

Lambara untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penulisan

penelitian tersebut.

3. Teknik Pengolahan Data

Analisis data dilakuakan oleh peneliti terhadap subyek (anak Taman

Kanak-kanak) Wanita Islam Lambara yang diteliti. Adapun kriteria dari

analisis tiap evaluasi akan diberi symbol lingkaran penuh ( ) dengan nilai

baik, lingkaran setengah ( ) dengan niali cukup, dan lingkaran kosong

( ) dengan nilai kurang.

P= fN

x 100 % (Riyanto, 1996:23)

Ketarangan :

P = Angka persentase

f = Jumlah anak yang mencapai kemampuan

N = Jumlah sampel

Perhitungan persentase tersebut digunakan pada pengolahan data

selanjutnya setelah dilaksanakan tindakan.

4. Prosedur Penelitian

a. Pra Tindakan

Adapun tahap-tahap persiapan dalam melakukan penelitian ini:

16

a. Mengadakan wawancara dan observasi dengan pihak sekolah dan

teman sejawat yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian.

b. Merancang alat evaluasi (lembar tanya jawab)

c. Menganalisis jawaban anak setelah diadakan evaluasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Rencana kegiatan siklus I

1) Perencanaan meliputi :

a. Refleksi awal sebagai langkah identifikasi permasalahan yang

dihadapi anak pemberian tugas penetapan subjek penelitian.

b. Merumuskan rencana tindakan meliputi pembelajaran,

penyiapan instrument observasi, satuan kegiatan harian

(RKH) berdasarkan sub tema: rekreasi (kendaraan, pesisir,

dan pegunungan).

2) Pelaksanaan tindakan

Peneliti dan guru bersama anak melakukan proses

pembelajaran tentang meningkatkan kemampuan anak melalui

metode bercakap-cakap pada tema rekreasi (kendaraan, pesisir,

dan pegunungan).

3) Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan selama

kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman sejawat

selaku pengamat langsung dan mengisi lembar observasi yang

17

telah disiapkan berupa alat untuk mengevaluasi setiap pelaksanaan

tindakan yang dilakukan oleh peneliti, evaluasi ini dilakukan dari

awal hingga akhir pembelajaran. Adapun yang mengobservasi

adalah guru (peneliti) dan yang diobservasi adalah anak didik

Taman Kanak-kanak Wanita Islam Lambara.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi

diadakan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan

kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung dengan

maksud untuk dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya.

Rencana Kegiatan Siklus II

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini, prosedur

pelaksanaannya sama dengan prosedur pada siklus I, hanya saja

mungkin berbeda dari arah rancangan pemberian tindakan yang

disediakan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I untuk lebih jelasnya

diuraikan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Dalam tahap ini perencanaan sama seperti perencanaan siklus

I, namun lebih dulu diawali dengan mempelajari hasil refleksi pada

siklus I sebagai dasar untuk memberi revisi rancangan (rencana

tindakan baru) bagi tindakan yang dianggap kurang pada siklus I.

18

2) Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan yakni

meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan

melalui metode bercakap-cakap.

3) Observasi

Format observasi dan pelaksanaannya sama seperti pada siklus I.

4) Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil observasi siklus II, wawancara

dengan subjek peneliti dan hasil pengamatan akhir siklus II untuk

kemudian dianalisi. Refleksi yang dilakukan dalam siklus ini,

berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan

tindakan penelitian yang kemudian untuk disampaikan dalam

penyusunan laporan akhir penelitian.

19

DAFTAR PUSTAKA

Damar Saputro. 2010. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bangun Datar Sederhana Menurut Sifatnya Dengan Model Student Team Achievement Division (Stad) Pada Siswa Kelas III SDN Brongkol 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Galih M.S.R. 2007. Kemampuan Anak Dalam Menari Dengan Menggunakan Metode Meniru, Sas dan Demonstrasi Serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Nurul Hasanah, dkk. 2010. Strategi dan Metode Pengembangan Kegiatan Pembelajaran PAUD (Online) (http://zona.uimadura.ac.id/strategi-metode-pengembangan-kegiatan-pembelajaran-paud/) diakses tanggal 21 Maret 2011.

Purwodarminto. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Riyanto. Mulan. 1996, Dasar-Dasar Statistik Deskriptif. Jakarta : Universita Terbuka.

Rosnani. 2008. Implementasi Metode Pembelajaran Inquiri Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 19 Palu. Palu : Universitas Tadulako.

Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Usman H.B. dkk. 2005, Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu : Universitas Tadulako.

20