INDUSTRI SUBTITUSI IMPOR Industri yang menghasilkan/mengganti barang-barang
description
Transcript of INDUSTRI SUBTITUSI IMPOR Industri yang menghasilkan/mengganti barang-barang
INDUSTRI SUBTITUSI IMPOR Industri yang menghasilkan/mengganti barang-barang
yang sebelumnya kita impor dari luar negeri kemudian memproduksinya di dalam negeri. Contoh : obat (Bayer Jerman), susu (Indomilk Australia), kue kering (Khong Guan Singapore), pakaian (Mark & Spencer Inggris) maka barang-barang mulai banyak di Indonesia dengan adanya indus- tri yang dibangun di dalam negeri.
Industri substitusi impor lahir dari Inward Looking Policy. Keuntungan Industri Substitusi Impor : 1. Menghemat penggunaan devisa import. Dahulu membeli barang dari luar negeri dan memba- yarnya menggunakan Dollar. Sekarang sudah bisa membeli dari dalam nege-
ri karena pabriknya sudah ada di Indonesia.
2. Menciptakan lapangan kerja/pekerjaan yang luas bagi masyarakat. 3. Terjadi transfer of technologi (alih teknologi). 4. Menjamin stabilitas harga/menstabilkan harga jual. 5. Menjamin tersedianya barang-barang hasil subtitusi im- por di pasar. 6. Perluasan pasar. 7. Membuka pasar-pasar kecil. 8. Dunia perbankan semakin berkembang/membuat ba- nyak berdirinya bank. misal : membeli sudah menggunakan cek bank ber- kembang. 9. Transportasi/pengangkutan berkembang.
Syarat supaya industri substitusi bisa bertahan lama :Hasil produksi industri substitusi impor itu harus sama de- ngan barang serupa yang datang dari luar negeri (bersaing
harga dan mutu).
Setelah industri substitusi impor itu berkembang mencari pasar di luar negeri (di dalam negeri sudah penuh). Industri substitusi impor untuk memacu pertumbuhan ekono-mi nasional yaitu membangun industri nasional yang kuat.Industri substitusi impor tegantung pada :
1. Pasar dalam negeri.2. Efektivitas dari proteksi terhadap barang impor (tariff, qu
ota, control administrasi).
Tahapan Industri Substitusi Impor :1. Tahap 1 : Industri pembuat barang konsumsi. 2. Tahap 2 : industri pembuat input perantara (semen, besi,
pupuk, kertas, alat-alat angkut, elektronik, ba- rang metal, produk dari kayu dan kimia dasar akhir 1970 an.Pada masa OIL BOOM terjadi pergeseran dari Industri Substi-
tusi impor (industri ringan yang relative padat karya) ke in-
dustri besar yang padat modal dan teknologi modern akhir
tahun 1980 an.
Selain industri substitusi impor ada juga industri barang kon-
sumsi pokok, industri pangan (pertanian), dan industri jasa.
Masalah Yang Dihadapi NSB Dalam Usaha Substitusi Impor :
1. Kualitas barang yang dihasilkan.
pada awal didirikan kualitas barang yang dihasilkan di
dalam negeri jauh lebih rendah dari hasil poduksi luar
negeri yang diimpor.
2. Biaya produksi
tahap awal biasanya dibutuhkan biaya yang sangat be
sar baik untuk mendidik tenaga kerja, membeli mesin,
maupun membayar bahan dasar yang dibutuhkan.
3. Efisiensi alokasi faktor produksi banyak faktor produksi yang harus dipertimbangkan penggunaannya dan harus dipilih penggunaan mana yang paling menguntungkan , karena masalah dalam ekonomi adalah masalah pemilihan.
4. Tenaga kerja Tenaga kerja di NSB cukup banyak tetapi kurang terdi dik dan kurangnya efisiensi kerja.
5. Sumberdaya alam SDA di NSB secara potensial banyak tersedia akan te- tapi dalam kenyataannya yang sudah dan yang se- dang diusahakan baru sebagian kecil saja. Butuh mo- dal, teknologi dan wiraswasta yang cukup.
6. Wiraswasta dan Teknologi masih sedikitnya jumlahnya di NSB dan relatif masih dalam tingkatan yang rendah. Tugas wiraswasta di NSB lebih ringan di bandingkan di negara maju.
Alasan Mengadakan Substitusi Impor :
1. Bagi NSB dimana mengalami kesulitan dalam neraca
pembayaran, substitusi impor dimaksudkan untuk me-
ngurangi atau menghemat penggunaan devisa.
2. Bila pemerintah suatu negara berusaha memperbaiki ne-
raca pembayaran baik dengan cara pembatasan impor
(kuota) maupun tarif yang mengakibatkan kurangnya ba-
rang impor sedangkan permintaan dalam negeri besar se
hingga mendorong pemerintah maupun wiraswasta da-
lam negeri untuk menghasilkan barang impor tersebut.
3. Untuk segera dapat memenuhi sendiri barang industri
dan juga karena semangat kemerdekaan di NSB yang dii-
kuti kemerdekaan dalam bidang ekonomi.
4. Bukan untuk mengurangi/mengganti barang impor tetapi
bertujuan memajukan kegiatan ekonomi dalam negeri.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKO-NOMI
A. KEBIJAKAN EKONOMI DALAM NEGERI 1. Peranan Pemerintah Di negara maju campur tangan pemerintah terhadap proses perkembangan ekonomi tidak terlalu aktif se- batas pembuatan jalan kereta api, jalan raya, pelabuh an, melindungi perusahaan dalam negeri dengan tarif proteksi dan subsidi. Di NSB peranan pemerintah harus lebih aktif.
2. Strategi Pembangunan - “Semua atau tidak sama sekali” industrialisasi besar-besaran dan secara cepat dan rintangan pertumbuhan dihilangkan bertahap. - Pembangunan lebih baik dengan pendekatan secara perlahan perencanaan sedikit, industrialisasi
dilak- sanakan secara perlahan dan mementingkan mekani-
nisme pasar.
3. Pendidikan dan Kesehatan
Peranan pendidikan sangat luas : pendidikan di sek-
tor pertanian, pendidikan/latihan disesuaikan
dengan kesenangan dan adat istiadatnya, pendidik-
an di bidang pengetahuan administrasi dan penga-
wasan.
Terpeliharanya kesehatan akan menaikan produktivi
tas dan efisiensi buruh, makanan diperbaiki, gizi di-
tambah, penyakit ditumpas, vaksinisasi, perumahan
sehat.
Manfaat kesehatan memperbaiki kualitas angkatan
kerja sehingga mempermudah adanya perkembang
an ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk gu-
na mengimbangi kebutuhan tenaga kerja.
4. Fasilitas Pelayanan Umum.
memberikan prioritas dalam perluasan transportasi,
komunikasi, tenaga listrik, air dan prasarana lain se-
perti jalan kereta api, pelabuhan dan telekomunikasi.
5. Perbaikan di Bidang Pertanian
- penggunaan teknik produksi.
perbaikan teknik pertanian dan efisiensi alat-alat
baru.
- land reform.
redistribusi pemilikan tanah supaya penggunaan
tanah lebih efisien dengan memberikan kepada
petani luas tanah yang mendekati kemampuan
maksimum seorang petani dalam mengolah tanah
sehingga mereka dapat mengerjakan dengan se-
baiknya dan hasilnya dapat langsung dinikmati.
6. Kebjakan Fiskal
Politik dan kebijakan fiskal yang efektif perlu dilaksa
nakan di NSB. Pengaruh pentingnya bagi perkem-
bangan ekonomi : dapat mempengaruhi pendapatan
nasional, memajukan akumulasi kapital dan mena-
han inflasi ataupun deflasi.
7. Kebijaksanaan Moneter.
mempengaruhi tersedianya jumlah uang beredar
dan perkreditan guna menanggulangi inflasi serta
mempertahankan keseimbangan neraca pembayar-
an internasional. Bila perkembangan sudah mulai
perlu kebijaksanaan moneter yang fektif untuk mem
berikan kredit yang sesuai dengan perkembangan
dalam perdagangan dan kegiatan produksi.
8. Adanya Kewiraswastaan.
pemerintah harus mendorong tumbuhnya wiraswas ta dalam negeri juga harus menarik wiraswasta dari luar negeri atau pemerintah sendiri bertindak aktif sebagai wiraswasta.
B. KEBIJAKSANAAN EKONOMI LUAR NEGERI 1. Kebijaksanaan Pemerintah. NSB melaksanakan kebijaksanaan perdagangan in- ternasional untuk melindungi industri dalam negeri, misalnya dengan proteksi, tarif, subsidi dan multiple exchange rates. 2. Bantuan Teknis. mengatur atau membentuk “tim internasional” un- tuk memberi nasihat kepada pemerintah NSB da- lam hubungannya dengan fasilitas untuk pendidik- an di luar negeri, mengatur penyelenggaraan latih- an bagi para teknisi serta memberikan fasilitas un-
tuk membantu pemerintah NSB dengan menyedia-
kan tenaga ahli, perlengkapan dan mengorganisir ja
sa tersebut untuk pembangunan ekonomi NSB. Ban
tuan teknis harus diikuti dengan perubahan sosial
yang menyertai perubahan teknik yang bersangkut-
an agar dapat diterapkan di NSB.
3. Investasi Asing Swasta.
Investasinya dapat Investasi langsung yaitu lang-
sung punya usaha di negara tersebut dan Investasi
Portfolio yaitu membeli saham perusahaan di NSB.
Investasi teknik dan keahlian baru dapat ditiru oleh
NSB tetapi tidak banyak karena terbatas pada pro-
yek ekspor dan tidak untuk kepentingan NSB.
Investor asig segan berinvestasi di NSB karena ti-
dak ada jaminan politik, hukum dan sosial.
4. Investasi Asing Pemerintah.
berupa pinjaman dan hadiah dari pemerintah asing
atau badan internasional kepada pemerintah NSB.
Biasanya investasinya dapat digunakan sekehen-
dak negara peminjam. Bantuannya berupa pinjam-
an atau hadiah dari luar negeri hanya merupakan
tambahan modal saja dapat melalui IBRD, World
Bank, IMF ( menjamin investasi asing swasta dan
memobilisir investor asing sasta.
5. Kebijaksanaan Tata Niaga.
a. Pola umum pengembangan sektor industri
Pada umumnya negara yang berusaha me-
ningkatkan pendapatan nasional lewat pem-
bentukan nilai tambah di dalam negeri dan ber
usaha menciptakan lapangan kerja, menem-
puh jalan pembangunan dan pengembangan
sektor industri.
b. Pengaturan tata niaga dan permasalahan.
Penyusunan peraturan tata niaga harus dapat
mendorong perekonomian nasional untuk
tuk lebih sempurna jangan sampai menurun-
kan surplus neraca pembayaran.
* Pola Ekspor (Outward Looking).
mampu menyediakan bahan mentah, ba-
han penolong ataupun keahlian (skill).
* Pola Pasar Dalam Negeri
bahan mentah cukup dan murah, tersedi-
anya tenaga kerja dan skill, pasaran mu-
dah terjangkau.
* Tarif
tarif dianggap sebagai alat yang cukup efektif untuk menanggulangi impor atau membatasi nya. Pembebanan tarif harus selektif yaitu pada industri tertentu, dimana industri dalam negeri yang bersangkutan memiliki potensi e
fisiensi yang tertinggi. * Quota Efektif dalam membatasi jumlah barang yang diimpor sehingga mengakibatkan ting- ginya harga barang dan terbatasnya jumlah barang. Kuota diterapkan harus hati-hati/di- pertimbangkan dampak terhadap industri la- in yang berkaitan. * Penunjukan Importir tujuannya untuk mengurangi/mengontrol jumlah barang impor yang masuk tapi bukan karena kuota tetapi lebih pada monopoli.
Strategi Pembangunan Selama Orde Baru : 1. Strategi berorientasi keluar (Outward Looking Policies) pembangunan ekonomi dengan ekspor sebagai motor penggerak utama. 2. Strategi Inward Looking Policies pembangunan berlandaskan sektor domestik yang kuat Kategori Strategi :Ad 1 a. Primary Outward Looking Policies. orientasi pada pertumbuhan ekspor komoditas petanian, sektor primer lainnya. b. Secondary Outward Looking Policies pertumbuh- an industri promosi ekspor barang manufaktur.Ad 2 a. Primary Inward Looking Policies. prioritas pembangunan pada swasembada komo ditas pertanian. b. Secondary Inward Looking Policiesprioritas pada swasembada barang industri lewat substitusi.