IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK...

114
IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK (Di MTs Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: MUHAMMAD BASHIET PERMADI NIM: 109011000107 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK...

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

IMPLEMENTASI PROGRAM

KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK

(Di MTs Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

Oleh:

MUHAMMAD BASHIET PERMADI

NIM: 109011000107

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang
Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang
Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang
Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang
Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah

kepada baginda Nabi Muhammad SAW tercinta beserta keluarga dan sahabatnya.

Skripsi yang berjudul ” Implementasi Pengembangan Kecerdasan Linguistik di

MTs Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor.” ini merupakan salah satu

syarat mencapai gelar sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan

yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa dan kesungguhan hati serta

dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat

teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Madjid Khon, MA. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam,

Sapiudin Shidiq, M.Ag. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam,

beserta segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu

yang telah beliau berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

3. Siti Khadijah, MA. Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dalam

membagi waktu, tenaga dan pikiran beliau dalam upaya memberikan

bimbingan, petunjuk, serta mengarahkan penulis dalam proses

mengerjakan skrpsi ini dengan sebaik-baiknya.

4. Dindin Syarifuddin, Lc. Kepala sekolah MTs Daarul ‘Uluum Lido Bogor

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah yang beliau pimpin.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

vi

5. Seluruh dewan guru danstaf tata usaha MTs Daarul ‘Uluum Lido Bogor

yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian ini.

6. Santri MTs Daarul ‘Uluum Lido Bogor khususnya kelas VII yang telah

bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

7. Orang tua, yang selalu penulis banggakan Tarjani dan Sri Lestari yang

telah memberikan dukungan secara moril dan materil. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2009, kelas C. Terimakasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan dan

motivasinya.

9. Teman-teman kost yang selalu menemani penulis baik dalam suka maupun

duka.

10. Karyawan dan rekan staff Kedai Mie Dahsyat Peudes (Mie DP) yang

selalau memberi support agar segera menyelesaikan studi ini.

11. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan serta

perhatian yang luar biasa.

Tiada daya dan kekuatan melainkan milik Allah semata, segala

kekurangan dan kesalahan yang telah penulis buat dalam penyelesaian skripsi ini,

mohon di maafkan. Semoga ini semua dapat bermanfaat hingga kedepannya.

Jakarta, ...........................

Penulis

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................ iii

ABSTRAK ................ ...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ............. ..................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ..... ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian............................................................................ 9

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Sekolah Sistem Berasrama (Pesantren) ........................................ 10

1. Pengertian Sekolah Berasrama (Pesantren)) .......................... 10

2. Konsep Sekolah Berasrama (Pesantren) ................................. 12

3. Manfaat dan Keunggulan Sekolah Berasrama ....................... 13

B. Kecerdasan Verbal Linguistik ...................................................... 18

1. Pengertian Kecerdasan Verbal Linguistik ............................... 18

2. Kecerdasan Verbal Linguistik dala Perspektif Islam ............. 23

3. Sifat-sifat dan Perkembangan Kecerdasan Verbal Linguistik 28

C. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................. 38

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 42

B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 42

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

viii

C. Lokasi Penelitian ...................................................................... 43

D. Waktu Penelitian....................................................................... 43

E. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 43

F. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 43

1. Observasi ............................................................................ 43

2. Wawancara ......................................................................... 44

3. Dokumentasi ....................................................................... 44

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 45

1. Reduksi data ........................................................................ 45

2. Penyajian Data .................................................................... 46

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ................................ 46

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................... 48

1. Sejarah dan Perkembangan Madrasah Tsanawiyah Pesantren

Modern Daarul ‘Uluum Lido .............................................. 48

2. Visi, Misi, Strategi Pesantren ............................................. 49

3. Kurikulum ........................................................................... 51

4. Karakteristik santri, wali santri dan tenaga pendidik .......... 52

5. Aset Pesantren .................................................................... 53

6. Kegiatan Ekstra Kurikuler .................................................. 56

B. Implementasi Kecerdasan Verbal Linguistik di MTs Pesantren

Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor ......................................... 60

1. Tahapan Pengenalan Kemampuan Bahasa ......................... 62

2. Pengalaman Berbahasa Peserta Didik (Santri) ................... 63

3. Evaluasi Perkembangan Verbal Linguistik

Peserta Didik (Santri) ......................................................... 65

4. Indikator Ketercapaian Verbal Linguistik

Peserta Didik (Santri) ......................................................... 67

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

ix

C. Faktor Pendudkung dan Penghambat Perkembangan Kecerdasan

Verbal Linguistik di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern

Daarul ‘Uluum Lido Cigombong Bogor .................................. 68

1. Faktor Pendukung ......................................................... 68

2. Faktor Penghambat ....................................................... 69

BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 73

B. Saran ... ..................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 77

DAFTAR TABEL

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

x

Tabel 1 Instrumen Pengajian Takhassus .................................................... 28

Tabel 2 Instrumen Hasil Belajar Siswa ...................................................... 29

Tabel 3 Kriteria Reliabilitas ....................................................................... 30

Tabel 4 Pengukuran Secara Deskriptif ....................................................... 32

Tabel 5 Penilaian Analisis Mean Angket Pengajian Takhassus dan Hasil

Belajar Siswa ................................................................................. 33

Tabel 6 Interpretasi Data ............................................................................ 34

Tabel 7 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..................................... 38

Tabel 8 Data Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir ........................................ 40

Tabel 9 Sarana dan Prasarana ..................................................................... 41

Tabel 10 Siswa Mengikuti Pengajian Takhassus di Sekolah ....................... 43

Tabel 11 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Pengajian Takhassus di Sekolah 43

Tabel 12 Siswa Mengikuti Pengajian Takhassus Setiap Hari Kecuali Hari

Libur .............................................................................................. 44

Tabel 13 Siswa Mengikuti Pengajian Takhassus dengan Senang ................ 44

Tabel 14 Siswa Membawa Kitab yang Akan Dipelajari dalam Pengajian

Takhassus ...................................................................................... 45

Tabel 15 Siswa Bersemangat dalam Mengikuti Pengajian Takhassus......... 45

Tabel 16 Ketika Pembelajaran TakhassusDisampaikan, Keinginan Siswa

Bertambah untuk Mempelajarinya ................................................ 46

Tabel 17 Materi dalam Pengajian Takhassus Mudah untuk Dipelajari dan

Dipahami ....................................................................................... 46

Tabel 18 Siswa Bertanya Ketika Tidak Mengerti dengan Materi yang

Diajarkan ....................................................................................... 47

Tabel 19 Setiap Pembelajaran dalam Pengajian Takhassus Siswa Mencatat 47

Tabel 20 Siswa Memperhatikan Ketika Guru Sedang Menjelaskan Materi 48

Tabel 21 Siswa Berkonsentrasi untuk Memahami Materi ........................... 48

Tabel 22 Siswa Mengamalkan Pembelajaran yang Telah Diajarkan di

Pengajian Takhassus dalam Kehidupan Sehari-hari ..................... 49

Tabel 23 Siswa Menegur Temannya yang Tidak Memperhatikan

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

xi

Pembelajaran ................................................................................. 49

Tabel 24 Siswa Mengikuti Pengajian Takhassus Atas Kemauan Sendiri .... 50

Tabel 25 Siswa Bertanya Kepada Temannya tentang Materi yang Diajarkan

Ketika Ia Tidak Mengikuti Pengajian Takhassus .......................... 50

Tabel 26 Setelah Mengikuti Takhassus, Nilai Aqidah Akhlaq Siswa

Bertambah Baik ............................................................................. 51

Tabel 27 Siswa Bersungguh-sungguh dalam Mengikuti Pengajian

Takhassus ...................................................................................... 51

Tabel 28 Siswa Datang Tepat Waktu untuk Mengikuti Pengajian Takhassus 52

Tabel 29 Siswa Mengerjakan Tugas yang Diberikan Oleh Guru ................. 52

Tabel 30 Di Rumah, Siswa Mengulang-ngulang Pelajaran yang Diajarkan

Di Pengajian Takhassus ................................................................ 53

Tabel 31 Siswa Belajar Sendiri Ketika Guru Pengajian Takhassus Tidak

Hadir .............................................................................................. 53

Tabel 32 Siswa Mengikuti Takhassus Karena Takut Dimarahi Oleh Guru . 54

Tabel 33 Siswa Merasa Bosan Mengikuti Pengajian Takhassus ................. 54

Tabel 34 Sebelum Takhassus Dimulai, Siswa Mempelajari Materi yang

Akan Diajarkan ............................................................................. 55

Tabel 35 Siswa Mengikuti Pengajian Takhassus Sampai Selesai ................ 55

Tabel 36 Distribusi Frekuensi tentang Pengaruh Pengajian Takhassus dari

60 Responden ................................................................................ 56

Tabel 37 Penilaian Analisis Mean Tingkat Pengajian Takhassus ................ 58

Tabel 38 Saya Senang Mengikuti Pelajaran Aqidah Akhlak ....................... 59

Tabel 39 Saya Memberi Salam Saat Memasuki Ruang Kelas ..................... 60

Tabel 40 Saya Senantiasa Berbuat Baik kepada Semua Makhluk Ciptaan

Allah .............................................................................................. 60

Tabel 41 Saya Mencintai Allah dan RasulNya, Terutama Ajaran-ajaran

Yang Diperintahkannya................................................................. 61

Tebel 42 Saya Sholat Lima Waktu Tepat pada Waktunya Apabila Ada

DAFTAR LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

xii

Lampiran 1 Angket Pengajian Takhassus

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Pengajian Takhassus

Lampiran 3 Angket Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Hasil Belajar Aqidah

Akhlak Siswa

Lampiran 5 Tabel Nilai r

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

Lampiran 7 Berita Wawancara

Lampiran 8 Pedoman Observasi

Lampiran 9 Lembar Hasil Observasi

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui komunikasi dalam

bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi dalam bentuk verbal dan non verbal

yaitu secara tulisan, bacaan, tanda, dan simbol. Berbahasa itu sendiri merupakan

proses kompleks yang tidak terjadi begitu saja. Manusia berkomunikasi lewat

bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya.

Dari beberapa penelitian para ahli, rentang masa usia 5 tahun pertama

(golden age) merupakan masa kritis dalam perkembangan bahasa dan bicara.

Dalam dewasa ini perkembangan otak bayi dan anak sedang mengalami

perkembangan maksimal dalam menyerap bahasa. Kemampuan bahasa anak tidak

akan maksimal jika masa kritis ini dibiarkan begitu saja tanpa ada stimulant dan

latihan rutin pada anak.

Kemampuan bahasa anak akan semakin baik jika terus-menerus

berhubungan dengan bahasa manusia lainnya. Dalam kemahiran bahasa anak

banyak meniru lawan bicaranya. Komunikasi dengan orang lain akan menambah

kosakata baru dan cara mengkombinasikan kata-kata dalam pengetahuan bahasa

mereka. Beberapa studi menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara

komunikasi orang tua dengan anak terhadap kemampuan bicara dan bahasa anak.1

Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk berbicara. Selain

memperoleh kosakata dan tata bahasa, anak-anak harus belajar untuk terlibat

dalam komunikasi yang efektif dan tepat. Orang tua, pendidik serta orang dewasa

dilingkungannya merupakan model bagi anak untuk megembangkan kemampuan

bahasanya melaui percakapan sehari-hari.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan

aspek bahasa anak, tidak bisa berdiri sendiri melainkan berhubungan dengan

1 Maimunah Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta: Diva Press,

2009), h. 38.

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

2

aspek yang lain. Karena pembelajaran untuk anak usia dini adalah pembelajaran

terpadu (holistik), artinya semua saling terkait dan saling mendukung.

Pembelajaran yang baik untuk anak atau peserta didik harus menyesuaikan

dengan usia pertumbuhan anak, dan sebisa mungkin pembelajaran itu tidak

dilandasi atas unsur paksaan dan seyogyanya juga bersifat menyenangkan.

Kesenangan yang diperoleh melalui bermain memungkinkan anak belajar

tanpa terpaksa dan tekanan sehingga disamping dapat berkembangnya motorik

kasar maupun halus juga dapat dikembangkan berbagai kecerdasan yang lain

secara optimal. Pembelajaran disusun sehingga menyenangkan, menggembirakan,

dan demokratis agar menarik anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan

pembelajaran. Anak tidak hanya duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya,

tetapi mereka aktif berinteraksi dengan berbagai benda dan orang di

lingkungannya, baik secara fisik maupun mental.2

Kecerdasan sering kali dimaknai sebagai kemampuan memahami sesuatu

dan kemampuan berpendapat. Dalam hal ini kecerdasan dipahami sebagai

kemampuan intelektual yang menekankan logika dalam memecahkan masalah.

Kecerdasan biasanya diukur dari kemampuan menjawab soal-soal tes standar di

ruang kelas (tes IQ). Tes tersebut, menurut Thomas R. Hoerr hanya mengukur

kecerdasan secara sempit karena sebenarnya hanya menekankan pada kecerdasan

linguistik dan matematis-logis. walaupun dapat mengukur keberhasilan anak di

sekolah, namun tidak bisa memprediksi keberhasilan seseorang di dunia nyata,

karena keberhasilan di dunia nyata saat ini mencakup lebih dari sekedar

kecakapan linguistik dan matematis-logis.3

Pengagungan terhadap IQ dalam menentukan kesuksesan masih

mendominasi pembelajaran di sekolah dan salah satunya tampak pada penggunaan

metode-metode pembelajaran tradisional, seperti ceramah dan cerita yang lebih

2

Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat

Publishing, 2005), h. 128. 3 Thomas R. Hoerr, Buku Kerja Multiple Intelegences, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010),

h. 9.

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

3

sesuai dengan kecerdasan Linguistik, dan penggunaan pendekatan rasional dengan

logika-matematika yang lebih sesuai dengan kecerdasan matematis-logis.4

Bahkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar pun

kebanyakan masih diisi dengan muatan hafalan, praktik-praktik ibadah ritual,

dogmatisme agama, dan sejenisnya. Akibatnya, pembelajaran PAI menjadi tidak

menarik, membosankan, serta tidak bermakna bagi siswa yang kecerdasan

linguistik dan matematis-logisnya kurang menonjol, karena siswa hanya bisa

belajar dengan baik apabila materi disampaikan dengan menggunakan metode

yang sesuai dengan kecerdasan mereka yang paling menonjol. Padahal, menurut

Ariyani Syurfah, usia sekolah dasar (6-12) adalah masa terpenting bagi anak,

karena hal-hal yang dipelajari pada usia tersebut menjadi pijakan untuk

perkembangan selanjutnya.5

Dalam Islam individu manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan apapun,

tetapi ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai

berbagai pengetahuan dan peradaban. Dengan memfungsikan fitrah itulah ia

belajar dari lingkungan dan masyarakat orang dewasa yang mendirikan institusi

pendidikan. Kondisi awal individu dan proses pendidikannya tersebut diisyaratkan

oleh Allah di dalam firman-Nya sebagai berikut:

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,

dan hati agar kamu bersyukur. (Q.s. an-Nahl, [16]: 78) 6

Sama halnya dengan manusia primitif yang memiliki kondisi yang serupa

dengan individu manusia yang baru lahir. Mereka pada mulanya tidak

4 Paul Suparno, Teori Intelegensi Ganda dan Cara Pengaplikasiannya di Sekolah: Cara

menerapkan teori Howard Gardner di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 6. 5 Aryani Syurfah, Panduan Melejitkan Kecerdasan Majemuk Anak Melalui Pengajaran

Islam, (Bandung: Syamil Cipta Media, 2007), h. 5. 6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an, (Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007), h.

249.

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

4

berperadaban, namun melalui proses belajar dengan mengikuti pola-pola dan

norma-norma sosial, mengikatkan diri pada ideologi dan sistem nilai, serta terlibat

dalam aktivitas saling menukar pengetahuan dan pengalaman, mereka kemudian

menjadi masyarakat yang berperadaban.7

Pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting bagi semua umat.

Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan

masyarakat.

Menurut H. Anshori LAL, “Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu

proses yang komprehensif dari pengembangan kepribadian manusia secara

kesuluruhan, yang meliputi bidang intelektual, spritual, emosi dan fisik”.8

Menurut Mansoer Ahmed “Pendidikan adalah sesuatu usaha yang

dilakukan individu-individu dan masyarakat untuk mentransmisikan nila-nilai,

kebiasaan-kebiasaan dan bentuk-bentuk ideal kehidupan mereka kepada generasi

muda untuk membantu mereka dalam meneruskan aktifitas kehidupan secara

efektif dan berhasil”. 9

Pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan

masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan

mereka. Oleh karenanya tempat dimana seseorang berada menjadi bagian yang

berperan dalam proses pendidikannya. Tugas pendidikan dimulai dari keluarga

yang mempunyai kewajiban mentransfer pengalaman kepada anak untuk

selanjutnya dapat membuka jalan hidupnya sendiri. Namun, pengalaman itu

kemudian berakumulasi, dan kebudayaan yang hendak ditransfer sangat banyak

dan kompleks akibat berintegrasinya keluarga-keluarga dalam bentuk masyarakat

dengan segala wataknya yang khas. Oleh sebab itu, diperlukan lembaga-lembaga

khusus yang dapat melaksanakan tugas kependidikan tersebut sesuai dengan

konsep dan kerangka yang diletakkan oleh masyarakat itu sendiri. Kemudian

munculah gagasan tentang pendidikan sekolah dengan berbagai bentuknya.

7 Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Ihsani, 2008), h. 1.

8 H. Anshori. LAL, Transformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaung Silam Press, 2010),

h. 10. 9 Ibid,. h. 13.

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

5

Sesuai dengan visinya pendidikan Islam mengajarkan bukan hanya tentang

Islam (about Islam) tapi bagaimana menjadi Islam (being muslim), oleh karenanya

perlu adanya upaya bagi pelaku-pelaku pendidikan untuk mendidik siswa-

siswinya agar menjadi manusia yang sempurna (insan kamil), yaitu cerdas secara

akal (kognitif), kepribadian (afektif) dan cerdas secara terampil (psikomotorik)

yang dilandasi dengan iman dan taqwa.

Salah satu dimensi pokok proses pendidikan adalah lingkungan sosial

tempat individu membentuk diri. Hal itu hendaknya mendorong pendidik untuk

menganalisis lingkungan sebagai keseluruhan. Lingkungan mempunyai pengaruh

edukatif, baik diketahui secara langsung ataupun tidak. Maka dari itu selain

keluarga sebagai tempat pertama kali seorang individu mendapatkan pendidikan

yang baik, maka harus ada lingkungan selainnya yang dapat meneruskan proses

pendidikan dengan lebih baik pula, baik itu sekolah ataupun masyarakat.

Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dari sekedar aktifitas

persekolahan. Namun dalam hal ini sekolah merupakan bagian yang mempunyai

peran dalam proses pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang

berperan aktif dalam mendidik generasi-generasi bangsa di dalamnya, sebagai

tempat menuntut ilmu sekolah bukan hanya berkewajiban untuk meluluskan

siswa-siswinya dengan nilai yang memuaskan, tapi sekolah harus berupaya

semaksimal mungkin menciptakan iklim belajar yang kondusif dalam

pembentukan karakter interpersonal siswa-siswi asuhannya. Sekolah adalah

sarana yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk melaksanakan

pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja yang

berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan menghaluskan moral dan menjadikan

akhlak yang baik. Sekolah dalam masyarakat dikategorikan sebagai pendidikan

formal. Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian

pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang

disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh

masyarakat.

Di Indonesia ini sangat banyak model-model sekolah dengan sistem

pembelajaran yang bervariasi, di antaranya yaitu model sekolah dengan sistem

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

6

berasrama atau populer disebut dengan boarding school, yang di Indonesia sistem

sekolah ini didominasi oleh lembaga pendidikan pondok pesantren.

Sekolah berasrama atau boarding school adalah sistem dimana para

siswanya tinggal di asrama selama mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.

Boarding school mempunyai peraturan dan disiplin yang ketat, hal ini dilakukan

untuk membentuk siswa penerus bangsa yang disiplin. Rata-rata sekolah

berasrama didukung dengan ketersediaan fasilitas yang cukup lengkap. Namun

bukan ini yang menjadi nilai plus dari sekolah asrama atau pondok pesantren.

Sebab kelengkapan fasilitas juga tidak jarang dimiliki pula oleh sekolah non-

berasrama dan tidak semua sekolah berasrama memiliki kemampuan finansial

yang memadai, untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung kelancaran

proses mengajar dan belajarnya.

Kelebihan utama sekolah berasrama terletak pada keharusan setiap peserta

didik untuk tinggal dan menetap di lokasi yang telah ditentukan pihak yayasan. Di

lokasi yang lazim disebut asrama inilah peserta didik diajarkan hidup mandiri.

Tidak lagi tergantung sepenuhnya kepada orang tua atau pembantu rumah tangga

untuk mengurus segala keperluan pribadinya. Para siswa dilatih untuk tidak

menjadi generasi cengeng dengan membatasi jadwal kunjungan orang tua. Pola

hidup mandiri akan lebih terasa lagi bila dalam peraturan asrama terdapat "mata

pelajaran" hidup mandiri yang wajib diikuti. Seperti mengelola tanah pertanian

atau usaha-usaha milik yayasan. Guna memenuhi kebutuhan hidup mereka pribadi

maupun sebagai pemasukan tambahan yayasan yang selanjutnya digunakan

sebagai dana tambahan operasional maupun pengembangannya.

Hal seperti ini paling sering diterapkan oleh pondok pesantren. Setelah

lulus menimba ilmu para santri setidaknya punya bekal keterampilan dan

pengalaman sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Paling tidak

peserta didik di asrama dengan sistem seperti ini akan lebih dapat menghargai

uang dan jasa orang tua mereka.

Karena merasakan langsung bagaimana susahnya mencari uang. Sangat

mungkin bila sikap hidup hemat dan bersahaja lambat laun timbul dari dalam diri

mereka. Di asrama, selama 1x24 jam secara terus menerus para pelajar akan terus

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

7

berusaha dipantau oleh para guru (ustadz) maupun staf asrama, yang bertugas

memantau dan mengkoordinir segala kegiatan mereka di asrama. Tentu hari libur

masuk dalam pengecualian. Sehingga menjadikan mereka "terbebas" dari perilaku

yang tidak baik ataupun pengaruh dari kebiasaan negatif remaja puber.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang baik, maka proses

pendidikan yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan ataupun sekolah

dalam melaksanakan pembelajaran yang merupakan bagian dari proses

pendidikan harus berjalan dengan baik pula. Oleh karenanya faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelajaran tersebut harus berjalan seirama guna mencapai

tujuan pendidikan tersebut. Menurut H. Wina Sanjaya, faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor

siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.10

Menurut H. Anshori, pengajaran dan pembelajaran yang efektif dapat

dicapai apabila pengajaran dan pembelajaran tersebut „bermakna‟ (meaningful),

integratif, berbasis nilai (value-based), menantang (challenging) dan aktif.11

Terciptanya suasana belajar yang efektif adalah dambaan setiap lembaga

pendidikan, menurut Undang-Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun

2003 pendidikan adalah:

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Berarti dapat dipahami bahwa dalam prosesnya, pendidikan haruslah

senantiasa dalam suasana yang mendukung tujuan dari pendidikan tersebut.

Menurut Firdaus Tebo, suasana yang mendukung dalam proses pendidikan

diantaranya adalah dengan menerapkan sistem asrama, karena dengan

10

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 52. 11

H. Anshori. LAL, Transformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaung Silam Press, 2010),

hlm. 24.

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

8

mengkondisikan siswa dalam asrama akan bisa mengarahkan dan mengontrol

mereka dalam kesehariannya untuk dapat menerapkan semua yang mereka

pelajari. Penerapan yang paling nyata diantaranya adalah akhlak yang baik,

bahasa asing dan kemandirian.12

Penguasaan bahasa asing terutama bahasa Arab dan Inggris, mendorong

penulis untuk mencari tahu metode dan cara pengembangannya, sehingga jargon

“Al-lughotu al-Arabiyah wal Injliziyyah Taa Jal Ma’had”, atau Bahasa Arab dan

Inggris adalah mahkota Pesantren menjadi tagaline utama pesantren ini. Terlebih

lagi salah satu ciri seorang siswa memiliki kecerdasan verbal linguistik adalah

penguasaan bahasa asing.

Oleh karenanya penulis berkeinginan untuk mengeksplorasi dan meneliti

masalah ini guna mengetahui sejauh mana sistem sekolah berasrama dapat

membantu pengembangan kecerdasan verbal linguistik siswa. Dalam hal ini

penulis mengadakan penelitian dengan judul: “Implementasi Pengembangan

Kecerdasan di MTs Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor” .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik sekolah berasrama?

2. Apa upaya Guru dan pesantren dalam mengembangkan kecerdasan

linguistik di Madarasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul „Uluum

Lido Bogor?

3. Apa faktor pendukung yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan

lingusitik siswa di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul

„Uluum Lido Bogor?

4. Apa faktor penghambat yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan

lingusitik siswa di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul

„Uluum Lido Bogor?

12

H. Anshori. LAL, Transformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaung Silam Press, 2010),

h. 30.

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

9

C. Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah di atas sangat luas ruang lingkupnya, oleh karena

keterbatasan kemampuan, baik dari segi waktu ataupun dana, maka masalah

dalam penelitian ini dibatasi hanya pada: “Implementasi Perkembangan

Kecerdasan Verbal Linguistik di MTs Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido

Bogor.”

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan

kecerdasan verbal linguistik di MTs Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido

Bogor.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kontribusi bagi pengembangan teori: Hasil penelitian ini akan

berguna dan bermanfaat bagi pengembangan khazanah ilmiah, yaitu

pengembangan konsep pendidikan Islam.

b. Kontribusi bagi penyempurnaan praktik: Hasil penelitian ini akan

berguna bagi perbaikan dan penyempurnaan praktik bagi para

profesional dibidang pendidikan Islam.

c. Menjadi bahan kajian dan rujukan: Bagi kalangan civitas akademika,

hasil penelitian ini semakin memperkaya dan memperdalam teori

pembelajaran dalam pendidikan Islam.

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

10

BAB II

ACUAN TEORI

A. Sekolah dengan Sistem Berasrama (Pesantren)

1. Pengertian Sistem Berasrama (Pesantren)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistem adalah

seperangkat atau pengaturan unsur yang saling berhubungan sehingga

membentuk satu kesatuan.

Dalam kamus ilmiah popular, “Sistem adalah metode; cara yang

teratur (untuk melakukan sesuatu); susunan cara”.16

Menurut Johnson, Kast, dan Rozenweig menyatakan bahwa sistem

adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks dan terorganisir; suatu

himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu

kebulatan/keseluruhan yang kompleks dan utuh.17

Menurut Campbell menyatakan bahwa sistem merupakan himpunan

komponen atau bagian yang saling berkaitan yang sama-sama berfungsi untuk

mencapai suatu tujuan.18

Sekolah berasrama atau yang populer disebut dengan Boarding School

adalah lembaga pendidikan yang menggunakan sistem dimana para siswanya

(santrinya) tinggal dan menetap di asrama selama mereka mengikuti

pendidikan di dalamnya.19

Nama lain dari istilah boarding school adalah sekolah berasrama. Para

murid mengikuti pendidikan reguler dari pagi hingga siang di sekolah

kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai

khusus di malam hari. Selama 24 jam anak didik berada di bawah pendidikan

dan pengawasan para guru pembimbing.

16

Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), h. 712. 17

M. Ishom El-Saha, Manajemen Kependidikan Pesantren, (Jakarta: Transwacana, 2008),

h. 27. 18

Ibid,. h. 28. 19

Jamaluddin. Sriwijaya Post, diunduh pada 26 Januari 2015 14.45 WIB.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

11

Sesungguhnya term boarding school bukan sesuatu yang baru dalam

konteks pendidikan di Indonesia. Karena sudah sejak lama lembaga-lembaga

pendidikan di Indonesia menghadirkan konsep pendidikan boarding school

yang diberi nama “Pondok Pesantren”. Pondok Pesantren ini adalah cikal

bakal boarding school di Indonesia.

Menurut H. Rohadi Abdul Fatah pondok berasal dari kata Funduq

yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan dalam bahasa Indonesia

mempunyai banyak arti, di antaranya madrasah tempat belajar agama Islam.

Sekarang lebih dikenal dengan nama pondok pesantren. Di Sumatera Barat

dikenal dengan nama surau, sedangkan di Aceh dikenal nama rangkang.20

Pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri.

Masih menurut H. Rohadi santri berasal dari kata cantrik (bahasa sansakerta,

atau mungkin jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang

kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama

yang disebut Pawiyatan.21

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, „Pondok‟ artinya; rumah untuk

sementara waktu, seperti yang didirikan di ladang, di hutan dan sebagainya.

Sedangakan „Pesantren‟ artinya; asrama dan tempat murid-murid, para santri

belajar mengaji.

Menurut Imam Zarkasyi (pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor)

pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau

pondok, dimana kiai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan

yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam di bawah bimbingan kyai

yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.22

Menurut MU YAPPI, Istilah pondok pesantren dimaksudkan suatu

bentuk pendidikan ke-Islaman yang awalnya berbentuk kelembagaan

informal tradisional di bumi nusantara. Seperti dikemukakan, kata pondok

(kamar, gubuk, rumah kecil) dipakai dalam bahasa Indonesia dengan

20

H. Rohadi Abdul Fatah, Rekonstruksi Pesantren Masa Depan dari Tradisional,

Modern, Hingga Post Modern, (Jakarta: Listafariska Putra, 2008), h. 11. 21

Ibid,. h. 12. 22

Ibid.

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

12

menekankan kesederhanaan bangunan fisik dan tampilan perilaku

penghuninya.

Lembaga-lembaga pendidikan dengan sistem sekolah berasrama

terutama di Indonesia ini adalah pondok-pondok pesantren, baik pesantren

dengan ciri khas tradisionalnya (salafi) maupun modern. Walaupun

sebetulnya banyak juga sekolah-sekolah umum yang muatan kurikulumnya

sepenuhnya dari DIKNAS yang dipadukan bahkan tidak sama sekali dengan

pendidikan Islam yang menggunakan sistem bersarama (boarding school)

dengan disiplin-disiplinya yang ada, namun dalam hal ini penulis hanya

mengangkat pembahasan sistem berasrama pada pondok pesantren.

2. Konsep Sekolah Berasrama (Pesantren)

Seperti yang sudah di paparkan dari banyak pengertian diatas, sekolah

berasrama (boarding school) adalah sekolah yang menggunakan sistem

dimana para siswa/santrinya diwajibkan untuk tinggal dan menetap selama

mengikuti proses pendidikan didalamnya, tentunya mereka ada di bawah

didikan dan pengawasan oleh para guru (ustadz) selama 24 jam.

Para siswa selama berada didalamnya menjalankan hari-harinya

dengan berinteraksi dengan teman sebaya dan para guru. Rutinitas kegiatan

tersebut berlangsung dari pagi hingga malam sampai bertemu pagi lagi.

Mereka menghadapi makhluk hidup yang sama, orang yang sama, lingkungan

yang sama, dinamika dan romantika yang seperti itu pula.

Hidup berkelompok dengan orang lain yang tidak dikenal sebelumnya

akan membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi

dan berinteraksi dengan sesama berdasarkan perkembangan intelektualitas

mereka. Baik itu dengan remaja seusia mereka maupun dengan orang dewasa.

Orang dewasa di sini maksudnya para pengajar atau guru, kakak-kakak kelas

yang menjadi pengurus organisasi dan para karyawan yang ada didalamnya.

Lazim pula dalam sebuah sekolah asrama diterapkan peraturan

berbahasa asing dalam pergaulan keseharian setiap peserta didik, baik secara

berkala maupun sehari-hari. Bagi santri yang tidak berdisplin dalam menaati

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

13

peraturan ini akan dikenai sanksi tegas dari pengasuh. Sisi positif dari

peraturan ini tentu saja membuat peserta didik menjadi lebih fasih berbahasa

asing.

Sistem pendidikan seperti itu secara tradisional jejaknya dapat kita

selami dalam dinamika kehidupan pesantren, pendidikan gereja, bahkan di

bangsal-bangsal tentara. Pendidikan berasrama telah banyak melahirkan

tokoh besar dan mengukir sejarah kehidupan umat manusia mulai dari Filosof

Plato hingga cendekiawan Nurcholish Madjid, yang perlu menjadi catatan

adalah bahwa mereka memang orang-orang yang bercikal bakal menjadi the

great man and indigenous people.

Menurut Alkhalil Ramadhan dalam konteks pendidikan di Indonesia

term boarding school bukanlah sesuatu yang baru, karena lembaga-lembaga

pendidikan yang menggunakan sistem sekolah berasrama (boarding school)

sudah lama ada, yang diberi nama „pondok pesantren‟ dari pondok

pesantrenlah cikal-bakal adanya boarding school di Indonesia.

3. Manfaat dan Keunggulan Sekolah Berasrama (Boarding

School)

Menurut Firdaus Tebo kelebihan-kelebihan sekolah asrama yaitu:

a. Kemandirian

Seorang pelajar yang rela berpisah dengan kedua orang tuanya

demi menuntut ilmu, kemudian ia mengurus keperluan sehari-harinya

sendiri sudah tentu akan menumbuhkan jiwa yang mandiri. Jiwa yang

mandiri akan membentuk pola hidup yang mandiri dan memang salah satu

tujuan dari pendidikan adalah membentuk jiwa yang mandiri.

Kalau kita amati, pola pembentukan kemandirian ini juga ada

dalam sekolah yang tidak berasrama, yaitu dengan diadakannya kegiatan

pramuka. Akan tetapi sudah tentu kemandiriannya berbeda dengan

kemandirian hasil binaan di asrama. Karena para siswa disini betul-betul

terpisah dari orang tua mereka.

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

14

b. Menghindari Dikotomi Ilmu (Agama dan Umum)

Memang pada hakikatnya tidak ada dikotomi ilmu pengetahuan

seperti diatas karena semuanya bersumber dari Allah Swt.. Ilmu umum

seperti yang dimaksud adalah berasal dari kegiatan memikirkan alam ini.

Sedangkan Allah Swt. memang memerintahkan memikirkan alam semesta

ini yang tujuannya adalah menambah rasa keagungan Allah Swt. di dalam

jiwa hamba-Nya. Hal ini dapat kita fahami dari firman Allah Swt. dalam

Surah Ali ‟Imran Ayat 190-191 berikut23

:

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang berakal”. (Q.s. Ali-„Imron, [3]: 190)

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah

Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka

peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.s. Ali-„Imron, [3]: 191)

Maka, dalam kehidupan asrama yang terkontrol, proses integrasi

ilmu pengetahuan yang bersifat abadi (perrenial knowlwedge) dan capaian

(acquired knowledge) akan lebih cepat terinternalisasi kedalam guru siswa.

c. Pengawasan Langsung Oleh Assatidz

Sistem asrama memungkinkan pendidik melakukan tuntunan dan

pengawasan secara langsung kepada para siswa, yang memang hal ini

sangat dimungkinkan karena guru dan siswa tinggal di dalam satu

23

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 96.

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

15

komunitas yang sama, di dalam asrama mereka di bimbing oleh kakak-

kakak kelasnya yang lebih senior. Pengawasan langsung ini menyebabkan

prilaku siswa yang menyimpang dapat segera diketahui dan dapat

dilakukan tindakan yang segera mencegahnya.

d. Keakraban antara Asatidz (Guru) dan Santri (Siswa)

Sangat Kondusif bagi Pemerolehan Pengetahuan yang

Hidup.

Seperti halnya yang terjadi di pesantren, hubungan yang akrab akan

terjadi antara kyai dan para ustadz dengan para murid. Sehingga para santri

akan dengan senang hati menerima segala palajaran yang diberikan oleh

kyai dan para ustadz, karena keakraban menghilangkan prasangka negatif,

sehingga semua penghalang dalam menerima pengetahuan akan hilang.

e. Pendidikan Karakter Building

Penanaman nilai merupakan ruhnya penyelenggaraan pendidikan.

Oleh karenanya pola-pola pendidikan hendaknya mengembangkan dan

menyadarkan siswa terhadap nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan,

kearifan dan kasih sayang sebagai nilai-nilai universal yang dimiliki semua

agama. Pendidikan juga berfungsi untuk memperkuat keimanan dan

ketaqwaan secara spesifik sesuai keyakinan agama. Maka setiap

pembelajaran yang dilakukan hendaknya selalu diintegrasikan dengan

perihal nilai di atas, sehingga menghasilkan anak didik yang

berkepribadian utuh, yang bisa mengintegrasikan keilmuan yang dikuasai

dengan nilai-nilai yang diyakini untuk mengatasi berbagai permasalahn

hidup dan sistem kehidupan manusia. Sementara pendidikan di Indonesia

selama ini, disadari atau tidak, belum banyak menyentuh pemberdayaan

dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global, karena persoalan

pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal

yang belum pernah tuntas. Pendidikan dengan Sistem Boarding School

(perpaduan/integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah)

sebenarnya efektif untuk mendidik kecerdasan, ketrampilan, pembangunan

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

16

karakter dan penanaman nilai-nilai moral peserta didik, sehingga anak

didik lebih memiliki kepribadian yang utuh dan khas.

f. Melahirkan Pimpinan Masa Depan

Semangat religiusitas, boarding school menjanjikan pendidikan

yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani, intelektual dan

spiritual. Diharapkan akan lahir peserta didik yang tangguh secara

keduniaan dengan ilmu dan teknologi, serta siap secara iman dan amal

soleh.

Kondisi di atas memungkin siswa boarding school berkembang

menjadi pribadi yang utuh (insan kamil) sebagai prasyarat untuk menjadi

pemimpin. Pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang baik seperti:

creativity, morality, courage, knowledge, dan commitment. Calon

pemimpin minimal harus memiliki kelima sifat-sifat positif tersebut,

mengingat pemimpin bisa menjadi simbol moral dan pemersatu bagi

komunitasnya, pemimpin harus bisa menjadi agent of development menuju

kesejahteraan, kemakmuran. Seorang pemimpin harus mampu membawa

komunitasnya melangkah jauh ke depan bukan hanya sekedar menjadi one

step ahead tapi lebih leading to the farthest.

g. Proses Modelling/Uswatun Hasanah

Salah satu keistimewaan pendidikan pondok pesantren adalah

sistem boarding school atau sistem asrama. Dengan sistem boarding

school, santri sepanjang hari dan malam berada dalam lingkungan belajar.

Mereka bergaul bersama siswa yang lain dan para ustadz mereka. Para

guru/ustazd dapat memantau dan mengarahkan setiap perilaku santri

sepanjang waktu.

Di samping itu, dengan bergaul sepanjang waktu, memungkinkan

bagi santri untuk mencontoh perilaku dan cara hidup ustadz. Sebab,

mencontoh merupakan salah satu cara belajar yang paling efektif daripada

sekadar belajar secara kognitif.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

17

h. Pemakaian Bahasa Asing sebagai Bahasa Pengantar

Asrama adalah lingkungan yang terdiri dari para penuntut ilmu,

sehingga dari segi ini lingkungannya dikatakan homogen. Dengan

lingkungan yang homogen dalam nuansa keilmuan ini maka sangat

kondusif untuk menerapkan bahasa asing sebagai bahasa pengantar, yakni

dengan menerapkan direct method (metode langsung) yang salah satu

cirinya adalah sejak permulaan murid dilatih untuk “berfikir dalam bahasa

asing”.

Sedangkan menurut Zeemers, Kelebihan utama sekolah berasrama

terletak pada keharusan setiap peserta didik untuk tinggal menetap di

lokasi yang telah ditentukan pihak yayasan. Di lokasi yang lazim disebut

asrama inilah peserta didik diajarkan hidup mandiri, tidak lagi tergantung

sepenuhnya kepada orangtua atau pembantu rumah tangga untuk mengurus

segala keperluan pribadinya.

Para siswa dilatih untuk tidak menjadi generasi cengeng dengan

membatasi jadwal kunjungan orang tua. Pola hidup mandiri akan lebih

terasa lagi bila dalam peraturan asrama terdapat "mata pelajaran" hidup

mandiri yang wajib diikuti. Seperti mengelola tanah pertanian atau usaha-

usaha milik yayasan. Guna memenuhi kebutuhan hidup mereka pribadi

maupun sebagai pemasukan tambahan yayasan yang selanjutnya

digunakan sebagai dana tambahan operasional maupun pengembangannya.

Selain itu di era globalisasi ini, di era yang membutuhkan orang-orang

dan calon-calon pemimpin yang benar, jujur, adil, bijaksana dan tentu saja

beriman dan bertaqwa, maka dibutuhkan pula bibit-bibit yang berkualitas

guna melanjutkan roda kehidupan pada saat ini dan yang akan datang.

Oleh karenanya sekolah dengan sistem berasrama khususnya pada

pondok pesantren selain kedisiplinan yang diterapkan dan ditanamkan

pada setiap jiwa peserta didik atau santrinya, sisi emosional dan spiritual

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

18

pun merupakan bagian yang terintegrasi dalam pendidikan dengan sistem

berasrama.

B. Kecerdasan Verbal Linguistik

1. Pengertian Kecerdasan Verbal Linguistik

Menurut rumusan yang ditetapkan kongres sedunia tentang tujuan

pendidikan Islam, sebagaimana dikutip oleh M. Arifin: “education should

aim at the ballanced growth of total personality of man through the training

of mans‟ spirit, intelect the rational self, feeling and bodily sense. Education

should therefore cater for the growth of man in all its aspects; spritual,

intelektual, imaginative, physical, scientifc, linguistic, both individually and

collectively, and motivate all these aspect toward goodnes and attainment of

perfection. The ultimate aim for education lies in the realization of complete

submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at

large”.24

C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian kecerdasan sebagai

kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara

cepat dan efektif. Sementara itu, Anita E. Woolfolk (1975) mengemukakan

bahwa menurut teori lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu: (1)

kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan

(3) kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada

umumnya.25

Pada tahun 1916 Lewis Madison Terman mendefinisikan kecerdasan

sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Sedangkan H.H.

Goddard pada tahun 1946 mendefinisikan kecerdasan sebagai tingkat

kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah

24

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: suatu tinjauan teoritis tentang dan praktis

berdasarkan pendekatan interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara. 1996), h. 40. 25

Akhmad Sudrajat, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com2008/01/12iq-eq-dan-sq-

dari-kecerdasan-tunggal-ke-cerdasan-majemuk”, diakses tanggal 14 Januari 2015.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

19

yang langsung dihadapi ddan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang

datang.26

Donald Sterner memberikan definisi tentang kecerdasan yaitu

kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk

memecahkan masalah-masalah baru; tingkat kecerdasan diukur dengan

kecepatan memecahkan masalah.27

Menurut David Wechler, intelegensi adalah kemampuan untuk

bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi

lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir

secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara

langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang

merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.28

Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai “Kemampuan

untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai

dalam satu latar belakang budaya atau lebih”. Dengan kata lain, kecerdasan

dapat bervariasi menurut konteksnya.29

Menurut teori kecerdasan majemuk, seperti yang diungkapkan Ileh

Thomas Amstrong, kecerdasan linguistik atau word smart adalah kemampuan

menggunakan kata-kata secara efektif. Dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah, menurut Thomas Amstrong, memperlihatkan bahwa kecerdasan

linguistik ini mencakup sedikitnya dua sepertiga bagian dari interaksi belajar-

mengajar yang mencakup kegiatan membaca dan menulis. Dalam dua

kegiatan tersebut, membaca dan menulis, terdapat cakupan luas kemampuan

linguistik karena termasuk didalamnya mengeja, kosakata, dan tata bahasa.

Selain itu, kecerdasan lingusitik juga berkaitan dengan kemampuan berbicara.

26

Syaifuddin Azwar, Pengajar Psikologi Intelegensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002), h. 5. 27

Harry Alder, Boost Your Intelegences, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 15. 28

http://info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=13,

diakses tanggal 14 Januari 2015. 29

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelarated Learning For The 21st Century,

(Bandung: Nuansa, 2006), h. 58.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

20

Dalam hal ini, kecerdasan linguistik tampak pada para orator, pelawak,

selebriti radio, atau politisi yang sering menggunakan kata-kata untuk

memanipulasi dan mempengaruhi.30

Kecerdasan Linguistik: Linguistic Intelligence yaitu kemampuan

dalam menggunakan dan mengolah kata secara efektif baik dalam bentuk

tulisan (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan) atau pun lisan

(misalnya pendongeng, penyiar berita, orator atau politisi).31

Kemampuan ini

berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum.

Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik cenderung peka terhadap

makna kata (semantik), aturan kata (sintaksis), ungkapan kata maupun fungsi

bahasa (pragmatik). Peserta didik yang mempunyai kecerdasan linguistik

tinggi senang mengekspresikan diri dengan bahasa, biasanya nilai mata

pelajaran bahasanya lebih baik dibandingkan dengan teman-temannya yang

lain. Tokoh-tokoh yang memiliki kecerdasan ini contohnya adalah Soekarno

dan Taufik Ismail.

Berbeda dengan kecerdasan-kecerdasan yang lain, menurut Julia

Jasmine, kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang paling unik dan

memiliki kaitan yang paling erat dengan kehidupan setiap orang. Hal ini

dapat dipahami karena setiap orang yang mampu bertutur dan berkata-kata

pada dasarnya bisa dikatakan memiliki kecerdasan tersebut dalam beberapa

level. Namun demikian, orang yang memiliki kecerdasan linguistik ini

sebenarnya tidak hanya sebatas mampu bertutur dan berkata-kata serta

mampu mengkhidmati kata-kata dirancang dalam cara yang lain dan berbeda

dari biasanya.32

Berkaitan dengan hal ini, Paul Suparno menjelaskan bahwa

orang yang kecerdasan linguistiknya tidak tinggi tetap bisa belajar dan

30

Thomas Amstrong, Sekolah Para Juara: Menerapkan dan Meningkatkan Kecerdasan

Anda Berdasarkan Teori Multiple Inteligences, terj. Yudhi Murtanti, (Bandung: Kaifa, 2004), h. 9. 31

Thomas Amstrong, You‟re Smarter than You Think, terj. Arvin Saputra dalam Lyndon

Saputra (Ed). Kamu itu Lebih Cerdas dari pada yang Kamu Duga, (Batam: Interaksara, 2010), h.

15. 32

Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Inteligences, (Bandung:

Nuansa, 2007), h. 16-18.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

21

menggunakan bahasa, namun hasilnya akan kurang lancar, tidak seperti orang

yang memilki kecerdasan linguistik yang tinggi.33

Tidak jauh berbeda dengan Julia jasmine, dalam bukunya 7 kinds of

smart, Thomas Amstrong mengungkapkan bahwa kecerdasan linguistik itu

lebih rumit dari sekedar kemampuan mengucapkan kembali serangkaian

jawaban, seperti be, dalam tes standar. Kecerdasan ini menurut Thomas

Amstrong mencakup kemampuan dalam bidang fonologi, sintaksis, semantik,

dan pragmatika. Oleh karena kecerdasan ini berkaitan erat dengan

penggunaan bahasa, fonetis, misalnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan

bahasa Arab.34

Dalam pendapat lain dikatakan, VLI (Verbal-Linguistic Intelligence)

adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan

bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.35

Verney, dan the National Association for the Education of Yaoung

Children, telah menunjukkan arti penting dalam menciptakan lingkungan-

lingkungan yang penuh dengan aktivitas bahasa dalam arti, para orang tua

atau pengasuh lainnya melibatkakn anak-anak dalam interaksi verbal,

misalnya bermain dengan kata-kata, bercerita dan bercanda, mengajukan

pertanyaan, mengungkapkan pendapat, dan menjelaskan perasaan dan

konsep-konsep.36

Jadi, dari sini dapat disimpulkan bahwa Verbal-Linguistic

Intelligence merupakan suatu metode yang dipilih oleh guru dalam rangka

menggali dan meningkatkan kecerdasan yang ada pada diri siswa. Dimana

kecerdasan ini berupa kemampuan siswa dalam mengungkapkan pemikiran

mereka melalui ungkapan bahasa. Bahasa tersebut terbagi menjadi dua yakni

bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sehingga dengan Verbal-Linguistic

33

Paul Suparno, Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta:

Kanisius, 2007), h. 28. 34

Thomas Amstrong, Sekolah para Juara; Menerapkan dan Meningkatkan Kecerdasan

Anda Berdasarkan Teori Multiple Inteligences, (Bandung: Kaifa, 2004), h. 10. 35

Linda Campbel, Bruce Campbel, Multiple Inteligences, (Depok: Inisiasi Press, 2002),

h. 2. 36

Ibid., h. 11.

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

22

Intelligence ini pembelajaran dilakukan melalui proses membaca, berbicara,

mendengar dan menulis secara efektif.

Di dalam budaya kita, kecerdasan di bidang bahasa atau linguistik

sangat umum dijumpai dan sangat dibutuhkan. Kita semua suka bicara. Akan

tetapi, hanya sedikit dari kita yang mampu memanfaatkan kata dan bahasa

layaknya tongkat ajaib atau apabila perlu, seperti pedang. Kecerdasan di

bidang bahasa bekerja bagaikan generator kata dan bahasa. Ini termasuk

kepekaan dalam memahami struktur, arti, dan penggunaan bahasa baik

tertulis maupun lisan.37

Kecerdasan bahasa berarti kemampuan menggunakan kata-kata secara

terampil dan mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently). Menurut

Howard Gordner, sebagaimana dikutip oleh Agus efendi, kecerdasan

linguistik antara lain ditunjukkan oleh sensitivitas terhadap fonologi,

penguasaan sintaksis, pemahaman semantik dan pragmatik.38

Bahasa dipandang sebagai suatu alat komunikasi manusia yang

memiliki kekuatan luar biasa sehingga bisa mengendalikan seseorang. Hal ini

bisa dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu contoh dengan

mengatakan “diamlah” atau dengan memberi isyarat telunjuk jari ditaruh di

atas bibir, maka dalam sekejap orang yang dimaksud akan menutup

mulutnya. Inilah salah satu contoh kekuatan kata-kata atau bahasa, sehingga

ada ungkapan “the power of words.”

2. Kecerdasan Verbal Linguistik Dalam Perspektif Islam

Bahasa juga bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk

menyampaikan pesan kepada orang lain. Dalam ajaran Islam, ada kewajiban

bagi setiap muslim untuk beramar ma‟ruf nahi munkar (mengajak manusia

untuk berbuat kebaikan dan mencegahnya dari perbuatan yang tercela). Selain

itu, banyak diantara ayat Al-Qur‟an yang menganjurkan manusia untuk selalu

bertanya ketika tidak tahu (Fas‟aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta‟lamuun;

37

Laurel Schmidt, Jalan Pintas Menuju 7 kali Lebih Cerdas, (Bandung: Kaifa, 2002), h.

34. 38

Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 141.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

23

QS: 16: 43). Untuk melakukan hal ini semua, tentu tidak bisa lepas dari

peranan bahasa. Bahkan kepribadian seseorang juga bisa dilihat dari bahasa

yang diucapkannya. Oleh karena itu, bahasa juga bisa menjadi salah satu cara

yang membedakan manusia dengan binatang. Allah Ta‟ala telah berfirman

dalam Surah ar-Rahman Ayat 3-439

:

Artinya: ”Dia menciptakan manusia (3) Mengajarnya pandai berbicara.”

(Q.s. ar-Rahman, [55]: 3-4)

Kecerdasan linguistik merupakan suatu bentuk kecerdasan yang

sangat urgen dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tingkat kecerdasannya

berbeda-beda pada setiap individu. Secara fitrah, ada yang dianugerahi oleh

Allah Ta‟ala dengan potensi linguistik yang bagus, sehingga terkesan pandai

meskipun sebenarnya kurang mengetahui apa yang dibicarakan. Sebagian lagi

ada yang tampak pasif meskipun sebenarnya lebih pandai daripada yang

pertama.40

Pada beberapa sekolah secara umum, siswa mungkin belum terbiasa

untuk mengasah kecerdasan linguistiknya secara maksimal, seperti mengasah

kemampuan menulis ataupun kemampuan untuk mengungkapkan

argumentasi. Berkaitan dengan hal ini, maka diperlukan suatu strategi belajar

mengajar tertentu yang dapat menjadi motivator bagi siswa dalam

meningkatkan kecerdasan linguistiknya. Diantara cara untuk meningkatkan

kecerdasan linguistik, antara lain:

a. Mendengar

Dari hasil penelitian Dr. Lyman Steil, seorang professor retorika di

University of Minnesota didapat bahwa seseorang telah menghabiskan

80% waktu kerjanya untuk berkomunikasi dan 45% untuk mendengar.

Adapun dalam perkiraan Steil, di beberapa sekolah tradisional siswa telah

39

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 773. 40

Agus Efendi, “ Revolusi Kecerdasan Abad 21”,...., h. 142.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

24

menghabiskan waktu sebanyak 70% untuk mendengar, akan tetapi mereka

kurang mempelajari strategi mendengar yang efektif. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas manusia memang seorang pendengar yang kurang

efisien. Padahal secara realita, mendengar merupakan suatu langkah awal

seseorang dalam memahami dan mempelajari suatu pengetahuan, bahkan

dengan mendengar seseorang akhirnya bisa mengubah perilakunya ke arah

yang lebih baik. Allah Ta‟ala telah menyinggung metode mendengar

dalam Surah az-Zumar Ayat 18 41

:

Artinya:”(Orang-orang) yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti

apa yang paling baik diantaranya, mereka itulah orang-orang yang telah

diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai

akal.” (Q.s. az-Zumar, [39]: 8)

Atas dasar di atas, maka para guru yang ingin menerapkan strategi

mendengar kepada para siswanya sekaligus dapat mengingat apa yang

telah dijelaskan kepada mereka, hendaknya memberikan peluang kepada

siswa untuk merangkum atau membahas materi yang telah disampaikan

bersama dengan teman-temannya dalam jangka waktu tertentu.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan listening

guide (sejenis kertas kosong) kemudian dibagi-bagikan kepada para siswa

untuk diisi sesuai dengan informasi yang disampaikan. Hal ini berguna

untuk membantu para siswa untuk dapat memfokuskan keterampilan

mendengar mereka dan membantunya untuk bisa berpikir secara teratur.42

b. Berbicara

Kelas hendaknya bisa menjadi lingkungan yang baik dalam

mendidik para siswa untuk belajar berbicara secara efektif, sehingga

41

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 661. 42

Agus Efendi, “ Revolusi Kecerdasan Abad 21”,...., h. 142.

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

25

audiens bisa memahami dengan mudah apa yang dibicarakan. Oleh karena

itu, secara otomatis guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam kegiatan

ini. Al-Qur‟an telah menggambarkan betapa pentingnya keterampilan

berbicara ini dari do‟a Nabi Musa AS. dalam Surah Thaaha Ayat 27-28 43

:

Artinya:”Dan lepaskanlah kekakuan lidahku (27) Supaya mereka mengerti

perkataanku (28)”. (Q.s. Thaaha, [20]: 27-28)

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih keterampilan

berbicara, antara lain:

1) Membuat diskusi kelas yang melibatkan semua siswa. siswa yang

pendiam bisa dirangsang dengan memberi beberapa pertanyaan. Agar

situasi kelas mendukung, maka bentuk tempat duduk siswa dengan

fermat seperti huruf U atau O. Diskusi juga bisa dilakukan dalam

kelompok kecil (siswa dibagi-bagi dalam bentuk kelompok kecil

kemudian mendiskusikan suatu topik tertentu). Atur jadwal

sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa mendapat bagian untuk

memimpin diskusi.

2) Untuk memulai diskusi, guru bisa melontarkan pertanyaan sebagai

permasalahan awal dalam diskusi yang harus dipecahkan. Guru

sebagai pemimpin dalam kegiatan ini harus bisa mempertahankan

jalannya diskusi dengan cara merefleksikan atau menanggapi

pertanyaan siswa. Yang lebih penting lagi, hindarkan diskusi dari

adanya monopoli pembicaraan oleh satu siswa tertentu. Selain itu,

guru hendaknya bisa mengawasi jalannya diskusi dan

menghindarkannya dari kemunculan pertanyaan yang menyimpang

sehingga diskusi bisa terarah ke satu topik persoalan tertentu. Di akhir

diskusi, guru hendaknya merangkum hasil diskusi dan

43

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 433.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

26

menghubungkannya dengan topik berikutnya. Kemudian melakukan

Feed back terhadap pelaksanaan diskusi untuk menuju

kesempurnaan.44

c. Menghafal

Metode menghafal sebenarnya sudah mulai ditinggalkan dalam

system pembelajaran akhir-akhir ini. Akan tetapi metode menghafal

sendiri sebenarnya memiliki banyak keuntungan. Diantara manfaat

menghafal antara lain informasi yang diterima siswa bisa terekam dalam

memori dalam jangka waktu yang relatif lama, bahkan bisa sampai seumur

hidup. Selain itu juga bisa menimbulkan hiburan, kesenangan dan inspirasi

saat informasi tersebut diingat kembali.

Keterampilan menghafal pada dasarnya merupakan bagian dari

keterampilan membaca. Dengan banyaknya memori yang tersimpan, maka

akan memiliki banyak bahan untuk dibicarakan. Allah Ta‟ala. telah

mengisahkan keunggulan Nabi Adam45

a.s. Dibanding dengan malaikat

karena pengetahuan yang dimiliki serta kemampuannya dalam menghafal

kembali. Firman Allah Ta‟ala. dalam Surah al-Baqarah Ayat 33 :

Artinya: ”Allah berfirman: “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka

nama-nama benda itu!” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka

nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakana

kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan

bumi,dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu

sembunyikan?”. (Q.s. al-Baqarah, [2]: 33)

Adapun cara-cara menghafal yang bisa diterapkan antara lain:

44

Agus Efendi, “ Revolusi Kecerdasan Abad 21”,...., h. 143. 45

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 7.

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

27

1) Dengan cara mengkaji dahulu materi yang akan dihafal.

2) Kelompokkan bagian yang harus diingat dalam bentuk visual image

(bayangan atau gambaran) di setiap bagian.

3) Isi materi bisa dibuat pantun, lagu maupun cerita.

4) Merekan permasalahan yang harus dihafal kemudian memutarnya

sesering mungkin.

5) Sesi menghafal hendaknya tidak terlalu lama (jangan melebihi 30

menit).

6) Meninjau ulang materi yang telah tersimpan.46

d. Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang amat penting karena membaca

merupakan kunci pembuka dari jendela pengetahuan. Dengan membaca,

kita bisa mengetahui banyak hal, sebagaimana kata-kata bijak: “Banyak

baca, banyak tahu, banyka ilmu, makin maju”. Membaca tidak hanya

terlepas pada kegiatan membaca buku saja, akan tetapi juga membaca

fenomena alam yang terjadi sehingga kita senantiasa bisa mengambil

„ibrah atau pelajaran dari alam. Saking pentingnya kegiatan membaca,

maka wahyu yang pertama kali turun memerintahkan kepada manusia

untuk selalu membaca. Sebagaimana firman Allah Ta‟ala. dalam Surah al-

„Alaq Ayat 1-347

:

Artinya:”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan

(1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan

Tuhanmulah Yang Paling Pemurah (3)”. (Q.s. al-„Alaq, [96]: 1-3)

Perintah membaca ini dari aspek psikologis. Perintah membaca

sesungguhnya melibatkan proses mental yang tinggi, yakni proses

pengenalan (cognition), memori (memory), pengamatan (reasoning) dan

46

Agus Efendi, “ Revolusi Kecerdasan Abad 21”,....h. 143. 47

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 904.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

28

daya kreasi (creativity). Dari sini tampak jelas bahwa sejak dahulu Islam

telah menaruh perhatian yang besar dalam meningkatkan kegiatan belajar.

Sebelum memulai kegiatan membaca, guru bisa menyiapkan bahan

terlebih dahulu untuk disampaikan kepada para siswanya. Setelah itu, guru

bisa memberikan tugas kepada siswa untuk membaca satu materi tertentu

(bisa buku pribadi maupun perpustakaan sekolah). Selanjutnya hasil dari

kegiatan membaca diflorkan kepada teman-temannya.48

e. Menulis

Secara umum, dengan menulis berarti telah memberikan satu

sumbangan khazanah keilmuan bagi generasi mendatang. Keterampilan

menulis tidak hanya terbatas pada pelajaran sekolah saja, akan tetapi

dalam kehidupan sehari-hari juga diperlukan sebagai bukti tertulis atas

suatu perbuatan. Firman Allah dalam Surah al-Baqarah Ayat 282 49

:

Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman!, Apabila kamu melakukan

utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu

menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan

menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka

hendaklah ia menulis….(Q.s. al-Baqarah, [2]: 282)

Untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa, hendaknya

dibentuk suatu kelompok untuk mengadakan feed back tentang hasil karya

atau tulisan yang telah dibuat oleh siswa.50

48

Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21,....h. 144. 49

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2006), h. 59. 50

Ibid,. h. 145.

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

29

3. Sifat-Sifat dan Perkembangan Kecerdasan Verbal

Linguistik

Dewasa ini kurikulum telah berkembang pesat, tapi membaca dan

menulis, sejalan dengan menyimak dan berbicara, tetap merupakan alat yang

esensial dalam mempelajari semua pelajaran.51

Kita mengetahui bahwa orang-orang yang kurang dalam pendengaran,

berbicara atau cacat penglihatannya akan mengembangkan bahasa dan

keterampilan berkomunikasi melalui kecerdasan dalam bentuk lain.

Sementara itu orang-orang yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik yang

bagus, memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Mendengar dan merespon setiap suara, ritme, warna dan berbagai

ungkapan kata.

b. Menirukan suara, bahasa, membaca dan menulis dari orang lainnya.

c. Belajar melalui menyimak, membaca, menulis dan diskusi.

d. Menyimak secara efektif, memahami, menguraikan, menafsirkan dan

mengingat apa yang diucapkan.

e. Membaca secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau

menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca.

f. Berbicara secara efektif kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan, dan

mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasif, atau

bergairah pada waktu-waktu yang tepat.

g. Menulis secara efektif, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata

bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosakata yang efektif.

h. Memperlihatkan kemampuan untuk mempelajari bahasa lainnya.

i. Menggunakan keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan membaca

untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, mempengaruhi,

menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan menggambarkan bahasa

itu sendiri.

j. Berusaha untuk mengingatkan pemakaian bahasanya sendiri.

51 Linda campbel, Bruce Campbel, Multiple Inteligences, (Depok: Inisiasi Press, 2002), h.

12.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

30

k. Menunjukkan minat dalam jurnalisme, puisi, bercerita, debat, berbicara,

menulis atau menyunting.

l. Menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil atau

komunikasi oral.52

Dilihat dari sudut neurologis, kecerdasan linguistic terdapat didaerah

spesifik dari otak, yaitu terletak pada lobus temporal kiri dan lobus bagian

depan khususnya dibagian boroca dan Wernicke.53

Daerah itulah yang

menurut Gardner bertanggung jawab untuk mengahsilkan kalimat yang benar

secara tata bahasa. Berdasarkan penelitiannya terhadap orang-orang yang

mengalami kerusakan otak, Gardner mengungkapkan bahwa orang yang

mengalami kerusakan otak pada daerah Broca ini tidak dapat memahami

kata-kata dan kalimat dengan cukup baik, namun mengalami kesulitan dalam

menyusun kata-kata menjadi kalimat kecuali dalam bentuk yang paling

sederhana. Sementara itu dalam waktu yang sama, kemampuan atau proses

pemikiran lain sama sekali tidak berpengaruh.54

Dari sudut perkembangannya, kecerdasan ini mulai meledak sejak

masa kanak-kanak dan dapat bertahan hingga usia lanjut.55

Berkenaan dengan

hal ini, Gardner mencontohkan kemampuan T. S. Elliot sejak usia sepuluh

tahun, T. S. Elliot sudah mampu menciptakan majalah yang diberi judul

fireside dan dia sendiri menjadi distributor tunggal. Dalam waktu tiga hari

dalam liburan musim dingin, dia menciptakan delapan nomor lengkap.

Masing-masing nomor berisi puisi, cerita pertualangan, kolom gossip, dan

humor.56

Sementara itu dilain pihak Thomas Amstrong menyebutkan bahwa

seorang yang berusia empat puluh tahun, atau bahkan lebih, masih bisa

52

Linda Campbel, Bruce Campbel, Multiple Inteligences…., h. 13. 53

Thomas Amstrong, Sekolah para Juara; Menerapkan dan Meningkatkan Kecerdasan

Anda Berdasarkan Teori Multiple Inteligences…”, h. 12. 54

Howard Gardner, Multiple Inteligences: The theory in practice, (New York: Basic

Book, 1993), h. 42. 55 Thomas Amstrong, Sekolah para Juara; Menerapkan dan Meningkatkan Kecerdasan

Anda Berdasarkan Teori Multiple Inteligences…”, h. 12. 56

Howard Gardner, Multiple Inteligences: The theory in practice…., h. 42.

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

31

menjadi novelis yang sukses.57

Hal ini menunjukkan bahwa kecerdsan

linguistik mengalami masa perkembangan yang sangat panjang.

Adapun indikator kecerdasan linguistik menurut Thomas Amstrong

dalam bukunya yang berjudul “Kamu itu Lebih Cerdas dari pada yang Kamu

Duga”, adalah: senang membaca, bercerita, menulis cerita atau puisi, belajar

bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja,

suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide dengan sesama,

kuat mengingat nama atau fakta, senang bermain kata-kata tersembunyi,

scrabble atau teka-teki silang, senang melakukan riset dan membaca ide-ide

yang yang menarik minat, senang bermain dengan kata-kata (bolak-balik

kata, plesetan, pantun).58

Sedangkan cara untuk mengembangkan kecerdasan linguistik, di

antaranya adalah dengan menulis ide-ide yang muncul, membaca hal-hal

yang menarik, membuat jurnal, rajin ke perpustakaan, mencari kata-kata yang

tidak diketahui di dalam kamus, diskusi dengan keluarga secara teratur,

mencatat buku-buku penting, bermain kata, diskusi kelompok, mencatat

penulis-penulis kesayangan, mendengarkan seorang penulis berbicara, belajar

bahasa asing, membuat jurnal penulis, menonton sandiwara/pertunjukan,

bergabung dengan tim debat sekolah.59

Pandai dalam berbicara, gemar bercerita, dengan tekun mendengarkan

cerita atau membaca merupakan tanda anak memiliki kecerdasan linguistik

yang menonjol. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan

berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya.60

Adapun orang-orang yang memiliki kecerdasan ini antara lain para

jurnalis, penulis, penyair sufistik, maupun orator.61

Contohnya cerpenis

57

Thomas Amstrong, Sekolah para Juara; Menerapkan dan Meningkatkan Kecerdasan

Anda Berdasarkan Teori Multiple Inteligences…”, h. 8. 58

Thomas Amstrong, You‟re Smarter than You Think, terj. Arvin Saputra dalam Lyndon

Saputra (Ed). Kamu itu Lebih Cerdas dari pada yang Kamu Duga…, h. 28. 59

Ibid,. h. 30. 60

Handi Susanto, Penerapan Multiple Intelegences dalam Sistem Pembelajaran, (Jurnal,

diunduh pada 29 Januari 2015 dari www.bpkpenabur.or.id 61

Agus Effendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, Kritik MI, EI, SQ, AQ & Succesful

Inteligences atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 142.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

32

sekaligus novelis Asma Nadia, Sutan Takdir Ali Syahbana, Marah Rusli,

Habiburrahman el-syirazi, Sudjiwo Tedjo, Pidi Baiq, penyair sufisitik

Jalaludin Rumi, Emha Ainun Najib, Taufik Ismail, orator mantan Presiden

Republik Indonesia Soekarno. Mereka semua adalah orang yang mampu

mempengaruhi orang lain.

Terkait dengan anak-anak di sekolah, Thomas Amstrong menyatakan

bahwa anak-anak yang berbakat dalam kemampuan linguistik mempunyai

keterampilan pendengaran yang sangat berkembang dan sangat menikmati

ketika bermain-main dengan bunyi bahasa. Mereka sering berpikir dalam

kata-kata, asyik membaca atau sibuk menulis puisi atau cerita. Dimanapun

mereka berada, anak yang memiliki kecerdasan linguistic ini biasanya suka

menulis kreatif, mengrang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita,

sangat hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal kecil, menimati membaca

buku, mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah, menyukai pantun lucu dan

permainan kata, suka mengisi teka-teki silang atau melakukan permainan

seperti scrable atau anagram, sangat menikmati ketika mendengarkan kata-

kata lisan, mempunyai kosa kata yang luas untuk anak seusianya, serta unggul

dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca dan menulis.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kecerdasan ini,

menurut Gardner sebagaimana dikutip oleh Thomas Amstrong adalah ada

banyak cara untuk mengungkapkan kecerdasan ini dalam kehidupan anak.

Bisa jadi anak menikmati menulis, namun tidak pandai membacakannya

didepan kelas, atau anak yang pandai bercerita namum kesulitan dalam

membaca.62

Oleh karena itu, dalam mengembangkan kecerdasan linguistic

pada anak haruslah selalu memperhstikan arah kecendrungan anak saat

memperlihatkan kecerdasan linguistic mereka.

Kecerdasan verbal-linguistik sangat berakar dalam perasaan kita

mengenai kompetensi dan kepercayaan diri, makin banyak anak-anak latihan

dalam kecerdasan ini di tempat yang kondusif, makin mudah mereka

62

Thomas Amstrong, You‟re Smarter than You Think, terj. Arvin Saputra dalam Lyndon

Saputra (Ed). Kamu itu Lebih Cerdas dari pada yang Kamu Duga…, h. 25-26.

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

33

mengembangkan keterampilan-keterampilan verbal ini, yang akan bermanfaat

bagi mereka sepanjang hayat. Guru dapat memberikan model-model yang

kuat melalui permainan kata-kata, berbagi karya tulis, sehingga mereka

terlibat dalam diskusi dengan penuh antusias, menyediakan perjalanan

lapangan ke produksi-produksi teater local, dan bercerita.

Peluang-peluang yang ekstensif untuk membaca, menulis dan

berbicara secara individual memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi

dan cenderung dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan waktu luang. Minat

mereka dapat terpupuk baik ketika guru atau orang tua menyarankan buku

atau artikel-artikel yang berhubungan dengan minat mereka, serta harus

diperkenalkan pada alasan lainnya dalam membaca.

Siswa memerlukan berbagai pengalaman dengan melibatkan

kecerdasan verbal-linguistik seperti halnya. Latihan mendengar, berbicara,

membaca, dan menulis yang akan menimbulkan perkembangan siswa agar

dapat menguasai keterampilan-keterampilan yang penting bagi kehidupan;

berpikir, belajar, menyelesaikan masalah, berkomunikasi dan menciptakan,

hal-hal yang baru.

a. Mendengar untuk Belajar

Bagi orang-orang yang bisa mendengar, suara manusia

memberikan pengalaman pertama pada bahasa. Steil berpendapat bahwa

mayoritas manusia merupakan pendengar yang kurang efisien. Setelah

mendengar 10 menit, presentasi oral, kebanyakan siswa mendengar,

memahami, mengevaluasi, dan menyimpan hanya setengah dari apa yang

disampaikan. Mereka kehilangan 25% lainnya selama 48 jam berikutnya.

Dengan kata lain, kebanyakan siswa hanya menyimpan sekitar ¼ dari apa

yang mereka dengar, kecuali jika mereka telah mengembangkan

keterampilan-keterampilan mendengar secara lebih efisien.63

63 Linda Campbel, Bruce Campbel, “ Multiple Inteligences”…., h. 16.

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

34

Berikut ini beberapa teknik mendengarkan dalam VLI (Verbal-

Linguistic Intelligence) yang efektif, yaitu:

1) Kunci-kunci untuk Menjadi Pendengar yang Efektif

Ketika siswa mendengar penjelasan, ceramah atau pembicara,

mereka dapat menggunakan kelambanan waktu (time lag) mereka untuk

mengidentifikasi tujuan pembicara, point utama, dan tema-tema inti.

Mereka dapat mencatat poin-poin penting dengan memakai kata-kata

sedikit mungkin, mengkaji ulang dan mengevaluasi apa yang disampaikan.

Berikut ini ada 10 kunci untuk mendengar yang efektif.

Tabel 2: 10 Kunci Mendengar Efektif

No. Pendengar Kuat Pendengar Lemah Pendengar Aktif

1 Temukan beberapa

area minat.

Menghilangkan mata

pelajaran yang “kering”

Menggunakan peluang

dengan bertanya: “Apa

isinya untuk saya?”

2 Nilailah isinya, bukan

penyampaiannya

Menghilangkan jika

penyampaiannya jelek

Menilai isi, melewati

kesalahan-kesalahan

penyampaian

3 Tahanlah semangat

anda Cenderung berargumen

Menyembuyikan penilaian

sampai paham

4 Dengarkan ide-ide Mendengar kenyataan Mendengar tema inti

5 Bersikap fleksibel

Membuat catatan intensif

dengan memakai hanya

satu sistem

Membuat catatan lebih

banyak. Memakai 4-5

sistem berbeda tergantung

pembicara.

6 Bekerja saat

mendengarkan

Pura-pura

memperhatikan

Bekerja keras,

menunjukkan keadaan

tubuh yang aktif

7 Menahan gangguan Mudah tergoda

Berjuang/menghindari

gangguan, toleransi pada

kegiatan-kegiatan jelek,

tahu cara berkonsentrasi

8 Latihlah pikiran anda

Menahan bahan yang

sulit, mencari bahan

yang sederhana

Menggunakan bahan yang

padat untuk melatih

pikiran

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

35

Meskipun ada format ceramah-diskusi di kelas di masa mendatang,

kita mengetahui bahwa ceramah masih efektif menyajikan informasi pada

kelompok siswa yang lebih besar. Meskipun begitu, ceramah akan terus

digunakan oleh siswa untuk menemukan cara terbaik dalam mendengar

dan belajar dari ceramah-ceramah tersebut.

Berikut ini saran-saran untuk mengasah kemampuan mendengar

para siswa, yaitu:

a) Untuk memulai ceramah, berikan judul pembicaraan dan mintalah

siswa untuk menggunakan praktek-pratek mendengar yang aktif

dengan menuliskan:

1. Apa yang mereka ketahui tentang pokok persoalannya?

2. Apa pertanyaan mereka dan bagaimana perasaan ketika mendengar

ceramah?

b) Latihan lainnya adalah meminta siswa untuk mendengarkan ceramah

kecil tanpa membuat catatan, tapi setelah selesai ceramah siswa harus

membuat peta pikiran.

c) Guru bisa menyediakan listening guide dengan bagian-bagian kosong

yang harus diisi sebagai informasi yang akan disampaikan. Ini

berguna untuk membantu para siswa memfokuskan keterampilan

mendengar mereka, berpikir dengan cara membuat struktur presentasi

mereka mendatang. Bagannya sebagai berikut:

Tabel 3: Pedoman Mendengarkan

Nama Siswa

Nama Pembicara

Judul/Topik

Ide Pendahuluan

Poin utama yang pertama

Rincian/tokoh pendukung

Poin utama yang kedua

Rincian/tokong pendukung

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

36

Poin utama yang ketiga

Rincian/contoh pendukung

Ide-ide kesimpulan

Ide lain

Pertanyaan yang muncul

Kemudian, ketika ceramah dimulai mintalah siswa untuk:

1. Membuat bagan/peta pikiran dengan poin-poin yang signifikan

2. Garis bawahi ide-ide yang terpenting

3. Buatlah catatan dengan cara tertentu, misalnya dengan asteris atau

tanda bintang pada poin yang belum jelas atau yang menarik.

4. Letakkan dalam pertanyaan-pertanyaan margin yang memerlukan

jawaban. Setelah ceramah kecil selesai, mintalah siswa untuk

menulis atau menjelaskan. Jawaban apapun yang dibuat siswa

setelah ceramah kecil, menunjukkan bahwa mereka membuat

catatan jawaban kemudian.

b. Berbicara Secara Efektif.

Berbicara secara efektif tidak hanya melibatkan kata-kata yang kita

gunakan, tapi cara yang kita gunakan, nada suara, ekspresi wajah, sikap

dan gerakan tubuh. Albert Mehrabin, penulis silent Messages

menunjukkan bahwa hanya 7% apa yang kita sampaikan lewat kata-kata

yang berhubungan dengan kata-kata yang kita gunakan, 38% berhubungan

dengan nada suara, dan 55% dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Jika

demikian adanya, keterampilan berbicara yang efektif melibatkan semua

kecerdasan.64

c. Membaca yang Efektif.

Walaupun belajar membaca merupakan proses yang kompleks, itu

merupakan salah satu hal yang dapat dicapai oleh otak manusia. Sebagian

besar kita belajar membaca pada usia enam atau tujuh tahun, dan dengan

64

Linda Campbel, Bruce campbel, Multiple Inteligences…., h. 21.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

37

berkembangnya kemampuan mental di usia dewasa, kita bahkan mampu

mengatasi tantangan-tantangan yang lebih besar. Berikut ini kiat-kiat jitu

dalam mempersiapkan diri memulai membaca, yaitu:

1) Mempersiapkan diri

2) Meminimalkan gangguan

3) Duduklah dengan sikap tegak

4) Luangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran

5) Gunakan jari atau benda lain sebagai petunjuk

6) Lihat sekilas bahan bacaan anda sebelum mulai membaca.65

d. Menulis yang Efektif.

Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan

otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).66

Berikut ini

gambaran aktifitas otak kanan dan kiri, yaitu:

Gambar 1: Aktifitas Otak Kanan dan Kiri

Meskipun penting bagi siswa untuk menulis secara akurat dan

benar pada tugas-tugas yang berkaitan dengan kategori pertama, mereka

juga harus memperhatikan upaya untuk meningkatkan jumlah pengalaman

65

Boby Deporter, Quantum Learning, (Bandung: Kaifa, 1999), h. 179. 66 Boby Deporter, Quantum Learning…, h. 255.

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

38

di ketiga kategori lainnya karena merupakan janji terbesar untuk melatih

dan mengembangkan kecerdasan verbal linguistik.

Guru dan siswa dapat mengidentifikasi cara-cara yang tepat untuk

merespon tulisan siswa lainnya, berikut ini beberapa saran yang bisa

membantu:

1) Mendengar dengan teliti dan mendalam ketika tulisan sedang

dibacakan.

2) Mencatat yang menarik mengenai tulisan tersebut, membuat isi, tata

cara, tema, nada, kosakata, bentuk dan efek umumnya.

3) Mencatat cara-cara perbaikan, sekali lagi dengan membuat saran yang

spesifik.

4) Dalam mengembalikan laporan pada penulisannya, sebaiknya selalu

diawali dengan komentar yang positif.

5) Sebagai penulis, dengarlah baik-baik dan buatlah catatan yang bisa

digunakan untuk merevisi tulisan yang dibuat.67

C. Hasil Penelitian Relevan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis mendapatkan data bahwa ada

beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anggit Khairani Wiwitan, mahasiswa jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,

yang berjudul “ Hubungan Kecerdasan Linguistik Dengan Hasil Pembelajaran

Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMK Negeri 12 Bandung”. Penelitian pada

tahun 2013 ini dilatarbelakangi oleh adanya hasil pembelaran menulis siswa yang

tidak optimal pencapaian dalam evaluasinya. Disamping itu, seorang guru belum

bisa menyadari dan memanfaatkan sebuah kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa

dalam pengembangan pembelajaran menulis. Penelitian ini bertujuan untuk

67 Linda Campbel, Bruce campbel, Multiple Inteligences…., h. 34.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

39

mengetahui hubungan yang dihasilkan oleh kecerdasan linguistik terhadap hasil

pembelajaran menulis dan mengetahui perbedaan pengaruh kecerdasan linguistik

terhadap hasil karangan narasi 3 sub kelompok, yaitu unggul, sedang, dan

rendah.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi yang merupakan

pengembangan dari penelitian deskriptif kuantitatif. Dari hasil uji beda rata-rata 3

sub kelompok didapatkan nilai P-value= 0,116, artinya kecerdasan linguistic tidak

memberikan perbedaan kontribusi terhadap kemajuan hasil pembejaran menulis

siswa yang tinggi, sedang, dan rendah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Yusuf, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universits Kristen Satya Wacana Salatiga, yang berjudul “ Hubungan

Antara Kebiasaan Membaca, Kecerdasan Verbal Linguistik Dan Hasil Belajar Siswa

Kelas IV Di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten

Semarang. Penelitian yang diadakan pada tahun 2012 ini bertuuan untuk mengetahui

signifkansi hubungan antara kebiasaan membaca dan hasil beajar siswa kelas IV di

SDN Sumowono 02. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa koefisien (rx1y) sebesar 0,038 dengan taraf 5% dan

probabilitas sebesar 0,409 yang berarti tidak ada hubunga yang positif signifikan

antara kebiasaan membaca dan hasil belajar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Farhatin Masruroh, mahasiswa pasca sarjana

Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, yang berjudul “ Aktualisasi Kecerdasan Verbal

LinguistikAnak Usia Dini Melalui Pendekatan Beyond Centers And Circle Times

(BCCT) Di TK Aba Nur‟aini Ngampilan Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

pada tahun 2011 ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan Beyond

Centers And Circle Times (BCCT) di TK Aba Nur‟aini Ngampilan Yogyakarta, dan

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

40

untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat dalam aktualisasi kecerdasan

verbal linguistic anak didik TK Aba Nur‟aini melalui pendekatan Beyond Centers

And Circle Times (BCCT). Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan

pendekatan kulitatif ang dilakkan secara langsung di tempat penelitian. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, anak dapat bereksplorasi dan

mengekspresikan kecerdasan verbal linguistiknya dalam setiap kegiatan bermain di

sentra-sentra denga menggunakan empat jenis pijakan, yaitu; (a) pada saat penataan

lingkungan, (b) pada saat pijakan sebelum bermain, (c) pada saat kegiatan main, (d)

pada saat pijakan setelah main. Setiap sentra selalu memberikan dukungan

kemampuan komunikasi, kosa kata, dan keaksaraan pada anak sesuai dengan

tahapan perkembangan main.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lenny Minarti, mahasiswa Fakultas Psikologi Muria

Kudus, yang bejudul “ Hubungan Antara Kecerdasan Verbal Linguistik Dan

Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa

Kelas VIII SMPN 2 BAE Kudus”. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 ini

bertujuan untuk menguji secara empiric hubungan antara kecerdasan verbal

linguistic dan dukungan social dengan prestasi belajar pada pelajaran Bahasa

Indonesia siswa kelas VIII SMP N 2 Bae Kudus. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa hipotesis mayor yang diajukan diterima dimana kecerdasan verbal linguistic

(X1) dan dukungan social (X2) mempunyai hubungan positif yang sangat signifikan

dengan prestasi belajar pada pelajaran bahasa Indonesia (Y) terbukti denga hasil

koefisien korelasi dari ketiga variable rx1y sebesar 0,407 denga p sebesar 0,000

(p<0,01) sumbangan efektif sebesar 16,5 %.

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

41

Dari hasil-hasil penelitian di atas, penulis dapat menemukan persamaan dan

perbedaan terhadap penelitian yang akan penulis lakukan. Persamaannya adalah keempat

hasil penelitian di atas sama-sama meneliti tentang kecerdasan verbal linguistik, yang

dimana kecerdasan verbal linguistik merupakan sub tema yang juga akan penulis teliti.

Lalu persamaan berikutnya adalah untuk encari tahu bagaimana pelaksanaan dan

implementasinya dikelas maupun disekolah.

Adapun perbedaan dari hasil-hasil penelitian di atas yaitu, objek penelitian yang

berbeda dengan objek penelitian penulis yang ingin megetahui implementasi kecerdasan

verbal linguistik di MTs Pesantren Modern Daaru Uluum Lido. Dan pendekatan

penelitian yang dilakukan oleh penulis yang memakai metode kualitatif deskriptif ini juga

menjadi salah satu perbedaannya.

Keuunggulan dari penelitian yang akan penulis lakukan ini terletak pada

penyajian datanya, sebab metode kualitatif deskriptif ini akan menggambarkan secara

detail tentang implementasi kecerdasan verbal linguistik di MTs Pesantren Modern

Daarul „Uluum Lido Bogor.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan usaha seseorang yang dilakukan secara

sistematis dengan mengikuti aturan-aturan penelitian guna menjawab

permasalahan yang hendak diteliti. Adapun metode yang digunakan:

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian (field research), yaitu peneliti mengadakan

penelitian langsung terhadap objek yang diteliti dan dilakukan penelitian data

yang ditemukan dilapangan. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif,

yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.

Secara holistik, dan dengan cara deskrpsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.68

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang

berhubungan dengan perkembangan kecerdasan verbal linguistik dengan sistem

sekolah berasrama di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum

Lido Bogor.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi perkembangan, yaitu

pendekatan yang berhubungan dengan pengalaman dan tingkah laku anak didalam

pembelajaran dan memusatkan perhatian pada keunikan pengembangan diri anak.

Melalui ketekunan penelitian ini, peneliti berupaya meneliti secara cermat

dan menganalisa aktualisasi kecerdasan verbal-linguistik melalui sistem sekolah

berasrama.

68

Lexy. J. Moeloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), h. 6.

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

43

C. Lokasi Penelitian

Penelitian pengembangan kecerdasan verbal linguistik melalui sistem

sekolah berasrama ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern

Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 25 Desember 2014 s/d 30 Januari

2015 dengan menyerahkan surat izin penelitian kepada ketua BPPK Pesantren

Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor (Bagian Pendidikan dan Pengembangan

Kurikulum).

E. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber untuk memperoleh keterangan

penelitian. Adapun subjek yang menjadi sumber data dalam peneltian ini adalah:

1. Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum

Lido Bogor.

2. Kepala BPPK (Bagian Pendidikan dan Pengembangan Kurikulum)

Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

3. Ketua Bagian Bahasa Pusat Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido

Cigombong Bogor.

4. Ketua Bagian Bahasa HISADA (Himpunan Santri Daarul ‘Uluum Lido)

Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

5. Santri kelas III Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum

Lido Bogor.

Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah pengembangan

kecerdasan verbal linguistik dengan sistem sekolah berasrama di Madrasah

Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi yang

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

44

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan berstruktur, yaitu

peneliti telah mengetahui aspek apa dari aktifitas yang diamatinya yang

relevan dengan masalah serta tujuan peneliti dengan pengungkapan yang

sitematis.69

Melalui metode observasi partisipan berstruktur diharapkan

penulis dapat memperoleh data yang terkait dengan Perkembanga Kecerdasan

Verbal Linguistik dengan Sistem Sekolah Berasrama di Madrasah

Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

2. Wawancara ( Interview)

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan dari

responden penelitian.70

Dalam hal ini penulis menggunakan metode

wawancara tidak terstruktur (bebas), penulis cukup menyiapkan garis besar

garis besar permasalahan yang menjadi bahan wawancara. Hal ini bertujuan

untuk memperoleh data tentang pelaksanaan model sistem sekolah berasrama

dalam pengembangan kecerdasan verbal linguistik anak di Madrasah

Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor. Pihak yang

menjadi responden dari wawancara ini terdiri dari; kepala sekolah, kepala

bagian kurikulum, ketua pengurus OSIS pesantren (HISADA), dan santri.

3. Dokumentasi

Metode dokumetasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

langger, agenda, dan sebagainya.71

Dukumen-dokumen yang dapat penulis himpun dalam hasil penelitian

ini antara lain; buku profil pesantren, majalah Ma’had Post, kurikulum,

struktur organisasi, denah, program belajar, program kerja HISADA, serta

pengambilan gambar penting terkait kegiatan belajar, kegiatan muhadtsah,

69

Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005), h. 181. 70

Nurul Zuriah, Metodologi Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h.

179. 71

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 206.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

45

muhadhoroh, lab bahasa, dan hal lainnya yang berkaitan dengan

pengembangan kecerdasan verbal linguistik.

Melalui dokumen yang telah penulis himpun diharapkan mampu

memberikan gambaran Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘

Uluum Lido secara utuh, terutama tentang program pengembangan

kecerdasan verbal linguistik anak melalui sistem sekolah berasrama, yang

dipadukan dengan hasil wawancara dan hasil observasi secara terus menerus.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian,

penyusunan, dan elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul dapat diberikan

makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk

mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

Berdasarkan jenis penelitian yang bersifat kualitatif, maka analisa data

berlangsung dan selama pengumpulan data. Proses analisis mengalir dari tahap

awal hingga tahap penarikan hasil kesimpulan hasil studi.72

Proses-proses analisa kualitatif tersebut dapat dijelaskan ke dalam tiga

langkah berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh di

lapangan. 73

Pada proses reduksi data ini peneliti akan menyeleksi data dari hasil

wawancara, observasi dan studi dokumentasi, dengan cara memfokuskan pada

data yang lebih menarik, penting, berguna, dan baru.74

Berdasarkan

pertimbangan tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan

menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.

72

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta, Tiara Wacana,

2006), h. 22. 73

Ibid. 74

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 338.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

46

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplakan

data. Display data merupakan proses mendeskripsikan data informasi secara

sistematis dalam bentuk susunan yang jelas untuk membantu penulis

menganalisa hasil penelitian.75

Untuk memudahkan penyajian data ini peneliti membuat catatan

lapangan dalam bentuk teks naratif untuk memudahkan penguasaan informasi

atau data yang dimaksud.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan interprestasi,

dengan maksud untuk menemukan makna dari data yang telah disajikan,

misalnya dengan menghubung-hubungkan antara data satu dengan yang lain.

Kesimpulan data dilakukan secara sementara, kemudian diverifikasikan

dengan cara mencari data yang lebih mendalam dengan mempelajari kembali

hasil data yang telah terkumpul.76

Pengecekan informasi atau data dapat

dilakukan oleh setiap peneliti selesai wawancara, ditempuh dengan

mengkonfirmasikan hasil wawancara dengan responden.

Komponen-komponen analisis data (yang mencakup reduksi, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan) secara interaktif saling berhubungan selama

dan sesudah pengumpulan data. Atas dasar tersebut, karakter analisis data

kualitatif disebut pula model interaktif. Komponen analisis data kualitatif dapat

digambarkan sebagai berikut:

75

Agus Salim, Metode Penelitian Pendidikan,..., h. 23. 76

Mathew B. Milles & A. Michael Hubermann, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep

Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 16.

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

47

Tabel 4: Komponen Analisis Data Kualitatif.77

Mengingat sifat deskriptif dari penelitian ini, maka penulis dalam

menyajikan data-data yang ditemukan dengan metode deskriptif analitik, cara

berpikir induktif sehingga hasil temuan dapat disajikan secara lebih akurat dan

dideskripsikan secara lebih baik.

77

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 338.

Pengumpulan Data:

1. Studi dokumentasi

2. Observasi

3. wawancara

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan dan Verifikasi

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

48

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Madrasah Tsanawiyah

Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor

Arus globalisasi dengan efeknya yang kompleks sering membuat

kehidupan manusia yang melenceng dari kodratnya saat diciptakan oleh Allah

Swt. Sebagai khalifatullah, kita dihadapkan pada tantangan-tantangan yang

sangat berat. Seperti; liberalisme, materialisme, sekularisme, individualisme,

dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tantangan-tantangan ini harus dihadapi

sebagai sebuah keniscayaan, dan diselesaikan melalui program-program

intensif konstruktif.

Pendidikan merupakan upaya rekayasa manusia untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan tersebut sehingga diharapkan kehidupannya menjadi

lebih baik dan terarah sesuai tuntunan hidup baik di dunia maupun di akhirat

kelak. Karenanya, pendidikan sebagaimana telah disepakati oleh para pakar

bukan sebatas transformasi ilmu penegtahuan dari otak guru ke murid, tetapi

pemindahan nilai-nilai dari pribadi ke pribadi. Untuk menghasilkan generasi

seperti itu, maka pendidikan selalu mengacu pada; peningkatan kemampuan

pada aspek kognitif (tarqiyah al-„aql), pembinaan ketahan pada aspek afektif

(tarqiyah al-khuluq), dan peningkatan skill pada aspek psikomotor (tarqiyah

al-jism).

Memasuki abad baru, pendidikan tidak cukup sekedar menyadarkan

manusia pada keinginan untuk iemperbaiki taraf hidup, tetapi lebih dari itu,

untuk mengembalikan fungsi dirinya sebagai khalifah Allah Swt. dan hamba

yang taat kepada-Nya. Yayasan Salsabila menyadari betul pentingnya

pendidikan itu sebagai unsur pokok dalam membina masyarakat yang

berketuhanan, cinta pada sesama manusia menjaga dan membina persatuan

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

49

dan kesatuan, bijaksana dalam berfikir dan berprilaku, serta menjunjung

tinggi nilai keadilan sosial.

Bertolak dari signifikansi nilai pendidikan tadi, dan keinginan untuk

turut serta secara aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia

yang beriman, berilmu dan beramal, Yayasan Salsabila Lido mulai merintis

dan mengembangkan pola pendidikan pesantren modern dengan mendirikan

Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor sejak Tahun 1995 dengan

model pengembangan Ta`rbiah al-Mu'allimin al-Islamiah (TMI), setingkat

SLTP dan SLTA. Terletak di Kampung Muara Desa Ciburuy Kecamatan

Cigombong Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat.

Madrasah Tsanawiyah Daarul „Uluum Lido, didirikan oleh (alm) Drs.

KH. Ahmad Dimyati pada 24 Juni 1996 M/7 Rabiul Awal 1417 H yang

berada di bawah naungan Yayasan Salsabila. Sekolah ini didirikan sebagai

suatu wujud turut serta dalam pembangunan generasi muda dan kepedulian

dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik dibidang IPTEK maupun

IMTAQ, serta membekali siswa dengan keterampilan melalui penyaluran

minat dan pengembangan bakat, sebagai bekal masa depan siswa.78

2. Visi, Misi dan Strategi Pesantren

Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor memiliki visi dan misi

sebagai berikut:

a. Visi Pesantren

Menjadi lembaga iqomah al-dien yang berupaya mewujudkan

generasi muttafaqih fii-aldien ahli dzikir dan ahli fikir serta memiliki

kompetensi dasar penguasaan ilmu-ilmu agama (al-„Uluum al-Tanziliyah)

dan ilmu-ilmu alam (al-„Uluum al-Kauniyah).79

b. Misi Pesantren

Adapun misi Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor adalah

sebagai berikut:

78

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor 79

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

50

1) Mendidik pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia,

berwawasan keilmuan, berbadan sehat, mandiri, aktif, kreatif, dan

inovatif.

2) Mencetak pribadi unggul dan terampil berbahasa Arab dan Inggris

secara lisan dan tulisan.

3) Membentuk generasi moderat dan toleran yang mampu hidup

ditengah-tengah masyarakat sebagai perekat umat.

4) Mewujudkan dan mengembangkan lembaga pendidikan berkualitas,

representatif, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, dan menjadi

mundzir al-qaum / social agent.

5) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesionalisme SDM.80

c. Strategi Pesantren

Untuk merealisir misi tersebut, Pesantren Modern Daarul „Uluum

Lido Bogor melaksanakan strstegi pencapaiannya sebagai berikut:

1) Menerapkan “learning process” dan “student active learning “ dalam

berbagai proses pembelajaran, baik intra kurikuler maupun ekstra

kurikuler, maupun co-kurikuler.

2) Membentuk system organisasi yang efektif dan efesien dengan pola

laporan dan evaluasi yang jelas dan terukur.

3) Menggunakan Bahasa Arab dab Bahasa Inggris sebagai bahasa

pengantar proses belajar mengajar dab dalam pergaulan sehari-hari.

4) Memksimalkan potensi internal (dana dan SDM) dalam membangun

pesantren.

5) Meningkatkan kualitas kerja dan profesionalisme seluruh civitas

akademika.

6) Merancang program-program secara sistemik, sistematis, dan

continue.

7) Menerapkan penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) secara

proporsional dan bijaksana.

80

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

51

8) Memberdayakan orang tua atau wali santri, alumni, dab simpatisan

sebagai mitra pesantren.

9) Mengembangkan daya nalar (al-nazhar) dan daya hafal (al-hafizh)

yang mampu menumbuhkan semangat prestasi, prestise, dan inovasi.

10) Mengembangkan kurikulum terpadu antara bidang-bidang studi

bermuatan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan IMTAQ

(Iman dan Taqwa) dengan memberdayakan keunggulan local yang

berorientasi global.

11) Meningkatkan kepedulian, pembinaan, dan pengasuhan santri.81

3. Kurikulum Pesantren

Kurikulum Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor adalah

perpaduan antara: (a) Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, melalui

penyelenggaraan SMP (Sekolah Menengah Pertama), (b) Kurikilum

Departemen Agama, melalui penyelenggaraan MTs (Madrasah Tsanawiyah),

dan MA (Madrasah „Aliyah), dan (c) Kurikulum Pesantren Modern, melalui

penyelenggaraan pola pemdidikan mu‟allimiin yang bernama TMI (Tarbiyah

al-Mu‟alimiin al-Islamiyyah).

Untuk mencapai hal tersebut, dibuatlah kurikulum di pesantren

sebagai berikut:

a. Kurikulum al-‘Uluum al-Tanziliyyah

Qur‟an wa „uluumuhu, Hadits wa Musthlahuhu, Fiqih wa

Qawa‟iduhu wa Ushuluhu, Qawa‟id (Nahwu & Sharaf), Balaghoh,

Mahfudzhat, Faraid, Tauhid, Tarikh Islam, Muthala‟ah, Insya‟ wa al-

Ta‟bir, al-Lughah al-Arabiyah.

b. Kurikulum al-‘Uluum al-Kauniyyah

Fisika, Kimia, Sejarah, Ekonomi, Geografi, Matematika,

Kewarganegaraan, Guidance & Konseling, Psikologi, Sosiologi &

Antropologi, Bahasa Inggris & Grammar, Bahasa dan Sastra Indonesia.

81

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

52

Seluruh kurikulum tersebut dipadukan di dalam sebuah system

pengajaran langsung (direct methode / al-thoriq al-mubasyiroh) secara

integral dan komperehensif selama 24 jam.82

4. Karakteristik Santri, Wali Santri dan Tenaga Pendidik

a. Komposisi Jumlah Santri

Jumlah santri pada Tahun Pelajaran 2014-2015 berjumlah 1012 orang

putera puteri, mulai tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sampai Madrasah Aliyah (MA) secara rinci disajikan pada

tabel-tabel berikut:

Tabel 5: Jumlah Santri Tahun Pelajaran 2014-201583

NO KELAS

JML TMI FORMAL

1 1

1 MTs 129

2 1 SMP 109

3 2 2 MTs 94

2 SMP 64

4 3 3 MTs 84

4 3 3 SMP 88

5 1 Int Matrikulasi 63

6 3 Int 1 MA

40

7 4 99

8 5 2 MA 118

9 6 3 MA 124

JUMLAH TOTAL 1012

82

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor 83

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

53

Tabel 6: Asal Daerah Santri Tahun Pelajaran 2014-2015.84

Tahun ajaran 2014-/2015 merupakan peningkatan dari segi

komposisi kuantitas jumlah santri. Walau sebagaian besar jumlah santri ini

masih didominasi dari wilayah Jabodetabek.

b. Komposisi Pekerjaan Wali Santri

Pekerjaan wali santri Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido

Bogor didominasi oleh pegawai swasta dan para wiraswastawan, hal ini

bisa dilihat pada table berikut:

Tabel 7: Pekerjaan Wali Santri Tahun Pelajaran 2014-2015.85

84

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor 85

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

NO DAERAH JML NO DAERAH JML

1 Bogor 311 9 Karawang 11

2 Bekasi 294 10 Sumbagut 13

3 Tangerang 24 11 Sumbagsel 16

4 Jakarta 226 12 Jawa 12

5 Sukabumi 37 13 Kalimantan 7

6 Cianjur 15 14 Sulawesi 3

7 Bandung 25 15 Maluku 5

8 Banten 13 JUMLAH = 1012

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 TNI / Polri 15

2 Pimpinan Pondok Pesantren / Kiyai 21

3 Kepala Sekolah / Kepala Madrasah 37

4 Petani 27

5 Nelayan 4

6 Wiraswasta 475

7 Buruh 30

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

54

Dari data tabel di atas, mayoritas pekerjaan orangtua para santri adalah

wiraswasta. Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido memang dapat dikatan

sebagai pesantren modern yang low cost. Sehingga orangtua tidak terlalu

memusingkan biaya sekolah yang tinggi. Terlebih lagi di pesantren sendiri ada

banyak program beasiswa prestasi dan beasiswa tidak mampu.

c. Komposisi Tenaga Pendidik

Jumlah tenaga pendidik, dan kependidikan berjumlah 87 orang.

Secara rinci pada disajikan tenaga pendidik menurut pendidikan

terakhirnya.

Tabel 8: Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik, Administrasi, Laboran,

dan Pustakawan Tahun Pelajaran: 2014-2015.86

NO KLASIFIKASI IJAZAH JML

Ket SLTA Dipl S-1 S-2

1 Tenaga

Pendidik 20 2 61 4 87

20 G.

ngabdi

2 Administrasi 8 1 1 10

3 Laboran 2 2

4 Pustakawan 1 1

Sampai saat ini, dari data di atas dapat penulis paparkan betapa Pesantren

Modern Daarul „Uluum Lido masih kekurangan tenaga pendidik. Terutama untuk

pengajar profesional mata pelajaran kauniyah (umum).

Namun dari informasi yang penulis dapatkan melalui wawancara dengan

salah satu guru ngabdi pesantren, dikatakan bahwa program pesantren adalah

akan memberikan isntif pendidikan untuk disekolahkan ke jenjang universitas

terutama untuk jurusan mata pelajaran umum.

86

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

8 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 116

9 Pegawai Swasta 228

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

55

5. Aset Pesantren

Sampai Tahun Pelajaran: 2014-2015, Pesantren Modern Daarul

„Uluum Lido Bogor telah mempunyai aset-aset sebagai berikut:

a. 6,5 ha tanah milik yayasan

b. 1 buah masjid jami‟

c. 1 buah gedung aula pertemuan ukuran 40 m x 40 m 2 lantai

d. 25 ruang kelas

e. 5 buah gedung asrama (34 kamar)

f. 28 kamar mandi dan toilet

g. 1 ruang laboratorium komputer

h. 1 ruang perpustakaan

i. 1 buah gedung perkantoran

j. 3 buah ruang koperasi dan kantin / cafeteria

k. 2 buah ruang kantor HISADA (OSIS)

l. 5 gedung asrama guru berkeluarga

m. 4 ruang asrama guru bujang

n. 3 buah mobil transportasi (Kijang, ELP, dan L 300 pick-up)

o. Beberapa peralatan seni:

1) 1 set peralatan musik band

2) 2 set gambus dan marawis

3) 3 set rebana untuk qasidah

p. Beberapa lapangan olah raga, yaitu:

1) 3 lapangan bulu tangkis

2) 1 lapangan sepak takraw

3) 3 lapangan tennis meja

4) 3 lapangan basket

5) 1 lapangan bola volley

6) 1 lapangan sepak bola mini.87

87

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

56

Dari data aset di atas, Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido

mempunyai fasilitas berupa gedung aula serbaguna yang dalam fungsinya

digunakan juga untuk memutar film billinggual, baik itu film yang bahasa

pengantarnya menggunakan bahasa Arab atau inggris. Contoh film yang

pernah diputar dalam bahasa Arab yaitu film “Ar-Risalah”, dan film yang

berbahasa Inggris yaitu “a Beautiful Mind”.

Adapun kegiatan pemutaran film ini dimaksud agar santri

mendapat hiburan setelah melaui rutinitas yang membosankan. Selain itu

santri pun diberikan contoh tentang kominikasi edukatif tentang kemampuan

berbahasa Arab dan Inggris. Selain itu juga film yang diputar banyak

memberika pesanpesan moral dan sejarah-sejarah Islam dan pendidikan

umum.

Lalu gedung perpustakaan yang juga selain difungsikan sebagai

tempat santri membaca dan mencari refrensi belajar, seringkali perpustakaan

dijadikan tepat diskusi umum santri untuk membahas tentang materi sekolah

seperti sejarah kebudayaan Islam, tempat latihan berpidato (muhadhoroh),

kegiatan ekstrakurikuler Khot, dan kegiatan lainnya.

Ditemukan juga ada aset berupa alat band, penulis sempat

bertanya-/tanya tentang pengadaaan aset ini, berupa manfaat dan fungsi

pendukung dari aset ini. Ternyata pengadaan aset ini berfungsi untuk melatih

kreatifitas santri dan mengakomodir hobi yang dimiliki santri. Selanjutnya

pesantren sering kali mengadakan lomba kreatifitas seni band yang dimana

musik yang dinyanyikan merupakan hasil translate bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Arab atau Inggris.

6. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Untuk mempersiapkan santri menjadi sosok generasi “proto type”

yang siap dipakai di masyarakat, maka santri dibekali dengan berbagai

keterampilan, antara lain:

a. Latihan pidato dalam 3 bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia)

b. Pendidikan Kepramukaan

c. Kelompok Pencinta Alam (IKAPALA Salsabila)

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

57

d. Keterampilan Organisasi (HISADA)

e. Wirausaha dan perkoperasian

f. Seni musik (qasidah, marawis, dan band)

g. Strimin, menyulam, dan memasak

h. Bela diri PSTD (Pencak Silat Tenaga Dasar)

i. PASKIBRA

j. Manasik haji

k. Mengurus jenazah

l. Pelatihan metode “IQRA” system 8 jam

m. Drama

n. Kalighrafi (Khath „Araby)

o. Dekorasi

p. Aneka Olahraga (in/out door) seperti : sepak bola, volley ball, tennis

meja, basket, dll.

q. Tahfizh Al-Qur‟an

r. LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur‟an)

s. Forum diskusi ilmiah mingguan

t. Pelatihan jurnalistik Buletin Salsabila

u. Pengenalan internet.88

Dari sekian banyak kegiatan ekstrakurikuler santri, penulis sempat

menghadiri dan mengobservasi langsung kegiatan yang kebetulan sedang

dilakukan. Seperti kegiatan “muhadharoh”, muhadtsah pagi santri, kaligrafi,

kegiatan pemberian mufrodat (kosa kata), dan kegiatan pramuka.

Semua kegiatan ekstrakurikuler ini dibimbing oleh para pengurus

santri (HISADA), setelah kegiatan ini berlangsung barulah peulis temukan

bebrapa ustad dan ustadzah yang mengontrol kegiatan ini. Kegiatan ini

ekstrakurikuler seperti muhadtsah pagi merupaka kegiatan yang menurut

penulis sangat melatih santri untuk dapat terbiasa berbicara dengan bahasa

Arab atau Inggris.

88

Sumber: Dokumentasi MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

58

Adapun data perkembangan siswa/santri dalam 3 tahun terakhir, data sarana

dan prasarana pesantren dan data tenaga pendidik sebagai berikut (dalam tabel):

Tabel 9: Perkembangan Jumlah Santri MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

dalam 3 Tahun Terakhir 89

Tabel 10: Sarana dan prasarana Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor90

No. Jenis Prasarana Jml.

Ruang

Jml. R. Kondisi

Baik

Jml. R. Kondisi

Rusak

Kategori kerusakan

Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 Ruang kelas 8 6 2 2

2 Perpustakaan 1 1 1

3 R. Lab. IPA 1 1 1

4 R. Lab. Biologi -

5 R. Lab. Fisika -

6 R. Lab. Kimia -

7 R. Lab Komputer 1 1

8 R. Lab Bahasa -

9 R. Pimpinan 1 1

10 R. Guru 1 1

11 R. Tata Usaha 1 1

89

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor 90

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Tahun

Pelajaran

Jml

Pendaftar.

(Calon Siswa

Baru)

Kelas VII Jml

Rom

bel

Kelas VIII Jml

Rom

bel

Kelas IX

Jml

Rombel

Jumlah Jml

Rom

bel L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml

2012/2013 163 64 59 123 4 60 61 121 4 53 57 110 3 177 177 354 11

2013/2014 166 78 54 132 4 48 49 97 4 50 50 100 3 176 153 329 11

2014/2015 152 78 51 129 4 50 44 94 4 41 43 84 3 169 138 307 8

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

59

12 R. Konseling 1 1

13 R. Tempat Ibadah 1 1

14 R. UKS 1 1

15 Jamban 6 4 2 2

16 Gudang 1 1

17 R. Sirkulasi

18 Tempat olah Raga 2 2

19 R. OSIS 1 1

20 R. Lainnya

Tabel 11: Tenaga Pendidik.91

No

Nama

Kepala/Guru/Pegawai L/P

Tempat dan Status Masa

Kerja Pendidikan Terakhir

Tanggal Jabatan Kepe Sebagai

Nomor Induk Pegawai

(NIP)

Lahir Fungsional gawaian Honorer Jenjang Lem Fakul

Thn Pendidikan baga tas

1 H. Dindin Syaripuddin, Lc

L Cianjur Kepala

GTY 2002 S1 Alazhar Ushuluddin NIP. - 8/24/1976 Madrasah

2 Achmad Suheri, S.Pd.I

L Bogor Guru

GH 2004 S1 STAI

SMI Tarbiyah

NIP. - 7/11/1984 Penjas

3

Achmad Sofyan Syauri,

S.Pd.I L Bogor Guru

GH 2001 SLTA STAI

SMI Tarbiyah

NIP. - 11/10/1982 Qurdis

4 Ahmad Wandi, SH

L Tangerang Guru

GH 1991 S1 UIKA

BOGOR

Ilmu

Hukum NIP. - 1/4/1979 PKn

5 Abdul Saip Harahap, S.Pd.I L

Punden

Rejo Guru

GH 2000 S1 STAI

SMI PAI

NIP. - 5/10/1981 Aqidah

6 Cucum Komariah, S.Pd P Garut Guru

GTY 2000 S1 IKIP Ilmu

Pendidikan NIP. - 6/12/1973 B.Inggris

7 Fachrurrozi, S.Pd.I

L Bekasi Guru

GH 1999 S1 UIKA

BOGOR Tarbiyah

NIP. - 11/23/1982 Sen&Bud

8 Hasanah, S.Ag

P Cianjur Guru

GTY 2000 S1 IAIN Tarbiyah NIP. - 3/5/1973 B. Arab

9 Hj. Siti Maryam, Lc P Karawang Guru GH 2006 S1 Alazhar Ushaludin

91

Sumber: Data Arsip MTs Daarul „Uluum Lido Bogor

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

60

NIP. - 4/6/1982 B. Arab

10 Kakan Sukandi, S.Ag

L Sukabumi Guru

GH 1999 S1 STAI Tarbiyah NIP. - 4/11/1971 Fiqih

11 Merlina Nuriyanti, S.Pd.I P Jakarta Guru

GTY 2000 S1 UIKA

BOGOR Tarbiyah

NIP. - 12/26/1973 Matematika

12 Sukmiati

P Cianjur Guru

GH 2000 SLTA MA - NIP. - 6/2/1976 SKI

14 Sutan Hasanudin L

Sialang

Batap Guru

GH 2003 SLTA MA -

NIP. - 8/18/1984 TIK

15 Siti Rohmah, S.Pd.I

P Maumere Guru

GH 2008 S1 UNPAK FKIP NIP. - 11/2/1985 IPA

16 Siti Nuraini

P Bogor Guru

GH 2003 SLTA MA - NIP. - 7/3/1986 Inggris

17 Shinta, S.Pd.I

P Cianjur Guru

GH 2000 S1 UIKA

BOGOR Tarbiyah

NIP. - 5/5/1984 Fiqih

18

Siti Hotimah, S.Pd.I

P

Cianjur Guru

GH 1997 S1 UIKA

BOGOR Tarbiyah

NIP. - 11/15/1973

B.

Indonesia

19 Taufiq Ismail, S.Ag

L Bogor Guru

GH 2000 S-1 IAIN Tarbiyah NIP.- 8/7/1972 Fiqih

20 Widyastuti, A.Md

P Kediri Guru

GH 1999 S-1 IPB Kedokteran

Hewan NIP. - 4/27/1977 S

21 Yusuf ST, S.Ag L Bogor Guru

GTY 2001 S-1 IAIN Ushuluddin NIP. - 5/7/1972 Fiqih

22 Yuriah

P Tangerang Guru

GH 2004 SLTA MA - NIP. - 28/08/1976 Matematika

23

R. Moch. A Nugraha S,

S.Sos L

Cianjur Staff

Peg.Honor 2006 S-1 UNPAD Ilmu

Komunikasi NIP. - 9/30/1979 Adm

24 Pepen Supendi

L Sukabumi

Peg.Admin Peg.Honor 2004 SLTA SMA - NIP. - 2/12/1984

B. Implementasi Pengembangan Kecerdasan Verbal Linguistik

di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Modern Daarul ‘Uluum

Lido Bogor

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

61

Kualitas proses belajar pada diri santri dan proses mengajar terbaik pada

diri seorang guru apabila guru mengembangkan, memodifikasi dan menyesuaikan

kurikulum dengan kecendrungan siswa. Tetapi pada umumnya, batasan kurikulum

pemerintah perlu diikuti. Buku-buku pedoman standar pembelajaran seringkali

hanya menjadi panduan kurikulum atau acuan yang kaku bagi guru, guru

menerima dan merealisasikan secara mentah-mentah tanpa harus

mengembangkannya kembali. Bagaimanapun, setiap guru memiliki kesempatan

untuk bekerjasama memutuskan cara terbaik demi mencapai tujuan dan target

dalam pembelajaran.

Pengembangan kecerdasan verbal linguistik untuk jenjang sekolah

SMP/MTs ini yang usia rata-rata 13 sampai 15 tahun akan lebih efektif bila model

pembelajarannya mengedepankan praktik. Terlebih lagi MTs Daarul „Uluum Lido

Bogor mewajibkan seluruh siswa atau santrinya untuk dapat menguasai 2 bahasa

wajib, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Selain dengan beberapa mata

pelajaran yang bahasa pengantarnya metode billinggual, siswa didukung dengan

banyaknya program ekstra kurikuler yang juga memakai instrumen billinggual.

Seperti agenda Muhadtsah setiap pagi ba‟da subuh, kegiatan latihan berpidato

(muhadhoroh) dua kali seminggu, kegiatan pramuka, upacara bendera, drama dan

kegiatan lainnya yang hampir kesemuanya harus dengan instrumen billinggual.

Tentunya seluruh santri perlu diberikan pembekalan dan pengenalan,

sehingga mampu beradapatasi dengan baik terhadap sistem pembelajaran di

pesantren dan juga agar kecerdasan verbal lingustik yang salah satunya

penguasaan bahasa asing semakin terasah, karena bahasa merupakan salah satu

kemampuan terpenting yang dimiliki manusia, karena merupakan alat untuk

berkomunikasi, menyampaikan pendapat, juga perasaan serta membawa banyak

keuntungan dalam karier.

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

62

1. Tahap Pengenalan Bahasa

Hasil penelitian yang didapat oleh penulis menunjukkan hasil sebagai

berikut:

a. Bentuk pengenalan bahasa tulis reseptif yang dilakukan oleh pendidik

(ustadz) didalam kegiatan pembelajaran, atau oleh pembimbing

(mudabbir) di dalam kamar meliputi hafalan kata (mufrodat),

identifikasi bentuk kata (mufrodat), meliputi cerita berbahasa Arab

dengan mata pelajaran Muthola‟ah atau Inggris dengan metode story

telling.

b. Melalui kegiatan membaca buku diperpustakaan yang diadakan setelah

kegiatan intra kurikuler. Setiap kelas telah memiliki jadwal berkunjung

ke perpustakaan pesantren dan didampingi oleh pembimbing. Kegiatan

ini menitik beratkan agar santri mengenal berbagai macam karya tulis,

baik itu berbahasa Indonesia, Arab, atau Inggris. Selanjutnya santri

diberikan tugas meresume dan mendiskusikannya bersama teman-

temannya.

c. Media pajangan, dalam hal ini penulis banyak menemui pajangan-

pajangan yang menggunakan kosa kata tiga bahasa. Contoh: pohon

akan terpajang melalui papan dengan kata, syajarotun (bahasa Arab),

dan tree (bahasa Inggris). Lalu ada juga kalimat-kalimat atau kata kerja

yang dipajang setiap sudut ruangan. Contoh: Laa Tadkhulu Qobla

Salaam (bahasa Arab) dan Don‟t enter before Salaam (bahasa Inggris).

d. Selanjutnya, untuk mendukung santri mengenal bahasa, pada setiap 2

minggu sekali, pengurus HISADA (Himpunan Santri Daarul „Uluum

Lido) memutar film pendidikan yang berbahasa Arab atau Inggris.

Kegiatan ini, melatih santri agar terbiasa mendengar (listening)

percakapan dalam berbahasa Arab atau Inggris secara fasih.

e. Media musik juga menjadi salah satu cara pengenalan bahasa terhadap

santri. Contoh: setiap kelas harus mengutus tim band untuk

menyanyikan dua buah lagu yang berbahasa Arab atau Inggris. Dan

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

63

lagu tersebut harus berasal dari lagu daerah yang ditranslate ke dalam

dua bahasa Arab atau Inggris.

f. Metode Imla‟. Yaitu seorang guru (ustadz) atau pembimbing

(mudabbir) mendikte beberapa kosa kata dan beberapa baris kalimat,

selanjutnya santri menuliskan apa yang diucapkan oleh guru dan

pembimbing. Kegiatan ini melatih siswa untuk dapat mendengarkan

dengan baik dan menitikberatkan juga kemahiran menuliskan kosa kata

dan kalimat berbahasa Arab atau Inggris.

Semua tahapan pengenalan bahasa terhadap santri ini, bertujuan agar

santri tidak merasa kaget terhadap situasi baru yang harus mereka hadapi

untuk hari-hari berikutnya selama tinggal di dalam asrama (pesantren). Jika

proses adaptasi yang siswa lalui berjalan cepat, maka akan memudahkan

santri untuk mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Sebab dengan sistem

mensinergikan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama, maka

mata pelajaran yang ada di asrama (pesantren) akan lebih banyak, terlebih

lagi untuk mata pelajaran pesantren pengantar pembelajaran yang digunakan

adalah bahasa Arab atau Inggris.

2. Pengalaman Bahasa Peserta Didik

Setelah santri dibekali dengan pengenalan bahasa, selanjutnya santri

diajak terlibat dengan proses pembelajaran. Diharapkan santri dapat

memperoleh pengalaman dengan banyak terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Semakin banyak siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran, semakin mengasah kecerdasan verbal linguistic santri.

Hasil wawancara dengan Ust. Atmaja, L.c yang merupakan kepala

bagian Bahasa Pusat Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor.

Pendekatan pengalaman bahasa adalah pendekatan pengajaran membaca bagi

santri pada umumnya. Pendekatan ini memadukan perkembangan santri

dalam keterampilan mendengarkan, bercakap-cakap, menulis dan membaca.

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

64

“Apa yang dapat saya pikirkan, dapat saya katakan. Apa yang dapat

saya katakan, dapat saya tulis. Apa yang dapat saya tulis, dapat saya baca”

Saya dapat membaca yang ditulis orang lain, untuk saya baca. Demikian

tuturnya.92

Pendekatan pengalaman berbahasa adalah sistem pembelajaran bahasa

dalam bidang membaca dengan menggunakan wacana yang dikembangkan

bersama-sama dengan santri. Dalam pendekatan pengalaman bahasa ini, guru

menstimulan tentang pengalaman masing-masing. Guru memotivasi santri

untuk bercerita tentang pengalamannya, tentunya menggunakan bahasa Arab

atau Inggris.

Langkah-langkah pembelajaran pendekatan pengalaman bahasa

diantarantanya:

a. Dalam beberapa mata pelajaran pesantren, guru mengembangkan

wacana bersama santri untuk menceritakan pengalamannya yang

berkaitan dengan topik pembelajaran.

b. Guru berupaya untuk mendengarkan sebaik-baiknya dan mengarahkan

percakapan yang berlangsung antara santri - santrinya.

c. Guru menuliskan hal-hal yang terjadi dari hasil percakapan santri -

santrinya. Dan meminta beberapa santri untuk menceritakannya

sebagai contoh terhadap santri yang lainnya.

d. Guru mendengarkan dengan seksama cerita santrinya. Dan mencatat

beberapa kata yang tidak dapat diucapkan oleh santrinya.

e. Guru memberikan contoh terhadap kata-kata atau kalimat yang dirasa

sulit untuk diungkapkan oleh santrinya.

Contoh kegiatan intra kurikuler yang banyak melibatkan santri untuk

memperoleh pengalaman bahasa, diantaranya:

a. Muthola‟ah

b. Hadist

c. Tafsir

d. Tasrif

92

Sumber: hasil wawancara dengan Kepala Bagian Bahasa Pesantren. Ust. M. Atmaja, L.c

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

65

e. Nahwu

f. Mahfudzot

g. Bahasa Inggris

h. SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)

i. Aqidah Akhlak

j. Bahasa Arab

Contoh kegiatan ekstra kurikuler yang banya melibatkan santri untuk

memperoleh pengalaman berbahasa, diantaranya:

a. Muhadtsah pagi

b. Muhadhoroh (latihan berpidato)

c. Pramuka

d. Upacara bendera

e. Tamsil (Drama)

f. Pemutaran film.

g. Kaligrafi

h. Music atau Band

3. Evaluasi Perkembangan Verbal Linguistik

Evaluasi dapat diartikan penilaian terhadap tingkat keberhasilan santri

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Penilaian

terhadap perkembangan kemampuan santri dalam berbahasa di lingkungan

asrama (pesantren) dapat dilakukan oleh guru ataupun pengurus siswa atau

santri. Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah penilaian dengan

penggunaan sistem evaluasi yang bersifat komprehensif untuk menentukan

kualitas suatu program atau kemajuan seorang santri.

Secara garis besar alat atau teknik evaluasi digolongkan menjadi 2

macam, yakni tes dan non tes. Untuk mengetahui perkembangan kecerdasan

verbal linguistik santri, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain

sebagai berikut:

a. Asesmen formal. Asesmen ini menggunakan tes standar sebagai

strateginya. Sebelum mulai dengan pelajaran, guru dapat membuat tes

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

66

sederhana kepada santri untuk menjajaki kecerdasan mereka. Misalnya

anak diminta untuk merangkai kalimat dalam bahasa Arab dengan kata

“ baabun” atau pintu.

b. Strategi asesmen informal. Evaluasi jenis ini yang terjadi dilingkungan

pesantren meliputi resitasi (penugasan), dan tanya-jawab (oral exam)

yang dilakukan pada setiap malam menjelang tidur yang dilakukan

oleh pembimbing kamar santri.

c. Observasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan keterangan

mengenai situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi

kemudian dicatat secara cermat. Observasi juga merupakan pencatatan

indikator perkembangan kecerdasan siswa secara natural. Di dalamnya

memuat proses observasi yang terdiri dari tiga komponen: observing

(pengamatan), mendokumentasikan hal yang kita amati dengan

berbagai cara (recording) dan merefleksikan makna hal yang kita

observasi (interpreting).

Kegiatan observasi dapat dilakukan dalam berbagai situasi seperti

kegiatan didalam dan diluar kelas, diskusi/kerja kelompok, tanya-jawab,

menonton film/video, inisiatif santri/guru, persentasi lisan (penggunaan kosa

kata, organisasi kalimat, kontak mata atau konsentrasi), spontanitas

berinteraksi, waktu bebas, istirahat (waktu makan, pilihan aktifitas, kuantitas

waktu yang digunakan dalam beraktifitas maupun berinteraksi dengan

teman).

Dengan observasi sederhana tentang apa yang dilakukan santri di

kelas, guru dapat mendeteksi kecerdasan santri. Guru dapat mengamati santri

selama di kelas, apa yang mereka lakukan, diskusikan bersama temannya, dan

tentang hal-halyang mereka sukai atau tidak

Guru juga dapat mengobservasi santri pada waktu luang, ketika santri

bebas untuk berbuat sesuatu. Pada waktu luang biasanya santri cenderung

merasa bebas, sihingga kedisplinan dalam menjaga bahasa kurang terjaga.

Maka pengamatan di luar kelas yang dilakukan oleh guru atau pembimbing

sangat perlu dilakukan.

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

67

Untuk membantu perkembangan kecerdasan santri, guru dapat juga

mengumpulkan semua dokumen yang pernah santri buat. Dokumen ini dapat

berupa hasil karya santri, tulisan, kliping, atau karya seni mereka dari

kegiatan ekstra kurikuler yang mereka ikuti.

4. Indikator Ketercapaian Verbal Linguistik Siswa

Kecerdasan verbal linguistik sangat dihargai dalam dunia modern

seperti sekarang ini, karena orang cenderung menilai orang lain dari cara

mereka berbicara dan menulis. Kesan pertama seseorang akan terbentuk

ketika orang tersebut berbicara. Kemampuan seseorang untuk berbicara dapat

mempengaruhi orang lain untuk memberikan penilaian kepadanya. Para

penyair, penyiar berita, pengarang, orator, jurnalis merupakan orang-orang

dengan kecerdasan verbal linguistik yang tinggi. Orang-orang tersebut dengan

mudah menggunakan bahasa dalam aktivitasnya sehari-hari.

Berikut ini terdapat indikator-indikator yang menunjukkan bahwa

seseorang memiliki kecerdasan Verbal Linguistik yang tinggi yaitu:

a. Mendengar dan merespon setiap suara, ritme, warna dan berbagai

ungkapan kata.

b. Menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis dari orang lain.

c. Belajar melalui menyimak, membaca, menulis, dan diskusi.

d. Menyimak secara efektif, memahami, menguraikan, menafsirkan dan

mengingat apa yang diucapkan.

e. Membaca secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau

menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca.

f. Berbicara secara efektif kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan,

dan mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasive, atau

bergairah pada waktu-waktu yang tepat.

g. Menulis secara efektif, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata

bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosakata yang efektif.

h. Memperlihatkan kemampuan untuk mempelajari bahasa lainnya.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

68

i. Menggunakan keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan

membaca untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan,

mempengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan

menggambarkan bahasa itu sendiri.

j. Berusaha untuk mengingatkan pemakaian bahasanya sendiri.

k. Menunjukkan minat dalam jurnalisme, puisi, bercerita, debat, berbicara,

menulis atau menyunting.

Pada lingkungan asrama (pesantren), indikator bahwa santri telah

mencapai perkembangan kecerdasan verbal linguistik bisa meliputi:

a. santri berani berkomunikasi dengan teman sebaya, kakak kelas,

pembimbing dan ustadnya dengan bahasa Arab atau Inggris.

b. Untuk mata pelajaran yang menggunakan pengantar dua bahasa Arab

dan Inggris, santri aktif untuk bertanya, merespon, dan bercerita.

c. santri yang mengalami perkembangan kecerdasan linguistik cenderung

menyukai bacaan, kegiatan setelah sekolah diisi dengan kegiatan yang

menyenangkan.

d. Prestasi rapor akademiknya baik. Karena untuk dapat mengikuti

kegiatan pembelajaran sepenuhnya, santri dituntut untuk menguasai

bahasa pengantar.

e. Dan hal penting untuk dilingkungan asrama (pesantren), indikator

bahwa siswa (santri) mengalami kecerdasan verbal lingusitiknya adalah

bacaan al-qur‟an menjadi baik, lancar yang sesuai dengan tajwid serta

makharijul hurufnya.93

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan

Kecerdasan Verbal Linguistik di MTs Pesantren Modern

Daarul ‘Uluum Lido Bogor

1. Faktor Pendukung

93

Sumber: wawancara dengan Ust. H. Ahmad Yani. Penasehat Pesantren Modern Daarul

„Uluum Lido Bogor

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

69

Faktor-faktor yang mendukung santri mengalami perkembangan

kecerdasan verbal linguistik dengan sistem sekolah berasrama meliputi:

a. Dispilin. tak dapat dipungkiri, kehidupan dilingkungan asrama

(pesantren) santri harus mengikuti aturan dan tata tertib yang ditetapkan

oleh pesantren. Terlebih lagi kewajiban menguasai dua bahasa Arab dan

Inggris. Sehingga memacu santri untuk terus belajar dan mengasah

kemapuan mereka dalam berbahasa Arab dan Inggris secara aktif

maupun pasif.

b. Tingkat intelegensi. Kemampuan santri untuk menangkap segala

rangsangan agar mereka mau belajar dan menguasai tahapan-tahapan

pengenalan yang dilakukan selama di asrama juga berpengaruh.

Semakin cepat siswa melahap semua tahapan-tahapan pengenalan,

semakin cepat juga santri beradaptasi dengan kehidupan asrama yang

diliputi berbagai tata tertib disiplin berbahasa. Sebaliknya, semakin

lambat santri mamahami tahapan-tahapan pengenalan, semakain

menghambat perkembangan selanjutnya, terutama perkembangan

kecerdasan verbal linguistik.

c. Sarana dan prasarana. Banyaknya media yang ada untuk mendukung

siswa semakin berkembang dalam penguasaan dua bahasa yaitu Arab

dan Inggris, juga menjadi factor pendukung. Alat peraga, media

pajangan, lab bahasa, serta perpustakaan merupakan referensi yang

cukup agar santri mengalami perkembangan kecerdasan verbal

linguistik.

d. Lingkungan. Inilah faktor dominan yang sangat membantu

perkembangan santri. “Learning Without Practice is Non Sense”,

dengan lingkungan yang memang mewajibkan mereka untuk berbicara

bahasa Arab dan Inggris, memudahkan siswa untuk melatih berbicara

kepada teman sebayanya, kakak kelasnya, atau ke pada gurunya.

2. Faktor Penghambat

Faktor-faktor pengambat perkembangan kecerdasan verbal linguistic

santri di MTs Pesantren Modern Daarul „Uluum Lido Bogor. Diantaranya:

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

70

a. Kognisi. Tingkatan kemampuan santri mengikuti dan menangkap

proses pengenalan/orientasi berbeda-beda. Beberapa santri melaluinya

dengan cepat, dan beberapa santri sangat lambat.

b. Mempunyai penyakit mental. Santri di asrama cenderung mempunyai

sifat yang kurang percaya diri. Rasa malu yang berlebihan, sehingga

proses perkembangannya terhambat. Rasa takut, karena merasa jauh

dari keluarga. Rasa cemas, takut melakukan kesalahan yang beraikbat

terkena hukuman atau Iqob. Dan penyakit mental lainnya.

c. Mempunyai penyakit fisik. Santri yang mudah terkena penyakit fisik,

akan sering alpa atau mengahambat keikut sertaanya dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan pengembangan bahasa. Baik itu kegiatan intra

kurikuler maupun ekstra kurikuler.

d. Kurang motivasi. Menjadi catatan penting bagi penulis, bahwa santri

yang ingin belajar dengan sistem asrama (pesantren) adalah santri yang

tidak kesemuanya atas kemauan sendiri, atau motivasi sendiri. Beberapa

santri datang atas dasar paksaan orang tuanya, atas dasar kondisi

ekonomi keluarga, dan alasan dasar lainnya yang tidak didasari atas

kemauan siswa sendiri. Atas alasan ini, motivasi mereka kurang

maksimal, dan butuh bimbingan khsus, agar memacu motivasi belajar

mereka.

Tabel 12: Karakteristik Sekolah Berasrama.

Kegiatan Intra Kurikuler Kegiatan Ekstra Kurikuler

Dari wawancara dengan kepala bagian

pusat bahasa pesantren, sistem sekolah

berasrama sangat ketat, hampir semua

gerak-gerik santri dapat diawasi dan

dipantau, sehingga memudahkan

identifikasi santri yang membutuhkan

bimbingan khusus.

Dari wawancara dengan pengurus

HISADA atau OSIS bagian bahasa,

kegiatan ekskul dapat membantu santri

agar bisa mengikuti kegiatan intra.

Pemberian mufrodat atau kosa kata

baru setiap hari sebelum santri masuk

kamar untuk tidur merupakan salah satu

kelebihan tinggal di pesantren.

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

71

Tabel 13: Upaya Guru dan Pesantren.

Peran Guru Peran Pengurus

Dari wawancara dengan wali kelas

santri kelas 2 b MTs, guru selain

bertugas mengajar dikelas yang

berperan terhadap pemberian ilmu baru,

juga berperan sebagai orang tua ketika

selesai kegiatan KBM kelas. Bimbingan

dan arahan selalu diberika dan

diluangkan waktunya tak perduli

waktunya.

Dari wawancara dengan dengan ketua

kamar mabna Rabithah, pengurus

membantu ustad dalam pengurusan

santri, sehingga pendidikan di pesantren

tidak berhenti hanya dikelas. Ketua

kamar dan pengurus selalu berkordinasi

dengan wali kelas setiap bulan untuk

melaporkan keadaan santri. Kegiatan

ekskul pun diurus langsung oleh santri

juga, santri kelas 1 aliyah dan 2 aliyah.

Sehingga pribadi kemimpinan dapat

tumbuh.

Tabel 14: Faktor Pendukung dan Penghambat

Menurut Wali Kelas Menurut Ketua HISADA

Dari hasil wawancara, diakui oleh

sebagian guru yang merangkap menjadi

wali kelas, bahwa faktor sifat bawaan

dari rumah sangat berpengaruh dalam

proses perkembangan. Bila ada santri

yang ketika dirumahnya selalu

dimanjan dengan barang mewah,

seperti gadget, makanan dan lain-lain,

maka sifat manja, malas, dan hedonis

mereka menjadi faktor penghambat.

Karena hal yang mereka dapatkan

dirumah tidak bisa mereka temui

Dari wawancara dengan ketua pengurus

santri pesantren, diakui bahwa

mengurus santri itu gampang-gampang

susah. Gampangnya, mereka semua

adalah adik kelasnya, dan pengurus

sudah diberikan mandat resmi oleh

mudir pesantren untuk membuat

program kegiatan, apabila santri tidak

mengikuti aturan HISADA langsung

diberikan iqob. Dan susahnya apabila

jajaran pengurusnya bertindak diluar

aturan yang pesantren tetapkan,

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

72

dirumah. Namun, apabila santri yang

ole orang tuanya sudah dibiasakan

untuk mandiri, tentunya memudahkan

peran guru.

sehingga memberikan contoh buruk

kepada adik kelasnya.

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang implementasi pengembangan kecerdasan

linguistik melalui pendekatan sistem sekolah berasrama di MTs Pesantren

Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian tentang implementasi pengembangan kecerdasan

linguistik melalui pendekatan sistem sekolah berasrama di MTs Pesantren

Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor, bahwa sistem sekolah berasrama adalah

tempat ideal yang menunjang perkembangan anak. Dengan konsep full day

school kegiatan anak terawasi, terbimbing, dan terakomodir semua

kebutuhannya dengan baik, sehingga potensi yang dimiliki dapat

berkembang. Sikap mandiri, jiwa kepemimpinan, dan rasa disiplin mampu

tertanam dengan mantap yang kelak menjadi bekal di kemudian hari. Selain

itu persepsi anak tentang dikotomi ilmu agama dan umum dapat bersinergi

dengan selaras, sehingga penguasaan IPTEK dan IMTAQ menjadi

keunggulan tersendiri bagi anak hasil cetak sekolah sistem berasrama atau

lebih dikenal dengan pesantren.

2. Upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan verbal linguistik di MTs

Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor, bahwa peran dan fungsi

meraka tak ubahnya seperti peran dan fungsi seorang ayah dan ibu bagi

anaknya. Fokus pertama yang dilakukan guru agar anak dapat memulai

tahapan perkembangan kecerdasannya adalah dengan pengenalan. Secara

kreatif dan dengan kemampuan linguistik mereka, para guru memberikan

pengenalan bahasa, bahasa yang merupakan bahasa baru buat para anak.

Setelah dianggap cukup bahwa para murid atau santri mampu melafadzkan

kosa kata dengan baik, menuliskannya kembali dengan benar, serta mampu

merangkainya ke dalam sebuah kalimat dengan tepat. Maka guru memberikan

pengalaman kepada murid untuk ikut serta dalam kegiatan ekstra kurikuler

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

74

berbahasa seperti muhadhoroh, muhadtsah, dan pramuka. Tentunya tetap

dengan bimbingan dari para pengurus santri atau HISADA yang ditunjuk oleh

para guru. Setelah anak diberikan pengalaman berbahasa baik itu dari

intrakurikuler dan ektrakurikuler, maka para guru melakukan evaluasi. Untuk

mengukur kemampuan mereka dalam periode semester dan tahunan. Hal ini

dilakukan guna mendapat laporan data nyata terhadap perkembangan anak.

3. Faktor pendukung implementasi pengembangan kecerdasan verbal linguistik

di MTs Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor adalah sistem dan

peraturan pesantren, sehingga mendidik anak bersikap disiplin. Tingkat

intelegensi masing-masing anak juga dapat mendukung proses

perkembangan. Selanjutnya tentu sarana penunjang serta lingkungan belajar

yang kondusif.

4. Faktor penghambat implementasi pengembangan kecerdasan verbal linguistik

di MTs Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor bisa terjadi karena

faktor kognitif anak, penyakit mental dan fisik yang anak miliki, serta

kurangnya motivasi untuk belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Santri hendaknya lebih rajin dan bersemangat dalam mengikuti rangkaian

tahapan proses belajar, terutama penguasaan bahasa.

2. Pihak madrasah diharapkan dalam memberikan hukuman atau iqob senantiasa

bersifat pencegahan dan tidak menakutkan.

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

75

DAFTAR PUSTAKA

Alder, Harry. 2001. Boost Your Integences. Jakarta: Erlangga.

Aly, Heri Noer. 2008. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Ihsani

Amstrong, Thomas. 2004. Sekolah Para Juara: Menerapkan dan Meningkatkan

Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Inteligences. Terj.

Bandung: Kaifa.

Arifin, M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Tentang dan

Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Syaifuddin. 2002. Pengajar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Campbell, Bruce, dkk. 2002. Multiple Inteligences. Depok: Inisiasi Press.

Deporter Boby. 1999. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Departemen Agama R.I. 2007. Al-Qur’an. Klaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

El-Saha, M Ishom. 2008. Manajemen Kependidikan Pesantren. Jakarta:

Transwacana.

Fatah, H. Rohadi Abdul. 2008. Rekonstruksi Pesantren Masa Depan Dari

Tradisional, Modern, Hingga Post Modern. Jakarta: Listafariska Putra.

Gardner, Howard. 1993. Multiple Inteligences: The Theory In Practice. New

York: Basic Book.

Hasan, Maimunah. 2009. PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Diva

Press.

Hoerr, Thomas. R. 2010. Buku Kerja Multiple Intelegences. Bandung: Mizan

Pustaka.

Jamaluddin. 2002. Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Departemen Agama RI.

Jamaluddin. 2015. Sriwijaya Post. Diunduh pada 26 Januari 2015 Pkl. 14.45 WIB

Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Inteligences.

Bandung: Nuansa.

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

76

LAL, H. Anshori. 2010. Transformasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Silam

Press.

Moeloeng, Lexy. J. 2004. Metodolodi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Nicholl, Malcolm J, dkk. 2006. Accelerated Learning For 21st Century. Bandung:

Nuansa.

Partanto, Pinus. A. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1992. Amalisis Data Kualtatif. Jakarta: UI Press.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Saputra, Arvin. 2010. Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang kamu Duga. Batam:

Interaksara.

Schmidt, Laurel. 2002. Jalan Pintas Menuju 7 kali Lebih Cerdas. Bandung: Kaifa.

Sudrajat, Akhmad. 2015. Wordpress: Kecerdasan Majemuk. Diakses pada 14

Januari 2015.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno, Paul. 2008. Teori Inteligensi Ganda Dan Cara Pengaplikasiannya di

Sekolah: Cara Menerapkan Teori Howard Gardner di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Susanto, Handi. 2015. Penerapan Multiple Inteligences dalam Sistem

Pembelajaran. Jurnal. Diunduh pada 29 januari dari

www.bpkpenabur.co.id

Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-dasar Pendidikan Anak usia Dini. Yogyakarta:

Hikayat Publishing.

Syurfah, Aryani. 2007. Panduan Melejitkan Kecerdasan Majemuk Anak Melalui

Pengajaran Islam. Bandung: Syamil Cipta Media.

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Sosial Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

76

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

Nama :

Jenis kelamin : P / L

Usia :

Kelas :

Petunjuk Pengisian:

1. Sebelum mengisi angket ini, bacalah Basmallah.

2. Isi nama, kelas dan jenis kelamin kamu.

3. Pernyataan berjumlah 30 butir, yang dikerjakan maksimal 30 menit.

4. Isi angket ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom SL (selalu),

SR (sering), P (pernah), dan TP (tidak pernah), sesuai dengan jawaban

pilihanmu.

5. Bila telah selesai akhiri dengan Hamdalah.

--SELAMAT MENGERJAKAN—

No Pertanyaan Pilihan

SL SR P TP

1. Saya mengikuti pengajian takhassus disekolah

2. Saya aktif mengikuti kegiatan pengajian takhassus di

sekolah

3. Dengan mengikuti pengajian takhassus ini, pengetahuan

saya bertambah

4. Saya mengikuti pengajian takhassus setiap hari kecuali

hari libur

5. Saya mengikuti pengajian takhassus dengan senang

6. Saya membawa kitab yang akan dipelajari dalam

pengajian takhassus

7. Saya merasa malas mengikuti pengajian takhassus

8. Saya bersemangat dalam mengikuti pengajian takhassus

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

9. Ketika pembelajaran disampaikan, keinginan saya

bertambah untuk mempelajarinya

10. Materi dalam takhassus mudah untuk dipelajari dan

dipahami

11. Saya bertanya ketika tidak mengerti dengan materi yang

diajarkan

12. Setiap pembelajaran takhassus saya mencatat

13. Saya memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan

materi

14. Saya berkonsentrasi untuk memahami materi

15 Ketika materi sedang berlangsung, saya lebih senang

bercanda dengan teman daripada memperhatikan

pelajaran

16 Saya mengamalkan pembelajaran yang telah diajarkan

dalam pengajian takhassus dalam kehidupan sehari-hari

17 Setelah pengajian takhassus selesai, saya lupa dengan

pelajaran yang sudah diajarkan

18 Saya menegur teman saya yang tidak memperhatikan

pembelajaran

19 Saya mengikuti takhassus atas kemauan sendiri

20 Saya bertanya kepada teman tentang materi yang

diajarkan ketika saya tidak mengikuti takhassus

21 Setelah mengikuti takhassus, nilai akidah akhlak saya

bertambah baik

22 Saya bersungguh-sungguh dalam mengikuti takhassus

23 Saya datang tepat waktu untuk mengikuti takhassus

24 Saya mengerjakan tugas (PR) yang diberikan oleh guru

25 Di rumah, saya mengulang-ngulang pelajaran yang

diajarkan di takhassus

26 Saya belajar sendiri, ketika guru takhassus tidak hadir

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

27 Saya mengikuti takhassus karena takut dimarahi oleh

guru

28 Saya merasa bosan mengikuti pengajian takhassus

29 Sebelum takhassus dimulai, saya belajar materi yang akan

diajarkan

30 Saya mengikuti pengajian takhassus sampai selesai.

Terimakasih atas partisipasi kamu !!!

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

Nama :

Jenis kelamin : P / L

Usia :

Kelas :

Petunjuk Pengisian:

1. Sebelum mengisi angket ini, bacalah Basmallah.

2. Isi nama, kelas dan jenis kelamin kamu.

3. Pernyataan berjumlah 30 butir, yang dikerjakan maksimal 30 menit.

4. Isi angket ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom SL (selalu),

SR (sering), P (pernah), dan TP (tidak pernah), sesuai dengan jawaban

pilihanmu.

5. Bila telah selesai akhiri dengan Hamdalah.

--SELAMAT MENGERJAKAN—

No Pertanyaan Pilihan

SL SR P TP

1 Saya senang mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak

2 Saya memberi salam saat memasuki ruang kelas

3 Saya merasa biasa saja bila datang terlambat

4 Saya malu bertanya kepada guru Aqidah Akhlak apabila

kurang paham dengan materi

5 Saya senantiasa berbuat baik kepada semua makhluk

ciptaan Allah

6 Saya mencintai Allah dan RasulNya, terutama ajaran-

ajaran yang diperintahkannya.

7 Saya shalat lima waktu tepat pada waktunya apabila ada

kesempatan

8 Saya berpuasa sebulan penuh selama bulan Ramadhan

kecuali ada halangan

9 Saya bersikap tenang apabila mendapatkan kesulitan

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

10 Saya menegur teman yang melakukan perbuatan tidak

baik

11 Saya membuang sampah pada tempatnya

12 Saya yakin bahwa perbuatan apapun dan dimanapun

pasti ada balasannya dari Allah SWT

13 Saya memahami setiap pelajaran yang diajarkan guru

Aqidah Akhlak

14 Saya memperhatikan guru Aqidah Akhlak ketika

mengajarkan materi

15 Saya akan tertib dan disiplin walaupun tidak ada guru

yang mengawasi

16 Saya melakukan perbuatan apapun semata-mata karena

Allah, bukan karena dipaksa orang lain

17 Saya memberi bantuan dan pertolongan kepada siapa

saja yang membutuhkan

18 Saya tidak bangga ketika dipuji oleh orang lain

19 Saya bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu

20 Saya senantiasa memaafkan orang lain yang berbuat

salah kepada saya

21 Saya menepati setiap janji yang saya buat

22 Saya belajar dengan sungguh-sungguh dan penuh

semangat

23 Saya membaca buku setiap ada waktu luang

24 Jika saya melihat benda tajam di jalanan, saya

membuangnya

25 Saya berkeinginan untuk sukses di masa depan

26 Saya tidak berputus asa dalam meraih rahmat Allah

27 Saya membaca Al-quran setiap hari

28 Saya memberikan infaq atau shodaqoh

29 Saya mengucapkan salam dan bersalaman ketika

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

berjumpa dengan guru

30 Saya shalat ashar berjamaah di sekolah

Terima kasih atas partisipasi kamu !!!

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

TABEL NILAI r PADA df= 51-80

df = (N-2)

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah

0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005

Tingkat signifikansi untuk uji dua arah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393

52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354

53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317

54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280

55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244

56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210

57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176

58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143

59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110

60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079

61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048

62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018

63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988

64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959

65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931

66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903

67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876

68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850

69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823

70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798

71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773

72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748

73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724

74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701

75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678

76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655

77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633

78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611

79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589

80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

PEDOMAN WAWANCARA

(Kepala Sekolah)

1. Apa yang dimaksud dengan pengajian takhassus yang dilakukan di Madrasah

Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi?

2. Apa tujuan diadakannya pengajian takhassus di sekolah ini?

3. Kapan pengajian takhassus dilaksanakan?

4. Apa saja materi yang diajarkan di pengajian takhassus?

5. Adakah hukuman yang berlaku jika siswa tidak mengikuti pengajian

takhassus?

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

PEDOMAN WAWANCARA

(Guru Pengajian Takhassus)

1. Apa yang dimaksud dengan pengajian takhassus?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam pengajian takhassus?

3. Materi apa yang Bapak ajarkan dalam pengajian takhassus?

4. Metode apa yang Bapak gunakan dalam mengajarkan materi kepada siswa?

5. Bagaimana respon siswa dalam mengikuti pengajian takhassus?

6. Kendala apa saja yang dihadapi ketika pengajian takhassus berlangsung?

7. Bagaimana tingkah laku siswa setelah mengikuti pengajian takhassus?

8. Adakah penilaian khusus bagi siswa setelah mengikuti pengajian ini?

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

BERITA WAWANCARA

Nama Responden : Ubaidillah, S.Ag

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal : Selasa, 03 September 2013

Tempat : Ruang guru, MTs At-taqwa 06 Bekasi

1. Apa yang dimaksud dengan pengajian takhassus yang dilakukan di Madrasah

Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi?

Jawab:

Pengajian takhassus adalah pengajian program khusus yang menjadi kegiatan

ekstrakurikuler unggulan yang menitik beratkan pada pendalaman materi

keagamaan dan keahlian praktis di masyarakat sekitar.

2. Apa tujuan diadakannya pengajian takhassus di sekolah?

Jawab:

Tujuan diadakannya pengajian takhassus yaitu agar siswa-siswi MTs At-taqwa

06 Bekasi mampu memahami dasar-dasar Islam dan Iman secara lebih

mendalam, memahami hakikat akhlakul karimah, memahami dasar-dasar tata

bahasa Arab (nahwu) secara lebih mendalam, siswa mampu membaca Al-

quran dengan fasih, lancar serta dengan seni membaca Al-quran, mampu

menghafal Juz Amma’, surat Yasiin, Waqiah, Al-Mulk dan Ar-rohman. Dengan

mengikuti pengajian ini juga, siswa dapat mempunyai mental yang baik dalam

menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak. Pengajian ini juga

bertujuan agar siswa terbiasa dalam melaksanakan shalat duha dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

3. Kapan pengajian takhassus dilaksanakan?

Jawab:

Pengajian takhassus ini dilaksanakan pada pagi hari mulai jam 08.00 sampai

dengan jam 10.00 WIB. Dilaksanakan di pagi hari karena siang hari siswa-

siswi baru melaksanakan kegiatan belajar mengajar formal di sekolah. Siswa-

siswi setiap hari wajib mengikuti pengajian takhassus kecuali hari jumat dan

hari minggu, hari jumat mereka mengikuti ekstrakrikuler pramuka sedangkan

hari minggu memang hari libur sekolah.

4. Apa saja materi yang diajarkan di pengajian takhassus?

Jawab:

Materi yang diajarkan di pengajian takhassus sangat banyak sekali, di

antaranya adalah tijan ad-dirorii, matan taqrieb, akhlak lilbanin, jurumiah,

selain belajar kitab siswa juga diajarkan seni membaca Al-quran atau

bimbingan Tilawatil Quran, diadakan juga muhadhoroh untuk membangun

mental berani siswa. Siswa juga diharuskan menghafalkan surat-surat pilihan

seperti surat Yasiin, Al-waqi’ah, Al-mulk, dan Ar-rohman. Dalam pengajian

ini juga siswa di biasakan untuk melaksanakan shalat duha.

5. Adakah hukuman yang berlaku jika siswa tidak mengikuti pengajian

takhassus?

Jawab:

Bagi siswa yang tidak mengikuti pengajian takhassus, tentu ada hukumannya,

tiga kali alpa atau tiga kali tidak hadir siswa akan ditegur langsung oleh guru,

setelah itu akan di berikan surat peringatan, setelah 12 kali tidak mengikuti

pengajian takhassus maka hukumannya sama dengan hukuman pada kegiatan

belajar mengajar, yaitu siswa tidak diizinkan mengikuti ujian sekolah.

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

BERITA WAWANCARA

Nama Responden : Ust. Abdul Ilah, S.H

Jabatan : Guru Pengajian Takhassus

Hari/Tanggal : Selasa, 03 September 2013

Tempat : Ruang guru, MTs At-taqwa 06 Bekasi

1. Apa yang dimaksud dengan pengajian takhassus?

Jawab:

Pengajian takhassus adalah pengajian program khusus yang dilaksanakan di

MTs At-taqwa 06, yang di dalamnya membahas masalah-masalah keagamaan,

pengajian takhassus merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang

sangat bermanfaat bagi siswa, karena dengan mengikuti pengajian ini

pengetahuan siswa akan bertambah terutama dalam bidang keagamaan.

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam pengajian takhassus?

Jawab:

Pengajian takhassus dilaksanakan pada pagi hari, dimulai pada pukul 08.00

sampai dengan pukul 10.00 WIB. Dalam pengajian takhassus, sebagaimana

pengajian pada umumnya, siswa dan siswi duduk terpisah (tidak di campur).

Pelaksanaan pembelajaran dalam pengajian takhassus tidak jauh berbeda

dengan proses pembelajaran siswa di sekolah, hanya saja dalam pengajian

takhassus hanya diberikan materi-materi seputar keagamaan.

3. Materi apa yang Bapak ajarkan dalam pengajian takhassus?

Jawab:

Saya mengajarkan beberapa materi, di antaranya kitab kuning seperti kitab

akhlakul banin yang membahas mengenai akhlak-akhlak yang harus diikuti

oleh siswa-siswi, jurumiah yang membahas mengenai nahwu, ibadah sehari-

hari, dan mengawasi siswa dalam muhadhoroh.

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

4. Metode apa yang Bapak gunakan dalam mengajarkan materi kepada siswa?

Jawab:

Saya menggunakan metode sesuai dengan materi yang akan saya sampaikan,

sebisa mungkin menggunakan metode yang bisa membuat siswa mengerti atau

faham dengan materi yang diajarkan atau dengan kata lain menggunakan

metode yang sesuai agar tujuan dapat tercapai. Metode yang biasa saya

gunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, halaqoh, dan lain-lain.

5. Bagaimana respon siswa dalam mengikuti pengajian takhassus?

Jawab:

Respon siswa saya rasa sangat baik, di lihat dari antusiasme mereka dalam

mengikuti pengajian takhassus ini. Mereka terlihat begitu semangat jika

datang ke tempat pengajian, membuat saya sebagai guru juga semakin

semangat untuk mengajar mereka.

6. Kendala apa saja yang dihadapi ketika pengajian takhassus berlangsung?

Jawab:

Tidak ada kendala yang berarti ketika pelaksanaan pengajian takhassus,

hanya saja terkadang namanya juga anak-anak, pasti ada kalanya mereka

merasa bosan, jenuh, malas, tapi semua itu bisa saya maklumi, karena jiwa

“ABG” seperti mereka pasti lebih senang main, jalan-jalan dengan teman-

temannya.

7. Bagaimana tingkah laku siswa setelah mengikuti pengajian takhassus?

Jawab:

Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkah laku atau akhlak siswa-siswi di sekolah

ini sangat baik, apalagi setelah mengikuti pengajian takhassus. Mereka

semakin berakhlakul karimah, sopan kepada orang tua, guru. Dengan teman

sebaya pun mereka sopan atau dengan kata lain saling menghargai satu sama

lain, dan memiliki pergaulan yang baik.

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

8. Adakah penilaian khusus bagi siswa setelah mengikuti pengajian ini?

Jawab:

Tentu ada, kami mencantumkan penilaian untuk pengajian takhassus di dalam

raport. Siswa yang rajin dalam mengikuti pengajian takhassus, tentu akan

mendapatkan nilai yang baik, begitu juga sebaliknya. Tetapi kami memberikan

sanksi khusus jika siswa malas atau jarang sekali hadir dalam mengikuti

pengajian takhassus ini.

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

BERITA WAWANCARA

Nama Responden : Masrohati, S.Pd.I

Jabatan : Guru Pengajian Takhassus

Hari/Tanggal : Rabu, 04 September 2013

Tempat : Ruang guru, MTs At-taqwa 06 Bekasi

1. Apa yang dimaksud dengan pengajian takhassus?

Jawab:

Pengajian takhassus merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di

MTs At-taqwa 06. Dalam pengajian ini, siswa akan di ajarkan materi-materi

keagamaan.

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam pengajian takhassus?

Jawab:

Pelaksanaan pembelajaran dalam pengajian takhassus sama dengan

pelaksanaan pembelajaran siswa di sekolah, guru menjelaskan dan siswa

mendengarkan penjelasan guru.

3. Materi apa yang Ibu ajarkan dalam pengajian takhassus?

Jawab:

Saya mengajarkan Al-quran, tilawatil quran, seni membaca Al-quran. Saya

juga meminta siswa untuk menghafal surat-surat yang ada di Al-quran seperti

surat Yasiin, Al-Mulk, dan lain-lain.

4. Metode apa yang Ibu gunakan dalam mengajarkan materi kepada siswa?

Jawab:

Saya lebih sering menggunakan metode latihan atau metode drill, karena

siswa harus selalu berlatih dalam membaca Al-quran, agar dapat membaca

Al-quran dengan lancar dan fasih makhrajnya.

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

5. Bagaimana respon siswa dalam mengikuti pengajian takhassus?

Jawab:

Respon siswa dalam mengikuti pengajian takhassus ini sangat baik.

6. Kendala apa saja yang dihadapi ketika pengajian takhassus berlangsung?

Jawab:

Saya rasa tidak ada kendala yang saya hadapi, walau terkadang ada satu dua

anak yang susah diatur, tapi itu bukan kendala bagi saya.

7. Bagaimana tingkah laku siswa setelah mengikuti pengajian takhassus?

Jawab:

Tingkah laku siswa di sini sangat baik, terlebih setelah mengikuti pengajian

takhasssus, karena dalam pengajian takhassus siswa di ajarkan bagaimana

berakhlak baik atau berakhlakul karimah kepada orang tua, guru, maupun

sesama manusia.

8. Adakah penilaian khusus bagi siswa setelah mengikuti pengajian ini?

Jawab:

Ada, ada penilaiam khusus yang kami berikan kepada siswa setelah mengikuti

pengajian takhassus.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

PEDOMAN OBSERVASI

A. Observasi Sekolah

1. Identitas Sekolah

2. Data Siswa

3. Data Guru

4. Sarana dan Prasarana

B. Observasi Pengajian Takhassus

1. Deskripsi Kegiatan Pengajian Takhassus

2. Jadwal Pengajian Takhassus

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

LEMBAR HASIL OBSERVASI

A. Observasi Sekolah

1. Identitas Sekolah

a. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 06

b. Nomor Statistik Madrasah : 121232160005

c. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi “A”

d. Alamat Lengkap Madrasah : Karang Tengah RT. 03/01

Desa Pusaka Rakyat

Kecamatan Tarumajaya

Kabupaten Bekasi

Provinsi Jawa Barat

e. NPWP : 00.367.066.8-413.000

f. Nama Kepala : Ubaidillah, S.Ag

a. No. Telp. HP : 085777772332

b. Nama Yayasan : Yayasan Attaqwa 08

c. Alamat Yayasan : Karang Tengah RT. 03/01

Desa Pusaka Rakyat

Kecamatan Tarumajaya

Kabupaten Bekasi

Provinsi Jawa Barat

d. Telp. Yayasan : 081319979764

e. Kepemilikan Tanah : a. Wakaf

b. Luas Tanah 2441 m2

f. Status Bangunan : Yayasan

g. Luas Bangunan : 1.000 m2

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

2. Data Siswa

Tahun

Ajaran

Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

2010/2011 65 2 45 2 45 2 155 6

2011/2012 48 2 66 2 40 2 154 6

2012/2013 64 2 48 2 62 2 174 6

3. Data Guru

No Keterangan Jumlah

Pendidik

1 Guru PNS diperbantukan Tetap 1

2 Guru Tetap Yayasan 6

3 Guru Honorer

4 Guru Tidak Tetap 17

Tenaga Kependidikan

1 Tata Usaha 1

2 Penjaga Sekolah 1

4. Sarana dan Prasarana

Jenis

Prasarana

Jumlah

Ruang

Ruang Kelas 6

Perpustakaan 1

R. Lab. IPA 1

R. Lab. Biologi -

R. Lab Fisika -

R. Lab. Kimia -

R. Lab. Komputer 1

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

R. Lab. Bahasa -

R. Pimpinan 1

R. Guru 1

R. Tata Usaha 1

R. Konseling 1

Tempat Beribadah 1

R. UKS 1

Toilet 5

Gudang 1

Tempat Olahraga 1

R. OSIS 1

R. Lainnya

B. Observasi Pengajian Takhassus

Pengajian Takhassus dilaksanakan pada pagi hari mulai jam 08.00 sampai

dengan jam 10.00 WIB. Materi yang diajarkan antara lain kitab Tijan ad Dirorii,

Matan Taqrieb, Akhlak Lilbanin, dan Jurumiah. Selain itu, dalam pengajian

takhassus terdapat pembelajaran tilawatil quran, hifzul quran dan muhadhoroh.

1. Deskripsi Kegiatan Pengajian Takhassus

Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa

Guru memulai pengajian dengan

mengucapkan salam

Siswa menjawab salam

Guru bersama-sama dengan siswa

membaca surat-surat pendek dari An-

nas sampai At-takatsur.

Guru bersama-sama dengan siswa

membaca surat-surat pendek dari An-

nas sampai At-takatsur.

Guru meminta siwa membuka kitab

yang akan dipelajari yaitu kitab Akhlak

lilbaniin

Siswa membuka kitab Akhlak

lilbaniin

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

Guru membacakan kitab dan

mengartikannya ke dalam bahasa

Indonesia, kemudian menjelaskannya

Siswa mendengarkan dan menuliskan

arti di dalam kitabnya

Guru bertanya saat proses penjelasan

materi

Beberapa siswa menjawab

pertanyaan guru

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Beberapa siswa bertanya mengenai

materi pelajaran

Guru mengakhiri pelajaran dengan

membaca doa

Siswa membaca doa

2. Jadwal Pengajian Takhassus

Hari Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Senin Tijan ad Dirori Akhlak lilbanin Jurumiah

Selasa Muhadhoroh Muhadhoroh Muhadhoroh

Rabu Akhlak lilbanin Matan Taqrieb Jurumiah

Kamis Matan Taqrieb Jurumiah Akhlak lilbanin

Sabtu Bimbingan Tilawatil

Qur’an dan hafalan

surat-surat pilihan

(Yasiin, Al-Waqi’ah,

Al-Mulk, Ar-

rohman)

Bimbingan Tilawatil

Qur’an dan hafalan

surat-surat pilihan

(Yasiin, Al-Waqi’ah,

Al-Mulk, Ar-

rohman)

Bimbingan Tilawatil

Qur’an dan hafalan

surat-surat pilihan

(Yasiin, Al-Waqi’ah,

Al-Mulk, Ar-

rohman)

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

LEDIIBAR UЛ ]EFEttNSI

Nama : Muhammad Bashiet Permadi

NIM : 109011000107

Judul Skripsi : Implementasi Pengembangan Kecerdasan di MTs Pesantren

Modern l)aarul 'flluum Lido Bogor.

No Referensi Paraf

1

Alder, Harry. 2001 Boost Your Integences. Jakarta.

Erlangga. η,

Alv, Heri Noer. 2008. I|'utttk l'enclidikan Lslam.

Jakarta: Friska Agung Ihsani

J

Amstrong, Thomas. 2004. Sekolah Para Juara:lv'Ie n e r ap kan d an Men i n gkat kan K e c e r d as an AndaB e r dct s ctr knn Te o r i Mul t ip le I ru e I i ge nc e,s. T ery.

Bandung: Kaifa.

4

Arifin, M 1996 llmu Pendidikan Islont: Suattr

Tinjauan Teorilis Tentang dan Prahis Berdasarkon

P end e ka t an I n t e r d i s i p I iner - J akarta: Bumi Ak sara.

5Arikunto, Suharsimi. 2002. Pro.sedur Penelition: Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,

6Azrar, Syaifuddin . 2002. P engal ar P s i kologiI nt e I ege n.s i. Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar.

7Campbell, Bruce. dkk 2002. Multryle Inteligences.

Depok. Inisiasi Press.

8Deporter Boby. 1999. Quantum Learnizg. Bandung:

Kaifa.

9Departemen Agama R.L 2007. Al-Qur 'an. Klaten: PT.

Macanan Jaya Cemerlang

10Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21.

Bandung: Alfabeta.

El-Saha, M Ishom. 2008. Munaiemen Kependidikan

P e sanl ren. Jakarta: Transwacana.

12

Fatah, H. Rohadi Abdul. 2008. Rekonstruksi Pesantren

Mnsct De,pan Dari Tradisional, l\.{odern, Hingga Post

Modern. Jakarta: Listafariska Putra.

L

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37658/2/MUHAMMAD... · bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 7. Orang

13Gardner, Howard. 1993. Multiple Inteligences: The

Theory In Practice. New York: Basic Book. η

14

tlasan, Maimunah.2009. PA(ID ( Pendidikan Anak

Llsia Dini). Yogyakarta. Diva Press.

15Hoerr, Thomas. R. 2010. Buku Kerja Multiple

Intel egence,r. Bandung. Mizan Pustaka.

16Jamaluddin . 2002. P emb elai aran Yan g Efe kt if, I akarta:

Deprtemen Agama RI-

17Jasmine, Julia. 2007 . P anduan Prahis 1 lengal ar

B erb as i s Mul t ip I e I nt e I i gence,r Bandung : Nuansa.

18LAL, H. Anshori. 2010. Trcm-sformo-si Pendidikan

Lslam- Jakarta- Gaune Silam Press.

19Moeloeng, Lexr'. J. 200-l ^\letodolodi Peneliriurt

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nazir. 2005. Metocle Penelitian. Bogor Selatan. Ghalia

lndonesia.20

つ4

Nicholl, Malcolm J. dkk. 2006 Accelerated Learning

For 2I st Century. Bandung: Nuansa.

つん

つ乙

Partanto, Pinus. A. 2001 . Kamus llmtah Populer.

Surabaya: Arkola.

23Rohidi, ljetjep Rohendi. 1992. Anulisis Data

Kualtatrf Jakarta'. UI Press.

24 Salim, Agus. 2006. Teori tlan Paradigma Penelitian

Sosiol. Yogyakarta. Tiara Wacana.

25Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembeluiaran

Berorientasi Standar Proses P endidikan Jakarta:

Prenada Media Group.

26 Saputra, Arvin. 2010. Kamu ltu Lebih Clerdas

Drtripada Yang kantu Dugct- Batam: Interaksara.

27 Schmidt,I-aurel. 2002. Julcm Pintus lv{enu1u 7 kali

Lebih Cerdas. Bandung: Kaifa.

28 Sudraj at, Akhmad. 20 | 5 . Wordpres s : Ke c erdas an

Malemuk Diakses pada 14 Januari 2015-

29Sugiyono. 2}ll. Metode Penelrtian Pendidikort

Bandung: Alfabeta.

30Suparno, Paul. 2008. Teori Inleligens'i Gcuda Dan

Cara Pengaplikasiannya di Sekolah: C.ara

Menerapkan T'eori Hrtu,ard Gardnet di Sekolah.