INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …
Transcript of INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN …
INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA
PADA PEKARANGAN MASYARAKAT HINDU
DI DESA BENG KABUPATEN GIANYAR - BALI
OLEH:
PANDE KETUT SUTARA
NIP : 1952082191984031001
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2016
KATA PENGANTAR
Om Swatyastu.
Puji syukur penulis haturkan kehadapan IDA SANG YANG WIDHI, Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat-Nya lah, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan .
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, banyak pihak telah memberikan bantuan kepada
penulis. Melalui kesempatan ini kami penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan banyak
terima kasih yang tak terhingga.
1. Kepada teman-teman yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
2. kepada semua pihak-pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, dapat balasan dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Om, Cantih, Cantih, Cantih Om.
Gianyar, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
INTISARI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian . ..................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
BAB II MATERI DAN METODE .............................................................. 9
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 9
2.3. Metode Penelitian .................................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 10
3.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 10
3.2. Pembahasan .............................................................................. 10
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
INVENTARISASI TANAMAN UPAKARA PADA PEKARANGAN
MASYARAKAT HINDU DI DESA BENG, KABUPATEN GIANYAR- BALI
Pande Ketut Sutara
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali
ABSTRACT
A Strategy for keeping Bali sustainable in that when the communities carry out
ritual ceremony called ‘Yadnya’ continuously. Dewa Yadnya in one of the Panca Yadnya.
Dewa Yadnya could be runned in two way, namely Nitya Karma and Naitimika Karma.
Nitya Karma is a relligous ceremony that is offered daily, mean while Naimitika Karma is
carried out periodically, such as every full moon (Purnama) or eclip moon (Tilem),
Kahjeng Kliwon, Bugha kliwon, Tumpek, Galungan dan Kuningan.
Thes Yadnya (holy sacifaction), are actualized in offering. For Nitya Karma,
Balinase-Hindu offer ‘canang’ and saiban every day. For Namitika Karma, Balinase offer
sepecial offeringlike segehan, canang, daksina, ajuman, pesucian, sodan, suci, pengulapan
dan banten saraswasti. These kinds of offerings could use pasrts of plants such as roots,
stems, leaves, flowers and fruits.
As a result, to keep Bali sustaibnabele in each Balinase – Hindu’s houses, at least
should be planted the following plants ; banana (Musa sp), coconut (cocos nucifera L),
tartan (Codiaeum variegatum BI,), Frangipani (Plumeria acuminate Roxb.), global
amaranth (Gomphreana globosa L), palam lely (Cordyline fruticosa Backer), screw pine
(Pandamus amaryllifollus Roxb.), hibiscus (Hibiscus rosa-sinansis L), betel nut palm
(Areca cathecu L), betel (piper betle L).
Key words : Bali sustamed, plants for ceremony
BAB 1. PENDAHULUAN.
Supaya tetap ajegnya tanah Bali,maka masyarakat Hindu di Bali harus tetap
melaksanakan swardamaning umat yaituYadnya. Sebab beryadnya itu merupakan
kewajiban bagi umat Hindu yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Yadnya
itu adalah korban suci yang tulus iklas atau kegiatan yang dilakukan dengan hati yang tulus
iklas tanpa pamerih. Menurut ajaran agama Hindu ada lima yadnya yang disebut dengan
Panca artinya ada lima korban suci yang tulus iklas. Bagian-bagian Panca Yadnya 1. Dewa
Yadnya, 2. Pitra Yadnya, 3. Manusia Yadnya, 4. Resi Yadnya, 5. Bhuta Yadnya.
Dewa Yadnya : adalah korban suci yang tulus iklas di persembahkan kepada Sang
Hyang Widhi veserta manifestasinya. Tujuan Dewa Yadnya adalah untuk menyampaikan
rasa bakti dan puji syukur atas rahmat yang diberikan kepada kita dan mohon petunjuk-
petunjuk serta bimbingannya. Dewa Yadnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
Nitya Karma dan Namitika Karma. Nitya Karma adalah Yadnya yang dilakukan setiap hari
antara lain membuat sesajen setiap hari atau banten saiban (banten jotan yang dilakukan
sehabis memasak) disebut jiga yadnya sesa. Sedangkan Naimitika Karma adalah upacara
yang di lakukan berkala yaitu : pada saat Purnama, Tilem, Kajeng kliwon, Buda Wage,
Buda Kliwon, Tumpek, Galungan, Kuningan dls.(Arwati, 1992).
Banten merupakan sarana upacara bukan hiasan belaka tetapi sarat dengan makna
simbolis. Banten Lontar Yajna Prakrti (Wiana, 2001) mempunyai tiga wujud lambang
yaitu Pinaka Raganta Tuwi artinya lambang dirimu atau lambang diri kita. Pinaka Warna
Rupaning Ida Battara, artinya lambang kemahakuasaan Tuhan, sedangkan Pinaka Anda
Bhuana artinya lambang alam semesta (Bhuana Agung). Banten merupakan media untuk
menvisualisasikan ajaran-ajaran Hindu. Sebagai media untuk menyampaikan Sraddha dan
Bhakti pada ke Mahakuasaan Hyang Widhi Wasa Banten merupakan bentuk budaya sacral
keagamaan Hindu yang berwujud lokal, namun didalamnya terdapat nilai universal global.
Menurut Suryani (2002), bebantenan merupakan pelajaran atau alat kosentrasi
pikiran untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, dan menunjukan pula adanya unsure
kebudayaan antara lain susunan dalam bentuk daya seni dan keindahan.
Banten dipergunakan sebagai sarana untuk menyampaikan rasa cinta, bhakti dan
kasih. Banten juga diaartikan sebagai wali. Kata wali berarti wakil. Banten itu dalam suatu
upacara sebagai wakil untuk berhubungan dengan yang dipuja atau dimuliyakan (Arwati,
2002).
BAB II. PEMBAHASAN
Banten yang dipakai setiap hari (Nitya Karma) adalah banten saiban dan banten
canang. Banten saiban alasannya biasanya dipakai adalah daun pisang berbentuk segi
empat, apabila tidak ada daun pisang kadang-kadang dipakai daun kamboja atau daun yang
lainnya. Sedangkan isinya adalah nasi, lauk pauk yang kita masak saat itu dan garam
dapur.
Canang merupakan salah satu banten yang digunakan sehari-hari. Menurut
Angreni (2002). Banyak terdapat jenis-jenis canang diantaranya adalah : Canang tangkih
alasannya dari janur, slepan atau daun pisang isinya terdiri dari pisang sekibis, bunga
warna kembang rampai. Canang sari : alasannya ceper dari janur, isinya daun kayu,
kekiping sekebis, pisang, tebu seiris, geti-geti, tubungan mekamen, lengis minyak satu
celengik, boreh minyak satu celengik, nasi kuning satu celengik, sampaian uras bunder,
bunga tiga macam, bunga rampai.
Kewangen merupakan sarana untuk mempersembahyangkan. Menurut Arwati
(1992), bahwa kewangen juga dipakai sebagai pelengkap untuk upacara Panca yadnya
seperti :
Upacara Dewa Yadnya, kewangen banyak dipakai pelengkap dalam banten tebasan,
prascita dan berbagai jenis sesayut.
Upacara Resi Yadnya, kewangen dipakai sebagai pelengkap banten tebasan.
Upacara Pitra Yadnya, kewangen dipakai dalam upacara menghidupkan mayat secara
simbolis, setiap persendian Manusia diupakarakan.
Upacara Manusia Yadnya, kewangen dipergunakan pada setiap upacara ngotonin,
potong gigi, perkawinan dan lain sejenisnya sebagai perlengkapan banten.
Upacara Buta Yadnya, kewangen dipergunakan dalam upacara memakuh, mecaruan
lain sejenisnya.
Penggunaaan kewangen dalam upacara Panca Yadnya ini sebagian besar
berfungsi sebagai sarana untuk menghidupkan secara simbolis.
Didalam pembuatan sebuah kewangen diperlukan beberapa sarana antara lain :
Kojong, dibuat dari selembar daun pisang berbentuk segi tiga kuncup.
Palwa, diambil daun-daun kayu yang sudah terpotong-potong seperti daun andong,
pandang wengi, puring dan lain sejenisnya.
Porosan, dibuat dari dua lembar atau potongan daun siri, kapur dan pinang.
Kembang payas, yang berbentuk cillidibuat dari serangkaian jejaitan janur yang sudah
diringgit atau dibentuk.
Beberapa jenis bunga, bunga yang masih segar dan berbau harum atau wangi, mnisalnya
bunga kamboja, bunga ratna, dan lainnya.
Uang kepeng sebanyak dua buah.
Menurut Wiana (2001) kewangen merupakan lambang Omkara yang memiliki
tiga unsure yaitu Ardha Candra, Windhu dan Nada yang merupakan lambang ke
Mahakuasaaan Hyang Widhi. Dimana kojong yang terbuat dari daun pisang merupakan
lambang Ardha. Uang kepeng yang bulat penuh itu lambang Windhu sedangkan cilli yang
dibuat dari janur lambang Nadha.
Daksina.
Daksina adalah nama sebuah banten dengan isinya sangat lengkap dan
mempunyai arti filosofi yang luas. Menurut Arwati (2002). Daksina memounyai fungsi
sebagai tapakan, pelinggih, stana dari Hyang Widhi Wasa/manifestasi-nya yang akan
dihadirkan dan didekati untuk dimohon keselamatan dalam rencana pelaksanaan upacara
yang akan diselenggarakan, Daksine juga berfungsi sebagai sarana persembahan untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pemimpin/pelaksana upacara.
Sarana banten Daksina terdiri dari empat unsure yaitu : daun, bunga, buah dan air.
Unsur-unsuar tersebut adalah :
1. Unsure Pattram yaitu daun-daunan yan terdiri dari janur, selepan, sirih, pelawa, peselan.
2. Unsur Puspam yaitu bunga terdiri dari berbagai jenis bunga yang dipergunakan pada
canang. Diharapkan memakai bunga yang segar dan harum.
3. Unsur Phalam yaitu buah-buahan terdiri dari kelapa, pisang, kemiri, pangi, pinang,
bijarantus.
4. Unsur Toyam yaitu air yang terdapat pada didalam kelapa yang dipakai untuk bahan
daksina.
Banten ajuman
Marupakan nama salah satu banten yang sering dipergunakan untuk
persembahyangan ke merajan, ke pura Kahyanagn Tiga, Dang Kayangan dan Pura-pura
besar lainnya. Fungsi dari banten ajuman ini menurut Arwati (2002) adalah sebagai
suguhan berupa nasi/persembahan terhadap Hyang Widhi atau manifestasi-nya.
Perlengkapan dari banten ajuman ini adalah :
Taledan, caper, tamas bahan ketiga ini dari janur atau selepan.
Sampian kepet-kepetan, pelaus, wadah lengis semua bahannya dari janur.
Porosan, bahannnya dari sirih, pinang, kapur,
Plawe bisa dipergunakan, daun kayu puring, hanjuang atau daun ratna.
Bunga, daun , buah merupakan unsur yang sangat penting didalam pembuatan
banten untuk melengkapi upakara yadnya. Menurut Wiana (2001) hal ini disebabkan
bahwa dalam Bhagavadgita IX Sloka 26 menyebutkan bahwa : Pattram (daun), Puspam
(Bunga), Phalam (Buah), Toyam (Air Suci), asalkan persembahan itu didasarkan atas cinta
kasih dan dengan hati yang suci, maka aku terima. Sedangkan dalam lontar Yadnya
Prakerti disebutkan arti bunga adalah sebagai lambang ketulusan dan kesucian pikiran
untuk beryadnya.
Table 1. Tanaman upakara/bebantenan pada masyarakat Hindu di Bali
Nama
Banten
Nama
Derah
Nama Indonesia Nama Ilmiah Suku Bagian yang
digunakan
keterangan
Saiban/Jotan
1 Biu Pisang Muisa sp Musaceae daun Sebagai alasnya
2 Padi Padi Oryza sativa L. Poaceae biji Isinya
Canang
1 Nyuh Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae Daun Ceper
2 Biu Pisang Musa sp Musaceae Daun,buah Alas,isi canang
3 Tebu Tebu Saccharum officinarum L Poaceae Batang Isi canang
4 Jepun Kamboja Plumeria acuminate W.T.
Ait.
Apocynaceae Bunga Isi canang
5 Jempaka Cempaka Michelia champaca Linn. Magnoliaceae Bunga Isi canang
6 Sandat Kenang Cananga odorata (Lam.) Hook.
F.&Thomas
Annonaceae Bunga Isi canang
7 Pucuk Kembang sepatu Hibiscus rosa sinensis L. Malvaceae Bunga Isi canang
8 Pandan
arum
Pandang
Wangi
Pandanus tectorius
Soland. Ex. Balf.f.
Pandanaceae Daun Isi canang
9 Base Sirih Piper betle L. Piparaceae Daun Base temple
10 Buah Pinang Areca catechu Linn. Arecaceae Buah Base temple
11 Puring Puring Codiaeum variegatum BL. Euphorbiaceae Daun Daun kayu
12 Ratne Ratna Gomphrena globosa Linn. Amaranthaceae Daun, bunga Daun kayu, isi
kewangen
1 Biu Pisang Musa sp Musaceae Daun,buah Alas, isi canang,
2 Puring Puring Codiaeum variegatum BL. Euphorbiaceae Daun Daun kayu
3 Nyuh Kelapa Coco nucifare L. Arecaceae Daun,buah Cili
4 Jepun Kamboja Plumeria acuminate Apocynaceae Bunga Bunga
Roxb.
5 Jempaka Cempaka Michelia champaca L magnoliaceae Bunga Bunga
6 Sandat Kenang Cananga odorata (Lam.)
Hook.F.&Thomas.
Annonaceae Bunga Bunga
7 Pucuk Kembang sepatu Hibiscus rosa sinensis L. malvaceae Bunga Bunga
8 Ratne Ratna Gomphrena globosa L Amaranthaceae Bunga Bunga
9 Andong Hanjungan Cordyline fruticosa
Backer
agavaceae daun Daun kayu
Daksina
1 Nyuh Kelapa Coco nucifare L. Arecaceae Daun,buah Wakul,canang
Isi daksine
2 Padi Padi Oryza sativa L. poaceae Biji Jumputan
3 Tingkih Kemiri Aleurites moluccana (L.)
Wiild
Euphorbiaceae Biji Hidung
4 Pangi Pangi Pangium edule Reinw. Flacourtiaceae Biji Dagu
5 Biu Pisang Musa sp Musaceae Buah Jeriji
6 Kapas Kapas Gossypium sp Malvaceae Rambut biji Perut
7 Godem Otek Panicum viride Linn. Poaceae Biji Bije ratus
8 jagung Jagung Zea mays Linn poaceae biji Bije ratus
9 Jail-jali Jail Coix lacryma jobi L. Poceae Biji Bijr ratus
10 Bawang Bawang merah Alliumcepa linn Liliaceae Unbi lapis Gagantusan
11 Kunyit Kunir Curcuma domestica
Valeton
Zingiberaceae Akar rimpang Gagantusan
12 Tabya Cabai Capsicum frutescens
Linn
Solanaceae Buah Gagantusan
13 Jae Jahe Zingiber offcinale Rosc Zingiberaceae Akar rimpang Gagantusan
14 Cekuh Kencur Kaemferia galangga L. Zingiberaceae Akar rimpang Gagantusan
15 Duren Durian Durio Zibethinus Bombaceae Daun Palawe peselan
16 Manggis Manggis Garcinia mangostana L. Colusiaceae Daun Palawe peselan
17 Ceroring Duku Lasium domesticum var.
Langsep
Maliaceae Daun Palawe peselan
18 Poh Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Daun Palawe peselan
19 Salak Salak Salacca edulis Reinw. Palmae Daun Palawe peselan
20 Base Sirih Piper betie L. Piparaceae Daun Base tampel
21 Buah Pinang Areca cathecu L. Arecaceae Daun Base tampel
22 Jepun Kemboja Pulumeria acuminate
Roxb
Apocynaceae Bunga Canamng wangi
23 Pandan
narum
Pandang wangi Pandanus tectorius
Soland. Ex. Balf. f.
Pandanaceae Daun Canamng wangi
24 Sandat Kenanga Cananga odorate (Lam.)
Hook. F.&Thomas
Annonaceae Bunga Canamng wangi
25 Cempaka Cempaka Michelia champaca L. Magnoliaceae Bunga Canamng wangi
26 Ratne Ratna Gomphrena globosa L. Amaranthaceae Bunga Canamng wangi
27 Puring Puring Codiaeum variegatum BL. Euphorbiaceae Daun Daun kayu
28 Andong Hanjuang Cordyline fruticosa
Backer
Liliaceae Daun Daun kayu
Banten Ajuman
1 Nyuh Kelapa Cocos nucifera Linn. Aracaceae Daun Ceper, tamas
Sampian, kepet-
kepet
Plaus, wadah
lengis
2 Base Sirih Piper betle L. Piperaceae Daun Porosan
3 Buah Pinang Areca cathecu L. Aracaceae Buah Porosan
4 Puring Puring codiaeum Euphorbiaceae Daun Daun kayu
Varirgatum BL.
5 Ratne Ratna Gomphrena globosa L Amaranthaceae Daun, buah Daun kayu,
Bunga
6 Biu Pisang Musa sp musaceae Daun, buah Alas, isi ajuman
7 Andong Hanjuang Cordyline fruticosa
Backer
Agavaceae Daun Daun kayu
8 Poh Mangga Mangifera indica L Anacardiaceae Daun Palawe peselan
9 Salak Salak Salacca edulis Rienw Palmae Daun Palawe peselan
10 Jepun Kamboja Plumeria acuminate
Roxb
Apocynaceae bunga Canang wangi
11 Pandan
arum
Pandang wangi Pandanus tectorius
Soland. Ex. Balf.f.
Pandanaceae daun Canang wangi
12 Sandat Kenanga Cananga odorata Baill Annonaceae Bunga Canang wangi
13 cempaka cempaka Michelia champaca L. Magnoliaceae Bunga Canang wangi
PISANG
PADI
KELAPA
TEBU
Kamboja
Kenanga
Kembang Sepatu
Pandan
SIRIH
PINANG
PURING
BUNGA RATNA
CEMPAKA
HANJUANG
KEMIRI
PANGI
KAPAS
OTEK
JAGUNG
JALI-JALI
BAWANG MERAH
KUNYIT
CABAI
JAHE
KENCUR
DURIAN
MANGGIS
DUKU
MANGGA
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan tersebut diatas dan melihat tabel 1 maka tumbuhan yang paling
banyak dipergunakan untuk banten, baik sebagai banten sehari-hari maupun banten pada
saat tertentu adalah sebagai berikut: pisang (Musa sp), kelapa (Cocos nucifera L.), puring
(Codiaeum variegatum BI.), kambija (Plumeria acuminate Roxb.), ratna (Gomprena
globosa L.), Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), pinang (Areca cathecu L), sirih
(Piper betle L).
Supaya Bali tetap ajeg salah satu faktor yang tetap harus ditaati adalah
melaksanakan upacara keagamaan Hindu yaitu mebanten. Dengan demikian disarankan
masyarakat Hindu di Bali pada masing-masing pekarangan rumahnya minimal menanam
tumbuhan upakara seperti tersebut diatas. Segingga kekawatiran sebagian besar masyarakat
akan semakin mahalnya material tanaman upakara tidak terjadi, walaupun permintaan
terhadap material tanaman upacara semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggreani, I.G.A,O.A. 2002. Canang. Upada Sastra. Denpasar
Arwati, S.N.M. 1992. Upacara Upakara. Upada Sastra. Denpasar.
Arwati, S.N.M. 2002. Banten Pejati. Upada Sastra. Denpasar
Fred and M. Eiseman, 1988, Flowers of Bali. Periplus Editions. Berkeley-Singapura.
Krempin, J. 1990. Know Your Indoor & House Plants. Hoewitz Grahame Pty Ltd. 506 Miller
Street, Cammeray, Aydnney, Australia 2062.
Suryani, I.A.P. 2002. Melangkah Ke Arah Persiapan Upakara- Upacara Yadjna. Seri I. Upakara
Yajna. Paramita Surabaya
Sudharta, T.R. 1997. Manusia Hindu. Dari Kandungan Sampai Perkawinan. P.T. B.P. Denpasar
Wiana, I.K, 2003. Makna Upacara Yadjna Dalam Agama Hindu. Paramita Surabaya.
Widana, I.G.K. 2002. Lima Cara Beryadjna. Bolehkah Menonton TV Saat Nyepi. P.T.B.P.
Denpasar.
LAMPIRAN 1
KATA-KATA SUKAR
Ceper : Tempat atau alas canang yang dibuat dari janur atau selepan.
Daun kayu : Daun dari pohon tertentu yang dipotong-potong tipis
Geti-geti : Ketan yang dinyanyah yang diberi gula dan dibungkus dengan daun
pisang yang sudah kiring.
Kembang Rampai : Daun Pandan wangi diiris tipis
Kewangen : Salah satu banten yang digunakan dalam upacara Panca Yadnya di
dalam pemakainnya lebih banyak dijumpai pada saat
persembahyangan.
Kojong : Dibuat dari selembar daun pisang yang berbentuk segitiga lancip
Merajan : Tempat persembahyangan untuk keluarga. Terdapat pada masing-
masing perkarangan masyarakat Hindu di Bali pada umumnya.
Slepan : Daun kelapa yang sudah dewasa berwarna hijau.