Infeksi

download Infeksi

of 28

description

infeksi

Transcript of Infeksi

INFEKSI-INFEKSI TULANGSuatu proses infektif akan melibatkan jaringan-jaringan lunak, periosteum, cortex, dan/atau sumsum tulang, memberikan hasil dalam sebuah abses jaringan lunak, periostitis infektif, osteitis infektif, dan osteomyelitis, masing-masingnya. Penyebaran infeksi yang paling umum adalah oleh rute hematogenous yang diakibatkan oleh penyebaran infeksi langsung dari sebuah luka jaringan lunak yang berdekatan. Organisme-orgaisme akan secara langsung meng-implant ke dalam tulang seperti dalam sebuah cedera penetrasi, baik traumatik ataupun iatrogenik. Infeksi-infeksi pasca operasi, khususnya setelah fiksasi patah tulang, pembedahan cakram, dan arthroplasti persendian, adalah masih relatif umum.

Pathologi. Pada awalnya, organisme yang menginfeksi akan tersangkut dalam metafisis dari sebuah tulang panjang dan menghasilkan hyperemia, edema, abses, da kerusakan trabekular. Nanah, yang berada di bawah tekanan, kemudian akan memasuki kanal-kanal haversian dan Volkmann dari cortex, secara berturut-turut meluas melalui cortex dan meningkatkan periosteum untuk menghasilkan sebuah abses subperiosteal. Tulang baru periosteal yang terbentuk di sekitar foci infektif disebut involucrum. Tulang cortical yang kehilangan pasokan darahnya menjadi necrotic. Pecahan-pecahan tulang mati disebut sequestra. Baik nanah maupun sequestra keduanya akan menyeruak melalui kerusakan-kerusakan, atau cloacae, dalam involucrum dan meluas melalui saluran-saluran sinus menuju permukaan kulit. Ketika hanya material bernanah saja yang membalik involucrum, abses jaringan lunak pun terbentuk.

Penemuan-Penemuan Radiografi. Selam 3 hari setelah infeksi, pembengkakan dan obliterasi jaringan lunak dari lempengan-lempengan lemakakan terdeteksi, berlawanan dengan neoplasma, yang mana cenderung untuk memindahkan lempengan-lempengan lemak. Penemuan-penemuan tulang menonjol pertama akan menjadi dapat terdeteksi oleh film-film datar pada 10 sampai 14 hari. Ini terdiri dari kawasan-kawasan kerusakan osteoporosis dan lytic di dalam metafisis (Gambar 19.1 dan 19.2), meskipun kawasan-kawasan lytic di dalam tulang cortical dan tulang baru periosteal seringkali terlihat (Gambar 19.3). Secara klasik, reaksi periosteal adalah sebuah lapisan tunggal dari tulang baru utuh, bagaimanapun, penemuan-penemuan seperti pengulitan bawang dan segitiga Codman akan terjadi dengan infeksi-infeksi yang lebih agresif (Gambar 19.4). Ketika sebuah abses jaringan lunak terbentuk, sebuah massa jaringan lunak yang berhubungan dengan obliterasi lempengan lemak pun dicatat. Dengan penundaan dalam diagnosa atau perawatan, perawatan yang tidak layak, atau terapi antibiotik yang tidak memadai, bentuk-bentuk sub akut dan kronis dari osteomyelitis pun dihasilkan. Penemuan-penemuan yang umum adalah sebuah involucrum, sequestra, dan cloacae yang menyolok. Sequestra teridentifikasi sebagai foci peningkatan kepadatan karena tulang mati yang tetap tidak berubah sambil mengelilingi tulang menjadi osteoprotik (Gambar 19.5).

Perbedaan dalam pasokan vaskuler dan pencapaian periosteal memberikan hasil dalam pola-pola klinik dan radiologik yang berbeda dalam osteomyelitis tulang panjang pada bayi (di bawah 1 tahun), anak-anak (1 sampai 16 tahun atau sebelum penutupan plat pertumbuhan), dan dewasa (setelah penutupan plat pertumbuhan). Konfigurasi ujung lubang terminal dari pembuluh-pembuluh arterial yang memasok metafisis membawa kepada sebuah stasis aliran darah yang relatif, memungkinkan organisme-organisme yang menginfeksi untuk berproliferasi. Pada bayi-bayi, pembuluh-pembuluh metaphyseal akan memperforasi pelat physeal dan memasuki epiphysis. Pembuluh-pembuluh transphyseal yang dicatat dalam masa pertumbuhan bayi tidak lagi terlihat dalam masa anak-anak, dan pelat physeal tersaji sebagai sebuah penghalang relatif bagi tersebarnya infeksi-infeksi metaphyseal. Dalam usia anak-anak, epiphysis juga dipasok oleh pembuluh-pembuluh ujung lubang terminal. Dalam masa pertumbuhan bayi dan masa anak-anak periosteum adalah lebih longgar untuk dicapai menuju tulang cortical dan mempunyai jumlah-jumlah yang lebih besar pembuluh yang berperforasi daripada dalam usia dewasa. Sebagai hasilnya penyebara infeksi subperiosteal jauh lebih umum dalam usia bayi dan anak-anak.

Bayi. Kelompok B hemolytic Streptococcus dan Staphylococcus aureus adalah organisme-organisme terisolasi yang paling sering muncul, seringkali dari kateter arteri umbilikal yang terinfeksi. Infeksi berawal dalam metaphysis tapi seringkali meluas dengan cepat ke dalam epiphysis (Gambar 19.6). Epiphysis akan menunjukkan suatu penurunan dalam ukuran atau secara lengkap menjadi tidak ada (hilangnya epiphysys). Tulang rawan artikular seringkali utuh dalam kasus-kasus ini. Infeksi-infeksi septic arthritis dan multifocal biasanya dijumpai. Pembentukan involucrum, sequestrum, dan abses jaringan lunak adalah hal yang biasa (Gambar 19.7).

Anak-anak. Tanda-tanda dan gejala-gejala toxic sistemik seringkali terlihat, sebagaimana halnya dengan perubahan-perubahan peradangan lokal. S. aureus adalah organisme yang biasa menginfeksi. Penemuan-penemuan radiologi biasanya ditemukan dalam metaphysis atau dalam dudukan-dudukan ekivalen metaphyseal (lebih dari 30%) seperti ischiopubic synchondrosis dalam tulang pinggul (Gambar 19.8). Infeksi tidak bisa tersebar melalui pelat pertumbuhan, dan keterlibatan epiphyseal dan sendi tidaklah biasa. Dikarenakan adanya arteri yang berputar (putaran Hunter) mengelilingi epiphysis yang juga memberikan cabang-cabang ke batas-batas sekeliling dari metaphysis, dan dikarenakanaliran yang lebih rendah dalam sistem vena sub chondral, infeksi-infeksi epiphyseal yang terutama akan jarang sekali terjadi dalam kelompok usia ini. Seperti dalam bayi, pembetukan involucrum, sequestrum, dan abses jaringan lunak adalah hal yang umum.Gambar 19.1 Osteomyelitis dari metatarsal pertama. Perubahan-perubahan lytic yang hampir tidak terlihat tersaji dalam metaphysis yang terdekat seminggu setelah gejala-gejala klinis.

Gambar 19.2 Osteomyelitis (S. aureus). Kerusakan agresif, menembus, dan lytic dari distal tibial diaphysis dan metaphysis dengan sebuah patahan tulang pathologis.

Gambar 19.3 Osteomyelitis dari fibula. Lytic metaphyseal, diaphyseal, dan foci tercatat, sebagaimana halnya dengan sebuah reaksiperiosteal tebal. Secara klinis, pembengkakan, dan demam tercatat hanya selama 3 hari.

Dewasa. Organisme-organisme negatif gram seringkali dijumpai. S. aureus tetap menjadi organisme yang umum, khususnya dalam para penyalah guna obat-obatan. Pelaksanaan klinis seringkali tersembunyi dan membahayakan, mengarah kepada suatu penundaan dalam diagnosa dan perawatan. Bentuk-bentuk kronis dari osteomyelitis adalah lebih umum dalam kelompok ini. Infeksi biasanya berlokasi dalam epiphysis dan akan meluas ke dalam persendian (Gambar 19.9, 19.10). Pembentukan involucrum, sequestrum, dan abses jaringan lunak adalah hal yang tidak biasa dalam infeksi-infeksi akut dikarenakan pencapaian yang kuat dari periosteum. Saluran-saluran sinus dan patahan-patahan tulang pathologis terjadi dengan osteomyelitis kronis. Frekuensi keterlibatan dari tulang non-panjang (tulang belakang, tulang pinggul, dan tulang-tulang kecil) adalah yang paling besar dalam kelompok ini.

Abses Brodie. Sebuah luka eksentrik yang dibatasi dengan baik dengan sebuah zona sclerosis yang memudar dalam seorang anak adalah sangat menyarankan diagnosa. Meskipun metaphyseal pendahuluan, lebih dari sepertiga dari luka-luka adalah diaphyseal (Gambar 19.11). Sebuah saluran sinus akan mterjadi melalui pelat pertumbuhan yang terbuka ke dalam epiphysis.

Osteomyelitis dari Garr yang bersclerosis. Luka yang jarang terjadi ini paling sering dalam rahang bawah sekunder untuk infeksi S. Aureus. Jika terlihat dalam tulang-tulang panjang, ia melibatkan diaphysis. Sclerosis yang ditandai memberikan hasil dari sebuah respons tulang baru periosteal intens yang tersaji. Secara histologi, bagaimanapun, tidak ada penetesan nanah atau necrosis yang teridentifikasi.

Keterlibatan Tulang non Panjang (Tidak Termasuk Tulang Belakang). Infeksi-infeksi tulang non panjangseringkali terjadi sekunder terhadap penyebaran yang berbatasan dari sebuah infeksi jaringan lunak yang berdekatan. Infeksi-infeksi kulit kepala sinus frontal adalah yang paling sering menyebabkan osteomyelitis dalam tengkorak. Osteomyelitis rahang bawah biasanya akibat pencabutan gigi atau trauma. Faktor-faktor etiologi lainnya termasuk luka-luka tusukan, gigitan, terbakar, iradiasi, dan prosedur-prosedur pembedahan dan intervensional. Penanahan jaringan lunak dan reaksi periosteal secara dini adalah biasa.

Kaki Diabetes. Adalah hal yang sering kali sulit untuk memisahkan perubahan-perubahan osteomyelitis dari hal tersebut sekunder ke ketidakcukupan vaskuler dan kekurangan neurologikal. Keduanya akan memberikan pembengkakan jaringan lunak dan lysis belang dengan sclerosis, fragmentasi, dan pembentukan tulang baru periosteal. Ketikabatas-batas cortikal terdefinisi buruk, osteomyelitis pun akan dicurigai (Gambar 19.9 dan 19.10).Gambar 19.4 Osteomyelitis dari tulang paha. Reaksi periosteal kulit bawang menyebutkan adanya tumor. Pembentukan sequestra (panah) menandakan diagnosa yang sebenarnya dari osteomyelitis kronis.Gambar 19.5 Osteomyelitis kronis. Sequestra radiodense kecil yang berlipat-lipat (panah) terlihat sekunder untuk infeksi S. aureus.Gambar 19.6 Osteomyelitis akut (bayi). Infeksi E. coli dari metaphysis humeral yang berbatasan. A, Kerusakan dan kehancuran metaphyseal yang meningkat dari pelat physeal yang terjadi selama sebuah periode satu minggu (B).

Tulang Belakang. Sementara osteomyelitis pada anak-anak terjadi biasanya kerangka tulang appendicular, osteomyelitis dewas adalah lebih sering terjadi dalam kerangka tulang axial, khususnya tulang belakag. S. aureus terlihat berada kira-kira dalam 80% sampai 90% pasien. Kasus-kasus sisanya biasanya dari infeksi-infkesi Streptococcus dan negatif gram. Hematogenous yang tersebar melalui pelxus vena paravertebral Batson atau melalui arteri-arteri nutrient ke dalam batang-batang tubuh vertebral adalah yang paling umum. Luka-luka terjadi dengan frekuensi yang paling besar dalam wilayah pinggang dan paling kurang biasa dalam tulang punggung cervical dan sacrum.

Penemuan-penemuan radiografi awal (sebelum 3 minggu) memasukkan hilangnya definisi dari pelat ujung batang tubuh vertebral, biasanya aspek anterior, dan penyempitan ruang cakram (Gambar 19.12). Lytic foci akan terlihat dalam batag tubuh vertebral. Mayoritas yang paling besar dari para pasien akan mengembangkan keterlibatan vertebrae yang berdekatan pada ruang cakram yang terpengaruh. Lebih dari 25% pasien akan bergerak pada keterlibatan tingkat cakram yang belipat-lipat. Hal ini secara berbeda tidak biasa hanya untuk satu batang tubuh vertebral dan satu cakram yang akan dilibatkan. Penemuan-penemuan terakhir (lebih dari 10 minggu) memasukkan perubahan sclerotik dalam vertebrae dan perluasan jaringan lunak dari infeksi (20%), keduanya dari yang mana terjadi secara lebih sering dalam tuberculous spondylitis.

Discitis. Pada anak-anak, infeksi akan menyebar secara langsung ke cakram dengan rute hematogenous. S. aureus, organisme yang biasa, berkulturasi dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengah dari para pasien. Keterlibata biasanya dan tulang punggung cervical. Radiografi-radiografi menunjukkan sebuah penyempitan ruang cakram yang ditandai dengan keterlibatan tulang minimal, jika ada. Kemudian, pengikisan-pengikisan pelat ujung dan sclerosis akan terlihat. Dengan penyembuhan, penyempitan ruang cakram ringan sampai menengah biasanya berlangsung.

Osteitis Pubis. Akibat pembedahan tulang pinggul (prostat dan kandung kemih) dan kehamilan, sebuah proses sclerotik yang mengikis simetris, dan resorptif akan berkembang pada symphysis pubis (Gambar 19.14). Sebagian besar kasus akan sembuh dengan perubahan-perubahan residual minimal. Secara kebetulan, penonjolan tulang ankylosis dari symphysis terjadi. Meskipun etiologi tidaklah tentu, sebuah infkesi berkelas rendah, lebih daripada trauma, dianggap memungkinkan.

Gambar 19.7 Osteomyelitis kronis (bayi). Pembentukan involucrum dan sequestra yang menonjol terjadi.

Gambar 19.8 Osteomyelitis ischiopubic synchondrosis. Perubahan-perubahan lytic secara pendahuluan tercatat 3 sampai 4 minggu akibat osteomyelitis S. aureus dari lutut.Gambar 19.9 Osteomyelitis dewasa (diabetes). Metaphyseal lysis dengan perluasan ke dalam ruang sendi dan keterlibatan dari dasar tulang-tulang ruas jari yang berbatasan terlihat.

Gambar 19.10 Osteomyelitis diabetes. Metaphyseal osteopenia dengan pengikisan-pengikisan sendi-sendi tarsonavascular dan calcaneocuboid terlihat.

Gambar 19.11 Abses Brodie. Rasa nyeri tanpa demam tercatat selama 7 minggu, A, Sebuah luka lytic metaphyseal yang meluas dengan periosteal yang tebal. Pelat physeal tidak bercabang. B, Penyembuhan yang hampir lengkap 5 bulan setelah perawatan.

Gambar 19.12 Osteomyelitis dari tulang punggung cervical (S. aureus). Pengikisan-pengikisan ujung pelat, penyempitan ruang cakram, pembengkakan jaringan lunak dalam ruang-ruang prevertebral dan sebuah deformitas kyphotic tercatat dari C5 sampai C7. Film-film 1 bulan sebelumnya adalah normal.Organisme-Organisme Tertentu

Infeksi Staphylococcus. Staphylococcus adalah organisme yang paling umum ditemukan setelah pembedahan tulang dan persendian, dalam kecanduan obat-obatan, infeksi-infeksi langsiran hemodialisa, infeksi-infeksi kaki diabetes (Gambar 19.9 dan 19.10), luka-luka tusukan dan terbuka, abses Brodie (Gambar 19.11), dan dalam osteomyelitis akut pada anak-anak.

Infeksi Streptococcus. Streptococcus -hemolytic adalah yang paling sering terlihat dalam bayi yang baru lahir dan osteomyelitis pada bayi. Tulang lengan atasadalah yang paling sering terlibat ketika hanya satu fokus infeksi yang muncul. Luka-luka adalah lytic, kadang-kadang dengan sclerosis minimal.

Brucellosis (Demam yang naik turun). Basil negatif gram, mewabah di bagian Barat Tengah Amerika Serikat, sulit untuk dikultur dan oleh karena itu sulit untuk didiagnosa. Sistem reticuloendothelial, termasuk sumsum tulang, manusia terinfeksi melalui susu dari hewan-hewan ternak atau melalui kontak dengan jaringan-jaringan atau sekresi-sekresi yang terinfeksi.

Penemuan-penemuan radiografi adalah sebuah arthritis monoartikular dengan pengikisan-pengikisan berkala dan radang kandung lendir prepatellar. Perubahan-perubahan karakteristik tulang punggung adalah sebuah lytic yang berkembang dengan cepat, luka dari batang tubuh vertebral dan cakram yang merusak, diakibatkan oleh perkembangan perubahan-perubahan sclerotic, abses-abses paravertebral non pengapuran, fusi batang tubuh vertebral, dan osteophytes anterolateral yang berkembang dengan cepat. Keterlibatan tulang-tulang panjang dan tulang-tulang datar menunjukkan perubahan-perubahan dari osteomyelitis kronis.

Actinomycosis. Bakteri yang lebih tinggi ini, seringkali disalahklasifikasikan sebagai jamur, meghasilkan sebuah infkesi granulomatous bernanah biasanya sekunder untuk infeksi jaringan lunak yang berdekatan. Sisi kanan dari tulang pinggul dan tulang punggung adalah terlibat dari foci infeksi ileocecal. Infeksi-infeksi tangan adalah akibat dari gigitan manusia. Kebanyakan luka menunjukka sebuah gambaran campuran sclerotic dan lytic. Luka-luka rahag bawah dan rahang atas terjadi setelah pencabutan gigi atau trauma adalah lytic secara unggul, sementara luka-luka tulang rusuk secara unggul adalah sclerotic. Luka-luka tulang rusuk juga berhubungan dengan perubahan-perubahan saluran-saluran sinus pada kulit dan pleuritic. Luka-luka tulang punggung lytic dengan sclerosis yang mengelilingi seringkali melibatkan elemen-elemen posterior, menyerap ruang cakram.Infeksi-Infeksi Jamur

Coccidioidomycosis. Penghisapan debu yang terkontaminasi dengan jamur Coccidioides immitis mengarah kepada luka-luka tulang dalam 10% sampai 20% orang-orang dengan penyakit yang menyebar. Luka-luka lytic metaphyseal simetris yang banyak ditemukan dalam tulang-tulang panjang. Penonjolan tulang yang menyolok, seperti tibial tuberosity, adalah sebuah dudukan keterlibatan yang berbeda. Pembentukan sclerosis dan sequestrum tidaklah biasa. Luka-luka tulang rusuk marjinal dengan massa-massa ekstrapleural yang besar akan terjadi. Keterlibatan tulang punggung seringkali menyerap ruang cakram, mengakibatkan tingkat-tingkat yang berlipat-lipat dan meluas ke dalam tulang rusuk yangberdekatan tanpa menghasilkan deformitas gibbus.

Cryptococcus (Torulosis). Keterlibatan tulang menonjol terjadi dalam 5% sampai 10% dari para pasien dengan penyakit yang menyebar. Tulang menonjol yang menyolok pada umumnya terpengaruh. Luka-luka cortical lytic yang khas eksentrik dengan sclerosis ringan dan minimal yang mengelilingi jika ada reaksi periosteal terlihat (Gambar 19.13).

Mycetoma (Maduromycosis). Jamur ini dijumpai di seluruh dunia, tapi khususnya di India. Kaki adalah yang biasanya terlibat oleh penyuntikan langsung dari tanah yang terkontaminasi. Kerusakan tulang yang terlokalisasi terjadi pada awalnya, berkembang menjadi sebuah campuran pola dengan sclerosis, tulang baru periosteal, pembengkakan jaringan lunak yang meluas dan saluran sinus pada kulit (Gambar 19.14).Infeksi Viral

Rubella. Dari bayi-bayi yang terinfeksi dengan virus dalam 4 sampai 5 bulan pertama kehamilan, 40% sampai 45% akan menampakkan kawasan-kawasan radiolucent yang berorientasi simetris secara vertikal (penampakan batang seledri) dan peningkatan kepadatan dalam metaphyses. Tidak ada reaksi periosteal yang teridentifikasi. Kebanyakan luka akan terpecah dalam beberapa minggu. Penyakit inklusi cytomegalic dan syphilis keturunan adalah pertimbangan-pertimbangan pembedaan yang utama.

Variola (Cacar). Lebih dari 5% individu-individu yang tekena mengembangkan sebuah osteomyelitis akut dan arthritis septic. Penemuan-penemuan prinsip biasanya adalah sebuah luka osteitis diaphyseal simetris, periostitis, atau epiphyseal yang merusak. Siku adalah yang paling biasa terpengaruh. Deformitas dan gangguan pertumbuhan tungkai dan lengan dihasilkan dari kerusakan tulang rawan epiphyseal.

Human Immunodeficiency Virus (HIV); Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Dikarenakan kegagalan sistem kekebalan, para pasien seringkali menunjukkan penundaan atau kehadiran penyakkit yang lebih maju seringkali melibatkan infeksi-infeksi yang oportunistik. Sebuah bentuk yang tidak biasa dari osteomyelitis (bacillary angiomatosis) telah dilaporkan, dengan frekuensi yang lebih besar dalam para pasien dengan infeksi HIV. Sebuah organisme mirip rickettsia serupa dengan yang menyebabkan penyakit cakar kucing dianggap bertanggung jawab, meskipun belum ada organisme yang bisa dikulturkan. Perkembangbiakan vaskuler terlihat dalam node-node limpa, kulit dan isi rongga perut. Penemuan-penemuan film datar adalah yang dari luka lytic dengan sebuah massa jaringan lunak dan reaksi periosteal yang terbentang.Gambar 19.13 Osteomyelitis cryptococcus. Sebuah luka merusak yang terdefinisi dengan baik terlihat dalam tulang lengan atas dari orang dewasa muda ini. Tidak terdapat reaksi periostal yang nyata.

Pyomyositis sekunder untuk S. aureus, biasanya terlihat dalam tropics, seringkali terjadi. Para pasien hadir dengan dengan demam berderajad rendah dan leukocytosis. Banyak abses yang mungkin digambarkan baik dengan CT ataupun dengan MRI, kadang-kadang menunjukkan pinggiran hyperintense pada pemindaian T1 (Gambar 19.15). Myonecrosis, khususnya nonclostridial, biasanya berhubungan dengan penggunaan obat-obatan intra vena. Proses-proses lainnya yang terlihat termasuk cellulitis, lymphedema, dan polymyositis.Infeksi-Infeksi Lain-Lainnya

Ecchinococcus. E. granulosus ditemukan dalam kambing dan kawasan-kawasan pemeliharaan ternak di Mareika Selatan, Afrika, Eropa Tengah, Timur Tengah, Australia, dan Kanada. Manusia menjadi terinfeksi ketika mereka menghisap telur-telur, yag mana ditemukan dalam kotoran-kotoran anjing. Lebih luas, luka-luka tulang lytic dari tulang punggung, tengkorak, tulang pinggul, dan tulang-tulang panjang terjadi dalam 1% sampai 2% dari kasus-kasus (Gambar 19.16). Kadang-kadang, cortex bercabang dan dan sebuah massa jaringan lunak terbentuk, yang mana biasanya menjadi pengapuran. Reaksi periosteal tidaklah umum, kecuali sebuah patahan tulang yang berhubungan atau supervena infeksi sekunder. Separuh dari kasus-kasus ini akan mempunyai ketelibatan tulang punggung, biasanya menyerap cakram. Penekanan urat syaraf tulang belakang atau akar syaraf akan memberikan hasil ketika elemen-elemen posterior terlibat.Gambar 19.14 Mycetoma (maduamycosis). A, Lysis dan sclerosis dari tulang baji pertama terlihat. Sebuah sinus pada kulit yang mengering juga terlihat. B, Terdapat sebuah luka lytic yang terdefinisi dengan baik secara lumayan, meluas dan memecah melalui cortex dari metatarsal kedua mengelilingi sclerosis terlihat.Gambar 19.15 MRI dari abses jaringan lunak dalam pasien dengan AIDS. Sebuah pinggiran hyperintense yang buram (panah) pada batas dari abses terlihat pada sebuah pemindaian berbobot T1 (TR=0.4 det). Otot yang terlibat dalam lengan bagian atas membesar dengan material sinyal menengah (yaitu, edema) serupa dalam kepadatan untuk otot normal.

Ainhum (Dactylolysis Spontanea). Etiologinya adalah tidak jelas, meskipun sebuah sumber penginfeksi dicurigai, dalam kondisi dermatologi berbatasan sendiri ini ditemukan secara paling sering dalam laki-laki kulit hitam Afrika dalam dekade usia keempat atau kelima. Sebuah ikatan fibrotik berkembang melalui aspek medial dari jari kaki kelima, dan kadang-kadang keempat, mengarah kepada sebuah pengikisan tekanan dari tulang yang melandasi dan jaringan lunak distal membengkak sekunder untuk lymphedema. Angulasi dari digit dan autoamputasi secara mendesak akan memberikan hasil.Infeksi-Infeksi Mycobacterial

Tuberculosis. Penghisapan Mycobacterium tuberculosis atau penelanan M. bovis mengarah kepada sebuah infeksi yang dikarakterisasi oleh pembingkaian granuloma secara tajam yang didemarkasi dari jaringan-jaringan yang mengelilingi. Keterlibatan tulang biasanya sekunder untuk penyebaran hematogenous dari sebuah infeksi paru-paruprimer atau dari sebuah dudukan infeksi postprimer. Infeksi-infeksi pulmonary (50%) dan urogenital (20% sampai 45%) dengan penyakit tulang seringkali terlihat. Infeksi tuberculosis terjadi pada sebuah tingkat yang lebih tinggi dalam para pasien dengan gangguan-gangguan yang elandasi (seperti, mereka yang didiagnosa sebagai positif HIV dan mereka yang dengan AIDS); dalam para penyalah guna obat-obatan, individu-individu pecandu alkohol, para pengguna steroid; dan di Amerika Serikat dan Eropa Utara dalam populasi imigran khususnya dari Asia.

Penemuan-penemuan radiografi adalah sebagai berikut:1. Osteomyelitis tulang panjang. Luka awal dalam sebuah tulang panjang adalah lytic, dengan minimal atau tidak ada sclerosis yang mengelilingi (Gambar 19.17). Reaksi periosteal dan sequestra adalah jauh kurang umum daripada dalam infeksi-infeksi pyogenic. Luka tersebut adalah selain epiphyseal ataupun metaphyseal, seringkali dengan perluasan melalui pelat pertumbuhan. Luka-luka perintis pada umumnya berhubungan dengan keterlibatan persendian. Penemuan-penemuan radiografi adalah serupa dengan penemuan-penemuan dari osteomyelitis jamur.2. Dactylitis. Pembengkakan jaringan lunak tanpa rasa sakit dalam digit dari seorang anak di bawah 5 tahunbiasanya berhubungan dengan perluasan dari rongga medullary dari tulang-tulang jari tangan. Derjad variabel reaksi periosteal tercatat. Banyak dudukan keterlibatan terlihat dalam lebih dari sepertiga dari para pasien. Sebuah luka cystic yang meluas diistilahkan spina ventosa kadang-kadang terlihat. Kebanyakan kasus akan mempunyai bukti pulmonary tuberculosis. Sebaliknya, perluasan diaphyseal yang berhubungan dengansyphilitic dactylitis adalah hasil dari sebuah reaksi periosteal yang menggembirakan, bukan perluasan medullary.3. Luka-luka cystic. Entuk cystic dari tuberculosis, terlihat dalam penyakit yag menyebar, akan menyerupai penyakit metastatic yang menyebar. Kerangka peripheral terlibat dalam anak-anak, sementara tengkorak dan kerangka axial terlibat dalam orang dewasa. Meskipun luka-luka orang dewasa akan menunjukkan sclerosis marjinal, luka-luka pada anak-anak adalah lytic secara murni.4. Spondylitis. Keterlibatan tulang punggung, dilaporkan dalam 25% sampai 60% dari para pasien dengan tuberculosis tulang, hadir secara tersembunyi dan membahayakan dengan rasa sakit, kekakuan, dan kelembutan lokal di punggung. Terdapat suatu kecenderungan untuk pengrusakan cakram yang perlahan dan aspek-aspek anterior dari batang tubuh vertebral (Gambar 19.18). Banyak vertebrae yang akan terpengaruh. Di samping proses yang perlahan, sclerosis dari batang tubuh vertebral hanya minimal yang tercatat. Perluasan paraspinal, biasanya secara anterolateral dan seringkali menjadi pengapuran, seringkali terjadi. Ketika proses meninggalkan subligamentous, pelekukan anterior pun terjadi. Sebuah kyphosis akut dihasilkan dari kerusakan vertebral anterior (Gambar 19.19). Penemuan-penemuan yang tidak biasa adalah keterlibatan elemen posterior, keterlibatan vertebral tunggal, penonjolan tulang ankylosis, dan kerusakan talantoaxial.5. Penyakit Persendian. Lihat pembahasannya pada penyakit persendian dalam Bab 21 (h.405).Gambar 19.16 Echinococcus. Terdapat luka-luka meluas yang terdefinisi dengan baik dari tulang paha yang berbatasan, dengan beberapa sclerosis yang mengelilingi.

Gambar 19.17 Tuberculosis dari tulang paha (akut). Sebuah luka metaphyseal lytic yang menyolok dengan sclerosis minimal yang mengelilingi tercatat.

Leprosy (Penyakit Hansen). Mycobacterium leprae, ditemukan secara utam di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Timur, menghendaki sebuah periode inkubasi dalam kulit manusia, membran-membran mucous, dan syaraf-syaraf peripheral dari 3 sampai 6 tahun. Dua jenis penyakit ini yang paling besar adalah jenis lepromatous (perubahan-perubahan tulang dalam 5%) dan jenis tuberculoid (tulang berubah dalam duapertiga). Jenis lepromatous adalah sebuah proses sistemik yang lebih akut, dengan erubahan-perubahan lymphadenopathy dan pada kulit. Jenis tuberculoid kurang progresif dan melibatkan syaraf. Para pasien dengan leprosy mempunyai suatu peningkatan kejadian carcinoma sel squamous, lymphoma, dan leukemia dari kulit.

Mayoritas yang paling besar dari penemuan-penemuan tulang menonjol adalah sekunder untuk kerusakan neurologis. Penurunan fungsi syaraf dari syaraf-syaraf motor mengarah kepada athrophy tulang dengan peruncingan ujung tulang, secara paling umum mempengaruhi kepala-kepala dari metatarsal dan tulang-tulang jari kaki yang berbatasan. Tepat waktunya, penemuan-penemuan adalah penemuan-penemuan dari sebuah persendian neuropathic dengan disintegrasi, fragmentasi, lysis, dan sclerosis tarsal. Resorpsi tulang progresif tercatat. Trauma yang berulang-ulang dan infeksi-infeksi sekunder adalah sulit dipisahkan dari perubahan-perubahan leprosy. Sebuah laporan baru-baru ini di mana para pasien diikuti selama sedikitnya 5 sampai 10 tahun menyimpulkan bahwa trauma dan infeksi-infeksi nonspesifik terhitung untuk secara virtual semua dari perubahan resorptif yang diamati. Infeksi diduga dengan penemuan-penemuan berikut: reaksi periosteal kemerah-merahan, peningkatan dalam kerusakan tulang, dan sequestrasi. Sebuah penemuan yang jarang tapi karakteristik adalah pengapuran jaringan lunak linera tipis dalam syaraf itu sendiri.Gambar 19.18 Tuberculosis dari tulang punggung. A, Perubahan-perubahan yang merusak terlihat dalam ruang cakram dan menyambungkan pelat-pelat ujung vertebral. B, Sclerosis yang terlihat adalah akibat dari sebuah pengapuran abses paraspinal yang melandasi.Gambar 19.19 Tuberculosis dari tulang punggung (terlambat). Kyphosis akut dengan sclerosis minimal.

Gambar 19.20 Syphilis keturunan (awal). Ketidakteraturan-ketidakteraturan metaphyseal dan pengikisan-pengikisan dari tulang paha distal (metaphysistis) dan tulang baru periosteal pun terlihat.

Hanya 3% sampai 5% dari penemuan-penemuan tulang adalah akibat dari keterlibatan osseous langsung. Tulang-tulang kecil dari tangan, kaki, dan wajah biasanya dilibatkan oleh perluasan langsung dari sebuah infeksi jaringan lunak yang melandasi. Kerusakan tulang hidung adalah luka wajah yang paling umum. Metaphyses dari tangan dan kaki menunjukkan osteoporosis, penipisan endosteal, kawasan-kawasan lytic, dan sebuah periostitis ringan kadang-kadang.Infeksi-Infeksi Spirochete

Syphilis. Manifestasi-manifestasi radiografi mengenai syphilis terjadi dalam tahap ketiga; biasanya setelah mempengaruhi kira-kira setengah dari para pasien yang terinfeksi, biasanya setelah sebuah periode laten selama 10 sampai 30 tahun. Gummas, foci dari material caseous necrotic dihasilkan dari degenerasi dari spirochete, terbentuk secara khusus dalam kulit dan tulang-tulang. Dalam syphilis keturunan bayi terinfeksi oleh pelewatan transplacental dari T. pallidum. Kawasan-kawasan aktif dari formasi tulang enchondral dalam metaphysis diserang, tapi sebagian besar (75%) dari anak-anak yang terdampak akan terdiagnosa setelah usia 10 tahun. Gigi Hutchinson, interstitial keratitis, dan ketulian syaraf meningkatkan tiga serangkai Hutchinson, yang mana secara klasik dijelaskan tapi kurang sering terlihat.

Syphilis Keturunan. Luka-luka tulang awal disebabkan oleh sebuah gangguan dari ossifikasi enchondral pada kelahiran dan oleh peradangan jaringan granulasi setelah usia 1 sampai 2 bulan. Syphilitic osteochondritis awal, atau metaphysitis, dimanifestasikan olehsebuah pelebaran pelat pertumbuhan, ketidakteraturan-ketidakteraturan dan pengikisan-pengikisan metaphyseal (Gambar 19.20)., dan pemisahan epiphyseal, khususnya dari tulang lengan atas. Biasanya, luka-luka awal ini akan sembuh dalam waktu berminggu-minggu tanpa deformitas. Luka-luka lytic diaphyseal dengan sclerosis yang mengelilingi dan reaksi periosteal yang melandasi akan berkembang secara berturut-turut. Perembesan dari periosteum mengarah kepada sebuah reaksi tersebar luas periosteal simetris yang melimpah (Gambar 19.21). Luka-luka diaphyseal dan periosteal pada umumnya akan terpecah setelah beberapa tahun. Gummas jarang ada pada tahap ini. Luka-luka keturunan yang terlambat, terjadi dari 5 sampai 20 tahun, menyusun perubahan-perubahan dari syphilis yang diidap. Difusi hyperostosis dari tulang-tulang tubular; membengkokkan anterior dari tibia (tulang kering pedang)(Gambar 19.22) atau syphilistic dactylitis dengan reaksi periosteal yagberlimpah-limpah; dan kerusakan lytic (gummas) terlihat. Kerusakan dari tulang-tulang hidung dan campuran luka-luka lytic/sclerotic calvarial juga terjadi.Gambar 19.21 Syphilis keturunan. Reaksi diaphyseal periosteal yang tersebar luas, khususnya dalam tibia, tercatat.

Gambar 19.22 Syphilis keturunan (terlambat). Penebalan anterior tibial cortex dengan pembengkokan (tulang kering pedang). Pasien berusia 7 tahun.

Syphilis yang Diidap. Periostitis, paling sering terlihat secara bilateral dalam tibiae dan tulang selangkas, dan sebua osteitis/osteomyelitis adalah penemuan-penemuan yang paling umum. Tulang baru biasanya padat tapi akan dilapisi atau bahkan perpendicular, menyebutkan sebuah proses yang berbahaya. Penemuan-penemuan tipikal dari osteomyelitis dalam sebuah tulang panjang lysis, sequestrasi, dan periostitis- juga terlihat. Luka-luka tengkorak menunjukkan pola lytic termakan ngengat dari tabel bagian luar dengan sebuah reaksi periosteal., tapi tanpa sclerosis (Gambar 19.23). Luka-luka yang terkahir, gummas, biasanya mempengaruhi tulang-tulang superficial dan biasanya merupakan campuran luka-luka lytic dan sclerotic dengan reaksi periosteal yang berhubungan. Perubahan-perubahan articular tidaklah sering, biasanya melibatkan lutut ketika muncul.

Patek. T. pertenue terjadi dalam wilayah-wilayah tropis Afrika, Amerika Selatan, India Barat, dan Pasifik Selatan. Anak-anak yang mengidap infeksi oleh kontak langsung dengan luka-luka terbuka. Penemuan-penemuan, serupa dengan yang ditemukan dalam syphilis, termasuk kawasan-kawasan lytic daam cortex dan rongga medullary, seringkali dengan sebuah rekasi periosteal kemerahan (Gambar 19.24), tulang kering pedang, dan dactylitis, yang akan memberikan hasil dalam pemendekan dan saling menerobos dari tulang-tulang jari. Osteitis dari calvarium adalah penemuan yang sering muncul, seperti kerusakan tulang hidung. Luka goundou adalah sebuah massa sclerotic padat yang muncul dari rahang atas. Pemborokan wajah dengan kerusakan lytic dari tulang yang melandasi dikenal sebagai luka gangosa.

Borok Tropis. Ditemukan secara prinsip di Afrika Tengah dan Timur, pemborokan luka awal ke dalam otot-otot yang melandasi dan akhirnya ke dalam tulang, biasanya batang tengah dari tibia dan kadang-kadang fibula. Kanker epidermoid dari kulit tercatat dalam 25% dari individu-individu yang terdampak. Penemuan awal adalah sebuah reaksi periosteal yang akan menjadi linear, kulit bawang, atau terspikulasi. Perubahan-perubahan lytic dan sclerosis dan formasi sequestra kemudian diikuti oleh perkembangan dari eks sabit berdasar luas yang menyusun osteomas. Deformitas-deformitas memanjang dan membengkok juga terjadi.

Osteomyelitis Sel Plasma Simetris Kronis. Ini terjadi dalam anak-anak berusia antara 5 dan 10 tahun. Sebuah organisme infektif adalah sulit untuk diisolasi, tapi secara histologi luka-luka menunjukkan sel-sel plasma. Luka-luka pustular seringkali terlihat dalam tangan dan kaki. Penemuan karakteristik adalah sclerosis yang ditandai dengan beberapa kawasan perubahan lytic. Luka-luka adalah banyak dan simetris, secara utama melibatkan metaphysis dari tulang-tulang panjang dari kaki dan ujung medial dari tulang selangka. Dalam lokasi selanjutnya perbedaan akan termasuksternoclavicular hyperostosis.

Penyakit Granulomatous Kronis dari Anak-anak. Gangguan resesif berhubungan X yang seringkali fatal ini (lebih dari 40%) adalah manisfestasi dari infeksi-infkesi dalam tahun pertama kehidupan, biasanya pada laki-laki dan adalah akibat dari ketidakmampuan leukocytesmembunuh bakteri phagocytose. Luka-luka kulit yang bernanah, penanahan lymphadinitis, dan kambuhnya pneumonia terjadi. Osteomyelitis kronis terlihat dalam 25% sampai 35% dari pasien. Akibat dari keganasan yang rendah dari organisme infektif dan kurangnya penemuan-penemuan klinis yang awal, pasien biasanya hadir dengan perubahan-perubahan tulang menonjol yang meluas, terutama kawasan-kawasan lytic dengan derajad-derajad sclerosis yang bervariasi. Formasi sequestrum tidaklah biasa. Tangan dan kaki adalah yang palin sering terlibat.Gambar 19.23 Syphilis yang diidap, tengkorak. Pandangan AP dan lateral menujukkan kerusakan lytic dari tabel sebelah luar dari tulang-tulang depan tanpa sclerosis.

Gambar 19.24 Patek dari tibia. Perubahan-perubahan lytic dan sclerosis dalam anterior tibial cortex dengan reaksi periosteal yang dapat dilihat adalah serupa dengan yang dari syphilis.

KOMPLIKASI-KOMPLIKASI OSTEOMYELITIS

Komplikasi-komplikasi dari osteomyelitis berbeda dengan usia pasien dan durasi prosesnya.

1. Osteoarthritis prematur akan muncul jika permukaan epiphyseal tidak dianggap normal.2. Pemendekan dan pembelokan dari sebuah tulang tubular akan terlihat jika tulang rawan dari pelat pertumbuhan adalah rusak secara permanen.3. Pyarthrosis biasanya terlihat pada bayi dan dewasa.

4. Abses-abses jaringan lunak seringkali berkomplikasi osteomyelitis pada bayi dan anak-anak.

5. Patahan tulang pathologis kadang-kadang tercatat dalam sebuah kawasan kerusakan lytic yang besar, paling umum dalam pasien dewasa (Gambar 19.25 dan 19.26).

6. Osteomyelitis kronis biasanya dijumpai pada orang dewasa. Diagnosanya tergantung pada identifikasi dari sequestra, cloacae, dan saluran-saluran sinus.

7. Carcinoma epidermoid dilaporkan lebih dari 0.5 % pasien dengan infeksi-infeksi pengeringan kronis selama durasi 20-30 kali. Penemuan-penemuan klinis adalah rasa sakit, peningkatan drainase node-node limpa regional yang padat dan membesar. Penemuan-penemuan radiografi yang utama adalah sebuah kawasan kerusakan lytic yang progresif dan massa jaringan lunak.

Seperti yang di jelaskan sebelumnya, diagnosa film datar dari osteomyelitis akut biasanya tidak sulit, meskipun perubahan tulang tidak teridentifikasi selama 10-14 hari.

Diagnosa radiografi dari osteomyelitis adalah yang paling sulit ketika sebuah pola kerusakan tembus pandang atau termakan ngengat dengan atau tanpa reaksi periosteal, yang akan menyerupai keganasan terlihat (lihat Gambar 16.84). Tomografi jarang-jarang dilibatkan untuk memfasilitasi identifikasi sebuah sequestrum.

CT adalah yang paling berguna dalam mendeteksi perluasan jaringan lunak dari osteomyelitis dan dalam mengevaluasi penyakit kronis ketika aktivitasnya dicurigai. CT adalah unggul untuk radiografi datar dan pemindaian kedokteran nuklir dalam mendeteksi sequestra, cloacae, saluran-saluran sinus, benda-benda asing, dan gas dalam jaringan-jaringan lunak dan sumsum tulang.

Pemindaian tulang kedokteran nuklir adalah yang paling berguna dalam mendeteksi osteomyelitis akut. Ketika faktor-faktor yang berkomplikasi atau penyakit kronis muncul, pemindaian kedokteran nuklir sering kali kurang tegas dikarenakan spesifisitas mereka yang rendah dan resolusi mengenai ruang yang payah. Kombinasi-kombinasi dari agen-agen, bagaimanapun akan memperbaiki akurasi diagnosa dalam stuasi-situasi ini.Pemindaian tulang Methylene biphosphonate (MDP) berlabel Technetium-99m, tergantung pada aktifitas osteoblastic dan vaskuleritas, adalah tidak normal dalam waktu berjam-jam sampai berhari-hari. Dalam beberapa hari pertama, khususnya pada bayi yang baru lahir, muka awal akan terlihat dingin dikarenakan kurangnya pengiriman radionuklida dari thrombosis vaskuler atau penekanan pembuluh-pembuluh oleh perembesan peradangan. Pemindaian tiga tahap (angiografi, kolam darah dan gambar-gambar tertunda) yang dikerjakan setelah 1-3 hari akan menunjukkan peningkatan pengambilan dalam tiga tahap pada para pasien dengan osteomyelitis, sementara selulit menunjukkan peningkatan pengambilan hanya dalam dua tahap pertama, dan tumor-tumor atau patahan-patahan tulang biasanya panas hanya dalam pemindaian tertunda. Sensitifitas dan spesifisitas dalam mendiagnosa osteomyelitis yang tidak berkomplikasi pada orang dewasa mencapai 94% dan 95% masing-masingnya. Dengan sebuah faktor komplikasi seperti patah tulang atau pembedahan, spesifisitas jatuh sampai 33 %, menghendaki penambahan pemindaian-pemindaian baik gallium-67 citrate atau berlabel leukocyte indium-111.Pemindaian gallium-67 citrate, ketika dikerjakan bersama-sama dengan pemindaian MDP technetium-99m, adalah yang paling berguna dalam menentukan aktivitas penyakit kronis. Ketika pengambilan pada pemindaian gallium dengan jelas melampaui pengambilan dari pemindaian tulang, infeksi aktif hampir selalu ada. Ketika pengambilan adalah sama, infeksi biasanya hadir dalam dua pertiga kasus; bukanlah penemuan yang tidak bervariabel. Ketika pengambilan adalah lebih kecil dari pemindaian tulang, infeksi aktif terlihat halus lebih dari 10% dari para pasien. Hasil-hasil diagnosa dengan leukocyte berlabel Indim-111 adalah yang terbaik dalam para pasien dengan infeksi-infeksi akut dan dengan abses-abses jaringan lunak. Secara istimewa mereka sangat membantu dalam kombinasinya dengan pemindaian MDP Tc-99m, khususnya melibatkan proses-proses yang menyebabkan pemodelan tulang kembali (pasca pembedahan atau pasca traumatik) dalam kawasan-kawasan yang sama sekali tidak ada sumsum tulang aktifnya. Penambahan pemindaian MDP Tc-99m akan meningkatkan spesifisitas untuk mendeteksi osteomyelitis sebesar 25% sampai 45%. Baru-baru ini, kombinasi dari In-111 dengan sebuah albumin koloid (AC) berlabel Tc-99m, yang secara khusus menargetkan sumsum tulang, telah ditemukan menjadi lebih efektif dalam mendeteksi osteomyelitis akut di sekitar sendi-sendi pasca operasi dan dalam bagian-bagian yang mengandung sumsum dari kerangka seperti lutut dan pinggang. Ketika sebuah pola yang bertentangan muncul (peningkatan aktivitas pada In-111 dan penurunan aktivitas pada Tc-99m AC), osteomyelitis biasanya muncul. Penambahan citra-citra radiocolloid meningkatkan spesifisitas untuk osteomyelitis dari 59% sampai kira-kira 90%. Sebuah pola yang bertentangan tidak memasukkan osteomyelitis dalam lebih dari 90% kasus.MRI adalah unggul untuk semua modalitas pencitraan lainnya dalam mendeteksi dan melokalisasi infeksi-infeksi jaringan lunak, selain primer atau meluas dari sebuah fokus osteomyelitis yang berdekatan, dan dalam mendeteksi dudukan-dudukan infeksi yang aktif dalam para pasien dengan osteomyelitis kronis atau diabetic neuroarthropathy. Kawasan-kawasan infeksi intra medullar menunjukkan penurunan intensitas sinyal pada pemindaian berbobot T1 (Gambar 19.27 A). Dikarenakan peningkatan kandungan air dalam jaringan sekunder untuk peradangan, hyperemia, dan edema, intensitas sinyal dari luka-luka aktif akan meningkat secara ditandai, seringkali lebih daripada lemak, pada pemindaian berbobot T2 (Gambar 19.27 B). Laporan baru-baru ini menunjukkan perbaikan delineasi kawasan-kawasan infeksi aktif menggunakan urutan-urutan STIR dan teknik-teknik penekanan lemak. Pemindaian dengan peningkatan gadolinium, khususnya ketika dikombinasikan dengan penekanan lemak, telah menunjukkan perbaikan dalam pendeteksian dan delineasi perluasan infeksi dalam osteomyelitis kronis. Kawasan-kawasan infeksi yang tidak aktif, menunjukkan fibrosis dan sclerosis secara histologis, adalah isyarat lemah pada pemindaian baik T1 maupun T2.Dalam osteomyelitis akut, zona peralihan antara jaringan normal dengan tidak normal adalah luas dan terdefinisi dengan buruk. Lempengan-lempengan dan otot wajah yang mengelilingi kawasan osteomyelitis menunjukkan sebuah peningkatan difusi dalam intensitas sinyal pada T2 dan urutan-urutan STIR. Abses-abses jaringan lunak primer hanya akan menunjukkan sebuah kerusakan focal dari lempengan wajahdengan pengaruh massa yang berhubungan. Sebuah sinyal bibir dari penurunan sinyal di sekitar sebuah kawasan infeksi aktif ditujukkan dalam lebih dari 90% pasien dengan osteomyelitis kronis (Gambar 19.28 B), tapi hal ini tidak muncul dalam individu-individu diabetes dengan osteomyelitis kronis. Sebuah abses Brodie disebutkan ketika sebuah bibir sinyal rendah, akibat dari tulang sclerotic, tercatat di sekitar kawasan yang terinfeksi pada pemindaian baik T1 maupun T2. Sequestra adalah sinyal lemah pada citra-citra T1 dan T2 jika dikomposisikan tulang cortical (Gambar 19.28). Jika sequestra dikomposisikan dengan tulang cancellous, sinyal akan menjadi lebih tinggi pada pemindaian baik T1 maupun T2. Dalam osteomyelitis kronis, cortex menebal dan menunjukkan isyarat tidak normal. Perubahan-perubahan jaringan lunak minimal terlihat, kecuali di sekitar saluran-saluran sinus, dan mereka paling jelas terlihat pada pemindaian T2 dan STIR sebagai kawasan linear dari perluasan sinyal yang tinggi dari sumsum tulang ke dalam jaringan lunak (Gambar 19.28 B).Meskipun MRI sangat luar bias sensitif, ia kekurangan spesifisitas. Tumor-tumor, patahan tulang yang sembuh, perubahan-perubahan pasca operasi, dan diabetic neuropathy akan menjadi tidak bisa dibedakan dari osteomyelitis. Intensitas sinyal tidak normal, dalam ketidakhadiran osteomyelitis yang melandasi, juga telah dijelaskan dalam sumsum tulang yang berdekatan dengan sendi septic. Para pasien dengan material ferromagnetik dalam klip, paku, sekrup, prostesis, atau peralatan yang dipasang bukanlah calon-calon yang ideal untuk MRI.Gambar 19.25 Osteomyelitis multifocal yang melibatkan kedua tulang paha yang berbatasan. Sebuah kawasan lytic yang tidak terlihattercatat dalam capital femoral epiphysis kanan; bagaimanapun, sub luksasi lateral dari tulang paha dan hilangnya tulang rawan sendi superior dari pyarthrosis adalah jelas. Di sebelah kiri, sebuah patahan tulang pathologis yang menembus pelat pertumbuhan telah terjadi.

Gambar 19.26 Osteomyelitis dengan patahan tulang pathologis. Patahan tulang yang tercatat dalam kawasan lytic tipikal dari osteomyelitis S. aureus akut. Infeksi dimulai sebagai abses jaringan lunak, yang dirawat secara tidak memadai.

Gambar 19.27 MRI dari tuberculous spondylitis. A, citra-citra berbobot T1 menunujukan material isyarat menegah dalam ruang cakram, batang tubuh vertebral yang berdekatan, dan baik anterior maupun posterior pada batang tubuh vertebral. B, Citra-citra berbobot T2 menunjukkan semua kawasan untuk peningkatan secara ditandai dalam intensitas sinyal. Penekanan ikatan tercatat dengan baik.Gambar 19.28 MRI dari osteomyelitis kronis. A, pemindaian berbobot T1 menunjukkanisyarat menengah di dalam sumsum. Foci sinyal rendah di dalam kawasan ini menunjukkan sequestra. B, Pemindaian berbobot T2 menunjukkan isyarat bibir dari sinyal rendah di sekitar infeksi aktif, yang menunjukkan peningkatan sinyal. Sebuah saluran sinus meluas ke dalam jaringan lunak terlihat.