Ppt Insomnia Wenda

23
DEFINISI INSOMNIA Menurut DSM-IV , Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu. The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

description

kjhiuy8ii

Transcript of Ppt Insomnia Wenda

DEFINISI INSOMNIA

Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal

kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-

restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan

gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.

The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia

sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi

minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:• Organik • Non-organik

• Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)• Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur

seperti mimpu buruk, berjalan sambil tidur, dll)

Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:• Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan

mental lain• Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi

medis umum• Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan

atau keadaan tertentu• Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak

berhubungan sama sekali dengan kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan diderita minimal 1 bulan.

Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi,

insomnia diklasifikasikan menjadi:

a. Acute insomnia

b. Psychophysiologic insomnia

c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)

d. Idiopathic insomnia

e. Insomnia due to mental disorder

f. Inadequate sleep hygiene

g. Behavioral insomnia of childhood

h. Insomnia due to drug or substance

i. Insomnia due to medical condition

j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition,

unspecified (nonorganic)

k. Physiologic insomnia, unspecified (organic) 10

PENYEBAB INSOMNIA

• Stres: Kekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Peristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari orang yang dicintai, perceraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan insomnia.

• Kecemasan Dan Depresi:Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalam otak atau karena kekhawatiran yang menyertai depresi.

• Obat-obatan: Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan (seperti Ritalin) dan kortikosteroid.

LANJUTAN...

• Kafein, Nikotin Dan Alkohol: Kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafein adalah stimulan yang terkenal. Nikotin merupakan stimulan yang dapat menyebabkan insomnia. Alkohol adalah obat penenang yang dapat membantu seseorang jatuh tertidur, tetapi mencegah tahap lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun di tengah malam.

• Kondisi Medis: Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan insomnia akibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru-paru, gastroesophageal reflux disease (GERD), stroke, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

LANJUTAN...

• Perubahan Lingkungan Atau Jadwal Kerja: Kelelahan akibat perjalanan jauh atau pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh, sehingga sulit untuk tidur. Ritme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur siklus tidur-bangun, metabolisme, dan suhu tubuh.

• “Belajar” Insomnia: Hal ini dapat terjadi ketika Anda khawatir berlebihan tentang tidak bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur. Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka berada jauh dari lingkungan tidur yang biasa atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur, seperti ketika mereka menonton TV atau membaca.

FAKTOR RESIKO

• Wanita: Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia. Perubahan hormon selama siklus menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran. Selama menopause, sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering mengganggu tidur.

• Usia Lebih Dari 60 Tahun: Karena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia meningkat sejalan dengan usia.

• Memiliki Gangguan Kesehatan Mental: Banyak gangguan, termasuk depresi, kecemasan, gangguan bipolar dan post-traumatic stress disorder, mengganggu tidur.

• Stres: Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka panjang seperti kematian orang yang dikasihi atau perceraian, dapat menyebabkan insomnia kronis. Menjadi miskin atau pengangguran juga meningkatkan risiko terjadinya insomnia.

• Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja: Bekerja di malam hari sering meningkatkan resiko insomnia.

TANDA DAN GEJALA• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari• Sering terbangun pada malam hari • Bangun tidur terlalu awal• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari• Iritabilitas, depresi atau kecemasan• Konsentrasi dan perhatian berkurang• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan• Ketegangan dan sakit kepala• Gejala gastrointestinal

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian

terhadap:• Pola tidur penderita.• Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.• Tingkatan stres psikis.• Riwayat medis.• Aktivitas fisik• Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara

individual.

KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-ORGANIK BERDASAR PPDGJ

Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat

diagnosis pasti: Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,

atau kualitas tidur yang buruk Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1

bulan Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang

berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari

Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

LANJUTAN Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas

tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.

Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk

menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya

variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi

kriteria di atas (seperti pada “transient insomnia”) tidak

didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres

akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)

PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGI

Trap Tingkah Laku :•Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik, •Teknik Relaksasi•Terapi kognitif•Restriksi Tidur•Kontrol stimulus

LANJUTAN...Gaya Hidup Dan Pengobatan Di Rumah• Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur• Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur. • Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.• Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.• Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca,

latihan pernapasan atau beribadah• Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan

menyulitkan tidur pada malam hari.• Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti

menghindari kebisingan• Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga

30 menit setiap hari sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.

• Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin• Jika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI1. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan

Estazolam)2. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate,

Phenobarbital)Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :

• Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur) Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep inducing anti-insomnia” yaitu golongan benzodiazepine (Short Acting) Misalnya pada gangguan anxietas

• Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke proses tidur selanjutnya) Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Prolong latent phase Anti-Insomnia”, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan Tetrasiklik) Misalnya pada gangguan depresi

• Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening). Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep Maintining Anti-Insomnia”, yaitu golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long acting).

BERDASARKAN MIMS 2013/2014No Nama

Generik Nama Dagang

Sediaan

Dosis Anjuran

1 Nitrazepam

DUMOLID (actavis)

5- 10 mg/ mlm

2 Zolpidem STInofi- Aventis)ZOLMIA (Fahrenheit)ZOLTA (Noveil Pharma)

Tab 10 mg

Tab 10 mg

Tab 10 mg

10 - 20 mg/mlm

3 Estazolam

ESILGAN (Takeda)ESTALIN (Noveil Pharma)

Tab 1 mgTab 2 mgTab 1 mgTab 2 mg

1 – 2 mg/mlm

4 Ramelteon

ROZEREM (Takeda)

Tab 8 mg

8 – 16 mg/mlm

LANJUTAN...

LANJUTAN...

Kontraindikasi : Sleep apneu syndrome Congestive Heart Failure Chronic Respiratory Disease

Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil

mempunyai risiko menimbulkan “teratogenic effect”

(e.g.cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester

pertama. Juga benzodiazepine dieksresikan melalui ASI,

berefek pada bayi (penekanan fungsi SSP)

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

P

rognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi

pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih buruk jika gangguan ini

disertai skizophrenia

TERIMA KASIH