Instalasi Simpan

9
3.1.1 Instalasi Simpan Sebagai sebuah industri yang memproduksi suatu barang, maka dibutuhkan tempat untuk menampung bahan mentah yang diperlukan untuk produksi hingga hasil produksi. Instalasi simpan merupakan bagian yang bertanggung jawab akan hal tersebut. Kegiatan yang menjadi tanggung jawab instalasi ini terdiri atas penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang. Instalasi Simpan juga melaksanakan fungsi pengamanan dan pemeliharaan materiil, yang dilengkapai dengan pengelolaan administrasi penyimpanan. 3.1.1.1 Penerimaan Barang Barang yang digunakan untuk produksi berasal dari pengadaan pusat yang dilakukan oleh Direktorat Keshatan Angkatan Darat (DITKESAD) sebagai kesatuan yang menaungi Lembaga Biomedis (Labiomed) yang bertugas memproduksi sedian parenteral. Semua bahan baku akan dikirimkan dari DITKESAD ke Gudang Pusat (Gupus) I untuk penyimpanan sementara. Ketika semua bahan baku berada di Gupus I dilakukan pemeriksaan terhadap kelayakan barang dan menyertakan berita acara penerimaan barang. Pihak DITKESAD akan mengeluarkan surat PPM (Perintah Pengeluaran Materiil) kepada Gupus I untuk mengeluarkan barang kepada Labiomed (Instalasi simpan) yang menyertakan surat perintah dari Kepala Labiomed berupa PPnM (Perintah Pengambilan Materil) untuk mengambil barang yang ada di Gupus I. Selanjutnya Gupus I akan memberikan surat berupa Bukti Pengeluaran (BP) dan Tanda Penyerahan Material (TPM) kepada Labiomed sebagai syarat barang boleh dibawa ke gudang simpan

description

ok

Transcript of Instalasi Simpan

Page 1: Instalasi Simpan

3.1.1 Instalasi Simpan

Sebagai sebuah industri yang memproduksi suatu barang, maka dibutuhkan tempat

untuk menampung bahan mentah yang diperlukan untuk produksi hingga hasil produksi.

Instalasi simpan merupakan bagian yang bertanggung jawab akan hal tersebut. Kegiatan yang

menjadi tanggung jawab instalasi ini terdiri atas penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran

barang. Instalasi Simpan juga melaksanakan fungsi pengamanan dan pemeliharaan materiil,

yang dilengkapai dengan pengelolaan administrasi penyimpanan.

3.1.1.1 Penerimaan Barang

Barang yang digunakan untuk produksi berasal dari pengadaan pusat yang dilakukan

oleh Direktorat Keshatan Angkatan Darat (DITKESAD) sebagai kesatuan yang menaungi

Lembaga Biomedis (Labiomed) yang bertugas memproduksi sedian parenteral. Semua bahan

baku akan dikirimkan dari DITKESAD ke Gudang Pusat (Gupus) I untuk penyimpanan

sementara. Ketika semua bahan baku berada di Gupus I dilakukan pemeriksaan terhadap

kelayakan barang dan menyertakan berita acara penerimaan barang. Pihak DITKESAD akan

mengeluarkan surat PPM (Perintah Pengeluaran Materiil) kepada Gupus I untuk

mengeluarkan barang kepada Labiomed (Instalasi simpan) yang menyertakan surat perintah

dari Kepala Labiomed berupa PPnM (Perintah Pengambilan Materil) untuk mengambil

barang yang ada di Gupus I.

Selanjutnya Gupus I akan memberikan surat berupa Bukti Pengeluaran (BP) dan

Tanda Penyerahan Material (TPM) kepada Labiomed sebagai syarat barang boleh dibawa ke

gudang simpan Labiomed. Ketika barang sampai di gudang simpan, pihak Labiomed

membuat berita acara (BA) hasil pemeriksaan tim komisi Labiomed. Tim ini terdiri dari

perwakilan instalasi simpan, instalasi pengawasan mutu dan instalasi produksi bertugas

memeriksa keadaan barang secara administrasi dan fisik, sedangkan instalasi pengawasan

mutu memeriksa kesesuaian spesifikasi mutu barang dengan yang diminta. Bila barang yang

dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta atau tidak memenuhi syarat, maka

barang tersebut dikembalikan untuk diganti.. Barang-barang yang masuk ke gudang akan

dicatat di buku penerimaan barang, kartu stok dan kartu gantung.

Sistem penyimpanan barang menggunakan sistem FIFO (First In First Out) yaitu

barang yang masuk terlebih dahulu juga dikeluarkan terlebih dahulu dan sistem FEFO (First

Expired First Out) yaitu barang yang expired terlebih dahulu dikeluarkan terlebih dahulu

untuk menghindari bahan baku kadaluarsa sebelum digunakan untuk produksi. Suhu dan

kelembaban di gudang bahan baku diatur sesuai dengan stabilitas bahan baku dan diperiksa

secara rutin agar kualitas dari bahan baku dapat selalu terjaga. Barang yang disimpan di

Page 2: Instalasi Simpan

gudang penyimpanan bahan baku diberi penandaan dengan jelas untuk menghindari

tertukarnya bahan baku. Bahan baku yang bersifat berbahaya, korosif dan mudah terbakar

disimpan di tempat terpisah.

3.1.1.2 Penerimaan Produk Jadi

Produk jadi yang berasal dari bagian produksi akan terlebih dahulu masuk ke gudang

karantina sambil menunggu keputusan lulus uji dan keluarnya Sertifikat Analisa (SA) serta

surat kelulusan dari Instalasi Pengawasan Mutu. Setelah SA keluar, bagian produksi akan

membuat Nota Penyerahan Hasil Produksi (NPHP). Produk jadi tersebut akan dicatat di kartu

stok penerimaan dan akan dibuat laporan ke Kepala Labiomed dengan tembusan ke Bagian

Administrasi dan Logistik (Minlog) dan kemudian dilaporkan ke Ditkesad. Produk jadi akan

diserahkan ke Gupus I, kemudian Instalasi Simpan akan membuat Surat Tanda Penyerahan

Barang. Produk jadi yang akan diserahkan sebelumnya di cek terlebih dahulu oleh Tim

Komisi Labiomed yaitu perwakilan dari Instalasi Produksi, Instalasi Pengawasan Mutu dan

Instalasi Simpan.

3.1.1.3 Pengeluaran Barang

Setiap intalasi yang akan meminta barang dari gudang simpan harus membuat Nota

Permintaan Barang, kemudian setelah disetujui Instal Simpan akan membuat Nota

Penyerahan Barang. Pengeluaran barang dilakukan secara harian dan dicatat pada buku

permintaan harian, kartu stok dan kartu gantung. Setiap akhir bulan, pihak yang meminta

barang akan mengeluarkan Nota Permintaan Barang, sedangkan pihak Instalasi Simpan akan

mengeluarkan Nota Penyerahan Barang untuk di rekapitulasi dan dibuat laporan pengeluaran

barang selama satu bulan.

Proses penyimpanan, penerimaan produk jadi, dan pengeluaran barang sudah berjalan

dengan baik, dibuktikan dengan adanya pemeriksaan dan tim komisi masing-masing instalsi

yang berkepentingan dengan bahan baku yang dilakukan setiap kali kegiatan dan disertakan

dengan dokumentasi yang baik sesuai dengan CPOB 2012.

3.1.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Sumber limbah cair industri Labiomed antara lain berasal dari limbah Sekolah

Menengah Analis Kesehatan, limbah sisa produksi dan limbah laboratorium. Metode

pengolahan air limbah di Labiomed menggunakan teknik biologis dan kimia, untuk

menguraikan limbah hingga aman untuk lingkungan sekitar.

Limbah mula-mula ditampung di bak penampung, kemudian didorong oleh pompa ke

instalasi pengolahan limbah. Selanjutnyamasuk dalam bak sedimentasi awal dan ada filter.

Page 3: Instalasi Simpan

Kemudian masuk di bak sedimentasi kedua Untuk melepaskan O2. Kemudian masuk dalan

bak equalisasi, Bak ini berfungsi untuk menampung air sebelum dilakukan pengolahan lebih

lanjut. Bak Equalisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar yang mudah

mengendap yang terkandung dalam air baku, seperti pasir atau dapat juga disebut partikel

diskret. Penggunaan unit Equalisasi selalu ditempatkan pada awal proses pengolahan air,

sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan. Equalisasi merupakan bak pengendapan

material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen, serta merupakan pengolahan

fisik yang kedua.

Setelah di bak equalisasi, air limbah kemudian dialirkan ke kolam aerasi yang berisi

bakteri aerob. Penetralan air limbah ini berfungsi untuk menjaga agar bakteri aerob di kolam

aerasi tetap hidup. Bakteri aerob berasal dari kotoran kelinci yang dimasukkan ke dalam bak

ini. Bakteri aerob ini berfungsi untuk mengurai limbah cair organik. Untuk menjaga oksigen

di dalam kolam aerasi, maka selalu dilakukan sirkulasi air setiap 30 menit. Setelah proses

aerasi selama waktu tertentu, air limbah dialirkan ke bak sedimentasi dengan bantuan pompa.

Bak clarified berfungsi untuk mengendapkan limbah yang sudah terurai oleh bakteri.

Limbah didiamkan dan akan terbentuk tiga lapisan, yaitu lapisan permukaan yang

mengandung bakteri organik, lapisan tengah berupa cairan, lapisan bawah berupa endapan

lumpur. Endapan yang terbentuk langsung dibuang ke saluran pembuangan, bakteri organik

dikembalikan ke bak aerasi untuk membantu proses pengolahan limbah, sedangkan lapisan

tengah diteruskan ke bak selanjutnya, yaitu bak flokulasi dan koagulasi.

Cairan yang dialirkan ke bak flokulasi dan koagulasi adalah limbah organik. Di dalam

bak ini terjadi flokulasi dan koagulasi yang akan mengendapkan limbah menjadi suatu

flokulan. Untuk proses flokulasi, zat yang digunakan adalah flokulan anionik, yaitu tawas

Al2(SO4)3 dengan konsentrasi 250 mg/120 L. Sedangkan untuk proses koagulasi, zat yang

digunakan adalah poli-amonium klorida (PAC) dengan konsentrasi 2 kg/120 L.

Limbah dari bak flokulasi dan koagulasi dialirkan ke bak sedimentasi akhir agar

mengendap. Dengan sistem gravitasi limbah akan masuk ke bak indikator untuk melihat

apakah limbah sudah layak buang atau tidak. Indikator yang digunakan adalah indikator

biologi yaitu ikan mas. Pemeriksaan tersebut dilakukan sebulan sekali oleh Instalasi

Pengawasan Mutu Labiomed dan setiap tiga bulan sekali oleh Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan (Bapedal).

3.1.7 Bagian Administrasi dan Logistik (Minlog)

Bagian Administrasi dan Logistik (Minlog) dibagi menjadi dua sub bagian yaitu

bagian Rengarada yang bertugas membuat perencanaan dan pengadaan, serta bagian Dalmat

Page 4: Instalasi Simpan

yang bertugas dalam pengendalian material untuk produksi, distribusi dan inventarisasi.

Kegiatan perencanaan dan pengadaan barang dilakukan berdasarkan Surat Perintah Produksi

dari Sub Direktorat Pelayanan Kesehatan (Subditbinyankes) Ditkesad. Data tersebut

dikumpulkan berdasarkan pola penyakit dari daerah dan laporan dari masing-masing

Kesehatan Daerah Militer (Kesdam), Satuan Kesehatan (Satkes), dan Rumah Sakit Pusat

Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Perencanaan kebutuhan logistik dilakukan untuk

mendukung kegiatan produksi, pengawasan mutu, pemeliharaan alat kesehatan, dan

operasional kantor setiap periode tertentu.

Perencanaan dibuat berdasarkan permintaan tiap instalasi, anggaran yang tersedia,

skala prioritas, dan ketersediaan barang. Setelah dibuat perencanaan, Instalasi Minlog

kemudian melakukan pembelian sesuai aturan tentang pengadaan barang atau jasa. Pada

pengadaan yang bernilai kurang dari 200 juta rupiah dilakukan proses lelang terbatas,

penyedia ditunjuk langsung oleh Labiomed dengan menggunakan surat penunjukan kerja

sama (SPK). Untuk pengadaan dengan nilai 200 juta - 2 miliar rupiah dilakukan oleh

Ditkesad, dan untuk pengadaan yang bernilai > 2 miliar dilakukan oleh Staff Umum

Angkatan Darat.

Tahapan yang dilakukan yaitu pemilihan pemasok, pengadaan kontrak jual beli,

pemesanan dan penerimaan barang yang akan diperiksa oleh Tim Komisi. Barang yang

datang dan telah diperiksa oleh Tim Komisi dicatat pada Buku Penerimaan lalu didimpan di

gudang penyimpanan (untuk bahan baku dan bahan kemas) dan didistribusikan ke instalasi

yang membutuhkan. Semua logistik yang ada di setiap instalasi dicatat sebagai barang

kekayaan satuan menggunakan sistem SIMAK BMN (Sistem Manajemen Akuntansi

Keuangan Barang Milik Negara).

3.1.8 Instalasi Pemeliharaan dan Teknik

Instalasi pemeliharaan bertanggung jawab atas peralatan dan sarana-sarana

penunjang yang digunakan untuk kelancaran kegiatan-kegiatan di Labiomed seperti listrik,

steam boiler, udara kompresi, sistem tata udara, serta kualifikasi peralatan

3.1.8.1 Steam Boiler

Steam boiler berfungsi untuk menghasilkan uap air (steam) untuk keperluan industri

farmasi. Di Labiomed, steam di antaranya digunakan untuk proses sterilisasi akhir,

pemanasan air, dan pemanasan saat destilasi. Air yang digunakan untuk menghasilkan steam

adalah air yang berasal dari sisa pendinginan destilasi. Air yang berasal dari pendinginan

destilasi tidak sadah dan sudah cukup panas sehingga energi yang diperlukan untuk

memanaskan air menjadi berkurang. Steam yang dihasilkan dialirkan melalui pipa-pipa yang

Page 5: Instalasi Simpan

dilapisi oleh isolator asbes agar panas dari steam tersebut tidak hilang sepanjang perjalanan

melalui pipa.

Boiler yang bagus memiliki indikator water level dan fuel level dimana water level

lebih penting dan harus terdapat 2 water level sebagai back up bila salah satu water level

rusak. Bila water level rusak maka kita tidak mengetahui volume air di dalam boiler yang

bilamana air tersebut habis dan tetap dilakukan proses boiling dapat menyebabkan boiler

meledak.

Di alat boiler juga terdapat safety valve dimana merupakan alat untuk pengaman bila

di dalam tanki kelebihan tekanan agar tidak meledak. Proses kerja safety valve yaitu berupa

katup yang secara otomatis akan membuka bila tekanan di dalam tanki hampir mencapai

batas yang telah disetting pada boiler tersebut sehingga tekanan kembali turun.

Steam ada 2 tipe yaitu water cube dan fire cube

- Water cube : air berada di dalam pipa dan dipanasi dari luar. Biasanya dalam jumlah air

yang sedikit dan pemanasannya lebih cepat

- Fire cube : api berada didalam pipa dan air diluar pipa dimana digunakan untuk air dalam

jumlah yang banyak dan pemanasannya lebih lama dari tipe water cube.

3.1.8.2 Udara Kompresi

Udara kompresi dihasilkan oleh mesin kompresor. Syarat kompresor untuk industri

farmasi harus bebas oli, bebas partikel, dan bebas air karena udara yang dihasilkan dari mesin

akan berinteraksi langsung dengan produk atau sediaan farmasi Untuk terhindar dari oli maka

digunakan piston teflon. Penggunaan piston teflon dipilih karena jenis piston ini tidak

memerlukan minyak untuk melumasi mesinnya.

3.1.9 Instalasi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Litbang di Labiomed berfungsi mengkoordinir bidang penelitian dan pengembangan ,

mengerjakan dan mengkaji prosedur produksi dan pengawasan, serta membuat dan merevisi

piranti lunak. Untuk penelitian dan pengembangan Litbang biasanya mendapatkan perintah

penelitian dari Dinas Penelitian dan Pengembangan (bagian dari DITKESAD) berupa

penelitian dan pengembangan produksi serta biomedis. Selain itu Litbang juga merancang

penelitian berdasarkan kasus yang terjadi di lapangan yang diberikan oleh Kasad (Kepala Staf

Angkatan Darat), Panglima TNI, dan Menteri Pertahanan. Pelaksana penelitian tersebut

dilakukan oleh instalasi produksi dan pengawasan mutu. Fungsi Litbang ini mencakup 3 hal,

yaitu material, sistem, dan organisasi. Sebagaimana mestinya Instalasi penelitian dan

pengembangan bekerja, Instalasi penelitian dan pengembangan di Labiomed juga memiliki

Page 6: Instalasi Simpan

tujuan untuk menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan penelitian dan

pengembangan di Industri Labiomed.

Sebagai instalasi yang berhubungan dengan pengembangan produk, litbang sebaiknya

memiliki tim sendiri yang memiliki laboratorium untuk meneliti serta melakukan penanganan

terhadap keluhan produk untuk mencarikan penyelesaiaanya sebagaimana tugas litbang yang

tertera di CPOB.