infeksi jaringan periapikal
-
Upload
darendraabimayu -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
description
Transcript of infeksi jaringan periapikal
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi periapikal dapat menyebar ke jaringan-jaringan lain mengikuti pola patofisiologi
yang beragam yang pada dasarnya dipengaruhi oleh : jumlah dan virulensi kuman, resistensi
dari host, dan struktur anatomi daerah yang terlibat.
Pus pada jaringan periapikal menyebar melalui tulang kanselus menuju ke permukaan
tulang dan setelah menembus lapisan korteks pus masuk ke jaringan lunak di sekitarnya yang
biasanya didahului dengan keradangan pada periosteum tulang alveolar di daerah tersebut
(periostitis)
Arah penyebaran infeksi periapikal menuju ke jaringan lunak dipengaruhi oleh faktor
utama yaitu:
!. "etebalan tulang yang meliputi apeks gigi
. hubungan antara tempat perforasi tulang dan tempat perlekatan otot-otot pada maksila
dan mandibula
Infeksi periapikal pada gigi-gigi rahang atas pada umunya menjalar ke arah labial atau
bukal. #eberapa gigi seperti insisif lateral yang inklinasinya ekstrenm, akar palatal gigi premolar
pertama dan molar rahang atas dapat menyebabkan abses di sebelah palatal. Penjalaran infeksi ke
labial atau bukal dapat menjadi vestibular abs$ess atau fas$ial spa$e infe$tion ditentukan oleh
hubungan antara tempat peforasi tulang dan tempat perlekatan otot-otot pada tukang maksila
yaitu m. bu$$inator dan m. %evator anguli oris.
1.2 Pokok Bahasan
&alam makalah ini akan dibahas mengenai port de entry dan penyebaran infeksi jaringan
periapikal. 'uga diuraikan se$ara singkat mengenai klasifikasi penyebaran infeksi periapikal
dan beberapa penyebaran lain yang sering dijumpai pada beberapa buku mengenai infeksi
1
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
2/15
periapikal. elanjutnya dibahas mengenai gejala klinis, komplikasi yang mungkin terjadi dan
peraatan infeksi jaringan apikal yang diperlukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Periodontitis apikalis akut
&efinisi
Adalah suatu inflamasi periodonsium dengan rasa sakit sebagai akibat trauma, iritasi, atau infeksi
melalui saluran akar, tanpa memperhatikan apakah pulpa vital atau non vital.
*ejala
*ejala periodontitis api$al akut adalah rasa sakit gigi sangat sensitif. &apat juga gigi merasa
agak sakit, kadang-kadang hanya bila diperkusi pada arah tertentu atau rasa sakitnya dapat
sangat.
&iagnosis
*ejalanya adalah hasil dari rangsangan yang berasal dari peraatan endodonti$, yang disebabkan
oleh instrumentasi yang berlebih, rangsangan obat-obatan, atau pengisian yang berlebihan.
&alam kasus ini giginya tanpa pulpa atau hasil stimulasi noksius yang merangsang ligament
periodontal yang dalam kasus ini giginya vital. *igi sensitive terhadap perkusi atau terhadap
tekanan ringan, sedangkan mukosa yang melapisi apeks akar mungkin sensitive atau tidak
sensitive terhadap palpasi. Pemeriksaan radiograf dapat menunjukkan ligament periodontal yang
menebal suatu daerah ke$il refraksi bila melibatkan gigitan pada pulpa dan dapat menunjukkan
struktur periradikular normal bila terdapat pulpa vital di dalam mulutunya.
&iagnosis banding
&iagnosis banding antara periodontitis api$al akut dan abses alveolar akut. "adang
perbedaannya hanya satu tingkat lanjutan. &alam perkembanganya dengan kerusakan jaringan
periapikal dari pada hanya satu reaksi inflamasi ligament periodontal. +iayat pasien, gejala dan
hasil tes klinis akan menolong untuk membedakan penyakit ini.
2
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
3/15
Prognosis
Prognosis bagi gigi umumnya baik. erjadi gejala periodontitis api$al akut aktu peraatan
endodonti$ tidak akan mempengaruhi hasil akhir peraatan.
+en$ana peraatan
Peraatan periodontitis api$al akut terdiri dari penentuan sebab dan meredakan gejalanya.
erutama sangat penting untuk menentukan apakah periodontitis api$al akut ada hubungannya
dengan gigi vital atau gigitan pulpa.#ila fase akut sudah reda, gigi diraat se$ara konservatif.
2.2 Periodontitis apikalis kronis
&efinisi
Peridontitis apikalis kronis merupakan proses inflamasi yang berjalan lama dan lesi berkembang
dan membesar tanpa ada tanda dan gejala subyektif.
tiology
Adapun etiologi dari periodontitis apikalis kronis, yaitu :
- Akumulasi plak dan kalsifikasi kalkulus (tartar) diatas (supra) danatau dibaah (subgingiva)
pada batas gingiva.
- /rganisme yang menyebabkan periodontitis apikalis kronis, antara lain :
!. Porphiromonas gingivalis
. Prevotella intermedia
0. 1usobakterium
2. #akteriodes
- +eaksi inflamasi yang diaali dengan adanya plak yang berhubungan dengan kehilangan yang
progresifdari ligament periodontal dan tulang alveolar, dan pada akhirnya akan terjadi mobilitas
dan tanggalnya gigi.
- ubjek $enderung rentan karena fa$tor genetikdanatau lingkungan seperti :
3
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
4/15
a. 3erokok
b. &iabetes 3elittus
$. Imunokompromised
Pemeriksaan
es vitalitas tidak memberikan respon karena se$ara klinis pulpa yang terlibat telah nekrosis. es
perkusi memberi respon non-sensitif, sedangkan untuk tes palpasi memberikan respon non
sensitif. 4al ini menunjukkan keterlibatan tulang kortikal dan telah terjadi perluasan lesi
kejaringan lunak.
e$ara radiografis
3enunjukkan perubahan gambaran dasar radiolusen periapikal. Perubahan beraal dari
penebalan ligamentum periodontal dan resopsi lamina dura kemudian terjadi destruksi tulang
periapikal.
e$ara histology
Periodontitis apikalis kronis dapat digolongkan menjadi granuloma dan kista.
*ranuloma merupakan jaringan granulasi yang terbentuk sebagai respon jaringan periapikal yang
kronis terhadap inflamasi dan proses nekrosis jaringan pulpa. Pembentukan granuloma dimulai
dengan terjadinya proliferasi sel epitel di periapeks, sehingga membentuk jaringan granulasi
akibatnya sel yang berada di tengah masa epitel tidak mendapatkan suplai nutrisi. ekanan dalam
jaringan granulasi membesar dan menekan jaringan sehat serta tulang di sekitarnya, sehingga
terjadi resopsi tulang yang terlihat se$ara radiografis.
"ista radikuler merupakan rongga patologis di daerah periapikal yang berisi $airan semifluid dan
dilapisi sel-sel epitel yang merupakan hasil dari peradangan akibat nekrosis pulpa.
4
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
5/15
2. Periodontitis apikalis kronis eksaser!asi akut
&efinisi
uatu reaksi inflamatori akut yang melapisi suatu lesi kronis yang ada, seperti kista atau
granuloma
*ejala
Pada mulanya, gigi sensitive terhadap perabaan. #ila inflamasi berkembang, gigi dapat terangkat
dalam soketnya dan dapat menjadi sensitif. 3ukosa yang melapisi daerah radikular dapat
sensitive terhadap palpasi dan terlihat merah dan membengkak.
&iagnosis
#iasanya dihubungkan dengan permulaan terapi saluran akar pada gigi yang sama sekali
asimtomatik. Pada gigi sema$am itu, radiograf menunjukkan lesi periradikuler yang jelas. Pasien
mungkin mempunyai suatu riayat ke$elakaan traumati$ yang mengubah arna gigi menjadi
gelap setelah beberapa lama atau rasa sakit pas$a bedah pada gigi yang telah reda sampai
peristia rasa sakit yang sekarang. idak adanya reaksi terhadap tes vitalitas menunjukkan pada
suatu diagnosis pulpa nekrotik, meskipun pada peristia yang jarang terjadi, sebuah gigi dapat
bereaksi terhadap tes pulpa listrik karena adanya $airan di dalam saluran akar.
&iagnosis banding
ksaserbasi akut lesi kronis akan memberikan gejala yang sama dengan gejala abses alveolarakut. "arena peraatan kedua lesi adalah sama, tidak diperlukan diagnosis banding.
Prognosis bagi gigi adalah baik begitu gejalanya hilang.
+en$ana peraatan
Peraatan eksaserbasi akut lesi kronis yang termasuk gaat, sama dengan peraatan abses
alveolar akut.
2." A!ses periapikal
Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk dimana didalamnya terdapat nanah yang
terbentuk sebagai usaha untuk melaan aktivitas bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi.
istim imun mengirimkan sel darah putih untuk melaan bakteri. ehingga nanah atau pus
5
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
6/15
mengandung sel darah putih yang masih aktif atau sudah mati serta en5im. Abses terbentuk
jikalau tidak ada jalan keluar nanahpus. ehingga nanah atau pus tadi terperangkap dalam
jaringan dan terus membesar.
Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang
yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal umumnya berasal
dari nekrosis jaringan pulpa. 'aringan yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan
han$ur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. el-sel darah putih
yang merupakan pertahanan tubuh dalam melaan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut
dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan mati. el darah putih yang mati inilah yang
membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini maka jaringan
sekitarnya akan terdorong dan menjadi dinding pembatas abses. 4al ini merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk men$egah penyebaran infeksi lebih lanjut. 'ika suatu abses pe$ah di
dalam maka infeksi bisa menyebar tergantung kepada lokasi abses.
Penyebab Abses Periapikal adalah ubuh menyerang infeksi dengan sejumlah besar sel
darah putih6 nanah adalah sekumpulan sel darah putih dan jaringan yang mati. #iasanya nanah
dari infeksi gigi pada aalnya dialirkan ke gusi, sehingga gusi yang berada di dekat akar gigi
tersebut membengkak. 7anah bisa dialirkan ke kulit, mulut, tenggorokan atau tengkorak,
tergantung kepada lokasi gigi yang terkena.
*ejala Abses Periapikal yaitu gigi terasa sakit, bila mengunyah juga timbul nyeri."emungkinan ada demam disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher. 'ika absesnya
sangat berat, maka di daerah rahang terjadi pembengkakan.
/rang yang memiliki daya resistensi tubuh yang rendah, memiliki resiko tinggi untuk menderita
abses. Pada aalnya, penderita abses mengalami sakit gigi yang bertambah parah. ehingga
saraf di dalam mulut juga dapat terinfeksi. 'ika absesnya tersembunyi di dalam gusi, maka gusi
bisa berarna kemerahan. 8ntuk menterapinya, dokter gigi membuat jalan di permukaan gusi
agar pus bisa berjalan keluar. &an ketika pus sudah mendapatkan jalan keluar, kebanyakan rasa
sakit yang diderita oleh pasien berkurang drastis. 'ika abses tidak di irigasidrainasi dengan baik,
hanya sekedar pe$ah. 3aka infeksi tadi akan menyebar ke bagian lain di mulut bahkan bisa
menyebar ke leher dan kepala.
*ejala aal adalah pasien akan merasakan sakit yang berdenyut-denyut di daerah yang
terdapat abses. %alu gigi akan menjadi lebih sensitif terhadap rangsang panas dan dingin serta
6
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
7/15
tekanan dan pengunyahan. elanjutnya pasien akan menderita demam, kelenjar limfe di bagian
rahang baah akan terasa lebih menggumpalsedikit mengeras dan terasa sakit jika diraba.
Pasien juga merasa sakit pada daerah sinus. 'ika pus mendapat jalan keluar, atau dengan kata lain
bisulnya pe$ah, akan menimbulkan bau busuk dan rasa sedikit asin dalam mulut anda.
#iasanya para dokter gigi dapat mendiagnosa adanya abses dalam rongga mulut dengan
memeriksanya se$ara langsung. &okter gigi juga dapat melakukan diagnosa pulpa, untuk
mengetahui apakah gigi anda masih vital atau tidak. &an untuk lebih memastikan, dokter gigi
juga mengambil gambaran radiografi. *ambaran radiografi dari abses ini tampak gambaran
radiolusen berbatas difus di periapikal.
8mumnya disebabkan oleh infeksi kuman dari proses karies. &engan perkembangan
karies, atau beberapa antigen dapat menyebabkan respons keradangan jaringan pulpa. /leh
karena pulpa tertutup oleh struktur padat dentin maka tidak terdapat ruangan untuk perluasan
eksudat radang dan melalui saluran akar akan menyebar ke jaringan periapikal membentuk abses
periapikal akut dan bila prosesnya kronik akan menjadi kelainan berupa abses kronik, granuloma
dan kista radikular.
"uman saluran akar merupakan penyebab utama abses periapikal, dan umumnya berupa
*ram positif, *ram negatif baik aerob dan anaerob yang akan invasi ke jaringan periapikal dan
akhirnya dapat menyebabkan kerusakan. Pasien dengan abses periapikal mungkin dapat dengan
atau tanpa tanda-tanda peradangan, yang difus atau terlokalisasi. Pada pemeriksaan perkusi danpalpasi dapat ditemukan tanda-tanda sensitifitas dengan derajat yang bervariasi. Pulpa tidak
bereaksi terhadap stimulasi thermal karena berhubungan dengan pulpa yang telah nekrosis.
gambaran radiografi dapat bervariasi dari penipisan ligamen periodontal hingga lesi radiolusensi
dengan batas yang tidak jelas.
Abses atauselulitisdiatasi dengan menghilangkan infeksi dan membuang nanah melalui
bedah mulut atau pengobatan saluran akar. 8ntuk membantu menghilangkan infeksi seringkali
diberikan antibiotik. indakan yang terpenting adalah men$abut pulpa yang terkena dan
mengeluarkan nanahnya. Pada pemerikasaan rontgen akan tampak gambaran radiolusen berbatas
difus di periapikal. erapi yang dilakukan adalah insisi, drainase dan pemberian antibiotik.
2.# $ranulo%a periapikal
7
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
8/15
*ranuloma periapikal merupakan lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan yang
lambat yang berada dekat dengan ape9 dari akar gigi, biasanya merupakan komplikasi dari
pulpitis. erdiri dari massa jaringan inflamasi kronik yang berprolifersi diantara kapsul fibrous
yang merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.
*ambaran radiografi yaitu ampak gambaran radiolu$ent dengan batas tepi yang kadang terlihat
jelas pada periapikal. 8mumnya berbentuk bulat. *igi yang bersangkutan akan menunjukkan
hilangnya gambaran lamina dura. #iasanya tidak disertai adanya resorbsi akar, namun ada juga
yang menunjukkan gambaran resorbsi akar.
*ranuloma periapikal dapat disebabkan oleh berbagai iritan pada pulpa yang berlanjut hingga ke
jaringan sekitar apeks maupun yang mengenai jaringan periapikal. Iritan dapat disebabkan oleh
organisme seperti: bakteri dan virus6 dan non-organisme seperti: iritan mekanis, thermal, dan
kimia.
Penelitian yang dilakukan terhadap spesimen periapikal granuloma, sebagian besar
merupakan bakteri anaerob fakultatif dan organisme yang tersering adalah Veillonella species
(!;), Streptococcus milleri (!!;), Streptococcus sanguis (!!;), Actinomyces naeslundii
(!!;),Propionibacterium acnes(!!;), danBacteroides species(!
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
9/15
Patofisiologi dari *ranuloma periapikal juga dapat disebabkan oleh berbagai iritan pada
pulpa yang berlanjut hingga ke jaringan sekitar apeks maupun yang mengenai jaringan
periapikal. Iritan dapat disebabkan oleh organisme seperti: bakteri dan virus6 dan non-organisme
seperti: iritan mekanis, thermal, dan kimia timbul akibat nekrosis pulpa, penyebaran pertama dari
inflamasi pulpa ke jaringan periradikuler. *ranuloma periapikal merupakan kelanjutan dari abses
periapikal akut. Iritannya meliputi mediator inflamasi dari pulpa yang terinflamasi irreversible
atau toksin bakteri dari pulpa yang nekrotik.
Patogenesis yang mendasari granuloma periapikal adalah respon system imun untuk
mempertahankan jaringan periapikal terhadap berbagai iritan yang timbul melalui pulpa, yang
telah menjalar menuju jaringan periapikal. erdapat berbagai ma$am iritan yang dapat
menyebabkan peradangan pada pulpa, yang tersering adalah karena bakteri, proses karies yang
berlanjut akan membuat jalan masuk bagi bakteri pada pulpa, pulpa mengadakan pertahanan
dengan respon inflamasi.
erdapat tiga karakteristik utama pulpa yang mempengaruhi proses inflamasi. Pertama,
pulpa tidak dapat mengkompensasi reaksi inflamasi se$ara adekuat karena dibatasi oleh dinding
pulpa yang keras. Inflamasi akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan meningkatnya
volume jaringan karena transudasi $airan. "edua, meskipun pulpa memiliki banyak
vaskularisasi, namun hanya disuplai oleh satu pembuluh darah yang masuk melalui saluran
sempit yang disebut foramen apikal, dan tidak ada suplai $adangan lain. dema dari jaringanpulpa akan menyebabkan konstriksi pembuluh darah yang melalui foramen apikal, sehingga
jaringan pulpa tidak adekuat dalam mekanisme pertahanan, terlebih lagi edema jaringan pulpa
akan menyebabkan aliran darah terputus, menyebabkan pulpa menjadi nekrosis. +uangan pulpa
dan jaringan pulpa yang nekrotik akan memudahkan kolonisasi bakteri. "etiga, karena gigi
berada pada rahang, maka bakteri akan menyebar melalui foramen apikal menuju jaringan
periapikal.
*ejala klinis dari granuloma periapikal dan kista periapikal sangat sulit dibedakan,
biasanya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri, dan tes perkusi negatif. /leh karena
berhubungan dengan pulpa yang telah nekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang
negatif. *ambaran radiografi akan menunjukkan adanya radiolusen dengan batas yang jelas.
3eskipun pemeriksaan dengan radiografi merupakan kun$i diagnostik, satu satunya $ara untuk
dapat membedakan keduanya se$ara akurat adalah dengan menggunakan pemeriksaan
9
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
10/15
mikroskopik6 gambaran histopatologis granuloma periapikal telah dijelaskan sebelumnya,
sedangkan gambaran histopatologis kista periapikal ditandai dengan adanya suatu rongga yang
berlapiskan epitel jenis non-keratinizing stratified squamousdengan ketebalan yang bervariasi,
dinding epitelium tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan plexiform.
e$ara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya banyak sel radang, yaitu
sel plasma dan sel limfosit pada dinding kista tersebut. Rousel body atau round eusinophilic
globulebanyak ditemukan didalam atau diluar sel plasma sehingga terjadi peningkatan sintesis
imunoglobulin.
*ranuloma periapikal merupakan reaksi inflamasi kronis yang berada di sekitar ape9 gigi
yang merupakan kelanjutan dari keradangan pada pulpa yang disebabkan oleh berbagai ma$am
iritan, seperti bakteri, trauma mekanis, dan bahan kimia. Patogenesis yang mendasarinya adalah
reaksi dari sistem imun tubuh terhadap adanya iritan. *ranuloma periapikal biasanya tidak
bergejala dan ditemukan se$ara tidak sengaja pada pemeriksaan radiografi sebagai gambaran
radiolusen, diagnosis bandingnya termasuk kista periapikal dan abses periapikal, yang hanya
dapat dibedakan melalui pemeriksaan mikroskopis. terapi dapat dilakukan dengan penanganan
endodontik non pembedahan maupun pembedahan. Prognosis dari granuloma periapikal adalah
baik.
&ental granuloma umumnya tidak menimbulkan gejala-gejala yang pasti. *igi yang
bersangkutan akan memberikan respon negative pada perkusi, tes termal, dan tes elektrik pulpa.Pada dental granuloma yang terus berlanjut dan dibiarkan tanpa peraatan dapat berubah
menjadi kista periapikal.
%esi inflamasi api$al umumnya disebabkan oleh adanya produk toksik yang dihasilkan oleh
bakteri yang ada di saluran akar, sehingga keberhasilan peraatan tergantung pada eliminasi
bakteri pada gigi yang bersangkutan.
Pada gigi yang masih dapat dipertahankan dapat dilakukan peratan saluran akar.
edangkan pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan ekstraksi. Pada
gigi yang diraat saluran akar perlu dilakukan evaluasi pada tahun pertama dan kedua untuk
memastikan apakah lesi bertambah besar atau telah sembuh.
"ebanyakan dari periapikal granuloma ditemukan se$ara tidak sengaja selama pemeriksaan
rutin. "arena granuloma periapikal merupakan kelanjutan dari nekrosis pulpa maka pada
pemeriksaan fisik akan didapatkan tes thermal yang negatif dan tes P yang negatif. Pada
10
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
11/15
gambaran radiografi lesi yang berukuran ke$il tidak dapat dipisahkan se$ara klinis dan
radiografi. Periapikal granuloma terlihat sebagai gambaran radiolusen yang menempel pada ape9
dari akar gigi. ebuah gambaran radiolusensi berbatas jelas atau difus dengan berbagai ukuran
yang dapat diamati dengan hilangnya lamina dura, dengan atau tanpa keterlibatan kondensasi
tulang.
"egagalan proses penyembuhan bisanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
- #erubah menjadi bentukan kista
- "egagalan peraatan saluran akar
- 1raktur akar verti$al
- Adanya penyakit periodontal
*ejala klinis dari granuloma periapikal dan kista periapikal sangat sulit dibedakan,
biasanya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri, dan tes perkusi negatif. /leh karena
berhubungan dengan pulpa yang telah nekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang
negatif. *ambaran radiografi akan menunjukkan adanya radiolusen dengan batas yang jelas.
3eskipun pemeriksaan dengan radiografi merupakan kun$i diagnostik, satu satunya $ara untuk
dapat membedakan keduanya se$ara akurat adalah dengan menggunakan pemeriksaan
mikroskopik6 gambaran histopatologis granuloma periapikal telah dijelaskan sebelumnya,
sedangkan gambaran histopatologis kista periapikal ditandai dengan adanya suatu rongga yang
berlapiskan epitel jenis non-keratinizing stratified squamousdengan ketebalan yang bervariasi,dinding epitelium tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan plexiform.
e$ara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya banyak sel radang, yaitu
sel plasma dan sel limfosit pada dinding kista tersebut. Rousel body atau round eusinophilic
globulebanyak ditemukan didalam atau diluar sel plasma sehingga terjadi peningkatan sintesis
imunoglobulin.
2.& 'ista (adikuler
"ista radikuler juga dikenal dengan nama kista periapikal atau kista api$al periodontal yang
merupakan kista yang paling sering ditemukan. erbentuk dari iritasi kronis gigi yang sudah
tidak vital. "ista tumbuh dari epitel rest of alassezyang mengalami proliferasi oleh karena
respon terhadap proses radang yang terpi$u oleh karena infeksi bakteri pada pulpa yang nekrosis.
11
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
12/15
e$ara histopatologis kista ini ditandai dengan adanya suatu rongga yang berlapiskan epitel yang
tidak mengalami keratiisasi skuamosa dan mempunyai ketebalan yang bervariasi. e$ara khas
dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya banyak sel neutrofil pada dinding kista
tersebut. Pada dinding kista sering didapatkan kerusakan karena proses radang.
&inding rongga kista radikuler atau periapikal merupakan lapisan epitel jenis !on-keretinizing
stratified squamous dengan ketebalan yang bervariasi. &inding epithelium tersebut dapat sangat
proliferatif dan memperlihatkan susunan ple9iform. el-sel mu$us juga ditemukan dilokasi ini,
meskipun jarang. ebagai jenis kista yang terjadi karena proses radang, maka dinding epithelium
dapat mengandung banyak sel radang, yaitu sel plasma dan limphosit. Rousel body atauRound
eusinofilic globulae banyak ditemukan di dalam atau luar sel plasma sehingga terjadi
peningkatan sintesis immunoglobulin. "eberadan immunoglobulin ini dapat diyakinkan dengan
pemeriksaan pearnaan menggunakan imunofluoresens.
"ista radikuler memiliki gambaran radiologist berupa lesi bulat berbatas jelas di regio api$al
gigi. *ambaran radiolusen melekat pada bagian api$al gigi.
Pemeriksaan kista radikuler dapat dilakukan dengan $ara biopsy yang meliputi:
!. Aspirasi jarum halus (17A#) = jarum diameter > !mm, ujung jarum ditusukkan ? 9,kemudian dibuat hapusan (smear) = one layer smear
. ksisi : digunakan untuk pengambilan lesi ke$il yang se$ara klinis merupakan lesi yang jinak
(@ > !$m), baik lesi superfisial maupun lesi profundus, lunak atau keras. Pendekatan yang
dilakukan bisa dengan insisi berbentuk elips (untuk lesi permukaan (atau modifikasinya, apabila
lesi terletak di dalam jaringan lunak.
0. Insisi : pemeriksaan ini bila lesi ini berukuran besar atau potensial ganas (nantinya
memerlukan eksisi yang luas) atau untuk menghindari strukstur penting di sekitarnya, misalnya
arteri atau saraf. #iopsy insisional biasanya dipilih untuk lesi yang besar dan terletak di dalam
tulang, baik lesi kistik maupun solid, untuk menentukan sifatnya, sehingga dapat digunakan
untuk meren$anakan tindakan rehabilitatif.
2. Aspirasi : suatu pendekatan untuk fluktuan di dalam lesi jaringan lunak baik superfi$ial atau
profunda. %esi sentral pada tulang diaspirasi dahulu sebelum diambil, karena dikhaatirkan akan
12
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
13/15
terjadi perdarahan yang disebabkan oleh adanya hemangioma sentral atau anomaly vaskuler.
Aspirasi kurang bermanfaat untuk diagnosi lesi yang solid.
Peraatan kista radikuler adalah dengan $ara enukleasi melalui alveolus pada saat ekstraksi. #ila
ukurannya bertambah besar (-0$m) dan melibatkan gigi struktur di sekitarnya, maka
penatalaksanaannya menjadi kompleks memerlukan tindakan kontrol infeksi, marsupialisasi
dengan biopsi dan penyembuhannya lama.
2.) Periodontitis 'ronis
a. Histopatologi
Perbedaan histology yang paling penting diantara gingivitis dan periodontitis adalah
resorpsi tulang, proliferasi apikal dan ulserasi epitel penghubung (poket) serta kelanjutankehilangan perlekatan jaringan ikat. Pada poket ditemukan bakteri gram (B), gram (-), dan
adheheren.
Perjalanan inflamasi dari gingiva ke struktur ke periodontal pendukung (atau peralihan
gingivitis menjadi periodontitis) diduga sebagai dimodifikasi oleh potensi patogenesis plak, atau
oleh daya tahan pejamu. &aya tahan pejamu yang dimaksud men$akup aktivitas imunologis, dan
mekanisme yang berkaitan dengan jaringan lainnnya seperti derajat fibrosis gingiva,
kemungknan juga lebar gingival $ekat dan reaksi fibrogenesis dan osteogenesis yang
berlangsung disekitar lesi inflamasi. uatu sistem fibrin-fibrinolitik disebut-sebut sebagai
berperan menghambat perluasan lesi.
!. Patogenensis
3ikroba yang terdapat pada plak subgingiva menghasilkan suatu kenaikan respon imun-inflami
host dalam jaringan periodontal yang dikarakteristikkan oleh produksi berlebih sitokin
inflamatori (interleukin, faktor nekrosis tumor), prostaglandin (P*) dan en5im-en5im meliputi
mati9 metaloproteinases (33Ps). 3ediator-mediator inflamasi ini bertanggung jaab untk
besarnya kerusakan jaringan periodonsium, terutama pada tanda-tanda klinis dan gejala dari
periodontitis. Proses ini dimodifikasi oleh oleh lingkungan (merokok) dan faktor resiko yang
didapat (penyakit sistemik) serta kerentanan genetik, P37s, dan %P.
*. I%unopatogenesis
13
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
14/15
Periodontitis kronis dikarakteristikan sebagai pengaktivan jalur alternative dari
komplemen, denganpembelahan atau perpe$ahan C0dan C0#dalam gingival fluids. 4al ini juga
memungkinkan pe$ahnya produk-produk di *C1 ("ingi#al $ra#ecular %luid) akibat aktivitas
en5im bakteri P&gingi#alis, misalnya memproduksi en5im yang mampu meme$ah C menjadi
bentuk metabolik aktifnya, CA.
Aktifitas kolagenase dihubungkan dengan kerusakan aktif periodontal. 33P-D
meningkat, namun I3P (I3P-!) tidak. "emampuan en5im mirip $hymotrypsin '&denticola
untuk mengaktifkan 33Pssehingga akan memediasi perusakan jaringan. #anyaknya kolagenase
dikarenakan kolagenase 33P-D neutrofil. #eberapa mikroorganisme memodulasi sekresi
kolagenase dari neutrofil. 1agositosis dari '&nukleatumdan '&denticolamenyebabkan pelepasan
elastase dan 33P-D dari neutrofil.
d.Proses Pen+e%!uhan
Proses penyembuhan se$ara umum adalah berupa penyingkiran debris, jaringan yang mengalami
degeneralisasi serta pergantian jaringan yang telah rusak.
erdapat empat aspek penyembuhan periodontal:
!. +egenerasi
+egenerasi merupakan proses biologik dimana bentuk dan fungsi jaringan yang hilang
digantikan sama persis dengan sempurna. 3isalnya pembentukan kembali sementum, ligamen
periodontal, dan tulang alveolar yang hilang.
. +epair
+epair merupakan penyembuhan dengan pembentukan jaringan yang sebenarnya tidak
mengembalikan arsitektur dan fungsi aslinya. 3isalnya pembentukan epitel penghubung yang
panjang (long (unctionnal epithelium) setelah skelling dan root planning.
0. 7e atta$hment
Perlekatan baru diartikan sebagai tertanamnya serabut ligamen periodontal yang baru ke
sementum yang baru dan perlekatan epitel gingiva ke permukaan gingiva gigi yang tadinya
tersingkap karena penyakit.
14
-
5/26/2018 infeksi jaringan periapikal
15/15
2. +eatta$hment
+eatta$hment merupakan pertemuan kembali antara jaringa ikat dan akar yang sbelumnya
terpisahkan karena suatu insisi atau injuri, namun bukan karena penyakit. 3isalnya pembukaan
sementara jaringan ikat gingival untuk akses ke karies akar.
15