Infeksi Odontogen
-
Upload
anastasia-okta-erisha -
Category
Documents
-
view
88 -
download
7
description
Transcript of Infeksi Odontogen
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 1/55
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih dari 400 ribu spesies
bakteri. Ratio antara bakteri aerob dengan anaerob berbanding 10:1 sampai 100:1. Oragisme-organisme inmerupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus ginggia, mucus membrane,
dorsum lidah, salia dan mukosa mulut. !nfeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen
dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. !nfeksi gigi dapat terjadi melalui berbagai jalan: "1# le$at penghantaran yang pathogen
yang berasal dari luar mulut% "&# melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus% "'# melalui masuknya
bakteri ke dalam pulpa gigi yang ital dan steril secara normal.
(eskipun suatu pertahanan tubuh indiidual dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan kekerasan suatusimtom, namun pada umumnya infeksi gigi dapat dira$at dengan pemberian antibiotik, anti jamur dan anti
iral. )engobatan sistemik dapat membunuh bakteri yang pathogen yang berlokasi pada tempat yang tidak dapat
dicapai oleh instrumen gigi atau antiseptik yang diberikan secara topikal.
*eberhasilan klinis pada saat ini merupakan gambaran untuk mengetahui etiologi dari infeksi gigi "odontogen#,seleksi yang tepat dari pemberian ariasi antimikrobial dalam mencegah dan mara$at infeksi gigi, dan
pengaturan akibat yang terjadi ketika dihubungkan dengan prosedur pengobatan gigi. Rekomendasi didasarkan
pada literatur yang mutakhir dan kerentanan mikroorganisme terhadap infeksi dalam rongga mulut.
)enting untuk mengetahui perbedaan kerentanan dari organisme yang musiman dan letak organism tersebut.*linisi juga harus $aspada terhadap antimicrobial yang akan diberikan pada daerah tersebut. +umber klinis
seperti petunjuk pada bungkus harus disesuaikan dengan dosis yang tertera, indikasi dan reaksi yang
berla$anan untuk tiap pemberiannya.
!nfeksi odontogenik kebanyakan terjadi pada infeksi human. *eterangan ilmiah menerangkan bah$a adanya
hubungan antara infeksi yang parah dengan peningkatan kerentanan karena adnya penyakit sistemik seperti
penyakit jantung, (, kehamilan, dan infeksi paru-paru. !ni karena adanya bakteri gram negatie yang
menyebabkan terjadinya penyakit periodontal yang memicu produksi lipopolisakarida, heat – shock protein dan proinflammatory cytokines. *arena ada hubungan antra penyakit periodontal dan problem medis yang lain,
maka penting untuk mencegah terjadinya infeksi gigi sedapat mungkin atau mengetahui sedini mungkin
terjadinya infeksi gigi sehingga dapat dicegah atau diobati. okter gigi dan dokter umum harus $aspadaterhadap terjadinya implikasi klinis pada hubungan inter-relasi antara infeksi odontogenik dan kondisi medis
lain yang dapat berpengaruh terhadap pasien yang membutuhkan pera$atan.
DEFINISI
!nfeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi.
ETIOLOGI INFEKSI GIGI
)aling sedikit ada 400 kelompok bakteri yang berbeda secara morfologi dan biochemical yang berada dalam
rongga mulut dan gigi. *ekomplekan flora rongga mulut dan gigi dapat menjelaskan etiologi spesifik dari beberapa tipe terjadinya infeksi gigi dan infeksi dalam rongga mulut, tetapi lebih banyak disebabkan oleh
adanya gabungan antara bakteri gram positif yang aerob dan anaerob. alam cairan gingial, kira-kira ada 1. 1011 anaerobs/gram. )ada umumnya infeksi odontogen secara inisial dihasilkan dari pembentukan plak gigi.
+ekali bakteri patologik ditentukan, mereka dapat menyebabkan terjadinya komplikasi lokal dan
menyebar/meluas seperti terjadinya bacterial endokarditis, infeksi ortopedik, infeksi pulmoner, infeksi sinuskaernosus, septicaemia, sinusitis, infeksi mediastinal dan abses otak.
!nfeksi odontogen biasanya disebabkan oleh bakteri endogen. ebih dari setengah kasus infeksi odontogen
yang ditemukan "sekitar 0 2# disebabkan oleh bakteri anaerob. Organisme penyebab infeksi odontogen yang
sering ditemukan pada pemeriksaan kultur adalah alpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus,
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 2/55
Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, and usobacterium. 3akteri aerob
sendiri jarang menyebabkan infeksi odontogen "hanya sekitar 2#. 3ila infeksi odontogen disebabkan bakteriaerob, biasanya organisme penyebabnya adalah species Streptococcus! !nfeksi odontogen banyak juga yang
disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu sekitar ' 2. )ada infeksi campuran ini
biasanya ditemukan -10 organisme pada pemeriksaan kultur.
KLASIFIKASI / TIPIKAL INFEKSI
3erdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi :
1. !nfeksi odontogen lokal / terlokalisir, misalnya: 5bses periodontal akut% peri implantitis.
&. !nfeksi odontogen luas/ menyebar, misalnya: early cellulitis, deep-space infection.
'. "ife-#hreatening, misalnya: acilitis dan "ud$ig%s angina.
)ada umumnya infeksi gigi termasuk karies gigi, infeksi dentoaleolar "infeksi pulpa dan abses periapikal#,
gingiitis "termasuk 678#, periodontitis "termasuk pericoronitis dan peri-implantitis#, &eep acial Space
'nfections dan o steomyelitis. 9ika tidak dira$at, infeksi gigi dapat menyebar dan memperbesar infeksi polimikrobial pada tempat lain termasuk pada sinus, ruang sublingual, palatum, system saraf pusat, perikardium
dan paru-paru.
PATOFISIOLOGI INFEKSI GIGI
!nfeksi gigi merupakan suatu hal yang sangat mengganggu manusia, infeksi biasanya dimulai dari permukaangigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan
akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi "nekrosis pulpa#. !nfeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau meluas
secara cepat. 5danya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks
gigi. oramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi. +elanjutnya prosesinfeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis
tersebut.
)enjalaran infeksi odontogen akibat dari gigi yang nekrosis dapat menyebabkan abses, abses ini dibagi duayaitu penjalaran tidak berat "yang memberikan prognosis baik# dan penjalaran berat "yang memberikan
prognosis tidak baik, di sini terjadi penjalaran hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan
kematian#. 5dapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses sub periosteal, abses
sub mukosa, abses sub gingia, dan abses sub palatal, sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antaralain abses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut.
8igi yang nekrosis juga merupakan fokal infeksi penyakit ke organ lain, misalnya ke otak menjadi meningitis,
ke kulit menjadi dermatitis, ke mata menjadi konjungtiitis dan ueitis, ke sinus mailla menjadi sinusitis
maillaris, ke jantung menjadi endokarditis dan perikarditis, ke ginjal menjadi nefritis, ke persendian menjadi
arthritis.
!nfeksi odontogenik merupakan suatu proses infeksi yang primer atau sekunder yang terjadi pada jaringan
periodontal, perikoronal, karena traumatik atau infeksi pasca bedah. ;ipikal infeksi odontogenik adalah berasadari karies gigi yang merupakan suatu proses dekalsifikasi email. +uatu perbandingan demineralisasi dan
remineralisasi struktur gig terjadi pada perkembangan lesi karies. emineralisasi yang paling baik pada gigi
terjadi pada saat aktiasi bakteri yang tinggi dan dengan p< yang rendah. Remineralisasi yang paling baik
terjadi pada p< lebih tinggi dari , dan pada salia terdapat konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi.
+ekali email larut, infeksi karies dapat langsung mele$ati bagian dentin yang mikroporus dan langsung masuk
ke dalam pulpa. i dalam pulpa, infeksi dapat berkembang melalui suatu saluran langsung menuju apeks gigi
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 3/55
dan dapat menggali menuju ruang medulla pada maksila atau mandibula. !nfeksi tersebut kemudian dapat
melobangi plat kortikal dan merusak jaringan superficial dari rongga mulut atau membuat saluran yang sangatdalam pada daerah fasial.
+erotipe dari streptococcus mutans "cricetus, rattus, ferus, sobrinus# merupakan bakteri yang utama dapat
menyebabkan penyakit dalam rongga mulut. ;etapi meskipun lactobacilli bukan penyebab utama penyakit,
mereka merupakan suatu agen yang progresif pada karies gigi, karena mereka mempunyai kapasitas produksasam yang baik.
aktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kega$atan infeksi odontogenik adalah:
• 9enis dan irulensi kuman penyebab.
• aya tahan tubuh penderita.
• 9enis dan posisi gigi sumber infeksi.
• )anjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.
• 5danya tissue space dan potential space!
GEJALA KLINIS
)enderita biasanya datang dengan keluhan sulit untuk membuka mulut "trismus#, tidak bisa makan karena
sulit menelan "disfagia#, nafas yang pendek karena kesulitan bernafas. )enting untuk ditanyakan ri$ayat sakitgigi sebelumnya, onset dari sakit gigi tersebut apakah mendadak atau timbul lambat, durasi dari sakit gigi
tersebut apakah hilang timbul atau terus-menerus, disertai dengan demam atau tidak, apakah sudah mendapat
pengobatan antibiotik sebelumnya.
)ada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu %
1. Rubor : permukaan kulit yang terlibat infeksi terlihat kemerahan akibat
asodilatasi, efek dari inflamasi
&. ;umor : pembengkakan, terjadi karena akumulasi nanah atau cairan eudat
'. =alor : teraba hangat pada palpasi karena peningkatan aliran darah ke area
infeksi
4. olor : terasa sakit karena adanya penekanan ujung saraf sensorik oleh jaringan
yang bengkak akibat edema atau infeksi
. ungsiolaesa :
terdapat masalah denagn proses mastikasi, trismus, disfagia, dan
gangguan pernafasan.
!nfeksi yang fatal bisa menyebabkan gangguan pernafasan, disfagia, edema palpebra, gangguan
penglihatan, oftalmoplegia, suara serak, lemah lesu dan gangguan susunan saraf pusat "penurunan kesadaraniritasi meningeal, sakit kepala hebat, muntah#.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 4/55
)emeriksaan fisik dimulai dari ekstra oral, lalu berlanjut ke intra oral. ilakukan pemeriksaan integra
"inspeksi, palpasi dan perkusi# kulit $ajah, kepala, leher, apakah ada pembengkakan, fluktuasi, eritema pembentukan fistula, dan krepitasi subkutaneus. ilihat adakah limfadenopati leher, keterlibatan ruang fascia
trismus dan derajat dari trismus. *emudian diperiksa gigi, adakah gigi yang caries, kedalaman caries, italitas
gigi, lokalisasi pembengkakan, fistula dan mobilitas gigi. ilihat juga adakah obstruksi ductus >harton dan+tenson, serta menilai kualitas cairan duktus >harton dan +tenson "pus atau salia#. )emeriksaan oftalmologi
dilakukan bila dicurigai mata terkena infeksi. )emeriksaan mata meliputi : fungsi otot-otot ekstraokuler, adakah
proptosis, adakah edema preseptal atau postseptal.
)emeriksaan penunjang yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan kultur, foto rontgendan =; scan "atas indikasi#. 3ila infeksi odontogen hanya terlokalisir di dalam rongga mulut, tidak memerlukan
pemeriksaan =; scan, foto rontgen panoramik sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. =; scan harus
dilakukan bila infeksi telah menyebar ke dalam ruang fascia di daerah mata atau leher.
DIAGNOSIS
3erdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, ditegakkan diagnosis infeksi odontogen apakah
termasuk infeksi odontogen lokal / terlokalisir atau infeksi odontogen umum / menyebar.
TERAPI
;ujuan manajemen infeksi odontogen adalah :
• (enjaga saluran nafas tetap bebas
o dasar mulut dan lidah yang terangkat ke arah tonsil akan menyebabkan gagal nafas
o mengetahui adanya gangguan pernafasan adalah langkah a$al diagnosis yang paling penting
dalam manajemen infeksi odontogen
o
tanda-tanda terjadi gangguan pernafasan adalah pasien terlihat gelisah, tidak dapat tidur dalam posisi terlentang dengan tenang, mengeluarkan air liur, disfonia, terdengar stridor
o saluran nafas yang tertutup merupakan penyebab kematian pasien infeksi odontogen
o jalan nafas yang bebas secara kontinu diealuasi selama terapi
o dokter bedah harus memutuskan kebutuhan, $aktu dan metode operasi untuk mempertahankan
saluran nafas pada saat emergency "ga$at darurat#.
• Operasi drainase
o pemberian antibiotika tanpa drainase pus tidak akan menyelesaikan masalah penyakit abses
o memulai terapi antibiotika tanpa pe$arnaan gram dan kultur akan menyebabkan kesalahan
dalam mengidentifikasi organisme penyebab penyakit infeksi odontogen
o penting untuk mengalirkan semua ruang primer apalagi bila pada pemeriksaan, ruang sekunder
potensial terinfeksi juga
o =; scan dapat membantu mengidentifikasi ruang-ruang yang terkena infeksi
o oto rontgen panoramik dapat membantu identifikasi bila diduga gigi terlibat infeksi
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 5/55
o 5bses canine, sublingual dan estibular didrainase intraoral
o 5bses ruang masseterik, pterygomandibular, dan pharyngea lateral bisa didrainase dengan
kombinasi intraoral dan ekstraoral
o 5bses ruang temporal, submandibular, submental, retropharyngeal, dan buccal disarankan
diincisi ekstraoral dan didrainase.
• (edikamentosa
o rehidrasi "karena kemungkinan pasien menderita dehidrasi adalah sangat besar#
o mera$at pasien yang memiliki faktor predisposisi terkena infeksi "contohnya iabetes (ellitus#
o mengoreksi gangguan atau kelainan elektrolit
o memberikan analgetika dan mera$at infeksi dasar bila pasien menderita trismus, pembengkakan
atau rasa sakit di mulut.
• !dentifikasi bakteri penyebab
o diharapkan penyebabnya adalah alpha-hemolytic Streptococcus dan bakteri anaerob lainnya
o kultur harus dilakukan pada semua pasien melalui incisi dan drainase dan uji sensitiitas
dilakukan bila pasien tidak kunjung membaik "kemungkinan resisten terhadap antibiotika#
o <asil aspirasi dari abses bisa dikirim untuk kultur dan uji sensitiitas jika incisi dan drainase
terlambat dilakukan
• (enyeleksi terapi antibotika yang tepat
o penicillin parenteral
o metronida?ole dikombinasikan dengan penicillin bisa dipakai pada infeksi yang berat
o =lindamycin untuk pasien yang alergi penicillin
o =ephalosporins "cephalosporins generasi pertama#
o antibiotika jangan diganti selama incisi dan drainase pada kasus infeksi odontogen yang
signifikan
o jika mediastinal dicurigai terkena infeksi harus dilakukan =; scan thora segera dan konsultasi
kepada dokter bedah thora kardioaskular
o ekstraksi gigi penyebab akan menyembuhkan infeksi odontogen
• @ndodontic infections of pulpal origin
• +treptococcal gingiitis
• )eriodontal disease
• )eriodontal abscess
• )eriodontitis
• )ericoronitis
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 6/55
• )eri-implant disease
• +erious fascial and deep neck infections
• 5cute herpes simple
• =andida infection treatmen
1. OSTEMIELITIS
Osteomielitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada tulang rahang, yang mengenai spongiosa
sumsum tulang, korte, dan periosteum. !nfeksi terjadi pada bagian tulang yang terkalsifikasi ketika cairandalam rongga medullary atau diba$ah periosteum mengganggu suplai darah. ;ulang yang terinfeksi menjadi
nekrosis ketika ischemia terbentuk. )erubahan pertahanan host yang mendasar terdapat pada mayoritas pasien
yang mengalami ostemyelitis pada rahang. *ondisi-kondisi yang merubah persarafan tulang menjadikan pasien
rentan terhadap onset ostemielitis, kondisi-kondisi ini antara lain radiasi, osteoporosis, osteopetrosis, penyakittulang )aget, dan tumor ganas tulang.
*omplikasi yang dapat terjadi akibat osteomielitis, serupa dengan komplikasi yang disebabkan oleh infeksi
odontogen, dapat merupakan komplikasi ringan sampai terjadinya kematian akibat septikemia, pneumonia
meningitis, dan trombosis pada sinus kaernosus. iagnosis yang tepat amat penting untuk pemberian terapiyang efektif, sehingga dapat memberikan prognosis yang lebih baik.
Osteomielitis pada maksilla jauh lebih jarang dibanding pada mandibula karena suplai darah ke maksilla jaruh
lebih ekstensif. 8angguan suplai darah merupakan sebuah faktor penting dalam perkembangan ostemielitis.(andibula menerima suplai darah utamanya dari arteri aleolar inferior. +umber sekunder adalah supla
periosteal yang melepaskan pembuluh-pembuluh nutrien yang menembus tulang kortikal dan beranastomosis
dengan cabang-cabang arteri aleolar .
Definisi:
Osteomielitis dental atau yang disebut osteomielitis pada tulang rahang adalah keadaan infeksi akut atau kronik pada tulang rahang, biasanya disebabkan karena bakteri. )enyakit ini sulit untuk didiagnosis dan diterapi
8ejala-gejala fisik pada penderita yang tidak dapat didiagnosis sebagai penyakit khusus, seperti kelelahan, dan
nyeri pada sendi atau edema pada jaringan di sekitar tulang rahang sering disebabkan karena adanya infeksi bakteri yang tersembunyi pada tulang rahang yang kumannya menyebarkan toksin ke jaringan sekitarnya.
Patogenesis, Tana an Ge!a"a K"ini#
Osteomielitis pada tulang rahang bermula dari infeksi dari tempat lain yang masuk ke dalam tulang dan
membentuk inflamasi supuratif pada medulla tulang, karena tekanan nanah "pus# yang besar, infeksi kemudian
meluas ke tulang spongiosa menuju ke daerah korteks tulang, dan akibatnya struktur tulang rahang yang
harusnya kompak dan padat jadi rapuh dan lubang-lubang seperti sarang lebah dan mengeluarkan pus yang bermuara di kulit seperti fistel "terlihat seperti bisul# , kalau dibiarkan akibatnya bisa fatal, pada rahang yg
rapuh ini bisa terjadi fraktur patologis.
8ejala a$alnya seperti sakit gigi dan terjadi pembengkakan di sekitar pipi, kemudian pembengkakan ini
mereda, selanjutnya penyakitnya bersifat kronis membentuk fistel "saluran nanah yang bermuara di ba$ah kulit#
kadang tidak menimbulkan sakit penderita.
iagnosis penyakit ini sering tidak terdeteksi dari pemeriksaan A-oto baik digital maupun foto panoramik.)ada sebagian besar kasus, tidak ditemukan adanya nyeri pada daerah $ajah, keengganan pihak medis untuk
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 7/55
mencabut gigi yang busuk, serta budaya pasien yang sering menunda mengobati giginya yang infeksi. *esulitan
dalam terapi osteomielitis adalah minimnya aliran darah yang menuju daerah infeksi pada rahang tersebut,sehingga mencegah antibiotik mencapai sasarannya.
Etio"ogi:
)enyebab utama yang paling sering dari osteomielitis adalah $en%a#it $e&ioonta" "seperti gingiitis
pyorrhea, atau periodontitis, tergantung seberapa berat penyakitnya#. 3akteri yang berperan terhadap proses
terjadinya penyakit ini yang tersering adalah Staphylococcus aureus, kuman yang lain adalah Streptococcus dan pneumococcus! )enyakit periodontal juga dapat menyebabkan penyakit jantung melalui perjalanan infeksinya
*ekurangan itamin = dan bioflaanoid dapat menyebabkan saria$an yang merupakan a$al dari salah satu penyakit periodontal, dapat dicegah dengan mengkonsumsinya secara cukup.
)enyebab osteomielitis yang lain adalah tertinggalnya 'a#te&i di dalam tulang rahang setelah dilakukannya
pencabutan gigi. !ni terjadi karena kebersihan operasi yang buruk pada daerah gigi yang diekstraksi dan
tertinggalnya bakteri di dalamnya. <al tersebut menyebabkan tulang rahang membentuk tulang baru di ataslubang sebagai pengganti pembentukan tulang baru di dalam lubang, dimana akan meninggalkan ruang kosong
pada tulang rahang "disebut caitas#. =aitas ini ditemukan jaringan iskemik "berkurangnya askularisasi#
nekrotik, osteomielitik, gangren dan bahkan sangat toksik. =aitas tersebut akan bertahan, memproduksi toksin
dan menghancurkan tulang di sekitarnya, dan membuat toksin tertimbun dalam sistem imun. 3ila sudah sampaikeadaan seperti ini maka harus ditangani oleh ahli bedah mulut.
)enyebab umum yang ketiga dari osteomielitis dental adalah gang&en &ai(. +etelah gigi menjadi gangren
radi yang terinfeksi, akan memerlukan suatu prosedur pengambilan, tetapi seringnya tidak tuntas $aktu pencabutan sehingga masih ada sisa akar yang tertinggal di dalam tulang rahang, selanjutnya akan
memproduksi toksin yang merusak tulang di sekitarnya sampai gigi dan tulang nekrotik di sekitarnya hilang.
)ada pembedahan gigi, trauma $ajah yang melibatkan gigi, pemakaian ka$at gigi, atau pemasangan alat lain
yang berfungsi sebagai jembatan yang akan membuat tekanan pada gigi "apapun yang dapat menarik gigi darisoketnya# dapat menyebabkan bermulanya osteomielitis.
+elain penyebab osteomielitis di atas, infeksi ini juga bisa di sebabkan t&a)*a berupa patah tulang yang
terbuka, penyebaran dari stomatitis, tonsillitis, infeksi sinus, furukolosis maupun infeksi yang hematogen
"menyebar melalui aliran darah#. !nflamasi yang disebabkan bakteri pyogenik ini meliputi seluruh struktur yangmembentuk tulang, mulai dari medulla, korte dan periosteum dan semakin parah pada keadaan penderita
dengan daya tahan tubuh rendah.
Te&a$i:
)ada osteomielitis sebaiknya pasien dira$at inap di rumah sakit. )enanganan penyakit ini adalah
menghilangkan faktor penyebabnya, gigi yang terinfeksi segera diekstraksi, sBuester-sBuester tulang matinya
bila ada dibuang "sBuesterektomy# serta pemberian antibiotik adekuat. )rosedur ini membutuhkan tindakanoperasi supaya terbentuk penulangan baru yang sehat. )erbaikan keadaan umum, nutrisi makanan, terap
itamin, membantu mempercepat proses kesembuhan.
1. PEN+AKIT GINGIA DAN NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS -NG
(ikroorganisme yang menyebabkan penyakit gingial biasanya dapat dikontrol tanpa penggunaan antibiotik
sistemik. )era$atan klinis yang dapat dilakukan termasuk pera$atan lokal yaitu dengan menghilangkan
kalkulus dan plak "biofilm bakteri# dan pemberian desinfektan pada cairan gingial. )asien membutuhkanketerangan tentang bagaimana cara mera$at sendiri penyakit tersebut dengan menjaga agar jumlah bakteri tetap
terkontrol. )era$atan yang membantu termasuk kumur-kumur sehari & kali dengan obat kumur, menyikat gigi
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 8/55
dengan campuran pasta gigi yang mengandung baking soda plus hydrogen peroksida dan atau kumur-kumur
dengan air garam hangat secara berkala.
+ecara umum pemberian antimikrobial tidak direkomendasikan untuk gingiitis. (eskipun streptococcal
gingivitis dan necritiing ulcerative gingivitis "678# merupakan & tipe gingiitis yang dapat diberikan terapi
antimikrobial.
678 sebelumnya disebut acute necrotiing ulcerative gingivitis "5678# juga dikenal sebagai #rench mouth or
incent%s infection, merupakan suatu penyakit dengan rasa sakit yang sangat, berbau busuk, penyakit ulseratifyang lebih sering terjadi pada orang yang mengalami stress berat dengan keadaan kebersihan mulut yang sangat
jelek. <al ini dimanifestasikan secara akut, inflamasi, gusi berdarah dan dihubungkan dengan adanyakehilangan dan kematian dari papilla interdental. <alitosis dan demam sering ada, pemeriksaan mikrobiologis
dari bakteri biofilms menemukan bah$a dalam 678 terdapat bakteri spirochetes dan fusobacteria dalam
jumlah yang sangat tinggi.
(anagemen dari 678 termasuk pengambilan debridement secara besar-besaran pada semua gigi dengan irigasicopius, bila dimungkinkan dapat menggunakan ultrasonic scaler! 5plikasi topikal juga bisa diberikan dengan
obat kumur antibakteri seperti 0.1& 2 chlorhe*idine gluconate dan atau kumur-kumur dengan larutan saline
steril yang merupakan suatu pera$atan efektif untuk mengontrol rasa sakit dan adanya ulserasi dari 678.
5ntibiotika sistemik diperlukan jika terjadi simtom yang konstitusional seperti demam malaise "table #. )ilihanantimikrobial harus mendasar, jika mungkin dilakukan tes suseptibilitas dan tes kultur untuk flora subgingia
;es kultur juga harus diperoleh setelah dilakukan terapi untuk meyakinkan bah$a sumber patogen telah hilang.
1. PERIODONTITIS -Leng#a$n%a $aa 'a0asan Ke"ainan Ja&ingan Pe&ioonta"
ebridmen, scalling dan root planning untuk mengangkat deposit subgingia dan supergingia kalkulus dan
plak gigi "bacterial biofilm# adalah tindakan yang perlu untuk menginterensi penyakit periodontitis ini;indakan ini dapat dilakukan pada saat kunjungan pertama. 5ntiseptik yang efektif antara lain yaitu povidine,
iodine, chlorhe*idine, chloramines-# , atau larutan garam hangat.
)enggunaan antimikrobial sistemik merupakan indikasi utama untuk penyakit khronik periodontitis danaggressie periodontitis "lihat tabel & #. )emberian antibiotik sistemik yang tepat harus didasarkan pada tes
kultur dan tes suseptibilitas pada flora subgingia. )emeriksaan kultur juga harus dilakukan setelah terapi untuk
meyakinkan bah$a sumber pathogen sudah tereleminasi / hilang. )emeriksaan kultur tersebut dilakukan jika
keadaan memungkinkan.
1. PERICORONITIS
)ericoronitis merupakan suatu infeksi pada jaringan lunak perikoronal "opercula# yang bagian paling besar /
utama dari jaringan lunak tersebut berada di atas / menutupi mahkota gigi. 8igi yang sering mengalami
perikoronitis adalah pada gigi molar ketiga mandibula. !nfeksi yang terjadi disebabkan oleh adanyamikroorganisme dan debris yang terperangkap diantara mahkota gigi dan jaringan lunak di atasnya. )ada
umumnya pera$atan kasus seperti ini dengan pemberian antibiotik merupakan hal penting untuk dilakukan,
agar mencegah meluasnya infeksi.
;erapi yang dilakukan secara lokal termasuk menghilangkan debridmen, melakukan irigasi dan drainase padadaerah yang terkena "termasuk jika timbul abses#, kemudian diikuti dengan grinding atau pencabutan gigi yang
berla$anan "antagonis#. +etelah infeksi terkontrol, maka pada saat yang tepat jika gigi tersebut terpendam
"impekted# maka segera dilakukan tindakan pencabutan gigi tersebut. 5ntimikrobial diberikan jika terjad pembengkakan local dan difus, terjadi kenaikan suhu tubuh dan terjadi trismus "tabel &#. 5ntimikrobial ini dapat
diberikan secara local dan sistemik.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 9/55
1. PERI-IMPLANT DISEASE
*unci untuk meminimalkan kegagalan suatu implant merupakan tindakan yang tepat dengan menetapkandiagnosis dan pera$atan yang efektif pada penempatan suatu implant. ;erapi esensial termasuk control plak dan
pengambilan semua deposit kalkulus secara professional dengan menggunakan instrument mekanis. ;erap
adjuant termasuk melakukan kumur-kumur dengan menggunakan chlorhe*idine gluconate selama '0 detik
setelah gogok gigi selama &1 hari. 5ntibiotik dapat digunakan sebagai pera$atan profilaksis pada saat suatuimplant ditempatkan, atau pada kasus terjadi peri-implant mucositis, peri-implantitis, dan kegagalan implant
5ntibiotik yang dianjurkan adalah clindamycin, amoicillin / claulanate atau metronida?ole plus penicillin 8atau ampicillin atau macrolide.
1. ASES PERIODONTAL
(erupakan inflamasi pada jaringan periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai daerah yang purulen. 5bses
periodontal dapat akut maupun kronis, abses yang akut sering menjadi kronis. )enyakit ini diakibatkan oleh
infeksi bakteri yang mengenai jaringan periodonsium. )enyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yangdisebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus "karang gigi# yang biasanya terdapat pada leher
gigi. *elainan yang paling banyak didapat adalah kelainan dari gingiva karena gingiva terletak pada bagian
permukaan sedangkan penyebab yang paling menonjol adalah plak dan kalkulus "karang gigi#. i dalam mulut
penuh dengan bakteri, yang dengan mudah akan membentuk plak. 3entuk plak tipis dan tidak ber$arna, dankadang tidak disadari bah$a plak telah terbentuk. )lak harus dibersihkan dengan menyikat gigi teratur, karena
plak lama kelamaan akan mengeras membentuk kalkulus "karang gigi#, pada kondisi ini hanya bisa dibersihkan
oleh dokter gigi.
Ka&ate&isti# K"inis:
A'ses $e&ioonta" A#)t:
1. +ekitar gingia membesar, ber$arna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan yang lembut,
permukaan gingia mengkilat.
&. 3iasanya terjadi kegoyahan gigi
'. 8igi sensitie terhadap perkusi
4. 5da eksudat purulen
. +ecara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi. *adang-kadang$ajah dan bibir juga terlihat membengkak
. 5danya rasa sakit pada daerah yang membengkak
A'ses Pe&ioonta" K&onis:
3iasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.
Etio"ogi:
5bses periodontal dapat dihubungkan dengan poket periodontal meskipun abses dapat terjadi tanpa didahului
oleh periodontitis. )erkembangan suatu abses periodontal terjadi ketika poket menjadi bagian dari sumber
infeksi.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 10/55
)enyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris, benda asing dan pembuatan
drainase yang salah. 3akteri plak pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi, sehingga terjadi produk pus di dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.
Pe&a2atan A'ses Pe&ioonta":
(anagemen abses periodontal termasuk menghilangkan debridemen dan pembuatan drainase untuk pus
;erapi antimikrobial adalah penting ketika terjadi penyebaran penyakit secara lokal maupun sistemik "tabel &#
)encabutan gigi mungkin perlu dilakukan jika terapi antimikrobial gagal dilakukan. ;ahap pera$atan abses periodontal adalah sebagai berikut:
Tahap 1:
(ereduksi abses dan inflamasi akut, membuat drainase dengan cara melakukan kuretase ke dalam poket
periodontal atau membuat garis insisi pada abses dan dapat juga dengan cara mencabut gigi jika diperlukanuntuk mengeluarkan eksudat purulen.
Tahap 2 :
(ereduksi poket dan mengambil jaringan granulasi yang menyebabkan abses, biasanya dengan cara bedah flap periodontal.
Tahap 3 :
;erapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau limfadenopati
P3LEGMON
)osted by drg. 5snul 5rfani abels: Oral +urgery
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih dari 400 ribu spesies
bakteri. )erbandingan antara bakteri aerob dengan anaerob adalah 10:1 sampai 100:1. Organisme-organisme inimerupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus ginggia, mucous membrane,
dorsum lidah, salia, dan mukosa mulut. !nfeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum hematogen
dan limfogen, seperti periodontitis apikalis yang berasal dari gigi yang nekrosis. infeksi gigi dapat terjadimelalui berbagai jalan yaitu le$at penghantaran yang endogenus dan melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa
gigi yang ital dan steril.
3erdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen dapat dibagi menjadi :1. Infe#si oontogen "o#a" / terlokalisir : 5bses periodontal akut, periimplantitis
&. Infe#si oontogen ")as / menyebar : early cellulitis, deep space infection
'. "ife threatening : acilitis dan "ud$ig%s angina
+alah satu infeksi odotogenik yang sering terjadi adalah P0"eg*on. )hlegmon atau L)2ig4s angina adalah
suatu penyakit kega$atdaruratan, yaitu terjadinya penyebaran infeksi secara difus progresif dengan cepat yang
menyebabkan timbulnya infeksi dan tumpukan nanah pada daerah rahang ba$ah kanan dan kiri "submandibula#dan dagu "submental# serta ba$ah lidah "sublingual#, yang dapat berlanjut menyebabkan gangguan jalan nafas
dengan gejala berupa perasaan tercekik dan sulit untuk bernafas secara cepat "mirip dengan pada saat terjadinya
serangan jantung yang biasa dikenal dengan angina pectoris#. +edangkan ud$igCs angina sendiri berasal dari
nama seorang ahli bedah 9erman yaitu >ilhem Don ud$ig yang pertama melaporkan kasus tersebut.)hlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman +treptokokus yang menginfeksi lapisan dalam dasar
mulut yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat menutup saluran nafas. )hlegmon bera$al dari infeksi
pada gigi "odontogenik#, E02 kasus diakibatkan oleh odontogenik, dan E2 kasus melibatkan submandibula
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 11/55
bilateral dan gangguan jalan nafas merupakan komplikasi yang berbahaya dan seringkali merenggut nya$a
5ngka kematian sebelum dikenalnya antibiotik mencapai angka 02 dari seluruh kasus yang dilaporkan,sejalan dengan perkembangan antibiotika, pera$atan bedah yang baik, serta tindakan yang cepat dan tepat,
maka saat ini angka kematian "mortalitas# hanya 2.
*ata angina pada ud$igCs angina dihubungkan dengan sensasi tercekik akibat obstruksi saluran nafas secaramendadak. )enyakit ini merupakan infeksi yang berasal dari gigi akibat perjalaran pus dari abses periapikal.
8ejala dari ud$igCs angina yaitu :
• sakit dan bengkak pada leher
• leher menjadi merah
• demam
• lemah dan lesu
• mudah capek
• kesulitan bernafas
pasien yang menderita penyakit ini mengeluh bengkak yang jelas dan lunak pada bagian anterior leher, jika
dilakukan palpasi tidak terdapat fluktuasi. 3ila terjadi penyakit ini maka perlu dilakukan tindakan bedah dengan
segera dengan trakeostomi sebagai jalan nafaas buatan. *emudian jika jalan nafas telah ditangani dapatdiberikan antibiotik dan dilakukan incisi pada pus untuk mengurangi tekanan. an juga perlu dilakukan
pera$atan gigi penyebab infeksi "sumber infeksi# baik pera$atan endodontik maupun periodontik.
*ejadian dari phlegmon ini akan menghebat seiring dengan keadaan umum dari penderita, bila penderita
mempunyai keadaan umum yang jelek "diabetes dan sebagainya# maka phlegmon akan bergerak ke arah potensial space atau rongga jaringan ikat kendor yang berada di ba$ahnya, dan hal ini bisa mengakibatkan
sepsis atau bakeri meracuni pembuluh darah.
Infe#si Oontogeni# an S$asia 5a!a0 Da"a* -Dee$ Fa6ia" S$a6e
1.1 )atofisiologi infeksi
3erikutnya akan dijelaskan mengenai kepatogenesisan fisiologi yang menyebabkan adanyainfeksi, dinataranya adalah:
1.1.1 Dirulensi dan resistensi
lora normal biasanya hidup secara komensalisme dengan host. 5pabila keadaan
memungkinkan terjadinya inasi, baik oleh flora normal ataupun asing, maka dapat terjadi
perubahan hubungan menjadi parasitisme. ingkungan biokimia jaringan setempat akanmenentukan kerentanan dan ketahanan hospes terhadap mikrorganisme.
+erangan mikroorganisme dia$ali dengan terjadinya luka langsung, sehinggamemungkinkan mikroorganisme melakukan inasi, mengeluarkan eksotoin, endotoin
dengan cara autolisis "pada dinding sel bakteri gram negatif#. +edangkan host dapat
menunjukkan reaksi alergi terhadap produk-produk mikrobial atau kadang-kadangmenimbulkan gangguan langsung terhadap fungsi metabolisme sel oleh sel-sel hospes.
1.1.& )ertahanan sel
Respon lokal dari host adalah terjadinya peradangan. )roses ini dia$ali dengandilatasi kapiler, terkumpulnya cairan edema, penyumbatan limfatik oleh fibrin. idukung
oleh kemotaksis maka akan terjadi fagositosis. aerah tersebut menjadi sangat asam dan
protease selular cenderung menginduksi terjadinya lisis terhadap leukosit. 5khirnyamakrofag mononuklear timbul, memangsa debris leukositik, membuka jalan untuk
pemulihan terhadap proses infeksi dan penyembuhan.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 12/55
1.1.' )ertahanan humoral
Respon sistemik host adalah pertahanan humoral, yaitu reaksi antigen-antibodi5ntibodi menetralkan toksin bakteri, mencegah perlekatan dan mengaktifkan komplemen
*omplemen berperan dalam pengenalan host terhadap bakteri dan memicu proses
fagositosis.
1.1.4 8ambaran klinis infeksi
5kibat perubahan jaringan yang disebabkan karena aktiitas bakteri dan pertahanan
lokal dari host serta mekanisme serupa yang bekerja secara sistemik#, menimbulkangambaran klinis infeksi. Rasa sakit tekan, eritema dan edema mudah dikenali sebagai
manifestasi suatu peradangan. *adang-kadang bakteri yang memproduksi gas bisa memicu
dan mendukung terjadinya respon pembengkakan. )ernanahan adalah akibat langsung darmekanisme lokal pertahanan irulensi bakteri.
1.1. (anifestasi sistemik dari infeksi(anifestasi sistemik yang utama dari infeksi adalah demam " temperatur mulut di
atas 'F,o= dianggap febril#. *eadaan tersebut mungkin disebabkan oleh endotoksin bakteri
ekstrak leukosit, hipermetabolisme, defisiensi cairan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut.3akteremia bisa mengakibatkan demam, malaise, hipotensi, takikardia, takhipnea. +istem
hematopoetik merespon dengan terjadinya leukositosis "sel darah putih di atas 10.000/mm '#
dan meningkatkan neutrofil polimorfonuklear. )erubahan yang lain adalah meningkatnya lajuendap darah "@+R# yang normalnya adalah 0-&0 mm/jam menjadi '0-F0 mm/jam pada
keadaan infeksi.
1.& 9alur penyebaran infeksi dental
!nfeksi odontogenik memiliki & sumber, yaitu :
1. )eriapical3era$al dari nekrosis pulpa yang dilanjutkan dengan inasi bakteri ke jaringan periapikal
&. )eriodontal
3era$al dari poket periodontal yang dalam yang memudahkan bakteri masuk ke jaringan lunak.
6ekrosis pulpa karena karies yang dalam, akan memberikan jalan bagi bakteri untuk memasuki
jaringan periapical. *etika jaringan ini telah diinokulasi oleh bakteri lalu terjadi infeksi aktif, makainfeksi menyebar ke berbagai arah, terutama yang paling sedikit memiliki pertahanan. !nfeksi
menyebar melalui tulang cancellous hingga lempeng cortical. 9ika lempeng cortical tipis, infeksi
akan mengikis tulang dan memasuki jaringan lunak.
okasi infeksi yang spesifik tergantung pada & faktor utama, yaitu
1. *etebalan tulang pada ape gigi
*etika infeksi mencapai tulang, infeksi akan memasuki jaringan lunak melalui bagian tulang
yang palig tipis.
8ambar di ba$ah menunjukkan bagaimana infeksi yang mengalami perforasi mele$ati tulang
sampai jaringan lunak. )ada gambar 5, tulang labial yang mendasari ape gigi lebih tipisdibandingkan dengan tulang pada bagian palatal. *arena itu, proses infeksi menyebar ke dalam
jaringan lunak labial. )ada gambar 3, tulang labial lebih tebal dan tulang palatal lebih tipis. alam
situasi ini, infeksi menyebar melalui tulang ke dalam jaringan lunak, sehingga disebut abses palatal.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 13/55
&. <ubungan pada tempat perforasi dari tulang ke perlekatan otot pada maila dan mandibula.
)ada gambar 5, infeksi mengikis melalui aspek labial dari gigi dan menginfeksi perlekatan dariotot buccinators, sehingga menghasilkan infeksi yang tampak sebagai estibular abscess. )adagambar 3, infeksi mengikis melalui tulang superior ke perlekatan dari otot buccinator, dan akan
dinyatakan sebagai infeksi ruang buccal "buccal space#.
!nfeksi dari kebanyakan gigi pada mailla melalui lempeng labiobuccocortical. !nfeksi ini jugamelalui tulang diba$ah perlekatan dari otot yang melekat ke mailla, yang berarti kebanyakan abses
pada mailla dia$ali oleh abses estibular. !nfeksi pada mandibula biasanya melalui lempeng
labiobuccocortical dan diatas tempat berkumpulnya otot-otot, sehingga menghasilkan absesestibular.
!nfeksi odontogenic yang paling umum terjadi ialah abses estibular. *adang pasien mengobati
infeksi ini, dan proses tersebut akan menghasilkan pemecahan infeksi. *adang-kadang abscess inmembentuk sinus kronis ke kaitas oral. +elama sinus tersebut terus membesar, pasien tidak akan
merasa sakit. 5ntibiotik dapat menghentikan infeksi ini, tetapi ketika antibiotik dihentikan, infeksi
akan berulang.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 14/55
1.' )engobatan infeksi odontogenik 1.'.1 )era$atan infeksi dengan pembedahan
)rinsip utama dari pera$atan infeksi odontogenik adalah melakukan pembedahan drainase dan menghilangkan penyebab dari infeksi. ;ujuan utamanya adalah menghilangkan pulpa nekrotik dan poket periodontal yang
dalam. ;ujuan yang kedua adalah menghilangkan pus dan nekrotik debris.
*etika pasien memiliki infeksi odontogenik yang biasanya terlihat abses estibular yang kecil. okter gigi
memiliki ' pilihan untuk pera$atannya, diantaranya adalah pera$atan endodontik, etraksi, dan insisi drainase
"!G#. 9ika tidak dilakukan ekstraksi, bagian tersebut harus dibukan dan pulpa harus dihilangkan, sehingamenghilangkan penyebab dari infeksi dan menghasilkan drainase yang terbatas. 9ika gigi tidak bisa
diselamatkan, harus dilakukan ekstraksi secepatnya.
@kstraksi memberikan baik menghilangkan penyebab dari infeksi dan drainase dari akumulasi pus dna debris.
)ada prosedur !G, insisi dari caitas abses memberikan drainase untuk akumulasi pus dan bakteri dari
jaringan diba$ahnya. rainase dari pus dapat mengurangi tekanan terhadap jaringan, berarti menambah supply
darah dan meningkatkan antibodi dari host. )rosedur !G termasuk insersi dari saluran untuk mencegah penutupan dari insisi mucosa, yang akan mengakibatkan deformasi dari abses caitas.9ika pera$atan
endodontik dengan membuka gigi tidak bisa memberikan drainase yang adekuat, maka lebih baik memilih
pera$atan !G.
+ebelum melakukan prosedur !G, perlu diperimbangkan untuk melakuakan tes culture dan sensitiitas "=G+#
pada spesimen pus. *etika area lokasi telah di anestesi, jarum ukuran besar, biasa ukuran 1, digunakan untuk
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 15/55
pengumpulan specimen. +yringe kecil, biasanya & ml, sudah cukup. )ermukaan dari mukosa didisinfeksi
dengan larutan seperti betadine lalu dikeringkan dengan sterile gau?e. *emudian jarum di masukan ke dalamabses kaitas, dan 1 atau & ml dari pus diaspirasikan. +yringe dipegang secara ertical, dan beberapa gelembung
udara yang terkandung dalam syringe disemprotkan.
7jung dari jarum lalu ditutupi oleh rubber stopper dan diambil secara langsung untuk laboratorium
mikrobiologi. (etode ini digunakan untuk mendapatkan jenis bakterinya, seperti yang dibicarakan sebelumnya
bah$a bakteri anaerob hampir selalu hadir dalam infeksi odontogenik.
+esudah culture specimen didapatkan, insisi dibuat dengan blade no 11 mele$ati mucosa dan submucosa ke
dalam kaitas abses. !nsisi sebaiknya pendek tidak lebih dari 1 cm. +esudah insersi selesai, cured hemostat
yang pendek di masukan mele$ati insisi ke dalam abes kaitas. <emostat kemudian membuka ke berbagai arahuntuk memisahkan beberapa lokulasi kecil atau kaitas dari pus yang tidak terbuka oleh insisi a$al. )us
dianjurkan agar mengalir keluar selama proses dengan menggunakan suction, pus sebaiknya tidak dianjurkan
mengalir dalam mulut pasien.
+esudah semua area dari abses caitas dibuka, dan semua pus dibuang, saluran kecil dimasukan untuk
mempertahankan pembukaan. 7mumnya saluran yang digunakan untuk intraoral abses adalah saluran H inchsteril )enrose. Iang biasanya digunakan sebagai pengganti adalah strip kecil sterilisasi dari rubber dam. +aluran
tersebut dimasukan dengan menggunakan hemostat. +aluran kemudian di jahitan ke dalam tempat dengan
jahitan yang nonresobrsi. 9ahitan sebaiknya ditempatkan di daerah yang terlihat untuk mencegah hilangnyasaluran yang telah ada.
+aluran sebaiknya tetap dalam tempat sampai pembuangan dari abses caitas berhenti, biasanya &- hari. ;ahap
a$al infeksi yang terlihat a$al-a$al sebagai cellulitis dengan pembengkakan yang soft, doughty, dan menyebarsebenarnya bukan respon khas terhadap prosedur !G. +urgical management infeksi dari tipe ini terbatas untuk
pembersihan nekrosis dari pulpa atau pembersihan dari gigi yang terlibat.
+angatlah kritikal untuk berpikir bah$a metode utama untuk penyembuhan infeksi odontogenik adalah dengan
melakukan surgery untuk membersihkan sumber dari infeksi dan membuang pus dimana saja pus itu berada.
9ika surgeon bertanya apakah pus tersebut ada, test aspirasi sebaiknya dilakukan dengan jarum ukuran
1.;ahapan yang perlu dipikirkan oleh surgeon adalah, pertama surgeon sebaiknya memutuskan jika pasienmemiliki abcess, apakah gigi sebaiknya di ekstrasi dan abcess dibuang, atau pemisahan dengan !G. alu
pasien sebaiknya diberi antibiotic, jika pasien tidak memiliki abcess tetapi memiliki cellulitis yang ringan, gigisebaiknya diekstrasi dan pasien diberikan antibiotic. 9ika cellulitis berat, etraksi dan !G sebaiknya dilakukan,
antibiotic juga diberikan.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 16/55
1.'.& (emilih antibiotik yang tepat)emilihan antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati. +ering terjadi salah pemahaman bah$a semua infeksi
harus diberikan antibiotik, padahal tidak semua infeksi perlu diberikan antibiotik. )ada beberapa situasi
antibiotik mungkin tidak banyak berguna dan justru bisa menimbulkan kontraindikasi. 7ntuk menentukannya,
ada ' faktor yang perlu dipertimbangkan. Iang pertama adalah keseriusan infeksi ketika pasien datan ke doktergigi. 9ika pasien datang dengan pembengkakan yang ringan, progress infeksi yang cepat, atau difuse celulitis
antibiotik bisa ditambahkan dalam pera$atan. aktor yang kedua adalah jika pera$atan bedah bisa mencapai
kondisi adekuat. )ada banyak situasi ekstraksi bisa menyebabkan mempercepat penyembuhan infeksi.)adakeadaan lain, pencabutan mungkin saja tidak bisa dilakuakan. +ehingga, terapi antibiotik sangat perlu dilakukan
untuk mengontrol infeksi sehingga gigi bisa dicabut. )ertimbangan yang ketiga adalah keadaan pertahanantubuh pasien. )asien yang muda dan dengan kondisi sehat memiliki antibodi yang baik, sehingga penggunaanantibiotik bisa digunakan lebih sedikit. i sisi lain, pasien dengan penurunan pertahanan tubuh, seperti pasien
dengan penyakit metablik atau yang melakukan kemoterapi pada kanker, mungkin memerlukan antibiotik yang
cukup besar $alaupun infeksinya kecil.
!ndikasi penggunaan antibiotik :
a. )embengkakan yang berproges cepat b. )embengkakan meluas
c. )ertahanan tubuh yang baik
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 17/55
d. *eterlibatan spasia $ajah
e. )ericoronitis parahf. Osteomyelitis
*ontra indikasi penggunaan antibiotik :
a. abses kronik yang terlokalisasi
b. abses estibular minor
c. soket keringd. pericoronitis ringan
)engobatan pilihan pada infeksi adalah penisilin. )enicillin ialah bakterisidal, berspektrum sempit, meliputistreptococci dan oral anaerob, yang mana bertanggung ja$ab kira-kira untuk E02 infeksi odontogenic
memiliki toksisitas yang rendah, dan tidak mahal.
7ntuk pasien yang alergi penisilin, bisa digunakan clarytromycin dan clindamycin. =ephalosporin dan
cefadroil sangat berguna untuk infeksi yang lebih luas. =efadroil diberikan dua kali sehari dan cephalein
diberikan empat kali sehari. ;etracycline, terutama doycycline adalah pilihan yang baik untuk infeksi yangringan. (etronida?ole dapat berguna ketika hanya terdapat bakteri anaerob.
)ada umumnya antibiotik harus terus diminum hingga & atau ' hari setelah infeksi hilang, karena secara klinis biasanya seorang pasien yang telah dira$at dengan pengobatan antibiotik maupun pembedahan akan mengalami
perbaikan yang sangat dramatis dalam penampakan gejala di hari ke-&, dan terlihat asimptomatik di hari ke-4
(aka dari itu, antibiotik harus tetap diminum hingga & hari setelahnya "total sekitar atau F hari#.
alam situasi tertentu dimana tidak dilakukan pembedahan "contohnya endodontik atau ekstraksi#, maka
resolusi dari infeksi akan lebih lama sehingga antibiotik harus tetap diminum hingga E J 10 hari. )enambahan
beberapa administrasi obat antibiotik juga dapat dilakukan untuk infeksi yang tidak sembuh dengan cepat.
1.4 !nfeksi spasia $ajah
ascia adalah suatu balutan jaringan pengikat yang mengelilingi struktur "seperti pelapis pada otot#, dapat
menyebabkan peningkatan spasia "space# jaringan yang potensial dan jalur yang menyebabkan penyebaraninfeksi.
+pasia $ajah adalah ruangan potensial yang dibatasi, ditutupi, atau dilapisi oleh lapisan jaringan ikat. apisan-lapisan pada fascia menghasilkan spasia pada $ajah yang kesemuanya terisi dengan jaringan pengikat longgar
areolar
+pasia $ajah adalah area fascia-lined yang dapat dikikis atau membengkak berisi eksudat purulent. +pasia ini
tidak tampak pada orang yang sehat namun menjadi berisi ketika orang sedang mengalami infeksi. 5da yang
berisi struktur neuroascular dan disebut kompartemen, dan ada pula yang berisi loose areolar connectie tissuedisebut cleft.
!nfeksi odontogenic dapat berkembang menjadi spasia-spasia $ajah. )roses pengikisan "erosi# pada infeksi
menembus sampai ke tulang paling tipis hingga mengakibatkan infeksi pada jaringan sekitar "jaringan yang berbatasan dengan tulang#. 3erkembang atau tidaknya menjadi abses spasia $ajah, tetap saja hal ini
dihubungkan dengan melekatnya tulang pada sumber infeksi. *ebanyakan infeksi odontogenik menembus
tulang hingga mengakibatkan abses estibular. +elain itu terkadang dapat pula langsung mengikis spasia $ajahdan mengakibatkan infeksi spasia $ajah. )enyakit odontogenik yang paling sering berlanjut menjadi infeksi
spasia $ajah adalah komplikasi dari abses periapikal. )us yang mengandung bakteri pada abses periapikal akan
berusaha keluar dari apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan sekitarnya, salah satunya adalah
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 18/55
spasia $ajah. 8igi mana yang terkena abses periapikal ini kemudian yang akan menentukan jenis dari spasia
$ajah yang terkena infeksi. ;ulang hyoid merupakan struktur anatomis yang paling penting pada leher yangdapat membatasi penyebaran infeksi
+pasia diklasikfikasikan menjadi spasia primer dan spasia sekunder. +pasia primer diklasifikasikan lagi menjadispasia primer mailla dan spasia primer mandibula. +pasia primer mailla terdapat pada canine, buccal, dan
ruang infratemporal. +edangkan spasia primer mandibula terdapat pada submental, buccal, ruang submandibular
dan sublingual. !nfeksi juga dapat terjadi di tempat-tempat lain yang disebut sebagai spasia sekunder, yaitu pada
(asseteric, pterygomandibular, superficial dan deep temporal, lateral pharyngeal, retropharyngeal, dan preertebral.
1.4.1 +pasia kanina
+pasia kanina merupakan ruang tipis di antara leator angulioris dan (. labii superioris. +pasia kanina
terbentuk akibat dari infeksi yang terjadi pada gigi caninus rahang atas. 8igi caninus merupakan satu-sarunya
gigi dengan akar yang cukup panjang untuk menyebabkan pengikisan sepanjang tulang aleolar superior hinggaotot atau facial epression. !nfeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar (. leator anguli oris danmenembus dasar (. leator labii superior.
*etika spasia ini terinfeksi, gejala klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian depan dan s$elling pada permukaan anterior menyebabkan lipatan nasolabial menghilang. )enyebaran lanjut dari infeksi canine spaces
dapat menyerang daerah infraorbital dan sinus kaernosus.
1.4.& +pasia bukal
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 19/55
+pasia bukalis terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan (. buccinators dan berisi kelenjar
parotis dan n. facialis. +pasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi mailla dan mandibula)enyebab utama infeksi spasia bukal adalah gigi-gigi posterior, terutama (olar mailla. +pasia bukal menjadi
berhubungan dengan gigi ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hingga perlekatan (
buccinators.
8ejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. *eterlibatan spasia bukal dapat menyebabkan
pembengkakan di ba$ah lengkung ?ygomatic dan daerah di atas batas inferior dari mandibula. +ehingga baik
lengkung ?ygomatic dan batas inferior mandibula 6ampak jelas pada infeksi spasi bukal.
1.4.' +pasia mastikasi "masseter, pterygoid, temporal#
9ika infeksi spasia primer tidak ditangani secara tepat, infeksi dapat meluas ke arah posterior hingga melibatkan
spasia facial sekunder. *etika spasia sekunder telah ikut terlibat, infeksi menjadi lebih berat, dapa
menyebabkan komplikasi hingga kematian, dan lebih sulit untuk ditangani. <al ini dikarenakan spasia sekunderdikelilingi oleh jaringan ikat fascia yang sedikit sekali mendapat suplai darah. +ehingga infeksi pada spasia ini
sulit ditangani tanpa prosedur pembedahan untuk mengeluarkan eksudat purulen.
S$asia *assete& +pasia masseter berada di antara aspek lateral mandibula dan batas median m. masseter.!nfeksi ini paling sering diakibatkan penyebaran infeksi dari spasia bukalis atau dari infeksi jaringan lunak di
sekitar (olar ketiga mandibula. *etika spasia masseter terlibat, area di atas sudut rahang dan ramus menjadi
bengkak. !nflamasi m. masseter ini dapat menyebabkan trismus
S$asia $te&%go*ani')"a& +pasia pterygomandibular berada ke arah median dari mandibula dan ke arahlateral menuju m. pterygoid median. 5rea ini merupakan area tempat penyuntikan larutan anastesi localdisuntikan ketika dilakukan block pada saraf aleolar inferior. !nfeksi pada area ini biasanya merupakan
penyebaran dari infeksi spasia sublingual dan submandibula.
!nfeksi pada area ini juga sering menyebabkan trismus pada pasien, tanpa disertai pembengkakan. !ni lah yangmenjadi dasar diagnosa pada infeksi ini
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 20/55
S$asia te*$o&a" +pasia temporal berada pada posterior dan superior dari spasia master dan pterygomandibular
ibagi menjadia dua bagian oleh m. temporalis. 3agian pertama yaitu bagian superficial yang meluas menujum. temporalis, sedangakn bagian kedua merupakan deep portion yang berhubungan dengan spasia
infratemporal. infeksi ini, baik superficial maupun deep portion hanya terlihat pada keadaan infeksi yang sudah
parah. *etika infeksi sudah melibatkan spasia temporalis, itu artinya pembengkakan sudah terjadi di sepanjangarea temporal ke arah superior menuju arcus ?ygoamticus dan ke posterior menuju sekeliling mata.
+pasia masseter, pterygomandibular, dan temporal juga dikenal sebagai spasia matikator. +pasia ini saling
berhubungan, sehingga ketika salah satunya mengalami infeksi maka spasia lainnya berkemungkinan jugaterkena infeksi
1.4.4 +pasia submandibula dan sublingual
;erletak posterior dan inferior dari m. mylohyoid dan m. platysma. !nfeksi berasal dari gigi molar mandibula
dengan ujung akar di ba$ah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. 8ejala infeksi berupa pembengkakan padadaerah segitiga submandibula leher disekitar sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan
*edua spasia ini terbentuk dari perforasi lingual dari infeksi molar mandibula, dan dapat juga disebabkaninfeksi pada premolar. Iang membedakan infeksi tersebut apakah submandibula atau siblingual adalah
perlekatan dari (. mylohyoid pada ridge mylohyoid pada aspek medial mandibula. 9ika infeksi mengikis
medial aspek mandibula di atas garis mylohyoid, artinya infeksi terjadi pada spasia lingual "sering terjadi padagigi premolar dan molar#. +edangkan jika infeksi mengikis aspek medial dari inferior mandibula hingga
mylohyoid line , spasia submandibular pun dapat terkena infeksi.
(olar ketiga mandibula paling sering menjadi penyebab spasia primer mandibula. +edangkan molar keduamandibula dapat mengakibatkan baik spasia sublingual maupun submandibular.
+pasia sublingual berada di antara mucosa oral dasar mulut dan m. mylohyoid. 3atas posteriornya terbukahingga berhubungan langsung dengan spasia submandibular dan spasia sekunder mandibula hingga aspek
posterior. +ecara klinis, pada infeksi spasia sublingual sering terlihat pembengkakan intraoral, terlihat pada
bagian yang terinfeksi pada dasar mulut. !nfeksi biasanya menjadi bilateral dan lidah menjadi terangkat"meninggi#
+pasia submandibula berada di antara m. mylohyoid dan lapisan kulit di atasnya serta fascia superficial. 3atas
posterior spasia submandibula berhubungan dengan spasia sekunder dari bagian posterior rahang. !nfeksi padasubmandibular menyebabkan pembengakakan yang dimulai dari batas inferior mandibula hingga meluas secara
median menuju m. digastricus dan meluas ke arah posterior menuju tulang hyoid.
*etika bilateral submandibula, sublingual dan submentalis terkena infeksi, inilah yang disebut dengan ud$igKs
angina. !nfeksi ini menyebar dengan cepat kea rah posterior menuju spasia sekunder mandibula.
+ulit menelan hampir selalu terjadi pada infeksi ini, disertai dengan eleasi dan displacement lidah serta
pengerasan superior submandibula hingga tulang hyoid
)asien yang mengalami infeksi ini biasanya mengalami trismus, mengeluarkan salia, kesulitan menelan bahkan bernafas yang dapat berkembang menjadi obstruksi nafas atas yang dapat menyebabkan kematian.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 21/55
1.4. +pasia submental
+pasia submental berada di antara anterior bellies dari m. digastricus dan di antara m. mylohyoid dengan kulit
di atasnya. +pasia ini biasanya terjadi karena infeksi dari incisor mandibula. !ncisor mandibula cukup panjang
untuk dapat menyebabkan infeksi mengikis bagian labial dari tulang apical hingga perlekatan m. mentalis.8ejala infeksi berupa bengkak pada garis midline yang jelas di ba$ah dagu. !nfeksi juga dapat terjadi pada
batas inferior mandibula hingga ke m. submentalis
1.4. ud$igKs 5ngina
Definisi ud$igKs 5ngina ialah keadaan dimana adanya sepsis cellulitis di regio submandibular. *ebanyakan
kasus, penyakit ini disebabkan oleh infeksi gigi molar rahang ba$ah hingga dasar mulut "akar gigi melekat pada
otot mylohyoid# karena ekstraksi. !nfeksi ini berbeda dari jenis cellulitis post-ekstraksi lainnya. <al utama yangmembedakannya adalah:
a. !ndurasinya kuat. 5danya gangrene dengan keluarnya cairan serosanguinous yangmeragukan ketika dilakukan incise dan tidak jelas apakah itu adalah pus.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 22/55
b. +pasia yang terlibat "submandinular, submental, sublingual# terbentuk bilateral.
c. )asien biasanya dalam kondisi openmouth, dasar mulutnya eleasi dan lidahnya protusi. *ondisi ini yang menyebabkan pasien sulit bernafas.
Etio"ogi !nfeksi ini disebabkan oleh streptokokus hemolitik, $alaupun bisa jadi disebabkan pula oleh miksturas
antara bakteri aerob dan anaerob.
Ge!a"a an tana #"inis: sakit dan bengkak pada leher, leher menjadi merah, demam, salia bertambah, lidah
bergerak kaku, dan ada edematous di laryn, lemah, lesu, mudah capek, rasa dingin, bingung dan perubahanmental, dan kesulitan bernapas "gejala ini menunjukkan adanya suatu keadaan darurat# yaitu obstruksi jalan
nafas. )asien ud$igLs angina akan mengeluh bengkak yang jelas dan lunak pada anterior leher, jika dipalpasi
tidak terdapat fluktuasi.
Te&a$i )ada kasus ini pasien dapat diberi antibiotik dengan spektrum luas dan terapi suportif. )ada kasus akut
dilakukan tracheostomy. 9ika tidak ada progress, dapat dilakukan pembedahan dengan dua alasan:untukmelepaskan tekanan jaringan dan drainase.
Ko*$"i#asi *omplikasi paling serius dari ud$igLs angina adalah adanya penekanan jalan nafas akibat
pembengkakan yang berlangsung hebat dan dapat menyebabkan kematian.
1.4.F +pasia faringeal
atas anato*i +pasia ini perluasan dari dasar tengkorak di tulang sphenoid menuju tulang hyoid di inferior danterletak antara otot pterygoid medial di aspek lateral dan superior faringeal konstriktor aspek medial. i bagian
depan dibatasi oleh pterygomandibular raphe dan meluas ke bagian posteriomedia fascia preertebral. )rosessusstyloid, associated muscles, dan facia membagi spasia ini menjadi kompartemen anterior yang mengandung
selubung carotid dan beberapa nerus cranial.
Ge!a"a an tana #"inis infe#si ;anda klinis yang terlihat ialah trismus yang cukup berat yang merupakan
keterlibatan otot pterygoid media% pembengkakan leher lateral, terutama sudut inferior mendibula% dan pembengkakan dinding faringeal lateral.ke arah midline. )asien dengan kasus ini biasanya sulit menelan dan
demam.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 23/55
1.4. +pasia retrofaringeal
atas anato*i +pasia ini terletak di belakangan jaringan lunak aspek posterior faring. i bagian depan dibatasi
oleh konstriktor faringeal superior% bagian muka dan posterior oleh alar layer fascia preetebral. +pasia ini bera$al dari dasar tengkoran dan meluas ke arah inferior di ertebra =F atau ;1, di mana fascia alar menyatu
dengan fascia buccopharyngeal
Ge!a"a an tana #"inis infe#si "1#Obstruksi jalan nafas atas yang serius sebagai hasil dari displacementanterior dari dinding faringeal posterior ke arah faring."&#Rupturnya abses spasia retrofaringeal dengan
masuknya pus ke paru-paru
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 24/55
1.4.E (ediastinitis
Lo#asi anato*i *eiastin)* (ediastinum adalah ruang ekstrapleura yang dibatasi sternum di sebelah depan
kolumna ertebralis di sebelah belakang, pleura mediastinal di sebelah lateral kiri dan kanan, di superior oleh
Mthoracic inletM dan di inferior oleh diafragma. (ediastinum terdiri dari tiga area : anterosuperior mediastinum,
middle mediastinum, posterior mediastinum. (ediastinitis adalah peradangan di daerah mediastinum yangterdiri dari mediastinitis akut dan kronik "fibrosing mediastinitis#.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 25/55
Pen%e'a&an infe#si alam kasus ini faktor penyebab diperkirakan berasal dari otitis media yang berkembang
menjadi mastoiditis lalu menyebabkan osteitis dan periostitis yang akan mendestruksi korteks dari mastoid lalumenyebar melalui fasia leher ke dalam mediatinum.
Ge!a"a an tana #"inis )ada kasus ini dijumpai gejala klinis berupa demam hilang timbul, sesak nafas, nyeri
menelan serta ri$ayat penyakit penyerta berupa diabetes, mastoiditis kronis dan infeksi telinga, pada pemeriksaan fisik tak didapatkan kelainan. 8ejala klinis ini sesuai dengan kepustakaan dimana demam yang
ditimbulkan bersifat lo$grade dan dapat menjadi hectic bila kontaminasi terhadap mediastinum terus
berlangsung, gejala lainnya dapat berupa pembengkakan pada daerah leher, nyeri pada substernal, nyeri pada prekordial dalam, punggung dan epigastrium yang dapat menyerupai gejala akut abdomen.
)ada pemeriksaan fisik dapat dijumpai panas tinggi, takikardi, edema dari leher dan kepala, emfisema subkutan.)ada orang de$asa distress pernafasan dapat terjadi yang mengindikasikan terjadinya pneumotorak atau efusi
pleura sedangkan pada anak - anak dapat terjadi pernafasan stakato akibat nyeri saat bernafas.
Te&a$i ;erapi pembedahan dengan kombinasi penggunaan antibiotik dalam kasus ini sudah tepat yaitu untuk
drainase abses sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan drainase abses dapat dengan torakotomi seperti
kasus diatas khususnya pada pasien yang sakit berat atau melalui pendekatan cericomediastinal dimana insisi
pararel dengan (. sternokleidomastoideus, lalu diretraksi ke lateral, maka terdapat akses ke sarung karotis danruang pretrakeal serta retroiseral, cara ini dapat digunakan untuk drainase mediastinum sampai ke leel
ertebra torakal empat di posterior dan percabangan trakea di anterior. 5spek inferior mediastinum harus di
drainase transpleura / ekstrapleura, melalui bidang posterior dari iga yang bersangkutan. 1,& >alaupun saat initelah diperkenalkan berbagai cara pencucian mediastinum yaitu : pendekatan subiphoid, median sternotomy
dan thorakoskopi, tetapi posterolateral torakotomi tetap di rekomendasikan dan merupakan kombinasi terbaik
dengan =; scan toraks serial $alaupun gejala klinis dari infeksi tak ditemukan. ;rombolitik intrapleura dengandosis urokinase 400 !7/*g/hari dapat digunakan untuk penanganan komplikasi mediastinitis berupa empiema
sehingga cairan dapat di drainase melalui selang >+.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 26/55
1.4.10 ;erapi infeksi spasia $ajah
5da lima hal yang ditempuh dalam dalam mengatasi infeksi spasia ini, diantaranya adalah:
a. (edical support untuk mengoreksi pertahanan imun, termasuk di dalamnya pemberian analgesic.
b. )emberian antibiotik yang tepat, yakni dosis tinggi bakterisidal yang diberikan
secara intraena.c. +urgical remoal
d. +urgical drainage
e. @aluasi konstan dari pera$atan infeksi
&. Osteomielitis
Osteomyelitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada tulang rahang, yang mengenai spongiosa,
sumsum tulang, korte, dan periosteum. !nfeksi terjadi pada bagian tulang yang terkalsifikasi ketika cairandalam rongga medullary atau diba$ah periosteum mengganggu suplai darah. ;ulang yang terinfeksi
menjadi nekrosis ketika ischemia terbentuk. )erubahan pertahanan host yang mendasar terdapat pada
mayoritas pasien yang mengalami ostemyelitis pada rahang. *ondisi-kondisi yang merubah persarafantulang menjadikan pasien rentan terhadap onset ostemielitis, kondisi-kondisi ini antara lain radiasi
osteoporosis, osteopetrosis, penyakit tulang )aget, dan tumor ganas tulang.
*omplikasi yang dapat terjadi akibat osteomyelitis, serupa dengan komplikasi yang disebabkan oleh
infeksi odontogen, dapat merupakan komplikasi ringan sampai terjadinya kematian akibat septikemia
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 27/55
pneumonia, meningitis, dan trombosis pada sinus kaernosus. iagnosis yang tepat amat penting untuk
pemberian terapi yang efektif, sehingga dapat memberikan prognosis yang lebih baik.
&.1 efinisi
!stilah osteomyelitis pada literatur berarti inflamasi sumsum tulang. +ecara klinis, osteomyelitis
biasanya diartikan infeksi dari tulang. imulai dari caitas medulla "medullary caity#, melibatkantulang spongiosa "cancellous bone# yang kemudian menyebar ke tulang kortikal bahkan terkadang
sampai ke periosteum. Osteomyelitis dental atau yang disebut osteomyelitis rahang adalah keadaaninfeksi akut atau kronik pada tulang rahang, biasanya disebabkan karena bakteri.
&.& *lasifikasi
3ertahun-tahun banyak cara untuk menentukan klasifikasi osteomyelitis. +istem klasifikasi yang paling kompleks dikemukakan oleh =iemy,dkk. Osteomyelitis diklasifikasikan bedasarkan
suppurative dan nonsupurative oleh e$d an >aldogel. *lasifikasi ini kemudian dimodifikasi
oleh ;opa?ian:
Osteo*ie"itis s)$)&atif Osteo*ie"itisnons)$)&atif
Osteomielitis supuratif akut
Osteomielitis sclerosiskronis
- okal
- ifus
Osteomielitis supuratif
kronis
- )rimer
- +ekunder
Osteomielitis 8arre
Osteomielitis pada anak Osteomielitis aktinimikosa
Osteomielitis radiasi
+istem lainnya dikemukakan oleh <udson yang membagi osteomyelitis menjadi bentuk akut dan
kronik. engan beberapa macam klasifikasi, kontroersi klasifikasi osteomyelitis jelas terjadi.
5 3
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 28/55
=
@
FIGRE 1789 5, Panoramic vie$ of e*traction site of tooth no! + in an other$ise healthy +-year-old patient
#he patient e*perienced multiple episodes of pain and s$elling in the right posterior mandible after tooth no!+ $as removed . 3, lose-up of the panoramic vie$ of the no! + site. =, .*ial computed tomography scan of
the no! + site. , oronal computed tomography scan of the no! + site. /ote the moth-eaten bone and bone
se0uestrum. @, #ransoral d1bridements of the right posterior mandible. , Bone d1brided and ad2acent tooth
no! +3 removed . #issue eas sent for culture and sensitivity and histopathology.
A6)te Osteo*%e"itis 0&oni6 osteo*%e"itis
=ontigous focus Recurrent multifocal
)rogressie 8arreKs
<ematogenous +uppuratie/ non suppuratie
+clerosing
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 29/55
hronic sclerosing osteomyelitis
hronic suppurative osteomyelitis
&.' aktor predisposisi
aktor predisposisi utamanya ialah fraktur mandibula dan didahului oleh infeksi odontogenik. ua kejadian ini
jarang menyebabkan infeksi pada tulang kecuali jika ketahanan tubuh host mengalami gangguan seperti
alcoholism malnutritional syndrome, diabetes, kemoterapi penyakit kanker yang dapat menurunkan system
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 30/55
imun pada seseorang, penyakit myeloproliferatie seperti leukemia. )engobatan yang berhubungan dengan
osteomylitis adalah steroid, agen kemoterapi, dan bisphonate. *ondisi lokal yang kurang baik memengaruhisuplay darah dapat menjadi predisposisi host pada infeksi tulang. ;erapi radiasi, osteopetrosis, dan pathologi
tulang dapat memberikan kedudukan yang potensial bagi osteomyelitis.
&.4 @tiologi dan pathogenesis
)enyebab utama yang paling sering dari osteomyelitis adalah penyakit-penyakit periodontal "seperti gingiitis, pyorrhea, atau periodontitis, tergantung seberapa berat penyakitnya#. 3akteri yang berperan menyebabkan
osteomyelitis sama dengan yang menyebabkan infeksi odontogenik, yaitu streptococcus, anaerobic streptococcus seperti Peptostreptococcus spp, dan batang gram negatif pada genus usobacterium dan
Prevotella. =ara membedakan osteomyelitis mandibula dengan osteomyelitis pada tulang lain ialah dari pus
yang mengandung Staphylococcus sehingga staphylococci merupakan bakteri predominan.
)enyebab osteomyelitis yang lain adalah tertinggalnya bakteri di dalam tulang rahang setelah dilakukannya
pencabutan gigi. !ni terjadi karena kebersihan operasi yang buruk pada daerah gigi yang diekstraksi dan
tertinggalnya bakteri di dalamnya. <al tersebut menyebabkan tulang rahang membentuk tulang baru di atas
lubang sebagai pengganti pembentukan tulang baru di dalam lubang, dimana akan meninggalkan ruang kosong
pada tulang rahang "disebut caitas#. =aitas ini ditemukan jaringan iskemik "berkurangnya askularisasi#nekrotik, osteomielitik, gangren dan bahkan sangat toksik. =aitas tersebut akan bertahan, memproduksi toksin
dan menghancurkan tulang di sekitarnya, dan membuat toksin tertimbun dalam sistem imun. 3ila sudah sampaikeadaan seperti ini maka harus ditangani oleh ahli bedah mulut.
)enyebab umum yang ketiga dari osteomyelitis dental adalah gangren radi. +etelah gigi menjadi gangren radi
yang terinfeksi, diperlukan suatu prosedur pengambilan, tetapi seringnya tidak komplit diambil dan tertinggal di
dalam tulang rahang, selanjutnya akan memproduksi toksin yang merusak tulang di sekitarnya sampai gigi dantulang nekrotik di sekitarnya hilang.
)ada pembedahan gigi, trauma $ajah yang melibatkan gigi, pemakaian ka$at gigi, atau pemasangan alat lain
yang berfungsi sebagai jembatan yang akan membuat tekanan pada gigi "apapun yang dapat menarik gigi darisocketnya# dapat menyebabkan bermulanya osteomyelitis.
+elain penyebab osteomyelitis di atas, infeksi ini juga bisa di sebabkan trauma berupa patah tulang yang
terbuka, penyebaran dari stomatitis, tonsillitis, infeksi sinus, furukolosis maupun infeksi yang hematogen
"menyebar melalui aliran darah#. !nflamasi yang disebabkan bakteri pyogenik ini meliputi seluruh struktur yang
membentuk tulang, mulai dari medulla, korte dan periosteum dan semakin parah pada keadaan penderitadengan daya tahan tubuh rendah.
!nasi bakteri pada tulang spongiosa menyebabkan inflamasi dan edema di rongga sumsum "marro$ spaces#sehingga menekan pembuluh darah tulang dan selanjutnya menghambat suplay darah. *egagalan mikrosirkulasi
pada tulang spongiosa merupakan faktor utama terjadinya osteomyelitis, karena area yang terkena menjadiiskemik dan tulang bernekrosis. +elanjutnya bakteri berproliferasi karena mekanisme pertahanan yang banyak berasal dari darah tidak sampai pada jaringan dan osteomyelitis akan menyebar sampai dihentikan oleh tindakan
medis.
)ada regio maillofacial, osteomyelitis terutama terjadi sebagai hasil dari penyebaran infeksi odontogenik atau
sebagai hasil dari trauma. <ematogenous osteomyelitis primer langka dalam region maillofacial, umumnya
terjadi pada remaja. )roses de$asa diinisiasi oleh suntikan bakteri kedalam tulang rahang. !ni dapat terjadi
dengan ekstraksi gigi, terapi saluran akar, atau fraktur mandibula/maksila. 5$alnya menghasilkan dalam bakteriyang diinduksi oleh proses inflamasi. alam tubuh host yang sehat, proses ini dapat self-limiting dan
component dapat dihilangkan. ;erkadang, dalam host normal dan compromised host , hal ini potensial untuk
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 31/55
proses dalam kemajuannya kepada titik dimana mempertimbangkan patologik. engan inflamasi, terdapat
hyperemia dan peningkatan aliran darah ke area yang terinfeksi. ;ambahan leukosit didapatkan ke area iniuntuk mela$an infeksi. )us dibentuk ketika suplay bakteri berlimpah dan debris sel tidak dapat dieliminasi oleh
mekanisme pertahanan tubuh. *etika pus dan respon inflamasi yang berikutnya terjadi di sumsum tulang,
tekanan intramedullary ditingkatkan dibuat dengan menurunkan suplay darah ke region ini. )us dapat berjalanmele$ati haersian dan olkmannKs canal untuk menyebarkan diseluruh tulang medulla dan cortical. )oint
terakhir yang terjadi adalah ketika pus keluar jaringan lunak dari intraoral atau ektraoral fistulas.
>alaupun maksila dapat terkena osteomyelitis, hal itu sangat jarang bila dibandingkan dengan mandibula5lasan utamanya adalah bah$a peredaran darah menuju maksila lebih banyak dan terbagi atas beberapa arteri,
dimana membentuk hubungan kompleks dengan pembuluh darah utama. ibandingkan dengan maksila
mandibula cenderung mendapat suplai darah dari arteri aleolar inferior. 5lasan lainnya adalah padatnyaoverlying cortical bone mandible menghambat penetrasi pembuluh darah periosteal.
&. +imptom dan tanda klinis
8ejala a$alnya seperti sakit gigi dan terjadi pembengkakan di sekitar pipi, kemudian pembengkakan ini
mereda, selanjutnya penyakitnya bersifat kronis membentuk fistel kadang tidak menimbulkan sakit yang
membuat menderita.
)asien dengan osteomyelitis regio maillofacial dapat memperlihatkan gejala klasik, yaitu:
N +akit
N )embengkakkan dan erythema dari overlying tissues
N 5denopathy
N emam intermittent
N )aresthesia pembuluh darah aleolar inferior
•8igi goyang
N ;rismus
N (alaise
N istulas/fistel "saluran nanah yang bermuara di ba$ah kulit#
)ada osteomylitis akut sering terjadi pembengkakan dan erythema jaringan. emam sering muncul dalam
osteomyelitis akut. Paresthesia inferior alveolar nerve adalah tanda klasik dari tekanan pada inferior aleolar
nere dari proses inflamasi dalam tulang medulla mandibula. ;rismus mungkin ada jika ada respon inflamasidalam otot mastikasi dari regio maillofacial. )asien biasanya malaise dan lelah, yang akan menyertai beberapa
infeksi sistemik. 5khirnya baik intraoral maupun ekstraoral, fistulas biasa terjadi pada fase kronik osteomyelitisregio maillofacial.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 32/55
periapical and interdental osteolytic lesion pada regio anterior mandibula, ' minggu setelah onsetgejala klinis osteomyelitis
)ada fase akut osteomyelitis, terlihat leukocytosis dengan left shift, biasa dalam beberapa infeksi akut
eukocytosis relatif banyak dalam fase kronis osteomylitis. )asien mungkin juga menunjukkan erythrocyte
sedimentation rate "@+R# and -reactive protein "=R)# yang tinggi. 3aik @+R maupun =R) adalah indikator
yang sangat sensitif dari inflamasi tubuh dan sangat tidak spesifik. Oleh karena itu, keduanya digunakan
mengikuti kemajuan klinis osteomylitis.
.cute suppurative osteomyelitis menunjukkan perubahan radiografik yang sedikit atau tidak sama sekali, sebab
membutuhkan 10-1& hari untuk dapat melihat perubahan kerusakan tulang secara radiografi. hronic
osteomyelitis menunjukkan destruksi tulang pada area yang terinfeksi. <al ini ditandai dengan banyaknyadaerah radiolusen yang bentuknya biasanya seragam. 9uga bisa terdapat daerah radiopak di dalam daerah yang
radiolusen. aerah radiopak ini seperti sebuah pulau yang merupakan tulang yang tidak mengalami resorbsi
yang disebut se0uestra "4moth-eaten appearance5#.
&. )engobatan
;erapi osteomyelitis terdiri dari medis dan pembedahan. .cute osteomyelitis rahang utamanya diobati dengan pemberian antibiotik yang sesuai. 5ntibiotika ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan sensitiitas bakteri
dan selama menunggu sebelum ada hasilnya, dapat diberikan penisilin sebagai drug of choice. 3ila pasienmenderita osteomielitis akut yang hebat, perlu dira$at inap untuk dapat diberikan antibiotika intra ena. )ilihanantibiotik biasanya clindamycin, karena sangat efektif mela$an streptococci dan bakteri anaerob yang biasanya
ada pada osteomyelitis.. )embedahan pada acute suppurative osteomyelitis biasanya terbatas. 3iasanya hanya
dilakukan pencabutan gigi yang non-ital pada sekitar daerah yang terifeksi. ;erapi pada chronic osteomyelitismembutuhkan tidak hanya antibiotic tetapi juga terapi pembedahan. =lindamycin merupakan pilihan obat
utama. (engkultur material penginfeksi juga sebaiknya dilakukan agar dapat diberikan antibiotik yang lebih
spesifik.
)emberian antibiotik pada terapi untuk acute dan chronic osteomyelitis ini lebih lama dibandingkan infeksi
odontogenik yang biasa. 7ntuk acute osteomyelitis ringan, antibiotic diberikan hingga 4 minggu. 5kan tetapi
pada acute osteomyelitis berat, antibiotic terus diberikan hingga bulan.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 33/55
!nfeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi. )enyebabnya adalah bakteri yang merupakan
flora normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggia, dan mukosa mulut. Iang ditemukanterutama bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatie
3akteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingiitis, dan periodontitis. 9ika mencapai jaringan yang
lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksiodontogen. Iang penting adalah infeksi ini disebabkan oleh bermacam-macam bakteri, baik aerob maupun
anaerob.
!nfeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan limfogen, yang disebabkan
antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi gangren, dan periodontitis marginalis.Patofisio"ogi Infe#si Oontogen
!nfeksi odontogen biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati
ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi "nekrosis pulpa#. !nfeksi odontogen dapat terjadi secara lokal atau meluas secara cepat. 5danya gigi yang nekrosis
menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. oramen apikalis dentis pada pulpa
tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi. +elanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruanganatau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis tersebut "a$ler, &00&#.
Ja"an in;asi 'a#te&ia" $)"$a
3akteri dapat masuk ke dalam pulpa melalui tiga cara:1. !nasi langsung melalui dentin, seperti misalnya karies, fraktur mahkota atau akar, terbukanya pulpa pada
$aktu preparasi kaitas, atrisi, abrasi, erosi, atau retak pada mahkota.&. !nasi melalui pembuluh darah atau limfatik terbuka, yang ada hubungannya dengan penykit periodontal
suatu kanal aksesoris pada daerah furkasi, infeksi gusi, atau scaling gigi-gigi.'. !nasi melalui darah, misalnya selama penyakit infeksius atau bakterimia transient.
3akteri dapat menembus dentin pada $aktu preparasi kaitas karena kontaminasi lapisan smear, karena
penetrasi bakteri pada tubuli dentin terbuka disebabkan oleh proses karies, dan oleh masuknya bakteri karenatindakan operatif yang tidak bersih. 3akteri dan toksin menembus tubuli dentin, dan $aktu mencapai pulpa,
menyebabkan reaksi inflamasi "a$ler, &00&#
Rea#si $)"$a te&0aa$ in;asi 'a#te&i
Reaksi pulpa pada daerah yang terlibat oleh inasi bakteri merupakan suatu respon inflamasi. eukosit
polimorfonuklear mencapai daerah tersebut, dan selanjutnya penyebaran bakteri lebih dalam ke dalam pulpa
dapat dicegah. *arena beberapa mikroorganisme masuk ke dalam tubuli dentin, maka akan memperoleh suatutumpuan sehingga sukar dikeluarkan. alam hal ini, injuri pulpa dengan injuri bagian lengan atau bagian tubuh
yang lain berbeda. )ada bagian lengan atau tubuh yang lain mikroorganisme dengan mudah dicapai oleh
pertahanan jaringan. Reaksi pada pulpa yang meradang juga berbeda dengan dari reaksi lengan yang meradang
atau organ lain dalam hal tidak adanya ruangan yang tersedia bagi pulpa yang bengkak karena pulpanyaseluruhnya tertutup oleh dinding dentin yang keras, kecuali bagian foramen apikal. 3ila proses inflamasi parah,
maka akan meluas lebih dalam ke dalam pulpa dan semua gejala suatu reaksi akut akan nyata. @ksuda
inflamasi yang cukup banyak bertumpuk dan menyebabkan rasa sakit karena adanya tekanan pada ujung saraf.aerah nekrosis berkembang, karena gangguan dalam suplai nutrisional, banyak leukosit polimorfonuklear
mati, dan terbentuk nanah, selanjutnya mengiritasi sel saraf. 3ila prosesnya tidak begitu parah, limfosit dan sel
plasma akan menggantikan leukosit polimorfonuklear dalam jumlah, dan reaksi inflamasi dapat dibatasu pada
permukaan pulpa. *eadaan inflamasi kronis macam itu dapat dilokalisasi untuk $aktu lama kecuali bilamikroorganisme masuk lebih dalam ke dalam pulpa dan menyebabkan suatu reaksi akut yang secara klinis
ditunjukkan oleh suatu flare-up. +ebaliknya, proses kronis dapat berlanjut sampai hampir atau seluruh pulpa
terlibat, yang akhirnya memba$a kepada kematian pulpa. +elama perkembangan ini, organisme dapat mati,tetapi biasanya hidup terus dan menyebabkan suatu reaksi pada jaringan periapikal oleh produk metabolismenya
"8rossman, 1EE#.
+elama reaksi inflamasi, tekanan jaringan meningkat. ;erjadinya statis, dengan menghasilkan suatunekrosis pulpa. )ada beberapa kasus, jaringan pulpa yang nekrotik tetapi steril tidak menyebabkan gejala dan
tetap seperti itu untuk bertahun-tahun. (eskipun demikian situasi ini adalah perkecualian, karena pada
kebanyakan kasus mikroorganisme tetap hidup dan, bila irulen, berkembangbiak cepat dan mencapai jaringan periapikal, meneruskan perusakannya dan menghasilkan suatu abses aleolar akut. 3ila tidak begitu irulen
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 34/55
mikroorganisme akan tetap tinggal di dalam saluran akar, dan dengan produk toksiknya secara berangsur-angsur
dan diam-diam menghasilkan suatu abses kronis tanpa menaikkan gejala subjektif yang lain daripada gejalayang ada hubungannya dengan suatu fistula, bila berkembang. 3ila kekuatan pertahanan jaringan periapikal
mencukupi, terbentuk suatu cincin jaringan granulasi untuk membatasi bakteri dan menetralkan toksinnya
">alton, 1EE#.
Patofisio"ogi infe#si !a&ingan $)"$a an 'e&"an!)t *en!ai infe#si $e&ia$i#a"
*arena hubungan timbal balik antara pulpa dan jaringan periapikal, inflamasi pulpa menyebabkan
perubahan inflamatori pada ligamen periodontal bahkan sebelum pulpa menjadi nekrotik seluruhnya. 3akteri
dan toksinnya, agensia imunologik, debris jaringan, dan hasil nekrosis jaringan dari pulpa mencapai daerah periapikal melalui berbagai foramina saluran akar dan meningkatkan reaksi inflamatori dan reaksi imunologik
)enyakit pulpa adalah hanya salah satu dari berbagai penyebab kemungkinan penyakit pada jaringan periapikal
"8rossman, 1EE#.!nfeksi periapikal dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. A'ses $e&ia$i#a": pulpitis akut dapat menyebar sampai ke jaringan periodontium apikal disertai dengan
pembentukan abses di tulang yang berdekatan. aerah yang terkena dan gigi yang terlibat terasa lunak biladisentuh ,mukosa yang menutupi seringkali membengkak "edema#, serta nodus limfa regional dapat lunak
dan membesar. 3iasanya pus berjalan keluar secara spontan melalui tulang dan dibuang ke dalam rongga
mulut. ;anpa pera$atan, bisa terjadi serangan berulang, sehingga menimbulkan kaitas abses kronis.
2. G&an)"o*a a$i#a": )erluasan pulpitis kronis ke arah apeks menyebabkan resorpsi tulang osteoklastik,
beberapa diantaranya diperberat oleh mediator peradangan "misal, prostaglandin#, dan penggantian oleh jaringan granulasi yang mengandung limfosit dan sel plasma. 9uga ditemukan makrofag sebagai baik sel
raksasa berinti tunggal maupun berinti banyak. *adang-kadang bahan tertentu yang tanpa sengaja masuk kedalam tulang periapikal selama pera$atan saluran akar gigi dapat menghasilkan atau mengeksaserbasikan
granuloma apikal ">alton, 1EE#.
Po&t e ent&e Infe#si Oontogen
)ada semua infeksi odontogenik, pada umumnya pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah ada
karies yang dalam, inflamasi periodontal, dan impaksi dan gigi yang fraktur sebagai penyebab. Port de entre
dari infeksi odontogen berasal dari ' tempat:1. )ulpo )eriapikal
!nfeksi pulpo periapikal melibatkan gigi yang terkena karies, lalu menginflamasi pulpa. )ada foramen
pulpa yang sempit pada akar gigi merupakan sebuah reseroir bakteri menjadi jalan bakteri ke jaringan periodontal dan tulang. !nfeksi pulpa dapat menyebabkan infeksi gigi serius yang dapat menyebar diluar
soket gigi. 3ila infeksi meluas mele$ati apeks gigi, infeksi ini disebut infeksi periapikal dimana jalan
patofisiologinya proses infeksi berariasi bergantung pada jumlah dan irulensi organisme, resistensi host
dan anatomi daerah yang terlibat daerah infeksi. ";opa?ian,&00&#&. )eriodontal
8inggiitis dan periodontitis yang merupakan bagian terbesar penyakit yang melibatkan periodonsium
merupakan infeksi bakterial kronis. 3akteri patogen periodontal dapat secara langsung menimbulkankerusakan periodonsium dengan cara:
a. (enghindar dari pertahanan penjamu sehingga dapat tetap menghuni daerah sulkus gingial
b. (erusak epitel kreikular yang merupakan penghalang, dan
c. (emproduksi en?im yang dapat secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan kerusakan jaringan "+aidina, 1EE#
'. )erikorona
!nfeksi jaringan lunak sekitar mahkota gigi yang sedang erupsi. ";opa?ian,&00&#aktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kega$atan infeksi odontogenik adalah :
1. 9enis dan irulensi kuman penyebab.
&. aya tahan tubuh penderita.'. 9enis dan posisi gigi sumber infeksi.
4. )anjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.
. 5danya tissue space dan potential space.3erdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi :
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 35/55
1. !nfeksi odontogen lokal / terlokalisir, misalnya: 5bses periodontal akut% peri implantitis.
&. !nfeksi odontogen luas/ menyebar, misalnya: early cellulitis, deep-space infection.'. ife-;hreatening, misalnya: acilitis dan ud$igCs angina.
!nfeksi gigi merupakan suatu hal yang sangat mengganggu manusia, infeksi biasanya dimulai dari
permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi "nekrosis / gangren pulpa#. 6ekrosis / gangren pulpa
karena karies dalam yang tidak tera$at dan pocket periodontal dalam merupakan jalan bakteri untuk mencapai
jaringan periapikal. !nfeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau meluas secara cepat. 5danya gigi yang nekrosis
menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi.
+elanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan
struktur gigi yang nekrosis seperti menyebar ke tulang spongiosa sampai tulang kortikal. 9ika tulang ini tipismaka infeksi akan menembus dan masuk jaringan lunak.
!nfeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu "1# jalur periapikal, sebagai hasil dari nekrosis pulpa/gangren dari pulpa yang mati dan inasi bakteri ke jaringan periapikal% "&# jalur periodontal, sebagai hasil
dari inokulasi bakteri pada periodontal poket% dan "'# jalur perikoronal, yang terjadi akibat terperangkapnya
makanan di ba$ah operkulum tetapi hal ini terjadi hanya pada gigi yang tidak/belum dapat tumbuh sempuna.an yang paling sering terjadi adalah melalui jalur periapikal "*arasutisna, &001#. !nfeksi odontogen biasanya
dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan
berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi "nekrosis pulpa#. !nfeksi odontogendapat terjadi secara lokal atau meluas secara cepat.
8ejala *linik
)enderita biasanya datang dengan keluhan sulit untuk membuka mulut "trismus#, tidak bisa makan karenasulit menelan "disfagia#, nafas yang pendek karena kesulitan bernafas. )enting untuk ditanyakan ri$ayat sakit
gigi sebelumnya, onset dari sakit gigi tersebut apakah mendadak atau timbul lambat, durasi dari sakit gigi
tersebut apakah hilang timbul atau terus-menerus, disertai dengan demam atau tidak, apakah sudah mendapat pengobatan antibiotik sebelumnya.
)ada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu %
1. Rubor : permukaan kulit yang terlibat infeksi terlihat kemerahan akibat
asodilatasi, efek dari inflamasi&. ;umor : pembengkakan, terjadi karena akumulasi nanah atau cairan eudat
'. =alor : teraba hangat pada palpasi karena peningkatan aliran darah ke areainfeksi
4. olor : terasa sakit karena adanya penekanan ujung saraf sensorik oleh jaringan yang bengkak akibaedema atau infeksi
. ungsiolaesa : terdapat masalah denagn proses mastikasi, trismus, disfagia, dan gangguan pernafasan.
!nfeksi yang fatal bisa menyebabkan gangguan pernafasan, disfagia, edema palpebra, gangguan penglihatan,oftalmoplegia, suara serak, lemah lesu dan gangguan susunan saraf pusat "penurunan kesadaran, iritasi
meningeal, sakit kepala hebat, muntah#.
ilakukan pemeriksaan integral "inspeksi, palpasi dan perkusi# kulit $ajah, kepala, leher, apakah ada
pembengkakan, fluktuasi, eritema, pembentukan fistula, dan krepitasi subkutaneus. ilihat adakahlimfadenopati leher, keterlibatan ruang fascia, trismus dan derajat dari trismus. *emudian diperiksa gigi, adakah
gigi yang caries, kedalaman caries, italitas gigi, lokalisasi pembengkakan, fistula dan mobilitas gigi. ilihat juga adakah obstruksi ductus >harton dan +tenson, serta menilai kualitas cairan duktus >harton dan +tenson
"pus atau salia#. )emeriksaan oftalmologi dilakukan bila dicurigai mata terkena infeksi. )emeriksaan mata
meliputi : fungsi otot-otot ekstraokuler, adakah proptosis, adakah edema preseptal atau postseptal.
)emeriksaan penunjang yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan kultur, foto
rontgen dan =; scan "atas indikasi#. 3ila infeksi odontogen hanya terlokalisir di dalam rongga mulut, tidakmemerlukan pemeriksaan =; scan, foto rontgen panoramik sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. =; scan
harus dilakukan bila infeksi telah menyebar ke dalam ruang fascia di daerah mata atau leher
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 36/55
)enjalaran infeksi odontogen akibat dari gigi yang nekrosis dapat menyebabkan abses, abses ini dibagi dua
yaitu penjalaran tidak berat "yang memberikan prognosis baik# dan penjalaran berat "yang memberikan prognosis tidak baik, di sini terjadi penjalaran hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan
kematian#.
• )enjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses sub periosteal, abses sub mukosa / estibular
abses, abses sub palatal, abses sublingual, abses sub mentalis, , abses bukalis, abses sub cutan.
• )enjalaran yang berat antara lain abses submandibular, cellulitis, phlegmon / lud$ig angina dasar
mulut, dan osteomielitis.
aktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kega$atan infeksi odontogenik adalah
• 9enis dan irulensi kuman penyebab.
• aya tahan tubuh penderita.
• 9enis dan posisi gigi sumber infeksi.
• )anjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.
• 5danya tissue space dan potential space.
;ahap-tahap infeksi odontogen yang bera$al dari karies gigi:
• 8igi yang sehat / normal
@mail adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar. entin adalah lapisan yang lebih lembut di ba$ah
email. *amar pulpa berisi neres dan pembuluh darah. (erupakan bagian hidup dari gigi.• *aries inspiens
3akteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam. 5sam akan menyerang crystal
apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. ;anda yang pertama ini ditandai dengan adanya suatunoda putih atau lesi putih pada enamel gigi "lapisan terluar dan terkeras pada gigi #, dan belum terasa sakit. )ada
tahap ini, proses terjadinya karies dapat dikembalikan.
• *aries superfisialis 6 'ritasio pulpa
)roses demineralisasi berlanjut email mulai pecah. +ekali ketika permukaan email rusak, gigi tidak bisa lagimemperbaiki dirinya sendiri dan kadang- kadang terasa sakit/ ngilu bila ada rangsangan suhu " dingin #. )ada
pemeriksaan perkusi dan druk tidak terasa sakit.*aitas harus dibersihkan dan direstorasi oleh dokter
gigi.;erapinya di lakukan tumpatan permanen.
• *aries media / <iperemi pulpa
*aries yang sudah mencapai bagian di dalam dentin "tulang gigi# atau bahagian pertengahan antara
permukaan gigi dan pulpa, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis email. gigi biasanya terasa sakit
apabila terkena rangsangan dingin, makanan masam dan manis. ;erapi di lakukan pulp capping " tumpatansementara # kemudian tumpatan permanen,dan di lakukan pencabutan gigi bila mahkota tidak memungkinkan.
• *aries profunda / )ulpitis akut / totalis
9ika karies dibiarkan tidak dira$at, akan mencapai pulpa gigi. isinilah dimana saraf gigi dan pembuluh
darah dapat ditemukan dimana )ulpa akan terinfeksi,sehingga timbul rasa sakit yang menetap / terus-menerusdan kadang J kadang menjalar ke organ lain, meskipun rangsangan sudah di hilangkan,serta pasien dapat
menunjukkan gigi yang sakit,tapi bila nyerinya menjalar penderita tidak dapat menunjukkan lokasi gigi yang
sakit.. 5bses atau fistula "jalan dari nanah# dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.)ada pemeriksaan didapatkan karies gigi profunda dan kadang-kadang sudah terjadi perforasi,pada tes
dingin gigi terasa linu,perkusi positif tapi druk negatif. ;erapinya dilakukan pera$atan saluran akar baik pada
anak atau de$asa, bila nyeri akut reda yang di obati sebelumnya dengan antibiotik dan analgetik, kemudian di
lakukan tumpatan permanen,dan bila mahkota gigi tinggal sedikit dilakukan pencabutan gigi,tapi pada anak-anak di buatkan space mainteliner.
• )ulpitis *ronik <iperplastik / )ulpa polip
5dalah suatu karies dengan pulpa terbuka dan dari dalam ruang pulpa tumbuh jaringan granulasi yang ber$arna kemerahan " lebih tua dari ginggia # yang merupakan suatu tangkai polip yang keluar dari
pulpa,mudah berdarah,terutama sering terjadi pada anak-anak yaitu pada gigi molar sulung atau molar 1
permanen oleh karena bagian apikalnya lebar.8igi masih tampak ital dan kadang-kadang terasa nyeri tapi
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 37/55
jarang di rasakan.pada pemeriksaan perkusi dan druk hasilnya negatif. ;erapinya di lakukan pera$atan saluran
akar bila sisa mahkota masih banyak dan erupsi pengganti lama,atau di lakukan pencabutan bila sisa mahkotasedikit. 8inggial )olip: mirip dengan pulpa polip tetapi tangkai polip dari ginggia yang terjadi karena adanya
hiperplasi ginggia oleh karena iritasi kronik,tidak mudah berdarah,$arna seperti ginggia " merah muda #,
karies proimal / samping dan terdapat pada gigi ital atau non ital.
• 6ekrosis pulpa / gangren pulpa
6ekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan
infeksi. !nfeksi tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat saprofit namun juga dapat disebabkan
oleh mikroorganisme yang memang bersifat patogen. 6ekrosis pulpa sebagian besar terjadi oleh komplikasi dari pulpitis baik yang akut mapun yang kronik yang tidak ditata laksana dengan baik dan adekuat.
(anifestasi *linis
6ekrosis pulpa pada umumnya bersifat asimptomatik. 6yeri pada nekrosis terjadi dari penjalaran dari
daerah periapikal. 8igi dapat berubah $arna menjadi putih keabu-abuan atau kehitaman, ini disebabkan penghancuran sel darah merah akibat ekstraasasi dan degradasi dari protein matriks pulpa. *ematian jaringan
pulpa menyebabkan gigi menjadi mudah untuk retak dan patah serta karies dengan lubang yang besar. engan
adanya infeksi, dapat berisiko terjadi penyebaran fokus infeksi secara hematogen yang berlanjut dengan adanyareaksi sistemik dan berbau busuk pada gigi yang nekrosis. 6ekrosis pulpa dapat disertai atau tanpa adanya
penyakit periapikal. )ada pemeriksaan elektrikal pulpa dan tes dengan suhu dingin, nekrosis pulpa tidak
memberikan respon. 6amun nekrosis pulpa masih dapat berespon pada tes dengan suhu panas,pada perkusi dandruk hasilnya negatif.
• )enatalaksanaan
)enatalaksanaan nekrosis pulpa adalah menghentikan proses dan penyebaran infeksi dengan pemberian
antibiotik/antiseptik kumur seperti khlorheidine dan antibiotik oral bila terdapat reaksi sistemik serta perludilakukan pera$atan saluran akar gigi pada gigi anterior dan sisa mahkota banyak atau ekstrasi gigi pada gigi
posterior."bila diperlukan#.
• 5bses )eriodontal
(erupakan inflamasi pada jaringan periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai daerah yang purulen.
apat akut maupun kronis, abses yang akut sering menjadi kronis. iakibatkan oleh infeksi bakteri yangmengenai jaringan periodonsium. )enyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus "karang gigi# yang biasanya terdapat pada leher gigi. *elainan
yang paling banyak didapat adalah kelainan dari gingiva karena gingiva terletak pada bagian permukaan
sedangkan penyebab yang paling menonjol adalah plak dan kalkulus "karang gigi#. i dalam mulut penuhdengan bakteri, yang dengan mudah akan membentuk plak. 3entuk plak tipis dan tidak ber$arna, dan kadang
tidak disadari bah$a plak telah terbentuk. )lak harus dibersihkan dengan menyikat gigi teratur, karena plak
lama kelamaan akan mengeras membentuk kalkulus "karang gigi#, pada kondisi ini hanya bisa dibersihkan olehdokter gigi.
*arateristik *linis:
• 5bses periodontal 5kut
1. +ekitar gingia membesar, ber$arna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan yang lembut,
permukaan gingia mengkilat.
&. 3iasanya terjadi kegoyahan gigi'. 8igi sensitie terhadap perkusi
4. 5da eksudat purulen
. +ecara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi. *adang-kadang
$ajah dan bibir juga terlihat membengkak . 5danya rasa sakit pada daerah yang membengkak
• 5bses )eriodontal *ronis:
3iasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 38/55
@tiologi:5bses periodontal dapat dihubungkan dengan poket periodontal meskipun abses dapat terjadi tanpa
didahului oleh periodontitis. )erkembangan suatu abses periodontal terjadi ketika poket menjadi bagian dari
sumber infeksi.)enyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris, benda asingdan pembuatan drainase yang salah. 3akteri plak pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi,
sehingga terjadi produk pus di dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.
)era$atan 5bses )eriodontal:(anagemen abses periodontal termasuk menghilangkan debridemen dan pembuatan drainase untuk pus.
;erapi antimikrobial adalah penting ketika terjadi penyebaran penyakit secara lokal maupun sistemik
)encabutan gigi mungkin perlu dilakukan jika terapi antimikrobial gagal dilakukan. ;ahap pera$atan abses periodontal adalah sebagai berikut:
;ahap 1: (ereduksi abses dan inflamasi akut, membuat drainase dengan cara melakukan kuretase ke dalam
poket periodontal atau membuat garis insisi pada abses dan dapat juga dengan cara mencabut gigi jika
diperlukan untuk mengeluarkan eksudat purulen.;ahap & : (ereduksi poket dan mengambil jaringan granulasi yang menyebabkan abses, biasanya dengan cara
bedah flap periodontal.
;ahap ' : ;erapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau limfadenopati
• Osteomyelitis
Osteomielitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada tulang rahang, yang mengenai spongiosa,sumsum tulang, korte, dan periosteum. !nfeksi terjadi pada bagian tulang yang terkalsifikasi ketika cairan
dalam rongga medullary atau diba$ah periosteum mengganggu suplai darah. ;ulang yang terinfeksi menjadi
nekrosis ketika ischemia terbentuk. )erubahan pertahanan host yang mendasar terdapat pada mayoritas pasienyang mengalami ostemyelitis pada rahang. *ondisi-kondisi yang merubah persarafan tulang menjadikan pasien
rentan terhadap onset ostemielitis, kondisi-kondisi ini antara lain radiasi, osteoporosis, osteopetrosis, penyakit
tulang )aget, dan tumor ganas tulang.
*lasifikasi+istem klasifikasi yang paling kompleks dikemukakan oleh =iemy,dkk. Osteomyelitis diklasifikasikan
bedasarkan suppurative dan nonsupurative oleh e$d an >aldogel. *lasifikasi ini kemudian dimodifikasi
oleh ;opa?ian:
1. Osteomielitis supuratif : akut, kronis "primer, sekunder#, pada anak.
&. Osteomielitis nonsupuratif: kronis "fokal, difus#, garre, aktinimikosa, radiasi.
• aktor predisposisi
aktor predisposisi utamanya ialah fraktur mandibula dan didahului oleh infeksi odontogenik. ua kejadianini jarang menyebabkan infeksi pada tulang kecuali jika ketahanan tubuh host mengalami gangguan seperti
alcoholism malnutritional syndrome, diabetes, kemoterapi penyakit kanker yang dapat menurunkan system
imun pada seseorang, penyakit myeloproliferatie seperti leukemia. )engobatan yang berhubungan denganosteomylitis adalah steroid, agen kemoterapi, dan bisphonate. ;erapi radiasi, osteopetrosis, dan pathologi tulang
dapat memberikan kedudukan yang potensial bagi osteomyelitis.
@tiologi dan pathogenesis
)enyebab utama adalah penyakit-penyakit periodontal. 3akteri yang berperan sama dengan yang
menyebabkan infeksi odontogenik, yaitu streptococcus, anaerobic streptococcus seperti )eptostreptococcu s spp
dan batang gram negatif pada genus usobacterium dan )reotella.Osteomielitis pada tulang rahang bermula dari infeksi dari tempat lain yang masuk ke dalam tulang dan
membentuk inflamasi supuratif pada medulla tulang, karena tekanan nanah "pus# yang besar, kemudian meluas
ke tulang spongiosa menuju ke daerah korteks tulang, akibatnya struktur tulang rahang menjadi rapuh dan
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 39/55
lubang-lubang seperti sarang lebah dan mengeluarkan pus yang bermuara di kulit seperti fistel "terlihat seperti
bisul#.
)enyebab :OO6;O8@6, merupakan sumber lokal yang paling utama pada osteomyelitis. )ada rahang, meliputi :
• ari aleolus setelah pencabutan gigi.
• ari abses subperiosteal.
• )enyakit periapikal yang disebabkan oleh keadaan patologis pulpa.
• )enyakit periodontal yang disebabkan oleh bakteri yang memasuki gingial seri.• !nfeksi perikoronal yang disebabkan oleh peradangan jaringan gusi yang tertembus oleh gigi yang erupsi
sebagian dengan operculum yang berlangsung lama.
• !nfeksi tumor / kista odontogen.
• )enggunaan panas untuk mera$at abses gigi yang terdapat dalam tulang tanpa pencabutan gigi yang
menutupinya untuk menyediakan drainase yang diperlukan dalam kasus ini.
• 8angren pulpa dari gigi yang nampaknya sehat.
• 5bses apikal.
PENJALARAN INFEKSI GIGI
• !nfeksi gigi merupakan suatu hal yang sangat menganggu manusia. )enyebab dari infeksi gigi adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggia
dan mukosa mulut. Iang ditemukan terutama bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram
positif dan batang anaerob gram negatie. 3akteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan kariesgingiitis, dan periodontitis. 9ika mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis
pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen. Iang penting adalah
infeksi ini disebabkan oleh bermacam-macam bakteri, baik aerob maupun anaerob.
• !nfeksi biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang
pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi
"nekrosis pulpa#. !nfeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau meluas secara cepat. 5danya gigi yangnekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. oramen
apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi. +elanjutnya proses infeksitersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang
nekrosis tersebut.
• +aluran pulpa yang sempit menyebabkan drainase yang tidak sempurna pada pulpa yang terinfeksi,
namun dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan menyebar kearah jaringan periapikal secara
progresif. *etika infeksi mencapai akar gigi, jalur patofisiologi proses infeksi ini dipengaruhi oleh jumlah dan irulensi bakteri, ketahanan host , dan anatomi jaringan yang terlibat.
• )roses infeksi pada jaringan pulpo-periapikal dapat menyebabkan beberapa kondisi ketika
melibatkan jaringan periapikal, dapat berupa granuloma, abses, kista, atau osteomyelitis.
• 5bses merupakan rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan oleh infeksi bakteri campuran3akteri yang berperan dalam proses pembentukan abses ini yaitu Staphylococcus aureus danStreptococcus mutans. 3akteri Streptococcus mutans memiliki ' macam en?im yang sifatnya
destruktif, salah satunya adalah en?im hyaluronidase. @n?im ini merusak jembatan antar sel yang
terbuat dari jaringan ikat "hyalin/hyaluronat#,4hyaluronidase5, artinya adalah en?im pemecahhyalin/hyaluronat. )adahal, fungsi jembatan antar sel penting adanya, sebagai transpor nutrisi antar
sel, sebagai jalur komunikasi antar sel, juga sebagai unsur penyusun dan penguat jaringan. 9ika
jembatan ini rusak dalam jumlah besar, maka dapat diperkirakan, kelangsungan hidup jaringan yangtersusun atas sel-sel dapat terancam rusak/mati/nekrosis.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 40/55
• )roses kematian pulpa, salah satu yang bertanggung ja$ab adalah en?im dari S!mutans tadi
akibatnya jaringan pulpa mati, dan menjadi media perkembangbiakan bakteri yang baik, sebelumakhirnya mereka mampu merambah ke jaringan yang lebih dalam, yaitu jaringan periapikal. )ada
perjalanannya, tidak hanya S!mutans yang terlibat dalam proses abses, karenanya infeksi pulpo-
periapikal seringkali disebut sebagai mi*ed bacterial infection. *ondisi abses kronis dapat terjadiapabila ketahanan host dalam kondisi yang tidak terlalu baik, dan irulensi bakteri cukup tinggi
Iang terjadi dalam daerah periapikal adalah pembentukan rongga patologis abses diserta
pembentukan pus yang sifatnya berkelanjutan apabila tidak diberi penanganan. )us terdiri dar
leukosit yang mati "oleh karena itu pus terlihat putih kekuningan#, jaringan nekrotik, dan bakteridalam jumlah besar.
• +ecara alamiah, sebenarnya pus yang terkandung dalam rongga tersebut akan terus berusaha mencari
jalan keluar sendiri, namun pada perjalanannya seringkali merepotkan pasien dengan timbulnya
gejala-gejala yang cukup mengganggu seperti nyeri, demam, dan malaise. *arena mau tidak mau,
pus dalam rongga patologis tersebut harus keluar, baik dengan bantuan dokter gigi atau keluar secaraalami.
• )ola penyebaran abses dipengaruhi oleh ' kondisi, yaitu irulensi bakteri, ketahanan jaringan, dan
perlekatan otot. Dirulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak secara leluasake segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan
mudah dirusak, sedangkan perlekatan otot mempengaruhi arah gerak pus.
POLA PEN+EARAN INFEKSI ODONTOGEN PADA RA3ANG ATAS
8igi dan mukosa yang utuh merupakan pertahanan pertama yang hampir tidak tertembus apabila sistemkekebalan hospes dan pertahanan selular berfungsi dengan baik. +ifat mikroflora yang berubah, baik kualitas
maupun kuantitasnya, dengan sistem kekebalan dan pertahanan selular terganggu, atau kombinasi dari hal-hal
tersebut diatas, maka infeksi dapat terjadi ")edersen, 1EE#.
!nfeksi sendiri merupakan masuknya kuman patogen atau toksin ke dalam tubuh manusia serta menimbulkan
gejala sakit. alam praktik sehari-hari dapat kita temukan infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronis
!nfeksi akut biasanya ditandai dengan pembengkakan dan rasa sakit yang hebat dengan manifestasi berupamalaise dan demam berkepanjangan. !nfeksi kronis dapat berkembang dari penyembuhan sebagian keadaan
akut, serangan yang lemah atau pertahanan yang kuat infeksi kronis ditandai dengan ketidaknyamanan dalam
berbagai tingkatan dan bukan berupa rasa sakit yang hebat "+oemartono, &000% +jamsuhidajat dan 9ong, &00#.
!nfeksi odontogen adalah infeksi yang a$alnya bersumber dari kerusakan jariangan keras gigi atau jaringan
penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal rongga mulut yang berubah menjadi patogen "+oemartono, &000#. !nfeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu "1# jalur periapikal, sebagai
hasil dari nekrosis pulpa dan inasi bakteri ke jaringan periapikal% "&# jalur periodontal, sebagai hasil dari
inokulasi bakteri pada periodontal poket% dan "'# jalur perikoronal, yang terjadi akibat terperangkapnyamakanan di ba$ah operkulum tetapi hal ini terjadi hanya pada gigi yang tidak/belum dapat tumbuh sempuna.
an yang paling sering terjadi adalah melalui jalur periapikal "*arasutisna, &001#.
!nfeksi odontogen dapat menyebar secara $e&#ontin)at)*, 0e*atogen dan "i*fogen, yang disebabkan antaralain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. !nfeksi gigi dapat
terjadi melalui berbagai jalan: "1# le$at penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut% "&# melalui
suatu keseimbangan flora yang endogenus% "'# melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang ital dansteril secara normal. !nfeksi odontogen menyebar ke jaringan-jaringan lain mengikuti pola patofisiologi yang
beragam dan dipengaruhi oleh jumlah dan irulensi mikroorganisme, resistensi dari host dan struktur anatomi
dari daerah yang terlibat "+oemartono, &000% Rully et al., &00E#.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 41/55
!nfeksi odontogenik dapat berkembang menjadi spasia-spasia $ajah. )enyakit odontogenik yang paling sering
berlanjut menjadi infeksi spasia $ajah adalah komplikasi dari abses periapikal. )us yang mengandung bakteri pada abses periapikal akan berusaha keluar dari apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan
sekitarnya, salah satunya adalah spasia $ajah. 8igi mana yang terkena abses periapikal ini kemudian yang akan
menentukan jenis dari spasia $ajah yang terkena infeksi. +elain mengarah ke spasia $ajah, pola penyebaraninfeksi odontogen pada rahang atas juga dapat menyebar ke arah sinus maksilaris yang dapat menyebabkan
sinusitis maksilaris.
Ja")& $en%e'a&an infe#si enta"
!nfeksi odontogenik memiliki & sumber, yaitu :
1. )eriapical
3era$al dari nekrosis pulpa yang dilanjutkan dengan inasi bakteri ke jaringan periapikal
&. )eriodontal
3era$al dari poket periodontal yang dalam yang memudahkan bakteri masuk ke jaringan lunak.
6ekrosis pulpa karena karies yang dalam, akan memberikan jalan bagi bakteri untuk memasuki jaringan
periapical. *etika jaringan ini telah diinokulasi oleh bakteri lalu terjadi infeksi aktif, maka infeksi menyebar ke
berbagai arah, terutama yang paling sedikit memiliki pertahanan. !nfeksi menyebar melalui tulang cancelloushingga lempeng cortical. 9ika lempeng cortical tipis, infeksi akan mengikis tulang dan memasuki jaringan
lunak.
okasi infeksi yang spesifik tergantung pada & faktor utama, yaitu
1. *etebalan tulang pada ape gigi
*etika infeksi mencapai tulang, infeksi akan memasuki jaringan lunak melalui bagian tulang yang palig tipis.
8ambar di ba$ah menunjukkan bagaimana infeksi yang mengalami perforasi mele$ati tulang sampai jaringan
lunak. )ada gambar 5, tulang labial yang mendasari ape gigi lebih tipis dibandingkan dengan tulang pada
bagian palatal. *arena itu, proses infeksi menyebar ke dalam jaringan lunak labial. )ada gambar 3, tulang labiallebih tebal dan tulang palatal lebih tipis. alam situasi ini, infeksi menyebar melalui tulang ke dalam jaringan
lunak, sehingga disebut abses palatal.
&. <ubungan pada tempat perforasi dari tulang ke perlekatan otot pada maila dan mandibula.
!nfeksi dari kebanyakan gigi pada mailla melalui lempeng labiobuccocortical. !nfeksi ini juga melalui tulang
diba$ah perlekatan dari otot yang melekat ke mailla, yang berarti kebanyakan abses pada mailla dia$ali olehabses estibular. !nfeksi pada mandibula biasanya melalui lempeng labiobuccocortical dan diatas tempat
berkumpulnya otot-otot, sehingga menghasilkan abses estibular.
!nfeksi odontogenic yang paling umum terjadi ialah abses estibular. *adang pasien mengobati infeksi ini, dan
proses tersebut akan menghasilkan pemecahan infeksi. *adang-kadang abscess ini membentuk sinus kronis kekaitas oral. +elama sinus tersebut terus membesar, pasien tidak akan merasa sakit. 5ntibiotik dapat
menghentikan infeksi ini, tetapi ketika antibiotik dihentikan, infeksi akan berulang.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 42/55
S#ena&io
<Sa#it Gigi Ko# Ke Jant)ng=>
)ak rahat "0 tahun# mengeluh sakit pada dada kiri dan sulit bernafas. +etelah diperiksa dokter spesialis
penyakit dalam, pak rahat menderita jantung koroner. okter menyarankan untuk konsultasi dengan dokter gigikarena mencurigai adanya infeksi odontogen.
okter gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan menemukan gigi &, '4 abses kronis, gigi 4, 44 gangren
pulpa, kalkulus pada semua region dengan grade '.
okter gigi menjelaskan bah$a infeksi yang terjadi di rongga mulut dapat menjadi fokal infeksi yang akan
menjalar kemana-mana karena mikroorganisme yang ada akan menyebar. *elainan di rongga mulut dapatmenjadi focus infeksi dan fokal infeksi apabila tidak ditangani secara komprehensif.
3agaimana saudara menjelaskan masalah di atas
Ste$ 1 -Te&*ino"ogi
1. okal infeksi : infeksi kronis yang bersifat lokal di suatu tempat yang dapat memicu penyakit di tempatlain.
&. ocus infeksi : sumber atau asal infeksi di rongga mulut'. !nfeksi odontogen : infeksi yang berasal dari gigi yang disebabkan oleh bakteri flora normal mulut.
Ste$ 9 -Menent)#an Masa"a0
1. 5pa penyebab fokal infeksi
&. 5pa kaitan sakit jantung yang diderita )ak Rahat dengan kelainan pada gingianya'. 3agaimana mekanisme terjadinya fokal infeksi
4. +elain di jantung, di organ mana saja bisa terjadi fokal infeksi
. 5pa saja mikroorganisme yang berperan dalam infeksi odontogen. 5pa saja penyakit di rongga mulut yang bisa menyebabkan fokal infeksi
F. 3agaimana penanganan komprehensif fokal infeksi
Ste$ ? -Mengana"isa Masa"a0
1. )enyebab fokal infeksi
a. actor agen, meliputi : 9enis bakteri dan irulensinya
apat menyebar secara cepat dan difusi melalui jaringan
(enyebar dengan masuk ke pembuluh darah dan membentuk penyebaran sistemik dari
kompleks imun, komponen dan produk bakteri.
b. actor pejamu (eliputi pertahanan tubuh terhadap penetrasi bakteri
3isa berupa jaringan periodontium, periapikal, dll.
c. Oral hygiene yang buruk d. actor lingkungan, meliputi status sosisal ekonomi
&. *aitan penyakit jantung dengan kelainan pada rongga mulut.
!nfeksi pada rongga mulut disebabkan oleh bakteri. 3akteri dari mulut masuk ke pembuluh darah dan
akan menempel pada timbunan lemak di pembuluh arteri jantung dan akan menimbulkan bekuan yangmenyebabkan timbulnya penyakit jantung.
'. (ekanisme fokal infeksi
5da & cara : *uman terba$a aliran darah atau aliran getah bening ke bagian tubuh yang lain.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 43/55
;oksin dari kuman yang terba$a aliran darah/ aliran getah bening dari fokus infeksi ke bagian
tubuh yang lain.
)enyebarannya melalui ' jalan : ;issue/ascial planes dan spaces
*epala dan leher diselubungi oleh fascial plames "lembaran-lembaran fascia# yang normalnya di
pisahkan oleh jaringan ikat jarang. +pacia spasium merupakan area yang dibatasi oleh fascia, tidak
dijumpai pada orang sehat, berpotensi terisi eksudat purulen ketika terjadi infeksi. apat
menghambat dan melokalisir penyebaran infeksi, namun karena berhubungan, infeksi dapat meluaske spasium yang saling berhubungan. +istem imfatik
5lat pertahanan local dan sistemikterhadap infeksidan inasi mikroorganisme. imfadenitis
regional merupakan tanda infeksi ini dan telah lalu. )eredaran darah
=aernosus sinus thrombosis terjadi akibat perluasan infeksi odontogen kea rah superiormelalui pembuluh darah. 3akteri berjalan dari maksila ke posterior melalui pleus dan . emisari/ ke
anterior melalui . ansularis, dan inferior/ superior . opthamlmik ke sinus caernosus.
4. Organ tempat terjadinya fokal infeksi:
a. *epala dan leher
b. (atac. respiratorius
d. 8astrointestinal
e. !ntra cranialf. ;ulang dan sendi
. (ikroorganisme yang berperan dalam infeksi odontogen
a. 3akteri aerob "F2# 8ram P : streptococcus
8ram J : fusobacterium
b. 3akteri aerob
. )enyakit di rongga mulut yang bisa menyebabkan fokal infeksi
a. )lak b. *alkulus
c. *erusakan pada serabut jaringan periodontium
d. )ulpa gigi yang nekrosis akibat karies periodontium → memberi jalan bagi bakteri untuk masuk ke
dalam jaringan periapikal
e. =andidiasis
f. Osteomilitis
F. )enangan komprehensif fokal infeksi :
a. )embedahan drainase
b. memilih antibiotic yang tepat
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 44/55
INFEKSI ODONTOGEN
!nfeksi odontogen adalah infeksi yang berasal atau bersumber dari dalam gigi.
Etio"ogi
)enyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam
sulkus ginggia, dan mukosa mulut.3akteri yang utama ditemukan adalah bakteri kokus aerob gram positif,kokus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatie.3akteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan
karies, gingiitis, dan periodontitis. 9ika mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpadan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen "5riji et. al.&00&#.
!nfeksi odontogen biasanya disebabkan oleh bakteri endogen.ebih dari setengah kasus infeks
odontogen yang ditemukan "sekitar 0 2# disebabkan oleh bakteri anaerob. Organisme penyebab infeksi
odontogen yang sering ditemukan pada pemeriksaan kultur adalahalpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus, Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, and usobacterium
3akteri aerob sendiri jarang menyebabkan infeksi odontogen "hanya sekitar 2#.3ila infeksi odontogen
disebabkan bakteri aerob, biasanya organisme penyebabnya adalah speciesStreptococcus! !nfeksi odontogen
banyak juga yang disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu sekitar ' 2. )ada infeksicampuran ini biasanya ditemukan -10 organisme pada pemeriksaan kultur "5riji et. 5l. &00&#.
Patofisio"ogi Infe#si Gigi
!nfeksi gigi merupakan suatu hal yang sangat mengganggu manusia, infeksi biasanya dimulai dar
permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi "nekrosis pulpa#. !nfeksi gigi dapat terjadi secara lokal
atau meluas secara cepat. 5danya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa
sampai apeks gigi.oramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi. +elanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang
nekrosis tersebut "8reen et. 5l. &001#.
)enjalaran infeksi odontogen akibat dari gigi yang nekrosis dapat menyebabkan abses, abses ini dibagi
dua yaitu penjalaran tidak berat "yang memberikan prognosis baik# dan penjalaran berat "yang memberikan prognosis tidak baik, di sini terjadi penjalaran hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan
kematian#. 5dapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses subperiosteal, abses
submukosa, abses subgingia, dan abses subpalatal, sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antara lainabses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut. 8igi yang nekrosis juga merupakan fokal
infeksi penyakit ke organ lain, misalnya ke otak menjadi meningitis, ke kulit menjadi dermatitis, ke mata
menjadi konjungtiitis dan ueitis, ke sinus mailla menjadi sinusitis maillaris, ke jantung menjadi
endokarditis dan perikarditis, ke ginjal menjadi nefritis, ke persendian menjadi arthritis "8reen et. al. &001#.
!nfeksi odontogenik merupakan suatu proses infeksi yang primer atau sekunder yang terjadipada
jaringan periodontal, perikoronal, karena traumatik atau infeksi pasca bedah. =iri khas dari infeksi odontogenik
adalah berasal dari karies gigi yang merupakan suatu proses dekalsifikasi email. +uatu perbandingandemineralisasi dan remineralisasi struktur gigi terjadi pada perkembangan lesi karies. emineralisasi yang
paling baik pada gigi terjadi pada saat aktiasi bakteri yang tinggi dan dengan p< yang rendah. Remineralisasi
yang paling baik terjadi pada p< lebih tinggi dari , dan pada salia terdapat konsentrasi kalsium dan fosfat
yang tinggi. +ekali email larut, infeksi karies dapat langsung mele$ati bagian dentin yang mikroporus danlangsung masuk ke dalam pulpa "8reen et. al. &001#.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 45/55
i dalam pulpa, infeksi dapat berkembang melalui suatu saluran langsung menuju apeks gigi dan dapat
menggali menuju ruang medulla pada maksila atau mandibula. !nfeksi tersebut kemudian dapat melobangi platkortikal dan merusak jaringan superficial dari rongga mulut atau membuat saluran yang sangat dalam pada
daerah fasial. +erotipe dari streptococcus mutans (cricetus, rattus, ferus, sobrinus# merupakan bakteri yang
utama dapat menyebabkan penyakit dalam rongga mulut. ;etapi meskipun lactobacilli bukan penyebab utama penyakit, mereka merupakan suatu agen yang progresif pada karies gigi, karena mereka mempunyai kapasitas
produksi asam yang baik "8reen et. al. &001#.
aktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kega$atan infeksi odontogenik adalah:
• 9enis dan irulensi kuman penyebab.
• aya tahan tubuh penderita.
• 9enis dan posisi gigi sumber infeksi.
• )anjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.
• 5danya tissue space dan potential space!
Ge!a"a K"inis
)enderita biasanya datang dengan keluhan sulit untuk membuka mulut "trismus#, tidak bisa makan
karena sulit menelan "disfagia#, nafas yang pendek karena kesulitan bernafas.)enting untuk ditanyakan ri$ayatsakit gigi sebelumnya, onset dari sakit gigi tersebut apakah mendadak atau timbul lambat, durasi dari sakit gigi
tersebut apakah hilang timbul atau terus-menerus, disertai dengan demam atau tidak, apakah sudah mendapat
pengobatan antibiotik sebelumnya "5riji et. al. &00&#.
)ada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu %
1. Rubor : permukaan kulit yang terlibat infeksi terlihat kemerahan akibat asodilatasi, efek dar
inflamasi
&. ;umor : pembengkakan, terjadi karena akumulasi nanah atau cairan eudat
'. *alor : teraba hangat pada palpasi karena peningkatan aliran darah ke areainfeksi
4. olor : terasa sakit karena adanya penekanan ujung saraf sensorik oleh jaringan yang bengkakakibat edema atau infeksi
. ungsiolaesa : terdapat masalah denagn proses mastikasi, trismus, disfagia, dan gangguan pernafasan.
!nfeksi yang fatal bisa menyebabkan gangguan pernafasan, disfagia, edema palpebra, gangguan penglihatan, oftalmoplegia, suara serak, lemah lesu dan gangguan susunan saraf pusat "penurunan kesadaran
iritasi meningeal, sakit kepala hebat, muntah#.
)emeriksaan fisik dimulai dari ekstra oral, lalu berlanjut ke intra oral.ilakukan pemeriksaan integral
"inspeksi, palpasi dan perkusi# kulit $ajah, kepala, leher, apakah ada pembengkakan, fluktuasi, eritema pembentukan fistula, dan krepitasi subkutaneus.ilihat adakah limfadenopati leher, keterlibatan ruang fascia
trismus dan derajat dari trismus.*emudian diperiksa gigi, adakah gigi yang caries, kedalaman caries, italitas
gigi, lokalisasi pembengkakan, fistula dan mobilitas gigi.
JENIS INFEKSI ODONTOGEN
a Pe&i6o&onitis
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 46/55
i# efinisi
)ericoronitis didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi di dalam rongga mulut dan mengeluarkan
simtom.+ecara klinis, perikorontis seperti abses periodontal namun begitu, etiologik nya berbeda. ";opa?ian et
al.,&00&# M)eri-M berarti Mdi sekitar.M perkataan M-coron-M bagian dari istilah mengacu pada MmahkotaM dari gigi5khiran M-itisM mengacu pada adanya infeksi. 9adi, kata perikoronitis secara harfiah berarti Minfeksi di sekitar
bagian mahkota gigi.M ")eterson et. al.,&00'#
ii# 8ambaran *linis dan iagnosa.
)erikoronitis dapat memberi efek terhadap molar ketiga kerana kasus impaksi banyak terjadi pada molar
ketiga dan ia terletak pada pinggir anterior mandibular. Oleh karena itu, kasus impaksi molar ketiga banyakterjadi pada usia de$asa muda.")eterson et. al.,&00'#
)erikoronitis akut mulanya terjadi sebagai kesakitan yang terjadi secara local dan pembekakangingia.*esakitan in dapat dirasai pada bahagian muka, telinga atau sudut pada mandibular.5pabila dilakukan
diagnosa secara isual dan palpasi, terdapat pembekakan, inflamasi, dan bahagian lunak pada jaringan lunak
yang terletak disekeliling koronal termasuk oklusal. ";opa?ian et. al.,&00&#
!nspeksi menunjukkan terdapt akumulasi plak dan debris pada porsi yang terdedah pada gigi yang
terinfeksi dan juga gigi tetangga karena jaringan lunak yang mengalami infeksi tersebut menghalang sikat gigiuntuk mencapai daerah tersebut.)us dapat terlihat diba$ah margin jaringan perikoronal atau dapat dikeluarkan
apabila dilakukan palpasi. ";opa?ian et. al.,&00&#
(assa retromolar terdiri dari campuran jaringan kolagenik yang cukup padat dan pembengkakan jaringan granulasi, dengan moderat untuk sejumlah besar sel inflamasi kronis campuran di seluruh daerah
terinfeksi.(ukosa superior dapat ulserasi dengan tempat ulkus debris nekrotik fibrinoid. @pitel berdekatan
dengan gigi yang terinfeksi biasanya menyajikan dengan kombinasi proses rete hiperplasia, degenerasi dannekrosis, dan mungkin dengan neutrofil. *oloni bakteri, plak gigi dan sisa-sisa makanan nekrotik mungkin
melekat pada epitel.+ecara patologis harus membedakan lesi ini dari granuloma piogenik dan gingiitis rutin
dan ini sering membutuhkan korelasi dengan gambaran klinis. "(alik,&011#
iii# @tilogi
@tiologi perikoronitis secara umum adalah infeksi.6amun beigtu, mikroorganisma spesifik yangmenyebabkan perikoronitis ini masih belum diketahui.;etapi terdapat penelitian yang menemukan S!viridans,
campuran flora oral, spirochetes dan sobakteri terlibat didalam kasus ini. ;erdapat penelitian lain juga
menemukan prevotella intermedia, Peptostreptococcus micros, ! nucleatum, .! actinomycetemcomitans daneillonella di dalam poket lesi akut perikoronal.";opa?ian et. al.,&00&#
isamping itu, etiologi perikoronitis adalah trauma dari gigi tetangga dalam terjadinya ekserbasi dan pembekakan jaringan. aktor lainnya adalah stress emosi, rokok, chronic fatigue, dan infeksi pada saluran
respiratori di bahagian atas.";opa?ian et. al.,&00&#
i# *lasifikasi
)erikoronitis diklasifikasikan menjadi kronis dan akut.)erikoronitis kronis dapat hadir tanpa atau hanya
gejala ringan dan remisi panjang antara setiap peninggian fase untuk perikoronitis akut.)erikoronitis akutdikaitkan dengan berbagai gejala termasuk sakit parah, pembengkakan dan demam. *adang-kadang ada abses
perikoronal terkait "akumulasi nanah# .!nfeksi ini dapat menyebar ke bagian lain dari $ajah atau leher, dan
kadang-kadang dapat menyebabkan jalan nafas "misal ud$ig angina# yang membutuhkan pera$atan rumahsakit darurat."(alik,&011#
# )atogenesis
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 47/55
7mumnya, bakteri tidak dijumpai dalam jaringan.6amun, apabila terdapat Qport de entreK, bakter
tersebut dapat menginasi jaringa. )ertahanan pertama yaitu )(6 akan terjadi pada daerah terinfeksi termasukthrombosis yang memenuhi jaringan askuler dalam mempertahankan homeostasis. 9umlah leukosit dan
mikroorganisme meningkat seterusnya menyebabkan terjadinya pus.3akteri yang sering ditemukan adalah
Stretococcus iridians pada tempat terjadinya abses. )enelitian dilakukan, eksudat pericoronitis terdapat E0.&2oraganisme Qobligate anaerobesK."(alik,&011#
i# (ekanisme ;erjadinya ;rismus akibat )erikoronitis
!nfeksi pada daerah mastikator sering terjadi akibat infeksi dari gigi molar terutamanya infeksi dari
molar ketiga.perikoronitis dari daerah molar ketiga atau abses yang terjadi akibat dari abses sering ditemukan
dalam kasus ini dimana mikroorganisma yang berasal dari molar ketiga dan menyebar ke Cmasticator spacesC.";opa?ian et.al., &00&#
!nfeksi yang terjadi pada Cmasticator spacesC menyebabkan otot mastikator juga terlibat dan seterusnyaterjadi keradangan dan pembekakan di sekitar sudut mandibular apabila dilakukan pemeriksaan secara isual
)asien yang mengalami ini akan berdepan dengan kesulitan dalam membuka mulut atau se$aktu mengunyah
";opa?ian et.al., &00&#
ii# )enatalaksanaan
)enatalaksanaan perikoronitis termasuklah control terhadap infeksi dan tergantung terhadap uji a$alnya
;ingkat keparahan infeksi dan penyebaran infeksi menentukan penatalkasanaan perikoronitis. !nfeksi yang
sudah menyebar ke kelenjar limfe, ruangan fasial akan menyebabkan demam yang parah dan memerluka
pera$atan yang lebih daripada perikoronitis akut. +elain itu, amat penting untuk diketahui gigi yang ter infeksidan prognosa jaringan perikoronal sama ada bisa sembuh atau sebaliknya."(alik,&011#
)engobatan definitif segera perikoronitis akut dianjurkan karena pera$atan bedah telah terbukti untukmengatasi penyebaran infeksi dan rasa sakit, dengan pengembalian lebih cepat dari fungsi. 9uga pengobatan
langsung menghindari penggunaan antibiotic yang terlalu sering "mencegah resistensi antibiotik #.")eterson et.
al.,&00'#
6amun, operasi kadang-kadang tertunda di daerah infeksi akut, dengan bantuan nyeri dan antibiotik karena alasan ")eterson et. al.,&00'# :
• (engurangi risiko yang menyebabkan situs bedah yang terinfeksi dengan tertunda penyembuhan
"misalnya osteomyelitis atau cellulitis#.
• (enghindari pengurangan efisiensi anestesi lokal yang disebabkan oleh lingkungan asam jaringan yang
terinfeksi.
• (enyelesaikan pembukaan mulut yang terbatas, membuat bedah mulut lebih mudah.
• )rognosa pasien lebih baik dengan pera$atan gigi ketika bebas dari rasa sakit .
• (emungkinkan untuk perencanaan yang memadai dengan $aktu prosedur yang dialokasikan dengan
benar.
)ertama, area di ba$ah operkulum yang lembut diirigasi untuk menghilangkan kotoran dan eksuda
inflamasi. +eringkali garam hangat digunakan tetapi solusi laindapat digunakan yang mengandung hidrogen peroksida, chlorheidine atau antiseptik lainnya. !rigasi dapat dibantu dalam hubungannya dengan debridement
"menghilangkan plak, kalkulus dan sisa-sisa makanan# dengan instrumen periodontal.!rigasi mungkin cukup
untuk meringankan setiap abses perikoronal terkait, jika sayatan kecil dapat dibuat untuk memungkinkandrainase.(emendekkan gigi la$an yang menggigit ke dalam operkulum yang terkena untuk menghilangkan
sumber trauma.")eterson et. al.,&00'#
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 48/55
+etelah pengobatan, jika ada tanda-tanda sistemik dan gejala, seperti $ajah atau leher bengkak, limfadenitis
seriks, demam atau malaise, antibiotik oral harus diberikan.5ntibiotik umum digunakan adalah dari kelompok penisilin, klindamisin dan metronida?ol.")eterson et. al.,&00'#
9ika ada disfagia atau sesak "kesulitan menelan atau bernapas#, maka ini biasanya berarti ada infeksi parahdan harus dihantar ke rumah sakit yang tepat sehingga obat dapat diberikan secara intraena.*adang-kadang
operasi semi- darurat dapat diatur untuk menurunkan pembengkakan yang mengancam jalan napas.")eterson et.
al.,&00'#
' A'ses
1. 5bses periapikal5bses periapikal sering juga disebut abses dento-aleolar, terjadi di daerah periapikal gigi yang
sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan eksaserbasi akut. (ungkin terjadi segera setelah
kerusakan jaringan pulpa atau setelah periode laten yang tiba-tiba menjadi infeksi akut dengan gejalainflamasi, pembengkakan dan demam. (ikroba penyebab infeksi umumnya berasal dari pulpa, tetapi
juga bisa berasal sistemik "bakteremia#.
8ambar &.& : 5bses periapikal
1.1 5bses 5pikalis 5kut
5bses apikalis akut adalah proses inflamasi pada jaringan periapikal gigi, yang diserta
pembentukan eksudat. 5bses apikalis akut disebabkan masuknya bakteri, serta produknya dari saluran
akar gigi yang terinfeksi."ingel# 5bses apikalis akut ditandai dengan nyeri yang spontan, adanya pembentukan nanah, dan pembengkakan. )embengkakan biasanya terletak diestibulum bukal, lingua
atau palatal tergantung lokasi apeks gigi yang tekena. 5bses apikialis akut juga terkadang disertai
dengan manifestasi sistemik seperti meningkatnya suhu tubuh, dan malaise. ;es perkusi abses apikalisakut akan mengahasilkan respon yang sangat sensitif, tes palpasi akan merespon sensitif. +edangkan tes
italitas tidak memberikan respon.
+ecara histologi abses apikalis akut menunjukkan adanya lesi destruktif dari nekrosis yangmengandung banyak leukosit )(6 yang rusak, debris, dan sel serta eksudat purulen. 8ambaran
radiografis abses apikalis akut, terlihat penebalan pada ligamen periodontal dengan lesi pada jaringan
periapikal.
8ambar &.'. 8ambaran radiografi dari abses periapikal akut+umber : !ngle 9.!. Endodontics 7th ed! &00&.p.1. &1
1.& 5bses 5pikalis *ronis
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 49/55
5bses apikalis kronis merupakan keadaan yang timbul akibat lesi yang berjalan lama yang
kemudian mengadakan drainase ke permukaan. 5bses apikalis kronis disebabkan oleh nekrosis pulpayang meluas ke jaringan periapikal, dapat juga disebabkan oleh abses akut yang sebelumnya terjadi.
5bses adalah kumpulan pus yang terbentuk dalam jaringan. )us ini merupakan suatu kumpulan sel-sel
jaringan lokal yang mati, sel-sel darah putih, organisme penyebab infeksi atau benda asing dan racunyang dihasilkan oleh orgnisme dan sel darah. 5bses apikalis kronis merupakan reaksi pertahanan yang
bertujuan untuk mencegah infeksi menyebar kebagian tubuh lainnya.
5bses apikalis kronis berkembang dan membesar tanpa gejala yang subjektif, hanya dapat
dideteksi dengan pemeriksaan radiografis atau dengan adanya fistula didaerah sekitar gigi yang terkena.istula merupakan ciri khas dari abses apikalis kronis. istula merupakan saluran abnormal yang
terbentuk akibat drainasi abses.5bses apikalis kronis pada tes palpasi dan perkusi tidak memberikan
respon non-sensitif, +edangakn tes italitas tidak memberikan respon.8ambaran radiografis absesapikalis kronis terlihat putusnya lamina dura hingga kerusakan jaringan periradikuler dan interradikuler.
&. 5bses subperiosteal8ejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak mulut dan daerah
maksilofasial. )embengkakan yang menyebar ke ekstra oral, $arna kulit sedikit merah pada daerah gigi
penyebab. )enderita merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir. )adarahang ba$ah bila berasal dari gigi premolar atau molar pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai
pinggir mandibula, tetapi masih dapat diraba. 8igi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.
8ambar &.' : a. !lustrasi gambar 5bses subperiosteal dengan lokalisasi di
daearah lingual
b. ;ampakan *linis 5bses +ubperiosteal+umber : O&a" S)&ge&%, argiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
'. 5bses submukosa5bses ini disebut juga abses spasium estibular, merupaan kelanjutan abses subperiosteal yang
kemudian pus berkumpul dan sampai diba$ah mukosa setelah periosteum tertembus. Rasa saki
mendadak berkurang, sedangkan pembengkakan bertambah besar. 8ejala lain yaitu masih terdapat
pembengkakan ekstra oral kadang-kadang disertai demam.lipatan mukobukal terangkat, pada palpasilunak dan fluktuasi podotip. 3ila abses berasal darigigi insisius atas maka sulkus nasolabial mendatar,
terangatnya sayap hidung dan kadang-kadang pembengkakan pelupuk mata ba$ah. *elenjar limfe
submandibula membesar dan sakit pada palpasi.
a b
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 50/55
8ambar &.4 : a. !lustrasi gambar 5bses +ubmukosa dengan lokalisasi didaerah bukal.
b. ;ampakan klinis 5bses +ubmukosa
+umber : O&a" S)&ge&%, argiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
4. 5bses fosa kanina
osa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi rahang atas pada regio initerdapat jaringan ikat dan lemak, serta memudahkan terjadinya akumulasi cairan jaringan. 8ejala klinis
ditandai dengan pembengkakan pada muka, kehilangan sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata ba$ah sehingga tampak tertutup. 3ibir atas bengkak, seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang tegang
ber$arna merah.
8ambar &. :a. !lustrasi abses ossa kanina
b. ;ampakan klinis 5bses ossa kanina+umber : O&a" S)&ge&%, ragiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
. 5bses spasium bukal
+pasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna dan m. 3usinator. 3eris jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara otot pengunyah, menutupi fosa retro?ogomatik
dan spasium infratemporal. 5bses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas masuk ke
dalam spasium bukal.
a b
a b
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 51/55
8ejala klinis abses ini terbentuk di ba$ah mukosa bukaldan menonjol ke arah rongga mulut. )ada perabaan
tidak jelas ada proses supuratif, fluktuasi negatif dan gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas. (asa infeksi/pusdapat turun ke spasium terdekat lainnya. )ada pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas
pada perabaan.
8ambar &. : a. !lustrasi gambar memperlihatkan penyebaran abses
lateral ke muskulus buccinator
b. ;ampakan *linis+umber : O&a" S)&ge&%, ragiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
. 5bses spasium infratemporal
5bses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan sering menimbulkan komplikasi
yang fatal. +pasium infratemporal terletak di ba$ah dataran horisontal arkus-?igomatikus dan bagian
lateral di batasi oleh ramus mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. 3agian atas dibatasioleh m.pterigoid eksternus. +pasium ini dilalui a.maksilaris interna dan
n.mandibula,milohioid,lingual,businator, dan n.chorda timpani. 3erisi pleksus enus pterigoid dan juga
berdekatan dengan pleksus faringeal.
8ambar &.F : a. !lustrasi gambar penyebaran abses ke rongga infratemporal b. ;ampakan klinis
+umber : O&a" S)&ge&%, argisos ragiskos , 8ermany, +pringer
F. 5bses spasium submasseter
+pasium submasseter berjalan ke ba$ah dan ke depan diantara insersi otot masseter bagian
superfisialis dan bagian dalam. +pasium ini berupa suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan
ramus antara origo m.masseter bagian tengah dan permukaan tulang. *eatas dan belakang antara origom.masseter bagian tengah dan bagian dalam. isebelah belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan
a b
a b
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 52/55
tipis lembar fibromuskular. !nfeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang ba$ah, berjalan
melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.8ejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula bagian dalam, pembengkakan
jaringan lunak muka disertai trismus yang berjalan cepat, toksik dan delirium. 3agian posterior ramus
mempunyai daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan
a '
8ambar &. : a. !lustrasi gambar menunjukkan penyebaran abses ke daerah submasseter
b. ;ampakan klinis
+umber : O&a" S)&ge&%, ragiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
. 5bses spasium submandibula
+pasium ini terletak dibagian ba$ah m.mylohioid yang memisahkannya dari spasium sublingual.okasi ini di ba$ah dan medial bagian belakang mandibula. ibatasi oleh m.hiooglosus dan
m.digastrikus dan bagian posterior oleh m.pterigoid eksternus. 3erisi kelenjar ludah submandibula yang
meluas ke dalam spasium sublingual. 9uga berisi kelenjar limfe submaksila. )ada bagian luar ditutupoleh fasia superfisial yang tipis dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna.
!nfeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoaleolar, abses periodontal dan perikoronitis
yang berasal dari gigi premolar atau molar mandibula.
a
'
8ambar &.E : a. !lustrasi gambar penyebaran dari abses kedaerah submandibular di ba$ah muskulus mylohyoid
b. ;ampakan klinis+umber : O&a" S)&ge&%, ragiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
E. 5bses sublingual+pasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal , teletek diatas m.milohioid dan bagian
medial dibatasi oleh m.genioglosus dan lateral oleh permukaan lingual mandibula.
8ejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr mulut dan lidah terangkat, bergerser ke sisyang normal. *elenjar sublingual aan tampak menonjol karena terdesak oleh akumulasi pus d
ba$ahnya. )enderita akan mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit.
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 53/55
a '
8ambar &.10 : a. )erkembangan abses di daerah sublingual b. )embengkakan mukosa pada dasar mulut dan eleasi lidah ke arah
berla$anan
+umber : O&a" s)&ge&%, ragiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
10. 5bses spasium submental
+pasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di depannya melintang m.digastrikus
berisi elenjar limfe submental. )erjalanan abses kebelakang dapat meluas ke spasium mandibula dansebaliknya infesi dapat berasal dari spasium submandibula. 8igi penyebab biasanya gigi anterior atau
premolar.8ejala klinis ditandai dengan selulitis pada regio submental. ;ahap akhir akan terjadi supuratif dan
pada perabaan fluktuatif positif. )ada npemeriksaan intra oral tidak tampak adanya pembengkakan
*adang-kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari jaringan sekitarnya. )ada tahap lanjut
infeksi dapat menyebar juga kearah spasium yang terdekat terutamakearah belakang.
a '
8ambar &.11 : a. !lustrasi penyebaran abses ke daerah submental
b. ;ampakan klinis+umber : O&a" S)&ge&%, ragiskos ragiskos , 8ermany, +pringer
11. 5bses spasium parafaringeal
+pasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan apeks bergabung denganselubung karotid. 3agian luar dibatasi oleh muskulus pterigoid interna dan sebelah dalam oleh muskulus
kostriktor. sebelah belakang oleh glandula parotis, muskulus preertebalis dan prosesus stiloideus serta
struktur yang berasal dari prosesus ini. *ebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis,ena jugularis dan nerus agus, serta sturktur saraf spinal, glosofaringeal, simpatik, hipoglosal dan
kenjar limfe.
!nfeksi pada spasium ini mudah menyebar keatas melalui berbagai foramina menuju bagian otak.*ejadian tersebut dapat menimbulkan abses otak, meningitis atau trombosis sinus. 3ila infeksi berjalan
ke ba$ah dapat melalui selubung karotis sampai mediastinuim.
6 PERIODONTITIS APIKALIS
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 54/55
)eriodontitis apikal dapat didefinisikan sebagai peradangan semua struktur pendukung gigi di daerah
sekitar apeks gigi.!nflamasi periapikal biasanya disebabkan oleh infeksi gigi yang khas menyebabkan sakit gigidalam soketnya.<al ini sering disertai dengan kerusakan tulang dan kadang-kadang, apeks akar gigi.6amun
jaringan periapikal memiliki kemampuan untuk menyembuhkan jika penyebab peradangan
dihapus.)eriodontitis periapikal dapat dibagi menjadi periodontitis apikal akut dan kronis.
Etio"ogi
i. !nfeksi
)enyebab paling umum dari penyakit ini adalah infeksi bakteri yang menyebabkan kerusakan
gigi, yang mengarah ke peradangan pulpa "yang merupakan daerah dalam tender gigi#.)eradanganini disebut pulpitis.9ika pulpitis ini tidak diobati, racun bakteri bisa merangkak ke dalam saluran
akar, menyebabkan periodontitis.
ii. ;rauma
+etiap pukulan langsung ke gigi kadang-kadang dapat menyebabkan pulpa gigi mati danmungkin menjadi terinfeksi oleh bakteri dari margin gusi, yang menyebabkan periodontitis
apikal.+ebuah gigitan tiba-tiba pada benda keras, tekanan yang tidak semestinya selama pera$atan
ortodontik dapat menyebabkan periodontitis akut meskipun biasanya berumur pendek.
iii. )era$atan saluran akar
!nstrumentasi mekanis melalui akar gigi selama pengobatan atau dari bahan kimia pengissaluran akar juga dapat menyebabkan peradangan pada daerah periapikal.
Ma6a* Pe&ioontitis A$i#a"is
Pe&ioontitis A$i#a"is A#)t
)eriodontitis apikalis akut adalah suatu keradangan akut dari jaringan periodontal dan tulang di daerah apica
gigi.8ejala subjektif dari periodontitis apikalis akut berupa sakit yang sangat, terutama bila gigi yang
bersangkutan ini digunakan untuk menggigit, selain itu gigi yang bersangkutan terasa lebih menonjol.)ada pemeriksaan klinis, gigi yang mengalami periodontitis apikalis akut sudah non-ital, pada pemeriksaan perkusidan juga drug terasa sakit sekali.+akit ini disebabakan oleh adanya keradangan yang terdapat di jaringan
periapikal.
Pe&ioontitis A$i#a"is K&onis
)eriodontitis apikalis kronis adalah suatu keradangan kronis pada jaringan periapikal gigi yang biasanyamerupakan kenajutan dari periodontitis apikalis akut.6amun periodontitis apikalis kronis ini biasanya
merupakan kelainan yang terjadi sejak a$al tanpa menunjukkan gejala akut terlebih dahulu. <al ini bias
diakibatkan oleh karena infeksi periapikal yang ada sifatnya ringan, atau bias juga karena resistensi jaringan
cukup baik, atau gabungan keduanya.Rasa sakit yang timbul biasanya berupa keluhan kemeng atau kadang-kadang tidak ada keluhan sama
sekali. )ada pemeriksaan klinis didapatkan berupa gigi yang telah non-ital, pada pemeriksaan perkusi dan drug bias didapatkan keluhan rasa sakit berupa kemeng atau sama sekali tidak ada respon sakit.
Patofisio"ogi
)atogenesis penyakit jaringan pulpa dan periapikal gigi yang merupakan kelanjutan
dari proses karies gigi dapat dijelaskan secara lebih rinci seperti berikut ini. 9ika gigi dengan karies superfisialistidak dira$at, maka kerusakan akan terus berlanjut dari enamel ke dentin. 3iasanya seseorang baru menyadari
adanya kerusakan pada giginya apabila sudah timbul rasa nyeri.6yeri akan timbul apabila
7/17/2019 Infeksi Odontogen
http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568d519b647ed 55/55
r angsangan/ je jas mengenai u jung sel odontoblast d i batas dentin denganenamel yang
merupakan gar i s depan per tahanan j ar ingan pulpa . 5pabi la r angsangan sudah mencapai pulpa, nyeri dentin dapat berlanjut menjadi nyeri pulpa.*emudian terjadi reaksi pada system aliran darah mikro
dan system seluler jaringan pulpa. )roses ini menyebabkan udema pada pulpa karena terganggunya
keseimbangan antara aliran darah yang masuk dengan yang keluar. 7dema pada pulpa yang terletak didalamrongga pulpa yang sempit mengakibatkan system persarafan pulpa terjepit, sehingga menimbulkan rasa nyeri
hebat yang sering hampir tak tertahankan. )ersyarafan pulpa gigi adalah serat syaraf cabang sensorik ganglion
#rigeminal dan cabang otonomik ganglion servika superior. ungsi syaraf sensorik " syaraf afferent 6 sensory
neuron, diantaranya 5-delta dan =-fibers# adalah untuk mendeteksi rangsangan dan melanjutkannya ke systemsyaraf pusat, sedangkan fungsi system otonomik ialah untuk menjagakeseimbangan jaringan pulpa dan menjaga
system4homeostatis5.+istem pada organ pulpa gigiinilah yang mengatur proses pemulihan/reaksi jaringan
pulpa terhadap cedera "Rukmo, &011#.
3ila jaringan pulpa dapat menahan jejas yang masuk, menimbulkan kerusakan jaringanyang
sedikit dan mampu untuk pulih kembali maka keradangan pulpa ini diklasifikasikan sebaga pulpitisreersibel.)adaprosesberikutnyajikakerusakanjaringanpulpatambahmeluas sehingga pemulihannya tidak
dapat tercapai, keradangan ini disebut pulpitis ireersibel. 9aringan
pulpayangtelahmeradangtersebutmudahmengalamikerusakansecaramenyeluruhdan mengakibatkan pulpamenjadi nekrosis atau mati. )ulpa yang nekrosis untuk sementara mungkin tidak menimbulkan nyeri, namun
menjadi tempat k u m a n b e r k e mb a n g b i a k y a n g a k h i r ny a m e n j ad i s u m b er i n f e ks i)ro du kin fe ks in yam ud ah me ny eb ar ke ja rin ga ns ek ita rn ya. 3i la menyebar ke jaringan periapika
dapat terjadi periodontitis periapikal.)enyebaran kuman dapat pulamenjangkaujauhkeorgantubuh lainnyaseperti jantung, ginjal, otak, dan lain sebagainya.alam keadaan demikian gigi tersebut kemudian menjadi foca
infectionS.5danya kemungkinan hubungan antara sepsis dalam mulutS dengan endocarditisS telah banyak
dilaporkan.< al i ni la h y an g k em ud ia n m en ja di s al ah s at u d as ar a la sa n u nt uk beke r j a s eca r a asepsis dalam setiap tindakan pera$atan endodontic "Rukmo, &011#.
9 ika keradangan jar ingan per iapikal dibiarkan tanpa pera$atan, lama-kelamaan produ k ir itasi pulpa yang mati dapat menjadi rangsangan yang te rus menerus di ja ringan
per iapi ka l.alam keadaan normal ja ringan pe riapikal gig i te rsebut akan berus aha memben dung
laju jejasdengan cara mengadakan proliferasi jaringan granulasi sehingga terbentuk suatugranuloma periapikal. 9ika proses iritasi berlangsung terus maka epitel 8alasse yang terperangkap
didalam granuloma mengadakan proliferasi. )roliferasi epitel ini diduga disebabkan oleh
karenaa da nya p en ur un an t e ka na n O& d an a da nya k ema mp ua n e pi t el u ntu k
mengadakan anaerobic glycolysis.)ertumbuhan kista yang terus berlangsung disebabkan olehkarena meningkatnyatekanan osmotik dalam lumen, sehingga sel di pusat dan pada dinding
mengalami degenerasiakibat dari ischemia.
@pi t e l memperb anyak d i r i denga n cara pembela han se l d i daerah yang berdekatan
dengan lapisan basal, sel-sel pada bagian sentral menjadi terpisah makin lama makin jauh dari sumber nutrisi,
kapiler dan cairan jaringan dari jaringan ikat. Oleh karena kegagalan memperoleh nutrisi bagian tersebut akanmengalami degenerasi sehingga menjadi nekrotik atauli0uefy!+e
pada bag ian s en t ra l p ro l i f e ras i ep i t e l 8alasse in i a kan mengala mi kemat ian , membentuksuatu epithelial loop sehingga terbentuk suatu kista radikuler yang kecil. @ksudat mengalir dari
pembu luh da r ah kap i l e r me l a lu i r uang i n t ra ep i t e l pad a d ind i ng ep i t e l k i s t a radikulermenuju ke rongga kista.@ksudat mengalir ke rongga kista secara pasif akibat adanyakenaikan tekanan