Interaksi Mikroorganisme Dalam Plak Gigi

5
INTERAKSI MIKROORGANISME DALAM PLAK GIGI Dental Plaque merupakan mikroba biofilm natural pada gigi yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan bakteri yang berbeda di dalam mulut. Koloni bakteri yang pertama kali muncul disebut primary colonizers dan tidak bersifat patogen. Sedangkan koloni berikutnya disebut secondary colonizers yang akan dapat menyebabkan karies, gingivitis kronis, periodontitis, dan lain-lain. Penebalan plak yang terjadi akan mengurangi difusi oksigen yang ditoleransikan sehingga organisme yang hidup di dasar plak adalah fakultatif dan obligat anaerobik. Bakteri non motil seperti streptococcus dan actinomyces akan bersentuhan dengan gigi secara acak, sedangkan bakteri motil seperti spirochetes akan ditarik oleh faktor kemotaksis seperti nutrient. Bakteri gram negatif seperti actinobacillus, phorphyromonas, prevotella, dan fusobacterium banyak terdapat di subgingival plak pada fase akhir pembentukan plak tetapi terkadang muncul pada fase awal. Proporsi bakteri di dalam plak gigi mulut yang sehat berbeda dengan bakteri dalam plak yang berkaitan dengan karies. Selain itu, komposisi komunitas mikroba dalam plak yang ada di permukaan gigi berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan pada gigi tidak seragam di setiap sisinya. Bakteri tersebut dikelilingi oleh interselular matriks. Saliva dan gingival sulcus banyak terkandung di dalam matriks plak, namun sebagian besar material berasal dari bakteri. MIKROORGANISME PLAK GIGI

Transcript of Interaksi Mikroorganisme Dalam Plak Gigi

Page 1: Interaksi Mikroorganisme Dalam Plak Gigi

INTERAKSI MIKROORGANISME DALAM PLAK GIGI

Dental Plaque merupakan mikroba biofilm natural pada gigi yang terbentuk dari

kumpulan-kumpulan bakteri yang berbeda di dalam mulut. Koloni bakteri yang pertama kali

muncul disebut primary colonizers dan tidak bersifat patogen. Sedangkan koloni berikutnya

disebut secondary colonizers yang akan dapat menyebabkan karies, gingivitis kronis,

periodontitis, dan lain-lain. Penebalan plak yang terjadi akan mengurangi difusi oksigen yang

ditoleransikan sehingga organisme yang hidup di dasar plak adalah fakultatif dan obligat

anaerobik.

Bakteri non motil seperti streptococcus dan actinomyces akan bersentuhan dengan gigi secara

acak, sedangkan bakteri motil seperti spirochetes akan ditarik oleh faktor kemotaksis seperti

nutrient. Bakteri gram negatif seperti actinobacillus, phorphyromonas, prevotella, dan

fusobacterium banyak terdapat di subgingival plak pada fase akhir pembentukan plak tetapi

terkadang muncul pada fase awal. Proporsi bakteri di dalam plak gigi mulut yang sehat

berbeda dengan bakteri dalam plak yang berkaitan dengan karies. Selain itu, komposisi

komunitas mikroba dalam plak yang ada di permukaan gigi berbeda-beda. Hal ini disebabkan

oleh kondisi lingkungan pada gigi tidak seragam di setiap sisinya. Bakteri tersebut dikelilingi

oleh interselular matriks. Saliva dan gingival sulcus banyak terkandung di dalam matriks

plak, namun sebagian besar material berasal dari bakteri.

MIKROORGANISME PLAK GIGI

Plak yang terletak terbentuk sempurna, selain bakteri dapat pula berisi

mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil ditemukan, dan sejumlah kecil lagi

protozoa juga ada. Mikroorganisme pada bakteri plak yang hampir selalu ditemukan

adalah golongan Streptococcus dan Lactobacillus. Selain itu, ditemukan juga

golongan jamur actinomycetes.

Mikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi pada setiap orang, serta

menurut umur plak itu sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian besar terdiri dari bakteri

gram-negatif yang berbentuk kokus dan batang. Organisme ini biasanya tumbuh pada

pelikel mikropolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1 mikron. Pelikel ini

melekat pada email, sementum atau dentin. Setelah 2-4 hari, perubahan jumlah dan

tipe mikroorganisme dalam plak. Selain bakteri gram-negatif kokus dan gram-negatif

batang bertambah banyak, jenis bacili fusiformis dan filament semakin jelas.

Page 2: Interaksi Mikroorganisme Dalam Plak Gigi

Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak menjadi semakin

kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri motil seperti spirilla dan spirochete.

Komponen lain. Di dalam plak mungkin juga terdapat elemen yang tidak spesifik, seperti

partikel berbentuk kristal (fragmen halus sementum, kalsifikasi awal atau partikel makanan

yang tidak teridentifikasi) dan apa yang kelihatannya merupakan fragmen sel juga ditemukan

dalam plak.

INTERAKSI DALAM PATOGENESIS PLAK

Awal pembentukan plak gigi dimulai dengan melekatnya bakteri aerob pada permukaan

pelikel. Kuman yang pertama kali terlihat adalah Sterptococcus sanguis, yang kemudian

diikuti kuman lainnya. Namun, perlekatan awal kuman ini pada hidroksiapatit yang dilapisi

pelikel sangat lemah dan reversible, sehingga tidak terjadi kolonisasi bakteri.

Proses pembentukan plak adalah sebagai berikut:

- Protein saliva menempel pada enamel gigi membentuk pelikel (acquired pellicle)

yang merupakan suatu lapisan tipis (0,1-1,0 µm) acellular. Apabila pelikel tersebut

dihilangkan, maka akan segera terbentuk kembali beberapa menit.

- Mikroorganisme saliva berkoloni pada pelikel membentuk early plaque (dominan

batang dan kokus). Koloni bakteri terjadi 24 jam setelah prosedur menyikat gigi. Pada

tahap ini terjadi interaksi fisiko-kimia yang cukup panjang antara permukaan sel

mikroba dengan lapisan pelikel.

- Interaksi jangka pendek melibatkan sifat spesifik dan interaksi stereo-kimia, diantara

perlekatan pada permukaan sel mikrobia dan reseptor pada acquired pellicle. Interaksi

ini biasanya menghasilkan perlekatan yang irreversible. Bakteri plak setelah bergerak

dari permukaan gigi, kemudian dalam hitungan menit, mikroorganisme tersebut

beregenerasi. Dilaporkan terdapat 1 juta organisme dalam 1 µm2 permukaan gigi

yang telah dibersihkan 5 menit sebelumnya.

- Ko-agregasi atau ko-adhesi dari mikroorganisme. Tahap ini menghasilkan

peningkatan jumlah bakteri plak. Peningkatan jumlah dari perlekatan organisme

berubah sejalan dengan bertambahnya umur plak (mature plaque) untuk memperoleh

peningkatan aliran dan biofilm. Pada tahap ini juga terjadi peningkatan polimer

ekstraseluler.

Page 3: Interaksi Mikroorganisme Dalam Plak Gigi

- Pelepasan sel-sel bakteri plak subgingiva dari lapisan biofilm menuju fase planktonik

(biasanya pada saliva), memberikan tempat koloni yang baru.

Menurut Forrest (1995) pembentukan plak tidak terjadi secara acak tetapi terjadi secara

teratur. Pelikel yang berasal dari saliva/cairan ginggiva akan terbentuk terlebih dahulu pada

gigi. Pelikel merupakan kutikel yang tipis, bening dan tediri terutama dari glikoprotein.

Segera setelah pembentukan kutikel, bakteri tipe kokus (terutama streptococcus) akan

melekat ke permukaan kutikel yang lengket misalnya permukaan yang memungkinkan

terjadinya perlekatan dari koloni bakteri. Organisme ini akan membelah dan membentuk

koloni. Perlekatan mikroorganisme akan bertambah erat dengan adanya produksi dekstan dari

bakteri sebagai produk sampingan dari aktivitas metabolisme. Baru kemudian, tipe organisme

yang lain akan melekat pada masa dan flora gabungan yang padat, sekarang mengandung

bentuk organisme filamen. Dalam waktu beberapa jam akan terbentuk perlekatan antara

spesies streptococcus dan kemudian actinomycetes dengan pelikel. Selama beberapa hari

pertama populasi bakteri ini akan tumbuh dan menyebar keluar dari permukaan gigi bila

dilihat dengan mikroskop electron akan terlihat adanya palisade organisme agak mirip

pencakar langit, tipis melapis yang menyebar dari permukaan. Plak bertambah melalui

pembelahan internal dan deposisi makanan.