Isi Laporan Kemajuan PKM Kayu

19
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persediaan kayu dari hutan semakin sedikit ditambah dengan kualitas dan keawetan kayu yang kurang baik. Belum lagi lahan hutan sebagai tempat tumbuhnya kayu-kayu tersebut mulai berkurang. Hal ini menjadikan kayu sebagai bahan yang langka. Walaupun demikian, kebutuhan kayu tidak lantas menurun. Menurut Harian Umum Online kebutuhan kayu secara Nasional mencapai 60 juta m 3 /tahun. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi dengan keberadaan kayu yang semakin langka namun masih mampu memenuhi kebutuhan yang ada sengon efektif dan efisien. Salah satu cara untuk mewujudkan hal di atas adalah dengan melakukan pengawetan terhadap kayu terhadap serangan rayap. Rayap sering kita jumpai di sekitar kita dan merupakan jenis organisme pengurai dalam sistem rantai makanan. Rayap memakan zat selulosa dalam kayu, baik kayu yang belum dimanfaatkan ataupun yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi. Sehingga menjadi sangat perlu untuk dilakukan pengawetan. Pengawetan kayu bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama, terutama kayu yang dipakai untuk material bangunan atau perabot luar ruangan. Bahan pengawet potensial dikembangkan apabila memiliki daya racun yang efektif, mudah didapat dan murah. Secara umum terdapat tiga kelompok besar bahan pengawet kayu, yaitu : bahan pengawet berupa minyak, bahan pengawet larut dalam pelarut organik, bahan pengawet larut air (Hunt dan Grant, 1967). Dalam tulisan ini, penulis mencoba memadukan ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) sebagai bahan

description

Contoh

Transcript of Isi Laporan Kemajuan PKM Kayu

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahDewasa ini persediaan kayu dari hutan semakin sedikit ditambah dengan kualitas dan keawetan kayu yang kurang baik. Belum lagi lahan hutan sebagai tempat tumbuhnya kayu-kayu tersebut mulai berkurang. Hal ini menjadikan kayu sebagai bahan yang langka. Walaupun demikian, kebutuhan kayu tidak lantas menurun. Menurut Harian Umum Online kebutuhan kayu secara Nasional mencapai 60 juta m3/tahun.Oleh karena itu, dibutuhkan solusi dengan keberadaan kayu yang semakin langka namun masih mampu memenuhi kebutuhan yang ada sengon efektif dan efisien. Salah satu cara untuk mewujudkan hal di atas adalah dengan melakukan pengawetan terhadap kayu terhadap serangan rayap. Rayap sering kita jumpai di sekitar kita dan merupakan jenis organisme pengurai dalam sistem rantai makanan. Rayap memakan zat selulosa dalam kayu, baik kayu yang belum dimanfaatkan ataupun yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi. Sehingga menjadi sangat perlu untuk dilakukan pengawetan.Pengawetan kayu bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama, terutama kayu yang dipakai untuk material bangunan atau perabot luar ruangan. Bahan pengawet potensial dikembangkan apabila memiliki daya racun yang efektif, mudah didapat dan murah. Secara umum terdapat tiga kelompok besar bahan pengawet kayu, yaitu : bahan pengawet berupa minyak, bahan pengawet larut dalam pelarut organik, bahan pengawet larut air (Hunt dan Grant, 1967).Dalam tulisan ini, penulis mencoba memadukan ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) sebagai bahan pengawet alami kayu. Buah bintaro memiliki dasar rasa yang sangat pahit, terutama pada bagian daging buahnya. Karena rasanya yang pahit buah ini tidak bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan jarang dimanfaatkan orang. Sehingga buah ini termasuk buah dengan rendah daya gunanya. Sementara urea merupakan senyawa kimia yang diproduksi secara masal sebagai pupuk pertanian, larutan urea mempunyai rasa yang pahit. Komposisi ekstraksi divariabelkan dengan prosentase ekstraksi buah bintaro dan urea serta waktu perendaman yang berbeda. Hasil ekstraksi kemudian digunakan sebagai air perendam sampel kayu di lapangan yaitu kayu sengon. Kayu sengon dipotong dengan ukuran 30x10x5 cm. Sampel tersebut kemudian ditempatkan pada sarang rayap dengan lama waktu pengujian 1-1,5 bulan. Setelah waktu pengujian selesai, maka sampel diamati fisik dan kehilangan berat yang terjadi sebagai parameter ketahanan terhadap serangan rayap.1.2 Perumusan Masalah1. Apakah ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet kayu?2. Berapa lama waktu perendaman yang paling ideal untuk pengawet yang kayu efektif?3. Berapa proporsi ideal ekstraksi tersebut sebagai bahan pengawet yang kayu efektif?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui apakah ekstraksi urea dan buah bintaro dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet kayu.2. Untuk mengetahui berapa lama waktu perendaman yang paling ideal sebagai pengawet yang kayu efektif.3. Untuk Mengetahui berapa proporsi ideal ekstraksi tersebut sebagai bahan pengawet yang kayu efektif.

1.4 Luaran Yang DiharapkanPada penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan produk larutan ekstraksi buah bintaro dan urea yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pengawet kayu.

1.5 Kegunaan1. Sebagai obat pengusir rayap dari bahan herbal dengan efektifitas yang tinggi.2. Sebagai pengetahuan akan kemampuan urea dan bintaro dalam mengusir rayap yang nantinya bisa di informasikan ke publik. Mengingat bahwa proses pembuatan bahan pengawet tersebut sangat sederhana dan bahan yang mudah ditemukan.3. Sebagai cara untuk meningkatkan daya guna buah bintaro yang keberadaannya melimpah.

BAB IITARGET LUARAN

2.1 Target Penelitian Skala MingguanNoKegiatan waktuBulan ke-1Bulan ke-2Bulan ke-3Bulan ke-4Bulan ke-5

12341234123412341234

1Survei sarang rayap

2Pengadaan alat dan bahan

3Pembuatan Bahan Pengawet dan Perendaman benda uji ke dalam bahan pengawet tersebut

4Penempatan Benda Uji pada Sarang Rayap

5Analisa Hasil & Penyusunan Laporan

6Presentasi

2.2 Target Penelitian Skala TahunanTahun:2014Target:Menguji pengaruh Uban terhadap pengawetan kayu sertakonsentrasi idealnyaTahun:2015Target:Menguji reaksi penambahan bahan lain untuk menyempurnakan produk UbanTahun:2016Target:Menguji pengaruh uban yang termodifikasi untuk berbagaimacam jenis kayuTahun:2017Target:Pembuatan kemasan Uban skala produksi untuk dipasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) sebagai pengawet kayu terhadap serangan rayap dilihat pada visual benda uji sebagai deteksi awal dan untuk mengetahui berapa lama perendaman serta konsentrasi campuran uban yang paling efektif untuk mengawetkan kayu pada tahap tahap awal deteksi.

3.1 Waktu dan Tempat PengujianPengujian terhadap benda uji dilakukan selama 1 bulan. Sedangkan tempat pengujian dilakukan pada suatu tempat di mana terdapat sarang rayap. Ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi pengaruh ekstrasi uban secara ekstrim.3.2 Bahan dan Peralatan PengujianBahan pengujian adalah kayu sengon, buah bintaro, urea. Sedangkan peralatan pengujian menggunakan gergaji mesin, timbangan, kaliper, oven, blender, gelas ukur, ember plastik, kompor, panci saringan, kamera, ballpoint, kertas.

3.3 Benda Uji Benda uji yang dimaksud adalah kayu sengon yang sudah dipotong dengan ukuran (5 x 7 x 15) cm, sebanyak 50 buah. Teknik pengawetan yang digunakan adalah rendaman yaitu dengan merendam benda uji ke dalam ember yang sudah berisi campuran urea dan ekstraksi buah bintaro dengan perbandingan konsentrasi berturut-turut adalah 50%-50%, 30%-70%, 70%-30%.

3.4 Pelaksanaan PengujianBerikut merupakan urutan tahap pembuatan uban :1. Menyiapkan buah bintaro dengan kondisi yang baik. 2. Memisahkan buah bintaro dari bijinya.3. Memblender buah bintaro yang sudah terpisah dari bijinya.4. Menuangkannya ke dalam ember, penuangan dilakukan dengan ketentuan proporsi rencana.5. Memasukkan urea ke dalam ember tersebut sesuai dengan proporsi rencana. 6. Mengaduk.Berikut merupakan urutan tahap pelaksanaan pengujian :1. Memberi kode pada benda uji.2. Mengukur berat dan dimensi benda uji.3. Mengeringkan benda uji ke dalam oven dengan suhu 105oC sampai keadaan kering oven.4. Mengambil benda uji untuk ditimbang sehingga didapat diketahui berat kering dan kadar airnya.5. Memasukan benda uji ke dalam ember yang telah terisi oleh larutan uban, benda uji direndam sesuai dengan variabel waktu yang direncanakan.6. Mengangkat benda uji kemudian menimbangnya untuk diketahui kadar uban di dalam benda uji.

Tabel 3.1 Kebutuhan Benda UjiBenda UjiJenis Anti RayapKonsentrasiLama PerendamanJumlahTotal

Sampel AEkstrak Buah Bintaro dan Urea50% dan 50%1 jam1 buah3 buah

2 jam1 buah

3 jam1 buah

Sampel BEkstrak Buah Bintaro dan Urea30% dan 70%1 jam1 buah3 buah

2 jam1 buah

3 jam1 buah

Sampel CEkstrak Buah Bintaro dan Urea70% dan 30%1 jam1 buah3 buah

2 jam1 buah

3 jam1 buah

Sampel D---1 buah1 buah

3.5 Paradigma PengujianBerikut merupakan skema atau alur pengujian terhadap benda uji :Selang 32 hariStudi Literatur

Pengadaan Alat dan Bahan

Menimbang Berat Awal Benda Uji (W1)

Pembuatan Uban :1.Blending Buah Bintaro2. Penambahan Larutan Urea dengan Variabel KonsentrasiPerendaman Benda Uji dengan Variabel Lama PerendamanPengeringan Benda Uji oleh Oven + 105 OC

Penempatan Benda Uji di Sarang Rayap

Hasil :1.Pengamatan Visual2. Penimbangan Berat (W2)Analisa Data :1.Kehilangan Berat (W2-W1)2. Judifikasi Visual Benda UjiKesimpulanAlur PengujianSurvey Lokasi Sarang Rayap

Persiapan Bahan Ubin : Buah Bintaro, Urea, Aquades.Persiapan Bahan Benda Uji : Kayu Sengon

3.6 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan data yaitu dengan melakukan pengamatan dan perhitungan. Hal-hal yang diamati adalah12

1. 2. Data pengukuran berat3. Data lama perendaman

Sementara data-data yang dihitung adalah :1. 2. Berat jenis3. Absorbsi 4. Kehilangan berat

3.7 Teknik Analisis DataTeknik analisis data dilakukan dengan cara membandingkan antara satu benda uji dengan benda uji lainnya. Perbandingan dilakukan terhadap perlakuan meliputi konsenstrasi uban, dan lama perendaman. Perbandingan juga dilakukan terhadap tampilan visual benda uji (setelah pengujian), kehilangan berat dan kadar air yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

................................................(1)Berat Jenis...............................................................................(2)Uban yang terefektif adalah uban yang menghasilkan kehilangan berat terkecil, rumus kehilangan berat dihitung dengan,

.......................(3)Sehingga dapat dibandingkan dari masing-masing benda uji untuk memcari lama perendaman dan konsentrasi terefektif.

BAB IVHASIL YANG DICAPAI

4.1 Kesesuaian Jenis dan Jumlah Luaran yang telah DihasilkanTabel 4.1 Kemajuan KegiatanNoIndeks KeberhasilanKetercapaian

1Konsultasi dengan dosen pembimbingTelah dilaksanakan

2Diskusi pengadaan material dan sistematika pelaksanaan kegiatanTelah dilaksanakan

3Survai lokasi sarang rayapTelah dilaksanakan

4Peminjaman laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Universitas DiponegoroTelah dilaksanakan

5Diskusi perancangan stoikiometri larutanTelah dilaksanakan

6Pemetikkan buah BintaroTelah dilaksanakan

7Pembelian blender, aquadest, pupuk urea, kertas, tali rafia, ember, cat, dan kayu sengon.Telah dilaksanakan

8Pembuatan plankTelah dilaksanakan

9Pemberian label pada benda ujiTelah dilaksanakan

10Pembuatan ekstrak buah bintaro Telah dilaksanakan

11Pembuatan larutan campuran ekstrak buah Bintaro dan ureaTelah dilaksanakan

12Perendaman benda ujiTelah dilaksanakan

13Pemasangan plank dan pagar pada sarang rayap Telah dilaksanakan

14Penempatan benda uji pada sarang rayapTelah dilaksanakan

15Pengawasan benda uji pada sarang rayapProses

16Analisa hasilBelum dilaksanakan

17Pengumpulan dokumentasi dan evaluasi kegiatanBelum dilaksanakan

18Penyusunan Laporan AkhirBelum dilaksanakan

4.2 Persentase Hasil terhadap Keseluruhan Target KegiatanKetercapaian dari target kegiatan kami yang disusun menurut indeks keberhasilan jangka pendek (IKJP) telah terlaksana 80%, namun dalam keberhasilan kegiatan yang kami lakukan masih perlu peningkatan.

BAB VPOTENSI HASIL

Manfaat dari artikel ilmiah ini adalah untuk meneliti kandungan dari buah bintaro dan urea sebagai salah satu alternative bahan pengawet kayu terhadap serangan rayap. Luaran yang di dapatkan dari artikel ini adalah produk cairan pengawet kayu terhadap serangan rayap yang dapat dipatenkan dan diproduksi secara masal untuk selanjutnya dikomersilkan dan dikembangkan sehingga memiliki nilai jual yang dapat berpengaruh positif pada perekonomian masyarakat.

BAB VIRENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Adapun untuk kelanjutan kegiatan kami rencanakan sebagai berikut:1. Untuk selanjutnya diteruskan pengawasan terhadap beda uji dan setelah sampai pada lama pengujian yang ditentukan dilaksanakan analisa dengan mengukur perubahan massa benda uji dan pengamatan secara visual.2. Setelah diperoleh hasil yang diharapkan, dilakukan pembuatan artikel ilmiah mengenai kegiatan yang kami lakukan.3. Memproduksi larutan secara masal dan kontinyu yang ditujukan pada tempat penyimpanan kayu di toko-toko yang bersangkutan.4. Apabila diperoleh hasil yang kurang sesuai harapan, dilakukan evaluasi dan perbaikan berdasarkan hasil yang diperoleh pada analisa hasil.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana

NoJenis KegiatanRincian Biaya

JumlahSatuanHarga SatuanTotal Harga

1Biaya Transportasi

a. Survei lokasi sarang rayap di Bojonegoro1PPRp 100,000.00Rp 100,000.00

b. Pembelian material campuran larutan2PPRp 50,000.00Rp 100,000.00

c. Penempatan benda uji di Bojonegoro1PPRp 100,000.00Rp 100,000.00

Sub TotalRp 300,000.00

2Biaya Administrasi

a. Print proposal270lembarRp 500.00Rp 135,000.00

b. Jilid proposal12JilidRp 3,000.00Rp 36,000.00

c. Flashdisk1BarangRp 50,000.00Rp 50,000.00

d. Pulsa5BulanRp 50,000.00Rp 100,000.00

e. Sewa laboratorium3Minggu Rp 500,000.00Rp 1,500,000.00

f. Internet5BulanRp 40,000.00Rp 200,000.00

Sub TotalRp 2,021,000.00

3Biaya Peralatan & Bahan

a. Mesin blender1barangRp 250,000.00Rp 250,000.00

b. Ember8SetRp 37,500.00Rp 300,000.00

c. Penggaris1BarangRp 10,000.00Rp 10,000.00

d. Kertas & alat tulis1PasangRp 5,000.00Rp 5,000.00

e. Palu1BarangRp 50,000.00Rp 50,000.00

f. Kayu sengon2LonjorRp 17,000.00Rp 34,000.00

g. Urea10literRp 10,000.00Rp 30,000.00

h. Aquadest10literRp 600.00Rp 6,000.00

i. Drijen1BarangRp 13,500.00Rp 13,500.00

j. Kayu patok2LonjorRp 17,000.00Rp 34,000.00

k. Cat1BarangRp 7,500.00Rp 7,500.00

l. Paku24BijiRp 1,000.00Rp 24,000.00

m. Rafia1IkatRp 6,000.00Rp 6,000.00

n. Kuas1BarangRp 5,000.00Rp 5,000.00

Sub TotalRp 775,000.00

4Lain-Lain

a. Pemotongan kayu sengon11Rp 15,000.00Rp 15,000.00

b. Fotokopi literatur20lembarRp 350.00Rp 7,000.00

c. Dokumentasi4BulanRp 100,000.00Rp 100,000.00

Sub TotalRp 122,000.00

TotalRp 3,218,000.00

Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan

Pengambilan Buah Bintaro di Widya Puraya Universitas Diponegoro

Pembelian Kayu Sengon

Pemberian Label pada Benda Uji

Persiapan Bahan Larutan

Blender Buah Bintaro

Pembuatan Lautan Ekstrak Bintaro & Urea

Penjemuran Benda Uji yang telah Direndam