Intramuskular New

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1

Transcript of Intramuskular New

Page 1: Intramuskular New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1

Page 2: Intramuskular New

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Injeksi intramuscular adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke

dalam jaringan otot dengan menggunakan spuit.

2.2 Tujuan

Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi

2.3 Tempat injeksi

Area ventrogluteal

Area dorsogluteal

Area vastus lateralis

Area deltoid

Area rektus femoris

Prinsip

1. Pertahankan sterilisasi

2. Perhatikan lokasi injeksi dari :

Adanya infeksi, aberasi kulit atau jaringan nekrosis pada lokasi

Ada tidaknya serat dibawah otot

Berapa jumlah obat yang dapat di injeksikan pada alokasi tersebut

3. Resiko terjadi kerusakan jaringan rendah bila injeksi dilakukan pada otot-

otot besar, tetapi resiko masuk/menembus pembuluh darah lebih tinggi

4. Pilihlah otot yang integritas kulitnya utuh dan tidak ditemukan tanda-tanda

infeksi

2.4 Persiapan alat

1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat

2. Kapas alcohol

3. Sarung tangan sekali pakai (bersih)

2

Page 3: Intramuskular New

4. Obat yang sesuai (ampul, vlakon/vial)

5. Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci (atau

tergantung pada bergantung pada kebutuhan dan ketebalan otot, jenis obat,

dan usia klien)

6. Bak spuit

7. Baki obat

8. Plester

9. Kasa steril (jika perlu)

10. Bengkok

11. Perlak dan alas kecil

Dokumentasi

Nama obat

Dosis yang diberikan

Lokasi injeksi

Waktu pemberian

Cara pemberian

Reaksi alergi

2.5 Prosedur pelaksanaan

1. Mengucap salam terapuetik

2. Melakukan evaluasi/validasi

3. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)

4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan

5. Mencuci tangan

6. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “lima benar”

7. Mengambil obat yang benar, baca label dan baca batas kadaluwarsa

8. Menghitung dosis obat,

Rumus :

3

Page 4: Intramuskular New

Dosis yg di berikan =

9. Melakukan duble check : nama obat, dosis dan hasil perhitungan

10. Memilih suntikan dan jarum yang sesuai

11. Menyiapkan obat

Ampul

Membaca labelnya

Menyakinkan bahwa semua obat ada di dasar ampul, ketuk-ketuk

dengan jari tangan bila terlihat masih ada obat di kepala ampul

mengginakan kassa atau swab alcohol, letakkan di sekeliling leher

ampul lalu patahkan leher ampul.

Memegang ampul dengan tangan non dominan dan spuit di tangan

dominan. masukan jarum ke dalam ampul dan tarik sesuai dengan

dosis yang diperlukan

Vial/flakon

Membaca labelnya

Membuka pelindung yang menutupi vial tanpa menyentuh karet.

Bersihkan dengan alcohol bila perlu (terutama untuk vial multi dosis)

Mengocok bila obat diperluhkan, sesuai aturan penggunaan obat

Melepaskan penutup jarum, tarik udara sejumlah dosis obat dan

tusukan jarum pada pusat karet penutup vial

Balikan atau putar vial sehingga menghadap ke bawah, perhatikan

ujung jarum pada pusat karet penutup vial

Sebelum menarik obat, tarik dulu pluger sehingga jarum berada di

bawah permukaan obat. tarik sesuai dosis

Lepaskan jarum dari vial dan keluarkan gelembung udara yang ada di

spuit

12. Membaca kembali label obat untuk ketiga kalinya sebelum

mengembalikan obat tersebut ke dalam bak instrument

4

Page 5: Intramuskular New

13. Membawa obat ke klien, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

pengobatan dan prosedur tindakan

14. Mengkaji identitas klien (cek nama)

15. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan.

16. Menggunakan sarung tangan, Pilih area penusukan yang bebas dari tanda

lesi, kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan

absorbs obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan

17. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan

gerakan sirkular dari dalam ke arah dalam ke luar dengan diameter sekitar

5 cm. tunggu sampai kering. metode ini dilakukan untuk membuang

sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.

18. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan

19. Buka tutup jarum

20. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm di bawah area penusukan dengan

tangan non dominan. membuat kulit menjadi lebih kencang dan

memudahkan penusukan.

21. Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 900 dengan tangan dominan,

masukkan sampai pada jaringan otot. gunakan metode Z-track “Gerakan

yang cepat dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada saat jarum

dimasukkan.

22. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan barel dari spuit dan

tangan dominan menarik pluger.

23. Observasi adanya darah pada spuit

24. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan

25. Jika terdapat darah :

Tarik kembali jarum dari kulit

Tekan tempat penusukan selama 2 menit

Observasi adanya hematoma atau memar

jika perlu berikan plester

Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah no. 1, pilih area

penusukan yang baru

5

Page 6: Intramuskular New

26. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama ketika jarum

dimasukkan , sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas

alcohol pada area penusukan. Mengurangi resiko cedera pada jaringan.

27. Jangan memassase area injeksi. Massase area injeksi dapat menyebabkan

terjadi iritasi pada jaringan.

28. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan menggunakan kasa

steril sampai pendarahan berhenti dan berikan plester bila perlu

29. Kembalikan posisi klien

30. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya

masing-masing

31. Lepas sarung tangan, Cuci tangan dan kembalikan peralatan

32. Mengevaluasi respon klien

33. Merencanakan tindak lanjut

34. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat, topic) + Support

Spiritual

35. Dokumentasikan tindakan dan hasil

6

Page 7: Intramuskular New

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya

sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai

makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

7

Page 8: Intramuskular New

DAFTAR PUSTAKA

Eni, Kusyati, dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

8