Inflamasi dan perbaikan

18
INFLAMASI DAN PERBAIKAN INFLAMASI Inflamasi adalah reaksi jaringan hidup yg berpembuluh darah (ber-vaskularisasi) terhadap jejas. Penyebab : infeksi mikroba, fisika, kimia, jaringan nekrotik dan reaksi imunologik. Inflamasi bertujuan untuk menyekat serta mengisolasi jejas, menghancurkan mikroorganisme yg masuk dan menginaktifkan toksin, dan mempersiapkan jaringan bagi kesembuhan serta perbaikan. Inflamasi memiliki pola yang akut dan kronik.

Transcript of Inflamasi dan perbaikan

Page 1: Inflamasi dan perbaikan

INFLAMASI DAN PERBAIKAN

• INFLAMASI

• Inflamasi adalah reaksi jaringan hidup yg berpembuluh darah (ber-vaskularisasi) terhadap jejas.

• Penyebab : infeksi mikroba, fisika, kimia, jaringan nekrotik dan reaksi imunologik.

• Inflamasi bertujuan untuk menyekat serta mengisolasi jejas, menghancurkan mikroorganisme yg masuk dan menginaktifkan toksin, dan mempersiapkan jaringan bagi kesembuhan serta perbaikan.

• Inflamasi memiliki pola yang akut dan kronik.

Page 2: Inflamasi dan perbaikan

DEFINISI ISTILAH

- Eksudasi

Keluarnya cairan, protein dan sel-sel darah dari sistem vaskular masuk ke dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh.

- Eksudat

Cairan peradangan ekstravaskular yang mengandung protein konsentrasi tinggi, banyak debris selular dan dengan berat jenis di atas 1.020.

- Transudat

Cairan dengan kandungan protein yg rendah dan b.j. < 1.012. Pada dasarnya transudat adalah ultrafiltrasi plasma darah akibat ketidak-seimbangan hidrostatik pd endotel vaskular.

- Edema

Merupakan kelebihan cairan dlm jaringan interstisial atau rongga serosa, dapat berupa eksudat atau transudat.

- Pus

Eksudat peradangan yg purulen, kaya akan leukosit dan debris sel parenkimal.

Page 3: Inflamasi dan perbaikan

PERISTIWA UTAMA PADA INFLAMASI (AKUT)

Perubahan aliran dan kaliber pembuluh darah- Pada mulanya terjadi vasokonstriksi arteriol sementara.

- Diikuti vasodilatasi yg menyebabkan peningkatan aliran darah. Inilah yg memberikan tanda panas dan kemerahan.

- Akhirnya sirkulasi melambat, disebabkan peningkatan permea-bilitas vaskular, mengakibatkan stasis. Dan karena permeabilitas meningkat, terjadi edema.

- Dengan melambatnya alitan, terjadi marginasi leukosit yang merupakan awal peristiwa selular.

Peningkatan permeabilitas vaskular (“IVP = Increa-sed Vascular Permeability”)

- Pertukaran cairan normal tergantung pd hukum Starling dan keutuhan endotelium. Hm Starling menetapkan bahwa keseimbangan cairan normal sebagian besar diatur oleh dua tenaga yg berlawanan yaitu : tekanan hidrostatik yg menyebab-kan keluarnya cairan dari sirkulasi dan tekanan koloid osmotik plasma yg menyebabkan masuknya cairan ke dalam kapilar.

Page 4: Inflamasi dan perbaikan

- Pada inflamasi, tekanan hidrostatik meningkat karena adanya vasodilatasi, dan penurunan tekanan osmotik yg disebabkan oleh kebocoran protein yg tinggi ke dalam interstisium. Akibatnya cairan mengalir ke luar dan terjadi edema.

Eksudasi leukositMeliputi adhesi leukosit, emigrasi, fagositosis, degradasi intra –

selular partikel-partikel yg difagositosis, dan pelepasan ekstra- selular produk-produk leukosit.

AKIBAT INFLAMASI AKUT

1. Resolusi sempurna dengan perbaikan daerah peradangan akut menjadi normal.

2. Penyembuhan dengan membentuk parut, yg terjadi setelah destruksi luas pd jaringan, peradangan pd jaringan yg tdk dapat beregenerasi, atau jika terdapat banyak kelompok fibrin.

3. Berlanjut menjadi peradangan kronik.

Page 5: Inflamasi dan perbaikan

INFLAMASI KRONIK ( IK )

Dapat terjadi melalui salah satu dari ketiga jalan ini :

1. Terjadi setelah inflamasi akut, karena stimulus yg menetap

atau karena gangguan proses penyembuhan normal.

2. Disebabkan oleh peradangan akut berulang.

3. Tersering, dimulai dgn derajat rendah dan tersembunyi,

reaksi sedikit yg tidak mengikuti jalannya inflamasi akut

klasik, yaitu seperti salah satu dari berikut ini :

- Infeksi persisten oleh mikroba intraselular (mis. basili

tuberkel, infeksi viral) dgn toksisitas rendah tetapi

menimbulkan reaksi imunologik.

- Terpapar substansi toksik dalam jangka waktu lama (mis.

silikosis dan asbestosis pd paru).

- Reaksi imun, khususnya yang terhadap jaringan, tubuh

sendiri ( mis. penyakit autoimun).

Page 6: Inflamasi dan perbaikan

GAMBARAN HISTOLOGIK IK

1. Infiltrasi/serbukan sel mononukleus, yaitu makrofag,

limfosit dan sel plasma.

2. Proliferasi fibroblas, dan dalam banyak hal

pembuluh darah kecil.

3. Peningkatan jaringan ikat (fibrosis).

4. Destruksi jaringan.

Page 7: Inflamasi dan perbaikan

POLA MORFOLOGIK

Beberapa respons peradangan mempunyai

gambaran tertentu yg membuat pola

morfologik tersendiri:

1. Peradangan serosa (mis. efusi pleura

tuberkolosa dan vesikel luka bakar pada kulit).

2. Peradangan fibrinosa (mis. perikarditis fibri-

nosa setelah infark miokardial akut).

3. Peradangan supuratif atau purulen (mis.

abses stafilokokus piogenik).

4. Ulkus; inflamasi pada permukaan (mukosa,

kulit) dengan pengelupasan jaringan nekrotik.

Page 8: Inflamasi dan perbaikan

EFEK SISTEMIK

Yaitu :

1. Demam, disebabkan pelepasan IL-1, TNF dan sitokines lain dari makrofag.

2. Lekositosis, terjadi karena (1) pelepasan sel-sel sumsum tulang dipercepat oleh adanya IL-1 dan TNF dan (2) proliferasi prekursor dlm sumsum tulang disebabkan oleh “colony-stimulating factors (CSFs)”

3. Perluasan protein fase akut di hati (mis. C-reactive protein, amiloid-A) disebabkan oleh pelepasan IL-1 dan TNF.

4. Reaksi fase akut lain seperti mengantuk, hipotensi dan lipolisis.

Page 9: Inflamasi dan perbaikan

PENYEMBUHAN DAN PERBAIKAN

Perbaikan menyangkut dua proses tersendiri:

1. Regenerasi yaitu penggantian jaringan yang terkena jejas dengan sel-sel jenis yang sama.

2. Penggantian oleh jaringan ikat.

Pada banyak contoh kedua proses ini menuju perbaikan.

Page 10: Inflamasi dan perbaikan

REGENERASI

Berdasarkan kemampuan beregenerasi, sel dibagi menjadi 3 kelompok.

1. Sel-sel labil (epitel permukaan, sel-sel hematopoietik) terus berproliferasi selama hidup, menggantikan sel-sel yg rusak. Dengan adanya jejas dan hilangnya sel-sel, regenerasi sempurna masih dimungkinkan dari sel-sel yg tertinggal.

2. Sel-sel stabil (hati, jaringan ikat) normal mempunyai daya replikasi yg rendah tetapi dapat membelah dgn cepat sebagai respons terhadap rangsangan fisiologik dan patologik, sehingga dapat menyusun kembali jaringan asalnya.

3. Sel-sel permanen (sel saraf, sel otot skeletal dan otot jantung) pada dasarnya tidak beregenerasi.

Page 11: Inflamasi dan perbaikan

PERBAIKAN JARINGAN IKAT

Timbul dengan pembentukan jaringan granulasi.

Gambaran histologiknya adalah proliferasi pembuluh

darah kecil baru (neovaskularisasi-angiogenesis) dan

fibroblas.

Empat langkah yg mendasari neovaskularisasi :

- Degradasi enzimatik membran basalis pembuluh

darah induk.

- Migrasi sel endotelial.

- Proliferasi sel endotelial.

- Maturasi dan organisasi menjadi tabung-tabung

kapilar.

Page 12: Inflamasi dan perbaikan

PENYEMBUHAN LUKA

Penyembuhan luka insisi bedah yg bersih (tujuan pertama/”first intention”) meliputi urutan sbb:

- 0 jam. Luka terisi bekuan darah.

- 3 sampai 24 jam. Neutrofil dari tepi-tepi luka mengin-filtrasi bekuan darah. Mitosis mulai tampak pd sel-sel basal epitel, penutupan epitelial memakan waktu 24 sampai 48 jam.

- Hari ke 3. Neutrofil digantikan makrofag. Jaringan granulasi mulai tampak.

- Hari ke 5. Ruang luka terisi jaringan granulasi, neo-vaskularisasi maksimal, mulai tampak serabut kolagen dan proliferasi epitelial maksimal.

- Minggu ke 2. Terdapat proliferasi fibroblas dan akumulasi kolagen. Inflamasi dan pembentukan pem-buluh darah baru sebagian besar telah menghilang.

Page 13: Inflamasi dan perbaikan

- Bulan ke 2. Sekarang parut terdiri atas jaringan ikat,

sama sekali tanpa peradangan, ditutupi oleh

epidermis yang utuh.

Penyembuhan dengan tujuan kedua/”second

intention” terjadi jika jaringan yang hilang lebih

luas, seperti pada infark, ulserasi, pembentukan

abses dan luka-luka yg luas. Banyak jaringan

granulasi tumbuh dari tepi ke dalam luka untuk

mengisi defek, tetapi pada waktu bersamaan

luka mengkerut, sehingga ukuran defek lebih

kecil dari asalnya. Miofibroblas membantu

kontraksi luka.

Page 14: Inflamasi dan perbaikan

MEKANISME YANG BERPERAN PADA

PENYEMBUHAN

Tiga pengaruh yang penting pada penyembuhan

luka:

1. Faktor pertumbuhan.

2. Interaksi sel-sel dan sel matriks.

3. Sintesis matriks ekstraseluler dan

kolagenisasi.

Page 15: Inflamasi dan perbaikan

Faktor Pertumbuhan

Pertumbuhan normal populasi sel dikontrol oleh efek yg

berlawanan dari stimulator pertumbuhan dan inhibitor

pertumbuhan. Faktor terpenting pada pertumbuhan

sel adalah mendapatkan sel-sel Go masuk ke dalam

siklus sel.

Faktor faktor pertumbuhan tertentu juga menimbulkan

migrasi sel, diferensiasi dan membentuk kembali

(remodeling) jaringan, juga terlibat dalam berbagai

stadium penyembuhan luka.

Page 16: Inflamasi dan perbaikan

Interaksi sel-sel dan sel matriks

Interaksi ini sangat mempengaruhi pertumbuhan sel dan organisasi jaringan pada penyembuhan luka.

- Sel-sel regenerasi berhenti berproliferasi setelah jejas sembuh.

- Interaksi antara sel dan matriks ekstraselular mem-pengaruhi migrasi, proliferasi dan diferensiasi sel.

- Protein ekstraselular berinteraksi dengan reseptor permukaan sel yg mengenali bagian dari protein ini untuk kemudian menimbulkan tanda-tanda intraselular.

- Kelompok reseptor khusus terdiri atas “integrins” yg merupakan milik keluarga besar gen termasuk resep-tor fibronektin, glikoprotein reseptor pada permukaan trombosit dan molekul-molekul adhesi leukosit.

Page 17: Inflamasi dan perbaikan

Kolagenisasi dan Kekuatan Luka

- Serabut-serabut kolagen bertanggungjawab pada

sebagian besar kekuatan luka. Kekuatan luka pada

akhir minggu pertama kira-kira 10%, yg sebagian

besar tergantung pd jahitan luka operasi dan adhesi

jaringan. Kekuatan luka mencapai 70-80% pd bulan

ketiga dan setelah itu stabil.

- Kolagen luka mengalami pergantian terus-menerus.

- Degradasi kolagen membantu pembersihan daerah

jejas dan pada remodeling/pembentukan kembali

jaringan ikat perlu untuk penyembuhan defek.

- Komponen matriks ekstraselular yg lain adalah

serabut elastik, glycosaminoglycans, laminin dan

fibronektin.

Page 18: Inflamasi dan perbaikan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUALITAS INFLAMASI – RESPONS

PENYEMBUHAN

- Suplai darah yang adekuat.

- Status nutrisi dari penderita, misalnya nutrisi protein

dan konsumsi vitamin C.

- Ada atau tidak adanya infeksi.

- Ada atau tidak adanya diabetes melitus.

- Sedang menjalankan terapi glukokortikosteroid, yang

akan memperlambat proses penyembuhan.

- Tingkat adekuat sirkulasi sel darah putih.