Infeksi Pada Gigi

7
RESUME KuliahInfeksi Infeksi ada dua macam: a) Spesifik :kuman patogennya jelas. Contohnya: pada syphilis penyebabnya T. pallidum, hepatitis, GO, dan TB. b) Non spesifik :kuman patogennya tidak jelas, apakah aerob, anaerob, atau keduanya. Contohnya: abses periapikal, periodontal gingival, osteomyelitis. Penjalaran infeksi dapat melalui: - Perikontinuatum - Hematogen - Limfogen - Gigi Penjalaran infeksi melalui gigidapat terjadi karena: Ada dua jenis pulpitis : a. Pulpitis reversible: apabila dirangsang akan muncul nyeri, apabila rangsang dihentikan maka nyerinya hilang. Inflamasinya dapat dikendalikan. a. Pulpitis irreversible : nyeri yang terus menerus ketika ada atau tidak ada rangsangan. Contoh: penekanan pada saraf periapikal apabila diobati sifat sembuhnya hanya sementara. Pulpitis yang dibiarkan dapat terus mengalami penekanan dan vasodilatasi sehingga isi pulpa akan lisis. Proses ini sering ditumpangi oleh bakteri sehingga timbullah abses. Absesa adalah kumpulan pus pada rongga non anatomis. Abses bermula dari apical lalu keperiapikal, terus turun mengikuti gaya gravitasi sehingga lama kelamaan akan merusak tulang alveolar. Inilah yang disebut DentoalveolarAbscess (DAA). Gejalanya ialah: sakit terus-menerus, menganggu fungsi bicara, menelan, dan Lady Anjani /07120090048 FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan Page 1

description

Departemen gigi dan mulut

Transcript of Infeksi Pada Gigi

Page 1: Infeksi Pada Gigi

RESUME KuliahInfeksi

Infeksi ada dua macam:

a) Spesifik :kuman patogennya jelas. Contohnya: pada syphilis penyebabnya T. pallidum, hepatitis, GO, dan TB.

b) Non spesifik :kuman patogennya tidak jelas, apakah aerob, anaerob, atau keduanya. Contohnya: abses periapikal, periodontal gingival, osteomyelitis.

Penjalaran infeksi dapat melalui:

- Perikontinuatum

- Hematogen

- Limfogen

- Gigi

Penjalaran infeksi melalui gigidapat terjadi karena:

Ada dua jenis pulpitis :

a. Pulpitis reversible: apabila dirangsang akan muncul nyeri, apabila rangsang dihentikan maka nyerinya hilang. Inflamasinya dapat dikendalikan.

a. Pulpitis irreversible : nyeri yang terus menerus ketika ada atau tidak ada rangsangan. Contoh: penekanan pada saraf periapikal apabila diobati sifat sembuhnya hanya sementara.

Pulpitis yang dibiarkan dapat terus mengalami penekanan dan vasodilatasi sehingga isi pulpa akan lisis. Proses ini sering ditumpangi oleh bakteri sehingga timbullah abses.

Absesa adalah kumpulan pus pada rongga non anatomis. Abses bermula dari apical lalu keperiapikal, terus turun mengikuti gaya gravitasi sehingga lama kelamaan akan merusak tulang alveolar. Inilah yang disebut DentoalveolarAbscess (DAA). Gejalanya ialah: sakit terus-menerus, menganggu fungsi bicara, menelan, dan mengunyah serta gigi goyang. Apabila terbentuk gas gangrene akan lebihn yeri, tergantung bakterinya. Penangananabses :drainase / dekompresi.

Lady Anjani /07120090048FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan Page 1

Page 2: Infeksi Pada Gigi

Pada pasien immunocompromise dapat melisis spongio sehingga menjadi osteomyelitis supurative. Gejalanya ialah: demam, tampak gambaran sequester, ada demarkasi tulang diantara sequester dan tulang yang sehat.

Dampak dari sequester adalah fraktur patologis dan gigi goyang segmental. Tindakan untuk menangani hal tersebut adalah sequestrektomi, radical curettage (dibuang hingga jaringan yang sehat), ekstraksi gigi penyebab dan yang terlibat, rekonstruksi apabila terjadi fraktur patologis.

Pada angulus submandibular dapat muncul fistula di perimandibular karena akibat gravitasi jika pasien sering tiduran. Penanganannya ialah echoliasi, yakn ibagian yang bolong dibuang.

ABSES PADA SOFT TISSUE

o Gigi anterior rahang bawah: apabila terjadi abses periapikal dapat berlanjut hingga abses

sublingual. Otot yang membatasi ialah musculus mylohyoid di bawah apex gigi. Maka apabila terbentuk abses pada lingual disebut abses sublingual yang bercirikan: lidah terangkat, letak bengkak persis dibawah dagu, apabila berlanjut maka lidah akan jatuh kebelakang sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan napas. Penangananya ialah buang etiologinya, di incisi dibawah lidah dasar mulut, apabila gigi maka giginya dicabut saja.

o Gigi posterior dimana perlekatan m. mylohyoid di atas apex gigi, maka absesnya disebut

absessubmandibula (karena dorongan dari abses periapikal). Gejalanya adalah pembengkakan di daerah submandibular - coli, trismus, asimetri wajah.

o Khusus pada gigi 4 dan 5 (premolar) di bawahnya terdapat nervus mentalis dan arteri yang

memperdarahi symphisis, dapat terjadi absessubmental, yakni abses yang kecil namun sangat nyeri. Abses ini dapat menjalar perkontinuatum ke paraparingeal space menjadi retroparingealabses (bilateral) bisa sampai ke klavikula

o Pada abses submandibular, bermula dariselulitis paraparingeal bahkan bilateral dapat menjadi

plegmond. Pada kondisi ini, pembengkakan padat keras seperti papan. Kemudian mencapai angula Ludwig sehingga melibatkan minimal 2 fascia dan belum terbentuk abses.

o Pada abses mandibula gigi 6 dan 7, pasien masih bias membuka mulu tmeskipun trismus.

o Pada abses mandibular gigi 8 posterior, terjadi trismus total.

Lady Anjani /07120090048FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan Page 2

Penurunan oral hygiene

Muncul kalkulus yang menempel di gigi

Menimbulkan kalsifikasi

penurunan pH di ronggamulut

Mukositis

Periodontitis

Demineralisasi

karies enamel

berlanjutsampaike dentin

IP (irritation pulpa)

Hyperemia pulpa (dilatasi)

Invasi mikrobakteri lewat tubuler dentin

Pulpitis

Page 3: Infeksi Pada Gigi

o Untuk gigi pada maksila, pada rahang atas karena sifatnya spongious maka sering terjadi

abses pada soft tissue, sedangkan pada rahang bawah karena kompak maka mudah terbentuk osteomyelitis

o Pada gigi 3/4 (caninus) apabila terjadi absesmerupakan kasus gawat darurat dapat terjadi

meningitiso Untuk gigi posterior atas : abses di pallatum, buccal abscess, parafaringeal bahkan abses

peritonsilar, dan abses infratemporal (tarikan otot sternomastoideus menyebarperkontinuatum)

Fokal infeksi dari gigi:

1. Kalkulus2. Periodontitis3. Gingivitis4. Abses periapikal5. Dento alveolar abses6. Abses pada soft tissue7. Infarksi8. Overculitis akibat gigi imparcted

Tatalaksana Abses Maksilofasial:

1. Anamnesis Sakitnya sejak kapan, sakitnya bagaimana (tajam, tumpul, terus menerus), penyebab sakitnya (dari gigi?), bengkaknya sejak kapan, lebih dulu sakit atau bengkaknya (untuk bedakan tumor atau infeksi), penyakit sistemik yang memperberat (DM, autoimun, hematologi, paru), apakah sudah beroba tsebelumnya (jika ya, obatnya apa dan apakah ada perubahan atau tidak), kebiasaan buruk (merokok, tidak sikat gigi sebelum tidur)

2. Pemeriksaan klinisStatus generalis, ABC, status lokalis yang berhubungan dengan infeksinya (ekstraoral dan intraoral)

3. PemeriksaanpenunjangUntuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan laboratorium, rontgen panoramic, pungsi aspirasi (kuning kemerahan -> kistaterinfeksi ; kuning kecokelatan atau kehijauan -> pus).

4. DiagnosisBerdasarkan poin nomor 1-3, diagnosis ditulis dengan lengkap.Contoh: abses submandibular dekstra et causa 7 gangrene pulpa disertai kelainan DM, gagal ginjal.

5. Terapi- Apabila keadaan umum buruk : hospitalisasi. Perbaiki keadaan umumnya, koreksi cairan,

terapi parenteral, medikasi bakteri.

Lady Anjani /07120090048FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan Page 3

Page 4: Infeksi Pada Gigi

Drug of choice: penisilin (sesuai indikasi), chefalosporin gol IV (gol I dan III untuk GI tract, gol II untuk THT), anaerob -> macrolyte (metronidazole, gentamycin), pain killer, multivitamin, cairan RL D 5%(untuk yg non DM)

- Pasien trismus dengan abses masih sehat : rawatjalan, obat dapat melalui iv golongan penicillin (procain) dengan dosis 2x 2,5 juta Unit diencerkan sampai 10 cc, dimasukkan perlahan. Untuk bakteri anaerob dapat menggunakan antibiotic garamycin, gentamycin 2x80 mg iv, im.Pain killer: supositoria (per anus)-> apabila tidak bias lewat anus sama sekali. Pronalges, propenid (NSAID)Antiseptik: oral hygieneDiet : jus TKTP (sesuai indikasi)

- Rawat jalan masih bias buka mulut : obat oralAntibiotik : amoxicillin clavulanat, ampicillin sulbaktam 3x625 mg.Anaerob: metronidazoleKalau sudah keluar pusnya hingga fistula kelihatan : clindamycin 3x360 mg, macrolyte, gentamycin.

Yang menentukan penyembuhan:

a) Multivitamin : Ruboronsiab) Antiseptik: obat kumur untuk aerob + anaerob ->betadine, aerob->H2O2

Pulpitis/ gingivitis

Antibiotik yang bekerja di tulang: clindamycin 3x360mg, lincomycin 3x500mg

Pain killer :

- Cox-2 selective: lebih menekan ke inflamasinya

- Non Cox-2 selective : tidak boleh bagi penderita asma, perdarahan, sakit lambung

- Sejenis opioid : tramadol, tidak boleh ada riwayat bronkospasme

MEDICOCOMPROMISED

IPD

Jantung, sebelum operasi : konsul ke gigi dan mulut, karena bakteri Streptococcus ada di gigi dan dapat menyebabkan endocarditis, kemungkinan lewat arteriosclerosis dan dapat menempel di otot jantung. Yang penting harus ditanyakan: riwayat hipertensi, riwayat minum obat pengencer darah, sesak napas, pasca operasi/ peradangan padajantung, apakah menggunakan alat pacu jantung

Lady Anjani /07120090048FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan Page 4

Page 5: Infeksi Pada Gigi

.

Sebelum melakukan tindakan di Kedokteran Gigi:

Pastikan tekanan darah maksimal 140/90, untuk menghindari kemungkinan perdarahan. Stop obat pengencer darah 5-7 hari sebelum tindakan. Jangan menggunakan anestesi vasokonstriktor Dengan gangguan kelainan jantung perlu untuk mencegah terjadinya infeksi dengan

antibiotic profilaksis (penicillin, cephalosporin IV) 2 gr iv minimal 2 jam sebelum tindakan, lakukan tindakan secepat mungkin, seminimal mungkin trauma, diakhiri dengan penjahitan (untuk stop perdarahan), antiseptic pasca tindakan

Khususdengan pacemaker ->hindari alat-alat elektrik.

Decompensasio Cordis (DC)= nyeri dada kiri yang tajam, bias menjalar kepunggung, bahu, lengan, cepat lelah.

Kelainan endokrin, contohnya DM. Pada DM, viskositas darah menurun, aliran darah lambat, arteriosclerosis, neuropati, berpengaruh pada kerja otot jantung sehingga timbul hipertensi, karena beban jantung meningkat menyebabkan pula fungsi ginjal menurun.

Pada pasien dengan DM:

Apabila minum pengencer darah, maka harus dihentikan Gula darah sewaktu tidak boleh lebih dari 200 mg/dL Menghindari anestesi bersifat vasokonstriktor Rentan infeksi sehingga penggunaan antibiotic profilaksis dianjurkan Antiseptik Bleeding time memanjang sehingga dilakukan penjahitan dengan dipijat sebelumnya di

daerah tersebutsupaya aliran darahnya lancar Kontrol buka jahitan lebih sering dua kali dibanding orang normal, yakni seminggu atau 10

hari.

Lady Anjani /07120090048FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan Page 5