implikasi transcultural dalam praktek keperawatan
-
Upload
ary-camba -
Category
Art & Photos
-
view
336 -
download
12
Transcript of implikasi transcultural dalam praktek keperawatan
Implikasi Transcultural Dalam Praktek Keperawatan
Rumusan Masalah
• Definisi transcultural nursing
• Tujuan penggunaan keperawatan transkultural
• Konsep transkultural nursing
• Kepercayaan kuno dan praktek pengobatan
• Tradisional konsep kesehatan dan penyakit
• Konsep budaya
• Budaya dan agama untuk tenaga kesehatan
• Peran perawat
Definisi transcultural nursing
Transkultural berasal dari kata trans dan culture, trans berarti
alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung, sedangkan
culture berarti budaya.
Jadi,transkultural dapat diartikan sebagai pertemuan kedua
nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial.
Transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai
budaya. Menurut Leininger (1991).
Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat manusia
yang menjadi target pelayanan dalam perawatan bersifat bio,
psiko, sosial, spiritual.
Oleh karenanya, tindakan perawat harus didasarkan pada
tindakan yang komferhensif sekaligus holistik. Budaya
mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh
karena itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang
budaya orang yang dirawat. Misalnya kebiasaan hidup sehari-
hari, seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-
lain.
Tujuan• Mengetahui hubungan budaya dimasyarakat dan dunia
keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan.serta
bagaimana budaya itu mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas
perawat.
• Tujuan dalam penggunaan keperawatan transkultural nursingdapat mengerti definisi agama dalam keperawatan . bagaimana
menerapkan ilmu keperawatan pada masing-masing agama
yang berbeda dan mendapat perlakuan yang tidak sama
• Membekali perawat pada saat akan melakukan tindakan
kepada pasien.
Tiga prinsip asuhan keperawatan yaitu:
1. Cul ture care preservation / maintenance
Yaitu prinsip membantu, memfasilitasi/memerhatikan
fenomena budaya guna membantu individu
menentukan tingkat kesehatan dan guna hidup yang
di inginkan.
2.Culture care accommodation / negotiation
Yaitu prinsip membantu, memerhatikan fenomena buadaya yang ada, yang merefleksiakan cara untuk beradaptasi, bernegosiasi / mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
3.Culture care repatterning / restructuring
Yaitu prinsip merekonstruksi / mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
Kepercayaan kuno dalam praktekpengobatan
Beberapa hal yang berhubungan kesehatan
(sehat-sakit)menurut beberapa cara pengobatan
budaya yang ada di indonesia diantaranya
adalah sebagai berikut
a. Budaya Jawa
Menurut orang jawa, sehat adalah keadaan yang seimbang dunia
fisik dan batin. Untuk menentukan sebab-sebab suatu penyakit
ada 2 konsep yaitu, konsep Personalistik dan Konsep
Naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan
oleh makhluk supernatural (makhluk ghaib, dewa), Mahluk yang
bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia
(tukang sihir ,tukang tenun). Penyakit ini disebut ora lumbrah
atau ora sabaeine (tidak wajar / tidak biasa). Penyembuhannya
adalah berdasarkan pengetahuan secara ghaib atau super natural,
misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi
personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kewalat.
Penyembuhannya dapat melalui seorang dukun.
Ada beberapa katagori dukun pada masyarakat jawa
yang mempunyai nama dan fungsi masing-masing.
a. Dukun Bayi, menangani terhadap penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan bayi
b. Dukun pijat,menangani sakit terkilir, patah tulang.
c. Dukun mantra, manangani orang yang kemasukan roh
halus
B. Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi
juga bersifat sosial budaya.istilah lokal yang biasa dipakai oleh
masyarakat jawa barat(orang sunda)adalah muriang untuk
demam, nyeri sirah sakit kepala.
Menurut orang sunda, orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan, sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit,panas atau makan terasa pahit. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur,sedangkan orang sakit disebut gering.
Contoh Aspek budaya yang berpengaruh terhadap
keperawatan maternitas yang terjadi dalam budaya:
1. Sebelum usia kehamilan 28 minggu ibu hamil tidak
diperbolehkan untuk menyiapkan perlengkapan bayinya dengan
alasan persiapan sebelum waktu mandi-mandi dapat
menyebabkan kematian bayi yang dikandung ibu. Kerugiannya
bila bayi yang dilahirkan prematur (28 minggu kehamilan),
maka tidak ada persiapan yang matang untuk memenuhi
perlengkapan bayi. Oleh sebab perawat harus mampu
mengidentifikasi budaya daerah masing-masing.
2. Usia kehamilan 28 minggu ibu hamil dianjurkan
melakukan mandi-mandi/siraman dengan menggunakan
air bunga dan mayang kelapa yang ditepuk-tepukkan ke
seluruh badan ibu yang hamil dengan alasan agar bayi
yang dilahirkan selamat dan terhindar dari gangguan roh
gaib.
3. Selama masa kehamilan ibu hamil maupun keluarganya tidak
diperbolehkan untuk memakan ikan yang disembelih dan tidak
boleh melihat hal-hal yang aneh/mengejek oranglain karena
diyakinkan dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin dan mereka berkeyakinan
bayi yang akan dilahirkan akan menjadi cacat atau seperti
binatang yang dilukai.
4. Bagi Ibu yang hamil dan bapak bayi tidak diperbolehkan
mandi dengan menggunakan sarung atau kain panjang yang
dililitkan ke lehernya, dengan alasan dapat membuat lilitan tali
pusat pada bayi sehingga mempersulit kelahiran.
pengaruh agama dalam keperawatan
Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh, disini
agama dijadikan pedoman yang digunakan perawat dalam
melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena itu
pemahamaan tentamg peranan agama sangat penting dan
mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai
spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
Dengan demikian setiap perawat harus menunjukkan sikap etis
professional yang baik dalam setiap penampilan dan tindakannya,
termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon sebuah
situasi yang sulit.
Kesimpulan
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu.
Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang
budaya orang yang dirawat. misalnya kebiasaan hidup sehari-hari,
seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-lain.
Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental, seperti misalnya
wanita yang sedang hamil ingin diperiksa oleh bidan atau perawat
wanita daripada dengan dokter pria. Hal ini menunjukkan bahwa
budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini
adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama
seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa praktek
pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut
kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat.