Imunisasi

21

description

Imunisasi

Transcript of Imunisasi

PENGERTIANPENGERTIAN

Cara untuk meningkatkan kekebalan Cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap antigensecara aktif terhadap antigen

Apabila terpajan antigen serupa tidak Apabila terpajan antigen serupa tidak sakitsakit

TUJUANTUJUAN

Mencegah terjadinya penyakit Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada individutertentu pada individu

Menghilangkan penyakit tertentu Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau pada sekelompok masyarakat atau duniadunia

Eliminasi : tetanus neonatorumEliminasi : tetanus neonatorum Reduksi : campakReduksi : campak Eradikasi: cacar, polioEradikasi: cacar, polio

Aspek immunologi vaksinasiAspek immunologi vaksinasi Kekebalan:Kekebalan:

– Non spesifik:Non spesifik: kulit, air mata, asam lambung, urin, bersin dllkulit, air mata, asam lambung, urin, bersin dll Seluler : makrofag, lekosit dllSeluler : makrofag, lekosit dll

– Spesifik:Spesifik: Pasif : Pasif :

– Kekebalan dari luar, tubuh tidak membentuk Kekebalan dari luar, tubuh tidak membentuk Imunoglobolin, tidak berlangsung lama.Imunoglobolin, tidak berlangsung lama.

– Contoh: janin dapat dari ibu, dpt imunoglobulinContoh: janin dapat dari ibu, dpt imunoglobulin Aktif : dibuat oleh tubuh setelah terpajan antigen, Aktif : dibuat oleh tubuh setelah terpajan antigen,

berlangsung lama krn ada sel memoriberlangsung lama krn ada sel memori– Alamiah : sakitAlamiah : sakit– vaksinasivaksinasi

Respon imunRespon imun

Respon imun primerRespon imun primer– Akibat pajanan pertama dng antigenAkibat pajanan pertama dng antigen– Antibodi yang terbentuk: IgMAntibodi yang terbentuk: IgM

Titer lbh rendah dibanding res. Imun Titer lbh rendah dibanding res. Imun sekundersekunder

Afinitas lbh rendah jugaAfinitas lbh rendah juga Lag phase lebih lamaLag phase lebih lama

Respon Imun SekunderRespon Imun Sekunder– Akibat pajanan kedua dan berikutnyaAkibat pajanan kedua dan berikutnya– Antibodi: IgGAntibodi: IgG– Sdh terdapat sel memoriSdh terdapat sel memori– Respon yang diharapkan dlm imunisasiRespon yang diharapkan dlm imunisasi

Kontraindikasi/precautions Kontraindikasi/precautions (umum)(umum)

Permanent :Permanent :– Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya

DPT : essefalopati, syok, menangis terus DPT : essefalopati, syok, menangis terus menerus 3 jam suhu > 40,5 C dalam 48 menerus 3 jam suhu > 40,5 C dalam 48 jam kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 jam kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu minggu

temporary:temporary:– Vaksin hidup: kehamilan, pend. Vaksin hidup: kehamilan, pend.

Imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi Imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi imunoglobulin imunoglobulin

– Menderita penyakit berat/ sedangMenderita penyakit berat/ sedang

Bukan KontraindikasiBukan Kontraindikasi Penyakit ringan dengan/ tanpa demam Penyakit ringan dengan/ tanpa demam

ringanringan Reaksi ringan/ demam ringan setelah Reaksi ringan/ demam ringan setelah

vaksinasi sebelumnyavaksinasi sebelumnya Dalam terapi antibiotikaDalam terapi antibiotika Terpapar penyakit, masa penyembuhan Terpapar penyakit, masa penyembuhan Kehamilan dalam keluarga Kehamilan dalam keluarga Menyusui, malnutrisi, prematurMenyusui, malnutrisi, prematur Alergi terhadap bukan komponen vaksinAlergi terhadap bukan komponen vaksin

missed opportunitymissed opportunity

Efek samping ( umum )Efek samping ( umum ) Bervariasi : ringan – berat, lokal – sistemik, segera – Bervariasi : ringan – berat, lokal – sistemik, segera –

tertundatertunda Lokal:Lokal:

– Nyeri, bengkak, kemerahan tempat suntik Nyeri, bengkak, kemerahan tempat suntik – Biasanya vaksin dgn adjuvant ( DPT< TT< DT )Biasanya vaksin dgn adjuvant ( DPT< TT< DT )– Biasanya ringan , sembuh sendiriBiasanya ringan , sembuh sendiri

sistemik:sistemik:– Demam, lesu, sakit kepala Demam, lesu, sakit kepala – Vaksin hidup: gejala seperi infeksi alamiah, ringan, Vaksin hidup: gejala seperi infeksi alamiah, ringan,

setelah inkubasi setelah inkubasi – Apakah alergi terhadap komponenvaksin ? Lainnya Apakah alergi terhadap komponenvaksin ? Lainnya

? ? – Jarang, dapat diminimalkan dengan screningJarang, dapat diminimalkan dengan screning

JENIS IMUNISASIJENIS IMUNISASI

Live Attenuated: bakteri atau virus Live Attenuated: bakteri atau virus hidup yg dilemahkanhidup yg dilemahkan

Inactivated: bakteri, virus atau Inactivated: bakteri, virus atau kmponen yg dibuat tidak aktifkmponen yg dibuat tidak aktif

Vaksin Hidup yang Vaksin Hidup yang dilemahkandilemahkan

Harus replikasiHarus replikasi– Reaksi berat Reaksi berat penyakit alamiah penyakit alamiah– Kontraindikasi : imunodefisiensi, kehamialanKontraindikasi : imunodefisiensi, kehamialan

Respon imun serupa dengan infeksi Respon imun serupa dengan infeksi alamiahalamiah

Biasanya efektif dengan satu Biasanya efektif dengan satu Berinterferensi dengan antibodi Berinterferensi dengan antibodi Tidak stabil : rantai dingin, penanganan Tidak stabil : rantai dingin, penanganan

yang hati-hatiyang hati-hati Contoh: Contoh:

– Virus hidup: campak, gondongan, rubela, Virus hidup: campak, gondongan, rubela, polio, rotavirus, demam kuningpolio, rotavirus, demam kuning

– Baktri hidup: BCG dan demam tifoid oralBaktri hidup: BCG dan demam tifoid oral

Vaksin mati/ inaktifVaksin mati/ inaktif Tidak dapat replikasi: aman pada pasien Tidak dapat replikasi: aman pada pasien

imunodefisiensiimunodefisiensi Tidak seefektif vaksin hidup Tidak seefektif vaksin hidup

– Titer menurun : perlu bosterTiter menurun : perlu boster– Membutuhkan 3 –5 dosisMembutuhkan 3 –5 dosis

Berinterferensi minimal dengan antibodi yang Berinterferensi minimal dengan antibodi yang beredarberedar

Contoh:Contoh:– Seluruh virus: influensa, polio, rabies, hep ASeluruh virus: influensa, polio, rabies, hep A– Seluruh bakteri: pertusis, tfoid, koleraSeluruh bakteri: pertusis, tfoid, kolera– Fraksional yg masuk subunit: hep B, influenza, pertusis a-Fraksional yg masuk subunit: hep B, influenza, pertusis a-

seluler, tivoid Vi, lyme diseaseseluler, tivoid Vi, lyme disease– Toksoid: difteri, tetanus, butolinumToksoid: difteri, tetanus, butolinum– Polisakarida murni: pneumokoks, meningokok, hemofilus Polisakarida murni: pneumokoks, meningokok, hemofilus

influensa tipa Binfluensa tipa B– Gab polisakarid: hem. Influensa tipe B dan pneumokokGab polisakarid: hem. Influensa tipe B dan pneumokok

IMUNISASI DASARIMUNISASI DASAR

BCGBCG– Sebaiknya umurSebaiknya umur≤ 2 bln, jadwal PPI: 0-12 bln≤ 2 bln, jadwal PPI: 0-12 bln– Dosis bayi: 0,05 ml, anak: 0,1ml intrakutan di M. Dosis bayi: 0,05 ml, anak: 0,1ml intrakutan di M.

deltoideus kanandeltoideus kanan– Bila umur > 3 bln sebaiknya uji tuberkulin duluBila umur > 3 bln sebaiknya uji tuberkulin dulu– Dosis ulangan tidak dianjurkan Dosis ulangan tidak dianjurkan – Proteksi 0-80%, timbul 8-12 mgg stlh suntikProteksi 0-80%, timbul 8-12 mgg stlh suntik– Tidak boleh diberikan pada pasien Tidak boleh diberikan pada pasien

imunokompromaisimunokompromais– Akan timbul ulkus superfisial stlh 3 mggAkan timbul ulkus superfisial stlh 3 mgg– Ulkus sembuh dlm waktu 2-3 bln meninggalkan Ulkus sembuh dlm waktu 2-3 bln meninggalkan

parut 4-8 mmparut 4-8 mm

Kontraindikasi BCGKontraindikasi BCG– Reaksi uji tuberkulin> 5 mmReaksi uji tuberkulin> 5 mm– ImunokompromaisImunokompromais– Gizi burukGizi buruk– Demam tinggiDemam tinggi– Infeksi kulit luasInfeksi kulit luas– Pernah tbcPernah tbc– hamilhamil

Hepatitis BHepatitis B

Jenis rekombinanJenis rekombinan Suntikan IM di daerah deltoidea atau Suntikan IM di daerah deltoidea atau

paha anterolateralpaha anterolateral Diberikan segera stlh lahir. Jarak dosis 1 Diberikan segera stlh lahir. Jarak dosis 1

dan ke-2: 1-2 bln, suntikan ke-3 dan ke-2: 1-2 bln, suntikan ke-3 6 bln 6 bln stlh yang pertama (mis: umurstlh yang pertama (mis: umur0, 1, 6 0, 1, 6 bln)bln)

Efek samping: nyeri, bengkak, panas, Efek samping: nyeri, bengkak, panas, mual, nyeri sendi dan otot yang ringanmual, nyeri sendi dan otot yang ringan

Kontraindikasi: ibu hamilKontraindikasi: ibu hamil

DPTDPT

Dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bln Dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bln dengan jarak 4-6 mgg.dengan jarak 4-6 mgg.– DPT1: 2-4 bln, DPT2: 3-5 bln, DPT3: 4-6 blnDPT1: 2-4 bln, DPT2: 3-5 bln, DPT3: 4-6 bln

Ulangan:Ulangan:– 1 tahun stlh DPT 1: 18-24 bln1 tahun stlh DPT 1: 18-24 bln– DPT 5 saat masuk sekolahDPT 5 saat masuk sekolah5-7 tahun5-7 tahun

Sejak 1998Sejak 1998DT5 diberikan pada waktu DT5 diberikan pada waktu BIASBIAS

DT 6 pada waktu umur 12 thDT 6 pada waktu umur 12 th Dosis DPT/DT utk imunisasi dasar atau Dosis DPT/DT utk imunisasi dasar atau

ulangan adalah 0,5 ml IM.ulangan adalah 0,5 ml IM.

KIPIKIPI– Bengkak,kemerahan dan nyeri di tempat Bengkak,kemerahan dan nyeri di tempat

suntikansuntikan– Demam ringanDemam ringan 1% hiperpireksia 1% hiperpireksia– Gelisah dan menangis terus menerusGelisah dan menangis terus menerus– KejangKejang– Reaksi anafilaksisReaksi anafilaksis– Gangguan saraf pusatGangguan saraf pusat ensefalopati akut ensefalopati akut

Kontraindikasi DPTKontraindikasi DPT– Riwayat anafilaksis & encepalopatiRiwayat anafilaksis & encepalopati mutlak mutlak– Demam tinggiDemam tinggi– Penyakit neurologis aktifPenyakit neurologis aktif– Kejang stlh pemberian yang IKejang stlh pemberian yang I– Riwayat hiperpireksiaRiwayat hiperpireksia– Hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jamHipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam– Anak menangis terus-menerus dalam 3 jamAnak menangis terus-menerus dalam 3 jam

POLIOPOLIO Ada 2 jenis: OPV & IPVAda 2 jenis: OPV & IPV

– IPV: Inactivated poliomyelitis vaccine, IPV: Inactivated poliomyelitis vaccine, dosis o,5 ml sc, tiga kali dng jarak 2 blndosis o,5 ml sc, tiga kali dng jarak 2 bln

– OPV: OPV: polio hidup yg dilemahkan, yg bnyk digunakanpolio hidup yg dilemahkan, yg bnyk digunakan Jadwal: 3 kali dngan jarak >4 mggJadwal: 3 kali dngan jarak >4 mgg Krn masih endemisKrn masih endemis pd waktu lahir diberi pd waktu lahir diberi

poliopolio Ulangan: 1 thn stlh polio 4 dan waktu umur 5-Ulangan: 1 thn stlh polio 4 dan waktu umur 5-

6 thn6 thn Dosis: 2 tts atau 0,1 mlDosis: 2 tts atau 0,1 ml KIPI:KIPI:

– 1 kasus poliomyelitis paralitik setiap 2,5 juga dosis 1 kasus poliomyelitis paralitik setiap 2,5 juga dosis OPV terutama pd dosis IOPV terutama pd dosis I

– Gejala ringan: pusig, diare ringan, sakit pada ototGejala ringan: pusig, diare ringan, sakit pada otot

Kontraindikasi OPV:Kontraindikasi OPV:– Demam >38,5Demam >38,5CC– Pengobatan imunosupresifPengobatan imunosupresifberikan IPVberikan IPV– Keganasan yg berhubungan dengan sistem Keganasan yg berhubungan dengan sistem

retikuloendotelial atau mekanisme retikuloendotelial atau mekanisme imunologik yg tergangguimunologik yg terganggu

– Menderita HIV atau ada kontak di keluargaMenderita HIV atau ada kontak di keluarga– Hati-hati pada ibu hamilHati-hati pada ibu hamil– Tidak boleh bersamaan dng vaksin tifoid Tidak boleh bersamaan dng vaksin tifoid

oraloral– hipersensitif thd neomisin, polimisin dan hipersensitif thd neomisin, polimisin dan

streptomisinstreptomisin

CAMPAKCAMPAK Di Indonesia: vaksin hidup yg dilemahkanDi Indonesia: vaksin hidup yg dilemahkan Diberikan umur 9 bulan,dosis 0,5 ml subcutan Diberikan umur 9 bulan,dosis 0,5 ml subcutan

dalamdalam Dosis ulangan umur 5-6 tahunDosis ulangan umur 5-6 tahun KIPI:KIPI:

– Demam tidak tinggi pada 5-15% kasus terjadi hari ke 5-6 Demam tidak tinggi pada 5-15% kasus terjadi hari ke 5-6 stlh imunisasistlh imunisasi

– Ruam pada 5% kasus, timbul pada hari ke-7-10 stlh Ruam pada 5% kasus, timbul pada hari ke-7-10 stlh imunisasi, berlangsung 2-4 hr.imunisasi, berlangsung 2-4 hr.

– Gangguan sistem saraf pusat: ensefalitis dan ensefalopatiGangguan sistem saraf pusat: ensefalitis dan ensefalopati Kontraindikasi:Kontraindikasi:

– Demam tinggiDemam tinggi– Pengobatan imunosupresiPengobatan imunosupresi– HamilHamil– Riwayat alergiRiwayat alergi– Dlm pengobatan imunoglobulin atau bahan-bahan dari Dlm pengobatan imunoglobulin atau bahan-bahan dari

darahdarah