inkuiri base learning.pdf

14
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IBL (Inquiry Based Learning) DENGAN BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII H SMP N 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh : I WAYAN TRISNA MAHARDIKA NIM. 0914041013 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013

Transcript of inkuiri base learning.pdf

Page 1: inkuiri base learning.pdf

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IBL (Inquiry Based Learning)

DENGAN BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn

PADA SISWA KELAS VIII H SMP N 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN

2012/2013

Oleh :

I WAYAN TRISNA MAHARDIKA

NIM. 0914041013

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2013

Page 2: inkuiri base learning.pdf

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IBL (Inquiry Based Learning)

DENGAN BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn

PADA SISWA KELAS VIII H SMP N 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN

2012/2013

Oleh:

I WAYAN TRISNA MAHARDIKA

Dr.I GUSTI KETUT ARYA SUNU, M.Pd

Drs. I WAYAN LANDRAWAN, M.Si

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa

(2) meningkatkan hasil belajar belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan

(3) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa melalui penerapan Inquiry

Based Learning (IBL) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil. Penelitian

ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua kali siklus

tindakan.Tahapan-tahapan dalam setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan,

obeservasi/ evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H

SMP Negeri 3 Singaraja yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 18 orang laki-

laki dan 12 orang perempuan. Data penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan teknik observasi dan pemberian tes. Selanjutnya data yang telah

dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning

(IBL) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran PKn

pada siswa kelas VIII H SMPNegeri 3 Singaraja, dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar PKn. Hal ini dapat dilihat dari: (1) peningkatan skor rata-rata

aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 4.43 berada dalam kualifikasi

cukup aktif sedangkan pada siklus II menjadi 6.3 berada dalam kualifikasi sangat

aktif. (2) terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar PKn yaitu siklus I sebesar

74.3 daya serap 74.3% dengan ketuntasan belajar klasikal 26.7%, sedangkan skor

rata-rata hasil belajar PKn pada siklus II yaitu sebesar 82.9 daya serap 82.9%

dengan ketuntasan belajar klasikal 100%.

Kata-kata Kunci : Inquiry Based Learning (IBL), aktivitas belajar, hasil belajar,

PKn

1

Page 3: inkuiri base learning.pdf

THE APPLICATION MODEL LESSON IBL (Inquiry Based Learning)

WITH BASED SMALL GROUP DISCUSSION METHOD TO IMPROVE

STUDENT LEARNING ACTIVITIES AND LEARNING OUTCOMES PKN

IN CLASS VIII H SMP N 3 SINGARAJA ACADEMIC YEAR 2012/2013

By :

I WAYAN TRISNA MAHARDIKA

Dr.I GUSTI KETUT ARYA SUNU, M.Pd

Drs. I WAYAN LANDRAWAN, M.Si

Department of the Pancasila and Citizenship Education

e-mail : [email protected]

ABSTRACT

This research aims to: (1) improve student learning activities (2) improve

learning outcomes Citizenship Education (PKn) and (3) to know the obstacles

facing students in civics-based teaching models Inquiry Based Learning (IBL)

with small group based method. This research is a classroom action research

conducted in two cycles of action. The stages in each cycle is the the planning, the

implementation of, observation / evaluation and reflection. The subjects were

class VIII H of SMP N 3 Singaraja, amounting to 30 people consisting of 18 men

and 12 women. The research data was collected by using observation and giving

of tests. Furthermore, the data that has been collected to be analyzed

quantitatively descriptiv. Results of this research indicate that the application of

learning models Inquiry Based Learning (IBL) with small group based method in

civics learning on class VIII H of SMP N 3 Singaraja, can improve learning

outcomes PKn and outcome learning student. It can be seen from: (1) an increase

in the average score of the students learning activities in the first cycle of 4,43

qualification are moderately active, while in the second cycle 6,3 being very

active qualifiers (2) increase in the average value that is learning outcomes PKn

on first cycle that is 74,3 with absorption 74.3% and 26.7% completeness classical

study, while the average score on the cycle II, learning outcomes PKn that is 82.9,

absorption is 82.9% with 100% completeness study classical.

Key words: : Inquiry Based Learning (IBL),learning activities,learning outcomes,

PKn

2

Page 4: inkuiri base learning.pdf

1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam

kehidupan keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Oleh karena

itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat di tentukan dari majunya pendidikan

di negara tersebut. Adapun tujuan pendidikan menurut Undang – undang No. 20

Tahun 2003 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur

kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efesien.

Upaya itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang kita

ketahui saat ini masalah pendidikan di Indonesia menjadi suatu masalah yang

rumit dimana kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat tinggi seiring dengan

perkembangan IPTEK dan pengaruh globalisasi, akan tetapi sebagian besar

masyarakat masih dalam keadaan ekonomi yang sulit. Sehingga diperlukan suatu

solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

Keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh beberapa faktor

antara lain siswa, guru, metode, sarana dan prasarana serta situasi kelas pada saat

itu. Semua faktor diatas sangat berperan penting. Guru diharapkan dapat

mengembangkan model pembelajaran sehingga siswa lebih memahami pelajaran

PKn yang akan diajarkan. Guru dituntut menggunakan metode mengajar yang

lebih baik, inovatif untuk memotivasi siswa dalam belajar. Pemilihan metode

pengajaran dan model pembelajaran merupakan kompetensi dasar yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Selain itu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik, profesional dan bertanggunga jawab, guru harus memiliki kepribadian yang

mantap, stabil dan dewasa (Mulyasa, 2007:35).

Namun dalam kenyataannya terdapat kesenjangan antara tujuan yang ingin

dicapai dengan paradigma yang dipergunakan. Siswa di sekolah dijejali dengan

informasi-informasi yang harus dikuasai, sementara kehidupan di masa depan

menuntut pemecahan masalah baru secara inovatif. Paradigma belajar yang

3

Page 5: inkuiri base learning.pdf

dewasa ini adalah belajar yang beroriantasi pada proyek, masalah, penyelidikan

(inkuiri), penemuan dan penciptaan. Penggunaaan prinsip-prinsip belajar yang

berorientasi pada masalah, belajar secara kolaboratif, belajar dengan melakukan

kegiatan yang berpusat pada masyarakat, serta pembelajaran yang didasarkan

pada dunia nyata diharapkan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.

Dengan hasil belajar yang lebih baik, siswa diharapkan mampu bersaing demi

kemajuan bangsa. Adapun salah satu mata pelajaran yang mempengaruhi

kemajuan bangsa yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan PPL Real, ketika guru

mengajar, dan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn yang telah dilakukan

di SMP N 3 Singaraja, ternyata pembelajaran PKn siswa kelas VIII H SMP N 3

Singaraja mengalami kendala-kendala dalam proses pembelajaran. Adapun

Kendala-kendala tersebut, yaitu sebagai berikut :

Pertama, hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn masih kurang maksimal,

hal ini dikarenakan hanya menekankan pada hasil ulangan saja, sedangkan

aktifitas belajar siswa cenderung di abaikan. Keaktifan siswa dalam kelas dalam

proses pembelajaran sangat rendah. Siswa yang aktif bertanya, menjawab, serta

memberi komentar hanya sekitar 4-5 orang dalam setiap pertemuannya.

Kedua, belum maksimalnya hasil belajar siswa ini karena pembelajaran di

dominasi dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang

diterapkan masih didasarkan pada teori tabularasa, yaitu pengetahuan dapat

dipimdahkan dari pikiran guru secara utuh ke pikiran siswa. Akibatnya, siswa

akan mengalami kesulitan dalam mencerna pelajaran, siswa memiliki banyak

pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep,

sehingga siswa cenderung lebih cepat bosan dalam mengikuti pelajaran yang

berdampak pada rendahnya hasil belajar.

Ketiga, sistem evaluasi yang diterapkan guru lebih ditekankan pengukuran

kongnitif saja melalui pekerjaan rumah, ujian tengah semester dan ujian akhir

semester. Guru jarang memperhatikan keaktifan siswa sehari-hari ketika mereka

belajar seperti ketekunan dalam belajar, penampilan saat berdiskusi dan

mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok.

4

Page 6: inkuiri base learning.pdf

Keempat, siswa sering kali meremehkan mata pelajaran Pkn karena siswa

sering menganggap bahwa mata pelajaran Pkn adalah mata pelajaran hafalan. Dari

hal tersebut terlihat bahwa siswa belum mengetahui maksud dari tujuan

pembelajaran PKn.

Kelima, penggunaan media serta sumber belajar dalam pelajaran Pkn di

kelas masih sangat minim. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas

siswa di dalam kelas untuk menerima pelajaran.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka diperlukan suatu

pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan hasil

belajar siswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini untuk dapat

melatih kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalahnya. Selain itu

untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dilakukan dengan

pemebelajaran kelompok, karena kebanyakan siswa merasa canggung untuk

bertanya langsung kepada guru. Memahami kondisi tersebut belajar dalam

kelompok kecil dipandang sesuai untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dan pemahaman siswa. Permasalan tersebut dapat diatasi pula dengan melakukan

terobosan dalam pembelajaran PKn sehingga tidak menyajikan materi yang

bersifat abstrak , tetapi juga harus melibatkan siswa secara langsung ke dalam

kehidupan nyata dengan melakukan penyelidikan makna suatu materi pelajaran.

Beranjak dari hal tersebut , pembelajaran yang sesuai dengan

permasalahan di atas yaitu pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dengan di

ikuti metode kelompok kecil. Hal ini dikarenakan Pendekatan IBL merupakan

suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk

mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu

gejala. Inkuiri yang berarti mengadakan penyelidikan, menanyakan keterangan,

melakukan pemeriksaan (Echols dan Shadily,2003:323), sedangkan menurut Gulo

(2005:84) inkuiri berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Dari

pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IBL (inquiry based

learning) merupakan suattu pembelajaran yang mampu melibatkan siswa

langsung kedalam kehidupan nyata dengan melakukan penyelidikan sendiri

makna dan tujuan dari suatu materi pembelajran. Pembelajaran dengan

pendekatan IBL mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental maupun

5

Page 7: inkuiri base learning.pdf

fisik. Materi yang diberikan oleh guru bukan begitu saja diberitahukan dan

diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka

memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-

konsep yang direncanakan oleh guru (Nurhadi dan Senduk,2003:43-44).

Berdasarkan uraian tersebut terdapat beberapa rumusan masalah yang

kiranya layak untuk dibahas yaitu : (1) Apakah penerapan IBL (Inquiry Based

Learning) dengan berbasis metode kelompok kecil dapat meningkatkan aktivitas

belajar PKn di kelas VIII H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013? (2)

Apakah penerapan model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dengan

berbasis metode kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar PKn di kelas

VIII H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013? (3) Kendala-kendala apa saja

yang ditemukan dalam penerapan model pembelajaran IBL (Inquiry Based

Learning) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil pada siswa kelas VIII

H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013?

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang secara umum

bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran PKn di

sekolah pada suatu kelas yang mempunyai masalah dalam pembelajaran.

Dipilihnya penelitian tidakan kelas karena terungkapnya permasalahan-

permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas VIII H SMP N

3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di SMP N 3 Singaraja. Subjek dalam penelitian ini

adalah semua siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja yang terdiri dari 40 siswa,

dengan jumlah siswa putra 18 dan jumlah siswa putri 12 orang. Alasan

dilakukannya penelitian dikelas VIII H SMP N 3 Singaraja, karena dari hasil

observasi dan wawancara dengan guru PKn menunjukkan bahwa masih rendahnya

aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran PKn belum optimal. Objek penelitian tindakan kelas ini

yaitu (1) aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn, dan (2) hasil belajar siswa

6

Page 8: inkuiri base learning.pdf

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan

dengan data dibutuhkan berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah dijabarkan

di depan. Teknik yang digunakan adalah observasi kreativitas pembelajaran PKn,

tes hasil belajar dan penyebaran angket pada setiap akhir siklus.

Jenis instrumen yang digunakan dan metode pengumpulan data penelitian

ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Jenis Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

No Jenis Kegiatan Metode Instrumen Waktu

1 Aktivitas Belajar

Siswa

Observasi

Pedoman

observasi

Selama

Pembelajaran

Berlangsung

Hasil belajar

siswa

Tes Tes hasil belajar

siswa

Setiap akhir

siklus

2 Hambatan belajar

siswa

Kuisioner Angket terbuka

dan tertutup

Setiap akhir

siklus

Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini :

1. Data tentang aktivitas belajar PKn siswa yang dikumplkan dengan tehnik

observasi dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi dan

diukur dengan menggunakan kriteria skor aktivitas pembelajaran PKn.

Lembar observasi ini memuat aktivitas siswa yang diamati selama

berlangsungnya proses pembelajaran. Adapun indikator yang digunakan

adalah : a) mencari dan member informasi, b) bertanya kepada guru atau

siswa lain, c) mengajukan respon atau pertanyaan kepada guru ataupun

siswa lain, d) mengerjakan tugas yang duberikan oleh guru, e)

memanfaatkan sumber belajar yang ada, f) diskusi atau memecahkan

masalah, g) ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran

atau stimulus yang diberikan guru, h) bias bekerja sama dan berhubungan

dengan siswa lain (Nana Sudjana, 1989:113)

2. Data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes

hasil belajar siswa berupa 10 tes pilihan ganda dan 5 tes esay. Tes hasil

belajar ini diberikan pada setiap akhir siklus.

7

Page 9: inkuiri base learning.pdf

3. Data tentang hambatan siswa dalam proses pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran IBL dengan berbasis metode diskusi

kelompok kecil dikumpilkan dengan menggunakan angket pada setiap

akhir siklus dan diukur dengan menggunakan bobot penilaian siswa dalam

belajar.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Aktivitas dan Hasil Belajar PKn dengan menggunakan model

pembelajaran IBL di kelas VIII H SMP Negeri 3 Singaraja

Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa siklus I, nilai rata-

rata aktivitas belajar siswa sebesar 4.43. Sesuai dengan kriteria aktivitas belajar

siswa yang telah ditentukan, skor aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

siklus I tergolong Cukup Aktif. Sebaran skor aktivitas belajar siswa kelas VIII H

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Sebaran Skor Aktivitas Belajar pada Siswa Siklus I

No Katagori Jumlah Siswa Persentase

1 Kurang Aktif 3 Orang 10%

2 Cukup Aktif 21 Orang 70%

3 Aktif 6 Orang 20%

4 Sangat Aktif - -

Jumlah 30 Orang 100%

Berdasarkan tabel diatas, sebaran nilai aktivitas belajar siswa kelas VIII H

setelah tindakan akhir siklus I pada klasifikasi sangat aktif 0%, aktif 20%, cukup

aktif 70%, dan kurang aktif 10%. Secara umum rata-rata aktivitas siswa berada

pada kategori cukup aktif. Pada siklus I ini aktifitas belajar siswa dalam

pembelajaran PKn belum mencapai tujuan yang maksimal.

Selain itu, peneliti juga mengamati peroehan skor hasil belajar siswa.

Berdasarkan data yang telah didapat, pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 74.3. Daya serap siswa dari tes akhir siklus I yaitu 74.3%, dengan

ketuntasan belajar siswa secara individu sebanyak 9 orang, dengan ketuntasan

8

Page 10: inkuiri base learning.pdf

klasikal 30%. Dengan demikian ketuntasan belajar belum terpenuhi, karena

ketuntasan Belajar pada siklus I masih kurang dari 80 %.

Tabel hasil belajar siklus I

Keterangan Pertemuan ke PK Siklus

I

Pertemuan I

Pertemuan

II

Tes

Akhir

Rata-rata 68.9 70.4 74.3

Daya serap 68.9% 70.4% 74.3%

Ketuntasan Klasikal 30%

Katagori Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat peningkatan nilai siswa yang

diperoleh dari tes yang diadakan di setiap akhir pertemuan dan pada akhir silkus I.

pada pertemuan I nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 68.9. Sedangkan pada

pertemuan II, nilai rata-rata siswa telah mengalami peningkatan yaitu 70.4 dan

begitu pula pada tes akhir siklus I yang mencapai 74.3. Jika lebih dicermati, nilai

masing-masing siswa yang berada dibawah rata-rata 80 mencapai 21 orang dan

nilai siswa yang mencapai 80 keatas hanya 9 orang. Niai tertinggi yang diperoleh

adalah 85 dan nilai terendah adalah 50. Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I

ini, ketuntasan belajar siswa secara individu masih sangat kurang.

Dalam proses pembelajaran masih ada beberapa kendala yang terjadi

selama tindakan siklus I. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi

kendala yang ditemui pada siklus I adalah:

1. Menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam

pembelajaran.

2. Mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat

dengan memberikan penghargaan berupa nilai tambahan.

3. Melakukan bimbingan secara intensif pada kelompok yang mengalami

kesulitan.

4. Memberikan reinforcement pada kelompok yang dapat mepresentasikan

hasil diskusinya dengan sangat baik.

9

Page 11: inkuiri base learning.pdf

5. Serta memberikan contoh-contoh buku penunjang lain yang dapat

dijadikan sumber belajar tambahan bagi siswa.

Dengan beberapa tindakan perbaikan di atas, terdapat peningkatan skor

aktivitas dan hasil belajar siswa. rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 6,3 yang

berada dalam kualifikasi sangat aktif. Berikut adalah sebaran skor aktivitas belajar

yang diperoleh siswa pada siklus II.

Tabel Sebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II

No Katagori Jumlah Siswa Persentase

1 Kurang Aktif - -

2 Cukup Aktif 3 Orang 10%

3 Aktif 6 Orang 20%

4 Sangat Aktif 21 Orang 70%

Jumlah 30 Orang 100%

Berdasarkan tabel di atas sebaran nilai aktivitas belajar siswa kelas VIII H

SMP N 3 Singaraja setelah tindakan akhir siklus II berada dalam klasifikasi

Sangat Aktif 70%, Aktif 20% dan cukup aktif 10%. Secara umum rata-rata

aktivitas belajar siswa berada dalam kategori sangat aktif. Pada siklus II ini

aktivitas belajar siswa telah mencapai tujuan yang maksimal.

Tabel hasil belajar siklus II

Keterangan Pertemuan ke PK Siklus

I

Pertemuan I

Pertemuan

II

Tes

Akhir

Rata-rata 75.9 78.1 82.9

Daya serap 75.9% 78.1% 82.9%

Ketuntasan 100%

Katagori Sangat

Baik

Berdasarkan tabel di atas pada pertemuan I nilai rata-rata yang diperoleh

siswa mencapai 75,9. Pada pertemuan II nilai rata-rata yang diperoleh siswa

adalah 78,1. Dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa saat tes akhir siklus adalah

82,9 dengan daya serap 82,9% dan ketuntasan belajar mencapai 100% yang

10

Page 12: inkuiri base learning.pdf

berada dalam kualifikasi Sangat Baik. Bila diperhatikan lagi, nilai tertinggi pada

tes akhir siklus II adalah 95 dengan nilai terendah yaitu 80. Dengan peningkatan

nilai siswa yang cukup pesat diperoleh dari tes evaluasi disetiap pertemuan dan tes

akhir siklus, dapat menunjukkan bahwa siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja

telah berhasil meningkatkan kualitas hasil belajar melalui penerapan Inquiry

Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil.

3.2 Kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT di kelas VIII K SMP Negeri 3 Singaraja

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat rata-rata hambatan belajar siswa

yang diperoleh sebesar 30.2 berada dalam kualifikasi hambatan sedang. Bila lebih

diperhatikan lagi, setiap responden yang mengalami hambatan sedang mencapai

19 orang (63.3%) dan responden yang mengalami sedikit hambatan hanya 11

orang (36.7%). Pada siklus I siswa yang mengalami hambatan sedang terutama

kesulitan dalam proses pembelajaran yang dikarenakan belum memiliki cukup

persiapan, baik dalam hal sumber belajar maupun kesiapan dalam menerima

pelajaran. Kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran disebabkan

mayoritas siswa hanya terpaku pada satu sumber belajar seperti LKS ataupun

buku paket yang tidak semua siswa memilikinya. Selain itu, di awal pertemuan

siswa masih belum terbiasa atau masih merasa asing dengan model pembelajaran

Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil, sehingga

peran serta siswa dalam pembelajaran ini belum maksimal.

3.3. Solusi yang diberikan dalam peningkatan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode

kelompok kecil, tidak dapat dipungkiri juaga memiliki kendala-kendala dalam

penerapannya seperti kurangnya waktu, kurangnya buku penunjang, serta

kurangnya rasa percaya diri atau keberanian siswa dalam mengemukakan

pendapat. Beberapa solusi yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut : (1)

Menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan

motivasi kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam pembelajaran. (2)

Mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat dengan

11

Page 13: inkuiri base learning.pdf

memberikan penghargaan berupa nilai tambahan. (3) Melakukan bimbingan

secara intensif pada kelompok yang mengalami kesulitan. (4) Memberikan

reinforcement pada kelompok yang dapat mepresentasikan hasil diskusinya

dengan sangat baik. (5) Serta memberikan contoh-contoh buku penunjang lain

yang dapat dijadikan sumber belajar tambahan bagi siswa.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa Penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode diskusi

kelompok kecil dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas

VIII H SMP N 3 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013.VIII K SMP Negeri 3

Singaraja.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan terlibat secara

langsung proses dari awal sampai akhir, maka ada beberapa saran yang bisa

peneliti berikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu

sebagai berikut :

1. Disarankan pada guru PKn agar dapat menerapkan Inquiry Based Learning

(IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil pada pembelajaran PKn

sebagai suatu alternatif pembelajaran untuk dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran dengan penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan

berbasis metode kelompok kecil dapat digunakan sebagai acuan atau

referensi dalam melakukan penelitian pada materi pembelajaran PKn.

3. Bagi calon peneliti lainnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih

lanjut mengenai model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)

12

Page 14: inkuiri base learning.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Gulo,W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Grasindo.

Hamalik, Oemar Dr, 2001. Tehnik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan.

Bandung: PT. Mandar Maju.

Mulyasa, H.E.2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Badung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan

penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.