Input Output 2008 Edit

download Input Output 2008 Edit

of 197

Transcript of Input Output 2008 Edit

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    1/197

    i

    Bupati BandungKata Sambutan

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Dengan mengucapkan puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas rahmat

    karuniaNya Publikasi Input Output Kabupaten Bandung Tahun 2008 dapat

    diselesaikan.

    Publikasi Input Output memuat keterkaitan antar sektor ekonomi (InterIndustry Relatioship) sehingga sangat diperlukan oleh Pemerintah Daerah / BadanPerencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Bandung sebagai bahan acuan untuk

    evaluasi hasil-hasil pembangunan dan sebagai sumber informasi untuk menyusun strategi

    kebijakan perekonomian regional dimasa yang akan datang.

    Akhir kata kepada semua pihak yang telah memberikan data-data dasar maupun

    pendukung dalam menyusun publikasi ini diucapkan terima kasih. Sebagai

    penyempurnaan publikasi masukan sangat kami harapkan.

    Soreang, Desember 2008

    Bupati Bandung

    H. Obar Sobarna, S.Ip

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    2/197

    ii

    Kata Pengantar

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Segala Puji bagi Allah SWT yang dengan Ridho dan ijin-Nya

    sehingga publikasi Tabel Input Output (Tabel I-O) 2008 dapat terwujud

    sesuai dengan waktu yang diharapkan.

    Tabel I-O merupakan bentuk matrik setiap transaksi barang dan

    jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dan selanjutnya dapat dijadikansebagai dasar dalam melakukan analisis keterkaitan antar sektor dalam

    kegiatan ekonomi. Banyaknya sektor dalam penyususnan Tabel I-O Tahun

    2008 sebanyak 67 sektor ekonomi, diharapkan dapat merangkum semua

    kegiatan antar sektor yang mana dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

    dan perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    Publikasi ini merupakan kerjasama antara Badan Perencanaan

    Daerah (Bapeda) Kabupaten Bandung dengan Badan Pusat Statistik (BPS)

    Kabupaten Bandung.

    Kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalammewujudkan buku ini kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Soreang, Desember 2008

    Kepala Badan Pusat StatistikKabupaten Bandung

    Soegiri Soetardi, MANip. : 340010736

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    3/197

    Bab I. Pendahuluan

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Keterpaduan pembangunan di segala bidang sudah merupakan hal yang tidak dapat

    diabaikan karena setiap kebijakan yang dilakukan di satu sektor selalu berkait erat dengan sektor

    lainnya. Dengan demikian kebutuhan informasi yang terpadu sebagai bahan untuk melihat

    keterkaitan antar sektor ekonomi (inter-industry relationship) menjadi sangat penting. Informasi

    keterkaitan ini tersajikan dalam sebuah kerangka tabel yaitu yang disebut dengan Tabel Input Output

    (Tabel I-O).

    Dengan Tabel I-O akan dapat dilihat secara gamblang keterkaitan antar satu sektor dengan

    sektor lainnya. Misalnya output suatu sektor akan terlihat jelas digunakan untuk apa saja di sektor

    lainnya. Sebagai contoh, output sektor industri makanan sebagian ada yang digunakan sebagai input

    antara oleh sektor lain sebagian juga digunakan oleh rumah tangga, pemerintah, stok maupun untuk

    ekspor ke luar daerah atau yang disebut dengan final demand.

    Hal yang sama juga dari sisi input akan terlihat besaran biaya antara sektor dan besaran

    nilai tambah yang terbentuk dari sektor tersebut. Di samping itu Tabel I-O juga berguna sebagai

    petunjuk mengenai sektor-sektor yang mempunyai pengaruh terkuat terhadap pertumbuhan ekonomi

    serta sektor sektor yang mempunyai tingkat kepekaan terhadap pertumbuhan perekonomian, juga

    dapat pula dimanfaatkan sebagai analisis tingkat perubahan harga.

    PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2007 mampu mencapai 33,32 trilyun dengan masih tetap

    ditopang oleh sektor industri yaitu mencapai 60,49 persen kemudian disusul oleh sektor perdagangan,

    hotel dan restoran sebesar 15,34 persen dan pertanian yang masih menyumbang 7,40 persen atau

    sedikit lebih kecil dari tahun sebelumnya.

    Salah satu data yang dapat digunakan mendukung kebijakan adalah Tabel Input Output

    (Tabel I-O) adalah kemajuan suatu sektor tidak akan terlepas dari sektor yang lain. Output dari suatu

    sektor bisa menjadi input dari sektor yang lain.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    4/197

    Bab I. Pendahuluan

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 2

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Tujuan dari kegiatan penyusunan Tabel I-O Kabupaten Bandung Tahun 2007 akan dapat

    dipakai sebagai kerangka dasar dalam perencanaan ekonomi makro di Kabupaten Bandung.Penyusunan Tabel I-O Kabupaten Bandung ini terbagi dalam dua tahap, tahap pertama adalah

    penyusunan klasifikasi dari kegiatan semua sektor yang meliputi 68 sektor termasuk sektor lainnya.

    Di samping itu dilakukan inventarisasi data untuk mendapatkan rasio input melalui pelaksanaan Survei

    Khusus Input Output (SKIO) yang diselenggarakan di bulan April-Mei tahun 2008.

    1.3 Kegunaan Tabel I-O

    Tabel I-O merupakan bahan informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang struktur

    penggunaan barang dan jasa di masing-masing sektor serta distribusi produksinya antara lain;

    1. Sebagai dasar perencanaan dan analisis ekonomi makro terutama yang berkaitan dengan

    produksi, konsumsi, investasi dan ekspor-impor;

    2. Sebagai kerangka model untuk studi kuantitatif seperti analisis dampak dan keterkaitan antar

    sektor, proyeksi ekonomi dan ketenagakerjaan;

    3. Dapat digunakan untuk pengecekan dan evaluasi terhadap konsistensi data sektoral antar

    berbagai sumber, sehingga berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan sistem penyediaan

    data statistik, terutama data PDRB.

    1.4 Pengertian Dasar Tabel I-O

    Tabel I-O adalah suatu uraian statistik dalam bentuk matriks yang menggambarkan transaksi

    penggunaan barang dan jasa antar berbagai kegiatan ekonomi. Sebagai suatu metode kuantitatif,

    Tabel I-O memberikan gambaran menyeluruh tentang:

    a. Struktur perekonomian negara / wilayah yang mencakup output dan nilai tambah masing-masing

    sektor,

    b. Struktur input antara, yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-sektor produksi,

    c. Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri (produksi Jawa Barat)

    maupun barang impor atau yang berasal dari propinsi lain,

    d. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor produksi maupun

    permintaan untuk konsumsi, investasi dan ekspor.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    5/197

    Bab I. Pendahuluan

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 3

    Proses penyusunan Tabel I-O itu sendiri akan memberikan gambaran tentang seberapa jauh

    konsistensi antar berbagai sumber data yang digunakan sehingga bermanfaat untuk menilai mutu

    keserasian data statistik dan kemungkinan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaannya dimasa yang akan datang.

    Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Tabel I-O, berikut ini diperlihatkan

    ilustrasi sederhana dengan mengandaikan kegiatan ekonomi dibagi dalam tiga sektor produksi.

    ILUSTRASI TABEL I-O

    Permintaan Antara

    Sektor Produksi

    Alokasi

    Output

    Susunan Input1 2 3

    Permintaan

    Akhir

    Jumlah

    Output

    1 x11 x12 x13 F1 X1

    2 x21 x22 x23 F2 X2Input

    Antara

    Sektor

    Produksi3 x31 x32 x33 F3 X3

    Jumlah Input Primer V1 V2 V3

    Jumlah Input X1 X2 X3

    Pada garis horizontal atau baris, isian-isian angka memperlihatkan bagaimana output suatu

    sektor dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand), sebagian

    lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand) yang terdiri dari konsumsi, investasi

    dan ekspor. Isian angka menurut garis vertikal atau kolom, menunjukan pemakaian input antara dan

    input primer yang disediakan oleh sektor-sektor lain untuk pelaksanaan kegiatan produksi.

    Dari setiap angka dalam sistem matriks tersebut dapat dilihat bahwa tiap sel bersifat ganda.

    Misalnya di kuadran pertama yaitu transaksi antara (permintaan antara dan input antara), tiap angka

    bila dilihat secara horizontal merupakan alokasi output suatu sektor kepada sektor lainnya, dan pada

    waktu yang bersamaan dilihat secara vertikal merupakan input suatu sektor yang diperoleh dari sektor

    lainnya. Gambaran ini menunjukan bahwa susunan angka-angka dalam bentuk matriks

    memperlihatkan suatu jalinan yang kait mengkait (interdependent) diantara semua sektor.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    6/197

    Bab I. Pendahuluan

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 4

    Dengan mengambil contoh dari ilustrasi di atas, dapat diikuti bahwa sektor 1, outputnya

    berjumlah X1, dialokasikan secara baris sebanyak x11, x12, x13 berturut-turut kepada sektor 1, 2, dan 3

    sebagai permintaan antara, serta sebanyak F1 untuk memenuhi permintaan akhir. Output X2 dan X3

    masing-masing dari sektor 2 dan 3, alokasinya dapat diperiksa dengan cara yang sama. Alokasi

    output itu secara keseluruhan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan aljabar sebagai berikut :

    x11 + x12 + x13 + F1 = X1

    x21 + x22 + x23 + F2 = X2

    x31 + x32 + x33 + F3 = X3

    Secara umum persamaan diatas dapat dirumuskan kembali menjadi

    3

    1

    11ij XFxj

    ; untuk i = 1, 2, 3.

    Dimana xij adalah banyaknya output sektor ke i yang dipergunakan sebagai input oleh sektor j, Fi

    adalah permintaan terhadap sektor ke i.

    Dalam analisis input-output, sistem persamaanpersamaan tersebut diatas memegang

    peranan penting sebagai kerangka dasar analisis yang akan dibuat.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    7/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 5

    BAB II

    METODOLOGI

    2.1. Kerangka Dasar

    Tabel Input Output (I-O) disajikan dalam bentuk matriks, dengan sistem penyajian data dalam

    bentuk dua dimensi: baris dan kolom. Isian sepanjang baris menunjukkan pendistribusian output yang

    dihasilkan oleh suatu sektor dalam memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Sedangkan

    isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing masing sektor dalam

    kegiatan produksinya dan alokasi nilai tambah.

    Tabel I-O terdiri dari empat kuadran. Kuadran I adalah informasi tentang transaksi barang

    dan jasa yang digunakan dalam kegiatan produksi, dan disebut dengan input/permintaan antara. Hal

    ini untuk menegaskan bahwa kuadran ini hanya merupakan proses antara untuk diproses lebih lanjut

    dan bukan untuk konsumsi akhir.

    Kuadran II mencakup dua jenis transaksi yaitu transaksi permintaan akhir dan komponen

    penyediaan (supply). Adapun kuadran III berisi nilai tambah bruto (NTB) atau disebut dengan input

    primer. Kuadran ini menggambarkan input atau biaya yang timbul karena pemakaian faktor produksi

    yang terdiri dari upah gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung netto. Sedangkan isian

    sepanjang baris menunjukkan distribusi penciptaan komponen NTB menurut sektor.

    Kuadran IV memuat informasi tentang input primer yang langsung didistribusikan ke sektor

    sektor permintaan akhir. Namun demikian kuadran ini bukan merupakan tabel pokok dan untuk

    beberapa alasan dalam penyusunan Tabel I-O Indonesia kuadran ini diabaikan.

    Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan tabel input output adalah:

    a. Homogenety (homogenitas), yaitu satu sektor hanya menghasilkan satu jenis output dengan

    stuktur input yang tunggal dan tidak ada substitusi otomatis antar output dari sektor yang berbeda,

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    8/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 6

    b. Proportionality (proporsionalitas), yaitu asumsi bahwa kenaikan penggunaan input oleh suatu

    sektor akan sebanding dengan kenaikan output yang dihasilkan oleh sektor tersebut,

    c. Additivity (aditivitas), yaitu asumsi bahwa jumlah pengaruh dari kegiatan produksi di berbagai

    sekto merupakan hasil penjumlahan dari setiap setiap pengaruh pada masing-masing sektor

    tersebut. Asumsi ini sekaligus menegaskan bahwa pengaruh yang timbul dari luar system

    diabaikan.

    2.2. Metode Penyusunan

    Dengan ketersediaan jenis data maka penyusunan Tabel I-O dapat dilakukan dengan dua

    pendekatan yaitu pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung yaitu dengan

    melakukan survey. Metode ini dengan cara mengumpulkan data/informasi dari populasi dengan cara

    mengambil beberapa sample untuk masing-masing sektor. Metode pengambilan sample dengan

    non-probability sampling, yaitu pengambilan sample yang tidak didasarkan atas peluang namun

    pemilihan sample dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa indikator tertentu. Dalam hal ini

    BPS melakukan survey yang disebut dengan Survei Khusus Input Output (SKIO).

    Adapun pendekatan tidak langsung meliputi metode non-survei dan metode semi survei.

    Metode non survei adalah metode di mana dalam pengisian sel sel tabel input output, terutama

    kuadran I dan kuadran II, dengan cara menaksir dan memperbaiki struktur input berdasarkan data

    sekunder misal data dari pendapatan regional, ekpor, impor yang mana data-data tersebut tiap tahun

    tersedia.

    Sedangkan metode semi survei yaitu data/informasi diperoleh dengan penggabungan dua

    metode survei dan non-survei. Data tersebut kemudian diisikan ke sel sel tertentu di kuadran I.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    9/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 7

    2.3. Tahapan penyusunan

    Tahapan penyusunan Tabel I-O secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan,

    estimasi dan proses rekonsiliasi. Pada tahap awal yaitu persiapan meliputi pembentukan tim kerja dan

    penyusunan klasifikasi sektor. Pembentukan tim kerja diperlukan guna menentukan

    penanggungjawab sektor dimana dituntut untuk meguasai secara logis susunan input dan mampu

    menilai kelayakan dari alokasi output yang menjadi tanggung jawabnya. Penyusunan klasifikasi

    sektor merupakan tahapan yang sangat penting sekali karena akan menentukan langkah-langkah

    berikutnya. Dalam penyusunan klasifikasi sektor yaitu dengan mengelompokkan seluruh kegiatan

    ekonomi diKabupaten Bandung ke dalam sektor-sektor yang mempunyai kesamaan dalam produk

    yang dihasilkan atau kesamaan dalam kegiatan yang dilakukan. Beberapa hal yang dipertimbangkan

    dalam menyusun klasifikasi sektor antara lain peranan suatu komoditi, ketersediaaan data dan

    kebijakan komoditi strategis.

    Pada tahap estimasi atau penaksiran isian sel Tabel I-O dilakukan setelah kegiatan

    pengumpulan data yang berasal dari hasil survei, hasil konsolidasi data-data sekunder, dan

    pemanfaatan data input sektoral yang tersedia.

    Tahap terakhir yaitu rekonsiliasi Tabel I-O, yaitu dengan melakukan kombinasi pengolahan

    secara manual dan komputer. Secara manual yaitu dengan melihat kelayakan kesesuaian dan

    kelogisan dari struktur input masing masing sektor, dan secara komputer yaitu dengan

    menyeimbangkan antara sisi kolom dan sisi baris.

    2.4. Sistematika Penyajian

    Sistem pentabelan Tabel I-O didasarkan atas jenis transaksi yang dilakukan. Jika pentabelan

    dibedakan atas penilaian traksaksi yang dilakukan maka dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    10/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 8

    transaksi atas dasar harga pembeli dan transaksi atas dasar harga produsen, sedangkan atas dasar

    pencatatannya maka dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu transaksi total dan transaksi domestik.

    2.4.1 Transaksi Total dan Transaksi Domestik.

    Transaksi total mencakup semua transaksi barang dan jasa baik yang berasal dari impor atau

    produk sektor domestik. Sedangkan transaksi domestik hanya mencakup transaksi barang dan jasa

    yang dihasilkan di wilayah dalam negeri (domestik).

    2.4.2. Transaksi Atas Dasar Harga Pembeli.

    Transaksi atas dasar harga produsen yaitu nilai transaksi hanya mencakup harga barang dan

    jasa. Sedangkan transaksi atas dasar harga pembeli di samping mencakup harga yang dibayarkan

    kepada produsen juga mencakup margin perdagangan dan biaya pengangkutan yang timbul dari

    kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sehingga perbedaan antara Tabel

    I-O atas dasar harga produsen dan pembeli yaitu terletak pada kolom margin perdagangan dan biaya

    pengangkutan.

    2.5. Koefisien Input

    Koefisien input menggambarkan struktur biaya (Cost Structure) dari masing-masing sektor,

    baik yang tergolong ke dalam biaya antara maupun biaya primer (nilai tambah). Di samping itu juga

    menggambarkan jumlah unit produk berbagai sektor lain yang digunakan sebagai input dalam

    memproduksi satu unit output tertentu. Cara baca koefisien dengan cara vertikal. Koefisien input

    masing-masing dihitung dari tabel transaksi (tabel dasar) dengan cara sebagai berikut:

    Xij : banyaknya output sektor i yang akan digunakan sebagai input oleh sektor j untuk

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    11/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 9

    menghasilkanX, ,

    Xj : output domestik sektor j,

    Vhj : besarnya nilai tambah sektor ke j, komponen h.

    Koefisien input adalah:

    aij : koefisien input antara yang berasal dari sektor i terhadap output sektor j,

    vhj : koefisien nilai tambah sektor j komponen h terhadap output sektor j.

    i j

    i j

    Xa

    X j h jh j

    Vv

    X j

    dimana:

    i,j : 1,2,,n; n : banyaknya sektor

    h : 201,202,.,205; h : komponen input primer yang terdiri dari:

    201 : upah gaji, 202 : surplus usaha, 203 : penyusutan, 204 : pajak tak

    langsung, 205 : subsidi oleh pemerintah.

    2.5.1 Matriks Kebalikan (Inverse Matrix)

    Matriks kebalikan Tabel I-O merupakan kerangka dasar untuk berbagai analisis ekonomi.

    Pada prinsipnya matrik ini merupakan suatu fungsi yang menghubungkan permintaan akhir dengan

    tingkat produksi. Oleh karena itu, matriks kebalikan ini dapat dipakai untuk menghitung pengaruh

    perubahan permintaan akhir terhadap berbagai sektor dalam perekonomian. Misalnya jika ditentukan

    atau ditargetkan jumlah konsumsi atau ekspor suatu sektor maka dengan menggunakan matriks ini

    dapat dihitung jumlah output semua sektor lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi atau ekspor

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    12/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 10

    tersebut.

    Ada dua jenis matriks kebalikan yang ditampilkan dalam Tabel I-O. Pertama: adalah matriks

    kebalikan dengan impor diperlakukan sebagai Exogenous Variabel (bebas dari yang lain). Notasi

    matriks kebalikan dengan Impor diperlakukan sebagai Exogenous Variable adalah (I-Ad)-1 yang

    diturunkan dari impor secara non-kompetitif. Kedua: adalah impor yang dianggap sebagai

    Endogenous Variabel, artinya impor setiap sektor dianggap proporsional terhadap tingkat

    penggunaan dari sektor yang bersangkutan. Notasi matriks kebalikan ini adalah (I-A)-1, yang diturunkan

    dari tabel transaksi dengan perlakuan impor secara kompetitif.

    Dua fungsi persamaan yang menggunakan metriks kebalikan tersebut adalah:

    X = (I-A)-1(F-M) dan X = (I-Ad)-1Fd

    dimana:

    X = matriks output;

    I = matriks identitas;

    A = matriks koefisien input total;

    Ad = matriks koefisien input domestik;

    F = matriks permintaan akhir total;

    Fd = matriks permintaan akhir domestik;

    M = matriks impor.

    Dengan demikian maka apabila permintaan akhir seperti konsumsi, investasi ataupun ekspor

    diketahui atau ditargetkan pada suatu tingkat tertentu, maka output sektor yang diperlukan akan dapat

    dihitung.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    13/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 11

    Lebih lanjut, suatu hubungan antara permintaan akhir (konsumsi, investasi, ekspor) dengan nilai

    tambah sektoral juga dapat dibuat dengan menggunakan model persamaan matriks:

    dimana:

    V = matriks nilai tambah;

    B = matriks diagonal koefisien nilai tambah;

    X = matriks output;

    j

    iij

    X

    NTBV

    Dari X = (I-Ad)-1Fd maka persamaan di atas dapat disubstitusikan menjadi:

    Dari persamaan di atas, apabila permintaan akhir ditargetkan pada jumlah tertentu, maka pengaruhnya

    terhadap nilai tambah dapat dihitung.

    2.5.2. Analisis Lainnya

    Untuk menyusun kebijakan kerangka pembangunan perekonomian makro sektoral, berbagai

    analisis dapat diturunkan dari Tabel I-O. Birokrasi yang memahami manfaat Tabel I-O selalu

    mendorong agar tabel tersebut dapat dipublikasikan secara kontinyu dimana manfaat dapat dirasakan

    oleh pemerintah, termasuk pemerintah daerah.

    V = B X

    V = B(I-Ad)-1Fd

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    14/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 12

    Ada dua analisis lainnya yang dianggap cukup penting dalam kaitannya dengan perencanaan

    ekonomi sektoral yaitu:

    a. Analisis Keterkaitan

    Dari Tabel I-O terdapat 2 (dua) jenis keterkaitan, yaitu keterkaitan kebelakang (backward

    linkage ratio) dan keterkaitan kedepan (foreward linkage ratio).

    Keterkaitan kebelakang untuk suatu sektor adalah:

    j

    ij

    ijX

    xa , yang merupakan koefisien input.

    Sedangkan keterkaitan kedepan untuk suatu sektor adalah:

    i

    ij

    ijX

    xk , yang merupakan koefisien alokasi output.

    Keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan, sangat diperlukan dalam perencanaan

    pembangunan, baik di pusat maupun di daerah. Pengaruh peningkatan suatu sektor akan terlihat pada

    sektor-sektor yang mensuplai atau menyediakan bahan baku sebagai inputnya. Seberapa besar

    dampaknya terhadap sektor-sektor yang mensuplai tadi disebut sebagai keterkaitan ke belakang.

    Misalnya, industri pemintalan benang yang dikembangkan di suatu daerah yang mana akan

    mendorong meningkatnya produksi kapas karena kapas merupakan komponen bahan baku atau

    input dari industri. Dengan demikian pertanian kapas daerah tersebut sangatlah perlu menjadi

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    15/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 13

    perhatian pemerintah.

    Sebaliknya keterkaitan ke depan, merupakan dorongan oleh suatu sektor terhadap

    penggunaan outputnya oleh sektor lain. Misalnya industri pemintalan benang yang diprioritas di atas,

    akan mendorong pertumbuhan sektor/industri tekstil, karena benang merupakan bahan dasar industri

    tekstil. Bertambahnya permintaan benang oleh industri tekstil tersebut ditunjukkan dalam bentuk rasio.

    Keterkaitan ke belakang maupun keterkaitan ke depan akan dijelaskan lebih rinci melalui Daya

    Penyebaran dan Derajat Kepekaan.

    b. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan

    Daya penyebaran (power of dispersion) dan derajat kepekaan (degree of sensitivity),

    merupakan analisis lanjutan dengan menggunakan matriks kebalikan (I-Ad)-1. Apabila (I-Ad)-1 setiap

    selnya diilustrasikan dalam bentuk matriks yang dapat dilihat sebagai berikut ini:

    nnnjn2n1

    iniji2i1

    2n2j2221

    1n1j1211

    b...b...bb..........

    ..........

    ..........

    b...b...bb

    ..........

    ..........

    ..........

    b...b...bb

    b...b...bb

    maka daya penyebaran sektor j adalah n

    i

    ijb , sedangkan derajat kepekaan sektor ke i adalah

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    16/197

    Bab II. Metodologi

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung 2008 14

    n

    j

    ijb . Selanjutnya indeks daya penyebaran (Dj) dan indeks derajat kepekaan (Ei) dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    n

    j ij

    n

    i

    n

    i ij

    j

    bn

    b

    1D dan

    n

    j ij

    n

    i

    n

    j ij

    i

    bn

    b

    1E

    Dari rumus di atas dapat diartikan bahwa jika Dj dari sektor j tersebut relatif tinggi dibandingkan

    dengan sektor-sektor lainnya (>1), maka berarti pengaruh permintaan produk sektor j terhadap

    pertumbuhan sektor-sektor lainnya juga tinggi, dan sebaliknya. Selanjutnya jika Ei dari sektor i relatif

    tinggi (>1) dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, maka berarti permintaan produk sektor lain

    sangat berpengaruh pada petumbuhan sektor-i.

    2.6. Publikasi Tabel I-O

    Tabel I-OKabupaten Bandung tahun2007 akan memuat tabel tabel pokok diantaranya matriks

    menurut harga produsen, harga pembeli, koefisien-koefisien, alokasi output, derajat penyebaran dan

    derajat kepekaan. Selain itu juga di uraian juga prinsip-prinsip pokok Tabel I-O, metodologi dan

    klasifikasi sektor.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    17/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 15

    BAB III

    KLASIFIKASI SEKTOR DAN SUMBER DATA

    Penyusunan klasifikasi sektor merupakan kerangka dasar dalam penyajian penyusunan Tabel

    I-O dan sangat berpengaruh dalam menentukan tahap-tahap kegiatan selanjutnya. Klasifikasi sektor

    bertujuan untuk mengelompokkan kegiatan ekonomi yang sangat beraneka ragam kedalam satuan-

    satuan produksi yang sedapat mungkin menghasilkan output yang homogen.

    Kriteria yang diperhatikan dalam mengelompokkan kegiatan ekonomi menjadi sektor-sektor

    adalah:

    1. Satuan-satuan kegiatan ekonomi dikelompokkan menurut kesamaan dalam susunan inputnya,

    sekalipun penggunaan outputnya dapat berbeda. Sebaliknya kegiatan ekonomi yang

    menghasilkan output dengan penggunaan yang sama, tetapi susunan inputnya berlainan, maka

    kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dikelompokkan kedalam satu sektor. Cara pengelompokan

    ini disebut sebagai Pengelompokan Horizontal (Horizontal Classification),

    2. Satuan-satuan kegiatan ekonomi yang menghasilkan beberapa macam barang dan jasa,

    sekalipun jumlah output masing-masing jenis barang dan jasa dapat berubah-ubah dalam proporsi

    yang sama, dapat dikelompokkan dalam satu sektor. Hal ini terjadi pada kegiatan-kegiatan

    ekonomi yang dilakukan menurut tahap-tahap yang berurutan dalam proses produksi, seperti

    pembersihan kapas, pembuatan benang tenun, pertenunan, pencelupan dan pencetakan tekstil.

    Cara pengelompokan ini disebut Pengelompokan Vertikal (Vertical Classification).

    Dalam rangka pengelompokan satuan kegiatan ekonomi dalam Tabel I-O, klasifikasi lapangan

    usaha yang tersusun berdasarkan ISIC (International Standard of Industrial Classification for All

    Economic Activities) telah dimanfaatkan dalam menyusun klasifikasi sektor untuk Tabel I-

    OKabupaten Bandung. Klasifikasi tersebut juga dimanfaatkan untuk mengadakan identifikasi jenis

    barang dan jasa yang merupakan produk utama (characteristic product) dari sektor-sektor.

    Tabel I-O Kabupaten Bandung 2007, sebagian besar menggunakan dua konsep satuan

    ekonomi, yaitu atas dasar satuan kelompok komoditi dan atas dasar satuan aktivitas. Oleh karena itu

    pengukuran output sektoral yang didasarkan pada satuan aktivitas, sebenarnya terdiri dari satu atau

    sekelompok komoditi atau aktivitas jenis.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    18/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 16

    Untuk sektor pertanian dan pertambangan, karena pangkal tolak penyusunan klasifikasi

    lapangan usaha terutama didasarkan pada konsep satuan kelompok komoditi, maka dalam garis

    besarnya susunan klasifikasi sektor tersebut adalah identik dengan klasifikasi komoditi. Untuk sektor-sektor industri pengolahan, pemilihan mengenai jenis barang yang dicakup dalam suatu sektor

    bersumber pada laporan statistik perusahaan-perusahaan industri, yang mengelompokkan

    berdasarkan atas konsep satuan aktivitas.

    Untuk sektor-sektor lainnya, kecuali sektor pemerintahan, dasar pengelompokkan komoditi

    yang digunakan sesuai dengan kegiatan sektor yang bersangkutan seperti pada sektor-sektor

    bangunan, perdagangan, pengangkutan dan sebagainya. Sektor pemerintahan dasarnya adalah

    konsep satuan kelembagaan. Untuk barang-barang ekspor dan impor sekalipun klasifikasi yang

    tersedia disusun untuk keperluan penyusunan Tabel I-O akan digunakan konversi Harmonise

    System dengan HS/I-O, sebagai jembatannya.

    Klasifikasi sektor tidak saja mempermudah proses penyusunan Tabel I-O, tetapi juga berguna

    untuk tujuan-tujuan analisis, sebab dampak suatu sektor terhadap perkembangan ekonomi regional

    atau sebaliknya, tidak akan dapat diketahui kalau sektor tersebut tidak berdiri sendiri dalam

    klasifikasinya. Di samping itu, melalui klasifikasi sektor dapat dipelajari jenis-jenis barang, skala

    prioritas, peranannya, teknologi pembuatan dan kegunaannya. Bahkan klasifikasi yang lebih rinci

    akan memungkinkan pengenalan anatomi fisik yang lebih mendalam. Konversi dari suatu sistem ke

    sistem yang lainnya, kebanyakan juga menggunakan klasifikasi.

    Dalam Tabel I-O Kabupaten Bandung 2007, beberapa kriteria dasar penyusunan klasifikasi

    sektor, yaitu lengkap, jelas dan tanggap. Lengkap artinya dapat mencakup seluruh komoditi/kegiatan

    yang ada di Kabupaten Bandung, baik yang menyangkut produksi regional maupun impor dari luar

    regional. Jelas artinya; tidak ada penapsiran ganda ataupun keraguan terhadap ruang lingkup dan

    cakupan komoditi pada masing-masing sektor. Tanggap maksudnya dapat dijadikan alat yang

    komprehensif bagi para perencana / pembuat keputusan, khususnya untuk komoditi-komoditi yang

    dianggap kunci / unggulan diKabupaten Bandung.

    Klasifikasi Tabel I-OKabupaten Bandung 2007 didasarkan atas sektor-sektor usaha yang

    dominan yang ada di Kabupaten Bandung. Di samping itu, untuk kepentingan pembangunan

    Kabupaten Bandung maka seluruh kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi 67 sektor kolom dan 67

    sektor baris. Bahkan beberapa komoditi atau sektor yang merupakan komoditi atau sektor unggulan

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    19/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 17

    ditampilkan menjadi sektor yang berdiri sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengamati kontribusinya serta

    dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dalam pengembangannya di masa datang.

    3.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

    Kegiatan pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan terdiri dari sektor 01 sampai dengan

    sektor 21. Untuk lebih rinci, ruang lingkup dan sumber datanya diuraikan sebagai berikut;

    3.1.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Kegiatan yang dilakukan di sektor-sektor ini meliputi pengolahan lahan untuk bercocok tanam,

    memelihara ternak dan unggas, pemotongan hewan, penebangan kayu, pengambilan hasil hutan

    lainnya, perburuan serta usaha memelihara dan menangkap berbagai jenis ikan. Termasuk pula

    dalam sektor ini kegiatan pengolahan yang dilakukan secara sederhana, yang masih menggunakan

    peralatan-peralatan tradisional.

    Komoditi-komoditi yang dihasilkan dari usaha-usaha becocok tanam baik yang diusahakan

    oleh rakyat maupun oleh perkebunan besar antara lain: padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian

    lainnya, kedelei, buah-buahan, kentang, sayur-sayuran serta bahan makanan lainnya. Adapun untuk

    usaha perkebunan antara lain: kelapa, teh, cengkeh, tebu, tembakau dan pertanian tanaman

    perkebunan lainnya. Hasil-hasil dari usaha peternakan antara lain: anak dan pertambahan berat

    ternak yang dipelihara seperti sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, dan hasil-hasil peternakan

    seperti telur, susu, bulu dan kotoran hewan. Hasil-hasil dari kehutanan antara lain: semua jenis kayu

    tebangan, tanaman hasil penghijauan dan hasil hutan lainnya seperti damar, rotan dan kemuju,

    termasuk juga kayu/bambu dari kebun. Hasil dari perburuan seperti: daging, kulit dan sebagainya.

    Hasil-hasil dari perikanan laut dan darat berupa semua jenis ikan yang ditangkap di laut, sawah,

    kolam, keramba, tambak dan tempat-tempat perairan umum lainnya.

    Khusus untuk kegiatan pengolahan sederhana meliputi penumbukan padi, pembuatan gaplek,

    dan sagu, kopra, minyak nabati rakyat, gula merah, pengupasan dan pembersihan kopi, pengirisan

    tembakau serta penggaraman dan pengeringan ikan tidak termasuk dalam kegiatan sektor pertanian,

    melainkan masuk ke dalam sektor industri.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    20/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 18

    3.1.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data produksi padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah dan kedelei diperoleh

    dari Badan Pusat Statistik. Data sayur-sayuran dan buah-buahan diperoleh dari Dinas PertanianTanaman Pangan Kabupaten Bandung. Data produksi beras tumbuk dihitung berdasarkan persentase

    yang diperoleh dari survei susut pasca panen padi. Survei tersebut selain mengumpulkan data susut

    padi/gabah sesudah panenan, termasuk juga data penumbukan padi.

    Tanaman perkebunan dibedakan atas tanaman perkebunan besar dan tanaman perkebunan

    rakyat. Data produksi tanaman perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperoleh dari Dinas

    Perkebunan Kabupaten Bandung.

    Produksi peternakan menurut konsep adalah pertambahan hewan dan hasil-hasil peternakan.

    Pertambahan hewan meliputi anak dan pembesarannya yang diasumsikan sama dengan

    pemotongan, ditambah selisih populasi (akhir tahunawal tahun) dan ekspor neto hewan hidup. Data

    pemotongan populasi dan keluar masuk hewan diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten Bandung,

    termasuk juga hasil-hasil peternakan berupa telur dan susu murni.

    Data produksi kehutanan berupa kayu pertukangan, kayu bakar, rotan, damar dan hasil-hasil

    perburuan diperoleh dari Kanwil Kehutanan Kabupaten Bandung. Kayu dan bambu yang berasal dari

    perkebunan dihitung dengan menggunakan data hasil studi khusus.

    Data produksi perikanan darat dan hasilnya diperoleh dari Dinas Perikanan Kabupaten

    Bandung.

    Data harga yang digunakan untuk menilai produksi pertanian diperoleh dari Badan Pusat

    Statistik Kabupaten Bandung. Jenis data tersebut antara lain harga perdagangan besar, harga

    eceran, harga produsen, harga ekspor impor. Yang diperlukan untuk menilai produksi adalah harga

    produsen, yaitu tingkat harga yang tidak termasuk margin perdagangan dan biaya pengangkutan.

    Dari survei khusus yang dilakukan BPS, diperoleh besarnya margin perdagangan, biaya transportasi

    termasuk persentase barang-barang yang diperdagangkan (marketed surplus).

    Dalam menghitung produksi kegiatan pertanian terdapat 3 jenis produksi; yaitu produksi

    utama, produksi ikutan dan sampingan. Produksi utama adalah hasil yang paling banyak dalam

    kuantitas, nilai atau terpenting dibandingkan dengan hasil lainnya. Produksi ikutan adalah hasil yang

    selalu terbentuk secara otomatis dengan produksi utama, sedangkan produksi sampingan adalah

    hasil-hasil selain produksi utama dan ikutan. Nilai produksi atau output merupakan perkalian kuantitas

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    21/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 19

    pada produksi dengan harga produsen. Nilai produksi ikutan dan sampingan merupakan bagian dari

    output suatu sektor dan pada umumnya dihitung berdasarkan persentase tertentu terhadap produksi

    utama. Sebagai contoh, gabah merupakan produksi utama dan merang produksi ikutannya. Nilaimerang dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai gabah. Persentase mengenai produksi ikutan

    dan sampingan diperoleh dari survei khusus.

    Susunan input yang terdiri dari input antara dan input primer dihitung berdasarkan hasil

    berbagai survei, antara lain Survei Pertanian dan Survei Khusus Input-Output (SKIO).

    3.2 Pertambangan dan Penggalian

    Kegiatan pertambangan dan penggalian di dalam Tabel I-O terdiri dari sektor 22 sampai

    dengan sektor 24.

    3.2.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Pertambangan dan penggalian, mencakup seluruh kegiatan usaha penambangan dan

    penggalian. Pada dasarnya kegiatan usaha sektor ini dimaksudkan untuk memperoleh segala macam

    barang tambang, mineral dan barang galian berbentuk padat, cair dan gas, baik yang terdapat dalam

    maupun di permukaan bumi. Sifat dan pengusahaan benda-benda tersebut adalah untuk

    menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian tersebut sehingga memungkinkan untukdimanfaatkan, diproses lebih lanjut, dijual pada pihak lain, ataupun di ekspor ke luar negeri. Barang

    tambang yang diperoleh dari dalam bumi antara lain: batu bara, pasir besi, bijih; timah, nikel,

    tembaga, bauksit, mangan, emas, dan perak, minyak bumi, gas bumi, jodium, belerang dan posfor.

    Barang-barang galian antara lain; batu, pasir pasir, kapur, tanah liat, kaolin dan garam. Kegiatan ini

    tidak mencakup usaha pengilangan gas bumi menjadi gas alam cair (Liquid Natural Gas, LNG),

    karena kegiatan pengolahan tersebut dimasukkan di sektor industri pengolahan. Untuk pengolahan

    lanjutan seperti pemecahan, peleburan dan pemurnian dari barang tambang dan galian, serta

    penelitian, penyiapan sarana pertambangan dan pemurnian air minum tidak dimasukkan dalam sektor

    ini.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    22/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 20

    3.2.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data produksi sektor pertambangan dan penggalian diperoleh dari Laporan Tahunan

    Pertambangan dan Energi, sedangkan harga dan susunan input diperoleh dari publikasi BPS danhasil Survei Khusus yang dilaksanakan oleh BPS.

    Output masing-masing perkomoditi diperoleh dengan mengalikan produksi dengan harga

    produsen. Harga yang digunakan untuk menilai komoditi minyak mentah, adalah harga yang berlaku

    di pasaran dalam negeri, sedangkan yang diekspor dipakai harga ekspor. Susunan input diperoleh

    dengan mengalikan koefisien input hasil survei khusus dengan output masing-masing komoditi.

    3.3 Industri Pengolahan

    Kegiatan Industri Pengolahan meliputi sektor 25 sampai dengan 44. Klasifikasi industri

    pengolahan ini ditampilkan lebih rinci; agar dapat terlihat struktur input dan peranannya terhadap

    sektor lain di Kabupaten Bandung.

    3.3.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Sektor industri pengolahan meliputi semua kegiatan produksi yang bertujuan meningkatkan

    mutu barang dan jasa. Proses produksi dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi atupun proses

    lainnya dengan menggunakan alat-alat sederhana dan mesin-mesin. Proses tersebut dapat dilakukan

    oleh perusahaan industri, perusahaan pertanian, pertambangan atau perusahaan lainnya. Jasa-jasa

    yang sifatnya menunjang sektor industri seperti jasa maklon, perbaikan dan pemeliharaan mesin-

    mesin, kapal, kereta api, dan pesawat terbang juga termasuk dalam sektor ini. Yang dimaksud

    dengan perbaikan disini adalah perbaikan barang modal yang dilakukan oleh perusahaan sendiri atau

    oleh pihak lain. Tetapi perbaikan mesin-mesin milik rumahtangga dan kendaraan bermotor tidak

    dicakup dalam sektor ini, melainkan dalam sektor jasa-jasa.

    3.3.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data yang digunakan dalam penghitungan output dan penyusunan struktur input sektor

    industri pengolahan didasarkan pada hasil Survei Tahunan Industri Besar/Sedang dan Survei Industri

    Kecil dan Kerajinan Rumahtangga. Penghitungan output dan penyusunan struktur input dibedakan

    atas industri besar/sedang di satu pihak; dan industri kecil dan kerajinan rumahtangga dipihak lain.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    23/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 21

    Untuk komoditi yang mempunyai klasifikasi industri yang sama, baik output maupun inputnya

    dikelompokkan menjadi satu sektor sesuai dengan klasifikasi I-O 2007 Kabupaten Bandung.

    Penyusunan output persektor industri besar dan sedang dilakukan dengan caramengidentifikasikan jenis-jenis produksi yang kemudian dipindahkan keluar (transfer out) dan

    dipindahkan kedalam (transfer in) sesuai sektor masing-masing. Jika suatu industri mempunyai

    produksi yang karakteristiknya berbeda dengan industri itu, maka produksi tersebut dipindahkan ke

    industri lain yang sama karakteristiknya dengan produksi itu. Dengan demikian bagi industri yang

    outputnya dipindahkan, maka susunan inputnya pun harus dipindahkan mengikuti outputnya.

    Data output industri kecil dan kerajinan rumahtangga tahun 2007 diperoleh dari Survei

    Khusus Input Output di Kabupaten Bandung dan laporan dari Dinas/Kanwil Perindustrian dan

    Perdagangan Kabupaten Bandung.

    3.4 Listrik Gas dan Air Minum

    Kegiatan Listrik, Gas dan Air Bersih terdiri dari sektor 45 sampai dengan 46. Uraian lebih rinci

    mengenai kegiatannya adalah sebagai berikut;

    3.4.1 Ruang Lingkup dan Metode Estimasi

    Sektor listrik meliputi kegiatan pembangkitan dan distribusi tenaga listrik baik yangdiselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Termasuk pula tenaga listrik yang bersumber dari

    produksi sampingan perusahaan-perusahaan perkebunan, pertambangan, industri dan sektor lain,

    kecuali yang dibangkitkan untuk digunakan oleh sektor itu sendiri. Yang dimaksud dengan produksi

    listrik adalah jumlah kwh tenaga listrik yang dibangkitkan dan meliputi tenaga listrik yang terjual,

    digunakan sendiri, dan susut dalam transmisi/distribusi.

    Sektor gas mencakup kegiatan produksi dan penyediaan gas kota untuk dijual, baik kepada

    sektor lain maupun ke rumahtangga. Gas kota diperoleh dari proses pembakaran batu bara dan

    residu kilang minyak serta proses penyaluran gas alam. Produksi utamanya adalah berupa gas dan

    produksi ikutannya adalah kokas dan ter.

    Sektor air bersih mencakup kegiatan pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya

    untuk menghasilkan air bersih, termasuk penyalurannya melalui pipa baik ke rumahtangga maupun ke

    sektor lain sebagai konsumen.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    24/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 22

    3.4.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data yang digunakan dalam perkiraan output dan susunan input diperoleh dari Survei Khusus

    Input Output (SKIO) dan survei tahunan yang meliputi listrik PLN, listrik non PLN, gas kota danperusahaan air minum.

    3.5 Bangunan

    Kegiatan sektor Bangunan/ Konstruksi adalah sektor 47. Ruang lingkup, metode estimasi dan

    sumber data diuraikan sebagai berikut;

    3.5.1 Ruang Lingkup dan Metode Estimasi

    Sektor bangunan mencakup kegiatan konstruksi yang dilakukan baik oleh kontraktor umum,

    yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain maupun kontraktor khusus

    yaitu unit usaha dan individu yang melakukan kegiatan pembangunan untuk dipakai sendiri seperti

    misalnya kantor pemerintah, kantor swasta, rumahtangga dan unit-unit perusahaan bukan

    perusahaan bangunan.

    Konstruksi mencakup kegiatan pembuatan, pembangunan, pemasangan dan perbaikan berat

    maupun ringan seperti bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, pekerjaan umum untuk

    pertanian, jalan, jembatan dan pelabuhan, bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan

    komunikasi serta bangunan lainnya.

    Bangunan tempat tinggal mencakup rumah dan gedung atau bangunan fisik lainnya yang

    digunakan untuk tempat tinggal oleh rumahtangga. Bangunan bukan tempat tinggal meliputi: hotel,

    sekolah, rumah sakit, pusat pertokoan, perkantoran dan pusat perdagangan, industri atau pabrik,

    gudang, bangunan tempat pemeliharaan hewan ternak dan unggas, tempat ibadah, gedung kesenian

    dan olahraga serta bangunan bukan tempat tinggal lainnya. Pekerjaan umum untuk pertanian meliputi

    pembuatan kolam pemeliharaan ikan, bagan/pencetakan tanah sawah, pembukaan hutan, irigasi dan

    sejenisnya.

    Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan diantaranya mencakup pembuatan

    sarana jalan dan jembatan untuk angkutan jalan raya maupun kereta api, pelabuhan laut dan udara,

    dermaga, landasan pesawat terbang, tempat parkir, trotoar dan sejenisnya. Bangunan dan instalasi

    listrik, gas, air minum dan komunikasi diantaranya adalah instalasi transmisi dan distribusi listrik, gas,

    air minum dan jaringan komunikasi. Bangunan yang digolongkan bangunan lainnya beberapa

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    25/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 23

    diantaranya adalah taman kota, terowongan, waduk, banjir kanal, sanitasi, lapangan olahraga, dan

    tempat rekreasi serta bangunan sipil lainnya termasuk peningkatan mutu tanah melalui pengeringan.

    Konsep output sektor bangunan adalah nilai pekerjaan yang telah dilakukan selamatahun2007, tanpa melihat apakah bangunan tersebut sudah selesai seluruhnya atau belum pada

    tahun tersebut. Nilai instalasi listrik, pengatur udara (AC) instalasi air dan barang-barang lain yang

    telah dipasang sebelum bangunan tersebut ditempati/digunakan, dicakup pula di dalam output

    bangunan. Akan tetapi nilai tanah tempat berdiri bangunan tidak termasuk ke dalam nilai bangunan.

    3.5.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Perkiraan output sektor bangunan didasarkan pada pendekatan arus barang (Commodity

    Flow Approach) yaitu suatu metode pendugaan output berdasarkan input yang diperoleh dari sektor

    lain. Seperti diketahui bahwa input dapat dibedakan atas dua macam yaitu input antara dan primer

    yang jumlahnya sama dengan output. input antara sektor ini berupa bahan bangunan maupun bukan

    bahan bangunan misalnya biaya pemasangan dan biaya administrasi atau bahan-bahan lainnya.

    Untuk pendugaan input antara, dapat dibedakan dua sumber yaitu untuk input yang di impor

    dan input dari produksi dalam negeri. Sumber data yang digunakan adalah Statistik Impor, Statistik

    Industri Besar dan Sedang, Statistik Pertambangan dan Statistik Pertanian yang diperoleh dari BPS.

    3.6 Perdagangan, Restoran, dan Perhotelan

    Kegiatan perdagangan, restoran dan perhotelan dalam klasifikasi Tabel I-O Kabupaten

    Bandung terdiri dari sektor 48 sampai dengan 50.

    3.6.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Kegiatan perdagangan meliputi pengumpulan barang dari produsen dan mendistribusikannya

    kepada konsumen tanpa merubah bentuk barang tersebut. Termasuk juga kegiatan pengumpulan

    barang dari pelabuhan impor dan dipasarkan kepada konsumen. Usaha perdagangan besar, pada

    umumnya melayani pedagang (besar dan kecil), perusahaan yang akan memproduksi barang serta

    konsumen bukan rumahtangga lainnya. Perdagangan eceran, pada umumnya melayani konsumen

    rumahtangga. Barang-barang yang diperdagangkan meliputi produksi dalam negeri maupun impor,

    kecuali barang tidak bergerak seperti tanah, sumber-sumber alam dan bangunan. kegiatan yang

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    26/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 24

    dilakukan oleh broker, makelar, komisioner, agen dan sejenisnya sepanjang masih bersifat

    perdagangan termasuk pula disini.

    Kegiatan restoran pada umumnya menyediakan makanan dan minuman jadi yang dapatdinikmati langsung ditempat penjualan meliputi restoran, bar, warung makan, usaha-usaha jasa boga

    dan sejenisnya. Penyediaan makanan dan minuman yang bersifat menunjang usaha utama tidak

    dimasukkan sebagai kegiatan restoran, misalnya kegiatan penyediaan makanan dan minuman pada

    perhotelan, pada angkutan penumpang dengan kapal laut, dan pesawat udara.

    Kegiatan perhotelan meliputi usaha penyediaan akomodasi untuk umum berupa tempat

    penginapan untuk jangka waktu relatif singkat. Pengusahaan bungalow, villa, flat, dan tempat

    peristirahatan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan atau instansi untuk para anggota dan

    pegawainya, tidak termasuk dalam kegiatan ini.

    3.6.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Sumber data untuk penyusunan struktur input perdagangan adalah hasil Survei Khusus Input

    Output (SKIO) yang dilaksanakan di Kabupaten Bandung. Sedangkan sumber data perhotelan adalah

    dari Buku Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Data

    rata-rata tarif per malam-kamar dan struktur inputnya diperoleh dari hasil SKIO 2007.

    Output perdagangan besar dan eceran masing-masing dihitung berdasarkan pendekatan arus

    barang (comodity flow approach), yaitu dengan menjumlahkan margin perdagangan yang timbul

    dari seluruh barang yang diperdagangkan di dalam negeri. Barang-barang yang diperdagangkan

    berasal dari sektor pertanian, industri, pertambangan & penggalian dan yang berasal dari impor.

    Rasio margin perdagangan besar dan eceran, baik terhadap nilai produksi masing-masing sektor

    maupun terhadap nilai impor. Output restoran dihitung berdasarkan konsumsi rumahtangga diluar

    rumah yang diperoleh dari hasil Susenas 2007, sedangkan output perhotelan bersumber dari hasil

    perkalian antara jumlah malam kamar dengan rata-rata tarif per malam kamar.

    Struktur input perdagangan, restoran dan perhotelan, masing-masing diperoleh dari perkalian

    antara koefisien input dari SKIO dengan nilai outputnya.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    27/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 25

    3.7 Pengangkutan dan Komunikasi

    Kegiatan pengangkutan dan komunikasi meliputi kode baris dan kolom 51 sampai dengan 54.

    Secara rinci ruang lingkup dan definisi adalah sebagai berikut;

    3.7.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Usaha ini meliputi kegiatan angkutan, jasa penunjang angkutan dan komunikasi. Kegiatan

    pengangkutan umumnya mengangkut barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya

    atas dasar suatu pembayaran. Sektor-sektor ini terdiri dari angkutan kereta api; angkutan jalan raya

    untuk penumpang seperti bus, taksi, becak, dan dokar maupun angkutan barang seperti truk dan

    pedati; angkutan laut seperti pelayaran samudera, pelayaran nusantara, pelayaran lokal dan

    pelayaran rakyat, serta angkutan udara. Semua jenis angkutan tersebut digunakan untuk

    mengangkut penumpang dan barang. Jasa penunjang angkutan dan pergudangan umumnya

    bertujuan membantu dan memperlancar kegiatan angkutan, terdiri dari jasa-jasa terminal, pelabuhan

    bongkar muat, keagenan, ekspedisi, jalan tol, pergudangan dan jasa pergudangan lainnya. Sewa

    menyewa alat-alat angkutan baik dengan atau tanpa pengemudi termasuk pula dalam kegiatan ini.

    Angkutan penyeberangan yang dioperasikan oleh Perumka dimasukkan dalam sektor angkutan air.

    Kegiatan komunikasi meliputi usaha jasa pos dan giro seperti kegiatan pengiriman surat, paket, wesel

    dan sebagainya, telegram dan sebagainya.

    3.7.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data yang digunakan untuk penyusunan output dan input angkutan kereta api diperoleh dari

    ikhtisar laporan keuangan Perumka tahun anggaran 2007 yang dialokasikan ke Kabupaten Bandung

    dengan jumlah kilometer penumpang dan ton barang sebagai alokatornya. Output dan struktur input

    angkutan jalan raya disusun dengan menggunakan data statistik kendaraan bermotor dari DLLAJ dan

    hasil SKIO. Output angkutan laut diperkirakan dengan mengalikan jumlah penumpang dan barang

    yang diangkut dengan rata-rata tarif yang diperoleh dari perusahaan pelayaran, sedangkan struktur

    inputnya dari hasil SKIO 2007. Data yang digunakan untuk penyusunan output dan struktur input

    komunikasi diperoleh dari laporan tahunan dan ihtisar rugi/laba PT Pos Indonesia dan PT Telkom.

    Output angkutan kereta api diperoleh dari penjumlahan pendapatan dari angkutan barang dan

    penumpang, bea stasiun dan pendapatan lainnya. Output angkutan jalan raya diperoleh dari

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    28/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 26

    perkalian antara jumlah kendaraan menurut jenisnya dengan masing-masing rata-rata output per

    kendaraan. Output angkutan laut merupakan penjumlahan pendapatan dari angkutan barang dan

    penumpang. Output angkutan udara dari penjumlahan output seluruh perusahaan penerbangannasional yang dialokasikan ke Kabupaten Bandung dengan jumlah penumpang yang naik di

    Kabupaten Bandung sebagai alokator. Output jasa penunjang angkutan bersumber dari perkalian

    antara masing-masing indikator produksi seperti: jumlah kendaraan, kapal, pesawat yang dilayani

    dengan tarif atau rata-rata biaya yang dikeluarkan masing-masing angkutan. Sedangkan output jalan

    tol adalah total pendapatan dari karcis jalan tol dan jembatan tol.

    Struktur input untuk angkutan kereta api dan komunikasi diolah dari data laporan tahunan

    masing-masing perusahaan. Angkutan jalan raya serta jasa penunjang angkutan didasarkan atas

    koefisien input SKIO2007 dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam

    bidang yang bersangkutan.

    3.8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    Kegiatan bank dan lembaga keuangan lainnya meliputi sektor 55 dan 57, sedangkan ruang

    lingkupnya diuraikan sebagai berikut;

    3.8.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Kegiatan bank dan lembaga keuangan lainnya meliputi:

    1. Usaha jasa perbankan dan moneter seperti bank sentral, bank umum, bank pembangunan, bank

    devisa, bank tabungan, dan Badan Perkreditan Rakyat (BPR) baik yang dikelola oleh pemerintah

    maupun swasta. Kegiatan ini mencakup antara lain penerimaan dan pemberian pinjaman,

    penyertaan modal usaha pemberian jaminan bank, pembelian dan penjualan surat-surat

    berharga, jasa penyimpanan barang berharga dan sebagainya.

    2. Usaha jasa keuangan lainnya seperti lumbung desa, koperasi simpan pinjam, pedagang valuta

    asing serta jasa pasar modal.

    3. Usaha jasa asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi bukan jiwa; termasuk asuransi sosial

    yang dikelola oleh Perum TASPEN, Perum ASABRI, Perum ASTEK, dan sejenisnya.

    4. Usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun

    bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan serta usaha persewaan tanah persil.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    29/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 27

    5. Usaha jasa perusahaan seperti pengacara, notaris, akuntan, arsitektur, konsultan teknik,

    konsultan pajak, jasa pengadaan tenaga kerja, pengolahan data, periklanan, pemetaan, riset, dan

    pemasaran, sewa menyewa mesin dan peralatan dan sebagainya.Output dari jasa perbankan meliputi penerimaan provisi dan komisi, penerimaan neto

    transaksi devisa, pendapatan operasional lainnya, serta imputasi jasa pelayanan bank. Output dari

    pedagang valuta asing merupakan selisih antara penjualan dengan pembelian mata uang, sedangkan

    output asuransi merupakan selisih antara penerimaan premi dan klaim ditambah dengan pendapatan

    dari penyertaan modal usaha serta pendapatan lainnya. Output dari kegiatan-kegiatan lainnya pada

    umumnya merupakan nilai dari jasa yang diberikan pada pihak lain.

    3.8.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data perbankan diperoleh dari Bank Indonesia, sedangkan data asuransi diperoleh dari

    Laporan Keuangan Perasuransian, Direktorat Keuangan Departemen Keuangan. Data untuk

    persewaan bangunan tempat tinggal diduga berdasarkan hasil SUSENAS2007, sedangkan struktur

    inputnya dari SKIO. Data jasa perusahaan diperoleh dari direktori perusahaan untuk jumlah

    perusahaan serta SKIO2007 untuk struktur inputnya.

    Output kegiatan lainnya di luar perbankan bersumber dari;

    a. Pegadaian diperoleh dari Laporan Tahunan Perum Pegadaian tahun2007 (Dirjen Moneter Dalam

    Negeri, Departemen Keuangan);

    b. Lembaga Keuangan bukan Bank dari direktorat Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan;

    c. Output koperasi simpan pinjam didapat dengan mengalikan jumlah koperasi simpan pinjam

    dengan rata-rata output per koperasi ,

    d. Output dari kegiatan asuransi merupakan rekapitulasi dari asuransi jiwa, asuransi sosial, dan

    reasuransi. Output persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara

    pengeluaran rumahtangga untuk sewa rumah, pajak dan biaya pemeliharaan rumah perkapita

    dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Output jasa perusahaan lainnya secara

    keseluruhan diperoleh dari perkalian antara jumlah perusahaan dengan rata-rata output

    perperusahaan.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    30/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 28

    Struktur input untuk perbankan dan asuransi diperoleh dari pengolahan terhadap data yang

    berasal dari sumber masing-masing, sedangkan struktur input untuk kegiatan-kegiatan lainnya

    umumnya diperoleh dari SKIO2007.

    3.9 Jasa-jasa

    Kegiatan yang termasuk jasa-jasa meliputi sektor 58 sampai dengan sektor 66, sektor 67

    lainnya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut;

    3.9.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Jasa-jasa tersebut meliputi kegiatan-kegiatan seperti di bawah ini:

    1. Jasa pemerintahan umum dan pertahanan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;

    2. Jasa pendidikan dan kesehatan pemerintah merupakan kegiatan pendidikan dan kesehatan yang

    diselenggarakan oleh pemerintah;

    3. Jasa pendidikan dan kesehatan swasta merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang

    disenggarakan oleh swasta;

    4. Jasa kemasyarakatan yang meliputi jasa pendidikan, kesehatan, palang merah, panti asuhan,

    panti wreda, rumah ibadat dan sebagainya;

    5. Jasa rekreasi, kebudayaan dan olah raga yang meliputi kegiatan produksi dan distribusi film, baik

    film komersial dan reproduksi film video, maupun film dokumenter untuk kepentingan pemerintah;

    jasa bioskop dan panggung hiburan, studio radio, perpustakaan, musium, kebun binatang,

    gedung olahraga, kolam renang, klab malam, taman hiburan, dan sebagainya. Studio televisi dan

    stasiun pemancar yang dikelola oleh TVRI dimasukkan ke dalam jasa pemerintahan umum dan

    pertahanan;

    6. Jasa perorangan dan rumah tangga meliputi kegiatan bengkel kendaraan baik bermotor maupun

    tidak bermotor, reparasi TV, radio, lemari es, kamera, alat musik, barang-barang dari kulit. Jasa

    rumahtangga adalah jasa yang berkaitan erat dengan kepentingan perorangan dan rumahtangga

    seperti tukang cukur, tukang jahit, binatu, salon kecantikan, pembantu rumahtangga, pengasuh

    bayi dan sebagainya;

    7. Lainnya meliputi kegiatan-kegiatan yang tidak tercakup dalam 85 sektor di atas.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    31/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 29

    3.9.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data yang digunakan untuk penyusunan output dan struktur input kegiatan jasa, diperoleh

    dari beberapa sumber. Kegiatan pemerintahan dan pertahanan dari Direktorat Anggaran, DepartemenKeuangan untuk pemerintah pusat serta daftar K I, K II dan K III yang disajikan oleh BPS untuk

    pemerintah daerah. Indikator produksi jasa kemasyarakatan, bersumber dari Susenas2007, Dinas

    Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa sumber lainnya.

    Struktur input, sebagian besar didasarkan pada hasil SKIO2007. Indikator produksi untuk jasa

    hiburan dan rekreasi dari statistik bioskop, Dinas Pariwisata, dan sumber lainnya, sedangkan struktur

    inputnya dari SKIO2007. Struktur input sektor jasa perbengkelan, jasa perorangan dan rumahtangga

    disusun berdasarkan hasil SKIO2007.

    Output kegiatan pemerintahan adalah semua belanja pusat dan daerah, baik berasal dari

    belanja rutin maupun dari belanja pembangunan serta penyusutan barang modal. Output jasa

    kemasyarakatan diperoleh dari perkalian antara masing-masing indikator produksinya seperti jumlah

    murid menurut tingkatan, jumlah anak yang diasuh, jumlah orang lanjut usia yang dirawat dengan

    masing-masing rata-rata outputnya. Output bioskop diperoleh dari perkalian antara jumlah tempat

    duduk dengan rata-rata output per tempat duduk. Output panggung kesenian didasarkan atas

    pembagian antara pajak tontonan yang diterima pemerintah dengan rasio pajak tontonan, kemudian

    dikurangi dengan output bioskop. Output jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya di

    dasarkan atas perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan

    rata-rata outputnya. Output untuk jasa perbengkelan serta jasa perorangan dan rumahtangga

    diperoleh dari perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per

    tenaga kerja. Output jasa pembantu rumahtangga, pengasuh bayi dan sejenisnya diperoleh dari

    perkalian antara pengeluaran perkapita untuk pembantu rumahtangga dengan jumlah penduduk.

    Struktur input untuk kegiatan jasa-jasa pada umumnya didasarkan atas SKIO2007 yang

    dilengkapi dengan beberapa data tambahan yang berasal dari sumber lainnya.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    32/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 30

    3.10. Permintaan Akhir

    Permintaan akhir atau Final Demandterdiri dari komponen-komponen pengeluaran konsumsi

    rumahtangga, konsumsi pemerintah, lembaga sosial nonprofit, pembentukan modal tetap bruto,perubahan stok dan ekspor.

    3.10.1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

    3.10.1.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Yang dimaksud dengan konsumsi rumahtangga adalah pengeluaran konsumsi rumahtangga

    dan lembaga swasta yang tidak mencari untung (non profit institutions) selama satu tahun.

    Pengeluaran tersebut meliputi konsumsi barang dan jasa, baik yang diperoleh dari pihak lain maupun

    yang dihasilkan sendiri, dikurangi nilai neto penjualan barang bekas dan barang sisa. Di samping itu,

    konsumsi rumahtangga tersebut bukan hanya konsumsi yang dilakukan di dalam regionKabupaten

    Bandung, tetapi juga termasuk konsumsi yang dilakukan di luar regionKabupaten Bandung. Untuk

    menjaga konsistensi data perlu didefinisikan bahwa konsumsi yang dilakukan di luar regionKabupaten

    Bandung oleh pendudukKabupaten Bandung, dianggap sebagai konsumsi yang bersumber dari

    barang impor, sebaliknya konsumsi oleh penduduk luar di dalam regionKabupaten Bandung dianggap

    sebagai ekspor.

    Di samping itu, pembelian atau pembuatan rumah tempat tinggal yang baru, tidak dimasukkan

    sebagai konsumsi rumahtangga melainkan dialokasikan ke pembentukan modal sektor usaha

    bangunan tanah (real estate). Sebaliknya rumah tinggal yang ditempati sendiri oleh pemiliknya,

    imputasi nilai rumahnya dihitung sebagai imputasi dari output sektor usaha bangunan dan tanah

    sedangkan nilai sewa rumah tersebut dimasukkan kedalam pengeluaran konsumsi rumahtangga

    untuk tempat tinggal. Bila rumahtangga melakukan perbaikan maka diperlakukan sebagai input antara

    dari sektor perbaikan sektor bangunan.

    3.10.1.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data dasar yang dipakai untuk mengestimasi konsumsi rumahtangga adalah hasil Survei

    Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)2007 berupa konsumsi perkapita terhadap berbagai barang dan

    jasa. Untuk memperoleh total konsumsi digunakan jumlah penduduk tahun2007 sebagai pengali.

    Khusus untuk komoditi makanan, data Susenas yang digunakan untuk mengestimasi konsumsi

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    33/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 31

    adalah jumlah kuantum sehingga untuk mendapatkan nilai konsumsi digunakan harga eceran dimana

    harga tersebut diperoleh dari BPS.

    Penilaian barang dan jasa untuk konsumsi rumahtangga ini adalah berdasarkan hargapembelian oleh rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, yang nilainya sama

    dengan nilai harga eceran sektor perdagangan.

    3.10.2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

    3.10.2.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran pemerintah pusat dan daerah,

    termasuk semua pengeluaran untuk kepentingan angkatan bersenjata, kecuali yang sifatnya

    pembentukan modal. Total pengeluaran pemerintah meliputi belanja pegawai, belanja barang,

    belanja perjalanan dinas, biaya pemeliharaan dan perbaikan serta belanja rutin lainnya.

    Yang dimaksud dengan belanja pegawai disini meliputi seluruh pengeluaran untuk upah dan

    gaji baik berbentuk uang maupun barang. Termasuk juga disini belanja pensiun, uang lembur,

    honorarium, lauk pauk dan belanja pegawai lainnya.

    Yang dimaksud dengan belanja barang dan belanja rutin lainnya adalah semua pengeluaran

    untuk biaya kantor seperti pembelian alat-alat tulis, pembayaran listrik, telepon, air dan gas, serta

    bahan-bahan, alat-alat dan barang-barang lainnya. Termasuk juga disini biaya-biaya pemeliharaan

    gedung kantor, kendaraan, barang inventarisasi dan lain-lain.

    3.10.2.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Pengeluaran rutin pemerintah pusat datanya bersumber dari Departemen Keuangan berupa

    realisasi belanja rutin Pemerintah Pusat yang diperinci menurut mata anggaran. Pengeluaran rutin

    Pemerintah Daerah dari pengolahan daftar isian keuangan pemerintah daerah yang dikumpulkan oleh

    BPS setiap tahun.

    3.10.3 Pembentukan Modal Tetap

    3.10.3.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Pembentukan modal tetap meliputi pengadaan, pembuatan dan pembelian barang-barang

    modal baru, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dan barang modal bekas dari luar negeri.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    34/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 32

    Pembentukan modal tetap mencakup juga perbaikan berat yang dilakukan terhadap barang-barang

    modal.

    Pembentukan modal tetap dapat dibedakan menurut bentuknya, yang terdiri dari:1. Bangunan/konstruksi;

    2. Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan :

    - Yang bersumber dari impor;

    - Produksi dalam negeri;

    3. Pengeluaran untuk pengembangan dan pembukaan tanah, pengembangan dan perluasan areal

    tanah, termasuk hutan dan daerah pertambangan serta penanaman dan peremajaan pohon

    tanaman keras;

    4. Pembelian ternak yang khusus dipelihara untuk keperluan pembiakan, untuk memperoleh susu,

    bulu, tenaga dan sebagainya, tetapi tidak termasuk ternak yang akan dipotong.

    5. Margin perdagangan dan biaya lain yang berkenaan dengan pemindahan hak milik dalam

    transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak pengusahaan hutan, hak paten, hak cipta dan

    barang-barang modal bekas.

    3.10.3.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Metode yang dipakai dalam perkiraan pembentukan modal tetap, adalah pendekatan arus

    barang, yaitu melalui penyediaan barang-barang modal, baik yang berasal dari produksi dalam negeri

    maupun impor.

    Nilai pembentukan modal berupa bangunan, diperoleh dari output sektor bangunan yang telah

    dihitung sebagai output sektor bangunan yang akan menjadi pembentukan modal. Datanya ini

    diperoleh dari sumber yang sama dengan yang digunakan sektor bangunan. Data pembentukan

    modal berupa mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan bersumber pada Statistik Impor yang disajikan

    BPS, dan Statistik Industri Besar dan Sedang hasil dan Survei Tahunan Industri.

    Pembentukan modal tetap dalam bentuk pengembangan dan pembukaan tanah,

    pengembangan dan perluasan areal hutan dan pertambangan serta penanaman dan peremajaan

    tanaman keras dan margin perdagangan dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pemindahan hak

    milik dalam transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak pengusahaan hutan, hak paten, hak cipta

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    35/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 33

    dan barang-barang modal bekas, diperkirakan berdasarkan persentase tertentu dari Tabel I-

    OKabupaten Bandung terdahulu.

    3.10.4 Perubahan Stok

    3.10.4.1 Ruang Lingkup dan Definisi

    Yang dimaksud dengan perubahan stok adalah selisih antara nilai stok barang pada akhir

    tahun dengan nilai stok pada awal tahun, yang dapat dirinci sebagai berikut :

    1. Perubahan stok barang jadi dan setengah jadi yang disimpan oleh produsen, termasuk perubahan

    jumlah ternak dan unggas, dan barang-barang strategis yang disimpan pemerintah;

    2. Perubahan stok bahan mentah dan bahan baku yang belum digunakan oleh produsen;

    3. Perubahan stok di sektor perdagangan, yang terdiri dari barang-barang dagangan yang belum

    terjual oleh pedagang besar dan pengecer.

    3.10.4.2 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Data perubahan stok bersumber dari proses rekonsiliasi, yaitu suatu nilai selisih antara

    alokasi penggunaan (Demand) output dengan jumlah penyediaannya (Supply) oleh masing-masing

    sektor.

    3.11 Ekspor dan Impor

    Tabel I-OKabupaten Bandung2007 transaksi ekspor dan impor meliputi barang dan jasa

    termasuk juga barang-barang yang diperdagangkan antar wilayah. Transaksi ekspor (freight on

    board/ fob) dinyatakan dalam sektor ekspor barang dan dengan kode sektor 305, dan transaksi

    impor (cif) dengan kode sektor 409. Secara rinci sumber data metode estimasi diuraikan sebagai

    berikut;

    3.11.1 Sumber Data dan Metode Estimasi

    Untuk memperkirakan nilai ekspor dan impor barang dan jasa digunakan beberapa jenis data

    yang diperoleh dari buku Statistik Perdagangan Luar Negeri terbitan BPS, Statistik Ekonomi dan

    Keuangan Indonesia publikasi BI, Buku Tahunan Statistik Pertambangan Indonesia publikasi

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    36/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 34

    Departemen Pertambangan dan Energi, Statistik Bongkar Muat dan dari sumber data lainnya. Metode

    estimasinya akan dijelaskan seperti dibawah ini.

    3.11.2 Ekspor Barang

    Perkiraan nilai ekspor barang menggunakan data statistik perdagangan negeri BPS. Nilai

    ekspor barang yang tersedia adalah nilai nilai ekspor barang yang diolah dengan metode carry over.

    Untuk kebutuhan penyusunan Tabel I-O Kabupaten Bandung 2007, nilai ekspor barang yang

    diolah dengan metode carry overperlu disesuaikan (adjust) untuk memperoleh nilai ekspor barang

    yang aktual, yaitu nilai ekspor barang yang terjadi pada tahun 2007. Nilai ekspor barang dengan

    menurut kode HS (Harmonise System) direklasifikasi sesuai dengan klasifikasi Tabel I-O 2007.

    3.11.3 Ekspor Jasa

    Nilai ekspor jasa diperkirakan dengan menggunakan data dari buku Statistik Ekonomi dan

    Keuangan Indonesia publikasi BI. Nilai ekspor jasa tidak tersedia secara terpisah, tetapi masih

    tergabung dengan nilai impor jasa. Untuk memperkirakan nilai ekspor jasa, berbagai keterangan

    dikumpulkan dari BI, diantaranya bahwa komponen ekspor jasa meliputi penggunaan fasilitas jasa

    yang disediakan oleh penduduk Indonesia yaitu jasa perjalanan dan periwisata, jasa asuransi pada

    komunikasi, jasa perusahaan, serta jasa-jasa lainnya.

    3.11.4 Impor Barang

    Perkiraan nilai impor barang menggunakan data Statistik Perdagangan Luar Negeri yang

    diolah oleh BPS dengan metode carry over seperti halnya ekspor barang. Penyesuaian dari hasil

    pengolahan carry overperlu disesuaikan untuk memperoleh nilai impor barang aktual, yaitu nilai impor

    barang yang terjadi selama tahun2007. Nilai impor barang direklasifikasikan dari Harmonise System

    (HS) ke klasifikasi I-O tahun2007.

    3.11.5 Impor Jasa

    Nilai impor jasa diperkirakan dengan menggunakan dari data dengan ekspor jasa, yaitu

    Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Pendekatan dan metode penghitungan, sama seperti

    yang dipakai pada ekspor jasa.

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    37/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 35

    3.12 Margin Perdagangan dan Biaya Transportasi

    Margin perdagangan dan biaya transportasi adalah selisih antara nilai transaksi pada tingkatharga konsumen atau pembeli dengan tingkat harga produsen. Oleh kerena itu, selisih nilai transaksi

    tersebut mencakup:

    1. Keuntungan pedagang, baik pedagang besar maupun pedagang eceran;

    2. Biaya tranportasi dalam menyalurkan barang dari produsen ke tangan pembeli akhir.

    Pengertian dan perlakuan margin perdagangan dan biaya transportasi akan lebih mudah dijelaskan

    dengan menggunakan ilustrasi sebagai berikut

    a. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Pembeli

    1 2 3 4 5 F T X

    1 10 80 5 5 0 145 45 200

    2 20 50 10 5 15 275 75 300

    3 5 35 5 10 5 40 0 100

    4 0 0 0 0 0 0 -100 100

    5 5 15 5 5 5 15 -20 70

    B 40 180 25 25 25 475 0 770

    V 160 120 75 75 45

    X 200 300 100 100 70

    1 = sektor pertanian B = Total input antara2 = sektor industri V = Nilai tambah3 = sektor jasa X = Output4 = sektor perdagangan F = permintaan akhir5 = sektor angkutan T = margin perdagangan dan biaya

    tranportasi

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    38/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 36

    b. Matriks Margin Perdagangan dan Biaya Transportasi

    1 2 3 4 5 F T1 2 14 1 2 0 26 45

    2 3 8 2 1 3 58 75

    3 0 0 0 0 0 0 0

    4 -14 -17 -2 -2 -2 -73 -100

    5 -1 -5 -1 -1 -1 -11 -20

    0 0 0 0 0 0 0

    b. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Produsen

    1 2 3 4 5 F T X

    1 8 66 4 3 0 119 0 200

    2 17 42 8 4 15 217 0 300

    3 5 35 5 10 5 40 0 100

    4 4 17 2 2 0 73 0 100

    5 6 20 6 6 5 26 0 70

    B 40 180 25 25 25 475 0 770

    V 160 120 75 75 45

    X 200 300 100 100 70

    Pada tabel transaksi atas dasar harga pembeli, transaksi yang terjadi pada permintaan antaramaupun permintaan akhir, dinilai atas dasar harga pembeli yang berarti di dalamnya sudah termasuk

    margin perdagangan dan biaya tranportasi. Oleh karena itu dalam struktur input masing-masing

    sektor, tidak ada yang berasal dari sektor perdagangan dan sektor pengangkutan. Kalau ada hanya

    mencakup biaya angkutan penumpang dan barang-barang pindahan (bukan barang dagangan).

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    39/197

    Bab III. Klasifikasi Sektor dan Sumber Data

    Tabel Input-Output Kabupaten Bandung2008 37

    Selanjutnya, karena nilai transaksi sudah termasuk margin, maka total margin harus

    diletakkan pada kolom khusus (kolom T) dan diperhitungkan sebagai bagian dari supplybersama

    dengan output, agar tetap terjadi keseimbangan pada masing-masing baris. Sebaliknya pada tabeltransaksi atas dasar harga produsen semua nilai transaksi tidak termasuk lagi margin perdagangan

    dan biaya transportasi. Tetapi karena total input antara masing-masing kolom harus tetap sama,

    maka nilai margin ini diperlukan sebagian sebagai input yang berasal dari sektor angkutan. Karena

    nilai transaksi tidak lagi termasuk margin, maka total margin di sepanjang kolom T penimbangnya juga

    harus nol.

    Dalam pengumpulan data harga maupun penyusunan struktur input sektor-sektor produksi,

    transaksi harga pembeli umumnya lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan transaksi pada harga

    produsen. Oleh karena itu dalam praktek penyusunan Tabel I-O, tabel transaksi atas dasar harga

    pembeli disusun lebih awal, sedangkan tabel transaksi atas dasar harga produsen justru diturunkan

    dari tabel transaksi atas dasar harga pembeli dengan menggunakan matriks margin per-dagangan

    dan biaya transportasi. Perkiraan terhadap margin ini dilakukan dengan menggunakan metode

    pendekatan arus barang (comodity flow approach), yaitu untuk setiap komoditi yang

    diperdagangkan diteliti besarnya rasio margin perdagangan besar, margin perdagangan eceran dan

    biaya transportasi terhadap harga produsennya.

    Data harga yang digunakan untuk menyusun ketiga rasio ini adalah:

    a. Harga Produsen, Harga Perdagangan Besar dan Harga Konsumen. Data ini dikumpulkan BPS

    bertujuan untuk penyusunan indeks harga;

    b. Satuan nilai barang (unit value), khususnya untuk barang-barang ekspor, impor dan produksi

    industri dalam negeri.

    `

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    40/197

    Lampiran

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 160

    KLASIFIKASI 9 SEKTOR, 25 SEKTOR DAN 67 SEKTORTABEL INPUT OUTPUT KABUPATEN BANDUNG 2008

    KODE I-O(9 X 9) (25 X 25) (67 X 67)

    1. Tanaman Bahan Makanan 1. Padi2. Jagung3. Ketela Pohon4. Ubi Jalar5. Kedele6. Strabery7. Buah-buahan8. Kentang9. Sayur-sayuran10. Bahan Makanan Lainnya

    2. Perkebunan 11. Kelapa

    12. Teh13. Cengkeh14. Tembakau15. Pertanian Tanaman Perkebunan Lainnya

    3. Peternakan 16. Ternak dan hasil-hasilnya17. Susu segar18. Unggas dan hasil-hasilnya

    4. Kehutanan 19. Kayu dan hasil-hasilnya

    1. Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan

    Perikanan

    5. Perikanan 20. Ikan darat dan hasil perairan darat lainnya

    6. Pertambangan Minyak danGas Bumi

    21. Minyak Bumi22. Gas bumi dan panas bumi

    2. Pertambangan danPenggalian

    7. Pertambangan Tapa Migasdan Penggalian

    23. Pasir24. Barang tambang dan hasil galian lainnya

    3. Industri Pengolahan 8. Industri Makanan danMinuman

    25. Beras26. Teh olahan27. Industri makanan dan minuman lainnya

    9. Industri Tekstil, Pakaian Jadi,Kulit dan Alas Kaki

    28. Industri tekstil29. Industri pakaian jadi, kecuali untuk alaskaki

    30. Industri kulit dan barang dari kulit kecualiuntuk alas kaki31. Industri alas kaki

    10. Industri Kayu, Bambu, Rotandan Furniture.

    32. Industri Kayu, bamboo, rotan dan ayaman33 Industri furniture (berbahan kayu)

    11. Industri Kertas dan barang-barang dari kertas, Percetakandan Penerbitan

    34 Industri Kertas, barang dari kertas dansejenisnya

    35. Industri Penerbitan dan Percetakan

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    41/197

    Lampiran

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 161

    12. Industri Kimia, Barang-barangdari Bahan Kimia, Karet danPlastik.

    36. Industri Kimia dan barang-barang daribahan

    kimia lainnya37. Industri karet dan barang-barang dari

    karet38. Industri barang-barang dari plastik(kecuali

    furniture)

    13. Industri Barang Mineral bukanLogam.

    39. Industri pengolahan tanah liat dankeramik40. Industri barang galian lainnya dari bahanbaku

    bukan logam

    14. Industri Barang Jadi dari LogamIndustri Logam Dasar.

    41. Industri Logam Dasar42. Industri barang dari logam, kecuali mesin

    dan peralatannya dan furniture43. Industri mesin dan peralatan termasuk

    perlengkapannya44. Industri alat angkutan lainnya dan jasa

    perbaikannya45. Industri Lainnya

    15. Listrik 46. Listrik

    16. Air Bersih 47. Air Bersih

    4. Listrik, Gas dan AirBersih

    17 Bangunan 48. Bangunan

    5. Bangunan/konstruksi 18. Perdagangan Besar dan Eceran 49. Perdagangan

    19. Hotel dan Restoran 50. Hotel6. Perdagangan, Hotel danRestoran

    51. Restoran

    20. Pengangkutan 52. Jasa Angkutan Rel53. Jasa Angkutan Jalan54. Jasa Penunjang Angkutan

    7. Pengangkutan danKomunikasi

    21. Komunikasi 55. Jasa Komunikasi

    22. Bank dan Lembaga KeuanganLainnya

    56. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya8. Keuangan, Persewaandan

    Jasa Perusahaan23. Usaha Sewa Bangunan dan

    Jasa Perusahaan57. Real Estate dan usaha persewaanbangunan58. Jasa Perusahaan.

    9. Jasa jasa 24. Pemerintahan Umum danPertahanan

    59. Jasa Pemerintahan Umum60. Jasa Pendidikan Pemerintah61. Jasa Kesehatan Pemerintah

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    42/197

    Lampiran

    Tabel Input Output Kabupaten Bandung 2008 162

    25. Jasa Sosial dan Kemasyarakatanserta Jasa Lainnya.

    62. Jasa Pendidikan Swasta63. Jasa Kesehatan Swasta64. Jasa kemasyarakatan Lainnya65. Jasa Rekreasi, Kebudayaan dan Olah

    Raga66. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga67. Lainnya

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    43/197

    KOEFISIEN RUSH PRODUSEN

    Padi Jagung Ktl Phon Ubi Jalar Kedele Strawberi Buah Kentang Sayur

    Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Padi 1 0.06637 - - - - - - - -

    Jagung 2 - 0.02947 - - - - - - -

    Ktl Phon 3 - - 0.04449 - - - - - -

    Ubi Jalar 4 - - - 0.10372 - - - - -

    Kedele 5 - - - - 0.06876 - - - -

    Strawberi 6 - - - - - 0.09689 - - -Buah 7 - - - - - - 0.14583 - -

    Kentang 8 - - - - - - - 0.10064 -

    Sayur 9 - - - - - - - - 0.26137

    BM Lain 10 - - - - - - - - 0.00003

    Kelapa 11 0.00246 - - - - - 0.00173 - -

    Teh 12 - - - - - - - - -

    Cengkeh 13 - - - - - - - - -

    tembakau 14 - - - - - - - - -

    T Keb Lain 15 0.00616 - - - - - - - -

    Ternak 16 0.00156 0.14524 0.03033 0.00778 0.00640 0.01841 0.02539 0.02516 0.03267

    Susu 17 - - - - - - - - -

    Unggas 18 0.00008 0.00012 0.00477 0.00056 0.00066 - 0.01096 - 0.00703

    Kayu 19 0.00001 0.00008 0.00011 0.00041 0.00004 - 0.00030 - 0.00020

    Ikan Darat 20 - - - - - - - - -

    Gas 21 - - - - - - - - -

    Pasir 22 - - - - - - - - -

    Tmbg Lain 23 - - - - - - 0.34896 - -

    Beras 24 - - - - - - - - -

    Teh Olah 25 - - - - - - - - -

    Ind Mak 26 - - - - - - - - -

    Ind Teksil 27 0.00016 0.00015 0.00053 0.00024 0.00045 - 0.00237 - 0.00250

    Ind Pakaian 28 - - - - - - - - -

    Ind Kulit 29 - - - - - - - - -

    Ind Alas kaki 30 - - - - - - - - -

    Ind Kayu 31 0.00028 0.00000 0.00032 - - 0.00005 0.00073 0.00000 0.00037

    Ind Furniture 32 - - - - - - - - -

    Ind Kertas 33 - - - - - 0.00000 0.00034 0.00000 0.00086

    Ind Terbit 34 - - - - - - 0.00029 0.00000 -

    Ind Kimia dan p'olah Migas 35 0.07469 0.04082 0.05301 0.06381 0.07081 0.16714 0.10348 0.06927 0.09170

    Ind Karet 36 0.00001 - - - - - - - -

    Ind Plastik 37 0.00022 0.00002 0.00971 - - 0.06976 0.02996 0.00008 0.02813

    Ind Tng liat 38 - - - - - - - - -

    Ind gal Lain 39 - - - - - - - - -

    Ind Logam Dasr 40 - - - - - - - - -

    Ind brg logam 41 - - - - - - - - -

    Ind Mesin 42 0.00003 0.00006 - - - - 0.00026 - 0.00004

    ind Alat Angkut 43 - - - - - - - - -

    Ind lain 44 - - - - - - 0.00002 - -

    Listrik 45 - - - - - - - - 0.11567

    Air Bersih 46 - - - - - - - - -

    Bangunan 47 0.00007 0.00109 - 0.00211 0.00242 - 0.00145 - 0.00243

    Perdag 48 0.01233 0.01665 0.04190 0.01527 0.01145 0.03717 0.05445 0.03723 0.04206

    Hotel 49 - - - - - - 0.00027 - -

    Restoran 50 - - - - - - 0.00107 0.00007 -

    Ang Rel 51 - - - - - - - - -

    AJR 52 0.00126 0.00620 0.00497 0.00376 0.00740 0.00143 0.04808 0.00143 0.02971

    Js Angkutan 53 0.00000 0.00002 - 0.00009 0.00026 0.05813 0.00003 - 0.00001

    Kom 54 0.00762 0.00019 - - - - 0.00842 0.00013 0.07915

    Bank dan LKU 55 0.01245 0.00545 0.00532 0.00371 0.00409 - 0.00715 - 0.00171

    Sewa 56 - 0.00103 0.03033 - - 0.01453 0.00090 0.00104 -

    Js Prshas 57 0.04312 0.00008 0.00049 - 0.00229 - 0.00301 0.00063 0.03653

    Pem Umum 58 - - - - - - - - -

    Pend Pem 59 - - - - - - - - -

    Kes Pem 60 - - - - - - - - -

    Pend Swsata 61 - - - - - - - - -

    Kes Swasta 62 - - - - - - - - -

    Kem lainya 63 0.01155 - - - - - - - 0.00006

    Rekreasi 64 - - - - - - - - -

    Porangan 65 0.00308 0.00730 0.00793 0.00542 0.00248 - 0.00882 - 0.00057

    Lainnya 66 0.01540 0.00001 - 0.00005 0.00026 - 0.00060 0.00021 0.03166

    Biaya Antara 190 0.25891 0.25397 0.23420 0.20693 0.17776 0.46351 0.80485 0.23588 0.76447

    Impor 200 - - - - - - - - -

    Upah Gaji 201 0.10559 0.15660 0.07850 0.08514 0.17964 0.16905 0.03463 0.00621 0.09052

    Surplus Usaha 202 0.60957 0.57555 0.68129 0.70203 0.62425 0.36742 0.15866 0.75790 0.14353

    Penyusutan 203 0.01384 0.00588 0.00080 0.00232 0.00420 - 0.00049 - 0.00078

    Pajak Tak Lg 204 0.01209 0.00800 0.00521 0.00357 0.01415 0.00002 0.00137 0.00000 0.00071

    Subsidi 205 - - - - - - - - -

    Jml NTB 209 0.74109 0.74603 0.76580 0.79307 0.82224 0.53649 0.19515 0.76412 0.23553

    Output 210 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    44/197

    PRODUSEN

    RUSH Padi Jagung Ktl Phon Ubi Jalar Kedele Strawberi Buah Kentang Sayur Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Padi 1 70,149 - - - - - - - -

    Jagung 2 - 3,520 - - - - - - -

    Ktl Phon 3 - - 559 - - - - - -

    Ubi Jalar 4 - - - 198 - - - - -

    Kedele 5 - - - - 293 - - - -

    Strawberi 6 - - - - - 259 - - -Buah 7 - - - - - - 68,045 - -

    Kentang 8 - - - - - - - 63,858 -

    Sayur 9 - - - - - - - - 309,134

    BM Lain 10 - - - - - - - - 37

    Kelapa 11 2,604 - - - - - 807 - -

    Teh 12 - - - - - - - - -

    Cengkeh 13 - - - - - - - - -

    tembakau 14 - - - - - - - - -

    T Keb Lain 15 6,510 - - - - - - - -

    Ternak 16 1,646 17,349 381 15 27 49 11,846 15,965 38,640

    Susu 17 - - - - - - - - -

    Unggas 18 84 15 60 1 3 - 5,112 - 8,318

    Kayu 19 12 9 1 1 0 - 140 - 234

    Ikan Darat 20 - - - - - - - - -

    Gas 21 - - - - - - - - -

    Pasir 22 - - - - - - - - -

    Tmbg Lain 23 - - - - - - 162,827 - -

    Beras 24 - - - - - - - - -

    Teh Olah 25 - - - - - - - - -

    Ind Mak 26 - - - - - - - - -

    Ind Teksil 27 167 18 7 0 2 - 1,106 - 2,961

    Ind Pakaian 28 - - - - - - - - -

    Ind Kulit 29 - - - - - - - - -

    Ind Alas kaki 30 - - - - - - - - -

    Ind Kayu 31 293 0 4 - - 0 342 1 432

    Ind Furniture 32 - - - - - - - - -

    Ind Kertas 33 - - - - - 0 157 1 1,013

    Ind Terbit 34 - - - - - - 135 1 -

    Ind Kimia dan p'olah Migas 35 78,938 4,876 667 122 302 447 48,282 43,951 108,458

    Ind Karet 36 8 - - - - - - - -

    Ind Plastik 37 236 2 122 - - 187 13,980 51 33,267

    Ind Tng liat 38 - - - - - - - - -

    Ind gal Lain 39 - - - - - - - - -

    Ind Logam Dasr 40 - - - - - - - - -

    Ind brg logam 41 - - - - - - - - -

  • 7/29/2019 Input Output 2008 Edit

    45/197

    Ind Mesin 42 29 7 - - - - 122 - 53

    ind Alat Angkut 43 - - - - - - - - -

    Ind lain 44 - - - - - - 7 - -

    Listrik 45 - - - - - - - - 136,812

    Air Bersih 46 - - - - - - - - -

    Bangunan 47 71 130 - 4 10 - 677 - 2,871

    Perdag 48 13,028 1,989 527 29 49 99 25,406 23,624 49,751

    Hotel 49 - - - - - - 124 - -

    Restoran 50 - - - - - - 499 43 -Ang Rel 51 - - - - - - - - -

    AJR 52 1,335 740 63 7 32 4 22,434 907 35,138

    Js Angkutan 53 1 3 - 0 1 156 16 - 16

    Kom 54 8,057 23 - - - - 3,928 80 93,608

    Bank dan LKU 55 13,157 651 67 7 17 - 3,335 - 2,018

    Sewa 56 - 123 381 - - 39 421 660 -

    Js Prshas 57 45,572 10 6 - 10 - 1,403 400