IMPLEMENTASI ERP GUNA MEMBANTU PETANI JERUK DAN KUD DI KINTAMANI KABUPATEN BANGLI DALAM MENGELOLA...

23
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) TI029309 “IMPLEMENTASI ERP GUNA MEMBANTU PETANI JERUK DAN KUD DI KINTAMANI KABUPATEN BANGLI DALAM MENGELOLA PENGHASILAN” Dosen Pengampu : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Oleh: I Putu Edi Puspayasa 1304505095 ERP (Enterprise Resource Planning) JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Transcript of IMPLEMENTASI ERP GUNA MEMBANTU PETANI JERUK DAN KUD DI KINTAMANI KABUPATEN BANGLI DALAM MENGELOLA...

ERP

(ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

TI029309

“IMPLEMENTASI ERP GUNA MEMBANTU

PETANI JERUK DAN KUD DI KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

DALAM MENGELOLA PENGHASILAN”

Dosen Pengampu :

I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

Oleh:

I Putu Edi Puspayasa

1304505095

ERP (Enterprise Resource Planning)

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA

2015

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Solusi ....................................................................................................... 2

1.4 Desain Solusi ........................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian .................................................................................................. 7

2.2 KUD (Koperasi Unit Desa) ..................................................................... 8

2.3 ERP (Enterprise Resource Planning) ...................................................... 8

2.3.1 Modul Pembelian .................................................................... 9

2.3.2 Modul Penjualan ..................................................................... 9

2.3.3 Modul Keuangan/Finance ....................................................... 9

2.3.4 Modul Human Resources ........................................................ 9

2.3.5 Modul Manufacture .............................................................. 10

2.3.6 Modul CRM (Customer Relation Management) .................. 10

2.4 E-Business ............................................................................................. 10

2.5 E-Commerce dan M-Commerce ............................................................ 10

2.6 Web Server ............................................................................................. 11

2.7 IoT (Internet of Things) ......................................................................... 11

2.8 Cloud Computing ................................................................................... 12

2.8.1 Cloud IAAS (Ifrasctructure As A Services) .......................... 12

2.9 Data Warehouse .................................................................................... 12

2.10 Data Mining ........................................................................................... 13

2.11 Data Mart .............................................................................................. 13

iii

2.12 Big Data ................................................................................................. 14

2.13 OTT (Over The Top) ............................................................................. 14

BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Analisa ................................................................................................... 15

3.2 Kesimpulan ............................................................................................ 15

3.3 Saran ...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

LAMPIRAN .......................................................................................................... 18

iv

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi kini sangatlah semakin maju. Salah satu

contoh dari perkembangan teknologi informasi yaitu implementasi ERP (Enterprise

Resource Planning). ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah

perencanaan atau sistem informasi dalam satu perusahaan yang bertujuan untuk

mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh aktivitas dalam perusahaan.

ERP (Enterprise Resource Planning) berbentuk software yang mengendalikan seluruh

departemen dan kegiatan perusahaan ke dalam sebuah sistem komputer. ERP

(Enterprise Resource Planning) juga dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan

semua divisi dalam perusahaan. ERP (Enterprise Resource Planning) memiliki tujuan

untuk mempermudah semua departemen perusahaan untuk dapat berkomunikasi dan

bertukar informasi. Penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) yang diajukan

pada makalah ini adalah implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pada

pertanian jeruk dan KUD (Koperasi Unit Desa) khsusnya di daerah Kintamani,

Kabupaten Bangli. Pada implementasi ERP ini tentunya memerlukan teknologi-

teknologi pendukung seperti E-Business, E-Commerce/M-Commerce, Web Server, IoT

(Internet of Thing), Cloud IAAS (Infrastructure As A Service), Data Warehouse, Data

Mining, Data Mart, Big Data dan OTT (Over The Top). Implementasi ERP yang

diajukan pada makalah ini diharapkan dapat membantu petani jeruk dan KUD

(Koperasi Unit Desa) di daerah Kintamani, Kabupaten Bangli dalam mengelola

penghasilannya.

Kata Kunci :

Pertanian, KUD (Koperasi Unit Desa), ERP (Enterprise Resource Planning), E-

Business, E-Commerce/M-Commerce, Web Server, IoT (Internet of Thing), Cloud

Computing, Cloud IAAS (Ifrastructure As A Services), Data Warehouse, Data Mining,

Data Mart, Big Data, dan OTT (Over The Top)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup yang dimana perlu biaya untuk bertahan

hidup. Banyak hal yang di lakukan manusia agar menghasilkan penghasilan untuk

biaya hidupnya, salah satunya adalah bertani.

Pertanian merupakan kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan

tumbuhan untuk mendapat keuntungan dari kegiatan tersebut. Tujuan dari pertanian

adalah untuk mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada

faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Tidak sembarang

tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan pertanian. Beberapa tumbuhan yang sering

dijadikan pertanian adalah padi, ketela, kelapa, jeruk, dan lain sebagainya. Pertanian

juga melihat beberapa faktor, seperti faktor tanah, faktor suhu, dan faktor cuaca dan

iklim.

Masyarakat Indonesia sebagaian besar memiliki pekerjaan petani terutama

masyarakat di pedesaan. Khususnya di derah Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi

Bali sebagaian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani jeruk, dikarenakan

udaranya yang sejuk dan tanahnya yang subur. Hasil dari pertanian ini biasanya dijual

melalui distributor. Proses transaksi pertanian jeruk di daerah Kintamani ini masih

dilakukan secara manual, sehingga dibutuhkan penerapan teknologi informasi untuk

mempermudah proses transaksi dan memaksimalkan penghasilan petani jeruk di

Kintamani, sedangkan KUD (Koperasi Unit Desa) di daerah Kintamani belum ada

keterkaitan dengan para petani jeruk.

Penerapan di bidang teknologi informasi yang dimaksud adalah berupa

implementasi ERP (Enterprise Resource Planning). ERP (Enterprise Resource

Planning) adalah sebuah perencanaan atau sistem informasi dalam satu perusahaan

atau organisasi yang bertujuan untuk mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan

seluruh aktivitas dalam perusahaan atau organisasi. Implementasi ERP (Enterprise

2

Resource Planning) ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi petani jeruk

dan KUD dalam mengelola penghasilannya agar lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan pada sub bab 1.1, didapatkan

beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara memaksimalkan penghasilan para petani jeruk di Kintamani,

Bangli karena kurang adanya manajemen seluruh aktivitas dalam pertanian

jeruk (wawancara langsung dengan bapak Nyoman Sudirta).

2. Teknologi-teknologi apa saja yang berperan untuk mendukung implementasi

ERP (Enterprise Resource Planning) pada pertanian jeruk dan KUD (Koperasi

Unit Desa) di Kintamani.

3. Kurangnya biaya dan pengetahuan masyarakat di bidang teknologi informasi

untuk mengimplementasikan ERP (Enterprise Resource Planning).

4. Apa saja dampak positif dan negatif dari implementasi ERP (Enterprise

Resource Planning) pada SDM (Sumber Daya Manusia) di Kintamani, Bangli.

1.3 Solusi

Kurang maksimalnya penghasilan petani jeruk di Kintamani, Bangli dapat

diatasi dengan menerapkan sebuah inovasi di bidang teknologi informasi. Penerapan

teknologi informasi yang dimaksud berupa implementasi ERP (Enterprise Resource

Planning) Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan penerapan

teknologi informasi untuk mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh

aktivitas dalam perusahaan. Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) ini

sangat perlu, karena terkait kurang maksimalnya penghasilan petani jeruk di

Kintamani, dengan implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) ini diharapkan

dapat membantu proses transaksi para petani jeruk di Kintamani.

Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) ini dapat dilakukan dengan

teknologi-teknologi pendukung, seperti E-Business, E-Commerce/M-Commerce, Web

Server, IoT (Internet of Thing), Cloud Computing khususnya bagian IAAS

3

(Ifrastructure As A Services), Data Warehouse, Data Mining, Data Mart, Data

Minging, Big Data, dan OTT (Over The Top).

Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pada pertanian jeruk dan

KUD di Kintamani ini memiliki beberapa kendala, seperti kurangnya biaya untuk

mengimplementasikan ERP (Enterprise Resource Planning), serta kurangnya

pegetahuan/pengalaman masyarakat di bidang teknologi informasi. Kendala dengan

biaya tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan layanan cloud dan

menggunakan software dan sistem operasi berbasis open source (seperti Linux),

sedangkan untuk masalah SDM (Sumber Daya Manusia) yang kurang berpengalaman

di bidang teknologi informasi dapat dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi

dengan ke petani jeruk dan pihak KUD di Kintamani tentang tata cara penggunaan

teknologi ERP (Enterprise Resource Planning).

Pada implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pertanian jeruk dan

KUD di Kintamani tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya

adalah mempermudah proses transaksi antara petani jeruk dan KUD (Koperasi Unit

Desa), mudahnya pembuatan report harian, bulanan atau tahunan, serta

memaksimalkan penghasilan petani jeruk di Kintamani Kabupaten Bangli. Sedangkan

dampak negatifya adalah petani jeruk dan KUD akan ketergantungan dengan internet

dan teknologi.

1.4 Desain Solusi

Desain solusi merupakan desain atau perancangan yang diajukan pada

implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pertanian jeruk dan KUD di

Kintamani, Bangli yang digambarkan berupa bagan. Gambar 1.1 berikut merupakan

desain solusi yang digambarkan menggunakan DIA Diagram.

4

Gambar 1.1 Desain Solusi Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pada Pertanian Jeruk

dan KUD di Kintamani, Kabupaten Bangli dengan DIA Diagram

Gambar 1.1 merupakan desain perancangan dari implementasi ERP (Enterprise

Resource Planning) pada petani jeruk dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Kintamani,

Bangli. Pada perancangan tersebut terdapat 2 (dua) buah user yaitu petani jeruk dan

pihak KUD (Koperasi Unit Desa) di Kintamani.

Pada sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dibantu dengan 6 (enam)

modul ERP yaitu modul pembelian, modul penjualan, modul keuangan/finance, modul

human resources, modul manufacture, dan modul CRM (Customer Relation

Management). Masing-masing modul ini memiliki fungsi atau tugas yang berbeda-

beda. Modul pembelian merupakan modul yang berfungsi untuk memanajemen

pembelian, fungsi modul ini dalam ERP (Enterprise Resource Planning) pertanian

jeruk adalah memanajemen petani jeruk dalam pembelian pupuk dan lain sebagainya.

5

Modul penjualan merupakan modul yang berfungsi untuk memanajemen penjualan,

fungsi modul penjualan dalam ERP (Enterprise Resource Planning) pertanian jeruk

adalah memanajemen penjualan jeruk kepada pelanggan/komsumen. Modul

keuangan/finance merupakan modul yang berguna untuk memanajemen keuangan atau

penghasilan, modul ini berfungsi untuk memudahkan konsumen dalam pembayaran

jeruk yang dipesan. Modul human resources berguna untuk membantu petani dalam

promosi jeruknya. Modul manufacture merupakan modul yang berfungsi untuk

mencatat hasil produksi jeruk. Sedangkan modul CRM (Customer Relation

Management) merupakan modul yang berinteraksi dengan customer mulai dari

penawaran, sales maupun keluhan pelanggan dicatat di sini.

ERP (Enterprise Resource Planning) pada petani jeruk dan KUD juga dibantu

dengan teknologi E-Business, E-Commerce, dan M-Commerce. E-Business digunakan

untuk kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan

menggunakan sistem informasi komputer. E-Business juga digunakan untuk

berhubungan dengan suplier, KUD, dan petani jeruk, serta memenuhi permintaan dan

melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik. E-Commerce dapat dijadikan sebagai

solusi untuk membantu petani jeruk dan KUD dalam mengembangkan hasil pertanian

dan menghadapi tekanan bisnis. Tingginya tekanan bisnis yang muncul akibat

tingginya tingkat persaingan mengharuskan pertanian untuk dapat memberikan respon.

Penggunaan E-Commerce dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktifitas

perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing.

Sedangkan M-Commerce sama seperti E-Commerce hanya saja operasinya

menggunakan mobile.

Internet juga berperan sangat penting pada implementasi ERP (Enterprise

Resource Planning). Terdapat beberapa teknologi yang berkaitan dengan internet, yaitu

web server yang berguna untuk mengonlinekan sistem ERP (Enterprise Resource

Planning) pertanian jeruk dan KUD, IoT (Internet of Things) untuk memperluas

manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus, web

digunakan untuk mengakses sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pertanian

jeruk dan KUD berbasis web, dan OTT (Over The Top) digunakan untuk mengakses

6

sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pertanian jeruk dan KUD di Kintamani

melalui aplikasi mobile yang membtuhkan koneksi internet.

Komputasi yang digunakan pada sistem ERP (Enterprise Resource Planning)

pertanian jeruk dan KUD di Kintamani adalah komputasi berbasis cloud yaitu cloud

IAAS (Infrastructre As A Service) yang dimana petani jeruk dan KUD bisa menyewa

infrastruktur seperti komputasi, storage, memory, network secara gratis dan berbasis

cloud.

Data pada sistem ERP (Enterprises Resource Planning) petani jeruk dan KUD

ini diolah dengan menggunakan data warehouse, data mart, dan data mining. Platform

yang digunakan pada sistem ERP (Enterprises Resource Planning) petani jeruk dan

KUD terdapat 3 (tiga) jenis yaitu, platform berbasis mobile, OS Dekstop, dan Server.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipapakarkan sejumlah tinjauan pustaka yang mendasari

solusi yang diajukan untuk permasalahan yang diangkat pada tugas makalah ini.

Referensi dari setiap tinjauan pustaka yang di sajikan pada bab ini tercantum pada

bagian daftar pustaka.

2.1 Pertanian

Menurut buku Glosarium Pertanian, pengertian pertanian dalam arti sempit

hanya mencakup pertanian sebagai budidaya penghasil tanaman pangan padahal kalau

kita tinjau lebih jauh kegiatan pertanian dapat menghasilkan tanaman maupun hewan

ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. [4]

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga

memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha,

pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,

pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani

memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai

keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha

pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan

kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal

sebagaiintensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif,

keduanya sering kali disamakan. [4]

Sedangkan pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup

pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan serta mengelola dibidang

perternakan seperti merawat dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi

pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak seperti ayam, bebek, angsa. Serta

pemanfaatan hewan yang dapat membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan

suatu cakupan dalam bidang pertanian.[4]

8

2.2 KUD (Koperasi Unit Desa)

KUD adalah singkatan dari Koperasi Unit Desa yang merupakan suatu

Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah

pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan.

Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian yang

kecil dan banyak jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara resmi

didorong perkembangannya oleh pemerintah.[5]

Menurut instruksi presiden Republik Indonesia No 4 Tahun 1984 Pasal 1 Ayat

(2) disebutkan bahwa pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat

layanan kegiatan perekonomian didaerah pedesaan yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pembangunan nasional dan dibina serta dikembangkan secara terpadu

melalui program lintas sektoral.[5]

2.3 ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah konsep untuk

merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana, manusia, mesin,

suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari

manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan agar dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang

berkepentingan (stake holder) atas perusahaan tersebut.[6]

ERP (Enterprise Resource Planning) berfungsi mengintegrasikan proses-

proses penciptaan produk atau jasa perusahaan, mulai dari pemesanan bahan-bahan

mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap

ditawarkan kepada pelanggan (Indrajit, Djokopranoto, 2002). Selain itu ERP

(Enterprise Resource Planning) juga membantu mengintegrasikan data-data didalam

organisasi didalam sebuah platform yang umum (ERP Wire, 2006). [6]

ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sistem terintegrasi yang

mempunyai tujuan merangkum bisnis proses yang ada sehingga menjadi satu

kolaborasi yang efisien dan efektif dan sistem tersebut di dukung dengan teknologi

9

informasi dan dapat menghasilkan informasi yang menunjang perusahaan menjadi

lebih kompetitif.[6]

Konsep ERP (Enterprise Resource Planning) dapat dijalankan dengan baik,

jika didukung oleh seperangkat aplikasi dan infrastruktur komputer baik software dan

hardware sehingga pengolahan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan

terintegrasi. Oleh karena itu, hampir tidak mungkin mewujudkan konsep ERP

(Enterprise Resource Planning) tanpa adanya dukungan sistem berbasis komputer. [6]

2.3.1 Modul Pembelian

Pada modul pembelian dimulai dengan purchase requisition atau permintaan

pembelian. Permintaan pembelian kemudian dilanjutkan dengan purchase order.

Setelah terjadi purchase order kemudian terjadi penerimaan barang. Pada saat

penerimaan barang akan langsung terupdate penambahan inventory pada buku besar.

Penerimaan invoce dari vendor dan pembayaran ke vendor kemudian dikerjakan dalam

modul finance. [3]

2.3.2 Modul Penjualan

Pada modul penjualan dimulai dengan pemesanan dari pelanggan dilanjutkan

pengiriman barang. Pada saat pengiriman barang langsung terupdate ke buku besar

piutang pada sales dan inventory pada cogs. Penagihan dan penerimaan pembayaran

dilakukan dalam modul keuangan/finance. [3]

2.3.3 Modul Keuangan / Finance

Modul ini merupakan kelanjutan dari penerimaan tagihan dari vendor yang

diikuti pembayaran ke vendor. Modul ini merupakan kelanjutan dari penagihan ke

pelanggan dan diikuti penerimaan pembayaran dari pelanggan. [3]

2.3.4 Modul Human Resources

Modul human resources merupakan modul yang terkait dengan perekrutan,

pemberian benefit misalnya uang kesehatan, promosi, absensi dan lain sebagainya. [3]

10

2.3.5 Modul Manufacture

Modul manufacture merupakan modul yang mencatat proses produksi dan

mencatat cost yang biasanya dipelajari pada akuntansi biaya (cost accounting). [3]

2.3.6 Modul CRM (Customer Relation Management)

Modul CRM (Customer Relation Managemet) merupakan aplikasi ini yang

dimana pada aplikasi tersebut seluruh interaksi dengan customer mulai dari penawaran,

sales maupun keluhan pelanggan dicatat di sini. [3]

2.4 E-Business

E-business atau Electronic Business adalah praktek pelaksanaan dan

pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan

bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis

melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah

terkomputerisasi, di dalam E-business itu sendiri terdapat E-Commerce.[3]

E-bussiness memiliki tujuan dalam mewujudkan kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan sangat diutaman didalam dunia bisnis, oleh karena itu dalam

pengambilan keputusan secara cepat yang dapat dilakukan oleh aplikasi Mobile ERP

sangat memperhatikan kepuasan dari konsumen guna mendukung kelangsungan bisnis

atau sebuah perusahaan yang berkembang. [3]

2.5 E-Commerce dan M-Commerce

E-Commerce (Electronic Commerce) atau sering disebut dengan perdagangan

elektronik merupakan aktivitas perdagangan yang berkaitan penjualan, pembelian,

pemasaran baik barang maupun jasa dengan memanfaatkan sistem elektronik seperti

jaringan atau internet. Pada E-Commerce juga melibatkan proses transaksi secara

elektrik seperti transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem pengolahan

dan inventori yang dilakukan dengan sistem komputer ataupun jaringan komputer. [3]

11

Sedangkan M-Commerce (Mobile Commerce) merupakan pengembangan dari

E-Commerce yang dimana sistem E-Commerce (perdangan elektronik) yang dilakukan

dengan menggunakan perlatan mobile seperti, smartphone. [3]

2.6 Web Server

Web server merupakan software yang menjadi tulang punggung dari world

wide web (www). Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan

browser seperti Internet Explorer, Mozzilla, dan program browser lainnya. Jika ada

permintaan dari browser, maka web server akan memproses permintaan itu kemudian

memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke browser.[2]

Data pada web server ini mempunyai format yang standar, disebut dengan

format SGML (standar general markup language). Data yang berupa format ini

kemudian akan ditampilkan oleh browser sesuai dengan kemampuan browser tersebut.

Web server untuk berkomunikasi dengan client-nya (web browser) mempunyai

protokol sendiri, yaitu HTTP (Hypertext Transfer Protocol ). [2]

2.7 IoT (Internet of Things)

IoT (Internet of Things) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk

memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus.

Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk

juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi,

peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal

dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif. [2]

Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat

diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis

Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun

1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT. [2]

12

2.8 Cloud Computing

Cloud computing berdasarkan The NIST (National Institute of Standard and

Technology) oleh Peter Meel dan Timothy Grance yaitu sebuah model yang

memungkinkan adanya penggunaan sumberdaya (resource) secara bersama-sama dan

mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi dan layanan

yang digunakan sesuai keperluan (on demand). NIST juga menjelaskan tiga model

layanan cloud computing serta empat jenis deployment cloud computing. [1]

Sifat Cloud Computing yang On Demand, maka sangat mendukung proses

Mobile ERP karena bekerja sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan tiga layanan

pendukungnya yaitu IAAS, PAAS dan SAAS. [1]

2.8.1 Cloud IAAS (Infrastructure As A Servces)

Layanan ini menekan pada penyediaan sarana jaringan komputer, perangkat

keras jaringan, komputer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses

virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Fitur-fitur IAAS :

1. Pilihan virtual machine yang sangat beragam. Virtualisasi merupakan kunci

kekuatan dari cloud computing.[1]

2. Penyediaaan pre OS installed, sehingga sangat membantu pengguna yang tidak

terlalu mengetahui teknis dan lebih praktis.[1]

3. Penyedian storage pada beberapa buah server mirror, sehingga lebih aman bagi

pengguna dan kelangsungan data di dalamnya.[1]

4. Tersedia fitur untuk melakukan proses optimisasi. [1]

5. Menyediakan beragam aplikasi untuk sejumlah tujuan, seperti pemrosesan

multidata, manajemen aplikasi, penyediaan sumber daya untuk aplikasi, serta

perhitungan-perhitungan rumit. [1]

2.9 Data Warehouse

Data warehouse adalah suatu sistem komputer untuk mengarsipkan dan

menganalisis data historis suatu organisasi seperti data penjualan, gaji, dan informasi

lain dari operasi harian.[7]

13

Pada umumnya suatu organisasi menyalin informasi dari sistem operasionalnya

(seperti penjualan dan SDM) ke gudang data menurut jadwal teratur, misalnya setiap

hari atau setiap akhir minggu[7]

2.10 Data Mining

Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa

informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basisdata dengan

melakukan penggalian pola-pola dari data dengan tujuan untuk memanipulasi data

menjadi informasi yang lebih berharga yang diperoleh dengan cara mengekstraksi dan

mengenali pola yang penting atau menarik dari data yang terdapat dalam basisdata. [7]

Hasil dari data mining sering kali diintegrasikan dengan Decision Support

System (DSS). Sebagai contoh, dalam aplikasi bisnis informasi yang dihasilkan oleh

data mining dapat diintegrasikan dengan tool manajemen kampanye produk sehingga

promosi pemasaran yang efektif yang dilaksanakan dan dapat diuji. Integrasi demikian

memerlukan langkah postprocessing yang menjamin bahwa hanya hasil yang valid dan

berguna yang akan digabungkan dengan DSS. [7]

2.11 Data Mart

Data mart adalah suatu bagian pada data warehouse yang mendukung

pembuatan laporan dan analisa data pada suatu unit, bagian atau operasi pada suatu

perusahaan. Data mart dapat meningkatkan waktu respon pengguna akhir, karena

berisi data mentah yang memungkinkan sistem komputer untuk fokus pada satu tugas,

sehingga meningkatkan kinerja. [3]

Data mart juga dapat menyimpan data historis yang memungkinkan pengguna

untuk menganalisis kecenderungan data. Selain itu, data mart tidak begitu mahal dan

kompleks sebagai data gudang untuk setup dan melaksanakan karena masalah teknis

tidak begitu sulit untuk diselesaikan. [3]

14

2.12 Big Data

Big Data dapat didefinisikan suatu teknologi yang dapat melakukan

pengolahan, penyimpanan dan analisis data yang sangat kompleks dalam beragam

bentuk/format (Variety), berukuran besar (Volume) dan pertambahan data yang sangat

cepat (Velocity) yang kemudian akan dianalisa atau diolah lagi untuk keperluan tertentu

seperti membuat keputusan (decision making), prediksi, dan lainnya.[8]

Pada perusahaan big data memiliki manfaat untuk mengolah data yang mereka

miliki maupun data eksternal untuk membantu dalam mengambil keputusan-keputusan

strategis. Contoh dari big data dapat berupa data yang berukuran hingga petabytes atau

lebih, seperti milyaran hingga triliunan catatan personal seseorang yang semuanya

berasal dari sumber berbeda seperti web, customer service, social media, dan

sebagainya, bahkan data-data tersebut dapat berupa video, gambar, logs, binary, dan

lainnya.[8]

2.13 OTT (Over The Top)

Over The Top (OTT) merupakan sebuah layanan yang disampaikan melalui

jaringan operator, tetapi tidak secara langsung melibatkan operator dimana layanan ini

berjalan melalui internet. Layanan tersebut berisi konten yang bisa berupa data,

informasi, dan multimedia. Beberapa contoh layanan OTT yang sering pada umumnya

kita ketahui, seperti Yahoo, Google, iTunes, Facebook, Twitter, Line, dan lain-lain.

Layanan OTT ini beroperasi dengan cara “menumpang” diatas jaringan internet

operator telekomunikasi. Layanan OTT dikatakan sebagai “penghisap” layanan data

dari operator. Layanan OTT juga dapat dikatakan sebagai ancaman untuk operator

dikarenakan, keberadaan OTT dapat mendorong lalu lintas data makin ke puncak serta

membuat para pengguna dunia maya makin menkonsumsi banyak data, bandwith

aupun konten.[2]

OTT sendiri sama sekali tidak bertanggungjawab terhadap kemampuan

bandwidth, hak cipta maupun redistribusi konten. Sedangkan OTT sendiri memiliki

dua model pendapatan yaitu iklan dan penjualan langsung, sehingga hal ini

menyebabkan ketimpangan pendapatan antara OTT dan operator telekomunikasi.[2]

15

BAB III

ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Analisa

Petani jeruk di Kintamani, Bangli dalam menjual hasil panennya petani

menjualnya ke distributor, sehingga para jeruk yang dibeli oleh distributor sangat

rendah dan dijual kembali dengan lonjakan harga yang lumayan tinggi. KUD di

Kintamani belum memiliki keterkaitan dengan para petani jeruk di Kintamani. Masalah

ini tentunya merugikan para petani yang akan membuat para petani tidak bisa manju.

Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pada petani jeruk dan KUD di

Kintamani, Bangli akan sangat membantu para petani jeruk dan KUD dalam proses

transaksinya dan tentunya akan menguntungkan bagi pihak petani jeruk dan KUD di

Kintamani. Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) ini akan berjalan lancar

jika didukung dengan SDM yang mampu memanfaatkan teknologi ini dengan baik.

Implementasi ERP diharapkan memberikan dampak positif bagi para petani jeruk dan

KUD terutama dalam meningkatkan penghasilan para petani jeruk di daerah

Kintamani, Kabupaten Bangli. Teknologi-teknologi pendukung untuk implementasi

ERP (Enterprise Resource Planning) pada petani jeruk dan KUD yaitu E-Business, E-

Commerce/M-Commerce, Web Server, IoT (Internet of Thing), Cloud IAAS

(Infrastructure As A Service), Data Warehouse, Data Mining, Data Mart, Big Data dan

OTT (Over The Top).

3.2 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disampaikan pada makalah ini terkait dengan

implementasi ERP pada petani jeruk dan KUD di daerah Kintamani adalah sebagai

berikut.

1. ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah perencanaan atau sistem

informasi dalam satu perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk mengatur

sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh aktivitas dalam perusahaan atau

organisasi.

16

2. Proses transaksi pertanian jeruk di daerah Kintamani ini masih dilakukan secara

manual, sehingga dibutuhkan penerapan teknologi informasi untuk

mempermudah proses transaksi dan memaksimalkan penghasilan petani jeruk di

Kintamani.

3. Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) pada petani jeruk dan KUD

di Kintamani akan membantu para petani di Kintamani, Bangli dalam mengelola

dan memaksimalkan penghasilannya.

3.3 Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan implementasi ERP

(Enterprise Resource Planning) pada petani jeruk dan KUD di Kintamani yaitu, perlu

dilakukan disempurnakan teknologi-teknologi yang digunakan sebagai pendukung

didalam sistem ERP yang diharapkan dapat membantu masyarakat dan pihak KUD

didalam mengelola hasil panen jeruk agar dapat dijual sesuai dengan nilai jual yang

sesuai dengan kualitas serta perlu dilakukan lebih sering sosialisasi kepada masyarakat

di bidang teknologi informasi agar kedepannya lebih mudah dalam mengenalkan

inovasi-inovasi bari di bidang teknologi informasi.

Saran yang disampaikan oleh narasumber yaitu, perlu dilakukannya penelitian

yang lebih mendalam didalam pengolahan ERP (Enterprise Resource Planning) pada

petani jeruk dan KUD di Kintamani, Bangli, serta diharapkan dengan sistem ERP

(Enterprise Resource Planning) ini dapat membantu petani jeruk dan KUD di

Kintamani, Bangli dalam mengelola penghasilannya.

17

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. “Smart City Beserta Cloud Computing

dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya”. Bandung: Informatika.

[2] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. “Handbook Jaringan Komputer”.

Bandung: Informatika.

[3] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2015. “E-Commerce, E-Bussines, dan

Mobile Commerce”. Bandung: Informatika.

[4] Yahya, Sudirman, dkk. 2002. “Glosarium Pertanian”. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

[5] Hardianto, Rochmad. 2009. “Peran Koperasi Unit Desa Dalam Memberikan

Kredit Di Kalangan Masyarakat Klaten”.

[http://eprints.ums.ac.id/5076/1/C100040027.pdf].

[6] Wawan Dewanto, Falahah. 2007. “ERP (Enterprise Resource Planning)

Menyelaraskan Teknologi Informasi Dengan Strategi Bisnis”. Bandung:

Informatika Bandung.

[7] Lee S., Finn dan Juan Santana. 2010. “Data Mining”. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

[8] Stuart, Jonathan dan Adam Barker. “Undefined By Data : A Survey of Big Data

Definitions”. University of St Anrews

[http://www.adambarker.org/papers/bigdata_definition.pdf diakses pada 03

Desember 2015].

[9] Wawancara langsung dengan salah satu petani jeruk bapak Nyoman Sudirta [pada

22 November 2015].

18

LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara

Berikut merupakan hasil dari wawancara dengan narasumber yang merupakan

salah satu petani jeruk di Kintamani, Bangli yaitu Bapak Nyoman Sudirta. Wawancara

ini dilakukan melalui via telephone pada tanggal 22 November 2015.

P : Penulis

N : Narasumber

P : Dimanakah Bapak menjual beras hasil panen jeruk bapak ?

N : Bapak menjualnya pada orang lain, nanti orang tesebut menjualnya ke gudang

jeruk.

P : Bukankah dengan begitu jeruk yang Bapak jual, dibeli dengan harga yang lebih

murah, pak ?

N : Iya, bisa dibilang begitu. Petani disini tidak punya pilihan lain.

P : Mengapa Bapak tidak menjualnya ke KUD ?

N : Di desa ini belum ada KUD. KUD terdekat ada di desa lain. Jika kami

menjualnya ke sana, kami akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk

membawa beras panen ke desa lain.

P : Lalu dimana Bapak membeli bibit maupun pupuk untuk bekerja ?

N : Kami membelinya di Kelian Subak.

P : Apa Bapak membelinya dengan modal sendiri ?

N : Ya. Semuanya dengan modal sendiri tapi terkadang kami mendapatkan

sumbangan pupuk dari klian subak.

P : Bagaimana dengan pengairan atau irigasinya pak ? Apakah di bantu dari subak

?

N : Ya, klian juru subak mengatur pengairan yang merata untuk petani di desa ini.

19

2. Foto Jeruk Kintamani

Sumber : http://assets.kompas.com/data/photo/2015/09/14/0834308jeruk-lahan780x390.jpg

Sumber : http://www.baliagrobag.com/images/artikel/jeruk_kintamani_bali.jpg