Implement as i

2
Pengaplikasian materi asam basa telah lama dilakukan pada Sekolah Menengah. Namun materi asam basa yang diajarkan di sekolah biasanya hanya sekedar pengelompokkan asam basa menurut Arhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, serta perhitungan pH, dan larutan penyangga. Berdasarkan jurnal yang telah dianalisis, materi yang digunakan yaitu asam basa juga, namun asam basa dalam konteks kimia organik dengan teori Bronsted- Lowry dan lewis ditekankan untuk mempermudah siswa pada pembelajaran kesetimbangan dan kinetika kimia. Tetapi penerapan itu dilakukan pada siswa tingkat universitas. Pengaplikasian materi asam basa dalam konteks kimia organik tersebut juga cocok diterapkan pada Sekolah Menengah, karena kurikulum dan metode pembelajaran yang digunakan guru dapat meningkatkan pemahaman siswa. Pengaplikasian materi tersebut dalam konteks kimia organik menjadi nilai tambah untuk konsep yang dimiliki siswa. Salah satu metode yang digunakan guru untuk mengaplikasikan materi tersebut adalah dengan model pembelajaran problem solving seperti yang dijelaskan dalam jurnal. Problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa dengan persoalan yang harus dipecahkan. Pada pembelajaran problem solving peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dalam artian siswa lebih mendominasi dari pada guru sehingga siswa dapat mengembangkan ide-ide atau daya pikir yang mereka miliki dalam memecahkan suatu masalah. Adapun tahapan dalam model problem solving yaitu: 1. tahap satu mengorientasikan masalah. Pada tahap ini, guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam rangka memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tersebut. Seperti, siswa diberikan mekanisme reaksi asam basa yang meliputi pKa, kemudian guru menyuruh siswa untuk mengidentifikasikan reaksi neuklofilik, elektrofilik, dan menentukan manakah reaksi yang tergolong teori Bronsted-Lowry dan Teori Lewis. 2. Tahap yang kedua, siswa diminta mencari sumber yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini siswa

description

asam basa

Transcript of Implement as i

Page 1: Implement as i

Pengaplikasian materi asam basa telah lama dilakukan pada Sekolah Menengah. Namun materi asam basa yang diajarkan di sekolah biasanya hanya sekedar pengelompokkan asam basa menurut Arhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, serta perhitungan pH, dan larutan penyangga. Berdasarkan jurnal yang telah dianalisis, materi yang digunakan yaitu asam basa juga, namun asam basa dalam konteks kimia organik dengan teori Bronsted-Lowry dan lewis ditekankan untuk mempermudah siswa pada pembelajaran kesetimbangan dan kinetika kimia. Tetapi penerapan itu dilakukan pada siswa tingkat universitas.

Pengaplikasian materi asam basa dalam konteks kimia organik tersebut juga cocok diterapkan pada Sekolah Menengah, karena kurikulum dan metode pembelajaran yang digunakan guru dapat meningkatkan pemahaman siswa. Pengaplikasian materi tersebut dalam konteks kimia organik menjadi nilai tambah untuk konsep yang dimiliki siswa. Salah satu metode yang digunakan guru untuk mengaplikasikan materi tersebut adalah dengan model pembelajaran problem solving seperti yang dijelaskan dalam jurnal. Problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa dengan persoalan yang harus dipecahkan. Pada pembelajaran problem solving peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dalam artian siswa lebih mendominasi dari pada guru sehingga siswa dapat mengembangkan ide-ide atau daya pikir yang mereka miliki dalam memecahkan suatu masalah. Adapun tahapan dalam model problem solving yaitu:

1. tahap satu mengorientasikan masalah. Pada tahap ini, guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam rangka memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tersebut. Seperti, siswa diberikan mekanisme reaksi asam basa yang meliputi pKa, kemudian guru menyuruh siswa untuk mengidentifikasikan reaksi neuklofilik, elektrofilik, dan menentukan manakah reaksi yang tergolong teori Bronsted-Lowry dan Teori Lewis.

2. Tahap yang kedua, siswa diminta mencari sumber yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini siswa mengumpulkan data sebanyak- banyaknya untuk menjawab permasalah yang diperoleh dari tahap pertama.

3. Pada tahap tiga siswa diminta menetapkan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan pada tahap pertama. Setelah memperoleh berbagai data dari tahap kedua, siswa dapat menuliskan jawaban sementara dari permasalah tersebut.

4. tahap empat siswa diminta menguji kebenaran jawaban sementara salah satunya dengan menganalisa struktur-struktur dari senyawa mekanisme reaksi tersebut

5. Pada tahap kelima, siswa diminta untuk menarik kesimpulan dari pemecahan masalah tersebut. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan siswa dapat menyimpulkan pemecahan masalah dari rumusan masalah pada tahap pertama dan mengetahui jawaban sementara yang ditulis pada tahap ketiga sesuai atau tidak. Setelah siswa dapat menyimpulkan maka siswa dilatih untuk memprediksi sesuatu yang akan terjadi dengan menggunakan pola-pola yang diperoleh dari permasalahan.