Irigasi-4
-
Upload
irla-gabriela-arya -
Category
Documents
-
view
239 -
download
6
description
Transcript of Irigasi-4
3
3. EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN
(CROP EVAPONTRANSPIRATION)
Allen dkk. (1998) menjelaskan bahwa cara Penman-Monteith rekomendasi FAO hanya untuk memperkirakan ETo. Faktor yang membedakan evapotranspirasi tanaman (ETc) dengan ETo adalah penutup lahan (ground cover), sifat canopy, dan daya tahan aerodinamik (aerodynamic resistance) dari tanaman lain yang berbeda dengan rumput yang digunakan dalam perhitungan ETo baku. Pengaruh dari perbedaan karakteristik tanaman di lapangan dipadukan dalam bentuk koefisien tanaman (Kc) dan pada akhirnya evapotranspirasi tanaman dapat dicari, yakni:
o
c
c
ET
K
ET
=
(34)
Factor Kc dapat dianggap perpaduan antara evaporasi dan transpirasi, atau dapat dipisahkan menjadi dua koefisien, yaitu basal crop (Kcb), dan koefisien evaporasi tanah (Ke), sehingga Kc=Kcb + Ke. Penggunaan single-Kc atau dual-Kc dalam analisis dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dengan dasar pertimbangan kriteria yang diberikan oleh Allen dkk. (1998) seperti disajikan dalam Tabel 2.4. Dalam kajian ini digunakan dual-Kc atas pertimbangan tujuan perhitungan yakni untuk penelitian dengan satuan penggal waktu harian.
Untuk pilihan dual Kc, maka persamaan ETc menjadi sebagai berikut:
(
)
0
e
cb
c
ET
K
K
ET
+
=
(35)
Tabel 2.4. Kriteria pemilihan Kc
Single Kc
Dual Kc
Tujuan perhitungan
Rancangan dan perencanaan irigasi
Pengelolaan irigasi
Jadwal irigasi
Pemberian air tidak sering
penelitian
Pemberian air sering
Irigasi tambahan
kajian keseimbangan air
Satuan penggal waktu
Harian, 10-hari, bulanan
Harian
Cara penyelesaian
Grafis (Gambar 2.8a)
Kalkulator
komputer
Komputer
Sumber: Allen dkk, 1990
Prosedur perhitungan ETc dilakukan dengan mencari koefisien pada setiap tahapan tumbuh tanaman sebagai berikut.
1)Tahapan masa tumbuh (growth stage)
Setiap jenis tanaman memiliki tahapan masa tumbuh yang berlainan. Dalam kajian ini, tahapan masa tumbuh untuk padi ditunjukkan oleh Allen dkk. (1998) dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Masa tumbuh tanaman padi dan kedelai (hari)
Tanaman
Lini
Ldev
Lmid
Llate
Total
Wilayah
Padi
75
30
30
15
30
30
15
60
80
15
30
40
120*)
150
180
Tropis,
Mediteran
Kedelai
15
15
40
15
85
Keterangan:
Lini= tahap awal pertumbuhan
Ldev= tahap pertumbuhan
Lmid= tahap pertengahan musim
Llate= tahap akhir musim
*)= Ditjen Irigasi (1986a)
2)Koefisien tanaman dasar (basal)
Koefisien tanaman dasar (Kcb) harian sepanjang periode tumbuh dipengaruhi oleh keadaan iklim lokal. Maka dari itu, hasil perhitungan, Kcb yang diperoleh dari rumus harus disesuaikan dengan keadaan iklim lokal. Besarnya Kcb untuk beragam jenis tanaman dapat diperkirakan berdasarkan persamaan berikut:
(
)
(
)
[
]
3
,
0
min
2
)
(
cb
3
45
004
,
0
2
04
,
0
-
-
-
+
=
h
RH
u
K
K
tab
cb
(36)
dengan:
h= tinggi tanaman (cm)
Allen dkk. (1998) menggunakan nilai Kcb untuk tanaman padi seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.6, dengan catatan Kcb untuk tahapan masa tumbuh pertengahan dan akhir, perlu disesuaikan dengan Persamaan 2.32.
Tabel 2.6. Nilai Kcb tanaman padi dan kedelai
Tanaman
Kcb-ini
Kcb-mid
Kcb-end
Tinggi tanaman maks (cm)
Maks Akar
(cm)
Depl. fraction
Padi
1,00
1,15
0,45-0,70
100
75
0,20
Kedelai
0,15
1,10
0,30
75
95
0,50
Keterangan:
Kcb-ini= koefisien tanaman basal tahapan masa tumbuh awal
Kcb-mid= koefisien tanaman basal tahapan masa tumbuh pertengahan
Kcb-end= koefisien tanaman basal tahapan masa tumbuh akhir
3)Koefisien evaporasi tanah
Koefisien evaporasi tanah (Ke) ditentukan berdasarkan selisih antara batas atas koefisien evaporasi (Kcmax) dan Kcb, atau berdasarkan bagian tanah yang paling banyak mengalami evaporasi. Besaran koefisien ini dapat diperkirakan dengan persamaan berikut:
(
)
{
}
{
}
{
}
max
max
,
min
c
ew
cb
c
r
e
K
f
K
K
K
K
-
=
(37)
dengan:
Ke= koefisien evaporasi tanah
Kr= koefisien pengurangan evaporasi
Kcmax= batas atas koefisien evaporasi
few= bagian tanah yang paling banyak terjadi evaporasi
Uraian berikut adalah penjelasan cara mendapatkan nilai koefisien yang terkait dengan Kc.
a.Koefisien pengurangan evaporasi.
(
)
(
)
,
1
,
REW
TEW
D
TEW
K
i
e
r
-
-
=
-
untuk De,i-1 > REW(38)
(
)
e
WP
FC
Z
TEW
-
=
q
q
5
,
0
1000
(39)
dengan:
TEW= maksimum air yang mungkin menguap (mm)
REW= kedalaman komulatif evaporasi pada akhir tahap tumbuh (mm)
De,i-1= jumlah depletion dari lapisan tanah yang terevaporasi (mm)
(FC= kandungan lengas tanah pada kapasitas lapangan (m3/m3)
(WP= kandungan lengas tanah pada titik layu (m3/m3)
Ze= ketebalan lapisan tanah permukaan yang mungkin kering akibat
evaporasi (0,010-0,015 m)
Perkiraan nilai TEW, REW, (F,C dan (W, dapat digunakan bilangan yang ditunjukkan dalam Tabel 2.7 (Allen dkk., 1998).
b.Batas atas Kcmax
(
)
(
)
[
]
{
}
+
-
-
-
+
=
05
,
0
,
3
45
004
,
0
2
04
,
0
2
,
1
max
3
,
0
min
2
max
cb
c
K
h
RH
u
K
(40)
c. Bagian tanah yang paling banyak mengalami evaporasi
(
)
w
c
ew
f
f
f
,
1
min
-
=
(41)
(
)
h
c
c
c
cb
c
K
K
K
K
f
+
-
-
=
5
,
0
1
min
max
min
(42)
dengan:
few= bagian tanah yang paling banyak mengalami evaporasi
fc= bagian tanah yang tertutup tanaman
fw= bagian tanah yang terbasahi oleh irigasi atau hujan (0,01-1)
Kcmin= 0,15-0,20
Nilai fw menurut Allen dkk. (1998) dapat diperkirakan dari Tabel 2.8.
Tabel 2.7. Karakteristik lengas tanah
Jenis Tanah
Karakteristik airtanah
Parameter evaporasi
(FC
(WP
(FC - (WP
Jml air yg dpt menguap
Thp 1
REW
Thp 1 & 2
TEW
m3/m3
m3/m3
m3/m3
mm
mm
Sand
0,07-0,17
0,02-0,07
0,05-0,11
2-7
6-12
Loamy sand
0,11-0,19
0,03-0,10
0,06-0,12
4-8
9-14
Sandy loam
0,18-0,28
0,06-0,16
0,11-0,15
6-10
15-20
Loam
0,20-0,30
0,07-0,17
0,13-0,18
8-10
16-22
Silt loam
0,22-0,36
0,09-0,21
0,13-0,19
8-11
18-25
Silt
0,28-0,36
0,12-0,22
0,16-0,20
8-11
22-26
Silty clay loam
0,30-0,37
0,17-0,24
0,13-0,18
8-11
22-27
Silty clay
0,30-0,42
0,17-0,29
0,13-0,19
8-12
22-28
Clay
0,32-0,40
0,20-0,24
0,12-0,20
8-12
22-29
Sumber: Allen dkk, 1990
d.Jumlah penipisan (depletion) kandungan air pada lapisan tanah yang terevaporasi
(
)
i
e
i
ew
ew
i
w
i
i
i
i
e
i
e
DP
T
f
E
f
I
RO
P
D
D
,
,
1
,
,
+
+
+
-
-
-
=
-
(43)
(
)
0
1
,
,
-
+
-
=
-
i
e
w
i
i
i
i
e
D
f
I
RO
P
DP
(44)
dengan:
De,i= kedalaman evaporasi kumulatif (mm)
DPe,i= kedalaman perkolasi (mm)
P= hujan (mm)
RO= runoff (mm)
Ii= kedalaman irigasi neto (mm)
Ei= evaporasi (mm)
Tew,i= transpirasi (mm)
Tabel 2.8. Nilai fw tiap jenis sistem irigasi
Sistem Pembasahan Tanah
fw
Hujan, Irigasi Sprinkler, Irigasi Basin, Irigasi Border
1,00
Irigasi Furrow, setiap galur, dasar sempit
0,60-1,00
Irigasi Furrow, setiap galur, dasar lebar
0,40-0,60
Irigasi Furrow, galur berselang
0,30-0,50
Irigasi Trickle
0,30-0,40
Sumber: Allen dkk, 1990
4. KEBUTUHAN AIR
Nilai ETo tergantung pada cuaca dan nilai ETc tergantung pada nilai ETo, jenis tanah, jenis tanaman, masa tumbuh tanaman, waktu tanam, dan sistem pemberian air. Sistem pemberian air tergantung pada ketersediaan air di sumbernya. Bila air di sumbernya kurang mencukupi kebutuhan, maka diterapkan sistem golongan dan giliran. Sistem irigasi yang dipraktekan di lapangan berpengaruh terhadap hasil perhitungan ETc dan efisiensi sistem irigasi. Heri Supriyanto (1991) melakukan tinjauan pengaturan air irigasi secara golongan dengan tanaman monokultur, yakni padi-padi-palawija. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem irigasi yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap efisiensi irigasi dan selanjutnya sangat menentukan dalam penetapan kebutuhan air irigasi.
Secara normal, Doorenbos dan Pruit (1977) menyatakan bahwa faktor efisiensi ini dibagi menjadi 2 (dua) macam, yakni:
1)Efisiensi saluran, Ed, yang terdiri dari:
a. Efisiensi saluran utama, Ec dan pintu-pintu pengamatan
b. Efisiensi saluran petak sawah, Eb.
2)Efisiensi penggunaan air di sawah, Ea.
Dari 2 (dua) nilai efisiensi tersebut, maka dapat dicari besarnya nilai efisiensi irigasi, yakni:
Ep = Ea . Eb . Ec(45)
Lebih lanjut, Doorenbos dan Pruit (1977) menunjukkan beragam nilai efisiensi yang bersumber dari hasil survey yang dilakukan oleh ICID/ILRI, USDA, dan USSCS. Secara umum kisaran nilai efisiensi tersebut adalah sebagai berikut: Ea = 0,32-0,80, Eb = 0,70-0,90 dan Ec = 0,65-0.90,
Khusus untuk padi, ICID/ILRI dalam Doorenbos dan Pruit (1977) menetapkan nilai efisiensi penggunaan air di sawah, Ea = 0,32. Dengan telah ditetapkannya nilai efisiensi sebagai asumsi kehilangan air, maka debit air yang harus dibelokkan dari alur sungai atau yang harus diambil dari sumbernya dapat diperkirakan, yaitu:
c
b
a
in
in
E
E
E
A
I
Q
=
(46)
dengan:
Qin= debit air yang dialirkan di intake (L3/T)
Iin= kedalaman irigasi neto (L/T)
A= luas daerah irigasi (L2)
Ea= Efisiensi penggunaan air
Eb= efisiensi saluran petak sawah
Ec= efisiensi saluran utama
Ditjen Irigasi (1986b) memperkirakan efisiensi irigasi 15-22,50% di petak tersier yaitu antara bangunan sadap tersier ke sawah, 7,50-12,50% di saluran sekunder, dan 7,50-12,50% di saluran utama. Efisiensi secara keseluruhan antara 59-73% dan efisiensi keseluruhan untuk upland crops berkisar 50-60%. Untuk nilai efisiensi irigasi, dalam kajian ini digunakan angka dari Ditjen Irigasi karena nilai-nilai tersebut berdasarkan pengalaman praktek irigasi di Indonesia.
Tabel 3.1 Faktor Tanaman (Kc) Berdasarkan Pengamatan di Indonesia
Periode 2 minggu
Padi Varitas Biasa
Padi Varitas Unggul
Jagung
Tebu
Padi > 120 hari % Tumbuh
Kc Padi > 120 hari
1
1.20
1.20
0.50
0.55
10
1.08
2
1.20
1.27
0.59
0.55
20
1.18
3
1.32
1.33
0.96
0.80
30
1.27
4
1.40
1.30
1.05
0.80
40
1.37
5
1.35
1.30
1.02
0.90
50
1.40
6
1.24
0.00
0.95
1.00
60
1.33
7
1.12
0.00
1.00
70
1.23
8
0.00
1.00
80
1.13
9
1.05
90
1.02
10
1.05
100
0.92
20
1.05
21
0.80
22
0.80
23
0.60
24
0.60
Sumber Prosida
Tabel 2.6 Faktor penyesuai ( C )
RH maks. 20 %
RH maks. 60%
RH maks. 90 %
Rs
Mm/hari
3
6
9
12
3
6
9
12
3
6
9
12
Usiang
m/dt
Usiang /Umalam = 4.0
0
0.86
0.90
1.00
1.00
0.96
0.98
1.05
1.05
1.08
1.06
1.10
1.10
3
0.79
0.84
0.92
0.97
0.92
1.00
1.11
1.19
0.99
1.10
1.20
1.32
6
0.68
0.77
0.87
0.93
0.85
0.96
1.11
1.19
0.94
1.10
1.20
1.33
9
0.55
0.65
0.78
0.90
0.76
0.88
1.02
1.14
0.88
1.01
1.10
1.27
Usiang
m/dt
Usiang /Umalam = 3.0
0
0.86
0.90
1.00
1.00
1.00
0.96
0.98
1.05
1.05
1.02
1.06
1.10
3
0.76
0.81
0.88
0.94
0.87
0.96
1.06
1.12
0.91
1.04
1.10
1.28
6
0.61
0.68
0.81
0.88
0.77
0.88
1.02
1.10
0.86
1.01
1.10
1.22
9
0.46
0.56
0.72
0.82
0.67
0.79
0.88
1.05
0.78
0.92
1.00
1.10
Usiang
m/dt
Usiang /Umalam = 2.0
0
0.86
0.90
1.00
1.00
0.96
0.98
1.05
1.05
1.02
1.06
1.10
1.10
3
0.69
0.76
0.85
0.92
0.83
0.83
0.91
0.99
1.05
0.89
0.98
1.14
6
0.53
0.61
0.74
0.84
0.70
0.80
0.94
1.02
1.02
0.79
0.92
1.05
9
0.37
0.48
0.65
0.76
0.59
0.70
0.84
0.95
0.71
0.81
0.96
1.06
Usiang
m/dt
Usiang /Umalam = 1.0
0
0.86
0.90
1.00
1.00
0.96
0.98
1.05
1.05
1.02
1.06
1.10
1.10
3
0.64
0.71
0.82
0.89
0.78
0.86
0.94
0.99
0.85
0.92
1.00
1.05
6
0.43
0.43
0.68
0.79
0.62
0.70
0.84
0.93
0.72
0.82
0.95
1.00
9
0.27
0.41
0.59
0.70
0.50
0.60
0.75
0.87
0.62
0.72
0.87
0.96
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
Tabel 2.7 Koefisien Refleksi Albedo ( )
Kondisi
Koefisien refleksi Albedo ( % )
Perairan terbuka
6
Tanaman hijau menutupi tanah total
24 27
Tanaman hijau menutupi tanah sebagian
15 24
Tanah gundul kosong-kering
12 16
Tanah gundul kosong-lembab
10 12
Tanah gundul kosong-basah
8 10
Hutan berdaun jarum
10 15
Hutan rontok ganti daun
15 20
Rerumputan tinggi-kering
31 33
Rerumputan rendah
10 33
Pepohonan ( kondisi umum )
20
Sumber: CD Soemarto, 1987
Tabel 2.8 Tekanan uap jenuh ( ea ) dalam mbar
ToC
4
5
6
7
8
9
10
11
12
mbar
8.1
8.7
9.3
10.0
10.7
11.5
12.3
13.1
14.0
ToC
13
14
15
16
17
18
19
20
21
mbar
15.0
16.1
17.0
18.2
19.4
10.6
22.0
23.4
24.9
ToC
22
23
24
25
26
27
28
29
30
mbar
26.4
28.1
29.8
21.7
33.6
35.7
37.8
40.1
42.4
ToC
31
32
33
34
35
36
37
38
39
mbar
44.9
47.6
50.3
53.2
56.2
59.4
62.8
66.3
69.9
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
Tabel 2.9 Koreksi kecepatan angina siang ( Usiang )
Usiang/Umalam
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
Koreksi ke Usiang
1.00
1.20
1.33
1.43
1.50
1.56
1.60
Sumber: Doorenbosdan Pruit, 1977
Tabel 3.2 LaMa Waktu tiap tahap Pertumbuhan
Jenis Tanaman
Awal Tanam
Lama Waktu Tiap Tahap Pertumbuhan (hari)
1
2
3
4
Bawang
Mei
Januari
15
20
25
35
70
110
40
45
Bayam
Mei
September Okt
20
20
20
20
15
25
5
5
Kacang ijo
Pebruari-Maret
Agustus-Sep
20
15
30
25
30
25
10
10
Kacang tanah
Juli
25
35
45
25
Kedele
Mei
Juni
Desember
20
20
15
35
30
15
60
60
40
25
25
15
Kentang
Oktober
Desember Juli
Juni
25
25
30
30
30
35
30
45
50
20
30
30
Mentimun
Juni Agustus
20
30
40
15
Merica
Mei Jan
Oktober
30
30
35
40
40
110
20
30
Semangka
Mei
Nopember
25
30
35
45
40
65
20
20
Tomat
Oktober
Mei
30
30
40
40
40
45
25
30
Wortel
April
Mei
Oktober
20
25
30
30
35
40
30
40
60
20
20
20
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
Keterangan
Tahap 1 : persemaian sampai tanah tertutup tanaman 10%
Tahap 2 : akhir tahap 1 sampai tanah tertutup tanaman 70 80%
Tahap 3 : tanah tertutup tanaman seluruhnya, buah mulai masak ditandai
perubahan warna daun atau rontok
Tahap 4 : akhir tahap 3 sampai buah siap panen.
Contoh 2.3
Daerah pertanian Karanganyar terletak pada 15oLS dengan ketinggian 500m. Pada bulan Januari ditanami tomat, memiliki temperatur rata-rata harian 25oC, kelembaban udara relative 75%, penyinaran matahari rata-rata 4 jam, kecepatan angin siang-malam 4 m/detik diukur pada ketinggian 3 m, perbandingan kecepatan angin siang-malam = 3. Berapa evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut bila koefisien refleksi Albedo = 0.25
Penyelesaian:
15oLS, Januari sesuai tabel 2.4 nilai N = 12.9 jam
n/N = 4/12.9 = 0.31
15oLS dan Januari sesuai tabel 2.5 nilai Ra = 16.8
(
)
6.8
16.8
0.31
x
0.50
0.25
Ra
N
n
0.50
0.25
Rs
=
+
=
+
=
Rns = ( 1 )Rs = ( 1 0.25) 6.8 = 5.1
Untuk T = 25oC, sesuai tabel 2.8, maka ea = 17 mbar
Dengan RH = 75 % , maka ed = 12.75/100 = 12.75 mbar
Dengan T = 25oC dan ketinggian 500 m , sesuai tabel 2.3 nilai W = (0.65+0.67)/2 = 0.66
ea ed = 17 12.75 = 4.25
Dengan RH = 75 %, Rs 5.1 mm/hari, Usiang / Umalam = 3, Usiang = 5.58, sesuai tabel 2.6 maka C = 0.93
Kecepatan angin siang untuk tinggi pengukuran 2 m, U2 = U1
h
Log
6.6
Log
= 6.0 x 93 = 5.58 m/detik
f(T) = . Tk4 = 13.65
f(ed) = 0.34 0.044 ed = 0.34 0.044 12.75 = 0.18
N
n
f
= 0.1 + 0.9
N
n
= 0.1 + 0.9 x 0.31 = 0.38
f(u) = 0.27 ( 1 +
100
U2
) = 0.27 ( 1 + 5.58 / 100 ) = 0.28
Rn1 = f(T) . f(ed) .
N
n
f
= 13.65 x 0.18 x 0.38 = 0.93 mm/hari
Rn = Rns Rn1 = 5.1 0.93 = 4.17
ETo = C ( W.Rn + ( 1 W ) . f(u) . ( ea ed )) = 0.93 ( 0.66 x 4.17 + (1-0.66) x 0.28 x 4.25 ) = 2.93
Jadi besarnya evapotranspirasi tetapan bulan Januari ETo = 2.93 mm/hari
Tabel 3.3 Faktor Tanaman Kc
Tahap Pertumbuhan
RH min < 20 %
RH min < 70 %
U = 0 5 m/dt
U = 5 8 m/dt
U = 0 5 m/dt
U = 5 8 m/dt
3
4
3
4
3
4
3
4
JENIS TANAMAN
Bawang
1.05
0.80
1.10
0.85
0.95
0.75
0.95
0.75
Bayam
1.00
0.95
1.05
1.00
0.95
0.90
0.95
0.90
Kacang Hijau
1.00
0.90
1.05
0.90
0.95
0.85
0.95
0.85
Kacang Tanah
1.05
0.60
1.10
0.60
0.95
0.55
1.00
0.55
Kedele
1.10
0.45
1.15
0.45
1.00
0.45
1.05
0.45
Kentang
1.15
0.75
1.20
0.75
1.05
0.70
1.10
0.70
Mentimun
0.95
0.75
1.00
0.80
0.90
0.70
0.90
0.70
Merica
1.05
0.85
1.10
0.90
0.95
0.80
1.00
0.85
Semangka
1.00
0.75
1.05
0.75
0.95
0.65
0.95
0.65
Tomat
1.20
0.65
1.25
0.60
1.05
0.60
1.10
0.60
Wortel
1.10
0.80
1.15
0.85
1.00
0.70
1.05
0.75
Sumber: Doorenbo dan Pruit, 1977
Nilai Etcrop yang telah dihitung berdasarkan data iklim adalah seperti pada baris kesatu Tabel berikut. Selanjutnya diperlukan koreksi sesuai Gambar 3.3 dan gambar 3.5
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept.
Keterangan
Etcrop mm/hr
3.1
5.6
10
8.2
4.6
Koreksi peak
-
-
1.1
-
-
Gambar 3.3
Etcrop terkoreksi
3.1
5.6
11
8.2
-
Koreksi luas
-
-
0.9
-
-
Gambar 3.5
Etcrop akhir
3.1
5.6
9.9
8.2
4.6
Contoh 4.1:
Data hujan harian dari suatu stasiun dan tahun yang terpilih telah ditabelkan. Cari besarnya hujan efektif untuk bulan Januari.
Tgl
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Okt
Nop
Des
1
1
4
0
1
1
0
0
0
0
0
41
0
2
13
6
2
25
0
0
0
0
0
0
12
0
3
16
2
0
3
1
0
0
0
0
0
0
0
4
18
16
36
7
0
0
0
0
0
0
15
0
5
5
0
1
5
0
0
0
0
0
0
13
0
6
21
27
6
0
3
0
0
0
0
42
48
0
7
35
0
8
2
0
0
0
0
0
0
0
10
8
0
0
0
10
0
0
0
3
0
0
0
21
9
13
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
10
0
22
0
0
2
0
1
0
0
0
0
2
11
1
0
1
5
0
0
0
0
0
0
71
0
12
1
0
0
2
4
0
0
0
0
0
22
9
13
1
0
0
50
0
0
0
0
0
0
0
60
14
0
42
1
1
0
0
0
0
0
0
0
4
15
0
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
34
10
0
16
0
0
0
0
0
0
1
4
17
36
14
1
41
0
0
0
0
0
0
1
2
18
33
8
14
3
0
0
0
0
0
1
0
1
19
2
8
0
3
0
0
0
0
0
0
0
31
20
0
35
0
5
0
0
0
0
0
0
3
1
21
0
1
7
0
0
0
0
0
0
0
0
7
22
10
16
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
16
0
0
6
0
0
0
0
0
8
24
11
0
9
3
0
0
0
0
0
0
0
1
25
1
0
11
2
0
0
0
0
0
0
0
0
26
0
0
0
9
3
0
0
0
0
0
0
31
27
9
0
236
0
1
0
0
0
0
0
13
0
28
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
49
29
0
24
3
0
0
0
0
0
0
1
6
30
0
11
8
0
0
0
0
0
0
0
16
31
0
0
0
0
0
0
15
Jumlah hujan
261
230
387
207
18
6
1
3
0
43
241
278
Jumlah hari hj
19
15
17
21
8
1
1
1
0
2
12
19
Tabel 4.1 Konstanta Zijlstra
n
hari
30
Tebal Penjenuhan
200 mm
Tebal Penjenuhan
225 mm
Tebal Penjenuhan
250 mm
Tebal Penjenuhan
275 mm
koef. a
koef. b
koef. a
koef. b
koef. a
koef. b
koef. a
koef. b
0.63636
6.37274
0.61818
7.23637
0.61818
8.03637
0.60000
8.90000
35
0.67272
5.24548
0.65454
6.00911
0.6.3636
6.77274
0.61818
7.53637
40
0.67272
6.64548
0.67272
5.14548
0.65454
5.80911
0.65454
6.40911
45
0.70909
3.91818
0.69090
4.48185
0.69090
4.98185
0.65454
5.70911
50
0.72727
3.45455
0.72727
3.85455
0.69090
4.48185
0.67272
5.04548
55
0.74545
3.09092
0.74545
3.39092
0.70909
4.01818
0.69090
4.48185
60
0.76363
2.72729
0.74545
3.09092
0.72727
3.55455
0.70909
4.01818
3. HUJAN EFEKTIF
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menghitung Re, antara lain:
Metode R80 bulanan (prob. hujan bulanan 80% kering)
Hujan efektif (Re) diperhitungkan 70 % dari hujan dengan probabilitas 80 % (R80). Hujan bulanan diurutkan dari urutan terkecil untuk masing-masing bulan (berarti tahun pengamatan sudah tidak valid lagi), selanjutnya pilih hujan bulanan pada urutan ke
1
5
n
R
80
+
=
(4.2)
Re = 0,7 . R80 ( 4.3)
dengan . R80 = hujan bulanan dengan probabilitas 80% kering
n = jumlah peroide pengamatan dalam n tahun
Metode Tahun Dasar
Bila data hujan harian bisa diperoleh dari lapangan maka metode ini lebih teliti. Sebagai langkah awal , hujan tahunan dari masing-masing stasiun yang ada diplot pada kertas log-log. Selanjutnya untuk setiap stasiun, hasil plotting yang berupa titik-titik dihubungkan dengan garis. Cari stasiun yang memiliki plotting paling mendekati garis lurus dapat ditentukan sebagai stasiun yang dipandang mewakili (sta X).
Dari sta X urutkan hujan tahunan dan pilih yang paling kecil, yaitu merupakan tahun yang dianggap mewakili data hujan selama periode tersebutsebagai tahun dasar (tahun Y). Selanjutnya ambil data hujan harian sta X selama tahun Y dan cermati angka-angkanya untuk dianalisa lebih lanjut dengan pedoman sebagai berikut:
1. Hujan individual < 5 mm tidak diperhitungkan sebagai hujan efektif (dianggap tidak ada hujan )
2. Hujan yang diperhitungkan sebagai hujan efektif adalah hujan antara 5 36 mm
3. Hujan yang terjadi berturut-turut (walau < 5 mm dan diselingi tanpa hujan 1 hari) diperhitungkan sebagai hujan efektif.
4. Bila jumlah hujan > Re, maka Re adalah hujan efektif, sebaliknya bila hasil perhitungan < Re, maka hasil perhitungan sebagai hujan efektif Re = 30 + 6 . N, dengan N adalah jumlah hari hujan yang berurutan.
Penyelesaian:
Perhatikan hujan pada bulan Januari
Tanggal 1 13:
* Jumlah hari hujan berturut-turut: 13 ( kriteria 3 dan 4 )
* Jumlah curah hujan ( Pc ): 125 ( kriteria 3 dan 4 )
* Rc = 30 + 6 x 13 = 108: ternyata < Pc, jadi dipakai Rc ( kriteria 5 )
* Maka hujan efektif (Pe): 108 mm
Tanggal 16 19:
* Jumlah hari hujan berturut-turut: 4
* Jumlah curah hujan ( Pc ): 105
* Rc = 30 + 6 x 4 = 54: ternyata < Pc, jadi dipakai Rc
* Maka hujan efektif (Pe): 54 mm
Tanggal 22 27:
* Jumlah hari hujan berturut-turut: 6
* Jumlah curah hujan ( Pc ): 31
* Rc = 30 + 6 x 6 = 66: ternyata > Pc, jadi dipakai Pc
* Maka hujan efektif (Pe): 31 mm
Total Hujan Efektif bulan Januari = 108 + 54 + 31 = 193 mm
Tabel 4.2 Pengaruh Kualitas Air Irigasi Pada Kegaraman Tanah, permeabilitas, dan Keracunan ( Ayers & Wescot, 1976 )
Tidak ada
Sedang
Berat
Salinitas
* Ecw (mmhos/cm)
< 0.75
0.75 3.00
> 3.00
Permeabilitas
* Ecw (mmhos/cm)
> 0.50
0.50 0.20
< 0.20
Toksit
* boron (mg/1)
< 0.75
0.75 2.00
> 2.00
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
Tabel 4.3 Tingkat Toleransi Garam Tanaman (Ayers & Westeot, 1976)
Tanaman
Potensi Hasil
ECe
Max
100 %
90 %
75 %
50 %
Ece
Ecw
Ece
Ecw
Ece
Ecw
Ece
Ecw
Bawang
1.2
0.8
1.8
1.2
2.8
1.8
4.3
2.9
8
Buncis
1.0
0.7
1.5
1.0
2.3
1.5
3.6
2.4
7
Jagung
1.7
1.1
2.5
1.7
3.8
2.5
5.9
3.9
10
Kedele
5.0
3.3
5.5
3.7
6.2
4.2
7.5
5.0
10
Kacangtanah
3.2
2.1
3.5
2.4
4.1
2.7
4.9
3.3
7
Kentang
1.7
1.1
2.5
1.7
3.8
2.5
5.9
3.9
10
Padi
3.0
2.0
3.8
2.6
5.1
3.4
7.2
4.8
12
Timun
2.5
1.7
3.3
2.2
4.4
2.9
6.3
4.2
10
Tomat
2.5
1.7
3.5
2.3
5.0
3.4
7.6
5.0
13
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
Tabel 4.4 Efisiensi Irigasi (Ep)
* Efisiensi Saluran Pembawa (Ec)
ICI/ILRI
USDA
Suplesi menerus tanpa perubahan berarti
0.90
Suplesi bergilir
0.80
Suplesi berdasarkan jadwal tertentu
0.70
Suplesi berdasarkan permintaan petani
0.65
* Efisiensi Saluran Tersier (Eb)
Untuk luas petak > 20 ha tanpa lining
0.80
Untuk luas petak > 20 ha dengan lining
0.90
Untuk luas petak < 20 ha tanpa lining
0.70
Untuk luas petak < 20 ha dengan lining
0.80
* Efisiensi Saluran Distribusi (Ed = Ec . Eb)
* Efisiensi Pada Petak Sawah (Ea)
Pemberian air lewat Permukaan
Kondisi tanah lunak
0.55
Kondisi tanah sedang
0.70
Kondisi tanah berat
0.60
Padi
0.32
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
Tabel 4.5 Hubungan antara gaya tarik air tanah dalam bar (atmosfir) dan
ketersediaan air tanah (Sa) dalam mm/m kedalaman air
Gaya tarik air tanah (atmosfir)
0.2
0.5
2.5
15
Ketersediaan air tanah (Sa), dalam mm/m
Tanah liat berat
180
150
80
0
Tanah liat berlumpur
190
170
100
0
Lempung
200
150
70
0
Lempung berlumpur
250
190
50
0
Tanah bertekstur halus
200
150
70
0
Tanah lempung berpasir
130
80
30
0
Tanah bertekstur sedang
140
100
50
0
Tanah bertekstur kasar
60
30
20
0
Sumber: Rijtema, 1969
Tabel 4.6 Hubungan D,p, dan p.Sa untuk tiap jenis Tanaman
Tanaman
Kedalaman akar
(D) m
Bagian (p) air tanah
Tersedia1)
Ketersediaan Air Tanah yang siap
Digunakan (p.Sa), mm/m1)
Halus
Sedang
Kasar
Bawang
0.3 0.5
0.25
50
35
15
Buncis
0.5 0.7
0.45
90
65
30
Kcang tanah
0.5 1.0
0.40
80
55
25
Kedele
0.6 1.3
0.50
100
75
35
Kentang
0.4 06
0.25
50
30
15
Melon/semangka
1.0 1.5
0.35
70
50
25
Padi
0.5 1.0
0.90
100
85
55
Sayuran
0.3 06
0.20
40
30
15
Timun
0.7 1.2
0.50
100
70
30
Tomat
0.7 1.5
0.40
180
60
25
Total air tanah tersedia (Sa)
200
140
60
Sumber: Stuart dan Hagan, 1972
Keterangan:
1) Bila ET crop 3 mm/hari atau lebih kecil, tambah dengan 30%, bila ET crop 8mm/hari atau lebih kurangi dengan 30%, anggap kondisi tanpa garam (Ece < 2 mmhos/cm)
Tabel 4.7 Besarnya kecepatan aliran masuk (v) dan aliran air (q) Ambil dari KP
Tekstur tanah
Kecepatan Intake (v) mm/jam
Aliran air (q) lt/dt/ha
Pasir
25.00 250 ( 50.0 )
140
Lempung berpasir
15.00 75 ( 25.0 )
70
Lempung
8.00 20 ( 12.5 )
35
Lempung bertanah liat
2.50 15 ( 8.0 )
22
Liat berlumpur
0.03 3 ( 2.5 )
7
Liat
1.00 15 ( 5.0 )
14
Sumber: Doorenbos, Pruit dkk (1977)
Gambar-1. Tentang CropWat-8
Gambar-2. Cropwat-8 Bisa Untuk Perhitungan Harian
Gambar-3.Pengaturan Awal
Gambar-4. Pemilihan Periode Input Dan Keluaran
Gambar-4. Input Data Iklim Untuk ETo
Gambar-5. Input Data Hujan
Latihan:
Download Cropwat
Download crop Water Requiremen FAO, dalam format EXCEL
Latihan:
Selesaikan soal berikut ini secara mandiri. Selanjutnya cocokkan hasilnya dengan hasil teman Saudara dan diskusikan:
1. Apa yang dimaksud dengan evapotranspirasi?
2. Apa yang dimaksud dengan evapotranspirasi potensial?
3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan air bagi tanaman?
4. Mengapa dalam menghitung kebutuhan air bagi tanaman yang dihitung adalah evapotranspirasi potensial?
5. Ada berapa macam cara menghitung evapotranspirasi potensial ?
6. Bila ditinjau dari metode yang ada dalam buku ini, metode mana yang paling teliti untuk menghitung evapotranspirasi potensial.? Mengapa ?
7. Apakah yang menjadi pedoman dalam pemilihan masing-masing metode tersebut?
8. Bagaimana cara memperoleh data iklim (temperatur, kecepatan angin, kelembaban udara, ketinggian, letak lintang, penyinaran matahari) untuk perhitungan evapotranspirasi tetapan?
9. Dimana dapat diperoleh data iklim?
10. Apa yang dimaksud dengan koefisien Boltzman?
11. Apa yang dimaksud dengan koefisien Refleksi?
12. Mungkinkah evapotranspirasi tetapan dihitung dalam satuan waktu harian?
13. Adakah keterkaitan evapotranspirasi tetapan dengan keberadaan hujan?
14. Wilayah pertanian yang yang terletak pada 25o Lintang Selatan pada bulan Januari ditanami biji-bijian , bertemperatur 28oC> berapa besarnya nilai evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
15. Daerah pertanian terletak pada 20o Lintang Selatan dan ketinggian 250 m pada bulan Januari ditanami Kentang, memiliki temperatur rata-rata 26oC, kelembaban relatif udara 50 % kecepatan angin siang malam rata-rata 4 m/detik, perbandingan kecepatan angin siang dan malam adalah 2, penyinaran matahari rata-rata 3 jam/hari. Berapa besar evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
16. Daerah pertanian terletak pada 30o LS dan pada ketinggian 300m pada bulan Januari ditanami jagung, memiliki temperatur rata-rata harian 24oC, kelembaban udara relatif 80%, penyinaran matahari rata-rata 6 jam, kecepatan angin siang malam 2 m/detik diukur pada ketinggian 2.5m. perbandingan kecepatan angin siang-malam=2.5. Berapa evapotranspirsi tetapan pada bula tersebut bila koefisien refleksi Albedo=0.20
17. Daerah pertanian dengan kelembaban udara relatif 60%, kecepatan angin siang tergolong lemah diukur evaporasinya dengan menggunakan Panci Colorado yang diletakkan pada daerah hijau dengan jarak 50 m dari rumpun tanaman. Besarnya Epanci terukur = 8 mm / hari. Berapa evapotranspirasi tetapan untuk bulan tersebut?
18. Wilayah pertanian yang terletak pada 25o Lintang Selatan pada bulan Januari ditanami biji-bijian, bertemperatur rata-rata 28oC. Berapa besarnya nilai evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
19. Daerah pertanian terletak pada 20o Lintang Selatan dan ketinggian 250 m, pada bulan Januari ditanami Kentang, memiliki temperatur rata-rata 26oC, kelembaban relatif udara 50%, kecepatan angin siang-malam rata-rata 4 m/detik, perbandingan kecepatan angin siang dan malam adalah 2, penyinaran matahari rata-rata 3 jam/hari. Berapa besar evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
20. Daerah pertanian terletak pada 30o LS dan pada ketinggian 300 m pada bulan Januari ditanamijagung, memiliki temperatur rata-rata harian 24oC, kelembaban udara relatif 80%, penyinaran matahari rata-rata 6 jam, kecepatan angin siang malam 2 m/detik diukur pada ketinggian 2.5m, perbandingan kecepatan angin siang malam = 2.5. Berapa evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut bila koefisien refleksi Albedo = 0.20.
21. Daerah pertanian dengan kelembaban udara relatif 60%, kecepatan angin siang tergolong lemah diukur evaporasinya dengan menggunakan Panci Colorado yang diletakkan pada daerah hijau dengan jarak 50m dari rumpun tanaman. Besarnya Epanci terukur = 8 mm/hari. Berapa evapotranspirasi tetapan untuk bulan tersebut?
PAGE
22