PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

131
PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP RUDY GUNAWAN SYARFI NRP 9115201722 DOSEN PEMBIMBING Prof. Iwan Vanany, ST, MT, PhD DEPARTEMEN MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Transcript of PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

Page 1: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK

INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS DENGAN

MENGGUNAKAN METODE AHP

RUDY GUNAWAN SYARFI

NRP 9115201722

DOSEN PEMBIMBING

Prof. Iwan Vanany, ST, MT, PhD

DEPARTEMEN MANAJEMEN TEKNOLOGI

BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN TEKNOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2018

Page 2: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

i

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Judul: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR

UNTUK INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS

DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP

Oleh : RUDY GUNAWAN SYARFI

NRP : 9115201722

Telah Diseminarkan pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 04 Agustus 2018

Tempat : Kampus MMT ITS, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Mengetahui/menyetujui:

Dosen Penguji: Dosen Pembimbing

1. Dr. Ir. Bustanul Arifin Noer, MSc 1. Prof. Iwan Vanany, ST, MT, PhD

NIP : 195904301989031 NIP : 197109271999031002

2. Dr. Imam Baihaqi, ST

NIP : 197007211997021001

Page 3: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

ii

ABSTRACT

This study aims to determine the location of logistics hub which is best to

be selected for the importation of operational goods needed by oil and gas industry

companies. The criteria and sub criteria which are prioritized will be one of the

results of the study by conducting discussions and interviews with the expert and

managers of PT X. Based on some criteria and sub-criteria that will be determined

the preferred logistic hub which most benefit for the company. In this research, for

choosing the best Logistic Hub, AHP method is applied to obtain the pair-wise

comparisons of the relative importance of the criteria. To make rating and ranking

of the best Logistic Hub, calculate the weight of criteria and sub criteria with

qualitative assesment scale. From the calculation of the weight or relative

importance of the criteria, Location is considered as the first important criteria for

Selecting the best Logistic Hub with weight 22.1%, followed by Time (17.9%), HSE

(17.8%), Quality (13.1%), Cost (12.0%), Service (8.7%) and Management (8.3%).

From the calculation the weight of criteria and sub criteria by Matrix, Local Hub

PLB Balikpapan is considered as the best Logistic Hub closeness to the ideal

solution as follow: Local Hub - PLB Balikpapan (20.81%), Regional Hub

Singapore (16.66%), Local Hub - Batam (16.00%), Global Hub Asia (15.88%),

Global Hub Europe (15.59%) and Global Hub USA (15.06%).

Keywords: Logistics Hub, Operation Goods, Logistics Service Provider, Analytic

Hierarchy Process (AHP).

Page 4: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memilih logistics hub yang paling baik untuk

importasi barang-barang kebutuhan operasi perusahaan industri minyak dan gas.

Kriteria apa yang dipentingkan akan menjadi salah satu hasil penelitian dengan

melakukan diskusi dan wawancara dengan para manajer PT X. Berdasarkan

beberapa kriteria dan sub kriteria yang dipentingkan akan ditentukan logistic hub

mana yang paling menguntungkan perusahaan. Pada penelitian ini untuk

menentukan Logistic Hub terbaik, Metode AHP diaplikasikan untuk memperoleh

komparasi pair-wise dari kepentingan relatif kriteria.Untuk membuat peringkatdan

peringkat Logistic Hub terbaik,maka bobot kriteria dan sub-kriteria dihitung dengan

skala penilaian kualitatif. Dari perhitungan bobot atau kepentingan relatif kriteria

Lokasi dianggap sebagai kriteria penting pertama untuk memilih Logistic Hub

terbaik dengan bobot 22,1%, diikuti oleh Waktu (17,9%), HSE (17,8%), Kualitas

(13,1% ), Biaya (12,0%), Layanan (8,7%) dan Manajemen (8,3%). Dari

perhitungan bobot kriteria dan sub kriteria oleh Matrix, Local Hub PLB Balikpapan

dianggap sebagai Logistic Hub terbaik dengan solusi ideal sebagai berikut: Local

Hub - PLB Balikpapan (20.81%), Regional Hub Singapore (16.66%), Local Hub -

Batam (16.00%), Global Hub Asia (15.88%), Global Hub Europe (15.59%) dan

Global Hub USA (15.06%).

Kata kunci: Logistics Hub, Barang Operasi, Logistics Service Provider, Analytic

Hierarchy Process (AHP), multi-criteria decision making (MCDM),

Page 5: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

iv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 6: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas

berkat dan rahmat Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Tesis PEMILIHAN LOGISTIC

HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS

DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP, merupakan syarat untuk

menyelesaikan studi pada program Magister Manajemen Teknologi bidang

keahlian Manajemen Industri di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Tulisan ini tidak mungkin selesai tanpa bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik sejak masa perkuliahan sampai pada penyelesaian tesis. Pada

kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Iwan Vanany, ST, MT, PhD selaku dosen pembimbing, yang

telah banyak memberikan waktunya untuk membimbing, mengoreksi,

mengarahkan dan memberikan saran dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, MEngSc. selaku Penguji,

yang telah memberikan saran perbaikan penulisan proposal tesis ini.

3. Bapak Dr. Imam Baihaqi, ST selaku Penguji, yang telah memberikan saran

perbaikan penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. Ir. Bustanul Arifin Noer, MSc selaku Penguji, yang telah

memberikan saran perbaikan penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr.Techn. Ir. Hari Ginardi M.Sc yang telah mendorong,

membangkitkan semangat dan memberikan motivasi yang luar biasa dalam

penyelesaian tesis ini.

6. Para Dosen Program Magister Manajemen Institut Teknologi Sepuluh

November Surabaya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahannya selama proses perkuliahan,

serta sumbangsih atas ilmu pengetahuan yang sangat berharga.

7. Yang Mulia Papa Syarfi Mahmud dan almarhumah Mama Hakimah Syarif,

yang telah mencurahkan cinta kasih sayang tak terhingga, dukungan dan

doa terbaiknya. Demikian pula pada Ibunda RA Sri Soewasti dan alm

Ayahanda FX Patte Lingga Setyabudi atas cinta kasih, dukungan dan doa

terbaiknya.

Page 7: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

vi

8. Istriku tercinta, Ika Budiwanti Patte, yang selalu mendoakan dengan penuh

cinta, setia mendampingi, selalu mendorong dan memberikan dukungan

dalam menyusun tesis ini.

9. Ananda tercinta, Nabiela Ananda Gunawan Syarfi, Nabiel Shadiq Gunawan

Syarfi dan Emir Rasyid Gunawan Syarfi, yang menjadi sumber motivasi

Penulis untuk menunjukkan pentingnya terus belajar dan meningkatkan

kemampuan diri dengan menuntut ilmu serta mempelajari hal-hal baru.

10. Keluarga tercinta, uni Dra Titia Kadarwati, uda Drs Zulkifli Rustam, uni

Rita Syafitri Amd, alm. da Pen Rustam Effendi, uni Dra Dian Mulyati Syarfi

Mpd, da Yung Syamsul Rizal Mpd, uni DR. Noni Sukmawati Syarfi Ms

Sukmawati Syarfi MHum,, uda Edy Utama, mentor penulis di rumah uni

DR. Ir. Ira Wahyuni Syarfi Msc, uda Ir Kenedi, uda Drs Benni Bestari Syarfi

Mpd, uni Nytha Destini Desnita SE, uda Ricky Idaman Syarfi SH. MH, anak

kemenakan keluarga besar Syarfi Mahmud, keluarga besar The Tan Siong

dan keluarga besar Sarwono, yang telah memberikan dukungan dan doa

terbaiknya.

11. Rekan-rekan sekelas yang luar biasa, Indra Darmawan, Agios Seventino,

Agus Siswanto, Beni Benyamin Bungaran, Hendra Wahyudi, Hengki

Irdiansyah, Ponco Kartiko, dan Evan Azami yang telah banyak memberikan

dukungan, bantuan serta doanya selama masa perkuliahan dan penyelesaian

tesis ini. Lebih baik “Hampir tidak lulus” daripada “Hampir lulus” joke

yang selalu kami ulangi untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.

12. Hirarki Penulis Bp. Jon Spardi, Bp. Imam H Supardi, rekan-rekan kerja

team C&P/PRC/PCC; Nasrulloh Jamaluddin, Adelia Suwarsono,

Muhammad Yahya, Adhui Sutjipto, Riezky A Harjono, Grace Yusuf, Agie

Pratama, Marinda Chandra, yang telah mendukung dan memberikan

kemudahan dalam penyelesaian tesis ini.

13. Bagian Pengajaran, administrasi, dan seluruh staf Magister Manajemen

Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya terutama Pak Reval atas

segala bantuan dan kemudahannya dalam proses administasi perkuliahan

hingga penyelesaian tesis ini.

Page 8: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

vii

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tentunya masih terdapat

kekurangan. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan di masa

mendatang. Akhir kata, Penulis berharap Allah SWT akan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu. Semoga tesis ini tidak hanya

menjadi persyaratan perkulian tapi juga dapat dimanfaatkan para praktisi dalam

melakukan kegiatan manajemen stok.

Surabaya, 4 Agustus 2018

Penulis

Page 9: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

viii

DAFTAR ISI

ABSTRACT ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 7

1.6 Asumsi-asumsi .......................................................................................... 7

1.7 Sistematika Penyusunan............................................................................ 8

BAB II ................................................................................................................... 11

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 11

2.1 Logistik Hub ........................................................................................... 11

2.2 Proses Pengadaan Barang Operasi Perminyakan .................................... 17

2.2.1 Pelelangan Umum ................................................................................... 18

2.2.2 Pelelangan Terbatas ................................................................................ 19

2.2.3 Pemilihan Langsung................................................................................ 19

2.2.4 Penunjukan Langsung ............................................................................. 19

2.2.5 Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement) ...................................... 19

2.3 Total Cost of Ownership ......................................................................... 19

2.4 Analisis Pareto ........................................................................................ 22

2.5 Analytical Hierarchy Process (AHP) ...................................................... 23

2.5.1 Kelebihan Analitycal Hierarchy Process (AHP) .................................... 25

2.5.2 Prinsip Menyusun Hirarki ....................................................................... 26

2.5.3 Prinsip Menetapkan Prioritas Keputusan ................................................ 28

2.5.4 Prinsip Konsistensi Logika ..................................................................... 30

2.5.5 Penggunaan Software Expert Choise Untuk Metode AHP ..................... 33

Page 10: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

ix

2.5.6 Langkah-Langkah Metode AHP ............................................................. 33

2.5.7 Penyusunan Stuktur Hirarki Masalah ..................................................... 34

2.6 TOPSIS ................................................................................................... 35

2.6.1 Proses TOPSIS ........................................................................................ 36

2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 37

2.7.1 Posisi Penelitian ...................................................................................... 45

BAB III ................................................................................................................. 47

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 48

3.1 Rancangan Penelitian .............................................................................. 48

3.2 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 49

3.2.1 Pemilihan Ahli dan Pengambil Keputusan ............................................. 51

3.2.2 Pemilihan Kriteria dan Sub Kriteria ....................................................... 51

3.2.3 Kuesioner / Survei................................................................................... 54

3.3 Pengolahan Data ..................................................................................... 55

3.4 Analisa Data ............................................................................................ 56

3.5 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 56

BAB IV ................................................................................................................. 57

PENGUMPULAN DATA .................................................................................... 58

4.1 Profil Perusahaan .................................................................................... 58

4.2 Membangun Kriteria Pemilihan .............................................................. 59

4.3 Survei Pendahuluan ................................................................................ 59

4.4 Model Hirarki Pemilihan Logistic Hub .................................................. 62

4.5 Menentukan Bobot Kriteria dan Sub Kriteria ......................................... 63

4.5.1 Kuisioner Perbandingan Berpasangan (Pair-wise Comparison) ........... 63

4.5.2 Pengolahan Data untuk Mendapatkan Bobot Kriteria dan Sub Kriteria . 66

4.5.3 Uji Konsistensi ........................................................................................ 68

4.6 Penilaian Logistic Hub ............................................................................ 70

BAB V ................................................................................................................... 77

ANALISA DAN DISKUSI ................................................................................... 77

5.1 Hierarchy Model ..................................................................................... 77

5.2 Analisa Kriteria and Sub Kriteria ........................................................... 78

5.2.1 Analisa Kriteria ....................................................................................... 78

Page 11: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

x

5.2.2 Analisa Sub Kriteria ................................................................................ 82

5.2.2.1 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Time .............................................. 82

5.2.2.2 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Cost ............................................... 82

5.2.2.3 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Quality .......................................... 82

5.2.2.4 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Location ........................................ 83

5.2.2.5 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria HSE ............................................... 83

5.2.2.6 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Service .......................................... 83

5.2.2.7 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Management ................................. 84

5.3 Analisa Ranking dari Logistic Hub......................................................... 84

BAB VI ................................................................................................................. 86

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 87

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 87

6.2 Saran ....................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

LAMPIRAN .......................................................................................................... 91

SELECTING THE BEST LOGISTIC HUB .................................................... 92

TIME. ............................................................................................................... 94

COST ................................................................................................................ 95

QUALITY ........................................................................................................ 96

LOCATION ..................................................................................................... 97

H S E. ............................................................................................................... 98

SERVICE ......................................................................................................... 99

MANAGEMENT ........................................................................................... 100

QUESTIONNAIRE SURVEY ....................................................................... 101

Page 12: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan PLB, GB dan TPS ............................................................... 13

Tabel 2.2 Penetapan Prioritas Elemen dengan Perbandingan Berpasangan ......... 28

Tabel 2.3 Pair-wise Comparison Matrix (Saaty, 2008)......................................... 29

Tabel 2.4 Average Random Consistency Index (RCI) (Saaty, 1996) ................... 32

Tabel 2.5 Langkah Penarikan Opini Dengan Metodologi Delphi......................... 43

Tabel 2.6 Posisi Penelitian .................................................................................... 46

Tabel 3.1 Kriteria dan SubKriteria ........................................................................ 52

Tabel 3.2 Skala Penilaian (Assessment Scale) ...................................................... 55

Tabel 4.1 Perbandingan Berpasangan antar Kreteria ............................................ 64

Tabel 4.2 Perbandingan Berpasangan antar Sub Kriteria ..................................... 64

Tabel 4.3 Hasil AHP Perbandingan Berpasangan antara Kriteria Utama ............. 67

Tabel 4.4 Hasil AHP Perbandingan Berpasangan antara Sub Criteria ................. 67

Tabel 4.5 Uji Konsistensi ...................................................................................... 69

Tabel 4.6 Daftar Alternatives (Logistic Hub) ....................................................... 70

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Logistic Hub terhadap Sub Kriteria ............................. 70

Tabel 4.8 Matriks Perkalian Sub Kriteria dengan Preferensi Logistic Hub .......... 76

Page 13: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Operasi PT. X di Delta Mahakam ........................................... 1

Gambar 1.2 Sejarah produksi PT. X di Delta Mahakam......................................... 2

Gambar 1.3 Kondisi keterlambatan barang impor di PT X .................................... 4

Gambar 1.4 Aliran Logistik Rantai Pasok Impor Barang Operasi PT. X ............... 5

Gambar 2.1 Konsep utama dari PLB yang didorong oleh kementrian Keuangan 11

Gambar 2.2 Pusat Logistik Berikat Indonesia....................................................... 12

Gambar 2.3 Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam PLB ................................... 16

Gambar 2.4 Mekanisme Pengadaan Barang/Jasa.................................................. 17

Gambar 2.5 Mekanisme Pengajuan Persetujuan Rencana Tender KKKS ............ 18

Gambar 2.6 Logistics in Supply Chain Management (Bowersox et al 2012) ....... 21

Gambar 2.7 Ilustrasi Hirarki ................................................................................. 27

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ....................................................................... 49

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Fungsi Pengadaan PT. X ................................... 59

Gambar 4.2 Tahapan Umum Proses Pengadaan Barang Operasi ......................... 60

Gambar 4.3 Alur Proses Penerimaan Barang Operasi .......................................... 60

Gambar 4.4 Hasil Diskusi Awal Working Level (Buyer dan Expediting Team) .. 61

Gambar 4.5 Model Hirarki Pemilihan Logistic Hub ............................................. 62

Gambar 5.1 Ranking Pemilihan Logistic Hub PT. X............................................ 85

Page 14: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. X adalah Perusahaan Minyak dan Gas yang membentuk Production

Sharing Contract (PSC) atau Kontrak Kerja Sama dengan Pemerintah Republik

Indonesia untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi Minyak dan gas sejak tahun

1968 di Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Dalam masa aktifitas yang tinggi PT.

X mengoperasikan rata-rata rig lebih dari 10 pada periode tahun 2010 – 2015

dengan mengebor 100-115 sumur (well construction) rata-rata setiap tahunnya.

Dalam operasinya PT. X meningkatkan kapasitas dan lokasi pengeborannya dari

rawa-rawa delta sungai Mahakam sampai ke arah lautan (offshore). Saat ini PT. X

telah memiliki 2276 sumur minyak dan gas diman 1/3 dari jumlah sumur tersebut

berproduksi dan 2/3 dari jumlah sumur yang dimiliki dalam kondisi shut-in (ditutup

sementara) dan abandonment (ditutup permanen) karena alasan usia. Permasalahan

teknis yang timbul karena pertambahan usia sumur seperti korosi, penyumbatan,

kebocoran dan berbagai hal lain bisa menyebabkan sumur menjadi tidak ekonomis

untuk diteruskan dalam memenuhi target produksi.

Gambar 1.1 Lokasi Operasi PT. X di Delta Mahakam

Ketersediaan barang operasi dalam manajemen rantai pasok material

menjadi isu yang sangat penting bagi PT. X karena hampir sebagian besar dari

50.000 item barang operasi diperoleh melalui jalur impor dari Logistic Hub di

Page 15: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

2

manca negara seperti Perancis, Inggris, Italia, America, Jepang, Korea, Singapura

dan negara lainnya. Pengelompokan barang operasi, penentuan jalur importasi dan

pemilihan logistic hub sebagai tepat penampungan sementara sebelum dikirim ke

lokasi perusahaan menjadi hal yang penting di industri hulu minyak dan gas sangat

penting agar ketepatan waktu dengan biaya yang lebih efisien dan optimal agar

proses operasi pengeboran yang dilakukan berjalan dengan baik.

Gambar 1.2 Sejarah produksi PT. X di Delta Mahakam

Pada PT. X yang telah berubah kepemilikannya oleh BUMN, fungsi dari

pada logistic hub sangat dipentingkan untuk mengurangi biaya logistik dan

mempercepat waktu kedatangan peralatan dan sparepare terutama yang berasar dari

impor. Sesuai dengan teori, Logistik Hub adalah tempat penerimaan material dari

beberapa supplier atau OEM diluar negeri, yang fungsinya lebih condong sebagai

tempat transit untuk dilakukan proses pemilah-milahan barang dan kemudian dalam

proses pengiriman akan dikonsolidasikan atau dikombinasikan menjadi satu

kendaraan angkut, guna mendapatkan kapasitas muat yang maksimal. Logistics hub

juga merupakan tempat untuk mengumpulkan dan menimbun barang asal luar

negeri atau barang yang berasal dari tempat lain untuk digabungkan secara

sederhana dan disimpan sementara dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan

kembali menuju negara dan tempat tujuan akhirnya. PT. X membutuhkan Logistic

hub karena terkait dengan aturan impor barang operasi perminyakan yang wajib

Page 16: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

3

menggunakan fasilitas Masterlist yang membebaskan bea masuk dan pajak dalam

rangka impor. Jika tidak menggunakan fasilitas masterlist ini, maka PT. X akan

dikenakan sanksi tidak bisa memasukkan biaya pembelian barang beserta pajak

yang dibayarkan kedalam biaya operasi (non const recovery) dalam pembagian

hasil dengan Pemerintah Republic Indonesia yang diatur dalam peraturan mentri

ESDM No 37/2006 yang dipertegas dan digantikan dengan peraturan mentri ESDM

No. 17/2018.

Harga dan kualitas barang yang dibeli, pemilihan incoterms, moda

transportasi, pergudangan, pajak dalam rangka impor dan pemilihan logistic hub

sebelum dilakukan impor menjadi pilihan-pilihan yang sangat menentukan

besarnya biaya operasi PT. X. Apalagi jika dikaitkan pula dengan penurunan harga

minyak dunia yang menyebabkan banyak perusahaan migas yang merugi. Efisiensi

dan efektifitas manajemen pengadaan akan sangat menentukan biaya produksi yang

pada gilirannya menentukan competitive advantage perusahaan, sehingga PT X

membutuhkan barang operasi dan sparepart yang berkualitas dan cepat diperoleh.

Upaya menentukan jalur impor dan lokasi logistic hub yang sesuai dengan kriteria-

kriteria yang diinginkan perusahaan menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Dengan adanya peningkatan kapasitas dan pencarian lokasi pengeboran

baru menyebabkan PT. X perlu menentukan logistic hub yang sesuai dengan

kriteria-kriteria yang diinginkan perusahaan menjadi hal yang penting untuk

dilakukan. Berdasarkan data sekunder yang didapat (lihat gambar 1.1), hampir

setengah dari importasi barang operasi perminyakan mengalami keterlambatan. Hal

ini menyebabkan ketidaktersediaan barang operasi perminyakan pada waktu

diperlukan yang dapat berakibat fatal bagi kegiatan produksi perminyakan karena

bisa menyebabkan terhentinya produksi yang harus dibayar mahal. Sebagai

gambaran, biaya sewa drilling rig biasanya 100,000 - 200,000 USD per hari dan

kerugian yang timbul apabila salah satu material pengeboran tidak tersedia tepat

waktu tersebut tidak hanya terkait dengan biaya sewa anjungan pengeboran saja,

tetapi juga berbagai servis pendukungnya atau associated drilling services termasuk

tenaga kerja yang nilai kerugiannya bisa mencapai lebih dari 500,000 USD tiap

harinya.

Page 17: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

4

Gambar 1.3 Kondisi keterlambatan barang impor di PT X

Pada gambar 1.3 kondisi keterlambatan barang impor dari tahun 2014-2016

menunjukkkan cukup banyak keterlambatan yang terjadi. Hampir 18-27% terjadi

keterlambatan kurang dari 50 hari. Sedangkan 15%-20% terjadi keterlambatan

melebihi dari 50 hari. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi operasional dari PT.

X untuk mengeksplorasi lapangan minyak di blok Mahakam. Tentunya dapat

mempengaruhi produktifitas penurunan minyak dan gas PT. X.

Importasi barang operasi PT. X dapat dilakukan dengan incoterms Free

Carrier (FCA) melalui global hubs yang kemudian dikirim ke regional hub dan

dilanjutkan ke local hub. Pilihan jalur impor lainnya bisa juga langsung menuju

Regional hub dengan incoterms Free Carrier (FCA) atau Delivery at Place (DAP)

regional hub, atau bisa juga langsung menuju Local Hub PLB Balikpapan. Banyak

perusahaan pendukung industri hulu migas yang memilih Singapore sebagai

regional logistic hub untuk daerah asia tenggara sebagai tempat melakukan proses

sederhana, penggabungan dan memperbaiki atau hanya menjadikan tempat transit

dan penyesuaian dalam rangka mengurangi potensi biaya perpajakan di negara

tujuan seperti Indonesia.

PT. X selama ini menggunakan beberapa Logistc Hub yang terdiri dari

Global Hubs di America, Eropa dan Asia sebagai tempat penumpukan barang dari

beberapa negara asal, yang kedua adalah Regional Hub yaitu tempat pengumpulan

barang operasi yang terdekat ke Indonesia (Singapore/Batam) sebelum masuk ke

daerah Pabean Indonesia, yang ketiga adalah Local Hub yaitu TPS di pelabuhan

Page 18: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

5

Semayang dan PLB Balikpapan. Pemilihan Logistic hub PT. X menjadi sangat

penting karena dapat menghemat waktu transit, menurunkan delivery overue dan

pada gilirannya menurunkan total cost of ownership.

Keputusan pemilihan logistic hub sebagai lokasi serah terima barang dari

luar negeri menjadi sulit karena berbagai kriteria harus dipertimbangkan dalam

proses pengambilan keputusan dan kriteria yang termasuk dalam proses pemilihan

yang sering bertentangan satu sama lain terkait harga, waktu, asuransi, lokasi,

kualitas dan fasilitas pelayanan, serta kriteria lain yang bisa saling mengunci dan

menyebabkan terlambatnya kedatangan barang operasi.

Gambar 1.4 Aliran Logistik Rantai Pasok Impor Barang Operasi PT. X

Dalam penentuan logistic hub terbaik untuk importasi barang operasi,

kriteria-kriteria yang penting perlu diketahui berikut sub kriterianya. Misalnya

infrastruktur yang tersedia untuk mecapai hub yang dituju, berapa lama transit time

yang dibutuhkan mulai barang diterima di hub sampai siap diberangkatkan, tracking

system pengiriman yang digunakan, fasilitas rush handling sampai dengan hal

terkait tata perilaku (code of conduct) perusahaan penyedia jasa dan lain-lain.

Penelitian tesis ini ingin diketahui kriteria dan sub kriteria apa yang

dipentingkan dalam melakukan pemilihan logistic hub bagi barang impor milik PT

X yang bergerak dalam sektor industri minyak dan gas. Hal yang utama dari

Page 19: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

6

penelitian ini adalah bagaimana hasil pengambilan keputusannya untuk memilih

mana aliran logistics hub yang menguntungkan dengan melihat dari seluruh kriteria

yang ada.

1.2 Perumusan Masalah

Berawal dari permasalahan keterlambatan ketersediaan barang operasi yang

ada yang diuraikan diatas, maka dianggap penting mengetahui bagaimana

pengambilan keputusan memilih logistic hub yang paling baik bagi perusahaan dan

mengetahui apa saja kriteria dan sub kriteria yang diperlukan dalam memilih

logistic hub untuk menghindari gangguan operasi perminyakan karena

keterlambatan pasokan barang operasi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengindentifikasi kriteria-kriteria dan sub kriteria apa yang dipentingkan

untuk menentukan lokasi logistics hub PT. X

b. Memilih alternatif logistic hub mana yang terbaik bagi PT. X dengan

metode AHP

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan

beberapa hal seperti:

• Dengan pemilihan logistic hub yang tepat, keterlambatan barang operasi

karena factor pengirimandapat dikurangi bahkan dihilangkan.

• Memberikan alternative pilihan jalur dan logistic hub yang bisa digunakan

pada saat pilihan utama tidak bisa digunakan sehingga memperkecil dampak

akibat keterlambatan pengiriman Barang Operasi.

• Memberikan rekomendasi kepada perusahaan dalam membuat kontrak

pembelian barang operasi perminyakan di masa depan dengan

mempertimbangan incoterms yang sesuai dengan logistik hub tempat serah

terima barang yang paling menguntungkan kepentingan perusahaan

Page 20: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

7

1.5 Batasan Masalah

Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi karena luasnya permasalahan terkait

pengiriman barang pada kegiatan pengelolaan rantai pasok barang operasi

perminyakan, sehingga penelitian ini hanya akan membahas dan memberikan saran

penyelesaian dengan batasan masalah sebagai berikut:

a. Penelitian dibatas pada kasus pengadaan Barang Operasi Perminyakan (BOP)

yang berasal dari luar negeri.

b. Data delivery over due yang dijadikan referensi adalah data yang terdapat dalam

SAP, CONTIKI dan database SCHEMA.

c. Berbagai aturan pemerintah terkait pembelian BOP adalah aturan yang

mengikat, namum diluar dari obek penelitian ini.

d. Alternative logistic hub yang ada tidak terkait satu dengan yang lain dan tidak

ada hirarki logistiknya.

1.6 Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang diberlakukan pada tesis ini adalah sebagai berikut:

a. Kriteria-kriteria yang dievaluasi dalam penelitian ini dibatasi pada barang

operasi perminyakan yang berasal dari luar negeri.

b. Penelitian ini dimulai dari penentuan kriteria dan sub-kriteria yang harus

dipertimbangkan dalam menetukan bobot dari masing-masing kriteria/sub-

kriteria yang mempengaruhi keterlambatan ketersediaan barang operasi

perminyak.

c. Tidak terjadi kegagalan produksi material, kendala teknis dan juga kegagalan

tender pengadaan karena salah desain awal proses pengadaan barang yang

menyebabkan tidak adanya barang yang bisa dikirimkan.

d. Kompetensi teknisi Acceptance dan operator yang menerima serta memeriksa

barang saat diserah terimakan di logistik hub dianggap memadai di setiap

logistik hub dan dapat diterima perusahaan.

e. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang langsung

dikumpulkan dari data kepabeanan dan hasil jawaban questionaire.

Page 21: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

8

f. Dalam penelitian ini Variable yang diuji adalah yang variable-variable yang

mempengaruhi penyebab keterlambatan ketersediaan barang operasi

1.7 Sistematika Penyusunan.

Penyusunan pada penelitian ini disusun dalam 6 bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang dari penelitian ini,

penjelasan singkat mengenai profil perusahaan, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, batasan permasalahan, asumsi dan sistematika penyusunan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan rumusan

pemecahan masalah dalam tesis yang ini yang diambil dari buku-buku ataupun

jurnal internasional.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian menjelaskan urutan langkah-langkah penelitian yang

dilakukan dan dapat digambarkan melalui flowchart, pengumpulan data melalui

focus group discussion dan survey yang akan dipergunakan. Berdasarkan teori-teori

yang ada serta kenyataan yang ada di lapangan, selanjutnya akan dibuat perhitungan

untuk mendapatkan tujuan penelitian yang diinginkan.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian, penjelasan data yang diperlukan

untuk penyelesaian masalah dan hasil pengolahan data yang dilakukan untuk

mencapai tujuan penelitian, yaitu berupa analisa biaya dan lead time yang

menunjang perhitungan analisa dalam pemilihan jalur importasi.

Bab ini juga berisi tentang analisa hasil perhitungan dan interpretasi hasil

pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini berisi kesimpulan-kesimpulan berdasarkan analisis data,

serta saran dan usulan perbaikan yang direkomendasikan untuk PT. X dan untuk

perbaikan di penelitian selanjutnya.

Page 22: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

9

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 23: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logistik Hub

Logistics hub adalah tempat untuk menimbun barang asal luar negeri atau

barang yang berasal dari tempat lain untuk dikumpulkan digabungkan dan disimpan

sementara dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali menuju negara

dan tempat tujuannya masing-masing. Tempat mengumpulan barang di negara-

negara maju tempat original equipment manufacturer (OEM) biasanya disebut

Global Hubs dan tempat pengumpulan barang untuk konsolidasi mendekati negara

tujuan disebut dengan Regional Hub.

Banyak perusahaan pendukung industri hulu migas yang menggunakan

Singapore sebagai regional logistics hub mereka untuk daerah asia tenggara hanya

karena ingin menyesuaikan dengan peraturan dalam upaya mengurangi potensi

biaya perpajakan di negara tujuan seperti Indonesia. Disisi lain Indonesia sebagai

salah satu negara tujuan tidak mendapatkan manfaat dari penimbunan barang diluar

negeri tsb, malah mendapatkan potensi high cost karena semakin panjangnya lead

time pengiriman barang.

Selanjutnya pemerintah Indonesia membentuk Pusat Logistik Berikat

(PLB) yang merupakan salah satu paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan bulan

September 2015 ini relative baru yang bertujuan untuk memberikan insentif

fasilitas agar dapat meng-efisien-kan biaya logistic sesuai dengan arahan presiden

RI. Payung hukum dari PLB ini adalah peraturan pemerintah no 85 tahun 2016

tanggal 25 nopember 2015 yang didukung dengan Peraturan Mentri Keuangan no

272/PMK.04/2015 tanggal 31 Desember 2015 dan selanjutnya diterjemahkan oleh

Ditjen Bea dan Cukai menjadi peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai bernomor

1, 2 dan 3 tertanggal 29 Januari 2016.

Pusat Logistik Berikat (PLB) ini berbeda dengan 2 fasilitas infrastruktur

yang telah diatur sebelumnya yaitu gudang berikat (GB) dan tempat penimbunan

sementara (TPS). Berikut ini adalah gambar konsep utama dari PLB yang didorong

oleh kementrian Keuangan:

Page 24: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

11

Gambar 2.1 Konsep utama dari PLB yang didorong oleh kementrian Keuangan

Page 25: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

12

Gambar 2.2 Pusat Logistik Berikat Indonesia

Page 26: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

13

Dilihat dari pengertian, kepemilikan barang, masa timbun, kegitan yang

ada, nilai pabean serta proses customs clearance menunjukkan bahwa PLB

seharusnya lebih menarik bagi para pelaku usaha khususnya industri manufaktur

nasional dibandingkan dengan gudang berikat dan TPS. Namun demikian

perusahaan penunjang dan Supplier Barang Operasi yang menggunakan PLB masih

sedikit.

Merujuk kepada Pambudi (2016), diperlihatkan table perbedaan PLB

dengan GB dan TPS.

Tabel 2.1 Perbedaan PLB, GB dan TPS

No Faktor Pusat Logistik

Berikat Gudang Berikat

Tempat

Penimbunan

Sementara

1 Pengertian

TPS untuk

menimbun

barang asal

luar daerah

Pabean dan

atau barang

yan g berasal

dari tempat

lain dalam

daerah

kepabeanan

dapat disertai 1

(satu) atau

lebih kegiatan

sederjana

dlama jangka

waktu tertentu

untuk

dikeluarkan

kembali

Tempat

Penimbunan

Berikat untuk

menimbun barang

impor dapat

disertai 1 (satu)

atau lebih

kegiatan berupa

pengemasan

kembali,

penyortiran,

penggabungan

(kitting),

pengepakan,

penyetelan,

pemotongan,

agtas barang-

barang jangka

waktu tertentu

untuk dikeluarkan

kembali

Tempat

Penimbunan

Sementara adalah

bangunan dan atau

lapangan atau

tempat lain yang

disamakan dengan

itu di kawasan

Pabean untuk

menimbun barang

sementara

menunggu

pemuatan atau

pengeluarannya

2 Kepemilikan

barang

Kepemilikan

sendiri,

konsinyasi atau

titipan

Kepemilikan

Sendiri

Pemilik Barang

Bebas

3 Masa Timbun 3 tahun ++ 1 tahun 30 hari

Page 27: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

14

4 Kegiatan Penimbunan

dan kegiatan

sederhana ++

Penimbunan dan

kegiatan

sederhana

Penimbunan

5 Nilai Pabean Digunakan NP

saat digunakan

Digunakan NP

saat pemasukkan

Digunakan NP saat

digunakan

6 Asal dan

Tujuan

Barang

Asal: Fleksibel

Tujuan:

Fleksible

7 Ketentuan

Pembatasn

Belum

diberlakukan

saat

pemasukan

Belum

diberlakukan saat

pemasukan

Belum

diberlakukan saat

pemasukan

8 Certificate of

origin

Diterima &

bisa

pengeluaran

parsial

Diterima dan satu

kali pengeluaran

Diterima dan satu

kali pengeluaran

9 Penyelesaian

fasilitas

masterlist

Penyelesaian

Sewa BOP

Migas- cost

recovery

- -

10 Pengenaan

fiscal saat

pengeluaran

Bea masuk dan

pajak impor

BMPDRI, PPN

Penyerahan lokal

Bea MAsuk dan

Pajak Impor

11 Jangka waktu

izin

Seumur hidup

sampai dicabut

Penyelenggara <5

tahun, pengusaha

<3 tahun

5 tahun atau

berakhir mas

penguasaan

12 Satu izin

untuk bbrp

lokasi

Dimiliki oleh

baran hokum

yang sama

- -

13 Bentuk SKEP Customized,

tematik, KPI

Standard Standard

14 Pembayaran

bea masuk

Dokumen

berkala dan

pembayaran

ditunda *)

Langsung

diberlakukan

Langusng

diberlakukan

Perusahaan bisa memilih salah satu global hub atau regional hub atau Pusat

Logistik Berikat sebagai tempat serah terima barang yang dibeli, tapi keputusan

memilih lokasi logistic hub yang tepat adalah tugas yang kompleks dan sulit dalam

pengadaan barang operasi perminyakan. Keputusan semacam itu melibatkan lebih

dari satu kriteria seleksi ketika memilih di antara pilihan logistic hub yang tersedia.

Selanjutnya kriteria yang termasuk dalam proses pemilihan sering bertentangan

satu sama lain. Ketiga, komplikasi seputar keputusan pemilihan Logistic Hub

Page 28: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

15

muncul dari kendala kebijakan internal dan kendala sistem eksternal yang

dibebankan pada proses pengadaan.

Dalam menggunakan fasilitas PLB banyak pilihan incoterms yang bisa

dipakai, namun demikian tetap berbeda manfaat fasilitas yang didapat oleh barang

dari industri yang berbeda karena bervariasinya aturan dari berbagai kementrian

yang dititipkan kepada Ditjen Bea Cukai. Jika dipetakan hak dan tanggung jawab

dari pihak pembeli dalam negeri dan pihak penjual di luar negeri dalam

menggunakan fasilitas PLB ini perusahaan Migas memiliki paling tidak 3 pilihan

incoterms dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.

• Ex Works PLB: Serah terima tanggung jawab dan kepemilikan barang

terjadi di PLB. PT X bertanggung jawab mengambil barang dari dalam PLB

milik supplier DN (Handling di Gudang)

• FCA PLB: Serah terima tanggung jawab dan kepemilikan barang terjadi di

PLB. Handling di gudang masih menjadi tanggung jawab Supplier DN

sampai barang naik ke alat angkut yang disediakan oleh PT X di pintu PLB,

• DAP PLB: Serah terima tanggung jawab dan kepemilikan barang terjadi di

site PT X. Tetapi, PT X yang melakukan dokumentasi dan proses impor

pada saat barang keluar dari PLB.

Page 29: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

16

Gambar 2.3 Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam PLB

Page 30: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

17

2.2 Proses Pengadaan Barang Operasi Perminyakan

Proses pengadaan barang operasi perminyakan agak berbeda dengan system

pengadaan barang dan jasa di industri lain karena terikat pada PSC Contract dan

PTK007 yang mengatur apa saja yang boleh diimpor dan apa saja yang harus dibeli

lokal, apa saja yang mendapatkan fasilitas bebas pajak dan apa saja yang harus

membayar kewajiban pajak kepada negara.

Sesuai dengan Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Nomor : KEP- 0041

/SKKMA0000/2017/S0 PTK revisi 04, mekanisme pengadaan barang/jasa adalah

seperti tabel berikut ini:

Gambar 2.4 Mekanisme Pengadaan Barang/Jasa

Pada proses pengadaan barang operasi perminyakan harus melalui proses

pemilihan penyedia barang dan jasa sesuai regulasi Pedoman Tata Kerja (PTK)

Nomor: KEP- 0041 /SKKMA0000/2017/S0 revisi 04 yang diterbitkan oleh SKK

Migas tanga 30 Mei 2017 yang berlaku 60 (enam puluh) hari sejak ditetapkan.

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum tata laksana,

pedoman pelaksanaan teknis serta administratif yang terintegrasi dan jelas, serta

menyamakan pola pikir dan pengertian seluruh pengelola kegiatan usaha hulu

Page 31: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

18

minyak dan gas bumi di wilayah Republik Indonesia dalam pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa.

Tujuan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa adalah memperoleh dan

mendayagunakan barang/jasa yang dibutuhkan dalam jumlah, kualitas, harga,

waktu, dan tempat secara tepat, efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan,

dalam menunjang kegiatan operasi hulu minyak dan gas bumi serta menciptakan

efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional.

Gambar 2.5 Mekanisme Pengajuan Persetujuan Rencana Tender KKKS

Strategi pengadaan barang operasi disusun dengan mempertimbangkan tata

cara pelaksanaan sebagai berikut:

2.2.1 Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara

terbuka untuk umum, mengacu kepada prinsip dasar pengelolaan rantai suplai

dengan diumumkan terlebih dahulu melalui papan pengumuman resmi Kontraktor

KKS, media cetak dan apabila memungkinkan melalui media elektronik. Syarat

Pelelangan Umum: pengadaan barang/jasa dengan nilai lebih besar dari

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau diikuti oleh Penyedia Barang/Jasa

Page 32: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

19

yang memenuhi kualifikasi, kompetensi dan kemampuan yang dipersyaratkan

dalam Dokumen Pengadaan.

2.2.2 Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas dilaksanakan dengan cara mengundang melalui

pengumuman minimal 2 (dua) calon peserta yang memenuhi kriteria tertentu.

Metode pelelangan terbatas dapat dilaksanakan untuk pengadaan barang dengan

pelelangan antar pabrikan atau diketahui jumlah Penyedia Barang/Jasa yang

mampu melaksanakan pekerjaan terbatas.

2.2.3 Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan

mengundang sekurang-kurangnya 3 (tiga) Penyedia Barang/ Jasa. Pemilihan

langsung dapat juga dilaksanakan dengan cara mengundang sekurang-kurangnya 2

(dua) Penyedia Barang/Jasa dengan kondisi tertentu.

2.2.4 Penunjukan Langsung

Pengadaan secara penunjukan langsung dilaksanakan dengan cara

menunjuk langsung kepada 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

2.2.5 Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement)

Pengadaan secara elektronik (e-Procurement) merupakan pelaksanaan

pengadaan barang/jasa dengan menggunakan jaringan elektronik (jaringan internet

atau intranet) atau electronic data interchange (EDI). Metoda pelaksanaan e-

Procurement terdiri dari e-Bidding dan e-Reverse Auction (e-RA).

2.3 Total Cost of Ownership

Pemilihan barang dan Logistic Hub yang tepat serta pemilihan negara asal,

moda transportasi dan lokasi serah terima barang juga menentukan keberhasilan

dalam proses pengadaan. Kriteria pemilihan specifikasi barang, supplier tidak

hanya difokuskan pada biaya yang paling murah, namun juga pada beberapa kriteria

lain yang mendukung tercapainya tujuan pengadaan. Salah satu kriteria yang

dianggap penting adalah konsep Total Cost of Ownership (sering juga disebut Lyfe

Page 33: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

20

cycle cost analysis) yang dapat dipakai dalam pemilihan Barang, Logistic Hub dan

alternative pilihan importasinya. Total Cost of Ownership merupakan analisis

ekonomi dari sebuah alat atau fasilitas dengan mempertimbangkan semua biaya

yang muncul selama umur hidup kepemilikan dari alat/equipment tersebut, tidak

hanya harga beli tetapi juga biaya pemeliharaan, penggantian, biaya disposal dll.

Total cost of ownership menjadi konsep penting karena dalam pemilihan barang,

Logistic Hub dan jalur importasi biasanya yang dipakai sebagai kriteria utama

adalah harga beli (purchasing cost) yang pada kenyataannya hanya merupakan

bagian dari total biaya sebuah alat/equipment. Dengan kata lain dapat dinyatakan

bahwa harga penawaran yang murah dari Logistic Hub belum tentu merupakan

pilihan terbaik bila dilihat dari keseluruhan biaya yang harus ditanggung oleh

pembeli.

Selain itu pengelolaan inventory dalam manajemen supply chain juga

sangat penting karena; nilainya sangat signifikan, resiko (potensi) kerugian, over

stock atau sebaliknya kekurangan stock yang terutama berkaitan dengan potensi

cost saving. Karena nilainya yang significant, maka perusahaan harus mengetahui

nilainya secara pasti, dikendalikan jumlah pembeliannya, dikendalikan

pergerakannya, dikendalikan penggunaannya, dan harus cepat dideteksi jika terjadi

inefisiensi.

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari PT. X menggunakan Enterprise

Resource Planning (ERP), yaitu alat transaksi perusahaan yang mengambil data

dan mengurangi aktifitas manual yang digabungkan dengan proses finansial,

persediaan, dan informasi pemesanan pelanggan. Sistem ini mencapai integrasi

tinggi dengan menggabungkan data tunggal, mengembangkan pemahaman akan

data apa yang seharusnya digabungkan dan membuat seperangkat aturan

pengambilan data. Perusahaan Jerman, SAP AG, adalah pelopor software ERP ini

yang juga dikenal dengan nama R/3. Inti dari software adalah jaringan database

server yang berkecepatan tinggi yang dirancang untuk menangani informasi

sejumlah besar database secara efisien.

Total Cost of Ownership (TCO) adalah penjumlahan semua biaya yang

berhubungan dengan aktivitas aliran supply atau pasokan barang. Konsep TCO ini

memasukkan estimasi biaya-biaya yang dirancang untuk membantu dalam

Page 34: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

21

melakukan perhitungan biaya keseluruhan serta altematif pembiayaan yang

mencakup investasi, pemeliharaan dan administrasi yang berkaitan dengan

pengadaan barang tersebut. TCO sangat menentukan dalam pengambilan keputusan

membeli barang dan jasa. Sebagai contoh, manakah pilihan yang lebih baik atara

produk buatan pabrik negara A berharga USD 3 dengan incoterms FCA negara A,

atau alternatif produk yang sama buatan negara B berharga USD 10 dengan

incoterms DDP, diterima di gudang negara tujuan. Karena TCO adalah

penjumlahan semua biaya yang berhubungan dengan aktivitas aliran supply barang,

maka harga barang dengan incoterms delivery duty paid (DDP) diterima di gudang

berbeda bisa jadi sama dengan pilihan incoterms FCA negara asal yang

memindahkan resiko, biaya transport dan transfer of ownership barang lebih awal

kepada pembeli. Diskusi bisa berlanjut tentang biaya lain terkait clearance export

dari neagra asal, import di negara tujuan termasuk biaya cargo handling, service,

biaya asuransi quality sampai biaya reputasi dsb.

Ternyata harga material tidak berdiri sendiri dan bukan merupakan penentu satu-

satunya dalam keputusan pembelian, dan inilah yang kita sebut TCO (Total Cost of

Ownership).

Gambar 2.6 Logistics in Supply Chain Management (Bowersox et al 2012)

Page 35: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

22

2.4 Analisis Pareto

Analisis Pareto adalah teknik atau metode pengambilan keputusan yang

digunakan untuk memilih sejumlah tugas atau problem tertentu untuk

menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Dalam aplikasinya, Diagram

Pareto atau sering disebut juga dengan Pareto Chart ini sangat bermanfaat dalam

menentukan dan mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang akan

diselesaikan. Dalam hal mengelompokkan barang impor yang mempunyai

pengaruh paling besar terhadap rantai pasok barang operasi perminyakan pada

diagram Pareto terlebih dahulu dihitung TCO atau Total Cost of Ownership.

Prinsip Pareto yang juga sering dikenal dengan aturan 80/20 adalah

menggunakan gagasan bahwa dengan melakukan 20% pekerjaan terbesar, akan

menghasilkan atau mengakomodasi 80% dari keseluruhan manfaat pekerjaan.

Permasalahan yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama kita

untuk melakukan tindakan.

Diagram Pareto adalah suatu diagram yang berupa grafik batang yang

digunakan untuk menunjukkan masalah berdasarkan urutan jumlah kejadian.

Masalah yang memiliki jumlah terbanyak akan ditunjukan oleh grafik batang yang

tertinggi dan ditempatkan di sisi paling kiri. Susunan grafik batang tersebut dapat

membantu menentukan prioritas kejadian berdasarkan kategori atau sebab-sebab

kejadian yang sedang dikaji. Jadi dengan menggunakan diagram Pareto, perhatian

terhadap sebab-sebab utama yang berdampak terbesar terhadap kejadian akan lebih

efektif dengan mengurutkan berbagai macam sebabnya. Langkah-langkah dalam

membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan kelompok barang yang menjadi permasalahan yang akan

diteliti sebagai penyebab-penyebab kejadian. (Contoh Permasalahan:

Tingginya tingkat keterlambatan pengiriman barang impor, Penyebabnya :

Lokasi OEM/pabrik, Jumlah pembelian, Harga Barang, Kelompok barang dll)

2. Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per

Tahun, Bulanan, Mingguan atau per harian)

3. Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)

4. Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi

sampai terendah).

Page 36: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

23

5. Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif

6. Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang

7. Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis

8. Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut

9. Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan

10. Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan

improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.

Diagram Pareto juga dapat mengungkapkan berbagai macam prioritas

penanganan masalah berdasarkan pada kebutuhan spesifik yang ada. Oleh sebab

itu, di dalam diagram Pareto, grafik batang yang teringgi belum tentu sebagai

persoalan yang terbesar (Gaspersz, 1998). Analisa Pareto sangat efektif digunakan

untuk mengidentifikasikan permasalahan pengiriman barang barang import yang

dianggap paling kritikal pada operasi perminyakan sperti pekerjaan drilling (tubing,

casing), peralatan rotating pada produksi dan field operation.

2.5 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Dalam penerapan di dunia industri, metoda AHP telah memberikan

kontribusi bagi para pengambil keputusan, khususnya untuk permasalahan multi

kriteria. Pemanfaatan AHP di dalam dunia nyata, telah membuktikan bahwa AHP

merupakan metoda yang dapat digunakan untuk mengorganisasi informasi dan

pertimbangan (judgement) yang dipakai dalam pengambilan keputusan. Penentuan

peringkat alternatif, pembandingan benefit cost

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas

L. Saaty dalam periode 1971 – 1975 di Wharton School, University of

Pennsylvania). Metode ini adalah sebuah kerangka untuk pengambilan keputusan

dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan

mempercepat proses pengambilan keputusan. Metode ini akan membagi persoalan

ke dalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan

hierearki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya

tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel

yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk

mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Page 37: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

24

Metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan

menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan

menarik berbagai pertimbangan untuk mengembangkan bobot atau prioritas.

Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang

bersangkutan pada berbagai persoalan, kemudian mensintesis berbagai

pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara

intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat

(Saaty, 1994).

Menurut (Mulyono, 1991), AHP digunakan untuk menentukan skala rasio

baik dari perbandingan berpasangan yang diskret maupun kontinyu. Perbandingan-

perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari skala dasar yang

mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. AHP memiliki perhatian

khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan di

dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. AHP banyak ditemukan pada

pengambilan keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan/prediksi, alokasi

sumber daya, penyusunan matriks input, koefisien, penentuan prioritas dari strategi-

strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik dan sebagainya. AHP

membantu orang mengatasi intuisi rasional dan irasional, dan dengan risiko dan

ketidakpastian dalam pengaturan yang kompleks. Proses Hirarki Analitik

(Analytical Hierarchy Process / AHP) yang dikembangkan oleh Saaty didasarkan

pada serangkaian perbandingan bijaksana antara pengambil keputusan yang

diwakili oleh kemampuan intrinsik manusia untuk menyusun persepsi secara

hierarkis, membandingkan pasangan hal serupa dengan diberi kriteria atau milik

bersama dan menilai intensitas kepentingan satu hal dari sisi yang lain. Perlu juga

untuk menentukan tingkat aspirasi dan atau faktor prioritas dari bobot yang harus

diberikan pada elemen keputusan yang didasarkan pada penilaian manusia yang

seringkali kurang tepat secara intrinsik (Mulyono, 2008).

AHP ini dapat digunakan untuk:

1. Memprediksi kemungkinan hasilnya

2. Merencanakan dan proyeksi masa depan yang diinginkan

3. Memfasilitasi pembuatan keputusan kelompok

Page 38: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

25

4. Menguji kontrol atas pertukaran dalam sistem pengambilan keputusan

5. mengalokasikan sumber

6. Memiilih alternatif-alternatif

7. memilih alternatif-alternatif

8. melakukan perbandingan rugi/laba

Expert Choice adalah intuitif, berbasis grafis dan dibangun secara user-friendly

sehingga menjadi berharga bagi konseptual dan pemikir analitis, pemula dan ahli

kategori. Karena kriteria disajikan dalam struktur hirarki, Pengambil Keputusan

mampu untuk menggali dalam tingkat keahlian mereka, dan memberlakukan

penilaiannya menjadi penting dalam mencapai tujuan mereka. Pada akhir proses,

pengambil keputusan sepenuhnya menyadari bagaimana dan mengapa keputusan

itu dibuat, dengan hasil yang bermakna, mudah mudah mengkomunikasikan, dan

bisa dilakukan.

2.5.1 Kelebihan Analitycal Hierarchy Process (AHP)

AHP tidak hanya membantu pengambil keputusan sampai di keputusan

terbaik, tapi juga Menyediakan alasan yang jelas bahwa Ini adalah yang terbaik.

Perangkat lunak AHP dan Expert Choice mengikat pengambil keputusan dalam

penataan sebuah keputusan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, memproses

dari tujuan untuk sub-tujuan untuk tujuan turun ke program alternatif tindakan.

Pengambil Keputusan kemudian membuat perbandingan putusan berpasangan

melalui urutan Hirarki sampai pada keseluruhan Prioritas untuk alternatif-alternatif.

Masalah keputusan bisa melibatkan sosial, politik, teknis, dan faktor-faktor

ekonomi. Kelebihan metode AHP dalam pengambilan keputusan adalah (Saaty,

1994):

1. Dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan strukturnya tidak

beraturan, bahkan bisa juga digunakan untuk permasalahan yang tidak

terstruktur sama sekali. AHP tidak rumit, dan ini membantu meningkatkan

pemahaman manajemen dan transparansi dari teknik pemodelan

2. AHP memiliki kekuatan tambahan untuk dapat mencampurkan faktor kuantitatif

dan kualitatif ke dalam sebuah keputusan. Data kuantitatif yang kurang lengkap

Page 39: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

26

tidak mempengaruhi kelancaran proses pengambilan keputusan karena

penilaian merupakan sintesis pemikiran berbagai sudut pandang responden.

3. pendekatan ini bisa cocok bersama dengan pendekatan solusi lain seperti

optimalisasi, dan pemrograman tujuan. Metode ini sesuai dengan kemampuan

dasar manusia dalam menilai suatu hal sehingga memudahkan penilaian dan

pengukuran elemen.

Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah :

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai

pada subkriteria yang paling dalam

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai

kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas

pengambilan keputusan.

Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi

obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari

setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan

keputusan yang komprehensif.

Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, ada tiga

prinsip yang mendasari pemikiran AHP, yakni : prinsip menyusun hirarki, prinsip

menetapkan prioritas, dan prinsip konsistensi logis.

2.5.2 Prinsip Menyusun Hirarki

Langkah pertama dalam AHP adalah membangun hirarki pemecahan

permasalahan. Prinsip menyusun hirarki adalah dengan menggambarkan dan

menguraikan secara hirarki, dengan cara memecahakan persoalan menjadi unsur-

unsur yang terpisah-pisah. Caranya dengan memperincikan pengetahuan, pikiran

kita yang kompleks ke dalam bagian elemen pokoknya, lalu bagian ini ke dalam

bagian-bagiannya, dan seterusnya secara hirarkis. Penjabaran tujuan hirarki yang

lebih rendah pada dasarnya ditujukan agar memperolah kriteria yang dapat diukur.

Walaupun sebenarnya tidaklah selalu demikian keadaannya. Dalam beberapa hal

tertentu, mungkin lebih menguntungkan bila menggunakan tujuan pada hirarki

Page 40: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

27

yang lebih tinggi dalam proses analisis. Semakin rendah dalam menjabarkan suatu

tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran obyektif dan kriteria-kriterianya.

Akan tetapi, ada kalanya dalam proses analisis pangambilan keputusan tidak

memerlukan penjabaran yang terlalu terperinci. Maka salah satu cara untuk

menyatakan ukuran pencapaiannya adalah menggunakan skala subyektif.

Ide utama dari AHP adalah melakukan brainstorming permasalahan yang

kompleks, mengurutkan ide-ide penting dan faktor-faktor alternativenya, kemudian

mengaturnya dalam hirarki yang memungkinkan pembaandingan dari element dan

turunannya dengan semua element pada tingkat diatasnya. Ini adalah cara kreatif

untuk mengeksploitasi kemampuan berpikir manusia untuk menyederhanakan

suatu masalah dengan mengelompokkannya kedalam elemen konstituen, termasuk

goals keseluruhan, criteria dan alternative keputusan (Saaty, 1990). Dalam

melakukan proses ini diperlukan informasi yang banyak untuk digabungkan

kedalam struktur permasalahan yang menggambarkan system secara keseluruhan

Gambar 2.7 Ilustrasi Hirarki

Setelah hierarki telah terstruktur, langkah selanjutnya adalah menetapkan prioritas

untuk elemen (kriteria dan alternatif) yang disajikan dalam hirarki. AHP

menggunakan perbandingan berpasangan untuk melakukan ini. Langkah pertama

adalah membuat perbandingan berpasangan. Ini untuk membandingkan elemen-

elemen yang berpasangan dengan kriteria yang diberikan. Satu set matriks

perbandingan dari semua elemen di tingkat hirarki sehubungan dengan elemen

tingkat yang lebih tinggi segera dibangun sehingga memprioritaskan dan

Page 41: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

28

mengkonversi penilaian perbandingan individu ke dalam pengukuran skala rasio.

Penilaian diperlukan untuk semua perbandingan kriteria, dan untuk semua

perbandingan alternatif untuk setiap kriteria. Perbandingan dikuantifikasi dengan

menggunakan skala sembilan poin.

2.5.3 Prinsip Menetapkan Prioritas Keputusan

Bagaimana peranan matriks dalam menentukan prioritas dan bagaimana

menetapkan konsistensi.

Menetapkan prioritas elemen dengan membuat perbandingan berpasangan, dengan

skala banding telah ditetapkan oleh Saaty ( Yan O., 1995).

Tabel 2.2 Penetapan Prioritas Elemen dengan Perbandingan Berpasangan (Sumber: Saaty, 1994)

Tingkat Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Sama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh

yang sama

3 Sedikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sedikit

memihak satu elemen dibandingkan

dengan pasangannya

5 Lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat

memihak satu elemen dibandingkan

dengan pasangannya

7 Sangat penting Satu elemen sangat disukai dan

secara praktis dominasinya sangat

nyata, dibandingkan dengan elemen

pasangannya.

9 Mutlak lebih penting Satu elemen terbukti mutlak lebih

disukai dibandingkan dengan

pasangannya, pada tingkat

keyakinan tertinggi

2, 4, 6, 8 Nilai di antara dua

penilaian yang

berdekatan

Diberikan apabila terdapat keraguan

penilaian antara dua penilaian yang

berdekatan

Reciprocal (kebalikan)

Jika elemen i memiliki salah satu

angka di atas ketika dibandingkan

elemen j, maka j memiliki nilai

kebalikannya ketika dibandingkan

elemen i

Perbandingan ini dilakukan dengan matriks. nformasi perbandingan pasangan

untuk setiap komponen masalah diwakili oleh matriks perbandingan berpasangan

Page 42: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

29

(Tabel 2.8). Jika ada n item yang perlu dibandingkan untuk matriks yang diberikan,

maka total n (n-1) / 2 penilaian diperlukan. Sebagai contoh, jika n = 4, hanya 6

penilaian yang diperlukan, sedangkan ada n2 = 16 sel dalam matriks lengkap.

Tabel 2.3 Pair-wise Comparison Matrix (Saaty, 2008)

C A1 A2 … An

A1 a11 a12 … a1n

A2 a21 a22 … a2n

… … … … …-

Am am1 am2 … amn

Perbandingan pasangan-bijaksana menghasilkan matriks peringkat relatif

untuk setiap tingkat hierarki. Jumlah matrik bergantung pada jumlah elemen di

setiap level. Urutan matriks pada setiap tingkat bergantung pada jumlah elemen di

tingkat bawah yang ditautkan. Setelah semua matriks dikembangkan dan semua

perbandingan berpasangan diperoleh, vektor eigen atau bobot relatif (tingkat

kepentingan relatif di antara elemen), bobot global, dan nilai eigen maksimum (max

) untuk setiap matriks dihitung (Saaty, 1990). ).

Analitik, kata pertama dalam AHP, berarti memisahkan entitas material atau

abstrak ke dalam elemen penyusunnya. Sebaliknya, sintesis melibatkan

menyatukan atau menggabungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan. Sintesis

berlangsung dalam tiga langkah berikut (Saaty, 1980) (Nydick dan Hill, 1992):

1. Jumlahkan nilai setiap kolom matriks perbandingan pasangan-bijaksana.

2. Bagilah setiap entri dalam matriks perbandingan pasangan-bijaksana dengan

total kolomnya. Ini akan menghasilkan matriks perbandingan berpasangan yang

dinormalkan.

3. Kemudian, tentukan rata-rata setiap baris matriks yang dinormalkan dengan

menambahkan nilai di setiap baris matriks yang dinormalkan dan membaginya

dengan jumlah entri di setiap baris. Ini memberikan prioritas relatif dari elemen

yang dibandingkan.

Selanjutnya, AHP menggunakan sintesis untuk mengembangkan prioritas

keseluruhan untuk peringkat. Bobot relatif berbagai tingkat yang diperoleh

diagregasi untuk menghasilkan vektor bobot komposit yang akan berfungsi sebagai

peringkat alternatif keputusan dalam mencapai tujuan paling umum dari masalah

(Saaty, 1980). Vektor berat badan relatif gabungan dari unsur-unsur pada tingkat

Page 43: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

30

Kth berkenaan dengan tingkat pertama yang mungkin dihitung dengan persamaan

berikut:

C ( I , K) = ∏ 𝐵𝑖kI=2 (1.1)

Dimana:

• C (I, K) adalah vektor bobot komposit dari elemen level k dengan

memperhatikan elemen pada level I,

• B adalah baris matriks ni-1 oleh ni yang terdiri dari menaksir W vektor.

• ni merepresentasikan jumlah elemen pada level i.

Mengulangi proses agregasi menghasilkan bobot relatif elemen yang berada pada

tingkat terendah hierarki sehubungan dengan keputusan pada tingkat pertama.

2.5.4 Prinsip Konsistensi Logika

Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut,

harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut:

• Hubungan kardinal : aij . ajk = ajk

• Hubungan ordinal : Ai>Aj>Aj>Ak, maka Ai>Ak

Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut:

1. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya jika apel lebih enak 4 kali

dari jeruk dan jeruk lebih enak 2 kali dari melon, maka apel lebih enak 8 kali

dari melon

2. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya apel lebih enak dari jeruk, dan

jeruk lebih enak dari melon, maka apel lebih enak dari melon

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan

tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena

ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang

Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsisten

< 0.1. nilai CR < 0.1 merupakan nilai yang tingkat konsistensinya baik dan dapat

dipertanggung jawabkan. Dengan demikian nilai CR merupakan ukuran bagi

konsistensi suatu komparasi berpasangan dalam matriks pendapat. Jika indeks

konsistensi cukup tinggi maka dapat dilakukan revisi judgement, yaitu dengan

Page 44: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

31

dicari deviasi RMS dari barisan (aij dan Wi / Wj ) dan merevisi judgment pada baris

yang mempunyai nilai prioritas terbesar

Memang sulit untuk mendapatkan konsisten sempurna, dalam kehidupan

misalnya dalam berbagai kehidupan khusus sering mempengaruhi preferensi

sehingga keadaan dapat berubah. Namun konsistensi sampai kadar tertentu dalam

menetapkan perioritas untuk setiap unsur adalah perlu sehingga memperoleh hasil

yang sahih dalam dunia nyata. Rasio ketidak konsistenan maksimal yang dapat

ditolerir 10 % (Saaty 1990).

W (weighted sum vector), CI (consistency index), CR (consistency ratio), and RI

(ratio index) digunakan untuk memeriksa konsistensi, dan w ditentukan dari

persamaan berikut:

𝐷. 𝑤 = max w (1.2)

Dimana D adalah matriks yang diamati perbandingan berpasangan, max adalah

eigenvalue utama D; w adalah vektor eigen kanannya.

Nilai max merupakan parameter validasi penting dalam AHP. Ini digunakan

sebagai indeks referensi untuk menyaring informasi dengan menghitung rasio

konsistensi CR dari vektor yang diperkirakan untuk memvalidasi apakah matriks

perbandingan berpasangan memberikan evaluasi yang benar-benar konsisten.

Rasio konsistensi dihitung sesuai langkah-langkah berikut (Saaty, 1990):

1) Hitung eigenvector atau bobot relatif dan max untuk setiap matriks orde n

2) Hitung indeks konsistensi untuk setiap matriks pesanan n dengan rumus:

CI = (max − n)/(n − 1) (1.3)

3) Rasio konsistensi kemudian dihitung menggunakan rumus:

CR = CI / RI (1.4)

Dimana RI adalah indeks konsistensi acak yang diketahui diperoleh dari sejumlah

besar simulasi berjalan dan bervariasi tergantung pada urutan matriks. Dalam

persamaan di atas, semakin dekat max ke n, semakin konsisten nilai-nilai D yang

diamati, dan karenanya perbedaan aljabar antara max dan n adalah ukuran

konsistensi (Saaty, 1996).

Tabel 2.9 menunjukkan nilai indeks konsistensi acak/ random consistency index

(RCI) untuk matriks pesanan 1-10 yang diperoleh dengan memperkirakan indeks

acak menggunakan ukuran sampel 500.

Page 45: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

32

Tabel 2.4 Average Random Consistency Index (RCI) (Saaty, 1996)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RCI 0 0 0.52 0.89 1.11 1.25 1.35 1.4 1.45 1.49

Menurut Saaty (1996) rentang CR yang dapat diterima bervariasi sesuai

dengan ukuran matriks yaitu 0,05 untuk matriks 3-oleh-3, 0,08 untuk matriks 4-

oleh-4 dan 0,1 untuk semua matriks yang lebih besar, n ≥ 5. Jika nilai CR sama

dengan, atau kurang dari nilai itu, itu berarti bahwa evaluasi dalam matriks dapat

diterima atau menunjukkan tingkat konsistensi yang baik dalam penilaian

komparatif yang direpresentasikan dalam matriks itu. Sebaliknya, jika CR lebih dari

nilai yang dapat diterima, ketidakkonsistenan penilaian dalam matriks itu telah

terjadi dan proses evaluasi harus ditinjau ulang, dipertimbangkan kembali dan

diperbaiki.

Secara umum, nilai CR 10% atau kurang dapat diterima. Tetapi nilai CR

lebih dari 10% tidak dapat diterima dan penilaian dalam tabel matriks D harus

dipertimbangkan kembali untuk menyelesaikan penilaian inkonsistensi yang

disediakan dalam perbandingan bijaksana pasangan (Saaty, 1996). Perkiraan

terhadap nilai eigen dapat dihitung dengan mengalikan total setiap kolom dalam

matriks penilaian dengan vektor bobotnya yang sesuai. Pendekatannya tepat ketika

vektor prioritas yang tepat digunakan.

Indeks konsistensi seluruh hirarki diperoleh dengan mengalikan Indeks

Konsistensi dari setiap matriks dengan prioritas kriteria yang digunakan untuk

perbandingan, dan semua kuantitas tersebut.

Untuk memeriksa konsistensi seluruh hirarki, bandingkan CI dari hierarki

dengan rekannya ketika indeks konsistensi semua matriks diganti dengan indeks

konsistensi penilaian acak rata-rata untuk matriks dengan ukuran yang sama (Tabel

2.9). CR tidak boleh melebihi 10%. Jika lebih dari 10%, maka kualitas penilaian

harus ditingkatkan, mungkin dengan merevisi cara di mana pertanyaan diminta

dalam membuat perbandingan berpasangan. Jika ini gagal untuk meningkatkan

konsistensi, maka kemungkinan bahwa masalah harus lebih akurat terstruktur, yaitu

mengelompokkan unsur-unsur serupa di bawah kriteria yang lebih bermakna.

Kembali ke pengaturan prioritas akan diperlukan, meskipun hanya bagian-bagian

yang bermasalah dari hirarki yang mungkin perlu direvisi (Saaty, 1996).

Page 46: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

33

Mengukur konsistensi penilaian seseorang memungkinkan pemeriksaan

silang pada seberapa baik skala tersebut diikuti. Selama skala diterapkan secara

konsisten oleh masing-masing individu, AHP dapat memproses penilaian mereka

dengan benar (Nydick dan Hill, 1992). Komputasi rasio konsistensi agak lebih

terlibat, tetapi mudah dilakukan dengan paket spreadsheet seperti pilihan ahli.

2.5.5 Penggunaan Software Expert Choise Untuk Metode AHP

Expert Choise adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan

analisa, sistematis, dan pertimbangan (justifikasi) dari sebuah evaluasi keputusan

yang kompleks. Expert Choice telah banyak digunakan oleh berbagai instansi

bisnis dan pemerintah diseluruh dunia dalam berbagai bentuk aplikasi, antara lain:

Pemilihan alternatif, Alokasi sumber daya, Keputusan evaluasi kualitas, penentuan

harga, Strategi Pemasaran, keputusan akuisisi, merger dan lain-lain.

Dengan menggunakan expert choice, maka tidak ada lagi metode coba-coba dalam

proses pengambilan keputusan. Dengan didasari oleh Analitycal Hierarchy

Process(AHP), penggunaan hirarki dalam expert choice bertujuan untuk

mengorganisir perkiraan dan intuisi dalam suatu bentuk logis. Pendekatan secara

hierarki ini memungkinkan pengambil keputusan untuk menganalisa seluruh

pilihan untuk pengambilan keputusan yang efektif.

2.5.6 Langkah-Langkah Metode AHP

Langkah-langkah dasar dalam pelaksanaan metode AHP dimulai dengan

Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Tahap ini merupakan tahap

pengembangan alternatif. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap

permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.

Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini

menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan

bobot tertinggi mendapatkan prioritas penanganan. Pada tahap ini disusun

perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks, yang

disebut sebagai matriks perbandingan berpasangan. Pengujian konsistensi terhadap

perbandingan antar elemen yang didapatkan pada setiap tingkat hirarki. Konsistensi

perbandingan bertujuan untuk memastikan bahwa urutan prioritas perbandingan

Page 47: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

34

yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada

dalam batas-batas preferensi logis.

Langkah-langkah Utama Metode AHP adalah sebagai berikut:

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :

1. Mendefinisikan masalah dan idenfikasi solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan subtujuan-subtujuan, kriteria, dan kemungkinan alternatif-alternatif

pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing

tujuan atau kritria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan

berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat

kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement

seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan m adalah banyaknya

elemen yang dibandingkan.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten

maka pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada

tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka

penilaian data judgement harus diperbaiki.

2.5.7 Penyusunan Stuktur Hirarki Masalah

AHP memungkinkan pengambilan keputusan kelompok, di mana anggota

kelompok dapat menggunakan pengalaman, nilai dan pengetahuan mereka untuk

memecah masalah menjadi hierarki dan menyelesaikannya dengan langkah-langkah

AHP. Melakukan brainstorming dan berbagi ide dan wawasan (melekat dalam

penggunaan Pilihan Pakar dalam pengaturan kelompok) sering mengarah pada

Page 48: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

35

representasi dan pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah. Diskusi kelompok

adalah pendekatan yang disukai ketika penilaian harus dibuat tentang nilai alternatif

yang berbeda. Sebagaimana dinyatakan oleh ilmuwan terkenal (Saaty, 1990): “AHP

dapat digunakan dengan sukses dengan kelompok. Bahkan, brainstorming dan

berbagi ide dan wawasan sering mengarah pada representasi yang lebih lengkap dan

pemahaman tentang masalah daripada yang mungkin bagi pengambil keputusan

tunggal. Tetapi sesi kelompok juga dapat menimbulkan masalah khusus.

Struktur hirarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan

keputusan dengan memperhatikan seluruh kriteria keputusan yang terlibat dalam

sistem. Sebagian besar masalah menjadi sulit diselesaikan karena proses

penyelesaiannya dilakukan tanpa memandang masalah sebagai suatu sistem dengan

suatu struktur tertentu.

Dalam struktur hirarki masalah, tingkatan paling tinggi merupakan tujuan dan

sasaran dari sistem yang dicari solusi masalahnya. Tingkat berikutnya merupakan

penjabaran dari tujuan tersebut. Hirarki dalam AHP merupakan penjabaran kriteria

yang tersusun dalam beberapa tingkat dengan setiap tingkat mencakup beberap

kriteria homogen.

2.6 TOPSIS

TOPSIS atau Technique for Order Preference, dengan Metode Solusi Ideal

yang termasuk dalam kategori MCDM adalah teknik pengambilan keputusan

menggunakan lebih dari satu kriteria yang ada. Tujuan TOPSIS adalah untuk

menentukan solusi ideal positif dan negatif. TOPSIS digunakan untuk menentukan

peringkat alternatif. Kelemahan TOPSIS adalah ketidakmampuan untuk menangani

data yang tidak pasti dalam kasus MCDM. Pembobotan setiap kriteria juga

diberikan oleh penilaian prioritas tinggi. Oleh karena itu, metode MCDM lainnya

diperlukan dan dapat dikombinasikan dengan TOPSIS sehingga tingkat

ketidakpastian akan berkurang dan hasilnya menjadi lebih akurat. AHP adalah salah

satu metode yang digunakan oleh banyak peneliti untuk mencapai tujuan ini.

Konsep ini dikembangkan oleh Hwang dan Yoong pada tahun 1981 dengan

asumsi bahwa, dalam masalah keputusan dengan kriteria m dan n alternatif,

sejumlah alternatif titik-n dapat dipetakan pada ruang m-dimensi. Solusi optimal

Page 49: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

36

adalah solusi yang memiliki jarak terpendek ke solusi ideal positif, dan memiliki

jarak terjauh ke solusi ideal negatif.

Solusi ideal positif adalah solusi yang merupakan pilihan rasional positif dengan

nilai yang lebih baik, sedangkan solusi ideal negatif adalah solusi dengan pilihan

yang kurang disukai dengan nilai yang lebih kecil. Umumnya solusi ideal positif

sering dikaitkan dengan manfaat, sedangkan solusi ideal negatif diidentifikasi

dengan biaya. Prinsip TOPSIS adalah mencari solusi alternatif yang memiliki jarak

terpendek ke solusi ideal positif, dan memiliki jarak terjauh ke solusi ideal negatif.

TOPSIS menggunakan asumsi bahwa antar-kriteria tidak memiliki

hubungan satu sama lain, dan masing-masing memiliki kriteria penilaian yang

dapat ditingkatkan atau diturunkan secara linier. Keuntungan dari TOPSIS adalah:

• Perhitungannya sederhana dan sistematis sehingga mudah diterapkan.

• Perhitungannya lebih efisien, sehingga waktu yang dibutuhkan jauh lebih

sedikit.

2.6.1 Proses TOPSIS

Pada matriks keputusan m × n, dengan kriteria m dan n alternatif, berikut adalah

langkah perhitungan dengan metode TOPSIS:

Langkah 1: Hitung matriks keputusan yang dinormalkan dengan persamaan

berikut:

𝑟𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗

∑ 𝑥𝑖𝑗2𝑚

𝑖=1, (1.5)

with 𝑖 = 1, 2, … , 𝑚

𝑗 = 1, 2, … , 𝑛

Langkah 2: Buat matriks pembobotan yang dinormalisasi dengan persamaan

berikut:

𝑣𝑖𝑗 = 𝑤𝑗 × 𝑟𝑖𝑗 (1.6)

with 𝑤𝑗 untuk 𝑗 = 1, 2, … , 𝑛

𝑤𝑗 = Weight criteria 𝑗

Page 50: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

37

Langkah 3: Tentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dengan rumus

berikut:

• Nilai solusi ideal positif

𝐴+ = {𝑣1+, … , 𝑣𝑛

+} (1.7)

With 𝑣𝑗+ = {max | (𝑣𝑖𝑗) 𝑖𝑓 𝑗 ∈ 𝐽 ; min (𝑣𝑖𝑗) 𝑖𝑓 𝑗 ∈ 𝐽′}

• Nilai solusi ideal negative

𝐴− = {𝑣1−, … , 𝑣𝑛

−} (1.8)

With 𝑣𝑗′ = {min | (𝑣𝑖𝑗) 𝑖𝑓 𝑗 ∈ 𝐽 ; max (𝑣𝑖𝑗) 𝑖𝑓 𝑗 ∈ 𝐽′}

Langkah 4: Hitung nilai jarak terpisah dari setiap alternatif (Ideal Positif - Negatif

Ideal) dengan persamaan berikut:

• Jarak dari solusi ideal positif:

𝑆𝑖+ = [ ∑ (𝑣𝑗

+ − 𝑣𝑖𝑗)2

(1.9)

With 𝑖 = 1, 2, … , 𝑚

• Jarak dari solusi ideal positif:

𝑆𝑖− = [ ∑ (𝑣𝑗

− − 𝑣𝑖𝑗)2

(2.0)

With 𝑖 = 1, 2, … , 𝑚

Langkah 5: Hitung jarak relatif ke solusi ideal (𝐶𝑖∗) dengan persamaan berikut:

𝐶𝑖+ =

𝑆𝑖−

(𝑆𝑖++ 𝑆𝑖

−) (2.1)

With 𝑖 = 1, 2, … , 𝑚 dan 0 < 𝐶𝑖∗ < 1

Dengan menggunakan metode AHP bisa diperoleh perbandingan berpasangan dari

kepentingan relatif kriteria dan menghitung prioritas atau bobot kriteria dalam

memilih yang terbaik, TOPSIS Teknik Preferensi Preferensi berdasarkan

Kesamaan dengan Solusi Ideal dapat diterapkan untuk membuat ranking atau

peringkat.

2.7 Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil

berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan

sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan bagian

Page 51: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

38

tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang

sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang

dijadikan sebagai referensi adalah terkait dengan masalah perbaikan suatu proses

importasi dengan menggunakan analisa AHP. Berikut hasil penelitian terdahulu yang

dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan penelitian ini:

Penelitian dari Darvik dan Larson (2010) menunjukkan bahwa penyimpangan

pengiriman material seperti pengiriman tertunda, cacat kualitas dan kuantitas yang

tidak benar sering terjadi dalam industri konstruksi. Namun, ada sedikit penelitian

yang menyelidiki bagaimana kinerja Logistic Hub mempengaruhi proyek konstruksi

dalam hal biaya, kualitas dan waktu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana penyimpangan pengiriman material berdampak pada biaya

dan kinerja dalam proyek konstruksi dan bagaimana penyimpangan ditangani di

lokasi konstruksi. Studi ini juga memeriksa kekurangan apa dalam proses pengiriman

pesanan dan bagaimana departemen pembelian mempertimbangkan kinerja Logistic

Hub. Untuk memenuhi tujuan tersebut, pengukuran penyimpangan pengiriman di

tiga proyek residensial di Skanska Sweden AB telah dilakukan serta wawancara

dengan responden dari lokasi konstruksi dan departemen pembelian. Pengukuran,

yang didasarkan pada lima kategori material dan 198 pengiriman, menunjukkan

bahwa 44% dari semua pengiriman menghasilkan setidaknya satu jenis

penyimpangan. Hasilnya bervariasi antara proyek dan kategori material dan untuk

salah satu kategori material semua pengiriman terukur dikaitkan dengan setidaknya

satu penyimpangan. Alasan paling umum untuk penyimpangan pengiriman material

adalah kegagalan komunikasi dan komunikasi yang buruk antara lokasi konstruksi,

departemen pembelian dan Logistic Hub diamati. Selanjutnya, penyimpangan

pengiriman di salah satu proyek menyebabkan biaya tambahan sesuai dengan 10,1%

dari jumlah faktur untuk bahan terukur, namun jumlahnya mungkin lebih tinggi

karena biaya 'tersembunyi' tidak dipertimbangkan. Studi ini juga menunjukkan

bahwa penyimpangan pengiriman jarang dilaporkan, tidak ada konsekuensi

ekonomis bagi Logistic Hub jika tidak melakukan sesuai kontrak, informasi dari

Logistic Hub tentang perubahan persalinan seringkali buruk dan biaya total saat

pengadaan Logistic Hub jarang dipertimbangkan. Penyimpangan pengiriman telah

lama diterima oleh kontraktor, namun hasil penelitian ini harus membahas sikap yang

Page 52: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

39

berubah terhadap kinerja Logistic Hub. Kesimpulannya, perusahaan yang mulai

fokus pada penyimpangan pengiriman bisa mendapatkan banyak manfaat, dalam hal

peningkatan kinerja dan penurunan biaya.

Penelitian Wahyu (2014) membahas kontrak servis tongkang yang

merupakan suatu siklus yang umum berlangsung di Total E&P Indonesie. Dengan

adanya suatu kontrak, maka terjadi suatu persetujuan kedua pihak antara Total E&P

Indonesie dengan pihak penyedia jasa. Pada kenyataannya, dalam kontrak servis

tongkang (barge), ditemui banyak keterlambatan antara kedua belah pihak yang

disebabkan karena berbagai sebab, yang melanggar isi dari kontrak tersebut. Sejak

tahun 2000, dari 67 kontrak yang sudah berjalan, terjadi sekitar 17 kali masalah

dimana kontraktor dikenai penalti.

Dengan mencari literatur, diperoleh landasan teori mengenai penyebab suatu

ketidaksesuaian dalam sebuah kontrak. Survei pendahuluan dari beberapa

praktisi telah dilakukan untuk memperoleh faktor awal penyebab sementara dari

keterlambatan. Dari data tersebut, disusun kuosioner final, yang dijadikan sumber

survei dan diberikan kepada para penyedia jasa servis tongkang di kawasan

Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan. Dikarenakan terbatasnya penyedia jasa

servis tongkang di Balikpapan, maka jenis survei statistik yang digunakan adalah

sensus, dimana seluruh penyedia jasa dilibatkan dalam pengisian survei. Data yang

diperoleh diolah dengan metoda Analisis Faktor Eksploratif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan

adalab sulitnya mendapatkan tongkang, tug boat and anchor handling tug seperti

yang diisyaratkan dalam proses tender. Disamping itu faktor pemahaman isi

kontrak dan penyerahan servis tongkang adalah faktor yang juga menyebabkan

terjadinya keterlambatan dari suatu kontrak.

Setelah melakukan analisis dan pembahasan, dapat ditarik suatu kesimpulan dari

penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pada kontrak

servis tongkang di lingkungan Total E&P Indonesia. yaitu:

1. Dari lima variabel yang ada dikelompokkan menjadi dua faktor yang mempunyai

pengaruh dominan terhadap keterlambatan di kontrak servis tongkang di

lingkungan Total E&P Indonesie, yaitu Faktor Pengaruh Peralatan dan Faktor

Pengaruh Kontrak

Page 53: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

40

2. Kedua faktor tersebut adaIah keterlambatan yang berasal dari pihak penyedia

jasa, sedangkan kelima variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kesulitan untuk mendapatkan barge seperti yang disyaratkan dalam

tender.

b. Tingkat kesulitan untuk mendapatkan tug boat seperti yang disyaratkan dalam

tender

c. Tingkat kesulitan untuk mendapatkan anchor handling lug seperti yang

disyaratkan dalam tender

d. Pemahaman isi kontrak

e. Keterlambatan dari penyerahan servis barge (delay of commencement date)

Hasil penelitian ini menuliskan dengan menyadari bahwa penelitian ini masih

belum sempurna, sehingga perlu memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Menambah sampel/responden sehingga bisa terbentuk data dengan

disllibusi normal.

2. Memperlengkapi variabel yang digunakan untuk menggali persepsi dari

responden. Hal ini tercermin dari kesimpulan bahwa seakan-akan

keterlambatan disebabkan selurulmya oleh pihak penyedia jasa, dan

kebalikannya bahwa pihak memberi tugas seakan-akan tidak mempunyai

kontribusi atas keterlambatan . Sebagai pihak yang berada di sisi pemberi

tugas, maka Total E&P Indonesie harus bisa menerima masukan-masukan

yang positif sehingga proses pelelanganjasa servis tongkang bisa betjalan

dengan lancar.

3. Melakukan penyempunaan di metoda pereduksian variabel

4. Melakukan analisis sampel kecil dengan analisis statistik non-parametrik.

Suratmodjo dan Vanany (2018) melakukan penelitian mengenai pemilihan

kegiatan pemberdayaan masrayakat pada program CSR. Adapun criteria

pemilihannya adalah sebagai berikut::

• Bermanfaat adalah dimana kegiatan dan program pemberdayaan

masyarakat dan CSR mempunyai manfaat dan perubahan bagi

masyarakat. Manfaat disini tidak hanya sebatas ekonomi, social dan

buadaya, tetapi juga bisa dalam bidang pendidikan, kesehatan, dsb.

Page 54: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

41

Manfaat menjadi lebih baik dari sebelumnya sebelum diadakan

kegiatan/program pemberdayaan masyarakat atau CSR

• Keberlanjutan adalah program atau kegiatan tersebut harus mempunyai

dapat berlanjut walaupun program atau kegiatan tersebut dihentikan.

Keberlanjutan dalam hal ini adalah kemandirian atau sustainability

• Dekat Wilayah Operasi adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dan

CSR lebih dipriotaskan ke wilayah yang berdekatan langsung dengan

area operasi. Dekat wilayah operasi dalam hal ini membantu untuk

mengurangi gangguan dari masyakat

• Publikasi adalah kegiatan pemberdayaan masayrakat harus mempunyai

potensi publikasi yang bagus dan luas sehingga meningkatkan nama baik

atau reputasi perusahaan

• Mendukung Proper adalah adalah setiap kegiatan pemberdayaan

masyarakat dan CSR harus mempunyai tujuan untuk menambah nilai

proper sehingga secara tidak langsung membantu perusahaan

mendapatkan nilai lebih dalam hal proper.

Aspek Penilaian proper (Tim PSdK, 2016 dalam Suratmodjo dkk) dari

kualitas program pemberdayaan masyarakat atau community development dapat

diuraikan sebagai berikut :

• Confident (Kepercayaan diri) adalah program mampu meningkatkan

kepercayaan diri karena adanya pengetahuan baru, keterampilan dan

keyakinan untuk menciptakan perubahan.

• Inclusive (Keterbukaan) adalah perusahaan memberi peluang seluruh

lapisan masyarakat untuk menjadi sasaran program, tetapi tetap

memiliki keberpihakan kepada kelompok marginal.

• Organized (Teroganisir) adalah pengelolaan program membentuk

consensus bersama antar kelompok dan menumbuhkan solidaritas untuk

menciptakan kehidupan bersama secara berkelanjutan. Program mampu

mengembangkan sehingga mendorong gerakan kolektif untuk maju

bersama.

Page 55: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

42

• Cooperative (Keterbukaan Antarpihak) adalah Program memberikan

kesempatan berbagai pihak untuk turut berpartisipasi dalam keseluruhan

tahapan program, dan mengembangkan kerjasama lintas-aktor

• Influential (Kemampuan Mempengaruhi) adalah progam memberikan

dampak terhadap penciptaan kehidupan yang berkelanjutan dengan

mengoptimalkan semua potensi yang ada.

• Sustainability (Keberlanjutan) adalah program yang ada berjalan

meskipun tidak ada dukungan dari program lagi.dalam hal ini leadership

harus dipunyai agar program tetap terus berjalan.

Penelitian Yayin (2011) merupakan studi kasus dalam logistic provider

selection problem. Keinginan perusahaan untuk fokus pada bisnis intinya dan

meminimalkan biaya transportasi, meningkatkan pelayanan, serta time to market

mengakibatkan mereka menyerahkan kegiatan logistiknya pada pihak ke tiga

dengan cara outsourcing (Sohail dan Sohal 2003). Untuk itu proses pemilihan

logistic provider merupakan tahapan yang sangat penting bagi tiap perusahaan.

Dalam banyak penelitian dan tulisan penyebutan third party logistic (3PL) lebih

sering digunakan.

Dalam penelitian ini yang menjadi research gap dimana Tujuan dari

penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi kriteria logistic service provider bagi

perusahaan dalam kontek multi criteria. (2) Melakukan pemilihan logistics service

provider berdasar kriteria perusahaan sehingga mampu menghasilkan solusi ideal.

Setelah melalui preliminary screening criteria diperoleh hasil 9 kriteria dan

3 alternatif logistic provider yang terpilih sebagai bahan evaluasi. kriteria logistic

provider yang terpilih dalam penelitian ini terdiri atas 9 (sembilan kriteria) yaitu

cost of service, quality of service, information sharing and trust, operational

performance, size and quality of fixed assets, experience in similar products,

delivery performance, flexibility in operations and delivery dan health and safety

environment.

Dari hasil perhitungan bobot kriteria menunjukkan bahwa kriteria cost of

service tetap menjadi perhatian utama perusahaan agar perusahaan memiliki total

cost of logisitc yang minimum dengan dukungan kriteria terpenting berikutnya

yaitu health and safety environment dan delivery performance. Dari hasil

Page 56: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

43

perhitungan diperoleh ranking logistic provider yang memiliki kedekatan terhadap

jarak solusi ideal yaitu PT.MS sebesar 0.915.

Dalam penelitian Ciptomulyono (2001) menguraikan intgrasi metode

Delphi dan AHP. Dalam pengambilan keputusannya, tahapan pengenalan masing-

masing kriteria dan objektifnya menjadi langkah dasar yang menentukan.

karenanya sangat di perlukan suatu metodologi yang sistematis untuk dapat mampu

mengenali objektif dan kriteria suatu keputusan tetapi juga dapat menetapkan

prioritasnay melalui proses pembobotan yang represenatatif. Sehingga proses

pengambilan keputusan dapat mengarahkan alternatif-alternatif keputusan yang

memuaskan pengambilan keputusan yang mencapai objektifnya secara optimal.

Untuk maksud diatas, tuliasan ini mengusulkan suatu integrasi pendekatan metode

delphi dan model analytic hierarchy process" (AHP) dari saaty. Di bantu dengan

sistem pendukung keputusan berbasis komputer "expert Choice". Metodologi akan

di coba diterapkan untuk kasus identifikasi dan penetapan prioritas kriteria/objektif

dalam kebijakan energi nasional dari sisi preferrensi mahasiswa teknik industri-

ITS.".

Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa integrasi

metoda Delphi dengan pendekatan AHP. Pendekatan mampu untuk dipergunakan

dalam :

• Penjaringan informasi dari opini untuk identifikasi objektif /kriteria suatu

keputusan kelompok serta penetapan "judgement" pembobotannya

• Pengujian secara sistimatis terhadap konsistensi keputusan kelompok atas

prioritas objektif/kriteria yang telah diidentifikasikan.

Langkah dan prosedur Delphi yang diterapkan mengikuti tahapan seperti

yang dipaparkan seperti berikut dibawah:

Tabel 2.5 Langkah Penarikan Opini Dengan Metodologi Delphi

Langkah Penarikan Opini Dengan Metodologi Delphi

Page 57: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

44

1. Bentuk team pemrasaran atau team monitor yang memahami dan mendalami

persoalan yang akan dicari solusi keputusannya.

2. Pilih dan seleksi calon partisipan, pakar atau nara sumber yang akan dilibatkan

atau dijadikan responden dalam proses keputusan ini.

3. Pemberian informasi kepada responden tentang maksud dan tujuan dilakukannya

survey Delhi

4. Penyebar luaskan kuesioner kepada responden mengenai usulan objektif/kriteria

keputusan dan penetapan perkiraan bobot tingkat kepentingannya.

5. Pemrasaran mensistimatisasi dan menstrukturkan jawaban responden dan

memberikan kembali hasil respons kelompok kepada partisipan.

6. Membuat kuesioner baru berisi daftar kriteria/objektif terpilih dan bobot rata-

ratanya dikembalikan, setiap partisipan diminta meng-evaluasi/merespon

kembali jawabannya.

7. Ulang prosedur tahap 5.

Penggunaan metoda Delphi mendahului pendekatan AHP dimaksudkan

dengan alasan :

• Metoda Delphi mendasarkan pada opini subjektif respondans, sehingga dapat

memformulasikan keseluruhan objektif atau kriteria yang diungkap secara

lebih fleksibel.

• Hasil penjaringan opini dari pendekatan Delphi belum teruji konsistensi

jawabnya, maka metoda AHP melengkapi prosedur yang diiusulkan untuk

pengujian konsistensi pendapat individus dan kelompok serta pembobotan

prioritas kepentingan masing-masing kriteria/objektif.

Kuesioner survey Delphi perlu dirancang sedemikian rupa untuk

mendapatkan informasi mengenai objektif atau kriteria pada setiap putaran survey.

Pada Diagram 1 berikut memaparkan usulan metodologi dan informasi yang

diharapkan diperoleh dari setiap tahapan putaran survey Delphi. Kemudian semua

informasi dari tahapan terakhir dipergunakan sebagai masukan dan data awal bagi

penyusunan elemen-elemen matriks perbandingan berpasangan (pairwise

comparasion) pada pendekatan AHP.

Page 58: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

45

Integrasi metoda Delphi dan AHP untuk penetapan prioritas objektif/kriteria

keputusan dengan studi kasus perumusan kebijakan energi nasional dari preferensi

responden mahasiswa memberi beberapa kesimpulan sebagai berikut:

• Metodologi ini memungkinkan memformulasikan preferensi

objektif/kriteria responden secara kolektif dengan menggunakankan

pendekatan Delphi. Kemudian. proses penelusuran mencapai

kompromi dilakukan dengan menggunakan pendekatan AHP yang

sekaligus bisa mengukur konsistensi penetapan bobot prioritas

kepentingan objektif/kriteria keputusan secara lebih objektif

• Perkiraan nilai pembobotan dari methode Delphi dapat digunakan

untuk penyaringan awal dan eliminasi objektif-objektif/kriteria

keputusan yang kurang relevant. Sehingga dapat mengurangi tahapan

perbandingan berpasangan pada langkah berikutnya.

• Disarankan pemilihan responden tidak hanya terbatas dikalangan

mahasiswa tetapi juga perlu diuji coba pada kasus nyata yang

melibatkan responden kelompok pakar yang ahli pada bidangnya

• Diskusi antar peserta responden untuk merumuskan objektif/kriteria

dalam pendekatan Delphi dibatasi, sehingga metoda ini menimbulkan

resiko: (i) Terjadinya kekurang jelasan dan salah penafsiran terhadap

problematik yang dihadapi, (ii) Adanya kesulitan proses bagi

pengumpulan ide kreatif tetapi berasal dari kelompok respondent yang

seacara statistik minoritas; (iii) Pendapat pemrasaran dalam

mengarahkan panel dimungkinkan membuat bias dan mempengaruhi

pendapat responden.

2.7.1 Posisi Penelitian

Penelitian dengan metode serupa sudah pernah dilakukan untuk berbagai

peelitian dan studi kasus pemilihan yang diantaranya ada dalam table 2.6. berikut :

Page 59: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

46

Tabel 2.6 Posisi Penelitian

Page 60: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

47

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 61: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi kasus tentang pembuatan keputusan multi

kriteria untuk memilih logistic hub terbaik. Pendekatan rasional, sistematis dan

ilmiah dalam proses pengambilan keputusan digunakan dalam penelitian ini untuk

mengembangkan kriteria utama dan sub kriteria yang dipertimbangkan untuk

proses pemilihan Logistic Hub, untuk menghitung bobot atau kepentingan relatif

dari setiap kriteria, untuk membuat peringkat dan peringkat dari Logistic Hub yang

ada dan memilih Logistic Hub terbaik yang mampu memenuhi kriteria tertentu.

Studi ini akan membantu perusahaan dalam hal menentukan lokasi serah terima

barang yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jadi tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengembangkan kriteria pemilihan Logistic Hub yang

harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan Logistic Hub, untuk menghitung

bobot masing-masing kriteria, untuk membuat peringkat dan peringkat Logistic

Hub dan memilih Logistic Hub terbaik.

Dalam penelitian ini, aplikasi yang sangat komprehensif dari metode

Analytic Hierarchy Process (AHP) diterapkan. Dengan menggunakan AHP, akan

diperoleh perbandingan berpasangan dari kepentingan relatif kriteria dan

menghitung prioritas atau bobot kriteria dalam memilih Logistic Hub terbaik.

Teknik Preferensi Urutan berdasarkan Kesamaan dengan Metode Solusi Ideal

(TOPSIS) juga diterapkan untuk membuat peringkat Logistic Hub terbaik.

Pemilihan kriteria dan sub kriteria dalam penelitian ini akan dikembangkan

berdasarkan studi literatur dan kriteria seleksi yang berlaku di PT. X dan

kemudian dievaluasi dan dipilih melalui survei atau umpan balik atau diskusi

(arbitrase kriteria) dengan para ahli PT. X.

Selanjutnya, proses penelitian dan metodologi dijelaskan pada bagian

berikut.

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa taapan-tahapan penelitian

untuk mencari penyelesaian masalah, yaitu; tahapan pengumpulan data, analisa

Page 62: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

49

data dan kesimpulan serta saran. Berikut ini adalah diagram alir (flowchart) dari

analisis yang dilakukan:

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti dan diskusi dan konsultasi juga

dilakukan dengan ahli PT. X yang terlibat langsung dalam pemilihan lokasi serah

terima barang operasi dari Logistic Hub dan proses evaluasi untuk mengidentifikasi

masalah dan menentukan tujuan dari penelitian.

3.2 Prosedur Pengumpulan Data

Dari flowchart rancangan penelitian terdapat tiga tahapan utama dalam

merumuskan dan menentukan Logistics Hub yang terbaik bagi industri minyak dan

gas merujuk pada jumlah overdue delivery yang terjadi pada departemen

purchasing. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data

Tujuan Penelitian

Identifikasi Masalah

Studi Lapangan Studi Literatur

Pemilihan Tenaga Ahli(Experts/Decision Makers)

Menentukan Kriteria Utama & Sub Kriteria

Evaluasi Kriteria Utama & Sub Kriteria yang

akan digunakan dalam penelitian

Umpan balik / saran dari

Tenaga Ahli

Data Collection

Kuisioner

Hitung Nilai Pembobotan untuk setiap Kriteria

Peringkat untuk tiap Logistic Hub

Perhitungan AHP

Analisa & Pembahasan

Kesimpulan

Data Processing

Page 63: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

50

sekunder, yaitu data-data yang sudah ada sebelumnya di PT. X yang berkaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti. Data primer akan didapat dengan teknik

observasi, survei menggunakan kuisioner, dan wawancara mendalam serta forum

group discussion, dengan melibatkan buyer/purchasing engineer pada department

purchasing PT. X, serta pengambilan data secara langsung di lapangan produksi

terkait, dengan melakukan akses melalui komputer perusahaan.

Data yang dikumpulkan untuk kriteria utama, yaitu; mengidentifikasi

Struktur Lead Time dan menganalisis permasalahan importasi barang operasi

perminyakan yang berasal dari luar negeri, secara umum data-data tersebut antara

lain:

a. Data jumlah Purchase Order yang sudah diterbitkan oleh PT. X dalam periode

2010 - 2017.

b. Data Impotasi yang muncul setiap tahun dengan menggunakan incoterms FCA

dan DAP.

c. Data Total Cycled Time, Yaitu;

• Manufactring Time:

a. Production,

b. Manufacturer Inspection,

c. Third Party Inspection (TPI),

d. Certification

• Transport Lead Time: Land, Sea/Airfreight

• Warehouse in Global Hub and Regional Hub

• Customs Cleance Time: PIB, Temporary warehouse, SPPPB

Data juga dikumpulkan untuk kriteria utama lainnya dengan

mengidentifikasi dan menganalisis optimasi biaya-biaya alternatif Logistik Hub

untuk mitigasi keterlambatan importasi barang operasi perminyakan yang berasal

dari luar negeri, contohnya:

a. Data total biaya importasi dengan menggunakan Global Hubs.

b. Data total biaya importasi dengan menggunakan Regional Hub.

c. Data total biaya importasi dengan menggunakan Local Hub

Setelah tahap persiapan penelitian telah dilaksanakan, dilanjutkan dengan tahap

pengumpulan data. Pada tahap awal, menggunakan metode penggalian data dengan

Page 64: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

51

studi literatur, menelusuri database perusahaan, kemudian melakukan diskusi

kepada pelaku dan kemudian kepada para ahli sebagai informan untuk

mengidentifikasi kriteria dan sub kriteria yang menjadi faktor penting pemilihan

logistic hub sebagai lokasi serah terima barang dalam rangka menindak lanjuti

contractual delivery date dalam Purchase order. Melalui fórum group discussion

dengan para purchasing engineer mulai terjaring beberapa kriteria lain untuk

mengetahui tingkat efisiensi dan kualitas Logistik Hub pada periode aktifitas tinggi

(2010-2014) dan pada periode aktifitas rendah (2015-2017) yang berkaitan

langsung dengan biaya transport, lead time, perijinan, K3LL, dll.

3.2.1 Pemilihan Ahli dan Pengambil Keputusan

Responden untuk penelitian ini adalah para ahli di PT. X yang berjumlah 9

orang ahli yang dipilih untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Semua ahli yang

ditunjuk memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman kerja di bidang kontrak dan

pengadaan barang operasi perminyakan. Para ahli terdiri dari:

i. satu kepala departemen purchasing

ii. satu kepala departemen material inventori management

iii. satu kepala departemen transit customs & acceptance

iv. dua coordinator contract & procurement

v. dua contract & procurement engineer

vi. dua anggota expeditor / pengguna teknis senior

3.2.2 Pemilihan Kriteria dan Sub Kriteria

Sumber data sekunder untuk data yang diperlukan untuk penelitian ini

berasal dari studi literatur, pengalaman sebelumnya, praktik evaluasi dan seleksi

lokasi serah terima barang yang berlaku di PT. X.

Untuk mengembangkan penelitian yang andal dan valid, kriteria dan sub

kriteria pemilihan lokasi ini dinilai dan direvisi untuk memenuhi validitas,

kejelasan, kelengkapan, relevansi dan penerapannya. Hal ini dilakukan berdasarkan

umpan balik dan diskusi yang diperoleh dari para ahli di PT. X. Kegiatan ini disebut

kriteria arbitrase atau survei pendahuluan. Sebagai hasil dari arbitrase atau survei

Page 65: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

52

ini, Tabel 3.1 merangkum kriteria pemilihan Logistic Hub utama dan subkriteria

yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Kriteria dan SubKriteria Kriteria Sub-Kriteria Description

1. Time

Total Cycled Time;

Manufacturing +TPI

+Transport +

Masterlist+Cleance

Time .

1.1 Transit Time Lamanya waktu menunggu sebelum

barang dapat diberangkatkan ke negara

tujuan

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase 1.2 Acceptance Third party inspection melakukan

pemeriksaan sistem mutu barang dan

pemeliharaan, mencocokkan nomor/

model/ serta sertifikat yang masih

berlaku dengan pisik barang.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

1.3 Paperworks Tindakan proaktif memeriksa dokumen

fasilitas bea cukai, larangan dan

pembatasan serta mengidentifikasi

potensi masalah kertas kerja yang sah.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

1.4 Priority Shipment Menyediakan solusi untuk permintaan

khusus dengan memberi prioritas atas

pengiriman kepada barang tertentu

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

1.5 Number of rejected Material Tidak ada barang yang ditolak saat

pemeriksaan Bea Cukai

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

2. Cost

Transport Cost +

Customs Clearnce

+Insurance+

warehouse +

handling+

lift on lift off

2.1 Monthly charge Pendekatan positif penawaran sewa

lokasi gudang dan fasilitas serta syarat

dan ketentuan yang jelas

▪ .Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

2.2 Lifting fee Biaya Handling yang ditawarkan sesuai

atau di bawah harga pasar, siap

memperbaiki penawaran harga

satuan/tarif, biaya bahan bakar,

konsumsi dan biaya apapun yang timbul

karena tidak tersedianya peralatan

angkat dan angkut

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

2.3 Customs Broker Fee Klaim komersial tambahan biaya dari

proses Customs Clearance dengan

pendekatan yang baik serta

penyelesaian dalam waktu singkat

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

2.4 Transport Demurrage and

Detention charge Biaya operasi tambahan meliputi biaya

tunggu dan biaya kelamaan karena tidak

tersedianya alat berat, keterlambatan

bongkar Container dan ketersediaan

Masterlist

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

2.5 Packing/repacking Biaya pengepakan yang sepenuhnya

mematuhi SEI yang dipersyaratan

kontrak

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

3. Quality 3.1 Reliability Memberikan dukungan teknis, dengan

menggunakan teknologi terkini dan dapat

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

Page 66: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

53

diandalkan dalam hal transportasi dan

logistic Internasional

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

3.2 Personnel capabilities Para personil memiliki kompetensi dan

pengalaman yang dibutuhkan dalam

mengelola operasional

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

3.3 Standard Procedures Prosedur didokumentasikan dan

diimplementasikan dan update sering

dilakukan

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

3.4 Internal and External Audit Pemeliharaan kualitas teknikal dan adm

yang teruji serta diperiksa dari dalam dan

luar Logistic hub

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

4. Location 4.1 Near to Operation Area Lokasi

yang dekat dengan area operasi

meningkatkan kecepatan pengantaran

barang yang sesuai jadwal.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

4.2 Near to Seaport/Airport with

Infrastructure Support Lokasi dekat pelabuhan laut dan udara

dan Ketersediaan moda trasportas

meningkatkan kemampuan untuk

memperlancar pengiriman barang.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

5. Health Safety

Environment

(HSE)

5.1 Emergency Plan Latihan penyelamatan, fire drill tersedia

dalam rencana

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

5.2 Safety training Melaksanakan safety training dan latihan

secara rutin

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

5.3 Number of safety incident Tidak ada fatality dan semua

kejadian tercatat dengan baik

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

5.4 Safety training

Safety compliance &

inspection Pemeriksaan K3LL dilakukan secara

berkala dengan perwakilan Perusahaan.

Semua dokumen diajukan dan tersedia.

Laporan kejadian / insiden disediakan

secara proaktif

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

6. Service 6.1 IT Tracking System

Menyediakan online Tracking System

untuk mengetahui posisi barang

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

6.2 Heavy Duty Equipment Ketersediaan alat berat di logistic hub

dalam mendukung kegiatan sehari hari

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

6.3 Rush Handling Pelayanan tim khusus yang melampaui

ekspektasi pelanggan. Selalu

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

Page 67: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

54

mengutamakan kebutuhan operasional

pelanggan dalam prioritas pertama

6.4 Attitude Responsiveness Ketersediaan alat berat di logistic hub

dalam mendukung kegiatan sehari hari

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

6.5 Flexibility and Ability to

maintain service Fleksibelitas dan Kualitas pelayanan

yang baik yang teruji selama periode

waktu tertentu.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

7. Management 7.1 Financial stability Stabilitas keuangan perusahaan tanpa

gangguan dalam operasional dan sistem

pembayaran.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

7.2 CMS performance Company Management System

mendapatkan akreditasi ISO/ OHASS

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

7.3 Management capabilities Kemampuan mengelola kapasitas dan

mengembangkan hubungan kerja yang

erat dengan freight forwarding dan

shipping line.

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

7.4 Performance History Sejarah Kinerja dan reputasi

management Logistic Hub yang

baik dalam melayani pengguna

▪ Studi Literatur

▪ Kriteria Perusahaan

▪ Kriteria masukan dari Ahli/ Expert

Feedback/ Kiteria Arbitrase

Kriteria dan sub kriteria yang dikembangkan kemudian akan digunakan untuk

kuesioner dan perhitungan AHP dan TOPSIS.

3.2.3 Kuesioner / Survei

Data primer adalah kuesioner perbandingan berpasangan untuk

membandingkan setiap pasangan kriteria dan sub kriteria yang akan digunakan

dalam proses pemilihan logistic hub dan untuk mengidentifikasi sejauh mana satu

kriteria lebih / kurang penting / lebih disukai dari yang lain. Skala sembilan poin

seperti yang disarankan oleh Saaty (1990) digunakan untuk menetapkan

perbandingan berpasangan dari semua elemen pada setiap tingkat hirarki (Tabel

2.7). Seperti yang disarankan oleh Saaty (1990), pendekatan rata-rata geometrik,

daripada pendekatan aritmatik, digunakan untuk menggabungkan matriks

perbandingan berpasangan individu atau pair-wise comparison matrices (PCMs)

untuk memperoleh PCM konsensus untuk seluruh tim.

Kuesioner lain adalah kuesioner untuk menilai alternatif (Logistic Hub)

terhadap kriteria yang dikembangkan dalam basis penilaian kualitatif. Skala

Page 68: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

55

kuesioner menggunakan skala 1 sampai 5 berdasarkan skala sebagaimana

ditetapkan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Skala Penilaian (Assessment Scale)

Item

Highly

Unsatisfactory Sangat

memuaskan

Unsatisfactory Tidak

memuaskan

Moderately

Satisfactory Tidak cukup

memuaskan

Satisfactory

Memuaskan

Very

Satisfactory Sangat

Memuaskan Skala 1 2 3 4 5

Skala penilaian diperlukan untuk penilaian langsung oleh orang-orang yang

sangat terlibat dengan pemilihan lokasi serah terima barang untuk mendapatkan

nilai total masing-masing logistic hub. Responden yang akan mengisi kuesioner ini

adalah responden yang sama yang mengisi kuesioner AHP. Penilaian kualitatif

dilakukan terhadap semua kriteria yang dikembangkan. Dengan menggunakan

pendekatan ini, kuesioner dirancang dan juga enam alternatif logistic hub diambil

dari daftar logistic hub yang ada di PT. X yang memiliki kontrak aktif Logistics

Service Provider untuk lokasi serah terima barang operasi.

3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data akan dibagi menjadi dua langkah. Langkah pertama,

menganalisis bobot masing-masing kriteria dan sub kriteria menggunakan metode

Analytic Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak Expert Choice berdasarkan

AHP akan digunakan untuk analisis AHP ini dengan tujuan untuk menghindari

perhitungan manual yang berlebihan. Setelah kriteria seleksi benar-benar

terstruktur dan matriks perbandingan dikembangkan, kemudian memeriksa

konsistensi adalah langkah yang harus dilakukan. Pengukuran rasio konsistensi

(CR) harus dilakukan untuk memeriksa apakah penilaian yang digunakan cukup

konsisten, dan bahwa keputusan untuk menghasilkan pilihan Logistic Hub yang

sukses tidak didasarkan pada konsistensi rendah. Pada dasarnya, CR harus 10%

atau kurang. Jika lebih dari 10%, maka penilaian harus direvisi sesuai kebutuhan.

Langkah kedua, melakukan preferensi untuk setiap indicator kriteria atau

sub kriteria pada keenam alternative logistic hub. Bobot hasil dari AHP untuk

Kriteria dan sub criteria digunakan untuk menentukan alternative yang terbaik dari

logistic hub PT. X.

Page 69: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

56

3.4 Analisa Data

Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengolah dan menganalisa data dari

pengolahan data dan diskusi yang akan dilakukan pada hasil yang diperoleh dari

perhitungan AHP dan perhitungan preferensi untuk alternative-nya untuk

mengembangkan kriteria yang mempengaruhi pemilihan lokasi serah terima barang

dan untuk memilih Logistic hub terbaik.

3.5 Kesimpulan dan Saran

Menetapkan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian adalah langkah

penting untuk memastikan bahwa tujuan penelitian dijawab oleh kesimpulan.

Selain itu, saran untuk penelitian masa depan juga akan diusulkan untuk dilakukan.

Page 70: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

57

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 71: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

58

BAB IV

PENGUMPULAN DATA

4.1 Profil Perusahaan

PT. X adalah anak perusahaan dari perusahaan minyak dan gas multinasional

yang telah memulai operasi minyak dan gas di Indonesia sejak tahun 1970. PT. X

saat ini berada di antara lima perusahaan produsen gas terbesar di Indonesia yang

berkontribusi sekitar 25% dari produksi gas Indonesia (Data per tahun Mei 2013).

Produksi gas dari PT. X terutama dipakai menjadi pasokan utama pabrik LNG

Bontang(82%) dan juga untuk beberapa konsumen domestik lainnya di Kalimantan

Timur. Wilayah operasi PT. X terletak di Delta Mahakam, Kalimantan Timur, yang

mencakup sekitar 4000 km2 yang terdiri dari 5 ladang gas dan 2 ladang minyak.

Organisasi fungsi pengadaan yang terkait langsung dengan penelitian dapat

dilihat dari gambar struktur organisasi berikut ini:

Page 72: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

59

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Fungsi Pengadaan PT. X

4.2 Membangun Kriteria Pemilihan

Bab ini menjelaskan pengumpulan dan pengolahan data yang terkait dengan

penelitian dan menggunakan metode yang telah ditetapkan untuk mendukung

semua kegiatan dalam penelitian ini Pengumpulan data dimulai dari Purchasing

Departement PT. X yang merupaan data sekunder, yaitu kumpulan data yang sudah

ada sebelumnya di lingkungan perusahaan dan terdapat dalam server perusahaan.

Data tersebut berupa data jumlah contract dan purchase order barang operasi, data

biaya logistic service provider, jumlah delivery overdue, data expediting dan

kuisioner.

4.3 Survei Pendahuluan

Dalam proses pengadaan barang, banyak hal yang saling terkait dengan yang

menyebabkan keterlambatan barang operasi sampai ditangan penggunanya. Berikut

ini adalah gambaran umum proses pengadaan barang operasi perminyakan:

Contracts & Procurement

(C&P) Imam

Herawadi SUPARDI

Material & Inventory

Management

(C&P/MIM) Indra

DARMAWAN

Transit, Customs & Acceptanc

e (C&P/TCA)

Teguh PRIYAMBO

DO

Contracts (C&P/CTC) Sanggam Lumban GAOL

Method, Planning &

Market (C&P/MPM)

Rudolf SOUKOTTA

Purchasing (C&P/PRC)

Doddy AKBARI

Contracts Services – WCI, GSR, HR, DP &

SRC (C&P/CTC/C

T1) Agios

SEVENTINO

Contracts Services – LSA, IST,

SDS & HSE (C&P/CTC/C

T2) Helmi

CAHYO

Contracts Services – ECP, FO, COM and

C&P (C&P/CTC/C

T3) Yudy

PURWANTO

Contracts, Referential

& Compliance

s (C&P/CTC/C

RC) Jefri

NURHIDAYAT

Purchasing for LSA, WCI &

General Support

(C&P/PRC/PR1) Rudy

Gunawan SYARFI

Purchasing Field

Operation (C&P/PRC/

PR2) Hendra

WAHYUDI

Purchasing Engineering & Project (C&P/PRC/

PR3) Henry

MARTHADINATA

Purchasing Process, Control &

Compliance

(C&P/PRC/PCC) Act.

Nasrulloh JAMALUDD

IN

Planning & Strategic Sourcing

(C&P/MPM/PSS) Diah

LESTARI

Performance

Development &

Procedures (C&P/MPM/

PDP) Ade

MULYADEWI

System & Support

Development

(C&P/MPM/SSD)

Ali RIDWAN

WCI & LSA (C&P/MIM/

MM1) Gde Arya

HARSANA FO

(C&P/MIM/MM2)

Nurbani HASAN ECP &

Support Divisions (C&P/MIM/

MM3) Imam

TOHARI

Systems, Physical Inventory & Project (C&P/MIM/

SRP) Evan

AZAMI

Material Quality &

Acceptance

(C&P/TCA/ACP) Lucky

Abdul Malik

Transit, Master list & Customs (C&P/TCA/

TMC) RSDM Gatot

LUHUR

C&P Specialist

(C&P) Jon SPARDI

Page 73: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

60

Gambar 4.2 Tahapan Umum Proses Pengadaan Barang Operasi

Setelah PO diterbitkan maka proses pengiriman sampai penerimaan barang

dapat dilihat dari gambar alur proses penerimaan barang.

Gambar 4.3 Alur Proses Penerimaan Barang Operasi

Dengan begitu banyaknya proses dan pihak-pihak terkait dengan pengadaan

barang operasi perminyakan maka penelitian ini dimulai dengan studi literatur,

survei awal dan kuisioner dengan melibatkan working level, yaitu seluruh

buyer/purchasing engineer pada purchasing department di PT.X mengumpulkan

Page 74: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

61

berbagai berbagai peluang untuk menjadi menjadi bahan diskusi dengan para

manajer dan expert yang ada di PT. X dalam menentukan criteria dan subcriteria.

Gambar 4.4 Hasil Diskusi Awal Working Level (Buyer dan Expediting Team)

Faktor-faktor yang dianggap penting dalam keseharian working level

expediting team ini menjadi bahan diskusi lanjutan dengan para manajer fungsi

pengadaan sebagai expert dalam divisi Contract and Procurement PT. X untuk

menentukan kriteria dan sub kriteria yang dianggap penting dalam pemilihan

logistic hub terbaik bagi PT. X. Kriteria dan sub criteria pemilihan logistic hub yang

digunakan dalam penelitian ini dibangun dari studi literature terkait topic pemilihan

criteria, kemudian berdasarkan evaluasi dan kriteria pemilihan logistic hub yang

berlaku di perusahaan. Untuk mengembangkan penelitian yang andal dan valid,

kriteria dan sub kriteria pemilihan logistic hub ini dinilai dan direvisi untuk

memenuhi validitas untuk memastikan kejelasan, keterbacaan, kelengkapan,

relevansi dan penerapannya. Hal ini dilakukan berdasarkan umpan balik dan diskusi

yang diperoleh dari para ahli di PT. X.

Kegiatan ini disebut kriteria arbitrase atau survei pendahuluan dan rangkuman

hasil dari Kriteria arbitrase atau survei pendahuluan ini dibentuklah kriteria utama

dan sub kriteria pemilihan logistic hub yang digunakan dalam penelitian ini yang

dirangkum dalam table 3.1.

Page 75: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

62

4.4 Model Hirarki Pemilihan Logistic Hub

Model hirarki pemilihan logistic hub untuk penelitian ini diilustrasikan pada

gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5 Model Hirarki Pemilihan Logistic Hub

Goal atau tujuan dalam penelitian ini adalah memilih logistic hub terbaik.

Tujuan ini ditempatkan pada tingkat pertama dari hirarki. Dengan demikian, tujuh

kriteria utama yaitu (1) Time, (2) Cost, (3) Quality, (4) Location, (5) HSE, (6)

Services and (7) Management, dikembangkan untuk mencapai tujuan ini, yang

membentuk tingkat kedua dari hirarki. Tingkat ketiga dari hirarki menempati sub

kriteria. Kriteria dan subkriteria yang digunakan dalam dua level hierarki AHP ini

dapat dinilai dengan menggunakan pendekatan AHP dasar dari perbandingan

berpasangan elemen-elemen di setiap level dengan setiap elemen induk yang

terletak satu tingkat di atasnya. Tingkat hirarki terendah terdiri dari alternatif, yaitu

logistic hub yang ada atau yang tersedia untuk dievaluasi agar dapat dipilih sebagai

logistic hub yang terbaik bagi PT. X.

Aplikasi ini diperinci dengan menggunakan sistem pendukung keputusan

terkomputerisasi Expert Choice (EC) untuk menyusun model pemilihan.

Page 76: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

63

4.5 Menentukan Bobot Kriteria dan Sub Kriteria

4.5.1 Kuisioner Perbandingan Berpasangan (Pair-wise Comparison)

Pada tahap ini, data kepentingan relatif / preferensi kriteria dan subkriteria

dikumpulkan melalui kuisioner perbandingan berpasangan. Kuesioner

perbandingan berpasangan ini dilengkapi dengan panduan bagaimana mengisi

formulir kuesioner dan deskripsi kriteria dan subkriteria sebagai pedoman untuk

responden. Detail formulir kuesioner perbandingan berpasangan tersedia di

Lampiran 2. Lima orang export/ahli dipilih untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

Semua ahli yang ditunjuk memiliki lebih dari sepuluh hingga lima belas tahun

pengalaman kerja di bidang kontrak, pengadaan dan operasi kelautan.

Para ahli terdiri dari lima ahli (satu kepala departemen Purchasing, satu

kepala departemen Material Inventory Management, satu kepala departemen

Transit Customs and Acceptance, dan satu spesialis pengadaan/ Purchasing

engineer, satu anggota teknis senior/TADM).

Pendekatan rata-rata geometrik digunakan untuk menggabungkan matriks

perbandingan berpasangan individu atau individual pair-wise comparison matrices

(PCMs) untuk mendapatkan PCM konsensus untuk seluruh tim. Karena AHP

membutuhkan satu jawaban untuk satu matriks perbandingan, maka hasil penilaian

responden akan dihitung berdasarkan nilai rata-rata menggunakan pelurusan

geometrik sebagai berikut.

𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = (𝑍1. 𝑍2. 𝑍3 … … . 𝑍𝑛)1

𝑛 (2.2)

Nilai rata-rata pada umumnya berupa pecahan, sehingga perlu dibentuk

menjadi nilai integer dengan membulatkannya ke nilai integer terdekat sebelum

dapat diproses oleh AHP menggunakan perangkat lunak, Pilihan Pakar.

Misalnya, untuk perbandingan antara kriteria 1 (Time) yang terletak disebelah

kiri kriteria 2 (Cost) di sebelah kanan, Responden 1 memberikan 5 skala rating

Saaty untuk Cost, Responden 2 menyediakan 3 skala penilaian Saaty untuk Time,

responden 3 menyediakan 3 skala rating Saaty untuk Cost, responden 4

menyediakan 2 skala peringkat Saaty untuk Cost dan responden 5 memberikan 5

skala penilaian Saaty untuk Cost.

Skala penilaian Saaty untuk kriteria yang terletak di sebelah kanan akan

dinilai dengan nilai keseluruhan, sedangkan untuk kriteria di sebelah kiri akan

Page 77: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

64

dinilai oleh nilai timbal balik. Dengan demikian, penilaian responden 1 dihitung

sebagai 5, responden 2 dihitung sebagai 1/3 atau 0,30, responden 3 dihitung sebagai

3, responden 4 dihitung sebagai 1/2 atau 0,50, dan responden 5 dihitung sebagai 5.

The nilai geometrik rata-rata dari penilaian ini adalah 2,8 untuk kriteria Komersial

dan Biaya. Oleh karena itu, ketika memasukkan nilai ke Expert Choice (EC), akan

menjadi 2,8 untuk arah kriteria Cost.

Hasil lengkap dari kuesioner perbandingan berpasangan dapat dilihat pada

Tabel 4.1 dan 4.2 berikut ini.

Tabel 4.1 Perbandingan Berpasangan antar Kreteria

Tabel 4.2 Perbandingan Berpasangan antar Sub Kriteria

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

1.Time 2. Cost 0.2 0.5 2.0 0.1 0.3 0.6 1.6

1.Time 3. Quality 0.5 1.0 1.0 2.0 0.3 1.0 1.0

1.Time 4. Location 1.0 0.3 1.0 0.2 1.0 0.7 1.4

1.Time 5. HSE 2.0 0.2 0.2 1.0 0.3 0.7 1.3

1.Time 6.Service 0.1 0.2 2.0 0.2 0.1 0.5 1.9

1.Time 7.Management 1.0 0.1 0.5 0.3 0.5 0.5 2.0

2. Cost 3. Quality 3.0 0.3 5.0 3.0 0.2 2.3 2.3

2. Cost 4. Location 2.0 5.0 0.2 1.0 0.2 1.7 1.7

2. Cost 5. HSE 2.0 5.0 2.0 5.0 3.0 3.4 3.4

2. Cost 6.Service 0.3 0.2 1.0 0.3 0.2 0.4 2.4

2. Cost 7.Management 0.3 0.5 0.2 0.3 0.3 0.3 2.9

3. Quality 4. Location 5.0 5.0 3.0 3.0 2.0 3.6 3.6

3. Quality 5. HSE 1.0 5.0 1.0 2.0 2.0 2.2 2.2

3. Quality 6.Service 0.3 1.0 0.2 3.0 0.5 1.0 1.0

3. Quality 7.Management 0.3 0.5 0.5 0.3 0.5 0.4 2.3

4. Location 5. HSE 0.2 0.2 1.0 1.0 0.2 0.5 1.9

4. Location 6.Service 0.3 0.5 0.3 0.3 0.5 0.4 2.5

4. Location 7.Management 0.5 1.0 0.3 0.2 0.5 0.5 2.0

5. HSE 6.Service 0.5 0.3 2.0 0.5 0.3 0.7 1.4

5. HSE 7.Management 0.3 0.5 0.5 2.0 0.3 0.7 1.4

6.Service 7.Management 0.3 1.0 0.3 1.0 2.0 0.9 1.1

Pair-wise Comparison between Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Page 78: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

65

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 1: Time

1.1.Transit 1.2.Acceptance 0.3 0.5 1.0 2.0 5.0 1.8 1.8

1.1.Transit 1.3.Paper works 0.2 1.0 2.0 2.0 3.0 1.6 1.6

1.1.Transit 1.4.Priority Shipment 5.0 1.0 0.3 3.0 2.0 2.3 2.3

1.1.Transit 1.5.Number of Rejected Material 0.3 0.3 5.0 1.0 0.3 1.4 1.4

1.2.Acceptance 1.3.Paper works 0.5 1.0 5.0 2.0 2.0 2.1 2.1

1.2.Acceptance 1.4.Priority Shipment 1.0 2.0 0.2 1.0 0.2 0.9 1.1

1.2.Acceptance 1.5.Number of Rejected Material 0.3 0.1 0.3 0.5 2.0 0.7 1.5

1.3.Paper works 1.4.Priority Shipment 0.3 2.0 1.0 1.0 3.0 1.5 1.5

1.3.Paper works 1.5.Number of Rejected Material 0.2 3.0 0.1 0.5 0.3 0.8 1.2

1.4.Priority Shipment 1.5.Number of Rejected Material 0.2 0.3 0.5 0.3 1.0 0.5 2.1

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 2: Cost

2.1.Monthly Charge 2.2.Lifting Fee 0.2 2.0 2.0 2.0 0.3 1.3 1.3

2.1.Monthly Charge 2.3.Customs Clearance Fee 0.2 0.3 0.2 3.0 3.0 1.3 1.3

2.1.Monthly Charge 2.4.Transportation Demurrage and Detention charge2.0 3.0 5.0 3.0 5.0 3.6 3.6

2.1.Monthly Charge 2.5.Packing/repacking 0.3 0.5 0.3 3.0 0.5 0.9 1.1

2.2.Lifting Fee 2.3.Customs Clearance Fee 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 2.6 2.6

2.2.Lifting Fee 2.4.Transportation Demurrage and Detention charge5.0 3.0 5.0 5.0 1.0 3.8 3.8

2.2.Lifting Fee 2.5.Packing/repacking 1.0 0.3 0.3 2.0 1.0 0.9 1.1

2.3.Customs Clearance Fee 2.4.Transportation Demurrage and Detention charge3.0 5.0 2.0 3.0 3.0 3.2 3.2

2.3.Customs Clearance Fee 2.5.Packing/repacking 2.0 0.5 0.3 0.5 1.0 0.9 1.2

2.4.Transportation Demurrage and Detention charge2.5.Packing/repacking 0.3 0.3 5.0 0.2 0.2 1.2 1.2

Pair-wise Comparison between Sub Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Pair-wise Comparison between Sub Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Page 79: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

66

4.5.2 Pengolahan Data untuk Mendapatkan Bobot Kriteria dan Sub Kriteria

Pengolahan data AHP menggunakan bantuan perangkat lunak Expert Choice,

dengan memasukkan nilai rata-rata geometrik sebagai hasil perbandingan

berpasangan dari kriteria utama dan subkriteria dari Tabel 4.1 dan 4.2. Bobot dan

konsistensi rasio diperoleh setelah data dimasukkan ke perangkat lunak Expert

Choice, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.4 sebagai berikut.

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 3: Quality

3.1.Reliability 3.2. Personnel capabilities 5.0 0.3 1.0 5.0 5.0 3.3 3.3

3.1.Reliability 3.3.Standard Procedures 5.0 0.5 5.0 0.2 3.0 2.7 2.7

3.1.Reliability 3.4.Internal & External Audit 3.0 0.3 2.0 5.0 0.2 2.1 2.1

3.2. Personnel capabilities 3.3.Standard Procedures 0.2 0.2 0.3 3.0 0.3 0.8 1.2

3.2. Personnel capabilities 3.4.Internal & External Audit 0.3 0.3 3.0 5.0 1.0 1.9 1.9

3.3.Standard Procedures 3.4.Internal & External Audit 1.0 5.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0

Pair-wise Comparison

between Sub Criteria

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 4: Location

4.1.4.1 Near to Operation Area 4.2.Near to Seaport/Airport with Infrastructure Support0.2 0.5 1.0 0.5 0.3 0.5 2.0

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 5: HSE

5.1.Emergency Plan 5.2.Safety training 1.0 3.0 5.0 3.0 2.0 2.8 2.8

5.1.Emergency Plan 5.3.Number of safety incident 0.3 0.2 3.0 0.2 1.0 0.9 1.1

5.1.Emergency Plan 5.4.Safety Compliance & Inspectionafety training2.0 0.3 0.3 5.0 5.0 2.5 2.5

5.2.Safety training 5.3.Number of safety incident 0.3 3.0 0.3 1.0 3.0 1.5 1.5

5.2.Safety training 5.4.Safety Compliance & Inspectionafety training3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.8 2.8

5.3.Number of safety incident5.4.Safety Compliance & Inspectionafety training5.0 2.0 1.0 2.0 3.0 2.6 2.6

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 6: Service

6.1.IT Tracking System 6.2.Heavy Duty Equipment 1.0 2.0 2.0 0.3 0.2 1.1 1.1

6.1.IT Tracking System 6.3.Rush Handling 5.0 1.5 5.0 0.5 0.5 2.5 2.5

6.1.IT Tracking System 6.4.Attitude Responsiveness 3.0 1.0 1.0 0.2 5.0 2.0 2.0

6.1.IT Tracking System 6.5 Flexibility to maintain Service 0.5 0.3 0.5 1.0 5.0 1.5 1.5

6.2.Heavy Duty Equipment 6.3.Rush Handling 1.0 0.5 0.5 2.0 3.0 1.4 1.4

6.2.Heavy Duty Equipment 6.4.Attitude Responsiveness 5.0 3.0 5.0 0.5 3.0 3.3 3.3

6.2.Heavy Duty Equipment 6.5 Flexibility to maintain Service 0.3 3.0 3.0 1.0 3.0 2.1 2.1

6.3.Rush Handling 6.4.Attitude Responsiveness 0.5 1.0 0.5 5.0 3.0 2.0 2.0

6.3.Rush Handling 6.5 Flexibility to maintain Service 0.3 0.5 0.5 1.0 2.0 0.9 1.2

6.4.Attitude Responsiveness6.5 Flexibility to maintain Service 0.2 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 3.6

Left Right 1 2 3 4 5 Left Right

Criteria 7: Management

7.1.Financial stability 7.2.CMS ISO/OHSAS 3.0 5.0 5.0 0.5 0.3 2.8 2.8

7.1.Financial stability 7.3.Management capabilities 0.5 1.0 0.2 1.0 1.0 0.7 1.4

7.1.Financial stability 7.4.Performance history 0.2 2.0 3.0 1.0 2.0 1.6 1.6

7.2.CMS ISO/OHSAS 7.3.Management capabilities 0.3 0.2 0.3 0.5 0.1 0.3 3.3

7.2.CMS ISO/OHSAS 7.4.Performance history 0.2 0.2 0.3 0.1 0.3 0.2 4.1

7.3.Management capabilities7.4.Performance history 0.5 1.0 0.5 1.0 2.0 1.0 1.0

Pair-wise Comparison between Sub Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Pair-wise Comparison between Sub Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Pair-wise Comparison between Sub Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Pair-wise Comparison between Sub Criteria Respondent Geo

Mean

Input Data to

EC

Page 80: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

67

Tabel 4.3 Hasil AHP Perbandingan Berpasangan antara Kriteria Utama

Tabel 4.4 Hasil AHP Perbandingan Berpasangan antara Sub Criteria

Main Criteria Weight Priority/

Rank

Consistency

1.Time 0.179 2

2.Cost 0.120 5

3.Quality 0.131 4

4.Location 0.221 1

5.HSE 0.178 3

6.Service 0.087 6

7.Management 0.083 7

0.08

Sub Criteria Weight Priority/

Rank

Consistency

1.1.Transit Time 0.120 5

1.2.Acceptance 0.209 3

1.3.Paper works 0.241 2

1.4.Priority Shipment 0.277 1

1.5.Number of Rejected Material 0.157 4

2.1.Monthly charge 0.125 4

2.2.Lifting Fee 0.122 5

2.3.Customs Clearance Fee 0.187 3

2.4.Transportation Demurrage and Detention

charge 0.378 1

2.5.Packing/repacking 0.189 2

3.1.Reliability 0.112 4

3.2. Personnel capabilities 0.271 2

3.3.Standard Procedures 0.230 3

3.4.Internal & External Audit 0.386 1

4.1 Near to Operation Area 0.667 1

4.2.Near to Seaport/Airport with

Infrastructure Support 0.333 2

5.1.Emergency Plan 0.144 4

5.2.Safety Training 0.214 2

5.3.Number of safety incident 0.192 3

5.4.Safety Compliance & Inspection 0.450 1

0.09

0.03

0.09

0.05

0

Page 81: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

68

4.5.3 Uji Konsistensi

Data yang diperoleh dari kuesioner diuji untuk konsistensi. Secara teori, nilai

konsistensi diperoleh dengan menggunakan persamaan (1.3) dan (1.4) dan

dibandingkan dengan nilai Indeks Konsistensi Acak/ Random Consistency Index

(RCI) seperti yang tercantum pada Tabel 2.4 atau nilai 0,10. Setelah memproses

data perbandingan berpasangan, perangkat lunak Expert Choice menghasilkan

bobot dan nilai konsistensi yang penting untuk setiap kelompok perbandingan

berpasangan seperti yang disajikan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 di atas. Untuk

penelitian ini, hasil nilai konsistensi masih di bawah nilai 0.10, sehingga artinya

data dianggap konsisten.

Berkenaan dengan kepentingan relatif sub-kriteria, yang disebut prioritas

“global” (bobot) harus dihitung sebagai pelipatgandaan prioritas “lokal” dari sub-

kriteria (kepentingan relatifnya berkenaan dengan kriteria induk) oleh prioritas

kriteria itu. Prioritas global dihitung dengan mengalikan prioritas local dengan

bobot kriteria induknya dan itu mewakili keseluruhan pentingnya dengan

menghormati tujuan utama.

Sub Criteria Weight Priority/

Rank

Consistency

6.1.IT Tracking System 0.119 4

6.2.Heavy Duty Equipment 0.115 5

6.3.Rush Handling 0.206 2

6.4.Attitude Responsiveness 0.393 1

6.5.Flexibility to maintain service 0.168 3

7.1.Financial stability 0.160 3

7.2.CMS ISO OHSAS 0.525 1

7.3.Management capabilities 0.144 4

7.4.Performance history 0.171 2

0.04

0.03

Page 82: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

69

Tabel 4.5 Uji Konsistensi

Main

CriteriaWeight Sub Criteria

Local

Weight

Global

Weight

Local

Rank

Global

Rank

Co

nsi

sten

cy

1.1.Transit Time 0.120 0.021 5 19

1.2.Acceptance 0.209 0.037 3 10

1.3.Paper works 0.241 0.043 2 8

1.4.Priority Shipment 0.277 0.050 1 5

1.5.Number of Rejected

Material0.157 0.028 4 15

2.1.Monthly charge 0.125 0.015 4 21

2.2.Lifting Fee 0.122 0.015 5 23

2.3.Customs Clearance

Fee0.187 0.022 3 18

2.4.Transportation

Demurrage and Detention

charge

0.378 0.045 1 6

2.5.Packing/repacking 0.189 0.023 2 17

3.1.Reliability 0.112 0.015 4 22

3.2. Personnel capabilities 0.271 0.036 2 11

3.3.Standard Procedures 0.230 0.030 3 14

3.4.Internal & External

Audit0.386 0.051 1 4

4.1 Near to Operation

Area 0.667 0.147 1 1

4.2.Near to

Seaport/Airport with

Infrastructure Support

0.333 0.074 2 3

5.1.Emergency Plan 0.144 0.026 4 16

5.2.Safety Training 0.214 0.038 2 9

5.3.Number of safety

incident0.192 0.034 3 13

5.4.Safety Compliance &

Inspection0.450 0.080 1 2

6.1.IT Tracking System 0.119 0.010 4 28

6.2.Heavy Duty

Equipment0.115 0.010 5 29

6.3.Rush Handling 0.206 0.018 2 20

6.4.Attitude

Responsiveness0.393 0.034 1 12

6.5.Flexibility to maintain

service0.168 0.015 3 24

7.1.Financial stability 0.160 0.013 3 26

7.2.CMS ISO OHSAS 0.525 0.044 1 7

7.3.Management

capabilities

0.144 0.012 4 27

7.4.Performance history 0.171 0.014 2 25

4.Location 0.221 0.00

7.Manageme

nt

0.083 0.03

5.HSE 0.09

6.Service

0.178

0.087 0.04

1.Time 0.179 0.03

2.Cost 0.120 0.09

3.Quality 0.131 0.05

Page 83: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

70

4.6 Penilaian Logistic Hub

Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, enam alternatif (Logistic

Hub) diambil dari data preferensi lima expert PT. X yang memiliki pengalaman dan

memahami permasalahan Logistic Hub. Skala kuesioner menggunakan skala 1

sampai 5. Penilaian kualitatif dilakukan terhadap semua subkriteria mengingat data

historis hasil SQM dari PT. X dianggap tidak dapat digunakan karena reliabilitas,

validitas dan kelengkapan data historis tidak dapat diperoleh.

Tabel 4.6 Daftar Alternatives (Logistic Hub)

No Logistic Hub Keteragnan

1 Local Hub PLB Balikpapan PT. X memiliki multi-years contract aktif untuk logistic

service provider yang meliputi juga logistic hub Europe,

USA, Asia, Regional Hub Singapore dan Local Hub

Balikpapan sebagai alternatif tempat serah terima

barang dari OEM dengan pihak LSP perwakilan

perusahaan

2 Local Hub Batam

3 Regional Hub Singapore

4 Global Hub Asia

5 Global Hub USA

6 Global Hub Europe

Untuk mendapatkan nilai penilaian tunggal dari kuesioner beberapa

responden, rata-rata aritmatika digunakan. Hasil kuesioner dan perhitungan rata-

rata aritmatik ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Logistic Hub terhadap Sub Kriteria

Sub Criteria

Logistic Hub Respondents

Mean 1 2 3 4 5

1.1.Transit Time Local Hub - PLB

Balikpapan

5 5 4 5 5 4.8

Local Hub – Batam 1 3 2 3 2 2.2 Regional Hub Singapore 4 3 3 4 4 3.6 Global Hub Asia 3 2 2 3 3 2.6 Globel Hub USA 2 2 2 2 2 2 Global Hub Europe 2 3 1 3 2 2.2

1.2.Acceptance Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 3 4 4 3.8

Local Hub – Batam 2 1 3 2 3 2.2 Regional Hub Singapore 2 3 3 3 3 2.8 Global Hub Asia 2 3 2 2 4 2.6 Globel Hub USA 3 3 3 3 3 3 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

1.3.Paper works Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 3 4 3.8

Local Hub - Batam 2 3 4 2 3 2.8

Page 84: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

71

Regional Hub Singapore 2 3 3 3 3 2.8 Global Hub Asia 3 2 2 3 4 2.8 Globel Hub USA 3 3 2 2 3 2.6 Global Hub Europe 3 3 2 3 3 2.8

1.4.Priority Shipment Local Hub - PLB

Balikpapan

3 4 4 3 4 3.6

Local Hub - Batam 3 2 2 3 3 2.6 Regional Hub Singapore 3 2 3 3 3 2.8 Global Hub Asia 3 2 3 2 3 2.6 Globel Hub USA 3 3 3 2 3 2.8 Global Hub Europe 3 2 3 3 3 2.8

1.5.Number of

Rejected Material

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 3 4 3.8

Local Hub - Batam 3 3 3 3 4 3.2 Regional Hub Singapore 3 3 3 3 3 3 Global Hub Asia 3 3 2 3 4 3 Globel Hub USA 3 2 2 3 3 2.6 Global Hub Europe 3 2 3 3 3 2.8

2.1.Monthly charge Local Hub - PLB

Balikpapan

3 3 3 3 3 3

Local Hub - Batam 4 3 4 3 3 3.4 Regional Hub Singapore 3 3 3 3 3 3 Global Hub Asia 2 2 2 3 4 2.6 Globel Hub USA 3 3 2 3 3 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

2.2.Lifting Fee Local Hub - PLB

Balikpapan

4 3 3 3 3 3.2

Local Hub - Batam 3 3 3 3 4 3.2 Regional Hub Singapore 3 3 3 3 3 3 Global Hub Asia 3 3 3 3 4 3.2 Globel Hub USA 3 3 2 2 4 2.8 Global Hub Europe 3 3 2 3 3 2.8

2.3.Customs

Clearance Fee

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 3 4 3 3 3.4

Local Hub - Batam 4 3 4 3 3 3.4 Regional Hub Singapore 3 2 3 3 3 2.8 Global Hub Asia 3 2 3 3 3 2.8 Globel Hub USA 3 2 3 3 3 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

2.4.Transportation

Demurrage and

Detention charge

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 3 3 3 4 3.4

Local Hub - Batam 1 1 1 2 1 1.2 Regional Hub Singapore 4 3 3 3 4 3.4 Global Hub Asia 3 3 3 3 4 3.2 Globel Hub USA 3 3 3 3 3 3

Page 85: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

72

Global Hub Europe 3 3 3 3 4 3.2 2.5.Packing/repacking Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 4 4

Local Hub - Batam 4 4 4 4 4 4 Regional Hub Singapore 4 3 3 3 4 3.4 Global Hub Asia 4 3 3 4 3 3.4 Globel Hub USA 4 3 3 4 3 3.4 Global Hub Europe 4 3 3 4 3 3.4

3.1.Reliability Local Hub - PLB

Balikpapan

3 4 3 3 4 3.4

Local Hub - Batam 3 3 3 3 3 3 Regional Hub Singapore 2 2 2 3 4 2.6 Global Hub Asia 3 3 2 3 3 2.8 Globel Hub USA 2 3 2 2 4 2.6 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

3.2. Personnel

capabilities

Local Hub - PLB

Balikpapan

3 3 4 4 4 3.6

Local Hub - Batam 2 3 4 4 3 3.2 Regional Hub Singapore 3 3 4 4 3 3.4 Global Hub Asia 3 3 2 3 4 3 Globel Hub USA 2 2 3 3 3 2.6 Global Hub Europe 3 3 2 3 3 2.8

3.3.Standard

Procedures

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 3 4 4 3 3.6

Local Hub - Batam 3 2 3 4 3 3 Regional Hub Singapore 3 3 3 4 3 3.2 Global Hub Asia 3 3 3 4 3 3.2 Globel Hub USA 3 2 3 3 3 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

3.4.Internal &

External Audit

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 3 4 4 3 3.6

Local Hub - Batam 2 3 3 4 3 3 Regional Hub Singapore 2 3 3 4 3 3 Global Hub Asia 2 2 3 3 3 2.6 Globel Hub USA 2 2 2 3 3 2.4 Global Hub Europe 3 3 2 3 3 2.8

4.1 Near to Operation

Area

Local Hub - PLB

Balikpapan

5 4 5 4 5 4.6

Local Hub - Batam 3 3 3 4 5 3.6 Regional Hub Singapore 3 3 3 4 5 3.6 Global Hub Asia 3 3 3 3 5 3.4 Globel Hub USA 3 3 3 3 3 3 Global Hub Europe 3 3 3 3 2 2.8 Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 5 5 5 4.6

Page 86: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

73

4.2.Near to

Seaport/Airport with

Infrastructure Support

Local Hub - Batam 3 3 3 4 5 3.6 Regional Hub Singapore 3 2 3 4 3 3 Global Hub Asia 3 2 2 4 2 2.6 Globel Hub USA 3 3 3 3 2 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 2 2.8

5.1.Emergency Plan Local Hub - PLB

Balikpapan

5 4 4 5 5 4.6

Local Hub - Batam 3 3 4 4 3 3.4 Regional Hub Singapore 5 4 4 5 4 4.4 Global Hub Asia 4 4 4 4 4 4 Globel Hub USA 4 3 3 3 3 3.2 Global Hub Europe 4 4 4 4 4 4

5.2.Safety Training Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 4 4

Local Hub - Batam 3 3 3 4 3 3.2 Regional Hub Singapore 3 3 3 4 3 3.2 Global Hub Asia 3 3 3 4 4 3.4 Globel Hub USA 4 3 3 2 3 3 Global Hub Europe 4 3 3 2 3 3

5.3.Number of safety

incident

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 5 4.2

Local Hub - Batam 3 3 3 3 3 3 Regional Hub Singapore 4 3 3 3 3 3.2 Global Hub Asia 3 2 3 3 4 3 Globel Hub USA 4 3 3 3 4 3.4 Global Hub Europe 3 3 3 3 4 3.2

5.4.Safety

Compliance &

Inspection

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 5 4.2

Local Hub - Batam 2 3 3 3 3 2.8 Regional Hub Singapore 3 3 3 3 3 3 Global Hub Asia 3 3 3 3 4 3.2 Globel Hub USA 2 3 3 3 3 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

6.1.IT Tracking

System

Local Hub - PLB

Balikpapan

3 3 3 3 3 3

Local Hub - Batam 4 4 4 3 3 3.6 Regional Hub Singapore 3 4 2 3 3 3 Global Hub Asia 2 3 3 3 3 2.8 Globel Hub USA 2 3 2 2 2 2.2 Global Hub Europe 3 4 3 3 3 3.2

6.2.Heavy Duty

Equipment

Local Hub - PLB

Balikpapan

3 3 3 3 3 3

Local Hub - Batam 4 4 4 4 3 3.8 Regional Hub Singapore 3 4 2 2 3 2.8

Page 87: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

74

Global Hub Asia 3 3 3 3 2 2.8 Globel Hub USA 3 3 3 2 3 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

6.3.Rush Handling Local Hub - PLB

Balikpapan

3 3 3 3 3 3

Local Hub - Batam 3 3 3 3 3 3 Regional Hub Singapore 2 2 3 3 3 2.6 Global Hub Asia 2 2 3 3 3 2.6 Globel Hub USA 3 2 2 2 3 2.4 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

6.4.Attitude

Responsiveness

Local Hub - PLB

Balikpapan

2 3 3 3 3 2.8

Local Hub - Batam 3 3 4 3 3 3.2 Regional Hub Singapore 3 4 3 3 3 3.2 Global Hub Asia 3 3 3 3 3 3 Globel Hub USA 3 3 3 3 4 3.2 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

6.5.Flexibility to

maintain service

Local Hub - PLB

Balikpapan

2 3 3 3 3 2.8

Local Hub - Batam 2 2 3 4 3 2.8 Regional Hub Singapore 2 2 3 4 3 2.8 Global Hub Asia 2 2 2 3 4 2.6 Globel Hub USA 2 2 2 3 4 2.6 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

7.1.Financial stability Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 4 4

Local Hub - Batam 3 3 3 3 4 3.2 Regional Hub Singapore 3 3 3 3 4 3.2 Global Hub Asia 3 3 3 4 3 3.2 Globel Hub USA 3 2 3 3 4 3 Global Hub Europe 3 2 3 3 3 2.8

7.2.CMS ISO

OHSAS

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 3 4 5 4 4

Local Hub - Batam 3 2 2 3 3 2.6 Regional Hub Singapore 3 2 2 4 3 2.8 Global Hub Asia 3 2 3 3 3 2.8 Globel Hub USA 3 2 3 4 3 3 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

7.3.Management

capabilities

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 4 4

Local Hub - Batam 2 2 2 3 3 2.4 Regional Hub Singapore 2 2 3 3 3 2.6 Global Hub Asia 2 2 3 3 3 2.6 Globel Hub USA 2 3 3 3 3 2.8

Page 88: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

75

Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3 7.4.Performance

history

Local Hub - PLB

Balikpapan

4 4 4 4 5 4.2

Local Hub - Batam 2 3 2 3 3 2.6 Regional Hub Singapore 2 3 3 4 3 3 Global Hub Asia 2 2 3 4 4 3 Globel Hub USA 2 2 2 4 4 2.8 Global Hub Europe 3 3 3 3 3 3

Prioritas Logistic hub terbaik dapat dilakukan dengan proses ranking langsung

terhadap alternative Logistic Hub dimana global weight cireteria dan Sub criteria dikalikan

dengan preferensi para expert/ahli sebagai responden.

Page 89: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

76

.

Tabel 4.8 Matriks Perkalian Sub Kriteria dengan Preferensi Logistic Hub

Global Weight Local Hub - PLB Balikpapan Local Hub - Batam Regional Hub Singapore Global Hub Asia Globel Hub USA

1.1.Transit Time 0.021 4.8 2.2 3.6 2.6 2.0

1.2.Acceptance 0.037 3.8 2.2 2.8 2.6 3.0

1.3.Paper works 0.043 3.8 2.8 2.8 2.8 2.6

1.4.Priority Shipment 0.050 3.6 2.6 2.8 2.6 2.8

1.5.Number of Rejected Material 0.028 3.8 3.2 3.0 3.0 2.6

2.1.Monthly charge 0.015 3.0 3.4 3.0 2.6 2.8

2.2.Lifting Fee 0.015 3.2 3.2 3.0 3.2 2.8

2.3.Customs Clearance Fee 0.022 3.4 3.4 2.8 2.8 2.8

2.4.Transportation Demurrage and Detention charge 0.045 3.4 1.2 3.4 3.2 3.0

2.5.Packing/repacking 0.023 4.0 4.0 3.4 3.4 3.4

3.1.Reliability 0.015 3.4 3.0 2.6 2.8 2.6

3.2. Personnel capabilities 0.036 3.6 3.2 3.4 3.0 2.6

3.3.Standard Procedures 0.030 3.6 3.0 3.2 3.2 2.8

3.4.Internal & External Audit 0.051 3.6 3.0 3.0 2.6 2.4

4.1 Near to Operation Area 0.147 4.6 3.6 3.6 3.4 3.0

4.2.Near to Seaport/Airport with Infrastructure Support 0.074 4.6 3.6 3.0 2.6 2.8

5.1.Emergency Plan 0.026 4.6 3.4 4.4 4.0 3.2

5.2.Safety Training 0.038 4.0 3.2 3.2 3.4 3.0

5.3.Number of safety incident 0.034 4.2 3.0 3.2 3.0 3.4

5.4.Safety Compliance & Inspection 0.080 4.2 2.8 3.0 3.2 2.8

6.1.IT Tracking System 0.010 3.0 3.6 3.0 2.8 2.2

6.2.Heavy Duty Equipment 0.010 3.0 3.8 2.8 2.8 2.8

6.3.Rush Handling 0.018 3.0 3.0 2.6 2.6 2.4

6.4.Attitude Responsiveness 0.034 2.8 3.2 3.2 3.0 3.2

6.5.Flexibility to maintain service 0.015 2.8 2.8 2.8 2.6 2.6

7.1.Financial stability 0.013 4.0 3.2 3.2 3.2 3.0

7.2.CMS ISO OHSAS 0.044 4.0 2.6 2.8 2.8 3.0

7.3.Management capabilities 0.012 4.0 2.4 2.6 2.6 2.8

7.4.Performance history 0.014 4.2 2.6 3.0 3.0 2.8

SCORE 3.929 3.020 3.146 2.999 2.844

RANK 1.00 1 3 2 4 6

Percentace 20.81% 16.00% 16.66% 15.88% 15.06%

Arith Mean

Page 90: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

77

BAB V

ANALISA DAN DISKUSI

Bab ini akan menganalisis dan membahas hasil pengolahan data yang telah

dilakukan dan ditunjukkan pada bab sebelumnya. Bab ini menjelaskan bagaimana

data dari survei dan pengolahan data dianalisis dan membahas hasil analisis ini.

Kriteria seleksi dalam urutan kepentingan dikembangkan dan peringkat dan

peringkat dari alternatif dihitung dan akhirnya tujuan dari penelitian itu tercapai.

5.1 Hierarchy Model

Pengembangan model hierarki AHP terdiri dari empat level, yaitu

Goal/tujuan, kriteria, subkriteria dan alternatif. Dalam masalah pemilihan Logistic

Hub ini, tujuan untuk memilih Logistic Hub terbaik yang memiliki peringkat

tertinggi ditempatkan di level 1 hierarki, sementara enam Logistic Hub yang ada

ditempatkan di level 4 dari hirarki.

Kriteria pemilihan utama yang digunakan untuk mengembangkan prioritas

terdiri dari studi literatur di area pemilihan Logistic Hub dan kriteria evaluasi dan

seleksi yang berlaku di PT. X. Kriteria utama yang dikembangkan adalah:

• Kriteria 1 (Time)

• Kriteria 2 (Cost)

• Kriteria 3 (Quality)

• Kriteria 4 (Location)

• Kriteria 5 (HSE)

• Kriteria 6 (Service)

• Kriteria 7 (Management)

Setiap kriteria terdiri dari sub kriteria. Kriteria 1 (Time) memiliki lima sub

kriteria, kriteria 2 (Cost) memiliki lima sub kriteria, kriteria 3 (Quality) memiliki

empat sub kriteria, kriteria 4 (Location) memiliki dua sub kriteria, kriteria 5 (HSE)

memiliki sub kriteria utama, kriteria 6 (Service) memiliki lima sub kriteria dan

kriteria 7 (Management) memiliki empat sub kriteria. Secara keseluruhan, ada dua

Page 91: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

78

puluh sembilan sub kriteria yang dikembangkan. Model hirarki untuk penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebelumnya.

5.2 Analisa Kriteria and Sub Kriteria

5.2.1 Analisa Kriteria

Dalam model pemilihan Logistic Hub, kriteria pemilihan Logistic Hub terdiri

dari tujuh kriteria. Bobot dan konsistensi rasio kriteria dihitung dengan proses AHP

dapat dilihat pada table 4.3. Adapun nilai konsitensi rasio-nya sudah memenuhi

sebesar 0.08.

Kriteria yang memiliki bobot tertinggi adalah Kriteria 4 (Location) dengan

bobot 0,221 atau 22,1%, diikuti oleh Kriteria 1 (Time) dengan bobot 0,179 atau

(17.9%), kemudian Kriteria 5 (HSE) dengan bobot 0,178 atau 17,8%, kemudian

Kriteria 3 (Quality) dengan berat 0,131 atau 13,1%, diikuti Kriteria 2 (Cost) dengan

berat 0,120 atau 12,0%, kemudian Kriteria 6 (Service) dengan berat 0,087 atau

8,7% dan terakhir adalah Kriteria 7 (Management) dengan berat 0,083 atau 8,3%.

Konsistensi rasio 0,08 atau di bawah 0,10 yang artinya bisa dianggap konsisten.

Peringkat pertama adalah Kriteria 4 (Location). Ini menunjukkan bahwa

kriteria Lokasi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh Logistic Hub selama

melayani barang operasi PT. X. Pengiriman akan sampai tepat waktu dari Logistic

Hub ke pengguna jika barang sudah ditempatkan di lokasi gudang logistic hub

terdekat dengan daerah operasi. Perusahaan tidak ingin menghadapi delay operasi

dan rig standby yang biayanya sangat tinggi karena keterlambatan pengiriman atau

tidak tersedianya barang operasi yang dalam keharian sangat mahal dan

membutuhkan waktu produksi yang lama. Jadi penting bagi Logistic hub untuk

memenuhi Kriteria lokasi yang terdekat dengan daerah kepabeanan Indonesia

sehingga bisa tepat waktu memenuhi komitmen pengiriman barang operasi. Dengan

adanya Pusat Logistik Berikat (PLB) maka Kriteria utama ini sangat berpengaruh

memberi manfaat lebih dari pada pilihan yang lain.

Peringkat kedua adalah kriteria 1 (Time). Waktu adalah kriteria yang sangat

penting, Logistic Hub sudah harus mempertimbangkan faktor-faktor untuk

memuaskan perusahaan dalam aspek pengiriman barang, ketelitian penerimaan

barang, pengurusan dokumen impor, jalur cepat untuk barang urgent dll.Seeberapa

Page 92: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

79

cepat Logistic Hub dapat memberikan barang sesuai dengan jadwal, pengiriman

tepat waktu, memberikan informasi tentang pembaruan jadwal dan ketersediaan

kapal, kemampuan dan kesediaan untuk mempercepat perintah untuk memastikan

pengiriman sesuai jadwal, perencanaan dan dukungan yang sangat baik dengan

mudah memenuhi atau memperbaiki jadwal yang disepakati, koordinasi dan

komunikasi yang proaktif dan efektif.

Kriteria tertinggi ketiga adalah Kriteria 5 (HSE). Kesehatan, keselamatan, dan

lingkungan adalah kriteria mendasar yang harus dipenuhi oleh Logistic Hub selama

bekerja untuk industri migas di lokasi perusahaan atau dimanapun juga karena

kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dikategorikan sebagai pekerjaan

berisiko tinggi. Walaupun peringkat criteria HSE tidak paling tinggi dengan asumsi

semua pihak terkait sudah memahami, namun demikian penting bagi semua pihak

yang terlibat termasuk Logistic Hub dan kontraktor untuk sepenuhnya sadar akan

masalah HSE, mengutamakan keselamatan pada prioritas pertama, dan malakukan

implementasi HSE yang memuaskan dalam organisasinya, untuk mencegah insiden

kesehatan, keselamatan dan lingkungan yang tidak perlu yang dapat

membahayakan operasi perusahaan dan menempatkan citra perusahaan dalam

reputasi buruk.

Perhatian tinggi PT. X di HSE tercermin dalam komitmen, kebijakan,

prosedur, dan kampanye manajemen HSE mereka. Seperti yang dikatakan oleh PT.

X President & General Manager dalam pesan akhir tahun 2015 dan menyambut

pijatan tahun 2016 yang perlu diingat semangat perusahaan “I Am Committed to

Zero LTI” dengan lebih fokus dalam kegiatan sehari-hari di mana-mana, terutama

dalam operasi laut , dan menerapkan 12 Golden Rules. Maksud dan tujuan dari

peraturan ini adalah untuk meningkatkan mindset keselamatan di semua tingkat

aktivitas, menggulirkan aturan keselamatan untuk setiap pemain di lapangan dan

untuk mencegah kecelakaan kerja.

Jumlah insiden keselamatan selama bekerja di dalam lingkungan perusahaan,

pemeriksaan HSE dilakukan secara berkala dengan perwakilan perusahaan, semua

dokumen diisi dan tersedia, laporan insiden / kejadian diberikan secara proaktif,

dan pelatihan keselamatan yang tepat di tempat adalah beberapa hal penting faktor

Page 93: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

80

yang harus dipertimbangkan oleh Logistic Hub untuk memuaskan perusahaan

dalam aspek HSE.

Peringkat keempat adalah Kriteria 3 (Quality).

Ini menunjukkan bahwa kriteria kualitas adalah kriteria keempat yang harus

dipenuhi oleh Logistic Hub selama melakukan layanan. Kualitas selama periode

waktu tertentu, konsistensi, pemecahan masalah proaktif dan implementasi sistem

mutu adalah beberapa faktor penting yang harus dipenuhi oleh Logistic Hub selama

bekerja melayani.

Jumlah kerusakan kapal, jumlah penolakan selama inspeksi yang dilakukan,

jumlah pengurangan kinerja kapal, implementasi sistem mutu yang baik dalam

organisasi Logistic Hub termasuk tetapi tidak terbatas pada sertifikasi ISO/OHSAS

dan ketersediaan izin dan implementasi dari sistem pemeliharaan, proaktif dalam

mengidentifikasi potensi masalah dan menyelidiki akar permasalahan dan tindakan

pencegahan yang efektif dan pemantauan adalah beberapa faktor yang harus

diperhatikan oleh Logistic Hub untuk memuaskan perusahaan dalam aspek kualitas.

Kriteria Cost adalah kriteria kelima yang harus dipenuhi oleh Logistic Hub

selama kinerja layanan. Biaya yang dikeluarkan didorong oleh tingkat sewa gudang

dan peralatan berat termasuk pengepakan, trucking dan crane, terkati langsung

dengan biaya konsumsi bahan bakar. Pada krisis harga minyak hari ini, penting bagi

perusahaan untuk memiliki Logistic Hub yang bersedia menawarkan pengurangan

harga dan peningkatan biaya sesuai dengan situasi ekonomi global saat ini dan

sesuai dengan harga pasar.

Pengurangan biaya semakin menjadi penting bagi perusahaan karena harga

minyak mentah terus menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. PT.

X merundingkan ulang semua kontrak yang sesuai dengan situasi ekonomi global

saat ini dan harga pasar dan ada niat dari perusahaan untuk menghentikan Logistic

Hub yang tidak mau mengurangi biaya mereka.

Total biaya operasi kapal yang terdiri dari tarif unit, biaya konsumsi bahan

bakar dan biaya apa pun yang timbul karena kerusakan kapal atau tidak tersedianya

kapal dan harga penawaran yang sesuai atau di bawah harga pasar, memberikan

Page 94: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

81

diskon, memberikan peningkatan biaya dan mengusulkan solusi atau perbaikan apa

pun dengan dampak komersial positif adalah beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan oleh Logistic Hub untuk memuaskan perusahaan dalam aspek

komersial dan biaya.

Peringkat keenam adalah Kriteria 6 ( Service). Ini menyatakan bahwa kriteria

service adalah kriteria keenam yang harus dipenuhi oleh Logistic Hub selama

kinerja layanan. Kompetensi teknis yang baik dari Logistic Hub akan memastikan

kemampuan Logistic Hub dalam kinerja layanan.

Logistic Hub harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut untuk

memuaskan perusahaan dalam aspek kompetensi teknis: personel memiliki

kompetensi atau pengalaman yang diperlukan, layanan kelas satu dengan intervensi

perusahaan minimum, jalur pelatihan yang ditetapkan untuk pergerakan personel

dan personil dan perubahan diantisipasi, solusi alternatif dengan dampak teknis

yang positif, memastikan pelanggan memiliki mitra yang kompeten dan

berpengalaman yang bersedia mengajukan pertanyaan dalam melebihi harapan

pelanggan, dan memberikan dukungan teknis.

Kriteria Service adalah kriteria ketujuh yang harus dipenuhi oleh Logistic

Hub selama kinerja layanan. Ketersediaan online tracking system, peralatan berat,

pelayanan jalur cepat, attitude responsive dan fleksibilitas layanan. Kemampuan

untuk mempertahankan layanan, orientasi pelanggan, fleksibilitas, sikap

menangani keluhan, dan responsif adalah faktor penting yang harus dipenuhi oleh

Logistic Hub selama kinerja layanan termasuk tetapi tidak terbatas pada layanan

yang baik dan dapat diandalkan selama periode tertentu waktu, fokus dalam

melebihi harapan pelanggan dan selalu menempatkan kebutuhan operasional

pelanggan dalam prioritas pertama, dan fleksibilitas dalam proses faktur dan

pembayaran, tarif unit, pengurangan harga, frekuensi dan jumlah pesanan untuk

melebihi harapan pelanggan.

Peringkat ke tujuh adalah Kriteria Management. Ini menunjukkan bahwa

kriteria kinerja bisnis secara keseluruhan adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh

Logistic Hub selama kinerja layanan. Kriteria kinerja management secara

keseluruhan terdiri stabilitas financial, memiliki sertifikasi kompetensi company

management system termasuk ISO dan OHSAS, kinerja berkualitas, riwayat

Page 95: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

82

kinerja, kemampuan manajemen dan stabilitas keuangan. Kinerja keseluruhan

perusahaan yang baik dari Logistic Hub akan memastikan kemampuan Logistic

Hub dalam kinerja layanan, misalnya, kinerja berkualitas baik seperti yang

ditunjukkan oleh rendahnya jumlah penolakan barang yang sudah diterima dari

Supplier, penerapan sistem mutu, dan pemecahan masalah proaktif selama kinerja

layanan merupakan faktor kunci yang memastikan kemampuan management dalam

kinerja layanan, rekam jejak yang baik dari Logistic Hub dalam hal kinerja layanan

adalah faktor kunci yang memastikan kemampuan Logistic Hub dalam kinerja

layanan, komitmen dan kemampuan manajemen juga akan memastikan

kemampuan Logistic Hub dalam kinerja layanan yang terbaik.

5.2.2 Analisa Sub Kriteria

5.2.2.1 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Time

Bobot untuk setiap sub kriteria pada kriteria Time, telah diuraikan pada tabel

4.4. Kriteria tertinggi adalah priority shipment diikuti oleh paper works pengurusan

masterlist impor, kemudian penerimaan barang, penolakan barang dan lamanya

waktu perjalanan. Adapun nilai konsistensi rasionnya untuk criteria Time telah

memenuhi karena nilainya dibawah 10% yaitu sebesar 0.03.

5.2.2.2 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Cost

Kriteria biaya/Cost dari model pemilihan logistic hub terdiri dari lima sub

kriteria. Bobot dan konsistensi rasio sub kriteria ini dihitung dengan proses AHP

dan dapat dilihat pada table 4.4. Kriteria tertinggi adalah Transportation demurrage

dan detention charge, kemudian packing/repacking, diikuti oleh biaya custioms

clearance, biaya lifting dan biaya sewa bulanan logistic hub. Adapun nilai

konsistensi rasio untuk criteria Cost telah memenuhi syarat karena <10% dengan

nilai sebesar 0.09.

5.2.2.3 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Quality

Kriteria Quality dari model pemilihan logistic hub terdiri dari lima sub

kriteria. Bobot dan konsistensi rasio sub kriteria ini dihitung dengan proses AHP

Page 96: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

83

dan dapat dilihat pada table 4.4. Kriteria tertinggi adalah internal dan external audit,

diikuti oleh Personnel Capabilities, standard procedures, dan quality reliability.

Adapun nilai konsistensi rasio untuk criteria Quality telah memenuhi syarat karena

<10% dengan nilai 0.05.

5.2.2.4 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Location

Kriteria Location dari model pemilihan logistic hub terdiri dari lima sub

kriteria. Bobot dan konsistensi rasio sub kriteria ini dihitung dengan proses AHP

dan dapat dilihat pada table 4.4. Kriteria tertinggi adalah Kriteria Jarak yangcdekat

ke area operasi dan diikuti oleh kedekatan jarak ke airport dan seaport. Dengan

dekatnya jarak ke area operasi berarti kendala waktu, keterlambatan pengiriman

dan lain lain tidak lagi menjadi masalah karena barang didepan mata dan bisa

dikeluarkan kapan saja. Adapun nilai konsistensi rasio untuk criteria Quality telah

memenuhi syarat karena <10%.

5.2.2.5 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria HSE

Kriteria HSE dari model pemilihan logistic hub terdiri dari lima sub kriteria.

Bobot dan konsistensi rasio sub kriteria ini dihitung dengan proses AHP dan dapat

dilihat pada table 4.4. Kriteria kepatuhan akan keamanan dan pemeriksaan adalah

kriteria yang paling tinggi untuk kriteria HSE, diikuti oleh safety training, jumlah

kejadian keamanan dan emergency plan. Adapun nilai konsistensi rasio untuk

criteria Quality telah memenuhi syarat karena <10% dengan nilai 0.09.

5.2.2.6 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Service

Kriteria Service dari model pemilihan logistic hub terdiri dari lima sub

kriteria. Bobot dan konsistensi rasio sub kriteria ini dihitung dengan proses AHP

dan dapat dilihat pada table 4.4. Kriteria tertinggi adalah sub kriteria attitude

responsiveness dari kriteria Service diikuti rush handling pengurusan jasa jalur

cepat, fleksibilitas service. Pendekatan proaktif yang baik dan upaya untuk

menyelesaikan masalah / keluhan adalah hal-hal yang esensial untuk memuaskan

perusahaan dalam aspek layanan. Adapun nilai konsistensi rasio untuk criteria

Quality telah memenuhi syarat karena <10% dengan nilai sebesar 0.04.

Page 97: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

84

5.2.2.7 Analisa Sub Kriteria dari Kriteria Management

Kriteria Management dari model pemilihan Logistic Hub terdiri dari empat

sub kriteria terkait stabilitas keuangan, company management system termasuk ISO

dan OHSAS. Bobot dan konsistensi rasio sub kriteria ini dihitung dengan proses

AHP dan dapat dilihat pada table 4.4. Kriteria tertinggi adalah Company

management system diikuti performance histry, satabilitas financial dan

kemampuan management. Adapun nilai konsistensi rasio untuk criteria Quality

telah memenuhi syarat karena <10% dengan nilai 0.03.

Sistem manajemen mutu / akreditasi ISO harus dipertimbangkan oleh Logistic

Hub untuk memuaskan perusahaan dalam aspek kinerja bisnis secara keseluruhan.

Ini menunjukkan bahwa sub kriteria sejarah kinerja adalah sub kriteria kedua

dalam kriteria kinerja bisnis secara keseluruhan yang harus dipenuhi oleh Logistic

Hub. Sejarah kinerja Logistic Hub yang berkaitan dengan reputasi Logistic Hub

untuk kinerja harus dipertimbangkan oleh Logistic Hub untuk memenuhi aspek

kinerja bisnis secara keseluruhan. Peringkat ketiga adalah Sub Kriteria 7.3

(kemampuan manajemen). Ini menunjukkan bahwa subkriteria kemampuan

manajemen adalah sub kriteria ketiga dalam kriteria kinerja bisnis secara

keseluruhan yang harus dipenuhi oleh Logistic Hub selama kinerja layanan.

Komitmen manajemen dan keinginan untuk mengembangkan hubungan kerja yang

lebih dekat dengan pelanggan adalah hal-hal penting yang harus dipertimbangkan

oleh Logistic Hub untuk memuaskan perusahaan dalam aspek kinerja bisnis secara

keseluruhan.

Sub kriteria stabilitas keuangan adalah sub kriteria keempat dalam kriteria

kinerja bisnis secara keseluruhan yang harus dipenuhi dan dibuktikan oleh Logistic

Hub. Kondisi keuangan Logistic Hub dapat mempengaruhi kemampuan Logistic

Hub dalam melakukan layanan sehingga hal-hal penting harus dipertimbangkan

oleh Logistic Hub untuk memuaskan perusahaan dalam aspek kinerja bisnis secara

keseluruhan.

5.3 Analisa Ranking dari Logistic Hub

Keseluruhan peringkat Logistic Hub berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan preferensi dari expert berdasarkan Kriteria dan Subriteria yang yang

dianggap penting dirangkum sebagai berikut:

Page 98: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

85

Gambar 5.1 Ranking Pemilihan Logistic Hub PT. X

Ilustrasi dari keseluruhan peringkat Logistic Hub dapat dilihat pada Gambar

5.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa Logistic Hub PLB Balikpapan dianggap

sebagai Logistic Hub terbaik dengan nilai tertinggi untuk PT. X.

.

Local Hub -

PLB

Balikpapan

Local Hub -

Batam

Regional Hub

Singapore

Global Hub

Asia

Globel Hub

USA

Global Hub

Europe

SCORE 3.929 3.020 3.146 2.999 2.844 2.944

RANK 1 3 2 4 6 5

Percentace 20.81% 16.00% 16.66% 15.88% 15.06% 15.59%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

Local Hub -PLB

Balikpapan

Local Hub -Batam

RegionalHub

Singapore

Global HubAsia

Globel HubUSA

Global HubEurope

20.81%

16.00% 16.66% 15.88% 15.06% 15.59%

Ranking Logistic Hub

Page 99: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

86

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 100: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

87

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Ketika suatu organisasi berurusan dengan memilih logistic hub terbaik

sebagai tempat serah terima barang operasi, keputusan seringkali menjadi rumit

karena banyak hal yang harus dipertimbangkan berupa masalah multi-kriteria yang

memiliki banyak masalah kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menyajikan

metode AHP sebagai alat analisis keputusan dalam masalah pemilihan logistic hub

untuk PT. X.

Berdasarkan perhitungan AHP menggunakan Expert Choice diperoleh Bobot

untuk kriteria Location adalah yang tertinggi (0.221). kemudian diikuti oleh Time

(0.179), HSE (0.178), Quality (0.131), Cost (0.120), Service (0.087)dan terakhir

Management (0.083) dengan index consitency 0.08 (8%) <10% yang berarti

konsisten.

Bab ini merangkum kesimpulan dan rekomendasi yang berasal dari hasil

gabungan studi literatur, metodologi dan studi. Berdasarkan penilaian alternative

atas 7 Kriteria dan 29 subkriteria diperoleh hasil Local Hub PLB Balikpapan

unggul dengan rangking teratas (3.93 skala 5), kemudian diikuti oleh Regional Hub

Singapore, Local Hub Batam, Global Hub Asia, Global Hub Europe dan terakhir

Global Hub USA.

6.2 Saran

• Studi selanjutnya dapat membandingkan beberapa metode MCDM lainnya

dalam menentukan prioritas seleksi dari alternatif Global Hu.

• Studi masa depan dapat membandingkan penggunaan metode AHP penuh dan

integrasi AHP-TOPSIS dalam menentukan alternatif terbaik. Selain itu

penelitian lebih lanjut dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan konsep

Manfaat / Biaya dan Peluang / Risiko.

Page 101: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

88

Page 102: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

89

DAFTAR PUSTAKA

1. Bowersox, D. J., Closs, D. J., & Cooper, M. B. (2012). Supply chain

logistics management: McGraw-Hill New York, NY.

2. Ciptomulyono, U. (2008), “Fuzzy Goal Programming Approach for

Deriving Priority Weights in the Analytical Hierarchy Proces (AHP)

Method”, Journal of Applied Sciences Research, 4(2) , 171-177.

3. Ciptomulyono, U. (2010), “Paradigma Pengambilan Keputusan

Multikriteria Dalam Perspektif Projek dan Industri Yang Berwawasan

Lingkungan”, Pidato Pengukuhan untuk Jabatan Guru Besar ITS, ITS

Surabaya

4. Hartono (2012), Statistik Untuk Penelitian, Edisi Revisi Cetakan VI,

Pustaka Pelajar.

5. Hery Purnomo (2010), Supplier selection Using AHP Method: a Case Study

in PT X Sidoarjo. Thesis. MMT ITS.

6. Hwang, C.L., dan Yoon K. (1981), “Multiple Attribut Decision Making:

Methods and Application: A State of the Art, Survey”, Lectures Notes in

Economics and Mathematical Systems, Springer Verlag, Berlin.

7. International Chamber Organization (2010), ICC rules for the use of

domestic and international trade terms (Incoterms 2010).

8. Jayant, A., Gupta, P., Garg, S. K., dan Khan, M. (2014). “TOPSIS-AHP

Based Approach for Selection of Reverse Logistics Service Provider: A

Case Study of Mobile Phone Industry”. Procedia Engineering

97(2014)2147-2156.

9. Jharkharia, S., dan Shankar, R. (2007). Selection of logistics service

provider: An analytic network process (ANP) approach. The International

Journal of Management Science, 35(3), 274–289.

10. Saaty, T.L. (2008), “Decision making with the analytic hierarchy process”,

Int. J. Services Sciences, Vol. 1, No. 1 .

11. Saaty, T. L. (1980), “Decision making with the analytic hierarchy process”,

Int. J. Services Sciences, Vol. 1, No. 1 .

12. Saaty, T. L. (1990), “How to make a decision: The analytic hierarchy

process”, European Journal of Operational Research , 48:9-26.Satryo

Page 103: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

90

13. Satryo Hery Purnomo (2010), Supplier selection Using AHP Method: a

Case Study in PT X Sidoarjo. Thesis. MMT ITS.

14. SKK Migas (2017), Pedoman Tata Kerja (PTK) Nomor: KEP-0041

/SKKMA0000/2017/S0 revisi 04.

15. Sritomo Wignjosoebroto (2006), Pengantar Teknik dan Manajemen

Industri, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Penerbit Guna Widya.

16. Sonmez, M., (2006), “A review and critique of supplier selection process

and practices”, Occasional Paper, 2006:1. Loughborough: Business

School, Loughborough.

17. Suratmodjo Arwan Chrysdeckie, Iwan Vanany Jurnal Ilmiah teknik

Industri. ISSN 1412-6869. Pemilihan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Pada Program CSR.

18. Wahyu, Adi Permadi, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan

Pada Kontrak Servis Tongkang Di Lingkungan TOTAL E&P INDONESIE.

Thesis. MMT ITS.

19. Yayin, Y. D., Ciptomulyono, U., dan Suparno. (2011). “Integrasi

Pendekatan Fuzzy ANP dan TOPSIS untuk Pemilihan Logistic Service

Provider (Studi Kasus: PT.EPT) “. Prosiding Seminar Nasional Manajemen

Teknologi XIV, Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Page 104: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

91

LAMPIRAN

ATTACHMENT 1 :

AHP PROCESSING RESULT OF EXPERT CHOICE SOFTWARE

Hierarchy View of Expert Choice:

Tree View of Expert Choice:

Page 105: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

92

SELECTING THE BEST LOGISTIC HUB

Page 106: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

93

Page 107: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

94

TIME.

Page 108: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

95

COST

Page 109: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

96

QUALITY

Page 110: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

97

LOCATION

Page 111: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

98

H S E.

Page 112: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

99

SERVICE

Page 113: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

100

MANAGEMENT

Page 114: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

101

ATTACHMENT 2

QUESTIONNAIRE SURVEY

Penelitian ini merupakan studi kasus dalam memilih Logistics Hub terbaik

untuk importasi Barang Operasi Perminyakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kriteria pemilihan

Logistik Hub yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan Logistics Hub

terbaik. Penelitian ini menggunakan kuestioner untuk pengumpulan data primer.

Semoga Bapak/Ibk berkenmanan mengisi kuestioner ini. Kuesioner terdiri dari

dua bagian sebagai berikut:

Bagian I: perbandingan berpasangan untuk kepentingan relatif dari kriteria

seleksi.

Bagian II: penilaian alternatif.

Semua data yang dikumpulkan dari Bapak/Ibuk akan digunakan hanya

untuk tujuan ilmiah. Kami ucapan terima kasih dan penghargaan atas kontribusi

Bapak/Ibuk dalam penelitian ini.

Salam,

Rudy Gunawan Syarfi

==========================================================

Respondent Data:

Name:

Position:

Experiences:

Bagian I: perbandingan berpasangan untuk kepentingan relatif / preferensi

kriteria pemilihan pemasok

Pedoman/Guideline:

Page 115: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

102

Setiap kriteria akan dinilai sesuai dengan tingkat kepentingan relatifnya

terhadap kriteria lain dalam kelompok berdasarkan perbandingan pasangan yang

bijaksana. Konsistensi balasan akan diuji. Responden yang tidak mencapai tingkat

konsistensi yang dapat diterima akan diminta mengisi ulang kuesioner sampai

mereka mencapai tingkat konsistensi yang dapat diterima.

Skala yang digunakan untuk menemukan pasangan kepentingan relatif

bijaksana adalah sembilan titik skala sebagai berikut:

(1) Sama pentingnya / disukai -- tidak penting/tidak disukai

(3) Cukup penting / disukai

(5) Sangat penting / disukai --- penting

(7) Sangat sangat penting / disukai -- sangat penting

(9) Sangat penting / disukai. --- amat sangat penting

Anda dapat menambahkan skala antara 1 dan 9. Bila kriteria memiliki

kepentingan yang sama, dibutuhkan skor (1). Hal ini biasanya terjadi bila Anda

membandingkan kriteria dengan dirinya sendiri. Bila satu kriteria berasal dari

yang sama hingga cukup penting, skor akan mengambil (2) dan seterusnya Anda

dapat terus mengevaluasi seberapa banyak masing-masing kriteria dipilih daripada

yang lain. Silakan lihat contoh di bawah ini:

Saat membeli mobil, harap beri nilai pada masing-masing kriteria sesuai

dengan tingkat kepentingan relatifnya terhadap kriteria lain, dengan lingkaran atau

berikan tanda silang (X) pada salah satu nomor dalam skala penilaian seperti yang

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Criteria Rating Scale

Criteria

Price 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Brand

Price 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Appearance

Brand 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Appearance

Artinya:

• Menurut responden, "Brand" sangat kuat disukai dibanding Price dalam

memilih mobil.

• Menurut responden, "Harga" sangat disukai dibandingkan dengan

"Penampilan" dalam memilih mobil.

• Menurut responden, "Merek" cukup disukai dibandingkan dengan

"Penampilan" dalam memilih mobil.

X X

X

Page 116: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

103

Dalam penentuan logistic hub terbaik untuk importasi barang operasi,

kriteria-kriteria yang dianggap penting perlu diketahui berikut sub kriterianya.

Misalnya criteria waktu, ketepatan dan keterlambatan kedatangan barang yang

dibutuhkan, ketidaksesuaian qualitas dan jumlah barang akan menimbulkan risiko

yang sangat serius bagi kelancaran operasi. Kriteria biaya juga diperlukan agar

tidak menyebabkan perusahaan menanggung beban biaya yang besar. Masih

banyak kriteria lain yang perlu diketahui, sehingga penelitian ini salah satu

tujuannya adalah mengetahui kriteria dan sub kriteria yang dipentingkan dalam

menentukn jalur dan logistic hubnya.

Daftar kriteria seleksi, sub kriteria dan deskripsi

Criterion Sub-Criterion Description

5. Time 1.4 Transit Time Lamanya waktu menunggu sebelum

barang dapat diberangkatkan ke

negara tujuan

1.5 Acceptance

Lamanya pemeriksaan sistem mutu barang, mencocokkan

nomor/model/ serta sertifikat dan

pemeliharaan yang masih berlaku.

1.6 Paperworks Lamanya persetujuan Mastelist serta

Tindakan proaktif memeriksa

dokumen fasilitas bea cukai,

LARTAS serta mengidentifikasi

potensi masalah kertas kerja yang

sah.

1.4 Priority Shipment Menyediakan solusi untuk permintaan khusus dengan memberi

Page 117: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

104

prioritas atas pengiriman kepada

barang tertentu

1.5 Number of Material

rejected

Barang yang salah dan ditolak waktu

Custsoms melakukan pemeriksaan

6. Cost 2.6 Monthly charge Pendekatan positif penawaran sewa

lokasi gudang beserta fasilitas serta

syarat dan ketentuan yang jelas.

2.7 Lifting fee Harga yang ditawarkan sesuai atau di

bawah harga pasar, siap memperbaiki

penawaran harga satuan/tarif, biaya

bahan bakar, konsumsi dan biaya

apapun yang timbul karena tidak

tersedianya peralatan angkat dan

angkut

2.8 Customs Clearance

Fee

Tidak ada klaim komersial dalam hal

tambahan biaya dari proses Customs

Clearance dengan pendekatan yang

baik serta penyelesaian dalam waktu

singkat

2.9 Transport Demurrage

and Detention charge

Total biaya operasi terendah secara

keseluruhan meliputi biaya tunggu

dan biaya kelamaan karena tidak

tersedianya alat berat, keterlambatan

bongkar Container dan ketersediaan

Masterlist

2.10 Packing/repacking Tidak masalah dengan pengepakan

dan sepenuhnya mematuhi SEI sesuai

persyaratan kontrak

7. Quality 3.5 Reliability Memberikan dukungan teknis,

dengan menggunakan teknologi

terkini dan dapat diandalkan dalam

hal transportasi dan logistic

Internasional

3.6 Personnel capabilities Para personil memiliki kompetensi

dan pengalaman yang dibutuhkan

dalam mengelola operasional

3.7 Standard Standard

Procedures

Prosedur didokumentasikan dan

diimplementasikan dan update sering

dilakukan

3.8 Internal External

Audit

Pemeliharaan kualitas teknikal yang

teruji serta diperiksa dari dalam dan

luar Logistic hub

8. Location 4.1 Railway/Road

available

Ketersediaan moda trasportasi, jalan

dan rel kereta meningkatkan

kecepatan pengantaran barang yang

sesuai jadwal.

4.2 Near to

Seaport/Airport

Lokasi dekat pelabuhan laut dan

udara yang menambah kemampuan

untuk memperlancar pengiriman

barang dengan Koordinasi dan

komunikasi efektif.

5.5 Number of safety

incident

Tidak ada fatality dan semua kejadian

tercatat dengan baik

Page 118: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

105

8. Health Safety

Emergency

Plan (HSE)

5.6 Emergency Plan Latihan penyelamatan, fire drill

tersedia dalam rencana

5.7 Safety compliance &

inspection

Pemeriksaan K3LL dilakukan secara

berkala dengan perwakilan

Perusahaan. Semua dokumen

diajukan dan tersedia. Laporan

kejadian / insiden disediakan secara

proaktif

5.8 Safety training Melaksanakan safety training secara

rutin

9. Service 6.5 IT Tracking System Tersedia online Tracking System

6.6 Heavy Duty

Equipment

Reaksi cepat dan Pendekatan yang

baik untuk mengelola order dan

memecahkan keluhan pengguna

6.7 Flexibility and Ability

to maintain the service

Fleksibelitas dan Kualitas pelayanan

yang baik yang teruji selama periode

waktu tertentu.

6.8 Heavy Duty

Equipment

Ketersediaan alat berat di logistic hub

dalam mendukung kegiatan sehari

hari

6.9 Rush Handling Pelayanan tim khusus expediting

yang melampaui ekspektasi

pelanggan. Selalu mengutamakan

kebutuhan operasional pelanggan

dalam prioritas pertama

10. Management 7.5 Financial stability Stabilitas keuangan tanpa gangguan

dalam operasional dan sistem

pembayaran.

7.6 CMS performance Mendapatkan akreditasi ISO/OHASS

7.7 Management

capabilities

Meliputi komitmen manajemen, dan

kemauan untuk mengembangkan

hubungan kerja yang erat dengan

freight forwarding dan shipping line.

7.8 Performance History

Sejarah Kinerja Logistic Hub yang

berkaitan dengan reputasi kinerja

Questionnaire I.A. relative importance/preference of main criterion for

supplier selection

Saat memilih logistic hub, pilih tingkat kepentingan / preferensi masing-masing

kriteria utama dibandingkan satu sama lain, oleh lingkaran atau berikan tanda silang

(X) pada salah satu nomor dalam skala penilaian seperti yang ditunjukkan pada

tabel di bawah ini.

Page 119: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

106

Main Criterion Rating Scale Main Criterion

1.Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.Cost

1. Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.Quality

1. Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4.Location

1. Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5. HSE

1. Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.Service

1. Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.Management

2.Cost 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.Quality

2.Cost 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4.Location

2.Cost 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5. HSE

2.Cost 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.Service

2.Cost 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.Management

3.Quality 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4.Location

3.Quality 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5. HSE

3.Quality 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.Service

3.Quality 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.Management

4. Location 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5. HSE

4. Location 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.Service

4. Location 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.Management

5. HSE 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.Service

5. HSE 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.Management

6.Service 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.Management

Questionnaire I.B. relative importance/preference of sub criterion for supplier

selection

When selecting the Local Hub / PLB Balikpapanor AHTS vessel service, please

select the degree of relative importance/preference of each sub criterion compared

to each other, by circle or provide a cross (X) on one of the numbers in the rating

scale as shown on below table./ Saat memilih pemasok untuk layanan kapal AHTS,

pilih tingkat kepentingan / preferensi masing-masing sub kriteria dibandingkan satu

Page 120: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

107

sama lain, oleh lingkaran atau berikan tanda silang (X) pada salah satu nomor dalam

skala penilaian seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

1. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“Time” compared to each other:

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

1.1.Transit Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.2.Acceptance

1.1.Transit Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.3.Paperworks

1.1.Transit Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.4.Priority Shipment

1.1.Transit Time 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.5.Number of Material

Rejected

1.2.Acceptance 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.3.Paperworks

1.2.Acceptance 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.4.Priority Shipment

1.2.Acceptance 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.5.Number of Material

Rejected

1.3.Paperworks 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.4.Priority Shipment

1.3.Paperworks 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.5.Number of Material

Rejected

1.4.Priority

Shipment 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1.5.Number of Material

Rejected

2. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“Cost” compared to each other:

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

2.1.Monthly Charge 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.2.Lifting Fee

Page 121: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

108

2.1.Monthly Charge 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.3.Customs Clearance Fee

2.1.Monthly Charge 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.4. Transportation

Demurrage and Detention

Charge

2.1.Monthly Charge 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.5.Packing/Repacking

process

2.2.Lifting Fee 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.3.Customs Clearance Fee

2.2.Lifting Fee 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.4. Transportation

Demurrage and Detention

Charge

2.2.Lifting Fee 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.5.Packing/Repacking

process

2.3.Customs Clearance

Fee

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.4.Transportation

Demurrage and Detention

Charge

2.3.Customs Clearance

Fee

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.5.Packing/Repacking

process

2.4. Transportation

Demurrage and

Detention Charge

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.5.Packing/Repacking

process

3. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“Quality” compared to each other:

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

3.1.Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3.2. Personnel capabilities

3.1.Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3.3.Standard Procedures

3.1.Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.4. Priority Shipment

3.2. Personnel

capabilities

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.3.Standard Procedures

3.2. Personnel

capabilities

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.4. Priority Shipment

3.3.Standard

Procedures

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.4. Priority Shipment

4. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“Location” compared to each other:

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

4.1.Railwai/Road

available

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4.2.Near to seaport/airport

5. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“HSE” compared to each other:

Page 122: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

109

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

5.1. Emergency

Plan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5.2. Safety training

5.1. Emergency

Plan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5.3.Nbr Safety incident

5.1. Emergency

Plan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5.4.Safety compliance &

inspection

5.2. Safety training 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5.3. Nbr Safety incident

5.2. Safety training 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5.4. Safety compliance &

inspection

5.3. Nbr Safety

incident 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5.4. Safety compliance &

inspection

6. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“Service” compared to each other:

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

6.1.IT Tracking

System

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.2. Heavy Duty

Equipment 6.1.IT Tracking

System

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.3. Rush Handling

6.1.IT Tracking

System 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.4.Attitude

responsiveness

6.1.IT Tracking

System 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.5.Flexibility and

Ability to maintain

service

6.2. Heavy Duty 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6.3. Rush Handling

6.2. Heavy Duty 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6.4. Attitude

responsiveness

6.2. Heavy Duty 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6.5.Flexibility and

Ability to maintain

service

6.3.Rush Handling 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.4. Attitude

responsiveness

6.3. Rush Handling 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6.5.Flexibility and

Ability to maintain

service

Page 123: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

110

6.4. Attitude

responsiveness

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6.5.Flexibility and

Ability to maintain

service

7. Select the degree of relative importance/preference of each sub criterion for

“Management” compared to each other:

Sub Criterion Rating Scale Sub Criterion

7.1.Financial stability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.2.CMS Performance

ISO/OHSAS

7.1.Financial stability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

7.3.Management capabilities

7.1.Financial stability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.4.Performance history

7.2.CMS Performance

ISO/OHSAS

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.3.Management capabilities

7.2.CMS Performance

ISO/OHSAS

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.4.Performance history

7.3.Management

capabilities 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7.4.Performance history

Part II: alternatives (suppliers) assessment

Guideline:

Silakan menilai pemasok berdasarkan kriteria yang ditentukan berdasarkan

penilaian kualitatif. Skala kuesioner menggunakan skala 1 sampai 5 berdasarkan

skala penilaian sebagaimana ditentukan pada tabel berikut.

Item

Highly

Unsatisfactor

y

Unsatisfactor

y

Moderately

Satisfactor

y

Satisfactor

y

Very

Satisfactor

y

Scal

e 1 2 3 4 5

Please see below example:

Based on the selection criteria of “Price” and “Appearance”, please assess the

following Car Varian.

Criterion Car Varian Assessment Scale

1 2 3 4 5

Price 1. Honda CRV x

2. Nissan X-Trail x

3. Toyota Fortuner x

Page 124: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

111

Appearance 1. Honda CRV x

2. Nissan X-Trail x

3. Toyota Fortuner x

Artinya:

Menurut responden, penilaian masing-masing Varian Mobil berdasarkan kriteria

pemilihan “Price” adalah:

▪ Honda CRV is satisfactory

▪ Nissan X-Trail is moderately satisfactory

▪ Toyota Fortuner is very satisfactory.

Menurut responden, penilaian masing-masing Varian Mobil berdasarkan kriteria

pemilihan "Penampilan" adalah:

▪ Honda CRV is very satisfactory.

▪ Nissan X-Trail is moderately satisfactory

▪ Toyota Fortuner is satisfactory.

Dalam penelitian ini 6 (enam) alternative Logistic Hub yang dianggap penting

diambil dari list logistic hub yang ada dan bisa dipergunakan dalam contract

Logistic Service Provider sebagai tempat serah terima barang dari OEM,

Contractor, Vendor, dan Supplier kepada LSP Contractor yang mewakili

Perusahaan (data tahun 2010 - 2017) adalah sebagai berikut:

No Pilihan Logistic Hub

1 Global Hub Europe

2 Global Hub USA

3 Global Hub Asia

4 Regional Hub Singapore

5 Local Hub Batam

6 Local Hub/PLB Balikpapan

Criteria Supplier Assessment Scale

1 2 3 4 5

1.1 Transit Time Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

Page 125: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

112

1.2 Acceptance Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

1.3 Paperworks Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

1.4 Priority Shipments

Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

1.5 Number of Material Rejected Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

2.1 Monthly Charge Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Page 126: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

113

Local Hub / PLB

Balikpapan

2.2 Lifting Fee Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

2.3 Customs Clearance Fee Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

Criteria Supplier Assessment Scale

1 2 3 4 5

2.4 FeeTransportation Demurrage

and Detention Charge

Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

2.5 Packing/Repacking process Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

3.1 Reliability Global Hub

Europe

Page 127: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

114

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

3.2 Personnel capabilities Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

3.3 Standard Procedures Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

3.4 Internal and External Audit Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

4.1 Railway/Road availale Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

Page 128: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

115

4.2 Near to seaport/airport Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

Criteria Supplier Assessment Scale

1 2 3 4 5

5.1 Emergency Plan Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

5.2 Safety Training Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

5.3 Nbr of Safety Incident Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

5.4 Safety Compliance & Inspection Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Page 129: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

116

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

6.1 IT Tracking System Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Regional Hub

Singapore

Global Hub Asia

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

6.2 Heavy Duty Equipment Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

6.3 Rush Handling Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

6.4 Attitude Responsiveness Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

Page 130: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

117

Criteria Supplier Assessment Scale

1 2 3 4 5

6.5 Felibility to maintain Service Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

7.1 Financial stability Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

7.2 CMS Performance ISO/OHSAS Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

7.3 Management capabilities Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

7.4 Performance history Global Hub

Europe

Global Hub

USA

Global Hub Asia

Regional Hub

Singapore

Page 131: PEMILIHAN LOGISTIC HUB BARANG IMPOR UNTUK INDUSTRI …

118

Local Hub

Batam

Local Hub / PLB

Balikpapan

END OF QUESIONNAIRE