Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

28
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir BAB IV BAB IV JARINGAN IRIGASI JARINGAN IRIGASI PAKISJAYA PAKISJAYA 4.1. Gambaran Umum Pengembangan Sumberdaya Air (SDA) di Satuan Wilayah Sungai (SWS) Citarum secara terpadu untuk berbagai kepentingan telah dimulai sejak dicanangkannya Pelaksanaan Proyek Serbaguna Jatiluhur oleh Ir. H. Djuanda, Perdana Menteri Republik Indonesia, tahun 1956. Pengembangan tahap Pertama dinyatakan selesai tahun 1967 oleh Jenderal Soeharto, pada saat itu selaku Pejabat Presiden Republik Indonesia. Pembangunan Proyek Serbaguna Jatiluhur secara garis besar dibagi dua kegiatan, yaitu : (1) pembangunan Bendungan dan Waduk Jatiluhur dengan daya tampung 3 milyar m 3 berikut PembangkitListrikTenaga Air dengan daya terpasang 150 MW, (2) Sistem Pengairan dengan irigasi untuk sawah seluas 240.000 ha, penyediaan air baku untuk air minum terutama kota Jakarta, untuk industri serta penggelontoran saluran pembuang di musim kemarau. Jumlah aliran air dalam satu PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 1

Transcript of Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Page 1: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

BAB IVBAB IV

JARINGAN IRIGASIJARINGAN IRIGASI

PAKISJAYAPAKISJAYA

4.1. Gambaran Umum

Pengembangan Sumberdaya Air (SDA) di Satuan Wilayah Sungai

(SWS) Citarum secara terpadu untuk berbagai kepentingan telah

dimulai sejak dicanangkannya Pelaksanaan Proyek Serbaguna

Jatiluhur oleh Ir. H. Djuanda, Perdana Menteri Republik Indonesia,

tahun 1956. Pengembangan tahap Pertama dinyatakan selesai tahun

1967 oleh Jenderal Soeharto, pada saat itu selaku Pejabat Presiden

Republik Indonesia.

Pembangunan Proyek Serbaguna Jatiluhur secara garis besar dibagi dua

kegiatan, yaitu : (1) pembangunan Bendungan dan Waduk Jatiluhur

dengan daya tampung 3 milyar m3 berikut PembangkitListrikTenaga

Air dengan daya terpasang 150 MW, (2) Sistem Pengairan dengan

irigasi untuk sawah seluas 240.000 ha, penyediaan air baku untuk air

minum terutama kota Jakarta, untuk industri serta penggelontoran

saluran pembuang di musim kemarau. Jumlah aliran air dalam satu

tahun di SWS Citarum rata-rata 12,95milyar m3, yaitu Citarum 6.0 milyar

m3 sungai lainnya 6,95 milyar m3. Dengan prasarana dan sarana yang

ada telah dapat dikendalikan 7,65 milyar m3, meliputi Citarum 5,85

milyar m3 dan sumber/sungai lainnya 1,80 milyar m3. Adapun air yang

telah dimanfaatkan sampai saat ini rata-rata per tahun untuk irigasi 6.0

miltar m3 dan untuk air minum serta industri 0,75milyar m3. Ini

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 1

Page 2: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

menggambarkan bahwa air yang telah terkendali belum seluruhnya

dimanfaatkan, dari hasil penelitian (BCEOM, 1990) dapa tmemenuhi

kebutuhan sampai tahun 2015. Untuk memenuhi kebutuhan setelah

tahun 2015 perlu ditingkatkan kemampuan pengendalian atau

membangun waduka ntara lain waduk Cipunegara (Nippon Koei, 1983)

dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.

Daerah Irigasi Jatiluhur memiliki tiga saluran induk (primer) yaitu

Saluran Tarum Timur sepanjang 67 km untuk daerah Subang dan

sekitarnya, Saluran Tarum Utara untuk daerah Karawang melalui

bendung Walahar, dan Saluran Tarum Barat sepanjang 70 km

untuk daerah Bekasi dan suplai PDAM DKI Jakarta. Bendung

Walahar adalah bangunan bendung gerak dengan konstruksi pintu

air baja type Roller Steel Gate yang terdiri 4 pintu utama bendung

(pintu l, 2, 3 dan 4) memiliki bentang 20 m dan 2 (dua) pintu selebar 8

meter sebagai pintu keluar masuk perahu, yang pada saat

pembangunannya diperuntukan untuk lalulintas perahu masyarakat

sekitar wilayah ini. Bendung Walahar dibuat pada tahun 1928 pada

jaman Pemerintahan kolonial Belanda, yang kemudian direhab pada

tahun 1989 ini berada di Sungai Citarum, Desa Walahar, Kecamatan

Klari, Kabupaten Karawang. Luas areal pertanian yang air irigasinya

berasal dari Bendung Walahar seluas + 79.000 ha, termasuk daerah

irigasi Pakis Jaya, Kecamatan Rengasdengklok.

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 2

Page 3: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Gambar 4.1. Bendung Walahar

4.1.1. Letak Geografis

Jaringan Irigasi Pakisjaya merupakan bagian dari Daerah Irigasi Tarum

Utara berada di Kecamatan Pakisjaya Kabupaten Karawang, meliputi

Kabupaten Karawang dan sebagian kecil di wilayah Kabupaten Subang.

Secara geografis daerah ini berada antara 107°02' - 107°40' BT dan

5°56' - 6°34' LS. Wilayah tersebut dibatasi oleh laut Jawa sebelah

utara, sebelah timur dan selatan dibatasi oleh Kecamatan Batujaya,

dan di sebelah barat dibatasi oleh Sungai Citarum dan Kabupaten

Bekasi.

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 3

Page 4: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Gambar 4.2. Peta Administrasi Kecamatan Pakisjaya

Secara umum keadaan topografi di Kecamatan Pakisjaya Kabupaten

Karawang sebagian besar merupakan dataran rendah dengan variasi

ketinggian antara 0 - 10 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan

lahan antara 0% - 2%.

Berdasarkan data klimatologi yang diperoleh dari stasiun meteorologi

Sukamandi - Subang, tempera-tur udara di Kecamatan Pakisjaya rata-

rata 27° C dengan tekanan udara rata-rata 1.010 milibar, penyinaran

matahari 66%, kelembaban nisbi 80% dan kecepatan angin rata-rata 5

- 7 km/jam. Sebagimana menurut klasifikasi Oldeman bahwa daerah

Kabupaten Karawang pada umunya termasuk dalam zona iklim B, yaitu

zona iklim dengan jumlah bulan basah berturut-turut 7-9 bulan. Zona

iklim B membutuhkan perencanaan irigasi yang matang dan teliti bila

penanaman akan dilakukan sepanjang tahun.

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 4

Page 5: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

4.1.2. Sifat Fisik Tanah

Untuk menentukan jenis tanah dilakukan pengambilan sampel tanah

pada tiga lokasi (desa) yang dianggap mewakili daerah penelitian

tanah. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan di Desa Tegal Jaya,

Solokan, dan Tanjung Pakis.

Pengambilan sampel tanah dilakukan pada delapan titik pengamatan,

masing-masing dua titik pada tiap kecamatan dengan pengambilan

sampel tanah pada kedalaman 0 - 20 cm dan kedalaman 20 - 40 cm.

Secara umum jenis tanah yang terdapat di Daerah Irigasi Divisi

Pengairan Tengah Karawang adalah jenis tanah aluvial, dan sebagian

kecil lagi adalah jenis regosol, grumosol, podsolik merah kuning,

latosol serta glei humus.

Dari keadaan tersebut di atas dan hasil analisa terhadap sampel tanah

yang dilakukan di laboratorium, dapat diketahui sifat fisik tanah

(tekstur) di lokasi penelitian memiliki kandungan unsur hara yang

tinggi. Jenis tanah seperti ini memiliki sifat yang sangat sukar

melewatkan air karena sifat kohesif dan adhesif yang dimiliki tanah

tersebut. Hal ini disebabkan ruang pori yang relatif sempit dan kuatnya

tekanan antara tanah dan air. Karena butir-butir tanah yang halus

relatif banyak maka tanah tersebut memiliki total ruang pori yang

sangat besar. Hal ini menyebabkan efisiensi pemakaian air lebih tinggi

karena dapat mengurangi kehilangan air yang disebabkan oleh

perkolasi.

Disamping pengambilan sampel tanah juga dilakukan pengukuran laju

perkolasi secara langsung di lapangan. Pengukuran laju perkolasi

dilakukan secara bersamaan di tempat pengambilan sampel tanah.

Pengukuran dilakukan pada beberapa lokasi yang dapat mewakili

seluruh daerah irigasi.

Pengukuran laju perkolasi dilakukan dengan menggunakan metoda

pengukuran cara silinder dengan selang waktu pengukuran 24 jam.

Pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh kali ulangan, selanjutnya dari

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 5

Page 6: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

laju perkolasi yang didapat, kemudian ditentukan nilai laju perkolasi

dilahan dengan mengambil nilai rata-rata dari basil pengukuran

sebagai laju perkolasi dilahan. Hasil pengukuran laju perkolasi dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Nilai Laju Perkolasi Tanah

No. Lokasi(Kecamatan)

Laju Perkolasi(mm/hari)

1 Solokan 2.84

2 Tegal Jaya 2.16

3 Pakisjaya 3.25

4.2. Jaringan Irigasi Pakisjaya

Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu

kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari

penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian dan

penggunaannya.Jaringanirigasi di Kecamatan Pakisjaya termasuk ke

dalam Daerah irigasi Tarum Utara, yang mana luas keseluruhan sawah

bersifat irigasi teknis di Kecamatan ini adalah 4600ha. Secara umum,

luas lahan sawah masing-masing desa di Kecamatan Pakisjaya tertera

pada tabel 4.1 dan peta administrasi Kecamatan Pakisjaya pada

gambar 4.2. dibawah ini :

Tabel 4.2. Luas Lahan Sawah berdasarkan Jenis Pengairan

Di Kecamatan Pakisjaya Tahun 2012

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 6

Page 7: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Sumber : Kecamatan Pakisjaya dalam angka 2013

4.2.1. Kondisi Irigasi di Kecamatan Pakisjaya

Jaringan Irigasi Pakisjaya merupakan jaringan tersier, yang sebagian

besar bersifat teknis dan sebagian lagi bersifat semiteknis. Untuk

Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.

Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur.

Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan saluran

pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan

penyadap sampai ke petak tersier. Dalam rangka memudahkan sistem

pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak

yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter

dan petak sawah sebagai satuan terkecil. Gambar 4.1. memberikan

ilustrasi jaringan irigasi teknis di daerah irigasi Pakisjaya dan Batujaya.

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 7

Page 8: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Gambar 4.2. Peta Luas Areal dan Jaringan Irigasi di Pakisjaya

dan Batujaya

Berdasarkan hasil survey kondisi eksisting saluran-saluran yang ada di

Jaringan Irigasi Pakisjaya, mulai dari saluran sekunder, saluran tersier

dan saluran kwarter disajikan pada table 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2. Kondisi Existing Saluran Irigasi Teknis di Kecamatan

Pakisjaya Tahun 2012

NoNama

Saluran Sekunder

Nama Saluran Tersier/Kwarter

Lokasi(desa)

PanjangKondisi LUAS (Ha)

Baik (M)

Rusak (M) Kumulatif

M Sedang BeratKwarte

rTersier

1 BTUB 25 BTUB 25 Ka1 Telaga Jaya 1870 500 300 1070 - 345BTUB 25 Ka1b Telaga Jaya 2700 1000 1200 500 170 -BTUB 25 Ka3 Telaga Jaya 1200 - 450 750 65 -BTUB 25 Ka4 Telaga Jaya 600 - 450 150 35 -BTUB 25 Ka2 Telaga Jaya 3200 800 700 1700 - 145

2 BTUB 26 BTUB 26 Ka.1 Teluk Jaya 4000 210 500 3290 - 130BTUB 26 Ka.1a Teluk Jaya 250 - - 250 31 -BTUB 26 Ka.1b Teluk Jaya 700 - - 700 42 -BTUB 26 Ka.2 Teluk Jaya 1000 450 250 300 - 65BTUB 26 Ka.3 Teluk Jaya 700 - 200 500 - 57

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 8

Page 9: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

3 BKDW 1 Bkdw 1 ka.1a Tanah Baru 3000 300 750 1950 - 387Bkdw 1 ka.1b Tanah Baru 2000 700 200 1100 - 230Bkdw 1 ka.2 Tanah Baru 1300 300 170 830 - 197Bkdw 1 ka.3 Tanah Baru 1500 152 250 1098 - 190Bkdw 1ka.2a Tanah Baru 300 - - 300 120 -Bkdw 1ka.2b Tanah Baru 500 - 300 200 77 -

4 BKDW 2 Bkdw. 2 Ka Solokan 2700 350 250 2100 - 162Bkdw. 2 Ki Solokan 1300 - 350 950 - 82

5 BKDW 3 Bkdw. 3 Ka1 Solokan 3000 - 500 2500 - 458Bkdw. 3 Ki Solokan 250 200 50 - - 33Bkdw.3.Ka2 Tanjungbungin 3000 300 750 1950 290 -Bkdw.3.Ka3 Tanjungbungin 2500 250 1200 1050 168 -

6 B.PKS 1 B.PKS 1 ka1 Tanjung Mekar 3000 300 200 2500 - 290B.PKS 1 ka2 Tanjung Mekar 800 - - 800 - 155B.PKS 1 ka3 Tanjung Mekar 700 - - 700 - 135B.PKS 1 ka.2a Tanjung Pakis 500 - - 500 95 -B.PKS 1 ka.2b Tanjung Pakis 300 - 200 100 60 -B.PKS 1 ka.3a Tanjung Pakis 500 - - 500 90 -B.PKS 1 ka.3b Tanjung Pakis 200 - - 200 45 -

7 B.PKS 2 B.PKS 2 Ka Tanjung Mekar 1500 - 75 1425 - 105B.PKS 2 Ka.2 Tanjung Pakis 1200 - 60 1140 70 -B.PKS 2 Ka.3 Tanjung Pakis 300 - 0 300 35 -

8 B.PKS.3 B.PKS 3 Ka Tanjung Mekar 1000 - 60 940 - 135B.PKS 3 Ka.2 Tanjung Pakis 400 - 60 340 30 -B.PKS 3 Ka.3 Tanjung Pakis 600 - 0 600 105 -

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 9

Page 10: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Saluran Kwarter BKdw 1 Saluran Tersier di Btub 25

Gambar 4.3.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Dinas Pertanian

Kabupaten Karawang maupun dari UPTD Kecamatan Pakisjaya, dike-

tahui bahwa pola tanam yang biasa dilakukan secara umum adalah

padi-padi-palawija, dan padi-padi-bera. Jenis tanaman yang biasa

ditanam oleh petani antara lain adalah : padi (Oryza sativa), jagung

(Zea mays), ketela pohon (Manihot esculanta), kacang kedelai

(Glycinomax sp.), kacang tanah (Arachis hipogea) serta sayur-sayuran.

4.2.2. Kebutuhan Air Irigasi untuk Tanaman

Pada saat ini debit Saluran Induk Tarum Utara yang sampai ke daerah

irigasi Pakisjaya adalah 1,65 m3/det pada kondisi debit minimum.

Berdasarkan data dari Perum Otorita Jatiluhur bahwa pada kondisi

normal di setiap saluran induk adalah :

debit air yang mengalir ke Saluran Induk Tarum Barat rata-rata

27 m3/detik, dengan luas areal sawah + 68.000 ha.

debit air yang mengalir ke Saluran Induk Tarum Utara rata-rata

80 m3/detik, dengan luas areal sawah + 76.000 ha

debit air yang mengalir ke Saluran Induk Tarum Timur rata-rata

52,5 m3/det, dengan luas areal sawah + 90.000 ha

Pembagian air irigasi menuju Tarum Barat dan Tarum Timur dilakukan

di Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung

Walahar, yang kemudian di Bangunan Bagi Utama Leuweung Seureuh

saluran Tarum Utara terbagi lagi menjadi Saluran Induk Tarum Utara

Barat dan Saluran Tarum Utara Timur.

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 10

Page 11: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Gambar 4.4. Lokasi Bangunan Bagi Utama Saluran Induk Tarum

Utara

Pada umumnya kebiasaan yang dilakukan oleh petani di Daerah irigasi

Kabupaten Karawang, kebutuhan air untuk pengolahan lahan sebesar

200 mm dengan lama waktu pengolahan lahan 30 hari. Jadi besar

kebutuhan air untuk pengolahan lahan adalah sebesar 6,67 mm/hari.

Jumlah air yang hilang mulai dari sumber irigasi sampai ke petakan

sawah sangat berpengaruh terhadap suatu sistem peng.elolaan

jaringan irigasi. Kehilangan air di saluran merupakan selisih air yang

terukur masuk kedalam jaringan irigasi dengan debit air yang terukur

keluar dari jaringan irigasi tersebut. Cara pengukuran yang biasa dan

umum dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran debit air pada

lokasi hulu, tengah dan hilir dari saluran irigasi tersebut. Dari data

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 11

Page 12: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

yang diperoleh dari Perum Otorita Jatiluhur kehilangan air disaluran

adalah sebesar 35%, sehingga efisiensi penyaluran adalah sebesar

65%.

Disamping hal-hal yang telah diuraikan di atas, kebutuhan air irigasi

juga tergantung kepada jenis tanaman dan poly tanam yang

dilaksanakan. Secara umum dari informasi yang diperoleh dari petani

serta dinas terkait setempat melalui wawancara dan pengamatan

langsung di lapangan, jenis tanaman yang biasa ditanam adalah padi

(Oryza sativa), jagung (Zea mays), ketela pohon (Manihot esculanta),

kacang kedelai (Glycinomax sp.), kacang tanah (Arachis hipogea),

serta sayur-sayuran. Sedangkan pola tanam yang biasa dilakukan

secara umum adalah : padi-padi-palawija dan padi-padi bera.

Dengan memperhatikan masa olah tanah hingga siap tanam, masa

tanam, masa pertumbuhan hingga saat panen untuk suatu komoditi

dengan pola tanam tertentu pula, maka dapat duketahui gambaran

tentang jumlah kebutuhan air irigasi yang diperlukan balk jumlah

maupun waktunya. Dengan nilai evapotranspirasi (ETo) yang telah

diketahui dan koefisien tanaman setiap fase pertumbuhan, maka

disusun tabel untuk nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) sesuai jenis

tanaman dan pola tanam yang dilakukan. Nilai evapotranspirasi

tanaman dari hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Evapotranspirasi Tanaman setiap Pola Tanam

M T

Nilai Evapotranspirasi untuk setiap Masa Tanam (mm/hari)

Masa Tanam

Okt-1

Okt-2

1-Nov

2-Nov

Des-1

Des-2 Okt-i Okt-

21-

Nov2-

NovDes-

1

Des1

1-Jan 4.88 5.32 5.52 5.2 4.73 4.02 4.88 5.32 5.52 5.2 4.73 4.0

2-Jan 6.67 4.88 5.32 5.52 5.2 4.73 1.58 4.88 5.32 5.52 5.2 4.7

1-Feb 6.67 6.67 5.57 6.06 6.29 5.93 2.47 1.8 5.57 6.06 6.29 5.9

2-Feb 4.58 6.67 6.67 5.57 6.06 6.29 2.47 2.47 1.8 5.57 6.06 6.2

1-Mar 4.79 4.79 6.67 6.67 5.83 6.34 3.29 2.58 2.58 1.88 5_83 6.3

2-Mar 5.64 4.79 4.79 6.67 6.67 5.83 3.29 3.29 2.58 2.58 1.88 5.8

1-Apr 5.91 5.38 4.57 4.57 6.67 6.67 1.34 3.14 3.14 2.46 2.46 1.7

2-Apr 6.27 5.91 5.38 4.57 4.57 6.67 1.79 1.34 3.14 3.14 2.46 2.4

Mei-1 5.84 6.06 5.72 5.2 4.42 4.42 2.38 1.73 1.3 3.03 3.03 2.3

Mei-2 5.37 5.84 6.06 5.71 5.2 4.42 2.38 2.38 1.73 1.3 3.03 3.0

1-Jun 1.72 5.32 5.79 6.01 5.66 5.15 3 2.36 2.36 1.72 1.29 3

2-Jun 2.36 1.72 5.32 5.79 6.01 5.66 3 3 2.36 2.36 1.72 1.2

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 12

Page 13: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

1-Jul 2.44 2.44 1.78 5.5 5.99 6.22 1.33 3.11 3.11 2.44 2.44 1.7

Ju1-2 3.11 2.44 2.44 1.78 5.51 5.99 - 1.33 3.11 3.11 2.44 2.4

Agt-1 3.71 3.71 2.91 2.91 2.12 6.57 - - 1.59 3.71 3.71 2.9

Agt-2 1.59 3.71 3.71 2.91 2.91 2.12 - - - 1.59 3.71 3.7

1-Sep 6.67 1.59 3.72 3.72 2.92 2.92 6.67 - - - 1.59 3.7

2-Sep 6.67 6.67 1.59 3.72 3.72 2.92 6.67 6.67 - - - 1.5

Okt-1 5.36 6.67 6.67 1.58 3.68 3.68 5.36 6.67 6.67 - -

Okt-2 5.36 5.36 6.67 6.67 1.58 3.68 5.36 5.36 6.67 6.67 -

1-Nov 5.57 4.73 4.73 6.67 6.67 1.39 5.57 4.73 4.73 6.67 6.67 -

2-Nov 6.12 5.57 4.73 4.73 6.67 6.67 6.12 5.57 4.73 4.73 6.67 6.6

Des-1 6.13 5.78 5.26 4.47 4.47 6.67 6.13 5.78 5.26 4.47 4.47 6.6

Des-2 5.91 6.13 5.78 5.26 4.47 4.47 5.91 6.13 5.78 5.26 4.47 4.4

Selanjutnya dari nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) tiap pola tanam

serta data-data tentang curah hujan efektif, perkolasi serta efisiensi

penyaluran air irigasi, kemudian dihitung kebutuhan air irigasi.

Kebutuhan air irigasi dari hasil perhitungan untuk setiap pola tanam

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Kebutuhan Air untuk setiap Pola Tanam

Nilai Kebutuhan Air untuk setiap Pola Tanam atr/dtk/ha)

M TMasa Tanam

Okt-1 Okt-2 Nov-1 Nov-2 Des-1 Des-2 Okt-1 Okt-2 Nov-1 Nov-2 Des-1 Des-2

Okt-1 1.33 0.65 0.65 0.14 0.51 0.51 1.33 0.65 0.65 0 0 0Okt-2 1.33 1.33 0.65 0.65 0.14 0.51 1.33 1.33 0.65 0.65 0 0Nov-1 0.96 0.81 0.81 0.38 0.38 0 0.96 0.81 0.81 0.65 0.38 0Nov-2 1.06 0.96 0.81 0.81 0.38 0.38 1.06 0.96 0.81 0.81 0.38 0.38Des-1 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32 0.09 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32 0.09Des-2 0.58 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32 0.58 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32Jan-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Jan-2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Feb-1 0.10 0.10 0.53 0.61 0.66 0.59 0 0 0.53 0.61 0.66 0.59Feb-2 0.35 0.10 0.10 0.53 0.61 0.66 0 0 0 0.53 0.61 0.66Mar-1 0.80 . 0.37 0.37 0.98 1.07 0.10 0 0 0 0.98 1.07Mar-2 0.95 0.80 0.80 0.37 0.37 0.98 0.10 0.10 0 0 0 0.98Apr-1 1.14 1.05 0.91 0.91 0.46 0.46 0 0.21 0.21 0.09 0.09 0Apr-2 1.21 1.14 1.05 0.91 0.91 0.46 0 0 0.21 0.21 0.09 0.09Mei-1 1.44 1.48 1.42 1.32 1.19 1.19 0.28 0.18 0.11 0.41 0.41 0.30Mei-2 1.36 1.44 1.48 1.42 1.32 1.19 0.28 0.28 0.18 0.11 0.41 0.41Jun-1 0.23 1.41 1.49 1.53 1.47 1.38 0.46 0.34 0.34 0.23 0.15 0.46Jun-2 0.34 0.23 1.41 1.49 1.53 1.47 0.46 0.46 0.34 0.34 0.23 0.15Jul-1 0.41 0.41 0.29 1.52 1.60 1.64 0.21 0.53 0.53 0.41 0.41 0.29Jul-2 0.53 0.41 0.41 0.29 1.52 1.60 0 0.21 0.53 0.53 0.41 0.41Agt-1 0.66 0.66 0.52 0.52 0.38 1.74 0 0 0.28 0.66 0.66 0.52Agt-2 0.28 0.66 0.66 0.52 0.52 0.38 0 0 0 0.28 0.66 0.66Sep-1 0.72 0.22 0.60 0.60 0.46 0.46 0.72 0 0 0 0.22 0.60

Sep-2 0.72 0.72 0.22 0.60 0.60 0.46 0.72 0.72 0 0 0 0.22

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 13

Page 14: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

Kebu

tuha

n ai

r irig

asi (

lt/dt

/ha)

Gambar 4.5. Kebutuhan Air Irigasi di Kecamatan Pakisjaya

4.2.3. Pompanisasi

Pompanisasi merupakan salah satu cara efektif untuk menunjang

produksi pertanian tanaman pangan terlanjutkan. Dengan

pompanisasi, indeks tanam akan maksimal dan pengaruh kemarau

panjang bisa diminimalisir. Beberapa daerah pengaliran irigasi di

Kecamatan Pakisjaya terutama di hilir Saluran Sekunder Tarum Utara,

pada musim kemarau menggunakan sistem pompanisasi. Pompa

tersebut diperlukan untuk mengangkat air dari sungai Citarum,dengan

kapasitas rendah-sedang (4,5-10,0 PK) dimiliki sebagian petani

individu dan pompa kapasitas besar (>25 PK ) berasal dari bantuan

P2AT dan Pemerintah Daerah yang dikelola desa atau kelompok tani.

4.3. Analisa Hidrolika

4.3.1. Kebutuhan Air Irigasi

Perkiraan kebutuhan bersih air di sawah/irigasi (NFR) didasarkan pada

faktor-faktor jenis tanaman, jenis tanah, cara pemberian airnya, cara

pengolahan tanah, banyak turun curah hujan, waktu penanaman, iklim,

pemeliharaan saluran dan bangunan bendung dan sebagainya.

Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan

sebagai berikut :

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 14

Page 15: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

NFR = Etc +P +WLR -Re

dengan :

NFR = Netto Fieldwater Requirement, kebutuhan bersih air di sawah

(Lt/det/ha) (mm/hari)

Etc = Evaporasi tanaman (mm/hari)

P = Perkolasi (mm/hari)

Re = Curah hujan efektif (mm/hari)

WLR = kedua penggantian lapis air

Syarat Air Irigasi untuk keperluan pertanian

Kualitas ; air atau Lumpur yang terbawa aliran tidak mengandung zat-

zat yang merugikan atau membahayakan tanaman, mengadung zat-

zat/unsur hara sebagai nutrisi untuk tanaman.

Kuantitas ; volume air dapat menjamin kebutuhan lahan pertanian dan

kegiatan yang sedang berlangsung di sektor ini.

Kontinuitas ; keberadaan air berkesinambungan baik pada musim

kemarau ataupun pada musim kering sehingga tidak terjadinya

gangguan terhadap pola tanaman yang telah diterapkan

Kebutuhan air untukirigasiberkisar antara 0,75 - 1,5 Lt /det/ha

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 15

Page 16: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

4.3.2. Efisiensi Irigasi

Kondisi air irigasi di lapangan sering terjadi kehilangan air yaitu

sejumlah air yang diambil untuk keperluan irigasi tetapi pada

kenyataannya bukan digunakan oleh tanaman. Kehilangan air tersebut

dapat berupa penguapan di saluran irigasi atau perkolasi dari saluran.

Menurut buku yang diterbitkan oleh DPU (Departemen Pekerjaan

Umum), Pedoman dan Standar Perencanaan Teknis cetakan tahun

1986 penaksiran harga-harga efisiensi adalah sebagai berikut :

Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran kwarter = 0,8

Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran tersier = 0,8

Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran sekunder = 0,9

Efisiensi di saluran dan bangunan saluran primer = 0,9

4.3.3. Debit Rencana

Untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang optimal

gunamencapai produktifitas yang tinggi, maka penanaman harus

memperhatikanpembagian air secara merata ke semua petak terisier

dalam jaringan irigasi. Sehingga harus dibuat rencana pembagian air

yang baik sesuai kebutuhan areal sawah yang akan dialiri air irigasi.

Kebutuhan air yang tertinggi untuk suatu petak terisier adalah Qmax

(debit maksimum) , yang didapat sewaktu rnerencanakan seluruh

sistim irigasi. Besarnya debit Q yang tersedia tidak tetap, bergantung

pada sumber dan luas tanaman yang harus diairi.

Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Q =( c x NFR x A ) / e

Dimana : Q = debit rencana (l/det)

C = koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan

NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah (lt/det/ha)

A = Luas daerah yang diairi (ha)

e = Efisiensi Irigasi secara Keseluruhan

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 16

Page 17: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

NoPintu di

Saluran Sekunder

Nama

Saluran

Luas Areal (Ha)Q (l/det)

Kwarter Tersier

BTUB 25 BTUB 25 Ka1 345 517.5

BTUB 25 Ka1b 170 255

BTUB 25 Ka3 65 97.5

BTUB 25 Ka4 35 52.5

BTUB 25 Ka2 145 217.5

BTUB 26 BTUB 26 Ka.1 130 195

BTUB 26 Ka.1a 31 46.5

BTUB 26 Ka.1b 42 63

BTUB 26 Ka.2 65 97.5

BTUB 26 Ka.3 57 85.5

BKDW 1 Bkdw 1 ka.1a 387 580.5

Bkdw 1 ka.1b 230 345

Bkdw 1 ka.2 197 295.5

Bkdw 1 ka.3 190 285

Bkdw 1ka.2a 120 180

Bkdw 1ka.2b 77 115.5

BKDW 2 Bkdw. 2 Ka 162 243

Bkdw. 2 Ki 82 123

BKDW 3 Bkdw. 3 Ka1 458 687

Bkdw. 3 Ki 33 49.5

Bkdw.3.Ka2 290 435

Bkdw.3.Ka3 168 252

B.PKS 1 B.PKS 1 ka1 290 435

B.PKS 1 ka2 155 232.5

B.PKS 1 ka3 135 202.5

B.PKS 1 ka.2a 95 142.5

B.PKS 1 ka.2b 60 90

B.PKS 1 ka.3a 90 135

B.PKS 1 ka.3b 45 67.5

B.PKS 2 B.PKS 2 Ka 105 157.5

B.PKS 2 Ka.2 70 105

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 17

Page 18: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

B.PKS 2 Ka.3 35 52.5

B.PKS.3 B.PKS 3 Ka 135 202.5

B.PKS 3 Ka.2 30 45

B.PKS 3 Ka.3 105 157.5

4.3.4. Pintu Intake

Perhitungan Pintu Intake

Rumus :

Q = µ.b.a.√2. g . zPerencanaan pintu intake didesain dengan 1,2 dikalikan debit desain

(KP 02).

Dimana :

Q = Debit pengambilan = 15,6 m3/det x 1,2 = 18,7 m3/det

µ = Koefisien debit = 0,8 (bukaan dibawah permukaan air dengan

kehilangan energi kecil).

b = Jumlah pintu diambil 3 buah dengan lebar masing-masing 2 m

sehingga total lebar pintu intake adalah 6 m.

a = Tinggi bukaan pintu

g = Gravitasi = 9,81 m/det2

Z = Kehilangan energi, diambil antara 0,15 – 0,30 m= Diambil 0,20

m (KP-02)

NOPintu

Intake

Q desain

(l/det)

Dimensi Existing DimensiPerhitungan Keterangan

1 BTUB 26 0.20

2 BKDW 1 0.29

3 BKDW 2 0.24

4 BKDW 3 0.69

5 B.PKS 1 0.22

6 B.PKS 2 0.16

7 B.PKS 3 0.21

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 18

Page 19: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

4.3.5. Dimensi Saluran

Dimensi saluran adalah ukuran (tinggi dan lebar) saluran yang

direncanakan untuk mengalirkan air ke petak-petak sawah. Saluran

ditentukankan berdasarkan kebutuhan air sawah dan debit air yang

tersedia pada bangunan-bangunan bagi. Saluran direncanakan

berbentuk segi empat.

Rumus persamaan Manning :

Q = A x V, dimana

V = 1/n x R^2/3 x √STinggi jagaan (Free Board) : 0.3 m – 0,6 m{ debit <15 m3/det (KP 03-

2010 pasal 4.3.5)

BA A

5cm

H

C +

h'

B B' = 0.425 x H

C

B' = 0.425 x H

hF

h' PASANGAN BATUKALIPASANGAN BATUKALI

Gambar 4.5 Tipikal Penampang Saluran Irigasi

Perhitungan debit dicantumkan di dalam tabel 4.

No

Pintu Bagi

Nama Saluran Tersier/ Kwarter

LUAS (Ha)Kumulatif

NFR

EFISIENSI Q V A' h b P Rk

I (sloope

)Kwtr Tsr

Skdr

lt/dtk/ha

Kwtr Tsr

(lt/dtk)

(m/dtk)

(m^2) (m)

(m) (m)m^3/dtk

1BTUB 25

BTUB 25 Ka1 345 1.2 0.8 517.5 0.37 1.39 0.76

1.22 3.17 0.44 35 0.0003

BTUB 25 Ka1b 170 1.2 0.8 255 0.33 0.78 0.58

0.87 2.36 0.33 35 0.0004

BTUB 25 Ka3 65 1.2 0.8 97.5 0.27 0.35 0.41

0.54 1.59 0.22 35 0.0005

BTUB 25 Ka4 35 1.2 0.8 52.5 0.25 0.21 0.32

0.41 1.23 0.17 35 0.0005

BTUB 25 Ka2 145 1.2 0.8 217.5 0.32 0.68 0.55

0.80 2.21 0.31 35 0.0004

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 19

Page 20: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

1BTUB 26

BTUB 26 Ka.1 130 1.2 0.8 195 0.31 0.63 0.53

0.76 2.11 0.30 35 0.0004

BTUB 26 Ka.1a 31 1.2 0.8 46.5 0.24 0.19 0.31

0.38 1.17 0.17 35 0.0005

BTUB 26 Ka.1b 42 1.2 0.8 63 0.25 0.25 0.35

0.44 1.33 0.19 35 0.0005

BTUB 26 Ka.2 65 1.2 0.8 97.5 0.27 0.35 0.41

0.54 1.59 0.22 35 0.0005

BTUB 26 Ka.3 57 1.2 0.8 85.5 0.27 0.32 0.39

0.51 1.50 0.21 35 0.0005

2BKDW 1

Bkdw 1 ka.1a 387 1.2 0.8 580.5 0.38 1.53 0.79

1.30 3.32 0.46 35 0.0003

Bkdw 1 ka.1b 230 1.2 0.8 345 0.35 1.00 0.65

1.00 2.68 0.37 35 0.0004

Bkdw 1 ka.2 197 1.2 0.8 295.5 0.34 0.88 0.62

0.93 2.51 0.35 35 0.0004

Bkdw 1 ka.3 190 1.2 0.8 285 0.33 0.85 0.61

0.91 2.47 0.34 36 0.0004

Bkdw 1ka.2a

1201.2 0.8 180 0.31 0.59 0.51

0.73 2.04 0.29 35 0.0004

Bkdw 1ka.2b

771.2 0.8 115.5 0.28 0.41 0.43

0.59 1.70 0.24 35 0.0004

3BKDW 2

Bkdw. 2 Ka 162 1.2 0.8 243 0.32 0.75 0.57

0.85 2.32 0.32 35 0.0004

Bkdw. 2 Ki 82 1.2 0.8 123 0.29 0.43 0.44

0.61 1.75 0.25 35 0.0004

4BKDW 3

Bkdw. 3 Ka1 458 1.2 0.8 687 0.39 1.75 0.84

1.41 3.56 0.49 35 0.0003

Bkdw. 3 Ki 33 1.2 0.8 49.5 0.24 0.20 0.31

0.39 1.20 0.17 36 0.0005

Bkdw.3.Ka2 290 1.2 0.8 435 0.36 1.21 0.71

1.12 2.95 0.41 35 0.0004

Bkdw.3.Ka3 168 1.2 0.8 252 0.33 0.77 0.58

0.86 2.35 0.33 35 0.0004

5B.PKS 1

B.PKS 1 ka1 290 1.2 0.8 435 0.36 1.21 0.71

1.12 2.95 0.41 35 0.0004

B.PKS 1 ka2 155 1.2 0.8 232.5 0.32 0.72 0.56

0.83 2.27 0.32 36 0.0004

B.PKS 1 ka3 135 1.2 0.8 202.5 0.31 0.64 0.54

0.77 2.15 0.30 37 0.0004

B.PKS 1 ka.2a 95 1.2 0.8 142.5 0.29 0.48 0.47

0.65 1.86 0.26 35 0.0004

B.PKS 1 ka.2b 60 1.2 0.8 90 0.27 0.33 0.40

0.52 1.54 0.22 35 0.0005

B.PKS 1 ka.3a 90 1.2 0.8 135 0.29 0.46 0.46

0.64 1.82 0.25 36 0.0004

B.PKS 1 ka.3b 45 1.2 0.8 67.5 0.26 0.26 0.35

0.46 1.36 0.19 35 0.0005

6B.PKS 2

B.PKS 2 Ka 105 1.2 0.8 157.5 0.30 0.52 0.49

0.69 1.94 0.27 35 0.0004

B.PKS 2 Ka.2 70 1.2 0.8 105 0.28 0.38 0.42

0.56 1.64 0.23 35 0.0004

B.PKS 2 Ka.3 35 1.2 0.8 52.5 0.25 0.21 0.32

0.41 1.23 0.17 35 0.0005

7B.PKS.3

B.PKS 3 Ka 135 1.2 0.8 202.5 0.31 0.64 0.54

0.77 2.15 0.30 35 0.0004

B.PKS 3 Ka.2 30 1.2 0.8 45 0.24 0.19 0.30

0.38 1.16 0.16 35 0.0005

B.PKS 3 Ka.3 105 1.2 0.8 157.5 0.30 0.52 0.49

0.69 1.94 0.27 35 0.0004

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 20

Page 21: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

4.3.6. Skematik Jaringan Irigasi

Dalam perencanaan satu sistem jaringan irigasi, kebutuhan saluran

pembawa adalah sangat penting, dimana saluran pembawa ini

berfungsi untuk mengalirkan air dari bangunan sadap atau bangunan

intake sampai ke petak-petak sawah. Adapun macam-macam saluran

pembawa antara lain saluran primer, sekunder, tersier dan saluran

kuarter.

Skema jaringan irigasi adalah merupakan gambaran yang

menampilkan jaringan saluran mulai dari bangunan pengambilan,

saluran primer, sekunder maupun tersier, bangunan bagi, bangunan

sadap dan petak-petak tersier dengan standar system tata nama.

Berdasarkan hasil survey dan analisa data yang diperoleh di lokasi

pekerjaan, maka dapat dibuat gambar skematik jaringan irigasi

Pakisjaya sebagaimana yang tersaji pada gambar 4.6.

4.4. Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan biaya yang diperlukan

dalam suatu pekerjaan konstruksi. Didalam menentukan Rencana

Anggaran Biaya dibutuhkan perhitungan volume galian dan timbunan,

volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang nantinya

digunakan sebagai acuan di dalam perhitungan anggaran. Perhitungan

volume mengacu pada gambar teknis yang telah dibuat.

Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung rencana

anggaran dan biaya suatu pekerjaan fisik yaitu :

Menghitung volume tiap – tiap pekerjaan sesuai dengan gambar.

Menentukan analisa harga satuan pekerjaan yang diperlukan.

Menentukan harga satuan bahan dan upah.

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 21

Page 22: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

Dengan mengalikan harga satuan pekerjaan dengan volume

pekerjaan didapatkan harga pekerjaan.

Dibuat rekapitulasi harga pekerjaan.

Biaya pembangunan (animingsom) adalah harga pekerjaan fisik yang

ditambahkan PPn sebesar 10 % harga pekerjaan fisik. Harga inilah

yang digunakan dalam setiap pelelangan pekerjaan pemborongan.

4.4.1. Analisa Harga Satuan

Analisa harga satuan adalah perhitungan kebutuhan biaya (kuantitas)

tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan

dan satu jenis pekerjaan tertentu. Koefisien tenaga kerja merupakan

nilai kuantitas tenaga kerja yang mana sebagai faktor yang

menunjukkan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan satu satuan

volume pekerjaan berdasarkan kualifikasi tenaga kerja yang

diperlukan.

Tabel 8.02. Daftar Harga Satuan Upah, Bahan dan Peralatan

No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga

Satuan1 Tenaga Kerja1 Pekerja orang/ 30,000.002 Pekerja Terampil orang/ 40,000.003 Mandor orang/ 57,500.004 Tukang orang/ 50,000.005 Kepala Tukang orang/ 55,000.006 Operator Alat Berat orang/ 55,000.007 Pembantu Operator orang/ 40,000.008 Mekanik orang/ 55,000.002 Sewa Alat1 Concrete Mixer jam 120,000.02 Dump Truck jam 170,000.03 Excavator jam 250,000.04 Concrete Vibrator jam 370,000.05 Water Tank Truck jam 166,000.06 Stampler jam 14,500.007 Alat Bantu jam 70,000.00

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 22

Page 23: Bab 4 Jaringan Irigasi Rengasdengklok-Pakisjaya

Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir

No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga Satuan

3 Material

1 Portland Cement kg 1,100.002 Batu kali m3 82,000.003 Kerikil Pecah 7‐10 cm m3 117,000.004 Pasir Beton m3 96,000.005 Kawat Ikat Beton kg 13,500.006 Angkur bh 40,000.007 Paku triplek kg 15,000.009 Besi Beton kg 12,000.00

11 Kayu Cetakan m3 2,500,000.00

13 Kawat Bronjong kg 15,000.00

15 Kayu dolken 8x10x4 btg 30,000.0017 Kayu 77,500.0019 Seng gelombang lbr 77,500.0020 Tanah Padas M3 58,000.0021 Paku Biasa kg 13000

4.4.2. Rekapitulasi Biaya Pekerjaan

PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 23