PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

download PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

of 53

Transcript of PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    1/53

    PENELITIAN KUALITATIF, PENELITIAN TINDAKAN, DANPENELITIAN TINDAKAN KELAS SERTA

    IMPLEMENTASINYA DI KELAS

    PENELITIAN KUALITATIF

    Penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis penelitian, misalnya:

    Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian

    yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses

    penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan

    digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya

    diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk

    memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yangdikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat

    peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau

    deskriptif.

    Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan

    pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran

    fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna

    untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok

    fenomena. Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter

    karena acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen.

    1

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    2/53

    Penelitian historis dapat bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari

    beberapa fenomena yang sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan;

    bibliografis, yakni memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau

    pemikiran para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-

    dokumen tentang hal tersebut : atau biografis, yakni memberikan pengertian yang

    luas tentang suatu subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima

    oleh subyek itu dalam masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap

    perkembangan suatu aspek kehidupan.

    Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada

    masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis

    dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan

    membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif

    untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara

    sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan

    klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan

    unsur lain.

    Penelitian teoritis adalah penelitian yang hanya menggunakan penalaran

    semata untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Proses penelitian dapat dimulai

    dengan menyusun asumsi dan logika berpikir. Dari asumsi dan logika tersebut

    disusun praduga (konjektur). Praduga dibuktikan atau dijelaskan menjadi tesis dengan

    jalan menerapkan secara sistematis asumsi dan logika. Salah satu bentuk penerapan

    asumsi dan logika untuk membentuk konsep guna memecahkan soal adalah

    2

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    3/53

    membentuk model kuantitatif. Dalam beberapa penelitian teoritis tidak diadakan

    pengumpulan data.

    Penelitian ekperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan

    menciptakan fenomena pada kondisi terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk

    menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu.

    Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha untuk

    menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin. Dalam

    penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.

    Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian

    yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan

    kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan tersebut merupakan

    sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu

    model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk membuktikan

    bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal

    dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan,

    memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat

    memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya

    yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian

    rekayasa.

    Dalam melakukan riset kita perlu mengelompokkan topik-topik dalam berbagai

    kategori. Beberapa kategori riset antara lain :

    Astronomi Mempelajari sistem energi matahari, bintang-bintang dan alam semesta

    3

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    4/53

    Biologi Mempelajari tentang mahluk hidup

    a. Botani Mempelajari tumbuh-tumbuhan dan cara hidup tumbuh-tumbuhan. Sub

    topiknya meliputi: - Anatomi : Mempelajari struktur tanaman, seperti sel dan

    struktur bibit tanaman - Perilaku : Mempelajari tingkah laku yang merubah

    hubungan antara tanaman dan lingkungannya. - Fisiologi : Mempelajari proses

    kehidupan tanaman, seperti perambatan, perkecambahan, dan transportasi

    makanan

    b. Zoologi Mempelajari hewan dan cara hidupnya - Anatomi : Mempelajari

    struktur dan fungsi bagian tubuh hewan, termasuk penglihatan dan

    pendengaran - Perilaku : Mempelajari tingkah lagu yang mempengaruhi

    hubungan antara hewan dan lingkungannya - Fisiologi: Mempelajari proses

    kehidupan hewan, seperti pergantian kulit, metamorfosis, pencernaan,

    perkembangbiakan dan sirkulasi

    c. Ekologi Mempelajari hubungan mahluk hidup dengan mahluk hidup lainnya

    dan lingkungannya

    d. Mikrobiologi Mempelajari mahluk hidup yang sangat kecil atau bagian-bagian

    dari mahluk hidup

    Ilmu Bumi Mempelajari tentang bumi

    a. Geologi Mempelajari bumi, termasuk komposisi lapisan bumi, kerak bumi, dan

    sejarah bumi - Fosil: Sisa-sisa atau jejak-jejak dari kehidupan pra sejarah yang

    terbentuk dalam kerak bumi - Mineralogi: Mempelajari komposisi dan formasi

    mineral-mineral - Batuan: Zat padat yang terbentuk dari satu atau lebih mineral

    4

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    5/53

    - Seismologi: Mempelajari tentang gempa bumi - Volkanologi Mempelajari

    tentang gunung api

    b. Meterologi Mempelajari cuaca, iklim, dan atmosfer bumi

    c. Oseonografi Mempelajari tentang organisme samudra dan laut

    d. Palaentologi Mempelajari bentuk kehidupan pra sejarah

    Teknik : Aplikasi ilmu pengetahuan ilmiah

    Ilmu eksakta Mempelajari zat dan Energi

    a. Kimia Mempelajari material dari zat-zat yang terbentuk dan bagaimana

    berubah dan menyatu

    b. Fisika Mempelajari bentuk-bentuk energi dan hukum-hukum gerak - Listrik:

    Bentuk energi akibat adanya dan bergeraknya muatan listrik - Energi:

    Kemampuan untuk melakukan kerja - Gaya berat: Gaya tarik antara dua

    benda; gaya yang menarik benda ke bumi - Mesin : Alat-alat yang membuat

    pekerjaan menjadi lebih mudah - Gaya magnet: Gaya tarik atau gaya tolakantar kutub magnet, dan gaya tarik yang dimiliki magnet terhadap benda-benda

    yang bersifat magnet

    Matematika Penggunaan angka-angka dan simbol-simbol untuk mempelajari

    kuantitas dan rumus-rumus.

    5

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    6/53

    Konsep dan Ragam Penelitian Kualitatif

    Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya bersumber

    pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif.

    Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk

    menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang

    menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau

    menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal

    demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup

    setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan

    perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri

    pada perhitungan atau angka atau kuantitas.

    Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan

    kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian

    penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan

    perhitungan. Pemahaman yang demikian tidak selamanya benar, karena dalam

    perkembangannya ada juga penelitian kualitatif yang memerlukan bantuan angka-

    angka seperti untuk mendeskripsikan suatu fenomena maupun gejala yang diteliti.

    Dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah nama yang digunakan para ahli

    tentang metodologi penelitian kualitatif (Noeng Muhadjir. 2000: 17) seperti : interpretif

    grounded research , ethnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik,

    semiotik, heuristik, hermeneutik, atau holistik, yang kesemuanya itu tercakup dalam

    klasifikasi metodologi penelitian postpositivisme phenomenologik interpretif.

    6

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    7/53

    Berdasarkan beragam istilah maupun makna kualitatif, dalam dunia penelitian istilah

    penelitian kualitatif setidak-tidaknya memiliki dua makna, yakni makna dari aspek

    filosofi penelitian dan makna dari aspek desain penelitian.

    1. Filosofi Penelitian

    Dari aspek filosofi, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

    a. Penelitian kualitatif dalam paradigma kuantitatif (positivisme)

    Penelitian kualitatif jenis pertama ini menggunakan paradigma positivisme. Kriteria

    kebenaran menggunakan ukuran frekwensi tinggi. Data yang terkumpul bersifat

    kuantitatif kemudian dibuat kategorisasi baik dalam bentuk tabel, diagram maupun

    grafik. Hasil kategorisasi tersebut kemudian dideskripsikan, ditafsirkan dari berbagai

    aspek, baik dari segi latar belakang, karakteristik dan sebagainya. Dengan kata lain

    data yang bersifat kuantitatif ditafsirkan dan dimaknai lebih lanjut secara kualitatif.

    Penelitian di jenjang pendidikan strata satu (S1) istilah penelitian kualitatif lebih

    banyak menunjuk pada pengertian jenis pertama ini. Beberapa peneliti menyebutdengan istilah penelitian deskriptif kualitatif.

    b. Penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa

    Penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa (dan sastra) menggunakan paradigma

    post positisme. Penelitian kualitatif jenis kedua ini berusaha mencari makna, baik

    makna di balik kata, kalimat maupun karya sastra. Penelitian kualitatif dalam

    paradigma bahasa ini masih dapat dibendakan menjadi :

    1) Sosiolinguistik yang berupaya mempelajari teori linguistik atau studi kebahasaan

    atau studi perkembangan bahasa.

    2) Strukturalisme Linguistik yang berupaya mempelajari struktur dari suatu karya

    7

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    8/53

    sasta. Pada awalnya strukturalisme linguist disebut struturalisme otonom atau

    struturalisme obyektif karena menganalisis karya sastra hanya dari struktur karya

    sastra itu sendiri, tidak dikaitkan dengan sesuatu di luar karya sastra. Strukturalisme

    linguist berkembang lebih lanjut menjadi strukturalisme genetik, strukturalisme

    dinamik dan strukturalisme semiotik.

    3) Strukturalisme Genetik. Analisis karya sastra (dan bahasa) dalam

    strukturalisme genetik lebih menekankan makna sinkronik dari pada makna lain,

    seperti makna ikonik, simbolik, ataupun indeksikal. Oleh karena itu menurut Prof.

    Noeng Muhadjir (2000: 304) analis struturalisme genetik perlu mencakup tiga unsur kajian, yaitu: a) intrinsik karya sastra itu sendiri, b) latar belakang

    pengarangnya, dan c) latar belakang sosial serta latar belakang sejarah

    masyarakatnya.

    4) Strukturalisme Dinamik. Strukturalisme dinamik mengakui kesadaran subyektif

    dari pengarang, mengakui peran sejarah serta lingkungan sosialnya, meski titik berat

    analisis harus tetap pada karya sastra itu sendiri. Analisis karya sastra menurut

    struturalisme dinamik mencakup dua hal, yaitu: a) karya sastra itu sendiri yang

    merupakan tampilan pikiran, pandangan dan konsep dunia dari pengarang itu sendiri

    dengan menggunakan bahasa sebagai tanda-tanda ikonik, simbolik, dan indeksikal

    dari beragam makna, dan b) analisis keterkaitan pengarang dengan realitas

    lingkungannya.

    5) Strukturalisme Semiotik. Strukturalisme semiotik adalah struturalisme yang

    dalam membuat analisis pemaknaan suatu karya sastra mengacu pada semiologi.

    Semiologi atau semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda dalam bahasa dan karya

    8

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    9/53

    sastra. Strukturalisme semiotik mengenal dua cara pembacaan, yaitu heuristik dan

    hermeneutik. Pembacaan heuristik mencoba menelaah mencari makna dari kata-kata,

    dari bagian- bagian, seperti Said Mahmud (Noeng Muhadjir. 2001: 101) mencari amal

    shaleh menurut Al-Quran dengan cara mencari kata-kata kunci dalam Al-Quran, dan

    dia menemukan 13 kata kunci. Berdasarkan 13 kata kunci tersebut dia

    mendeskripsikan karakteristik amal shaleh menurut Al-Quran. Pembacaan

    hermeneutik mencoba menelaah makna dengan melihat keseluruhan karya sastra. M.

    Radhi Al-Hafid (Noeng Muhadjir. 2001: 101) mencoba mengklasterkan kisah edukatif

    dalam Al- Quran, secara hermeneutik, dan menemukan tiga klaster, yaitu kisahsejumlah Nabi, kisah para kaum dan kisah sketsa kehidupan.

    c. Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi

    Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi berusaha memahami arti

    (mencari makna) dari peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan orang-orang biasa dalam

    situasi tertentu (Moleong. 2001: 9). Dengan kata lain penelitian kualitatif dalamparadigma phenomenologi adalah penelitian yang berusaha mengungkap makna

    terhadap fenomena perilaku kehidupan manusia, baik manusia dalam kapasitas

    sebagai individu, kelompok maupun masyarakat luas.

    Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi telah mengalami perkembangan

    mulai dari model Interpretif Geertz, model grounded research , model Ethnographik,

    model paradigma naturalistik dari Guba dan model interaksi simbolik. Model

    paradigma naturalistik ( the naturalistic method of inquiry , menurut istilah Guba)

    menurut Noeng Muhadjir (2000: 147) disebut sebagai model yang telah menemukan

    karakteristik kualitatif yang sempurna, artinya bahwa kerangka pemikiran, filsafat yang

    9

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    10/53

    melandasinya, ataupun operasionalisasi metodologinya bukan reaktif atau sekedar

    merespons dan bukan sekedar menggunggat yang kuantitatif, melainkan membangun

    sendiri kerangka pemikirannya, filsafatnya dan operasionalisasi metodologinya. Para

    ahli metodologi penelitian kualitatif pada umumnya mengikuti konsep model

    naturalistik yang dikemukan oleh Guba. Begitu juga uraian lebih lanjut dalam tulisan

    ini pengertian penelitian kualitatif menunjuk pada makna kualitatif naturalistik.

    Moleong menggunakan istilah paradigma alamiah untuk menunjuk pada paradigma

    kualitatif naturalistik sebagai kebalikan dari paradigma ilmiah untuk menunjuk pada

    paradigma kuantitatif (Moleong. 2001: 15).Guba (1985: 39 44) mengetengahkan empat belas karakteristik penelitian

    naturalistik, yaitu :

    a. Konteks natural (alami), yaitu suatu konteks keutuhan ( entity ) yang tak akan

    dipahami dengan membuat isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.

    b. Manusia sebagai instrumen. Hal ini dilakukan karena hanya manusia yang

    mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas dan menangkap makna,

    sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannya.

    c. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan. Sifat naturalistik memungkinkan

    mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang

    diekspresikan oleh responden.

    d. Metoda kualitatif. Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari pada

    kuantitatif karena lebih mampu mengungkap realistas ganda, lebih sensitif dan adaptif

    terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

    e. Pengambilan sample secara purposive .

    10

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    11/53

    f. Analisis data secara induktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan

    lebih mudah dideskripsikan. Yang dimaksud dengan analisis data induktif menurut

    paradigma kualitatif adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dan

    dilanjutkan dengan kategorisasi.

    g. Grounded theory . Sifat naturalistik lebih mengarahkan penyusunan teori

    diangkat dari empiri, bukan dibangun secara apriori. Generalisasi apriorik nampak

    bagus sebagai ilmu nomothetik, tetapi lemah untuk dapat sesuai dengan konteks

    idiographik.

    h. Desain bersifat sementara. Penelitian kualitatif naturalistik menyusun desainsecara terus menerus disesuaikan dengan realita di lapangan tidak menggunakan

    desain yang telah disusun secara ketat. Hal ini terjadi karena realita di lapangan tidak

    dapat diramalkan sepenuhnya.

    i. Hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan responden.

    Hal ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir atas data yang diperoleh karena

    responden lebih memahami konteksnya daripada peneliti.

    j. Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena dengan demikian deskripsi

    realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat terhindar

    dari bias. Laporan semacam itu dapat menjadi landasan transferabilitas pada kasus

    lain.

    k. Penafsiran bersifat idiographik (dalam arti keberlakuan khusus), bukan ke

    nomothetik (dalam arti mencari hukum keberlakuan umum), karena penafsiran yang

    berbeda nampaknya lebih memberi makna untuk realitas yang berbeda konteksnya.

    l. Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda.

    11

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    12/53

    m. Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan keseluruhan tidak

    dihilangkan, tetap terjaga keberadaannya dalam konteks, tidak dilepaskan dari nilai

    lokalnya.

    n. Kriteria keterpercayaan. Dalam penelitian kuantitatif keterpercayaan ditandai

    dengan adanya validitas dan reliabilitas, sedangkan dalam kualitatif naturalistik oleh

    Guba diganti dengan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.

    2. Desain Penelitian

    Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan

    menjadi dua macam yaitu :

    a. Desain penelitian kualitatif non standar

    Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar, artinya

    ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian

    dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah,

    membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan,mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat

    kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi.

    Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari

    segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika penulisan sudah terstandar,

    yaitu: Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah,

    rumusan/batasan masalah, dst.). Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori

    yang sesuai dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka

    pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian). Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan

    waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik

    12

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    13/53

    analisis data). Bab IV. Hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah,

    implikasi, keterbatasan penelitian dan saran).

    Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti

    kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan

    modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan

    menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab

    yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I . Desain penelitian

    kualitatif non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma

    positivistik dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.b. Desain penelitian kualitatif tentatif

    Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar

    dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai

    acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun

    sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian,

    desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas

    lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung

    pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi

    realitas yang dihadapi.

    Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan

    istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan

    dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda.

    Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika

    substantif obyeknya. Misalnya: penelitian tentang perilaku anak Bab I. Pendahuluan

    13

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    14/53

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    15/53

    c. Dependabilitas atau auditabilitas, yang dapat dilakukan dengan:

    Pengamatan oleh dua atau lebih pengamat

    Checking data

    Audit trail atau menelusur dari data kasar (Sayekti. 2001: 2)

    2. Analisis Data

    Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk

    meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya

    sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif

    dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu

    dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

    dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan

    menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif (Noeng Muhadjir.2000: 139).

    Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan reflektif

    lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebihmenampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.

    Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan

    reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat

    rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga

    tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-

    satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau

    memberikan makna terhadap data.

    a. Pemrosesan Satuan (Unitying)

    Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat berdiri

    15

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    16/53

    sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat faktual

    sederhana, misalnya: Responden menunjukkan bahwa ia menghabiskan sekitar

    sepuluh jam seminggu untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke

    sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya selaku guru lepas di beberapa

    sekolah. Selain itu satuan dapat pula berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan

    dalam catatan pengamatan, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar

    satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks

    dengan susunan satuan yang dapat dipahami oleh orang lain.

    b. KategorisasiKategorisasi disusun berdasarkan kriteria tertentu. Mengkategorisasikan kejadian-

    kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya atau kriteria yang

    lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap

    kategori. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas

    pertimbangan rasa-rasanya mirip atau sepertinya mirip, melainkan pada ada tidaknya

    muncul ciri berdasarkan kategori. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan sebagai

    kriteria, melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan

    kejadian pada kategori berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap

    kategori sudah tepat.

    c. Penafsiran /Pemaknaan Data

    Langkah ketiga Moleong (2001: 197) menggunakan istilah penafsiran data,. Noeng

    Muhadjir (2000: 187) menggunakan istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan

    bagian dari proses menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau

    translation , 2) tafsir atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning .

    16

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    17/53

    Membuat terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama

    dengan media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa

    lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap

    berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat

    dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan

    pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan.

    Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai

    kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif

    manusia: indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Di balik yang tersajikan bagiekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan

    menjangkau yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul

    sebagai empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual,

    pola, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-

    kemungkinan lainnya.

    Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori

    menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan kategori-

    kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar kategori

    sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti telah tersusun

    atribut-atribut teori.

    d. Perumusan Teori

    Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah kategori-kategori sekaligus

    memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan semakin minimal,

    sekaligus isi data dapat terus semakin diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari

    17

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    18/53

    hasil penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali

    dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah

    tercapai dan peneliti telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah

    dapat mempublikasikan hasil penelitiannya.

    D. Kesimpulan

    Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat

    menggunakan dua pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di

    peroleh dari dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.

    Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada

    pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti.

    Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat

    digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik,

    tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat

    membangun, mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial sedangkanhasil analisis kuantitatif cenderung me http://www.um-pwr.ac.id/publikasi/13/analisis-

    kualitatif-dalam-penelitian-sosialmbuktikan maupun memperkuat teori-teori yang

    sudah

    18

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    19/53

    ACTION RESEARCH

    KAWASAN PENELITIAN TINDAKAN

    Latar Belakang

    Action research adalah nama yang diberikan kepada suatu aliran dalam penelitian pendidikan. Untuk

    membedakannya dengan action research dalam bidang lain para peneliti pendidikan sering

    menggunakan istilah classroom action research atau :classroom research . Action research

    bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat

    kerja (Isaac, 1994:27). Dalam penelitian pendidikan action research tidak hanya terbatas pada ruang

    kelas saja, melainkan dimana saja guru berkerja atau mengajar . Di samping dalam bidang pendidikan

    , action research juga sering digunakan dalam bidang-bidang lain.

    Action research digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi sesorang dalam

    tugasnya sehari-hari dimana pun tempatnya, di kelas , di kantor, di rumah sakit, dan seterusnya. Para

    peneliti action research tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang

    dapat digunakan secara umum (digeneralisasi). Action research hanya terbatas pada kepentingan

    penelitinya sendiri, dengan tujuan agar penelitinya dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan

    lebih baik.

    Dilihat dari ruang lingkup, tujuan, metode, dan prakteknya, action research dapat dianggap sebagai

    penelitian ilmiah micro. Action research adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif.

    Maksudya, penelitiannya dilakukan sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya.

    Action research berbeda dengan studi kasus karena tujuan dan sifat kasusnya yang tidak unik seperti

    pada studi kasus, action research tidak digunakan untuk menguji teori. Namun kedua macam

    19

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    20/53

    penelitian ini mempunyai kesamaan, yaitu bajwa peneliti tidak berharap hasil penelitiannya akan dapat

    digeneralisasi atau berlaku secara umum.

    Action research mendorong para guru agar memikirkan apa yang mereka lakukan sehari-hari dalam

    menjalankan tugasnya, membuat para guru kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung

    pada teori-teori yang muluk-muluk yang bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar penelitian

    yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas . Keterlibatan peneliti action research

    dalam penelitiannya sendiri itulah yang membuat dirinya menjadi pakar peneliti untuk kelasnya dan

    keperluan sehari-harinya dan tidak membuat ia tergantung pada para pakar peneliti yang tidak tahu

    mengenai masalah-masalah kelasnya sehari-hari.

    Dalam bidang pendidikan, action research dianggap sebagai alternatif dari penelitian tradisional

    (penelitian yang biasa dilakukan). Modal utama peneliti action research adalah pengalamannya dalam

    bidang yang digeluti dan pengetahuan yang ia miliki. Sebenarnya action research dapat juga

    dilakukan dalam skala besar karena seperti dikatakan di atas, action research dilakukan bersama

    rekan-rekan seprofesi, sehingga mereka dapat berbagai pengalaman untuk kepentingan mereka

    misng-masing. Action research merupakan metode yang handal untuk menjembatani teori dan

    praktek (dalam pndidikan ), karena dengan action research para guru dianjurkan menemukan dan

    mengembangkan teorinya sendiri dari perakteknya sendiri.

    Ciri-ciri Action Research

    Literatur mengenai action research telah tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan literature juga diikuti

    oleh pertumbuhan definisi dan cirri-cirinya. Pertama, dalam literature dijumpai berbagai definisi untuk

    intervensi yang dilakukan oleh guru dalam praktek mengajarnya sendiri, seperti classroom research .

    self reflective enguiry. dan action research . Dalam artian ini, tidak ada definisi yang ketat menganai

    apa yang terjadi. Action research dipandang sebagai suatu cara untuk memberi ciri bagi seperangkat

    kegiatan yang direncanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan; pada pokoknya ia merupakan suatu

    cara eklektik yang dituangkan ke dalam suatu program refleksi-diri ( self-reflection ) yang ditujuan untuk

    peningkatan mutu pendidikan. Perspektif kedua mencoba untuk mengidentifikasi criteria dari kegiatan-

    20

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    21/53

    kegiatan ini; untuk merumuskan sistem-sistem yang dimaksudkan untuk perbaikan yaitu hasil yang

    diantisipasi dari program refleksi-diri. Dalam artian ini, istilah action research adalah suatu istilah yang

    digunakan untuk menggambarkan metode-metode dan teknik-teknik.

    Dalam literatur terdapat beberapa definisi (misalnya, Rapoport, 1970; Elliot, 1981; Ebbutt, 1983).

    Barang kali definisi yang paling banyak digunakan ialah definisi yang diberikan oleh Stephen Kemmis

    dari Deakin University, bersama Wilf Carr dari University College of North Wales:

    Action research adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan

    (guru,siswa,atau kepala sekolah,) dalam situasi-situsi social (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki

    rasionalitas dan kebenaran (a) preaktek-praktek sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b)

    pengertian mengenai praktek-praktek ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) di mana

    praktek-praktek tersebut dilaksanakan. (Carr dan Kemmis, 1996).

    Seperti halnya dengan aliran-aliran lain yang timbul, interpretasi akan berbeda-berbeda dan akan terus

    bertambah. Tetapi fokus utama dari action rescarch di kelas dan sekolah adalah untuk mendorong

    para guru terlibat langsung dalam prakteknya sendiri, dan memandang dirinya sendiri sebagai peneliti.

    Dengan kata lain, action research mendorong para guru untuk menjadi peneliti di kelas mereka

    sendiri.

    Rasional Action Research

    Dasar sosial action research adalah keterlibatan; dasar pendidikan action research adalah perbaikan

    atau peningkatan mutu. Jadi seseorang yang melakukan action research adalah orang yang

    menginginkan adanya perubahan dari apa yang selama itu dijalankan dan ingin yang lebih baik. Action

    research berarti ACTION (TINDAKAN ), baik mengenai sistemnya maupun mengenai orang-orang

    yang terlibat dalam sistem tersebut. Sistim dapat berarti kelompok sosial manusia apa pun-pabrik,

    perusahaan pesawat terbang, kantor yang memberi jasa layanan, sekolah dan orang-orang berarti

    semua personalia, tidak hanya para manajer, karena dalam sistem yang demokratis bagian yang

    terkecil akan mempengaruhi system keseluruhan. Dalam suatu sistim, satu aspek dari sistem tersebut

    21

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    22/53

    dapat diindetisifikasi sebagai suatu masalah; jadi misalnya, seorang guru mungkin memusatkan

    perhatiannya pada suatu bagian yang terbatas dari praktek mengajarnya sehari-hari dalam kelasnya di

    tempat ia bekerja. Ia mungkin berpendapat bahwa tindakan yang dilakukan dalam mengatasi

    masalahnya barangkali akan meresahkan masyarakat di sekolah tersebut, termasuk para karyawan.

    Misyalnya , Pak Kadir, prihatin bahwa ia mempunyai masalah tentang kedisiplinan siswanya dalam

    suatu kelas , dan ia marah-marahi siswanya karena perilaku mereka yang tidak baik. Kemudian pada

    suatu hari ia berpikir bahwa mungkin bila cara mengajarnya diubah masalah-masalah tersebut akan

    hilang dengan sendirinya. Perubahan gaya mengajar tersebut mencakup negosiasi dengan para siswa

    mengenai peraturan disiplin kelas yang disetujui bersama oleh guru (Pak Kadir ) dan para siswanya.

    Kedua belah pihak menyetujui untuk mematuhinya. Kemudian ia terdorong untuk menemukan

    kemungkinan dan penyempurnaan dari gaya mengajar tersebut dikelas- kelas yang lain, dan meminta

    partisipasi dari rekan-rekan guru yang lain. Ada kemungkinan, rekan-rekannya melihat manfaat dari

    gaya mengajar tersebut dan ingin mencoba di kelas mereka masing-masing. Para guru tersebut terus

    menerus bertukar fikiran, saling belajar dari rekanya dalam suasana yang kondusif untuk secara

    berkelanjutan meningkatkan mutu pengajaran melalui penelitian yang sistematik, yaitu claasroom

    action research (CAR).

    Sebagai suatu metode untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah, action research dapat juga

    diterapkan atau dilaksanakan dalam bentuk skala besar. Kurt Lewin, orang yang mempopulerkan nama

    action research , secara pribadi terlibat dalam suatu action research yang bertujuan untuk

    memperbaiki hubungan dalam situasi di perusahaan. Ia melihat bahwa prosedur parsitipatif semacam

    ini jauh lebih efektif untuk memecahkan masalah-masalah hubung antar manusia dari pada suatu

    proses yang ditentukan sebelumnya di mana manusia diharapkan untuk menyesuaikan dari.

    Hal ini menggarisbawahi salah satu pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian pendidikan pada

    umumnya, yaitu action research berusaha untuk menjawab mesalah makro-mikro. Sekalipun pada

    umumnya action research dilaksanakan dalam skala kecil (small-scale), ia dapat pula diterapkan

    untuk skala besar (large scale), berdasarkan pandangan bahwa peneliti sebagai individu dapat

    22

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    23/53

    memperoleh informasi mengenai perkembangan propesinya dan dirinya sendiri; dan dengan demikian

    tindakannya akan memberikan kontribusi pada pembentukan masyarakat mendatang.

    Bila diterapkan di kelas , action research adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan

    melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri, agar

    kritis terhadap praktek tersebut, dan agar mau untuk memperbaikinya. Action research bersifat

    patisipatif, karma ia melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri, dan kolaboratif, karena ia melibatkan

    orang lain (rekan-rekan) sebagai bagian dari suatu penelitian yang hasilnya dapat dinikmati bersama

    (shared enguiry). Hal ini penting untuk dicamkan karena anggapan yang dominan dari pendekatan

    tradisional adalah bahwa peneliti,pakar, telah melakukan segala macam penelitian mengenai manusia.

    Seringkali kita kesal terhadap orang-orang seperti itu yang mengangkat dirinya sebagai pakar dengan

    menggunakan sekolah, siswa, dan guru sebagai pemasok data yang hasilnya telah ditentukan

    sebelumnya. Pada umumnya, para pakar hanya ingin menguji hipotesisnya atau telah mempunyai

    tujuan tertentu dan mereka melakukan eksperimen pada orang lain dan berusaha agar hasilnya cocok

    dengan hipotesisnya. Hal ini sangat membahayakan bila yang diteliti manusia, lain halnya bila yang

    diteliti adalah benda mati. Sangat riskan jika dalam eksperimen tersebut yang menjadi kelompok

    kontrol adalah kelompok yang terdiri dari manusia (siswa). Sekalipun banyak aspek dari tingkah laku

    manusia yang dapat ditebak dalam berbagai taraf, namun sifat dasar manusia adalah kreatif dan tidak

    dapat diprediksi.

    Misalnya, ada seorang guru ingin mengetahui apakah pendekatan lain mengenai waktu berbicara di

    kelas akan mempengaruhi kinerja atau prestasi siswa. Bila ia mengajurkan para siswa untuk bertanya

    secara bebas, atau belajar dalam pasangan (in pairs) atau dalam kelompok, yang tidak hanya

    mendengarkan guru atau membaca buku, apakah pengertian mereka mengenai pelajaran tersebut

    akan lebih baik?

    Untuk menjawab pertanyaan itu para peneliti tradisional (para peneliti yang menggunakan pendekatan

    kuantitatit0 akan membentuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, mengukur kemajuannya

    dengan menggunakan test. Hasil pengukuran dari kelompok eksperimen dibandingkali dengan hasil

    23

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    24/53

    pengukuran dari kelompok kontrol.Berdasarkan hasil test tersebut, disimpulkan bahwa apakah guru

    tersebut berhasil atau gagal dalam metode yang telah dicobakan. Sebaliknya, para guruyang sehari-

    harinya mengajar di kelas berpendapat bahwa mereka tidak dapat memaksakan diri untuk mengikuti

    struktur penelitian pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya seperti itu, dan jika mereka gagal

    menurut tolok ukur pendekatan penelitian seperti itu, mereka merasa Karena ada ketidak cocokan.

    Action research berpandangan bahwa masalahnya bukan cocok atau tidak cocok; yang keliru adalah

    bahwa manusia tidak dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori dan sistem-sistem tertentu; dan

    tidak dapat dipaksa untuk memberi reaksi sesuai dengan teori tertentu.

    Menurut para pakar action research cara berfikir mekanistis seperti yang diuraikan di atas merupakan

    dasar pandangan tradisional dari penelitian pendidikan. Pandangan tersebut didasarkan pada metode

    yang mencoba mengukur dan mengkuantifikasi, seolah-olah manusia dapat dipredik. Action research

    berusaha untuk memberi makna kepada situasidari sudut pandang yang berlainan. Bila para pakar

    penelitian tradisional memandang fungsinya sebagai pemecahan masalah , maka action research

    dipandang sebagai pengajuan masalah . Action research berupaya mencari pertanyaan yang benar

    sesuai dengan situasinya maupun jawabanya.

    Dalam contoh di atas, guru akan mengadakan intropeksi mengenai pelaksanaan mengajar di kelasnya

    sendiri. Mengapa ia tidak puas dengan situasi yang dihadapinya sekarang? Apa yang ingin ia rubah?

    Bagaimana ia akan mengamati reaksi-reaksi terhadap tindakan yang akan ia lakukan tersebut?

    Bagaimana ia akan mengevaluasi reaksi-reaksi tersebut? Dan bagaimana ia akan mengakomodasikan

    penemuan-penemuannya?

    Ini semua merupakan pertanyaan-pertayaan penelitian pendidikan yang penting, pertanyaan-

    pertanyaan yang setiap guru siap untuk menanyakan kepada diri sendiri mengenai apa yang terjadi,

    dan kesiapannya untuk menjawab secara jujur dan dengan mengikat konsekuensi yang akan

    dihadapinya.

    Konsekuensi-konsekuensi itu tentu mengandung perubahan, tetapi perubahan yang ditujukan untuk

    perbaikan. Perbaikan tersebut tidak akan terjadi apabila ia tidak sadar atau tanggap akan standard

    24

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    25/53

    profesinya sendiri. Action research adalah suatu instrumen yang digunakan dengan penuh

    kemampuan oleh guru yang baik untuk meningkatkan mutu mengajarnya.

    Namun, salah satu dari tantangan terhadap action research adalah bahwa memperbaiki mutu

    mengajar adalah hal yang harus senantiasa dilakukan oleh guru yang baik; ia harus terus-menerus

    sadar mengenai praktek di kelasnya dan berusaha untuk memperbaiki praktek tersebut. Orang-orang

    yang skeptis terhadap action research menyatakan bahwa ini bukan penelitian, melainkan hanya

    mengajar yang baik. Sebaliknya para pakar action rsearch mengatakan bahwa action research tidak

    berhenti di situ, dan ia merupakan cara untuk menghalang situasi belajar-mengajar. Action research

    bukan sekedar mengajar. Action research mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan

    menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan

    perbaikan mengajar. Action research mendorong para guru untuk berani bertindak dan berfikir kritis

    dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai

    pelaksanaan tugasnya secara profesional. Pertanggung jawaban profesional kepada masyarakat

    secara sistematik inilah yang membuat kegiatan ini sebagai penelitian.

    http://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dpro

    file%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=id

    25

    http://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=idhttp://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=idhttp://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=idhttp://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=id
  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    26/53

    Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

    oleh : Dr. Supriyadi*)

    A. PENGERTIAN

    Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh

    guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian riset-

    tindakan-riset-tindakan- , yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan

    masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research , dua

    di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research

    (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan

    collaborative action research ; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.

    Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa

    saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang

    bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum

    (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya

    kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action

    research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip

    dengan yang dimliki peneliti.

    Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan

    dalam tabel berikut.

    Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research

    26

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    27/53

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    28/53

    Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan

    masalah CAR .

    1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru

    Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada

    putus-putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk

    CAR sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman

    sejawat, Anda akan segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah

    merepotkan Anda selama ini.

    2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran

    Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a)

    pengorganisasian materi pelajaran , (b) penyampaian materi pelajaran , dan (c)

    pengelolaan kelas . Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi

    sejarah dan geografi secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada

    pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah

    pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan masalah metode dan media,

    sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah penyampaian materi. Apabila

    Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda

    berhadapan dengan masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori

    saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting.

    3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru

    28

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    29/53

    Jika Anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca

    kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan

    CAR untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan dibelikan buku

    masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan

    lain yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible) ,

    berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang

    berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena sekolah berada di

    dekat jalan raya.

    4. Masalah yang Terlalu Besar

    Nilai UAN yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu

    besar untuk dipercahkan melalui CAR , apalagi untuk CAR individual yang

    cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UAN sangat kompleks

    mencakup seluruh sistem pendidikan. Pilihlah masalah yang sekiranya mampu untuk

    Anda pecahkan.

    5. Masalah yang Terlalu Kecil

    Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara

    keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali,

    terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa

    dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk masalah kecil karena hanya

    menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak masalah lain yang

    menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.

    29

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    30/53

    6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis

    Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh dari masalah

    yang cukup besar dan strategis karena diperlukan bagi sebagian besar matapelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap

    proses belajar siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti

    pelajaran, dan ketidaktahuan siswa tentang meta belajar (belajar bagaimana belajar)

    merupakan contoh lain dari masalah yang cukup besar dan strategis. Dengan

    demikian pemecahan masalah akan memberi manfaat yang besar dan jelas.

    7. Masalah yang Anda Senangi

    Akhirnya Anda harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang Anda teliti.

    Hal itu diindikasikan dengan rasa penasaran Anda terhadap masalah itu dan

    keinginan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan.

    8. Masalah yang Riil dan Problematik

    Jangan mencari-cari masalah hanya karena Anda ingin mempunyai masalah yang

    berbeda dengan orang lain. Pilihlah masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda

    sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jika ditunda

    dampak negatifnya cukup besar).

    9. Perlunya Kolaborasi

    30

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    31/53

    Tidak ada yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam collaborative action

    reseach Anda perlu bertukar fikiran dengan guru mitra dari mata pelajaran sejenis

    atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.

    D. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DESKRIPSI, DAN RUMUSAN MASALAH

    1. Identifikasi Masalah

    Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua masalah

    yang Anda rasakan selama ini.

    2. Pemilihan Masalah

    Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara

    sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu

    berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang

    satu boleh jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahanterhadap yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan

    sekaligus. Untuk dapat memilih masalah secara tepat Anda perlu menyusun masalah-

    masalah itu berdasarkan kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai

    prerekuisit. Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, misalnya

    Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang

    lain.

    3. Deskripsi Masalah

    31

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    32/53

    Setelah Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin

    untuk memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu untuk dipecahkan ditinjau

    dari pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang

    terlibat.

    Contoh: Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi,

    dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke

    pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan adalah geografi, tetapi saya sering

    mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah.

    Ketika saya minta siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba

    terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal

    mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran

    geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan

    hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus

    dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikatnyasetiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang

    tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa

    mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga

    mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata

    pelajaran lain.

    4. Rumusan Masalah

    32

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    33/53

    Setelah Anda memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu

    merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci

    rumusan masalah action research menggunakan lima pertanyaan:

    1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?

    2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?

    3. Masalah apa sebenarnya itu?

    4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?

    5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan

    hipotesis tindakan).

    Contoh rumusan masalah:

    Siswa di SLTP-X tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang

    satu dengan yang lain di sekolah ( Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3 )

    Grup action research percaya bahwa hal ini merupakan hasil dari jadwal matapelajaran dan cara guru mengajarkan materi tersebut ( Ini menjawab

    pertanyaan 2 )

    Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah,

    mengapresiasi hubungan antara disiplin-disiplin akademis, dan dapat

    menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk

    pemecahan masalah dalam mata pelajaran lain ( Ini menjawab pertanyaan 4 )

    Oleh karena itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika,

    bahasa, dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan

    Teknologi ( Ini manjawab pertanyaan 5 )

    33

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    34/53

    Contoh pertanyaan penelitian:

    1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu

    mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata

    pelajaran yang disukai?

    3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?

    4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas

    mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas

    mata pelajaran tunggal?

    E. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

    1. Kajian Teori

    Dalam membuat rumusan masalah di atas sebenarnya Anda telah melakukan

    analisis penyebab masalah sekaligus membuat hipotesis tindakan yang akan

    diberikan untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk melakukan analisis secara

    tajam dan menjustifikasi perlakuan yang akan diberikan, Anda perlu merujuk pada

    teori-teori yang sudah ada. Tujuannya sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda

    lakukan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Dalam hal ini proses

    kolaborasi memegang peranan yang sangat penting.

    Anda juga perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR , siapa tahu apa

    yang akan Anda lakukan sudah pernah dilakukan oleh orang lain; Anda dapat

    mengambil manfaat dari pengalaman orang itu. Manfaat lain yang lebih penting, Anda

    34

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    35/53

    akan mengetahui trend-trend baru yang sedang diperhatikan atau diteliti oleh para

    guru di seluruh dunia. Sekarang ini sedang nge- trend pembelajaran yang bernuansa

    quantum teaching, quantum learning, contextual learning, integrated curriculum, dan

    competency based curriculum yang semua berorientasi pada kepentingan siswa. Jika

    penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan PR agar nilai UAN mereka

    meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan siswa, profesionalisme Anda

    akan dipertanyakan.

    2. Hipotesis Tindakan

    Lakukanlah analisis penyebab masalah secara seksama agar tindakan yang Anda

    rencanakan berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan dapat Anda tuliskan secara

    eksplisit, tetapi dapat juga tidak karena pada dasarnya Anda belum tahu tindakan

    mana yang akan berdampak paling efektif.

    F. METODOLOGI

    1. Setting Penelitian

    Setting penelitian perlu Anda uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru lain

    yang ingin meniru keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan masak-

    masak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting penelitian

    Anda.

    2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR

    35

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    36/53

    Dalam melakukan CAR kegiatan mengajar standar (biasa) berlangsung secara alami;

    tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diberi perlakuan secara khusus dan diamati

    dampaknya secara seksama. Langkah-langkah seperti pembuatan satuan pelajaran,

    rencana pelajaran, lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran lainnya adalah

    langkah pembelajaran standar, bukan CAR . Asumsinya CAR dilaksanakan oleh guru

    yang sudah melaksanakan pembelajaran standar secara lengkap tetapi belum

    berhasil. Ia akan memodifikasi bagian-bagian tertentu dari pembelajaran standar itu.

    Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dari CAR Anda.

    3. Tahap Perencanaan

    Tahap perencanaan CAR sebaiknya hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan

    dengan CAR . Jika ada perubahan pada satuan pelajaran misalnya, hanya bagian

    yang diubah saja yang perlu diuraikan secara rinci. Akan lebih baik jika perubahan itu

    diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya sehingga terlihat jelas besar

    perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat pembelajaran juga hanya

    tambahannya yang diuraikan secara rinci. Jika pembelajaran standar telah

    dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk CAR

    dengan sendirinya sebagian besar sudah tersedia.

    Yang sering terjadi dalam CAR selama ini pembelajaran standar belum dilaksanakan

    sehingga CAR menjadi wahana untuk mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu

    terlihat dari latar belakang yang diuraikan secara emosional oleh peneliti, umumnya

    menggambarkan pembelajaran yang sangat tradisional, buruk, dan di bawah standar.

    Setelah sekolah mendapat bantuan dana peningkatan kualitas pembelajaran pun

    36

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    37/53

    uraian latar belakang itu tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Secara

    tidak langsung ditunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh pemberi

    dana selama ini berlalu tanpa bekas.

    Tahap perencanaan bisa memerlukan waktu setengah bulan karena harus

    mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, termasuk di dalamnya adalah

    penyusunan jadwal, pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator.

    4. Siklus-siklus

    Dalam CAR siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis

    lain; oleh karena itu siklus harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya

    adalah rangkaian riset-aksi-riset-aksi- yang tidak ada dalam penelitian biasa.

    Dalam penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan.

    Dalam CAR hasil yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi

    sampai berhasil.

    Siklus terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi;

    dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya bagian yang

    dimodifikasi melalui action reseach , bukan seluruh proses pembelajaran. Modifikasi

    atau perubahan secara total jarang dilakukan dalam action research yang berskala

    kelas karena bagaimanapun sistem pendidikan secara umum masih belum berubah.

    Misalnya Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan

    carta. Dalam perencanaan yang Anda uraikan adalah tentang carta itu saja,

    misalnya Tiap pertemuan diusahakan akan ada carta yang digunakan dalam kelas.

    37

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    38/53

    Dalam pelaksanaan Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap

    pertemuan bisa digunakan carta, misalnya Penggunaan carta tiap pertemuan hanya

    dapat dilakukan selama dua minggu pertama; minggu berikutnya rata-rata hanya satu

    carta tiap empat pertemuan. Anda tentu saja dapat mengelaborasi pelaksanaan itu

    dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang

    paling tepat untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa lama digunakan,

    berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. Pengamatan didominasi oleh data-

    data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai instrumen

    yang telah disiapkan. Refleksi berisi penjelasan Anda tentang mengapa terjadikeberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan kembali untuk

    perlakuan pada siklus berikutnya.

    Dalam action reseach selama ini banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai

    dengan kaidah yang sudah baku. Inilah kelemahan-kelemahan yang terjadi.

    1. Dalam siklus diuraikan semua proses pembelajaran, sehingga tidak dapat

    dilihat bagian yang sebenarnya sedang diteliti. Seolah-olah seluruh proses

    pembelajaran diubah secara total melalui CAR , dan sebelumnya pembelajaran

    berlangsung secara tradisional, buruk, dan di bawah standar.

    2. Tidak jelas apakah perlakuan dalam suatu siklus dilakukan secara terus-

    menerus selama periode tertentu, sampai data pengamatan bersifat jenuh

    (menunjukkan pola yang menetap) dan diperoleh dari berbagai sumber

    (triangulasi). Sebagai analogi, jika selama satu minggu suhu badan pasien

    menunjukkan suhu 37,5 0 C; 37 0 C; 37 0 C; 37,5 0 C; 37,5 0 C; 37,5 0 C; dapatlah

    38

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    39/53

    disimpulkan bahwa kondisinya telah kembali normal. Itu digabungkan dengan

    data pengamatan lain selama seminggu juga seperti perilaku, nafsu makan,

    dan denyut nadi pasien, yang bersifat triangulatif.

    3. Siklus dilakukan tidak berdasarkan refleksi dari siklus sebelumnya. Ada siklus

    yang dilakukan secara tendensius: siklus pertama dengan metode ceramah,

    siklus kedua dengan demonstrasi, dan siklus ketiga dengan eksperimen, hanya

    ingin menunjukkan bahwa metode eksperimen adalah yang terbaik. Peneliti ini

    lupa bahwa metode harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran.

    Untuk materi pertama boleh jadi justru metode ceramah yang lebih cocok.

    5. Instrumen

    Instrumen merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan CAR .

    Jenis instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi

    dan saturasi (kejenuhan informasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas data.

    G. HASIL PENELITIAN

    1. Siklus-siklus Penelitian

    Hasil penelitian CAR tidak hanya berisi data hasil observasi, melainkan justru proses

    perbaikan yang dilakukan. Untuk itu siklus adalah cara yang tepat untuk menyajikan

    hasil penelitian. Data hasil observasi tidak disajikan secara terpisah melainkan dalam

    konteks siklus-siklus yang telah dilakukan.

    2. Tabel, Diagram, dan Grafik

    39

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    40/53

    Tabel, diagram, dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil

    observasi. Gunanya agar refleksi dapat dilakukan lebih mudah. Tetapi sajian yang

    cantik itu bisa menjadi blunder manakala angka-angkanya diatur sedemikain rupa

    sehingga terkesan artificial . Hasil yang begitu spektakuler seringkali tidak disertai

    dengan bagaimana proses untuk mencapainya, sehingga pembaca akan makin

    ragu.

    3. Hasil-hasil yang Otentik

    Hasil-hasil yang otentik seperti karangan siswa, gambar hasil karya siswa, dan fototentang proyek yang dilakukan siswa akan sangat baik dicantumkan sebagai hasil

    penelitian.

    H. KESIMPULAN CAR

    1. Kesimpulan

    Kesimpulan tentu saja harus menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau

    menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Pertanyaan penelitian pada bagian D4 di

    atas di samping menuntut jawaban yang berupa hasil juga menuntut prosesnya.

    Marilah kita lihat pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi.

    1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satumata pelajaran satu ke mata pelajaran lain ? Jawaban atas pertanyaan ini bisa

    diperoleh melalui tes awal dan atau selama proses pembelajaran berlangsung.

    Walaupun baru berupa daftar kesulitan yang dialami siswa, temuan ini cukup

    40

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    41/53

    berarti bagi guru-guru lain. Kita sendiri pada saat ini belum bisa

    membayangkan kesulitan-kesulitan tersebut.

    2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata

    pelajaran yang disukai ? Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah guru

    menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam materi tes awal atau selama

    pembelajaran berlangsung, misalnya antara fisika dengan biologi, ekonomi

    dengan sejarah, dan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.

    3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran ? Kesimpulan

    ini dapat diperoleh melalui kuesioner dan atau wawancara pada awalpembelajaran atau selama pembelajaran berlangsung.

    4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas

    mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas

    mata pelajaran tunggal ?Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah siswa

    diberi perlakukan yang berbeda; misalnya satu kelas diberi pelajaran multi

    disiplin, dan kelas lain diberi pelajaran yang terpisah-pisah, seperti biasanya.

    Ini tampaknya merupakan fokus dari CAR . Jika ditemukan bahwa mata

    pelajaran multidisiplin lebih berhasil dalam mengembangkan kemampuan

    transfer keterampilan antar mata pelajaran, peneliti perlu mengelaborasi

    bagaimana proses pembelajaran model multidisiplin tersebut berlangsung.

    Jadi kesimpulan penelitian CAR akan kurang bermanfaaat jika bunyinya hanya

    seperti: Pembelajaran dengan media akan meningkatkan hasil belajar siswa.

    Kesimpulan ini mirip dengan yang diinginkan penelitian kuantitatif. Guru lain yang

    membaca kesimpulan ini tentu ingin mengetahui bagaimana prosesnya sehingga

    41

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    42/53

    media itu bisa meningkatkan hasil belajar. Jadi kesimpulan itu masih harus diikuti

    dengan proses atau rinciannya, seperti a) Transparansi OHP lebih disukai siswa

    daripada media lain, b) Paling banyak hanya 10 transparansi dapat ditunjukkan dalam

    satu presentasi, jika lebih dari itu siswa akan bosan; c) Presentasi pada awal

    pembelajaran cenderung lebih disukai; d) Penjelasan yang terlalu lama terhadap satu

    transparansi cenderung membuat siswa bosan; dan e) Satu kali presentasi sebaiknya

    tidak lebih dari 20 menit.

    2. Saran

    Karena CAR bersifat kontekstual, pemberian saran kepada orang lain berdasarkan

    hasil penelitian tersebut sebenarnya kurang bermanfaat. Deskripsi konteks penelitian

    secara rinci sudah cukup untuk memberikan informasi bagi guru lain yang ingin

    meniru keberhasilan Anda. Saran seperti Program CAR ini perlu lanjutkan dan

    diperluas untuk tahun-tahun mendatang, juga kurang begitu perlu, bahkan kurang

    relevan.

    Saran CAR diperlukan misalnya jika temuan penelitian menyangkut sistem yang lebih

    luas dari sekedar kelas, misalnya menghendaki adanya perubahan pengaturan jadwal

    pelajaran di sekolah. Dalam hal itu peneliti dapat menyarankan tentang jadwal yang

    diinginkan kepada fihak sekpolah.

    I. DAFTAR PUSTAKA

    Daftar pustaka mencerminkan penguasaan Anda atas teori belajar dan pembelajaran

    yang Anda minati. Di samping itu, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, daftar

    42

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    43/53

    pustaka mencerminkan keluasan pengetahuan Anda atas penelitian-penelitien terbaru

    yang sedang ngetren. Selama ini guru peneliti sering mencantumkan nama-nama ahli

    pendidikan, psikologi, dan pembelajaran tetapi tidak disertai dengan daftar

    pustakannya. Buatlah daftar pustaka secara cermat.

    *) Dr. Supriyadi M. Pd. adalah staf pengajar pada Jurusan Fisika FMIPA Universitas

    Negeri Jakarta.

    Disajikan dalam Workshop MKKS Tingkat Pusat yang Diselenggarakan olah

    Direktorat Pendidikan Menengah Umum 12-15 September 2005 di Hotel Evergreen,Cisarua, Bogor.

    Tulisan lain tentang Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk tayangan slide bisa Anda

    akses melalui tautan di bawah ini.

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/12-penelitian-tindakan-kelas-02/

    43

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/12-penelitian-tindakan-kelas-02/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/12-penelitian-tindakan-kelas-02/
  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    44/53

    IMPLEMENTASI TINDAKAN KELAS

    Oleh: Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Kisyani Laksono

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (dosen dan guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah

    pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapatmemecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati

    pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.

    Makalah ini membahas bagaimana implementasi penelitian tindakan kelas untuk peningkatankualitas pembelajaran yang mencakup diagnosis dan penetapan masalah yang ingindiselesaikan, bentuk dan skenario tindakan, pengembangan instrumen untuk mengukur kebehasilan tindakan, serta prosedur analisis dan interpretasi data penelitian.

    A. Diagnosis dan Penetapan Masalah

    Masalah PTK yang merupakan penelitian kolaborasi antara dosen dan guru di sekolahhendaknya berasal dari persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Oleh karenaitu, diagnosis masalah hendaknya tidak dilakukan oleh dosen lalu ditawarkan kepada guruuntuk dipecahkan tetapi sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh dosen dan guru. Pada

    kenyataannya dosen dapat mengajak guru untuk berkolaborasi melakukan PTK danmenanyakan masalah-masalah apa yang dihadapi guru yang mungkin dapat diteliti melaluiPTK. Guru yang telah berpengalaman melakukan penelitian tindakan kelas mungkin dapatlangsung mengatakan permasalahan yang dihadapinya yang mungkin dapat diteliti bersamadan kemudian membahas masalah tersebut dengan dosen.

    Lain halnya dengan guru yang belum berpengalaman dalam PTK. Guru tersebut mungkin belum dapat secara langsung mengemukakan permasalahan yang mungkin dapat diteliti bersama dosen. Dalam hal ini dosen perlu meminta izin kepada guru untuk hadir di kelas danmengamati guru mengajar. Setelah pembelajaran berakhir dosen dapat terlebih dahulumenanyakan kepada guru masalah apa yang dirasakan guru pada saat pembelajaran sebelum

    mengusulkan salah satu permasalahan yang dipikirkan dosen. Dosen baru-boleh mengajukan permasalahan bila guru tidak dapat mendeteksi adanya masalah di kelasnya.

    Di dalam mendiagnosis masalah untuk PTK ini guru dan dosen harus ingat bahwa tidak semuatopik penelitian dapat diangkat sebagai topik PTK. Hanya masalah yang dapat dikembangkan

    berkelanjutan dalam kegiatan harian selama satu semester atau satu tahun yang dapat dipilihmenjadi topik. Dikembangkan berkelanjutan berarti bahwa setiap waktu tertentu, misalnya 2minggu atau satu bulan, rumusan masalahnya, atau hipotesis tindakannya, atau pelaksanaannya

    44

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    45/53

    sudah perlu diganti atau dimodifikasi. Dalam kegiatan di kelas, guru dapat mencermatimasalah-masalah apa yang dapat dikembangkan berkelanjutan ini dalam empat bidang yaituyang berkaitan dengan pengelolaan kelas, proses belajar-mengajar, pengembangan/penggunaansumber-sumber belajar, maupun sebagai wahana peningkatan personal dan profesional.PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dapat dilakukan dalam rangka: 1) meningkatkan

    kegiatan belajar-mengajar, 2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, 3) menerapkan pendekatan belajar-mengajar inovatif, dan 4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar. PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dapat dilakukan dalamrangka: 1) menerapkan berbagai metode mengajar, 2) mengembangkan kurikulum, 3)meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan 4) memperbaiki metode evaluasi. PTK yangdikaitkan dengan pengembangan/penggunaan sumber-sumber belajar dapat dilakukan dalamrangka pengembangan pemanfaatan 1) model atau peraga, 2) sumber-sumber lingkungan, dan3) peralatan tertentu. PTK sebagai wahana peningkatan personal dan profesional dapatdilakukan dalam rangka 1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua, 2)meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar, 3) meningkatkan sifat dan kepribadian siswa,serta 4) meningkatkan kompetensi guru secara profesional. Jadi, masalah penelitian yang

    dipilih hendaknya memenuhi kriteria dapat diteliti, dapat ditindaki, dan ditindaklanjuti.Contoh permasalahan ada di Lampiran 1.

    Dari sekian banyak kemungkinan masalah, guru bersama dosen perlu mendiagnosis masalahapa atau masalah mana yang perlu diprioritaskan pemecahannya dalam penelitian yang akandilakukan bersama itu.

    Penetapan masalah hendaknya dilakukan bersama oleh dosen dan guru setelah menganalisisseluruh pilihan masalah, minat, dan keinginan guru serta dosen (bersama) untuk memecahkansalah satu atau beberapa di antaranya. Penetapan masalah ini ditandai dengan penentuan

    permasalahan yang akan diteliti dan perumusan fokus masalahnya. Rumusan fokus masalah

    yang mungkin ditetapkan bersama antara guru dan dosen dapat berupa rumusan sebagai berikut: Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar?Masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi guru dapat berupa:

    Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar? yang ideal itudapat meningkatkan antusiasme siswa sehingga mereka sepertinya tidak sabarmenunggu-nunggu datangnya jam pelajaran yang dibina oleh guru tersebut;

    Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif secaramental maupun fisik, aktif berpikir)?

    Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan siswasehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya

    mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinyakarena mengetahui manfaatnya? Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan

    materi? Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?

    Striger (2004) memberikan arahan untuk memfokuskan penelitian dengan jelas setelahmelakukan refleksi mengenai apa yang terjadi yang memunculkan masalah dan apa isu serta

    45

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    46/53

    peristiwa yang terkait dengan masalah. Isu atau masalah itu harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang dapat diteliti dan diidentifikasi tujuan meneliti masalah tersebut.Isu atau topik yang ingin diteliti: Definisikan apa isu atau peristiwa yang menimbulkan

    permasalahan.

    Masalah penelitian: Nyatakan isu sebagai suatu masalah.

    Rumusan masalah: Tuliskan masalah dalam bentuk pertanyaan.

    Tujuan penelitian:Deskripsikan apa yang diharapkan dapat diperoleh dengan meneliti masalahini.Misalnya dipilih masalah sebagai berikut.

    Isu : Siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya.

    Masalah : Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas, aktif secara utuh (sedapat mungkinhands on atau minds on, bahkan juga kalau mungkin hearts on).Fokus masalah: Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas?Rumusan masalah PTK yang lengkap biasanya berupa suatu pertanyaan dalam bentuk Masalah apa yang terjadi di kelas, bagaimana upaya mengatasinya, apa tindakan yangdianggap tepat untuk itu, di kelas, dan sekolah mana hal itu terjadi?

    Contoh fokus masalah (rumusan masalah yang belum dilengkapi dengan tindakan dan lokasi penelitian): Bagaimana peningkatan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara hands on,minds on maupun hearts on ?

    Tujuan penelitian: Merupakan jawaban terhadap masalah penelitianContoh tujuan (yang belum dilengkapi dengan tindakan dan lokasi penelitian): Meningkatkan

    partisipasi siswa dalam kelas, baik secara hands on, minds on maupun hearts on..

    Setelah ditetapkan fokus masalah seperti itu, dosen dan guru berdiskusi mengadakan gagas pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapat dipilih untuk memecahkan masalah.

    B. Bentuk dan Skenario Tindakan

    Gagas pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi

    akan menghasilkan banyak alternatif tindakan yang dapat dipilih.Dosen dan guru perlu membahas bentuk dan macam tindakan (atau tindakan-tindakan) apayang kira-kira paling dikehendaki untuk dicoba dan dilaksanakan dalam kelas. Bentuk danmacam tindakan ini kemudian dimasukkan dalam judul usulan penelitian yang akan disusun

    bersama oleh dosen dan guru.

    Tindakan yang dipilih dapat disebutkan sebagai suatu nama tindakan (misalnya penugasansiswa membaca materi pelajaran 10 menit sebelum pembelajaran) atau dalam bentuk

    46

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    47/53

    penggunaan salah satu bentuk media pembelajaran (misalnya penggunaan peta konsep, penggunaan lingkungan sekitar sekolah, penggunaan sungai, dan seterusnya), atau dapat puladalam bentuk suatu strategi pembelajaran (misalnya strategi pembelajaran kooperatif tipeJigsaw atau STAD atau TGT atau GI, strategi pembelajaran berbasis masalah dan seterusnya).Contoh tindakan untuk rumusan masalah di atas: problem posing .

    Bagaimana tindakan tersebut akan dilaksanakan dalam PTK perlu direncanakan dengancermat. Perencanaan pelaksanaan tindakan ini dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran(RP) atau dalam bentuk Skenario Pembelajaran. Dalam makalah ini dilampirkan (Lampiran 2)contoh salah satu RP untuk pembelajaran dengan Problem Posing (Chotimah dkk., 2005).

    C. Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Keberhasilan Tindakan

    Instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah PTK. Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan dapat dipahamidari dua sisi yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati.

    1. Dari sisi proses

    Dari sisi proses (bagan alirnya), instrumen dalam PTK harus dapat menjangkau masalah yang berkaitan dengan input (kondisi awal), proses (saat berlangsung), dan output (hasil).a. Instrumen untuk input

    Instrumen untuk input dapat dikembangkan dari hal-hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya. Misalnya: akar masalah adalah bekal awal/prestasi tertentu dari peserta didik yang dianggap kurang. Dalam hal ini tes bekal awal dapat menjadi instrumen yang tepat. Disamping itu, mungkin diperlukan pula instrumen pendukung yang mengarah pada

    pemberdayaan tindakan yang akan dilakukan, misalnya: format peta kelas dalam kondisi awal,

    buku teks dalam kondisi awal, dst.

    b. Instrumen untuk proses

    Instrumen yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yangdipilih untuk dilakukan. Dalam tahap ini banyak format yang dapat digunakan. Akan tetapi,format yang digunakan hendaknya yang sesuai dengan tindakan yang dipilih.c. Instrumen untuk output

    Adapun instrumen untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkankriteria yang telah ditetapkan. Misalnya: nilai 75 ditetapkan sebagai ambang batas peningkatan

    (pada saat dilaksanakan tes bekal awal, nilai peserta didik berkisar pada angka 50), maka pencapaian hasil yang belum sampai pada angka 75 perlu untuk dilakukan tindakan lagi (adasiklus berikutnya).

    2. Dari sisi Hal yang Diamati

    Selain dari sisi proses (bagan alir), instrumen dapat pula dipahami dari sisi hal yang diamati.Dari sisi hal yang diamati, instrumen dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: instrumen

    47

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    48/53

    untuk mengamati guru (observing teachers), instrumen untuk mengamati kelas (observingclassroom), dan instrumen untuk mengamati perilaku siswa (observing students) (Reed danBergermann,1992).

    a. Pengamatan terhadap Guru (Observing Teachers)

    Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode danstrategi yang diimplementasikan di kelas, misalnya, tentang organisasi kelas, respon siswaterhadap lingkungan kelas, dsb. Salah satu bentuk instrumen pengamatan adalah catatananekdotal (anecdotal record).

    Catatan anekdotal memfokuskan pada hal-hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatantentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Catatan anekdotal mencatat kejadian didalam kelas secara informal dalam bentuk naratif. Sejauh mungkin, catatan itu memuatdeskripsi rinci dan lugas peristiwa yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal tidak mempersyaratkan pengamat memperoleh latihan secara khusus. Suatu catatan anekdotal yang

    baik setidaknya memiliki empat ciri, yaitu:

    pengamat harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di kelas, tujuan, bataswaktu dan rambu-rambu pengamatan jelas, hasil pengamatan dicatat lengkap dan hati-hati, dan pengamatan harus dilakukan secara objektif.

    Beberapa model catatan anekdotal yang diusulkan oleh Reed dan Bergermann (1992) dan dapatdigunakan dalam PTK, antara lain:

    Catatan Anekdotal Peristiwa dalam Pembelajaran (Anecdotal Record for ObservingInstructional Events),

    Catatan Anecdotal Interaksi Guru-Siswa (Anecdotal Teacher-Student Interaction Form),

    Catatan Anekdotal Pola Pengelompokan Belajar (Anecdotal Record Form for GroupingPatterns),

    Pengamatan Terstruktur (Structured Observation),

    Lembar Pengamatan Model Manajemen Kelas (Checklist for Management Model),

    Lembar Pengamatan Keterampilan Bertanya (Checklist for Examining Questions),

    Catatan Anekdotal Aktivitas Pembelajaran (Anecdotal Record of Pre-, Whilst-, and Post-Teaching Activities) ,

    Catatan Anekdotal Membantu Siswa Berpartisipasi (Checklist for Routine Involving Students),dsb.

    b. Pengamatan terhadap Kelas (Observing Classrooms)

    48

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    49/53

    Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadianyang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-

    praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan itu dapatmenunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan

    pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang

    lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan manajemen kelas.

    Beberapa model catatan anekdotal kelas yang diusulkan oleh Reed dan Bergermann (1992) dandapat digunakan dalam PTK, antara lain:

    a) Format Anekdotal Organisasi Kelas (Form for Anecdotal Record of ClassroomOrganization),

    b) Format Peta Kelas (Form for a Classroom Map),

    c) Observasi Kelas Terstruktur (Structured Observation of Classrooms),

    d) Format Skala Pengkodean Lingkungan Sosial Kelas (Form for Coding Scale of ClassroomSocial Environment),

    e) Lembar Cek Wawancara Personalia Sekolah (Checklist for School Personnel Interviews),

    f) Lembar Cek Kompetensi (Checklist of Competencies), dsb.

    c. Pengamatan terhadap Siswa (Observing Students).

    Pengamatan terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik.

    Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapatdiamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakandiimplementasikan, dan seusai tindakan.

    Beberapa model pengamatan terhadap perilaku siswa diusulkan oleh Reed dan Bergermann(1992) yang dapat digunakan dalam PTK, antara lain:

    Tes Diagnostik (Diagnostic Test) ,

    a) Catatan Anekdotal Perilaku Siswa (Anecdotal Record for Observing Students),

    b) Format Bayangan (Shadowing Form),

    c) Kartu Profil Siswa (Profile Card of Students),

    d) Carta Deskripsi Profil Siswa (Descriptive Profile Chart),

    49

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    50/53

  • 8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas

    51/53

    (5) Tes dan Asesmen Alternatif

    Pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau hasil belajar dengan berbagai

    prosedur asesmen (cf. Tim PGSM, 1999; Sumarno, 1997; Mills, 2004).

    Dalam Lampiran 3-17 dicontohkan beberapa macam instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti (Chotimah dkk. 2005; Tim Biologi SMA Lab. UM 2005)

    Instrumen ini dikembangkan pada saat penyusunan usulan penelitian atau dikembangkansetelah usulan penelitian disetujui untuk didanai dan dilaksanakan. Keuntungannya bilainstrumen dikembangkan pada saat penyusunan usulan adalah peneliti telah mempersiapkandiri lebih dini sehingga peneliti dapat lebih cepat mengimplementasikannya di lapangan.

    Pengukuran keberhasilan tindakan sedapat mungkin telah ditetapkan caranya sejak awal penelitian, demikian pula kriteria keberhasilan tindakannya. Keberhasilan tindakan ini disebut

    sebagai indikator keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan tindakan