Kak Master Plan Jaringan Irigasi

26
Paket Pekerjaan : Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten Kualifikasi : Non Kecil Lokasi : Kabupaten Klaten Perkiraan Nilai : Rp. 275.000.000,- Sumber Dana : APBD Kabupaten Klaten Tahun Anggaran : 2007 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

description

TOR

Transcript of Kak Master Plan Jaringan Irigasi

Paket Pekerjaan

:Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten

Kualifikasi

:Non Kecil

Lokasi

:Kabupaten KlatenPerkiraan Nilai

:Rp. 275.000.000,-

Sumber Dana

:APBD Kabupaten Klaten

Tahun Anggaran :2007

BADAN PERENCANAAN DAERAH

KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2007KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PENYUSUNAN

MASTER PLAN JARINGAN IRIGASI

KABUPATEN KLATEN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu faktor penentu (determinan) dalam proses produksi pertanian.Oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akanmempengaruhi produksi pertanian.

Sumberdaya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan di bidang pertanian, air bersih, perkotaan, dan pedesaan, perikanan, pariwisata, tenaga listrik, dan pengendalian banjir serta erosi. Menyadari peran sektor pertanian dalam struktur perekonomian Nasional sangat strategis dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari air, maka irigasi menjadi salah satu sektor pendukung keberhasilan sektor pertanian. Keberlanjutan pengelolaan irigasi sangat dipengaruhi oleh adanya peran serta masyarakat petani pemakai air secara aktif khususnya di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi baik ditingkat jaringan tersier maupun jaringan utama, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Keberhasilan pencapaian swasembada beras pada tahun 1984, juga tidak terlepas dari peran besar pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana irigasi baik secara ekstensif dan intensif. Pembangunan dan pengembangan irigasi tersebut dilakukan melalui berbagai proyek irigasi, seperti pengembangan irigasi baru, rehabilitasi jaringan irigasi, dan irigasi sederhana. Data dari menunjukkan bahwa sejak tahun 1969 hingga tahun 1983 tercatat tidak kurang dari 3,2 juta ha jaringan irigasi telah direhabilitasi dan sekitar 1,4 juta hektar jaringan irigasi baru telah dibangun.

Dalam penyusunan Master Plan jaringan irigasi yang akan direncanakan di Kabupaten Klaten, harus dipertimbangkan konsep menyeluruh system jaringan dari hulu-tengah-hilir, yang tersusun atas jaringan induk (primer), sekunder, tersier, dan kuarter, yang mengalir dari suatu sumber yang terdapat di Kabupaten Klaten, maupun wilyah di sekitarnya, baik yang berupa waduk maupun bendungan, sampai ke petak-petak lahan pertanian (sawah).

Maka dalam hal ini Pemerintah memprioritaskan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 1,5 juta hektar hingga 2009. Saat ini luas areal jaringan irigasi yang mengalami kerusakan mencapai 22 persen dari total luas areal jaringan irigasi yang mencapai 6,7 juta hektar.Kabupaten Klaten merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Jawa Tengah,yang merupakan salah satu penghasil padi berkualitas baik dan juga merupakan penyandang pangan di jawa tengah.

Menurut topografi Kabupaten Klaten terletak diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan.Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali.Dari luasan wilayah tersebut terbagi atas beberapa tata guna tanah sebagai berikut :

Tata Guna Tanah

Kampung/Permukiman:19.895,00Ha

Industri:245,30Ha

Sawah:33.579,00Ha

Tanah Kering:7.461,20Ha

Kebun Campuran:6.316,00Ha

Perkebunan:83,30Ha

Hutan:1.450,00Ha

Semak, Padang Rumput:0,00Ha

Hutan Kosong, Rusak:0,00Ha

Perairan dan Lainnya:4.316,00Ha

Sumber : BPS jawa Tengah

Berdasarkan tabel diatas, tata guna tanah yang cukup besar merupakan areal sawah, kebun campuran, perkebunan,hutan dan perairan. Yang notabene sangat membutuhkan sarana pengairan yang cukup baik untuk pemeratan dan pendistribusian air.

Pada kondisi saat ini Kabupaten Klaten belum mempunyai sarana infrastruktur yang maksimal yang kaitannya dengan pengairan, terutama di bidang jaringan irigasiDi Kabupaten Klaten banyak terdapat bangunan bendung lama yang masih digunakan walaupun dengan tingkat efektifitas yang berkurang. Fungsi bendungan itu sendiri sekaligus sebagai penahan erosi. Selain itu, Klaten juga merupakan daerah kaya akan sumber air, namun beberapa titik sumber air belum dapat digunakan dengan baik.

Perkembangan beberapa bagian wilayah di Kabupaten Klaten dari ciri agraris yang didominasi oleh lahan terbuka untuk budidaya pertanian, menjadi berciri kekotaan yang didominasi oleh lahan terbangun, tanpa didukung oleh arahan dan pengendalian yang benar akan berakibat pada semakin menurunnya efisiensi penggunaan ruang dan lahan yang ada beberapa bagian wilayah di Kabupaten Klaten, yang selama ini menjadi wilayah pendukung utama di bidang swasembada beras, menjadi menurun karena telah bergesernya fungsai lahan dan perubahan fungsi/kerusakan terhadap system jaringan irigasi dan infrastruktur bangunan pendukungnya.

Berdasarkan kondisi yang telah di sebutkan di atas. maka Pemerintah Kabupaten Klaten berupaya melaksanakan strategi perencanaan pengembangan infrastruktur tata ruang wilayah yang di khususkan pada pengembangan sarana dan prasarana jaringan irigasi yang merupakan faktor pendukung untuk berkembangnya sektor penghasil pangan di jawa tengah. Dengan demikian secara tidak langsung Pemerintah Kabupaten Klaten juga turut mengembangkan potensi keairan wilayah Kabupaten Klaten serta Meningkatkan mutu sarana dan prasarana infrastruktur Kabupaten Klaten.

1.2. Perumusan Masalah

Peranan aspek spasial dalam penyusunan rencana dan program pengembangan jaringan irigasi, yang tercermin dalam pengembangan infrastruktur sebuah wilayah, dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2001. Tentang IRIGASI. Landasan peraturan pemerintah tersebut memberi implikasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengeloalaan, antara lain :

1. BAB I/KETENTUAN UMUM/pasal 2

Irigasi diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan air yang menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

2. BAB I/KETENTUAN UMUM /Pasal 3Irigasi berfungsi mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan untuk mencapai hasil pertanian yang optimal tanpa mengabaikan kepentingan lainnya.3. BAB II/PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN IRIGASI/Pasal 4Pengelolaan irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat petani dan dengan menempatkan perkumpulan petani pemakai air sebagai pengambil keputusan dan pelaku utama dalam pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya.

Adapun landasan lain, adalah adanya beberapa kebijakan yang di keluarkan oleh Departemen yang terkait dengan Sumber Daya Air. Yaitu :

Pengembangan SDA dengan penyediaan air irigasi yang cukup untuk menjamin ketersediaan pangan hasil produksi dalam negeri, dilakukan dengan menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaannya, serta melibatkan peran masyarakat sejak tahap peren-canaan sampai dengan pengawasan dan pengendalian pengelolaannya. Pelaksanaan reformasi pengelolaan SDA untuk meningkatkan keandalan pasokan air. Pola pembiayaan dengan sistem korporasi wilayah sungai, dan arah pengelolaan SDA yang berbasis wilayah sungai ditekankan dengan integrasi pemakaian air permukaan dan air tanah, serta peningkatan kualitas air dengan pendekatan partisipatoris berdasarkan prinsip satu sungai, satu rencana terpadu, dan satu pengelolaan yang terkoordinasi.Konservasi sumber daya air dilaksanakn dengan memberikan perlindungan sumber air, dan pengelolaan kualitasnya tetap dilaksanakan secara seiring dengan prinsip pengembangan wilayah secara berkelanjutan, yaitu yang memadukan aspek ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan.

Pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang untuk mendukung pusat-pusat produksi dan ketahanan pangan, mendukung keseimbangan pembangunan antar daerah, meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan mendorong industri konstruksi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera

Pertimbangan terhadap pergeseran penggunaan jaringan irigasi menjadi jaringan drainase, sebagai kopnsekuensi dari perubahan lahan terbuka (budidaya pertanian), menjadi lahan terbangun, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan: sejarah perkembangan wilayah, tata ruang wilayah, dan pergeseran penggunaan lahan.

Dikarenakan Pemerintah Kabupaten Klaten belum dapat maksimal memenuhi hal-hal seperti tersebut diatas, maka permasalahannya adalah bagaimana membuat jaringan irigasi supaya dapat memenuhi berbagai kepentingan sebagaimana yang telah diuraikan di atas sehingga akan memberikan manfaat dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Klaten. Namun demikian penyusunan master plan jaringan irigasi merupakan spatial planning policy yang dalam pelaksanaannya tetap perlu memperhatikan aspek sekitarnya dan memberdayakan masyarakat setempat serta menyelaraskan dengan prinsip pengembangan aspek fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan, sehinga manajemen penyelenggaraan perencanaan, pengembangan, dan pembangunan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

1.3. Maksud dan Tujuan

Kegiatan rencana penyusunan master plan jaringan irigasi Kabupaten Klaten, dimaksudkan sebagai sarana usaha untuk membantu Pemerintah Kabupaten Klaten dalam upaya menata sektor pengairan yang khususnya di bidang jaringan irigasi.upaya tersebut diharapkan dapat menghasilkan konsep perencanaan jaringan irigasi yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan bagi seluruh instansi yang terkait dalam sektor, pelaksanan pembangunan dalam menyusun program, merencanakan dan mengembangkan serta pengelolaan dan perawatan jarinagn irigasi tersebut, sehingga terjadi sinkronisasi pembangunan pengembangan jaringan irigasi di wilayah Kabupaten Klaten.

Tujuan dari di susunnya master plan jaringan irigasi antara lain :

a. Peningkatan manajemen sumber daya airb. Penyediaan air baku untuk kebutuhan perumahan, industri dan pariwisata.c. Pengamanan pusat-pusat produksi dan permukiman dari bahaya daya rusak air.d. Peningkatan pemanfaatan sumber daya air mendukung ketahanan pangane. Meningkatkan kapasitas manajemen pemerintah daerah, dunia usaha di daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur Sumber Daya Airf. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif, SDM yang profesional dalam kaitanya dengan Sumber Daya Air

g. Mewujudkan rencana pembangunan jaringan irigasi yang berkualitas, aplikatif dan optimal sesuai dengan peraturan dan kebijakan pemerintah.

h. Mewujudkan rencana jaringan irigasi yang sesuai dengan kebutuhan pengairan dan kemampuan daya dukung lingkungan.

i. Meningkatkan kinerja jaringan irigasi tingkat usaha tani sehingga dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi.

j. Meningkatkan perluasan areal tanam, indek pertanaman dan produktivitas

k. Membangun rasa memiliki terhadap jaringan irigasi yang telah direhabilitasi.1.4. Sasaran

sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya master plan perencanaan jaringan irigasi yang antara lain meliputi :a. Tercapainya peningkatan kemampuan pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian pada lahan irigasi.

b. Tersedianya sarana antisipasi bencana di wilayah area sekitar sungai dan terfasilitasinya kegiatan penanganan kerusakan prasarana dan sarana SDA pasca bencana dan kerusuhan sosial.c. Tercapainya peningkatan pemenuhan kebutuhan air baik untuk pertanian maupun kebutuhan sehari-hari di Kabupaten Klaten.

d. Terfasilitasinya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kab/kota klaten dan pemberdayaan organisasi masyarakat petani pemakai air dalam rangka penyelenggaraan SDA.

e. Tercapainya peningkatan jaringan irigasi, rehabilitasi irigasi terutama di daerah penghasil pangan nasional, meningkatnya jaringan rawa dan dioperasikan dan dipeliharanya seluruh jaringan irigasi terbangun.f. Terfasilitasinya pembentukan dan pemberdayaan badan pengelola wilayah sungai sungai strategis dan balai pengelolaan SDA serta peningkatan mutu data SDA .g. pemeliharaan danau/ situ untuk air baku bagi kebutuhan perumahan, industri dan pariwisata sekaligus sebagai usaha konservasi air dan sumber air.h. Terlindunginya kawasan permukiman dan pusat-pusat produksi terhadap dampak bahaya banjir dengan periode ulang 10 tahunan. i. Serta terpeliharanya alur sungai untuk penyaluran irigasi untuk kawasan pertanian dan penyaluran debit banjir.j. Merehabilitasi infrastruktur irigasi untuk mendukung program pertanian pada lahan usahatani.

k. Merehabilitasi dan mengembangkan jaringan irigasi dan fasilitas penyediaan air.

l. Melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi jaringan.1.5. Lokasi

Lokasi kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabuapten Klaten adalah wilayah Kabupaten Klaten Jawa Tengah. 1.6. Sumber Pendanaan Sumber pembiayaan kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten adalah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2007.

1.7. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa

Nama dan pengguna jasa pada kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten adalah Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kabupaten Klaten.

BAB II

LINGKUP KEGIATAN

Lingkup pekerjaan dari kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten terdiri dari :

2.1. Persiapan Membuat program kerja (pola pikir) kegiatan

Membuat jadual kegiatan Menentukan sasaran Menetapkan metode survei dan analisisi Menyusun format pendataan Menyiapkan kuesioner

2.2. Pengumpulan Data

2.2.1. Survey dan Observasi Lapangan

Melakukan survei ke lokasi dan instansi terkait guna pengumpulan data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif serta teknis dan non teknis antara lain :

a. Geografis Wilayah

b. Tata guna lahan

c. Kondisi Existing Wilayah (Wilayah)

d. Kondisi Existing Sarana dan Prasarana Irigasi (Infrastruktur)

e. Kondisi Lokasi Tani dan Lokasi Jaringan Irigasi

f. Pengumpulan data hidrometeorologi

2.2.2. Data Sekunder yang meliputi :

a. RPJM dan RPJP Propinsi Jawa Tengah

b. RPJM dan PRPJP Kabupaten Klaten

c. Data Master Plan Jaringan irigasi terdahulu

d. Kajian Analisa dan Studi Literatur

e. Kabupaten Klaten Dalam Angka (Tahun 2006)

f. Data Kondisi Pertanian Kabupaten Klaten 2.3. Analisis dan Perencanaan

Melakukan analisis data teknis dan non teknis baik kuantitatif maupun kualitatif dengan pendekatan dan metode yang tepat, sehingga dapat dihasilkan rumusan masalah dan hasil analisis yang dapat dijadikan dasar penyusunan konsep Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten pada Kabupaten Klaten.

2.4. Workshop (Konsultasi Publik)

Penyelenggaraan workshop (Konsultasi Publik) dengan peserta sebanyak ( 30 (tiga puluh) orang yang terdiri dari para stakeholder guna :

1. Memperoleh masukan dan aspirasi dari para stakeholder (pakar, pemerhati kota/wilayah, perguruan tinggi dan tokoh masyarakat yang difasilitasi oleh konsultan) 2. Merumuskan permasalahan dan menyusun konsep Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten, yang terdiri dari :

Penyusunan skenario perencanaan pengembangan jaringan irigasi;

Perancangan Rencana Induk;

Usulan kegiatan jangka pendek, dan menengah;

Menyusun program pembiayaan jangka pendek, dan menengah;

Penetapan unsur kelembagaan dan pengelolaan pengembangan jaringan irigasi ;

Menyiapkan Rencana Tindak (Action Plan).

BAB III

PROSES PENYUSUNAN

3.1. Penyelenggaraan Konsultansi

Dalam proses untuk menghasilkan keluaran yang diminta, konsultan harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pengguna jasa dan dalam setiap pertemuan pembahasan tersebut sudah ditentukan produk awal dan produk akhir yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAKA ini.

Konsultan harus menggali dan menyaring segala permasalahan yang timbul dan sejauh mana dampaknya pada perkembangan Master Plan Jaringan Irigasi kabupaten Klaten bagi penduduk setempat.

3.2. Penyusunan Bantek Konsultan diharapkan untuk berkoordinasi dalam penyelenggaraan konsultasi dan pembahasan pada setiap tahap kegiatan dengan melibatkan unsur-unsur dari pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya bersama dengan tim yang telah dibentuk oleh Pengguna Jasa Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Jaringan Irigasi yang dibuktikan dengan hasil pertemuan dalam bentuk berita acara.

Pada setiap tahapan kegiatan tersebut konsultan diharuskan melakukan pembahasan bersama dengan Pengguna Jasa dan tim teknis yang meliputi :

a. Laporan Pendahuluan, dibahas 1 (satu) kali ditingkat kabupaten bersama dengan Pengguna Jasa dan tim teknis.

b. Laporan Antara, dibahas 1 (satu) kali ditingkat Kabupaten yang dihadiri oleh unsur-unsur terkait di daerah dan sekurang-kurangnya dihadiri oleh unsur-unsur teknis;

c. Laporan Akhir Sementara (Draft Final), dibahas 1 (satu) kali ditingkat Kabupaten yang dihadiri oleh unsur-unsur terkait di daerah dan sekurang-kurangnya dihadiri oleh unsur-unsur teknis.

BAB IV

TANGGUNG JAWAB KONSULTAN

4.1. Informasi

Selain informasi yang disampaikan melalui KAK. Konsultan dipersilahkan untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk memeriksa atas kebenaran informasi tersebut ke Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat.

4.2. Tenaga

Konsultan harus menyiapkan tenaga profesional dalam jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan baik ditinjau dari lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan sekurang-kurangnya berpendidikan sarjana (S1) dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun untuk kedua tim ahli dan minimal 5 (lima) tahun untuk anggota tim ahli.

Adapun minimal tenaga profesional yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Ahli Madya Tata Ruang Kota dan Wilayah/Team Leader:1 Orang

2. Ahli Muda Sipil Hidrologi:2 Orang

3. Ahli Muda Geografi Penginderaan Jauh:1 Orang

4. Ahli Muda Geografi Pemetaan dan Tata Lingkungan:1 Orang

5. Ahli Muda Sosial Ekonomi Pertanian:1 Orang

6. Asisten Tenaga Ahli:4 Orang

7. Tenaga Pendukung:4 Orang

4.3. Peralatan Konsultan harus menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk survei lapangan dan kegiatan di kantor dan dapat menyewa peralatan operasional kantor seperti komputer dan printer.

4.4. Tanggung Jawab Profesi

Konsultan bertanggung jawab secara profesional atas layanan jasa yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah sebagai berikut :

1. Hasil karya konsultan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan pedoman/ketentuan umum Perencanaan Prasarana Keairan/Jaringan Irigasi.

2. Hasil karya konsultan yang dihasilkan harus mengakomodasi kendala-kendala dan batasan-batasan yang ada di wilayah studi serta masukan dari apra pihak yang terkait termasuk dari KAK ini.

3. Konsultan harus menggali dan menyaring segala permasalahan di wilayah perencanaan dan sejauh mana dampaknya pada perkembangan Master Plan Jaringan Irigasi dan kehidupan masyarakat setempat.

4. Konsultan harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang telahd ditetapkan dan bertanggung jawab atas mutu pekerjaan yang akan diwujudkan.

5. Hasil karya konsultan harus memenuhi dan dapat mengakomodasi peraturan, standar, norma, pedoman teknis yang berlaku dan produk pelaporan dan gambar kerja yang diserahkan menggunakan program-program komputerisasi.

6. Tidak diperkenankan memberikan seluruh tugas yang telah dipercayakan kepada pihak lain. BAB V

WAKTU DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten ini dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

5.1. Keluaran dan Pelaporan 5.1.1. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan konsultan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten minimal memuat :

5.1.2. Skenario Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi

Skenario Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi minimal memuat :

1. Identifikasi wilayah perencanaan pengembangan jaringan irigasi.

2. Tinjauan terhadap kebijakan pengembangan daerah.

3. Skenario pengembangan perencanaan pengembangan jaringan irigasi.

4. Skenario kelembagaan pengelolaan pengembangan jaringan irigasi.

5. Pengumpulan data hidrometeorologi

6. Rencana tindak

5.2. Rencana Induk Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten, pada dasarnya harus memuat substansi, sebagai berikut:

a. Rencana Induk Jaringan Irigasi

Rencana induk jaringan irigasi harus memberi gambaran secara jelas atas lingkup kerja dan hubungan antar sub jaringan irigasi yang memenuhi kaidah teknis engineering design prasarana keairan. Penyajian rencana induk tersebut minimal memuat arahan :

Rencana prasarana dan sarana irigasi

Rencana rehabilitasi/perbaikan jaringan irigasi desa/tingkat usaha tani (TUT)

Rencana Kebutuhan Jaringan Irigasi untuk pengairan dan pertanian. Rencana sirkulasi dan aksesibilitas air Rencana wujud elemen irigasi. b. Program Prasarana dan Sarana Jaringan Irigasi

Program Prasarana dan Sarana (infrastruktur) Perencanan Jaringan Irigasi yang mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi ekonomi, sosial dan manfaat. Program ditetapkan setelah mepertimbangkan konsep keseimbangan pengembangan fungsi pengairan dan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Program Prasarana dan Sarana (Infrastruktur) Perencanaan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain : (a) istilah (b) lokasi (c) survey calon lokasi petani dan calon (CPCL) (d) rancangan teknis/desain sederhana (e) konstruksi/rehabilitasi jaringan irigasi (f) partisipasi petani (g) pengawasan dan (h) pembiayaan.

(a) Istilah

Bangunan boks bagi adalah bangunan yang terletak di saluran tersier ataukwarter yang berfungsi untuk membagi aliran air ke cabangnya.

Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat agar aliran air irigasi tidak terhambat akibat dari kondisi topograhi yang dilewati oleh saluran irigasi

Bangunan terjun adalah bangunan yang berfungsi menurunkan muka air dan tinggi energi yang dipusatkan di satu tempat

Bangunan Utama adalah bangunan yang dipergunakan untuk menangkap atau mengambil air dari sumbernya seperti sungai atau mata air lainnya.

Bendung adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air,mengarahkan air sungai dengan cara membendung sungai tanpa reservoar. Jumlah dan tinggi permukaan dipengaruhi oleh debit sungaimusim hujan dan kemarau.

Bendungan adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air, mengarahkan air sungai dengan cara membendung sungai mengumpulkannya dengan reservoar sebelum dialirkan ke saluran pembawa. Dengan demikian pada musim hujan air dapat disimpan dan dialirkan pada musim kemarau, selain untuk air pengairan digunakan juga untuk air minum dan energi.

Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi yang bisa disingkat dengan D I.

Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah Perkumpulan Petani Pemakai Air yang memanfaatkan fasilitas irigasi yang bersepakat bekerjasama dalam pengelolaan suatu daerah pelayanan irigasi.

Gorong-gorong adalah Bangunan fisik yang dibangun memotong jalan /galengan yang berfungsi untuk penyaluran air.

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang usaha pertanian.

Pembagian jenis irigasi sumber air permukaan dibagi dalam 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikutNo

Jenis irigasiKriteria

1

Teknis

Keadaan airnya dapat diukur disetiap tingkatan penyaluran dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola pemerintah

2

Setengah teknisHanya dapat diukur pada saluran primer dan sekunder, biasanya dibangun dan dikelola pemerintah

3

Sederhana

Keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran dan pembagian air biasanya dibangun dan dikelola oleh petani / masyarakat.

4Tadah HujanSumber air berasal dari air hujan jatuh langsung dipetakan, dilengkapi dengan saluran pembawa dan pembuang di TUT

Jaringan Irigasi adalah saluran bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi.

Jaringan Irigasi Desa (JIDES) adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.

Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) adalah saluran air irigasi yang membawa air dari saluran tersier ke saluran kwarter sampai ke petakan sawah

Jaringan Utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem irigasi, mulai dari bangunan utama (bendung/ bendungan) saluran induk / primer, saluran sekuder dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.

Jembatan adalah Bangunan penyeberangan saluran air bahan kayu yang minimal dapat dilalui hand traktor, motor.

Operasi Jaringan Irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menysusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.

Pemeliharaan Jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.

Pengembangan Jaringan Irigasi adalah pembangunan jaringan irigasi baru dan/atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.

Partisipatif adalah peran serta petani dan pemerintah atas prinsip kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan sejak perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil termasuk pembiayaan.

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai.

Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah istilah umum untuk kelembagaan pengelola irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang menjadiwadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis.

Petani Pemakai Air adalah semua petani yang mendapat nikmat dan manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap sawah, penggarap / penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan irigasi / reklamasi rawa, dan pemakai air irigasi lainnya.

Peningkatan Jaringan Irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.

Pintu air adalah Bangunan fisik yang dapat mengatur keluar masuk air sesuai dengan kebutuhan tanaman yang diusahakan.

Rehabilitasi Jaringan Irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.

Rehabilitasi dan Peningkatan irigasi yang sifatnya ringan, adalah kegiatan yang masih dapat ditangani oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air, Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air, tidak mengganggu keamanan bangunan, tidak merubah fungsi bangunan dan tidak merubah sistim.

Saluran Kwarter adalah saluran yang membawa air dari boks tersier ke petak-petak sawah

Saluran Sekunder adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di saluran primer yang berada dalam jaringan irigasi.

Saluran Tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang, berikut saluran bangunan turutan serta pelengkapnya. Termasuk dalam hal ini jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanan disamakan dengan areal tersier.

Siphon adalah bangunan air yang diipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah sungai..

Sumber Air adalah tempat / wadah air baik yang terdapat pada, di atas, maupun di bawah permukaan tanah. (dalam penjelasan termasuk dalam pengertian; sungai, danau, mata air, aquifer, situ, waduk, rawa dan muara serta dijelaskan sifat wadah air yang kering permanen).

Stimulan adalah Bantuan dalam bentuk rangsangan pengadaan bahan dan alat untuk mempercepat, mempermudah, atau menyempurnakan kegiatan fisik.

Talang adalah bangunan air yang melintas di atas saluran/sungai atau jalan untuk mengalirkan air irigasi ke seberangnya.

(b) Lokasi Kegiatan rehabilitasi/perbaikan jaringan irigasi desa/tingkat usaha tani (TUT) dilaksanakan di beberapa propinsi yang mengalami kerusakan.

(c) Survey CPCL Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan calon lokasi rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani/jaringan irigasi desa atau fasilitas penyediaan air lainnya yang memerlukan perbaikan atau rehabilitasi.

Demikian juga untuk mengidentifikasi calon petani yang akan mengerjakan pelaksanaan kegiatan, apabila kegiatan ini dilakukan dengan sistem padat karya.

Pelaksanaan kegiatan CP/CL ini dilakukan secara swakelola, oleh petugas Dinas Pertanian.

Beberapa hal yang harus diperhatikan :

a. Syarat Lokasi

Lokasi merupakan Daerah Irigasi yang jaringan irigasi tingkatusaha tani/desa yang mengalami kerusakan .

Lokasi rehabilitasi harus dideliniasi dengan menunjukkan posisi koordinatnya.

b. Syarat Petani

Para petani calon pemanfaat telah tergabung dalam kelompok tani/Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Para petani/kelompok tani/P3A bersedia berpartisipasi atau memberikansharing dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.(d) Rancangan Teknis / Desain Sederhana Rancangan teknis atau desain sederhana dilaksanakan setelah CPCL ditetapkan.

Rancangan atau desain sederhana dapat dilaksanakan oleh Pihak ketiga/konsultan perencana khusus bidang konstruksi dan apabila tidak tersedia dananya, maka Dinas Pertanian dapat melaksanakan secara swakelola.

Hasil rancangan/desain sederhana ini berupa sket lokasi, gambar rancangan teknis sederhana kegiatan rehabilitasi, perkiraan kebutuhan bahan, peralatan dan biaya.

(e) Konstruksi/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi desa (JIDES) antara lain meliputi Rehabilitasi/perbaikan bendung

Rehabilitasi/perbaikan saluran (termasuk lining saluran) dan bangunan lainnya,seperti : box bagi, siphon, talang, bangunan terjun dsb.

Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) antara lain meliputi :

Rehabilitasi/perbaikan saluran tersier dan kuarter (termasuk lining saluran)

Rehabilitasi/perbaikan bangunan bagi kuarter dan bangunan lainnya, seperti : siphon, talang, bangunan terjun dan sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem swakelola, padat karya atau kontraktual sesuai dengan jenis pengeluaran pada DIPA TA. 2006, dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku.(f) Partisipasi Petani

Kelompok tani/P3A diwajibkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini sejak dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Partisipasi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tenaga kerja, bahan bangunan, dana dan sebagainya.

c. Program Investasi Program investasi bersifat jangka pendek, dan jangka menengah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang mengindikasikan investasi untuk jenis kegiatan dan program prasarana wilayah yang meliputi : program, kuantitas dan kualitas pekerjaan, dan besaran rencana pembiayaan.

Program investasi yang disusun harus sudah jelas dan telah dikonsultasikan dengan pemerintah setempat terutama menyangkut penyertaan (sharing) kegiatan dan pembiayaan antara pemerintah pusat dan daerah serta dunia usaha (swasta) dan masyarakat.

d. Arahan Pengendalian Pelaksanaan Bersifat arahan rumusan substansi teknis yang mencerminkan sistem dan metode penanganan mulai dari kegiatan sosialisasi, desain, pelaksanaan hingga operasionalnya.

5.3. Pelaporan

Untuk mencapai keluaran tersebut, maka kegiatan ini harus diselesaikan secara berthap melalui penyusunan laporan sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan, sebanyak 10 (sepuluh) buku

Memuat metodologi, rencana kerja dan data-data yang akan diambil, disusun dan dicetak dalam format A4

b. Laporan Antara, sebanyak 10 (sepuluh) buku Memuat lokasi perencanaan, data lokasi, analisa data, konsep perencanaan usulan desain awal, disusun dan dicetak dalam format A4

c. Laporan Akhir, sebanyak 10 (sepuluh) buku Memuat perumusan pemecahan permasalahan, skenario perencanaan Rencana Induk Jaringan Irigasi, usulan kegiatan jangka pendek dan jangka menengah, penetapan unsur kelembagaan dalam pengelolaan pengembangan jaringan irigasi serta menyiapkan rencana tindak action plan Disusun dan dicetak dalam format A4 warna.

d. Album Peta, disusun dan dicetak dalam format A3 warna e. CD/Soft Copy, sebanyak 10 (sepuluh) buah, berisi Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Final dan Album Peta. 5.4 Sumber Biaya dan Tatacara Pembayaran

a. Kegiatan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten Tahun Anggran 2007 ini dibiayai melalui sumber dana APBD Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2007;

b. Tatacara Pembayaran dalam kegiatan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten Tahun Anggran 2007 ini adalah seperti berikut ini:

Termyn I dibayarkan sebesar 30 % dari total nilai kontark pekerjaan, setelah diserahkannya laporan hasil pekerjaan berupa buku Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam kertas berukuran A4;

Termyn II dibayarkan sebesar 40 % dari total nilai kontark pekerjaan, setelah diserahkannya laporan hasil pekerjaan berupa Laporan Antara sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam kertas berukuran A4;

Termyn III dibayarkan sebesar 30 % dari total nilai kontrak pekerjaan, setelah diserahkannya laporan hasil pekerjaan berupa buku Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam kertas berukuran A4.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat, agar dijadikan pedoman bagi Konsultan/ Tim Peneliti didalam melaksanakan pekerjaan di lapangan

Klaten,.Mei 2007

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

Pemimpin Pelaksana Kegiatan

Ir. SUGENG SANTOSO, M.M.

NIP. 010 259 851

Mengetahui,

KEPALA BAPEDA

Kabupaten Klaten,

Drs. IMAM PURWADI, MM

Pembina Utama Muda

NIP. 010 072 223