Isi Karya Tulis Jakarta

110
BAB II OBJEK KUNJUNGAN A. KALIURANG Gb. 1.1 Kaliurang Kaliurang yang secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti “Sungai Udang”, adalah sebuah tempat wisata yang terletak di provinsi Yogyakarta. Persisnya Kaliurang terletak di Kabupaten Sleman, di perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Kaliurang merupakan sebuah tempat wisata yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak di kaki gunung Merapi, dapat dicapai dari Jl. Kaliurang lurus terus ke arah gunung Merapi, atau Timur Laut kota Yogyakarta. Kaliurang berada pada ketinggian ±878 m dpl mengambil tempat di selatan Gunung Merapi atau sekitar 25 km dari

description

Kunjungan di Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung

Transcript of Isi Karya Tulis Jakarta

Page 1: Isi Karya Tulis Jakarta

BAB II

OBJEK KUNJUNGAN

A. KALIURANG

Gb. 1.1 Kaliurang

Kaliurang yang secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti “Sungai

Udang”, adalah sebuah tempat wisata yang terletak di provinsi Yogyakarta.

Persisnya Kaliurang terletak di Kabupaten Sleman, di perbatasan dengan provinsi

Jawa Tengah. Kaliurang merupakan sebuah tempat wisata yang terletak di

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak di kaki gunung

Merapi, dapat dicapai dari Jl. Kaliurang lurus terus ke arah gunung Merapi, atau

Timur Laut kota Yogyakarta. Kaliurang berada pada ketinggian ±878 m dpl

mengambil tempat di selatan Gunung Merapi atau sekitar 25 km dari Kota

Yogyakarta. Udaranya yang sejuk, antara 20°-25°C, cocok sebagai tempat untuk

beristirahat.

Akses menuju ke Kaliurang sangat mudah. Setidaknya dengan jalan kaki

atau menumpang angkutan bus, kol (Colt), taxi, ojek atau becak (jarang yang

mau), melewati Jalan Kaliurang. Kaliurang adalah sebuah resor atau tempat

peristirahatan karena sejuknya udaranya. Maka di sini didapatkan banyak vila-vila

penginapan, kebanyakan orang sektar menyebutnya wisma. Tempat yang paling

Page 2: Isi Karya Tulis Jakarta

banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri adalah Tlaga

Putri.

Tempat – tempat menarik yang ada di area obyek wisata Kaliurang antara lain :

1. Taman Bemain Anak

Taman Bermain memiliki luas sekitar 10.000 m² yang dilengkapi

fasilitas seperti ayunan, taman, mobil – mobilan untuk anak, jungkat –

jungkit, dan sebagainya.

2. Gardu Pandang

Gb. 1.2 Gardu Pandang

Gardu Pandang berlokasi ditepi Kali Boyong yang terkenal karena

terlanda awan panas dalam tahun 1994. Gunung Merapi dapat dilihat

dengan jelas oleh mata saat pagi hari. Menjelang siang Gunung Merapi

tertutup oleh kabut sehingga pengunjung tidak bisa melihat Gunung

Merapi.

3. Wisma Kaliurang

Page 3: Isi Karya Tulis Jakarta

Wisma Kaliurang merupakan bangunan bersejarah, dimana terjadi

Perundingan Khusus antara Republik Indonesia dengan Komisi Tiga

Negara pada 13 Januari 1948. Perundingan Kaliurang ini melahirkan

Notulen Kaliurang. Republik Indonesia di wakili oleh Presiden Soekarno ,

Wapres Moh Hatta , PM Syahrir dan Jendral Soedirman. Sedangkan

Delegasi Belanda diwakili oleh Paul Van Zeelan (Belgia), Richard Kirby

(Ausralia), dan Dr Frank Graham (USA). Di dalam perundingan, Frank

Graham mengucapkan ungkapan populer, yaitu “You are what you are

from bullets to the ballots.”

4. Bukit Turgo dan Plawangan

Gb. 1.3 Bukit Turgo

Pemandangan Bukit Turgo dari Bukit Plawangan. Bukit Turgo dan

Plawangan menawarkan pemandangan alam yang asri dan arena olah raga

lintas alam. Wisatawan dapat menikmati hutan tropis yang masih tertata

rapi serta batuan Merapi tua yang berumur sekitar 40.000 tahun. Dicelah

dua bukit ini, sisi timur Turgo dan sisi barat Plawangan pernah dilanda

awan panas pada Letusan November 1994

Page 4: Isi Karya Tulis Jakarta

5. Pos Pengamatan Kaliurang

Gb. 1.4 Pos Pengamatan

Pos Pengamatan Kaliurang terletak di sisi selatan memilki ketinggian

±864 m dpl. Jarak dari puncak 6,0 km Posisi geografi 7° 36,05’ LS & 110°

25,48’ BT. Terdapat alat pendeteksi gempa yang disebut seismograf.

Fungsinya untuk memonitor aktivitas Gunung Merapi. Selain itu, terdapat

menara dengan ketinggian ±50 meter untuk melihat Gunung Merapi. Di

dalam ruang pos pengamatan, terdapat foto – foto Gunung Merapi saat

erupsi dan pengungsian penduduk sekitar lereng  Gunung Merapi.

6. Bukit Pronojiwo

Page 5: Isi Karya Tulis Jakarta

Gb. 1.5 Bukit Pronojiwo

Melihat Gunung Merapi dari Bukit Pronojiwo. Berada di area hutan

wisata Kaliurang. Berjalan kearah timur di samping kiri kanan akan

melihat beberapa ekor monyet yang berloncatan dan berayun di dahan,

tangga batu yang memanjang sejauh 900 meter. Pada pagi hari di puncak

Pronojiwo akan melihat dengan jelas pemandangan Gunung Merapi di saat

cuaca cerah tanpa kabut.

Perjalanan menuju kaliurang dari arah Jogja akan mengingatkan kita pada

lukisan pemandangan saat masih di taman kanak-kanak. Sebuah gunung dengan

jalan di tengahnya serta hamparan hijau yang membentang di kedua sisinya

dihiasi dengan rumah penduduk, akan menghilangkan penat dalam bingkai

lukisan alam. Diselimuti angin yang berhembus sejuk, bahkan di saat mentari

tepat di atas kepala, kesejukan itu masih terasa. Udara yang menari melewati

pepohonan dan turun dengan gemulai, memberi rasa segar ketika menerpa tubuh.

Pemandangan Gunung Merapi memberi sensasi tersendiri di kawasan ini.

Bagaikan seorang gadis desa yang menutup tabirnya bila sengaja diperhatikan,

gunung ini akan tertutup kabut seolah malu bila sengaja datang untuk melihatnya.

Menyusur sisi barat Bukit Plawangan sejauh 1100 meter, menempuh perjalanan

lintas alam, melalui jalan tanah yang diapit pepohonan dan lereng rimbun, deretan

22 gua peninggalan Jepang menjadi salah satu keunikan wisata alam Kaliurang.

Di samping keindahan alamnya, Kaliurang juga mempunyai beberapa

bangunan peninggalan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan

Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai

Page 6: Isi Karya Tulis Jakarta

tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang

sebagian bangunannya berada di bawah tanah. Museum ini menguak misteri

kebudayaan dan nilai-nilai sejarah Jawa, terutama yang berhubungan dengan putri

Kraton Yogyakarta dan Surakarta pada abad ke-19.

Bersantai dengan keluarga, orang tua bisa bersantai sambil mengawasi

anak-anak bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Di dalam taman seluas 10.000

meter persegi anak-anak bisa bermain ayunan, perosotan, atau berenang di kolam

renang mini. Selain itu di taman yang dihiasi oleh patung jin ala kisah 1001

malam dan beberapa jenis hewan ini, anak-anak juga bisa bermain mini car atau

memasuki mulut patung seekor naga yang membentuk lorong kecil dan berakhir

di bagian ekornya.

Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman

Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang

Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Bermain

ayunan atau bercanda bersama keluarga di taman bermain yang berada di dalam

taman wisata, rasa lelah akan lebur dalam rimbunnya taman perhutani.

Page 7: Isi Karya Tulis Jakarta

Gb. 1.6 Monyet di Kaliurang

Melangkahkan kaki menyusuri sisi timur, melihat beberapa ekor monyet

yang berloncatan dan berayun di dahan, menikmati kicau burung di jalur berbatu

susun dan tangga berundak di jalan menanjak sejauh 900 meter; mungkin akan

sedikit melelahkan, tetapi pemandangan Gunung Merapi di saat cuaca cerah dari

Bukit Pronojiwo, akan menggantikan rasa lelah dengan kekaguman. Air minum

yang dijual oleh wanita penjaja minuman di puncak Pronojiwo bisa melepas rasa

dahaga sambil menikmati Merapi yang berdiri tegak di tengah rimbunnya

hamparan hijau. Setiap hari libur, Merapi bisa dilihat melalui teropong yang

disewakan dengan tarif Rp.3000 selama 30 menit.

Sesampainya kembali di lokasi taman bermain, bersantailah sejenak di

Tlogo Muncar. Meredakan letih sambil menikmati air yang terjun di sela-sela

bebatuan. Biasanya air akan mengalir dengan deras di musim penghujan.

Gb 1.7 Kereta Kelinci

Jika ingin menikmati pemandangan Kaliurang, para pengunjung bisa

berkeliling menggunakan kereta kelinci yang dikenal dengan istilah sepoer.

Kendaraan ini biasa mangkal di depan taman wisata yang dipenuhi dengan kios-

kios penjaja makanan. Jalur yang dilaluinya mengitari kawasan wisata Kaliurang

dari timur ke barat. Melewati gardu pandang yang terletak di sebelah barat,

Page 8: Isi Karya Tulis Jakarta

Merapi akan terlihat jelas ketika cuaca cerah. Tarif untuk menaiki kendaraan ini

Rp.3.000 per orang jika yang naik minimal tujuh orang. Untuk perjalanan

eksklusif, Rp.20.000 akan membuat perjalanan layaknya seorang bangsawan.

Bila ingin merasakan sejuknya angin dan heningnya malam di Kaliurang,

berbagai villa, bungalow, pesanggrahan atau pondok wisata bisa menjadi pilihan.

Tarifnya juga beragam, mulai dari yang 25 ribuan hingga 200 ribuan. Beberapa

penginapan yang bisa anda nikmati, antara lain: Bukit Surya (paling disarankan),

Puri Indah Inn (bintang 3), Wisma Sejahtera, dll.

Sebelum pulang pastikan untuk membawa sedikit oleh-oleh yang

dijajakan. Mulai dari buah-buahan produksi petani lokal hingga makanan khas

yakni tempe dan tahu bacem serta jadah (makanan yang terbuat dari beras ketan

dan parutan kelapa).

Hamparan hijau di kaki gunung, udara sejuk dan segala paket kemewahan

alamnya, akan meredakan segala kepenatan dan memberikan kesegaran dari hiruk

pikuknya perkotaan.

Berbagai villa dan tempat peristirahatan lain tersedia di daerah ini.

Terletak sekitar 24 kilometer di sebelah utara kota Jogja, Kaliurang dapat menjadi

tempat pelarian dari penatnya kehidupan kota. Hawanya yang sejuk mampu

mengembalikan kesegaran badan dan pikiran. Namun, tak jarang pula Kaliurang

dijadikan lokasi untuk mengadakan rapat atau pertemuan penting. Selain tempat

beristirahat, Kaliurang juga menyediakan tempat untuk berkemah dan jalur-jalur

yang dapat dilalui untuk trekking.

Page 9: Isi Karya Tulis Jakarta

Villa-villa yang ditawarkan di Kaliurang memiliki berbagai macam variasi

harga sewa mulai dari Rp 150.000,- per malam. Selain villa, ada pula motel-motel

yang menyewakan per kamar dengan harga bervariasi. Sebagai pelengkap,

tersedia pula restoran dan tempat makan yang menyediakan berbagai macam

masakan, baik tradisional maupun internasional.

Menggunakan kendaraan bermotor, perjalanan selama 45 menit dari Jogja

dapat ditempuh dengan mudah. Retribusi yang ditarik pun masih wajar dan tidak

terlalu mahal. Perjalanan ke Kaliurang pun tak akan mengecewakan walaupun

Anda tak mempunyai banyak waktu untuk menikmatinya.

Bila mengunjungi Kaliurang, jangan lupa untuk singgah sebentar dan

membeli makanan khas Kaliurang yang berupa jadah, yaitu makanan yang terbuat

dari ketan. Tempe dan tahu bacem akan menjadi pelengkap dari jadah, walaupun

jadah cukup lezat untuk dimakan tanpa pelengkap

B. MASJID AT-TIN

Gb. 2.1 Masjid At-Tin

Page 10: Isi Karya Tulis Jakarta

Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII.

Masjid lainnya adalah Masjid Diponegoro (TMII). Masjid yang mulai dibangun

pada April 1997 ini menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan

kapasitas sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup

dan plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka

secara umum pada tanggal 26 November 1999.

Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang

merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah

ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an. Nama surah itu adalah At-Tin yang

berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercayai

mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya.

Selain diinspirasi dari surah Al-Qur‘an, pemberian nama At-Tin

sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan

Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau lengkapnya Hj. Fatimah Siti

Hartinah Soeharto. Memang, pendirian Masjid At-Tin sejak awal merupakan

usaha anak-cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibunda/nenek mereka.

Pendirian masjid ini terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang

merupakan yayasan milik anak-keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karenanya,

nama At-Tin tentu dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus

dari anak/cucu kepada ibunda/nenek mereka.

Arsitektur Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri,

baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar

Page 11: Isi Karya Tulis Jakarta

ruangannya. Arsitek masjid ini adalah Fauzan Noe‘man dan Ahmad Noe‘man.

Fauzan Noe'man merupakan anak dari Ahmad Noe'man.

Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan lekukan bentuk anak

panah pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya.

Lekukan anak panah ini terlihat secara jelas pada bagian muka masjid dari arah

pintu masuk. Dengan begitu, wisatawan yang berkunjung ke masjid ini akan dapat

melihat dengan leluasa lekukan-lekukan panah yang ditampilkan, sebelum

memasuki ruang dalam masjid.

Pada bagian muka (sisi timur) masjid, terdapat taman luas dengan

pepohonan rindang yang mengitari plaza berbentuk lingkaran yang terbuat dari

marmer berwarna krem. Dari plaza menuju arah muka masjid, terdapat jalan yang

terletak di kanan dan kiri plaza. Bagian muka masjid tersebut secara terinci

menampilkan tiga lekukan anak panah yang bagian tengahnya didominasi dengan

warna abu-abu. Motif yang ditampilkan pada lekukan berbentuk anak panah ini

sepintas menyerupai tebaran bunga, karena dihiasi oleh sejumlah gambar bermotif

bunga di tengahnya. Selain tiga lekukan berbentuk anak panah tersebut, juga

terdapat dua lekukan anak panah lagi (ukurannya lebih kecil) pada sisi kanan dan

kiri dinding masjid.

Selain itu juga tampak dari bagian muka masjid sebuah kubah utama yang

diapit oleh empat kubah kecil. Pada bangunan kubah-kubah kecil ini juga

dipenuhi lekukan berbentuk anak panah yang lebih tinggi dan runcing.

Mencoloknya lekukan, konstruksi, dan ornamen yang berbentuk anak

panah pada tiap bagian masjid ini memberikan gambaran bahwa rancang bangun

Page 12: Isi Karya Tulis Jakarta

masjid At-Tin didesain se-minimal mungkin untuk mengekspos elemen estetis

terputus dengan mengedepankan gerakan geometris yang terus bersambung

seperti yang tergambar dalam sudut masing-masing anak panah yang saling

berhubungan. Bentuk anak panah ini memiliki makna agar umat manusia tidak

pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah—seperti terlukis dalam bentuk anak

panah—mulai dari titik awal hingga titik akhir.

Kekhasan lain yang terdapat pada masjid ini adalah pintu masuk utama

masjid yang terdiri dari dua dinding tanpa daun pintu. Pintu masuk ini juga

berbentuk seperti anak panah. Setelah melewati pintu utama, pengunjung akan

disuguhi kolam air mancur yang pada bagian pinggirnya dapat berfungsi sebagai

tempat duduk para pengunjung. Kolam air mancur dengan keramik warna hijau

muda ini juga berbentuk seperti anak panah. Dari arah pintu utama, pengunjung

dengan mudah dapat menuju ke arah lantai dasar yang digunakan untuk ruang

serbaguna, tempat wudu (pria/wanita), ruang mushaf, ruang rapat kecil,

perpustakaan, ruang audiovisual, dan ruang internet. Selain ruang-ruang tertutup

ini, area lantai dasar masjid ini dikelilingi teras terbuka di mana para pengunjung

dapat dengan leluasa melihat ke arah taman.

Lantai dasar masjid ini dikelilingi oleh tangga-tangga sebagai jalan

menuju ke arah lantai satu. Melalui pintu utama, para pengunjung dapat

menggunakan dua tangga utama dan sebuah eskalator pada sisi kanan menuju

lantai satu. Alternatif lainnya, pengunjung juga dapat menggunakan empat tangga

lain yang terdapat di sudut kanan kiri masjid serta satu tangga di bagian belakang

masjid.

Page 13: Isi Karya Tulis Jakarta

Ruang utama untuk sholat terletak di lantai satu. Di ruang ini tampak tujuh

lekukan berbentuk anak panah dari keramik warna hijau tua pada bagian

dindingnya. Bagian tengahnya difungsikan sebagai mihrab dan mimbar. Pada

bagian sisi kanan dan kiri ruangan yang berhubungan dengan ruang teras samping

ini dibatasi oleh penyekat kayu ukir yang setiap saat bisa dibongkar-pasang.

Pengunjung yang berada di ruangan ini dapat melihat kerangka kubah dari dalam.

Saat pengunjung mengamati bagian dalam kubah akan tampak lempengan baja

tipis pada ketinggian tertentu dengan warna dasar hijau yang dikelilingi oleh kaca

patri berwarna hijau-merah-kuning dan biru. Sehingga, saat matahari bersinar,

cahaya yang masuk akan dipantulkan dan membentuk kombinasi warna yang

mengagumkan.

Berbeda dengan masjid pada umumnya, penggunaan ornamen kaligrafi

dalam masjid ini sangat minim. Ornamen kaligrafi hanya nampak pada dinding

bagian atas ruang solat utama (lantai satu) dan sepanjang dinding pada lekukan

anak panah di area mihrab dan mimbar. Dengan menggunakan cat warna hijau

muda, tampak tulisan ayat-ayat Al-Qur‘an mengitari dinding ruang sholat utama

yang juga bisa dilihat dari arah mezanin.

Secara umum, masjid At-Tin dikelilingi oleh koridor-koridor dengan atap

yang dibentuk seperti anak panah. Koridor ini merupakan sarana bagi para

pengunjung berjalan kaki menuju gedung utama masjid. Selain itu, koridor ini

juga sering digunakan untuk sholat, saat jemaah tidak lagi tertampung di dalam

masjid. Mungkin, tujuan lain dari pembuatan koridor ini juga untuk menghindari

rusaknya taman akibat diinjak oleh pengunjung. Taman ini memang banyak

ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman, seperti palm, tanaman merambat, dan

Page 14: Isi Karya Tulis Jakarta

rerumputan. Sekilas taman ini nampak seperti padang rumput yang terpetak-petak

karena diberi jalur setapak bagi pejalan kaki. Di area rerumputan ini juga terdapat

empat kolam air mancur berbentuk bunga mekar yang pada bagian dindingnya

bisa difungsikan sebagai kran tempat wudu.

Masjid At-Tin memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti warung

makan, ruang rekreasi/TV, ruang internet, perpustakaan, rumah dinas Imam

Besar, mess muazin, rumah penjaga, ruang kegiatan, ruang kelas, dan lahan parkir

yang dapat menampung 100 sepeda motor, 8 bus, dan 350 mobil. Di samping

fasilitas-fasilitas pendukung, masjid ini juga sering menyelenggarakan kegiatan

seperti diskusi tema khutbah sebelum sholat jumat, kuliah Ahad Duha berbentuk

cermah dan diskusi, pengajian tafsir Al-qur‘an (Tafsir Jalalain) setiap Minggu

pagi (08.00—11.00 WIB), pengajian karyawan, seminar keagaman, tablig akbar,

dan peringatan hari besar Islam.

C. UNIVERSITAS INDONESIA

Gb. 3.1 Balairung UI

Page 15: Isi Karya Tulis Jakarta

Visi

"Menjadi Universitas Riset Kelas Dunia"

Misi

Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi berbasis riset untuk pengembangan

Ilmu, Teknologi, Seni dan Budaya.

Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi yang mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf dan kualitas kehidupan

masyarakat Indonesia serta kemanusiaan.

Tujuan

Mempertahankan reputasi UI sebagai universitas terbaik di Indonesia

dengan menghasilkan kualitas lulusan yang mampu bersaing di pasar global dan

kualitas riset yang bertaraf internasional serta menghasilkan produk Research &

Design yang dapat mendukung daya saing Internasional.

Universitas Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka,

multi budaya, dan humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. UI saat ini

secara simultan selalu berusaha menjadi salah satu universitas riset atau institusi

akademik terkemuka di dunia. Sebagai universitas riset, upaya-upaya pencapaian

tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara

regional dan global selalu dilakukan. Sementara itu, UI juga memperdalam

komitmen dalam upayanya di bidang pengembangan akademik dan aktifitas

penelitian melalui sejumlah disiplin ilmu yang ada dilingkupnya.

Page 16: Isi Karya Tulis Jakarta

UI berdiri pada tahun 1849 dan merupakan representasi institusi pendidikan

dengan sejarah paling tua di Asia. Telah menghasilkan lebih dari 400.000 alumni,

UI secara kontinyu melanjutkan peran pentingnya di level nasional dan dunia.

Bagaimanapun UI tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi institusi

pendidikan berkualitas tinggi, riset standar dunia dan menjaga standar gengsi di

sejumlah jurnal internasional nomor satu.

Dengan predikat sebagai kampus terbaik negeri ini, UI secara aktif

mengembangkan kerja sama global dengan banyak perguruan tinggi ternama

dunia. Beberapa universitas terkemuka yang saat ini tercatat memiliki perjanjian

dengan UI diantaranya adalah: Washington University, Tokyo University,

Melbourne University, Sydney University, Leiden University, Erasmus

University, Kyoto University, Peking University, Tsinghua University, Australian

National University, and National University of Singapore. Selain itu, UI saat ini

juga memperkuat kerjasamanya dengan beberapa asosiasi pendidikan dan riset

diantaranya: APRU (Association of Pacific Rim Universities) dengan peran

sebagai Board of Director, AUN (ASEAN University Network), and ASAIHL

(Association of South East Asia Institution of Higher Learning).

Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus

Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas

lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green campus karena hanya 25%

lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah

UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud hutan kota dimana di dalamnya

terdapat 8 danau alam. Sebuah area yang menjanjikan nuansa akademik bertradisi

yang tenang dan asri.

Page 17: Isi Karya Tulis Jakarta

Sejarah

Gb. 3.2 Gedung UI Tempo Dulu

Universitas Indonesia mengalami banyak sekali perubahan dalam

sejarahnya yang relatif panjang. Dari perspektif subtantif, lembaga ini ditetapkan

melalui Keputusan Pemerintah Nomor: 22, tanggal 2 Januari 1849 dan selanjutnya

pendidikan tersebut dimulai pada bulan Januari 1851 dengan nama, "Sekolah

Dokter Jawa" (Dokter java school). Pada akhir abad ke-19, Sekolah Dokter Jawa

dikembangkan lebih lanjut menjadi School tot Opleiding Van Inlandsche Artsen

(STOVIA) (1898).

STOVIA ditutup di tahun 1927 pada usianya yang ke-75 tahun. Sebagai

penggantinya, didirikan Sekolah Tinggi Kedokteran di tahun 1927 melengkapi

kehadiran 4 Sekolah tinggi lainya yang tersebar di beberapa kota. Keempat

sekolah tersebut yaitu: Sekolah Tinggi Tehnik di Bandung (1920), Sekolah Tinggi

Hukum di Batavia (1924) dan Sekolah Tinggi Sastra dan Budaya di Batavia

(1929). Sementara itu, di Bogor dikembangkan Sekolah Tinggi Pertanian. Kelima

Sekolah Tinggi tersebut merupakan cikal bakal fakultas-fakultas di bawah

naungan Nood Universiteit (Universitas Darurat) yang didirikan pada tahun 1946

Page 18: Isi Karya Tulis Jakarta

di Jakarta, pada masa awal pendudukan Belanda pasca Perang Dunia ke-2.

Nood Universiteit pada tahun 1947 berganti nama menjadi Universiteit van

Indonesie yang berkedudukan di Jakarta. Beberapa Guru Besar nasionalis

(diantaranya Prof. Mr. Djokosoetono), mengoperasikan Universiteit van Indonesie

di Ibu Kota Republik Indonesia yang pada saat itu berada di Jogjakarta. Kegiatan

akademik tersebut terpisah dari Induknya di Jakarta yang masih berada dalam

kekuasaan Belanda. Pada tahun 1949, pengakuan kedaulatan Rl oleh Belanda

berlangsung dan Ibu Kota kembali dipindahkan ke Jakarta. Universiteit van

Indonesie Jogjakarta dipindahkan kembali ke Jakarta. Hampir bersamaan dengan

hal tersebut didirikanlah Universitas Gadjah Mada di Jogjakarta di tahun 1949.

Pada tahun 1950, melalui serangkaian "ketegangan" antara Guru Besar

Nasionalis dengan Guru Besar Belanda, akhirnya Universiteit van Indonesie

berganti nama menjadi "Universitas Indonesia". Perguruan Tinggi ini mempunyai

beberapa Fakultas dibeberapa kota yaitu: Jakarta (Kedokteran, Hukum, Sastra dan

Budaya), Bandung (Tehnik), Bogor (Pertanian), Surabaya (Kedokteran Gigi),

serta Makasar (Ekonomi). Fakultas-fakultas diluar Jakarta pada tahun 1960-an

berdiri sendiri. Universitas Indonesia di Jakarta mempunyai kampus di Salemba

dan terdiri dari beberapa Fakultas seperti: Kedokteran, Kedokteran Gigi,

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Hukum, Ekonomi, dan Tehnik.

Pada perkembangan selanjutnya berdirilah Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, llmu Komputer dan kemudian

Fakultas Keperawatan.

Page 19: Isi Karya Tulis Jakarta

Pada tahun 1970-an hingga awal 1980-an, Universitas Indonesia

mempunyai 2 kampus utama, yaitu di Salemba dan Rawamangun. Pada tahun

1987, Universitas Indonesia membangun kampus baru di Depok di area seluas

320 ha. Mulai tahun tersebut Universitas Indonesia melepaskan Kampus

Rawamangun namun masih menggunakan Kampus Salemba untuk kegiatan

akademik Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi. Jumlah seluruh

area yang menjadi aset tanah Universitas Indonesia adalah sekitar 350 ha atau

sekitar 3.500.000 M2 (di Jakarta Pusat, Depok, Tangerang, dan Jakarta Timur).

Pada tahun 2000 Universitas Indonesia menjadi salah satu Perguruan

Tinggi dengan status Badan Hukum di Indonesia. Hal ini mengawali

implementasi gagasan otonomi kampus yang meliputi dua hal sebagai berikut:

Pertama, otonomi dalam hal pengembangan akademik. Kedua, adalah otonomi

pengelolaan keuangan. Otonomi tersebut memberi ruang bagi Universitas

Indonesia untuk berkembang dan memainkan peranan yang mendasar di era

masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

Dari catatan genealogis di atas, penting direnungkan bahwa kelangsungan

Ul seiring dengan perkembangan peradaban Indonesia khususnya dalam dunia

akademik. Dapat dikatakan bahwa Ul merupakan cikal bakal dan titik tolak

pencerahan untuk Indonesia modern. Ul menjunjung nama Indonesia dan hal ini

merupakan kebanggaan sekaligus tanggung jawab.

Dalam kaitan ini, Universitas Indonesia sebagai "universe", selayaknya

mempunyai kapasitas untuk menjadi motor peradaban dan kemanusian mencapai

"kemajuan" yang tidak abai pada keseimbangan antara orientasi nilai-nilai

Page 20: Isi Karya Tulis Jakarta

akademik, dengan moralitas dan seni. Dengan demikian, peradaban bangsa dan

kemanusiaan di Republik ini di masa datang seyogyanya ditandai oleh terciptanya

kemajuan, keadaban, kemakmuran, keadilan, kedamaian, demokrasi, serta

keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia adalah kampus yang modern,

dinamis, dan bersahabat sebagai tempat menempa ilmu bagi calon-calon

pemimpin bangsa. Berlokasi di dua tempat, yakni kampus Depok dan Salemba.

FEUI berkomitmen penuh dalam memberikan pelayanan prima bagi setiap

proses pengajaran pendidikan tinggi yang didukung fasilitas lengkap dan

memadai serta pengajar yang kompeten di bidangnya.

FEUI merupakan fakultas ekonomi tertua di Indonesia. Berdiri sejak 1950,

menjadikan FEUI unggul dan terdepan dalam pengalaman dan perkembangan

ilmu ekonomi dan bisnis. Hingga kini FEUI telah berhasil mencetak lulusan-

lulusan terbaik negeri yang berpotensi memegang peranan penting di ranah

pemerintahan Indonesia.

Kegemilangan FEUI di tataran nasional menjadi pemicu untuk terus

meningkatkan kualitas dan prestasinya agar dapat bersaing di tataran

internasional. Dengan bertambahnya jumlah riset dan publikasi ilmiah FEUI

dalam jurnal internasional, membuktikan kapasitas FEUI sebagai fakultas riset

(research faculty) yang diakui. Perkembangan kapasista FEUI sebagai Fakultas

Ekonomi bertaraf Internasional membuka peluang kerja sama Akademik dengan

beberapa universitas partner diantaranya Australian National University,

Page 21: Isi Karya Tulis Jakarta

Melbourne University, University of Groningen, Kobe University, Hiroshima

University, Yokohama National University, dan  Paris University of Nanterre-

Paris X.

Berbekal semangat integrasi, FEUI kini siap untuk menjadi bagian dari

Universitas Indonesia menuju World Class University dengan mengusung

Fakultas Ekonomi sebagai research faculty and world class economics and

business faculty. 

Sejarah FEUI

Gb 3.3 Universitas Indonesia

Universitas Indonesia merupakan gabungan dari Balai Perguruan Tinggi

Universitas Indonesia dan Universiteit van Indonesie. Pada awalnya, pendidikan

ekonomi masih merupakan jurusan sosial ekonomi pada Fakultas Hukum dan

Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Namun tidak lama setelah UI didirikan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk membuka Fakultas

Ekonomi untuk memberi jawaban akan kebutuhan sendiri.

Berbeda dengan beberapa fakultas lain seperti Fakultas Kedokteran,

Fakultas Teknik atau Fakultas Hukum di lingkungan Universitas Indonesia (UI)

Page 22: Isi Karya Tulis Jakarta

yang berasal dari beberapa sekolah tinggi yang sudah didirikan oleh pemerintah

Hindia Belanda sejak tahun 1920-an, embrio FEUI baru muncul setelah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. FEUI lahir ketika Republik Indonesia baru

berumur lima tahun, sehingga tak heran bila kelahiran FEUI masih dilingkupi

nuansa yang kental akan Indonesia yang baru saja merdeka. Untuk menjawab

tuntutan yang muncul pada masa awal kemerdekaan dan dirasa perlunya lembaga

pendidikan tinggi yang dapat mencetak ahli-ahli perekonomian dan pengelolaan

perusahaan untuk membangun Indonesia yang baru lepas dari penjajahan, maka

kemudian didirikanlah FEUI.

Jalinan kisah FEUI bermula tanggal 18 September 1950, ketika Jurusan

Sosial-Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) memisahkan diri

menjadi Fakultas Ekonomi-UI (FEUI). Pada saat yang bersamaan mahasiswa

Akademi Nasional yang juga mengkaji ilmu ekonomi bergabung dengan fakultas

baru tersebut. Maka jadilah mereka sebagai mahasiswa angkatan pertama di

FEUI. Uniknya, 300 mahasiswa tersebut diajar oleh staf pengajar yang jumlahnya

sangat terbatas, dan urusan administrasi pun ditangani oleh mahasiswa sendiri.

Bermula dari itu, maka 18 September 1950 resmi ditetapkan sebagai hari jadi

FEUI. Bisa dikatakan FEUI merupakan lembaga pendidikan tinggi ekonomi yang

tertua di Indonesia.

Gb. 3.4 Monumen Makara

Page 23: Isi Karya Tulis Jakarta

Logo & Filosofi

Lambang Universitas Indonesia diciptakan pada tahun 1952 oleh

Sumaxtono (nama aslinya Sumartono), mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa

Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, Bandung.

Ide dasar dari lambang tersebut adalah kala-makara, yang merupakan dua

kekuatan yang ada di alam: kala sebagai kekuatan di atas (kekuatan matahari) dan

makara sebagai kekuatan di bawah (kekuatan bumi). Kedua kekuatan itu

dipadukan dan distilir Sumaxtono menjadi makara yang melambangkan

Universitas Indonesia sebagai baik sumber ilmu pengetahuan, maupun hasilnya,

yang menyebar ke segala penjuru. Lambang Universitas Indonesia terdiri dari dua

unsur, yaitu: pohon dengan cabang- cabangnya dan makara.

Makna lambang Universitas Indonesia adalah sebagai berikut:

Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan pohon ilmu pengetahuan

dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat

akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan

senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian,

Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan

berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman.

Page 24: Isi Karya Tulis Jakarta

Gb. 3.5 Logo Universitas Indonesia

Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke

segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia

sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang

cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta

bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi

serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai

dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada.

Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono

kepada Srihadi (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada

tahun 1952. Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. - yang juga

pencipta lambang Institut Teknologi Bandung - tidak mengetahui kapan dan siapa

yang mengesahkan lambang UI tersebut. Yang pasti adalah, sampul buku

Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun

Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, BAndung, 120 hlm.) menggunakan

lambang Universitas Indonesia untuk pertama kali seperti yang dibuat oleh

Sumaxtono (tanpa bingkai segilima).

Page 25: Isi Karya Tulis Jakarta

D. TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Gb. 4.1 Istana Anak-Anak Indonesia Gb. 4.2 Logo TMII

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata

budaya di Jakarta. Terletak pada koordinat 6°18”LU6.8″LS,106°53′47.2″BT, di

tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan kepulauan

Indonesia yang besar dalam bentuknya yang kecil.

Sejarah

Adalah Siti Hartinah Soeharto—yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto—

mempunyai gagasan membangun kawasan wisata Taman Mini “Indonesia Indah”.

Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan

pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual.

Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada tanggal 28 Agustus

1968, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur

Indonesia pada rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No. 8,

Jakarta. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-

rumah adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-

fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia.

Page 26: Isi Karya Tulis Jakarta

Gagasan itu dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan

dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan

Indonesia dan wilayah Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.

Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati,

dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara yang juga dihadiri oleh Presiden,

Ibu Tien Soeharto dengan didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud

untuk pertama kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur

Indonesia “Indonesia Indah” di depan umum. Berbagai saran, tanggapan, dan

pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat pun muncul, yang sebagian besar

mendukung pembangunan proyek tersebut. Pada tanggal 11 Agustus 1971,

dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk

membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5

bulan.

Lokasi pembangunan proyek awalnya berada di daerah Cempaka Putih, di

atas tanah seluas + 14 hektar. Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin

menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo,

dengan luas tanah ± 100 hektar. Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti

perkembangan kota Jakarta di kemudian hari. Ibu Tien Soeharto menerima saran

tersebut, karena dengan lahan yang lebih luas memungkinkan proyek miniatur

Indonesia menampilkan rumah-rumah adat daerah dan bangunan-bangunan lain

dalam ukuran yang sebenarnya.

Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara

bersinambung. Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia

Page 27: Isi Karya Tulis Jakarta

berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung

Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan

penyediaan kaveling tiap-tiap bangunan. Rancangan bangunan lain, seperti

bangunan khas tiap daerah, dikerjakan oleh berbagai biro arsitek, sedang Nusa

Consultants hanya membantu menjaga keserasian secara keseluruhan.

Berkat kegotong-royongan semua potensi nasional: masyarakat di sekitar

lokasi, pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat

lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama

dinyatakan selesai. Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini “Indonesia Indah”

diresmikan pembukaannya oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, Presiden

Soeharto.

Gagasan dan Sumber IIham

Gb 4.3 Ibu Tin

Page 28: Isi Karya Tulis Jakarta

Tiada ketenaran tanpa awal gagasan dan karya yang mewujudkannya.

Ketenaran Taman Mini "Indonesia Indah" di seluruh Nusantara dan di berbagai

bagian dunia, tidak dapat dilepaskan dari pangkal tolaknya yang berupa gagasan

yang terdengarnya sederhana tetapi mengandung nilai yang sangat tinggi.

Gagasan ini berupa keinginan atau cita-cita untuk membangkitkan rasa

bangga dan tebalnya rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, Indonesia. Gagasan

ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan

Ibu Tien Soeharto. Cita-cita ini diutarakan sebagai gagasan untuk mendirikan

suatu tempat rekreasi yang mampu menggambarlan kebesaran dan keindahan

Indonesia dalam bentuk miniatur. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di

Jalan Cendana no.8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.

Sebagai pemrakarsa, Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara) telah melihat jauh ke

depan akan pentingnya menciptakan suatu bangunan miniatur yang memuat

kelengkapan Indonesia dengan segala isinya, kekayaan alam, kebudayaan dan

kekayaan lainnya. Bertekad cita-cita ini, dimulailah suatu proyek yang disebut

Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan

Harapan Kita.

Prakarsa Ibu Negara ini bersumber pada kenyataan bahwa Indonesia

dianugerahi kekayaan di berbagai segi dan sumber. Pulaunya yang berjumlah

belasan ribu. kelompok etnisnya yang memiliki ciri-ciri khas masing-masing,

dalam bahasa, adat istiadat, perilaku tutur kata dan sebagainya, serta sumber daya

alamnya yang sangat kaya ini tidak terlepas dari pengamatan Ibu Negara untuk

melahirkan gagasan yang mulia dan sangat bermanfaat bila terwujud.

Page 29: Isi Karya Tulis Jakarta

Filsafat dan Asas Pendirian

Tentulah ada asas-asas filsafat yang dijadikan landasan pendirian proyek

miniatur ini. Kekokohan hasil proyek ini terbentuk berkat filsafat yang berpangkal

pada amanat-amanat Presiden Republik Indonesia yang pada intinya ialah

keseimbangan usaha pembangunan fisik dan ekonomi dengan pembangunan

mental spiritual. Filsafat inilah yang menjadi batu pijakan pembangunan dan

pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah". Filsafat ini dijadikan pilihan

landasan karena Ibu Negara sadar dan melihat bahwa pada awal pembangunan

yang dilaksanakan pada akhir tahun 1960-an belum mendapatkan perhatian

semestinya. Karena kesadaran dan perhatian beliau inilah, beliau berprakarsa

pelaksanaan pembangunan mental spiritual.

Secara lebih rinci ada lima aspek dan prospek yang dijadikan baik pijakan

pembangunannya maupun pandangan dalam pengembangannya. Kelimanya ini

ialah spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, ekonomi, dan

kesejahteraan. Pegangan teguh pada aspek dan prospek ini dapat dirasakan dan

dilihat pada pengembangan yang telah berlangsung selama ini.

Aspek dan prospek spiritual serta pendidikan dan kebudayaan tidak

terlepas dari pandangan Presiden Soeharto. Mengenai aspek dan prospek spiritual

beliau menyatakan bahwa setiap usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin

dilakukan tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan sosial . Mengenai

pendidikan dan kebudayaan beliau mengungkapkan bahwa putra-putri harus

menyiapkan diri sejak sekarang. melatih diri dan mengasah otak belajar

Page 30: Isi Karya Tulis Jakarta

berorganisasi dan mulai membaktikan diri kepada masyarakat, mencintai alam

dan bangsanya sendiri. bangga kepada kebudayaannyan sendiri dan mau belajar

hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri,

berusaha sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju,

mencintai kerja dan berusaha mencapai prestasi yang tinggi .

Mengenai aspek dan prospek teknologi, kata-kata Neil Armstrong,

angkasawan Amerika, manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, a little

step of a man, a giant step of mankind yang artinya langkah kecil manusia tetapi

berupa loncatan raksasa kemanusiaan, merupakan dambaan dalam membangun

dan mengembangkan Proyek Miniatur "Indonesia Indah" ini. Hanya dengan

teknologi yang ditulang-punggungi ilmu, manusia dapat melangkah maju dalam

mewujudkan keinginan peningkatan ke arah ekonomi dan kesejahteraannya.

Selanjutnya mengenai aspek dan prospek ekonomi, kata-kata Presiden

Soeharto menjadi pegangannya. Dikatakan oleh beliau bahwa, "Pembangunan

ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan

ekonomi riil melalui pananaman modal, penggunaan teknologi, penambahan

kemampuan berorganisasi dan manajemen" . Aspek dan prospek ini tidak terlepas

dari aspek dan prospek berikutnya, yaitu kesejahteraan. Oleh Presiden Soeharto,

dikatakan bahwa "Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju,

bertambah sejahtera dan adil" .

Kelima aspek dan prospek tersebut saling berkait. Kaitan inidalam

pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah terlihat nyata

Page 31: Isi Karya Tulis Jakarta

bila kita melihat taman miniatur ini secara keseluruhannya. Secara keseluruhan di

sini melibatkan penglihatan kita terhadap wujud fisik, yang berupa bangunan,

yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan,

teknologi, dan sarana dalam meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan, dan

wujud program pergelaran yang mengandung aspek dan prospek spiritual,

pendidikan dan kebudayaan, teknologi serta ekonomi dan kesejahteraan. Jelaslah

bahwa baik dari pandangan fisik maupun langkah operasional. Proyek Miniatur

ini erat berpegang pada aspek dan prospek pembangunannya.

Dengan filsafat ini sebagai landasan, ada sasaran yang ingin dijangkau

oleh pendiri taman miniatur, yaitu meningkatkan pengetahuan dan memberikan

pengertian kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya. Ke

dalam sendiri, jangkauan pelaksanaan proyek ini ialah terjadinya proses

pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri mengenai tanah airnya,

sehingga terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya. Inilah sebetulnya misi

didirikannya taman miniatur ini.

Arti TMII

Arti Taman Mini “Indonesia Indah” adalah satu proyek untuk mencitrakan

Indonesia yang lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini, berupa sebuah

taman di atas sebidang tanah yang menggambarkan Indonesia yang besar ke

dalam penampilan yang kecil.

Page 32: Isi Karya Tulis Jakarta

Bangunan pokok berupa danau buatan dengan pulau-pulau yang

menggambarkan wilayah Indonesia. Kepulauan buatan tersebut merupakan bagian

terpenting dari proyek ini dan disebut Miniatur Arsipel Indonesia. Pulau-pulau

dibangun secara geografis di atas laut buatan sesuai dengan skala asli, dalam arti

tinggi rendah daratan, hutan, keadaan gunung-gunung, dan tumbuh-tumbuhannya

terlihat seperti perwujudan sesungguhnya.

Danau kepulauan ini, berikut bangunan-bangunan khas daerah di sekitarnya,

secara keseluruhan dinamakan Taman Mini “Indonesia Indah”.

Visi, Misi dan Tujuan

Visi proyek adalah menjadikan Taman Mini “Indonesia Indah” sebagai

kawasan wisata budaya yang terkemuka.

Dengan visi tersebut, TMII menetapkan misinya sebagai wahana pelestarian,

pengenalan, dan pengembangan budaya bangsa. Oleh karena itu, sasaran

pembangunannya tidak menitikberatkan pada keuntungan finansial melainkan

pengembangkan kebudayaan nasional.

Maksud dan tujuan pembangunan  Taman Mini “Indonesia Indah”:

Membangun dan mempertebal rasa cinta bangsa dan tanah air.

Memupuk serta membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Page 33: Isi Karya Tulis Jakarta

Menghargai serta menjunjung tinggi kebudayaan nasional Indonesia

dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang

diwariskan oleh nenek moyang.

Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan alam, dan warisan bangsa kepada

sesama anak bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia.

Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan

kegiatan pariwisata, sarana promosi bagi tiap-tiap daerah di seluruh tanah

air, dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah, menampung

dan mengatur pemasarannya.

Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan dengan

mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada

masyarakat Indonesia.

Logo menggunakan empat warna dasar, yakni merah, biru, kuning, dan hijau,

dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Merah melambangkan semangat, biru

mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, kuning lambang

kekayaan dan keragaman budaya, dan hijau mengacu pada kekayaan alam.

Motif logo menggunakan huruf lengkung untuk menggambarkan kedinamisan,

keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia. Pewarnaan dari merah ”t”

menuju ke kuning “i” mengandung filosofi pergerakan terbit sampai terbenamnya

matahari, warna biru adalah waktu saat beraktivitas dari kedinamisan, dan warna

hijau adalah pencapaian dari sebuah kemakmuran. Grafis bulatan yang berputar

tiada henti di atas kedua huruf “i” melambangkan kesatuan makna dari kata

Page 34: Isi Karya Tulis Jakarta

“Indonesia” dan kata “Indah”, serta melambangkan TMII sebagai tujuan terbaik

untuk melihat lebih dekat keindahan dan kekayaan budaya dan alam Indonesia.

Gb 4.4 Maskot TMII

Maskot berupa tokoh epos Ramayana, yakni Anjani Putra—disingkat NITRA

—nama lain Sang Hanoman. Tokoh NITRA menjadi icon TMII dan berperan

sebagai sarana pengenal yang mempunyai makna informatif agar mudah diingat

dan lekat di hati. Penggunaan maskot NITRA diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto

bertepatan dengan ulang tahun ke-16 TMII pada 20 April 1991.

Pemilihan tokoh NITRA didasarkan atas pertimbangan:

NITRA berwujud kera putih yang perkasa, mempunyai kepribadian

menonjol, seperti berjuang membela dan menegakkan kebenaran tanpa

pamrih, mahir berdiplomasi sehingga dipercaya sebagai duta.

NITRA memiliki berbagai kesaktian, sehingga mampu membasmi angkara

murka dan membela kebenaran. 

NITRA merupakan kesayangan dewa yang dikaruniai usia sangat panjang

sebagai pembina generasi selanjutnya. 

NITRA mempunyai watak yang dapat diteladani dan dapat menjadi

sumber inspirasi yang menyatu dengan misi TMII sebagai wahana

Page 35: Isi Karya Tulis Jakarta

pelestarian, pengenalan dan pengembangan budaya, duta seni, serta

mewariskan segala sesuatunya untuk generasi yang akan datang. 

NITRA mencerminkan budi luhur, diharapkan menjadi suri tauladan bagi

generasi muda dan menjadi pilihan idola yang bersumber dari nilai

budayanya sendiri. 

Visualisasi NITRA mengarah pada bentuk fisik yang disesuaikan agar

menarik dan disenangi anak-anak, remaja, dan dewasa: ramah dan lucu

tetapi mempesona. 

Sebagai maskot, NITRA dapat berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi,

antara lain berwujud boneka, logo, ataupun produk cetak dan cenderamata

sesuai kebutuhan.

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia

dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih

dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu

pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui

miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air

pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut

Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan

Harapan Kita.TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20

April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai

pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar.

Page 36: Isi Karya Tulis Jakarta

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas dua huruf I dan I. Kedua

huruf ini mewakili nama "Indonesia Indah" sedangkan maskotnya berupa tokoh

wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini

"Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto,

bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.

Anjungan daerah

Gb. 4.5 Anjungan Kalsel

Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak

bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari

satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka

buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang

dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang

mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 propinsi Indonesia.

Di TMII terdapat berbagai macam taman yang menunjukkan keindahan

flora dan fauna Indonesia seperti taman anggrek, taman melati, kolam akuarium

air tawar dan taman burung.

Page 37: Isi Karya Tulis Jakarta

Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya dan

teknologi seperti Museum Indonesia, Museum Pusaka, Museum Transportasi, dan

Pusat Peragaan IPTEK.

E. OPERA VAN JAVA

Gb 5.1 OVJ

Opera Van Java adalah sebuah acara komedi di stasiun televisi

Indonesia, Trans 7. Ide acara ini adalah seperti pertunjukan wayang orang pada

kebudayaan Jawa. Para wayang itu diperankan oleh beberapa pelawak terkenal,

seperti Nunung Srimulat, Azis Gagap, dan Sule. Selain wayang, juga terdapat

dalang yang diperankan oleh Parto Patrio serta para pemain gamelan dan sinden.

Uniknya, hanya dalang yang mengetahui jalan ceritanya. Bintang tamu juga kerap

ditampilkan pada tiap episodenya.

Walaupun ide dasarnya adalah pewayangan, namun cerita yang diangkat

tak melulu cerita-cerita rakyat Indonesia, tapi bisa juga cerita dari negara lain,

seperti Cinderella dan Sun Go Kong. Pada akhir acara, Ki Dalang Parto Patrio

selalu mengucapkan kalimat terakhir khas Opera Van Java yang berbunyi: Di

sana gunung, di sini gunung, di tengahnya Pulau Jawa. Wayangnya bingung,

Page 38: Isi Karya Tulis Jakarta

dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa. Ketemu lagi di Opera Van

Java... Yaa... Eeee...!

Beberapa episode yang pernah ditayangkan

Bandung Bondowoso

Meteor Garmen

Manokara

Telaga Angker

Kisah Nyi Pelet

Si Buta dari Goa Hantu

Siti Ariah dan Mak Emper

Tarzan Pergi ke Kota

Romeo & Juliet

Kisah Pendekar Bergitar

Drakula Cari Mangsa

Lahirnya Gatot Kaca

Lutung Kasarung

Tangkuban Parahu

Legenda Keong Mas

Bawang Merah Bawang Putih

Page 39: Isi Karya Tulis Jakarta

Akibat Lupa Ingatan

Kelahiran Wisanggeni

Pergaulan Bebas

F. SEAWORLD INDONESIA

Gb 6.1 Seaworld Logo

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih 17.504

pulau terhampar sepanjang garis katulistiwa. Rentang garis pantai terbujur

sepanjang 81.290 km dan luas lautan 5.800.000 km menjadikan Indonesia sebagai

negara maritim dan laut adalah urat nadi kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam usaha memperkenalkan kehidupan biota yang hidup di alam maka

SeaWorld Indonesia memiliki berbagai koleksi mulai dari biota perairan tawar,

terdiri dari 22.000 ekor ikan (126 Jenis), 28 reptil (5 jenis) sampai biota perairan

laut yang terdiri dari 5180 ekor ikan (26 jenis), 79 avertebrata (13 jenis), 30 reptil

(5 jenis) dan 1 mamalia.

Page 40: Isi Karya Tulis Jakarta

Wahana SeaWorld Indonesia hadir dalam satu kawasan yang lengkap

untuk memberikan hiburan, pendidikan dan nilai sejarah yang akan selalu diingat.

SeaWorld Indonesia dalam operasionalnya mengemban 3 misi besar yaitu:

Pendidikan, Konservasi dan Hiburan. Melalui misi ini SeaWorld Indonesia

menempatkan dirinya sebagai tempat hiburan berkualitas.

Seaworld Indonesia adalah sebuah taman biota laut yang terdapat dalam

kompleks wisata pertama di Telaga Golf dan kedua terpadu Ancol Jakarta

Baycity.

Pada tanggal 2 Oktober 1980, Presiden Depok Gubernur DKI, Wiyogo

Atmodarminto meletakkan batu pertama pembangunan Seaworld Indonesia. Dua

tahun kemudian, pada tanggal 3 Juni 1982 SeaWorld Indonesia sudah mulai

beroperasi. Area Seaworld seluas 3 hektar dengan luas bangunan utama 4.500 m2

berisi berbagai macam akuarium, lorong Antasena (lorong bawah air),

perpustakaan, tempat penjualan makanan, toko suvenir, dan dilengkap dengan

layar sentuh sebagai informasi satwa dan spesies di Seaworld.

Akuarium utama memelihara ribuan satwa laut Indonesia. Sebanyak 3500

spesis ikan laut Indonesia dipelihara disini (jumlah ini merupakan 37% dari

jumlah jenis spesies ikan laut di dunia).

Ukuran akuarium ini mencapai 36 x 24 m, dan dalamnya bervariasi dari

4.5 hingga 6 m dan menyimpan 5 juta liter air asin. Karena besarnya akuarium

utama ini tercatat sebagai akuarium air asin terbesar di Asia tenggara.

Page 41: Isi Karya Tulis Jakarta

Area Air Tawar dilengkapi dengan koleksi koleksi satwa air tawar dari

seluruh dunia, termasuk diantaranya piranha dan Arapaima gigas dari sungai

Amazon dan belut listrik.

Gb 6.2 Terowongan Antasena

Lorong Antasena adalah lorong bawah air sepanjang 80m yang

dioperasikan dengan pinjakan berjalan otomatis dengan kubah tembus pandang.

Memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan "bawah laut" tanpa

harus khawatir tersandung saat menengadah keatas untuk melihat ikan.

Aquarium Dugong dan Akuarium ekosistem laut yang berisi koral dan

sponge yang memperlihatkan keindahan biota dalam laut.

Page 42: Isi Karya Tulis Jakarta

Seaworld Indonesia juga memberi kesempatan untuk murid murid

mengerjakan pekerjaan sekolah, riset dan praktek kerja pada area area seperti

Layanan Pengunjung (Customer Service), marketing, kuratorial, dan arsitektur.

Seaworld Indonesia juga menawarkan program belajar, "Belajar di

Seaworld" , program ini dirancang khusus untuk mendukung mata pelajaran

biologi dan untuk memenuhi rasa ingin tahu pelajar akan dunia laut. Programnya

pertama di luncurkan pada bulan Agustus 1994 dan masih berjalan hingga kini

untuk membantu pendidikan sekolah sekolah di seluruh Indonesia.

Pengamatan ekosistem air pada ex situ dan pengelolaan lebih dari 500

biota, yang terbagi menjadi 350 spesies. Kertas kerja, dibagikan gratis untuk

murid murid dari tingkat SD hingga SMA. Guru, untuk membantu murid yang

menemukan kesulitan.

Presentasi untuk topik topik tertentu bisa dilakukan bila membuat janji

terlebih dahulu. Panduan mengenai biota Seaworld dengan bantuan pemandu

pendidikan (Education Guide).

Seaworld Indonesia juga mendatangi sekolah sekolah untuk membantu

mendidik anak agar lebih peduli tentang dunia laut. Beberapa dari program ini

disponsori oleh perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk merangsang

keingintahuan dan kecintaan murid pada kehidupan laut dan usaha usaha

pelestariannya.Untuk mengajak murid melakukan permainan interaktif, presentasi,

tanya jawab kuis dan aktivitas lain yang mendidik.

Page 43: Isi Karya Tulis Jakarta

Program pelestarian yang telah dilakukan seaworld adalah program

pelestarian penyu. Penyu yang dibesarkan di Seaworld Indonesia, dengan tujuan

pendidikan, secara berkesinambungan dilepaskan kembali ke habitat mereka.

Seaworld memiliki Klub Si Woli dimana anak anak dapat menjadi anggota

dari klub ini dengan membayar iuran tahunan sebesar Rp.10,000,-. Kemudian

kelompok anak anak ini akan diajak berjalan jalan dengan tujuan berlayar di laut

atau menjelajahi hutan. Perjalanan ini dimaksudkan agar anak anak tetap dekat

dengan alam dan pembelajaran untuk menemukan hal hal baru.

G. CIHAMPELAS

Gb 7.1 Cihampelas Mall

Kalau anda berkunjung ke Bandung belum lengkap rasanya kalau tidak

berbelanja di Jalan Cihampelas. Jalan ini sama dengan malioboro-nya Kota Jogya.

Jalan ini selalu ramai oleh pengunjung terutama pada hari libur.

Jalan ini memang telah melegenda sejak dahulu. Dulunya, jalan ini

merupakan sentra jeans terbesara di kota Bandung. Namun saat ini bukan hanya

terkenal dengan pakaian berbahan jeans, tapi puluhan took yang ada menawarkan

Page 44: Isi Karya Tulis Jakarta

berbagai jenis sandang dengan berbagai bahan yang berbeda, dengan kaunikan

took ban jualannya masing-masing. Di jalan Cihampelas saat ini kita juga bias

dengan mudah tempat penjualan cinderamata khas Bandung, toko

oleh-oleh/jajanan, rumah makan, hotel, aneka aksesoris, aneka brownies, dan lain-

lain.

Tapi, kondisi jalan yang kecil membuat kemacetan di jalan ini tidak bisa

dihindari. Hampir setiap hari jalan ini macet parah, mungkin karena padatnya

pengunjung dan terlampau kecilnya fasilitas parkir dan jalan yang tersedia.

Jika anda membawa kendaraan, mungkin anda akan kesulitan mencari

tempat parkir. Sebagai alternatifnya anda bisa parkir di Cihampelas Walk

(Ciwalk), sebuah mall besar yang letaknya di jalan ini.

H. OBSERVATORIUM BOSSCHA

Gb 8.1 Teropong Bintang

Nama Teleskop : Zeiss

Diameter lensa : 60 cm

Page 45: Isi Karya Tulis Jakarta

Panjang Fokus : 1080 cm

Fokus Rasio : f/18

Skala bayangan : 18,4"/mm

Teleskop ganda Zeiss 60 cm ini berada pada satu-satunya gedung kubah di

Observatorium Bosscha yang telah menjadi landmark Bandung utara selama lebih

dari 85 tahun. Bangunan teropong ini dirancang oleh arsitek Bandung ternama,

yaitu K. C. P. Wolf Schoemacher, yang juga guru Presiden Soekarno. Teleskop

dan gedung kubah ini merupakan sumbangan dari K. A. R. Bosscha yang secara

resmi diserahkan kepada Perhimpunan Astronomi Hindia-Belanda pada bulan

Juni 1928. Kubah gedung memiliki bobot 56 ton dengan diameter 14,5 m dan

terbuat dari baja setebal 2 mm.

Saat ini, Teropong Ganda Zeiss 60cm ini merupakan teleskop terbesar dan

tertua di Observatorium Bosscha. Tahun 2008, teleskop ini genap berusia 80

tahun. Sampai sejauh ini, teleskop ini masih berfungsi dengan baik berkat

perawatan yang konsisten. Sistem detektor fotografi pernah digunakan di teleskop

ini sampai dengan tahun 1980-an. Sejak awal 1990-an, teknologi detektor dijital

(menggunakan CCD astronomi) mulai digunakan di Observatorium Bosscha,

untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan. Selain itu, instrumentasi

teleskop juga terus dimodernisasi.

Teleskop ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri

dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder). Diameter teleskop utama

adalah 60 cm dengan panjang fokus hampir 11 m, dan teleskop pencari

Page 46: Isi Karya Tulis Jakarta

berdiameter 40 cm. Medan pandang teleskop pencari adalah 1,5 derajat atau

sekitar 3 kali diameter citra bulan purnama. Medan pandang langit yang luas ini

memudahkan untuk mengidentifikasi bintang yang hendak diamati, dibandingkan

dengan citra bintang di langit melalui peta bintang. Teleskop ini dapat mengamati

bintang-bintang yang jauh lebih lemah, kurang lebih 100000 kali lebih lemah dari

bintang yang dapat dilihat oleh mata telanjang.

Instrumen utama ini telah digunakan untuk berbagai penelitian astronomi,

antara lain untuk pengamatan astrometri, yaitu untuk memperoleh informasi posisi

benda langit secara akurat dalam orde sepersepuluh detik busur, khususnya untuk

memperoleh orbit bintang ganda visual. Hingga saat ini terdapat koleksi sekitar

10000 data pengamatan bintang ganda visual yang diperoleh dengan

menggunakan teleskop ini. Selain itu, teleskop ini juga digunakan untuk

pengamatan gerak diri bintang dalam gugus bintang. Teleskop ini juga digunakan

untuk pengukuran paralak bintang guna penentuan jarak bintang. Pencitraan

dengan CCD juga digunakan untuk mengamati komet dan planet-planet, misalnya

Mars, Jupiter, dan Saturnus. Dengan menggunakan spektrograf BCS (Bosscha

Compact Spectrograph), teleskop ini secara kontinu melakukan pengamatan

spektrum bintang-bintang Be.

Observatorium Bosscha adalah sebuah lembaga penelitian dengan

program-program spesifik. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung,

obervatorium ini merupakan pusat penelitian dan pengembangan ilmu astronomi

di Indonesia. Sebagai bagian dari  Fakultas MIPA - ITB, Observatorium Bosscha

memberikan layanan bagi pendidikan sarjana dan pascasarjana di ITB, khususnya

Page 47: Isi Karya Tulis Jakarta

bagi Program Studi Astronomi, FMIPA - ITB. Penelitian yang bersifat

multidisiplin juga dilakukan di lembaga ini, misalnya di bidang optika, teknik

instrumentasi dan kontrol, pengolahan data digital, dan lain-lain. Berdiri tahun

1923, Observatorium Bosscha bukan hanya observatorium tertua di Indonesia,

tapi juga masih satu-satunya obervatorium besar di Indonesia.

Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan

bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa

Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis

107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah

seluas 6 hektar, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut

atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan

Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.

Observatorium Bosscha adalah lembaga penelitian astronomi moderen

yang pertama di Indonesia. Observatorium ini dikelola oleh Institut Teknologi

Bandung dan mengemban tugas sebagai fasilitator dari penelitian dan

pengembangan astronomi di Indonesia, mendukung pendidikan sarjana dan

pascasarjana astronomi di ITB, serta memiliki kegiatan pengabdian pada

masyarakat.

Observatorium Bosscha juga mempunyai peran yang unik sebagai satu-

satunya observatorium besar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara sampai sejauh

ini. Peran ini diterima dengan penuh tanggung-jawab: sebagai penegak ilmu

astronomi di Indonesia.

Page 48: Isi Karya Tulis Jakarta

Dalam program pengabdian masyarakat, melalui ceramah, diskusi dan

kunjungan terpandu ke fasilitas teropong untuk melihat objek-objek langit,

masyarakat diperkenalkan pada keindahan sekaligus deskripsi ilmiah alam raya.

Dengan ini Observatorium Bosscha berperan sebagai lembaga ilmiah yang

bukan hanya menjadi tempat berpikir dan bekerja para astronom profesional,

tetapi juga merupakan tempat bagi masyarakat untuk mengenal dan menghargai

sains. Dalam terminologi ekonomi modern, Observatorium Bosscha berperan

sebagai public good.

Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar

Budaya oleh Pemerintah. Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha

dilindungi oleh UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya,

tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu

objek vital nasional yang harus diamankan. Observatorium Bosscha berperan

sebagai homebase bagi penelitian astronomi di Indonesia.

Sejarah Bosscha

Gb 8.2 Bosscha

Page 49: Isi Karya Tulis Jakarta

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun

oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau

Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan

dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di

Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang

tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama

dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai

penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini,

maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih

5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.

Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada

tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang

berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-

besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya

observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan

observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung

(ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian

dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan

pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Page 50: Isi Karya Tulis Jakarta

Observatorium Bosscha merupakan pilar utama integrasi penelitian dan

pendidikan astronomi di Indonesia. Perkembangan sumber daya manusia, ilmu

pengetahuan dan teknologi bidang astronomi melekat erat dengan sejarah

Observatorium Bosscha.

Untuk lebih memperkuat sumber daya manusia, maka Observatorium

Bosscha membuka dan mengundang para peneliti, baik dosen atau mahasiswa,

untuk bekerja sama mengembangkan keilmuan dan teknologi bidang astronomi

ataupun bidang yang terkait, baik teknologi informasi, instrumentasi, elektronika,

optik sampai lingkungan.

Fasilitas-fasilitas penelitian berupa teleskop refraktor dan reflektor,

teleskop radio, detektor CCD dan spektrograf dapat dipergunakan dalam

melakukan penelitan. Fasilitas pendukung berupa perpustakaan yang lengkap,

jaringan internet, komputer serta penginapan akan lebih memperkaya dan

menjamin kelancaran penelitian yang dilakukan

Adapun batas pemasukan Proposal Penelitian adalah 10 Mei 2010 dengan

format yang dapat diunduh di sini atau pada menu download sebelah kanan.

Proposal akan melalui proses review kelayakan dan berdasarkan urutan

pemasukan.

Fasilitas

Terdapat 5 buah teleskop besar, yaitu:

Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Page 51: Isi Karya Tulis Jakarta

Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual,

mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan,

mengamati planet, mengamati oposisi planet Mars, Saturnus, Jupiter, dan

untuk mengamati citra detail komet terang serta benda langit lainnya.

Teleskop ini mempunyai 2 lensa objektif dengan diameter masing-masing

lensa 60 cm, dengan titik api atau fokusnya adalah 10,7 meter.

Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima

Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, supernova,

Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk

memotret objek langit. Diameter lensa 71,12 cm. Diameter lensa koreksi

biconcaf-biconfex 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter. Juga dilengkapi

dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk memperoleh

spektrum bintang. Dispersi prisma ini pada H-gamma 312A tiap malam.

Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera

kehitaman skala terang bintang , dan alat perekam film

Teleskop Refraktor Bamberg

Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan

skala jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah

bulan, pengamatan matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya.

Dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang

bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37

cm. Titik api atau fokus 7 meter.

Page 52: Isi Karya Tulis Jakarta

Teleskop Cassegrain GOTO

Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan

data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan

dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini

juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta

pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf dan

fotoelektrik-fotometer

Teleskop Refraktor Unitron

Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal,

pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik

matahari serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan Diameter

lensa 13 cm, dan fokus 87 cm.

Karel Albert Rudolf Bosscha

Page 53: Isi Karya Tulis Jakarta

Gb 8.3 K.A.R. Bosscha

Karel Albert Rudolf Bosscha (Den Haag, 15 Mei 1865 – Malabar

Bandung, 26 November 1928) merupakan orang yang peduli terhadap

kesejahteraan masyarakat pribumi pada masa itu dan juga merupakan seorang

pemerhati ilmu pendidikan khususnya astronomi.

Pada bulan Agustus 1896 Bosscha mendirikan Perkebunan Teh Malabar.

Dan pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi juragan seluruh perkebunan teh di

Kecamatan Pangalengan. Selama 32 tahun masa jabatannya di perkebunan teh ini,

ia telah mendirikan dua pabrik teh, yaitu Pabrik Teh Malabar yang saat ini dikenal

dengan nama Gedung Olahraga Gelora Dinamika dan juga Pabrik Teh Tanara

yang saat ini dikenal dengan nama Pabrik Teh Malabar.

Pada tahun 1901 Bosscha mendirikan sekolah dasar bernama Vervoloog

Malabar. Sekolah ini didirikan untuk memberi kesempatan belajar secara gratis

bagi kaum pribumi Indonesia, khususnya anak-anak karyawan dan buruh di

Page 54: Isi Karya Tulis Jakarta

perkebunan teh Malabar agar mampu belajar setingkat sekolah dasar selama

empat tahun. Pada masa kemerdekaan Indonesia, nama sekolah ini berubah

menjadi Sekolah Rendah, kemudian berubah lagi menjadi Sekolah Rakyat. Dan

diganti lagi menjadi Sekolah Dasar Negeri Malabar II hingga saat ini.

Pada tahun 1923, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana

pembangunan Observatorium Bosscha yang telah lama diharapkan oleh

Nederlands-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV). Kemudian ia bersama

dengan Dr. J. Voute pergi ke Jerman untuk membeli Teleskop Refraktor Ganda

Zeiss dan Teleskop Refraktor Bamberg. Pembangunan Observatorium Bosscha

selesai dilaksanakan pada tahun 1928. Namun ia sendiri tidak sempat

menyaksikan bintang melalui observatorium yang didirikannya karena pada

tanggal 26 November 1928 ia meninggal beberapa saat setelah dianugerahi

penghargaan sebagai Warga Utama kota Bandung dalam upacara kebesaran yang

dilakukan Gemente di Kota Bandung.

Selama hidupnya, Bosscha memilih untuk tidak menikah. Pada akhir

hayatnya, karena kecintaannya pada Malabar, beliau meminta agar jasadnya

disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar.

Planetoid Karelbosscha

Pada tanggal 28 September 2007 sebuah planetoid (11431) diberi nama

"Karelbosscha" untuk mengenangnya. Planet katai ini berdiameter sekitar 5 km

dan berorbit di antara Planet Mars dan Planet Jupiter, dengan jarak rata-rata dari

matahari 71 juta km. Kala revolusinya 5,58 tahun.

Page 55: Isi Karya Tulis Jakarta

Observatorium Bosscha terletak di Lembang, sekitar 15 km ke arah Utara

Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang

Selatan. Lokasinya berada pada ketinggian 1310 m dari permukaan laut, atau pada

ketinggian 630 m dari plato Bandung. Nama Observatorium Bosscha itu sendiri

diambil dari nama sponsor utamanya, Karel Albert Rudolf Bosscha (1865-1928),

seorang tuan tanah yang memiliki perkebunan teh di daerah Malabar.

Observatorium ini dilengkapi dengan teleskop berbagai ukuran dan jenis.

Masing-masing teleskop memiliki sasaran objek pengamatan yang berbeda-beda.

Ada 5 teleskop yang aktif untuk penelitian astronomi. Kelima teleskop tersebut

adalah: teleskop refraktor Ganda Zeiss, teleskop Schmidt Bima Sakti, teleskop

Refraktor Bamberg, teleskop Cassegrain GOTO, dan teleskop refraktor Unitron.

Sebagai sebuah observatorium, observatorium Bosscha memang digunakan untuk

pengamatan dan penelitian astronomi. Dengan fasilitas yang ada ditambah posisi

yang menguntungkan (dekat khatulistiwa), astronom Indonesia dapat melakukan

penelitian astronomi di sini. Bahkan astronom luarpun bisa menggunakan fasilitas

ini untuk penelitian.

Penelitian rutin yang dilakukan di observatorium Bosscha adalah

pengamatan bintang ganda visual dengan refraktor Ganda Zeiss, sesuai dengan

misi utama pembangunan observatorium ini. Selain itu, jika ada objek menarik,

misalnya ada komet yang sedang mendekati matahari, ada nova, atau peristiwa

astronomi menarik lainnya, para peneliti Kelompok Keahlian Astronomi dan

observatorium Bosscha juga mengadakan pengamatan di sini. Dalam

penelitian/pengamatan ini, mahasiswa astronomi yang berminat bisa ikut terlibat.

Page 56: Isi Karya Tulis Jakarta

Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan dengan menyebarkan

ilmu astronomi lewat penerimaan kunjungan, baik keluarga maupun rombongan.

Dalam acara kunjungan ke observatorium ini, jumlah anggota satu rombongan

dibatasi sesuai dengan kapasitas ruang ceramah dan demi menjaga proses

komunikasi supaya dapat berjalan efektif. Setiap tahun pada bulan-bulan kering

(musim kemarau) April-November, diadakan acara malam umum. Dalam acara

malam umum ini, pengunjung diberi kesempatan mengintip objek langit (Bulan,

planet, gugus bola, bintang ganda, atau objek lain yang bisa diamati malam itu).

Acara pengamatan ini menggunakan dua teleskop: teleskop Unitron, dan teleskop

Bamberg.

Saat ini, memasuki dekade kedelapan usia observatorium Bosscha, kondisi

di sekitar observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan

pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah

Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak

daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil

dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah

pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas

cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau

kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya

lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait

seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil

dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai

observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam

keberadaannya.

Page 57: Isi Karya Tulis Jakarta

Data dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda

(DPKLTS) menyebutkan, selama kurun waktu 1994-2001 terjadi perubahan

besar-besaran terhadap Kawasan Bandung Utara (KBU). Hutan sekunder yang

semula luasnya 39.349,3 hektar tinggal 5.541,9 hektar pada tahun 2001.

Sebaliknya, kawasan permukiman di wilayah KBU mengalami peningkatan dari

29.914,9 hektar menjadi 33.025,1 hektar. Peningkatan juga terjadi untuk kawasan

industri, dari 2.356,2 menjadi 2.478,8 hektar.

Data dari Observatorium Bosscha menunjukkan, dalam radius 1 km atau

di lahan seluas 400 ha di sekitar Bosscha, terdapat lima lokasi yang sudah berubah

fungsi. Di arah barat laut terdapat kebun campuran seluas 187,36 ha atau 46,8%

dari luas wilayah. Di arah barat terdapat pemukiman penduduk seluas 61,88 ha

(15,40% luas wilayah). Di arah barat daya terdapat sawah/tegalan/kebun

campuran seluas 119,38 ha (29,8% luas wilayah). Di sekitar arah timur terdapat

peternakan seluas 1,8 ha (0,45% luas wilayah) dan emplasemen seluas 12,5 ha

(3,1% luas wilayah).

Observatorium Bosscha hanya memiliki luas 1,8 ha atau 0,45% luas

wilayah. Sedangkan Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) hanya memiliki 0,6

ha atau 0,15% luas wilayah. Sementara lahan milik PT BMP seluas 61,62 ha.

Bedasarkan Kepmenbudpar No. 51/2004, Bosscha telah ditetapkan sebagai

cagar budaya. Tetapi, Kepmen itu belum bergigi karena belum mendefinisikan

fungsi Bosscha sebagai tempat penelitian bintang yang memerlukan persyaratan

khusus.

Page 58: Isi Karya Tulis Jakarta

Sebagai tindak lanjut, dengan dukungan Kemeneg Ristek, Depdiknas dan

Depbudpar, Kepmen itu akan ditingkatkan menjadi Kepres dengan menegaskan

definisi lingkup luas Bosscha sebagai cagar budaya dan definisi cagar budaya

yang memuat fungsinya sebagai tempat penelitian bintang dengan segala

persyaratannya. Nantinya, Kepres tersebut dapat digunakan sebagai aturan yang

kuat untuk menjaga kelestarian Observatorium Bosscha.

Observatorium Bosscha merupakan satu - satunya tempat pengamatan

bintang di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki tiga zona waktu, akan lebih

baik jika Indonesia memiliki tiga buah Observatorium. Observatorium Bosscha

Sendiri memiliki sejarah yang panjang hingga sekarang dan masih terus

melakukan aktifitas penelitiannya.

Kendala yang dihadapi Observatorium Bosscha

Gb 8.4 Polusi Cahaya

Istilah polusi cahaya merujuk pada suatu keadaan cahaya berlebih, baik

dari sumber-sumber alamiah maupun dari sumber-sumber buatan, yang

menimbulkan rasa ketidaknyamanan. Dalam kondisi normal, polusi cahaya

Page 59: Isi Karya Tulis Jakarta

banyak ditimbulkan oleh sumber-sumber cahaya buatan, misalnya dari lampu

penerangan jalan, lampu-lampu reklame, lampu dekorasi, lampu taman, lampu

dari stadion olahraga, lampu penerangan luar, dan lain-lain, yang umumnya akibat

penggunaan sistem penerangan yang tidak tepat.

Pencahayaan yang tidak tepat umumnya menyebabkan terhamburnya

cahaya ke atas (ke arah langit) secara percuma, sehingga cahaya terbuang secara

sia-sia. Karena itu, terjadinya polusi cahaya biasanya merupakan indikator dari

pemborosan energi.

Dewasa ini, kita sedang mengalami krisis listrik, namun kita masih saja

menghamburkan listrik melalui lampu peneangan yang tidak tepat.

Polusi cahaya tidak hanya menyebabkan "hilang"nya bintang-bintang di

langit malam, tetapi telah diketahui bahwa polusi cahaya juga mempunyai dampak

ekologis, misalnya menngganggu sistem reproduksi hewan, mengganggu navigasi

burung-burung, dan lain-lain.

Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak

untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan

pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju

pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun

berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman,

vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya

banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan

terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya

Page 60: Isi Karya Tulis Jakarta

membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang

tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan

cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang

pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini

menjadi terancam keberadaannya.

Perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung

Utara yang tumbuh laju pesat membuat aktivitas pengamatan bintang terganggu.

Cahaya dari kawasan pemukiman yang terhambur ke angkasa membuat langit

menjadi lebih terang. Semakin lama, cahaya bintang yang redup semakin kalah

oleh cahaya lampu. Sehingga observatorium yang pernah disebut-sebut sebagai

observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam

keberadaannya.

I. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gb 9.1 ITB

Visi :

Page 61: Isi Karya Tulis Jakarta

ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains,

teknologi dan seni yang unggul, handal dan bermartabat di dunia, yang bersama

dengan lembaga terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi

bangsa yang bersatu, berdaulat dan sejahtera.

Misi 2000 – 2010 :

Memandu perkembangan dan perubahan yang dilakukan oleh masyarakat,

dengan jalan melaksanakan tridarma berupa penelitian, pendidikan dan

pengabdian masyarakat dengan cara yang inovatif dan bermutu tinggi, serta

tanggap terhadap perubahan global dan tantangan lokal.

Sasaran 2000 – 2010 :

Mewujudkan masyarakat akademik global yang terhormat, yang memiliki

kepakaran dan kemampuan untuk meningkatkan kompetisi, serta kemampuan

untuk mengembangkan system nilai berdasarkan kebenaran ilmiah.

Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mempunyai kemampuan

untuk mengembangkan diri dalam lingkungan internasional, yang dicirikan oleh

kualitas moral dan akhlak, intelektualitas, kematangan emosional serta daya

inovasi dan kreativitas yang tinggi.

Menjadi perguruan tinggi penelitian dan pengembangan, agar selalu

berada di garis depan sains, teknologi dan seni, melalui peran aktif dalam

kemajuan keilmuan dunia dan kemampuan mengembangkan pengetahuan yang

dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas potensi dan keunikan bangsa.

Page 62: Isi Karya Tulis Jakarta

Menjadi institusi yang dapat memandu perubahan yang terjadi di

masyarakat melalui wawasan nilai moral dan etika, serta karya pengabdian

masyarakat yang berkualitas.

Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut

pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan,

dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan

Program Sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh

sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-

perubahan yang datang dengan cepat. Program Pasca Sarjana menjadi ujung

tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta

relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan

nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya.

Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai Research and

Development University. Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB

didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa.

Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur,

teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara,

lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains.

Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun

wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk

menegakkan otonomi perguruan tinggi. Wawasan bisnis untuk kemandirian

Page 63: Isi Karya Tulis Jakarta

tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas

pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya.

Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi

berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya Staf Pengajar yang

kompeten yang tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan

yang terintegrasi, dan kerjasama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri

dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga

pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan

terukur menurut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, pengembangan sumber

daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi,

sosial budaya dan keamanan.

Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB terungkap dengan semangat

dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan, kebenaran keilmuan

yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional. Bahwasanya

mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi,

dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk

mensejahterakan umat manusia, dan masyarakat bangsa Indonesia pada

khususnya.

Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang

status hukumnya sebagai instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada

tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155

tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan

Hukum Milik Negara.

Page 64: Isi Karya Tulis Jakarta

Perguruan Tinggi Negeri dengan status Badan Hukum adalah sesuatu

tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali

dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi

Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul diterbitnya PP No. 155

tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum

Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember

2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana layaknya badan

hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang

tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah

adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam. Maka untuk

meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan PT yang dapat membangun

masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Untuk itu

PT, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi dan tanggung jawab

yang lebih besar. Penekannya ada pada adanya proses globalisasi.

Kampus utama ITB, di utara kota Bandung, dan bagian kampus lainnya,

memiliki luas area 770.000 meter persegi.

Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak

terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk

ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus diantaranya toko buku, kantor pos,

kantin, dan klinik. Arsitektur ITB adalah perpaduan yang indah antara tradisi dan

modern, dan keindahan bangunannya dipercantik dengan lapangan rumput dan

taman-taman.

Page 65: Isi Karya Tulis Jakarta

Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki

sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus

Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan

aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas

akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, dintaranya

Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal),

Sarana Olah Raga Ganesha, Pusat Bahasa, dan Observatorium Boscha (salah satu

fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di

sebelah utara Bandung.

ITB didirikan pada 1920 dengan nama "Technische Hooge School (THS)"

te Bandoeng. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama,

Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.

Pada masa penjajahan Jepang, THS diubah namanya menjadi "Bandung

Kogyo Daigaku (BKD)". Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, tahun

1945, namanya diubah menjadi "Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung". Pada

tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal

lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Pada tanggal 21 Juni 1946, NICA mendirikan Universiteit Van Indonesie

dengan Faculteit van Technische Wetenschap sebagai pengganti STT Bandung.

Dan pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri. Ini kemudian

menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas

Indonesia.

Page 66: Isi Karya Tulis Jakarta

Kemudian pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu

Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi

Bandung (ITB). Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik,

ITB merupakan pusat ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia. ITB

juga mendukung para pelajar dan aktivitas sosial mereka dengan mendukung

himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.

Setiap tahunnya, ITB memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke

pemilihan mahasiswa teladan nasional. Ganesha Prize adalah nama penghargaan

untuk mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini

biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru.

Institut Teknologi Bandung (ITB), didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Kampus

utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di

Indonesia. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali

ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan

pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.

Sejarah ITB bermula sejak awal abad kedua puluh, atas prakarsa

masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan

untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya

hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara,

sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te

Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van

Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der

Weg en Waterbouw.

Page 67: Isi Karya Tulis Jakarta

Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat

perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah

Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2

Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik

sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam

suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan

teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan

dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.

Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan

melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini

dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan

pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga

pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.

Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang

timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah

menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang

secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademian makin

meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana

internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.

Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan

proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik

kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan

Page 68: Isi Karya Tulis Jakarta

program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin

membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.

Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang

semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh

enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga

puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang

mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu

kemanusiaan.

Dasawarsa ini akan menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai

dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk

pengembangannya.

Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah perguruan tinggi negeri

yang berkedudukan di Kota Bandung. ITB didirikan pada tanggal 2 Maret 1959.

Saat ini status ITB adalah BHMN (Badan Hukum Milik Negara). Kampus utama

ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia.

Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB

memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh

dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.

Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa

masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan

untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya

hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara,

sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te

Page 69: Isi Karya Tulis Jakarta

Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van

Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der

Weg en Waterbouw.

Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat

perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah

Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2

Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik

sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam

suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan

teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan

dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.

Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan

melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini

dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan

pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga

pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.

Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang

timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah

menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang

secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademian makin

meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana

internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.

Page 70: Isi Karya Tulis Jakarta

Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan

proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik

kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan

program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin

membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.

Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang

semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh

enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga

puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang

mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu

kemanusiaan.

Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak

terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk

ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos,

kantin, bank, dan klinik.

Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki

sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus

Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan

aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas

akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, dintaranya

Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal),

Sarana Olah Raga Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, Pusat layanan

komputer (ComLabs) dan Observatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari

Page 71: Isi Karya Tulis Jakarta

Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara

Bandung.

Saat ini ITB memiliki 12 fakultas atau sekolah. Keduabelas

fakultas/sekolah tersebut adalah:

1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

1. Astronomi

2. Kimia

3. Matematika

4. Fisika

2. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH)

1. Biologi

2. Mikrobiologi

3. Sekolah Farmasi (SF)

1. Sains dan Teknologi Farmasi

2. Farmasi Klinik dan Komunitas

4. Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM)

1. Teknik Metalurgi

2. Teknik Pertambangan

3. Teknik Perminyakan

Page 74: Isi Karya Tulis Jakarta

Fakultas adalah unit pendidikan di ITB yang memiliki setidak-tidaknya 3

program studi tingkat Sarjana, sementara Sekolah adalah unit pendidikan yang

hanya memiliki 1 atau 2 program studi tingkat Sarjana. Namun ada

kecenderungan beberapa sekolah untuk mempertahankan nama mereka yang

sudah baku seperti STEI yang sudah memiliki 8 program kekhususan di tingkat

Sarjana, dan SBM yang memiliki 3 program kekhususan di tingkat Sarjana. Baik

Fakultas maupun Sekolah masing-masing dipimpin oleh seorang dekan.

Perbedaan Fakultas dengan Sekolah di ITB hanyalah sekadar terminologi belaka.

ITB adalah salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Menurut

pemeringkatan universitas berdasarkan tingkat kepopuleran suatu Institusi

pendidikan di dunia maya, dengan jumlah sampel sebanyak lebih dari 9200

institusi tahun 2010 oleh 4icu.org, ITB menduduki peringkat 30 dunia, jauh diatas

universitas di Indonesia yang lain seperti Universitas Gadjah Mada (686) ataupun

Universitas Indonesia (685), melewati universitas terkemuka seperti Tokyo

University (91), dengan MIT sebagai peringkat 1 dunia. Sedangkan menurut

penilaian lembaga pemeringkatan perguruan tinggi asal Inggris tahun 2009, THE-

QS, ITB menduduki peringkat 80 dunia di bidang Engineering dan IT, satu-

satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu menembus 100 besar

pemeringkatan. Peringkat pertama sendiri diduduki oleh MIT. Sedangkan menurut

tingkat keketatan masuk, ITB merupakan perguruan tinggi dengan tingkat

kesulitan tertinggi di bidang IPA melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri) tahun 2009 dari 422.159 peserta ujian.