isi leptoo.docx
Transcript of isi leptoo.docx
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 1/14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Leptospirosis adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh infeksi
spiroket Leptospira interrogans dan merupakan salah satu zoonosis yang paling
sering terjadi di seluruh dunia. Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Weil pada
tahun 1886. Leptospirosis dikenal dengan nama flood fever atau demam banjir,
karena sering terjadi wabah pada saat banjir. Bentuk paling parah dari
leptospirosis yang menyerang dan merusak hampir semua organ dikenal dengan
Weil’s Disease !aroun et al. "#11$. Penularan leptospirosis dapat terjadi se%ara
langsung akibat adanya kontak antara manusia dengan urin atau jaringan binatang
yang terinfeksi, dan se%ara tidak langsung terjadi akibat kontak antara manusia
dengan air, tanah, atau tanaman yang terkontaminasi urin dari binatang yang
terinfeksi leptospira &nies et al. "##'$.
Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
khususnya negara(negara yang beriklim tropis dan subtropis yang memiliki %urah
hujan tinggi )ha dan &nsari "#1#$. Penyakit infeksi ini endemis pada masyarakat
miskin atau populasi petani dan pekerja yang berhubungan dengan air dan tanah
di negara berkembang. !eskipun leptospirosis adalah penyakit yang mengan%am
jiwa dan menimbulkan banyak kerugian, kurangnya data global mengenai
morbiditas dan mortalitas dari penyakit ini menyebabkan leptospirosis menjadi
salah satu penyakit infeksi yang terabaikan atau neglected infectious diseases
*osta et al. "#1+$. Leptospirosis menjadi masalah di dunia karena angka kejadian
yang dilaporkan rendah di sebagian besar negara. al ini dikarenakan kesulitandalam diagnosis klinis dan tidak tersedianya alat diagnostik yang memadai,
sehingga banyak kejadian yang tidak diketahui.
-ejadian leptospirosis untuk negara subtropis adalah berkisar antara #,1(1
kejadian tiap 1## ### penduduk per tahun, sedangkan di negara tropis berkisar
antara 1#(1## kejadian tiap 1## ### penduduk per tahun / "##'$. 0ingginya
angka prealensi leptospirosis di daerah yang memiliki iklim tropis dan subtropis,
dapat dihubungkan dengan kondisi lingkungan yang kurang baik sehingga
memungkinkan lingkungan tersebut menjadi tempat yang baik atau %o%ok untuk
hidup dan berkembangbiaknya bakteri Leptospira 2ebrian "#13$. 4nsiden
penyakit leptospirosis tertinggi di wilayah &frika '+.+ per 1## ### penduduk$
diikuti oleh Pasifik Barat 66.5$, &merika 1".+$, &sia 0enggara 5.8$ dan ropa#.+$. 7ebagian besar kasus yang dilaporkan memiliki manifestasi parah dengan
angka kematian lebih besar dari 1#. *osta et al. "#1+$ memperkirakan wabah
leptospirosis telah menyebabkan 1.#3 juta kasus dan +8 '## kematian setiap
tahunnya. !orbiditas dan mortalitas paling banyak terjadi di negara miskin atau
wilayah yang tidak rutin melakukan surailens.
9i 4ndonesia penyakit leptospirosis sering dilaporkan terjadi di daerah )awa
0engah seperti 7emarang, -laten, 9emak, atau Boyolali. Beberapa tahun terakhir
di derah rawan banjir seperti )akarta dan 0angerang juga dilaporkan terjadinya
penyakit ini. 7elain itu kasus leptospira juga banyak ditemukan di daerah pesisir
pasang surut seperti :iau, )ambi, dan -alimantan. &ngka kematian leptospirosis
di 4ndonesia termasuk tinggi yaitu men%apai ".+(16.5+ &nies et al. "##'$. /leh
1
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 2/14
karena itu penyakit ini penting untuk diketahui se%ara lengkap oleh masyarakat di
4ndonesia serta harus mendapatkan prioritas dalam pengendalian dan
pemberantasannya terutama menjelang musim hujan tiba dan khususnya pada
wilayah(wilayah rawan terjadi banjir.
0ujuan
!akalah ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu penyakit zoonotik yang
banyak terjadi di 4ndonesia yang disebabkan oleh bakteri leptospira spp. sehingga
dapat diketahui bagaimana dampak penyakit ini pada masyarakat serta bagaimana
upaya untuk mengendalikannya.
TINJAUAN PUSTAKA
-arakteristik &gen
Leptospira merupakan bakteri gram negatif dan spiroket aerobik(obligat dari
famili Leptospira%eae dan ordo 7piro%haetales. Bakteri ini berbentuk spiral, tipis,
halus, dan fleksibel dengan panjang 6("# ;m, dan lebar #.1(#." ;m serta memiliki
dua lapis membran. 7alah satu ujung leptospira berbentuk bengkok seperti kait.
Leptospira tidak berflagel, namun dapat melakukan gerakan rotasi aktif memutar
sepanjang sumbunya$ dengan gerakan maju mundur. Bentuk dan gerakannya
dapat dilihat dengan mikroskop fase kontras. Bakteri ini tidak mudah diwarnai,namun dapat diwarnai dengan impregnasi perak 0anzil "#1"$.
<ambar 1 Bakteri Leptospira sp. *9* "#1+$
Leptospira tumbuh baik pada kondisi aerobik di suhu "8(3#=* )awetz et al.
"#1#$ dan p >."(8.# !eeyam et al. "##6$. Bakteri ini dapat tumbuh dengan
baik dalam media yang mengandung serum kelin%i Fletcher’s medium$, juga
pada media yang mengandung serum sapi Ellinghausen-Mc Cullough-Johnson-
Harris? !) medium$, pertumbuhannya terlihat dalam beberapa hari sampai 5
2
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 3/14
minggu. Leptospira peka terhadap asam dan dapat hidup di dalam air tawar
selama kurang lebih satu bulan. !enurut angelista dan *oburn "#1#$,
berdasarkan genetiknya leptospira diklasifikasikan menjadi 1' spesies 13 patogen
dan 6 saprofit$ yang diidentifikasi melalui analisis 9@& hibridisasi. 0ujuh dari
spesies tersebut yaitu L. interrogans, L. orgpetersenii, L. santarosai, L.noguchii! L. "eilli! L. #irschneri, dan L. ale$anderi merupakan agen utama
penyebab leptospirosis. 7emua spesies dari Leptospira terbagi lagi menjadi "5
serogroup berdasarkan ekpresi dari permukaan lipopolisakarida. Beberapa seroar
L.interrogans yang patogen pada manusia adalah L. icterohaemorrhagiae! L.
canicola! L. pomona! L. grippoth%phosa! L. &avanica! L. celledoni! L. allum! L.
p%rogenes, L. ataviae, dan L. hard&o.
Leptospirosis dapat menyerang berbagai hewan mamalia dan marsupial
dengan atau tanpa gejala klinis. 7eroar dari Leptospira dapat menginfeksi anjing,
sapi, babi !eeyam et al. "##6$, domba, kambing -o et al. "##'$, serta mamalia
lain namun jarang menunjukkan gejala klinis di ku%ing. Leptospirosis pernah
dilaporkan terjadi di kebun binatang dan satwa liar. 7elain mamalia darat,leptospira juga dilaporkan terjadi di antara mamalia laut, kasus klinis terjadi
paling sering pada singa laut *alifornia 'alophus californianus$ dan anjing laut
alaska Callorhinus ursinus$ serta pernah pula dilaporkan terjadi pada anjing laut
(hoca vitulina$ dan gajah laut utara Mirounga angustirostris$ *27P "#13$.
Leptospira masuk ke dalam darah penderita, berkembang biak, dan
menyebar ke seluruh jaringan tubuh. 0ubuh manusia akan memberikan respon
imunologi, baik se%ara selular maupun humoral. Leptospira berkembang biak
terutama di ginjal tuulus )onvoluta$ sehingga ginjal menjadi organ yang paling
sering terkena dampak parah dari leptospirosis Putra "##8$. Leptospira ini akan
bertahan dan diekresi melalui urin. Leptospira dapat berada di urin sekitar 8 hari
setelah infeksi hingga bertahun(tahun. 7etelah fase leptospiremia selama 5(> hari,
leptospira hanya dijumpai pada jaringan ginjal dan mata. Leptospiremia umumnya
berlangsung 1(5 minggu.
<ambar " 7umber dan target leptospira dalam tubuh manusia
3
7atwa liar
0ernak dan hewan domestik
:odensia karier
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 4/14
Pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang menyebabkan
gangguan pada beberapa organ. <angguan ini dapat diklasifikasikan berdasarkan
histopatologi maupun patofisiologinya. Beberapa organ yang mengalami
gangguan akibat toksin leptospira adalah ginjal, mata, hati, otot rangka, pembuluh
darah, dan jantung. Bila leptospira masuk ke dalam %airan serebrospinal sampai keselaput otak, maka dapat menyebabkan meningitis. !eningitis merupakan
gangguan neurologi yang paling sering dialami sebagai komplikasi dari
leptospirosis. Leptospira adalah kuman nefrofilik yang dapat menyerang ginjal
se%ara inasi langsung. 7eluruh bagian ginjal dapat terkena infeksi leptospira.
@efritis interstisial merupakan lesi pertama kali yang dapat dijumpai, bahkan
sebelum adanya gejala klinis. 7elanjutnya penderita dapat mengalami nekrosis
tubuler, yang dapat menyebabkan komplikasi menjadi gagal ginjal akut. Pada
tahapan tersebut, pasien dianjurkan menjalani hemodialisis :amadhani dan
Aunianto "#1"$.
Leptospira juga di temukan di antara sel(sel parenkim hati. Pada komplikasi
hati, leptospirosis dapat menyebabkan infiltrasi sel limfosit dan proliferasi sel #upfer disertai kolestasis, akibatnya ditemukan gejala ikterus. Bagian jantung
yang dapat terkena adalah endokardium, miokardium, dan epikardium bisa
berkomplikasi perdarahan fokal didaerah endo%ardium dan miokardium.
7peelman "##8$. -erusakan pada pembuluh darah dapat menyebabkan
kebo%oran kapiler dan hipoolemia. Banyak pasien dengan leptospirosis
berkembang menjadi Disseminated *ntravascular Coagulation 94*$, Hemol%tic
+remic ,%ndrome 7$, hromotic hromoc%topenic (urpura 00P$, dan
askulitis. Pada keadaan(keadaan demikian, angka mortalitas meningkat sekitar +(
5#. Pada otot rangka dapat terjadi nekrosis lokal dan akuolisasi 0anzil "#1"$.
Leptospira juga dapat masuk ke ruang anterior mata dan menyebabkan uveitis
aake dan Leett "#1+$.
Gejala Klinis
<ejala klinik leptospirosis pada awalnya tidak spesifik, sering menyerupai
influenza, meningitis, ensefalitis, dengue fever , hepatitis, atau gastroenteritis.
<ejala ringan yang timbul berupa panas, lesu, sakit pada otot, dan sakit kepala.
<ejala yang berat ditandai dengan demam, ikterus, disertai perdarahan, anemia,
azotemia dan gangguan kesadaran. Bentuk berat dari penyakit leptospirosis ini
dikenal sebagai Weil’s disease yang menyerang multi organ tubuh penderita yang
ditandai dengan adanya hemoragi, gagal ginjal, dan &aundice 7aif et al. "#1+$.!asa inkubasi leptospirosis "("6 hari, biasanya >(13 hari dengan rata(rata 1# hari.
Leptospirosis mempunyai " fase penyakit yang khas yaituC
1. Fase leptospiremia
Pada fase ini leptospira dapat dijumpai dalam darah dan %airan tubuh lain.
<ejala ditandai dengan sakit kepala pada daerah frontal, sakit otot betis, paha,
pinggang disertai nyeri saat ditekan. <ejala ini diikuti hiperestesi kulit, demam
tinggi, menggigil, mual, diare, bahkan penurunan kesadaran. Pada sakit berat
dapat ditemui bradikardia dan ikterus +#$. Pada sebagian penderita dapat
ditemui fotofobia, urtikaria kulit, splenomegali, hepatomegali, dan limfadenopati.
<ejala ini terjadi saat hari ke 5(>. )ika pasien ditangani se%ara baik, suhu tubuhakan kembali normal dengan organ(organ yang terlibat akan membaik. 2ungsi
4
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 5/14
organ(organ ini akan kembali ke 3(6 minggu setelah perawatan. Pada keadaan
sakit lebih berat, demam turun setelah hari ke(> diikuti fase tidak demam 1(3 hari,
lalu demam kembali. -eadaan ini disebut sebagai fase kedua atau fase imun.
2. Fase Imn
2ase ini ditandai dengan peningkatan titer antibodi, demam hingga 5#=*disertai mengigil dan kelemahan umum. Pada leher, perut, dan otot kaki dijumpai
rasa sakit. Perdarahan paling jelas saat fase ikterik, dapat ditemukan purpura,
peteki, epistaksis, dan perdarahan gusi. Con&untiva in&ection dan con&ungtival
suffusion dengan ikterus merupakan tanda patognomonis untuk leptospirosis. 2ase
ini juga dapat ditandai dengan adanya meningitis. Pada fase ini, leptospira dapat
dijumpai dalam urin <ar%ia dan 4senberg "#1#$.
<ambar 3 <ejala umum yang terlihat pada penderita leptospirosis yaitu ikterus Lowe
"#1#$
Pada hewan, masa inkubasi dapat berlangsung dalam beberapa hari, dengan
gejala klinis mun%ul pada +(1+ hari. Pada infeksi kronis, gejala klinis dapat
mun%ul lebih lama. <ejala klinis yang mun%ul seringkali berkaitan dengan
gangguan pada organ ginjal, hati, dan saluran reproduksi. <ejala klinis pada
awalnya seringkali kurang spesifik yaitu terjadi peningkatan suhu tubuh,
anoreksia, konjuktiitis, dan diare. 7aat kasus menjadi lebih parah akan terjadi
jaundis, hemoglobiuria, anemia hemolitik, pneumonia, serta gejala meningitis
inkoordinasi, saliasi, dan gangguan otot$. Pada sapi dan kambing perah, adanya
leptospirosis dapat menurunkan produksi susu. Pada sapi dan babi, infeksi oleh
leptospira sp. dapat menyebabkan aborsi. Pada anjing terjadi pete%hi pada
mukosa, dan pada infeksi lebih parah terjadi hemoragi gastroenteritis danepistasis, serta adamya gangguan pulmonari yang mengakibatkan batuk,
ta%hypnea, dan dyspnea *27P "#13$.
<ambar 5 &njing dengan leptospirosis akut &. -elemahan ototD B. 4kterus pada mukosamulutD *. 4kterus pada telapak kaki$ -han et al. "##'$
5
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 6/14
PE#"AHASAN
0ransmisi penyakit
Leptospirosis dapat di transmisikan se%ara langsung diantara inang ataupun
tidak langsung melalui lingkungan. Leptospira spp. menular se%ara langsung
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi serta adanya kontak dengan
genangan air ter%emar. al tersebut banyak terjadi saat banjir, dimana bakteri ini
dapat penetrasi ke tubuh melalui kulit yang lama terendam dalam air ter%emar.
:odensia liar merupakan reseroir utama penularan leptospirosis ke manusia
*osson et al. "#15$. 4nfeksi leptospirosis di 4ndonesia umumnya dengan
perantara tikus jenis attus norvegicus tikus selokan$, attus diardii tikus
ladang$, dan attus e$ulans ,uncu murinus %urut$ :amadhani dan Aunianto
"#1"$.
/rganisme ini dapat memasuki tubuh manusia melalui luka terbuka di kulitatau melalui permukaan mukosa dari mata, mulut, nasofaring, dan oesophagus.
7umber utama penularan leptospirosis pada manusia ialah kontak langsung
dengan urin dari hewan terinfeksi atau tidak langsung melalui kontak dengan air
atau tanah yang terkontaminasi urin dari hewan terinfeksi. ewan dengan infeksi
kronis dapat mengeluarkan bakteri ini berbulan(bulan hingga bertahun(tahun
dalam urinnya. Pada manusia, umumnya penderita akan mengeluarkan bakteri ini
selama 6# hari dalam urinnya *27P "#13$.
:ute lain terjadi akibat kontak langsung dengan darah atau jaringan dari
hewan terinfeksi. 0ransmisi dari manusia ke manusia pernah dilaporkan terjadi
lewat ingesti dari susu penderita atau melalui kontak seksual dengan penderita.
4nfeksi selama kehamilan dapat berisiko terhadap janin yang dapat mengakibatkankematian saat lahir. 7elain itu pernah dilaporkan infeksi akibat adanya interaksi
dengan bakteri saat bekerja di laboratorium <uerra "##'$. !enurut aake dan
Leett "#1+$, indiidu dengan pekerjaan tertentu berisiko tinggi tertular oleh
hewan terinfeksi yaitu dokter hewan, petugas rumah potong, pekerja peternakan,
pekerja shelter hewan, dan petugas handling hewan.
<ambar + 0ransmisi leptospirosis pada manusia dan hewan
6
Air, tanah, danlumpur
Urin Hewan
Urin
MANUSIAMusim
Peer aan
Air, tanah, danlumpur
"#densia
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 7/14
!enurut :ejeki et al . "#13$, terdapat hubungan antara faktor perilaku
dengan kejadian leptospirosis pada manusia antara lain riwayat kontak dengan
tikus, hewan peliharaan seperti anjing, kerbau, sapi, kepedulian saat perawatan
luka, penggunaan alat pelindung diri, dan kebiasaan mandi atau men%u%i di
sungai. 7elain itu, riwayat kontak dengan genangan air juga terbukti sebagaifaktor risiko kejadian leptospirosis karena bakteri leptospira dapat bertahan hidup
di air sampai sekitar satu bulan terutama dalam air tawar. 7eseorang dapat
terinfeksi leptospirosis setelah berenang, piknik di luar rumah, kerja bakti
membersihkan genangan air, atau berkebun.
-usmiyati et al. "##+$ menyatakan bahwa pada manusia kejadian
leptospirosis akan meningkat pada saat %urah hujan yang tinggi. *urah hujan
tinggi biasanya menyebabkan banjir pada beberapa wilayah di 4ndonesia dan
kondisi ini semakin meningkatkan risiko terjadinya wabah leptospirosis *ahyati
dan Lestari "##' /. 0erdapat tiga mekanisme yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara %urah hujan dan kejadian leptospirosis. !ekanisme
yang pertama adalah meningkatnya %urah hujan merupakan kondisi yang optimal bagi tikus untuk bereproduksi sehingga terjadi peningkatan populasi tikus, yang
berarti meningkatnya juga kemungkinan terjadinya penularan leptospirosis.
!ekanisme yang kedua adalah tingginya %urah hujan mengakibatkan terjadinya
banjir yang membuat banyak tikus keluar dari persembunyiannya dan masuk ke
lingkungan perumahan, hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya penularan
leptospirosis. !ekanisme yang ketiga adalah adanya peningkatan %urah hujan
meningkatkan risiko manusia untuk terpapar permukaan air yang telah
terkontaminasi bakteri leprospira. &ir hujan yang kemungkinan sudah
terkontaminasi bakteri leptospira melalui urine tikus mengalir ke daerah
persawahan dan berpotensi untuk menginfeksi orang(orang yang melakukan
aktiitas di persawahan.
pidemiologi Leptospirosis di 4ndonesia
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat pada beberapa negara di daerah &sia 0enggara. !eskipun
leptospirosis adalah penyakit yang mengan%am jiwa dan menimbulkan banyak
kerugian, kurangnya data global mengenai morbiditas dan mortalitas dari penyakit
ini menyebabkan leptospirosis menjadi salah satu penyakit infeksi yang terabaikan
atau neglected infectious diseases *osta et al. "#1+$. al ini dapat disebabkanoleh konfirmasi penyakit leptospirosis yang memerlukan uji laboratorium tidak
selalu tersedia, dan diagnosis %epat untuk penyakit ini juga tidak dapat diandalkan.
Leptospirosis terus menjadi masalah yang signifikan di daerah dengan populasi
tinggi seperti di negara(negara &sia 0enggara. )umlah total penduduk dari sebelas
negara &sia 0enggara lebih dari 1.> milyar dan >>5 juta diantaranya dalam usia
produktif dengan 55> juta orang terlibat dalam bidang pertanian sebagai salah satu
faktor risiko. Leptospirosis di 4ndonesia masih berperan sebagai penyakit
berbahaya yang terabaikan dan terus menjadi masalah kesehatan masyarakat.
ariastuti "#11$ menyatakan bahwa leptospirosis di 4ndonesia memiliki
fenomena seperti gunung es, yang hanya tampak sedikit di permukaan, padahal
apabila dilakukan pen%arian yang intensif di wilayah endemis maka jumlah
$
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 8/14
kasusnya akan jauh meningkat. 7ebagai %ontoh di kota 7emarang pada tahun "##>
hanya ter%atat ' penderita, namun dengan upaya pen%arian yang intensif pada
tahun "##8 ditemukan 131 pasien positif leptospirosis. 4nformasi terbaru
mengenai leptospirosis di 4ndonesia adalah terjadinya peningkatan jumlah kasus
di 9aerah 4stimewa Aogyakarta 94A$ pada awal tahun "#11. Pemda 94Amenetapkan sebagai kejadian luar biasa -LB$ yang menyerang kabupaten
Bantul, -ulon Progo, dan <unung -idul dengan jumlah kematian yang %ukup
tinggi yaitu men%apai 1# orang dari 6# kasus.
!enurut / "##'$, selalu terjadi wabah leptospirosis di 4ndonesia saat
terjadi banjir. 7alah satu %ontohnya ialah terjadi wabah leptospirosis pada saat
banjir di )akarta tahun "##" yang menunjukkan tingginya seropositif pada hewan
domestik seperti anjing, ku%ing, dan sapi. 7elain itu, banjir pada tahun "##> juga
dilaporkan sebanyak 66> kasus leptospirosis pada dengan case fatalit% rate
sebesar 8.
!enurut Profil 9ata -esehatan 4ndonesia tahun "#13 leptospirosis di
4ndonesia + tahun terakhir "##' E "#13$ %enderung mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus maupun kematian meskipun terjadi penurunan kasus pada tahun
"#1". Proinsi yang melaporkan adanya kasus leptopirosis tahun "#13 yaitu
Proinsi 7umatera 7elatan, 9-4 )akarta, )awa Barat, )awa 0engah, 94 Aogyakarta,
)awa 0imur, dan Banten. 7elama lima tahun terakhir, 7umatera 7elatan baru
melaporkan kasus leptospirosis pada tahun "#13. :endahnya kasus yang
dilaporkan oleh penderita dan kurangnya sureilans oleh pemerintah
menyebabkan data leptospirosis tidak men%akup seluruh proinsi di 4ndonesia
sehingga tidak dapat menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi terkini
leptospirosis di 4ndonesia
0abel 1 9istribusi -asus Leptospirosis di ' Proinsi di 4ndonesia 0ahun "##' E "#13-emenkes "#15$
Proinsi 0ahun
"##' "#1# "#11 "#1" "#13
7umatera 7elatan # # # # 1
9-4 )akarta 8 1+ 11 1# 66
)awa Barat # 1 "' # 1
)awa 0engah "3" 133 185 1"' 1+6
94 Aogyakarta '+ "3# 6"6 >" 163
)awa 0imur # 1' + "8 "55
Banten # # # # 1#
-alimantan 0imur # # " # #
7ulawesi 7elatan # 11 # # #
0otal 33+ 5#' 8+> "3' 651
9ibandingkan tahun "#1", terdapat kenaikan jumlah kasus yang signifikan
yaitu dari "3' kasus menjadi 651 kasus pada tahun "#13. Lonjakan kasus
leptospirosis terjadi di )awa 0imur, 9-4 )akarta, dan 94 Aogyakarta. Peningkatan
kasus tersebut salah satunya karena kejadian luar biasa -LB$ di -abupaten
%
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 9/14
7ampang !adura yang menyebabkan '6 kasus dengan sembilan kasus meninggal
*2:F'.3>$. -ejadian luar biasa terjadi akibat air banjir yang terkontaminasi
ken%ing tikus, lingkungan yang kurang sehat, dan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat masih kurang. &ngka kematian akibat leptospirosis selama enam
tahun terakhir dapat dilihat pada <ambar + berikut ini.
<ambar 6 -ura kejadian leptospirosis di 4ndonesia -emenkes "#15$
<ambar 6 menunjukkan grafik kejadian leptospirosis dari tahun ke tahun di
4ndonesia. 9ari grafik tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan wabah
leptospirosis tiap tahunnya ke%uali pada tahun "#1" terjadi penurunan tingkat
kejadian namun kasus kembali meningkat kembali tahun "#13.alaupun jumlah
kasus pada tahun "#13 meningkat kembali dibandingkan tahun "#1", namun
angka kematian case fatalit% rate?*2:$ akibat leptospirosis menurun dari 1".13
pada tahun "#1" menjadi '.38 pada tahun "#13. Penurunan ini menunjukkan
bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka kematian
%ukup efektif -emenkes "#15$.
Dia$nosis
7alah satu kendala penanganan leptospirosis adalah kesulitan dalammelakukan diagnosis awal. Biasanya pasien datang dengan berbagai ma%am
keluhan dari berbagai sistem organ sepertiC demam, sakit kepala, hepatitis,
nefritis, meningitis, pneumonia, influenza, bahkan pankreatitis. 7aat anamnesis,
hal yang paling penting untuk ditanyakan adalah mengenai identitas pasien,
misalnya pekerjaan dan tempat tinggal. al tersebut dapat menunjukkan apakah
pasien termasuk orang berisiko tinggi atau tidak. <ejala demam, sakit kepala
frontal, nyeri otot, mual, muntah, dan fotofobia dapat di%urigai kearah
leptospirosis. Pada pemeriksaan fisik seringkali dijumpai demam, bradikardia,
nyeri otot, hepatomegali, dan lain(lain 7peelman "##8$.
9iagnosa leptospirosis se%ara garis besar dapat dilakukan melalui 5 %ara
yaitu bakteriologis, mikroskopis, immunologis, dan biologi molekular ariastuti
&
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 10/14
"#11$. 7e%ara bakteriologis, diagnosis dapat dilakukan dengan %ara isolasi dan
inokulasi hewan uji. asil isolasi dapat menjadi bukti nyata terjadinya infeksi
pada pasien. @amun leptospira termasuk jenis bakteri yang sensitif dan tidak
mudah untuk dikembangbiakkan. Bakteri ini membutuhkan kondisi lingkungan
yang berkisar pada suhu "8(3# G* dan p >(8. 7elain itu, banyaknya jenis serotipeleptospira juga menambah tingkat kesulitan untuk memperoleh kultur biakan
murni.
7e%ara mikroskopis, pemeriksaan dapat dilakukan dengan %ara direct
microscop%, immunohistochemical staining! immunoflorescence! dan silver
impregnation techni0ues. 9iagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik langsung, spesimen darah segar pada awal masa infeksi$ yang
dibuat sediaan darah tebal dengan teknik 1iemsa dan dapat juga dilakukan dengan
pembiakan leptospira, berasal dari darah dan %airan serebrospinal minggu
pertama infeksi$ dan urin sesudah minggu pertama sampai hari ke 5#$. 7pesimen
tersebut ditanam pada media Fletcher’s atau media !). Pada media ini,
pertumbuhan akan terlihat dalam beberapa hari sampai 5 minggu )awetz et al."#1#$. &danya leptospira pada media ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop fluoresen fluorerescent antiodi stain$.
Pemeriksaan uji imunoserologi sangat penting untuk diagnosis leptospirosis.
Pada umumnya antibodi baru ditemukan setelah hari ke(> atau ke(1# post infeksi.
0iternya akan meningkat dan akan men%apai pun%aknya pada minggu ke(3 atau
ke(5 masa infeksi. !enurut 0ansupaseri et al. "##+$, uji imunoserologi yang
biasa digunakan C,,,,,,
1. !&0 Microscopic 2gglutination est $
3. *gM dot EL*,2 dipstic) test
asil penelitian terbaru dari 0ahiliani et al. "##+$ menyebutkan adanya
antigen spesifik leptospira, yaitu lipoprotein rLipl3" yang dapat menjadi gold
standard diagnosis leptospirosis 0anzil "#1+$. 7ebagai gold standard untuk
pemeriksaan leptospira, metode !&0 memiliki kelemahan yaitu membutuhkan
waktu dan tenaga yang %ukup banyak untuk memelihara berbagai strain antigen
uji. 9isamping itu !&0 juga membutuhkan keterampilan pemeriksa untuk
menentukan titer dalam bentuk ikatan antigen(antibodi. Pemeriksaan leptospira
dengan teknik L47& sudah dapat dilakukan menggunakan tes kit yang banyak
beredar dipasaran sehingga %ukup praktis untuk laboratorium yang sudah memilki
alat L47& reader . Lepto dipsti%k, Lepto lateral flow, dan Lepto dri dot adalah
berbagai model rapid test detection yang dapat digunakan hanya bila suatu daerah
telah dinyatakan sebagai daerah endemis.!etode keempat yaitu se%ara molekuler biologis target dengan melakukan
9@& se0uence amplification P*: dan real-time ( *:$ dan in- situ h%ridi4ation
47$. 7aat ini teknik (olimerase Chain eaction P*:$ dan realtime P*: lebih
banyak diminati karena dianggap lebih praktis dan memberikan hasil yang %ukup
akurat. 7ayangnya teknik ini masih terbilang %ukup mahal untuk masyarakat
4ndonesia sehingga jarang dilakukan untuk pengujian deteksi awal penyakit.
1'
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 11/14
paya Pen%egahan dan Pengendalian Leptospirosis
!enurut Profil 9ata -esehatan 4ndonesia tahun "#13, leptospirosis di
4ndonesia pada + tahun terakhir "##' E "#13$ %enderung mengalami peningkatan
namun angka kematian case fatalit% rate?*2:$ akibat leptospirosis menurun dari1".13 pada tahun "#1" menjadi '.38 pada tahun "#13. Penurunan ini
menunjukkan keberhasilan upaya penanggulangan penyakit yang dilakukan oleh
pemerintah. Penanggulangan kejadian luar biasa leptospirosis ditujukan pada
upaya penemuan dini serta pengobatan segera penderita leptospirosis untuk
men%egah kematian, interensi lingkungan untuk men%egah mun%ulnya sarang(
sarang atau tempat persembunyian tikus, dan aksinasi hewan peliharaan terhadap
Leptospira spp.
7elain menimbulkan bahaya kesehatan, leptospirosis juga menimbulkan
kerugian ekonomi bagi masyarakat. -erugian ekonomi terutama karena
penurunan produksi susu dan terjadi aborsi pada hewan terinfeksi, selain itu juga
biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh penderita. &dapun menurut -usmiyati et al. "##+$, pen%egahan leptospirosis dapat dilakukan melalui tiga aspek yang
meliputi C
a. &spek sumber infeksi
1$ !elakukan tindakan isolasi dan perlakuan terhadap hewan yang di%urigai
terinfeksi untuk menurunkan resiko hewan tersebut menyebarkan penyakit
melalui kontak dengan hewan lain atau manusia *27P "#13$.
"$ !emberikan antibiotik pada hewan yang terinfeksi agar tidak menjadi karier
leptospira ke lingkungan. !eskipun pemberian antibiotik tidak men%egah
terjadinya penularan pada hewan lain, namun pemberian segera pada
penderita dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit dan men%egah
penyakit menyebar dan berkembang kearah lebih buruk. (enicillin!
tetrac%cline! ceftria$one dan do$%c%cline adalah antibiotik yang dianjurkan
untuk diberikan 7aif et al. "#1+$.
3$ !engurangi populasi tikus dengan beberapa %ara seperti penggunaan ra%un
tikus, pemasangan jebakan life trapH dengan umpan kelapa bakar dan ikan
asin, perangkap kawat, penggunaan rondentisida, dan predator ronden
:ejeki "##+$.
5$ !eniadakan akses tikus ke dalam lingkungan pemukiman, makanan dan air
minum dengan membangun gudang penyimpanan makanan atau hasil
pertanian, sumber penampungan air, dan perkarangan yang kedap tikus, dan
dengan membuang sisa makanan serta sampah jauh dari jangkauan tikus.al ini penting karena keberadaan sampah merupakan tempat reseroir tikus
men%ari makanan :ejeki et al. "#13$.
+$ !en%egah tikus dan hewan liar lain tinggal di habitat manusia dengan
memelihara lingkungan bersih, memangkas rumput dan semak berlukar,
menjaga sanitasi, khususnya dengan membangun sarana pembuangan
limbah dan kamar mandi yang baik, dan menyediakan air minum yang
bersih?tidak ter%emar.
6$ !elakukan aksinasi terhadap hewan ternak dan hewan peliharaan
-usmiyati et al. "##+$.
>$ !embuang kotoran hewan peliharaan dan dapat dengan melakukan
perlakuan misalnya dengan pemberian desinfektan sehingga tidak
11
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 12/14
menimbulkan kemungkinan mun%ulnya tikus atau terjadi kontaminasi di
lingkungan.
b. &spek transmisi
Penularan dapat di%egah dengan berbagai upaya berikutC1$ payakan untuk selalu memakai pelindung kerja sepatu, sarung tangan,
pelindung mata, apron, masker$ terutama saat melakukan kontak dengan
hewan terinfeksi <uerra "##'$.
"$ !en%u%i luka dengan %airan antiseptik, dan ditutup dengan plester kedap air.
3$ !en%u%i atau mandi dengan sabun antiseptik setelah terpapar oleh per%ikan
urin, tanah, dan air yang terkontaminasi.
5$ !enumbuhkan kesadaran terhadap potensi resiko leptospirosis dan
mengupayakan metode untuk men%egah atau mengurangi paparan misalnya
dengan mewaspadai per%ikan atau aerosol, tidak menyentuh bangkai hewan,
janin, plasenta, organ ginjal, kandung kemih$ dengan tangan kosong, dan
jangan menolong persalinan hewan tanpa sarung tangan.+$ !elakukan desinfektan daerah yang terkontaminasi, dengan membersihkan
lantai kandang, rumah potong hewan, dan tempat(tempat lain yang berisiko
tinggi.
6$ !elindungi sanitasi air minum penduduk dengan pengelolaan air minum
yang baik, filtrasi, dan korinasi untuk men%egah kontaminasi leptospira.
>$ !enurunkan p air sawah menjadi asam dengan pemakaian pupuk aau
bahan(bahan kimia sehingga jumlah dan irulensi kuman leptospira
berkurang.
8$ !emberikan peringatan kepada masyarakat mengenai air kolam, genangan
air dan sungai yang telah atau diduga terkontaminasi kuman leptospira.
'$ Bagi pekerja yang sering berhubungan dengan tanah atau air tergenang
upayakan selalu menggunakan alas kaki atau sepatu boot untuk men%egah
kontaminasi yang mungkin terjadi.
%. &spek manusia
Pemerintah sebagai pemegang kebijakan dapat melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan
edukasi yang dapat dilakukan dengan %ara(%ara sebagai berikutC
1$ paya edukasi melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat diharapkan
setelah penyuluhan, pengetahuan masyarakat meningkat yaitu mengetahui
gejala, penyebab, %ara penularan, hewan penular, pengobatan, dan pen%egahan :istiyanto et al. "#13$.
"$ Penyebaran leaflet, poster, dan baliho untuk mempromosikan pen%egahan
leptospirosis yang dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat.
3$ !enumbuhkan sikap waspada. Perlu adanya pendekatan pada masyarakat
umum dan kelompok dengan risiko tinggi terinfeksi leptospirosis. 7elain
mengetahui tentang leptospirosis, mereka juga dapat waspada dan sesegera
mungkin menuju sarana kesehatan bila diduga ada infeksi leptospirosis.
4( Perlu ada er!asama den)an lem*a)a swada+a mas+araat,
el#mp# usaha tani atau el#mp# i*ui*u Pem*inaan
12
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 13/14
-ese!ahteraan -eluar)a .P--( sehin))a pr#)rampr#)ram
+an) dicanan)an pemerintah *isa *er!alan den)an *ai/
SI#PULAN
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang menjadi
permasalahan bagi kesehatan masyarakat 4ndonesia dan dapat ditularkan se%ara
langsung maupun tidak langsung melalui lingkungan ter%emar. 7elain
menimbulkan bahaya kesehatan, leptospirosis juga menimbulkan kerugian
ekonomi bagi masyarakat. -eberhasilan program pengendalian dan
pemberantasan penyakit rabies di 4ndonesia sangat dipengaruhi oleh peran serta
dan kesadaran masyarakat serta komitmen pemerintah dan sektor(sektor terkait.
DAFTA% PUSTAKA
&nies, adisaputro 7, 7akundarno !, 7uhartono. "##'. Lingkungan dan Perilaku
pada -ejadian Leptospirosis. M Med *ndones 536$C3#6(311.
*ahyati , Lestari 2. "##'. ubungan kebersihan pribadi dan riwayat luka
dengan kejadian leptospirosis. #EM2, + 1$C>#(>'.
I*27PJ 0he *enter for 2ood 7e%urity and Publi% ealth. "#13. Leptospirosis.
4owa 7&$C 4owa 7tate niersity.
*osson )2, Pi%ardeau !, !iel%arek !, 0atard *, *haal A, 7uputtamongkol A,
Bu%hy P, )ittapalapong 7, erbreteau K, !orand 7. "#15. pidemiology of leptospira transmitted by rodents in 7outheast &sia. (Lo, 5egl rop Dis
86$C1(1#.
*osta 2, agan ), *al%agno ), -ane !, 0orgerson P, !artinez(7ileira !7, 7tein
*, &bela(:idder B, -o &4. "#1+. <lobal morbidity and mortality of
leptospirosisC a systemati% reiew. (Lo, 5egl rop Dis ''$C1(1'.
I*9*J uropean *entre for 9isease Preention and *ontrol. "#1+.
Leptospirosis. Idiunduh tanggal "' /ktober "#1+J. 0ersedia padaC
httpC??e%d%.europa.eu?@?&L00/P4*7?LP0/7P4:/747?Pages?inde.
asp.
angelista -K, *oburn ). "#1#. Leptospira as an emerging pathogenC a reiew of
its biology, pathogenesis and host immune responses. Future Microiol
+'$C1513E15"+.
2ebrian 2. "#13. &nalisis spasial kejadian penyakit leptospirosis di -abupaten
7leman Propinsi 9aerah 4stimewa Aogyakarta tahun "#11. #E, M2, >1$C>(
15.
<ar%ia L7, 4senberg 9. "#1#. Clinical Microiolog% (rocedures and book, 3rd
ed Kol.1, ashington 7&$C &7! Press.
<uerra !&. "##'. Leptospirosis. ) 26M2 "355$C5>"(5>8.
aake 9&, Leett P@. "#1+. Leptospirosis in umans. Curr op Microiol
*mmunol 38>C 6+E'>.
ariastuti @4. "#11. 9iagnosis leptospirosis dan karakterisasi leptospira se%aramolekuler. 72L272 >#"$C+'(61.
13
7/23/2019 isi leptoo.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 14/14
)awetz , !elni%k )L, &delberg &. "#1#. Medical Microiolog%, "+th ed, @ew
Aork 7&$C !% <raw ill.
)ha 7, &nsari !-. "#1#. Leptospirosis presenting as a%ute meningoen%ephalitis. J
*nfect Dev Ctries 53$C1>'(18".
I-emenkesJ -ementerian -esehatan :epublik 4ndonesia. "#15. Profil kesehatan4ndonesia tahun "#13. )akarta 49$C -ementerian -esehatan :4.
-han 7, assan !, Aasin <. "##'. &%ute Leptospirosis in 9og( & %ase report.
he *nternet Journal of 6eterinar% Medicine >"$C1(5.
-o &4, <oarant *, Pi%ardeau !. "##'. LeptospiraC 0he 9awn of the !ole%ular
<eneti%s ra for an merging Moonoti% Pathogen. 5at ev Microiol. >1#$C
>36E>5>.
-usmiyati, @oor 7!, 7upar. "##+. Leptospirosis pada hewan dan manusia di
4ndonesia. W22'82 1+5$C"13(""#.
Lowe !. "#1#. Leptopira. Idiunduh tanggal 3# /ktober "#1+J. 0ersedia
padaChttpsC??mi%robewiki.kenyon.edu?inde.php?Leptospira.
!aroun , -ushawaha &, l(*harabaty , !obarakai @, l(7ayegh 7. "#11.2ulminant Leptospirosis eilNs disease$ in an urban setting as an
oerlooked %ause of multiorgan failureC a %ase report. J of Medical Case
eports +C1(5.
!eeyam 0, 0ablerk P, Pet%hanok B, Pi%hpol 9, Padungtod P. "##6.
7eroprealen%e and risk fa%tors asso%iated with leptospirosis in dogs.
,outheast 2sian J rop Med (ulic Health 3>1$C158(1+3.
Putra &!. "#1+. -eterlibatan !ultiorgan pada Penderita Leptospirosis Berat.
IskripsiJ. 7emarang 49$C niersitas 9iponegoro.
:amadhani 0, Aunianto B. "#1". :eseroir dan kasus leptospirosis di wilayah
kejadian luar biasa. Jurnal #esehatan Mas%ara)at 5asional >5$C16"(168.
:ejeki 977, @urlaela 7, /%taiana 9. "#13. Pemetaan dan analisis faktor risiko
leptospirosis. Jurnal #esehatan Mas%ara)at 5asional 85$C1>'(186.
:ejeki 977. "##+. 2aktor risiko lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian
leptospirosis berat. ItesisJ. 7emarang 49$C niersitas 9iponegoro.
:istiyanto, eriyanto B, andayani 29, 0rapsilowati , Pujiati &, @ugroho &.
"#13. 7tudi pen%egahan penularan leptospirosis di daerah persawahan di
-abupaten Bantul, 9aerah 4stimewa Aogyakarta. Jurnal 6e)tora +1$C35(5#.
7aif O, :uhi -, &run K. "#1+. &ni%teri% leptospirosisC an unusual %ause of a%ute
pan%reatitis. 2rchives 8f Clinical Microiolog% 63$C1(+.
7peelman P. "##8. Leptospirosis. Harrison’s (rinciples of internal medical , 1>th
ed. @ew Aork 7&$C !% <raw(ill.0ahiliani P, -umar !!, *handu 9, -umar &, @agaraj *, @andi 9. "##+. <el
purified LipL3"C a prospe%tie antigen for dete%tion of leptospirosis. J
(ostgrad Med +13$C165(168.
0ansuphaseri , 9eepradit 7, Philsuksonbati 9. "##+. & test strip 4g! 9ot(L47&
&ssay using leptospiral antigen of endemi% strains for serodiagnosis of a%ute
leptospirosis. J Med 2ssoc hai 883$C3'1(3'8.
0anzil -. "#1". kologi dan patogenitas kuman Leptospira. Wid%a "'3"5$C1#(13.
I/J orld ealth /rganization. "##'. Leptospirosis situation in the /
7outh(ast &sia :egion. Idiunduh tanggal "5 /ktober "#1+J. 0ersedia padaC
httpC??www.searo.who.int?entity?emergingdiseases?topi%s?*ommuni%able
9iseases7ureillan%eandresponse7&(*9("16.pdf.
14