Implemetasi Ket Nasional

6
IMPLEMENTASI KETAHANAN NASIONAL Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas), merupakan konsepsi Nasional dalam Pencapaian Tujuan Nasional, yang pada intinya tercapainya Keamanan dan Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Negara. Suatu rumusan Tujuan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD RI 1945, ialah membentuk suatu ”Pemerintahan Negara” yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka pencapaian Tujuan Nasional, diperlukan Ketahanan nasional, yaitu suatu kondisi dinamik kehidupan Nasional yang terintegrasi yang harus diwujudkan pada suatu saat, yang mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TAHG ). Dan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, diperlukan Konsepsi Tannas, yaitu konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras, yang dilaksanakan melalui Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional. Dengan kata lain, pada saat kita menyelesaikan masalah keamanan harus ikut dipikirkan masalah kesejahteraan, demikian pula sebaliknya. (Security approache, Prosperity build in. Sebaliknya Prosperity approach, Security build in). Keberhasilan implementasi Konsespsi Tannas, sangat tergantung pada kelancaran pembangunan nasional diseluruh aspek kehidupan normal yang terintegrasi, yang disusun, direncanakan dan diprogramkan sesuai dengan politik dan strategi nasional, dan terjabarkan dalam kebijaksanaan dan strategi daerah yang sesuai dengan situasi, kondisi dan konstelasi geografi masing masing daerah, baik berupa peraturan daerah (Perda) maupun Rencana Strategi (Renstra) daerah. Sesuai dengan Konsepsi Tannas, seluruh aspek kehidupan

description

jhuycg

Transcript of Implemetasi Ket Nasional

Page 1: Implemetasi Ket Nasional

IMPLEMENTASI KETAHANAN NASIONAL Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas), merupakan konsepsi Nasional dalam Pencapaian Tujuan Nasional, yang pada intinya tercapainya Keamanan dan Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Negara. Suatu rumusan Tujuan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD RI 1945, ialah membentuk suatu ”Pemerintahan Negara” yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka pencapaian Tujuan Nasional, diperlukan Ketahanan nasional, yaitu suatu kondisi dinamik kehidupan Nasional yang terintegrasi yang harus diwujudkan pada suatu saat, yang mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TAHG ). Dan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, diperlukan Konsepsi Tannas, yaitu konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras, yang dilaksanakan melalui Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional. Dengan kata lain, pada saat kita menyelesaikan masalah keamanan harus ikut dipikirkan masalah kesejahteraan, demikian pula sebaliknya. (Security approache, Prosperity build in. Sebaliknya Prosperity approach, Security build in).

Keberhasilan implementasi Konsespsi Tannas, sangat tergantung pada kelancaran pembangunan nasional diseluruh aspek kehidupan normal yang terintegrasi, yang disusun, direncanakan dan diprogramkan sesuai dengan politik dan strategi nasional, dan terjabarkan dalam kebijaksanaan dan strategi daerah yang sesuai dengan situasi, kondisi dan konstelasi geografi masing masing daerah, baik berupa peraturan daerah (Perda) maupun Rencana Strategi (Renstra) daerah.

Sesuai dengan Konsepsi Tannas, seluruh aspek kehidupan nasional dirinci dalam 8 (delapan) Gatra. 3 (tiga) Gatra Alamiah berupa geografi, demografi dan sumber kekayaan alam sebagai ”modal dasar” pembangunan. 5 (lima) Gatra Sosial (dinamis) berupa idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya (sosbud) dan pertahanan keamanan (Hankam), yang harus dibina dan dibangun secara nasional, agar tercipta suatu kondisi yang memungkinkan pembangunan nasional berjalan lancar dan berhasil.

Didalam mengelola dan memanfaatkan Gatra Alamiah sebagai modal dasar pembangunan Gatra Sosial (dinamis), sangat diperlukan adanya penguasaan IPTEK dan pengamalan IMTAQ serta penegakan HUKUM yang betul betul adil tanpa ada keberpihakan (Iptek mempermudah hidup, Imtaq mengarahkan hidup, Hukum mengendalikan hidup). 2. Implementasi Konsepsi Tannas, pada hakekatnya terletak pada pembinaan Tannas, baik secara ”Buttom Up” maupun secara ”Top Down”. ; a. Pembinaan Tannas secara buttom up dilaksanakan sejak dini, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah sampai pada tingkat nasional. Suatu pembinaan yang

Page 2: Implemetasi Ket Nasional

menekankan pada pribahasa ; Dari keluarga kita berasal,Diiringi kasih sayang kita berawal,Tanpa budi dan akal,Ketahanan diri tidak akan kekal. Diharapkan melalui pembinaan ini, tercipta pemimpin pemimpin Bangsa yang memiliki kematangan moral, intelektual, emosional dan kematangan sosial. Terutama bagi pemimpin yang diberi kewenangan dalam melaksanakan ”Pemerintahan Negara” yang dapat mewujudkan tercapainya Tujuan Nasional. b. Pembinaan Tannas secara top down, diharapkan dapat dilaksanakan oleh Pemerintahan Negara yang bersih (Clean Government), jujur, berani dan berwibawa, beriman, bertaqwa, berakhlak, dan bermoral, yang mampu mengatur dan menyelenggarakan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras, sehingga tercipta suatu kondisi kehidupan nasional yang berisikan keuletan dan ketangguhan dalam bentuk ; 1) Kondisi kehidupan Idiologi yang mantap.2) Kondisi kehidupan Politik yang siap.3) Kondisi kehidupan Ekonomi yang kuat.4) Kondisi kehidupan Sosbud yang maju.5) Kondisi kehidupan Hankam yang siaga. PENGEMBANGAN KONSEPSI TANNAS Konsepsi Tannas di kembangkan sesuai dengan proses Pembangunan Nasional, yang intinya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan dalam memenuhi kebutuhan manusia, baik manusia sebagai makluk individu maupun kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial. Kebutuhan akan ruang hidup dalam (Geografi), sumber hidup (SKA), kebersamaan hidup (Demografi), sebagai modal dasar dalam pemenuhan kebutuhan sosial (IPOLEKSOSBUDHANKAM).

Pembangunan adalah suatu proses dinamis, yang mengarah pada tingkat kesejahteraan dan keadilan yang lebih baik, serta keamanan yang penuh dengan kedamaian. Namun suatu performance pembangunan yang baik, bisa menciptakan berbagai masalah masalah pembangunan yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Emil Salim ” Kompleksitas permasalahan diperbesar, karena wilayah permasalahan semakin luas. Semakin terbatas pendapatan seseorang, semakin sederhana kebutuhannya. Tetapi semakin meningkat pendapatan seseorang, semakin meluas pula kebutuhannya”. Dengan demikian pembangunan juga dapat dikatakan proses tanpa akhir, yang merupakan kontinuitas perjuangan mewujudkan idea dan realita yang akan terus berlangsung sepanjang kurun sejarah. Implementasi Konsepsi Tannas dalam Pembangunan Nasional, merupakan suatu tuntutan sejarah yang sangat diperlukan dalam menyatukan misi pencapaian Tujuan Nasional. Pada dasarnya implementasi Konsepsi Tannas identik

Page 3: Implemetasi Ket Nasional

dengan pandangan Geostrategi Indonesia dalam melaksanakan pembangunan Nasional, yang selama ini dilaksanakan Pemerintah Negara. Suatu pandangan dalam mengarahkan seluruh sumber daya nasional sebagai modal dasar dalam menggalikan situasi dan kondisi kehidupan nasional yang terintegrasi yang harus diwujudkan (Tannas), mengendalikan ruang hidup (Darat, Laut, dan Udara), serta mengendalikan waktu tahapan pembangunan (Jangka Panjang, Jangka Sedang dan Jangka Pendek), 1. Dalam era Pemerintah Soekarno, pembangunan diarahkan pada pembangunan ” Nation and Character building” yang dalam kenyataannya lebih fokus kepada Nation Building (Political Development), sebagai layaknya suatu negara yang baru merdeka. Nation building approach ini, relatif telah mengabaikan lapangan pendekatan pragmatis pembangunan ekonomi, dan arah perkembangan politik yang tidak menguntungkan, malahan menghasilkan keadaan yang cukup mengecewakan.

Pembangunan Nasional yang berat pada bidang politik tanpa proses rekonsiliasi perkembangan politik yang sehat, akan berkulminasi dalam satu ketidakpastian politik dan merupakan penyakit yang sering dialami dalam sejarah pembangunan negara negara baru berkembang. Pembangunan politik suatu bangsa, semestinya adalah bukan proses ” Penyusunan kekuatan golongan politik”, tetapi lebih merupakan suatu usaha untuk mendidik bangsa, khususnya generasi muda agar mampu memikul tanggung jawab politiknya sebagai suatu bangsa yang merdeka. Generasi penerus bangsa yang mampu menyelenggarakan pembangunan dalam pencapaian tujuan nasional (terwujudnya keamanan dan kesejahteraan).

Pembangunan politik yang menjurus pada proses penyusunan kekuatan dan mempertahankan kekuasaan, cenderung akan berakhir dengan suatu kegagalan politik, dalam arti kegagalan pembangunan seluruh bangsa. 2. Dalam era Pemerintahan Soeharto, dengan latar belakang pengalaman pahit G30S PKI, telah disusun suatu strategi Pembangunan Nasional dengan berlandaskan pada Konsepsi Tannas sebagai salah satu Konsepsi yang dijadikan ”Pola Dasar” Pembangunan Nasional, disamping Konsepsi Wawasan Nusantara sebagi landasan Visional. Wasantara dan Tannas merupakan Konsepsi Nasional yang selalu mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta kesatuan wilayah (wasantara), dengan pendekatan pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan dalam berbagai kegiatan pembangunan (Tannas). Rakyat akan tetap dan mau bersatu, apabila terjamin adanya rasa aman dan harapan hidup sejahtera berada dalam NKRI. Untuk tidak terjadi tragedi yang sama atau mirip dengan G 30 S PKI, diperlukan pembinaan Tannas yang dilaksanakan secara terus menerus.

Dalam Konsepsi Tannas, Pembangunan Nasional identik dengan pembinaan Tannas, yaitu terciptanya kondisi dinamik kehidupan nasional (IPOLEKSOSBUD HANKAM) yang berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambantan dan gangguan yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara.Sehubungan dengan uaraian diatas, hakekat Pembangunan Nasional adalah

Page 4: Implemetasi Ket Nasional

”Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya dan seluruh Masyarakat Indonesia”.

Pelaksanaan Pembangunan Nasional disusun secara bertahap dan berkelanjutan, berorientasi pada Trilogi pembangunan, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yaitu: 1.Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis; 2.Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan; 3. Pemerataan pembangunan menuju keadilan sosial.Suatu proses Pembangunan Nasional dengan pendekatan pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras diseluruh aspek kehidupan nasional yang dirinci dalam 8 (delapan) gatra kehidupan, dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

Dalam hal ini, para peenntu kebijaksanaan (Pemerintahan Negara) dituntut untuk dapat mengeintegrasikan seluruh gatra kehidupan didalam mengambil keputusan politik (Political Will), sebagai negarawan yang selalu berpihak dan mengedepankan kepentingan rakyat. Negarawan yang mampu mengamalkan nilai-nilai Panasila (Ideologi), dalams etiap mengambil keputusan yang demokratis (Gatra Politik), baik dalam mengelola modal dasar (Tiga gatra alamiah), maupun didalam membangun terciptanya kondisi kehidupan yang aman, tentram dan damai (Gatra Hankam) dan terciptanya kondisi kehidupan ekonomi yang kuat, maju dan mampu bersaing (Gatra Ekonomi), serta kondisi kehidupan dari seluruh rakyat Indonesia yang terdidik, cerdas, dan tidak ada yang buta huruf (Gatra Sosial Budaya).

Strategi pembangunan ini Pada awal awal dilaksanakannya rencana pembangunan lima tahun (REPELITA), cukup mengembirakan dan menjanjikan. Namun kemajuan dan keberhasilan pembangunan, ternyata tidak sesuai dengan Trilogi Pembangunan yang diharapkan. Pemerataan Pembangunan dirasakan sebagian besar masyarakat Indonesia, bukan membangun daerah tetapi lebih pada” membangun di daerah” untuk kepentingan pusat. Perumbuhan ekonomi hanya untuk segelintir manusia Indonesia, yang berakibat pada terjadinya instabilitas dan tuntutan akan perubahan (Reformasi).