Insomnia

18
INSOMNIA INSOMNIA Senoadji Pratama 102011101030 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ SMF/Lab PSIKIATRI RSD dr. Soebandi JEMBER 2013

description

uytfg

Transcript of Insomnia

Page 1: Insomnia

INSOMNIAINSOMNIA

Senoadji Pratama102011101030

Pembimbing:dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ

SMF/Lab PSIKIATRIRSD dr. Soebandi JEMBER

2013

Page 2: Insomnia

DEFINISIDEFINISIKeluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur

atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.

(DSM-IV)

Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan.

(The International Classification of Diseases)

Kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut.

(The International Classification of Sleep Disorders)

Page 3: Insomnia

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

Wanita > laki-lakiAmerika Serikat (2007) + 64 juta orang

Amerika menderita insomnia secara teratur setiap tahun

Di Indonesia, pada tahun (2010) terdapat 11,7% penduduk mengalami insomnia

Page 4: Insomnia

PEMBAGIAN TIDURPEMBAGIAN TIDUR• Tidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:

1. . Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)2. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

• Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.

• Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi emnjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalm tidur NREM

Page 5: Insomnia

PEMBAGIAN TIDUR PEMBAGIAN TIDUR (NREM)(NREM)

I : antara fase terjaga dan fase awal tidur. kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, beta ,teta.

II : Bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang teta simetris.

III : Lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle. IV : Tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM.

Page 6: Insomnia

PEMBAGIAN TIDUR (REM)PEMBAGIAN TIDUR (REM)Berlangsung 5 sampai 30 menit

biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang malam, durasi tidur REM juga semakin lama.

Page 7: Insomnia

PENYEBAB INSOMNIAPENYEBAB INSOMNIA

Page 8: Insomnia

Faktor ResikoFaktor Resiko• Wanita: Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia.

Perubahan hormon selama siklus menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran. Selama menopause, sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering mengganggu tidur.

• Usia Lebih Dari 60 Tahun: Karena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia meningkat sejalan dengan usia.

• Memiliki Gangguan Kesehatan Mental: Banyak gangguan, termasuk depresi, kecemasan, gangguan bipolar dan post-traumatic stress disorder, mengganggu tidur.

• Stres: Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka panjang seperti kematian orang yang dikasihi atau perceraian, dapat menyebabkan insomnia kronis. Menjadi miskin atau pengangguran juga meningkatkan risiko terjadinya insomnia.

• Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja: Bekerja di malam hari sering meningkatkan resiko insomnia.

Page 9: Insomnia

KLASIFIKASIKLASIFIKASI INSOMNIAINSOMNIA

Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:• Organik • Non-organik

• Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)• Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama

tidur seperti mimpu buruk, berjalan sambil tidur, dll)

Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:• Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental

lain• Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum• Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau

keadaan tertentu• Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan

sama sekali dengan kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan diderita minimal 1 bulan.

Page 10: Insomnia

Berdasarkan lama waktunyaBerdasarkan lama waktunya

Longterm Insomnia Longterm Insomnia Shortterm Insomnia Shortterm Insomnia Transient InsomniaTransient Insomnia

< 3 minggu < 3 minggu 2-3 hari2-3 hari

Penderita: termasuk orang yang tidur secara normal

Misal:Perjalanan pesawat terbang yang melampaui zona waktu

Penderita: termasuk orang yang tidur secara normal

Misal:Perjalanan pesawat terbang yang melampaui zona waktu

> 3 minggu > 3 minggu

Penderita: orang yang mengalami stres situasional

Misal:- Kematian- Pindah rumah- Ganti pekerjaan

Penderita: orang yang mengalami stres situasional

Misal:- Kematian- Pindah rumah- Ganti pekerjaan

Disebabkan oleh kondisi medik atau psikiatrik

Perlu pemeriksaan fisik dan psikiatrik yang terinci

Disebabkan oleh kondisi medik atau psikiatrik

Perlu pemeriksaan fisik dan psikiatrik yang terinci

Page 11: Insomnia

TANDA DAN GEJALATANDA DAN GEJALA

• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari

• Sering terbangun pada malam hari • Bangun tidur terlalu awal• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari• Iritabilitas, depresi atau kecemasan• Konsentrasi dan perhatian berkurang• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan• Ketegangan dan sakit kepala• Gejala gastrointestinal

Page 12: Insomnia

DIAGNOSISDIAGNOSIS

◦Pola tidur penderita.◦Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau

obat terlarang.◦Tingkatan stres psikis.◦Riwayat medis.◦Aktivitas fisik◦Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur

secara individual.

Page 13: Insomnia

KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-ORGANIK ORGANIK - - PPDGJPPDGJ III III

Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti: Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau

mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk

Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan

Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari

Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

Page 14: Insomnia

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

1)Sleep Hygiene2)Terapi kognitif3)Restriksi Tidur4)Kontrol stimulus

Page 15: Insomnia

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Pertimbangan pengobatan pada

insomnia :

1)Side effect minimal

2)Onset cepat memulai tidur

3)Kerja obat tidak mengganggu siang

hari

Page 16: Insomnia
Page 17: Insomnia

Pemilihan ObatPemilihan Obat

Delayed InsomniaDelayed Insomnia

Proses tidur terlalu cepat berakhir dan

sulit masuk kembali untuk tidur

↓Depresi

Proses tidur terlalu cepat berakhir dan

sulit masuk kembali untuk tidur

↓Depresi

“Prolong latent phase Anti-Insomnia”

↓-Trisiklik

-Tertrasiklik

“Prolong latent phase Anti-Insomnia”

↓-Trisiklik

-Tertrasiklik

Broken InsomniaBroken

Insomnia

Siklus proses yang tidur normal tidak

utuh dan terpecah-pecah menjadi

beberapa bagian↓

Stress Psikososial

Siklus proses yang tidur normal tidak

utuh dan terpecah-pecah menjadi

beberapa bagian↓

Stress Psikososial

“Sleep Maintaining Anti-Insomnia”

↓-Gol. Phenobarbital

-Gol. Benzodiazepine (Long Acting)

“Sleep Maintaining Anti-Insomnia”

↓-Gol. Phenobarbital

-Gol. Benzodiazepine (Long Acting)

Inisial InsomniaInisial Insomnia

Sulit masuk ke dalam proses tidur

↓Anxietas

Sulit masuk ke dalam proses tidur

↓Anxietas

“Sleep Inducting Anti-Insomnia”

↓-Gol. Benzodiazepine

(Short Acting)

“Sleep Inducting Anti-Insomnia”

↓-Gol. Benzodiazepine

(Short Acting)

Page 18: Insomnia

TERIMA KASIH